• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisatingkat Pelayanan Busdengan Metode Importance Performance Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisatingkat Pelayanan Busdengan Metode Importance Performance Analysis"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISATINGKAT PELAYANAN BUSDENGAN METODE

IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

(Studi Kasus :Bus Kurnia, dan Bus PMTOH)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Nama : Mukhsalmina

NIM : 07 0404 024

Disetujui Oleh :

Pembimbing

NIP .195111031980031002

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ABSTRAK

Tranportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan pengembangan wilayah. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Dengan adanya transportasi harapannya dapat menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industri maupun sektor lainnya.

Fungsi transportasi ialah untuk dapat memindahkan suatu benda. Obyek yang akan dipindahkan mungkin mencakup benda tak bernyawa seperti sumber alam, hasil produksi pabrik, bahan makanan, dan benda hidup seperti manusia, binatang dan tanaman. Perangkutan sangat penting bagi manusia, karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat disembarang tempat.

Agar pelaksanaan peran transportasi tersebut maksimum, pemerintah menetapkan beberapa faktor sebagai standar minimum pelayanan, yang harus dipenuhi oleh perusahaan angkutan umum dalam memberikan pelayanan agar penumpang merasa puas, faktor-faktor tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 10 Tahun 2012, tentang pelayanan minimal angkutan.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta ridhanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ ANALISATINGKAT

PELAYANAN BUSDENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE

ANALYSIS”.

Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat yang

harus dipenuhi untuk mengikuti Ujian Sarjana Teknik Sipil Bidang Studi

Transportasi pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara (USU). Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas

dari bimbingan, dukungan dan bantuan semua pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh keiklasan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M.eng selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan yang

tiada hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas

Sumatera Utara.

5. Pegawai Administrasi yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian

(4)

6. Teristimewa buat Ibunda Hj. Syahkubandi tercinta atas segala dukungan,

pengorbanan, cinta, kasih sayang, kepercayaan serta do’a yang tiada batas

untuk penulis, dan Ayahanda penulis almarhum M. Lidan yang selalu ada

disetiap do’a penulis, terimakasih ayahanda untuk pondasi kuat yang telah

ayahanda tanamkan sejak kecil dalam diri penulis, semoga penulis akan

menjadi anak yang membanggakan untuk ayahanda tercinta, terimakasih

sebesar-besarnya juga buat kluarga besar atas segala dukungan, pengorbanan,

cinta, kasih sayang, kepercayaan serta do’a yang tiada batas untuk penulis,

Kakandaku Nurdin serta Kakak Sri, Kakak Masliani serta Abang Ramli,

Kakak Wardiana serta Abang Ilyas, Kakak Zuriza serta Abang Hasbi. Untuk

keponakan tercinta penulis Nurikhsan, Miftahul Jannah, Nurkhalis, Rifki,

Rafli, Rajib, Zurratul, Faiza, Iqram, Raisa, Riska, dan sikecil semoga menjadi

anak-anak yang membanggakan untuk ayah-bunda. Tidak lupa terimakasih

penulis juga untuk almarhum Nenek yang telah menjaga dan membimbing

penulis semasa hidupnya.

7. Rekan – rekan Angkatan2007, Hafiz, Jora, Ihsan ansari, umar halim, Sam,

kahfi, arsad, agung, fahrol, samruddin, deddy, zulhendri, ryan, boyma, doan,

sadikin, diva, gufran, dan semua anak 07 yang tidak dapat disebutkan satu –

persatu.

8. Abang-abang Angkatan 2004 dan 2006, bang ical, bang mario, bang beny,

bang Samuel, bang Muhajir dan seluruh abang-abang yang lain yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungannya.

9. Adik-adik Angkatan 2010 yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu yang

(5)

10.Rekan-rekan yang ada di Aceh, Baydawi, Fitriadi, Azhari, Baridi, Sayuti,

Maimun, Dhani, Mirza, Maulidin, Andika, Junaifi, Nurul dan seluruh

rekan-rekan yang lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas

dukungannya.

11.Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak terdapat

kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya

pemahaman penulis. Dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis

mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan memberikan

sumbangan pengetahuan bagi yang membacanya.

Medan,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum ... 1

I.2. Latar Belakang ... 2

I.3 Perumusan Masalah ... 5

I.4 Tujuan Penelitian ... 6

I.5 Manfaat Penelitian ... 6

I.6 Pembatasan Masalah ... 7

BAB IITINJAUAN PUSTAKA II.1 Pelayanan ... 8

II.1.1 Pengertian Pelayanan ... 8

II.2 Sistem Transportasi ... 8

II.2.1 Pengertian Transportasi ... 8

II.2.2 Komponen Sistem Transportasi ... 9

II.2.3 Fungsi Transportasi ... 11

II.2.4 Sifat dan Permintaan Jasa Transportasi ... 12

(7)

II.2.5.1 Karakteristik Modal ... 13

II.2.5.2 Karakteristik muatan ... 14

II.3 Angkutan Umum ... 15

II.3.1 Definisi Angkutan Umum ... 15

II.3.2 Peranan Angkutan Umum ... 17

II.4 Bus ... 17

II.4.1 Pengertian dan Sejarah Bus ... 17

II.4.2 Sejarah Bus di Indonesia ... 19

II.5 Profil Bus Lokasi Penelitian ... 20

II.6 Standar Pelayanan ... 21

II.7 Teknik Sampling ... 22

II.8 Uji Reliabilitas dan Validitas ... 22

II.8.1 Uji Reliabilitas ... 23

II.8.2 Uji Validitas ... 23

II.9 Metode Impoertance-Performance Analysis ... 24

II.10 Customer Satisfaction Index (CSI) / Indeks Kepuasan Pengguna (IKP) ... 28

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN III.1 Tahapan Penelitian ... 30

III.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

III.1.2 Teknik Pelaksanaan ... 33

III.1.3 Jadwal Penelitian ... 33

III.2 Metode Pengumpulan Data ... 33

(8)

III.4 Pengolahan Data ... 35

III.5 Kesimpulan dan Saran ... 36

BAB IVPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 Bus... .. 37

IV.1.1 Profil Bus ... 37

IV.1.2 Potensi Angkutan ... 38

IV.1.3 Regulasi dan Kebijakan ... 39

IV.2 Teknik Sampling ... 40

IV.3 Karakteristik Umum Responden ... 41

IV.3.1 Jenis kelamin ... 41

IV.3.2 Usia ... 42

IV.3.3 Jenis pekerjaan ... 43

IV.3.4 Pendidikan terakhir ... 45

IV.3.5 Tujuan perjalanan ... 46

IV.3.6 Jumlah pendapatan pribadi per bulan ... 47

IV.3.7 Moda transportasi yang digunakan sebelum - menggunakan bus ... 48

IV.3.8 Alasan menggunakan bus ... 49

IV.3.9 Alat transportasi yang digunakan menuju terminal ... 50

IV.3.10 Alat transportasi yang digunakan untuk – meninggalkan terminal ... 52

IV.3.11 Frekuensi penggunaan bus ... 53

IV.4 Uji Reliabilitas dan Validitas ... 54

(9)

IV.4.2 Reliabilitas ... 56

IV.5 Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan pada Bus trayek –

Medan-Aceh ... 59

IV.6 Penilaian Tingkat Kinerja Pelayanan pada bus trayek –

Medan-Aceh ... 62

IV.7 Integrasi Metode Importance – Performance Analysis ... 64

IV.8 Customer Satisfaction Index (CSI) / Indeks Kepuasan –

Pengguna (IKP) ... 68

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ... 77

V.2 Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

2.1 Kriteria Angkutan Umum Ideal ... 16

2.2 Jenis, Tarif dan Jumlah Kapasitas Bus Kurnia jurusan Medan- Banda Aceh ... 21

2.3 Indeks Kepuasan Pengguna (IKP) ... 28

4.1Trayek dan jumlah armada bus kurnia ... 38

4.2 Tabel dari jenis, tarif dan jumlah kapasitas dari bus kurnia ... 39

4.3 Trayek dan jumlah armada bus PMTOH ... 39

4.4 Tabel dari jenis, tarif dan jumlah kapasitas dari bus PMTOH ... 39

4.5 Usia pengguna bus kurnia ... 42

4.6 Usia pengguna bus PMTOH ... 43

4.7 Jenis pekerjaan pengguna bus kurnia ... 44

4.8 Jenis pekerjaan pengguna bus PMTOH ... 44

4.9 Pendidikan terakhir pengguna bus kurnia ... 45

4.10 Pendidikan terakhir pengguna bus PMTOH ... 46

4.11 Tujuan perjalanan pengguna bus kurnia ... 46

4.12 Tujuan perjalanan pengguna bus PMTOH ... 47

4.13 Alat transportasi yang digunakan menuju terminal ... 50

4.14 Alat transportasi yang digunakan menuju terminal ... 51

4.15 Alat transportasi yang digunakan untuk meninggalkan terminal ... 52

4.16 Alat transportasi yang digunakan untuk meninggalkan terminal ... 52

4.17 Frekuensi penggunaan bus kurnia ... 53

(11)

