ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA BEAT (Studi Kasus Pada Konsumen di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah )
Oleh
EKO KURNIAWAN
Dengan semakin meningkatnya industri otomotif terutama kendaraan roda dua di Indonesia, Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan akan menjadi lebih pintar dan cermat menghadapi setiap produk yang diluncurkan.
Masalah pada penelitian ini adalah terjadinya penurunan penjualan sepeda motor Honda Beat di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah yang signifikan yang terjadi pada tiga bulan terakhir ditahun 2013, yaitu pada bulan Oktober, bulan November dan bulan Desember, kemudian permasalahannya adalah apakah kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel independen yaitu kualitas produk, harga dan satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Seluruh variabel penelitian akan dirumuskan menjadi sebuah kuesioner dalam bentuk pernyataan dan menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan level yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Metode analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS yaitu Uji Analisis Regresi Berganda dan statistik Uji T serta Uji F.
Hasil analisis awal yang dilakukan menunjukan bahwa indikator yang digunakan valid untuk mengukur variabel yang ada . Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 53 % variasi keputusan pembelian, sedangkan 47 % sisanya
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 56.378. Hal ini menunjukan bahwa nilai dari Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji T menunjukan bahwa nilai Thitung > Ttabel. Oleh karena itu, dapat peneliti simpulkan hipotesis pada penelitian ini yaitu “kualitas produk dan harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian”.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 September 1991, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Kasmono dengan Ibu Vio Rina
Moto
“Kesakitan membuat Anda berpikir.
Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup”
(John Pattrick)
”Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk
Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih
sayang, pengorbanan, kesabaran & do’a yang tak terputus
hingga detik ini”
“Adik-adikku tersayang yang selalu mendukung”
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat teriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat serta para pengikutnya yang semoga kelak mendapatkan syafa’at, Aamiin.
Penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat ( Studi Kasus Pada Konsumen
di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah“ sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik moril maupun material dalam penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
dalam memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan dalam penulisan skripsi saya.
4. Bapak Ribhan, S.E., M.Si. selaku dosen pembantu skripsi yang telah memberikan pengarahan, gagasan, saran serta sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Mustafid, S.E., M.M. selaku penguji utama pada ujian skripsi, atas kesediaannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas kritik dan saran yang telah disampaikan pada seminar hasil.
6. Bapak Mahatir Muhammad, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing akademik, atas kesediaannya selama ini dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses kuliah.
7. Semua Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti kuliah di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
8. Seluruh staf, karyawan, dan karyawati Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
9. Orang tua tercinta, Bapak Kasmono dan Ibu Vio Rina yang selalu mendo’akan dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat
10. Adik-adik tercinta, Ibnu dan Ahul yang selalu mendo’akan dan memotivasi, sehingga penulis selalu bersemangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Sahabat seperjuangan, Ariken, Yudi, Yulian, Suli, Marlis, Weli, Ali, Scorpy, Rendi, Fa’i, Yohanes, Johanes, Huda yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12.Sahabat – sahabat Manajemen Sukses 2010 yang tak terlupakan, terima kasih atas bantuan, motivasi dan kebersamaan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih belum sempurna karena kesempurnaan hanya milik ALLAH, namun ada harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ….……… i
DAFTAR TABEL... .……… ii
DAFTAR GAMBAR …….……… iv
DAFTAR LAMPILAN... v
BAB I. PENDAHULUAN... ….……….... 1
2.4 Keputusan Pembelian... 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 30
3.1 Desain Penelitian ... 30
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel... 33
3.5 Jenis Sumber Data... 33
3.6 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional... 34
3.6.1 Variabel Penelitian... 34
ii
3.7 Metode Pengumpulan Data... 37
3.7.1 Kuesioner... 37
3.7.2 Studi Pustaka... 37
3.8 Metode Analisis Data... 38
3.8.1 Analisis Data Kualitatif... 38
3.8.2 Analisis Data Kuantitatif ... 38
