• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROMOSI, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA BEAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PROMOSI, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA BEAT."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

RINDA FARIAMA 1012010108 / FEB / EM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

ANALISIS PROMOSI, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

MATIC HONDA BEAT

Yang Diajukan Oleh

RINDA FARIAMA 1012010108/ FE / EM

Telah disetujui untuk diseminar kan oleh:

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Pandji Soegiono, MM Tanggal:...

NIP. 196410231990031002

Mengetahui

Ketua J urusan Progam Studi Manajemen

Dr.Muhajir Anwar.MM NIP. 19650907199103101

(3)

Yang diajukan oleh :

RINDA FARIAMA 1012010108/ FE / EM

Disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Pandji Soegiono, MM Tanggal:...

NIP. 196410231990031002

MENGETAHUI WAKIL DEKAN 1

Dr s. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS

(4)

ANALISIS PROMOSI, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

MATIC HONDA BEAT

Yang Diajukan Oleh

RINDA FARIAMA 1012010108/ FE / EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Pandji Soegiono, MM Tanggal:...

NIP. 196410231990031002

Mengetahui

Ketua J urusan Progam Studi Manajemen

Dr.Muhadjir Anwar.MM NIP. 196509071991031001

(5)

Disusun oleh :

RINDA FARIAMA 1012010108/ FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal

PEMBIMBING TIM PENGUJ I :

Pembimbing Utama Ketua

Dr s.Ec.Pandji Soegiono, MM Dr .Muhadjir Anwar.MM

NIP. 196410231990031002

Sekr etaris

Dr s.Ec.Pandji Soegiono, MM

Anggota

Drs.Ec. Her ry ALW. MM

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadlirat Allah Ta'ala.

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisi Promosi,harga dan Kualitas

Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Matic Honda Beat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini seringkali

menghadapi hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun, karena

dorongan dan bimbingan yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepeda:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MT. Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar MM. Ketua Program Studi Ekonomi

Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. EC. Pandji Soegiono, MM Selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu

yang sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum

cukup untuk menghargai jasa Bapak dan Ibu Dosen. Namun teriring do’a

(7)

dukungan dan pengorbanan, baik secara moril maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

7. Dan untuk semua pihak yang telah membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini, mas saya Irul, sahabat saya Maryana, Made, dan

Vicki. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya.

Penulis menyadari bukan hal yang tidak mungkin apabila skripsi jauh dari

sempurna, dan dengan rendah hati bersedia menerima segala saran yang bersifat

membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya

penulis.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis

dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat

sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Surabaya, Maret 2014

(8)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...iii

Daftar Tabel...v

Daftar Gambar...viii

Daftar Lampiran...ix

Abstraksi...x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Perumusan Masalah...11

1.3 Tujuan Penelitian...11

1.4 Manfaat Penelitian...12

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu...13

2.2 Landasan Teori...14

2.2.1 Keputusan Pembelian...14

2.2.1.2 Faktor-faktor Yang Membentuk Keputusan Pembelia...17

2.2.2 Promosi...18

2.2.2.1 Kegiatan Utama Promosi...19

2.2.3 Harga...20

(9)

2.2.4.1 Pengertian Kualitas layanan…...24

2.2.4.2 Unsur0unsur Kualitas layanan…...24

2.2.5 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian...26

2.2.6 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian...27

2.2.7 Pengaruh Kualitas layanan Terhadap Keputusan Pembelian...28

2.3 Kerangka Konseptual...30

2.4 Hipotesis...30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...31

3.1.1 Variabel Dependen (Variabel Terikat)...31

3.1.2 Variabel Independen (Variabel Bebas)...31

3.1.3 Pengukuran Variabel...33

3.2 Teknik Penentuan Sampel...34

3.2.1 Populasi...34

3.2.2 Sampel...34

3.3 Teknik Pengumpulan Data...35

(10)

v

3.3.2 Pengumpulan Data...35

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...37

3.4.1 Teknik Analisis Data...37

3.4.2 Pengujian Hipotesis...49

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian...50

4.1.1 Sejarah Singkat...50

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan...54

4.2 Deskripsi Jawaban Responden...55

4.2.1 Penyebaran Kuisioner...55

4.2.2 Deskripsi Krakteristik Responden...55

4.3 Uji Outlier...57

4.4 Deskripsi Variabel...60

4.4.1 Deskrisi Variabel Promosi (X1)...60

4.4.2 Deskripsi Variabel Harga (X2)...62

4.4.3 Deskripsi Variabel Kualitas layanan (X3)…...64

4.4.4 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y)...65

4.5 Hasil Partial Least Square...67

4.5.1 Evaluasi Model Pengukuran...67

4.5.2 Evaluasi Model Struktural...72

4.5.3 Uji Kausalitas...73

4.6 Pembahasan...75

(11)

4.6.3 Pengaruh Kualitas layanan (X3) Terhadap Keputusan

Pembelian...76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...77

5.2 Saran...77

DAFTAR PUSTAKA

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Merek-mererk Puncak (Top Brand) Kategori Sepeda Motor Matic

Tahun 2010-2012...7

Tabel 1.2 Penjualan Sepeda Motor Matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur...8

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...56

Tabel 4.2 Jumlah Responden Bedasarkan Umur...57

Tabel 4.3 Hasil Residuals Statistics...58

Tabel 4.4 Hasil Residuals Statistics...59

Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Promosi (X1)...60

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Harga (X2)...62

Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Kualitas Pelayanan (X3)...64

Tabel 4.8 Jawaba Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y)...66

Tabel 4.9 Nilai Outer Loading...68

Tabel 4.10 Nilai Average Variance Extracted (AVE)...69

Tabel 4.11 Nilai Composite Reability...70

Tabel 4.12 Nilai Outer Weights...71

Tabel 4.13 Nilai R-Square...72

Tabel 4.14 Uji Hipotesis...74

(13)

Gambar 3.1 Model Pls...36

Gambar 3.2 Langka-langka Analisis Pls...45

Gambar 4.1 Model Pengukuran Pls Promosi (X1) Harga (X2) Kualitas

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tanggapan Responden Terhadap Promosi, Harga dan Kualitas

pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian

Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data

(15)

