• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

(1)

ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN

USAHA IKAYIJ RAKYAT

DX

PULAU JAWA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANlAN BOGUR

(2)

HARDJANTU. Keragaan dm Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa. Di bawah bimbingan HERMAN M R U M A N 1s sebagai ketua, RUDY. C TARUMINGKENG dan DUDUNG DARUSMAN sebagai anggota,

Budidaya kayu rakyat bagi masyarakat di Jawa $el& berlangsung sejak

puIuhan tahun yang IaIu

,

yang semula ditujukan untuEr konsumsi sendiri, Penelitian F a h u h UGM dm XPB tahun 1976, mengwgkaph balxwa 70% kayu prtukmgan dan 90% kayu bakar dipenuhi d a i kayu rakyat. Sejak itu kayu rakyat mdai mendapa perhatian dalam kebijakan kehutanm, begitu pula kayu rakytt mdai berkembang menjadi usaha kayu rakyat

(Urn)

seiring dengan perhmbuhan pasamyrt. Ddam UKR banyak pibak: ymg terlibat di ddamnya, yang mana petani kayu rakyat sebagai sltlah satu pelaku utama ddam sistem usaha belum mendapatkm manfaat optimal, Dismping itu secara keseluruhan kinerjst sistem UKR juga belum optimal, sehingga diperlukan usaha strategis untuk rnengcmbangkannya.

Tujuan utama dari penelitian ini AalaXx mtuk mengupayakan pcngernbangan sistem UKR, yang dimulai dari penemuan peubah-peubah strategis, penemuan model stmktural dm kelembagaannya, dengan demikian pendekatan sistem digun&an dalam penelitian ini. Penerapan analisis SWOT pada tahap awal digunakan sebagai iangkah untuk memfurmulasikm strategi pengembangan UKR. MeEade InierpretafEve Structural Modeling (ISM) digunakm untuk menernukan model strukhral dan rnengkaji kelernbagw. Analisis Hierarki Proses (AHP) digunakan

dalam seluruh tahap analisis. Di samping itu ukuran-ukuran "teknis" kehutanan dan kaedah-kaedah pernasaran juga digunakan dalam penelitim inj.

(3)

ABSTRACT

HARDJANTO. Perfamance and DeveIopment of Small Scale Private Owned Timber Bussiness in Java Island. Under the direction of HERMAN MERUMAN Js,

RUDY

C. TARUMNGKENG and DUDUNG DMUSMAN.

Cultivation of small scale private owned farest by p p l e in Java has been M e d out far decades, and was initially targeted for their awn consumption, Studies by Faculty of Forestry of UGM and IPB in the y a 1976 revealed that 70 % of construction timber and 90% of firewood was supplied by small scale private a w e d farest, Since then, small scde private owned forest began, to get attention in forestry policy, and those small scale private owned forests started to develop into small scale private owned timber business (SSPQTB) in line with the growth af its market, Within the SSPOTB many parties were involved, where the farmers of smaI1 scale private owned forest have not gat the optimum benefit, Beside that, on the whole, the performance of SSPOTB system has not: been optimal yet, so that strategic efforts are needed to develop it,

The main objective of this study was to seek efforts to develop

SSPQTB

system, started with the discavery of strategic variables, discovery of structural model and its institutional aspects. Therefore, system approach was used in this study. Application of SWOT analysis was used at the initial stage as a step to formulate strategy for

SSPQTB

development. Method of Interpretative Structural modeling (ISM) was used to discover the structural model and study the institutional aspect. Analytical Hierarchy Process (AHP) was used during the whole steps of analysis. Beside &at, forestry "tecEuxical" standard measures and marketing theory and laws were used in this study.

The position of SSPOTB is in the growth stage, so that it needs to be developed to provide greater benefit to all of its players, Far the development of SSPOTB, horizontal integration, vertical integration, and diversi5cation were conducted. From the three available strategies, various strategic and implementation designs were made. Afterwards, during its implementation, beside the imperative stance that the government

should

be

proactive actions in helping people in accordance with her's authority and capacity, the people themselves should improve their own ability. Institution which were influential in the development of U r n , comprised those having backward and had

fonvard linkages, relevant government institutions, Nun Government Organizations

(4)

KERAGAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KAYU RAKYAT DI PULAU JAWA

merupakan gagasan atau hail penelitian disertasi saya sendiri, dengan pembimbingm Komisi Pembimbing, kecudi ynng dengan j elas dituxlj uMcm rujukannya. Disertasi ini belum p e d diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain.

Sernua data

dan

informasi yang digunak-an tel& dinycttah secara jefas dm dapat diperiksa keknaannya.
(5)

ICERAGAAN

DAN

PENGEMBANGAN

USAHA U Y U

RAKYAT

Dl

PULAU

JAWA

Disert asi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleb gelar Doktor pada

Program Studi Ztmu Pengetahuan Kehutanan

PROGRAM PASCASAEWANA

XNSTTTUT

PERTANXAN

BOGOR

(6)

Judul Disemsi : ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN USAKA

KAYU

RAKYAT Dl PULAU JAWA

N m a klahasiswa : Hardjanto

N W : 975067

P r o g m Studi : Ilmu Pengetrthuan Kehuaan

Prof. Dr. Ir. H. Herman ~ aJs, M. F e ~

Ketua

Prof. Dr. Ir.

H.

h d u n f ; Damsman, MA Prof. Dr. Xr

.

Rudv C , T m i n & e n g

b g g a b Arrggota

Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, afrida Manuwato, MSc

(7)

Penulis dilahirkan di Surakarta pada tanggal 6 Juni 1955 dari passtngan

Suwmdi Wiryosarayo (dm) dan Siti Kusrin (dm), sebagai putera keempat dari

sepuluh b e r s d m .

Pada bhun 1966 penulis menamatkan pendidikan dasar

SD

Negeri IEI

Boyolali, pada tahun 1969 menmatiran p e n d i d i h menengah pertma di SMP

Negeri I BoyolaIi, dan pa& tahun 1972 tamat dari SMA Megeri EII Surdwta.

Selepas SMA pnulis melanjutkm ke Fafrultas Kehubmn

UGM

dm tamat pada bulan Maret 1978 dari Junrsan Ekonomi Pewaham Rutan.

Sejak lulus S1 pnulis mula-mula kkerja pada Lernbaga Pendidikan Perlindungan dm Pelestafian Alam di Ciawi, Bogor, Sejak tahun 1979 sampai

dengan tahun 1980 bekerja pada kmbaga Penelitian Hutan di Gunungbatu, Bogor. Pada tahun 1981 penulis diterima sebagai staf pengajar Fakdtas Kehutanm TPB

melalui seleksi tanpa koncksi, dm pekerjaan tersebut menjadi tempat mminiti k b y a

hingga sekang*

Penulis melanjutkan studi Strata 2 pada Bidang Studi Elcanomi Pertmian

Program Pascasarjana XPB pada trthtltl1984 dengan beasiswa dari Departemen P&K. Sejak tahun 1997 mulai mencmpuh program doktor pa& program stzldi Ilmu Pengetahurn Kehuman, Program Pascasarjana 1PI3 ymg dimulai dengsut bistya

sendiri, dm kernudian rnendapatkm beasiswa dari BPPS.

Penulis menikah dengan Dra. Sri Sudaryantl M.Si pada tahun 1979, d m

(8)

BismillahirraErmaanirro~m. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT atas ratmat dan hidayamya sehfngga disertasi ini dapat penulis selesaikm. Disertasi ini menyajikm h i 1 penelitirtn mengenai &ah satu sisi paomena

usaha kayu rakyat yang dilztkukan oleh masyardat di Jawa, yang telafi lama dif&uk:mya namun nyaris lepas da-i perhatian banyak pifiak: baik krbagai institusi pemerintah, peneliti, LSM dm sebagainya. Dinamika usaha kayu d y a t mengalami pasang surut dm kemajuannya hingga saat ini, yang tmyata semakin menmtut

perhatian untuk melestarikan serta mengembangkamya.

