• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK SINETRON ANAK JALANAN TERHADAP PERILAKU SHALAT MAGHRIB BERJAMAAH PADA SISWA MTs UMMUL QURO SLEMAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK SINETRON ANAK JALANAN TERHADAP PERILAKU SHALAT MAGHRIB BERJAMAAH PADA SISWA MTs UMMUL QURO SLEMAN YOGYAKARTA"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Fatchul Achmad Muhajir NPM: 20120720148

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) Strata Satu

Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

FatchulAchmadMuhajir NPM: 20120720148

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ن

(4)

Ya Allah terima kasih atas rahmat serta hidayah-Mu kepadaku.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan dengan segenap jiwa serta kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak Sutarsono dan Ibu Zubaedah

Kakakku Fajar Arif Hidayat dan Fahrudin Wahyu Widodo Adikku Faisal Wildan Chotami

(5)

xi A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Sistematika Pembahasan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka... 10

D. Metode Pengumpulan Data... 39

E. Analisis Data... 41

BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Cerita Sinetron Anak Jalanan yang Ditayangkan Di TV Pada Jam Tayang Utama... 44

(6)

xii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 82 B. Saran... 84 C. Kata Penutup... 85

(7)
(8)
(9)
(10)

xiii

This research aimed at (1) finding out the story of “Anak Jalanan” soap opera aired on TV during the prime time; (2) identifying the behavior of Magrib prayer congregaction

among the students before watching “Anak Jalanan” soap opera; (3) analyzing the behavior

of Magrib prayer congregation among the students who watch “Anak Jalanan” soap opera ; (4) finding out the effects of “Anak Jalanan” soap opera towards the behavior to participate in maghrib prayer congregration among the students of MTs Ummul Quro Sleman Yogyakarta. This research employed phenomenological approach. The research subjects consisted of students whose characteristics are watching and are familiar with “Anak Jalanan” soap opera and participate in Magrib prayer congregration. The data collection was done through interviews, observation, and documentation. The data were analyzed based on Miles and Huberman’s theories of (1) data reduction; (2) data presentation; (3) data verification using triangulation.

The research result shows that (1) the story in “Anak Jalanan” is about a gang of sport motorbikers who are involved in fights and brawls with other similar gangs and the conflicts between Boy and Reva with Adriana; (2) the behavior to participate in Magrib prayer congregration before watching “Anak Jalanan” soap opera because they still participate in Magrib prayer congregration; (3) the behavior to participate in Magrib prayer congregration after watching “Anak Jalanan” soap opera becomes worse; (4) “Anak Jalanan” soap opera has affects on the behavior to participate in Magrib prayer congregration among the students of MTs Ummul Quro, makes students come late, lazy and difficult to rule, to be less routine until leave Magrib prayer congregration.

(11)

xiv

shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi sebelum melihat Sinetron Anak Jalanan; (3) menganalisis perilaku shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi setelah melihat Sinetron Anak Jalanan; dan (4) mengetahui pengaruh Sinetron Anak Jalanan terhadap perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa MTs Ummul Quro Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa dengan karakteristik, melihat dan mengetahui sinetron Anak Jalanan serta melakukan shalat magrib berjamaah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menurut teori Miles dan Huberman )1( reduksi data; (2) penyajian data (3) verifikasi data menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Cerita Sinetron Anak Jalanan menceritakan tentang perkumpulan geng motor sport yang diwarnai berkelahi dan tawuran antar geng serta adanya konflik antara Boy dan Reva dengan Adriana; (2) Perilaku shalat maghrib berjamaah siswa sebelum melihat sinetron Anak Jalanan baik karena mereka masih melakukan perilaku shalat maghrib berjamaah; (3) Perilaku shalat maghrib berjamaah siswa sesudah melihat sinetron Anak Jalanan menjadi kurang baik; (4) Sinetron Anak Jalanan berpengaruh terhadap perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa MT’s Ummul Quro, menjadikan siswa terlambat, malas, susah diatur menjadi kurang rutin bahkan sampai meninggalkan perilaku shalat maghrib berjamaah.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Pasal 1 ayat 4. Bab 1 berbunyi Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan (http://www.kpi.go.id Diakses tanggal 22 Februari 2016).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang yang dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, 2009 : 188.

Fungsi komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy dalam secara umum yaitu: 1. Fungsi Informasi

(13)

2. Fungsi Pendidikan

Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa, pendengar atau pembaca.

3. Fungsi Memengaruhi

Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan

(cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative) (Ardianto, 2007

: 18).

Televisi merupakan suatu media massa yang tidak bisa dipisahkan. Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar (Soerjokanto, 2003:24).

(14)

diluar negeri. Ini sudah menjadi lebih dari cukup orang untuk menonton televisi hampir setiap waktu.

Televisi telah menjadi suatu fenomena besar diabad ini, hal yang harus diakui bahwa perannya sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produksi-produksi tertentu, disebabkan semakin lama, semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat penerimannya (Darwanto, 2007:27).

(15)

Kenyataanya banyak sinetron memperlihatkan hal yang negatif, dari cara berpakaian yang kurang sopan dan perilakunya yang tidak baik. Seperti halnya sinetron Anak Jalanan. Sinetron ini tayang di jam prime atau jam tayangan utama dengan mengusung tema remaja dengan tokoh utama Si Boy. Dalam isi ceritanya diperlihatkan adanya segerombolan geng motor dijalan bertarung dengan balap motor diringi dengan perkelahian disertai juga tawuran antar geng motor. Isi cerita juga yang memperlihatkan kisah romantis antara Boy dengan Reva dan juga terdapat konflik-konflik yang lainnya.

Ternyata apa yang diperlihatkan di sinetron anak jalanan ternyata mempengaruhi jiwa para remaja termasuk siswa MTs Ummul Quro. Mereka mengakui menirukan hal negatif seperti pacaran, membentuk geng dan terdapat salah satu dari teman mereka yang berdandan berlebihan seperti menggunakan make up yang tidak wajar. Ada juga remaja yang tadinya pasif menjadi agresif seperti berbuat kerusakan atau berkelahi. Hal ini menjadikan sinetron anak jalanan tidak hanya mengubah perilaku tetapi sifat alami dari remaja itu sendiri (Wawancara

Siswa MT’s Ummul Quro: Dandi, Dian, dan Yudha Tanggal 2 Maret 2016).

(16)

yang kemudian ramai di media sosial ini pun banyak membuat prihatin orang dewasa dan menuai banyak kecaman. Banyak yang menyayangkan pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang dinilai tidak selektif dalam mengelola pertelevisian di Indonesia (http://www.brilio.net Diakses tanggal 5 Februari 2016).

Kasus diatas menandakan bahwa Sinetron Anak Jalanan tidak hanya merubah perilaku anak atau remaja tetapi juga gaya hidup yang berlebihan, karena sepeda motor yang digunakan Boy dan teman-temannya termasuk sepeda motor yang mahal. Kasus lain yang juga masih berhubungan akibat sinetron di media sosial tentang seorang suami mengeluhkan istrinya dan anak-anak gara-gara sebuah sinetron yang tayang pada jam maghrib sampai isya yang berakibat istri dan anak-anak susah untuk diajak shalat berjamaah bersama keluarga sudah diajak berulang-ulang kali pasti sama jawabannya duluan saja, ini menandakan bahwa tayangan sinetron juga mengubah perilaku gaya hidup tapi juga perilaku shalat berjamaah (http://id.answers.yahoo.com Diakses tanggal 7 Februari 2016).

(17)

dengan mematikan televisi lalu setelah adzan maghrib bersegera datang ke masjid untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah.

