PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MENGGUNAKAN MIND MAPPING BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
(Skripsi)
Oleh: EVI NURYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MENGGUNAKAN MIND MAPPING BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
Oleh Evi Nuryanti
Hasil wawancara dan angket menunjukkan bahwa SMA Al-Kautsar
membutuhkan buku siswa yang menarik untuk dibaca, melibatkan siswa aktif, dan meningkatkan daya ingat. Oleh sebab itu penelitian pengembangan telah
dilakukan di SMA Al-Kautsar. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan suplemen buku siswa yang menggunakan mind mapping berbasis scientific approach. Penelitian dan pengembangan ini memodifikasi prosedur pengembang-an sadimpengembang-an, dkk terdiri atas tahap uji ahli desain dpengembang-an uji ahli materi; uji
kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan; serta uji keefektifan. Produk akhir berupa suplemen buku siswa menggunakan mind mapping berbasis scientific approach materi hukum II Newton. Kesimpulan penelitian ini dihasilkan suplemen buku siswa menggunakan mind mapping berbasis scientific approach materi hukum II Newton dengan kualitas menarik, memudahkan, sangat bermanfaat dan efektif dalam pembelajaran
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF STUDENT’S BOOK SUPPLEMENT USING MIND MAPPING BASED ON SCIENTIFIC APPROACH
By Evi Nuryanti
The result of interview and questioner showed that SMA Al-Kautsar needed interesting student’s book for reading, making engage students more actively, and
improving their quality of memorize. Therefore, development research has been done in SMA Al-Kautsar. The purpose of this research is to develop student’s book supplement based on scientific approach using mind mapping. The research and development modify instructional media development procedures of Sadiman, et al consist of design expert test and material expert test; interesting test, easier test, usefulness test; and effectiveness test. The final product is the student’s book
supplement using mind mapping scientific approach based on Newton’s law of second. The conclusion is the student’s book supplement based on scientific
approach and Newton’s law of the second using mind mapping with the
interesting, easier, useful, and effective in learning.
PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MENGGUNAKAN MIND MAPPING BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
Oleh Evi Nuryanti
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bumi Agung, Kecamatan Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan, dua puluh dua tahun yang lalu, tepatnya 10 April 1992, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Nursalam. dan Ibu Winartin.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 3 Bumi Agung yang
diselesaikan pada Tahun 2004, melanjutkan di SMP Negeri 1 Bumi Agung yang diselesaikan pada Tahun 2007, dan masuk SMA Negeri 1 Bumi Agung yang diselesaikan pada Tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
MOTTO
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan saling menasehati dalam kebenaran, dan saling
menasehati dalam kesabaran” (Q.S. Al-’Ashr: 1-3)
“InsyaAllah Dimana Ada Kemauan dan Usaha, Disitu Ada Jalan, Keep Istiqomah, Ikhlas, Semangat, dan Bikin Orang Lain Senyum”
(Evi Nuryanti)
PERSEMBAHAN
Segala Puji bagi Allah SWT yang tiada henti memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati, kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana karya kecilku ini kepada:
1. Bapak (Nursalam) dan Ibuku (Winartin) tersayang yang senantiasa dengan sepenuh hati memberikan segala yang terbaik untukku yang takkan mungkin ananda balas walau sampai akhir hayat.
2. Adik-adikku tersayang (Saiful Bakhri dan Khoirul Anwar) yang turut memberi semangat dan doa dalam setiap langkahku.
3. Kakek (Marji) dan Nenekku (Suparmi) tersayang yang senantiasa memberi motivasi dan doa untukku.
4. Paman dan Bibiku tersayang yang senantiasa memberi motivasi dan doa untukku.
5. Sepupu dan keponakanku tersayang yang senantiasa menghibur dan memberi doa untukku.
6. Orang-orang yang pernah kukenal dan yang telah memberikan begitu banyak hikmah yang membantu membentuk kepribadianku.
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Suplemen Buku Siswa
Menggunakan Mind Mapping Berbasis Scientific Approach” pada materi hukum II Newton. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika sekaligus selaku Dosen Pembahas yang banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun
4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku.Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
Ismu Wahyudi, M.P.Fis., serta bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung. 7. Bapak Antomi Saregar, M.Pd., M.Si., dan Bapak Supardi, S.Pd. selaku
evaluator uji ahli, terimakasih atas kritik dan masukannya.