Disertasi ini dapat diselesafkan dengan baik dengan ban-,

amhm

dm dorongm dari berbagai pihak. Pada kcsempatan pertama penulis rnengucapkan

terima kasih dm rasa hormat yang rnendalam kepada Bqak Prof. Dr. fr. Heman Haemman Js, MF seldcu ketua kamisi pmbimbing, yang teI& mernbawa saya untuIc

melihat pernasalahan jauh ke depan rnulai dmi penulim proposal m p a i tenvujudnya disertasi ini. Terirnstkasih juga saya haturkm kep& Bapak Prof. Dr, Ix. Rudy C. Tarumingkeng yang dengan ilmu dm pengetahurn serta pengalaman yang Iuas tel& dengn ikhlas selain memkrikan arahan untuk penulisarr disertrtsi, juga rnengajaskan kepada saya untuk seldu memandang dunia dengan mudah namun tidak

mernudahkan, dan kcmudim dapat srtya terapkan dalm pnyusunan disertasi ini, Kepada Prof. Dr. Xr. Dudung Damsman, MA saya hams memkrikan penghargw

(9)

tidak pernah surut mendorong untuk selesainya disertasi ini. Dengtn demikim ketiga macam "pelajaran" tersebut atomatis telah mewmai disertasi saya,

d m

tentu betapa sangat besar manfaat yang dapat say& peroleh jika ketiga pelajaan tersebut daprtt saya jaga dalam setiap langkah di kemudian hari. Untuk itu sekali lagi saya hatwkan terima kasih.

Selanjutnya pnulis juga rnerasa berhutmg budi kepada banyak pihak, h e n m y a pada kesempatan ini pellulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Bapak Prof Dr. Ir. Heman Haemman Js,

MF,

Prof. Dr. Ir. fsang Gonarsyah dm Prof. Dr. Er. Dudung D m m a n , MA, ketiga beliau telah memtperikan rekamendasi yang ditujukan ke Program Pascasarjana EPB, sehingga saya dapat

rnelanjutkan program duirtar, Ketua Jmsctn Manajernen Hutan Fakultas Kchutman IPB, yang telah mengizinkan saya rnelanjuh studi daktor ymg ketika itu dijabat oleh Dr. Ir. Endang Suhendmg, MS. Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc sebagai D e b F&ultas Kchutanan TPB yang memberikan izin dm dorongm untuk rnelanjutkm

studi S3 pada waktu itu. Rektor XPB yang juga telah memberi izin sehingga saya bisa melanjutkan program doktor di IPB. Pimpinan dm pngelola BPPS yang telah memberikm bantuan beasiswa pendidikan program doktor kcpada penulis, Pimpinan

dan Staf pada Program Pascasarjana IPB yang telah mernberikan pelayanan yang baik

(10)

datam situasi k etelah bmyak, rnemkrikan masuk.an yang ~ ~ sangat berharga mulsti dari pernbuatan proposal, smpai dengan selesainya dixrtasi ini.

Kepada kedua dmarhum orang tua ymg ssunpai h i - h m i alrhir beliau x l d u

membdkan spirit kepada saya dengan Masanya sexldiri untuk: terns m e n d ilmu,

merup&m kenangan yang m a t sangat berharga. Untuk itu tentu tidak cukup hanya dengan menpapican terima kasih.

Rasa bangga dan terirnakasih

ti&

dapat saya sembunyikm khususnya kepada isteri d m puteri tercinta, yang dengan sabx dm penuh pngertian

mendampingi saya, serta doa yang selalu mereka panjatkan untuk saya dalam keseharian. Karena mereka, semangat saya terns tqelihara untuk mencapai derajat akademik tertinggi ini.

Ahirnya penulis berharap kepada semua pihak yang telah membantu selama

ini, agar apa yang teiah d i l a k h n y a menjadi m a 1 shaleh baginya. Harapan penulis mudah-mudahan pikiran-pikiran yang tertuang dalam disertasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang terkait dengan usaha kayu rakyat, pmerintah pusat maupun daerah serta para peneliti dm LSM, walaupun penulis sadari b h w a disertasi ini

m i k jauh dari sempuma,

(11)

DAFTAR TSI

DAFTAR TABEL

...

x

DAFTAR GAMBAR

...

...

...

...

xii DAETAR L A W W

...

.

.

...

xiv

11

.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan RaXcyat dm Pengusahanya

...

16 2.2. Ekonomi Pedesaan

... ...,...

3 1 2.3. Ekonomi Rumahtangga

...

,

.

. . . .

40

...

2.4. Sistem Distribusi dm Pencnhmn Harga ,,

...,,.

. . . .

46

2.5. PendekatanSistern

...

52

2.6.AnalisisSWQT

...

.

.

...

55

2.7

.

Proses Ilierarki Analisis (Analytical Hierarchy Process, AHP)

...

57

2.8. Permodelan Struktwal Interpretatif (Interpretative Structural Modeling,

...

ISM) 59

EIX

.

METODOI, GI PENEE. ITMN

3.1. Kerangka Konseptuai

...

,,

.

61 3.2. Pelaksanaan Penelitian

...

65
(12)

...

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.5.

Metade Pengolhan Drtta

...

IV

.

ANALXSIS SITUASIONAL USAHA KAYU RAKYAT

...

4.1. Analisis Pengelolactn Hutan Rakyat di Jawa

...

4.2. Analisis Usaha Kayu Rakyat di Jawa

4.3. Analisis Sistem Usaha Kayu Rakyat

...

.

.

...

... ...

V

.

ANALISIS STRATEGIS

...

. .

5 1 Analisis Fdctor Internal dan Eksternal U a a Kayu Rakyat

...,...

...*.*...

5.2. Andisis Mtftrik Internal - E k s t e d

.

.

...

5.3. Pasisi Us& Kayu M y a t

VX

.

ANALESIS S T R U K T U W

...

6.1. Elemen Sektur Masyarakat yang Terpengaruh

...

6.2. Elemen Kebutuhan Dari Program

...

...**....*...*..*.

6.3 Elernen Kendala Utama

...

...

6.4, Elemen Perubahan yang Dimungkinkan

6.5. Elemen Tujuan dari Program

...

..

...

...

6.6. Elemen Tolok Ukur Untuk Menilai Setiap Tujuan

6.7. Elemen Aktivitas yang Dibutuhkan Guna Perencanam Tindakm

...

6.8

.

Elemen Ukuran Aktivibs Guna Mangevaluasi H a i l yang Dicaprri

...

6.9. Elemen Lembaga yang Tertiba t. Dalam Peldsanm Program

...

6.10. Model Stnrktural Sistem Usaha Kayu Rakyat

...

..,,..

...

...

6.1 1

.

Masalah Struktural Sistem ,

...

VII

.

STRATEGI PENGEMBAGAN SXSTEM USAHA KhYU RAKYA'T

7.1

.

Arahan Pengembangan

...

...

7.2. Faktur Dorninan
(13)

VfiI

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

.

8.1 Kesimpulan 201

.

...*...

8.2 Saran 204

...

...*...*...*...*...*..*...*...

DAFTAR PUSTAKA

.

.

205
(14)
[image:14.568.44.502.91.730.2]

Tabel 4.1. FCztta-rata L u s Penpasam Lrthan (Ha) oleh Rwnthtmgga Petmi di

...

Jawa menunrt Prupinsi Tahun 1895

-

1993 72

Tabel

.

4 .2. Pengunam Lahan Rah-rata Respanden di Wilayah Contoh

...

72

Tak1 4.3. Perkiram Luas Areal Kesesuaian AgrokIimat Sengan

...

81

...

Tabel 5.1

.

Faktor-faktor S trategi Internal / E k s t e d

..

...

102

Tabel 5.2. Variabel Faktor Internal Kekuatan dm Nilai Penganrhnya

...

106

Tabel 5.3. Vdstbel Faktur Internal Kelemahan dan Nilai Pengwuhya

...

111

Tabel 5.4. Variabel F&f.or Ekstemal Peluang dm Nilai P e n g h y a

...

115

Tabel 5.5

.

Variabel Faktor Ekstcrnal Ancaman dm Nilai Pengaruhya

...

119

...

.

'Tabel 6.1 Sektux: Masyarakat y m g Terpenganrfii 130

...

Tah1 6.2. Hasi l. Perhitungan dengan Teknik ISM 131

...

Tabel 6.3

.

Kebutuhan dari Program 134 Tabel 6.4. Easil Perhitungan dengan Tekvlik ISM

...

136

...

...

..

Tabel 6.5. Kendala Utama ,.. ., 138

Tabel 6.6. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM

...

.

,

.

. . .

139

...

Tabel 6.7. Perubahan yang Dimungkinkan 142 Tabel 6.8. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM

...

143

...

Tabel 6.9. Tujuan dari Program 146 Tabel 6.1 0

.

Hasil Perhi tungan dengan Tekni k ISM

...

,... 147
(15)

...

Tabel 6.12, Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM

...

Tebal6.13. Aktivitas Yang J3ibutuhk.m Guna P e r e n c a m Tindakan

...

Tabel 6.14. Wasit Perhitungan dengan Tekni

k

ISM

...an...

.,

...

Tabel 6.15, Ulcurrtn Aktivitas Gum Mengevduasi E h i I Ymg Dicapai

....

..

