ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA
PADA UNIT SIMPAN PINJAM
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
MARSHA SEVIN ALDILLA 08.41010.0077
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Karena menggunakan asas kekeluargaan tersebut, maka koperasi bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama
oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama
dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Dalam koperasi terdapat pembagian
keuntungan koperasi biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU. SHU dihitung
berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan
pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan
oleh anggota.
Koperasi Wanita Setia Bhakti merupakan salah satu koperasi yang
mempunyai unit usaha simpan pinjam dan unit usaha dagang. Koperasi Wanita
Setia Bhakti ini sudah berdiri sejak tahun 1978 dan memiliki jumlah anggota kurang
lebih 11.000 anggota, hingga tahun 2015. Dengan jumlah anggota yang banyak,
maka jumlah transaksi yang harus ditangani koperasi juga menjadi semakin banyak.
Dalam sehari rata-rata koperasi menangani kurang lebih 2.000 tansaksi.
Setelah melakukan observasi pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita
yang bertempat pada Jl. Jemur Andayani No.55 Rungkut Surabaya. Diketahui
2
Berdasarkan keterangan dari Koordinator EDP, bahwa koperasi akan membangun
sistem yang lebih baik dari sistem yang ada saat ini dan sesuai dengan kebutuhan
koperasi. Sistem informasi yang sudah diterapkan pada koperasi saat ini terdiri dari
aplikasi yang meliputi: keanggotaan, simpan pinjam anggota, simpan pinjam UKM,
swalayan, akunting, dan griya tamu.
Untuk membangun ulang sistem pada Koperasi Wanita Setia Bhakti
Wanita, koperasi membutuhkan rancangan sistem untuk pengembangan sistem.
Sedangkan saat ini koperasi tidak memiliki rancangan sistem maupun dokumentasi
sistem saat ini. Dokumentasi sistem saat ini juga dibutuhkan untuk proses
pengembangan sistem, karena dokumentasi sistem ini dapat membantu
pengembang melihat permasalahan yang terjadi ataupun proses-proses apa saja
yang perlu untuk dikembangkan.
Berdasarkan fakta yang telah disebutkan, maka dari itu perlu dibuatnya
Analisis dan Desain Sistem Informasi Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita pada
unit Simpan Pinjam. Analisa desain pengembangan ini menggunakan metodologi
object oriented dengan pendekatan Rational Unified Process (RUP). Dengan
pendekatan berorientasi obyek dapat mencerminkan kegiatan proses bisnis
sehingga mempermudah implementator memahami desain sistem yang dibuat.
Dengan pendekatan berorientasi obyek, kita membagi aplikasi ke dalam potongan
kecil yang banyak, independen satu sama lain, potongan-potongan kecil tersebut
disebut obyek, dan kita dapat membangun aplikasi denagn menyusun obyek-obyek
ini bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan aplikasi (Sholiq, 2006).
Tugas akhir ini menghasilkan dokumentasi sistem yang ada saat ini dan
3
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita dalam mengembangkan sistem yang sudah
ada dengan kaidah perancangan sistem berorientasi objek.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat dokumentasi sistem pada koperasi pada Koperasi Wanita
Setia Bahkti dengan menggunakan UML?
2. Bagaimana mendesain sistem informasi koperasi pada Koperasi Wanita Setia
Bahkti dengan menggunakan UML?
3. Bagaimana mendesain desain interface bebasis website dari sistem informasi
koperasi pada Koperasi Wanita Setia Bahkti?
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka batasan masalah yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Desain sistem informasi koperasi ini hanya membahas simpan pinjam
anggota, keanggotaan, dan akunting.
2. Alat bantu pemodelan UML yang digunakan adalah Rational Rose.
1.4. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dari Tugas Ahkir ini adalah:
1. Menghasilkan dokumentasi sistem pada koperasi Koperasi Wanita Setia
4
2. Menghasilkan desain sistem informasi koperasi pada Koperasi Wanita Setia
Bahkti dengan menggunakan UML.
3. Menghasilkan desain interface dari sistem informasi koperasi pada Koperasi
Wanita Setia Bahkti bebasis website.
1.5. Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang diambinya topik TA, rumusan
masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan
TA, dan tujuan dari TA ini.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari Koperasi Wanita Setia
Bhakti Wanita yang menjadi tempat pelaksanaan TA dan landasan teori
yang berkaitan dengan permasalahan yang dikerjakan. Dalam hal ini,
teori yang digunkan dalam penyelesaian maslah TA ini adalah teori
tentang Object oriented Analysis and Design (OOAD) yaitu sebagai
dasar menggambar desain yang akan dibuat. Teori tentang (UML)
Unified Modeling Language sebagai bahasa pemodelan untuk
menggambarkan sistem dalam bentuk baku. Dan teori (RUP) Rational
5
BAB III Metodelogi Penelitian
Bab ini berisi tentang metode pnelitian yang dilakukan yaitu metode
penelitian yang menggunakan metode Rational Unified Process (RUP).
Ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu, insepsi, elaborasi dan konstrusi.
BAB IV Rancangan Sistem
Bab ini berisi tentang hasil dari rancangan sistem. Berdasrkan metode
RUP yang digunakan, maka rancangan ini akan dibagi menjadi tiga
bagian yaitu insepsi, elaborasi dan konstruksi. Pada insepsi rancangan
yang dihasilkan adalah business use case diagram, activity diagram dan
business entity. Pada kolaborasi rancangan yang dihasilkan adalah use
case diagram, use case description, sequence diagram. Dan yang
terakhir konstruksi, rancangan yang dihasilkan adalah class diagram,
component diagram, deployment diagram, design interface, dan uji coba.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran
terhadap kekurangan dari rancangan desain yang ada kepada pihak lain
yang ingin meneruskan topik TA ini. Tujuannya adalah agar pihak lain
tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga dapat menjadi lebih
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Koperasi Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pengertian tersebut sesuai dengan UU
Koperasi No. 25 thun 1992 Bab I. Selain itu, tujuan utama dibentuk koperasi juga
telah dijelaskan dalam Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 Bab II pasal
3, bahwa tujuan utama koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Menurut Undang-Undang
Koperasi No. 25 Tahun 1992 Bab II pasal 4, Fungsi dan peran koperasi adalah
sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.
b. Berperan serta secara aktif dalam mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
2.1.1 Simpan Pinjam
Simpan pinjam merupakan salah satu unit kerja yang terdapat pada
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita. Simpan pinjam yang terdapat pada koperasi
ini ada dua jenis yaitu simpan pinjam anggota dan simpan pinjam UKM (Unit
Kegiatan Masyarakat). Anggota dalam koperasi ini harus membentuk kelompok
tanggung renteng.
A. Simpan Pinjam Anggota
Simpan pinjam anggota hanya dapat dilakukan oleh anggota koperasi. Setiap
kelompok tanggung renteng memiliki satu PJ (Penanggung Jawab) kelompok.
PJ kelompok tersebut yang bertanggung jawab atas transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh kelompoknya. Transaksi-tansaksi yang dapat dilakukan oleh
anggota adalah simpanan dan pinjam. Berikut jenis-jenis transaksi yang
berlangsung pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita:
1. Simpan
Transaksi simpanan dapat dilakukan oleh anggota tanggung renteng, baik
diwakilkan oleh PJ kelompok ataupun dilakukan oleh perseorangan.
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok, dibayar sekali oleh calon anggota untuk syarat menjadi
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib, dibayar oleh anggota setiap bulannya paling sedikit
sebesar Rp. 5.000 dan paling banyak Rp. 300.000.
c. Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela, dapat dibayar oleh anggota tanpa ada jumlah ataupun
jangka waktu tertentu. Jasa dari simpanan ini sebesar 0, 8% per bulan.