Waktu tayangnya yang berdekatan untuk melaksanakan perilaku shalat maghrib berjamaah membuat remaja yang menonton sinetron Anak Jalanan yang tadinya mau melaksanakan shalat maghrib berjamaah menjadi terlambat mengerjakan shalat berjamaah akhirnya shalat sendiri dirumah atau bahkan sampai tidak shalat karena adanya menonton Sinetron Anak Jalanan. Ternyata dampak ini juga dialami

oleh siswa di MT’s Ummul Quro. Ini menandakan ternyata tayangan sinetron

mengubah perilaku shalat berjamaah bagi para remaja (Wawancara siswa MT’s Ummul Quro: Dandi, Dian, dan Yudha Tanggal 2 Maret 2016).

Kenyataanya di MTs Ummul Quro telah diajarkan tidak hanya pendidikan agama Islam saja tetapi ada mata pelajaran khusus mengenai fikih, aqidah akhlak dan juga bahasa arab, sehingga seharusnya siswa-siswi MTs Ummul Quro bisa memahami arti shalat berjamaah. MTs merupakan sekolah yang secara khusus lebih luas mengenalkan materi pendidikan agama Islam, siswa MTs Ummul Quro juga telah diajarkan praktek shalat yang lebih mendalam sehingga siswa-siswinya lebih mengetahui dibandingkan dengan siswa dari sekolah negeri yang hanya diajarkan pendidikan agama Islam secara umum. Siswa MTs dengan demikian lebih unggul dalam hal ilmu terutama Pendidikan Agama Islam.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah :

1. Bagaimana cerita Sinetron Anak Jalanan yang ditayangkan di TV pada jam tayang utama?

2. Bagaimana perilaku shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi sebelum melihat Sinetron Anak Jalanan?

3. Bagaimana perilaku shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi setelah melihat Sinetron Anak Jalanan?

4. Apakah Sinetron Anak Jalanan berpengaruh terhadap perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa-siswi MTs Ummul Quro Sleman Yogyakarta?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan dari Penelitian ini adalah:

a. Ingin mengetahui dan menganalisis bagaimana cerita Sinetron Anak Jalanan yang ditayangkan di TV pada jam tayang utama.

b. Ingin mengetahui dan menganalisis bagaimana perilaku shalat maghrib berjamaah para siswa-siswi sebelum melihat Sinetron Anak Jalanan. c. Ingin mengetahui dan menganalisis bagaimana perilaku shalat maghrib

berjamaah para siswa-siswi setelah melihat Sinetron Anak Jalanan.

(19)

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1) Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai Dampak Sinetron Anak Jalanan Terhadap siswa MTs Ummul Quro belum yang dikaji dalam peneliti ini.

b. Kegunaan Praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi guru untuk mendorong agar siswanya agar lebih banyak belajar daripada menonton televisi dirumah dengan memberikan tugas harian.

2) Sebagai bahan masukan dan pengawasan bagi orang tua berkaitan dengan tayangan televisi terutama sinetron.

D. Sistematika Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini akan disistematikan menjadi lima bab yang saling berkaitan satau sama lain. Sebelum memasuki bab pertama akan didahului dengan: halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar gambar dan grafik dan abstrak.

(20)

Bab kedua berisi sub bab tinjauan pustaka dan kerangka teori. memuat tentang tinjauan pustaka terlebih dahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema penelitian.

Bab ketiga berisi sub bab metode penelitian yang digunakan peneliti, jenis penelitian, konsep variable penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data serta analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Bab keempat yaitu berisi pembahasan mengenai hasil penelitian, klasifikasi bahasan, sifat penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitian serta pembahasan. Kemudian bab lima atau penutup berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Malikhah (2013). Penelitian yang berjudul Korelasi Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perilaku Negatif Usia Dini (Studi Pada Kelompok B Taman Kanak-kanak Aisyiyah

Bustanul Arifin V Kudus Tahun 2011/2012). Penelitian ini membahas

hubungan pengaruh tayangan televisi dengan perkembangan perilaku negatif anak kelompok B Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayangan televisi (X) dengan perkembangan perilaku negatif anak (Y) di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus dengan hasil yang menunjukkan bahwa korelasi antara variable x dan y tergolong cukup. Nilai signifikan F hitung (38,019) > dari nilai F table (2,31) atau signifikan (0.00) < alpha (0.05), menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara variabel x dan y.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ismal Riyanto. Penelitian ini berjudul Pengaruh Tayangan Sinetron “Ganteng-ganteng Serigala” Terhadap Perubahan Sikap di Kalangan Remaja Di Bekasi (Survey pada

SMA Negeri 2 Bekasi). Penelitian ini membahas bagaimana tingkat perubahan

(22)

Ganteng-Ganteng Serigala. Penelitian ini menghasilkan Pengaruh tayangan

sinetron “Ganteng-ganteng Serigala” terhadap perubahan sikap remaja di

SMA Negeri 2 Bekasi berada pada tingkat hubungan sedang, dengan nilai 0,571 yang berada pada interval 0,40 – 0,59. Pengaruh tayangan sinetron

“Ganteng-ganteng Serigala” terhadap perubahan sikap remaja di SMA Negeri

2 Bekasi dengan koefisien regresi sebesar 0,642. Artinya apabila terjadi peningkatan tayangan sinetron remaja yang ditonton oleh remaja sebesar 1 satuan, maka perubahan sikap remaja juga akan meningkat sebesar 0,642.

Perubahan sikap yang dipengaruhi oleh tayangan sinetron “Ganteng-ganteng

Serigala” tersebut terdiri dari 3 komponen, yang diantaranya adalah komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

Demikian penelitian yang dilakukan oleh Didin Syarif Wahyudin (2009). Penelitian yang berjudul Studi Kasus Pengaruh Intensitas Remaja

Terhadap Etika Pergaulan Siswa Kelas I Di SMAN 1 Sedayu. Peneliti ini

membahas bagaimana tingkat menonton sinetron oleh para remaja terhadap etika pergaulan para siswa. Penelitian ini menghasilkan bahwa intensitas siswa kelas 1 SMAN 1 Sedayu dalam menonton sinetron remaja memiliki nilai 0,838. Maka kesimpulannya bahwa siswa kelas 1 SMAN 1 Sedayu tergolong kepada kategori tinggi.

(23)

isi dalam konten Sinetron Ganteng-ganteng Serigala yang ditonton anak yang sekolah dasar dapat menimbulkan hal yang tidak baik Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat adegan yang tidak pantas ditampilkan dalam televisi Indonesia terdapat adegan verbal (lisan) seperti menghina, memaki, berbicara kotor, sedangkan non verbal berkelahi, berpelukan mengigit, menculik dan memukul. Sehingga apabila ditonton akan menimbulkan siswa menjadi meniru yang terdapat dalam adegan Ganteng-ganteng Serigala. Menjadikan anak juga malas untuk belajar dan anak menonton televisi sampai larut malam.

(24)

Persamaan dengan peneliti sebelumnya adalah tentang pengaruh diakibatkan dari tayang televisi yaitu sinetron terhadap perilaku. Perbedaannya dari peneliti sebelumnya adalah penelitian ini lebih memfokuskan pada perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa MTs yang dikategorikan dalam remaja awal usia 12-15 tahun dalam menanggapi sebelum dan sesudah adanya sinetron Anak Jalanan yang tayang diwaktu prime atau bersamaan dengan waktu melaksanakan shalat magrib berjamaah. B. Landasan Teori

1. Pengertian Sinetron Anak Jalanan

Sebelum mendefinisikan Sinetron Anak Jalanan akan dijelaskan satu persatu terlebih dahulu mengenai media yang salah satunya media massa adalah televisi.

a. Media

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan - pesan yang diterima selanjutnya oleh panca indera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan (Cangara, 1998 : 131).

(25)

indera manusia yang kemudian diproses dalam pikiran manusia untuk melakukan suatu tindakan. Hal senada juga dikemukakan dibawah ini.

Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman,dkk., 1993:7). Pengertian media menurut Sadiman adalah suatu bentuk informasi atau pesan yang bisa menyalurkan pesan dalam pembelajaran dapat menimbulkan seperti minat, perhatian dan bakat siswa dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sehingga dari pengertian diatas media pada intinya merupakan segala sesuatu yang dapat menjadi informasi yang diterima oleh penerima pesan yang diproses dalam pikiran manusia sifatnya bisa menimbulkan dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Sebagaimana media pembelajaran yang dilakukan di sekolah antara guru dengan murid terjadinya interaksi di dalam kelas. Guru dalam menjelaskan mata pelajaran bisa menimbulkan perhatian dan minat siswa dalam suatu pembelajaran.

b. Media Massa

(26)

sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. (McQuail 2005:3). Media massa menurut McQuail merupakan sebuah alat yang mengatur tentang segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Kemudian juga dikemukakan pendapat yang lain.

Media massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Sadiman, 1993: 134).

Sebagaimana media massa menurut Sadiman adalah suatu media yang digunakan melalui alat-alat komunikasi untuk menyalurkan informasi. Penyaluran informasi yang berguna untuk membangun sebuah komunikasi antar manusia.

Beberapa pendapat diatas media massa adalah suatu alat atau wadah yang berisi suatu informasi yang mempunyai kepentingan yang bersifat membangun yang dilakuakan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Informasi tersebut berupa seperti iklan atau himbauan bagi masyarakat dalam dunia kesehatan cara mencegah demam berdarah. Masyarakat juga bisa melakukan pegawasan pemerintah melalui siaran televisi dan radio.

(27)

Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia, menunjukkan hubungan kekuasaan, memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan.

2) Korelasi

Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

3) Kesinambungan

Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4) Hiburan

Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi, meredakan ketegangan sosial.

5) Mobilisasi

Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama.

Karakteristik Media Massa

(28)

1) Bersifat melembaga: pihak yang mengelola media terdiri atas banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi.

2) Bersifat satu arah komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dengan penerima. Kalau misalnya terjadi reaksi atau umpan balik maka biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3) Meluas dan serempak dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4) Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.

5) Bersifat terbuka: pesan dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. Beberapa bentuk media massa meliputi alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,radio, dan televisi.

c. Televisi sebagai media massa dan media pendidikan.

(29)

stasiun-stasiun TV dan radio di masing-masing daerah (Muis, 2001:123).

Televisi sebagai media massa elektronik adalah televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa yang sebagaimana diuraikan, yakni berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserampakan dan komunikannya heterogin (Eifendy, 1984:24). Pengertian televisi sebagai media massa adalah media dengan menggunakan jaringan komunikasi bersifat heterogen yaitu yang didalamnya mengandung berbagai unsur berlangsung satu arah.

Beberapa hal yang perlu dijelaskan sebagai berikut: 1) Televisi paduan faktor audio dan faktor video

Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaaran (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving images). Para pemirsa tidak akan mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip radio yang metransmisikannya dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika ada unsur-unsur film yang memvisualisasikannya jadi paduan audio dan video.

2) Fungsi televisi sebagai media massa

(30)

pemerintah, dimana suatu stasiun tekevisi beroperasi, maka sifat penerangan, pendidikan dan hiburan yang disiarkannya kepada masyarakat tergantung pada negara dan pemerintahan yang bersangkutan.

Acara siaran pendidikan harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mempunyai sasaran khalayak yang khusus/terbatas.

2) Tujuan umum acara sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional, untuk Indonesia tentu saja harus sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidiakan Nasional.

3) Penyiaran dilakukan secara sistematis dan berseri Menurut (Darwanto, 2007:132)

Ternyata penggunaan televisi disekolah mempunyai manfaat, seperti yang diungkapkan dalam Hamalik dalam Darwanto 2007: 125 sebagai berikut:

1) Televisi bersifat langsung dan nyata. 2) Televisi memperluas tinjaun kelas.

3) Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu. 4) Televisi dapat menunjukan banyak hal dan segi.

5) Televisi menarik minat bukan saja bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa.

(31)

7) Televisi mampu membawa sumber-sumber yang ada di masyarakat ke dalam kelas.

8) Masyarakat akhirnya mengerti tentang sekolah secara nyata. d. Sinetron Anak Jalanan

1) Sinetron

Sinetron memang merupakan penggabungan dan pemendekan dari “sinema” dan “elektronika” (Wardhana,

1997:278). Menurut Wardhana sinetron adalah suatu proses gabungan pertunjukan gambar yang hidup dimuat ke dalam sebuah cerita yang berbentuk media eletronika. Sinetron dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses elektronik yang disiarkan melalui stasiun televisi.

Sinetron merupakan bentuk alur cerita yang menggambarkan permasalahan kehidupan manusia sehari-hari (Kuswandi, 1996:130). Menurut Kuswandi sinetron artinya program sinema elektronika yang dibuat manusia mengkisahkan tentang kehidupan manusia atau permasalahan-permasalahan yang dijalani sehari-harinya. Kisah sinetron berupa cerita tragedi, komedi, melodrama dan sebagainya.

(32)

Beberapa pengertian diatas dapat diketahuai bahwa sinetron adalah sinema elektronika yang bersambung menggambarkan peristiwa kehidupan manusia sehari-hari yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Memuat peristiwa dengan cerita komedi, tragedi, melodrama yang dimuat dalam rekam pada pita video melalui proses elektronik. Sehingga sinetron bisa dilihat dan didengar melalui media elektronika.

Banyaknya sinetron yang menggambarkan sisi-sisi sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat bermanfaat bagi pemirsa dalam menentukan sikap. Pesan-pesan terkandung tangkap secara simbolis dalam alur cerita (Kuswandi 1996: 131). Beberapa faktor membuat sinetron yang satu ini lebih disukai, yaitu:

1) Isi pesannya sesuai dengan realitas sosial pemirsa.

2) Isi pesannya mengandung cerminan tradisi nilai luhur dan budaya masyarakat (pemirsa).

3) Isi pesannya lebih banyak menyangkut mengangkat permasalahan atas persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Untuk membuat sinetron, ada dua hal yang cukup penting dan perlu diperhatikan, yaitu:

(33)

2) Menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam sinetron secara positif dan reponsif (ending cerita) (Kuswandi, 1996:130-132).

2) Anak Jalanan

Definisi Anak Jalanan menurut Heru Nugroho sebagaimana dikemukakan bahwa:

Anak jalanan dipandang dari Sosiologis anak jalanan yaitu aktivitas sekelompok anak yang keluyuran di jalan-jalan. yang tidak merupakan produk dari kondisi kemiskinan tetapi bisa juga akibat kurangnya perhatian orang tua. Perilaku mereka dianggap menganggu ketertiban sosial. Mereka mereka dibagi menjadi beberapa lapisan. produk elite biasanya melakukan aktifitas kebut-kebutan dengan mobil dan corat-coret di dinding. Kemudian dari golongan lapisan menengah biasanya melakukan aktivitas kebut-kebutan dengan sepeda motor dan juga corat-coret di dinding. Dan produk lapisan bawah biasanya sering melakukan aktifitas nongkrong di jalan-jalan dan tidak jarang mengganggu orang yang sedang lewat. (Nugroho, 2011: 97-98).

Pendapat anak jalanan menurut Nurgroho adalah sekelompok anak yang berada di jalan mereka membentuk suatu komunitas atau geng akibat kurangnya kepedulian di dalam keluarga dengan aktivitas kebut-kebutan, nongkrong dan balap motor di jalan. Dalam perkembangan terbagi menjadi beberapa lapisan yang tidak jarang mereka juga berbuat kerusuhan yang mengganggu ketertiban sosial. Senada dengan pengertian anak jalanan yang dikemukakan dibawah ini.