..*. Tabel 6

.

X.

6

.

H a i l Perhitungm dengm Tebik ISM

...

.. .. .,

..

Tabel 6.17. Lembaga yang Terlibat Dalam P e l a k s w Program

...

Tabel 6.1 8. Hasasif Perhitungm dengan Teknik ISM

...

...

...*...a

Takl6.19. Deskripsi Masalah Strdduml Penting Pada Setiap Elemen

...

Tabel 7.1. Masalah Stmkhlrai dm Strategi Pencapaim

...

185 [image:15.568.47.496.10.724.2]
(16)

...

Gambar 2.1. Diagram SWOT 56

...

Gambar 2.2. Matriks DP-D Untuk Elemen Tujuan 60

...

Gambar 3.1. Kerangka Keterkaitan h t a r Sub Sistem 62 Gambar 3.2. Diagram Alir Strategi Pengembangan Sistem

Usdm

Kayu R&yat 66

Gambar 4.1. Distribusi Pohun Menurut Kelas Diamater Di Wilayah Penelitian 80

Gambar 4.2. Pula Urnurn Srtlurrxn Distribusi Kayu Rakyat

...

86 Gambar 4.3. Gmbarm Sistem Usaha Kayu Rakyat: dm Lingkungm yang

Mernpengaruhinya

...

94

Gambar 4.4. Diagram Lingkar Sebab Akibat Sistem Pengembangan Usaha

Kayu Rakyat, ...,,...d...b

...

98 G d n r 4.5

.

Diagram Katak Gelap Sistem Pengembangan Usaha Kayu Rakyat 99

Gambar 5.2. Hasil Pernbobotm Variabel KeXamahan

...

104

.

.

Gambar 5.4. Elasi l. Pembobotm Variabel Ancaman

... ...,..

..,....

I05 Gambar 5.5. Diagram SWOT Sistem Uszlha Kayu Rakyat di Pulau Jawa

...

123

Gambar 5.6. Diagram Analisis Matrik SWOT Sistem Usaha Kayu Rakyat

...

124 Gambar 6.1

.

Matri k Driver Po wer-Dependence untuk Elemen Se ktor Masya-

...

rakat, y m g Terpengaruhi 132

G m b x 6.2. Diagram Model Struktural untuk Sektor Masyardat yang Ter-

(17)

Gambar 6.3. Matrik Driver Power-Dependence unt& Elemen Kebutuhan

Program ...4.+...,..~,..~...,...,,...,...~...

.

.

136

Gambar 6.5, klatri k Driver Power-Dependence wtuk Elemen Kendala Utama 140

Gamba 6.6. Diagram Model Strukturd untulc Elemen Kendala Utama

....,,...

.

141 Gambar 6.7. Matrik Driver Power-Dependence wtuk Elemen Perubahan ymg

Dimungkinkan

...~...,...

...*...

.~..a..,..~..

...

.

.

144

G a b % 6.8, Diagram Model Stmkwd un.tuk: Elemen Pmbahan yang Dimung- kinkan

..,..,...,.~,...~,,...,...,...

145

Gambar 6.9. Matrik Driver Power-Dependence unkrk Elemen T u j w P r o g m 148 Gambar 6.10. D i a g m Model S d t u r a l u n e Elemen Tujuan Program *&... 149

Gambar 6.1 1. h4atri.k: Driver Power-Dependence untuk Elemen 'f'olok Ukur

Untuk MeniIai Setiap Tujuan

. . .

.

.

,

. .

. .

.

.

,,

. . .

..

.

. .,

,

. .

.,,

. .,

,

.

...

,

.,

. . . .

. .

. . .

1 52

Gambar 6.12. Diagram Made1 Stdc1:wd untuk Elemen Tolak Ukur Untuk

Me-

nitaiSetiapTujm

...

*

...

153

Gambar 6.1 3. Matrik Driver Power-Dependence mtuk Elemen Aktivitas y ang

Dibutuhkan

. . . . .. . . .. . . .

.

. . .

. . .

.

. . .

. . .. .

.

,

.

,

.

. .

.

,

. .

. . .

. . .

..

.

,

.

,

. .

.

.

,

.

,

. . .

..

.

.

. .

,

.

1 56

Gambar 6.14. Diagram Model S t r u k t d mtuk Elemen Aktivitas yang Dibutuh-

kan

. . , . . . , , . . . + . , . . . d . a

,....,,~...~...

. . .

.

.

.

157

Gmbar 6.1 5. Matrik Driver Power-Depende~rce untuk Elemen Ukuran Abivi- tas

....,..,...,...

.

.

.

.

,

.

.

...,...,...

. ,

.

160 Gambar 6.1 6 . Diagram Model Struktural untuk Elemen Ukuran Alctivitas

.

. .

,

. .

1 6 l.

Gambar 6.1 7. Matrik Driver Power-Dependence untuk: Elemen Lembaga yang Terlibat

.

. . .

, ,

. . .

. . .

,

.

. .

,.,,,

.

, ,

.

,

.

. .

.

,

..

.

, ,

.

. . . .

.

.

.

,

. . .

.

.

.

,

. . . .

. . .

. .

. . .

164

Gambar 6.18. Diagram Model StnWral untuk Elemen Lembaga yang Terlibat 165

(18)
(19)
(20)
(21)

Lampiran 7.2. Pah Distribusi Kayu W y a t di Wilayah Wonosobo dm

Banjamegamf2)

..~...~...,~.,,~,,,.~,.,~..~,,....,.,..~,...~..~...

256

Lampiran 7.3. Pola Distribusi K a y Rakyat

di

Wilayah h u n g Kidul dm
(22)

1.1. Latar Bdakang

Sektur pertmian rnenrpakm sekor yang melibatkan Eenaga kerja paling banyak

di Indonesia, baik bagi penduduk di Jawa m a u p luar Jawa. Di Jawa jumlah

penduduk yang bekerja di bidang pertanian semakin berkurang seiring dengan bertmbahnyrt fapangan kerja di perkotaan ddam berbagai sektor, sehingga pada beberapa t m p a t telah terjadi kelangkaan tenaga kerja perhian (Collier et al. 1996).

Sektor pertanian (termasuk: kekutanan) menymbang 18,84 % pendapatan nasional brut0 (PNB) dan menyerap 45% tenaga kerj a nasional pada tahun I 998. Pangsa PNB

dm peneyerapan tenaga kerja sehtaar perhian ini menunjukkan bahwa selaor

pertanian cukup penting dm strategis. Namun demikian sektor p e r h i a n rnasih mempakan sektor yang memiliki pendapatan dan prduktivitas tenaga kmja ymg

(23)

sehingga darongm pertumbuhan dari Iuar tidak selalu mendapat " tanggapan " pusitif dari petani benrpa kegiatan investasi (Mubyma, 1991).

Pada umumnya eiconomi pedesaan berhubungan erat dengan pemilikan fahan

yang meliputi pekarangan, tegalan, kebun, talun, sawah, dm sebagainya. Di Jawa,

ekonomi pedesaan yang lebih maju biasanya bila sebagian bsar pemilikan Iahannya berupa sawah kwena pruduktivitm sawah lebih tinggi dm s e m a t e k s sawah rnemiiiki kesuburan dan ketersediaan air yang lebih baik dibanding bentuk: penggunaan lahan Iainnya. Dengan kata lain wilayah pdesaan ymg xbagian besar

berupa lahm kering, tingkat pexekanomiannya Iebih rendah. Hal ini sesuai dengm pendapat Gourou f 1969) diacu dalam Shrjito (2002).

H a e m a n (2003) rnenyatakm bahwa penduduk Indonesia mmih tergalang

miskin (38 jutrt orang pada tahun 2000) yang tersebar di semua kabupaten, di pedesm dm di seputar hutan, dengm pemilikan lahan sempit dm kernampurn telcnalogi yang rnasih rendah disertai cfengm kelangkaan modal dm akses playanan

yang langka membuat pendud& miskin tidrtk: mmpu bangkit dari kerniskinannya. Gum meningkatican pendapatm masyardat padst d m & dengan mayoritas

lahm kering, salah satunya adalah dengan melakukm intensifi kmi pemanfststtan Iahan

dengan cara menman berbagai komoditi. Kambinasi berbagai jenis taxraman

tersebut pada umumnya meliputi tanaman pmgm, tanaman tatrunan serta tanaman

(24)

daIam bentuk agroforestry ini dianggap mempunyai kemmpuan untrrlc rnewujudkan fungsi ekonomi, ekdogi dm sosiaI ( Nair, 1993; Raintre, 1987).

