• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test Dengan Frekuensi Denyut Nadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test Dengan Frekuensi Denyut Nadi"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI

Oleh: FRIENDINA

090100062

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh: FRIENDINA

090100062

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI

Nama : Friendina NIM : 090100062

Pembimbing Penguji I

dr. Eka Roina Megawati, M.Kes dr. Sumondang Pardede, Sp. PA NIP. 19781223 200312 2 002 NIP. 19550329 198303 2 002

Penguji II

dr. Linda Adenin, Sp. THT-KL NIP. 19560404 198303 2 001

Medan, Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa untuk kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menerima bantuan dari berbagai pihak dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

a. dr. Eka Roina Megawati, M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik;

b. dr. Sumondang Pardede, Sp. PA dan dr. Linda Adenin, Sp. THT yang telah memberikan saran kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik;

c. seluruh staf pengajar Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak pengajaran tentang penulisan hasil penelitian sehingga penulis memiliki pengetahuan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini;

d. orangtua dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis;

e. teman-teman stambuk 2009 yang telah memberikan banyak dukungan, tenaga, dan diskusi bersama;

f. teman sekelompok Gurpreet Dhillon dan Halpy Karlin yang telah bekerja sama dan berdiskusi dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki karya tulis ilmiah ini.

Medan, 8 Januari 2012 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Cold Pressor Test (CPT) merupakan suatu bentuk paparan stresor yang sering digunakan dalam penelitian tentang stres. Paparan CPT terhadap seseorang akan menimbulkan respon stres. Stres yang terjadi akan mengaktifkan sistem saraf simpatis. Pengaktifan saraf simpatis pada akhirnya dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung. Ketika kerja jantung meningkat, maka akan terjadi peningkatan frekuensi denyut nadi di perifer tubuh. Pada mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) Tahun 2012 dapat dilakukan pemberian paparan CPT kemudian diamati respon stres yang terjadi dan hubungannya terhadap frekuensi denyut nadi.

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimen semu dengan metode rangkaian waktu dengan kelompok pembanding. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga FK USU yang diambil dengan metode stratified random sampling. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganpaparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut nadi.

Dari 26 orang sampel, 13 orang berperan sebagai subjek penelitian dan 13 orang lainnya sebagai kontrol. Hasil perhitungan statistik menggunakan uji t-dependen pada 13 orang subjek penelitian dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara denyut nadi sebelum dengan setelah CPT, p<0,05. Rata-rata frekuensi denyut nadi sebelum CPT 78,77 denyut/ menit dan selesai CPT 84,08 denyut/ menit.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara paparan stresor akut cold pressor test (CPT) dengan frekuensi denyut nadi. CPT mengakibatkan peningkatan frekuensi denyut nadi.

(6)

ABSTRACT

Cold Pressor Test (CPT) is one of a stresor that used to be use in assessing stress. CPT may induce stress and then activate the sympathetic nervous system. The sympathetic nervous system finally may increase heart rate. Pulse rate will also increase following increased heart rate. The third semester student of Faculty of Medicine University of Sumatera Utara may give CPT then assessed their stress and its association with the pulse rate.

This is a quasi experimental researh with a control time series design. The sample is the third semester student of Faculty of Medicine University of Sumatera Utara who were choosed using a stratified random sampling. Data is primary data which collected by measuring the sample’s variable. This research aim to assess the association between CPT and pulse rate.

There is 26 respondents, 13 act as the subject and the other 13 act as control. Statistical count using t dependent test on 13 subject shows a significant difference between pulse rate mean before and after CPT, p<0,05. The pulse rate mean before CPT is 78,77 pulse/ minute and 84,08 pulse/ minute after CPT.

The conclusion of this research is there’s association between cold pressor test (CPT) and pulse rate. CPT increase the pulse rate.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Abstrak ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Singkatan ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Stres ... 4

2.1.1. Defenisi Stres ... 4

2.1.2. Stresor ... 4

2.1.3. Hal yang Memengaruhi Respon Stres ... 4

2.1.4. Fisiologi Stres ... 7

2.1.5. Efek Simpatis ... 8

2.2. Denyut Jantung ... 10

2.3. Denyut Nadi ... 11

2.4. Penelitian tentang Stres dan CPT ... 12

2.4.1. Indikator Pengukuran Stres ... 12

(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16

3.2. Variabel dan Defenisi Operasional ... 16

3.2.1. Variabel Independen ... 16

3.2.2. Variabel Dependen ... 16

3.2.3. Variabel Perancu ... 17

3.2.4. Definisi Operasional ... 17

3.3. Hipotesis ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Jenis Penelitian ... 19

4.2. Waktu dan tempat Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

5.1. Hasil penelitian ... 24

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 24

5.1.2. Karakteristik Sampel ... 24

5.1.3. Distribusi Sampel ... 24

5.1.4. Analisis Data Hasil Penelitian ... 26

5.2. Pembahasan ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

6.1. Kesimpulan ... 30

6.2. Saran ... 30

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Jenis Kelamin Sampel ... 24

Tabel 5.2. Distribusi Usia Sampel ... 25

Tabel 5.3. Rata-rata Frekuensi Denyut Nadi Kelompok Subjek Penelitian dan Kontrol oleh Paparan CPT ... 26

Tabel 5.4. Hasil Uji Normalitas Data ... 27

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Respon Stres terhadap Faktor Lingkungan oleh Fisher,

Bell, dan Baum ... 6

Gambar 2.2. Skema Fisiologi Stres ... 8

Gambar 2.3. Aktivitas Kelenjar Adrenal sebagai Respon

Terhadap Stres ... 9

(11)

DAFTAR SINGKATAN

ACTH : adrenocorticotropic hormone

AV : atrioventrikel

CPT : cold pressor test

CRF : corticotropin releasing factor

ECG : electrocardiography

HPA Axis : hypothalamic pituitary- adrenocortical

p : probabilitas

SA : sinoatrium

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Lembar Pencatatan Hasil Pengukuran Lampiran 5 Ethical Clearance

(13)

ABSTRAK

Cold Pressor Test (CPT) merupakan suatu bentuk paparan stresor yang sering digunakan dalam penelitian tentang stres. Paparan CPT terhadap seseorang akan menimbulkan respon stres. Stres yang terjadi akan mengaktifkan sistem saraf simpatis. Pengaktifan saraf simpatis pada akhirnya dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung. Ketika kerja jantung meningkat, maka akan terjadi peningkatan frekuensi denyut nadi di perifer tubuh. Pada mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) Tahun 2012 dapat dilakukan pemberian paparan CPT kemudian diamati respon stres yang terjadi dan hubungannya terhadap frekuensi denyut nadi.

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimen semu dengan metode rangkaian waktu dengan kelompok pembanding. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga FK USU yang diambil dengan metode stratified random sampling. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganpaparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut nadi.