2. Pinjaman
Pengajuan pinjaman harus melalui musyawarah pada pertemuan
masing-masing kelompok, dan disetujui oleh paling sedikit 50% ditambah satu
orang dari jumlah anggota kelompok. Anggota juga harus meminta
pesetujuan pinjaman dari PPL (Pembimbing Penyuluh Lapangan) dengan
meminta tandatangan SPP (Surat Permohonan Pinjaman). Anggota dapat
mengajukan pinjaman baru apabila telah mengangsur pinjamannya
sebanyak 50%. Jasa pinjaman ini sebesar 1,8% perbulan. Sedangkan plafon
merupakan batas pinjaman yang dapat dilakukan oleh anggota. Plafon
dihitung berdasarkan dari jumlah simpanan yang dilakukan oleh anggota
dan kelompok. Plafon kelompok ditetapkan sebesar 3, 50 kali jumlah
simpanan wajib seluruh anggota kelompok, sedangkan plafon pribadi
tergantung dengan jenis simpanan yang dipilih sesuai dengan ketentuan di
atas.
a. Pinjaman SP I
Pinjaman jenis ini terkait dengan plafon kelompok. Pada jenis pinjaman
1) Tahap I besar pinjaman sebesar ≥ Rp. 750.000 baru boleh dilunasi
pada bulan ke-5.
2) Tahap II besar pinjaman sebesar ≥ Rp. 1.000.000.
3) Tahap III besar pinjaman sebesar 4 kali simpanan wajib yang sudah
dibayar oleh anggota dan maksimal ≥ Rp. 11.000.000 dengan masa
tenggang pembayaran yang ditentukan.
b. Pinjaman SP II
Pinjaman ini dapat dipinjam anggota yang sudah membayar 2 kali
simpanan wajib maksimal ≥ Rp. 5.000.000 dan tidak berlaku masa
tenggang pembayaran.
c. Pinjaman SP III
Pinjaman ini dapat dipinjam oleh anggota yang sudah menjadi anggota
selama satu tahun. Besar pinjaman maksimal ≥ Rp. 2.100.000 dan dapat
diangsur sebanyak 20 kali. Pinjaman ini terkait dengan plafon
kelompok.
B. Simpan Pinjam UKM
Untuk melakukan transaksi simpan pinjam pada unit UKM (Unit Kecil
Menengah) harus mendaftar menjadi ALB (Anggota Luar Biasa). Untuk
mendaftar menjadi ALB, calon anggota harus membayar simpananpokok
sebesar Rp. 250.000, dapat dibayar langsung atau diangsur maksimal 5 bulan.
ALB juga harus membayar simpanan wajib sebesar RP. 2.500 perbulan,
simpanan ini akan dibayarkan dimuka selama satu tahun yang dipotong dari
realisasi pinjaman. Untuk meminjam ALB harus mengisi form SPP (Surat
memeriksa kelayakan jaminan tersebut, dan menyatakan apakah pinjaman
tersebut diperbolehkan atau tidak. Selain simpanan pokok dan simpanan wajib,
pada unit UKM juga menyediakan tabungan (simpanan pribadi). Untuk ALB
yang ingin menabung, ALB harus mendaftar terlebih dahulu. Pihak koperasi
akan membuatkan buku tabungan yang nantinya digunakan ALB untuk
melakukan transaksi simpan tabungan.
2.1.2 Kenggotaan
Sistem anggota di koperasi ini memakai sistem tanggung renteng. Setiap
satu kelompok tanggung renteng beranggotakan minimal 10 orang dan maksimal
30 orang. Dalam masing-masing kelompok terdapat satu orang PJ (Penanggung
Jawab) kelompok. Untuk menjadi anggota koperasi, masing-masing calon anggota
harus membayar simpanan pokok.
2.1.3 Griya Tamu
Griya tamu merupakan unit usaha koperasi yang menyediakan tempat
singgah sementara. Griya tamu yang terdapat pada Koperasi Wanita Setia Bhakti
Wanita ini tidak dikhususkan untuk anggota koperasi saja, yang bukan merupakan
anggota koperasi juga dapat menginap di griya tamu ini. Griya tamu ini
2.1.4 Swalayan
Swalayan adalah unit kerja pada koperasi yang menjual kebutuhan
sehari-hari. Pada swalayan ini tidak hanya melayani pembeli yang merupakan anggota
2.2 Unified Modeling Langguage (UML)
UML adalah sebuah bahasa pemodelan untuk menentukan, visualisasi,
konstruksi dan mendokumentasikan artifacts (sepotong informasi yang digumakan
atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software, dapat berupa model,
deskripsi, atau software) yang terdapat dalam sistem software (Suhendar, 2002).
UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal dalam dunia
pengembangan sistem yang berorientasi objek (Munawar, 2005). Hal ini
dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan
bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atau visi mereka dalam
bentuk baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif
untuk berbagi dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain
UML bisa berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan
beberapa aspek dalam sistem, dengan demikian semua anggota tim akan
mempunyai gambaran yang sama tentang suatu sistem. UML berfungsi sebagai
cetak biru karena sangat lengkap dan detil, dengan cetak biru ini maka akan bisa
diketahui informasi detil tentang coding program (forward engineering) atau
bahkan membaca program dan mengintepretasikannya kembali di dalam diagram
(reverse engineering). Tujuan UML diantaranya adalah:
1. Memberikan model siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekpresif untuk
mengembangkan dan saling tukar menukar model dengan mudah dan
dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman
dan proses rekayasa.
2.2.1 Bussines Use case Diagram
Bussines Use case Diagram digunakan untuk menunjukkan interaksi
antara use case bisnis, aktor bisnis, dan pekerja bisnis (Sholiq, 2006). Diagram ini
menjawab pertanyaan “apa yang bisnis lakukan dan mengapa harus membangun
sistem”. Diagram ini menunjukkan antara use case bisnis, aktor bisnis, dan pekerja
bisnis dalam organisasi.
1. Aktor bisnis (bussines actor) adalah seseorang atau sesuatu yang ada di luar
organisasi dan berinteraksi dengan organisasi yang terlibat dalam kegiatan
bisnis organisasi. Aktor bisnis bisa berupa kelompok orang atau perusahaan.
2. Pekerja bisnis (bussines worker) adalah suatu peranan di dalam organisasi,
bukan posisi. Seorang dapat memainkan banyak peranan tetapi memegang
hanya satu posisi. Keuntungan peranan dibanding posisi adalah adalah bahwa
posisi cenderung berubah, sementara peranan cenderung tetap.
3. Use case bisnis (use case bussines) adalah model yang digunakan
menggambarkan proses bisnis organisasi. Dengan kata lain use case bisnis
menceritakan kepada pembaca apa yang organisasi lakukan. Diagram ini tidak
membedakan antara proses manual atau proses terkomputerisasi.
2.2.2 Use case Diagram
Diagram use case menyajikan interaksi antara use case dan aktor. Dimana
aktor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem yang lain yang berinteraksi denagn
sistem yang sedang dibangun. Use case menggambarkan fungsionalitas sistem atau
persyaratan-peryaratanyang harus dipenuhi sistem dari pandangan pemakai
dilakukan secara otomatis terkomputerisasi, maka diagram use case berfokus hanya
pada proses otomatisasi saja.
Use case dan aktor menggambarkan ruang lingkup sistem yang sedang
dibangun.
1. Aktor (actor) adalah sesorang atau apa saja yang berhubungan dengan sistem
yang berhubuangan dengan sistem yang sedang dibangun.
2. Use case adalah bagian tingkat tinggi dari fungsionalitas yang sedang
disediakan oleh sistem. Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana
seseorang menggunakan sistem.
Pada use case diagram terdapat relasi antar use case untuk mendapatkan
sistem secara utuh. Relasi asosiasi digunakan untuk menunjukkan relasi antar use
case dan aktor. Sedangkan asosiasi arah panah mengindikasikan siapa yang
mengawali komunikasi. Karena setiap use case harus diinialisasi oleh aktor. Relasi
generalisai dilakukan untuk menunjukkan bahwa beberapa aktor mempunyai
beberapa persamaan. Misalnya ada dua tipe pelanggan, yaitu pelanggan perusahaan
dan pelanggan individu.
Selain relasi asosiasi dan generalisasi ada dua relasi yang lain, relasi
include dan extend. Relasi include memungkinkan satu use case menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case yang lain. Sedangkan relasi extend
memungkinkan satu use case secara optimal menggunakan funsionalitas yang
disediakan oleh use case lainnya.