4.20 Case Processing Summary ... 57

4.21 Reliability Statistic ... 57

4.22 Item-Total Statistics ... 58

4.23 Penilaian tingkat kepentingan pelayanan Bus Kurnia ... 60

4.24 Penilaian tingkat kepentingan pelayanan Bus PMTOH ... 61

4.25 Penilaian tingkat kepuasan pelayanan Bus ... 62

4.26 Penilaian tingkat kepuasan pelayanan Bus PMTOH ... 63

4.27 Customer Satisfaction Index (CSI) bus kurnia... 74

(12)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Bagan Alir Penelitian ... 31

4.1 Grafik Perhitungan Importance – Performance Analysis bus kurnia ... 65

(13)

ABSTRAK

Tranportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan pengembangan wilayah. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Dengan adanya transportasi harapannya dapat menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industri maupun sektor lainnya.

Fungsi transportasi ialah untuk dapat memindahkan suatu benda. Obyek yang akan dipindahkan mungkin mencakup benda tak bernyawa seperti sumber alam, hasil produksi pabrik, bahan makanan, dan benda hidup seperti manusia, binatang dan tanaman. Perangkutan sangat penting bagi manusia, karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat disembarang tempat.

Agar pelaksanaan peran transportasi tersebut maksimum, pemerintah menetapkan beberapa faktor sebagai standar minimum pelayanan, yang harus dipenuhi oleh perusahaan angkutan umum dalam memberikan pelayanan agar penumpang merasa puas, faktor-faktor tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 10 Tahun 2012, tentang pelayanan minimal angkutan.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Umum

Tranportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang

keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian

masyarakat dan pengembangan wilayah. Sistem transportasi yang ada

dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya

lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi di suatu

wilayah. Dengan adanya transportasi harapannya dapat menghilangkan isolasi dan

memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik

perdagangan, industri maupun sektor lainnya.

Transportasi sangat penting bagi sebuah kota, karena menyediakan akses

bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Akses terhadap informasi, pasar, dan

jasa masyarakat dan lokasi tertentu, serta peluang-peluang baru kesemuanya

merupakan kebutuhan yang penting dalam proses pembangunan sebuah kota.

Secara umum transportasi dapat diartikan sebagai usaha pemindahan atau

pergerakan sesuatu, biasanya orang atau barang dari suatu lokasi yang disebut

lokasi asal ke lokasi lain yang biasa disebut lokasi tujuan untuk keperluan tertentu

dengan menggunakan alat yang tertentu pula.

Fungsi transportasi ialah untuk dapat memindahkan suatu benda. Obyek

yang akan dipindahkan mungkin mencakup benda tak bernyawa seperti sumber

alam, hasil produksi pabrik, bahan makanan, dan benda hidup seperti manusia,

(15)

kebutuhan manusia tidak terdapat disembarang tempat. Selain itu sumber yang

berupa bahan baku itu harus melalui proses produksi yang juga lokasinya tidak

terdapat dilokasi manusia sebagai konsumen. Kesenjangan jarak antara lokasi

sumber, lokasi produksi dan lokasi konsumen itulah yang melahirkan adanya

perangkutan (Morlok, 1991).

Dari uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa transportasi dapat

memindahkan suatu objek yaitu penumpang dan atau barang dari tempat asal

ketempat tujuan.Dimana nilai utilitas atau guna dari objek tersebut jauh lebih

besar ditempat tujuan, jika dibandingkan dengan nilai utilitas ditempat

asal.Dengan demikian jasa transportasi terus berkembang pesat, dari waktu

kewaktu.

Menjamurnya jasa transportasi khususnya transportasi darat di Indonesia

seperti di kota-kota besar, membuat penyaji jasa transportasi berlomba-lomba

untuk dapat memuaskan kebutuhan pelanggannya. Dengan demikian produsen

harus mempunyai strategi dan jeli untuk mengetahui, apa yang diinginkan

konsumen. Berbagai fasilitas diupayakan dan berusaha mengoptimalkan

penggunaannya, dengan tujuan agar pelanggan jasa tersebut dapat tertarik

terhadap fasilitas dan pelayanan yang disajikan perusahaan.

I.2 Latar Belakang

Kota–kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

intensitas aktivitas sosio ekonomi juga luas wilayah perkotaannya, seiring

kemajuan ekonomi pola aktivitas masyarakat berubah baik dalam jenis maupun

kuantitas. Peningkatan jumlah pergerakan yang ditimbulkan oleh berkembangnya

(16)

pergerakan masyarakat. Untuk memberikan pelayanan transportasi yang baik,

pemerintah maupun pihak swasta menyediakan angkutan umum/massal yang

melayani penumpang antar propinsi, antar kota atau dalam kota itu sendiri.

Keberadaan angkutan umum sangat dibutuhkan, terutama bagi masyarakat yang

tidak mempunyai alat transportasi pribadi. Mengingat perannya yang begitu

penting, apabila tidak ditangani secara baik dan benar, akan merupakan masalah

bagi kehidupan masyarakat. Tingkat pelayanan angkutan umum adalah kualitas

dan kuantitas yang disediakan oleh sarana transportasi, termasuk di dalamnya

adalah karakteristik yang dapat dikuantifikasikan seperti keamanan, waktu

perjalanan, frekuensi, biaya perjalanan, banyaknya transfer serta karakteristik

yang sukar dikuantifikasikan seperti kenyamanan, ketersediaan, kemudahan serta

moda image.

Tantangan yang dihadapi dalam pengoperasian angkutan publik pada saat

ini adalah upaya untuk mempertahankan penumpang yang sudah ada dan menarik

penumpang baru. Hal tersebut berarti bahwa operator angkutan publik harus

mempertahankan kualitas pelayanan yang dimilikinya. Apabila angkutan umum

tidak dapat memenuhi kebutuhan transportasi perkotaan bagi masyarakat serta

fasilitas yang ditawarkan tidak memadai dalam memberikan pelayanan kepada

penggunanya, akan dapat menimbulkan kecenderungan untuk meninggalkan

moda tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu evaluasi

terhadap pelayanan jasa angkutan transportasi ini. Kebutuhan akan peningkatan

mutu layanan sangat diharapkan oleh konsumen pengguna jasa transportasi,

(17)

Dalam hal ini pemerintah, melalui Dinas Perhubungan menetapkan standar

minimal yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa dalam memberikan

pelayanan,standar ini menjadi indikator yang mempengaruhi persepsi penumpang

terhadap pelayanan sebuah angkutan, sebagaimana tertera dalam Peraturan

Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 10 Tahun 2012, tentang

pelayanan minimal angkutan, indikator tersebut adalah :

a. Fasilitas keamanan

1. Halte dan fasilitas pendukung

- Lampu minimal 95 %

- Petugas keamanan minimal 1 (satu) petugas

- Informasi gangguan keamanan minimal 2 stiker

2. Mobil bus

- Identitas kendaraan, yaitu memiliki nomor kendaraan dan nama

trayek

- Memiliki tanda pengenal pengemudi

- Memiliki lampu isyarat bahaya, dan lampu penerangan yang

berfungsi 100 %.

