• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Media Promosi Wana Wisata Pantai Plengkung Banyuwangi Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Media Promosi Wana Wisata Pantai Plengkung Banyuwangi Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

WISATAWAN

TUGAS AKHIR

Nama : KENNEDY RONNY D.W

NIM : 08.42010.0014

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI

WANA WISATA PANTAI PLENGKUNG BANYUWANGI

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA TARIK

WISATAWAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Desain

Oleh :

Nama : KENNEDY RONNY D.W

NIM : 08.42010.0014

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(3)

viii

ABSTRAK

Tujuan dari perancangan media promosi adalah untuk meningkatkan daya tarik wisata terhadap potensi plengkung pantai. Perancangan media promosi ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan konsep desain. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi untuk menentukan pemilihan media yang tepat untuk diaplikasikan, wawancara untuk memperoleh informasi rinci dari sumber yang kompeten, literatur untuk mendapatkan literatur untuk mendukung desain, dan dokumentasi dalam rangka untuk desain materi. Melalui analisis data yang dikumpulkan ditemukan satu gagasan utama untuk tema desain. Gagasan yang didapat adalah sensasi yang tak terlupakan, ide besar ini menggambarkan petualangan di wana wisata Pantai Plengkung dan yang dimaksud dari kata “sensasi” didalam gagasan ini adalah sensasi petualangan. Kemudian, setelah gagasan utama ditemukan, desain diciptakan dan diikuti oleh pembuatan media promosi. Hasil dari perancangan media promosi diharapkan dapat membantu meningkatkan daya tarik wisata di pantai plengkung.

(4)

xii

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat Perancangan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pantai Plengkung ... 7

2.2 Penelitian terdahulu ... 11

2.3 Komunikasi Visual... 15

2.4 Promosi ... 16

2.5 Media Promosi ... 20

2.6 Media Cetak, Elektronik dan Merchandise ... 21

2.6.1 Media Cetak ... 21

2.6.2 Media Elektronik ... 27

2.6.3 Merchandise ... 29

2.7 Definisi Pariwisata ... 30

2.8 Strategi Desain ... 31

2.9 Tipography ...31

2.10 Warna ...34

(5)

xiii

2.12 Unique Selling Proposition ...38

2.13 STP ...38

2.14 SWOT ...41

2.15 Matrik SWOT ...44

BAB III METODOLOGI & PERANCANGAN KARYA ... 47

3.1 Metodologi Penelitian ... 47

3.1.1 Jenis Penelitian ... 47

3.1.2 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.2 Teknik Analisis ... 49

3.2.1 Analisis Wawancara ... 49

3.2.2 Analisis Kompetitor ... 51

3.2.3 Analisis Internal ... 53

3.2.4 Analisis Hasil Data ... 60

3.3 Konsep Perancangan ... 61

3.3.1 Perencanaan Kreatif ... 63

3.3.2 Perencanaan Media ... 65

3.4 Perancangan Karya ... 69

3.4.1 Sketsa Alternatif Brosur ... 69

3.4.2 Sketsa Alternatif Pamflet ... 70

3.4.3 Sketsa Alternatif Billboard ... 71

3.4.4 Sketsa Alternatif Iklan Majalah ... 72

3.4.5 Sketsa Alternatif Banner ... 73

3.4.6 Sketsa Alternatif Website ... 74

3.4.7 Sketsa Alternatif Merchandise Mug ... 75

3.4.8 Sketsa Alternatif Merchandise Pin ... 75

3.4.7 Sketsa Alternatif Merchandise T-Shirt ... 76

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 77

(6)

xiv

4.1.1 Media Promosi Cetak ... 77

4.1.2 Media Promosi Elektronik ... 82

4.1.3 Merchandise ... 84

BAB V PENUTUP ... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(7)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gerbang Masuk TNAP ... 8

Gambar 2.2 Pantai Plengkung ... 9

Gambar 2.3 Resort Pantai Plengkung ... 11

Gambar 2.4 Standar Pictogram Sign System ... 12

Gambar 2.5 Alternatif Pewarnaan ... 12

Gambar 2.6 Alternatif Huruf ... 13

Gambar 2.7 Alternatif Bentukan ... 13

Gambar 2.8 Alternatif Analogi ... 14

Gambar 2.9 Alternatif Elemen Pendukung ... 15

Gambar 2.10 Analisis SWOT ... 44

Gambar 3.1 Brosur Tampak Depan ... 54

Gambar 3.2 Brosur Tampak Belakang ... 55

Gambar 3.3 Keyword ... 60

Gambar 3.4 Skema Konsep Perancangan ... 62

Gambar 3.5 Sketsa Desain Brosur ... 69

Gambar 3.6 Sketsa Desain Pamflet ... 70

Gambar 3.7 Sketsa Desain Billboard ... 71

Gambar 3.8 Sketsa Desain Iklan Majalah ... 72

Gambar 3.9 Sketsa Desain Banner ... 73

Gambar 3.10 Sketsa Desain Website ... 74

Gambar 3.11 Sketsa Desain Mug ... 75

Gambar 3.12 Sketsa Desain Pin ... 75

Gambar 3.13 Sketsa Desain T-Shirt ... 76

Gambar 4.1 Iklan Billboard ... 77

Gambar 4.2 Ilustrasi Penempatan Iklan Billboard ... 78

Gambar 4.3 Iklan Majalah ... 79

Gambar 4.4 Ilustrasi Penempatan Iklan Majalah ... 79

(8)

xvi

Gambar 4.6 Brosur Sisi Dalam ... 80

Gambar 4.7 Pamflet ... 81

Gambar 4.8 Banner ... 82

Gambar 4.9 Website ... 83

Gambar 4.10 T - Shirt ... 84

Gambar 4.11 Pin ... 85

(9)

xvii

DAFTAR TABEL

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pantai Plengkung merupakan sebuah wana wisata pantai yang menyimpan banyak potensi alam, yaitu pemandangan yang eksotis dan hamparan ombak yang tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi kepariwisataannya, hal ini terlihat dari masih kurangnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke wana wisata ini. Salah satu faktor penyebabnya adalah masih kurangnya media promosi yang mempromosikan wana wisata Pantai Plengkung. Dalam perancangan ini, media promosi berperan penting untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan mempromosikan wana wisata Pantai Plengkung sebagai objek wisata alam utama yang dimiliki oleh kabupaten Banyuwangi.

Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki luas daerah yang sangat luas yaitu 5.782,50 Km. Kabupaten yang memiliki tarian khas yang bernama tari gandrung ini juga terkenal akan kekayaan budaya dan kekayaan alamnya. Salah satu bukti kekayaan alam yang dimiliki oleh kabupaten Banyuwangi adalah wana wisata Pantai Plengkung yang merupakan sebuah pantai di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Alas Purwo (BTNAP)

Taman Nasional Alas Purwo yang merupakan kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa yang terletak di ujung timur pulau jawa, lebih tepatnya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut data dari Balai Taman Nasional

(11)

Alas Purwo (BTNAP), Taman Nasional Alas Purwo berada di ketinggian 322 meter di atas permukaan laut, Ketinggiannya berada pada kisaran 0-322 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan hutan seluas 43.420 hektar yang memiliki topografi datar, bergelombang ringan, dengan puncak tertinggi di Gunung Lingga Manis (322 meter dpl) ini menjadi lokasi yang tepat sebagai ekosistem hutan hujan yang ada di Pulau Jawa. Taman Nasional Alas Purwo juga memiliki banyak area dan objek wisata, salah satunya adalah wana wisata pantai Plengkung, wana wisata alam yang memiliki pemandangan yang indah dan ombak yang cocok untuk olahraga surfing.