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 39
3.9.1 Uji Validitas... 39
3.9.2 Uji Reliabilitas... 40
3.10 Analisis Regresi Linear Berganda... 40
3.11 Uji Hipotesis... 41
3.11.1 Uji T... 41
3.11.2 Uji F... 42
3.12 Uji Koefisien Determinasi ( R2 )... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 44
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44
4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan... 44
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas... 45
4.2.1 Uji Validitas ... 45
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 46
4.3 Gambaran Umum Responden... 49
4.3.1 Responden Menurut Jenis Kelamin... 49
4.3.2 Responden Menurut Umur ... 49
4.3.2 Responden Menurut Pekerjaan ... 50
4.4 Deskripsi Variabel... 51
4.5 Analisis Regrasi Linear Berganda... 59
4.6 Uji Hipotesis... 61
4.6.1 Uji T... 61
4.6.2 Uji F... 63
4.7 Uji Koefisien Determinasi... 64
4.8 Pembahasan... 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 67
5.1 Kesimpulan... 67
5.2 Saran... 68
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Tabel Data Pesaing Honda Beat... 2
1.2 Tabel Data Volume Penjualan Honda Beat... 5
2.1 Tabel Kajian Penelitian Terdahulu... 28
3.1 Tabel Operasional Variabel... 36
4.1 Tabel Hasil Uji Validitas... 45
4.2 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Produk... 46
4.3 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Harga... 47
4.4 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian... 48
4.5 Tabel Data Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin... 49
4.6 Tabel Data Jumlah Responden Menurut Umur... 49
4.7 Tabel Data Jumlah Responden Menurut Pekerjaan... 50
4.8 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk... 51
4.9 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Harga... 55
4.10 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian... 57
4.11 Tabel Regresi Linear Berganda Pada Keputusan Pembelian... 60
4.12 Tabel Hasil Uji T... 61
4.13 Tabel Hasil Uji F... 63
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1... Kuesioner Lampiran 2... Uji Validitas Lampiran 3... Uji Reliabilitas
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tingkat persaingan dunia usaha dalam bidang otomotif di Indonesia pada era saat ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan akan menjadi lebih pintar dan cermat menghadapi setiap produk yang diluncurkan.
Pada proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan
menetapkan harga, serta mempromosikan produk secara efektif, maka produk– produknya akan laris dipasaran.
Tabel 1.1 Data Pesaing Honda Beat tahun 2012-2013
Merek Tipe Harga
Yamaha
Mio Rp. 12.050.000
Mio CW Rp. 12.900.000
Mio Soul Rp. 13.850.000
Mio J CW F1 TEEN Rp. 13.300.000
Xeon Rp. 16.100.000
Suzuki
Suzuki Nex 110 Rp. 12.820.000 Spin 125 CW Rp. 12.940.000 Spin 125 NR Rp.13.190.000 Sky Drive 125 CW Rp. 13.870.000
Hayate 125 CW Rp. 14.660.000
Sumber : Istana Motor II Lampung Tengah 2014
Dalam persaingan yang begitu tajam dan banyaknya merek pendatang baru, salah satu produsen sepeda motor yang berasal dari Jepang yaitu Honda yang sudah lama berada di Indonesia dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan
3
Keunggulan teknologi motor Honda diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik dijalan raya maupun di lintasan balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu mesin bandel dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis. Berdasarkan hal tersebut, maka analisis mengenai keputusan pembelian sangat penting dilakukan oleh perusahaan
perusahaan yang memasarkan produk sepeda motor. Hal tersebut perlu dilakukan agar perusahaan dapat selalu meningkatkan volume penjualan yaitu melalui analisa faktor atau atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli sepeda motor. Karena sesungguhnya masing-masing konsumen tentu memiliki motif yang berbeda dalam melakukan pembelian sepeda motor.
Untuk memperkuat market share di pasar motor matik, pada tahun 2009, PT Astra Honda Motor meluncurkan produk matik yaitu Honda Beat yang sebelumnya sudah keluar Honda Vario. Honda Beat merupakan sepeda motor matik atau biasa disebut skuter matik yang mempunyai mesin berkapasitas 110 cc. Dengan inovasi dan teknologi yang telah diperbaharui untuk produk motor ini, pihak Honda antusias untuk meluncurkan produk yang diperkirakan akan laris dalam pasar penjualan sepeda motor matik.
Indonesia dan juga bukan cuma mencoba membidik motor khusus untuk gender wanita tetapi juga dapat membuat banyak lelaki jatuh cinta pada motor ini. Honda Beat mampu menyaingi produk sepeda motor saingannya, Honda Beat mempunyai desain dan body yang lebih ramping serta disertai sistem brake lock berfungsi sebagai rem tangan, side stand switch yang fungsinya agar mesin tidak dapat dinyalakan saat standar samping dalam posisi turun, dan kapasitas mesin lebih ringan membuat sepeda motor ini lebih irit bahan bakar dibanding sepeda motor matik lainnya yang sudah dikenal sangat boros.
