• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah Madrasah 2013-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah Madrasah 2013-2017"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

61 3

(2)

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia . kementerian kesehatan RI. Sekretariat

613

jenderal

ind

Rencana aksi nasional promosi kesehatan di sekolah

/

Madrasah 2013 - 2017.--

Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI. 2013

ISBN 978-602-235-472-7

1. Judul I. HEALTH PROMOTION

II. HEALTH

bセhavior@

III. WELLNES PROGRAM

(3)
(4)
(5)

'lH{ ?ERPUSTAtCAA

KEME TERIAN KESEHATAN

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di Sekolah tahun 2013-2017 telah selesai disusun.

Hasil kajian Pusat Promosi Kesehatan tahun 2009 di beberapa sekolah di wilayah Jakarta, Bekasi dan Depok menunjukkan, bahwa promosi kesehatan di sekolah masih belum dikelola secara optimal. Hal ini ditandai oengan masih kurangnya dukungan kebijakan untuk ー・ョゥョァォ。エセョ@ PHBS di sekolah.

Dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan Promosi Kesehatan di Sekolah, maka Pusat Promosi Kesehatan memandang perlu menyusun RAN yang diarahkan pada uPSlya pencapaian target indikator sekolah yang mempromosikan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.

RAN ini merupakan dokumen perencanaan yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam' mengimplementasikan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan di sekolah' untuk periode 3 tahun ke depan. lsi RAN ini meliputi rencana aksi tingkat Naisonal dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) .

Dengan tersusunnya dokumen RAN ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pengelola program Promosi Kesehatan dalam mendisain dan menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan yang terintegrasi di tatanan sekolah, sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan masyarakat sekolah yang mandiri untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan buku panduan ini.

Jakarta, Januari 2013

Kepala Pusat Promosi Kesehatan

(6)

Sambutan

Sekretaris Jenderal

Kementerian Kesehatan RI

Usia anak sekolah merupakan periode yang sangat penting dalam siklus kehidupan. Periode ini merupakan masa rawan terserang berbagai gangguan penyakit. Masalah kesehatan anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan PHBS . Peran sekolah selama ini masih belum optimal dalam menerapkan PHBS. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar seharusnya menjadi tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolah. Hal ini dapat diwujudkan melalui penerapan "Health Promoting School " artinya sekolah yang mempromosikan kesehatan.

Promosi Kesehatan di tatanan sekolah secara global telah dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1995. Kegiatan ini dirancang untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah dan remaja melalui organisasi sekolah. Promosi Kesehatan di Sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan Sekolah Ber-PHBS.

(7)

"Jli:giatan Promosi lleselzatan diTatanan

Sekolalz di ra71cang untuk memperbmki dan

meningkatkan derajat keselzatan

anak llsia sekolalz dan remaja

mela!u£ Ol:ganisasi sekolah.

))

disusunlah Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di Sekolah tahun 2013-2015 . RAN Promosi Kesehatan di Sekolah difokuskan pada lima k omponen, yaitu (1) Penguatan kebijakan melalui advokasi, (2) Peningkatan kemitraan dan koordinasi lintas sektor, (3) Peningkatan akses informasi dan edukasi, (4) Peningkatan kapasitas pengelolaan promosi kesehatan, serta (5) Penelitian dan pengembangan. Kelima pilar ini menjadi dasar dan panduan dalam pengembangan Program Promosi Kesehatan di Sekolah untuk periode lima tahun ke depan.

Kepada semua pihak yang turut menyusun RAN ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas kontribusi yang telah diberikan. Semoga dengan penerapan konsep Promosi Kesehatan di Sekolah, kita dapat terus berperan dalam

ュ・キセェオ、ォ。ョ@ Sekolah Sehat di tanah air.

Jakarta, Januari 2013

(8)

Sambutan

Sekretaris Jenderal

Kementerian Dalam Negeri RI

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Kami sangat mendukung upaya Kementerian Kesehatan dalam menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di Sekolah/ Madrasah tahun 2013 - 2015 dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat.

Promosi Kesehatan di sekolah/madrasah penting untuk dilakukan dalam upaya menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada peserta didik di sekolah/madrasah. Apalagi dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan anak di sekolahl madrasah, sehingga pemerintah baik pusat maupun daerah perlu segera melakukan langkah-Iangkah strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik di sekolah/madrasah.

Secara konseptual , kegiatan promosi kesehatan di sekolahl セ@ madrasah sudah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1956 melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan tiga program pokoknya yang dikenal dengan istilah Trias UKS, yang meliputi : Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. Hal ini diperkuat dengan terbitnya Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan , Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

1/ U/ SKB / 2003; Nomor 1067 IMenkes/SKB1V1I/2003; Nomor

MA / 230 A/ 2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

(9)

(Fh JJrlOsi Kese/zalan di seko/a/z / madrasah

jJcn Ling un Lulc dilakukan da/am ujJqya

merz anmnka/1 jJerdaku /lidup bersdz

dan

sehal kepada j)('serla dichk di seko!a!z/

n?rzdrasah. "

promosi kesehatan di sekolah, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat dapat berjalan secara terpadu, terarah, intens if, berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Namun demikian, dalam implementasinya pelaksanaan program UKS masih menemui kendala, hal ini disebabkan kurangnya dukungan kepala daerah untuk mema sukan anggaran UKS dalam APBD, sehingga kendala anggaran tersebut menyebabkan program UKS dan promosi kesehatan di sekolah/madrasah menjadi tidak optimal dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Tim Pembina d i

daerah mendapat ham batan yang signifikan.

Dengan demikian, Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di Sekolah/Madrasah Daerah patut mendapat dukungan dari kementerian/lembaga terkait dan Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan) agar dapat berjalan dengan optimal. Selain itu, kami mengimbau agar dalam pelaksanaannya senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Demikian, semoga Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah/ Madrasah ini dapat bermanfaat bagi para pihak yang terkait dalam mengoptimalkan promosi kesehatan di sekolahl madra sah guna mewujudkan generasi penerus yang sehat, cerda s dan berakhlak mulia.

(10)

Sambutan

Sekretaris Jenderal

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan, oleh sebab itu, pentingnya kesehatan perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini, baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non formal. Dalam kaitan tersebut, usaha membina, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik telah dilaksanakan melalui program pendidikan di sekolahl madrasah dengan berbagi kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler, misalnya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

UKS merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya akan terbentuk perilaku hidup bersih dan sehat baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. Dengan melaksanakan UKS, diharapkan kemampuan hidup peserta didikakan meningkat dan tercipta lingkungan yang sehat, yang mendukung pertumbuhan dan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Namun demikian sang at disadari, UKS masih mengalami banyak kendala. hal ini terlihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyatakan bahwa masalah gizi anak usia 6-12 tahun masih besar (35,6% anak pendek, 12,2% anak kurus dan 9,2% anak gemuk).

(11)

"UKS

me rupakan upqya terpadu lintas

program dan lintas sektoral dalam rangka

meni71gkatkan kemampuan hidup sehat

dan

ウ・ャ。イオ

Gオエセケ。@

akan terbentuk JJerilaku

hidujJ bersih dan sehat baik bagi jJeserta

didik) warga sekolaiz maupun warga

masvarakat."

(RAN) Promosi Kesehatan merupakan satu dari upaya-upaya untuk menjawab kendala di atas .

Rencana ini merupakan langkah terobosan sektor pendidikan dan kesehatan dalam merespon peningkatan kualitas hid up, termasuk kesehatan dan pendidikan anak usia sekolah, serta mengantisipasi meningkatnya faktor risiko perilaku kesehatan di sekolah . Disamping itu, dengan adanya rencana aksi ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan komunikasi antar sektor sehingga integrasi dan koordinasi kegiatan dapat disiapkan sejak awal.

Kepada semua pihak yang telah terlibat secara aktif guna tersusunnya Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan ini diucapkan banyak terima kasih dan penghargaan .

Jakarta, Januari 2013 Sekretaris Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(12)

Atas nama Kementerian Agama Republik Indonesia, saya menyambut baik dan mendukung sepenuhya pelaksanaan Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di Sekolahl Madrasah 2013-2015 yang diinisiasi oleh Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan ini sesungguhnya mempunyai arti penting dan strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana digariskan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 ten tang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu "agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

Pendidikan dan kesehatan adalah dua hal penting dan merupakan prasyarat utama (essential conditions) dalam upaya pembangunan SDM bangsa yang cerdas, sehat, dan berkualitas. Pasalnya, pendidikan dan kesehatan merupakan 2 dari 3 komponen penting yang digunakan untuk mengukur tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HOI). Artinya, semakin meningkat kualitas pendidikan dan kesehatan suatu bangsa, maka akan semakin meningkat pula kualitas dan taraf hidup serta kualitas SDM bangsa.