Pantai Plengkung atau yang lebih dikenal dengan nama G-Land oleh wisatawan merupakan salah satu wana wisata yang berada di kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ada beberapa makna yang berbeda dari kata G-Land itu sendiri, yaitu bisa bermakna Green Land, hal ini dikarena letaknya tidak jauh dari hutan hujan tropis yang hijau. Kata G-Land juga merujuk dari kata Grajagan yang merupakan nama dari sebuah pantai dan juga pelabuhan yang sering digunakan wisatawan untuk menuju ke wana wisata Pantai Plengkung. G-Land sering juga menjadi penggambaran dari posisi wana wisata Pantai Plengkung yang

berada di teluk Grajagan yang menyerupai huruf “G”, Selain itu huruf “G” juga

merujuk pada kata Great sebagai gambaran ombaknya yang memukau dan luar biasa.

(12)

kebudayaan dan pariwisata kabupaten Banyuwangi, ombak Pantai Plengkung memiliki panjang gelombang mencapai 2 km dengan 7 lapis gelombang yang berketinggian 6-8 kaki, karena itulah wana wisata Pantai Plengkung juga memiliki julukan The Seven Giant Wave Wonder. Dengan ombak yang memukau dan pemandangan alamnya yang eksotis menjadikan wana wisata Pantai Plengkung ini tempat yang cocok untuk tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menurut data dari Balai Taman Nasional Alas Purwo, saat ini pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama dengan pihak Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) juga sudah mulai melakukan pembenahan terhadap infrastruktur guna mendukung pertumbuhan pariwisata yang ada di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Pembenahan infrastruktur ini meliputi pembenahan infrastruktur jalan dari Triangulasri sampai gerbang masuk menuju Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki jarak sepanjang 7 kilometer, selain itu juga dilakukan pembuatan jalan dari desa Kedung Gebang menuju Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Jalan akses menuju wana wisata Pantai Plengkung sepanjang 6 kilometer yang rusak direncanakan juga akan diperbaiki. (sumber: wawancara dengan pihak BTNAP)

(13)

orang sedangkan kompetitornya yaitu wana wisata Pangandaran menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Kabupaten Ciamis memiliki jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 395.398 orang. Salah satunya penyebabnya adalah kurang maksimalnya promosi wana wisata Pantai Plengkung Banyuwangi sehingga akan berdampak pada kurangnya daya tarik wisatawan terhadap wana wisata Pantai Plengkung.

Pentingnya sebuah promosi dapat dilihat dari beberapa definisi dari promosi itu sendiri, yang pertama adalah menurut Evans dan Berman (dalam Simamora, 2001: 285), Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan (to remind), orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga. Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001: 145) “Promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi

pendapat mereka atau memperoleh respon”. Menurut Buchari Alma (2006: 179)

promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.

(14)

minat wisatawan untuk berkunjung ke wana wisata Pantai Plengkung. Dengan bertambahnya minat wisatawan untuk berkunjung ke wana wisata Pantai Plengkung, dapat membuat permintaan terhadap unit usaha yang termasuk dalam sektor penyedia jasa layanan dan akomodasi akan mengalami peningkatan, sehingga masyarakat lokal disekitar wana wisata Pantai Plengkung juga akan mengalami peningkatan kesejahteraan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, hal yang menjadi rumusan masalah dalam perancangan ini adalah:

Bagaimana merancang media promosi yang mampu digunakan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan terhadap potensi yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung Banyuwangi?

1.3 Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan-batasan masalah dalam melakukan perancangan ini yaitu :

1. Perancangan ini difokuskan pada media promosi wana wisata Pantai Plengkung Banyuwangi.

(15)

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini adalah merancang media promosi sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan terhadap potensi yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung Banyuwangi.

1.5 Manfaat Perancangan

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat Teoritis

Pertama, perancangan promosi ini dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan desain komunikasi visual, khususnya yang terkait dengan perancangan komunikasi visual media promosi.

Kedua, dapat dijadikan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat dalam melakukan penelitian terhadap masalah yang sama khususnya di dalam perancangan media promosi wana wisata pantai.

2. Manfaat Praktis

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan teori berisi data yang relevan dengan perancangan ini. Dalam kajiannya akan dipaparkan beberapa fakta, konsep, prosedur, maupun teori-teori yang terkait dengan perancangan.

2.1 Pantai Plengkung

Pantai Plengkung atau yang lebih dikenal dengan nama G-Land oleh wisatawan merupakan salah satu tempat wisata yang berada di kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki luas daerah yang sangat luas yaitu 5.782,50 Km. Kabupaten yang yang memiliki tarian khas yang bernama tari gandrung ini juga terkenal akan kekayaan budaya dan kekayaan alamnya. Salah satu bukti kekayaan alam yang dimiliki oleh kabupaten Banyuwangi adalah Pantai Plengkung yang merupakan sebuah pantai di Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki hamparan ombak yang tinggi dan juga pemandangan yang asri sehingga cocok untuk digunakan sebagai wana wisata bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa yang terletak di ujung timur pulau jawa, lebih tepatnya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Nama Alas Purwo sendiri berasal dari gabungan 2 suku kata yaitu “Alas” yang berarti hutan dan “Purwo” yang berarti awal, sehingga

Alas Purwo ini memiliki arti hutan yang awal atau hutan pertama. Hal ini

(17)

dikarenakan menurut masyarakat lokal, hutan Alas Purwo ini dipercaya sebagai hutan tertua yang ada di pulau jawa. Alas Purwo secara resmi dijadikan kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa oleh Kementrian Kehutanan sejak tahun 1992 melalui SK Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-II/92 ini merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah yang berada di Pulau Jawa.

Gambar 2.1 Gerbang masuk Taman Nasional Alas Purwo

(18)

Purwo memang menjadi tempat yang tepat bagi beragam flora dan fauna di dalamnya. Setidaknya terdapat 13 jenis bambu serta 548 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak, liana dan pepohonan. Selain itu beberapa satwa liar seperti lutung budeng, banteng, ajag, rusa, macan tutul, kucing bakau hutan hingga beragam spesies penyu bersemayam di Taman Nasional Alas Purwo ini. Taman Nasional Alas Purwo juga memiliki banyak area dan objek wisata, salah satunya adalah wana wisata pantai Plengkung, wana wisata alam yang memiliki pemandangan yang asri dan ombak yang memukau.

Gambar 2.2 Pantai Plengkung

(19)

Ada beberapa konotasi berbeda mengapa Pantai Plengkung tersebut disebut dengan G-Land. Huruf “G” untuk G-Land sering merujuk pada beberapa kata yaitu dari kata “Great” sebagai gambaran ombaknya yang luar biasa, dari kata

“Green” atau kadang “Green Land” karena lokasinya tidak jauh dari hamparan

hutan hujan tropis tua yang hijau, dari kata “Grajagan” karena merupakan sebuah

pantai dan pelabuhan tempat kapal-kapal yang dipakai wisatawan untuk mencapai Plengkung dan karena posisi Pantai Plengkung yang berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf “G”.