(34)

kelompok high risk to be street children yaitu anak jalan yang masih tinggal dengan orang tua, beberapa jam di jalanan kemudian kembali ke rumah (Soemiarti, 2004: 197). Dari pandangan Soemiarti dapat diambil arti bahwa anak jalanan adalah sekelompok anak yang membentuk suatu perkumpulan atau geng yang berada di jalanan dengan aktivitas kebut-kebutan, nongkrong dan balap motor hanya dalam beberapa jam di jalanan lalu mereka kembali ke rumah masih tinggal bersama orang tuannya.

Memperhatikan beberapa pendapat para ahli diatas bahwa pengertian sinetron Anak Jalanan adalah drama atau sinema yang bersambung yang ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Menceritakan tentang sekelompok anak yang membentuk geng atau komunitas dengan berkeluyuran di jalan dengan aktivitas kebut-kebutan, balap motor dan juga nongkrong dijalan-jalan. Akan tetapi mereka masih tinggal dengan orang tua hanya beberapa jam di jalanan kemudian kembali ke rumah.

Sinetron Anak Jalanan atau disingkat AJ adalah sinetron produksi SinemArt yang ditayangkan RCTI mulai tayang pada hari senin, 12 Oktober 2015 pukul 18.30 WIB di RCTI. (http://wikipedia.org/wiki/ Anak_Jalanan 9 Februari 2016).

(35)

geng yang berkeluyuran di jalan dengan aktivitas kebut-kebutan, balap motor dan nongkrong di jalan. Mereka hanya beberapa jam di jalanan tetapi masih tinggal dengan orang tuanya.

2. Perilaku Shalat Magrib Berjamaah

Sebelum mendefinisikan Perilaku Shalat Maghrib Berjamah akan dijelaskan satu persatu terlebih dahulu.

a. Perilaku

Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya dalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainnya. Jadi dapat dikatakan perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun dapat diamati secara tidak langsung (Notoatmodjo, 1993:55).

Sebagaimana dijelaskan Notoatmodjo perilaku, yaitu suatu kegiatan atau aktivitas manusia yang beragam luas, seperti berbicara dan berjalan yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam hal ini perilaku yaitu manusia yang aktif dan menggerakan bagian tubuh. Senada dengan pengertian perilaku yang dikemukakan dibawah ini.

(36)

sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya (Walgito, 2004: 11).

Perilaku menurut Walgito merupakan suatu aktivitas manusia yang timbul merespon karena adannya rangsangan atau stimulus yang dihadapannya. Stimulus ini nerupakan rangsangan dari luar dan dalam Seperti halnya dengan pengertian di jelaskan dibawah ini.

Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri seorang maka akan muncul motivasi atau penggerak / pendorong. Sehingga individu / manusia itu beraktifitas/ berperilaku, baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan (Widayatun, 1999: 6). Perilaku menurut Widayatun merupakan suatu aktivitas manusia yang didorong karena adanya keinginan dan kebutuhan dalam mencapai suatu tujuan disertai dengan rasa kepuasan dalam bertindak.

(37)

berperilaku manusia dapat diamati secara langsung ataupun secara tidak langsung.

b. Shalat Maghrib Berjamah 1) Shalat

Perkataan shalat dalam pengertian bahasa arab, ialah doa memohon kebajikan dan pujian. Maka Shalat Allah s.w.t. kepada NabiNya, ialah pujian Allah kepada NabiNya (Ash-Shiddieqy, 1974:66). Shalat dalam pemikiran Ash-Shiddieqy adalah memanjatkan atau memohon doa yang berisi mengenai kebaikan dan pujian kepada Allah s.w.t.

Menurut Shalat asal kata dari bahasa arab berarti doa, kemudian yang dimaksud disini yaitu ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan salam, menurut beberapa syariat tertentu (Rasjid,1976:64). Diambil pengertian bahwa shalat adalah ibadah yang berisi kebajikan dan pujian kepada Allah s.w.t yang terdiri dari perkataaan dan perbuatan yang di mulai takbir dan diakhiri salam. Disertai dengan berdasarkan dengan ketentuan atau syariat yang sudah diatur.

2) Maghrib

(38)

3) Berjamaah

Sedangkan Berjamaah secara bahasa berasal dari kata

عْمَجْلَا

(mengumpulkan), yakni mengumpulkan sesuatu yang berserakan, dan menyatukan sesuatu dengan mendekatkan sebagaian yang lain. Dan jamaah adalah beberapa orang dikumpulkan oleh satu tujuan” (As-Sadlan, 2014:11). Arti berjamaah menurut Ash-Sadlan adalah mengumpulkan orang atau mendekatkan sebagian yang lain dalam satu tempat untuk satu tujuan.

Hukum shalat berjamaah sebagian ulama' mengatakan bahwa hukum sholat berjama'ah itu adalah fardu 'ain, sebagian berpendapat bahwa sholat berjama'ah fardu khifayah, dan sebagian lagi berpendapat sunnah mu'akkad (sunat istimewa). Yang akhir inilah yang lebih layak, kecuali bagi sholat jum’at. Menurut kaidah

persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini, seperti yang telah disebutkan diatas, pengarang Nailul Autar berkata, “Pendapat yang

seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang betul ialah sholat

berjama’ah itu sunat muakkad.’(Rasjid, 2003:107).

(39)

disiplin dan seksama serta selalu menjaga waktu (As-Sadlan, 2014:25).

Setiap ibadah mempunyai nilai keutaman bagi mukmin yang mendirikannya, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah. Sholat berjamaah mempunyai beberapa keutamaan, adapun menurut fadhal Ilahi yaitu:

1) Hati yang tergantung di masjid berada di bawah naungan Allah ta‟ala. Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadist “Seorang yang

hatinya terlambat dengan masjid” artinya dia sangat mencintai

masjid dan sangat konsisten melakukan sholat berjamaah dan yang dimaksud disitu adalah bukan konsisten duduk di masjid. 2) Keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan sholat

berjamaah di dalamnya.

Orang yang melangkahkan kaki menuju ke masjid dalam keadaan suci untuk menunaikan sholat berjamaah akan mendapat pahala ibadah haji, berada dalam jaminan Allah, mendapatkan jamuan dari surga setiap kali ia pergi pada pagi dan petang hari.

3) Keutamaan shaf yang pertama dan sebelah kanan

Shaf pertama seperti shaf para malaikat, sholawat Allah dan para malaikat untuk shaf pertama, sholawat Nabi pada shaf pertama dan kedua.

(40)

Allah akan meninggikan derajatnya berlipat ganda daripada sholat sendirian, dua puluh tujuh derajat.

5) Bertambahnya keutamaan sholat berjamaah seiring dengan bertambahnya bilangan orang yang sholat.

6) Keutaman berjamaah pada sholat isya‟, subuh, dan asyar.

“Melaksanakan sholat isya‟ berjamaah sama nilainya dengan

sholat setengah malam dan sholat fajar berjamaah sama halnya seperti sholat semalam suntuk, dan malaikat yang berkumpul di waktu Asyar beristighfar untuk orang yang berjamaah Asyar Ilahi dalam Neti Faila (2010: 28-29).

Shalat berjamaah maghrib adalah shalat terdiri doa dan perkataaan dan perbuatan yang di mulai takbir dan diakhiri salam dengan ketentuan yang sudah diatur. Dalam pelaksanaanmya dengan mengumpulkan orang atau mendekatkan sebagian yang lain dalam satu waktu yaitu magrib. Waktu maghrib adalah ketika matahari terbenam dan berakhir ketika syafaq telah hilang.