(13)

"Penrhd£karz

drzrl

keseizrzLan ada/all durz /w/

jJenlinp, dan JIItru/Jakan

ーイ。

N セカ。 イ。エ@

utm7la

dtdam

upCf),a jJcm hall,£;Ull ([n

SDJlf

bangsrz

JYllZg

cndm , .le/wL, dan bcrkuaLitas. "

sebagai Laboratorium Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah dan madrasah . Melalui sekolah/madrasah kita dapat menanamkan pengetahuan kesehatan dan kesadaran berperilaku hidup sehat sejak dini kepada anak-anak kita, para peserta didik, dan para generasi muda penerus bangsa . Hal ini sejalan dengan Program Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKSl. yaitu: (1) Pendidikan Kesehatan, (2) Pelayanan Kesehatan, dan (3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

Dengan demikian, sekolah dan madrasah diharapkan dapat menjadi pilar penting yang efektif dalam upaya mewujudkan idealisme "INDONESIA SEHAT" dan dapat mempercepat pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) terutama di bidang kesehatan dan juga pendidikan.

Akhirnya, atas tersusunnya Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah/Madrasah 2013-2015 ini, atas nama Kementerian Agama Republik Indonesia saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan RAN ini.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi semua usaha yang kita lakukan.

Jakarta, Januari 2013 Direktur J ral,

(14)

Daftar Is·

Kata Pengantar 1

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI 2 Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Oalam Negeri RI 4

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6 Sambutan Oirektur Jenderal Pendidikan Islam 8

Oaftar lsi 10

Bab 1. Pendahuluan 12

Bab 2. Konsep Promosi Kesehatan di Sekolah 16

A. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah 17

B. Situasi Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah 19

C. Tantangan dalam Pelaksanaan kegiatan kesehatan di sekolah 22

O. Kerangka Konsep Promosi Kesehatan di Sekolah 25

Bab 3. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan di Sekolah 32

A. Tujuan 33

B. Sasaran 33

C. Manfaat Promosi Kesehatan di Sekolah 33

Bab 4 . Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah 36

A. Penetapan dan penguatan kebijakan yang mendukung kegiatan kesehatan di sekolah 37

B. Memperkuat fungsi kelembagaan Tim Pembina UKS di tiap tingkat

administrasi sebagai bag ian penting dari promosi kesehatan di sekolah . 41

C. Peningkatan dukungan mitra dan pemangku kepentingan terkait 43

O. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (masyarakat sekolah) untuk mendorong kegiatan promosi kesehatan di sekolah 45

E. Peningkatan akses terhadap materi kesehatan di sekolah 47

(15)

MILIK PERPUSTAKAA N

KEMENTERIAN KESEHAT.

Bab 5. Monitoring, Evaluasi dan Indikator 52

A. Monitoring 53

B. Evaluasi 54

C. Indikator 54

Bab 6. Penutup 56

Lampiran 1.

MATRIKS KERANGKA LOGIS RENCANA AKSI NASIONAL PROMOSI KESEHATAN 01 SEKOLAH 2013-2015 58

Lampiran 2. RENCANA AKSINASIONAL PROMOSI KESEHATAN

01 SEKOLAH (PKS) TAHUN 2013 - 2017 61

Lampiran 3. TIM PENGARAH, PENYUSUN OAN PENYUNTING RENCANA AKSI NASIONAL PROMOSI KESEHATAN 01

(16)
(17)

S

sehat adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi pembangunan, maka perlu dijaga, ditingkatkan, dan dilindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pad a pasal 79 menyebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas.

Permasalahan kesehatan anak sekolah merupakan masalah yang sangat kompleks dan berbeda-beda untuk setiap tingkatan. Untuk anak sekolah tingkat SO umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan untuk anak sekolah tingkat SLTP dan SLTA lebih banyak pada masalah kesehatan reproduksi dan perilaku berisiko yang cenderung dilakukan oleh remaja. Anak sekolah merupakan asset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya.

Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran dimana anak belajar, pembentukan karakter, nilai-nilai ditanamkan dan mempersiapkan generasi masa depan untuk siap menghadapi tantangan hidup juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit bila tidak dikelola dengan baik . Sekolah juga berperan penting dalam perkembangan fisik, mental dan emosional anak didik. Kemampuan untuk belajar, kehadiran secara rutin di sekolah sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan anak / siswa tersebut. Ada hubungan kuat antara kesehatan anak / siswa dan pendidikan. Sekolah merupakan tatanan yang dinamis untuk meningkatkan kesehatan, memungkinkan anak / siswa memperoleh pengetahuan kesehatan yang mendukung, nilai-nilai, sikap dan perilaku serta tumbuh dan dewasa menjadi orang dewasa yang sehat.

(18)

.:.

UKS terus berkembang seiring dengan berkembangnya metode intervensi dan masalah kesehatan baik secara global maupun nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam memperbaiki perilaku hidup sehat pada anak usia sekolah.

Kegiatan UKS diawali dengan program percontohan di salah satu sekolah di Bekasi pada tahun 1956. Sebagai tindak lanjut kemudian terbentuk kesepakatan keqasama antara Departemen Pendidikan dan Departemen Kesehatan pada tahun 1973, yang selanjutnya berkembang menjadi Surat Keputusan Bersama (SKB) yang melibatkan empat Departemen (Pendidikan , Kesehatan, Agama dan Dalam Negeri) pada tahun 1984 dan pemerintah Juga memperkenalkan pendekatan Trias UKS yang menggabungkan aspek pendidikan, lingkungan dan pelayanan kesehatan dalam satu pendekatan di tatanan sekolah. Pad a tahun 1992 pemerintah menerapkan program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) anak sekolah yang bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak sekolah dasar. Program ini sudah tidak lagi berjalan karena keterbatasan dana yang tersedia. Pada tahun 1993 pemerintah memperkenalkan konsep 'life-skill educat ion' atau pendidikan keterampilan hidup sehat untuk anak sekolah dasar dan menengah .

(19)

terhadap pelayanan kesehatan; 5) Penerapan kebijakan sekolah dan aktivitas yang menunjang kesehatan; 6) Upaya peningkatan ke sehatan masyarakat secara menyeluruh.

Pada tahun 2003 SKB Empat Menteri diperbaharui dalam upaya memperbaiki kesehatan anak usia sekolah dan mengaktifkan kembali fungsi UKS yang masih mengalami banyak kendala. Pada tahun 2007 pemerintah melengkapi konsep 'Trias UKS' dengan memasukkan komponen Health Promoting School (HPS), atau Sekolah yang Mempromosikan Kesehatan , untuk lebih dapat menghasilkan pendekatan yang komprehensif dan efektif untuk kesehatan anak usia sekolah. Sekolah yang mempromosikan kesehatan berupaya untuk membangun kesehatan disemua aspek kehidupan disekolah dan di masyarakat. Mendayagunakan potensi organisasi dan pendidikan untuk mewujudkan kesehatan anak / siswa, masyarakat sekolah, keluarga dan masyarakat. Akselarasi dan pemantapan integrasi dalam promosi kesehatan disekolah diharapkan dapat meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat sekolah, keluarga dan masyarakat sekitarnya. Pelaksanaan promosi kesehatan disekolah yang optimal menjadi kebutuhan penting untuk perbaikan kualitas hidup, termasuk kesehatan dan pendidikan anak usia sekolah, mengingat semakin meningkatnya faktor risiko perilaku yang mulai tumbuh pada usia anak sekolah.

(20)
(21)

A. Masalall Keseilatan Anak Usia Sekoial

Masalah kesehatan anak usia sekolah, terutama yang berkaitan dengan perilaku berisiko, merupakan isu yang penting dalam tahap tumbuh kembang anak. Usia anak terutama remaja merupakan tahapan dimana individu meng alami perkembangan, baik fisik, psikologis (emosi dan kognitif) , sosial dan spiritual dalam kehidupan (Rew, 2005). Kehidupan pada usia sekolah juga merupakan masa dimana individu umumnya mempunyai banyak imajinasi, berteman dan melakukan berbagai aktivitas sosial. Kesehatan pada usia sekolah, pada dasarnya dipengaruhi oleh perilaku yang terbentuk dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga, teman sebaya, media, dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian kehidupan di usia sekolah, terutama perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, sangat penting, karena dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pada usia dewasa dan lanjut. Khusus untuk anak usia remaja, masalah kesehatan reprod uksi dan penyalahgunaan obat dan zat adiktif merupakan masalah perilaku berisiko kesehatan pad a anak usia remaja. Hasil Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan bahwa diantara remaja usia 15-19 tahun sebanyak 1 % (putri) dan 4% (putra) pernah melakukan hubungan seksual. Dari survai yang sama juga menunjukkan bahwa terdapat 16,3% remaja usia 15-24 tahun menderita Anemia dan pengetahuan remaja akan gejala Infeksi Menular Seksual sebesar 60% pada remaja putri dan 70% pada remaja putra.