(20)

Gambar 2.3 Resort Pantai Plengkung

2.2 Penelitian Terdahulu

Ruly Leksmana (2009) melakukan penelitian mengenai sign sistem Pantai Plengkung. Fokus penelitian ini bertujuan untuk merancang sign sistem kawasan wisata alam Pantai Plengkung, kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya pengerjaan Sign Sistem dalam Kawasan Wisata Alam Pantai Plengkung. Tulisan “Selamat Datang” yang

digunakan untuk menyambut pengunjung di gerbang depan sudah mengalami kerusakan dan tidak ada upaya untuk mengganti dengan yang baru.

(21)

dokumentasi dan wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendukung pengembangan wisata alam Pantai Plengkung itu sendiri.

Dan setelah melakukan penyebaran kuisioner kepada 50 responden dimana responden tersebut adalah pengunjung wisata alam Pantai Plengkung didapatkan 48 reponden memilih teknik pewarnaan blocking solid.

(22)

Pemilihan font tersebut juga berdasarkan hasil dari kuisioner kepada 50 pengunjung Pantai Plengkung dan menghasilkan 27 responden memilih font Groovy Fast dan 11 responden lainnya memilih font comforta.

Gambar 2.6 Alternatif huruf (Font)

Lalu dari hasil kuisioner pada 50 pengunjung wisata alam Pantai Plengkung didapatkan 54 responden memilih bentukan sign dinamis, dan gabungan antara bentukan sign statis dan dinamis.

(23)

Dari hasil kuisioner kepada 50 responden pengunjung Pantai Plengkung menghasilkan 43 responden memilih unsur alami ombak besar sebagai bentukan dari elemen visual yang nantinya dijadikan sebagai salah satu gambar pendukung pada sign Pantai Plengkung.

Gambar 2.8 Alternatif analogi ilustrasi bentukan alam

(24)

Gambar 2.9 Alternatif elemen pendukung visual

2.3 Komunikasi Visual

Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.

(25)

contohnya poster. Juga sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya.

Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupun lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.

Jika komunikasi visual digunakan untuk identifikasi lembaga seperti sekolah, misalnya. Maka orang akan lebih mudah menentukan sekolah A atau B sebagai favorit, karena sering berprestasi dalam kancah nasional atau meraih peringkat tertinggi di daerah itu.

2.4 Promosi

Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan (to remind), orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu,

ataupun rumah tangga (Evans dan Berman, 2001: 285),

(26)

Menurut Buchari Alma (2006: 179) promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dasar kegiatan promosi adalah komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya penjualan. Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.

1. Bentuk-bentuk penyampaian promosi

Penyampaian iklan, baik untuk televisi maupun cetak, bisa dilakukan menggunakan berbagai cara, antara lain:

a. Maskot sebagai daya tarik (Pinokio pada iklan Pocari Sweat) b. Human Interest (model sebagai daya tarik)

c. Tokoh, idola, bintang film atau selebriti

d. Anak kecil, contoh: Pepsodent, susu anak, trika dan lain-lain

(27)

Disamping itu penyampaiannya pun dapat dilakukan dengan gambar kartun atau humor, tokoh pelawak sebagai model, plesetan dari adegan film, menggunakan imajinasi sex, pria ganteng, atau wanita cantik. (Kusrianto, 2007: 302).

2. Pertimbangan pemilihan media

Dalam memilih media periklanan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan :

a. Kemampuan atau daya jangkau dan impaknya bagi audien b. Biaya per seribu pembaca iklan

c. Pilihan media utama untuk kelompok umum d. Pilihan media khusus untuk kelompok tertentu e. Perilaku saat dan intensitas pemuatan

3. Tujuan Promosi

Atas dasar tujuan yang hendak dicapai dalam proses komunikasi, promosi atau periklanan dapat dibedakan:

a. Periklanan informatif

(28)

primer yaitu permintaan terhadap suatu jenis barang tertentu. Misalnya:

1) Memberi informasi kepada pasar akan adanya barang baru 2) Menyarankan penggunaan suatu barang tertentu

3) Informasi tentang perubahan harga

4) Memberitahu keunggulan atau kelebihan terhadap pesaing 5) Mengurangi kekhawatiran konsumen

6) Membangun citra perusahaan

b. Periklanan Persuasif

Periklanan persuasif yaitu jenis periklanan yang tujuannya membujuk calon konsumen atau konsumen aktual untuk melakukan pembelian atau pembelian ulang produk perusahaan. Tujuan periklanan persuasif adalah menciptakan permintaan selektif, yaitu permintaan terahadap merek barang tertentu. Misalnya:

1) Membangun preferensi merek

2) Membujuk konsumen pesaing berpindah ke merek perusahaan 3) Mengubah persespi konsumen

4) Membujuk konsumen untuk tidak menunda pembelian

(29)

c. Periklanan yang mengingatkan kembali

Periklanan yang mengingatkan kembali adalah periklanan yang bertujuan untuk mengingatkan dan memelihara ingatan konsumen agar tetap setia terhadap produk perusahaan. Periklanan ini sangat bermanfaat bagi barang yang berada pada tahap kedewasaannya. Yang diharapkan oleh produsen adalah bahwa sadarnya, konsumen selalu ingat akan merek perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya sekarang maupun yang akan datang. Disamping itu, bentuk periklanan ini juga berusaha untuk memberikan keyakinan konsumen bahwa pilihannya tepat. Misalnya:

1) Mengingatkan barang untuk kebutuhan yang akan datang 2) Mengingatkan bagaimana memperoleh barang

3) Menjaga dan memelihara keunggulan produk perusahaan

2.5 Media Promosi

(30)

yang digunakan untuk dapat menarik, membujuk ataupun mempengaruhi konsumen supaya membeli maupun memakai produk yang ditawarkan.

Beragamnya produk pariwisata yang ada mengakibatkan ketatnya persaingan antar produk dipasaran yang mendorong produsen untuk gencar melakukan promosi yang dapat menarik perhatian konsumen. Menurut Pujiyanto (2003: 97) promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui promosi penjualan, publisitas umum, penjualan pribadi, dan beriklan. Pujiyanto juga menyatakan promosi melalui periklanan sangatlah efektif karena iklan mempunyai daya persuasif yang kuat dan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada konsumen.

Dalam kegiatan promosi berbentuk iklan diperlukan strategi-strategi yang tepat agar kegiatan promosi yang dilakukan dapat mencapai target. Strategi diperlukan sebagai arah dan pedoman untuk mencapai sasaran secara khusus.

2.6 Media Cetak, Elektronik dan Merchandise

2.6.1 Media Cetak

(31)

Kekuatan Media Cetak, Yaitu:

1. Dapat dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya.

2. Dapat membuat orang yang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan. 3. Bisa disimpan atau dicollect isi informasinya.

4. Harganya lebih terjangkau maupun dalam distribusinya.

5. Lebih mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks atau rigid.

Kelemahan Media Cetak, Yaitu:

1. Dari segi waktu media cetak lambat dalam memberikan informasi. 2. Karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang

terjadi pada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. 3. Media cetak hanya dapat berupa tulisan.

4. Media cetak haya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

5. Biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.

Beberapa media cetak yang akan digunakan dalam perancangan media promosi wana wisata Pantai Plengkung antara lain :

1. Iklan Majalah

(32)

majalah yang besar inilah yang menjadikan media ini menarik bagi banyak pengiklan. Majalh juga memiliki kelompok pembaca yang lebih spesifik, sehingga iklan akan lebih efektif dan tepat sasaran.