- Tersedia petugas keamanan minimal 1 petugas

- Persentase kegelapan kaca film maksimal 60 %

b. fasilitas keselamatan

1. Manusia

- Mematuhi standar operasional prosedur (SOP) pengoperasian

(18)

- Mematuhi standar operasional prosedur (SOP) penanganan keadaan

darurat

2. Mobil bus

- 100 % lulus ujilaik jalan

- Peralatan keselamatan 100 % berfungsi dan sesuai dengan standar

teknis dan standar operasi

- fasilitas kesehatan 1 set ditempatkan di setiap mobil bus

- Informasi tanggap darurat

- Memiliki fasilitas pegangan penumpang berdiri

3. Prasarana

- Tersedianya perlengkapan lalu lintas dan angkutan jalan

- Tersedianya fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan

(pool)

c. Fasilitas kenyamanan

1. Halte dan fasilitas pendukung halte

- Lampu penerangan minimal berfungsi 95 %

- Tersedianya fasilitas pengatur suhu ruangan dan/atau ventilasi

udara

- Memiliki fasilitas kebersihan

- Luas lantai per orang (4 org/m2 dalam waktu puncak dan 2 org/m2

pada waktu non puncak)

- Memiliki fasilitas kemudahan naik/turun penumpang

2. Mobil bus

(19)

- Kapasitas angkut penumpang sesuai kapasitas angkut

- Memiliki fasilitas pengatur suhu ruangan

- Memiliki fasilitas kebersihan

- Luas lantai untuk berdiri per orang (5 org/m2 pada waktu puncak, 4

org/m2 pada waktu non puncak)

d. keterjangkauan

- Kemudahan perpindahan penumpang antar koridor

- Ketersediaan integrasi jaringan trayek penumpang

- Tarif angkutan tejangkau

e. Kesetaraan

- Memiliki kursi prioritas, minimal 4 tempat, diperuntukkan bagi

penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-ana, dan wanita hamil

- Tersedianya ruang khusus untuk kursi roda

- Memiliki fasilitas akses menuju halte yang memberikan kemudahan

bagi pengguna jasa yang menggunakan kursi roda, penyandang cacat,

manusia lanjut, dan wanita hamil.

f. Keteraturan

- Waktu yang dibutuhkan pengguna jasa menunggu kedatangan bus

maksimal 7 menit pada jam puncak, dan 15 menit pada waktunon

puncak

- Kecepatan rata-rata perjalanan pada waktu puncak maksimal 30

(20)

- Waktu berhenti di halte maksimal 45 detik pada waktu puncak, dan 60

detik pada waktu non puncak

- Memiliki papan informasi untuk jadwal, jurusan, tarif, dan lainnya

yang dianggap perlu

- Menginformasikan waktu kedatangan mobil bus

- Memiliki akses keluar masuk halte yang yang teratur

- Menginformasikan halte yang akan dilewati

- Ketepatan dan kepastian jadwal kedatangan dan keberangkatan mobil

bus

- Informasi gangguan perjalananmobil bus

- Sistem pembelian tiket yang memberikan kemudahan dalam

melakukan transaksi dengan cepat dan transparan

Dalam penggunaan jasa transportasi di Indonesia, bus merupakan salah

satu moda angkutan umum yang sangat kompetitif dalam memberikan

pelayanannya, seperti halnya di kota Medan, perkembangan moda transportasi

antar propinsi ini terlihat jelas pada perusahaan-perusahaan angkutan umum yang

memiliki trayek Medan-Aceh. Dibandingkan dengan trayek dari Medan ke daerah

lain, trayek Medan-Aceh mempunyai perusahaan-perusahaan angkutan umum

yang memiliki tingkat pelayanan dan kualitas bus yang lebih baik. Oleh karena itu

penelitian ini mengambil lokasi studi pada perusahaan-perusahaan bus trayek

Medan-Aceh tersebut.Yaitu pada perusahaan Bus Kurnia dan Bus PMTOH.

Penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah perbandingan antara

persepsi penumpang dengan tingkat pelayanan yang disajikan oleh penyedia jasa

(21)

perusahan-perusahan tersebut dalam menyediakan jasa angkutannya, dan hasilnya nanti akan

dijadikan sebagai bahan acuan perbaikan kualitas untuk masa yang akan

datang.Untuk mendapatkan hasil tersebut penelitian ini menggunakan metode

Importance Performance Analysis, penggunaan metode ini dikarenakan metode

ini bisa langsung mencerminkan variabel yang dianalisis dan dapat dengan mudah

mengetahui variabel yang lemah atau yang perlu mendapatkan perhatian khusus

dari manajemen. Dengan demikian , dapat memudahkan usulan perbaikan kinerja,

serta metode ini juga bisa mengindentifikasi fakor-faktor kinerja penting apa yang

harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para pengguna

jasa mereka (Seta Basri).

Setelah dilakukan pengujian dan analisa melalui metode Importance

Perfomance Analisys, selanjutnya dianalisis juga dengan menggunakan metode

regresi multi variable, mengkaji dan menganalisis dengan metode lainnya

diperlukan, sehingga hasil yang diperoleh nantinya valid,atau dapat

menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Penelitian serupa dengan menggunakan Metode Importance Performance

Analysis juga pernah dilakukan di Indonesia, yaitu di Jogja.Penelitian tersebut

dilakukan oleh Imam Basuki, dkk dengan judul penelitian “Penilaian Penumpang

Terhadap Angkutan Perkotaan Reguler dan Trans Jogja”.Dalam kesimpulan

mereka, sistem angkutan umum, manajemen pengelolaan angkutan umum, pola

operasi angkutan umum pada bus trans Jogja sudah memenuhi standar pelayanan

dan perlunya ditingkatkan perbaikan pelayanan pada angkutan perkotaan reguler.

(22)

Berdasarkan latar belakang sebagaimana disajikan di atas, maka

permasalahan yang perlu dikaji adalah :

1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian kualitas mutu

pelayanan bus kepada penumpangnya.

2 Bagaimana tingkat kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan bus.

I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum (bus) terhadap

kepuasan penumpang.

2. Untuk mengetahui permasalahan yang mempengaruhi tingkat pelayanan.

3. Untuk membandingkan tingkat pelayanan yang telah disajikan pihak

angkutan bus terhadap standar pelayanan minimum sesuai dengan

Peraturan Menteri Perhubungan.

I.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi bahan

pertimbangan serta informasi bagi perusahaan dalam rangka memenuhi harapan

pelanggan dengan meningkatkan kualitas pelayanan. Serta dapat dipergunakan

sebagai rekomendasi pengambilan keputusan Pemko Medan dalam peningkatan

mutu pelayanan kepada masyarakat pengguna angkutan bus.

I.6 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terarah dan tidak

terlalumeluas, maka dikemukakan batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian atau wilayah studi dan pengambilan data hanya

(23)

2. Tinjauan kualitas pelayanan dibatasi pada aspek pelayanan angkutan orang

dengan Bus Kurnia dan Bus Pelangi trayek Medan-Aceh, tidak

menyangkut pelayanan ekspedisi atau angkutan barang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pelayanan

II.1.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan

melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang.

A.S. Moenir (dalam Aris Tri Haryono) mendefinisikan “pelayanan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan

factor material melalui system, prosedur dan metode tertentu dalam usaha

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan .”

II.2 Sistem Transportasi

II.2.1 Pengertian Transportasi

Transportasi mempunyai arti mengangkut atau memindahkan suatu objek

(24)

2. Tinjauan kualitas pelayanan dibatasi pada aspek pelayanan angkutan orang

dengan Bus Kurnia dan Bus Pelangi trayek Medan-Aceh, tidak

menyangkut pelayanan ekspedisi atau angkutan barang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pelayanan

II.1.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan

melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang.

A.S. Moenir (dalam Aris Tri Haryono) mendefinisikan “pelayanan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan

factor material melalui system, prosedur dan metode tertentu dalam usaha

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan .”

II.2 Sistem Transportasi

II.2.1 Pengertian Transportasi

Transportasi mempunyai arti mengangkut atau memindahkan suatu objek

(25)

transportasi ini bukan hanya merupakan gerakan barang atau orang dari suatu

tempat asal ke tujuan dengan cara dan kondisi yang statis, akan tetapi transportasi

diusahakan dengan perbaikan dan peningkatan untuk mencapai efisiensi yang

lebih baik dari semula, menyangkut waktu, keamanan, kenyamanan dan murah.

Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterikatan antara berbagai

variabel dalam suatu kegiatan atau usaha untuk memindahkan, menggerakkan,

mengangkut atau mengalihkan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat

lain secara terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem transportasi didukung oleh alat pendukung untuk menjamin

lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan sehingga

memberikan optimalisasi proses pergerakan tersebut. Alat pendukung ini berupa

sarana dan prasarana yang meliputi ruang untuk bergerak, tempat awal dan akhir

pergerakan, alat bantu pergerakan, serta pengelolaannya. Adapun tujuan penataan

transportasi adalah :

1. Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi

pada masa yang akan datang (tindakan preventif);

2. Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem

solving);

3. Melayani kebutuhan transportasi (demand of transprtation) seoptimal

mungkin dan seimbang;

4. Mempersiapkan kebijakan untuk tanggapan pada keadaan pada masa

depan;

5. Mengoptimalkan penggunaan daya dukung (sumber daya) yang ada.

(26)

Transportasi sangat dibutuhkan manusia demi untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, hal ini disebabkan sumber kebutuhan manusia tidak selalu berada pada

satu tempat saja.

Kesenjangan antara jarak dengan lokasi sumber, melahirkan adanya

kebutuhan transportasi. Menurut Morlok (1991) sistem transportasi terdapat lima

unsur pokok, yaitu :

1. Orang yang membutuhkan

2. Barang yang dibutuhkan

3. Kendaraan sebagai alat angkut

4. Jalan sebagai prasarana angkutan

5. Organisasi (pengelolaan angkutan)

Adapun beberapa komponen sistem transportasi yang sangat penting

sebagai elemen dasar dalam perencanaan sistem transportasi adalah sebagai

berikut :

1. Fasilitas fisik, seperti jalan raya, jalan rel, bandara, dermaga, saluran;

2. Armada angkutan, galangan kapal;

3. Fasilitas operasional, meliputi fasilitas pemeliharaan angkutan, ruang

kantor;

4. Lembaga, terdiri dari dua jenis, yaitu lembaga fasilitas orientasi dan

lembaga pengoperasian. Lembaga fasilitas orientasi adalah dasar

utama dalam perencanaan, perancangan, struktur, pemeliharaan, dan

fasilitas pengoperasian. Lembaga pengoperasian adalah dasar

(27)

transportasiyang meliputiperusahaan kereta api, perusahaan

penerbangan, perusahaan kapal, perusahaan truk, dam lainnya;

5. Strategi pengoperasian, meliputi rute kendaraan, jadwal, dan

pengontrol lalu lintas.

II.2.3 Fungsi Transportasi

Transportasi berarti mengangkut atau memindahkan objek (barang dan

atau manusia) ke tempat yang diinginkan.Semuanya bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan manusia.Jika objek tersebut tidak diangkut sesuai dengan

keinginannya, berarti kegunaan objek tersebut tetap sangat rendah. Dan yang

paling nyata lagi adalah kebutuhan manusia tidak atau kurang terpenuhi.

Dengan transportasi kegunaan sumber daya alam serta sumber daya

manusia menjadi lebih bermanfaat atau lebih meningkat. Pengetahuan juga cepat

tersebar , walaupun sumbernya sangat jauh. Dengan demikian transportasi dapat

meningkatkan utilitas setiap objek serta taraf hidup manusia. Sedangkan tanpa

transportasi, manusia akan tetap hidup sebagai manusia primitif (Morlok, 1991).

Transportasi berperan sangat penting untuk menunjang seluruh aktifitas

kehidupan manusia, karena transportasi dikatakan berperan meningkatkan utilitas

setiap aktifitas, baik manusia maupun barang.Dengan demikian pembangunan

sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang handal,

berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efektif dan efisien dalam

menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan.

Pentingnya transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan memiliki dua fungsi ganda yaitu

(28)

transportasi berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk memenuhi

kebutuhan berbagai sektor dan menggerakkan pembangunan nasional.Sebagai

unsur pendorong, transportasi berfungsi menyediakan jasa transportasi yang

efektif untuk mebuka daerah-daerah yang terisolasi, melayani daerah terpencil,

merangsang pertumbuhan daerah tertinggal dan terbelakang.

Jadi, transportasi memegang peranan yang sangat penting karena

melibatkan dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia yang saling

berkaitan.Semakin lancar transportasi tersebut, maka semakin lancar pula

perkembangan pembangunan daerah maupun nasional.

II.2.4 Sifat dan Permintaan Jasa Transportasi

Perusahaan transportasi menghasilkan service dan utilityyang tidak dapat

ditimbun atau disimpan sebagaimana halnya hasil industri jasa lainnya.Oleh

karena itu jika jasa angkutan yang tersedia tidak dapat terjual pada waktu itu juga,

berarti hilang atau tidak bermanfaat yang mengakibatkan kerugian.Sebaliknya

permintaan terhadap jasa transportasi timbul, karena tidak meratanya pemakaian

sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Tiap sektor industri menginginkan perpindahan sumber-sumber sebagai

input perusahaan dan perpindahan output untuk dipasarkan kepada konsumen.

Dengan demikian terjadi perputaran dan penyebaran produk.

Permintaan terhadap produk jasa transportasi bersifat derived demand,

yaitu permintaan terhadap jasa ini bergantung pada aktivitas lain atau naik

turunnya kegiatan ekonomi yang memerlukan pengangkutan barang atau

penumpang. Pada umumnya kenaikan tarif transportasi akan mengakibatkan

(29)

disebabkan karena kenaikan tarif transportasi yang menyebabkan kenaikan biaya

produksi, serta tarif penjualan barang. Kenaikan biaya transportasi

akanberdampak luas, dan secara langsung akan mempengaruhi permintaan jasa

transportasi itu sendiri.

II.2.5 Karakteristik Transportasi

II.2.5.1 Karakteristik Modal

Karakteristik modal transportasi dibedakan oleh sifat jasa, operasi dan

biaya. Faktor tersebut yang membedakan alat angkutan menjadi lima kelompok,

yaitu :

1. Angkutan kereta api (rail road / railway)

Angkutan kereta api adalah jenis angkutan yang bergerak diatas rel.

Usaha angkutan ini adalah bersifat public utility. Suatu uasaha bersifat public

utility, bilamana dia mengasilkan komoditas dan jasa untuk kepentingan

masyarakat banyak dan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Sifat tertentu lainnya dari kereta api adalah bahwa usahanya bersifat

besar-besaran. Sifat ini tercermin dari besarnya investasi kapital, pemakaian

tenaga kerja, organisasi perusahaan, pengeluaran untuk biaya operasi dan

sebagainya. Dengan demikian usaha untuk kereta api memerlukan permodalan

yang besar, baik untuk investasi kapital permulaan usahanya, maupun penyediaan

dana untuk modal kerjanya.

2. Transportasi jalan raya

Pengertian dari transportasi jalan raya adalah pengangkutan yang

(30)

raya.Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan peralatan

teknik yang ada pada kendaraan dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan

barang dan penumpang.

3. Angkutan Sungai dan Danau.

Angkutan Sungai dan Danau pada umumnya dikatakan adalah angkutan

perairan pedalaman, karena biasa dipergunakan untuk angkutan pedalaman. Jenis

angkutan seperti ini, ada yang mempergunakan motor sebagai penggerak dan ada

juga menggunakan tenaga manusia. Dan perlu dikemukakan bahwa angkutan ini

dipergunakan untuk mengangkut penumpang dan atau barang dari kota ke

pedalaman.

4. Angkutan Penyeberangan.

Angkutan penyeberangan adalah suatu moda transportasi yang

menguhungkan dua ruas jalan yang putus, dengan demikian fungsinya dapat

dikatakan sebagai jembatan.Dengan demikian angkutan penyeberangan adalah,

menyeberangkan penumpang dan atau barang berikut kenderaan dari kedua ruas

jalan yang terputus. Pada umumnya moda digerakkan oleh motor, yang juga

disebut kapal motor dengan kapasitas angkut beraneka ragam. Namun ada juga

yang relatif besar.

5. Angkutan laut

Transportasi melalui laut mempunyai peranan yang sangat penting di

daerah atau negara yang terdiri dari banyak pulau seperti Indonesia.Biaya

transportasi laut ini dapat dikatakan relatif murah.