(22)

dan buah (37,1%) dan merasa kurang diperhatikan oleh orang tua (34,45%).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 melaporkan bahwa masalah gizi anak usia 6-1 2 tahun juga masih besar, yaitu terdapat 35,6% anak pendek, 12,2% anak kurus dan 9 ,2% anak gemuk. Masalah lainnya adalah umur merokok pertama kali menjadi cenderung tinggi pada umur lebih muda; pada kelompok umur 5-9 tahun dari 1,2% pada tahun 2007 meningkat menjadi 1,7% pada tahun 2010 dan kelompok umur 10-14 tahun dari 10,3% pada tahun 2007 meningkat menjadi 17,5% pada tahun 2010. Riskesdas 2010 juga melaporkan bahwa pengetahuan tentang HIV dan AIDS pad a kelompok umur 14-25 tahun masih sangat rendah. Untuk pengetahuan pencegahan 38,8% pada Iaki dan 34,4% pad a perempuan, penularan 11,1 % pada laki-laki dan 12,1 % pad a perempuan dan pengetahuan komprehensif 7,6% pada laki-Iaki dan 7,3 % pada perempuan.

Makanan jajanan di sekolah yang tidak sehat mengarah pada risiko keJadian Diare, keracunan dan infeksi penyakit menular berkaitan dengan kondisi higiene dan sanitasi makanan yang kurang sehat. Disamping itu kebiasaan sarapan sebelum sekolah juga berpengaruh secara signifikan pada kebiasaan jajan anak. Anak yang tidak sarapan sebelum sekolah cenderung lebih banyak membeli makanan di sekolah (45,6%) dibandingkan anak yang mengonsumsi sarapan ringan (36,2%) dan lengkap (35,3%). Kurangnya konsumsi sayuran dan buah juga masih merupakan masalah pada anak usia sekolah (Badan Litbangkes Kemenkes, 2006).

(23)

Dari sisi penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan seperti Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaporkan bahwa hanya 1 dari 29 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang aktif menjalankan kegiatan UKS berdasarkan survai kesehatan berbasis sekolah di Depok oleh Badan Litbangkes , 2006. Beberapa kendala dalam pelaksanaannya adalah lemahnya sistem manajemen dan pengorganisasian, koordinasi dan kemitraan yang masih belum optimal dan keterbatasan kapasitas sektor terkait baik di bidang kesehatan maupun non kesehatan . Untuk itu pemerintah berusaha secara optimal untuk melakukan akselerasi program UKS dengan lebih menekankan pada peran aktif semua sektor terkait.

UKS sebagai bentuk kegiatan yang terkait dengan kesehatan anak usia sekolah merupakan salah satu aspek yang bisa dikembangkan dalam upaya mengaplikasikan konsep promosi kesehatan di sekolah. Konsep promosi kesehatan disekolah merupakan upaya menjadikan sekolah sebagai media atau sarana dalam membentuk perilaku hidup sehat bagi masyarakat sekolah . Untuk itu perlu dipahami lebih lanjut bagaimana situasi pelaksanaan usaha kesehatan sekolah yang sudah berjalan selama ini.

B. Situasi Pelaksanaan Usaha Kesehatan

Sekolah

Strategi dalam promosi kesehatan di sekolah dapat melalui akselarasi dan pemantapan integrasi program UKS. Dengan memasukkan konsep promosi kesehatan di dalam kegiatan UKS diharapkan dapat meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat sekolah secara lebih efektif. Promosi kesehatan berbasis sekolah menjadi salah satu kebutuhan yang penting untuk perbaikan kualitas hid up, termasuk kesehatan dan pendidikan, anak usia sekolah, mengingat semakin meningkatnya faktor risiko perilaku yang mulai tumbuh pada usia anak sekolah.

Dalam upaya mengatasi masalah kesehatan anak usia sekolah, Kementerian Kesehatan, sesuai dengan tugas pokok dan

(24)

fungsinya, telah mengembangkan prog ram kesehatan berbasis sekolah atau UKS dan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada remaja . Trias UKS merupakan kon sep pengembangan UKS yang terkini dengan memfokuskan pada aspek lingkungan , pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Secara garis besar, kegiatan dalam konsep Trias UKS adalah sebagai berikut:

1 . Upaya Pendidikan Kesehatan

Dalam pelajaran dan sesuai kurikulum yang berlaku untuk intrakurikulum seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Agama, muatan lokal, pendidikan jasmani/olahraga kesehatan, ekstrakurikulum melalui pembekalan life skill edu cation atau Pendidikan Keterampilan Hidup bagi Siswa (PKHS), pemberian informasi kesehatan (penyuluhan, seminar) dan pemberdayaan peserta didik sebagai dokter kecil/ Kader Kesehatan Remaja (KKR) berupa diskusi kesehatan , lomba kesehatan. Kegiatan ini dibina oleh Puskesmas PKPR, pemberian materi dapat berupa seminar/ dialog interaktif dengan mengundang masyarakat sekolah. 2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan meliputi:

• Promotif: Meliputi pembinaan kebersihan diri/personal hygiene, kesegaran jasmani dan kegiatan ekstrakurikulum . • Preventif: Meliputi penjaringan , pemeriksaan berkala,

imunisasi.

• Kuratiflrehabilitatif: Meliputi Program Pencega han dan Penanggulangan Kecelakaan/P3K, P3P, rujukan, pemberian kacamata koreksi

3. Pemblnaan lingkungan sekolah sehat, seperti pemberantasan sarang nyamuk, penyediaan air bersih, :-<:antin sehat dan bakti sosial.

(25)

berbagai hambatan. 8eberapa hambatan utama bagi sekolah untuk menerapkan UKS secara efektif diantaranya adalah kurangnya peran aktif dari kepala sekolah dan guru dalam mendukung kegiatan UKS, lemahnya kemitraan dengan anggota Tim Pembina UKS, kurang efektifnya kerja Tim Pembina UKS serta keterbatasan sektor kesehatan (Puskesmas) dalam mengaktifkan peran UKS.

Isu strategis dalam pelaksanaan UKS menyangkut en am komponen yang saling berkaitan sama lain.

a. Dukungan kebijakan masih belum optimal di tingkat kabupaten/ kota terutama dari sektor non kesehatan. Keputusan bersama empat menteri masih kurang kuat untuk pelaksanaan prog ram kesehatan di sekolah secara efektif.

b. Kolaborasi antara kesehatan dan pendidikan sudah berjalan cukup baik meskipun masih banyak kendala karena aspek kemitraan antara sektor kesehatan dan non kesehatan yang belum optimal.

c. Penciptaan lingkungan sekolah sehat merupakan tantangan tersendiri berkaitan dengan kebutuhan melibatkan peran sektor non-kesehatan.

d. Pendidikan kesehatan berbasis keterampilan sudah menjadi salah satu pendekatan yang diterapkan dalam UKS sebagai usaha untuk lebih meningkatkan perilaku kesehatan disamping pengetahuan kesehatan, meskipun keterbatasan sumber daya manusia di sektor pendidikan masih menjadi kendala. e. Keterlibatan dalam kegiatan masyarakat untuk upaya

pencegahan penyakit tertentu menjadi kendala bagi sebagian sekolah karena kurangnya hubungan antara masyarakat dan sekolah.

(26)

Hasil analisis terhadap kekuatan, peluang, tantangan dan kelemahan (SWOT analisys) kegiatan UKS berdasarkan persepsi lintas sektor terkait, menunJukkan beberapa kelemahan yang penting untuk segera diatasi. Beberapa kelemahan dalam pelaksanaan UKS adalah lemahnya koordinasi lintas sektor; terbatasnya kapasitas sektor pendidikan (guru dan kepala sekolah), peran dan fungsi Tim Pembina UKS yang masih belum optimal; belum adanya rencana strategis terintegrasi; kurangnya dukungan kebijakan di daerah; keterbatasan sumber dana; program yang kurang bisa berkelanjutan; keterbatasan dalam sistem manajemen informasi termasuk pencatatan dan pelaporan; serta sistem monitoring dan evaluasi yang belum terpadu.