Kelebihan media iklan majalah :

- Dapat dinikmati lebih lama (long life span)

- Iklan yang ditampilkan memiliki kualitas cetak dan warna yang baik - Dapat menjangkau segmen pasar yang terspesialisasi.

- Kemampuan mengangkat produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige majalah yang bersangkutan.

Kelemahan media iklan majalah : a. Biaya lebih relatif tinggi (mahal). b. Fleksibilitasnya rendah (terbatas).

c. Memiliki masa peredaran yang lebih lambat.

d. Apabila majalah yang dipilih tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Di beberapa daerah tertentu yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau, majalah sering tidak ada.

2. Billboard

(33)

tersebut ditempel di papan agar terlihat lebih menarik, maka kemudian dinamakan billboard.

Kelebihan media billboard :

Dengan ukurannya yang relatif besar dan penempatannya yang berada di tempat umum dan di pusat-pusat keramaian, memungkinkan media iklan ini untuk lebih dikenali dan menarik perhatian masyarakat yang melewatinya. Selain itu, sifatnya yang permanen dan life span yang relatif panjang memungkinkan adanya terpaan yang berulang kepada target audience yang berlalu lalang di lokasi penempatan billboard.

Kelemahan media bilboard :

Proses pembuatan dan penempatan billboard membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, informasi yang disampaikan melalui billboard harus padat, jelas dan efektif karena tidak memungkinkan untuk membawa pesan persuasif yang lengkap.

3. Poster

(34)

Poster digunakan karena poster dapat secara langsung memberikan informasi kepada semua orang yang melihat dan poster dapat ditempel ditempat yang dekat dengan target audience.

Kelebihan media poster :

a. Karakteristik poster yang didominasi oleh gambar memungkinkan target audience mengetahui potensi yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung. Selain itu, keindahan gambar yang ditampilkan melalui poster dapat menjadi magnet untuk menarik minat target audience untuk berkunjung ke wana wisata Pantai Plengkung.

b. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan poster relatif lebih terjangkau.

Kelemahan media poster :

a. Karena didominasi oleh bahasa visual (gambar) maka penyampaian informasi mengenai pariwisata alam di wana wisata Pantai Plengkung dinilai masih belum bisa memuaskan keingintahuan para target audience. Oleh karena itu, penggunaan poster perlu ditunjang oleh media iklan lainnya

(35)

4. Brosur

Brosur merupakan salah satu bentuk media promosi yang terdiri atas lipatan-lipatan dan terbagi menjadi beberapa panel. Bentuk brosur bervariasi, bergantung pada jumlah model dan lipatan yang digunakan. Brosur dapat menyampaikan beragam informasi dalam ruang yang terbatas, karena bentuknya yang dapat dilipat sesuai kebutuhan.

Keunggulan dari penggunaan media brosur adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai bentuk yang minimalis dan simpel, namun dapat menampung beragam informasi baik informasi visual maupun verbal. b. Dapat menekan biaya pembuatan iklan karena harganya yang relatif

terjangkau.

c. Dapat menjangkau masyarakat luas karena disebarkan langsung kepada target audience.

Kekurangan dari penggunaan media brosur :

audience terkadang merasa bosan dengan bentuk brosur sehingga dapat mengakibatkan tidak tersampaikannya informasi secara maksimal.

5. Pamflet

Pamflet merupakan salah satu bentuk media promosi yang terdiri

(36)

Pamflet dapat menyampaikan beragam informasi dalam ruang yang terbatas,

karena bentuknya hanya 1 lembar.

Kelebihan media pamflet :

a. Mempunyai bentuk yang minimalis dan simpel. b. Biaya pembuatan yang relatif terjangkau.

c. Dapat menjangkau masyarakat luas karena penyebarannya secara langsung kepada target audience.

Kekurangan media pamflet :

Tidak dapat memuat informasi secara lengkap karena keterbatasan bentuk media yang kecil.

2.6.2 Media Elektronik

Media elektronik adalah Semua alat media yang menggunakan energi elektromekanis, bai pengguna akhir tau penonton dalam mengakses konten. Hal ini berbeda dengan media cetak, yang tidak membutuhkan energi elektromagnetis untuk diakses oleh pengguna akhir dalam bentuk cetak. Sume;r media elektronik yang paling umum digunakan oleh masyarakat umum antara lain rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, presentasi slide, CD-ROM dan konten online.

(37)

genggam) perelatan tersebut termasuk dalam kategori media elektronik. Di dalam media elektroni, media ini memnpunyai kekuatan dan kelamahan, yakni:

Kekuatan Media Elektronik :

1. Dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita kemasyarakat.

2. Media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita, khususnya pada media elektronik televisi.

3. Media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.

4. Dapat menyampaikan berita secara langsung dari tempat kejadian. 5. Dapat menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa.

6. Dapat dinikmati oleh semau orang, baik itu yang mengalami keterbelakangan mental.

Kelemahan Media Elektronik

1. Dalam penyediaan berita pada media elektronik tidak dapat mengulang apa yang telah ditayangkan.

2. Dari kedua jenis media komunikasi media massa, baik cetak maupun elektronik, keduanya adalah tetap menjadi wadah untuk tetap

(38)

2.6.3 Merchandise

Merchandise atau yang biasanya disebut souvenir merupakan salah satu

media promosi yang diperlukan untuk menarik perhatian audience terhadap wana wisata Pantai Plengkung. Jenis merchandise yang akan digunakan berupa kalender, gantungan kunci, mug, stiker, tatakan gelas, dan postcard. Merchandise akan dibagikan secara Cuma-Cuma pada acara pameran pariwisata atau event-event tertentu yang diikuti oleh wana wisata Pantai Plengkung.

Keunggulan media Merchandise :

a. Pemberian merchandise dapat menarik perhatian serta minat target audience.

b. Dapat meningkatkan popularitas dan daya tarik wana wisata Pantai Plengkung.

Kelemahan media Merchandise :

(39)

2.7 Definisi Pariwisata

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pegusaha, dan pemerintah.

Menurut Yoeti (1985: 181) suatu objek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek tersebut diminati pengunjung, yaitu:

a. Something to see adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di objek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana

bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.

(40)

2.8 Strategi Desain

Menurut Thabrani (2003: 6), Desain adalah suatu proses panjang dalam pekerjaan yang erat kaitannya dengan seni untuk mencapai tujuan tertentu. Desain iklan yang efektif berawal dari tujuan yang jelas dari segi pesan dan target audiens. Secara umum desain merupakan kumpulan dari elemen-elemen grafis yang disusun mengikuti pola atau tema tertentu sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

Menurut Safanayong (2006: 3), Desain memiliki 4 fungsi, yaitu:

1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform) mencakup: menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.

2. Untuk memberi penerangan (enlighten) mencakup: membuka pikiran dan menguraikan.

3. Untuk membujuk (to persuade) mencakup: menganjurkan (umumnya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaan, logika, dan daya tarik.

4. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja.

2.9 Typography

(41)

komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatiakan di dalam pemilihan tipografi, yaitu : a. Legibility : Huruf yang dipilih nyaman dibaca.

b. Readibility : Huruf yang dipilih mudah dibaca. c. Visibility : Huruf yang dipilih mudah terlihat.

d. Clearity : Huruf harus memperlihatkan kejelasan.

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain:

1. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontraspada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemahgemulai dan feminin.

2. Egyptian

Jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

3. Sans Serif

(42)

ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

4. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Typography juga memiliki beberapa style huruf (font), yaitu : 1. Huruf miring atau italic.