8. Bapak Supardi, S.Pd., selaku evaluator uji ahli, terimakasih atas kritik dan masukannya.
9. Bapak Kepala dan Wakil Kepala SMA Al-Kautsar yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
10.Ibu Nurasmi, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika kelas X SMA Al-Kautsar yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
11.Bapak dan ibu dewan guru SMA Al-Kautsar beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.
12.Siswa kelas XIPA 4 dan XI IPA3 SMA Al-Kautsar Bandarlampung atas bantuan dan kerjasamanya.
13.Sahabat-sahabatku Husnun Azizah, Ummu Madinah, Yulia Zahra, Sri Oktari dan teman-teman pendidikan fisika 2011.
14.Adik-adik tingkat dan keluarga besar fisika 2012, 2013, dan 2014.
15.Bapak dan Ibu kosan Gamalama, Mbak erni, Mbak Eni, Mbak Septa, Mbak Oka, Mbak Asih, Mbak Ani, Siska, Ulfa, Ambar, Mbak Anggun, Vhoora, Bay, Dewi, Wiwied, Etha, Windi, Indah, Desi, Sun, Atun, Siho, Tika, Etha, dan sahabat-sahabatku di Gamalama yang senantiasa memotivasi, mendoakan yang terbaik, dan menghiburku.
16.Sahabat-sahabatku di tempat KKN dan PPL SMP Negeri 2 Lemong; Dedes, Selvi, Yudit, Wulan, Tia, Odin, Fredi, Ewo, dan Agung
17.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
Bandar Lampung, April 2015 Penulis,
Evi Nuryanti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian dan Pengembangan ... 6
B. Buku Siswa Menerapkan Mind Mapping Berbasis Scientific Approach. ... 7
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 32
B. Subjek Penelitian ... 33
C. Prosedur Pengembangan ... 34
1. Analisis Kebutuhan ... 35
2. Merumuskan Indikator Pembelajaran ... 35
3. Merumuskan Butir-Butir Materi ... 35
4. Merumuskan Tugas-Tugas dalam Mind Mapping ... 36
5. Menyusun Naskah/Draf Produk ... 36
6. Menyusun Instrumen Penelitian ... 36
8. Melakukan Uji Coba dan Revisi ... 37
9. Produk Akhir ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Teknik Analisis Data ... 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 45
B. Pembahasan ... 60
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 71
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Transkip Wawancara ... 77
2 Hasil Wawancara ... 78
3 Kisi-kisi angket kebutuhan ... 80
4 Angket Analisis Kebutuhan ... 82
5 Panduan Penskoran Angket ... 86
6 Hasil Angket kebutuhan ... 88
7 Perumusan Tujuan Pembelajaran ... 92
8 Butur-Butir Materi ... 94
9 Tugas-Tugas Siswa Untuk Membuat Mind Mapping ... 95
10 Instrumen Ahli Desain Buku Siswa ... 101
11 Instrumen Ahli Materi Buku Siswa i ... 105
12 Kisi-kisi IUKKK ... 109
13 Instrumen Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan ... 111
14 Soal Evaluasi (Instrumen Uji Keefektifan) ... 115
15 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas ... 118
16 Analisis Uji Reliabilitas dan Validitas ... 119
17 Revisi soal ... 121
18 Skenario ... 124
19 Silabus ... 131
20 RPP ... 132
21 Hasil Validasi Desain ... 137
22 Hasil Validasi Materi ... 141
23 Revisi Desain dan Materi ... 145
24 Hasil Uji Satu Lawan Satu ... 147
25 Hasil Uji Lapangan ... 150
27 Wawancara ... 152
28 Tugas Mind Mapping ... 153
29 Foto-Foto Kegiatan ... 156
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka 1 ... 25
2.2 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka Bab I ... 26
2.3 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka Bab II ... 26
2.4 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka Bab III... 30
3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban ... 43
3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ... 44
4.1 Respon dan Penilaian Siswa Terhadap Buku Siswa Tahap Uji Satu Lawan Satu ... 58
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Buzan dalam Mento, dkk (1999: 21)... 21 2.2 Contoh Mind Mapping dalam Buku Siswa ... 31 3.1 Prosedur Pengembangan Termodifikasi dari Sadiman, dkk (2011: 99-87) .. 34 3.2 Desain Penelitian One-Shot Case Study dalam Borg (2003: 385) ... 41 4.1 Persentase Respon Siswa terhadap Kemenarikan Buku Siswa Pada Uji Satu