(41)

3. Siswa MT’s

Siswa sebagai input dari proses pendidikan memiliki profil perilaku maupun pribadi yang senantiasa berkembang menuju taraf kedewasaan (Abin Syamsuddin Makmun, 2004: 78-79). Perilaku dan pribadi siswa MTs/SMP sudah memasuki masa remaja. Hal ini dijelaskan lebih lanjut bahwa:

Menurut Harold Alberty dalam Abin Syamsuddin para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja itu berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang. Masa remaja terbagi menjadi dua, yaitu masa remaja awal (usia 11-13 tahun sampai 14-15 tahun) dan masa remaja akhir (usia 14-16 tahun sampai 18-20 tahun). Dengan demikian siswa MTs/SMP yang dijadikan subyek penelitian penulis termasuk dalam golongan masa remaja awal. (Makmun, 2004: 130)

Dalam buku-buku psikologi perkembangan, berdasarkan usianya siswa MTs/SMP dimasukkan ke dalam kategori remaja awal, yaitu dengan usia berkisar antara 12-15 tahun. Menurut Sri Rumini, dkk. (1995: 37) karakteristik remaja awal diantaranya:

a. Keadaan perasaan dan emosi

Keadaan perasaan dan emosinya sangat peka sehingga tidak stabil. Staniey Hall menyebutkan: “storm and stress” atau badai dan topan

(42)

Biehler (1972) dalam (Sunarto, 2002:155) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12–15 tahun dan usia 15–18 tahun

Ciri-ciri emosional remaja usia 12-15 tahun :

1) Pada usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.

2) Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.

3) Ledakan-ledakan kemarahan mungkin saja terjadi.

4) Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri

5) Remaja terutama siswa-siswa SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih obyektif.

b. Keadaan mental

Kemampuan mental khususnya kemampuan berpikirnya mulai sempuna dan kritis (dapat melakukan abstraksi). Ia mulai menolak hal-hal yang kurang dimengerti. Maka sering terjadi pertentangan dengan orang tua, guru, maupun orang dewasa lainnya.

c. Keadaan kemauan

Kemauan dan keinginan mengetahui berbagai hal dengan jalan mencoba segala hal yang dilakukan orang lain.

(43)

Pada awal remaja, dorongan seks sudah cenderung memperoleh pemuasan sehingga mulai berani menunjukkan sikap-sikap agar menarik perhatian.

Dalam karakteristik remaja bisa dilihat beberapa keadaan emosi remaja yang tinggi, kondisi mental remaja mulai berpikir kritis dan cenderung melawan hal yang kurang mengerti, sering melakukan sesuatu yang baru dilihat salah satunya siaran televisi dan berbuat kurang baik. Keadaan tersebut karena dipengaruhi belum matang mereka karena perpindahan dari masa kanak-kanak ke remaja awal, keingintahuan remaja yang tinggi, masa transisi pencarian krisis identitas dan upaya pengakuan diri terhadap lingkungan sekitar. Setiap remaja pada akhirnya memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Bentuknya bisa mengandung nilai positif atau negatif tergantung dari faktor-faktor mempengaruhinya.

4. Dampak Tayangan Sinetron Anak Jalanan terhadap Perilaku Remaja Dampak yang bisa ambil dari teori diatas adalah:

(44)

b. Anak sering keluyuran di jalan dengan aktivitas nongkrong dan kebut-kebutan di jalan juga kadang mengganggu kenyamanan orang lain sebagai pengguna jalan umum. Hal yang tidak bisa terpisahkan oleh geng motor adalah keluyuran, nonggrong dan aktivitas kebut-kebutan pasti mengganggu orang yang disekitarnya. Aktivitas yang dilakukan sering mereka dicap sebagai remaja yang nakal.

c. Pola perilaku yang berkumpul cenderung melahirkan suatu komunitas atau geng karena persamaan visi dan mereka tidak mendapatkan apa yang tidak didapatkan dalam keluarga. Mereka para remaja pada awalnya hanya berkumpul lalu seperti ada kecocokan antar teman sehingga terbentuk suatu komunitas atau geng. Sebab anak yang mudah terpengaruh geng motor diakibatkan kurangnya kebebasan atau kepedulian dalam keluarga sehingga membuat mereka sering bermain diluar.

d. Perilaku agresif dan emosi yang berlebihan sering ditujukan pada anak awal remaja. Geng motor tidak mudah terlepas dari perbuatan agresif. Salah satu perbuatan agresif yaitu mengganggu orang disekitarnya dengan meminta uang secara paksa sehingga bisa timbul percek-cokan dan perkelahian. Tetapi dengan pola pikir negatif seperti perkelahian menandakan emosi mereka belum terkendali dengan baik.

(45)

positif membangun untuk menjadi remaja yang matang.atau sebaliknya menyimpang.yang merugikan. Keingintahuan ini bisa mempengaruhi kehidupan remaja dalam tahap selanjutnya.

Dampak sinetron secara garis besar yaitu :

a. Pola perilaku remaja anak muda yang cenderung terpengaruh oleh logat bertutur dari apa yang sering dilihat layar televisi.

b. Kebudayaan massa adalah bentuk pola perilaku manusia yang sering kali mudah ditiru secara umum.

c. Ikon yang dibentuk cenderung menampilkan gaya hidup yang berlebihan dan jauh dari nilai-nilai kehidupan di masyarakat (Sujarwa, 2010:26-30).

d. Karena itu tidak mengherankan kalau ada beberapa pendapat yang mengatakan, televisi sebagai media massa yang mendorong orang untuk bermalas-malasan (Darwanto, 2007:121).

e. Akhirnya media ini memungkinkan untuk mempengaruhi berbagai tingkah laku, sehingga tanpa disadari akhirnya mereka akan berubah tingkah lakunya, ke arah negatif atau positif tergantung dari kondisi itu sendiri serta kestabilan atau kelabilan kejiwaan khalayak (Subroto, 1994: 8).

Dari begitu banyak dampak yang diakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu :

(46)

Jangan biarkan anak menonton acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak (tidak ada unsur kekerasan atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).

b. Dampingi anak menonton televisi

Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan orang tua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton.

c. Letakan televisi di ruang tengah, hindari menyediakan televisi dikamar anak.

Dengan menyimpan televisi di ruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecenderungan rasa ingin tau anak-anak sangat tinggi.

d. Tayangkan acara favorit merekan dan bantu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif. e. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan,

bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Acara yang bisa dilakukan misalnya, tamasya, sirahturahim tempat sanak keluarga dan hal lain yang bisa membangun jiwa sosialnya.

(47)

g. Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai mengganti televisi (Suryadi dalam Sari, 2015:35).

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, pemikiran, kepercayaan, persepsi orang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2005:60). Maka metode yang digunakan adalah fenomenologis. Penelitian dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu (Moleong, 2001 : 9).

(49)

Jadi, dalam penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan mengenai dampak sinetron Anak Jalanan terhadap perilaku shalat maghrib berjamaah pada siswa MTs Ummul Quro Sleman Yogyakarta.

B.Lokasi Penelitian

Peneliti ini dilakukan di sekitar daerah tempat tinggal siswa ataupun masjid yang terdapat di Kaliurang, Depok, Kecamatan Sleman Yogyakarta.

C.Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak yang terlibat penuh serta cukup lama dan intensif menyatu dalam proses pelaksanaan suatu penelitian(Moleong, 2005: 15). Dalam penentuan subyek penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan subyek penelitian secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan atas kriteria dan pertimbangan tertentu.

Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu subjek kasus dan subjek informan. Berikut adalah beberapa karakteristik subjek kasus dalam penelitian ini antara lain :

1. Subjek yang melihat dan mengetahui cerita dari Sinetron Anak Jalanan.

(50)

Adaupun subjek informasi yang dijadikan sebagai sumber informasi di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengenal keluarga subjek

2. Mengetahui keadaan subjek dalam kehidupan kesehariannya D.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dari lapangan yang akurat peneliti menggunakan beberapa teknik. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

1. Wawancara

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang siswa dan kasus-kasus yang terkait di sekolah. Selain itu juga akan menganalisis lebih dalam mengenai perilaku-perilaku siswa yang terjadi melalui informasi wawancara dari beberapa siswa, guru, orang tua siswa dan pihak-pihak lain yang terkait.

Wawancara ini berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan kepada sumber data dilakukan dalam bentuk tanya jawab yang sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian (Sulastri.2008:30)

Tahapan-tahapan wawancara yaitu:

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai

2) Menentukan indikator-indikator dari subvariabel sebagai pedoman dalam menyusun pertanyaan

(51)

Wawancara yang mendalam bisa juga menggunakan angket terbuka, bila tidak bertemu dengan responden. Wawancara mendalam di angket digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku siswa dan juga kasus yang pernah tejadi.

2. Observasi

Observasi ini dilakukan secara langsung melalui pengamatan di dengan melakukan observasi awal berkunjung ke lingkungan tempat tinggal siswa atau dimasjid. Observasi dipakai untuk mendapatkan data dari melihat ekpresi responden yang terkait dengan data perilaku-perilaku responden pada saat diwawancarai. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui secara umum data diri dan perilaku siswa-siswa MTs Ummul Quro selama dilapangan.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data catatan tentang kasus yang telah terjadi di sekolah MTs Ummul Quro Sleman atau dilingkungan tempat tinggal para siswa-siswi MTs Ummul Quro. Gambaran tersebut meliputi: keadaan siswa, catatan dimana anak tinggal dan catatan khusus anak serta keterangan-keterangan lain yang kiranya dibutuhkan.

4. Uji Keabsahan Data

(52)

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2001 : 178). Dalam penelitian ini dilakukan, untuk menguji keabsahan data maka dilakukan pengecekan data atau informasi yang diperoleh untuk mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan data dan analisis data.

E.Analisis Data

Analisis data dalam kualitatif menurut Moleong (2002:103) yaitu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Lalu data dibaca, setelah itu dipelajari dan ditelaah (Moleong, 2002:190). Proses penelitian ini terdiri dari beberapa alur atau komponen sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan proses, pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi

“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

(53)

tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan

Huberman, 2014:16).

Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara kemudian diolah, setelah itu memilah mana yang perlu digunakan dan mana yang tidak perlu dari data dokumentasi, hasil wawancara dan observasi, barulah data yang sudah dipilih kemudian ditulis atau diketik.

b. Penyajian Data

Penyajian data yaitu suatu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian maka kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan, berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut (Miles dan

Huberman, 2014:17).

Dengan adanya penyajian data peneliti dapat mengetahui dan memahami data yang telah diperoleh. Dengan memahami data peneliti dapat mengambil tindakan serta menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

c. Verifikasi atau Menarik Kesimpulan

(54)

teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif” atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data lain. Jadi makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya (Miles dan Huberman, 2014:19).

Teknik keabsahan data menggunkan triangulasi sumber dengan langkah (1) membandingkan data dan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu (4) membadningkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan (5) membandingkan hasil wawncara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Patton dalam Moleong, 2001 : 178)

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Cerita Sinetron Anak Jalanan yang Ditayangkan Di TV Pada Jam Tayang Utama

Sinetron Anak Jalanan merupakan salah satu sinetron yang ditayangkan oleh stasiun televisi Indonesia yaitu, RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Sinetron ini diproduksi oleh SinemaArt, pertama kali tayang pada Senin, 12 Oktober 2015 pukul 18.30. Sinetron Anak Jalanan atau Anak Jalanan disingkat AJ mengambil cerita dengan genre drama remaja sekolah.

Salah satu unsur sebuah tayangan drama yang menarik untuk ditonton adalah isi cerita drama. Banyaknya ide-ide cerita bermunculan dengan disesuaikan dengan keadaan zaman sekarang membuat variasi dalam drama, tidak terkecuali Sinetron. Sinetron yang tayang di jam utama saat ini lebih banyak mengambil tema remaja, sehingga rumah home produksi berlomba-lomba dengan membuat beragam cerita remaja yang bisa menghibur dan ceritanya bisa dimengerti oleh para anak-anak dan remaja, seperti halnya Sinetron Anak Jalanan.

Zeky Maulana Farqab, salah satu siswa, yang menonton Sinetron Anak Jalanan sebagai berikut:

Itu mas tentang Si Boy yang suka membantu teman geng Anak Jalanan ketika ada perkelahian (Wawancara pada 1 Oktober 2016).

(56)

episode Boy membantu temannya. Salah satu contoh pada episode 91-92 tentang Boy membantu teman geng Anak Jalanan yang melawan geng kampung karena melewati jalan yang menjadi kekuasaan geng kampung hingga akhirnya kalah berkelahi dan geng kampung meminta maaf kepada geng Anak Jalanan dan Boy menasehati jalan ini bukan milik geng tetapi bisa dilewati semua orang. Kejadian pada episode tersebut menggambarkan Boy membantu geng Anak Jalanan setiap ada masalah.

Rizki Amelia Putri, salah satu siswa juga memiliki pendapat yang sama menyatakan bahwa:

Geng Anak Jalanan terutama Si Boy suka menolong temannya yang sering berantem dan geng serigala sering ngajak tawuran (Wawancara pada 4 Oktober 2016).

Geng Anak Jalanan yang diketuai oleh Haikal sering bertengkar dengan Geng serigala yang diketuai oleh Mondy Di dalam cerita Boy juga termasuk dalam anggota Geng anak Jalanan dan juga sebagai ketua dari Geng Warrior. Pada awal cerita diketahui bahwa geng Anak Jalanan sering berkelahi dengan Geng Serigala. Pada episode 25-26 terjadi perkelahian dikarenakan pada saat Boy mengadakan ulang tahun dirumahmya, geng Serigala membuat masalah sehingga Haikal sebagai ketua dari Geng Anak Jalanan tidak terima dan bertengkar. Disinilah peran Boy yang tahu dan segera datang untuk melerai dari pertarungan dua geng. Akhrinya pertarungan bisa dihindarkan walaupun Haikal dan Mondy yang sama-sama ketua dari masing-masing geng masih beradu mulut.

Bapak Zakaria selaku guru MT’s Ummul Quro yang kadang menonton

(57)

Dalam Sinetron Anak Jalanan ada perkumpulan geng-geng memakai sepeda motor juga termasuk geng anak jalanan dalam ceritanya dan juga Si Boy yang selalu membantu apabila ada teman yang kesusahan di geng Anak Jalanan dia sebagai penasihat agar tidak ada perkelahian (Wawancara Bapak Zakaria pada 17 Oktober 2016).

Cerita Sinetron Anak Jalanan geng didalamnya bukan menggunakan kendaraan yang standar dikalangan masyarakat Indonesia, tetapi lebih ke arah motor Sport yang istilah zaman sekarang bernama moge atau motor gedhe. Didalam bahasa Indonesia motor gedhe diartikan sebagai motor besar yang kendaraanya hampir sekelas dengan Kawasaki Ninja 250 cc. Selain Boy juga mengendarai motor sport, di dalam Geng Warrior atau Geng Anak Jalanan sering dijadikan penasehat seperti pada episode 399-400 Wily berkerja sama geng Falcon menghajar Dido dan Iyan sampai masuk rumah sakit.Wily sadar, ingin meminta maaf dan nasehat bagaimana agar teman geng Boy, Dido dan Iyan bisa memaafkan karena telah mencelakainya. Boy meminta Willy untuk berdoa dan tidak berhenti untuk meminta maaf. Ternyata Boy walapun tahu temannya disakiti tetapi tidak marah saling memaafkan dan memberikan solusi yang terbaik.