(31)

Karakteristik muatan terbagi atas dua bagian besar yaitu muatan

penumpang dan muatan barang.Perbedaan karakteristik terhadap kedua jenis

muatan ini sangat bergantung pada kebutuhan tiap muatan, sehingga sistem

pelayanan yang dilakukan terhadap kedua jenis muatan sangat berbeda.

a. Penumpang

1. Kenyamanan sangat diperlukan;

2. Terminal, khusus untuk perjalanan jauh diperlukan ruang tunggu;

3. Penumpang sangat bergantung pada keadaan ekonominya untuk

menentukan pemilihan moda, baik perjalanan dekat ataupun jauh;

b. Barang

1. Terminal sebagai tempat bongkar muat, kecuali moda truk;

2. Perlu alat bongkar dan muat;

3. Peti kemas, sebagai kabin barang.

4. Pelayanan khusus bergantung pada jenis barang, seperti barang curah, barang cair dan lainnya.

II.3 Angkutan Umum

II.3.1 Definisi Angkutan Umum

Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan

atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau

kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau

mengirimkan barang dari tempat asalnya ke tempat tujuannya.Prosesnya dapat

dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan. Sementara

Angkutan Umum Penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan

(32)

pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb),

kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.

Angkutan Umum Penumpang bersifat massal sehingga biaya angkut

dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang yang menyebabkan

biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan

angkutan massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain

kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di

terminal dan atau tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti

kesamaan maksud.Angkutan umum massal atau masstransit memiliki trayek dan

jadwal keberangkatan yang tetap. Pelayanan angkutan umum penumpang akan

berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan

permintaan. Oleh karena itu, Pemerintah perlu turut campur tangan dalam hal ini.

Beberapa kriteria ideal angkutan umum dapat dilihat dalam Tabel di

bawah ini :

(33)

II.3.2 Peranan Angkutan Umum

Angkutan Umum berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia akan

pergerakan ataupun mobilitas yang semakin meningkat, untuk berpindah dari

suatu tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah ataupun jauh.

Angkutan umum juga berperan dalam pengendalian lalu lintas, penghematan

bahan bakar atau energi, dan juga perencanaan & pengembangan wilayah.

Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layanan

angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya,

baik untuk masyarakat yang mampu memiliki kendaraan pribadi sekalipun, dan

terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan angkutan

umum.Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang aman,

(34)

II.4 Bus

II.4.1 Pengertian dan Sejarah Bus

Bus berasal dari istilah Omnibus yang berarti kendaraan untuk

semua.Omni, dalam bahasa Latin, artinya untuk semua.Cikal bakal bus muncul

ketika kendaraan bermotor menggantikan kuda sebagai alat transportasi pada

sekitar 1905.Saat itu, omnibus bermotor disebut autobus.Hingga saat ini, Prancis

dan Inggris masih menggunakan istilah tersebut.

Omnibus pertama dioperasikan di AS. Dimulai dengan pelintasan Jalan

Broadway di kota New York pada 1827. Seseorang bernama Abraham Brower,

merupakan pemilik pertama bisnis tersebut.Kemajuan paling penting pada

omnibus adalah mobil jalanan.Mobil jalanan pertama ditarik kuda.Yang

membedakan adalah keberadaan rel baja yang diletakkan di tengah

jalan.Roda-roda mobil jalanan juga terbuat dari baja, yang dibuat sedemikian rupa agar tidak

merusak rel. Mobil jalanan pertama beroperasi di Jalan Browery, New York.

Dimiliki John Manson dan dibuat oleh seorang keturunan Irlandia bernama John

Stephenson.Ada beberapa indikasi lain yang menunjukan bahwa bus pertama

telah ada ada sejak 1662. Meski kendaraan sesungguhnya yang ditarik kuda belum

diluncurkan sampai tahun 1820-an.

Pada awalnya, bus merupakan kendaraan yang ditarik kuda, kemudian

dimulai dari tahun 1830-an bus bertenaga uap mulai ada. Seiring perkembangan

zaman, bus bertenaga mesin konvensional adalah penemuan bus troli elektronik

yang berfungsi dengan di bawah seperangkat kabel yang ada di beberapa tempat

(35)

Bus bertenaga mesin pertama muncul bersamaan dengan perkembangan

mobil. Setelah bus bertenaga mesin pertama pada tahun 1895, berbagai macam

model dikembangkan pada tahun 1900-an, sampai akhirnya tersebar luas bentuk

bus yang utuh mulai dari tahun 1950-an.Bus menjadi populer pada awal abad 21

karena Perang Dunia I. Ketika itu, kebanyakan sarana rel dialokasikan untuk

kebutuhan perang dan banyaknya mobil pribadi, sehingga diperlukan alat

transportasi lain yang dapat mengangkut banyak penumpang.

Hingga saat ini keberadaan Bus sebagai transportasi massal yang handal di

berbagai wilayah seluruh dunia untuk mengantarakan banyak orang dalam satu

kendaraan dengan berbagai fasilitas yang nyaman.

II.4.2 Sejarah Bus di Indonesia

Bus masuk di negara Indonesia sekitar abad 19, dengan melihat dari

sejarah, maka kendaraan jenis bus ada di negara ini pada saat Indonesia masih

dijajah oleh belanda.Pada masa kolonialisme tersebut berbagai sarana kendaraan

bermotor menjadi budaya transportasi baru yang dibawa oleh penjajah seiring

dengan perkembangan revolusi industri di Eropa yang ternyata berpengaruh di

seluruh wilayah dunia. Sebagai sarana transportasi darat yang mampu untuk

mengangkut banyak orang, bus dianggap sebagai kendaraan yang efisien serta

fleksibel dalam penggunaannya seperti mobil dan motor pada masa itu terkait

dengan keberadaan sarana fasilitas jalan raya di wilayah Indonesia.

Bus dengan bodi lama yang didatangkan langsung dari negeri asalnya,

masa itu awal keberadaan berbagai bus di Indonesia, seiring perkembangan zaman

bangsa indonesia saat ini mampu membuat bodi bus sendiri yang diproduksi oleh

(36)

dan merupakan suatu kebanggaan juga ternyata bangsa kita saat ini juga mampu

bersaing di bidang industri karoseri kendaraan bermotor.

Untuk saat ini di Indonesia bus dibagi kedalam ukuran, kelas, jenis dan

jarak. Ada tiga jenis bus berdasarkan ukuran : Bus besar, bus sedang, dan

buskecil. Sedang berdasarkan kelas ada kelas ekonomi, bisnis tanpa AC, bisnis

AC, Exevutive, dan Super Executive.

Pembagian kelas-kelas Bus berdasarkan oleh fasiltas yang disediakan oleh

bus. Selain itu klasifikasi juga didasarkan pada jarak tempuh yang dibedakan

menjadi lima. Pertama, berjarak tempuh terjauh adalah bus lintas batas Negara,

belum lama ini Indonesia baru meluncurkan bus lintas batas negara yang

menghubungkan Indonesia, Malasya, Brunei Darussalam.Rute bus tersebut adalah

Pontianak (Indonesia), Kuching (Malaysia), dan Miri (Brunei Darussalam).Ada

pula bus antar kota-antar Provinsi (AKAP). Bus AKAP adalah angkutan dari satu

kota ke kota lain yang melalui antar kota dan kabupaten melalui antar daerah

provinsi yang lain melalui bus umum yang terikat dalam Trayek.

Lain lagi dengan bus antar kota dalam provinsi (AKDP) yang mengangkut

dari satu kota ke kota yang lain melewati antar kabupaten tetapi masih dalam satu

daerah Provinsi. Selain itu masih ada juga bus kota yang beroperasi hanya di

wilayah kota tersebut, dan yang terakhir adalah bus pariwisata yang melayani rute

sesuai pesanan tanpa terikat jarak trayek yang ditempuh.