Lawan Satu ... 55 4.2 Persentase Respon Siswa terhadap Kemudahan Buku Siswa Pada Uji Satu
Lawan Satu ... 56 4.3 Persentase Respon Siswa terhadap Kemanfaatan Buku Siswa Pada Uji Satu
I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pembelajaran di kelas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Terutama matapelajaran IPA misalnya Biologi, Kimia ataupun Fisika. Pembelajaran matapelajaran IPA menjadi lebih mudah jika dilakukan penyelidikan untuk menemukan atau membuktikan konsep misalnya pembelajaran Fisika menggunakan pendekatan ilmiah. Selain menguatkan konsep Fisika
pendekatan ini juga sebagai inovasi yang mengubah paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang terpusat pada guru kepada pembelajaran yang
terpusat pada siswa. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar (menganalisis), dan membuat jejaring (menyimpulkan) untuk semua mata pelajaran. Ciri utama pembelajaran ini adalah terbangunnya kemandirian siswa untuk membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri dari berbagai variasi informasi yang diperoleh.
2 pembelajaran masih berpusat pada guru bukan berpusat pada siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 siswa kelas X mengungkapkan bahwa berjalannya pembelajaran bergantung kehadiran guru di sekolah dan keberadaan buku pelajaran. Bagi mereka, buku pelajaran merupakan salah satu media yang tidak bisa diabaikan saat pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu buku pelajaran turut menentukan keberhasilan belajar siswa. Kenyataannya tidak semua siswa mempelajari buku pelajaran meskipun setiap siswa memilikinya. Siswa tidak termotivasi untuk membaca buku tersebut apalagi untuk materi yang sulit dipahami misalnya fisika.
Fisika tergolong mata pelajaran yang tidak disukai siswa dikarenakan sebagian besar siswa sulit untuk memahami konsep fisika. Hal itu yang disampaikan oleh 10 siswa kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung. Bahkan tidak sedikit siswa mengungkapkan malas membaca buku yang berkaitan dengan fisika karena saat siswa membaca beberapa menit kemudian akan jenuh dan mengantuk.
Pernyataan tersebut merupakan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran dan membutuhkan solusi penyelesaian sehingga siswa dapat termotivasi untuk mempelajari fisika yang dianggap sulit tersebut melalui buku siswa. Hasil angket dan wawancara terhadap siswa kelas X SMA Al-Kautsar mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa menyampaikan solusi untuk penyelesaian masalah tersebut, diantaranya dengan mengemas buku siswa semenarik mungkin agar menyenangkan untuk dibaca misalnya
menggunakan gambar dan warna. Jika buku tersebut berisi penuh dengan teks materi tanpa ada ilustrasi atau desain yang menarik maka siswa akan malas membaca karena membosankan.
Selain itu harus ada inovasi baru agar buku siswa bukan menjadi buku bacaan yang hanya sekejap diingat oleh siswa namun memberi kesan yang unik sehingga siswa akan selalu mengingat isi yang telah dibaca oleh siswa. Misalnya dengan membuat bagan atau sejenis peta konsep namun dengan desain yang lebih menarik dengan adanya warna dan gambar-gambar fenomena atau lainnya.
4 dengan random sampling diambil 10 siswa sebagai sampel diperoleh skor 70 dari total skor maksimal 80 yang artinya perlu dikembangkan buku siswa yang menarik sehingga siswa termotivasi belajar menggunakan buku tersebut.
Masalah-masalah yang dipaparkan di atas menginspirasi peneliti untuk mengembangkan buku siswa yang menarik sebagai upaya memenuhi
kebutuhan siswa, sehingga peneliti telah melakukan penelitian pengembangan Suplemen Buku Siswa Kelas X Menggunakan Mind Mapping Berbasis
Scientific Approach pada Hukum II Newton.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah diperlukannya suplemen buku siswa menggunakan mind mapping berbasis scientific approach pada materi hukum II Newton yang menarik, memudahkan, bermanfaat, dan efektif digunakan siswa dalam pembelajaran.