2.2.3 Class Diagram
Diagram kelas menunjukkan interaksi antar kelas dalam sistem (Sholiq,
informasi tersebut. Sebuah kelas pada diagram kelas dibuat untuk setiap objek pada
Diagram Sekuensial atau Diagram Kolaborasi. Kelas memiliki tiga area kelompok
yaitu:
1. Nama (stereotype)
2. Atribut (attribute)
3. Metode (operation)
Ada empat visibilitas untuk sebuah kelas, yaitu:
1. Private, suatu kelas tidak kelihatan oleh kelas lainnya atau tidak dapat dipanggil
dari luar kelas yang bersangkutan.
2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh kelas yang bersangkutan dan anak-anak
yang mewarisinya.
3. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja yang terlibat kesemua kelas dan lainnya
dalam sistem.
4. Package atau implementation, mengindiksikan bahwa kelas dapat dilihat hanya
oleh kelas yang lain dalam paket yang sama.
2.2.4 Behavior Diagram
Behavior diagram berguna untuk memodelkan perilaku dinamis satu kelas
atau objek, terdiri dari:
A. Statechart Diagram, menyediakan sebuah cara untuk memodelakan
bermacam-macam keadaan yang mungkin dialami oleh sebuah objek (Sholiq, 2006). Jika
dalam kelas diagram menunjukkan gambaran untuk memodelkan tingkah laku
dinamik sistem. Diagram keadaan tidak dibuat untuk setiap kelas, bahkan
kadang-kadang untuk suatu proyek sistem informasi tidak menggunakannya
B. Activity Diagram menggambarkan aliran fungsionalitas sistem (Sholiq, 2006).
Diagram aktivitas tidak perlu dibuat untuk setiap aliran kerja, tetapi diagram ini
akan sangat berguna untuk aliran kerja yang komplek dan luas.
C. Interaction Diagram menunjukkan langkah demi langkah di dalam use case.
Obyek apa saja yang dibutuhkan untuk aliran, pesan apa saja yang objek
kirimkan ke objek lainnya, dan urutan pesan-pesan yang dikirimkan. Diagram
interaksi terdiri dari:
1. Sequence Diagram, digunakan untuk menunjukkan aliran fungsionalitas
dalam use case (Sholiq, 2006). Diagram sekuensial adalah diagram interaksi
yang disusun berdasarkan waktu.
2. Collaboration Diagram menunjukkan informasi yang sama persis dengan
diagram sekuensial, tetapi lebih dalam bentuk dan tujuan yang berbeda.
Diagram ini lebih menekankan pada hubuangan (relationship) antar
objek-objek.
D. Implementation Diagram terdiri dari:
1. Component Diagram menunjukkan model secara fisik komponen perangkat
lunak pada sistem dan hubungannya antar mereka (Sholiq, 2006).
Komponen hanya terdapat satu tipe relasi antar komponen yaitu dependensi.
Dependensi menyatakan bahwa satu komponen bergantung pada lainnya,
dan digambarkan seperti panah terputus-putus.
2. Deployment Diagram, menampilakan rancangan fisik jaringan dimana
berbagai komponen akan terdapat di sana (Sholiq, 2006). Dalam setiap
sistem hanya ada satu deployment diagram, sehingga hanya ada satu
menampilkan semua titik (node) dalam suatu jaringan, hubungan antar
mereka, dan proses-proses yang dijalankan pada masing-masing titik.
2.3 Object oriented Analysis and Design (OOAD)
Analisa berbasis objek (Object oriented Analysis) adalah metode analisis
yang memeriksa requirements (syarat/keperluan yang harus dipenuhi sistem) dari
sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup
permasalahan. Sedangkan Desain orientasi Objek (Object oriented Design) adalah
metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi
objek-objek sistem atau sub sistem (Suhendar, 2002). Terdapat berbagai konsep
dalam OOAD yaitu objek, kelas, abstraksi, pewarisan, pembungkusan, asosiasi, dan
agregasi.
2.3.1 Objek (Object)
Objek adalah “sesuatu”, secara fisik atau konseptual, yang dapat kita temui
disekeliling kita. Hardware, software, dokumen, bahkan konsep semuanya adalah
contoh objek (Suhendar, 2002). Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan
perilaku (behavior). State dari sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau
himpunan dari keadaan yang menggambarkan objek tersebut. Sebagai contoh bola
lampu adalah objek, dan salah satu keadaan hidup atau mati adalah state dari objek
bola lampu tersebut. State dinyatakan dengan nilai dan atribut objeknya. Atribut
adalah nilai internal yang dimiliki sebah objek, yang meliputi karakteristik dari
objek tersebut, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain, dan identitas. Perilaku
suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bereaksi dan memberi reaksi,
dalam objek itu sendiri. Behavior dari sebuah objek dicerminkan oleh interface,
service, dan method dari objek tersebut. Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah fungsi yang bisa diemban oleh objek. Method adalah
mekanisme internal objek yang mencerminkan perilaku objek tersebut.
2.3.2 Kelas (Class)
Kelas adalah definisi umum (pola, template, atau cetak biru) untuk
himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku dan atribut
objek-objek tersebut (Suhendar, 2002). Jadi kelas adalah sesuatu yang membungkus
informasi dan perilaku. Sebuah objek merupakan contoh dari sebuah kelas. Kucing,
harimau dan singa adalah contoh objek dari kelas binatang. Objek mempunyai
atribut dan operasi. Atribut dari operasi di atas adalah berkaki empat, memiliki ekor
dan lain sebagainya. Sedangkan operasi dari objek tersebut adalah makanan,
minum, tidur dan lain sebagainya.
2.3.3 Abstraksi (Abstraction)
Abstraksi secara sederhana dikatakan sebagai filter-out atribut objek dan
operasi objek hanya sampai pada benar-benar diperlukan saja. Tipe yang berbeda
dari persoalan memerlukan nilai informasi yang berbeda, jika persoalan itu ada di
dalam area global data yang sama. Sehingga atribut-atribut dan operasi-operasi
yang diperlukan saja didefinisikan. Metode ini dikenal dengan istilah abstraksi dari
suatu objek.
2.3.4 Pewarisan (Inheritance)
Pewarisan didefinisikan sebagai sebuah relationship antara kelas di mana
kelas. Objek adalah instan suatu kelas, maka objek mempunyai semua karakteristik
dari suatu kelas. Atribut dan operasi yang ditentukan dalam kelas akan tewariskan
ke masing-masing objek dalam kelas tersebut. Kelas dapat pula mewarisi sifat-sifat
kelas lainnya. Sebagai contoh washing machine, microwave, oven, radio, televisi
dan sebagainya adalah kelas peralatan misalnya tipe, dan mewarisi operasi
misalnya turn-on dan trun-off.
2.3.5 Banyak Bentuk (Polymorphism)
Kadang-kadang sebuah operasi mempunyai nama yang sama pada kelas
yang berbeda. Sebagai contoh membuka jendela, membuka pintu, membuka surat
kabar, membuka percakapan. Dalam masing-masing persoalan dapat dilakukan
operasi berbeda-beda walaupun dengan nama yang sama.
Konsep di atas dikenal dengan istilah banyak bentuk, yaitu suatu operasi
dengan nama yang sama, tetapi jika dikenalkan pada objek yang berbeda akan
menghasilkan operasi yang berbeda.
2.3.6 Pembungkusan (Encapsulation)
Ketika seorang menonton televisi, biasanya orang tersebut tidak
mempedulikan kompleksitas rangkaian elektronika yang ada di dalamnya. Mereka
tidak memperdulikan bagaimana rangkaian elektronika tersebut bekerja, mereka
hanya memperdulikan tombol-tombol apa saja yang bisa digunakan untuk
mengoperasikannya. Konsep ini dikenal dengan istilah pembungkusan, yaitu proses
menyembunyikan detail implementasi sebuah objek. Satu-satunya jalan untuk
mengakses objek tersebut adalah melalui interface. Interface melindungi internal
digambarkan sebagai kotak hitam (black box) yang menerima dan mengirim
pesan-pesan (messages).
Dalam object oriented programming kotak hitam tersebut berisi kode
(himpunan instruksi dengan bahasa yang dipahami komputer) dan data (informasi
dimana intruksi tersebut beropasi dengannya). Kode dan data tersebut disatukan
dalam sebuah “benda” yang tersembunyi isinya, yaitu objek. Pengguna objek tidak
perlu mengetahui isi dalam kotak tersebut. Untuk dapat berkomunikasi dengan
objek, diperlukan pesan.