Oleh

RINDA FARIAMA

Abstraksi

Berdasarkan data dari hasil penjualan sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur dalam tiga tahun terakhir, yaitu mulai tahun 2010-2012 menunjukkan bahwa telah terjadi ketidakstabialn pada tingkat penjualan sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur Fenomena ketidakstabilan dan kecenderungan penurunan pada tingkat penjualan sepeda motor matic Honda Beat di Delaer WIN Surabaya Timur merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan dan dicari penyebabnya. Banyak hal yang mrenjadi penyebab dari ketidakstabilan penjualan sepeda motor di dealer win surabya timur tersebut, salah satunya adalah faktor promosi, harga dan kualitas layanan yang menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi, harga dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner secara langsung pada konsumen sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur yang menjadi sampel. Skala pengukuran yang digunakan yaitu non probability sampling dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kebetulan, dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu. Pengambilan sampel didasarka pada pedoman ukuran sampel dari Imam Ghozali, dari hasil perhitungan didapatkan sampel sebanyak 70 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) untuk melihat pengaruh promosi, harga dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa promosi, harga dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

(16)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam

persaingan disegala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis

semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target

volume penjualan. Mengingat perkembangan tekonologi yang makin dinamis,

manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah

bersaing.

Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya

kebutuhan alat transportasi membawa angin segar kepada perusahaan otomotif

terutama dibidang sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh banyak orang

dan seelain itu haraganya terjangkau dan mudah perawatannya. Saat ini banyak

sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, promosi

yang sangat bersaing, harga yang tidak kalah bersaing dengan merek lain dan

mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik. Bagi perusahaan yang

bergerak dibidang otomotif hal ini merupakan suatu peluang untuk menguasai

pangsa pasar. Salah satu merek yang digemari oleh sebagian masyarakat sejak

dahulu adalah merek Honda. Untuk menghadapi persaingan tersebut produk

Honda selalu menciptakan penemuan-penemuan baru yang mana disesuaikan

dengan perkembangan jaman dan keinginan dari masyarakat agar produknya tetap

laku.

(17)

Konsumen merupakan target sasaran bagi semua perusahaan yang

menawarkan barang dan jasa. Produk yang ditawarkan perlu adanya strategi

digunakan secara berkesinambungan oleh produsen di pasar. Persaingan bisnis

yang semakin tajam antar competitor yang terlibat langsung di pasar merupakan

ancaman yang sering ditemui oleh perusahaan baik produk lokal, nasional dan

internasional. Pada era pasar bebas yang sudah diberlakukan oleh banyak negara

di dunia maka perusahaan dihadapkan pada tantangan yang lebih berat.

Perusahaan dituntut agar lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui, mencari,

menganalisa apa yang menjadi penyebab dari kegagalan peningkatan penjualan.

Faktor yang mempengaruh peningkatan penjualan sangat beragam, baik

faktor internal dari kegiatan pemasaran perusahaan (kualitas layanan, harga dan

promosi) maupun faktor eksternal yang terkait dengan keputusan pembelian

konsumen dalam memilih suatu produk (Husain, 2011).

Banyak keputusan pembelian sebenarmya dibuat di tempat penjualan.

Disini pengusaha dituntut untuk memonitor, memahami dan menganalisa setiap

karakter konsumen dalam proses keputusan pembelian, dengan mengetahui

karakter konsumen maka pengusaha dapat mengidentifikasi kebutuhan konsumen

untuk di masa yang akan datang. Serta dapat menesuaikan diri dengan apa yang

terjadi berdasar minat dan selera konsumen yang sehubungan dengan perilaku

(18)

3

Untuk menarik minat konsumen membeli produk yang ditawarkan maka

dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan

harga yang ditawarkan pesaing, kualitas layanan yang bermutu. Menariknya

promosi yang ditawarkan akan mempengaruhi minat konsumen untuk mencoba

mengkonsumsi produk tersebut. Maka dengan demikian produsen akan terus

terpacu untuk membuat promosi yang menarik agar dapat mempengaruhi

konsumen untuk membeli produknya.

Tjiptono (2008) mengatakan bahwa hakekatnya promosi adalah suatu

bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran

adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi

mempengaruhi/membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya, agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Selain dari promosi, pengaruh harga yang ditawarkan oleh perusahaan

tersebut juga sangat penting, jika harga rendah maka permintaan produk juga akan

meningkat, dan jika harga produk semakin tinggi maka permintaaan produk

semakin rendah. Penetapan harga yang tepat akan mendapatkan perhatian yang

brsar dari konsumen, jika harga yang ditetapkan perusahaan tepat dan sesuai

dengan daya beli konsumen maka pemilihan suatu produk akan jatuh pada produk

tersebut.

Harga menjadi faktor yang berpengaruh secara nyata dan kuat pada

keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Kebijakan penetapan harga

(19)

selalu dikaitkan dengan kesesuaian dari apa yang diterima oleh konsumen. Dari

sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai

bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasa atas suatu

barang atau jasa (Tjiptono, 2008).

Harga suatu produk dapat juga mempengaruhi komposisi bauran promosi.

Produk-produk mahal seperti itu sering lebih canggih secara teknis dan estetis dan

konsumen merasakan resiko yang besar dalam pembeliannya. Oleh karena itu

pembeli potensial biasanya menginginkan jenis informasi dan saran yang detail,

yang hanya bisa diperoleh dari harga penjualan sebelum mengambil keputusan

pembelian (sutisna,2003:314).

Selain promosi dan harga, kualitas layanan juga berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Kualitas pelayanan tidak

diragukan lagi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen. Setelah

melihat adanya promosi yang menarik, harga yang tepat maka dengan sendirinya

konsumen akan mencoba membandingkan kualitas layanan, dan dalam hal ini

perusahaan dituntut untuk memberikan kualitas layanan yang mampu

mempegaruhi nilai yang lebih, sehingga berbeda dengan kualitas layanan persaing

sehingga kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor pertimbangan konsumen

sebelum membeli produk. Dengan kualitas layanan yang memuaskan, mendorong

konsumen untuk melakukan pembelian produk yang bersangkutan. Jika suatu

perusahaan mampu memberikan pelayanan yang baik, secara langsung atau tidak

(20)

5

pelanggannya akan disampaikan pelanggan yang satu ke pelanggan lainnya secara

berantai (Barata, 2004: 23).