C. Tantangan dalam Pelaksanaan kegiatan

kesehatan di sekolah

Program kesehatan berbasis sekolah yang sudah diterapkan pada umumnya lebih cenderung pada pendidikan kesehatan , yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kurang difokuskan pada aspek perubahan perilaku. Beberapa tan tang an dalam pelaksanaan program kesehatan di sekolah secara nasional, diantaranya adalah:

1 . Peningkatan kapasitas sektor pendidikan dan sumber daya Kapasitas sekolah sangat bervariasi di berbagai daerah di Indonesia . Jumlah sekolah yang sangat banyak di seluruh Indonesia , disamping juga kualitas dan sumber daya sekolah c ukup bervariasi . Para pengambil keputusan di sektor pendidikan, masih menempatkan keterampilan kesehatan di bawah berbagai kegiatan akademik lainnya. Sebag ian para tenaga pengajar Juga masih mempunyai keterbatasan dalam bidang kesehatan. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk proses belajar dan bekerja yang sehat (W HO, 1999).

(27)

kapasitasnya di bidang kesehatan. Materi kesehatan se:::ara khusus tidak diajarkan, tapi masuk dalam mata ajaran pendidikan jasmani (penjas) yang hampir sebagian besar kegiatannya adalah aktivitas olah raga (Badan Litbangkes, 2008).

2 . Peningkatan akses materi kesehatan di sekolah

Pendidikan kesehatan belum berbasis keterampilan dan sangat tergantung oleh kapasitas guru dan dukungan kepala sekolah. Pendidikan kesehatan terbatas pada kegiatan di dalam kelas dengan menyelipkan materi kesehatan di dalam mata ajaran

IPA dan pendidikan jasmani oleh guru yang bersangkutan. Guru dengan inisiatif dan motivasi yang tinggi mendapatkan informasi kesehatan secara mandiri dari berbagai sumber. Belum ada materi kesehatan yang bersifat prevent if dan promotif yang masuk dalam kurikulum (Bad an Litbangkes, 2008).

3. Mengefektifkan kegiatan kesehatan di sekolah

Kegiatan UKS yang selama ini berjalan di sekolah adalah sebatas pad a kegiatan pertolongan pertama untuk murid yang sakit atau cedera pad a waktu jam sekolah. Belum ada kegiatan yang yang mengarah pada upaya promotif dan preventif yang dilakukan secara rutin, kecuali kegiatan yang merupakan program Puskesmas dan dinas kesehatan , seperti Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Penjaringan dan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang merupakan program nasional.

(28)

Pendekatan program kesehatan di sekolah terus berkembang seiring dengan terus berkembangnya masalah kesehatan dan perkembangan ekonomi , politik dan sosial budaya. Oengan demikian evaluasi program dan kebijakan terkait menjadi kebutuhan penting untuk efektivitas dari program di masa mendatang.

4. Peran Koordinasi dan Kegiatan Lintas Sektor

Program kesehatan anak sekolah merupakan program multisektor yang melibatkan setidaknya empat kementerian atau lembaga pemerintahan. Salah satu kunci keberhasilan program adalah peran koordinasi yang efektif dian tara berbagai instansi dan sektor terkait. Kejelasan fungsi leading sector dan tupoksi masing-masing instansi dan sektor terkait menjadi penting dalam menciptakan kemitraan dan kolaborasi yang efektif dan berkelanjutan.

(29)

menunjukkan bahwa Tim Pembina UKS masih belum berfungsi secara maksimal dengan kurangnya dukungan kebijakan di tingkat kecamatan. Surat Keputusan Bersama Empat Kementerian masih perlu ditindaklanjuti dengan peraturan daerah yang lebih kuat dan mendukung.

Situasi masalah yang berkaitan dengan kesehatan untuk anak usia sekolah tersebut di atas menggambarkan pentingnya penerapan konsep promosi kesehatan di sekolah yang efektif dan berkelanjutan serta mendukung kegiatan UKS yang sudah ada di sekolah sebagai upaya untuk pemenuhan hak-hak anak untuk bisa hidup dan berkembang sebagai investasi sumber daya manusia generasi penerus yang lebih berkualitas. Komponen promosi kesehatan di sekolah mencakup dukungan kebijakan; koordinasi dan kolaborasi antara pendidikan dan kesehatan serta sektor terkait lainnya; penciptaan lingkungan sekolah yang sehat; pendidikan kesehatan berbasis keterampilan; akses terhadap pelayanan kesehatan; dan kesehatan masyarakat.

D. Kerangka Konsep Pmmosi Kesehatan

eli Sekolah

Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk membuat individu dan masyarakat mampu dalam meningkatkan dan mengendalikan factor-faktor (determinan) yang mempengaruhi kesehatan mereka, sehingga kesehatan individu dan masyarakat meningkat. Dalam penyusunan rencana strategis program promosi kesehatan di sekolah ini digunakan konsep sekolah yang mempromosikan kesehatan (selanjutnya di gunakan istilah promosi kesehatan di sekolah) yang dikembangkan oleh World Health Organization dan diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 2000. Terdapat enam konsep dasar dari promosi kesehatan di sekolah, yaitu komitment sektor terkait (pendidikan dan kesehatan), lingkungan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan berbasis ketrampilan, akses terhadap pelayanan kesehatan, dukungan kebijakan dan keterlibatan dalam masalah kesehatan di masyarakat.

Pada dasarnya, konsep kegiatan kesehatan di sekolah yang sudah dikembangkan di Indonesia dikenal dengan istilah Usaha

(-' ;.

(30)

-: .,

Kesehatan Sekolah (UKS) Strategi nasional promosi kesehatan di sekolah sudah mulai dirintis sejak tahun 2000 dengan program 'health promoting school' (HPS) oleh World Health Organization (WHO) Konsep HPS ini sudah diterapkan di Indonesia dengan sekolah percontohan di Tanggerang. Pendekatan dalam konsep HPS lebih bersifat makro dan komprehensif yang memanfaatkan tatanan sekolah untuk meningkatkan status kesehatan anak usia sekolah termasuk juga komunitas sekolah lainnya seperti guru dan orang tualwali murid serta masyarakat sekitar.

Sampai dengan saat ini konsep promoSI kesehatan di sekolah telah diterapkan dengan memfokuskan pada program perilaku hidup bersih. Anak / siswa sekolah harus mempraktikkan perilaku yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat , menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi napza, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk, dan lain-lain.

Konsep promosi kesehatan di sekolah yang sudah bisa diterapkan di Indonesia mengacu pada kegiatan UKS yang selama ini telah dilakukan. Situasi saat ini menyangkut enam komponen promosi kesehatan di sekolah masih belum sepenuhnya bisa diterapkan di Indonesia karena berbagai keterbatasan.

Komponen pertama promosi kesehatan di sekolah (PKS)

adalah keterkaitan antara pendidikan dan kesehatan. Kolaborasi atau hubungan yang erat antara kesehatan dan pendidikan menjadikan dasar utama konsep promosi kesehatan. Sejauh ini sektor pendidikan masih mempunyai pemahaman yang terbatas mengenai kesehatan anak usia sekolah dan masih membutuhkan dukungan sektor kesehatan. Sebagai contoh , kegiatan UKS yang selama ini dilakukan lebih banyak bergantung pada inisiatif dari sektor kesehatan a.tau Puskesmas yang menjadi pembina dari sekolah terkait. Dalam konsep PKS diharapkan adanya partisipasi yang seimbang dimana kesehatan adalah bagian dari pendidikan dan pendidlkan adalah bagian dan kesehatan.

Komponen kedua, lingkungan yang sehat di sekolah merupakan

(31)

diantara masyarakat sekolah. Sejauh ini masih banyak kendala dalam menciptakan sekolah dengan lingkungan sehat, yang mencakup lingkungan fisik dan sosial. Masih banyak bangunan fisik sekolah yang perlu dibenahi termasuk ruang belajar mengajar, kamar mandi dan kantin sekolah. Hasil observasi di beberapa sekolah di Indonesia menggambarkan sekolah yang masih kesulitan mendapatkan air bersih, kantin sekolah yang kurang bersih dari aspek fasilitas dan sarana maupun kualitas makanan dan minuman yang disediakan, kamar mandi sekolah yang kurang memadai dari segi jumlah (ration jumlah murid dan jumlah kamar mandi) baik untuk laki -Iaki maupun perempuan Gambaran pedagang kaki lima yang menyediakan makanan tidak sehat di luar sekitar sekolah masih merupakan gambaran umum sebagian besar sekolah di Indonesia. Ungkungan sekolah ya ng mendukung kegiatan olah raga atau aktifitas fisik yang aman bagi

murid juga belum memadai. _

Komponen ketiga, pendidikan berbasis ketrampilan, sudah

diterapkan di Indonesia sejak akhir 1990 an . Penerapannya lebih banyak pada aspek pendidikan dibandingkan dengan kesehatan. Pada aspek kesehatan lebih banyak untuk substansi kesehatan gigi, cuci tangan, dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada tingkat sekolah menengah Palang Merah Indonesia lebih banyak berperan dalam meningkatkan ketrampilan murid khususnya untuk pertolongan pertama . Masih banyak tantangan ke depan yang bisa memanfaatkan konsep pendidikan kesehatan berbasisi kesehatan terutama dalam aspek perilaku hidup sehat dan pencegahan faktor risiko penyakit.