Bent&-bent& agroforestry telah banyak diterapkan di berbagai wilayalz di

hdonesia, hrbagai penelitian telah dilakukan seperti yang dilakukan aleh

Tarquebiau (1984) di Krui Lampung yang menunjukkan bahwa stnxktur dan

mitektur serka keanekaragman genetik agoforest dmar mata kucing rnenyempai

hutm alam. Agrororest di Maninjau, Swnatem Baat menurut Michon et al, (1 986) mernifiki keanekaragaman jenis ymg tinggi, serta keberlanjutm ekonomi dm biufogi

y m g tinggi pula.

Agroforestry pada masyaakat di Jawa diterapkm hampir pada setiap lahm

kering miliknya mulai d x i pekarangan, kebun, Iadmg, talun dm sebagainya. Di

Jawa Barat rnisalnya bentuk kebun-talun memiliki keanekaragman tanaman y m g

tinggi (Christanty ef a!. 1986). Dari sma1a.h antam lain kayu rakyat dihasilkm, ymg semula untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dm pada saat ini perkernbangannya menunjukkan bahwa kayu rakyat justru ditanam dengan orientmi untuk dijual.

Praktek agmforestry s e e m perorangan banyak tersebar di Jawa

-

Madwa

dengan perbedaan kornbinasi jenis yang ditmam serta pilihm jenis kaydpohon sebagai j enis dominan. Sebagai contoh jenis sengodjeunj ing (Paraseriarzthes

faicuturia) banyak diusahakan pada hutan rakyat di wilayah Jawa Barat pada umumnya, dm sebztgian di Jawa Tengah (Haeruman er al, 1986 ;Haemman et al.

(25)

2001). Sedmg jenis Acacia auricul@iormis banyak diusahalcan di Kab. Bm&k.dan (Widjayanto f 992). Selunxh bentuk: agrofo~stry di Jawa lazim disebut hutan rakyat

karena antara lain menghasilktn kayu.

Hutan rakyat dengan hasiI utamEl berupa kayu mk~at, ymg sefanjutny a menjadi

obyek ddam penelitim ini, rnemiiiki sejarah usaha yang telah berlangsung pduhm

tahun. Usaha kayu rakyat tersebut berjdan mengikuti paar secara alamiah datam arti

tidak: ada intervensi dari pihak: manapun.

Di Jawa sampai saat ini kayu rakyat belum banyak: diperhatikan dm dipahmi kens kayu rakyat dihasilkan dari hutan d y a t ymg s l m a ini dianggap merupakan bagian ymg scmpit dibanding hutan negaa (tidak Iebih dari 5 %). Dengan

demikian dinamika kayu rakyat tidak banyak dikendi oleh orang awam rnaupun pwisi-pmktisi di bidang kehutmm sekalipm. Penelitim pad& tahun 1979 aleh F&uita K e h u t m EPB (1976)

d m

juga FaXcuItas Kehutanan UGM f1977),

rnemberikm hasil yang kurang lebih samct yaitu bahwa 70 % konsumsi kayu

pertukmgan di Jawa dm 90 % kunsumsi h y u b&ar dipmuhi dari kayu mkyat. H a i l penelitian tersebut ternyata mengejutkan banyak pihak. yang berkecimpung di dunirt kehuman. Sejak itu kayu rakyat tersebut menjadi bahan yang tidak ditinggalkm

dalam berbagai macam pembicwaan mengenai kunsumsi kayu.

D a l m pekembangannya program pengembangan hutan rakyat untuk.

rnenghasilkm kayu rakyat telah mengalami beberapa perbaikan dalam ha1 piranti

(26)

di beberapa Pemerintahan Daerah Tingkat: 11 teferh terdapat instmsi ymg mengurus hutan rakyat yaitu Dinas Perhutanan dm Kunservasi Tanah. Pembentukan institusi

tersebut rnenunjukkm bahwa urusan hutan rakyat semakin pnting. Hd ini berarti sekaligus memberikan keyakinm bahwa r n d a a t ganda h u b ralcyat telah dirasakan oleh masymakat luas, yaitu sel&n m e m b e h manfaat susial ekonomi seperti dalam menciptakm kesempatan kerja dan menlngkatkan pendapatan masyarakat melalui perdagmgm kayu ymg ditimbukm d m damp& gmda lainnya juga manfaat lingkungm seperti pencegahan erosi dm banjir, peningkatan kesuburan tahan dan

sebagainya,

Program penghijauan sejak taExun 1976 salah satu t u j m y a add& untuk

mewujudkan h u m rakyat, namun demikim program ini lebih banyak: kegagalstnnya karena berbagai sebab, sehingga hutan rakyat yang diharapkan &mya tidak terwujud. Pada tahun 1980 muncul irrgres untuk h u m rakyat, sehingga pada smt itu tcrdapat dua maam hutan rakyat yaitu hutan rakyystt swadaya dm hutan mkyat inpres (IPB, 1983)

Semula orang menanam pohon pada hutan ralcyatnya Iebih ditujukan untuk

konsurnsi sendiri baik untuk kebukihan kayu enersi maupun kayu pertukmgan. Selmjutnya dengm adanya industri pengoldan k a p berbagai skala, sampai hadirnya

(27)

rakyat ini salah satunya karena kayu rakyat b l u m mendapat perhatian Mxusus dalam

pengmbilrtn keputusan di bidang hutan dm kehutamn

b&k

dalam kebijakan nasional

selama ini, maupm pada era otanomi d m & saat ini. Dengan demikim beberqa pertanyam besw addah : Mengapa usaha kayu mkyat illi dapat hrlangsung sampai

saat ini ? Faktar-f&or apa yang mempmgaruhi kinerja usaha kayu rakyat ?

Bag,aimma damp& usaha kayu xakyat terhadap pendapatan masing-masing pilxak:

yang terlibat serta dampak terhadap pndapatan daerah ? Bagaimma ke1es:starian hail

d m kelestarian usahmya ? D a l m sistem kelembagaztn ekunumi sepefti apa usaha kayu &yat selma ini berlangmg ? Disamging pwtmyaan-pertanyaan tersebut, mas& banyak pertmyam lain, ymg kesemuanya perlu digdi untuk dam d i g m a h

sebagai baE.lan pengembangan usaha kayu mkyat.

Usaha kayu rakyat juga rnempaHran bagian dari, obyek kajim ekunumi pertanian

swara mum, karemya perilakmya serta m a pmdmg di dalam mdisisnya dalam bmyak ha1 juga &an mirip dengan abyek lainnya ddam rmah kajian ekonomi

pertmian. Dipandang dari Iokasi usabanya, us&a kayu rakyat jelas tsmerupakan bagian dari sistem ekonomi pedesaan ymg melibatkan sebagian ksar ppedduuk Indonesia. 3 i h dipandmg darj, skala usahanya, usaha kayu rakyat di Jawa mempakan

usaha kecil dan menengah. Selanjuhya kegiah usaha kayu rakyat ini diduga dapat memberikm dampak positif bagi rumah tangga petani, tenaga kerj a, industri, lembaga keumgan, sektur angkutan, pemeliharaan iingkungan Ridup serta bagi pemerintctE.1

(28)

Atas dasar Iokasi usaha, skda usaha, manfaat atau dmpak yang ditirnbullcannya serta ksarnya pihak: yang terlibat didalamnya, maka penelititian tentang pengembangan usaha Irayu rakyat ini sangat pentiixg untuk d i l d d m , h e m

sangat relevan dengan upaya pengembangan ekonomi pedestdekonomi rakyat yang

menjadi prioritas saat ini

dan

masa mendatang.

1.2. Perurnusan Masalalr

Penelitian ini bermaksud untuk membuat rumusan strategi dm program pengembangan sistem usaha kayu rakyat. Karena usatra kayu rakyat merup&an suatu sistem, m&a untuk membuat m u s m tersebut: penelitim ini terlebih dahulu difukuskan untuk menggali perilah dm dinamilca sistemnya, dimma sistern us&& kayu rakyat terdiri, dari empat sub sistem yaitu sub sistem produksi, sub sistem pengulahan, sub sistern p e m m a n dm sub sistem kelembagaan.