Kualitas layanan menurut Endar Sugiarto (2002:36), adalah suatu tindakan

yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan,

klien, tamu, dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh

orang yang melayani maupun yang dilayani.

Saat ini, PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan.

Pabrik pertama berlokasi di Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang juga

berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua,

Kelapa Gading, Jakarta Utara serta pabrik ketiga yang sekaligus pabrik paling

mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ketiga

ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun

2005.

Dengan keseluruhan fasilitas ini, PT Astra Honda Motor memiliki

kapasitas produksi 3 juta unit sepeda motor per tahun. Salah satu puncak prestasi

yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke-20

juta pada tahun 2007. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil

diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Secara

internasional, pencapaian produksi sepeda motor Honda 20 juta unit adalah yang

ketiga setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India .

Untuk memuaskan konsumennya, saat ini Honda mengeluarkan produknya

dengan segmen wanita, yaitu Honda Beat dengan alasan karena populasi

penduduk Indonesia sebagian besar adalah perempuan. Sedangkan jenis

(21)

kendaraan untuk segmen ini belum dibuat secara maksimal oleh produsen. Oleh

sebab itu, Honda Beat dirancang khusus bagi postur rata-rata wanita Indonesia,

baik desain maupun bobot secara keseluruhannya. Hadirnya Honda Beat menjadi

daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum dan pecinta honda khususnya. Dari

semula honda Beat terkenal sebagai matik paling irit, kini hadir terobosan terbaru

dengan sistem injeksi yang lebih meminimalkan konsumsi bbm dan

memaksimalkan pembakaran sehingga menjadi matik paling irit di kelasnya,

selain design yang penuh gaya dan berkesan sporty untuk memenuhi keinginan

konsumen Indonesia. Konsep utama dalam pengembangan Honda Beat ini adalah

gabungan antara kenyamanan dan kesenangan dalam berkendara, yang bertujuan

untuk menciptakan sebuah kesan skuter yang "Absolute Matic" dengan

memberikan suatu nilai tambah bagi konsumen (Dicky Laksono,2006). Honda

Beat diciptakan untuk selera gaya generasi muda yang mengutamakan

kepribadian, sehingga banyak generasi muda yang menggunakan Honda Beat

untuk kegiatan sehari-hari. Dengan banyaknya peminat sepeda motor matic, maka

Honda meluncurkan New Honda Beat yang memberikan keseimbangan dalam

bermanuver dan kenyamanan, walaupun dikendarai dengan berboncengan.

Informasi di atas produk baru lebih terbatas, dibanding produk yang lebih

dahulu muncul sehingga konsumen merasa enggan untuk mencoba menggunakan

produk yang masih baru.

Berikut data top brand indeks merek mengenai sepeda motor matic di

(22)

7

Tabel 1.1

Merek-Merek Puncak (Top Brand) Kategori Sepeda Motor Matic

Tahun 2010-2012

Sumber : www.topbrandaward.com

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa Honda Beat cenderung

meningkat 16,8%, meskipun peningkatan yang terjadi tidak sebesar nilai yang

pernah dicapai yaitu sebesar 18,00%.

Tabel 1.1 Tentang Top Brand Index yang menunjukkan kekuatan merek,

Banyak sekali merek-merek yang tadinya populer kemudian la mbat laun turun J ENIS MOTOR

TAHUN

2010 2011 2012

YAMAHA MIO 49,70% 64,40% 60,00%

HONDA VARIO 24,40% 17,3 13,70%

HONDA BEAT 18,00% 12,00% 16,80%

SUZUKI SPIN 5,40% 3,10% 1,30%

SUZUKI SKYWAVE 2,50% 2,10% -

HONDA SCOOPI - 0,60% 3,30%

YAMAH NOUVO - - -

YAMAHA XCON - - 1,50%

(23)

bahkan hilang dari peredaran menghiasi hasil Top Brand Index. Dinamika

merek-merek di pasar menunjukkan bahwa kompetisi antar merek-merek di pasar semakin

tinggi (Mar keting.co.id).

Tabel 1.2

Penjualan Sepeda Motor Matic Honda Beat

WIN Sur abaya Timur

TAHUN J UMLAH (UNIT)

2010 684

2011 534

2012 652

Sumber: Data Intenal Honda WIN Surabaya Timur.

Dengan adanya promosi yang semakin gencar yang diberikan oleh pihak

dealer diduga promosi berpengaruh terhadap tingakat penjualan sepeda motor

matic Honda Beat di Dealer Surabaya Timur. Dan dari segi harga strategi yang

diberikan dan yang ditetapkan sebagian kebijakan harga juga diduga

mempengaruhi tingkat penjualan. Selain promosi dan Harga, Kualitas layanan

juga sangat penting, maka dari itu kualitas pelayanan juga diduga sangat

(24)

9

Endang Sulistya Rini dan Dina Widya Astuti ( 2012 : 1-12 ) Menyatakan

bahwa Pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis yang semakin

pesat menuntut perusahaan mengembangkan strategi pemasarannya untuk

menarik dan mempertahankan konsumen. Perusahaan perlu cepat tanggap

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar, sehingga dapat cepat

mengetahui peluang pasar yang dimiliki untuk berkembang.

Salah satu faktor penting konsumen tertarik untuk melakukan keputusan

pembelian adalah promosi. Jika promosi yang dilakukan oleh perusahaan semakin

gencar maka masyarakat akan lebih dengan cepat mengenali produk tersebut.

M.Taufiq Amir (2005) promosi adalah upaya penyampaian pesan-pesan tertentu

kepada berbagai pihak, termasuk untuk konsumen. Strategi promosi

menggabungkan periklanan promosi penjualan dan publisitas menjadi suatu

program untuk berkomunikasi dengan pembeli dan orang lain dan pada akhirnya

akan mempengaruhi keputusan pembelian (Basu Swasta dan Irawan, 2001).

Menurut Kotler & Armstrong (2001:226) keputusan pembelian adalah tahap

dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar

membeli.