Perilaku konsumen menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam usaha pemasaran produk. Strategi pemasaran yang tepat merupakan salah satu cara ntuk mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga tercipta produk yang tepat.Dalam pelaksanaan pengembangan penjualan dapat disesuaikan dengan selera konsumen, dengan harapan agar konsumen merasa puas atas produk dan jasa yang telah diberikan atau diperjual belikan.
5
Tabel 1.2 Data Volume Penjualan Honda Beat tahun 2012-2013
Bulan
Penjualan/unit tahun 2012
Penjualan/unit tahun 2013
Januari 27 33
Februari 30 32
Maret 26 29
April 24 31
Mei 29 35
Juni 32 31
Juli 33 29
Agustus 35 29
Septmber 30 33
Oktober 33 29
November 35 30
Desember 37 34
Jumlah 371 375
Sumber : Istana Motor II 2014
Desember dari 37 unit turun menjadi 34 unit. Persaingan yang semakin ketat yang ada sekarang ini menuntut perusahaan untuk menawarkan produk yang
berkualitas dan yang mampu mempunyai nilai yang lebih, sehingga berbeda dari produk persaingan, kualitas produk yang menjadi salah satu pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk.
Dalam strategi pemasaran produknya Salah satu cabang dealer Honda yang beralamat di Jl.Raya Pasar Mandala, Lampung Tengah yaitu Istana Motor II Lampung Tengah menggunakan bauran pemasaran yang terdiri atas tujuh variabel yaitu strategi produk (product), strategi harga (price), strategi promosi (promotion), strategi distribusi (placement). Orang ( People ), Proses ( Process ) , Sarana Prasarana ( Physical Evidence). Masing-masing variabel akan saling berkaitan dan perusahaan harus dapat memilih kombinasi atau memilh variabel yang terbaik dari ketujuh variabel tersebut. Dalam hal ini promosi, distribusi, sumber daya , proses dan sarana prasarana sudah bisa berjalan dengan baik dan berjalan sesuai fungsinya, tetapi dalam hal ini terdapat dua variabel yang terkadang kurang bisa berjalan dengan baik yaitu pada produk dan harganya.
7
Penetapan harga yang tepat akan mendapatkan perhatian yang besar dari konsumen, jika harga yang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen maka pemilihan suatu produk akan dijatuhkan pada produk tersebut. Perusahaan menetapkan harga karena berbagai pertimbangan, dimana dalam penetapan harga tersebut disesuaikan juga dengan kualitas produk yang ada. Istana Motor II menjual sepeda motor dengan memperhatikan harga dan kualitas produknya. Selain itu Istana Motor II juga memberikan potongan langsung dan memberikan hadiah langsung kepada konsumen yang membeli sepeda motor Honda secara tunai atau kontan. Istana Motor II juga menerima pembelian sepeda motor dengan cara kredit yang jangka waktunya bisa, 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, 30 bulan, dan 36 bulan konsumen berhak memilih jangka waktu pembayaran sesuai dengan uang muka yang telah disetorkan. Dari uraian di atas, peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat (Studi Kasus Pada Konsumen Di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah )”.
1.2 Perumusan Masalah
Persaingan yang ketat di industri otomotif terutama kendaraan roda dua
adalah Honda Beat dalam kategori produk sepeda motor matik mengalami penurunan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu pada tiga bulan terakhir Oktober, November, dan Desember, hal itu terbukti dari volume penjualan Honda Beat (lihat Tabel 1.2), pada bulan Oktober di tahun 2012 Honda Beat terjual sebanyak 33 unit dan turun menjadi 29 unit pada bulan Oktober ditahun 2013, pada bulan November di tahun 2012 Honda beat terjual sebanyak 35 unit dan turun menjadi 30 unit pada bulan Oktober ditahun 2013 dan pada bulan Desember ditahun 2012 Honda beat terjual sbebanyak 37 unit dan turun menjadi 34 unit pada bulan Desember ditahun 2013.Maka permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
Apakah faktor kualitas produk dan harga berpengaruh tehadap keputusan pembeliaan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh faktor kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
9
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah bagi perusahaan, bagi konsumen, bagi peneliti dan bagi peneliti lain.