Sccara detail, pernasalahan pada keempat sub sistem tersebut adstlah sebagai berikut : (1) Sub sistern produksi. Sdah satu ciri khas pemi di Jawa adalah pemilikan l&an yang sempit, karenanya skala usaha tani setiap rumah tangga juga kecil. Kayu rakyat sebagai salah satu komoditi ymg dirnililci dapat diprtstilcan

jumlahnya juga sedikit, sehingga pada banyak daerah kayu rakyat ini merupakan "

(29)

menggunakan bibit unggul dalam penanammya, ti& dilalruh pmeliharaan

tanaman secara khusus, bahkan beXum memperhatikm jar& tanm sehingga

perhmbuhtffl phon dm mutu batrrng yang dihasilkan kurmg baik. UszlXln k a p

rakyat $el& dibdctikan memiliki nilai BCR dm IRR Iebih ksar

dari

usaha pdawija,

namun demikian toh setiap petmi tidak serta merta memindahkan usahanya menjack usrtha kayu rakyat seluruhnya (Damsman, 2002). Hal ini diduga selain palawija dapt membrikan manfaat langsung yang cept dalam jztngka pendek, juga diduga terdapat faktor-faktor sosial yang rnembedah mtara usaha pdawija dm kayu rakyat. Era industrialimi tefah rnenyebstbkan migmi tenaga kerja di pdesaan, yang pada

gilirannya lmgsung atau tidak akan mendorung untuk mefirik usaha mi yang tidak intensif, salafx satunya adalah usaha kayu rakyat. Dengan demikian diduga semakin

berkurang tenaga kerja pertmian di pedesm, maka hutan rakyat semakin berkembang ( 2 ) Sub sistem pengolahim. Pemintaan kayu rakyat dewasa ini setidaknym terdiri dari tiga macam yaitu pertama pasar low ; kedua, industri

menengah dimma p r o d h y a ditujukan untuk pasax yang lebih lw, maupun orientmi ekspor ; ketiga, industri besar y m g lebih padat modal seperti

PT.

Kertas Bekasi Teguh.

Pada industri jenis pertama dm Iredua, umumnya masih menggmakan alat-alat sederhana, sehingga mutu kayu alahan yang d i h a s i l h rnasih rendah serta banyak

menghasilh limbah. Belurn dikenalnya sbndar prod& serta input bahm b&u y m g

kurang baik tidak jarang prod& kayu olahan tidak atau kurmg sesuai dengan syarat-

(30)

Pada sub sistem inipun belum ada upaya pengelompoh industri, sehingga beium terj adi kerjasama menuju spesialisasi industri, karenan ya terj adi industri-

industri yang bekerja dibawah sbla usaha, yang pada gilirarrnya mengakiiratkan hubungan mma

sub

sistern produksi

d m

sub sistem pengolahan h i 1 yang ti&

Ianggeng, h e n a kecenderungan penekanan terhadap sumkr bahan baku dalm bentuk semacam eksploitasi berlebih. Secara Iogis semestinya antara petani (lay rakyat) dengan pl&u industri memiliki "ikatan" yang saling rnernbutuhkm karena

adanya ketergantungm usaha, namun demikim kenyataann ya terjadi kecenderungan p e n m a n sediaan dari daerah-daerah sumber h y u rakyat. Hal ini merupakan indikator admya pernasalahan &lam kelestaim usaha.

Masing-masing industri, telah memiliki pasar produknyn mstsing-masing, Industri pengolahan kayu skala kecil dm menengah seperti pernbuat papan, k s o , peti-peti kernasan sayuran

d m

buah, palet ssampai bahm-bhan kerajinan, mereka

telah memiliki ppasar nasional maupun ekspor. Mengingat kuatnya pas= produk olahm tersebut sem kerasnya prsaingan untuk rnendapatkan b&m baku, sertrt

kepentingan bisnisnya, maka tidak mustahil bahwa pel& industri tidak memiliki visi dm misi tentang bentuk kelanggengan hubungm industri dm pasokan bahan bakunya

yang berasal d a i hutan rakyat.

(3) Sub sistem pemasaran. Sebagaimana ciri umum dalam pemasarm hasif-

(31)

tengkulak, pnebas, industri kwil, dsb) menrpakan suatu usaha yang lebih terorganisir sehingga biasanya memiliki posisi tstwar yang lebih h a t . Dalm kasus

kayu rakyat ini terdapat tiga ha1 yang memperlemah posisi tawar produsen (petmi) yaitu pefima masing-masing individu tidak memiliki pengetahw dm atau infomasi pasar dengan baik ; kedua, kayu mkyat maih diposisikan sebagai bbungan

oleh prniliknya ; dm ketiga, beium adanya k e r j m a mtar produsen (petani).

Dilain pihak, konsumen memiliki bahkan mengwai informasi paaf s e m h t .

Dengm demikian dalm pemasaran ini selalu saja produsen @etanil mendapat manfaat paling kwil dibanding lernbaga-lembaga pernasaran lainnya walaupun Mam

berbagai kntuk: d w m distribusi seperti yang difaparkm oleh Soerwiatmaka (1988)

; Haeruman et 01. (1990) ; Priyoadi (1992) ; Kurniadi (1993).

Pada kondisi pttsar seperti itu, petani hanya berperan sebagai pengmbii harga, (price ta8tr)sementara konsumen sebagai penentu hags dapat mengendalikan paar. Sebenamya petmi mernpasisikm kaymya sebagai tabungan, merupakm putensi

dalam posisi tawamya. Akm tetapi karma padst umumnya petmi itu miskin, &a kayu rak-yat bergeser b W la@ sebagai tabungan, tetapi sebagai " wet rutin

",

sehingga posisi tawmya tetap saja lernah. Hal tersebut difaprkm oleh Hwdjctntu
(32)

secara aktif melalui jaringan yang dikembmgkannya, sehingga terbentuklah semacam rnonapsani-monopsoni Iokal terhadap bahan b&u.

Daxi sisi petmi, penjdan pafran y m g mereka I&ukan lebih bmyak berkajtan dengan kebuttuhannya rnisalnya untuk biaya menyekolahkan an&, biaya hajadan yang

merupakan tradisi srta kewajiban yang harus dilakukan, sehingga kbexapa pnelitian menyebutkan sebagai "daur butuh" dalam menentrrkan kapm pohon hams ditebang/dijual. Pada posisf butuX1, maka petmi cendrung

A m

berlstku sebagai pengmbil harga.

Pennasalahan terairhir yaitu pa& (4) Sub sistem kelembagm. Kelernbagam yang dimdsud meliputi kelembagaan pengumsan hutan rakyat, kelernbagtan sosial dm kelembagaan ekonorni yang dapat mempengaruhi kinerja usaha kayu rakyat. Kelembagaan yang mengums hutan rakyat secara teknis, baik iembaga bentukan pemerintah maupun masyarakat be1m ada. Satu-satunya instmsi yang rnemiliki

urusm hutan rakyat adalah Dinas Perhutanan dan Konsewasi Tanah, dengan berkaicunya SK Menteri Kchutanan Nu. 86Kpts-11/94 tentang penyerahm bebrapa

urusan kepada Dati

XI.

Namun demikim lernbaga ini sampai sekamg aktivitasnya

b m smpai kepada pnycdiaan bibit kepada para petmi. Kelembstgmn sasial pada usaha kayu rakyat di Jawa juga tidak nampak adst, hanya pada beberapa tempat saja

dijurnpai adanya kerjasama dztiarn penyedim bibit, penyebarluasan informasi dalm telcni k budidaya dm se bagainya, yang kesernuanya masih bersifat, sangat terbatas.

Kelembagartn ekonomi IebiR rneaonjoi perannya ddam usaha kayu rakyat ini

(33)

masyardcat hingga saat ini, m u n seperti dikemukakan bahwa dalam pemasaran ini

petani masih pada pusisi yang lemah, Lembaga keuangan nun bank lebih mempmyai perman, sedang lembaga keuangan benrpa bank belum memberikan peran apapun khususnya bagi petmi produsm ddm rangka penguatan usaha s e a penguatan posisi

&war terhdap konsumen, Kelompak-kelampak petmi untwk membentuk permodaim juga praktis belum d i k e d &lam usaha kayu rakyat ini.