Faktor berikutnya selain promosi adalah harga. Jika harga yang ditetapkan

oleh perusahaan tepat dan sesui dengan daya beli konsumen, maka pemilihan

suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut (Basu Swasta dan

Irawan, 2001). Suatu produk akan lebih mudah diterima konsumen ketika harga

produk tersebut bisa dijangkau oleh konsumen. Dilihat dari faktor harga, banyak

perusahaan motor menentapkan beberapa strateginya mulai dari kredit hingga

(25)

beberapa tahun, bahkan dengan cash back. Hal tersebut dilakukan agar mampu

menjaring konsumen lebih banyak lagi.

Faktor berikutnya selain promosi dan harga adalah kualitas layanan.

Tjiptono (2009:59) menyatakan, service quality merupakan tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan. Tjiptono dan Chandra (2009:119) menyatakan,

keunggulan layanan dapat dibentuk melalui pengintegrasian empat pillar service

excellence yang saling berkaitan erat, yaitu: kecepatan, ketepatan, keramahan dan

kenyamanan pelayanan. Kualitas pelayanan berpengaruh dalam keputusanm

pembelian, apabila kualitas layanan yang diberikan baik maka akan menimbulkan

daya tarik untuk melakukan pembelian.

Berdasarkan permasalahan di atas menunjukkan bahwa Honda Beat

mengalami penilaian konsumen yang fluktuatif yang kalah bersaing dengan

merek-merek seperti Yamaha Mio. Padahal Honda Beat telah memberikan

promosi yang tidak kalah bersaing dengan merek lainnya, harga yang terjangkau,

dan kualitas pelayanan yang baik untuk menarik konsumen dalam membeli

produk Honda Beat. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan menggunakan

strategi diatas belum tentu meningkatkan penjualan produk.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan “ANALISIS PROMOSI, HARGA DAN KUALITAS

LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

(26)

11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dapat

diambil adalah sebagai berikut:

a. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor

matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur ?

b. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor

matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur?

c. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda

motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian sepeda

motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

b. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sepeda

motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

c. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pembelian

sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan manfaat, antara lain:

a. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur, penelitian ini sebagai sumbangan karya ilmiah yang dapat

memperkaya koleksi kepustakaan, serta mungkin akan bermanfaat bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama dimasa

akan datang yang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pembanding.

b. Bagi puhak perusahaan, Memberi masukan bagi perusahaan sebagai bahan

pertimbangan dalam mempengaruhi keputusan pembeli pada konsumen

(28)

13 BAB 2

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dan digunakan sebagai bahan

kajian untuk penelitianini dilakukan oleh:

1. Aci Krismanti dan Nunik Kusnilawati, dengan judul “ ANALISIS

PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN DESAIN PRODUK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA

NON MATIC” Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ; terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian

sepeda motor Honda Non Matic, terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Non

Matic, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara desain produk terhadap

keputusan pembelian sepeda motor Honda Non Matic.

2. Yunita Sawitri, Wahyu Hidayat dan Sendhang Nurseto, dengan judul

“PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI, FAKTOR SOSIAL

DAN FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

SEPEDA MOTORMATIC YAMAHA MIO (STUDI PADA YAMAHA

AGUNG MOTOR SEMARANG), berdasarkan penelitian menunjukkan

bahwa variabel variabel tersebut mempunyai pengaruh yang positif. Artinya

pengaruh variabel Kualitas Produk, Promosi, Faktor Sosial dan Faktor

(29)

psikologi terhadap Keputusan Pembelian sebesar 85,1 persen, sedangkan

sisanya 14,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain.

3. Pr yas Aji Pr amana, dengan judul “PENGARUH PROMOSI,

KUALITAS LAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA J UPITER ALL VARIANT

PADA YAMAHA MATARAM SAKTI CABANG SOEGIYOPRANOTO

SEMARANG, berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa variabel tersebut

mempunyai pengaruh positif, artinya Hasil analisis menunjukkan variabel

promosi, kualitas pelayanan,harga, mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan terhadap variabel keputusan pembelian

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Keputusan pembelian

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan

yang oleh assarel disebut need arousa. Kebanyakanpenulis menyatakan tahap ini

sebagai tahap menyadari adanya masalah (problem recognition). Selanjutnya jika

sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari

informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkan. Proses pencarian

informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang

berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang

diperoleh konsumen melakukan konsumen melakukan seleksi atas

alternatif-alternatif yang tersedia. Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam

(30)

15

yang mempunyai keterlibatan tinggi terhadap produk yang diinginkannya, proses

pengambilan keputusan akan mempertimbangkan berbagai hal. (sutisna, 2003:16)

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi atas merek-merek

dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk

membeli produk yang paling disukai. Namun, dua faktor berikut dapat berada di

antara niat pembelian dan keputusan pembelian. (sunarto, 2003:144)

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain

mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:

1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen

lain.

2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut

dengan konsumen, semakin besar konsumen akan mengubah niat pembeliannya.

Keadaan sebaliknya juga berlaku: preferensi seorang pembeli terhadap suatu

merek akan meningkat jika seseorang yang ia sukai juga sangat menyukai merek

yang sama. Pengaruh oarng lain menjadi rumit saat beberapa orang dekat dengan

pembeli memiliki pendapat yang berlawanan dan pembeli ingin menyenangkan

mereka semua. (sunarto,2003:145).

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat

muncul dan mengubah niat pembelian. Konsumen yang bernama jack mungkin

kehilangan pekerjaan, beberapa seorang pelayan toko mematahkan semangat jack.

(31)

Jadi, preferensi dan bahkan pembelian bukanlah peramal perilaku pembelian yang

benar-benar handal.

Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen yang didasarkan

atas perspektif experintial adalah bahwa banyak tindakan yang dihasilkan dari

adanya kebutuhan manusia pada perasaan-perasaan dan emosinya. Sebagai

hasilnya, proses pengambilan keputusan berkisar di sekitar tujuan konsumen

untuk membangkitkan emosi dan perasaannya. Hal ini berbeda dengan perspektif

pengambilan keputusan yang menganggap konsumen adalah rasioanl.

(sutisna,2003:17).

Perilaku konsumen akan menentukkan proses pengambilan keputusan

dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan

penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen,

kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian

alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian (Kotler, 2004).