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini akan memberi masukan untuk perusahaan tentang faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli produknya. Faktor yang
mempunyai pengaruh signifikan dapat menjadi bahan acuan bagi perusahaan untuk menentukan strateginya dalam menghadapai persaingan yang ketat. 2. Bagi Konsumen
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran dan tambahan pertimbangan bagi konsumen tentang hal yang perlu diperhatikan sebelum mereka membeli suatu produk, dengan begitu diharapkan konsumen menjadi lebih cerdas dalam memutuskan untuk membeli suatu produk.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk sepeda motor.
4. Bagi Peneliti Lain
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk sepeda motor.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti. Jadi, secara teorits perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam hal ini kualitas produk dan harga adalah variabel independen dan keputusan pembelian adalah variabel dependen.
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini Kualitas Produk
Harga
11
1.6 Hipotesis
Menurut umar ( 2004 ) hipotesis merupakan suatu perumusan sementara mengenai satu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal dan juga dapat menuntun atau
mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan yaitu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya terdapat individu atau kelompok yang ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler dan Keller, 2012).
Ahli lain mengemukakan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Basu Swastha, 2011). Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu
13
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba, kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan. Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi-segi yang berbeda, ada yang menitik beratkan pada segi fungsi, segi barang dan segi
kelembagaan.
Dapat diketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem. Kegiatan pemasaran tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai konsekuensi hubungan antar perusahaan yang sama atau antar perusahaan yang berbeda, yang dapat menimbulkan persaingan tetapi juga dibatasi oleh sumber daya dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada.
Menurut Kotler (2005), terdapat beberapa konsep pemasaran inti, diantaranya adalah :
Pasar Sasaran dan Segmentasi
Tempat Pasar, Ruang Pasar dan Metamarket
Pemasar dan Calon Pelanggan
Kebutuhan, Keinginan, Permintaan Produk, Tawaran, Merek
2.2 Kualitas Produk
Kualitas bisa jadi merupakan hal yang paling dicari oleh konsumen ketika mereka
memilih produk yang akan digunakan. Dalam penelitian ini kualitas produk diartikan
sebagai penilaian konsumen mengenai atribut dalam produk yang akan memenuhi
kebutuhan dan memberi manfaat pada mereka. Kualitas juga menjadi hal yang dominan
untuk dijual pada konsumen. Kotler dan Amstrong (2004 ) menyatakan kualitas produk
adalah mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup
daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan
reparasi produk dan ciri-ciri lainnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Berdasarkan tingkatannya, menurut Kotler (2005) produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :
1. Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang dibutuhkan pelanggan.
15
3. Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi yang diharapkan pada saat pelanggan membeli.
4. Produk tambahan, memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga membedakan penawaran perusahaan.
5. Produk potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk yang mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang.
Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan diperlukan standarisasi kualitas. Hal ini dimaksudkan agar produk yang diciptakan kualitasnya terjaga dan
menghasilkan standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak kehilangan kepercayaan terhadap produk yang ditawarkan.
Menurut Kotler (2005), Adapun tujuan dari kualitas produk adalah sebagai berikut:
a. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. c. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil
mungkin.
Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005) ada 8 dimensi produk yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang sebagai berikut:
1. Kinerja ( Performance)
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu barang.
2. Keistimewaan ( Features)
Yaitu aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
3. Keandalan (Reability)
Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu . Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan barang.
4. Konformasi ( Conformance)
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
5. Daya Tahan ( Durability)
Yaitu ukuran masa pakai suatu barang. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan barang itu yang berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)
17
7. Estetika ( Aesthetic)
Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi preferensi individual. Dengan demikian, estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu seperti : model/ desain yang artistik, jenis. 8. Kualitas yang dirasakan (Perceived quality)
Yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan fitur produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.
Fandi Djiptono dan Gregorius Candra (2005), mengidentifikasikan adanya lima alternatif perspektif kualitas, dimana kelima macam perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas diinterpretasikan secara berbeda oleh masing-masing individu dalam konteks yang berlainan.
1. Transcendental Approch
Berdasarkan definisi kualitas diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap barang atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan, artinya bahwa dinyatakan, disadari atau hanya dirasakan, secara teknis atau bersifat subjektif, dapat mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.