2.3.7 Asosiasi (Association) dan Agresiasi (Aggregation)
Asosiasi adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan
(Suhendar, 2002). Sebagai contoh, saat seseorang menyalakan sebuah televisi maka
menurut terminologi berorientasi objek, seseorang tersebut sedang berasosiasi
dengan televisi.
Agresiasi adalah bentuk khusus dari asosiasi yang menggambarkan
seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek lainya (Suhendar, 2002).
Sebagai contoh, komputer terdiri dari CPU, keyboard, mouse, monitor, printer, dan
lain sebagainya. Di dalam kotak CPU mungkin terdapat grafikcard, soundcard, dan
peralatan lainya. Komputer adalah sebuah agresiasi, komputer terdiri dari sejumlah
komponen-komponen berbeda sebagai penyusunya.
2.4 Rational Unified Process (RUP)
Dalam membangun suatu sistem informasi diperlukan metode Siklus
Hidup dan Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC).
umum tahapan dari SDLC adalah perencanaan, analisis, rancangan, penerapan dan
penggunaan. Seringkali terdapat kesalahan dalam satu tahapan sehingga
menyebabkan siklus ini harus diulangi dari tahapan yang salah. Bisa terjadi bahwa
siklus ini dilakukan sampai berulang-ulang. Maka dari itu perlu digunakannya
metode untuk membangun sistem informasi.
RUP merupakan suatu metode SDLC yang dikembangkan dengan
mengumpulkan berbagai best practices yang terdapat dalam industri
pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan Use
case Driven dan pendekatan iterative untuk siklus pengembangan perangkat lunak
(Taryana, 2007). Sedangkan menurut sholiq (2006) penggunaan RUP dilakukan
melalui 4 fase yaitu :
A. Insepsi
Fase insepsi adalah permulaan proyek. Fase ini dimulai dengan membuat
pemodelan bisnis, dengan menganalisis bisnis sekitar sistem yang akan
dibangun. Kita berusaha menemukan fitur-fitur level atas sistem dan
mendokumentasikan secara baik. Dengan menggunakan UML, fase ini dapat
kita lakukan dengan membuat use case bisnis, aktor bisnis, pekerja bisnis, dan
diagram use case bisnis. Mungkin saja juga membuat diagram aktivitas untuk
memodelkan workflow.
B. Elaborasi
Tujuan fase elaborasi adalah untuk menganalisis domain masalah, menguatkan
arsitektur sistem, menggembangkan rencana proyek, dan mengurangi
unsur-unsur resiko tertinggi proyek. Fase elaborasi meliputi beberapa kegiatan antara
elaborasi dilakukan untuk setiap use case. Kebutuhan level operasional pada
setiap use case meliputi alur proses di dalam use case, aktor apa saja yang
berinteraksi denagn use case, diagram sekuensial dan diagram kolaborasi untuk
menunjukkan alur proses secara grafik, dan diagram statechart untuk
menunjukkan perubahan kondisi yang mungkin terjadi di dalam use case.
C. Konstruksi
Fase konstruksi menyempurnakan hasil-hasil yang telah dicapai di fase
elaborasi. Fase konstruksi dimulai dengan membuat diagram komponen untuk
sistem, kemudian dengan bantuan tool tertentu seperti Rational Rose dapat
dibangkitkan struktur kode ke bahasa pemograman tertentu seperti Java, Visual
Basic, dan lain-lain. Struktur kode yang dibangkitkan dalam format
berorientasi obyek yang terdiri dari deklarasi kelas, deklarasi atribut, deklarasi
skope (private, protected, dan public), prototype fungsi, dan pernyataan
perwarisan. Kode yang telah dibangkitkan tentu saja terbatas pada struktur
kode bahasa pemograman tertentu, sehingga diperlukan penyempurnaan oleh
para programmer. Jika ada penambahan atribut baru, fungsi-fungsi baru, atau
relasi baru yang sifatnya adalah penambahan minor pada fase konstruksi maka
dapat langsung ditambahkan. Kemudian model yang telah dibuat diperbarui
dengan menggunakan fasilitas reverse engineering pada tool seperti Rational
Rose. Reverse engineering adalah salah satu fasilitas di aplikasi pemodelan
yang memungkinkan proses pembaruan model yang telah dibuat dilakukan
D. Transisi
Fase transisi dilakukan ketika perangkat lunak yang diproduksi telah selesai
dan delivery ke pemakaian dilakukan. Tugas-tugas di fase ini meliputi:
melengkapi dan menyempurnakan perangkat lunak, melengkapi acceptance
testing akhir, melengkapi manual user guide, dan menyiapkan pelatihan
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan teknik-teknik yang dilakukan untuk
penulisan Tugas Akhir ini. Metode penelitian ini digunakan untuk menganalisa
sistem yang berjalan pada koperasi Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita dan
merancang sitem yang diajukan kepada koperasi. Metode penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan RUP (Rational Unified Process) untuk menghasilkan
dokumentasi sistem dan rancangan sistem yang sesuai dengan koperasi. Pada
gambar 3.1 menggambarkan tahapan metode penelitian dengan pendekatan RUP.
Gambar 3.1 Metode Penelitian RUP
3.1 Insepsi
Insepsi merupakan tahap awal dari siklus hidup dengan menggunakan RUP (Rational Unified Process). Dibawah ini merupakan tahapan dari insepsi.
M
Kebutuhan SIstem Desain Arsitektur
3.1.1 Pengamatan, Wawancara dan Pengumpulan Dokumen
Tahap pengamatan, wawancara dilakuakan untuk mengetahui kondisi
sistem yang berjalan pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita. Sehingga dapat
diidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berjalan pada koperasi, khususnya kegiatan
yang berkaitan dengan simpan dan pinjam. Dengan pengamatan dan wawancara
juga dapat diketahui siapa saja bagian yang berperan dalam kegiatan tersebut.
Wawancara dilakukan pada koperasi dengan mewawancarai empat
sumber. Empat sumber wawancara itu merupakan empat bagian yang berkaitan
dengan kegiatan simpan pinjam yaitu, EDP, bagian informasi, Kasi Simpan Pinjam,
dan bendahara. Daftar personil yang telah diwawancarai dapat dilihat pada tabel
3.1. Pada tabel tersebut dijelaskan siapa saja dan informasi apa saja yang digali.
Tabel 3.1 Daftar Personil yang Diwawancarai
Nama Jabatan/Departemen Tujuan
Ali Rochman EDP (electronic data
processing)
Mengetahui pengolahan data koperasi
Zulkarnain Kasi SP (Ketua Sie Simpan
Pinjam)
Mengetahui alur kerja pada bagian simpan pinjam
Ariana Imawati Bendahara Mengetahui alur kerja
pembuatan laporan
Tri Ayu Dini Bagian Informasi Mengetahui proses
pendaftaran anggota
Pada tabel 3.2 merupakan daftar pertanyaan yang diajukan pada pihak
koperasi. Wawancara, dilakukan sebagai pendalaman informasi tentang
pada setiap kegiatan tersebut. Dari hasil wawancara tersebut dapat terlihat alur
proses pada setiap kegiatan.
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan
Bagian Pertanyaan
Bagian Informasi
1. Apa yang menjadi tanggung jawab ibu sebagai Bagian
Informasi?
2. Ada berapa macam cara pendaftaran anggota pada koerasi khususnya untuk menjadi anggota tanggung renteng?
3. Apa saja pesyaratan untuk mendaftar menjadi anggota
koperasi?
4. Bagaimana alur proses untuk mendaftar?
5. Ada berapa macamcara pengunduran diri?
6. Apakah perbedaan pengunduran yang bestatus aktif dan
meninggal?
7. Bagaimana alur proses untuk pengunduran diri?
Kasi SP 1. Apa yang menjadi tanggung jawab bapak sebagai Kasi SP?
2. Bagaimana alur proses simpan pada koperasi?
3. Ada berapa jenis simpanan yang ada pada koperasi?
4. Bagaimana alur proses pinjam pada koperasi?
5. Ada berapa jenis simpanan yang ada pada koperasi?
6. Apa persyaratan anggota untuk meminjam?
7. Apa itu plafon?
8. Bagaimana alur proses pembayaran angsuran pinjaman pada koperasi?
Bendahara 1. Apa yang menjadi tanggung jawab ibu sebagai Bendahara?