Huruf miring (italic) memproyeksikan perasaan tindakan, kecepatan atau progresif. Efek visual bergerak ke depan akan tampak terutama bila dikombinasikan dengan jenis huruf sans-serif.

2. Huruf kapital dan huruf kecil.

(43)

3. Huruf tebal (bold).

Huruf tebal menyampaikan penekanan dan juga dianggap lebih maskulin.

Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.

2.10 Warna

Ada dua jenis teori dasar warna menurut Menurut Diane dan Cassidy (2005: 49-50), yaitu warna cahaya yang digunakan pada layar komputer dan warna pigmen yang digunakan untuk hasil cetakan.

1. Warna Additive (Cahaya)

Cahaya yang dipancarkan matahari melalui prisma alam dalam rupa berkas sinar yang menembus butir-butir air dan partikel-partikel debu dibiaskan menjadi gelombang cahaya yang berbeda menjadi berkas-berkas warna (spectrum warna/pelangi).

Merah, hijau dan biru adalah warna primer dari warna additive. Warna merah additive lebih jingga daripada warna merah pigmen. Warna hijau additive lebih kuning daripada persepsi normal. Demikian juga warna biru

(44)

pigmen. Ketika lebih dari satu warna additive dicampur, cahaya yang ditambahkan menjadi lebih banyak dan menghasilkan warna yang lebih terang. Inilah yang dikenal dengan additive mixing. Menurut Newton, jika ketiga warna primer additive dicampur akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna sekunder dari warna additive yaitu magenta, yellow dan cyan. Magenta dihasilkan dari merah dan biru. Yellow dihasilkan dari merah dan

hijau. Cyan dihasilkan dari biru dan hijau.

2. Warna Subtractive (Pigmen)

Menurut Warna Subtractive adalah warna-warna yang dihasilkan dari pencampuran pigmen. Layar komputer bekerja pada prinsip warna cahaya (additive), mengaplikasikan pencampuran warna cahaya. Namun, printer menggunakan pencampuran warna subtractive. Warna primer yang digunakan oleh printer bukan merah, kuning dan biru melainkan cyan, magenta dan yellow sama seperti warna sekunder additive.

Warna sekunder dari tinta cetak adalah merah, biru dan hijau sama seperti warna primer additive. Merah merupakan campuran magenta dan yellow, biru adalah hasil campuran magenta dan cyan. Hijau dihasilkan dari

(45)

2.11 Layout

Layout adalah proses menyusun bagian dan yang lain sebagainya menurut suatu aturan ataupun pola. Layout dalam dunia desain menyangkut penempatan teks dan gambar di dalam sebuah desain, meliputi bagaimana elemen-elemen tersebut diletakkan dan diatur, baik itu dalam hubungan antar elemen satu sama lain, maupun secara keseluruhan dalam desain.

Tujuan utama penyusunan layout adalah untuk menghadirkan aspek visual dari tulisan maupun gambar yang dikomunikasikan kepada pembacanya, agar mampu menerima informasi yang disajikan kepada pembacanya, agar mampu menerima informasi yang disajikan secara maksimal tanpa kesulitan yang berarti. Ada 3 kriteria dasar agar kita dapat membuat layout yang baik, yaitu layout tersebut dapat dibilang baik jika pengaturannya berhasil, terorganisir, dan mampu menarik khalayak. Model layout iklan yang masih digunakan saat ini diantaranya adalah :

a. Axial

Elemen-elemen iklan diletakkan berdasarkan sebuah sumbu yang diletakkan pada posisi tertentu di halaman iklan. Pada metode ini akan ditampakkan banyak bidang kosong.

b. Vertical panel layout

(46)

c. Jumble layout

Penyajian iklan dengan komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

Layout juga dapat dibilang baik jika mampu menyajikan sejumlah informasi dalam cara yang praktis dan juga estetis bagi setiap orang yang melihatnya. Untuk menciptakan sebuah layout yang baik tidak semudah membalikan tangan. Beberapa metode yang erat kaitannya dengan layout adalah sebagai berikut:

1. Grid

Dalam kerjanya seringkali kita menggunakan bantuan garis maya yang biasanya kita kenal dengan sebutan grid. Pada tahapan layout, pola ini biasanya digunakan untuk membagi bidang kerja menjadi berkotak-kotak kecil. Pola ini membantu penempatan elemen-elemen desain (bidang dan warna) secara cepat dan presisi hingga membentuk pola tertentu (Thabrani, 2003:11).

2. Context Analisis

Metode ini pada dasarnya mencoba merespon keadaan yang ada (existing condition) untuk mendapatkan kesan atau tujuan yang diharapkan. Jika

background bewarna gelap responnya adalah elemen yang berada pada

(47)

2.12 Unique Selling Proposition (USP)

Menurut Widyatama (2005), Kreatifitas pesan iklan berfokus pada penonjolan keistimewaan khusus produk. Strategi yang dikembangkan oleh Rosser Reeves ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan konsumen menggunakan suatu produk. Produk dibedakan oleh karakter yang spesifik.

Didalam Penelitian ini, USP berperan penting didalam menentukan keunggulan yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung sehingga dapat ditonjolkan didalam media promosi dalam upaya meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke wana wisata Pantai Plengkung.

2.13 Segmentasi, Targeting dan Positioning

Diungkapkan oleh Philip kotler dalam (Wijaya S. d., 2006) menyatakan “Perusahaan menawarkan produk unggulannya kepada masyarakat luas.” Akan

tetapi, untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal perusahaan harus memilih pasar apa yang ingin mereka layani.

1. Segmentasi Pasar (Market Segmentation)

(48)

a. Segmentasi geografis (geographic segmentation)

Segmentasi geografis adalah segmentasi yang memberi pasar menjadi unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, daerah otonomi, kota, iklim atau kawasan pemukiman.

b. Segmentasi demografis (demographic segmentation)

Segmentasi demografis adalah segmentasi yang membagi pasar menjadi berbagai kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras dan kebangsaan. Faktor-faktor demografis paling sering dipakai sebagai dasar untuk mensegmentasi kelompok konsumen. Salah satu alasannya adalah kebutuhan, keinginan dan tingkat penggunaan konsumen berhubungan erat dengan variabel demografis. Alasan lainnya adalah bahwa variabel demografis lebih mudah diukur jika dibandingkan dengan jenis variabel lainnya.

c. Segmentasi perilaku (behavioral segmentation)

(49)

d. Segmentasi psikografis (psychographic segmentation)

Segmentasi ini membagi konsumen menjadi kelompok yang berbeda-beda berdasarkan karakteristik gaya hidup dan kepribadian konsumen.

2. Targeting (Market Targeting)

Setelah mengevaluasi berbagai segmen, perusahaan harus memutuskan segmen mana dan berapa segmen yang akan dilayani. Pasar sasaran mencapkup seperangkat pembeli yang memiliki kebutuhan atau karakteristik umum yang ingin dilayani oleh perusahaan.

3. Positioning (Market Positioning)

Menurut Morrisan (2010: 72), Posotioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan kedalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. Dengan kata lain, positioning adalah tentang bagaimana suatu merek perusahaan dapat masuk

(50)

mempertimbangkan 4 (empat) hal penting, yang disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Perusahaan perlu mengkuti trend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.

2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas. 3. Perusahaan harus menargetkan produknya pada segmen pasar tertentu

misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond).

4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.