Indikator yang mencirikan keputusan pembelian yang digunakan

penelitian ini, yaitu (Muhammad Yusuf,2011) :

1. Kebutuhan dan keinginan akan suatu produk

2. Keinginan mencoba

(32)

17

2.2.1.2Faktor-Faktor Yang Membentuk Keputusan Pembelian

Faktor-Faktor yang membentuk keputusan pembelian (Sutisna,2003:17),

Yaitu:

1. Ketetapan harga

Ketetapan harga yang ditetapkan oleh perusahaan yang sesuai dengan harapan

konsumen.

2. Perubahan harga dan pelayanan

Perubahan harga yang tidak terlalu besar yang disesuaikan dengan pelayanan

dari perusahaan.

Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sbanyak tujuh

komponen (swasta danirawan, 2000 : 118 – 119), antara lain :

1. Keputusan Tentang Jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang jenis produk apa yang akan

dibeli.

2. Keputusan Tentang Bentuk Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk dengan

bentuk tertentu,keputusan tersebut menyangkut ukuran, mutu, corak, dan

sebagainya.

3. Keputusan Tentang Merk

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli.

4. Keputusan Tentang Penjualannya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk yang akan dibeli.

5. Keputusan Tentang Jumlah Produk

(33)

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang

akan diambilnya.

6. Keputusan Tentang Waktu Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan harus melakukan

pembelian.

7. Keputusan Tentang Cara Pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang cara pembayaran produk

dengan dibeli, apakah dibayar secara tunai atau dengan cicilan.

2.2.2 Pr omosi

Definisi menurut Swastha (2007) : “Promosi adalah komunikasi non

individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh

perusahaan lembaga-lembaga non laba serta individu-individu”. Menurut Tjiptono

(2002) promosi adalah: “Aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”. Dari uraian definisi

promosi menurut beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa promosi

adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jalan mempengaruhi

konsumen secara langsung ataupun tidak langsung untuk meningkatkan omzet

penjualan melalui penciptaan pertukaran dalam pemasaran barang.

Supaya merek suatu produk dikenal secara luas oleh konsumen maka perlu

(34)

19

Tjiptono (2008) mengatakan bahwa hakekatnya promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah

aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya, agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Lupiyoadi (2009:120) berpendapat bahwa promosi merupakan salah satu

variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja

berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen,

melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan

pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Tujuan daripada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil

produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya. Dengan

demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba

perusahaan. Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang

dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil

seefektif mungkin.

2.2.2.1 Kegiatan Utama Promosi

Dalam promosi terdapat empat kegiatan utama antara lain:

1. Periklanan, Periklanan merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak

dilakukan oleh perusahaan maupun perorangan.

(35)

2. Personal Selling, Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)

antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk

kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap

suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

(Tjiptono, 1997 : 224).

3. Promosi Penjualan,Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung

melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang

pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang

dibeli pelanggan.

4. Publisitas, Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, disebut

hubungan masyarakat, dan meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan

mempertahankan

Indikator yang mencirikan promosi yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu (Muhammad Yusuf,2011):

1. Jangkauan promosi

2. Kuantitas dalam melakukan promosi

3. Kualitas penyampaian pesan dalam promosi

2.2.3 Harga

Swastha (2001) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang (ditambah

beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari

produk dan pelayanannya. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa harga yang

dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual.

(36)

21

berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa

meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan

stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya.

Tjiptono (2008:465), mendefisikan harga sebagai satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Perusahaan

harus menetapkan harga secara tepat agar dapat sukses dalam memasarkan barang

atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Penetapan harga

merupakan faktor penunjang yang dapat menentukan keberhasilan operasional

perusahaan dalam upayanya memperoleh keuntungan atau laba.

2.2.3.1Faktor Biaya Dalam Penetapan Harga

Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut sedangkan

harga pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya yang dikorbankan untuk

memperoleh atau untuk membua barang itu.

Biaya adalah setiap pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk

memperoleh suatu barang, yang bersifat ekonomis rasional, jadi dalam

pengorbanan ni tidak boleh mengandung unsur pemborosan, sebab segala

pemborosan termasuk unsur kerugian, tidak dibebankan ke harga pokok

(Alma,2000:125)

Lebih lanjut dapat dirinci, pengorbanan yang dapat dikatakan biaya apabila

memenuhi kriteria biaya berikut (Alma,2000:126):

1. Dapat dihitung

(37)

2. Dapat diduga sebelumnya

3. Inheren (melekat) pada produksi

4. Tidak dapat dihindarkan

Metode penetapan harga yang berbasis permintaan yang menekankan pada

faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan terdiri dari

(Harjanti dan Saputro, 2005:14):

1. Skimming Pricing, yaitu strategi penetapan harga tertinggi bagi produk baru

dan menurunkanharga ketika persaingan makin ketat.

2. Penetration Pricing, yaitu menetapkan harga rendah untuk memperkenalkan

produk baru.

3. Prestige Pricing, yaitu merupakan strategi dimana harga ditetapkan tinggi

hingga konsumen yang peduli akan statusnya tertarik.

4. Price lining, yaitu strategi yang diharapkan oleh perusahaan yang menjual

produk lebih dari satu.

5. Odd-even, yaitu penetapan harga mendekati harga jumlah genap tertentu

misalnya Rp.10.000 dicantumkan Rp.9.900.

6. Demand-Backward Pricing, yaitu strategi mendesain produk sehingga

memenuhi target harga yang ditetapkan.

7. Bundle Pricing, yaitu merupakan strategi pemasaran untuk dua atau lebih

(38)

23

2.2.3.2Faktor-Faktor Yang Membentuk Harga

Ada beberapa faktor yang membentuk harga (Simamora,2000:125), yaitu:

1. Kesesuain harga dan mutu produk

Harga yang ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan mutu produk yang

diberikan.

2. Harga penawaran

Harga yang ditawarkan oleh perusahaan dapat ditawar sesuai dengan

ketentuian perusahaan.

3. Kebijaksanaan harga

Kebijaksanaan harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan

diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu. Jadi disini terkandung maksud

mengikuti perkembangan pasar.