2. Laporan apa saja yang dibuat?
3. Apakah ada aplikasi untuk mmenangani pembuatan laporan?
EDP 1. Apa yang menjadi tanggung jawab bapak sebagai EDP?
2. Ada berapa aplikasi yang berjalan pada koperasi ini?
3. Apakah pernah terjadi masalah pada aplikasi yang berjalan saat ini?
Setelah wawancara dilakukan, beberapa dokumen yang mendukung untuk
jalanya kegiatan-kegiatan tersebut dikumpulkan. Pengumpulan dokumen ini
dilakukan untuk mengetahui apa saja input ataupun output yang dihasilkan dari
kegiatan-kegiatan yang ada pada koperasi. Input atau output tersebut dapat terlihat
dengan melihat dokumen fisik yang dibutuhkan ataupun dihasilkan pada setiap
Tabel 3.3 Daftar Dokumen yang Dikumpulkan
Bagian Dokumen
Informasi - Surat Permohonan Menjadi Anggota
- Pendataan Anggota Koperasi Wanita “Setia Bhakti
Wanita”
- Surat Pernyataan (Pendaftaran)
- Laporan Anggota Baru
- Pengunduran Diri
- Perhitungan Pengunduran Diri
- Surat Pernyataan (Pengunduran Diri)
- Surat Kuasa (Pengunduran Diri)
- Laporan Pengunduran Diri Anggota
Simpan Pinjam - Daftar Tagihan/Setoran Kelompok
- Surat Permohonan Pinjaman
- Surat Pengakuan Hutang
- Kitir Setoran
Bendahara - Bukti Kas Masuk
- Bukti Kas Keluar - Buku Besar - Neraca
- Laporan hasil Usaha
3.1.2 Penentuan Ruang Lingkup
Tahap ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar ruang lingkup
analisis sistem yang dibahas. Penentuan ruang lingkup ini dilakukan untuk
membatasi pengerjaan analisis dan pembuatan desain supaya tidak terlalu melabar
dan fokus. Penentuan runag lingkup ini didapat dari hasil wawancara dan observasi
pada pihak koperasi. Ruang lingkup pembahasan sistem ini adalah lingkup sistem
yang mana yang diinginkan adanya perubahan.
3.1.3 Pemodelan Bisnis
Setelah melakukan serangkaian metode penelitian tersebut, dapat
dihasilkan pemodelan bisnis. Pemodelan bisnis dapat digambarkan melalui
business use case diagram, activity diagram dan business entity. Pada gambar 3.2
Pemodelan Bisnis
Busines Use Case Diagram
Activity Diagram
Business Entity
Gambar 3.2 Alur Pemodelan Bisnis
1. Business Use case Diagram
Dari serangkaian metode penelitian tersebut, dapat dilihat kegiatan-kegiatan dan bagian yang bertanggung jawab pada setiap kegiatan. Hal tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan business use case diagram, untuk memperjelas penggambaran sistem. Untuk membuat use case diagram terdapat beberapa tahap yaitu:
a. Identifikasi business use case
b. Identifikasi business actor
c. Identifikasi business worker
d. Menggambarkan ke dalam business use case diagram
Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan work flow. Activity diagram dibuat untuk memperjelas alur proses dari setiap business use case
yang ada. Activity diagram ini didapat dari hasil wawancara dari
masing-masing bagian.
3. Business Entity
Business entity ini merupakan gambaran dokumen fisik. Business entity didapat
dengan pengumpulan dokumen yang mengalir pada setiap kegiatan yang ada
pada koperasi. Busnis entity ini menggambarkan apa saja entity yang mengalir
pada activity diagram.
3.2 Elaborasi
Pada fase elaborasi tahap pertama adalah untuk menganalisis domain masalah dan menentukan kebutuhan sistem. Lalu ada tahap desain arsitektur. Dengan mengikuti perencanaan iterasi, elaborasi dilakukan untuk setiap use case. Kebutuhan level operasional pada setiap use case meliputi alur proses di dalam use case yang digambarkan dengan use case description yaitu menceritakan alur proses setiap use case dan aktor apa saja yang berinteraksi dengan use case, diagram sekuensial untuk menunjukkan alur proses secara grafik.
3.2.1 Analisis kebutuhan sistem
Analisis kebutuhan sistem ini digunakan untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan yang sistem koperasi butuhkan. Sehingga analasis dapat dijadikan
sebagai rekomendasi untuk memperbaiki sistem yang ada.
Desain arsitektur yang diajukan ini merupakan rancangan sistem yang baru untuk pengembagan sistem pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita. Perancangan sistem ini digambarkan dengan use case diagram, use case description, sequence diagram. Gambar 3.3 menjelaskan alur desain arsitektur.
Gambar 3.3 Alur desain arsitektur
3.3 Konstruksi
Tahap fase konstruksi menyempurnakan hasil-hasil yang telah dicapai di fase elaborasi. Gambar 3.4 merupakan alur dari tahap konstruksi. Fase konstruksi dimulai dengan membuat kelas diagram, deployment diagram, diagram komponen dan desain interface. Lalu setelah dibuat perancangan sistemnya, dilakukan uji coba terhadap desain tersebut.Untuk menguji kebenaran desain ini terdapat tiga tahap uji coba yaitu Uji flow of event, Kuesioner.
Desain Arsitektur
Use Case Diagram
Use Case Description
Gambar 3.4 Alur konstruksi Konstrusi
Class Diagram
Deployment Diagram
Component Diagram
Desain Interface
BAB IV
HASIL DESAIN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.
4.1 Insepsi
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sistem pada koperasi saat
ini, mendefinisikan batasan kegiatan serta membuat pemodelan bisnis. Sehingga
dapat diketahui gambaran umum tentang koperasi dan dapat mempunyai gambaran
untuk malakukan tahap perancangan sistem.
4.1.1 Hasil Observasi, Wawancara dan Pengumpulan Dokumen
Dari hasil observasi, wawancara dan pengumpulan dokumen yang telah
dilakukan pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita ini dihasilkan alur
kegiatan-kegiatan yang berjalan. Dari pembahasan dari bab tiga sebelumnya, wawancara
dilakukan kepada empat bagian di koperasi. Alur kegiatan yang ada pada koperasi
akan dijabarkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Poin-Poin Hasil Wawancara
Bagian Poin-Poin Hasil Wawancara
Bagian Informasi - Bagian informasi menangani pendaftaran, pengunduran
diri anggota dan maintenance anggota.
Pendaftaran Anggota
- Untuk menjadi anggota pada koperasi, harus secara berkelompok.minimal beranggotakan 10 dan maksimal 20 orang.
- Ada dua cara pendaftaran yaitu (1) calon anggota yang mendaftar sudah membentuk kelompok terlebih dahulu atau (2) calon anggota yang belum mempunyai kelompok dan mencari kelompok yang sudah ada di koperasi untuk bergabung.
- Alur pendaftaran calon anggota yang sudah membentuk
Bagian Poin-Poin Hasil Wawancara
Bagian Informasi
menyerahkan form kepada bagian informasi bagian informasi memeberikan info syarat-syarat pendaftaran. Setelah syarat pendaftaran diberikan kepada bagian informasi, dan akan diinputkan data-data calon anggota oleh PJ komputer.
- Untuk alur pendaftaran calon anggota yang belum
mempunyai kelompok, pertama-tama calon anggota meminta form pendaftaran kepada bagian informasi. Setelah mengisi form pendaftaran dan diberikan kepada bagian informasi, bagian informasi mencarikan
kelompok yang belum penuh jumlah anggotanya. Bagian informasi akan memberikan alamat dan no tlp kelompok tersebut. Setelah itu calon anggota menghubungi
(Penanggung Jawab) PJ kelompok tersebut. Calon anggota akan diajak PJ kelompok untuk mengikuti rapat anggota untuk diperkenalkan kepada anggota kelompok tersebut. Bila diterima oleh kempok tersebut, maka PJ kelompok akan memberi info syarat pendaftaran dan mendaftarkan calon anggot itu kepada bagian informasi. Setelah persyaratan pendaftaran sudah lengkap, maka akan diinputkan data calon anggota tersebut oleh PJ komputer.