Hal ini juga senada dengan pendapat dari Bapak Ratman selaku sebagai orang tua David Fio sering menonton Sinetron Anak Jalanan memiliki pendapat yang sama menyatakan bahwa

Sebenarnya kalau anak bisa mencerna dalam sinetron Anak Jalanan ada sisi postif seperti Si Boy dia suka tolong-menolong, melerai atau menasehati temannya yang suka bertengkar. Jika tidak dalam keadaan terpaksa Boy tidak ikut berkelahi dan di Geng Anak Jalanan dijadikan penasehat karena sering mengambil keputusan tepat.

(58)

perkelahian antar geng. Apabila urusan yang mendesak dan terpaksa harus adanya saling baku hantam Boy juga akan ikut berkelahi. Dalam episode 659-660 yang tayang pada 14 Oktober 2016 mengenai Reva mengendarai motor dijalan yang diikuti Geng Serigala dan diberhentikan. Kebetulan Boy ada dibelakang mereka dan karena Reva sendirian akhirnya Boy menolong Reva berkelahi dengan geng Serigala. Sehingga dalam keadaan terpaksa Boy harus berkelahi salah satunya untuk melindungi teman dan kekasihnya Reva.

Di sisi lain Tokoh Boy selalu membantu teman yang kesusahan, terdapat beberapa adegan yang kurang baik yang sering diperlihatkan Sinetron Anak Jalanan. Rizki Amelia Putri salah satu siswa menyatakan, tentang adegan Sinetron Anak Jalanan sebagai berikut :

Geng serigala sering ngajak tawuran dan suka bikin masalah (Wawancara pada 4 Oktober 2016).

(59)

sama juga dikatakan oleh Zeky Maulana Farqab juga memiliki pendapat yang sama dengan Rizki Amelia Putri, yang menyatakan bahwa:

Sinetron Anak Jalanan banyak adegan berantem dan juga memperebutkan Reva dan tempat nongkrong karena dicelakain akhirnya balas dendam (Wawancara, 1 Oktober 2016).

Kehidupan geng motor pada ummunya tidak dapat terhindarkan dengan aksi kekerasan. Mereka di jalan bertemu dengan semua orang pengguna jalan dengan sifat manusia yang beragam. Apabila geng motor merasa diganggu atau sebaliknya di jalan maka akan berkelahi karena hal ini didukung dengan banyak teman gengnya yang berada dijalan. Tidak terkecuali geng yang ada di Sinetron Anak Jalanan biasanya juga diakibatkan karena perebutan Reva seperti episode terbaru bahkan sampai Reva diculk pada episode 399-400. Permasalahan ini dalam kehidupan nyata memang hal yang biasa bagi geng motor dan sering terjadi.

Sinetron Anak Jalanan juga menampilkan cerita lain yaitu, ada kisah romantis antara Boy dengan Reva dan juga Adriana tokoh antagonis yang suka ikut campur masalah dengan Boy dan Reva. Aprilia Diski Riani, salah satu siswi yang menyatakan tentang Sinetron Anak Jalanan sebagai berikut:

Adriana yang membenci Reva karena pacaran dengan Boy, Adriana masih suka dengan Boy tetapi Boy tidak mau karena Adriana sudah menikah (Wawancara 5 Oktober 2016).

(60)

kekasih menjadi tidak suka dan selalu ingin membuat hubungan mereka menjadi tidak harmonis dengan mengganggu keduannya. Pendapat yang lain juga diutarakan David Fio oleh yang menyatakan bahwa:

Boy dan gengnya Anak Jalanan dan juga Adriana suka mengganggu Boy sama Reva karena Adriana masih suka dengan Si Boy (Wawancara 14 Oktober 2016).

Adriana ternyata masih suka sama Boy dan berusaha dengan berbagai rencana agar Boy tidak menyukai Reva lagi. Seperti yang ditujukan pada episode 131-132 ketika Boy akan menyatakan kesukaanya kepada Reva di puncak. Karena Adriana mengetahui dan membuat rencana agar kejadian tidak terjadi dengan cara mengirim pesan kepada ibunya Boy bahwa ia akan bunuh diri agar membuat perjalanan Boy terganggu. Boy sendiri sudah tidak suka lagi dengan Adriana karena sudah menikah dengan seorang duda.

Hal lain juga dikatakan oleh Rizki Amelia Putri, salah satu siswa yang melihat Sinetron Anak Jalanan tentang Adriana menyatakan bahwa:

Adriana cantik tapi bikin jengkel karena Adriana meninggalkan Boy disuruh ibunya menikah dengan ayahnya Reva untuk mendapatkan dan manfaatkan harta dari ayah Reva (Wawancara 4 Oktober 2016).

(61)

memanfaatkan harta kekayaannya. Boy dan Reva bertemu tidak sengaja di jalan ketika Reva dikejar geng motor yang akhirnya Boy menolong Reva ternyata yang mengejar Reva adalah salah satu teman gengnya Boy.

Isi cerita dari Sinetron Anak Jalanan adalah tentang suatu perkumpulan geng yang mengendarai sepeda motor di jalan, saling adu kekuatan dan mental dengan balap motor diiringi perkelahian. Disisi lain terdapat hal yang kurang baik dalam sinetron Anak Jalanan. Ikon yang dibentuk cenderung menampilkan gaya hidup yang berlebihan dan jauh dari nilai-nilai kehidupan di masyarakat (Sujarwa, 2010:30). Sinetron Anak Jalanan hampir setiap geng motor menggunakan motor sport tentu bukan barang yang murah. Hal ini juga kurang baik untuk ditonton karena menampilkan motor sport yang seolah-olah setiap geng motor pada sinetron Anak Jalanan mempunyainya. Ini menunjukan sinetron Anak Jalanan ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas.

Pada kenyataannya banyak tontonan yang kurang baik sehingga bisa mempengaruhi pikiran dan peilaku remaja akibat dari tayangan yang kasar. Kebudayaan massa adalah bentuk pola perilaku manusia yang sering kali mudah ditiru secara umum. (Sujarwa, 2010:30). Salah satunya remaja bisa meniru memperagakan adegan dalam Sinetron Anak Jalanan.

B. Perilaku Shalat Maghrib Berjamaah Para Siswa-Siswi Sebelum Melihat Sinetron Anak Jalanan.

(62)

BMX, sinetron 7 Manusia Harimau. Sinetron tersebut rata-rata ditayangkan pada jam 18.45 kecuali sinetron Go BMX yang tayang pada jam 17.45.

Namun beberapa sinetron tersebut lebih memperlihatkan aksi bertarung seperti sinetron Ganteng-ganteng Serigala, 7 Manusia Harimau. Untuk sinetron Go BMX lebih memperlihat aksi yang lebih berbahaya dengan atraksi bermain sepeda. Ternyata serial sinetron dengan aksi dan perkelahian masih disukai masyarakat terutama para anak remaja.

Sinetron Anak Jalanan tayang perdana tanggal 12 Oktober 2015. Pertama kali ditayangkan pada jam 18.30 sehingga pada saat penayangan sinetron Anak Jalanan belum mengganggu aktivitas perilaku shalat maghrib berjamaah karena pada bulan Oktober untuk wilayah Yogyakarta jam untuk Shalat maghrib adalah jam 17.40 (http://jadwalsholatimsak.info// Diakses tanggal 29 Oktober 2016).

Mohammad Yaqin, salah satu siswa MT’s melaksanakan perilaku shalat

maghrib berjamaah

Saya hampir tepat waktu melaksanakan perilaku shalat maghrib berjamaah di masjid (Wawancara Mohammad Yaqin pada 1 Oktober 2016).