Komponen keempat, akses terhadap pelayanan kesehatan

(32)

pernah mendengar istilah PKPR. Oisamping itu belum semua Puskesmas sudah mempunyai program PKPR. Namun, adanya pu skesmas yang mempunyai program PKPR belum menjamin pemanfaatannya oleh populasi remaja. Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai efektifitas kegiatan PKPR serta memperbaikinya sesuai dengan kebutuhan remaja.

Komponen kelima, adanya kebijakan yang mendukung untuk

kegiatan kesehatan di sekolah. Pada dasarnya sudah ada dukungon kebijakan untuk kegiatan UKS dan PKPR di daerah . Meskipun demikian kebijakan ini masih perlu diperkuat dengan adanya beberapa kendala terkait kebijakan di daerah. Sejak diterapkannya sistem desentralisasi , peran kebijakan di daerah lebih besar untuk implementasi kegiatan .

Komponen keenam, keterlibatan sekolah dalam penanganan

kesehatan masyarakat. Sejauh ini peran sekolah masih belum optimal dalam penanganan masalah kesehatan dan terbatas pada masalah yang secara global merupakan masalah endemik. Misalnya dalam penanganan penyakit SARS,flu burung dan demam berdarah, pemerintah setempat telah memasukkan upaya pencegahan di dalam kegiatan di sekolah melalui kerja sama antara sekolah, puskesmas dan dinas terkait. Kegiatan ini bisa

, ' dimanfaatkan juga untuk permasalahan kesehatan masyarakat lainnya seperti, terkait masalah kesehatan reproduksi, rokok,

,

C' セ• konsumsi alkohol dan kesehatan jiwa.

(33)

Gambar 1. Keran gka Kons p Promosi Keseha tan dl Sekol h

セ@

--

--,--セ@ .

STRATEGI

1 . Penguatan kebijakan/advokasi 2 Peningkatan koordinasi/kerjasamai

kemitraan

3. Peningkatan akses informasi dan edukasi

4. Peningkatan kapasitas pengelolaan promosl kesehatan

5. Penelitian dan pengembangan

TANTANGAN

1 . Kebijakan

+

2. Perencanaan dan koordlnasl 3. 4. 5. 6. Informasi dan pengembangan 7. Monitoring dan

evaluasi

PILAR RENCANA AKSI

1 . Penetapan dan penguatan kebijakan yang mendukung promkes di sekolah

2. Peningkatan fungsi kelembagaan TP UKS di tiap jenjang untuk mendukung PROMKES di sekolah

3. Peningkatan dukungan/kemitraan dengan stakeholders terkait. termasuk dunia usaha 4. Peningkatan kapasitas kepala sekolah. guru

dan komite sekolah sebagai pendorong promkes di sekolah/UKS

5. Peningkatan akses materi kesehatan di sekolah

6. Perbaikan manajemen sistem informasi termasuk pencatatan dan pelaporan

Anak Indonesia Sehat, Cerdas. Terampll , Berkepribadian dan Berakhlak Mulia

OUTCOME

1 . Meningkatknya persentase anak usia sekolah yang berperilaku hidup bersih dan sehat

2. Meningkatnya persentase stat us gizi anak lIsia sekolah baik SD/SMP/SMA 3. Meningkatnya persentase anak usia

sekolah yang mengetahui tentang bahaya Narkoba serta HIV dan AIDS

KELUARAN 11DAI< LANGSUNG

1. Meningkatnya persentase sekolah yang melaksanakan promkes terpadu dengan UKS

2. Meningkatnya persentase Sekolah Sehat

KELUARAN

1 . Meningkatnya jumlah peraturan yang diterbitkan yang mendukung kegiatan promkes di sekolah di kabupatenl kota.

2. Meningkatnya persentase kabupatenl kota punya TP UKS yang mendukung PROMKES di sekolah ditetapkan oleh SK BupatilWalikota dan berfungsi

3. % kabl kota yang punya alokasi

kegiatan promkes di sekolah melalui kegiatan UKS ataupun kegiatan di sekolah lainnya dari APBD 4. Meningkatnya persentase TP

Promkesl TP UKS Kabupatenl Kota yang memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) Promkes/UKS terintegrasi

5. Meningkatnya jumlah kepala sekolahl guru yang berwawasan kesehatan 6. Meningkatnya persentase seko lah

[image:33.418.33.374.61.499.2]
(34)

Dalam upaya penerapan promosi kesehatan di sekolah tidak terlepas dari bagaimana implementasi usaha kesehatan sekolah yang selama ini telah dllakukan, karena konsep promosi kesehatan di sekolah juga merupakan upaya mengoptimalkan peran dan fungsi usaha kesehatan di sekolah. Usaha kesehatan sekolah merupakan bag ian penting dalam konsep promosi kesehatan di sekolah untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan belajar mengajar masyarakat sekolah. Beberapa tantangan dalam pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah diantaranya adalah dalam aspek dukungan kebijakan yang masih belum optimal, perencanaan dan koordinasi lintas sektor maupun di dalam sektor kesehatan sendiri yang masih mengalami beberapa kendala, keterbatasan sumber daya pendidikan yang berwawasan kesehatan termasuk juga keterbatasan sarana-prasarana yang mendukung kegiatan kesehatan di sekolah dalam aspek preventif dan promotif.

Disamping itu, keberlanjutan kegiatan usaha kesehatan sekolah juga menJadi tantangan tersendiri, melihat data dan observasi langsung yang menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum sepenuhnya memanfaatkan usaha kesehatan sekolah sebagai kegiatan untuk pendidikan kesehatan dan membentuk perilaku hidup sehat bagi masyarakat sekolah. Ketersediaan data terkait kesehatan anak sekolah sangat terbatas, meskipun sudah ada kegiatan penjaringan yang rutin dilakukan tetapi masih belum dikelola dengan lebih terstruktur dan belum dimanfaatkan atau ditindak lanjuti secara optimal. Tantangan lainnya ada kegiatan monitoring dan evaluasi yang masih belum terintegrasi sehingga belum bisa menghasilkan program atau kegiatan yang efektif dan berkelanjutan.

(35)

Strategi terkait didukung oleh rencana aksi yang mencakup beberapa pilar terkait kebijakan, kapasitas kesehatan, akses terhadap materi kesehatan, serta manajemen sistem inform asi terkait kesehatan anak usia sekolah.

Beberapa keluaran baik secara jangka panjang maupun jangka pendek dan langsung maupun tidak langsung yang bisa diukur dalam mencapai tujuan utama tersebut adalah jumlah peraturan yang mendukung kegiatan promosi kesehatan di sekolah termasuk peraturan yang mendukung kegiatan promosi kesehatan yang integral dengan UKS di daerah, meningkatkan persentase kabupaten/kota yang mempunyai TP Promkes I TP UKS dan berfungsi dengan baik, meningkatnya persentase kabupaten/ kota yang memiliki alokasi kegiatan promkes I UKS dalam APBD, meningkatnya persentase kabupaten/kota yang memiliki manajemen sistem informasi kesehatan di sekolah yang terintegarsi, meningkatnya jumlah kepala sekolah atau guru yang berwawasan kesehatan, membaiknya status gizi anak usia sekolah SD/SMP/SMA, meningkatnya presentase anak usia sekolah yang mengetahui bahaya narkoba serta HIV-AIDS, meningkatnya persentase anak usia sekolah yang berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatnya persentase sekolah yang telah memanfaatkan materi kesehatan (cetak dan elektronik), meningkatnya persentase sekolah yang melaksanakan kegiatan promkes yang integral dengan UKS secara aktif, serta meningkatnya persentase sekolah sehat .

(36)
(37)

A. Tujuc r

1 1. Tujuan Umum

Meningkatnya jumlah Sekolah Sehat di Indonesia. 2. TUJuan Khusus

a. Menguatnya kebijakan yang mendukung Promosi Kesehatan di Sekolah.

b. Berfungsinya kelembagaan (TP UKS) dalam pelaksanaan promosi kesehatan di tiap jenjang administrasi .

c. Manajemen program dan manajemen informasi berjalan efektif. d. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia pengelola promosi

kesehatan di sekolah.

e. Tersedianya materi pendidikan kesehatan di sekolah. f. Meningkatnya dukungan stakeholders.

B. Sasaran

1. Tim Pembina Promosi Kesehatan di Sekolah integral dengan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah juga di semua jenjang administrasi.

2. Tim Pelaksana Promosi Kesehatan di Sekolah I Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah.

3. Warga Sekolah dan Masyarakat

4. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang mendukung Promosi Kesehatan di Sekolah.