II.5 Profil Bus Lokasi Penelitian

1. Bus Kurnia

Bus Kurnia merupakan salah satu perusahaan angkutan antar kota antar

(37)

KURNIA yang pada awal mulanya berkedudukan dan berkantor Pusat di Sigli-

Kab. Aceh Pidie. Jenis kendaraan yang digunakan oleh CV. Kurnia Group ialah

Mercedes Benz, yang mampu memuat penumpang rata-rata 30 orang. Terdiri dari

tiga kelas, yakni kelas nonstop , kelas patas, dan kelas biasa. Bus ini juga

dilengkapi fasilitas full AC, TV video, Snac dan toilet dengan kualitas pelayanan

yang sangat prima, disertai layanan awak Bus yang optimal. Hingga saat ini Bus

Kurnia telah memiliki izin untuk beroperasi di empat trayek, yakni Medan –

Banda Aceh (Medan-Langsa-Lhoksumawe-Bireuen-Sigli), Medan- Takengon,

Medan – Jakarta, dan Medan- Padang. Dan jumlah keseluruhan armadanya saat

ini adalah 88 unit.

Tabel 2.2 Jenis, Tarif dan Jumlah Kapasitas Bus Kurnia jurusan Medan-

Banda Aceh

Nama Bus Jenis Kelas Jumlah Unit

Tarif Kapasitas (Tempat Duduk)

Kurnia Non Stop 2 Rp. 180.000,- 21

Patas 8 Rp. 130.000,- 35

Biasa 26 Rp. 120.000,- 35

Sumber : Bus kurnia

2. Bus PMTOH

Bus PMTOH merupakan salah satu perusahaan angkutan antar kota antar

provinsi yang beroperasi di Medan yang bertempat di jalan Gagak Hitam (Ring

Road), dan jenis kendaraan yang digunakan mereka juga sama dengan jenis

kendaraan yang digunakan Kurnia, yaitu Mercedes Benz. PMTOH memiliki 70

(38)

penumpang perhari diperkirakan sekitar 350 orang.Untuk jenis kelas armadanya

PMTOH juga memiliki 3 kelas, yaitu Non-Stop, patas, dan kelas biasa.

II.6 Standar Pelayanan

Pemerintah, melalui Dinas Perhubungan menetapkan standar minimal

yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa dalam memberikan pelayanan, standar ini

menjadi indikator yang mempengaruhi persepsi penumpang terhadap pelayanan

sebuah angkutan, standar ini tertera dalam Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM. 10 Tahun 2012, tentang pelayanan minimal

angkutan, standar tersebut adalah :

a. Fasilitas keamanan

1. Halte dan fasilitas pendukung

- Lampu minimal 95 %

- Petugas keamanan minimal 1 (satu) petugas

- Informasi gangguan keamanan minimal 2 stiker

2. Mobil bus

- Identitas kendaraan, yaitu memiliki nomor kendaraan dan nama

trayek

- Memiliki tanda pengenal pengemudi

- Memiliki lampu isyarat bahaya, dan lampu penerangan yang

berfungsi 100 %.

- Tersedia petugas keamanan minimal 1 petugas

- Persentase kegelapan kaca film maksimal 60 %

b. fasilitas keselamatan

(39)

- Mematuhi standar operasional prosedur (SOP) pengoperasian

penumpang

- Mematuhi standar operasional prosedur (SOP) penanganan keadaan

darurat

2. Mobil bus

- 100 % lulus ujilaik jalan

- Peralatan keselamatan 100 % berfungsi dan sesuai dengan standar

teknis dan standar operasi

- fasilitas kesehatan 1 set ditempatkan di setiap mobil bus

- Informasi tanggap darurat

- Memiliki fasilitas pegangan penumpang berdiri

3. Prasarana

- Tersedianya perlengkapan lalu lintas dan angkutan jalan

- Tersedianya fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan

(pool)

c. Fasilitas kenyamanan

1. Halte dan fasilitas pendukung halte

- Lampu penerangan minimal berfungsi 95 %

- Tersedianya fasilitas pengatur suhu ruangan dan/atau ventilasi

udara

- Memiliki fasilitas kebersihan

- Luas lantai per orang (4 org/m2 dalam waktu puncak dan 2 org/m2

pada waktu non puncak)

(40)

2. Mobil bus

- Lampu penerangan berfungsi 100 %

- Kapasitas angkut penumpang sesuai kapasitas angkut

- Memiliki fasilitas pengatur suhu ruangan

- Memiliki fasilitas kebersihan

- Luas lantai untuk berdiri per orang (5 org/m2 pada waktu puncak, 4

org/m2 pada waktu non puncak)

d. keterjangkauan

- Kemudahan perpindahan penumpang antar koridor

- Ketersediaan integrasi jaringan trayek penumpang

- Tarif angkutan tejangkau

e. Kesetaraan

- Memiliki kursi prioritas, minimal 4 tempat, diperuntukkan bagi

penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-ana, dan wanita hamil

- Tersedianya ruang khusus untuk kursi roda

- Memiliki fasilitas akses menuju halte yang memberikan kemudahan

bagi pengguna jasa yang menggunakan kursi roda, penyandang cacat,

manusia lanjut, dan wanita hamil.

f. Keteraturan

- Waktu yang dibutuhkan pengguna jasa menunggu kedatangan bus

maksimal 7 menit pada jam puncak, dan 15 menit pada waktunon

(41)

- Kecepatan rata-rata perjalanan pada waktu puncak maksimal 30

km/jam, dan 50 km/jam pada waktu non puncak

- Waktu berhenti di halte maksimal 45 detik pada waktu puncak, dan 60

detik pada waktu non puncak

- Memiliki papan informasi untuk jadwal, jurusan, tarif, dan lainnya

yang dianggap perlu

- Menginformasikan waktu kedatangan mobil bus

- Memiliki akses keluar masuk halte yang yang teratur

- Menginformasikan halte yang akan dilewati

- Ketepatan dan kepastian jadwal kedatangan dan keberangkatan mobil

bus

- Informasi gangguan perjalanan mobil bus

- Sistem pembelian tiket yang memberikan kemudahan dalam

melakukan transaksi dengan cepat dan transparan

II.7 Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki peluang yang sama

untuk dipilih. Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, artinya jumlah

sampel yang ditentukan harus dapat mewakili populasi yang ada.Penentuan

jumlah sampel dalam penelitian ini sangat diperlukan karena peneliti tidak dapat

menjadikan seluruh konsumen menjadi responden. Oleh sebab itu peneliti dalam

menentukan sampel menggunakan statistika sebagai alat yang ekonomis, karena

statistika menyediakan prinsip-prinsip dan cara-cara yang digunakan untuk

(42)

Teknik sampling untuk mendapatkan jumlah responden adalah dengan

menggunakan Rumus Slovin (Hannie, 2007) :

n ≥ �

1+ ��2

Keterangan :

n = ukuran sample

N = ukuran populasi pertahun dan

e = persen kelonggaran ketidaktelitian ( e< 10%)

II.8 Uji Reliabilitas dan Validitas

Data yang diperoleh agar mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka

validitas dan reliabilitasnya perlu diuji terlebih dahulu. Dalam hal ini yang diuji

adalah kuesioner penelitian. Jumlah sampel untuk uji validitas dan reliabilitas

adalah sebanyak 30 orang. Pada penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas

instrumen berupa sikap kepuasan responden pengguna bus Kurnia dan PMTOH

dengan jumlah responden sebanyak 30 penumpang.

Untuk analisis data pengujian validitas dan reabilitas pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS, ini bertujuan untuk

mempermudah dan mempersingkat waktu analisis.

II.8.1 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang terhadap kinerja angkutan

, maka dilakukan survey pendapat terhadap penumpang tersebut melalui

butir-butir pertanyaan yang dipersiapkan dalam lembar survei. Reliabilitas adalah

(43)

atau dapat dipercaya jika alat ukur tersebut stabil, dapat dihandalkan

(dependability) dan dapat diramalkan.

Metode yang digunakan dalam analisis validitas adalah uji korelasi

product moment pearson (r) yaitu perbandingan antara r hitung dengan r tabel

yang didapat dengan melihat tabel distribusi r moment pada probabilitas 5%

(0,05) dan derajat kebebasan / degree of freedom (df) = n-2 dimana n adalah

jumlah sampel, Sebuah item pertanyaan dianggap valid jika r hitung ≥ r tabel, dan

dari hasil perhitungan didapat keseluruhan butir pertanyan melebihi dari nilai r

tabel.

II.8.2 Uji Validitas

Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data.