Pengunduran Diri Anggota
- Pengunduran diri ini ada dua macam jenis. (1)
Pengunduran diri karena anggota tersebut meninggal dan (2) pengunduran diri anggota yang tidak meninggal.
- Untuk pengunduran diri anggota yang tidak meninggal,
anggota yang mengundurkan diri melapor kepada PJ kelompoknya. PJ kelompok akan menghitung simpan pinjam anggota. Apabila simpan pinjam anggota yang mengunduurkan diri masih terdapat tunggakan, maka anggota tersebut tidak boleh menggundurkan diri, harus membayar tunggakan yang dimilikinya terlebih dahulu. Tetapi apabila sudah diperiksa oleh PJ kelompok sudah tidak ada tunggakan, maka anggota tersebut mengisi form pengunduran diri dan menyerahkannya kepada PJ kelompok. PJ kelompok akan membuat rekap
Bagian Poin-Poin Hasil Wawancara
Bagian Informasi
anggota tersebut menyerahkan bukti kas keluar kepada PJ komputer dan dibuautkan kitir setoran. Anggota tersebut menyerahkan kitir setoran kpada kasir. Kasir akan merekap kitir setoran dan membuat BKK dan diserahkan beserta uang simpanan kepada anggota.
- Untuk pengunduran diri anggota yang meninggal
pertama-tama PJ kelompoknya melapor pada bagian informasi. Bagian informasi akan meminta surat
keterangan meninggal dan meberikan form pengunduran diri. Setelah itu bagian informasi akan menyerhkan formpengunduran diri kepada PJ komputer. PJ komputer akan membuat bukti pengunduran diri anggota. Apabila anggota tersebut masih memiliki simpanan, PJ kelompok dapat menyerahkan bukti tersebut kepada kasir untuk menggambil simpanan.
Maintenance Anggota
- Apabila ada data anggota yang berubah,maka PJ
kelompok melapor pada bagian informasi adanya perubahan data. Bagian informasi akan memberikan perubahan data tersebut kepada PJ komputer untuk di update datanya.
Kasi SP (Ketua Sie Simpan Pinjam)
Kegiatan Simpan
- Ada tiga jenis simpanan yaitu, simapanan pokok, simpana wajib dan simpana sukarela.
- Simpanan pokok, dibayar sekali selama menjadi anggota
koperasi dengan cara diangsur oleh calon anggota untuk syarat menjadi anggota yaitu sebesar Rp. 500.000.
- Simpanan wajib, dibayar oleh anggota setiap bulannya paling sedikit sebesar Rp. 5.000 dan paling banyak Rp. 300.000.
- Simpanan sukarela, dapat dibayar oleh anggota tanpa ada jumlah ataupun jangka waktu tertentu.
- Alur Anggota yang ingin menyimpan adalah, anggota terlebih dahulu melapor setor simpanan kepada PJ Komputer. PJ Komputer akan menginputkan setoran yang ingin di setorkan dan mencetak kitir setoran. Kitir setoran diberikan kepada anggota yang menyetor. Setelah menerima kitir setoran, anggota akan memberikan kitir setoran tersebut beserta uang kepada kasir. Kasir akan merekap kitir setoran dan membuat Bukti Kas Masuk (BKM). Lalu Bukti kas masuk tersebut diserahkan kepada anggota.
Kegiatan Pinjam
Bagian Poin-Poin Hasil Wawancara
Kasi SP (Ketua Sie Simpan Pinjam)
- Untuk pengajuan pinjaman, pengajuan ini terkait dengan plafon kelompok.
- Plafon adalah batas pinjaman yang dihitung dari berpa jumlah simpanan wajib anggota yang sudah dilakukan.
- Pengajuan pinjaman harus melalui musyawarah pada
pertemuan masing-masing kelompok, dan disetujui oleh paling sedikit 50% ditambah satu orang dari jumlah anggota kelompok. Anggota juga harus meminta pesetujuan pinjaman dari PPL (Pembimbing Penyuluh Lapangan) dengan meminta tandatangan SPP (Surat Permohonan Pinjaman).
- Anggota dapat mengajukan pinjaman baru apabila telah mengangsur pinjamannya sebelumnya sebanyak 50%.
Kegiatan Pembayaran Angsuran
- Penentuan berapa kali pembayaran angsuran oleh anggota
ditentukaan saat proses pengajuan pinjaman.
- Alur kegiatan pembayaran angsuran adalah, PJ komputer
yang membuat tagihan yang diberikan kepada anggota yang menjabat sebagai PJ Kelompok. PJ Kelompok akan meberikan informasi jumlah tagihan yang harus dibayar
anggota kelompoknya. Anggota kelompok akan
membayar tagihan melalui PJ Kelompok. PJ kelompok akan mengkonfimasi pembayaran dengan menunjukkan bukti tagihan kepada PJ komputer. PJ komputer akan merekap tagihan dan menginputkan setoran. PJ komputer akan membuat kitir setoran kepada PJ Kelompok. PJ Kelompok akan membayar setoran pada kasir dengan memberikan kitir setoran beserta uang yang akan disetorkan. Kasir akan merekap kitir setoran dan membuat bukti kas masuk, dan memberikan bukti kas masuk kepada PJ Kelompok.
Bendahara - Bertanggung jawab membuat jurnal, buku besar, dan
macam-macam laporan keuangan.
- Pembuatan laporan sudah menggunakan aplikasi.
EDP (Electronic
Data Processing)
- Bertanggung jawab membuat program yang digunakan
pada koperasi, mengolah data tranaksi koperasi pada database koperasi dan memperbaiki data bila terdapat data yang salah diakukan oleh petugas yang menagani transaksi.
4.1.2 Hasil Penentuan Ruang Lingkup
Dari hasil wawancara diketaui pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita
ini memiliki beberapa unit usaha. Unit usaha yang ada pada koperasi ini yaitu, unit
simpan pinjam, unit UKM (Unit Kecil Menengah), unit swalayan, dan unit griya
tamu.
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita ini akan membangun ulang
sistemnya dengan berbasis website. Pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita ini
unit yang paling banyak peminatnya adalah unit simpan pinjam. Maka yang akan
dibahas adalah unit simpan pinjam.
4.1.3 Hasil Pemodelan Bisnis
Dari hasil pengamatan, wawancara dan pengumpulan dokumen dapat
dihasilkan sebuah dokumentasi sistem yang berjalan saat ini. Dokumen sistem ini
dibuat untuk mempermudah pengembang memahami proses bisnis pada koperasi,
idividu-idividu yang terlibat di dalam proses, langkah-langkah di dalam proses, dan
juga business entity yang terlibat pada proses. Dengan mengetahui gambaran sistem
koperasi saat ini, dapat mempermudah pengembang untuk melihat kelebihan
kelebihan dan kelemahan dari tiap kegiatan yang ada, sehingga dapat memilih
prosses yang sesuai dengan koperasi.
A. Business Use case Diagram
Business use case diagram ini digunakan untuk melihat apa saja proses bisnis
yang berjalan pada koperasi dan bagaimana hubunganya antar proses-proses
tersebut juga hubunganya dengan actor. Berikut langkah-langkah untuk
1. Mengidentifikasi Business Use case
Use case bisnis atau business use case adalah model yang digunakan untuk
menggambarkan proses bisnis organisasi. Dengan kata lain business use case
memberitahukan kepada pembaca tentang aktivitas bisnis utama apa saja
yang organisasi lakukan (Sholiq, 2006). Dalam sistem ini business use case
dapat diidentifikasikan menjadi sepuluh yaitu: daftar individu, daftar
kelompok, simpanan pokok, simpan, pinjam, pembayaran angsuran,
pengunduran diri, pengunduran diri meninggal, maintenance anggota,
pembuatan laporan. Business use case pada Koperasi Setia Bhakti Wanita
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Business Use case
2. Mengidentifikasi Business Actor
Aktor bisnis atau business actor adalah seseorang atau sesuatu yang ada di
luar organisasi dan berinteraksi dengan organisasi yang terlibat dalam
kegiatan bisnis organisasi (Sholiq, 2006). Dalam sistem ini aktor bisnisnya
Daftar Individu Daftar Kelompok MaintenanceAnggota
PembayaranAngsuran
PembuatanLaporan Pinjam
Pengunduran Diri Meninggal PengunduranDiri
Sim pan Pokok
adalah anggota. Aktor bisnis pada Koperasi Setia Bhakti Wanita dapat dilihat
pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Business Actor
Pada business actor anggota terdapat generalisasi yang menunjukkan bahwa
business actor anggota terdapat dua macam yaitu anggota permanen dan
calon anggota. Generalisasi actor business ini dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Generalisasi Business actor Anggota
Pada anggota permanen juga terdapat generalisasi, yaitu anggota yang
menjabat sebagai PJ kelompok dan anggota yang menjabat sebagai anggota
biasa. PJ kelompok merupakan ketua kelompok dari kelompok tanggung
renteng. Gambar generalisasi anggota permanen dapat dilihat pada gambar
4.4.