Indikator yang mencirikan harga yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu(Muhammad Yusuf,2011):

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

2.2.4 Kualitas layanan

Pasar merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan

memberikan kualitas layanan yang sebaik mungkin terhadap apa yang diperlukan

pelanggan. Dengan adanya kualitas layanan yang baik, maka pelanggan akan

memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kualitas pelayanan

(39)

yang baik sangat penting dalam usaha swalayan sehingga pelanggan akan

menyukai layanan yang diberikan oleh pasar swalayan tersebut dan pada akhirnya

pelanggan akan datang kembali untuk melakukan pembelian ulang.

2.2.4.1 Pengertian Kualitas layanan

Kualitas layanan adalah suatu upaya yang diberikan oleh perusahaan

dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasan (Juhana

Wijaya,1999:34). Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas layanan menurut

Endar Sugiarto (2002:36), adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, klien, tamu, dan lain-lain) yang

tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun

yang dilayani.

Mengacu pada pengertian kualitas layanan tersebut makna konsep kualitas

layanan adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan

perusahaan. Kualitas layanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan

berakhir pada persepsi pelanggan (kotler, 1997) dalam Wisnalmawati (2005:156).

Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi

penyediaan jasa, melainkan berdasarkan persepsi pelanggan.

2.2.4.2Unsur-unsur Kualitas layanan

Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan perusahaan adalah

kemampuan perusahaan dalam memberikan kualitas layanan kepada pelanggan.

(40)

25

memberikan kualitas layanan kepada para pelanggannya meliputi lima dimensi

pelayanan yaitu:

a. Tangibles atau bukti fisik

b. Reliability atau keandalan

c. Responsiveness atau ketanggapan

d. Assurance atau jaminan dan kepastian

e. Empathy

Endar Sugiarto (2002:42) agar loyalitas pelanggan semakin melekat erat

dan pelanggan tidak berpaling pada layanan lain, penyedia jasa perlu menguasai

lima unsur yaitu :

a. Kecepatan di sini adalah adalah waktu yang digunakan dalam melayani

konsumen minimal sama dengan batas waktu dalam standar kualitas

pelayanan yang ditentukan oleh perusahaan. Bila pelangganmenetapkan

membeli suatu produk, tidak saja harga yang dinilai dengan uang tetapi juga

dilihat dari faktor waktu.

b. Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan

konsumen, karena tidak dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen.

Oleh karena itu, ketepatan sangat penting dalam pelayanan.

c. Dalam melayani konsumen, para petugas pelayanan harus memberikan

perasaan aman pada konsumen. Tanpa perasaan aman di dalam hatinya

niscaya konsumen akan berpikir dua kali jika harus kembali ke tempat

tersebut. Rasa aman yang dimaksudkan di sini adalah selain rasa aman fisik

adalah rasa aman psikis.

(41)

d. Jika rasa nyaman dapat diberikan pada pelanggan, maka pelanggan akan

berulang kali menggunakan jasa atau produk yang ditawarkan. Jika pelanggan

merasa tenang, tenteram, dalam proses pelayanan tersebut pelanggan akan

memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menjual produk atau jasa

yang ditawarkan.

e. Sikap ramah kepada pelanggan juga menjadi salah satu daya tarik konsumen

untuk memilih fasilitas pelayanan, sehingga sikap ramah sangat diperlukan

untuk menentukan keputusan pelanggan.

Indikator yang mencirikan kualitas layanan yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu (Ika PutriIswayanti,2010 ):

1. Kecepatan proses transaksi

2. Kemudahan proses transaksi

3. Layanan garansi service yang memusakan

2.2.5 Pengaruh Pr omosi Terhadap keputusan Pembelian

Kotler (2005:247) berpendapat bahwa pemasaran modern memerlukan

lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang

menarik dan memungkinkannya mudah dijangkau pelanggan sasaran. Perusahaan

harus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan dengan

masyarakat umum (promosi). Promosi merupakan kegiatan penting yang harus

dilakukan perusahaan, dimana dengan melakukan promosi perusahaan dapat

memasarkan produknya dengan merangsang dan menyebarkan informasi tentang

produk yang ditawarkan dan manfaat atau kegunaan dari produk tersebut.

(42)

27

menunjukkan bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian motor Honda.

Promosi merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang diupayakan

perusahhan melalui kegiatan periklanan, promosi penjualan, personal selling, atau

publisitas (Swasta dan Irawan, 2001). Apabila kegiatan promosi berjalan dengan

baik dan efektif maka dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan

pembelian.

Menurut Swastha (2006) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu

arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan

yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Hasil penelitian Oetama (2011)

dan Munawaroh (2011), menyatakan bahwa promosi berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian, apabila suatu produk diperkenalkan kepada masyarakat

melalui promosi yang efektif dan kreatif maka masyarakat akan mendapatkan

informasi seputar produk tersebut dan pada akhirnya produk tersebut akan banyak

dibeli oleh masyarakat.

Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

2.2.6 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono,2008:465). Penelitian yang

dilakukan Triastuti (2011) dan Herniwarni (2008), menunjukkan bahwa harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

(43)

melakukan pembelian motor Honda. Dalam penelitian tersebut faktor harga

memiliki tingkat pengaruh yang paling tinggi terhadap keputusan pembelian

produk sepeda motor Honda.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembelii, yaitu perana alokasi dan peranan informasi (Tjiptono, 2001).

Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya.

Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli un tuk

memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis

barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang

tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Hasil penelitian

Oetama (2011) dan Wijayanti (2007), membuktikan bahwa harga berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian, apabila penetapan harga secara rasional dan

sepadan dengan manfaat produk yang diberikan dapat mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian.

Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

2.2.7 Pengaruh Kualitas layanan dengan Keputusan Pembelian

Berry & Zenthaml yang dalam Lupiyoadi (2006:16) berpendapat bahwa

“Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas dapat

ditentukan dengan pendekatan service quality. Tjiptono (2007:6) mengemukakan

(44)

29

pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan

agar dapat mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola

konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan

layanan yang berkualitas.

Ragam layanan yang disediakan oleh produsen atau pihak penyedia

layanan harus cocok dengan harapan dan keinginan konsumen. Hal ini berkaitan

dengan tolak ukur keberhasilan produk yang bersangkutan dimana kualitas

layanan yang akan mengakibatkan keputusan pembelian dari konsumen yang

bersangkutan (Harjanti dan saputro, 2005:14)..