Dari 26 orang sampel, 13 orang berperan sebagai subjek penelitian dan 13 orang lainnya sebagai kontrol. Hasil perhitungan statistik menggunakan uji t-dependen pada 13 orang subjek penelitian dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara denyut nadi sebelum dengan setelah CPT, p<0,05. Rata-rata frekuensi denyut nadi sebelum CPT 78,77 denyut/ menit dan selesai CPT 84,08 denyut/ menit.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara paparan stresor akut cold pressor test (CPT) dengan frekuensi denyut nadi. CPT mengakibatkan peningkatan frekuensi denyut nadi.

(14)

ABSTRACT

Cold Pressor Test (CPT) is one of a stresor that used to be use in assessing stress. CPT may induce stress and then activate the sympathetic nervous system. The sympathetic nervous system finally may increase heart rate. Pulse rate will also increase following increased heart rate. The third semester student of Faculty of Medicine University of Sumatera Utara may give CPT then assessed their stress and its association with the pulse rate.

This is a quasi experimental researh with a control time series design. The sample is the third semester student of Faculty of Medicine University of Sumatera Utara who were choosed using a stratified random sampling. Data is primary data which collected by measuring the sample’s variable. This research aim to assess the association between CPT and pulse rate.

There is 26 respondents, 13 act as the subject and the other 13 act as control. Statistical count using t dependent test on 13 subject shows a significant difference between pulse rate mean before and after CPT, p<0,05. The pulse rate mean before CPT is 78,77 pulse/ minute and 84,08 pulse/ minute after CPT.

The conclusion of this research is there’s association between cold pressor test (CPT) and pulse rate. CPT increase the pulse rate.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stres dapat memengaruhi kesehatan manusia dengan cara menghasilkan perubahan fisiologis tubuh. Tubuh manusia akan memberikan respon terhadap suatu stresor (pengalaman yang menginduksi stres). Respon seseorang terhadap stresor dipengaruhi oleh keadaan internal tubuh maupun jenis stresor yang diterimanya. Stresor psikologis seperti kecemasan karena kehilangan pekerjaan dan stresor fisik seperti paparan dingin dapat menghasilkan perubahan fisiologis tubuh (Kiecold-Glaser et al, 2002; Krantz dan Mc Ceney, 2002; Natelson, 2004 dalam Pinel, 2009).

Stres dapat menghasilkan perubahan fisiologis tubuh karena memiliki relasi yang erat dengan dua sistem dalam tubuh manusia yaitu sistem endokrin dan sistem saraf (Taylor, 2009). Stres dapat merangsang hypothalamic-pituitary-adrenocortical (HPA) axis yang memicu pengeluaran glukokortikoid dari korteks adrenal. Stres juga merangsang sistem saraf simpatis yang meningkatkan pengeluaran epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal (Pinel, 2009).

Paparan stresor terdiri atas paparan jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronik) jika diklasifikasikan berdasarkan periode waktu. Paparan stresor akut lebih banyak mengaktifkan kerja sistem saraf simpatis sedangkan pada jangka panjang lebih banyak mengikutsertakan kerja hormon kortisol (Pinel, 2009). Salah satu bentuk paparan stresor akut adalah cold pressor test (CPT) yang berupa pemberian paparan dingin pada jari dan pergelangan tangan (Brown dan Hines, 1936 dalam Saab et al, 1993).

(16)

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan stres menunjukkan adanya hubungan paparan stresor akut cold pressor test (CPT) dengan denyut jantung. Hasil penelitian Saab, Llabre, Hurwitz, Schneiderman, Wohlgemuth, Durel, et al (1993) pada 42 pemuda dan pengukuran menggunakan ECG menunjukkan peningkatan yang bermakna atau signifikan pada denyut jantung akibat paparan CPT. Hasil penelitian Middlekauff, Shah (2004) pada 38 orang volunteer menunjukkan adanya peningkatan signifikan denyut jantung akibat paparan CPT. Hasil penelitian Mourot, Bouhaddi, Regnard (2007) pada 39 pemuda dengan menggunakan ECG menunjukkan adanya peningkatan signifikan denyut jantung pada 20 orang sedangkan pada 19 orang terjadi peningkatan denyut jantung diikuti penurunan denyut jantung akibat paparan CPT. Demikian pula hasil penelitian Duncho, Johnson, Merikangas, Grillon (2009) pada 12 orang wanita dan 12 pria dengan menggunakan ECG menunjukkan peningkatan signifikan denyut jantung akibat paparan CPT.

Namunpun demikian, beberapa penelitian yang berhubungan dengan stres tidak menunjukkan adanya hubungan paparan stresor akut CPT dengan denyut jantung. Penelitian Qi, Levine, Pawelczyk, Ertl, Diedrich, Cox, et al (2002) terhadap 4 astronot pria dan pengukuran menggunakan ECG mendapatkan bahwa tidak terdapat peningkatan signifikan denyut jantung akibat paparan CPT. Schwabe, Haddad, Schachinger (2008) meneliti paparan stres akut CPT pada 70 pria dan pengukuran menggunakan ECG mendapatkan tidak ada peningkatan denyut jantung akibat paparan CPT.

Di dalam kehidupan sehari-hari, petugas kesehatan memantau denyut jantung melalui denyut nadi. Nadi merupakan refleksi perifer dari kerja jantung dan penjalaran gelombang dari proksimal ke distal. Frekuensi denyut nadi dapat meningkat atau menurun sesuai dengan kerja jantung (Willms et al, 2005).

(17)

Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti tentang “Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test dengan Frekuensi Denyut Nadi“.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan paparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut nadi?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan paparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut nadi.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. mengetahui karakteristik sampel penelitian;

b. mengetahui distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia; c. mengetahui hubungan paparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut

nadi apakah mengakibatkan perubahan frekuensi denyut nadi setelah diberikan paparan pada mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: a. Peneliti

1) Memberikan informasi kepada peneliti tentang hubungan paparan stresor akut CPT dengan denyut nadi.

2) Memperoleh pengalaman melakukan penelitian.

3) Dapat mengembangkan kemampuan menulis karya tulis ilmiah. b. Pembaca

1) Menambah pengetahuan pembaca.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres

2.1.1. Defenisi Stres

Stres adalah suatu pengalaman emosional yang negatif disertai dengan perubahan biokimia, fisiologi, kognitif, dan perilaku untuk mengubah keadaan stres tersebut atau menyesuaikan diri terhadap efeknya (Taylor, 2009). Pinel (2009) dalam buku Biopsikologi menuliskan, “Ketika tubuh Anda terpapar bahaya ancaman, hasilnya adalah sekumpulan perubahan fisiologis yang secara umum disebut respons stress-atau stres saja.”

Berdasarkan dua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah respon tubuh saat terpapar bahaya ancaman. Respon yang terjadi dapat berupa perubahan biokimia, fisiologi, kognitif, dan perilaku.