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu pengukuran

relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Uji reliabilitas

untuk mengetahui apakah semua item pertanyaan fleksibel terhadap waktu atau

dapat digunakan oleh peneliti-peneliti selanjutnya yang mungkin akan mengkaji

lebih jauh tentang penelitian ini tanpa harus mengulang pengujian reabilitas

kembali.

Metode yang digunakan peneliti dalam pengujian reabilitas pada penelitian

ini adalah metode alphadimana pemberian interpretasi terhadap reliabilitas pada

umumnya digunakan patokan sebagai berikut :

1. Reliabilitas uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti hasil uji

coba tesnya memiliki reliabilitas tinggi;

2. Reliabilitas uji coba kurang dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya

(44)

II.9 Metode Impoertance-Performance Analysis

Penelitian ini menggunakan Metode Impoertance-Performance

Analysis(IPA). Metode ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara presepsi

konsumen dan proiritas peningkatan kualitas produk atau jasa yang dikenal

sebagai quadrant analysis, Zahra (2012).Selain itu metode ini juga langsung

mencerminkan variabel yang dianalisis dan dapat dengan mudah

mengetahuivariabel yang lemah atau yang perlu mendapatkan perhatian khusus

dari manajemen. Dengan demikian dapat memudahkan usulan perbaikan kinerja,

serta metode IPA juga bisa mengindentifikasi fakor-faktor kinerja penting apa

yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para

pengguna jasa mereka (Seta Basri).

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa metode

Impoertance-Performance Analysis mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi

berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat

mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang

menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan.

Impoertance-Performance Analysis menggabungkan pengukuran faktor tingkat

kepentingan dan tingkat kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan

penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis.

Analisa menggunakan metode ini digambarkan pada sumbu vertikal dan

horizontal.Biasanya sumbu vertikal menggambarkan tingkat kepentingan produk

atau tingkat pelayanan yang diharapkan pengguna jasa produk

bersangkutan.Sedangkan sumbu horizontal menggambarkan tingkat kepuasan

(45)

maupun faktor yang dianggap penting mempunyai bobot nilai yang berupa skala

yang berkisar antara 1-4. Skala 1 untuk keterangan rasa sangat tidak puas/sangat

tidak penting, skala 2 menyatakan tidak puas/tidak penting, skala 3 untuk

menyatakan puas/penting, sedangkan skala 4 untuk menyatakan sangat

puas/sangat penting.

Sedangkan untuk sumbu vertikal maupun horizontal diperoleh dari hasil

rata-rata dari seluruh tingkat kepentingan produk atau layanan tersebut maupun

dari tingkat kepuasan pengguna yang dibahas.Selain dilakukan perhitungan

rata-rata untuk seluruh permasalahan yang dibahas, perlu juga dilakukan perhitungan

rata-rata pada masing-masing bagian permasalahan tersebut. Kemudian diplotkan

pada diagram kartesius.

Berikut ini adalah contoh diagram Importance-Performance Analysis

Penting

Tingkatkan Pertahankan

Kinerja Kinerja

A B

Tidak Puas Puas

C D

Prioritas Berlebihan

Rendah

(46)

Pada gambar di atas terlihat bahwa letak dari unsur-unsur pelaksanaan

faktor yang mempengaruhikepuasan pelanggan terbagi menjadi empat bagian.

Adapun penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kuadaran A “Tingkatkan Kinerja” (High Importance and Low

Performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang

sangat penting oleh konsumen namun kondisinya pada saat ini belum memuaskan

sehingga pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang

memadai untuk meningkatkan kinerja faktor-faktor tersebut.Faktor-faktor yang

berada pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan.

2. Kuadran B “Pertahankan Kinerja” (High Importance and High

Performance)

Faktor-faktor yang berada pada kuadran ini dianggap sebagai faktor

penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban

memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan

prestasi yang telah dicapai.

3. Kuadran C “Prioritas Rendah” (Low Importance and Low Performance)

Faktor-faktor yang berada pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan

yang rendah dan dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak

manajemen tidak perlu terlalu memberikan perhatian pada faktor-faktor tersebut.

4. Kuadran D “Berlebihan” (Low Importance and High Performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting

(47)

dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas

penangan yang lebh tinggi, misalnya pada kuadranA.

Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode Importance-Performance

Analysis :

1. Penentuan faktor-faktor yang dianalisa;

2. Melakukan survey melalui penyebaran kuisioner;

3. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan;

4. Membuat diagram kartesius Importance-Performance Analysis.

II.10 Customer Satisfaction Index (CSI) / Indeks Kepuasan Pengguna (IKP)

Setelah dilakukan pengujian dan analisa melalui model Importance

Perfomance Analisys, maka sangat diperlukan juga mengkaji dan menganalisis

dengan metode lainnya. Sehingga hasil yang diperoleh valid,atau dapat

menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Metode kedua untuk menganalisis

hubungan kepuasan penumpang dengan tingkat pelayanan yang diberikan, yaitu

dengan menggunakan metode customer satisfaction index.

Customer Satisfaction Index (CSI) / Indeks Kepuasan Pengguna

(IKP)merupakan analisis kuantitatif berupapersentasepengguna yang senang

dalam suatu survei kepuasan pengguna.IKPdiperlukan untukmengetahui tingkat

kepuasan pengguna secara menyeluruhdengan memperhatikan tingkatkepentingan

(48)

Perhitungan keseluruhan IKP menurut Bhote dalam Sri Indra Maiyanti

(2009) diilustrasikan padatabel di 2.3 atas.Nilai rata-rata pada kolom kepentingan

(I) dijumlahkan sehinggadiperoleh Y dan juga hasil kali Idengan P pada kolom

skor (S) dijumlahkan dandiperoleh T. IKP diperoleh dari perhitungan (T/5Y) x

100%.Nilai 5 (pada 5Y)adalah nilai maksimum yang digunakan pada

skalapengukuran. IKP dihitungdengan rumus:

Diketahui ;

T = Hasil perkalian nilai kepentingan dengan kepuasan

Y = Hasil dari nilai kepentingan dijumlahkan

Nilai maksimum IKP adalah 100%.Nilai IKP 50% atau lebih rendah

menandakan kinerja pelayanan yang kurang baik. Nilai IKP 80% atau lebih tinggi

mengindikasikan pengguna merasa puas terhadap kinerja pelayanan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

(49)

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu proses, dan proses yang

dipergunakan dilakukan secara sistematis dalam waktu yang terbatas. Pelaksanaan

penelitian, selalu menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku. Dan

suatu penelitian biasanya dimulai dengan suatu perencanaan yang seksama dan

mengikuti serentetan petunjuk yang disusun secara logis serta sistematis, sehingga

hasilnya dapat mewakili kondisi yang sebenarnya dan dapat dipertanggung

jawabkan.

Penelitian yang baik akan menghasilkan kesimpulan yang baik pula. Agar

penelitian berjalan dengan baik dan terarah maka diperlukan kerangka penelitian

yang didalamnya berisi suatu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

melaksanakan penelitian, mulai dari tahap awal yaitu latar belakang permasalahan

sampai pada tahap akhir kesimpulan.

Inti dari metode penelitian adalah menguraikan bagaimana tata cara

penelitian ini dilakukan. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan tujuan

penelitian, sangat berpengaruh pada cara-cara memperoleh data.Pengumpulan

data harus memenuhi tujuan penelitian sehingga banyak faktor yang harus

diperhitungkan dalam memilih metode penelitian ini, seperti keterbatasan waktu

dan biaya.Namun hal ini diusahakan agar tidak mempengaruhi pencapaian tujuan

penelitian.

Keseluruhan tahapan penelitian ini dapat di lihat dalam bagan alir , yang

dikemukakan seperti dibawah ini :

(50)

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

III.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Sebelum pelaksanaan survei dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan

(51)

1. Survei tempat, bertujuan untuk memilih zona pengamatan yang tepat

dengan berbagai maksud dan tujuan dari adanya penelitian yang akan

dilakukan, sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan data.

2. Survei terhadap daya tarik atau reaksi responden yang akan disurvei,

sehingga dapat menghasilkan data atau hasil pengamatan yang tepat.

Dalam hal ini adalah penumpang bus (Kurnia, dan PMTOH) dengan

rute Medan-Aceh.