2. Product-Based Approach
mencerminkan perbedaan dalam jumlah unsur atau atribut yang dimiliki produk, karena pandangan sangat obyektif, maka tidak dapat dijelaskan perbedaan dalam serta, kebutuhan dan preferensi individu.
3. User-Based Approach
Pendekatan ini didasarkan pada orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang misalnya ( perceiped quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perseptif yang subyektif ini juga
menyatakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula. Dengan demikian, kualitas produk bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan.
4. Manufacturing- Based Approach
Perspektif ini bersifat supply- based dan terutama memperhatikan praktek-praktek perekayasaan dan pemanukfakturan, serta mendefinisikan kualitas produk sama dengan persyaratannya ( conformance to requirements). Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitas bersifat operation-defend. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan pendekatan biaya. Jadi yang
menentukan kualitas produk adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
5. Value- Based Approach
19
yang paling bernilai. Akan tetapi, yang berani adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).
2.3 Harga
Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam rupiah. Tetapi dalam keadaan yang lain hargadidefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan
penawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan harga dapat
dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi deferensiasi barang dalam pemasaran. Secara tradisional, harga merupakan salah satu komponen utama dalam keputusan membeli suatu produk. Dalam penelitian ini harga didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang dengan satuan alat ukur rupiah untuk dapat membeli produk yang ditawarkan.
nilainya. Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang mempunyai harga rendah dianggap inferior (rendah tingkatnnya). Ada
kenyataanya bahwa harga yang sesuai dengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama. Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli oleh konsumen. Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas kontrak kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan mutu dan harga (Kotler, 2004).
Menurut Basu Swastha (2000), tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perokonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. 2. Permintaan dan Penawaran
21
3. Elastisitas Permintaan
Faktor sifat permintaan juga dapat mempengaruhi penentuan harga, baik itu bersifat inelastis, elastis maupun unitary elastis.
4.Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering kali dipengaruhi oleh kondisi
persaingan yang ada, baik itu persaingan sempurna, oligopoli maupun monopoli. 5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6. Tujuan Perusahaan
Penentuan harga juga terkait dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Beberapa tujuan yang mungkin ingin dicapai antara lain memaksimalkan laba, penguasaan pasar maupun target penjualan.
7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah dalam bentuk regulasi harga maksimal dan minimal tentu akan berpengaruh pada penetapan harga suatu produk. Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi harga menuntut perusahaan untuk selalu responsif dan mengambil kebijakan strategi yang tepat.
Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa terdapat beberapa strategi penyesuaian harga, diantaranya adalah :
2. Diskon Harga dan Insentif. Sebagian besar perusahaan akan menyesuaikan harga mereka dan memberikan diskon atau insentif untuk pembayaran dini, pembelian volume dan pembelian diluar musim. Perusahaan harus melakukannya dengan cermat atau akan mendapati laba mereka lebih rendah dari yang
direncanakan. Selain itu, perusahaan harus berhati – hati untuk menerapkan diskon, karena diskon dapat menurunkan persepti nilai sebuah penawaran. 3. Penetapan Harga Promosi. Perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi untuk merangsang pembelian dini, antara lain :
Penetapan harga pemimpin kerugian, yaitu meurunkan harga merek terkenal untuk merangsang aktifitas yang lebih tinggi di suatu lokasi pembelanjaan agar dapat mengkompensasi marjin yang lebih rendah atas produk yang dijual rugi.
Penetapan harga eceran khusus, yaitu menentukan harga khusus pada musim tertentu untun menarik lebih banyak pelanggan.
Rabat tunai, yaitu menawarkan rabat tunai bagi pelanggan untuk menarik lebih banyak pelanggan pada musim tertentu.
Pembiayaan berbunga rendah, yaitu penawaran pembiayaan yang lebih fleksibel dan berbunga rendah untuk menarik pelanggan.
Jangka waktu pembayaran lebih panjang, yaitu menawarkan pembiayaan dengan perode waktu yang panjang agar mengurangi pembayaran bulanan.
Jaminan dan kontrak jasa, yaitu mempromosikan penjualan dengan jaminan gratis atau berbiaya murah.
23
4. Penetapan harga terdiferensiasi. Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, produk, serta lokasi. Diferensiasi harga terjadi ketika perusahaan menjual produk dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan proporsional dalam biaya.