2.1.2. Stresor

Stresor adalah pengalaman yang menginduksi stres. Stresor berasal dari lingkungan sekitar manusia. Stresor dapat berupa tuntutan psikologis seperti kehilangan pekerjaan, batas waktu suatu pekerjaan, kegeraman karena kemacetan lalu lintas, relasi yang tidak baik, dan sebagainya. Terdapat juga stresor fisik seperti paparan dingin, kebisingan, kelelahan karena olah raga, paparan virus, paparan terhadap udara berasap dan berkabut, dan lain-lain. (Taylor, 2009; Looker et al, 2005; Swarth, 2004)

2.1.3. Hal yang Memengaruhi Respon Stres

(19)
(20)

Gambar 2.1. Respon Stres terhadap Faktor Lingkungan oleh Fisher, Bell, dan Baum

(Rice, 1987)

Keadaan Psikologis Seseorang

(1) sumber intelektual

(2) pengetahuan tentang

pengalaman di masa lalu

(3) motivasi

Aspek kognitif dalam menghadapi stimulus

(1) kontrol terhadap perasaan

(2) kemampuan meramalkan

suatu peristiwa

(3) kesiapan

Stimulasi dari lingkungan Penilaian kognitif bahwa

terdapat ancaman dari lingkungan

Reaksi Alarm

Otonom

Bangkitan

Strategi Pertahanan

(1) menghindari

(2) melawan

(3) mengikuti

(4) emosi yang mengiringi:

takut, marah

Jika tidak berhasil:

Keadaan sangat lelah

Jika berhasil:

(21)

2.1.4. Fisiologi Stres

Ketika tubuh terpapar dengan suatu keadaan yang dianggap mengancam (stresor) oleh korteks serebri, maka akan terjadi suatu respon (stres) untuk menghadapinya. Respon stres berupa respon saraf dan hormon yang melakukan tindakan-tindakan pertahanan terhadap kondisi yang mengancam tersebut. Respon stres tersebut berkaitan erat dengan dua sistem pada tubuh yaitu sympathetic-adrenomedullary (SAM) system dan hypothalamic-pituitary-adrenocortical (HPA) axis yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh (Taylor, 2009; Sherwood, 2011).

Respon yang paling awal adalah peningkatan aktivitas SAM atau respon fight or flight. Peningkatan aktivitas simpatis ini akan menstimulasi bagian medula kelenjar adrenal sehingga terjadi pelepasan katekolamin seperti epinefrin dan norepinefrin. Peningkatan aktivitas simpatis ini pada akhirnya dapat memicu peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, peningkatan saliva, konstriksi pembuluh darah perifer, dan sebagainya (Taylor, 2009).

(22)

Gambar 2.2. Skema Fisiologi Stres (Pinel, 2009)

2.1.5. Efek Simpatis

Guyton (2006) menuliskan bahwa sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur kebanyakan fungsi viseral tubuh. Serabut sistem saraf simpatis dimulai dari medulla spinalis diantara segmen T-1 dan L-2. Serabut ini berjalan sampai ke jaringan dan organ yang dirangsang oleh saraf simpatis.

Sifat saraf simpatis yang menonjol yaitu kecepatan dan intensitasnya yang dapat mengubah fungsi viseral dalam waktu singkat. Contohnya, dapat meningkatkan denyut jantung sebesar dua kali lipat dalam waktu tiga sampai dengan lima detik. Sistem saraf simpatis juga memiliki sifat khusus pada serabut- serabut saraf yang berada dalam medula adrenal. Serabut-serabut saraf ini langsung berakhir pada sel-sel neuron khusus yang mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin ke dalam sirkulasi darah (Guyton, 2006).

STRESOR

OTAK

SAM/ SISTEM SARAF SIMPATIS HPA axis

KORTEKS ADRENAL

MEDULA ADRENAL

GLUKO

-KORTIKOID

(23)

STRES

SYMPHATHETIC NERVOUS SYSTEM ( SAM )

PITUITARY GLAND

MEDULA ADRENAL KORTEX ADRENAL

PENGELUARAN KATEKOLAMIN

EPINEFRIN DAN NOREPINEFRIN

-Peningkatan denyut jantung dan dilatasi kapiler jantung; -Peningkatan tekanan darah karena vasokonstriksi

-Frekuensi pernapasan meningkat

-Pencernaan melambat -Pupil dilatasi

PENGELUARAN KORTIKOSTREROID

-Peningkatan mobilisasi protein dan lemak

-Peningkatan akses ke simpanan energi

-Penghambatan pembentukan antibodi dan inflamasi

-pengaturan retensi sodium

Sistem saraf simpatis umumnya teraktivasi pada keadaan-keadaan yang mengancam atau stres berat, misalnya adanya ancaman lingkungan terhadap fisik (Sherwood, 2011). Rangsangan simpatis dapat timbul bila hipotalamus diaktivasi oleh rasa cemas, takut, atau merasakan nyeri yang berat. Dengan kata lain rangsangan simpatis dapat timbul jika terjadi respon stres. Baik stres fisik maupun stres mental dapat meningkatkan rangsangan simpatis (Guyton, 2006).

(24)

Perangsangan serabut simpatis pada berbagai organ tubuh akan menimbulkan suatu efek. Efek yang diperoleh organ tubuh tersebut ditimbulkan secara langsung oleh perangsangan ujung serabut saraf simpatis dan secara tidak langsung oleh perangsangan hormon-hormon medula adrenal: epinefrin dan norepinefrin. Salah satu organ yang dapat dikenai efek perangsangan serabut simpatis dan hormon medula adrenal adalah jantung. Perangsangan simpatis pada umumnya akan meningkatkan kerja jantung. Keadaan ini tercapai dengan naiknya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Perangsangan serabut simpatis akan meningkatkan keefektifan jantung sebagai pompa, yang diperlukan saat bekerja berat. Perangsangan epinefrin akan meningkatkan curah jantung (Guyton, 2006).

2.2. Denyut Jantung

Menurut Ganong (2008) denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang tersebar di seluruh bagian miokardium. Sistem penghantar ini terdiri atas nodus sinoatrium (nodus SA), lintasan antar nodus di atrium, nodus atrioventrikel (nodus AV), berkas his beserta cabangnya, dan sistem purkinje. Nodus SA adalah yang paling cepat melepaskan impuls sehingga nodus SA disebut alat pacu jantung (pacemaker). Impuls yang berasal dari nodus SA akan melewati lintasan antar nodus di atrium, nodus AV, berkas his, sistem purkinje, kemudian ke otot ventrikel. Kecepatan nodus SA melepaskan impuls menentukan frekuensi denyut jantung. Tetapi, pada keadaan abnormal, miokardium mampu mengeluarkan impuls secara spontan.

(25)

Peningkatan suhu tubuh juga dapat meningkatkan pelepasan frekuensi impuls. Obat-obatan seperti digitalis akan menimbulkan efek seperti perangsangan vagus (Ganong, 2008).

Frekuensi denyut jantung manusia dapat meningkat ataupun menurun. Pada keadaan istirahat, pengaruh saraf parasimpatis lebih mendominasi sehingga jantung berdenyut sekitar 60—80 denyut per menit. Jika pengaruh saraf dan hormonal tidak ada, maka denyut jantung adalah sekitar 100 denyut per menit (DeBeasi, 2005). Peningkatan denyut jantung (takikardi) dapat terjadi ketika olah raga, demam, emosi, dan sebagainya. Denyut jantung pada manusia dewasa muda dapat meningkat hingga 180—200 kali per menit jika terdapat perangsangan simpatis yang kuat. Perlambatan denyut jantung (bradikardi ) dapat terjadi selama tidur (Ganong, 2008).