Dalam menentukan lokasi penelitian harus memperhatikan kehandalan

dari hasil yang didapatkan. Karena itu dalam penentuan lokasi harus ditetapkan

dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Keadaan karakteristik dari responden, dalam hal ini adalah

penumpang bus (Kurnia, dan PMTOH) sebagai acuan terhadap sistem

pelayanan jasa bus yang menjadi dasar kajian penelitian, sehingga

dapat menghasilkan data dan hasil yang akurat.

2. Tidak ada pertimbangan terhadap status sosial ekonomi responden

yang ada dalam lokasi penelitian. Sehingga hasil penelitian

diharapkan dapat mencerminkan dan mewakili kondisi yang

sebenarnya.

3. Dilakukan pada daerah atau kawasan yang secara garis besar cukup

mewakili populasi responden.

4. Wilayah zona kajian harus lebih jelas karena untuk memfokuskan

(52)

Dengan mengacu pada kondisi diatas, maka dalam penelitian ini

ditetapkan sebagai tempat penelitian adalah bus Kurnia, dan PMTOH, dan

objeknya adalah penumpang bus tersebut.

III.1.2 Teknik Pelaksanaan

Teknik yang digunakan adalah dengan wawancara langsung, yaitu

langsung mendatangi responden yang ada dalam zona penelitian, sampai jumlah

sampel data yang dibutuhkan terpenuhi.Di dalam menentukan responden

dilakukan secara acak.

Disamping itu pelaksanaan pengumpulan data dibantu tim kerja yang

langsung melakukan pengumpulan data pada zona-zona yang telah ditentukan

pada area penelitian dengan target data yang telah diperkirakan secara acak.

III.1.3 Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan sampai dengan didapatkan sampel data yang

memenuhi untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut. Pelaksanaan pengumpulan data

dilakukan pada jam sibuk pada hari Senin sampai Jumat, dan pada hari Sabtu dan

Minggu.

III.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.Data primer

dikumpulkan dengan metode deskriptif analitis.Sedangkan data sekunder berupa

data penunjang yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang diambil dari

sumber-sumber yang terkait dengan penelitian ini. Adapun penjelasan dari setiap

data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

(53)

Adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan cara

pengisisan kuisioner yang berisi berbagai pertanyaan. Setiap pertanyaan disertai

beberapa alternatif jawaban.Alternatif jawaban yang ada menggambarkan tingkat

atau nilai dari kondisi yang ada.Untuk memberi kejelasan pada responden maka

disertakan beberapa jawaban alternatif yang dapat dipilih dengan jelas. Adapun

data primer yang dibutuhkan adalah :

a. Karakteristik penumpang, meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan per bulan, tujuan perjalanan,

moda transportasi yang digunakan sebelum bus (Kurnia, dan PMTOH),

alasan menggunakan bus (Kurnia, dan PMTOH), alat transportasi menuju

terminal, alat transportasi meninggalkan terminal, frekuensi menggunakan

bus (Kurnia, dan PMTOH).

b. Tingkat kepentingan dan kepuasan penumpang.

2. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan metode

dokumentasi yang diperoleh dari kantorbus (Kurnia, dan PMTOH), literatur dan

sumber-sumber oustaka lainnya. Data sekunder yang diperlukan adalah :

a. Regulasi dan kebijakan;

b. Profil bus (Kurnia, dan PMTOH);

c. Potensi angkutan.

III.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

(54)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat

dalam penelitian.

2. Observasi

Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara

langsung pada objek penelitian. Dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang akan menjadi butir pertanyaan kepada para penumpang.

3. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan

dengan masalah penelitian. Peneliti akan membuat daftar pertanyaan yang akan

diberikan kepada penumpang bus (Kurnia, dan PMTOH) rute Medan-Aceh. Pada

penelitian ini menggunakan skala likert, skala 1 – 5 dimana “1” berarti sangat

tidak penting dan “5” berarti sangat penting pada tingkat kepentingan penumpang.

Skala yang sama juga akan digunakan pada bagian tingkat kepuasan penumpang

dimana “1” berarti sangat tidak puas dan “5” sangat puas.

III.4 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari kuisioner hasil survei diuji reliabilitas dan

vakiditasnya.Selanjutnya menggunakan analisa metode Importance-Performance

Analysis. Sedangkan metode lainnya yang dipergunakan adalah metode regresi

berganda, dan untuk mengimput data menggunakan program SPSS.

Hasil dari survei lapangan akan dipakai dalam analisa karakteristik

penggunabus (Kurnia, dan PMTOH) Medan-Aceh, kesesuaian antara fasilitas dan

pelayanan yang disediakan dengan keinginan penumpang, serta sebagai evaluasi

(55)

III.5 Kesimpulan dan Saran

Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data dan hasilnya

dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada, maka dapat ditarik kesimpulan

yang hasilnya akan dirangkum dalam suatu penelitian, sehingga dari penelitian ini

akan diakhiri dengan pemberian usulan inisiatif strategi yang diajukan untuk

menyempurnakan hasil penelitian ini.

BAB IV

(56)

IV.1 Bus

IV.1.1 Profil Bus

A. Profil Bus Kurnia

Bus Kurnia merupakan salah satu perusahaan angkutan antar kota antar

provinsi yang telah beroperasi di Medan sejak tahun 1974 dan diberi nama CV

KURNIA yang pada awal mulanya berkedudukan dan berkantor Pusat di Sigli-

Kab. Aceh Pidie. Jenis kendaraan yang digunakan oleh CV. Kurnia Group ialah

Mercedes Benz, yang mampu memuat penumpang rata-rata 30 orang. Terdiri dari

tiga kelas, yakni kelas nonstop , kelas patas, dan kelas biasa. Bus ini juga

dilengkapi fasilitas full AC, TV video, Snac dan toilet dengan kualitas pelayanan

yang sangat prima, disertai layanan awak Bus yang optimal. Hingga saat ini Bus

Kurnia telah memiliki izin untuk beroperasi di empat trayek, yakni Medan –

Banda Aceh (Medan-Langsa-Lhoksumawe-Bireuen-Sigli), Medan- Takengon,

Medan – Jakarta, dan Medan- Padang. Dan jumlah keseluruhan armadanya saat

ini adalah 88 unit.

B. Profil Bus PMTOH

Bus PMTOH merupakan salah satu perusahaan angkutan antar kota antar

provinsi yang beroperasi di Medan yang bertempat di jalan Gagak Hitam (Ring

Road), dan jenis kendaraan yang digunakan mereka juga sama dengan jenis

kendaraan yang digunakan Kurnia, yaitu Mercedes Benz. PMTOH memiliki 70

armada, yang mana armada yang beroperasi perhari sebanyak 14 unit dan jumlah

penumpang perhari diperkirakan sekitar 350 orang.Untuk jenis kelas armadanya

PMTOH juga memiliki 3 kelas, yaitu Non-Stop, patas, dan kelas biasa.

Gambar

Tabel 2.2 Jenis, Tarif dan Jumlah Kapasitas Bus Kurnia jurusan Medan-
Tabel 4.2Tabel dari jenis, tarif dan jumlah kapasitas dari bus kurnia
Tabel 4.4 Tabel dari jenis, tarif dan jumlah kapasitas dari bus PMTOH
Tabel 4.5 Usia pengguna bus kurnia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada tabel 4.17, maka diperoleh nilai indeks kepuasan pelanggan terhadap terhadap kualitas desain dan

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) yang memiliki nilai sebesar 74,13 persen untuk seluruh pelanggan, 71,39 persen untuk

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) yang memiliki nilai sebesar 74.13 persen untuk seluruh pelanggan, 71.39 persen untuk

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) yang memiliki nilai sebesar 74,13 persen untuk seluruh pelanggan, 71,39 persen untuk

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) yang memiliki nilai sebesar 74,13 persen untuk seluruh pelanggan, 71,39 persen untuk

Pengukuran kepuasan pengguna jasa dengan menggunakan Indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index, CSI). CSI merupakan jenis pengukuran yang digunakan untuk

ANALYSIS OF CUSTOMER SATISFACTION INDEX CSI After the data testing is complete, the next step is data processing to determine how satisfied customers are with the service at the

Keywords : coffee, product quality, service quality, customer satisfaction, Customer Satisfaction Index CSI, Potential Gain In Customer Values PGCV ABSTRAK Tujuan dari penelitian