C. Manfaal

Prornosl

Kesehatan

eji

s・ォッャ。 セャ@

Manfaat bagi anak / siswa : memperoleh kemandirian dengan

(38)

Manfaat bagi keluarga anak / siswa : karena anak memiliki

berbagai informasi dan keterampilan dalam kesehatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan peng etahuan, praktik di rumah, mempunyai peluang interaksi dengan sekolah dan dukungan untuk mempratikkan perilaku sehat.

Manfaat bagi sekolah : memiliki topik pembelajaran yang

berhubungan dengan kesehatan yang dapat di sampaikan dengan efisien dan terorganisir sebagai bagian dari kurikulum. Juga bermanfaat untuk meningkatkan lingkungan sekolah sehat serta mempunyai peluang mendapatkan sumber daya dalam mendukung pendidikan kesehatan sekolah dari berbagai lembaga dan organisasi dalam mempromosikan kesehatan.

Manfaat bagi masyarakat : meningkatkan kesadaran tentang

(39)
(40)
(41)

Rencana aksi nasional promosi kesehatan di sekolah difokuskan pada penetapan dan penguatan kebijakan yang mendukung kegiatan kesehatan di sekolah, peningkatan fungsi kelembagaan TP UKS di tiap level, peningkatan dukungan mitra dan stakeholders terkait termasuk dunia usaha, peningkatan kapasitas kepala sekolah, guru dan komite sekolah sebagai pendorong kegiatan promosi kesehatan di sekolah, peningkatan akses materi kesehatan di sekolah dan perbaikan manajemen sistem informasi, termasuk pencatatan dan pelaporan .

A. Penetapan dan penguatan kebijakan

yang mendukung keg iatan kesehatan di

sekolah

Sejak diterapkannya sistem pemerintahan desentralisasi, kewenangan untuk program kegiatan ada pada pemerintah daerah. Penetapan dan penguatan kebijakan yang mendukung kegiatan kesehatan di sekolah menjadi sangat penting terutama untuk mendapatkan dukungan sektor terkait di tingkat kabupaten/ kota dan kecamatan serta untuk keberlanjutan program.

Kegiatan secara detail dalam penjelasan di bawah ini:

1. Di Pusat

(42)

menghasilkan kebijakan yang lebih kuat ataupun kebijakan baru baik dalam bentuk peraturan atau regulasi di tingkat nasioanl dan daerah (provinsi dan kabupaten) yang lebih mendukung terlaksananya kegiatan promosi kesehatan di sekolah

b. Mengembangkan media advokasi dan sosialisasi kebiJakan Untuk menginformasikan hasil kajian dan kebiJakan pengembangan promosi kesehatan di sekolah kepada stakeholders, diperlukan data dan informasi yang dikemas dalam berbagai media advokasi. Hal ini diperlukan agar sasaran advokasi memperoleh informasi yang dibutuhkan, sehingga timbul keinginan dan komitmen mereka untuk mendukung proses pen gembang an promosi kesehatan di sekolah di Indonesia.

c. Produksi dan distribusi media advokasi

Media yang akan digunakan dalam mendukung kegiatan advokasi dikembangkan dan diproduksi sesuai dengan kebutuhan. Media tersebut dibuat dalam berbagai bentuk yang berisi tentang data dan informasi yang perlu diketahui oleh sasaran advokasi dan didistribusikan di pusat, provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan.

d. Bekerja sama dengan lintas program di Kemenkes dan lintas sektor terkait, melaksanakan pelatihan advokasi bagi Tim Pembina UKS Pusat dan Provinsi

Pelatihan advokasi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan Tim Pembina UKS Pusat dan Provinsi dalam menyiapkan dan melaksanakan advokasi.

e. Advokasi kepada stakeholder terkait

(43)

Anak, Perhubungan, Pariwisata, Pertanian, BMKG, Keuangan, Kemenhum dan HAM, PKK, serta organisasi nasional maupun internasional dimaksudkan untuk memperoleh dukungan kebijakan pelaksanaan promosi kesehatan di skeolah di seluruh Indonesia dengan memprioritaskan pad a Oaerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (OTPK) dan Oaerah Bermasalah Kesehatan (OBK).

Advokasi dapat dilakukan dalam bentuk roadshow kepada lintas sektor dan program terkait untuk pengembangan promosi kesehatan di sekolah yang terintegrasi dengan usaha kesehatan sekolah. Roadshow merupakan salah satu bent uk kegiatan untuk mengoordinasikan bent uk kegiatan yang dilakukan oleh masi ng-masing pihak yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan  UKS ,  baik  lintas  program  maupun  lintas  sektor,  sebagai  bagian  dari  kegiatan  promosi kesehatan di sekolah. 

2. Oi Oaerah

a.   Analisa  kebutuhan  kebijakan,  regulasi  dan  program  terkait  penerapan  promosi  kesehatan  di  sekolah  di  tingkat  provinsi  dan  kabupaten  dengan  memanfaatkan  pedoman  yang  telah  dikembangkan  oleh  tingkat  pusat  dan  kerjasama  dengan  tingkat pusat bila diperlukan 

b.   Maping  atau  identifikasi  masalah  di  daerah  melalui  kerjasama  dengan tingkat pusat sebagai dasar bukti atau evidence based  yang  akan  digunakan  sebagai  salah  satu  bahan  advokasi  untuk  pegembangan  dan  penguatan  kebijakan  atau  regulasi  terkait  promosi kesehatan  di  sekolah. 

c.   Pengembangan  rencana  aksi  di  tingkat  daerah  yang  sejalan  dengan rencana aksi  tingkat pusat dan  kebutuhan daerah 

Sesuai  dengan  pembagian  urusan  dan  kewenangan 

(44)

d. Advokasi ke Gubernur, BupatilWalikota dalam rangka penlngkatan peran TP UKS sebagai salah satu pelaksana dalam upaya promosi kesehatan di sekolah

Melakukan advokasi, baik formal maupun informal, kepada Gubernur, BupatilWalikota untuk memperoleh dukungan kebijakan dalam bent uk peraturan daerah, surat keputusan , surat edaran, agar masing-masing Tim Pembina UKS di masing-masing tingkat adm inistrasi menjalankan perannya dan didukung dengan alokasi anggaran yang memadai . e. UJi coba penerapan program promosi kesehatan di sekolah

yang terintegrasi melalui UKS dan SIM terpadu kesehatan anak sekolah sebagai bah an pendukung atau penguatan kebijakan terkait.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seJauh mana program UKS yang terintegrasi dapat diimplementasikan baik pada tlngkat manajemen maupun maupun dimasing-masing sekolah.

f. Tindak lanjut uji coba penerapan program promosi kesehatan d i sekolah dan SIM terpadu di kabupaten/ kota.

Hasil uji coba penerapan program promosi kesehatan di sekolah dan Sistem Informasi Manajeman Kesehatan di Sekolah yang terpadu khususnya tlngkat kabupaten/kota, selanjutnya dievaluasi mulai dari TP UKS kabupaten/kota, kecamatan , kelurahan dan Tim Pelaksana UKS di sekolah. Hasil evaluasi selanjutnya di sempurnakan bersama dengan dengan lintas sektor untuk bahan evaluasi kebijakan serta masukan untuk perbaikan kebiJakan.

g. Analisis dan pemanfaatan data yang tersedia untuk perencanaan program dan pengembangan kebiJakan berbasis bukti.

(45)

Tim Pembina (TP) UKS merupakan motor utama dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah. Peningkatan fungsi kelembagaan TP UKS di tiap level pemerintahan menjadi sangat penting untuk mengaktifkan kembali kegiatan UKS yang selama ini

belum berjalan di sekolah disamping juga memperkaya atau memanfaatkan kegiatan UKS agar dapat terbentuk sekolah yang mempromosikan kesehatan . TP UKS perlu melakukan fungsinya secara optimal dengan ren cana program yang terintegrasi dan berkelanjutan. Strategi ini bisa diawali dengan analisa kebut uhan yang diikuti oleh advokasi dan peningkatan kapasitas anggota TP UKS. TP UKS yang aktif menjalankan fungsinya secara rutin diharapkan akan meningkatkan kemampuan sekolah untuk menjadi sekolah sehat .

1. Rencana Kegiatan di Pusat

a. Kajian kondisi dan analisis kebutuhan TP UKS, termasuk wilayah Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) untuk penerapan promosi kesehatan di sekolah

b. Orientasi dan penguatan fungsi TP UKS untuk pelakasanaa promosi kesehatan di sekolah di setiap jenjang administrasi c. Koordinasi pusat dengan TP UKS di provinsi dan kabupatenl

kota

d. Pertemuan/ rapat koordinasi TP UKS secara periodik di setiap jenjang administrasi

e. Peningkatan kapasitas TP UKS di kabupaten/ kota dalam penerapan promosi kesehatan di sekolah

(46)

.