2.3. Denyut Nadi

Menurut Willms, Scheinerman, dan Algranati (2005) nadi merupakan refleks perifer kerja jantung dan penjalaran gelombang dari proksimal (pangkal aorta) ke distal. Gelombang nadi menjalar lebih cepat daripada aliran darah. Kecepatan penjalaran nadi dapat menurun atau meningkat sesuai dengan keadaan tubuh. Kecepatan denyut nadi normal pada dewasa yang sehat berkisar antara 50 denyut per menit sampai dengan 100 denyut per menit. Frekuensi denyut nadi dapat meningkat atau menurun sesuai dengan kerja jantung.

(26)

Perabaan nadi radialis dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Nadi radialis dirasakan pada aspek radial tulang, 2—4 cm proksimal dari lipatan pergelangan tangan pada keadaan ekstensi tapi tidak hiperekstensi. Pasien diminta untuk melepaskan jam tangan, perhiasan, dan menggulung lengan baju. Pemeriksa membengkokkan bantalan anterior jari telunjuk, tengah, dan jari manis dengan tekanan sedang pada radius tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Denyutan nadi dirasakan sebagai tekanan ke atas (Willms et al, 2005).

Setelah berhasil meraba denyut nadi radialis, maka dilakukan beberapa penilaian: intensitas atau frekuensi, keteraturan, dan karakter denyut nadi. Jika nadi mutlak teratur, maka frekuensinya dihitung selama lima belas detik kemudian dikalikan empat. Pada dewasa muda denyut nadi umumnya mutlak teratur. Jika nadi tidak teratur misalnya bertambah cepat, maka frekuensinya dihitung selama tiga puluh detik dikalikan dua. Frekuensi nadi juga dapat dihitung selama enam puluh detik. Karakter nadi dinilai dari kekuatan tekanan nadi yang dirasakan pemeriksa, kuat atau lemah (Willms et al, 2005).

2.4. Penelitian tentang Stres dan CPT 2.4.1. Indikator Pengukuran Stres

Penelitian terhadap stres dapat dilakukan dalam laboratorium. Subjek penelitian diberikan suatu paparan stresor dalam waktu singkat kemudian dinilai respon stres yang terjadi. Respon yang dinilai dapat berupa respon fisiologis, neuroendokrin, dan psikologis dengan cara-cara tertentu (Taylor, 2009).

(27)

2.4.2. Cold Pressor Test (CPT)

CPT merupakan suatu bentuk uji laboratorium. CPT sering digunakan dalam penelitian-penelitian tentang kardiovaskular dan stres. CPT berfungsi untuk memberikan paparan dingin dalam waktu singkat kepada subjek penelitian. Paparan dingin pada CPT adalah hasil penggabungan air dengan es batu sehingga diperoleh air dingin bersuhu sekitar 0°—4° C (Saab et al, 1993; Duncko et al, 2009).

CPT dapat diberikan pada tiga bagian di tubuh seperti tangan, dahi, dan kaki. CPT pada tangan dilakukan dengan cara merendam tangan ke dalam air dingin. CPT pada dahi dilakukan dengan cara menempelkan kantongan plastik berisi air dingin pada dahi. CPT pada kaki dilakukan dengan cara merendam kaki ke dalam air dingin (Saab et al, 1993).

CPT dapat diberikan dalam durasi waktu tertentu. CPT dapat diberikan selama satu menit (Duncko et al, 2009). CPT dapat diberikan selama seratus detik (Saab et al, 1993). Ada juga beberapa peneliti yang memberikan paparan CPT dalam dua menit (Boutouyrie et al, 1994; Qi et al, 2002; Middlekauff et al, 2004). Paparan dingin oleh CPT juga dapat diberikan selama tiga atau empat menit (Schwabe et al, 2008; Masoli, 2010).

2.4.3. Penelitian Stres dengan CPT

(28)

Saab, Llabre, Hurwitz, Schneiderman, Wohlgemuth, Durel, et al (1993) melakukan penilaian terhadap respon vaskular dan miokard setelah paparan CPT. Subjek penelitian ini adalah 42 orang laki-laki berusia 18—22 tahun. Di dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap perubahan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT. Penilaian dilakukan dengan menggunakan ECG. Hasil penelitian didapatkan peningkatan signifikan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT.

Middlekauff, Shah (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh akupuntur terhadap aktivitas sistem saraf otonom yang disebabkan oleh CPT dan handgrip. Subjek penelitian ini adalah 38 orang yang tidak disebutkan jenis kelaminnya. Subjek berusia 33 ± 13 tahun. Di dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap perubahan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT. Hasil penelitian didapatkan peningkatan signifikan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT.

Mourot, Bouhaddi, Regnard (2007) melakukan penelitian tentang efek CPT terhadap kontrol otonom jantung pada orang normal. Subjek penelitian ini adalah 39 orang laki-laki. Subjek berusia 23,6 ± 3,2 tahun. Di dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap perubahan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT. Penilaian dilakukan dengan menggunakan ECG. Hasil penelitian didapatkan peningkatan signifikan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT pada 20 orang subjek. Pada 19 subjek lainnya awalnya terdapat peningkatan denyut jantung kemudian frekuensinya menurun.

Duncho, Johnson, Merikangas, Grillon (2009) melakukan penelitian tentang efek paparan akut CPT terhadap ingatan. Subjek penelitian ini adalah 12 pria sehat dan 12 wanita yang sehat. Subjek berusia sekitar 28 tahun. Di dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap perubahan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT. Penilaian dilakukan dengan menggunakan ECG. Hasil penelitian didapatkan peningkatan signifikan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT.

(29)

Qi, Levine, Pawelczyk, Ertl, Diedrich, Cox, et al (2002) meneliti tentang respon kardiovaskular dan sistem simpatis terhadap paparan CPT pada astronot. Subjek penelitian adalah 4 orang astronot pria berusia 41—42 tahun. Di dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap perubahan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT. Penilaian dilakukan dengan menggunakan ECG.

Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya peningkatan signifikan frekuensi denyut jantung akibat paparan CPT.

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Perancu

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian adalah paparan stresor akut cold pressor test ( CPT ).

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian adalah frekuensi denyut nadi. a. Cara Pengukuran

- perabaan nadi radialis menggunakan bantalan anterior proksimal jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis dengan tekanan ringan sampai sedang pada radius, tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang;

- pengukuran dilakukan sebelum terjadi paparan CPT, ketika terpapar CPT, dan setelah diberikan paparan CPT selama 2 menit;

a. riwayat penyakit

b. merokok

c. konsumsi alkohol

d. konsumsi kopi

e. konsumsi obat

f. indeks massa tubuh

> 25 Paparan Stresor Akut

Cold Pressor Test (CPT)

[image:30.595.123.513.180.472.2]
(31)

- nadi radialis dirasakan dan dihitung jumlah pulsasinya dalam periode lima belas detik dikalikan empat;

b. Alat Ukur

Alat yang digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. c. Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran denyut nadi adalah jumlah denyut/ menit. d. Skala Ukur

Skala ukur denyut nadi adalah skala rasio.