Atas d m informasi tersebut mak.8 jelas b&wa setiap petani dalam usaha kayu

d y a t pmktis harus berusaha berdmarkm kernampurn sendiri, Karenanya pengembangan usdm kayu rakyat ini &an sangat lambat b&m sdit karena setiap individu hams melakukmya sendiri dengm kemmpuan yang sangat terbam. Atas

dasar b e k a p a pernasalahan ddam kelembagaan usaha kayu rakyat tersebut, m&a dirasakan perlunya penafaan ketembagman untuk dapat mewujudkan usaha ymg

lestari d m d i m i s yang berkeadilan secma sosial dm ekanomi baik melafui inavasi- inovasi maupun intervensi kelembagm,

D k

seluruh permasdahm tersebut jelas bahwa kinerja usaha kayu rdcyat be1 um optimal sehingga perlu dikembmgkm. Selanjutnya untuk: m e w j u d h

maksud penelitian yaitu pengembangan usaha kayu rakyat, terlebih dahulu harus diternukan faktor-faktor yang bqngarutr terhadap sistem, s t n r h r sistem u s a h

kayu rakyat seda kelembagaan ymg berl&u selama ini. Temuan-temuan t s e b u t selanjutnya akm digunakm sebagai acuan dstlam memrnuskan strategi dm program

(34)
(35)

2, Dari sucfut implikasi praktis, hasil penelitian inj, d i h a p k m bergma bagi upaya pengembangan usaha kayu rakyat s e a peminat pembmgunan pedesaan d d m menin&a&an ekonomi kerakyatan khususnya meldui usaha kayu rakyat. Dimping itu diharapkm clapat dimmf~atkan bagi penentu kebijakan dalam mgka pemi1ihan prioritas strategi pengembangan gunti meningkatksan kinerja

usaha h y u rakyat secara keseluruhm, 1.6, Ruang Lingkup Penelitian

(1) Penelitian usaha kayu rakyat ini dititikhtkan untuk memuskm strategi dm program pengembangan usaha b y u rakyat. Dengm demikian analisis untuk mengetahui keragaan usaha menj adi prasyarat, sementara itu keragaan usstha diperoleh dengan menganalisis struktur sistm us&a serh pub&- peutrah yang berpengaruh terhadap sistein usaha kayu rakyat dm

kelembagam yang berlaku.

(2) Untuk mendapatkm gambaran utuh usaha kayu ralcyat m&a penelitim itli juga menggunakan "soft. system metodhology" guna mendapatkan infarmasi

yang bersifat kualitatif terhadap faktor-f&ar internal dm eksternal dalam sistern usrtha, yang akan menjadi pertimetangan ddam strategi dm program kebijakan pengembangan usaha kayu rakyat. Untuk itu malca dilakukan :

(36)

disusun ddam kfltuk hierarki, sesuai dengm pengaruhnya terhadap sistem u s a h kayu rakyat.

(b) Analisis stdctural elemen program b e r d a a r h hubmgm kontekstustl. dm tingkat ketergantungm antar sub elemen dalm sedap elemen program, untuk: dapat mengidentifkasi s t n h u sistem usaha kayu rakyat, Dari analisis tersebut a k a digunakan untulr menyusun hiermki dm klasifikasi sub elemen dari elemen program guna menjelaskm p e m b a n tentang sistem usaha kayu rakyat.

(3) Pengkajim krhadap f&or kelembagaan usaha kayu rakyat yang dapat rnenin&tk:an manfaat us& ichususnya bagi petmi kayu rakyat.

(37)

IS.

TIIYJAUAN

PUSTAKA

Dalam bat, ini diuraikan s e w a ringkas tentang berbagai twri yang digmakan

sebztgsti dasar ddam penefitian ini serta hrbagai hmi1 penelitian yang relevan dengan rnasdah ymg sedang diteliti. Uraim ymg dimaksud mulai dari (1) hutan rakyyat dm

penguszthaannya, (2) ekonomi pedesaan dm ekonomi nxmstRtanggh (3) sistem pemasaan, (4) pendekatm sistem, (5) analisis SWOT, (6) proses hierarki analisis dm (7) pernodefan stnrlctural.

Uraim-uraim tersebut: baik kmpa penjelsrsan dari buku teks maupurz sajian

dari bebempa studi ymg telah dilakukan para peneliti terdahulu, baik yang berupa

smdi psusistl maupurr komprehensif, penerapan teori dm metode tersebut di atas

terhadap berbagai obyek atau bidang,

Uraian dalm bab ini akan rnenjadi dasar datam pengembangan kerangka pemikiran dm metode pendekatan ddam penelltian ini.

2.1, Hutan Rakyat dan Pengusahaannya

2. 1. 1. Perrgertian

(38)

milik addah hutan yang turnbuh di atas tanah yang dibebztni

hak.

mi£& dm lazim

disebut hutan rak-yat.

Menurut Mergen (1 987) diacu &lam Anomim (1 989) kebun rakyat menrpakan sistem pengelolaan atau perrggwm lahm Eradisiod ymg sebagian besar sesing diternuh di drteratr tropika Iembab meskipun berada pa& Iereng-lereng yang curam. Selmj utny a ia mengemukdzm bahwa kebun-kebun d y a t tersebut dicirikan oleh

suatu struktur lapisan tegkan ganda, 2. 1.2. Bentuk dan Manfaat

Menurut IPB (1 983) pula pernbangunan hutan rakyat terdiri dari dua, y h i :

a. Hutan rakyat tradisional : merupakm cara penanaman tanman hutan pada tanah milik ( l d m Hrering) yang d i u s & h oleh m a s y h t itu sendiri tanpa utmpur

tangan pemerintah. Bentuk pertanammya yaitu campuran mtar buah-buatran, misalnya : Durian (Durio zibefhinus), Melinjo (Gnetum g~emonf, dm lain-lain. Bent& tersebut lebih dikenal dengan pola usatra tani lahan kering atau lhan

darat.

b. Hutm rakyat inptes : yaitu hutan mkyat yang pnmamannya m m i difakukan di

tanah terlmtar, Pernbangunm hutm rakyat ini diprakarsai oleh proyek bantwn

penghijauan.

Sedang hutan rakyat menurut pola tanmnya terdiri dari :

a. Hutan Rakyrtt Mumi

Pada hutan rakyat murni hmya ditmmi satu jenis pohon kayu-kayuan saja. b. Hutan Rakyat Campwan

(39)

c. Hutan Rakyat dengan Sistem Agoforestry

Sistem yang cukup baik untuk dikernbangkan dafam pengelolam hutan ralcyat addah sistem agrafurestry dengan cam turnpang sari.

Menurut Michon (1983) ada tiga tipe Rutan rakyat yaitu : tipe pekarmgm, Mun

dm kebun c m p m . PerWaan diantara ketigmy a adalah sebagai krilcut :

a. P e h g m mempunyrni sistem pengabran tanaman yang termg dm baik serka biamya berada di sekitar rumah. Luas minimum sekitar 0,l Ha, dipagari mulai

dari jenis sayur-sayuran hingga pohon yang berukuran sedan6 dimma tingginya

mencapai 20 meter.

b. Talun mempunyai ukuran yang lebih fum, penanaman paRon sedikit rapat, tinggi pohun-pahonnya mencapai 35 meter dm terdapat bebrapa pohon yang m b u h secara liar dari jenis herba atau liana.

c. Tipe ketiga kadang-kadmg dapat dditemui di kberapa desa. Jenis tumbuhan cenderung lebih hamugen dengan satu jenis tanaman pokak Cengkeh atau Pepaya

dm berbztgai macam jenis tanaman herb. Kcbun tersebut sringkali diternui di

sekitar desa.

Dari segi pengelalaannya hutan rakyat: sama dengan kebun mkyat. &tau

agroforestry, dimana ha1 tersebut rnenrpakan sistem taia guna lahan permmen dengm dicirlkm unsur tmaman semusirn dm tanaman tahunan. Sementara itu Nenzoma

(1987) diacu dstlstm Anonim (1989) mendeskripsikan benrpa penmaman tanaman

(40)

mengusdmkan tanrunan jenis pobon-pahonan yang terbagi ddam tiga golongan yaitu:

(a) budidaya pohon-phonan be~ampw tmman p e r k e b w , tmman makmm dm

semak, (b) paRon-pohoxlan dm tamman malranan tern& dm tern& dm (c) pohon- pohonm

d m

i k . Sementara itu Haemman (2001) menyaaan bahwa hutan milik

rnasyarakat yang memilfki banyak bent&, dapat berfungsi produksi material dm penghasii jasa lingkungan. Selanj utnya dinyatakan bahwa hutan masyarakat dalam kntuk: kebun crnmpumn merupakan produsen kayu yang m a t besar di daerah s e m i di Jawa ymg padat penduduk, dm ddam ha1 ini hrunpir tidrrk ada lembaga pmerintah yang membantu masyaakat mengurus "hutan"nya.

Berlcaitan dengm manfaat: hutsuz rak:yat, KEPAS (3 988) mengemukakan bahwa upaya pewggulangan terhadap erusi dm konservasi tanah melalui penanaman

pohon-pohonan telah dilaks- pemerintah sej

ak

tcthun 1950 melalui berbagai bentuk yang secam tents menems dikernbangkan dm diperbaiki seperti Upaya

Komando Operasi Gerakan Makmw khun 1950, Gerakan Pekm Penghijaum

Nasional tahw 1961, Prayek Departemen Pertmian 001 -037 khun 1967, Proyek B a n W Tehis FAO-UNDP tahun 1973-1976, Proyek Pengembangan dm Pengelalaan Daerah Alirstn Sungai khun 1979, Pruyek Pengembangan Wilayah DAS Citanduy t&un 198 1 dm Prayek Permian L&an Kering tahun 1984.