C Tujuan Pengembangan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan suplemen buku siswa kelas X menggunakan mind mapping berbasis scientific approach pada materi hukum II Newton yang menarik, memudahkan, bermanfaat dan efektif digunakan siswa dalam pembelajaran..
D Manfaat Pengembangan
2. Adanya buku pegangan khusus siswa yang menggunakan mind mapping berbasis scientific approach membantu guru dalam membelajarkan materi hukum II Newton.
3. Memotivasi guru untuk mengembangkan buku khusus siswa menggunakan mind mapping dalam membelajarkan materi fisika.
E Ruang Lingkup Pengembangan
Agar pengembangan ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan dan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap masalah yang akan dibahas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Buku siswa dikembangkan menggunakan mind mapping.
2. Buku siswa dikembangkan dengan pendekatan saintifik (scientific approach).
3. Prosedur yang digunakan dalam pengembangan buku siswa adalah memodifikasi prosedur menurut Sadiman, dkk.
4. Pengembangan buku siswa dilakukan untuk pembelajaran fisika SMA pada materi hukum II Newton.
5. Uji produk penelitian pengembangan dilakukan oleh ahli desain, ahli isi/materi pembelajaran, dan uji coba produk di lapangan.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A Penelitian dan Pengembangan
Penelitian merupakan proses yang ditempuh untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Proses ini bisa berupa penyelidikan, pencarian ataupun percobaan. Secara umum tujuan penelitian menurut Sugiyono (2011: 4) terdiri dari tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang benar-benar baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Sedangkan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Metode penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2011: 407) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Salah satu pengembangan di bidang pendidikan adalah perangkat pembelajaran. Pengembangan perangkat pembelajaran menurut Badarudin (2011:1),
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu serangkaian proses dalam menghasilkan atau memperbaiki suatu produk dengan langkah-langkah tertentu kemudian divalidasi berdasarkan teori pengembangan yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Proses dalam hal ini meliputi langkah-lagkah kegiatan penyelidikan, pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif serta pengembangan produk untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.
Sedangkan penelitian pengembangan pembelajaran adalah suatu serangkaian proses dalam menghasilkan atau memperbaiki suatu produk pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu kemudian divalidasi berdasarkan teori pengembangan yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang dihasilkan dapat berupa perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software). Produk perangkat keras dalam pembelajaran misalnya berupa RPP, LKS, buku teks dan produk perangkat lunak misalnya berupa penerapan teori-teori yang diperoleh dari pembelajaran.
B Buku Siswa Menerapkan Mind Mapping Berbasis Scientific Approach
Media sering diartikan sebagai alat yang menjadi perantara atau dalam pembelajaran bisa artikan sebagai komponen sumber belajar yang
8 perantara atau pengantar. Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai media menurut Sadiman, dkk. (2010: 6) diantaranya:
1. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
2. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 3. Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.
Media belajar menurut Susilana dan Riyana (2007: 6) terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yatu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya atau perangkat lunak (message/software). Salah satu contoh dari perangkat yang digunakan untuk menyajikan pesan atau konten seperti komputer, televisi, proyektor, dan buku cetak sedangkan perangkat lunak seperti program atau aplikasi yang digunakan dalam
perangkat keras.
Banyaknya jenis media pembelajaran tersebut membantu siswa untuk memilih media yang sesuai dengan minatnya masing-masing sehingga emudahkan siswa untuk mempelajari pelajaran. Namun dari jenis media pembeajaran tersebut yang menjadi media sentral dalam pembelajaran adalah buku pelajaran sesuai dengan pernyataan Supriadi (2000: 46) yang
Sehingga buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Hal tersebut yang tertulis dalam Permendiknas nomor 11 tahun 2005.
Pada kurikulum 2013 buku pelajaran terdiri dari 2 macam yaitu buku
pegangan guru dan buku pegangan siswa. Buku pegangan guru disebut buku guru dan buku pegangan siswa disebut buku siswa. Hal itu berarti buku guru dan buku siswa sama wajibnya. Khususnya siswa, adanya buku siswa sangat membantu siswa untuk tidak bergantung dengan kehadiran guru.