(63)

Adik saya kadang dia inisiatif sendiri kalau waktu maghrib langsung ke masjid bersama temannya (Wawancara Syahri pada 5 Oktober 2016). Ini menunjukan bahwa dalam diri Mohammad Yaqin sudah ada rasa untuk melaksanakan perilaku shalat maghrib berjamaah tanpa disuruh orang tua atau kakaknya. Mohammad Yaqin datang ke masjid Al-Jannah bersama tiga orang temannya sebelum dikumandangkan adzan maghrib. Bapak Tri Yoga juga selaku ketua RT 02, RW 34 Ngabean Kulon menambahkan bahwa:

Saya kadang sering lihat Yaqin pada saat shalat maghrib berjamaah (Wawancara 19 November 2016).

Keterangan dari wawancara Bapak Tri Yoga selaku ketua RT 02 RW 34 Ngabean Kulon bahwa Mohammad Yaqin termasuk anak remaja yang sering ke masjid untuk shalat berjamaah. Walaupun sebenarnya ketika penulis melakukan observasi tempat tinggal di daerah sekitar lingkungan banyak anak remaja dikampung tersebut. Tetapi remaja yang mau berjamaah hanya beberapa saja. Sebenarnya di lingkungan tempat tinggal Mohammad Yaqin ada masjid yang cukup memadai dan dapat menampung banyak jamaah. Bapak Tri Yoga juga menambahkan bahwa:

Dikampung sini ada tempat untuk mengaji remaja yang diadakan setiap habis shalat maghrib selesai sampai habis isya di rumah tahfidz (Wawancara pada tanggal 19 November 2016).

(64)

tahfidz terhadap bentuk kegiatan keagamaan dikampung Ngabean Kulon RT 02, RW 34. Dalam hal ini perilaku shalat maghrib berjamaah Mohammad Yaqin dikategorikan sangat baik dan juga ada dukungan dari rumah tahfidz yang selalu untuk mengaji disambung hingga shalat isya berjamaah.

Siswa lain yang juga melakukan perilaku shalat maghrib berjamaah adalah Zeky Maulana Farqab yang mengatakan bahwa:

Saya sering berjamaah maghrib mas sama teman-teman (wawancara pada tanggal 5 Oktober 2016).

Zeky Maulana termasuk siswa sering melakukan perilaku shalat maghrib berjamaah. Pada saat setelah penulis melakukan wawancara pada tanggal ternyata Zeky Maulana Farqab sudah bersiap-siap untuk melaksanakan perilaku shalat maghrib berjamaah di mushola Nurul Hidayah. Desa tempat tinggal Zeky Maulana sangat mendukung untuk kegiatan keagamaan. Tidak hanya perilaku shalat maghrib berjamaah tetapi untuk kegiatan sehabis salat maghrib berjamaah yaitu mengaji bersama. Ada juga komunitas remaja Mushola Nurul Huda. Hal ini ditambahkan oleh Bapak Sumardiono selaku ketua RT 20, RW 8 Desa Plosok Kuning Sleman menyatakan bahwa:

Desa Plosok Kuning seperti kampung santri sudah dari dulu. Sini ada 2 masjid mas satu masjid Pathok Negoro tempat untuk shalat berjamaah dan pengajian bagi para orang tua dan Mushola Nurul Hidayah yang digunakan untuk remaja untuk shalat berjamaah dan ngaji di Mushola Nurul Hidayah (wawancara pada tanggal 11 November 2016).

(65)

mengaji setelah shalat maghrib berjamaah. Disana juga selalu ada ustad atau kyai yang selalu membimbing dan membina para remaja. Lingkungan tempat tinggal dari Zeky Maulana Farqab sangat mendukung untuk hal kegiatan keagamaan dan juga organisai bagi remaja.

Pihak orang tua Ibu Yoana selaku ibu dari Zeky Maulana mengatakan bahwa:

Saya tidak pernah mengajak Zeky Maulana untuk perilaku shalat maghrib berjamaah biasannya ayahnya atau teman-temannya (wawancara pada 5 Oktober 2016).

Berdasarkan hasil wawancara menunjukan ketika ibunya tidak pernah mengajak Zeky untuk berjamaah shalat maghrib berjamaah tetapi masih ada yang mengajak antara ayah dan juga teman-temannya. Ternyata teman-teman dari remaja menurut data yang didapat dari RT setempat remaja di desa Plosok Kuning ada sekitar 30 orang dan hampir kebanyakan mereka semua pada saat magrib selaku melakukan perilaku shalat magrib berjamaah. Memang hal ini disebabkan kampung sudah diatur untuk setiap magrib harus ada kegiatan berjamaah dan mengaji bersama. Maka dari itu daerah Desa Plosok Kuning sangat mendukung untuk kegiatan keagaamaan dari lingkungan yang islami dan teman–teman remaja rajin beribadah.

Siswa MTs Ummul Quro yang juga melakukan perilaku shalat maghrib berjamaah adalah David Fio yang mengatakan bahwa:

(66)

Lingkungan tempat tinggal David Fio yang berada di Jalan Asem Gede Condong Catur, selama observasi lingkungan pada tanggal 14 November 2016 kadang berjamaah di masjid Nurul Ilmi bersama tiga teman ada juga yang dari MTs Ummul Quro dan teman kampung. Di lingkungan terdapat tiga masjid besar yang tidak jauh letaknya dengan tempat tinggal. Sebenarnya ada masjid yang lebih dekat dari rumahnya milik dari masjid LDII. David Fio melakukan shalat berjamaah sering di masjid Nurul Hidayah karena masjid umum yang banyak memadai dengan lahan yang besar dan David sering bermain di sekitar parkiran masjid. Bapak Ratman selaku ayah dari Bapak Fio mengatakan tentang aktivitas anaknya bahwa:

David kalau waktu sore gini ada teman yang ngampiri untuk berjamaah magrib (wawancara pada tanggal 14 Oktober 2016).

Berdasarkan wawancara tersebut temannya datang ke rumah David Fio untuk mengajak shalat berjamaah maghrib dengan mengendarai sepeda motor. Masjid Nurul Ilmi agak jauh dari rumah. Sebenarnya teman dilingkungan David Fio sendiri yang usia remaja menurut data yang diperoleh dari ketua RT 03 terdapat 30 KK dengan usia yang masih bersekolah di SMP. Hanya saja remaja yang mau berjamaah sangat sedikit. Maka dari itu ada beberapa teman dari MTs Ummul Quro yang tempat tinggal tidak jauh dan mau melakukan perilaku shalat maghrib berjamaah di masjid Nurul Ilmi. Bapak Widodo selaku ketua RT 3 menambahkan bahwa:

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan di jelaskan mengenai pengolahan limbah Cr(VI), fenol dan Hg(II) pada sistem terpisah dan simultan secara fotokatalisis dengan katalis TiO 2

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran agama Buddha pada materi hukum tertib kosmis (niyama) berbasis PBL ini sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran

Diskusi untuk dapat menguraikan saling hubungan antar komponen biotik dan membuat contoh diagram rantai dan jaring- jaring makanan dalam ekosistem.. menjelaskan satuan makhluk

[r]

Kalau diartikan secara sederhana, rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis

Penulis telah mengkolerasikan teori yang ditawarkan oleh Evans terkait dengan tahapan pengembangan koleki dengan kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan di

indikator volatilitas pasar saham dunia yang banyak digunakan bahwa dari bulan Januari terlihat trenya meningkat dan puncaknya minggu kedua dan ketiga pada bulan maret kemudian

Jenis tema dalam iklan pendidikan bahasa Inggris The Jakarta Post pada bulan Mei 2011, kebanyakan dari mereka menggunakan Topical Theme, terutama Unmarked Topical