2.4 Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek – merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler, 2005). Dalam penelitian ini keputusan pembelian didefinisikan sebagai suatu proses dimana konsumen mengenali kebutuhannya, mencari informasi mengenai produk yang sesuai dan mengambil keputusan tentang produk mana yang akan dibeli dan digunakan. Menurut Kotler (2005), terdapat 5 peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian, yaitu :
1. Pencetus
Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk.
2. Pemberi Pengaruh
Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan. 3. Pengambil Keputusan
Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian (membeli atau tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli).
4. Pembeli
5. Pemakai
Orang yang akan mengkonsumsi atat menggunakan produk tertentu.
Perilaku keputusan pembelian tidak bisa digeneralisir untuk semua jenis produk. Pembelian yang melibatkan produk dengan harga yang mahal akan membutuhkan semakin banyak pertimbangan. Kotler (2005) membedakan perilaku keputusan pembelian menjadi 4 macam, sebagai berikut :
1.Perilaku Pembelian yang Rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, dia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, dia membuat pilihan pembelian yang cermat. Konsumen terlibat dalam keputusan pembelian yang rumit bila mereka sadar akan adanya perbedaan besar antarmerek. Perilaku keputusan pembelian yang rumit lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko dan sangat mengekspresikan diri.
2. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan
25
3. Perilaku Pembelian karena Kebiasaan
Banyak produk dibeli dalam kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan. Misalnya garam. Para konsumen memiliki keterlibatan yang rendah terhadap produk itu. Konsumen pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan pada merek. Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam pembelian sebagaian besar produk yang murah dan sering dibeli.
4. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan antarmerek yang signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering melakukan perpindahan merek. Misalnya kue kering. Konsumen memilih merek kue kering tanpa melakukan evaluasi, mengevaluasi saat mengkonsumsi. Namun, pada kesempatan berikutnya, konsumen mungkin akan menganbil merek yang lain karena ingin mencari rasa yang berbeda. Peralihan merek terjadi karena mencari variasi, bukan karena ketidakpuasan. Konsumen tentu tidak serta merta melakukan keputusan pembelian suatu produk.
Kotler dan Keller (2008) membagi proses pengambilan keputusan membeli menjadi lima tahap, sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (kebutuhan umum seseorang) atau eksternal (rangsangan pihak luar, misalnya iklan).
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan mulai terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Konsumen dalam tahap ini dapat dibagi menjadi dua level. Pertama, penguatan perhatian. Dalam level ini, situasi pencarian bersifat lebih ringan, hanya sekedar lebih peka pada informasi produk. Kedua, aktif mencari informasi. Dalam level ini konsumen akan lebih aktif untuk mencari informasi melalui bahan bacaan, menelpon teman maupun mengunjungi toko untuk mempelajari suatu produk.
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemahaman terhadap proses evaluasi
27
4. Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat mengambil lima sub-keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode. Dalam pembelian produk sehari – hari, keputusan yang diambil lebih kecil. Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor – faktor yang mengintervensi dapat mempengaruhi keputusan final.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur – fitur tertentu yang menggangggu atau mendengar hal yang menyenangkan tentang merek lain. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan
Tabel 2.1 : Kajian Penelitian Terdahulu
Judul Data Peneliti dan Tahun Terbit Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
Pengaruh Harga Dan Regresi Berganda, Uji T,
Uji F
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh Positif yang signifikan antara harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Toyota toko bhakti mart KPRI bhakti praja provinsi Regresi Berganda, Uji T,
Uji F
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara kualitas produk,harga dan promosi terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ( Studi Pada Martabak Hawaii di
kuesioner, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Regresi Berganda, Uji T, Uji F
29
Tabel 2.1 : Kajian Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )
Analisis Faktor-Faktor
Untuk menganalisis Faktor-Faktor yang
Harga, kualitas produk dan promosi secara bersama-sama deterjen rinso anti noda
Kuesioner, Uji validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Regresi Berganda, Uji T, Uji F
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005)
menerangkan bahwa : “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Maholtra (2007) mendefinisikan desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah riset pemasaran.