;

program dan lintas sector) TP UKS untuk dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan dl sekolah dan bahan masukan untuk perencanaan kegiatan selanjutnya.

g. Pemerintah pusat memberikan bantuan secara teknis kepada TP UKS dalam menyusun rencana kerja tahunan yang meruJuk pada pendekatan/strategi promosi kesehatan di sekolah.

h. Pertemuan forum TP UKS secara periodik di setiap level untuk membantu mengatasi kendala pelakasanaan promosi kesehatan di sekolah termasuk juga dalam pelaksanaan keglatan UKS lainnya.

2. Rencana kegiatan di daerah

a. KaJian kondisi dan analisa kebutuhan TP UKS termasuk di wilayah OTPK

b. Orientasi dan penguatan fungsi TP UKS di daerah untuk dapat berfungsi optimal dan mendukung keglatan promosi kesehatarl di sekolah.

c. Koordinasi TP UKS di propinsi dan kabupaten/kota dengan tingkat pusat dalam pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah.

d . Pertemuan/ rapat koordinasi TP UKS secara periodik d i provinsi dan kabupatan/ kota

e. Peningkatan kapasitas TP UKS di provinsi dan kabupatenl kota dalam penerapan promosi kesehatan di sekolah

f. Pembinaan, monitoring dan evaluasi terpadu untuk fungsi TP UKS yang lebih optimal untuk kesehatan anak usia sekolah. g. TP UKS menyusun rencana kegiatan tahunan berdasarkan

(47)

h. Pertemuan forum TP UKS secara periodik untuk membantu mengatasi kendala pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah termasuk juga dalam pelaksanaan kegiatan UKS lainnya.

C. Penlngkatan dukungan

l1litra

dan

pemangku

セ@

epentlngCl.n ter'kait

Dalam penerapan konsep promosi kesehatan di sekolah sangat penting untuk bisa menjaling hubungan atau kerja sam a yang harmonis dan berkelnajutan dengan mitra dan pemangku kepentingan terkait. Salah satunya dengan memanfaatkan adanya tim Pembina UKS yang sudah ada. Tim Pembina UKS yang berlungsi secara optimal akan disertai dengan kemitraan dan koordinasi yang kuat karena kegiatan UKS merupakan kegiatan yang melibatkan ban yak sektor dan membutuhkan fungsi koordinasi dengan mitra terkait secara efektif. Kemitraan dengan sektor pemerintah maupun non pemerintah dan dunia usaha, diperlukan untuk memperkuat kegiatan promosi kesehatan di sekolah.

(48)

1. Rencana Kegiatan di Pusat

a. Membuat nota kesepahaman dengan mitra terkait dalam usaha menjalin I memperbaiki/ memelihara kemitraan dan ditindaklanjuti dengan pertemuan rutin dan kegiatan bersama b. Membuat rencana kerja bersama dengan industri terkait sebagai bag ian program tanggung jawab sosial perusahaanl corporate social responsibility (CSR)

c. Membuat pedoman pengembangan promosi kesehatan di sekolah melalui kemitraan dengan dunia usahalswasta d. Forum pertemuan rutin dalam rangka mengevaluasi/refleksi

perkembangan program dan dukungan

e. Peluncuran pengembangan model promosi kesehatan di

sekolah dengan dunia usahalswasta

f. Pemberian penghargaan untuk stakeholders/ mitra terbaik dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah.

2. Rencana Kegiatan di Daerah

a. Membuat nota kesepahaman dengan mitra terkait dalam usaha menjalin I memperbaiki/ memelihara kemitraan dan ditindaklanJuti dengan pertemuan rutin dan kegiatan bersama b. Forum pertemuan rutin dalam rangka mengevaluasi/refleksi

perkembangan program dan dukungan

c. Peningkatan peran komite sekolah sebagai mitra kegiatan promosi kesehatan di sekolah termausk kegiatan UKS. d. Melakukan penilaian terhadap stakeholders/ m itra terbaik

(49)

D. M elllngkatkan k pasltas sumber daya

manusl8

(I lasy r k

t

sekolal') Llll tuk

rnendoron(

kegl

it

r

1

pr or

nasi

セ@

,sehatan

dI

sekolah

Salah satu kunci utama keberhasilan kegiatan promosi kesehatan di sekolah adalah dukungan masyarakat sekolah termasuk kepala sekolah dan guru, sebagai penggerak awal dan pelaksana kegiatan di tingkat sekolah, disamping juga peran aktif anggota masyarakat sekolah lainnya seperti murid dan orang tua murid serta pegawai sekolah lainnya. Dengan keterbatasan dukungan pemerintah setempat, peran kepala sekolah dan guru menjadi sangat penting untuk keberlangsungan promosi kesehatan di sekolah. Peningkatan kapasitas kesehatan bagi kepala sekolah dan guru secara berjenjang di setiap tingkat pemerintahan merupakan salah satu alternatif untuk kegiatan promosi kesehatan di sekolah termasuk mengaktifkan UKS secara terintegrasi. Kegiatan peningkatan kapasitas ini dapat dalam bentuk orientasi, pelatihan, pertemuan rutin, konsultasi dan bantuan teknis untuk kegiatan promosi kesehatan di sekolah.

1. Rencana Kegiatan di Pusat

a. Review pedoman umum, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan materi materi kesehatan di sekolah

Kegiatan ini termasuk mempelajari pedoman UKS yang sudah ada dan pembinaan dan pengembangan yang mengacu pada berbagai pedoman dan petunjuk teknis/pelaksanaan yang telah dibuat oleh masing-masing kementerian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing , berdasarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri Nomor 1/U/SKB/2003

(50)

b. Penyusunan dan uji coba modul pelatihan TOT promosi kesehatan di sekolah dengan melibatkan TP UKS yang sudah ada

c. Produksi modul pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masyrakat sekolah.

d. Pelatihan TOT promosi kesehatan di sekolah baik di tingkat pusat dan regional provinsi

e. Pengembangan dan produksi materi dan media kit promosi kesehatan di sekolah untuk masyarakat sekolah.

f. Rapat kerja nasional promosi kesehatan di sekolah yang melibatkan semua stakeholder terkait di lintas program kesehatan maupun lintas sektor.

g. Penetapan standar penilaian dan pemberian penghargaan kepada Tim Pelaksana promosi kesehatan di sekolah

2. Rencana Kegiatan di Daerah

a. Melalui kerjasama dengan tingkat pusat melalukan penjajakanl kaJian kapasitas kepala sekolah dan guru serta analisa kebutuhan dalam upaya meningkatkan kapasitas kesehatan . セ@- kepala sekolah dan guru di daerah.

b. Refreshing TP UKS kabupaten/kota dan kecamatan sesuai dengan kebutuhan kegiatan promosi kesehatan di sekolah c. Penyusunan RPP (Rencana Program PengaJaran) dan

pelaksanaan pengaJaran oleh kepala sekolah dan guru yang sensitif terhadap aspek kesehatan.

d. Kepala Sekolah dan guru menyusun RPP dan melaksanakan pengaJaran secara optimal

(51)

f. Menyelanggarakan Workshop masyarakat sekolah di daerah melalui kerjasama dengan tingkat pusat.

g. Mengembangan model Sekolah Sehat yang dapat dijadikan contoh bagi sekolah lainnya dengan bekerjasama dengan pemerintah pusat.

E.

p・ョゥョァセ@

atan akses terhaclap materi

kesehatan di sekolah

Oalam usaha untuk menunjang kapasitas kesehatan bagi kepala sekolah dan guru serta masyarakat sekolah lainnya diperlukan peningkatan akses terhadap materi kesehatan bagi semua pihak terutama pada masyarakat sekolah dan sektor terkait term2suk di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. Peningkatan akses juga disesuaikan dengan kapasitas daerah setempat, dapat dalam bent uk website, dokumen/buku ataupun brosur. Peningkatan akses ini juga membutuhkan kontribusi dari berbagai sektor terkait di luar kesehatan termasuk sektor pendidikan, perhubungan, komunikasi dan media.

1. Rencana Kegiatan di Pusat

a. Kajian tentang materi kesehatan yang diperlukan

b. Pengembangan pesan dan prototipe media untuk promosi kesehatan di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekolah di semua tingkatan (dasar, menengah dan atas).

c. Pengembangan materi kesehatan untuk sekolah di setiap tingkat (dasar, menengah dan atas) berbasis teknologi informasi.

d. Memproduksilmenggandakan materi/media kesehatan sekolah sesuai kebutuhan melalui kerjasama dengan mitra atau lembaga terkait.