Dengan demikian adanya kualitas layanan dapat membantu para pembeli

untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya padad berbagai

jenis barang. Pembeli membandingkan kualitas layanan yang terbaik sebelum

melakukan keputusan pembelian. Hasil penelitian Harjanti (2005) dan Saputro

(2005), membuktikan bahwa kualitas pelayanan nberpegaruh positif terhadap

keputusan pembelian, apabila kualitas layanan yang diberikan baik akan dapat

mempengaruhi dalam melakukan pembelian.

Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

(45)

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah dari landasan teori maka hipotesis yang

diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda

motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

2. Diduga harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda

motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.

3. Diduga kualitas layanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur. Promosi

( X1)

Harga

(X2)

Keput usan Pem belian

(Y)

Kualit as Layanan

(46)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

variabel. Variabel-variabel tersebut adalah srbagai berikut :

3.1.1. Variabel Dependen ( variabel terikat)

a. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan dorongan dari dalam individu untuk

melakukan pembelian terhadap suatu produk.

Terdiri dari 3 indikator (Muhammad Yusuf,2011) :

1. Kebutuhan dan keinginan akan suatu produk (Y1).

2. Keinginan mencoba (Y2).

3. Kemantapan akan kualitas suatu produk (Y3).

3.1.2. Variabel Independen ( variabel bebas)

a. Promosi (X1.)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam

memasarakn suatu produk kepadamasyarakat.

Terdiri dari 3 indikator (Muhammad Yusuf,2011):

1. Jangkauan promosi (X1.1).

(47)

2. Kuantitas dalam melakukan promosi (X1.2).

3. Kualitas penyampaian pesan dalam promosi (X1.3

b. Harga (X2)

Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen

untuk memperoleh suatu produk.

Terdiri dari 4 indikator (Muhammad Yusuf,2011):

1. Keterjangkauan harga (X2.1).

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk (X2.1).

3. Daya saing harga (X2.3).

4. Kesesuaian harga dengan manfaat (X2.4).

c. Kualitas Layanan (X3).

Kualitas Layanan merupakan salah satu upaya yang diberikan perusahaan

dalam melayani konsumennya.

Terdiri dari 3 indikator (Ika Putr Iswayanti,2010 ):

1. Kecepatan proses transaksi (X3.1).

2. Kemudahan proses transaksi (X3.2).

(48)

33

3.1.3 Pengukuran Variable

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dengan teknik

pengukuran menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2004:90) m,enyatakan

bahwa skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian fenomena sosial. Seperti contoh:

STS TS N S SS

Keterangan:

STS: Sangat Tidak Setuju S: Setuju

TS: Tidak Setuju SS: Sangat Setuju

N: Netral

Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor

yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada kotak yang tersedia

disebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai

tertinggi. Jawaban dengan nilai antara 1-2 berarti kecenderungan untuk tidak

setuju dengan pertanyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai 4-5

berarti cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

(49)

3.2 Teknik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan himpunan individu atau kelompok yang memiliki ciri

atau karakteristik yang sama yang menjadi populasi dalam penelitian. Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang datang di

Dealer WIN Surabaya Timur.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik

yang sama dengan populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dilakukan

adalah non probability sampling dengan teknik accidental sampling, yaitu teknik

penentuan sampel kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan

peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan

bertemu itu cocok sebagai sumber data (sugiyono:2009).

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman

pengukuran sampel menurut (imam ghozali,2011), antara lain :

1. Sepuluh kali skala terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala

untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indikator dapat dibaikan).

2. Sepuluh kali dari jumlah terbesar structural path yang diarahkan pada

konstruk tertentu dalam model struktural.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dan

(50)

35

adalah konsumen di Dealer WIN Surabaya Timur sebesar 70 responden (yang

berasal dari indikator formatif yang berjumlah 7, kemudian dijumlah 7X10=70)

dan dalampenelitian ini karena memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber asli.

Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh konsumen di Dealer WIN

Surabaya Timur.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari pihak yang

mengambil data primer atau dari pihak ketiga yang merupakan perantara. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder dari www.topbrandaward.com

3.3.2 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh

responden penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan / empiris untuk

memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan

(Supardi,2005:127). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah

(51)

disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari alternatif

jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya (Supardi,2005:133). Cara

pengumpulan data tersebut dilakukan dengan prosedur : 1) responden diberi

kuesioner, 2) sambil mengisi kuesioner, ditunggu dan diberikan penjelasan jika

belum jelas terhadap apa yang dibaca, 3) setelah responden mengisi kemudian

jawaban tersebut ditabulasi, diolah, dianalisis dan disimpulkan.

(52)

37

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis Data

Partial Least Squar e

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk

mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor

terlalu banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai

metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan

variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan faktor

indeterminacy metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan

data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil.

Awalanya Partial Least Square berasal dari ilmu sosial (khususnya

Ekonomi, Her man Wold, 1996). Model ini dikembangkan sebagai

altrnatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah

atau indikator yang tidak tersedia tidak memenuhi model pengukuran

refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat

digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya

atau pengujian proposisi. Selain PLS, metode lain yang dapat digunakan

adalah SEM (Structur Equation Modelling) tetapi dengan jumlah sampel

yang besar.

SEM dengan menggunakan diagram jalur memiliki beberapa ciri,

diantaranya adalah :

a) Model struktural memenuhi sifat model rekursif.

(53)

b) Variabel laten, ada yang model pengukurannya bersifat formatif

(soaial keluarga, ekonomi keluarga, kesejahteraan keluarga dan minat

kembali ke luar negeri). Dalam model formatif, indikator dipandang

sebagai variabel laten menurut Bollen dan Lennox (1991). Dan ada

yang bersifat refleksif. Dalam model refleksif indikator atau manifest

dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten,

sehingga perubahan dalam satu indikatornya akan berakibat pada

perubahan indikator lainnya dengan arah yang sama. Sructur Equation

Model (SEM) adalah salah satu bidang kajian statistik yang dapat

menguji sebuah rangkaian hubungan yang relatif sulit terukur secara

bersamaan. SEM terdiri dari model yang cocol untuk pasangan data.