Desain penelitian merancang detil dari berbagai prosedur untuk mendapatkan informasi terstruktur untuk menjawab masalah penelitian. Desain penelitian pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu penelitian eksploratori dan penelitian
31
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada konsumen sepeda motor Honda Beat di Lampung Tengah . Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Istana Motor II Lampung Tengah. Menurut Sugiyono (2009) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut : “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
3.3 Jenis Penelitian
Dari jenis penelitian yang digunakan dengan metode penelitian eksplanatory yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2009).
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009), yaitu: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin menggunakan semua populasi, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk sepeda motor Honda Beat di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah.
Pada penelitian ini, Jumlah sample dalam penelitian ini dihitung dengan rumus : Menurut Widyanto (2008), jumlah sample minimal ditentukan dengan rumus :
n
=
Dimana :
n = Jumlah Sample
Z = Tingkat Distribusi Normal
Moe = Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan.
Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z = 1,96 dan moe sebesar 10% maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut:
n
=
n
=
33
Berdasarkan hasil perhitungan, maka jumlah sampel yang akan digunakan sebanyak 96,04 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden. Karena dasar itulah peneliti menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100.
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang pengambilan objeknya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan berbagai cara (Fuad Mas’ud, 2004).
Sedangkan kriteria pemilihan sampel tersebut adalah :
Konsumen yang membeli produk sepeda motor Honda Beat di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah.
3.5 Jenis Sumber Data
Sumber data adalah informasi yang memiliki arti bagi penggunanya. Data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan dari data yang digunakan untuk menyusun skripsi ini menggunakan sumber data antara lain:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber asli, tanpa perantara. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh konsumen sepeda motor Honda Beat di Istana Motor II Lampung Tengah. 2. Data Sekunder
artikel, jurnal, website maupun keterangan dari kantor yang ada hubungannya dalam penelitian tersebut dan kaitanya dengan kualitas produk dan harga.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Variabel Peneitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut :
a. Variabel Independen
Variabel Independen adalah yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Uma Sekaran,2006) Variabel independen pada penelitian ini terdiri dari:
1). Kualitas Produk ( X1 )
Kualitas produk adalah persepsi konsumen mengenai kualitas produk. Indikator-indikator kualitas antara lain :
1. Kesesuaian produk 2. Kesempurnaan produk 3. Variasi warna produk 4. Variasi desain produk 5. Daya tahan produk 2). Harga ( X2 )
Harga adalah persepsi konsumen tentang harga produk. Indikator-indikator harga antara lain :
35
2. Harga bersaing
3. Potongan harga(diskon)/cash back 4. Pembayaran dalam pembelian 5. Harga jual
b. Variabel dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama penelitian (Uma Sekaran,2006).Dengan kata lain,variabel dependen menjelaskan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi.Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).
Indikator-indikator keputusan pembelian antara lain : 1. Pemenuhan kebutuhan
2. Rekomendasi produk
3. Pencarian informasi suatu produk 4. Perbandingan produk
5. Kepuasan akan suatu produk
6. Keputusan akan pembelian suatu produk
3.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri
spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya adalah agar peneliti
dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang
sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau
operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
37
3.7 Metode Pengumpulan Data 3.7.1 Kuesioner
Kusioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan peneliti pada responden untuk diberikan jawaban. Kusioner terdiri dari pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan identitas responden serta pertanyaan tertutup yaitu
pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia.
Pertanyaan dibuat dalam bentuk angket dengan menggunakan skala Likert 1 – 5 yang masing – masing mewakili pendapat dari responden. Skala tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sangat setuju : Skor / Bobot 5 b. Setuju : Skor / Bobot 4 c. Netral : Skor / Bobot 3
d. Tidak Setuju : Skor / Bobot 2 e. Sangat Tidak Setuju : Skor / Bobot 1
Responden dalam penelitian adalah konsumen sepeda motor Honda Beat di Istana Motor II Lampung Tengah.
3.7.2 Studi Pustaka
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sebagai teori dasar yang diperoleh serta dipelajari pada penelitian ini.
3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
3.8.1 Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif adalah analisis data yang menggunakan data tidak berbentuk angka-angka yang biasanya data verbal yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara (Burhan Nurgiyantoro dkk, 2004). Dari hasil analisis data kuantitatif diperoleh hasil yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan data kualitatif. Dalam penelitian ini analisis kualitatif tersebut adalah hasil pernyataan responden dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju, kemudian jawaban dengan skor terbanyak yang disimpulkan.