Selanjutnya menurut Kotler (2005: 339) dalam (Wijaya & Chandra, 2006) seluruh strategi pemasaran harus dibangun berdasarkan tiga langkah utama dalam pemasaran bersasaran yaitu STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning).

2.14 SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities and Threat)

Analisis keunggulan, keterbatasan, peluang dan tantangan atau Strength,

Weaknesses, Opportunitie dan Threats (SWOT) merupakan instrumen

(51)

kekuatan dan kelemahan, kesempatan ekternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik melaksanakan sebuah strategi. Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana posisi sebuah perusahaan atau produk atau organisasi saat ini. Contoh: sumberdaya yang dapat segera dimanfaatkan dan masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Bila berpikir tentang kekuatan dan kelemahan, perlu memikirkan tentang contoh-contoh keberhasilan dan kekurangan bahkan kegagalan yang nyata dan apa penjelasannya. Sebuah perkiraan tentang lingkungan eksternal mengarah kepada peluang dan ancaman, cenderung difokuskan pada apa yang terjadi di luar organisasi atau pada bidang yang belum mempengaruhi strategi tetapi dapat saja mempengaruhi strategi–baik secara positif maupun negatif (Start & Hovland, tanpa tahun).

Menurut Rangkuti dalam Marimin (2004: 58), analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats).

(52)

berjalan optimal, efektif, dan efesien. Adapun manfaat dari penggunaan analisis SWOT adalah sebagai berikut :

1. Strength, untuk mengetahui kekuatan atau keunggulan jasa dan produk dibanding kompetitor. Dalam hal ini, bisa diartikan sebagai kondisi yang menguntungkan perusahaan tersebut.

2. Weakness, untuk mengetahui kelemahan jasa dan produk dibanding kompetitor. Dalam hal ini, kelemahan bisa diartikan sebagai suatu kondirisi yang merugikan perusahaan tersebut.

3. Opportunity, untuk mengetahui peluang pasar. Dalam hal ini diartikan sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak diambil bisa merugikan, atau sebaliknya.

(53)

Gambar 2.10 Analisis SWOT

(Sumber : http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 21 april 2013)

Jadi, analisis SWOT merupakan analisis dari kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan atau organisasi serta peluang dan ancaman di lingkungan eksternalnya. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan yang akan dilakukan.

2.15 Matrik S.W.O.T

(54)

isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Tabel 2.1 Matrik SWOT

Dari Tabel 2.1 diatas dapat diketahui bagaimana Matriks SWOT yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

2. Sel B: Mobilization

(55)

3. Sel C: Divestment atau Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

4. Sel D: Damage Control

(56)

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

3.1 Metodologi Penelitian

Dalam bab ini akan dijabarkan tentang langkah-langkah penelitian yang diambil untuk mendapatkan data-data dalam menyelesaikan tugas akhir. Langkah-langkah tersebut antara lain membahas mengenai jenis penelitian, Langkah-langkah penelitian dan teknik analisa data.

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mendalam yang dapat mendukung perancangan media promosi wana wisata Pantai Plengkung.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakana empat cara yaitu : observasi, wawancara, kepustakaan dan dokumentasi.

a. Observasi

Metode ini bertujuan untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung mengenai lokasi, kondisi dan suasana yang ada di wana wisata

(57)

Pantai Plengkung sehingga dapat menentukan pemilihan media dan strategi perancangan yang akan dibuat.

b. Wawancara

Merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dengan wawancara mendalam dan dilakukan kepada informan yang memiliki informasi lebih mengenai wana wisata Pantai Plengkung.

c. Kepustakaan

Pada metode ini mahasiswa mempelajari berbagai literatur yang ada hubungannya dengan proses perancangan media promosi wana wisata pantai Plengkung untuk mendukung proses perancangan media promosi.

d. Dokumentasi

(58)

3.2 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan, Robert C and Biklen, Sari Knopp dalam buku (Emzir, 2010). Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk pemahaman mengenai materi-materi. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola dan penemuan apa yang penting.

Setelah data terkumpul, data akan dikelompokkan sesuai dengan unsur - unsur desain dan komunikasi visual. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Data verbal berikutnya akan disusun secara efisien dan menarik agar dapat menyajikan informasi yang efektif. Sedangkan data visual, akan dikumpulkan untuk menghimpun jumlah data visual dan kelayakan data visual tersebut untuk dikombinasikan dengan data verbal. Selanjutnya, dari hasil analisis data tersebut akan ditentukan beberapa konsep perancangan yang sesuai untuk perancangan karya.

3.2.1 Analisis Wawancara

Metode wawancara ini dilakukan dengan menggunakan sesi tanya jawab kepada pihak pengelola wana wisata Pantai Plengkung untuk memperoleh informasi secara mendetail mengenai wana wisata Pantai Plengkung.

(59)

yang ada di wana wisata di Taman Nasional Alas Purwo, termasuk juga di wana wisata Pantai Plengkung yaitu dengan mengaspal jalan untuk menuju ke Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) dan memperbaiki jalan wana wisata Pantai Plengkung. Didalam perbaikan fasilitas, pihak Balai Taman Nasional Alas Purwo (BTNAP) juga mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah di segi infrastruktur jalan, tanah yang ada di Taman Nasional Alas Purwo adalah tanah yang kurang stabil sehingga setiap kali diperbaiki, jalan selalu rusak kembali sehingga selalu perlu diadakan perbaikan jalan kembali. Balai Taman Nasional juga memiliki rencana tata ruang untuk kedepannya agar semua wana wisata yang ada di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) menjadi lebih tertata dengan baik.

Balai Taman Nasional Alas Purwo juga melakukan promosi dengan menyebarkan beberapa media promosi berupa buku panduan lapang/buku informasi, buletin, pamflet, sticker, dan merchandise yang dilakukan 3 kali dalam setahun di pameran pariwisata dan juga di event event tertentu. Namun, di keseluruhan media promosi tersebut hanya buku panduan lapang/buku informasi dan pamflet alas purwo yang terdapat informasi mengenai wana wisata Pantai Plengkung. Itupun digabungkan dengan wana wisata lainnya yang ada di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP).

Wana wisata Pantai Plengkung juga sudah mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi, hal ini terlihat dari diperkenalkannya sebutan “3 Angel Diamonds” oleh Kabupaten Banyuwangi yaitu wana wisata

(60)

Pantai Sukamade, wana wisata Kawah Ijen, dan wana wisata Pantai Plengkung (G-Land).

Dari wawancara yang didapat, kurangnya informasi mengenai wana wisata Pantai Plengkung menjadi salah satu penyebab kurangnya minat wisatawan untuk mengunjungi wana wisata Pantai Plengkung. Dari data wawancara ini juga didapatkan sebuah keyword, yaitu : Information.

3.2.2 Analisis Kompetitor

Analisa kompetitor dalam perancangan ini dilakukan untuk mengacu pada observasi yang dilakukan terhadap objek yang diteliti dan kompetitornya yaitu wana wisata Pantai Pangandaran.

a. Wana wisata Pantai Pangandaran

Wana wisata Pantai Pangandaran merupakan salah satu pantai yang mempesona dan memjadi wana wisata andalan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pantai ini terletak di desa Pananjung kecamatan Pangandaran dan memiliki jarak kurang lebih 92 km arah selatan kota Ciamis.

(61)

Di wana wisata Pantai Pangandaran ini juga sering mengadakan event-event yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke wana wisata ini. Salah satunya adalah event festival layang – layang internasional (Pangandaran International Kite Festival).

b. Keunggulan dan keterbatasan kompetitor i. Kekuatan

1) Memiliki panorama yang unik, indah dan alami..