3.2.3. Variabel Perancu

Variabel perancu dalam penelitian adalah riwayat penyakit, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi kopi, konsumsi obat, dan indeks massa tubuh > 25.

3.2.4. Definisi Operasional

a. Paparan stresor akut Cold Pressor Test (CPT) adalah paparan dingin dalam waktu singkat pada jari-jari sampai dengan pergelangan tangan yang sering digunakan selama 120 detik.

b. Frekuensi denyut nadi adalah jumlah denyut nadi radialis tangan yang tidak terpapar dingin.

c. Riwayat penyakit adalah sampel yang dipilih tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.

d.Merokok adalah sampel yang dipilih tidak mengonsumsi rokok sehari

sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian.

e.Konsumsi alkohol adalah sampel yang dipilih tidak mengonsumsi alkohol dua jam sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian.

f.Konsumsi kopi adalah sampel yang dipilih tidak mengonsumsi kopi dua jam sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian.

g.Konsumsi obat adalah sampel yang dipilih tidak mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi sistem kardiovaskular sehari sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian.

(32)

3.3. Hipotesis

Ho : tidak ada hubungan paparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut nadi.

(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimen semu (quasi experiment design) dengan metode rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design). Rancangan ini pada dasarnya adalah rancangan pretest posttest, tetapi menggunakan kelompok kontrol. Rancangan ini memungkinkan adanya kontrol terhadap validitas internal yaitu perubahan variabel hanya sebagai akibat adanya perlakuan (Notoatmodjo, 2010). Rancangan ini bertujuan untuk mengukur frekuensi denyut nadi suatu kelompok sebelum, setelah paparan CPT.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Oktober—November 2012. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Laboratorium Fisiologi FK USU). Penelitian dilakukan di laboratorium untuk menghindari gangguan dan agar seluruh subjek penelitian mendapatkan suasana lingkungan yang sama. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi FK USU karena penelitian ini berhubungan dengan bidang fisiologi. Laboratorium Fisiologi FK USU juga sudah dikenal oleh seluruh mahasiswa FK USU dan berada dalam kawasan kampus sehingga mudah untuk mencapainya. Di Laboratorium Fisiologi FK USU juga terdapat alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian seperti stopwatch, sfigmomanometer, termometer untuk mengukur suhu air, dan air conditioner sebagai pengatur suhu ruangan.

4.3. Populasi dan Sampel

(34)

Jumlah individu dalam populasi mencapai 522 orang sehingga diperlukan pengambilan sampel untuk penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling agar setiap kelas memiliki kesempatan untuk menjadi sampel.

Kriteria inklusi untuk pengambilan sampel adalah: b. mahasiswa semester tiga FK USU pada tahun 2012; c. berusia 17—21 tahun.

Kriteria eksklusi dalam pengambilan sampel adalah: a. memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung;

b. merokok sehari sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian;

c. mengonsumsi alkohol dua jam sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian;

d. mengonsumsi kopi dua jam sebelum sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian;

e. mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi sistem kardiovaskular sehari sampai dengan sesaat sebelum mengikuti penelitian;

f. indeks masssa tubuh > 25.

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus perhitungan data sampel untuk penelitian analitik tidak berpasangan dengan data numerik (Mukhtar, 2011 dan Wahyuni, 2007).

�1 =�2 =2�

2(��+��)2

(µ0µ)2

n : besar sampel minimum

Zα : nilai distribusi normal baku ( tabel Z ) pada α0,05 = 1,645

Zβ : nilai distribusi normal baku ( tabel Z ) pada β0,05 = 1,645

σ2

: harga varians di populasi sesuai dengan literatur, jika tidak ada varians populasi, dapat menggunakan rerata varians sampel = 113,65

(35)

Berdasarkan rumus di atas diperoleh jumlah sampel untuk masing-masing subjek penelitian dan kelompok kontrol adalah:

�1 = �2 =2 (113,65)(1,645 + 1,645)

2

(14)2

= 12,55 = 13 orang

Jumlah keseluruhan sampel adalah 26 orang. Sampel didistribusikan secara merata pada setiap kelas sebagai berikut:

- kelas A1 sebanyak 6 orang; - kelas A2 sebanyak 7 orang; - kelas B1 sebanyak 7 orang; - kelas B2 sebanyak 6 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh melalui pengamatan terhadap sampel dan pencatatan hasil pengukuran. Pencatatan dilakukan pada lembar pencatatan hasil pengukuran (Lampiran 4).

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. calon sampel diberi penjelasan mengenai penelitian kemudian calon yang setuju untuk mengikuti penelitian diminta untuk mengisi lembar persetujuan (Lampiran 2 dan Lampiran 3);

b. sampel dihubungi untuk datang ke Laboratorium Fisiologi FK USU pada hari penelitian dilakukan kemudian diwawancara untuk menentukan apakah sampel memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi;

c. jika sampel yang telah dihubungi memiliki kriteria eksklusi, maka sampel tidak diikutsertakan dalam penelitian kemudian dicari penggantinya;

(36)

e. subjek penelitian dan kelompok kontrol ditempatkan pada ruangan yang sama dan dipersilahkan beristirahat selama sepuluh menit;

f. kemudian dilakukan pengukuran denyut nadi subjek penelitian dan kelompok kontrol pada tangan yang tidak akan direndam ke dalam air. Hasil pengukuran dicatat dalam tabel yang telah disediakan;

g. subjek penelitian diminta untuk merendam tangan yang sering digunakannya ke dalam air es bersuhu 0—4 °C, sementara itu kelompok kontrol diminta untuk merendam tangan yang sering digunakannya ke dalam air yang suhunya sama dengan suhu ruangan. Suhu air es dipantau dengan menggunakan termometer. Suhu air yang sama dengan suhu ruangan diperoleh dengan cara membiarkan air dalam ruangan selama kurang lebih 10 menit;

h. pada saat subjek penelitian merendamkan tangannya dalam air es, dilakukan pengukuran denyut nadi pada detik ke 30, 60, dan 90 pada tangan yang tidak direndam. Demikian juga pada kelompok kontrol. Pengukuran waktu menggunakan stopwatch;

i. setelah selesai dilakukan perendaman selama dua menit, subjek diminta untuk memindahkan tangannya dari air es ke tempat yang kering. Kemudian segera dilakukan pengukuran denyut nadi pada tangan yang tidak direndam. Hasil pengukuran dicatat dalam tabel yang telah disediakan. Jika subjek penelitian tidak dapat melakukan perendaman selama dua menit, maka subjek penelitian akan dieksklusi dan dicari penggantinya;

j. tangan subjek penelitian dan kelompok kontrol yang basah dikeringkan dengan handuk;

k. air es dan air bersuhu ruangan yang telah digunakan oleh seorang sampel, tidak digunakan kembali untuk sampel yang lain;

(37)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Laboratorium Fisiologi FK USU). Laboratorium Fisiologi FK USU berada di lantai dua FK USU di Jalan Dr. Mansyur nomor 5, Medan. Laboratorium Fisiologi FK USU dilengkapi dengan air conditioner dan terdapat beberapa meja, bangku, dan lemari tempat penyimpanan alat.