Berdasarkan ciri ke 2, maka penerapan SEM tidak bisa digunakan,

mengingat SEM hanya bisa digunakan pada model struktural yang

variabel latennya memiliki indikator bersifat refleksif.

SEM berbasis covariance based, adapun perbedaan antara

covariance based SEM dengan component based PLS adalah dalam

penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori atau

pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008:5).

Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan

pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset,

maka metode dengan covariance based lebih sesuai. Namun demikian

adanya indeterminacy dari estimasi faktor score maka akan kehilangan

(54)

39

pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi

variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka

menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang

pasti dari komponen skor. Bilamana model struktural yang akan

dianalisis memenuhi model rekursif dan variabel laten memiliki

indikator yang besifat forematif, refleksif atau campuran, maka yang

tepat diterapkan adalah PLS.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan

prediksi, hal ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat

formatif. Dengan variabel laten berupa kombinasi linier dari

indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel dapat dengan mudah

diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang

dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali 2008).

Sedangkan SEM kurang cocok untuk tujuan prediksi karena

indikatornya bersifat relfeksif, sehingga perubahan nilai dari suatu

indikator sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai dari variabel

laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu

dalam penelitian ini digunakan metode PLS.

Didalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pemcerminan

indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflesive

indicator). Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh

indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formative

indicator).

(55)

1. Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah

sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini

mengakibatkan bila terjadi perubahan dari suatu indikator akan

berakibat pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang

sama.

Ciri-ciri model indikator reflektif adalah :

a. Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari variabel laten (Y) ke

indikator (X1, X2, X3, X4).

b. Anatra indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki

internal consitency reliability).

c. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan

merubah makna dan arti variabel laten.

d. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat

indikator.

2. Model formatif dipandang secara matematis indikator seolah-olah

sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu

indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator

lainnya dalam satu kontruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel

latennya. PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab

masalah pengukuran indeks keputusan pembelian karena PLS tidak

memerlukan asumsi yang ketat, baik mengenai sebaran dari sebuah

pengamatan maupun dari ukuran contoh yang tidak besar.

(56)

41

1. Fleksibilitas dari algoritma

Dimensi ukuran bukan masalah, misalnya variabelnya banyak.

2. Dapat mencocokkan data dengan komponen yang lebih sedikit

(sampel data tidak harus besar).

Metode lain yang dapat digunakan adalah LISREL (Linier

Sructural Relations, software / program computer yang sering

digunakan pada SEM) yaitu metode yang dalam perhitungannya

memerlukan sebaran data berdistribusi normal dan ukuran sampel harus

besar (n > 100) (Bacon, 1997). Oleh J oreskog dan Wold (1982), PLS

dikembangkan sebagai metode umum untuk pendugaan model laten

yang diukur secara tidak langsung oleh perubah penjelas.

Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan

menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan

untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan

estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan

antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan

means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan

variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan

proses interasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi.

Tahap pertama menghasilkan weigh estimate, tahap kedua menghasilkan

(57)

estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan

estimasi means san lokasi (konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk

mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model

estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weigth.

Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika presentase perubahan setiap

outside approxomation weigth relatif terhadap proses iterasi sebelumnya

kurang dari 0,01.

Model Spesifikasi PLS

PLSterdiri atas hubungan eksternal (outer model atau model

pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktur).

Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu

model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten

dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu

hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen, 2000). Model analisis jalur

semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan : (1) inner

model yang mengespesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel

laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement

model), (3) weigth relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten

(58)

43

Penduga PLS

Prosedur penduga PLS melalui dua tahapan yang mendasar.

Tahap pertama menggunakan pendugaan iterative dan didapat

peubah-peubah laten sebagai kombinasi linier dari sekelompok peubah-peubah-peubah-peubah

penjelasnya. Tahap kedua menggunakan pendugaan noniteratif untuk

koefisien model structural dari model pengukuran (Gefen, 2000).

Pendugaan peubah laten yang telah terdefinisi digunakan untuk

menghitung pembobot dan koefisien-koefisien model structural yang

diperoleh dengan cara menerapkan metode kuadrat terkecil. Koefisien

lintas model structural diperoleh dengan meregresikan setiap

hubungan-hubungan secara parsial. Inti prosedur PLS menentukan pembobot yang

digunakan untuk menduga peubah laten. Pembobot didapat dari hasil

regresi dengan metode kuadrat terkecil terhadap peubah penjelas pada

setiap blok. Penduga pembobotan dalam masalah ini adalah outward

mode yang dapat dihitung berdasarkan regresi sederhana. Outward mode

sebenarnya pendugaan pembobotan untuk peubah penjelas refleksif,

yaitu peubah penjelas yang diasumsikan sebagai cerminan dari peubah

laten (Chin, 2000).

Evaluasi PLS

Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu

untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji

signifikasi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Model PLS
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Terduga (suspects), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasaperusahaan, tetapi sama sekali belummengenal perusahaan dari barang atau jasa

Pembangunan jalan ini dilakukan dengan mengerahkan tenaga kerja sebanyak 1100 orang bujang yang dikirim dari Jawa 16 dibantu oleh masyarakat setempat, karena penduduk yang tinggal

dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikan integrasi pendidikan berbasis lingkungan melalui mata pelajaran IPA terhadap kesadaran lingkungan siswa di SD IT

4.1 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan, menanyakan, dan merespons ungkapan untuk menyatakan pendapat dengan penjelasan, dengan memerhatikan fungsi sosial,

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem komunikasi yang dapat digunakan pada daerah terutup dengan mobilitas yang baik serta dapat melakukan

Hal ini terdapat pada data di lapangan, misalnya ketika informan memutuskan untuk melakukan kenakalan remaja dikarenakan adanya faktor lingkungan yang mendukung yaitu

The aim of this study was to assess the structure of indigenous microbial community associ- ated with traditional fresh sheep cheese Karakačanski skakutanac and to preserve

Jika salah satu arus dalam alat penukar panas merupakan fluida proses yang dikondensasikan sedangkan fluida yang lain merupakan refrigerant atau fluida