2) Gencar didalam melakukan promosi untuk mempromosikan wana wisata Pantai Pangandaran.

3) memiliki fasilitas penunjang wana wisata yang cukup memadai seperti hotel, telekomunikasi, pusat jajanan dan oleh – oleh.

4) Sering mengadakan event – event yang mengundang minat wisatawan untuk berkunjung ke wana wisata ini.

ii. Kelemahan

1) Kurang terawatnya fasilitas yang ada di sekitar wana wisata Pantai Pangandaran.

2) Kebersihan pantai yang masih belum terjaga dengan baik.

(62)

4) Kurang tertatanya infrastruktur bangunan yang ada di sekitar wana wisata Pantai Pangandaran.

3.2.3 Analisis Internal

Analisis internal adalah analisis yang terfokus pada faktor kekuatan dan kelemahan internal yang memberikan keunggulan dan kekurangan tertentu bagi organisasi dalam memenuhi kebutuhan target pasarnya.

1. Media Promosi Terdahulu

Media promosi yang pernah dibuat oleh Balai Taman Nasional Alas Purwo berbentuk brosur. Brosur merupakan salah satu bentuk media promosi yang terdiri atas lipatan-lipatan dan terbagi menjadi beberapa panel. Keunggulan dari penggunaan media brosur adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai bentuk yang minimalis dan simpel, namun dapat menampung beragam informasi baik informasi visual maupun verbal. b. Dapat menekan biaya pembuatan iklan karena harganya yang relatif

terjangkau.

c. Dapat menjangkau masyarakat luas karena disebarkan langsung kepada target audience.

(63)

Media promosi dalam bentuk brosur tampak pada gambar 3.1 dan 3.2 yang telah dibuat oleh Balai Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi ini mencakup berbagai informasi wana wisata yang ada di Taman Nasional Alas Purwo, Didalamnya juga terdapat informasi mengenai wana wisata Pantai Plengkung. Brosur ini memiliki informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan, namun brosur ini memiliki kelemahan pada segi desain yang terdapat pada tipografi, dan warna layout. Dari segi ukuran media juga masih kurang fleksible, karena ukurannya terlalu besar sehinga kurang nyaman untuk dibawa.

(64)

Gambar 3.2 Brosur tampak belakang

2. STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)

Untuk mencapai sasaran yang tepat, diperlukan analisis segmentasi, targeting dan positioning.

a. Segmentasi dan targeting 1) Geografis

(65)

2) Demografis

Secara demografis target audience wana wisata Pantai Plengkung dapat dijabarkan sebagai berikut :

Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan Usia : 20 – 35 tahun

Pendidikan : Sekolah menengah umum, perguruan tinggi Kelas : Menengah ke atas

Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, pengusaha, pegawai negeri dan pegawai swasta.

Pendapatan : > Rp. 1.000.000

3) Psikografis

Secara psikografis, dapat ditentukan khususnya kepada orang yang aktif, suka berpetualang ke tempat – tempat wisata alam, menyukai wisata alam, menyukai olahraga, baik pria maupun wanita, berkeluarga maupun masih belum berkeluarga.

4) Behaviorial

(66)

hiburan untuk penyegaran dan menghilangkan rasa kejenuhan dengan cara mengunjungi wisata alam yang berbeda dan jauh dari kebisingan.

b. Positioning

Wana wisata Pantai Plengkung memiliki positioning sebagai wana wisata pantai yang penuh dengan petualangan.

Target audience yang berada di perkotaan dan memiliki aktivitas yang padat, membutuhkan sebuah tempat untuk menghilangkan rasa kejenuhan dan kepenatan. Wana Wisata Pantai Plengkung sendiri memposisikan dirinya sebagai tempat pelepas kepenatan melalui petualangan alam. Dari Segmentasi, Targeting dan Positioning, maka didapatkan sebuah keyword : Refreshing.

3. USP (Unique Selling Proposition)

Unique selling proposition yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung ialah petualangan alam yang terdapat di wana wisata Pantai Plengkung. Sehingga dapat ditemukan sebuah keyword : Adventure.

4. SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

(67)

menghindari ancaman – ancaman yang akan dihadapi oleh wana wisata Pantai Plengkung. Secara detailnya dapat dilihat dalam tabel 3.1 dibawah ini.

1. Mengeksplore keindahan panorama alam didalam berpromosi.

(68)

tertarik untuk mengunjungi wana wisata yang memiliki aksesbilitas yang baik.

wisata Pantai Plengkung. Plengkung, fasilitas yang ada, serta keunggulan 3. Melakukan antisipasi

dengan melakukan yang ada di wana wisata pantai plengkung,

(69)

3.2.4 Analisis Hasil Data

Dari hasil analisis data STP, SWOT, USP, dan wawancara didapatkan sebuah keyword yaitu : Unforgetable Sensation. Keyword ini memiliki dua suku kata yaitu sensation dan unforgetable, yang mana memiliki arti sensasi yang tidak terlupakan. Kata sensation atau sensasi sendiri merujuk pada makna merasakan petualangan alam yang menjadi keunikan wana wisata Pantai Plengkung. Selain itu, hal ini juga sesuai dengan STP yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung yaitu sebagai tempat pelepas kepenatan dengan berpetualang. Sehingga “Unforgetable Sensation” memiliki makna merasakan petualangan alam yang tak

terlupakan disaat mengunjungi wana wisata Pantai Plengkung.

(70)

3.3 Konsep Perancangan

Setelah didapatkan sebuah keyword, maka dapat dilakukan perancangan dan pemilihan media promosi untuk wana wisata Pantai Plengkung berdasarkan teori – teori yang akan digunakan. Pada penelitian ini, metode perancangan penelitian

terdiri atas: metode observasi, wawancara dan studi literatur sehingga dari ketiga metode tersebut dapat diperoleh data yang isinnya meliputi studi eksisting, SWOT, STP, kompetitor, dan masalah yang ada. Berdasarkan data yang diperoleh, penulis dapat menentukan konsep yang terdiri atas pemilihan media dan perancangan kreatif. Didalam penelitian ini lebih ditekankan pada copywriting dengan jenis media cetak seperti poster, iklan majalah, dan billboard. Lalu media elektronik berupa website untuk wana wisata alas purwo, dan yang terakhir merchandise.

(71)

Gambar 3.4 Skema Konsep Perancangan

Perancangan Karya Elektronik

KEYWORD

Analisis Data

Analisis Analisis

Analisis S.W.O.T Analisis S.T.P Pengumpulan

(72)

3.3.1 Perencanaan Kreatif

Konsep kreatif merupakan rancangan layout suatu media untuk memaksimalkan pendekatan daya tarik visual kepada target sasaran. Konsep kreatif yang digunakan untuk merancang media promosi wana wisata Pantai Plengkung adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Kreatif

Didalam merancang media promosi, perlu adanya sebuah konsep dan keyword, sehingga dapat memberikan sebuah visualisasi yang sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai didalam perencangan ini agar media promosi dapat tepat sasaran pada target audience yang dituju.