5.1.2. Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2012. Sampel berusia antara 17— 20 tahun. Sampel diperoleh dengan metode stratified random sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi.

5.1.3. Distribusi Sampel

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

[image:38.595.112.511.565.710.2]

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin diterangkan pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Jenis Kelamin Sampel

Kelompok Frekuen-si Laki-laki (orang) Persen Laki-laki (%) Frekuen-si Perempu-an (orang) Persen

Perempu-an (%)

Total Frekuen-si (orang) Total Persen (%) Subjek

Penelitian 6 23,08 7 26,92 13 50

Kontrol 4 15,38 9 34,62 13 50

Total 10 38,46 16 61,54 26 100

(39)

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa sampel berjumlah 26 orang (100%) yang terdiri dari mahasiswa laki-laki 10 orang (38,46%) dan mahasiswa perempuan 16 orang (61,54%). Sampel dalam penelitian dibagi dalam kelompok subjek penelitian dan kontrol. Kelompok subjek penelitian berjumlah 13 orang (50%) yang terdiri dari laki-laki 6 orang (23,08%) dan perempuan 7 orang (26,92%). Kelompok kontrol berjumlah 13 orang (50%) yang terdiri dari laki-laki 4 orang (15,38%) dan perempuan 9 orang (34,62%).

b. Berdasarkan Usia

[image:39.595.112.506.356.524.2]

Distribusi sampel berdasarkan usia diterangkan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Usia Sampel

Usia Frekuensi dalam Kelompok Total

(tahun) (orang) (orang)

Subjek Penelitian Kontrol

17 1 0 1

18 2 3 5

19 7 8 15

20 3 2 5

Total (orang) 13 13 26

(40)

5.1.4. Analisis Data Hasil Penelitian

[image:40.595.112.503.242.390.2]

Hasil perhitungan frekuensi denyut nadi diterangkan dalam bentuk rata-rata pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rata-rata Frekuensi Denyut Nadi Kelompok Subjek Penelitian dan Kontrol oleh Paparan CPT

Keadaan Paparan (Air bersuhu ruangan; CPT)

Rata-rata Frekuensi Denyut Nadi Kelompok ( denyut/ menit )

Subjek Penelitian Kontrol

Sebelum 78,77 82,69

Setelah 30 detik 84 83,08

Setelah 60 detik 83,69 81,85

Setelah 90 detik 84,31 83,69

Setelah 2 menit 84,08 81,77

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 5.3. didapatkan bahwa rata-rata frekuensi denyut nadi pada kelompok subjek penelitian adalah 78,77 denyut/ menit sebelum dilakukan paparan CPT, 84 denyut/ menit setelah perendaman tangan dalam CPT selama 30 detik, 83,69 denyut/ menit setelah perendaman tangan dalam CPT selama 60 detik, 84,31 denyut/ menit setelah perendaman tangan dalam CPT selama 90 detik, dan 84,08 denyut/ menit setelah paparan CPT selesai diberikan selama 2 menit.

(41)
[image:41.595.108.514.204.351.2]

Pada data yang telah diperoleh dilakukan uji normalitas menggunakan uji kolmogorv-smirnov dengan satu sampel. Hasil uji diterangkan pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Hasil Uji Normalitas Data Keadaan

Paparan (Air bersuhu ruangan; CPT)

Asymp. Sig. (2-tailed) Uji Kolmogorv-Smirnov dengan Satu Sampel pada Data Kelompok

Subjek Penelitian Kontrol

Sebelum 0,70 0,93

Setelah 30 detik 0,91 0,35

Setelah 60 detik 0,63 0,91

Setelah 90 detik 0,83 0,69

Setelah 2 menit 0,85 0,89

α=0,05

Berdasarkan analisis data pada tabel 5.4 didapatkan bahwa pada kelompok subjek penelitian nilai probabilitas sebelum paparan CPT, setelah paparan CPT 30 detik, 60 detik, 90 detik, dan selesai diberikan paparan CPT selama 2 menit secara berurutan adalah 0,70, 0,91, 0,63, 0,83, 0,85. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai probabilitas sebelum paparan air, setelah paparan air 30 detik, 60 detik, 90 detik, dan selesai diberikan paparan air selama 2 menit secara berurutan adalah 0,93, 0,35, 0,91, 0,69, 0,89. Uji normalitas keseluruhan data frekuensi denyut nadi, baik pada kelompok subjek penelitian maupun kontrol, menunjukkan nilai probabilitas (p) diatas nilai signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

(42)
[image:42.595.113.512.128.244.2]

Tabel 5.5. Hasil Uji T Dependen

Pasangan Rata-rata Standard Deviasi

Standard Error Rata-rata

Sig. (2-tailed)

Frekuensi denyut nadi sebelum*setelah 2 menit paparan CPT

5,308 8,118 2,251 0,036

α=0,05

Uji t dependen dilakukan untuk menilai perbedaan rata-rata frekuensi denyut nadi subjek penelitian sebelum paparan CPT dengan selesai diberikan paparan CPT selama 2 menit. Hasil uji t dependen menunjukkan sig. (2-tailed) atau nilai p=0,036. Nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara frekuensi denyut nadi sebelum dan selesai diberikan paparan CPT selama 2 menit.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan data nilai rata-rata frekuensi denyut nadi pada tabel 5.3. didapatkan adanya peningkatan frekuensi denyut nadi setelah selesai diberikan paparan CPT selama 2 menit. Nilai rata-rata frekuensi denyut nadi subjek penelitian sebelum dilakukan paparan CPT didapatkan 78,77 dan setelah selesai diberikan paparan CPT selama 2 menit adalah 84,08. Oleh karena denyut nadi merupakan gambaran kerja jantung, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung pada subjek penelitian. Hasil ini sama seperti yang didapatkan dalam penelitian Saab et al (1993), Middlekauff et al (2004), Mourot et al (2007), dan Duncho et al (2009).

(43)

Norepinefrin yang disekresikan ketika perangsangan saraf simpatis akan bekerja pada jantung dan akan meningkatkan pelepasan impuls spontan dengan cara menambah kecepatan fase depolarisasi impuls. Peningkatan aktivitas simpatis ini pada akhirnya dapat memicu peningkatan denyut jantung (Ganong, 2008 dan Taylor, 2009).

Perubahan denyut jantung akan mempengaruhi frekuensi denyut nadi. Peningkatan denyut jantung akan meningkatkan frekuensi denyut nadi karena denyut nadi merupakan refleksi perifer kerja jantung (Willm et al, 2005).

Hasil uji t dependen pada tabel 5.5. menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata frekuensi denyut nadi subjek penelitian sebelum dengan selesai diberikan paparan CPT selama 2 menit. Berdasarkan pengujian statistik dengan menggunakan uji t dependen terhadap rata-rata frekuensi denyut nadi subjek penelitian didapatkan nilai p=0,036. Oleh karena nilai p< 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan paparan stresor akut CPT dengan frekuensi denyut nadi. CPT mengakibatkan perubahan frekuensi denyut nadi secara bermakna. Perubahan yang terjadi oleh karena paparan CPT berupa peningkatan frekuensi denyut nadi.