Menurut Bashar (1964) umha hutan rakyztt yang u m a n y a bertujuan untuk

rneningkatkan kcsejahtcraan para petani, disamping itu beberap mrtrrfaat lain juga diperuleh dalarn pengusahztan hutan rakyat ini yaitu :

a. Kayu dm hasil hutan lainnya

(41)

c. Perlinclungm tanman-tanman pertmian

d. ~erlinddgan binatang liar

Disamping itu hutan rakyat berhngsi untuk menmbah pendapatan pnduduk, memenuhi kebutuhan

ka

yu bakar dm pertukangan, sebagai hidro-urologis Iahan dm

men-ngi terj adinya kwu&an hutan,

Secara garis besar manfaat Rutan rakyat terdiri dwi manfaat hutan secwa

langsung (sosial ekanami) dm manfaat secara tidak: langsung (terhadap Ridra-

arologis, klimatolagis, strategis dm estetik). Hutan rakyat: dalam bent& agroforestry dapat memenuhi pengawetan tanah dm air, ppohonm dapat melindmgi tm& dari

butiran air hujan, jug8 sinar matahxi dapat dirnanfmtk.an secara optimal dengan

strata tajuk yang beriapis.

2,1.3. Luas PemiXikan, dan Potensi Hutan Rakyat

Hutan rakyat dirniliki oleh banyak: petani, baik golongan ptstni kecil,

menengah rnaupun besar, dari sebagim k s a r luasannya reiatif sempit f< I hekar). Dari hasii studi Haemman el 01. f 1986) meliputi enam Kabupaten di 3awa Barat, yaitu

: Kabupatcn Rogar, Pandeglang, MajaIengka, Tasihalaya, Subang dm Sukstbumi menunjukkan bahwlt luas rata-rata hutan rakyat setiap kabupaten yaitu 0,66 ha, dengan selang iuasan mta-rata terbesar 1,07 ha di Kabupaten Pandeglang dm terkecil

0,34 ha di Kabupatcn Tasikrnalaya. Nutan rakyat yang cukup lum (> 1 hektar) terutarna dimiliki aleh petani goiangan menengah dm besar. Pernilikan hutan rayat

yang cukup Iuas per satwan pemilik terutztma dijumpai di daerah-dacrah yang masih jarang penduduknya serta kondisi tanahnya yang kering. Pengelolaan hutan r&yat

(42)

Sedangkm dalam skala usaha yang besar, pmilik jugt rnempekerjakan para penggarap sebagai bunrh di l&m rnilihya.

Sementara itu peneiitian H a e m a n et al. (1 991) terhadap 6 desa contoh di tiga

kecamatan di Kabupaten Bandung rnenunjukkan bahwa tuas p m i l i b n hutan rakyat

rata-rata adalah 1,08 ha. Dari berbagai m a a m p n g g u m I&m di wilayah studi tersebut, yang menjadi arcal potentid penghasii kayu rakyat adalah yang berupa

I&an kering (kebun, tegalan dm pekarangan), sdmg sawah, jumlah kayu rakyat

yang ada sangat terbatas. Dengan demikian kmena lahm potential pnghasil kayu rakyat adalah lahm kering maka putensi kayu rakyat di suatu damah dapat didekati dari Iuas l h n kering.

L a h s i hutm d y a t terpencar-pencar dari satu pemilik ke pemilik lainnya

dengan luasan relatif sempit. Usahatmi kayu rakyat ini terdapat pada berbagai pola penggunaan lahstn, seperti : di pekarmgctn, kebun czunpuran, talun/tegalan dm hutan. Penyebaran hutan rakyat dapat diproyeksikm dari jumlah puhon ymg terdapat di krbagai pola penggunaan lahan. HasiI studi Haemman er al. (1990) terhadap desa- desa contoh di Jawa Barat. menunjukkan bahwa jumlah pohon per hektar yang paling

banyak ditanami kayu rakyat yaitu pada pola penggurzaan lal-~an sebagai "hutan" sebanyak 422 pohodha atau 50% d a i total pohon untuk seiuruh pola penggunam lahm. Lalu diikuti kebun carnpuran sebanyak 226 pohodha (27% d a i total), talun

sebanyak I09 pohodha (1 3% dari totaf) dan terkecil pckarangm 9 I pohon/ha (1 0%

dari total).

Potensi kayu rakyat yang berasai dari hutan rakyat culcup ksrtr, hanya karena

(43)

statistik ygng terpublikasikan. Menurut Suyana ( I 976), ratrt-rata putensi produksi hu- tan rakyat di Sukabumi sebesar 2,9447 m3&a/th. Potensi kayu rakyat dorninan di

Jaws Barat yaitu jenis jeunjing, dwi total potensi praduksi kayu r&yat sebanyak 2,2954 rn3/halth atau 77% dari total praduksi berasd dari kayu jeunjing, lalu 0,5109 m3ihaltth atau 17% dari total pmduksi berasal dari kayu kampung (duren, nangka, kuprt, teureup, sawo, rambutan, kernlandingan, gempal dm sebagainya) d m 0,1384 m3/hdth atau 4% berasal dari kayu-kayu kehutman (bayur, huru, manili, gelam, suren, cangcaram, vitex, kernpas dm sebagainya) sisanya 0,0589 atau 2% dari total berasal dari kayu-kayu iaimya. Di Kabupaten Sukabumi, dari jumlah volume kayu

yang dikunsumsi rnasyarakat tahun

X.

976 sebanydc 87,6% krasal dcui b y u rakyat, H a i l studi Haemman ei al. (1986) dengrtn contoh 6 kabupaten (Bogor, Pandeglang, Maj alengka, "I'asikmalstya, Subang dm Sukabumi) rnenunj ukkrtn bahwa potensi rata-rata per lrektar sebesar 144 batmg, dengm selang jumlah pohon rata-rara terbesar 364 batangha di Mupaten Sukabumi dm terkecil 60 batangha di Kabupaten Pandeglang, Dari h a i l studi terhadap enam desa contoh di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung rnenunjukkan bahwa potensi rata-rata puhon per

hektar sebesar 156 batang. Potensi rata-rata terbesar di Kecamatan Padalarang 181

batandha, lalu cfiikuti Kecamatan Cipatat 165 batangha dm terkecil Kecamatan

Ci peundeuy I22 batanglha.

Pula sebaran diameter pohon yang terdapat di hutan sangat bbewariasi antar

jenis, pemilik dan lokasi. Studi terhadap pohon-pohon yang terdapat di hutan rakyat

(44)

diameter rata-rata antara

X

-

SO cm. Dari data ymg diperoleh menunjukh b&wa s e b m diameter terbesar yaitu pada umur 1 tahun dewan selmg diameter 1

-

10 cm sebanyak 1.237 batang atau 33 % dari total jumlah pohon sampel, lalu diikuti umur 2 tahun dengan selang diameter I 1

-

20 cm sebmyak 1.2 12 batang atau 32% dari total,

umur 3 tahun dengan selang diameter 2 1

-

30 cm sebmyak 7

t

9 batang atau 20% dari

total, umur 4 tahun dengan ~ l m g diameter 3 1

-

40 crn =banyak 290 batang m u 8 % dari total, umw: 5 tahun dengan slang diameter 4 1

-

50 cm sebanyak: 1 34 htang atau

3 O/o dmi total dm umur diam 5 tatrun dengan diameter 50 cm keatas sebanyak 175

bamg atau hanya 4 % drtri total puhun sampel. Ben& sebaran diameter pohon yang

sangat beragam ini menyebabkm kesulitan pengaturan kelestmim hasil hutan M a t .