2. Strategi Kreatif

a. Bentuk dan isi Pesan

(73)

audience yang telah mengenal wana wisata pantai plengkung dengan sebutan “G-Land” tidak akan merasa kebinggungan.

b. Visualisasi

Untuk perancangan media promosi wana wisata Pantai Plengkung, bentuk visual menggunakan editing foto ombak dan nuansa alam sehingga dapat lebih memperkuat kesan yang ingin ditampilkan. Warna yang terpilih untuk perancangan media promosi ini yaitu warna biru (C: 80, M: 100, Y: 0, K: 0), yang dapat memberikan kesan bahwa ini merupakan wana wisata pantai dan warna putih (C: 0, M: 0, Y: 0, K: 0) yang akan memberikan kesan kebersihan pantai yang ada di wana wisata ini. Mencoba untuk mengekslpore huruf “G” karena

melambangkan teluk yang menyerupai huruf “G” yang dimiliki oleh

wana wisata Pantai Plengkung.

c. Typography

(74)

3. Program Kreatif

Didalam perancangan setelah ditemukan konsep dan keyword, maka akan dilanjutkan dengan proses sketch, dan alternatif desain dengan mengaplikasikan bentuk pesan, visualisasi, dan typography yang telah ditentukan didalam strategi kreatif, hingga didapatkan sebuah rancangan desain yang tepat untuk dijadikan sebuah final design.

3.3.2 Perencanaan Media 1. Tujuan Media

Agar dapat memberikan informasi dan memvisualisasikan kelebihan – kelebihan yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung kepada target audience, maka diperlukanlah sebuah media. Media memiliki beragam jenis dan antara satu dengan yang lainnya memiliki kengunggulan dan kekurangan yang berbeda.

2. Strategi Media

Promosi wana wisata Pantai Plengkung dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan waktu yang tepat sehingga promosi yang dilakukan menjadi lebih mengena kepada target audience. Promosi dilakukan secara mix media untuk mendapatkan dampak dan respon yang sebesar-besarnya dari target audience. Perancangan media promosi untuk wana wisata Pantai Plengkung

(75)

Tiga kategori media tersebut adalah media cetak, elektronik dan merchandise.

a. Media Cetak meliputi : - Iklan Majalah - Billboard - Brosur - Pamflet - X-banner

b. Media Elektronik meliputi : - Website

c. Merchandise - Mug - Pin - Kaos

3. Program Media

(76)

a. Iklan Majalah

Berdasarkan hasil pengamatan, majalah National Geographic Traveler merupakan majalah yang dapat digunakan sebagai salah satu media promosi wana wisata Pantai Plengkung. Hal ini dikarenakan majalah National Geographic Traveler merupakan majalah traveling yang telah memiliki prestige yang cukup baik. Disamping itu, National Geographic Traveler juga memiliki wilayah penyebaran yang luas dan mudah untuk dijangkau oleh wisatan domestik maupun mancanegara. Iklan promosi wana wisata Pantai Plengkung akan diletakkan pada halaman 3 majalah National Geographic Traveler, dengan pertimbangan posisi halaman ini (posisi facing: sisi kanan halaman) memudahkan atau mengarahkan mata pembaca untuk menyimak iklan. Selain itu, letak iklan pada halaman depan relatif menarik minat pembaca untuk memperhatikan isi dari iklan tersebut.

b. Billboard

Billboard akan dipasang di sekitar bandara nasional maupun

(77)

c. Brosur

Brosur akan disebarkan pada target audience pada saat pameran pariwisata, diletakkan di Kantor Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Banyuwangi, kantor Balai Taman Nasional Alas Purwo, dan Pusat – Pusat Informasi Pariwisata sehingga dapat memberikan informasi kepada target audience.

d. Pamflet.

Pamflet disebarkan langsung kepada target audience, terutama pada event pameran pariwisata. Selain itu, pamflet juga akan diletakkan di Kantor Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Banyuwangi dan kantor Balai Taman Nasional Alas Purwo sehingga memudahkan penyebaran pamflet langsung kepada target audience. Pamflet juga bisa disisipkan di bandara dan juga di maskapai penerbangan.

e. Website

(78)

f. Merchandise

Merchandise disebarkan melalui event – event tertentu dan pameran

pameran pariwisata sehingga dapat menjaring lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi wana wisata Pantai Plengkung.

3.4 Perancangan Karya

3.4.1 Sketsa Alternatif Perancangan Brosur

Gambar 3.5 Sketsa desain brosur

Sketsa alternatif brosur mengacu pada strategi desain yang telah ditentukan sebelumnya yaitu dengan tetap menggunakan kata “G-Land” di dalam media agar

target audience yang telah mengenal wana wisata pantai plengkung ini sebelumnya, tidak kebingungan. Selain itu terdapat kotak disekitar kata “G-Land” dan menggunakan jenis huruf serif, hal ini selain untuk menambah tingkat

(79)

keterbacaan, juga dikarenakan agar nuansa petualangan yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung Bayuwangi dapat tersampaikan ke target audience.

3.4.2 Sketsa Alternatif Perancangan Pamflet.

Gambar 3.6 Sketsa desain pamflet

Di dalam sketsa alternatif pamflet juga didasari dari “Big Idea” dan juga

strategi desain yang telah ditentukan sebelumnya, salah satunya adalah penonjolan garis lengkung yang menggambarkan teluk yang dimiliki oleh wana wisata Pantai Plengkung. Pamflet bagian belakang didesain lebih minimalis agar tingkat keterbacaan dan pesan yang dapat tersampaikan lebih tinggi, Hal ini dikarenakan

(80)

dengan desain bagian yang minimalis, akan membuat target audience lebih nyaman untuk membaca informasi yang ada di dalam media promosi pamflet ini.

3.4.3 Sketsa Alternatif Perancangan Billboard

Gambar 3.7 Sketsa desain billboard

(81)

Plengkung” lebih dipertegas dan diberikan proporsi komposisi desain yang

banyak sehingga dalam beberapa detik target audience dapat mengetahui dan juga dapat mengingat pesan yang disampaikan.

3.4.4 Sketsa Alternatif Perancangan Iklan Majalah

Gambar 3.8 Sketsa desain iklan majalah

Sketsa alternatif dari desain media promosi majalh ini dibuat dengan memberikan lebih banyak komposisi warna putih di dalam media promosi ini. Hal

Gambar

Gambar 2.1 Gerbang masuk Taman Nasional Alas Purwo
Gambar 2.2 Pantai Plengkung
Gambar 2.3 Resort Pantai Plengkung
Gambar 2.4 Standar pictogram sign system
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat perancangan promosi wisata pantai berbasis videografi adalah untuk menginformasikan dan mengenalkan agar masyarakat luas mengetahui wisata pantai yang

Wisata pantai yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Meroike, merupakan pantai yang berciri khas yang berbeda dengan pantai yang ada di Indonesia, Untuk

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis Gastropoda di zona intertidal Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo yang meliputi komposisi jenis,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di zona intertidal Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo dapat disimpulkan bahwa wilayah ini hanya ditemukan 1 jenis hewan

Daerah Pantai Pancur yang terletak di Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu wilayah yang potensial yang menyimpan berbagai keanekaragaman hewan invertebrata laut,

ABSTRAK PENGARUH E-WoM DAN DAYA TARIK WISATA TERHADAP MINAT KUNJUNG WISATAWAN BERDASARKAN PERSEPSI DAYA TARIK WISATA MENURUT KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS Studi pada Taman Wisata

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di zona intertidal pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo dapat disimpulkan bahwa wilayah ini hanya ditemukan 1

Namun demikian karena Pantai Baru tergolong pantai yang masih muda dalam perkembangannya, maka Pantai Baru belum terlalu familiar dikenal wisatawan sehingga minat