3.8.2 Analisis Kuantitatif
39
3.9 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Ferdinand (2006) menyatakan valid dapat berarti bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Suatu alat ukur dikatakan valid jika
mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya. Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS ( Statistical Product and Service Solutions ) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003) :
Dimana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah obsevasi/responden X = skor pertanyaan
Y = skor total
taraf signifikansi 0.05 ( korelasi product momen pearson ). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
1. Bila : r hitung r tabel ( uji 2 sisi dengan sig 0.05 ) maka instrumen atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total yang berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Bila : r hitung r tabel ( uji 2 sisi dengan sig 0.05 ) maka instrumen atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total yang berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji seberapa jauh alat ukur yang digunakan dapat dipercaya. Alat ukur yang digunakan dapat dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil jika dilakukan
berulang – ulang. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakn Cronbach alpha (α), dimana suatu konstruk/variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
alpha (α) > 0,50 (Ferdinand, 2006).
3.10 Analisis Regresi Linier Berganda
41
dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005). Jadi, analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan harga sebagai variabel bebas terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Rumus umum dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian a = Koefisien Konstanta b1, b2 = Koefisien Regresi X1 = Kualitas Produk X2 = Harga
3.11 Uji Hipotesis 3.11.1 Uji T
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) :
2. Jika angka probabilitas signifikansi < 0,5 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas ( kualitas produk dan harga) secara individual memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
3.11.2 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh terhadap variabel terikat secara bersama-sama atau simultan. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan antara F hitung dan F tabel pada taraf signifikansi sebesar 5% atau = 0,5. Dasar penerikan kesimpulan atas pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Jika F hitung > F tabel maka H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama atau simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2. Jika F hitung < F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3.12 Uji Koefisien Determinasi (R2 )
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah. Dari rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan nilai koefisien detrminasi (R2) yang dihasilkan untuk
keputusan pembelian adalah sebesar 0.530. Hal ini dapat diartikan bahwa keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Dealer Istana Motor II Lampung Tengah dapat diterangkan oleh faktor kualitas produk dan harga sebesar 53 %, sedangkan sisanya yaitu 47 % diterangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
68
nilai koefisien regresi sebesar 0.454, kemudian diikuti oleh variabel harga (X2) yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi sebesar 0.445.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Honda harus mampu meningkatkan kualitas produknya terutama dari segi daya tahan mesinnya. Karena mesin merupakan komponen yang sangat penting. Apabila hal ini tidak segera di benahi maka pada nantinya para konsumen akan berpindah ke produk yang lainnya.
2. Honda harus lebih memperlihatkan kualitas produknya, agar para calon konsumen yang ingin membeli produk sepeda motor Honda, khususnya pada produk Honda Beat mengetahui benar-benar kualitas yang
sesungguhnya yang dimiliki oleh Honda Beat, jadi sewaktu-waktu apabila mereka ingin menjual kembali sepeda motornya, mereka akan
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Nurgiyantoro dkk. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Dheany Arumsari, Imroatul Khasanah, S.E.,M.M. 2008 .Analisis Pengaruh Kualitas Produk,Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK ) Merek Aqua (Studi Kasus Pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah ). Eka Kurniawan Putra, Pribanus Wantara, Hadi Purnomo. 2011 . Pengaruh Harga
dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada deterjen Rinso Antinoda ( Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Yang Berdomosili di Desa Telang Bangkalan.
Endang Wijayanti.2006. Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Toyota Kijang ( studi kasus pada Pt.Nasmoco Kaligawe Semarang ).
Tjiptono,Fandy. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi 1, Penerbit Andi, Yogyakarta. Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Husein Umar. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cet ke 6, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Husein Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
70
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Buku I dan II. Diterjemahkan oleh Hendra Teguh dkk., PT. Prehallindo, Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2004). Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 2. PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kottler, Philip, Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Edisi ke-12. Jilid ke- 1). Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2008. Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Indeks.
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller, (2012).Marketing Management Edisi 14,Global Edition. Pearson Prentice Hall.
Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural. Bandung: Alfabeta.
Mas`ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasi : Konsep dan aplikasi. Universitas Dipenogoro.
Moh. Nazir. Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Maholtra, K. Naresh. 2007. Marketing Research 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Sekaran, Umar. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.
Wanda Getrycia, Edin S. Djatikusuma. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Minuman Berisotonik Pocari Sweat.