Anggota
Anggota Permanen
Anggota
Gambar 4.4 Generalisasi Anggota Permanen
3. Mengidentifikasi Business Worker
Pekerja bisnis atau business worker adalah suatu peranan di dalam organisasi,
bukan posisi. Seseorang boleh memainkan banyak peran tetapi memengang
hanya satu posisi (Sholiq, 2006). Dalam sistem ini business worker dapat
diidentifikasikan menjadi tujuh yaitu: Penanggung Jawab (PJ) Komputer,
PPL (Pembimbing Penyuluh Lapangan), Bagian Informasi, Asisten Kasi,
Kasi, Kasir, dan Bendahara. Business worker pada Koperasi Setia Bhakti
Wanita dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Business Worker Anggota
Anggota Permanen
PJKelompok
Akunting AsistenKasiSP
Bag.Informasi Kasi SP PJKomputer
4. Menggambarkan Ke Dalam Business use case Diagram
Use case bisnis diagram atau business use case diagram digunakan untuk
menunjukkan interaksi antara use case bisnis, aktor bisnis dan pekerja bisnis
(Sholiq, 2006). Diagram ini menggambarkan tentang apa yang koperasi
lakukan, siapa yang ada di dalam koperasi, dan siapa yang ada di luar
koperasi. Dengan diagram ini dimaksudkan agar siapa saja dapat memberikan
informasi tentang proses bisnis organisasi secara tepat, sehingga pengembang
bisa memahami alur bisnis yang terjadi. Business use case diagram pada
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Business use case Diagram
B.Activity Diagram
Aktivity diagram adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja (workflow)
dari use case bisnis dalam bentuk grafik (Sholiq, 2006). Diagram ini
menunjukkan langkah-langkah di dalam aliran kerja, titik-titik keputusan di
dalam aliran kerja, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan
masing-masing langkah, dan objek-objek yang digunakan dalam aliran kerja.
1. Pendaftaran Kelompok
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita adalah koperasi yang menganut sistem
tanggung renteng. Maka setiap orang yang mendaftar pada koperasi harus
mempunyai kelompok. Pada proses pendaftaran kelompok ini, calon anggota
yang sudah memiliki kelompok mendaftar harus menghadap kepada bagian
informasi untuk meminta form pendaftaran. Setelah calon anggota mengisi
form pendaftaran, form pendaftaran diserahkan kepada bagian informasi.
Oleh bagian informasi, calon anggota diberi info tentang persyaratan
pendaftaran. Setelah itu calon anggota harus melengkapi persyaratan,
persyaratan tersebut diperiksa oleh bagian informasi. Apabila persyaratan
tealah lengkap bagian informasi akan memberikan form pendaftaran dan
persyaratan tersebut kepada PJ komputer untuk diinputkan datanya. Diagram
activity pendaftaran kelompok dapat dilihat pada gambar 4.7.
2. Pendaftaran Individu
Pada proses pendaftaran individu, juga dimulai dari calon anggota yang ingin
mendaftar harus menghadap kepada bagian informasi untuk meminta form
pendaftaran. Setelah calon anggota mengisi form pendaftaran, form
calon anggota akan dicarikan kelompok yang masih belum maksimal jumlah
anggotanya. Calon anggota diberikan info tentang kelompok tersebut untuk
calon anggota hubungi. Setelah calon anggota meghubungi kelompok yang
dituju, calon anggota ahrus menghadiri rapat anggota untuk diperkenalkan
kepada kelompok tersebut. Apabila calon anggota tersebut ditolak maka,
calon anggota meminta kembali dicarikan kelompok pada bagian informasi.
Tetapi apabila calon anggota diterima, PJ kelompok yang bersangkutan
memberi info tentang persyaratan pendaftaran yang harus dilengkapi. Calon
angota mengumpulkan persyaratan dan form pendaftaran kepada PJ
kelompok. PJ kelompok akan memberikan data-data tersebut kepada PJ
komputer untuk diinputkan datanya. Diagram activity pendaftaran individu
dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.7 Activity Diagram Pendaftaran Kelompok
3. Simpanan Pokok
Business use case simpanan pokok ini merupakan extend dari business use case pendaftaran, baik pendaftarn kelompok maupun pendaftaran individu.
Simpanan pokok ini merupakan salah satu persyaratan calon anggota untuk
menjadi anggota. Simpanan pokok ini harus dibayar satu kali untuk satu
anggota. Besar jumlah simpanan pokok ini adalah Rp. 500.000.
Proses simpanan pokok ini awalnya dimulai dari calon anggota yang sudah
mendaftar dan mendapat tagihan dari PJ Komputer. Untuk membayar
simpanan pokok ini, pertama-tama calon anggota menghadap kepada PJ
Komputer untuk melapor membayar simpanan pokok. Calon anggota
memberikan tagihan tersebut kepada PJ komputer, dan tagihan tersebut akan
direkap oleh PJ Komputer lalu dibuatkan kitir setoran.
Kitir setoran yang telah dibuat PJ Komputer diberikan kepada calon anggota,
untuk calon anggota membayar simpanan pokok kepada kasir. Kasir akan
membuat Bukti Kas Masuk (BKM) untuk pembayaran simpanan pokok calon
anggota. Jika simpanan pokok calon anggota dan kelompoknya sudah lunas,
maka calon anggota dapat memberikan BKM tersebut kepada bagian
informasi sebagai bukti bahwa simpanan pokok calon anggota sudah lunas.
Setelah bagian informasi menerima BKM simpanan pokok yang lunas dari
calon anggota, bagian informasi dapat mencetak Kartu Tanda Anggota
(KTA). Oleh bagian informasi KTA tersebut diberikan kepada calon anggota,
dan sebagai bukti bahwa calon anggota terssebut telah resmi menjadi anggota
Gambar 4.9 Activity Diagram Simpanan Pokok
4. Simpan
Proses simpan ini dilakukan oleh anggota. Alur proses ini dapat dilihat pada
gambar 4.10. Proses awal dari kegiatan simpan ini dimulai dari anggota yang
menerima KTA
mem buat kitir setoran
mem buat KTA
melapor m em bayar S Pokok menerima
tagihan
mem bayar S Pokok
ingin melakukan simpan, melapor kepada PJ Komputer. Oleh PJ Komputer
merekap pembayaran simpanan anggota dan membuat kitir setoran. Kitir
setoran diberikan oleh anggota kepada kasir untuk mmbayar simpanan. Kitir
setoran tersebut direkap oleh kasir dan kasir membuatBukti Kas Masuk
(BKM) yang diberikan kepada anggota.
Gambar 4.10 Activity Diagram Simpan
5. Pinjam
Gambar 4.11 menceritakan aliran kerja yang terjadi pada proses pinjam.
Pertama-tama anggota yang ingin mengajukan pinjaman meminta form SPP
(Surat Permohonan Pinjaman) pada bagian informasi. Setelah form SPP diisi,
SPP diberikan kepada PJ Kelompok untuk menentukan boleh tidaknya
pinjaman tersebut dilakukan, dengan diadakannya rapat anggota.