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara paparan stresor akut cold pressor test (CPT) dengan frekuensi denyut nadi. Paparan CPT mengakibatkan peningkatan frekuensi denyut nadi.

6.2. Saran

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Boutouyrie, P., Lacolley, P., Girerd, X., Beck, L., Safar, M., and Laurent, S. 1994. Sympathetic Activation Decreases Medium-Sized Arterial Compliances in Human, The American Physiological Society. Available from:

March 2012].

DeBeasi, L.C., 2005. Fisiologi Sistem Kardiovaskular. In: Price, S.A., dan Wilson, L.M., eds. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 530—545.

Duncko, R., Johnson, L., Merikangas, K., and Grillon, C., 2009. Working memory performance after acute exposure to the cold pressor stress in healthy

volunteers, NIH Publis Access, United States of America. Available from:

Ganong, W.F., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC.

Looker, T., dan Gregson, O., 2005. Managing Stres Mengatasi Stres Secara Mandiri. Yogyakarta: BACA.

Masoli, O.H., 2010. Clinical Usefulnessof Cold Pressor Test in patients with Risk Factors and Not Documented Coronary Artery Disease, Argentina.

(46)

Middlekauff, H.R., Shah, J.B., Yu, J.L., and Hui, K., 2004. Acupuncture effects on autonomic responses to cold pressor and handgrip exercise in healthy

humans, Clin Auto Res. Available from:

.[Accessed 12 March 2012].

Mourot, L., Bouhaddi, M., and Regnard, J., 2007. Effects of the cold pressor test on cardiac autonomic control in normal subjects, Academy of Sciences of The Czech Republic, Czech Republic. Available from:

Mukhtar, Z., Haryuna, T.S.H., Effendy, E., Rambe, A.Y.M., Betty., dan Zahara, D., 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. Medan: USU Press.

Murti, B., 1996. Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik Dalam Ilmu-Ilmu Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pinel, J.P.J., 2009. Biopsikologi. Edisi ke-7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Qi, F., Levine, B.D., Pawelczyk, J.A., Ertl, A.C., Diedrich, A., Cox, J.F., et al., 2002. Cardiovascular and sympathetic neural responses to handgrip and cold pressor stimuli in humans before, during and after spaceflight, The

Physiological Society, Texas. Available from:

[Accessed 28 May 2012].

(47)

Saab, P.G., Llabre, M.M., Hurwitz, B.E., Schneiderman, N., Wohlgemuth, W., Durel, L.A., et al., 1993. The cold pressor test: vascular and myocardial response patterns and their stability, Cambridge University Press, United States of America. Available from:

[Accesseed 12 March 2012].

Schwabe, L., Haddad, L., and Schachinger, H., 2008. HPA axis activation by a socially evaluated cold-pressor test, Elsevier, Germany. Available from:

[Accessed 12 March 2012].

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.

Suharjo, B. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Swarth, J. 2004. Stres dan Nutrisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Taylor, S.E., 2009. Health Psychology. 7th edition. New York: The Mac Graw-Hill Companies.

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.

(48)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : FRIENDINA

Tempat/ Tanggal lahir : Pematangsiantar/ 8 Juni

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Dr. Mansyur No. 60 B, Medan

Sumatera Utara Orangtua

Ayah : M. Napitupulu

Ibu : R. Br. Sinaga

Alamat orangtua : Jl. Tekukur No.16, Pematangsiantar Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan : 1. TK Kartika Chandra Kirana Rindam I/ BB Pematangsiantar

2. SD Swasta Taman Siswa Pematangsiantar 3. SMP Negeri 4 Pematangsiantar

4. SMA Negeri 2 Balige Riwayat Organisasi dan

Kepanitiaan : - Panitia Pengabdian Masyarakat Mahasiswa

Kristen

FK USU Tahun 2011

- Panitia Natal FK USU Tahun 2011

- Panitia Pengabdian Masyarakat Mahasiwa kristen FK USU Tahun 2012

(49)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Salam sejahtera,

Saya, Friendina, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang mengadakan peelitian dengan judul “ Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test dengan Denyut Nadi”. Saya mengadakan penelitian untuk mengetahui hubungan paparan stresor dengan denyut nadi. Menurut ilmu Fisiologi paparan stresor akan menimbulkan respon stres yang dapat merangsang sistem saraf simpatis sehingga timbul perubahan pada denyut nadi.

Saya mengharapkan kerja sama dari teman-teman dalam penelitian ini. Pada penelitian akan dilakukan perendaman salah satu tangan (tangan yang dominan) dalam air es/ air bersuhu sama dengan suhu ruangan selama dua menit dan dilakukan pengukuran denyut nadi pada tangan yang tidak direndam. Partisipasi Anda bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Identitas Anda akan dirahasiakan dan tidak dipublikasikan. Data yang terkumpul hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud lain. Jika terdapat hal yang kurang dimengerti, anda dapat bertanya langsung kepada peneliti, saya, Friendina. Demikian penjelasan ini saya sampaikan.

Terimakasih saya ucapkan atas perhatian dan kesediaan Anda menjadi responden dalam penelitian ini. Setelah memahami tentang keikutsertaan dalam penelitian ini, saya berharap Anda bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah dipersiapkan.

Medan, 2012

Peneliti,

(50)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Usia :

Alamat :

No. Telp. :

telah mendapatkan keterangan dari peneliti bahwa saya akan diminta untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test dengan Frekuensi Denyut Nadi”. Di dalam penelitian ini saya diminta untuk melakukan perendaman salah satu tangan (tangan yang dominan) dalam air es/ air bersuhu sama dengan suhu ruangan selama dua menit dan dilakukan pengukuran denyut nadi pada tangan yang tidak direndam.

Saya menyadari manfaat dan risiko penelitian ini. Saya menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2012

Peneliti, Responden,

(51)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PENCATATAN HASIL PENGUKURAN

Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test dengan Frekuensi Denyut Nadi

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap :

NIM :

Usia :

Kelas :

Merokok (sehari sebelum saat ini) : Ya/ Tidak Konsumsi Alkohol (dua jam sebelum saat ini) : Ya/ Tidak Konsumsi Kopi (dua jam sebelum saat ini) : Ya/ Tidak

Konsumsi Obat : Ya/ Tidak; nama obat:...