2.1.4. Sistem Produksi, Pengolaham dan Pemasaran

Unit p r o d h i usaha kayu rakyat umurnnya berskala kecil dm

bersifat

individudperomgan. Pola usaha tani krtyu rakyat ini rnasih dilakukan secara tradisional dm belum sepnuhnya memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi kmsaha

ymg lebih menguntungkan. Pemilik kayu rakyat umumnya beium menggmtungh

kehidupruurya pada pahan-pohon yang dimiiikinya. U m m y a bagi mereka us&

tani kayu rakyat ini masih rnerupakm sumber pendapatan w b i l a n , dimping hasil

d a i sawah dm hmil pertmian lainnya. Usaha h i in4 merup- tabungm yang

sewaktu-waktu dapac dimmfaatkan bila diperlukan (Haeman et al. 1990). Di

kberapa damah, usaha tani kayu rakyat rnempakan traaisi turn-ternurun sebagai wrtrisan dmi leluhur mereka (misalnya penanaman pohan jati di

Y

ogyakarta dm Jawa
(45)

Pengetahurn masyarakat dalam menanam pahon-pohonan belum diwujudkan

dengm baik. Upaya maksimd dalm budidaya befum diterapkan, seperti pengwaan bibit unggd, pengaturan jarak tanam, pmeliharm dm sebagainya sehingga pertumbuhan pohon dm mutu yang dihasiikan kumg baik Umumnya ptani h y a menggwdm bibit dari permudaan alm yang mutunya k m g baik, h e m biasanya pohan induknya masih muda dm bibit tidak dipifih khusus dari pahon induk yang bermutu baik, sehingga anakan yang dihasilkan juga h a n g baik. Dari beberap

studi yang telah dilakukan menunjukkm bahwa sebagian besar bibit diadakan sendiri

aleh rakyat, sedangkan peran pemerintah ddam p g a h bibit. hanya sebagian ksiX

dari jumlah total bibit yang ditanam di hutan mkyat. Dalam penmaman, umumnya

jar& tanam kurang diperhatih, pada iokasi sekitar pohon irrduk jarak; tanamnya

terlalu rapat, sementara di fokasi lain terldu j m g . Pemangkasan cabmg hanya dil&&an pada mat pohon masih kecil, setelah b a r pemangkasan sama sekali tidak dilakukan. F e r n b a r n dm penjarangm dil&&an menurut pengetahurn masing masing pemiliknya, pada umumnya mutu kayu ymg dihasilkan masih lnrrang baik, Masalah lain yang cukup menanjol dalam membangun hutan rakyat yaitu k l u m

adanya kerjmama antar pemitik hutan rakyat, sehinggst keprrtusan pengelalaan

tergmtung pada masing-masing pemili k yang jumlahnya banyak.

Kelestarian hutan rakyat ditentukan aleh stnrktur tegakan hutan, yang

(46)

Berdasarkan penelitian Haemman et al, (19901, s e a m mumbahwa strulctur

tegakm yang ada belum menunjukkan h u m normal. Hal tersebut memperkihatkan

bahwa kelestarian kayu rakyat dmgm pola pengeialaan yang berlaku s a t ini belurn dapat menjamin kelestarim, baik untuk kesinambungan pendapatan petmi rnaupun keberadaan kayu rakyat itu sendiri. Hal tersebut terjadi karma keputusan

pengelolaan kayu rakyat tergantung kepada petani pemilik secara individual. Setelah penebangm tidak semua petmi selalu melakukm penmaman kernbdi, tetapi ada pula yang ditanami dengan kumoditi lain atau bahkan terjadi perubahan penggunm lahm. Selain itu pola pemanenan yang dilakukan atas dasar kebutuhm uang y m g tidak

terencana seringkali rnernpercepat habisnya sediaan pohon-phan ymg dimilikinya,

Walaupun terjadi perkembangan permintaan dari industri yang menginginkan syarat-

syarat diameter p h o n , tetapi tnmpaknya belurn bisa merubah pola panen sebagim besar petmi. Selain itu ketidakteraturan siklus pengelolam kayu mkyat berkaitan pula dengm belum adanya pengaturan pengeloiaan kayu rakyat yang direncanalcan secara bersarna-ma dan atau di bawah birnbingan pernerintah. Sehingga seluruh keputusan dalam pengelolam berdda sepenuhnya pada masing-masing petani, dimma

petani sendiri urnumnya lebih mendasarkan keputusannya kepada kebutuhan dirinya sendiri. Dengan demi kinn pengelolaan dengan rotasi penmaman dan pemancnan yang teratur belum bisa diharapkan dilakukan oleh petani. Hal lain yang perlu rnendapat perhatian dalam masalah kefestaristn ini adrtlzth sernpitnya pernilikan lahan

dm pola ranam campuran rnenjadikan jurnlah anrtkan untuk penggmti pohon ymg

(47)

ddam penanaman polrun, jumiah keluarga miskin tebih sedikit dibanding jurnlak

keluarga kaya, demikian pula jumiah p h o n yang ditanam rumahtangga miskin Iebih sedikit dari rumahtangga kztya.

PengoXahm hasil kayu rakyat oleh petani rnasih menggunakm alat-alat yang

sederhana (seperti : gergaji tangan, guiok dm sebagainya) serta masih kurangnya pengetahuan petani dalam rnengolah kayu menyebabkan mutu kayu olahan ymg dihasilkm seringkdi masih rendah dm banyak menghasilkan limbah, Jenis-jenis

kornoditi hasil pengoI&an kayu rakyat ini terntarria berupa kayu gergajiadkayu bangman fdalam bentuk papan, bdok, reng, kaso dm sebagainya).

Pernasaran kayu rakyat: biasanya dilakukan seperti p m a m hasil-hasil perta-

nian lainnya, Pernilik langswg menjual kayu yang masih berdiri kepada para pem- beli. J m g sekali pmilik rnengolah sendiri kayu-kayunya d m menjual lmgsung ke

kunsumen, Sebagim ksar petmi masih s w a t kurang pengetahuannya dalam me-

masarkan hasil-hail kayunya, beiwn adanya infumasi pasar dm ditambah kurang- nya modal menyebabkan masilr dominannya pem tenglculak ymg membeti b y u -

kayu dwi rakyat dengan harga yang relatif rendah. Dari hasil studi terhadap cara pernasctran kayu ymg biasa d i l a k h oleh petani di Jawa Barat (Haemman et a!. 1990) rnenunjukkan bahwa cara pemasaran Brayu yang paling banyak dilakukan aleh

petmi yaitu menjual dalarn bentuk pohon (berdiri) yaitu sebesar 3 1 % dari total cara

pemasaran, kernudian menjual produk dalam bentuk kayu gergajian sebesar 27 7,

(48)

gergajim, rata-rata memberikm pendapatan bagi petani pemilik berkistu an-

Rp

4.000

-

Rp 165.0001haIth. Sementara itu Andayani (2003) juga melaporkan bahwa

penjdan pohon oleh petani di beberapa kecamatan di wilayah kabupaten Wanosobo

ddm bentuk p h o n berdiri. Lebih lmjut petmi memperoleh rnarjin pemasaran

paling kecil dibmding penebas maupun p&gang pengumpul.

Daer& tujum pemrpsaran temtama untuk: memenuhi kebutuhan permintam

bahm b&u industri ymg terdapat Lraik di pedesaan maupun di daerah. perkotaan. Dari hasil pneiitian H a e m a n ef a/. (1 990) menunjukkm bahwa d a e d tujuan pemasaran kayu mkyat sebagian ksar y&tu untuk memenuhi kebutuhan di dalam

desa sebesar 74,78 %, sedangkan sisanya untuk tujurtn pmasaran

ke luar

desa sebesar 25,22 %. Unhk Iokasi tujuan pemasaran

ke

luar desa sebagian bsar mtuk memenuhi kebutuhan bahan b&u industri di d a d perkotaan. H a i l pnelitian

tersebut m e m j u k k m b h w a dari total, tujuan p x n a s m kayu ke I w desa tersebut, sebmyak 60,92 % dijual ke lmr kecamatm dm h y a 39,09 % untrak: tujuan pemasam

Gambar

Tabel 4.1. FCztta-rata L u s  Penpasam Lrthan (Ha) oleh Rwnthtmgga Petmi di - ..............................
Tabel 6.12, Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM
Gambar 3.3. Diagram Atir Teknik ISM pada Sistem Usaha Kayu Rakyat (Eriyatno, I999 dimodifikasi)
Tabel 4.3. Perkiman Luas Areal Kesesuaian Agroklimat Sengon
+7

Referensi

Dokumen terkait

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013

yaitu mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diobati 3.

Dari hasil penelitan tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketentuan pelabelan produk pangan memenuhi asas-asas perlindungan konsumen dan pelanggaran terhadap pelabelan

Bagi auditor internal, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menambah wawasan, informasi dan referensi serta bahan pertimbangan bagi diri mereka

tidak diketahui dengan pasti, semua merasa masih kekurangan china grass. Situasi pasar serat rami kelihatannya belum jelas benar karena sampai saat ini belum ada

(1-tailed) kurang dari 0,05.Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelompok unggul

Di Desa Tambak Sari terdapat beberapa home industri yang tersebar dalam desa yang awalnya Cuma 1 sekarang berkembang menjadi beberapa karena banyak masyarakat

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan berakhirnya masa sanggah pada pekerjaan Jasa Konsultan Perencaaan Renovasi Gedung Kantor Samping Kanan Pengadilan Negeri Jombang