(52)

kepada DTPK dan DBK, melalui kerjasama dengan lembata terkait baik di sektor pemerintahan maupun swasta.

f. Update materi berbasis teknologi informasi dan metode lain sesuai kebutuhan daerah

g . Monitoring dan evaluasi akses materi kesehatan termasuk kepada DTPK dan DBK serta menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi untuk perbaikan akses di masa mendatang.

2. Rencana Kegiatan di Daerah

a. Pemantapan dan penggunaan Buku Pemantauan Kesehatan Peserta Didik

b . Pendistribusian materi kesehatan secara merata sampai di tingkat desa

c. Monitoring dan evaluasi akses materi kesehatan dng perhatian lebih kepada DTPK dan DBK dan menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi tersebut untuk perbaikan di masa mendatang. d. Komunikasi dan konsultasi secara berkala dan rutin dengan

tingkat pusat dalam upaya peningkatan akses materi kesehatan yang berkualitas untuk kesehatan anak sekolah dan masyarakat sekolah.

(53)

sumber daya manusia di bidang teknologi dan informasi. Untuk itu diperlukan berbagai kegiatan untuk mendukung hal tersebut antara lain merancang sistem informasi, pengembangan instrumen, pelatihan sumber daya manusia untuk mengelola data yang diperlukan

1. Rencana Kegiatan di Pusat

a. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) b. Merancang manajemen/ pengelolaan kegiatan promosi

kesehatan di sekolah dengan sektor terkait. Kegiatan ini ditujukan agar pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah termasuk pelakasanaan dan pembinaan UKS direncanakan secara bersama dengan sektor terkait, selain untuk menghindari terjadinya tum pang tindih kegiatan, juga untuk sinkronisasi kegiatan berdasarkan tujuan dan target yang telah disepakati bersama.

c. Koordinasi dengan sektor/ instansi terkait di tingkat pusat untuk penerapan program promosi kesehatan di sekolah . Kegiatan ini terintegrasi dan memanfaatkan kegiatan UKS yang sudah ada. Kegiatan koordinasi sebaiknya dilakukan secara berkala oleh Tim Pembina UKS Pusat, bertujuan untuk menginformasikan kegiatan yang telah dan sedang dilakukan oleh masing-masing kementerian. Forum ini dapat juga dipakai sebagai wadah evaluasi pelaksanaan kegiatan .

d. Merancang sistem pendanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah dari semua sektor terkait (pemerintah dan non-pemerintah) .  Alternatif  sumber  dana  selain  dari  DIPA  di  masing­masing  kementrian  terkait  adalah  dari  dana BOS dan  CSA.  Merancang  Sistem  Informasi  Manajemen  (SIM)  UKS  terpadu yang  memuat aspek  promosi  kesehatan  di sekolah. 

e.   Kajian  dan  anal isis  kebutuhan  sistem  informasi  manaJemen  terpadu  terkait  data kesehatan  dan  pendukung  lainnya untuk  anak usia sekolah, termasuk sistem pencatatan dan pelaporan  di  setiap jenjang administrasi pemerintahan 

(54)

Sistem informasi untuk kegiatan terkait kesehatan yang ada selama ini masih terfragmentasi , umumnya terse bar dan tidak terhubung satu sam a lain. Oleh karen a itu diperlukan suatu sistem informas! terintegrasi m ula! dari tingkat pusat sam pal dengan tlngkat operasional dengan memanfaatkan teknologi informasi.

f. Membangun SIM untuk kesehatan anak usia sekolah terintegrasi di tiap JenJang administrasi

g. Membangun sistem monitoring dan evaluasi terpadu kegiatan promosi kesehatan di sekolah termasuk UKS di tiap JenJang administrasi.

h. Melakukan need assessment at au mapping kegiatan promosi kesehatan di sekolah sebagai database.

i. Mengintegrasikan pelatihan guru untuk kesehatan dalam pelatihan guru pendidikan Jasmani atau pelatihan guru yang terkait kesehatan lainnya

J. Menyusull pedoman program kerja kegiatan promosi kesehatan di sekolah yang terintegrasi dengan kegi atan UKS di setlap jenJang administrasi.

k. Membuat buku saku, protap pengelolaan promosi kesehatan di sekolah bagi pengelola dan TP UKS tiap jenJang administrasi. I. Koordinasi dengan sektor/ instansi terkait dI tlngkat pusat un tu k pen era pan prog ram promosi kesehatan di sekolah dan SIM terpadu untuk anak usia sekolah .

m. Pendokumentasian keberhasilan untuk menebar semangat dan pembelajaran bagi w ilayah lain.

(55)

o. Pembinaan dan monitoring dan evaluasi terpadu promosi kesehatan di sekolah, termasuk midterm evaluation dan menindaklanjuti hasilnya untuk perbaikan program PKS mendatang.

2. Rencana Kegiatan di Daerah

a . Pengembangan rencana aksi promosi kesehatan di sekolah yang terintegrasi dengan kegiatan UKS tingkat daerah b. Uji coba Penerapan program promosi kesehatan di sekolah c. Uji coba Penerapan SIM terpadu

d. Tindak lanjut uji coba penerapan program promosi kesehatan di sekolah dan SIM terpadu di kab/kota.

e. Penerapan SIM terpadu kesehatan anak usia sekolah f. Analisa dan pemanfaatan data dari SIM terpadu untuk

perencanaan berbasis bukti.

Penjelasan lebih rinci mengenai kegiatan, periode waktu dan penanggung jawab dapat dilihat pada tabel 1 . Penanggung jawab kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana aksi nasional ini adalah empat Kementrian terkait (Kesehatan, Pendidikan, Agama, Dalam Negri). Namun demikian dalam pelaksanannya dapat bekerjasama dengan kementrian ataupun lembaga terkait !ainnya yang dapat mendukung kegitan promosi kesehatan di sekolah.

(56)
(57)

A.

Monitoring

Monitoring Promosi Kesehatan di Sekolah adalah pemantauan atau pengamatan secara terus menerus terhadap pelaksanaan program atau kegiatan. Apabila pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan perencanaan, ada penyimpangan atau hambatan maka segera dapat dilakukan perbaikan. Monitoring lebih ditujukan pada masukan (input) dan proses (process).

1. Hal yang dimonitoring

Penggunaan tenaga. biaya. material apakah sesuai dengan perencanaan.

Penggunaan sarana dan prasarana dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah.

Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah.

Keterlibatan sektor terkait: Dinas kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Agama .

Pemerintah Daerah. 2. Cara monitoring

Mempelajari laporan yang ada terkait proses kegiatan. Melakukan supervisi atau kunjungan lapangan secara langsung

Melakukan Diskusi kelompok terarah atau wawancara mendalam dengan pelasana- pelaksana kunci di pangan. 3. Waktu melakukan monitoring

Dapat dilakukan secara periodik 3 bulan atau 6 bulan sekali. tergantung administrasi program dan kesepakatan bersama pimpinan program promosi kesehatan di sekolah.

Dapat pula dilakuan stiap waktu (non periodic) sesuai dengan kebutuhan.

4. Pelaksana Monitoring

(58)

B. Evaluasi

Evaluasi Promosi Kesehatan di Sekolah adalah serangkaian ke-giatan  untuk membandingkan relisasi  input,  output dengan  stan-dar  atau  in

Gambar

Gambar 1. Kerangka Kons p Promosi Kesehatan dl Sekol h -- --,--

Referensi

Dokumen terkait

 Adalah suatu perusahaan mem-biayai kebutuhan modal kerja musiman / variabel (seasonal working capital or variable) dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan hygiene dan sanitasi makanan dengan perilaku penjamah

Dua waduk utama di Jawa Tengah, yaitu Waduk Kedungombo dan Waduk Wadaslintang saat pemantauan 31 Maret 2014 berada dalam kondisi normal kecuali Waduk Wonogiri dan Waduk

aplikasi membuat media pembelajaran yang informatif dan interaktif dengan adanya suara hewan dan objek 3D yang ditampilkan secara virtual menggunakan teknologi AR untuk

LE06 Laporan realisasi rencana aksi ( action plan ) Bank selain bank sistemik dalam pengawasan intensif. LE07 Laporan realisasi rencana perbaikan permodalan (capital restoration

Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengetahui risiko-risiko yang berpotensial terjadi dan Fault Tree Analysis

Ibtidaiyah kelas V ” ىاكنرس اغيت ةعبط .&#34; ىلع و للها لوسر انديس ىلع ملاسلا و ةلاصلا نم و وبحص و ولا فى .نيدلا موي لىإ وعبت اذى ةباتك فقو

Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa penyimpanan hari ke 14 kemasan klobot dengan perlakuan pengukusan dan penjemuran, pemanasan dengan setrika, sterilisasi