Riwayat Penyakit Jantung : Ada/ Tidak

(Berat badan)/ (Tinggi badan)2 : (....kg)/ (....m)2 =

B. HASIL PENGUKURAN DENYUT NADI Keterangan:

Kelompok : Subjek penelitian/ Kontrol

Jenis Stresor : Air es/ Air bersuhu sama dengan suhu ruang

1. Sebelum Paparan Stresor

Hasil Pengukuran ke-... (denyut/ menit) Rerata

1 2 3

2. Pada Saat Terjadi Paparan Stresor

Hasil Pengukuran Detik Ke-... (denyut/ menit)

30 60 90

3. Setelah Paparan Stresor

Hasil Pengukuran ke-... (denyut/ menit) Rerata

1 2 3

(52)

LAMPIRAN 5

(53)

LAMPIRAN 6

DATA INDUK DAN PERHITUNGAN STATISTIK

Hasil Pengukuran Kelompok Subjek Penelitian

Subjek Penelitian

Jenis

Kelamin Usia

Denyut Nadi Sebelum CPT Denyut 30 detik Denyut 60 detik Denyut 90 detik Denyut selesai CPT

sp1 Laki-laki 19 81.0 80.0 84.0 88.0 91.0

sp2 Perempuan 18 99.0 76.0 64.0 72.0 100.0

sp3 Perempuan 17 85.0 84.0 88.0 88.0 88.0

sp4 Laki-laki 19 72.0 72.0 76.0 76.0 70.0

sp5 Perempuan 19 85.0 92.0 88.0 88.0 88.0

sp6 Laki-laki 20 72.0 88.0 84.0 80.0 84.0

sp7 Perempuan 19 73.0 72.0 80.0 84.0 63.0

sp8 Laki-laki 19 67.0 80.0 80.0 84.0 66.0

sp9 Laki-laki 19 89.0 100.0 96.0 96.0 97.0

sp10 Laki-laki 20 76.0 88.0 92.0 84.0 82.0

sp11 Perempuan 20 73.0 84.0 84.0 80.0 81.0

sp12 Perempuan 18 75.0 88.0 84.0 84.0 82.0

sp13 Perempuan 19 77.0 88.0 88.0 92.0 101.0

Hasil Pengukuran Kelompok Kontrol

Kontrol Jenis

Kelamin Usia

Denyut Nadi Sebelum CPT Denyut 30 detik Denyut 60 detik Denyut 90 detik Denyut selesai CPT

k1 Perempuan 19 97.0 88.0 88.0 96.0 91.0

k2 Laki-laki 19 73.0 80.0 72.0 80.0 77.0

k3 Laki-laki 20 84.0 72.0 68.0 72.0 85.0

k4 Perempuan 18 87.0 88.0 92.0 88.0 84.0

k5 Perempuan 18 79.0 76.0 72.0 80.0 75.0

k6 Perempuan 19 97.0 100.0 100.0 100.0 94.0

k7 Laki-laki 20 95.0 96.0 92.0 96.0 90.0

k8 Perempuan 19 73.0 76.0 76.0 72.0 75.0

k9 Perempuan 18 83.0 88.0 84.0 84.0 81.0

k10 Perempuan 19 87.0 80.0 80.0 84.0 80.0

k11 Laki-laki 19 69.0 76.0 72.0 80.0 74.0

(54)

Uji Normalitas data dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Deny ut jantu ng kontr ol sebel um papar an Deny ut jantu ng kontr ol setela h papar an 30 detik Deny ut jantu ng kontr ol setela h papar an 60 detik Deny ut jantu ng kontr ol setela h papar an 90 detik Deny ut jantu ng kontr ol setela h papar an seles ai Deny ut jantu ng subje k sebel um papar an Deny ut jantu ng subje k setela h papar an 30 detik Deny ut jantu ng subje k setela h papar an 60 detik Deny ut jantu ng subje k setela h papar an 90 detik Deny ut jantu ng subje k setela h papar an seles ai

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

Normal Paramet ersa

Mean 82.69 83.08 81.85 83.69 80.31 78.77 84.00 83.69 84.31 84.08 Std.

Deviat ion

9.647 8.351 9.608 9.013 6.486 8.748 8.000 7.910 6.421 12.15 5 Most Extreme Differen ces Absolu

te .150 .259 .155 .197 .157 .196 .155 .208 .173 .169 Positiv

e .150 .259 .155 .197 .157 .196 .155 .139 .134 .107 Negati

ve -.130 -.121 -.127 -.145 -.100 -.143 -.153 -.208 -.173 -.169

Kolmogorov-Smirnov Z .541 .934 .559 .712 .564 .705 .558 .749 .624 .610 Asymp. Sig.

(2-tailed) .931 .347 .914 .691 .908 .703 .915 .628 .830 .850 a. Test

(55)

Perhitungan Distribusi Sampel

Usia Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 3 23.1 23.1 23.1

19 8 61.5 61.5 84.6

20 2 15.4 15.4 100.0

Total 13 100.0 100.0

Usia Subjek Penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17 1 7.7 7.7 7.7

18 2 15.4 15.4 23.1

19 7 53.8 53.8 76.9

20 3 23.1 23.1 100.0

Jenis kelamin kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 4 30.8 30.8 30.8

perempuan 9 69.2 69.2 100.0

Total 13 100.0 100.0

Jenis kelamin subjek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 6 46.2 46.2 46.2

perempuan 7 53.8 53.8 100.0

(56)

Rata-rata Denyut Nadi Pada Subjek Statistics Denyut jantung subjek sebelum paparan Denyut jantung subjek setelah paparan 30 detik

Denyut jantung

subjek setelah paparan 60 detik

Denyut jantung

subjek setelah paparan 90 detik

Denyut jantung

subjek setelah paparan selesai

N Valid 13 13 13 13 13

Missing 0 0 0 0 0

Mean 78.77 84.00 83.69 84.31 84.08

Rata-rata Denyut Nadi Pada Kontrol

Statistics Denyut jantung kontrol sebelum paparan Denyut jantung kontrol setelah paparan 30 detik

Denyut jantung kontrol setelah paparan 60 detik

Denyut jantung kontrol setelah paparan 90 detik

Denyut jantung kontrol setelah paparan selesai

N Valid 13 13 13 13 13

Missing 0 0 0 0 0

(57)

Uji T Dependen

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

Denyut jantung subjek setelah paparan selesai - Denyut jantung subjek sebelum paparan

5.308 8.118 2.251 .402 10.213 2.357 12 .036

(58)

Gambar

Gambar 2.1. Respon Stres terhadap Faktor Lingkungan oleh Fisher, Bell, dan
Gambar 2.2. Skema Fisiologi Stres
Gambar 2.3. Aktivitas Kelenjar Adrenal sebagai Respon Terhadap Stres
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

2. Penyelesaian sengketa melalui mediasi pribadi, diatur oleh para pihak itu sendiri dibantu oleh mediator terkait atau mengikuti pendapat /pandangan para ahli yang tehnik dan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “Uji Eksperimental

Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan quarter squat jump dan knee tuck jump terhadap peningkatan power tungkai peserta ekstrakurikuler bola voli

peneliti memutuskan untuk mengambil judul “ MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR ANALISIS PADA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJ

Tergantung dari penggunaan analisa tugas yang diharapkan, struktur yang dibangun dapat berbeda, sebagai contoh, untuk menghasilkan manual perbaikan mobil digunakan taksonomi

Memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran khususnya yang terkait dengan kualitas produk, lokasi, dan harga

Neskak eskolan doituago daudela erakusten duten ebidentziak izan badira: errendimendua, integrazioa, kide eta irakasleekiko harremana eta itxaropen akademikoak (Antonio-Agirre et

Hasil perbandingan framework PRADO dan CakePHP sebelum proses pembangunan aplikasi menunjukkan bahwa framework PRADO memiliki ukuran file yang lebih besar karena PRADO telah