Apabila dalam rapat anggota pinjaman tidak disetujui oleh anggota lainnya,
maka anggota tersebut tidak dapat meminjam. Apabila pinjaman disetujui,
maka form SPP akan di disetujui oleh PJ Kelompok. PJ Kelompok akan
meminta persetujuan PPL. PPL akan meminta dokumen batas pinjaman
kepada kasi simpan pinjam. Apabila nama peminjam atau kelompok ada
dalam daftar kelompok yang tidak boleh meminjam, maka SPP akan di
kembalikan kepada peminjam dan tidak diperbolehkan untuk meminjam.
Tetapi apabila kelompok ataupun nama peminjam tidak terdapat pada
dokumen batas pinjaman, maka petugas PPL (Pembimbing Penyuluh
Lapangan), akan memberikan persetujuan SPP peminjam dan menyetujui
pinjaman sesuai dengan batas pinjaman yang ada. Setelah itu petugas PPL
akan memberikan SPP tersebut pada petugas PJ Komputer, dan PJ komputer
akan menginputkan data SPP. Setelah diinputkan, PJ Komputer akan
memberikan SPP kepada asisten kasi SP. Asisten kasi SP akan mengecek
SPP, apabila tidak disetujui maka SPP akan dikembalikan kepada peminjam
dan tidak diperbolehkan untuk meminjam. Apabila disetujui maka asiten kasi
akan menyetujui SPP dan membuat SPH (Surat Penangguhan Hutang). SPP
dan SPH yang telah diberikan pada kasi SP, akan dicek ulang. Apabila terjadi
kesalahan perhitungan ataupun kesalahan pemberian pinjaman pada anggota
yang tidak boleh meminjam maka SPP akan dikembalikan kepada peminjam
dan tidak diperbolehkan untuk meminjam. Apabila disetujui maka kasi SP
memberikan SPH tersebut kepada kasir. Kasir akan memberikan uang
pinjaman kepada peminjam.
6. Pembayaran Angsuran
Gambar 4.12 menceritakan aliran kerja pembayaran angsuran. Proses ini
extend dari proses pinjam, artinya proses pembayaran angsuran dapat
dilakukan setelah melakukan proses pinjam, karena angsuran ini maksudnya
adalah angsuran dari pembayaran pinjaman.
Proses ini dimulai dari PJ komputer yang membuat tagihan yang diberikan
kepada anggota yang menjabat sebagai PJ Kelompok. PJ Kelompok akan
meberikan informasi jumlah tagihan yang harus dibayar anggota
kelompoknya. Anggota kelompok melakukan pembayaran tagihan dilakukan
secaea berkelompok melalui PJ Kelompok. PJ kelompok akan
mengkonfimasi pembayaran dengan menunjukkan bukti tagihan kepada PJ
komputer serta menyerahkan uang pembayaran kelompoknya. PJ komputer
akan merekap tagihan dan menginputkan setoran. PJ komputer akan membuat
kitir setoran kepada PJ Kelompok. Kitir setoran adalah rekap jumlah
pembayaran yang akan dilakukan oleh kelompok tersebut. PJ Kelompok akan
membayar setoran pada kasir dengan memberikan kitir setoran beserta uang
yang akan disetorkan. Kasir akan merekap kitir setoran dan membuat bukti
kas masuk, dan memberikan bukti kas masuk kepada PJ Kelompok sebagai
Gambar 4.11 Activity Diagram Pinjam
meminta dok. batas pinjam anggota
Gambar 4.12 Activity Diagram Pembayaran Angsuran
7. Pengunduran Diri
Alur proses pengunduran diri anggota pada koperasi dapat dillihat pada
melapor pada PJ Kelompoknya. PJ Kelompok akan mengitung simpan
pinjam anggota apabila ada hutang pengunduran diri anggota ditolak, bila
tidak ada tunggakan maka anggota dapat mengisi form pengunduran diri.
Lalu PJ Kelompok akan membuat rekapan perhitungan simpan pinjam
anggota tersebut, PPL juga akan memeriksa simpan pinjam anggota. Apabila
anggota masih memiliki hutang pengajuan pengunduran diri anggota ditolak,
tetapi bila tidak mempunyai hutang maka PJ Kemompok dapat menyerahkan
form pengunduran diri kepada bag. Informasi. Bag. Inforasi akan
memasukkan data anggota dan membuat bukti pengunduran diri, yang
diberikan kepada anggota. Bila anggota masih memiiki simpanan, anggota
menyerahkan bukti pengunduran diri kepada kasir. Kasir akan merekap bukti
pengunduran diri dan mencetak kitir setoran kepada anggota.
8. Pengunduran Diri Meninggal
Alur proses dari kegiatan pengunduran diri anggota meninggal dapat dilihat
pada gambar 4.14. Alur proses ini berawal dari PJ Kelompok yang mendengar
kabar anggotanya meninggal melapor pada bag. Informasi jika anggotanya
meninggal. Bag.informasi akan memberi form pengunduran diri untuk diisi
PJ Kelompok dan juga meminta surat keterangan meninggal. Setelah PJ
Kelompok menyerahkan form pengunduran diri anggotanya, bag informasi
akan memasukkan data anggota yang mengundurkan diri dan mencetak bukti
pengunduran diri anggota. Apabila anggota masih memiliki simpanan PJ
Kelompok dapat menyerahkan bukti pengunduran diri anggota kepada kasir
Gambar 4.13 Activity Diagram Pengunduran Diri
Gambar 4.14 Activity Diagram Pengunduran Diri Meninggal
9. Maintenance Anggota
Gambar 4.15 menceritakan aliran kerja yang terjadi pada proses maintenance
anggota. Proses ini dimulai dari adanya perintah dari bagian informasi saat
adanya pendaftaran anggota baru, adanya perubahan data anggota atau
adanya anggota yang mengundurkan diri. Jika bagian informasi memberikan
formulir Pendaftaran anggota baru, maka PJ Komputer memasukkan data
anggota baru. Jika bagian informasi memberikan data perubahan anggota,
maka PJ Komputer melakukan perubahan data aggota. Jika bagian informasi
melapor pengundunduran diri anggota
memberikan daftar anggota yang akan mengundurkan diri, maka PJ
Komputer menghapus data anggota tersebut. Bila ingin dicetak, maka data
tersebut akan dipakai sebagai laporan data anggota terbaru untuk pengurus.
memberi
mengub ah data anggota
beri data anggota yg mengundurkan diri
Gambar 4.15 Activiy Diagram Maintenance Anggota
10. Pembuatan Laporan
Gambar 4.16 Activity Diagram Pembuatan Laporan
Gambar 4.16 menceritakan aliran kerja pembuatan laporan dari unit simpan
pinjam dan akunting. Pada masing-masing unit, yaitu pada unit simpan
pinjam terdapat entitas kasi SP dan kasir, serta pada unit akunting dengan
entitas akunting. Proses ini dimulai dari ketiga entitas tersebut membuat
laporan. Unit kasi Simpan Pinjam (SP) membuat laporan bulanan yang
akan diberikan kepada pengurus. Sedangkan pada entitas kasir, kasir akan
merekap dokumen BKK (Bukti Kas Masuk) dan BKM (Bukti Kas Keluar).
Hasil dari rekapan BKK dan BKM kasir akan diberikan kepada bendahara.
Bendahara akan membuat jurnal secara otomatis dengan aplikasi yang sudah
ada dan memferifikasi data tersebut dengan dokumen fisik yaitu BKK dan
BKM. Setelah itu akunting akan membuat jurnal penyesuaian, dari jurnal
tersebut dibuat buku besar dan laporan-laporan keuangan oleh bendahara.
Buku besar dan laporan keuangan tersebut akan diberikan kepada pengurus.
C.Business Entity
Entitas bisnis atau business entity adalah objek yang digunakan oleh organisasi
untuk melakukan aktivitas bisnis atau organisasi hasilkan saat melakukan
aktivitas bisnis. Entitas meliputi sesuatu yang pekerja bisnis hadapi sehari-hari.
Setiap entitas harus diberi nama yang unik, menggambarkan tanggung
jawabnya, berbentuk akta benda atau frasa kata benda, dan harus jelas (Sholiq,
2006). Berikut merupakan entitas bisnis yang dihasilkan dari perancangan
desain sistem pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita, yang dapat dilihat
pada gambar 4.17.
Gambar 4.17 Bussines Entity Koperasi Setia Bhakti Wanita
SPP SPH Uang Tagihan
Kitir Buku besar & lap.