Oleh sebab itu, buku siswa harus berkulitas sehingga dapat menjadi rujukan belajar yang baik bagi siswa dan bermanfaat secara maksimal. Buku
dikatakan berkualitas jika memenuhi kriteria buku berkualitas yaitu
memperhatikan komponen-komponen tertentu menurut Muzakir (2013: 13-15) meliputi:
1. Komponen Dasar
Komponen ini adalah bagian-bagian yang dijadikan acuan atau rujukan dalam menilai atau mengevaluasi sebuah buku teks sebagai berikut: a. Aspek isi/materi, yang umumnya dinilai berdasarkan kesesuaiannya
10 pendidikan, kebenarannya dari segi ilmu bahasa dan ilmu sastra, dan kesesuaiannya dengan perkembangan kognitif siswa;
b. Aspek penyajian, yang dinilai dalam hal pencantuman tujuan pembelajaran, pentahapan pembelajaran, kemenarikan bagi siswa, kemudahan untuk dipahami, kemampuannya membangkitkan keaktifan siswa, keterhubungan antar bahan, dan ketersediaan soal dan latihan;
c. Aspek bahasa/keterbacaan, yang biasanya dinilai dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa, penggunaan struktur kalimat yang sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa dan tingkat perkembangannya, penggunaan paragraf yang padu dan efektif, dan relevansi materi dengan ilustrasinya;
d. Aspek grafika berupa penggunaan bahan yang kuat dan berkualitas, penggunaan format yang terstandar, desain kulit yang menarik, sederhana dan ilustratif, desain isi yang mudah dibaca dan
mendukung materi buku, cetakan yang bersih, jelas dan kontras, dan penjilidan yang baik dan kuat;
e. Aspek keamanan, yang dinilai berdasarkan nilai budaya yang sadar akan keanekaragaman dan keaktualan, norma yang tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moral yang menghormati kerukunan hidup umat/antar umat beragama dan menghormati ajaran agama, dan menghormati
2. Komponen Penyempurna
Sedangkan komponen penyempurna meliputi:
a. Warna, yakni penggunaan warna yang alami/natural pada foto atau gambar faktual yang dimuat dalam buku teks untuk ilustrasi, seperti warna bendera kita merah-putih, bukan hitam-putih;
b. Glosarium, yakni kamus kosakata atau glosari yang disediakan di bagian akhir buku teks untuk memudahkan pencarian kata yang tidak diketahui;
c. Indeks, yakni daftar kata atau indeks dari kata-kata yang dimuat dan digunakan dalam buku tersebut yang dibuat dan diletakkan di bagian akhir buku sesudah glosari;
d. Ukuran font antara 12 – 14 pts untuk Times New Roman, atau yang sebanding dengannya untuk jenis font lain, kecuali judul maka disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Komponen Pelengkap
Komponen ini merupakan bagian-bagian yang melengkapi dan
menunjang kesempurnaan sebuah buku. Kompenen pelengkap meliputi: a. Buku petunjuk guru yang berisi pedoman, cara pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan lain-lain yang dapat dijadikan oleh guru sebagai tuntunan dalam menjalankan tugasnya;
12 oleh guru;
c. Buku kerja siswa yang berisi tugas-tugas, kegiatan, latihan, dan lain-lain yang harus dilakukan siswa di luar jam belajar dalam kelas; d. Buku sumber untuk memperluas memperkaya pemahaman dan
pengertian materi yang tertulis di dalam buku teks.
Dalam pembelajaran media akan digunakan oleh siswa jika media tersebut menarik, begitu juga dengan keberadaan buku siswa. Siswa akan senang menggunakan buku siswa jika buku tersebut menarik dan tidak
membosankan. Salah satu solusi supaya buku siswa menarik perhatian siswa dinyatakan oleh Arsyad (2011: 91),
Beberapa cara untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf dan kotak. Warna digunakan sebagai penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting, misalya kata kuncidapat diberi tekanan dengan warna merah. Selanjutnya huruf yang dicetak tebal atau dimiringkan memberikan penekanan pada kata kunci atau judul. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak. Penggunaan garis bawah sebagai alat penuntun sedapat mungkin dihindari karena membuat kata itu sulit dibaca.
Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa peta pikiran merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Mind map menurut Buzan (2005: 4 ) adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan untuk memudahkan dalam pencatatan mind mapping dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Mind mapping menurut Putra dan Bayu (2010: 179-180) sebagai berikut: Mind mapping merupakan salah satu bentuk blueprint tentang apa yang sedang kita pikirkan tentang suatu permasalahan suatu ide, materi atau bentuk pemikiran lainnya yang tertulis dengan
menggunakan prinsip kerja pikiran manusia. Prinsip kerja pikiran manusia yaitu asosiasi, skema, serta pembentukan representasi mental. Pembuatannya berdasarkan kata kunci yang mendasari tiap ide pikiran suatu materi sehingga untuk mencatatnya tidak perlu menuliskan kembali semua kata melainkan hanya kata kunci yang mewakili maksud pemikiran. Oleh karena itu pembuatan mind mapping mendorong kita untuk membuat gambar, sketsa, yang menunjukkan representasi mental ide materi
14 Senada dengan difinisi mind map menurut Windura (2009: 16),
Mind mapping adalah thinking tool yang sudah pasti menjamin penggunaan seluruh potensi dan kemampuan otak dalam berpikir, bekerja, belajar secara maksimal.
Dalam pembelajaran, seorang guru dapat menggunakan suatu pendekatan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Pendekatan atau teknik mengajar yang bisa digunakan menurut Firdaus (2010: 357),
Mind mapping adalah prinsip pendekatan pembelajaran ini adalah sebuah alat bantu untuk berfikir kritis, kreatif, efektif, dan inovatif. Pada dasarnya mind map adalah sebuah diagram atau grafik yang digunakan untuk merepresentasikan kata-kata, ide, pekerjaan, atau hal lain yang terhubung dan tersusun secara radial mengelilingi sebuah kata yang mengandung ide utama (main idea).
Mind mapping menurut Aini, dkk (2012: 18-19),
Sebuah strategi dalam pembelajaran yang berusaha mengaktifkan otak kanan dan otak kiri bekerja secara seimbang. Dalam mind mapping terdapat gambar, warna, garis, dan kata-kata yang bisa menolong untuk lebih baik dalam mengingat, menuangkan ide, menghemat, dan memanfaatkan waktu.
Jika metode mengajar yang digunakan guru tidak melibatkan sisi kreatif atau belahan otak kanan siswa menurut Imaduddin dan Unggul (2012: 65) materi pelajaran fisika tersebut menjadi kurang menarik untuk dipelajari bagi siswa dan siswapun menjadi bosan. Akibatnya siswa tersebut tidak memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Siswa yang tidak memahami materi pelajaran yang diajarkan guru tentu akan menyulitkan siswa dan menyebabkan ketidakmampuan dalam menyelesaikan suatu soal. Hal tersebut tentu akan menurunkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa mind mapping merupakan teknik dengan menggunakan gambar-gambar atau simbol-simbol serta berbagai warna untuk percabangannya dengan mengandung maksud tertentu sehingga melibatkan kerja otak kanan dan kiri akibatnya muncul sebuah emosi, kesenangan, dan kreativitas seseorang. Kebanyakan siswa cenderung lebih mudah belajar secara visual dan lebih mudah megingat tentang apa yang telah dilihat sehingga media pembelajaran di sekolah akan menjadi lebih menarik perhatian siswa jika dilengkapi dengan gambar-gambar atau ilustrasi lainnya seperti pada mind mapping.
Adapun mind mapping sendiri terbagi atas beberapa bagian yang harus diperhatikan, menurut Buzan (1993: 97- 100) sebagai berikut:
1. Pusat peta pikiran atau central topic merupakan ide atau gagasan utama. 2. Cabang utama; cabang tingkat pertama yang langsung memancar dari
pusat peta pikiran.
16 4. Kata; ditulis menggunakan kata kunci saja.
5. Gambar; dapat menggunakan gambar-gambar yang disukainya
6. Warna; gunakan warna-warni yang menarik dalam peta pikiran minimal 3 warna.
Mind mapping menurut Aini, dkk (2012: 22) merupakan sebuah organisator yang kategori utamanya menyebar dari ide pusat dan sub-kategori diwakili cabang-cabang dari cabang yang lebih besar. Guru dapat menggunakan mind mapping untuk meningkatkan pembelajaran dan sangat bermanfaat bagi pelajar yang belajar secara visual sebagai alat ilustrasi yang membantu berpikir secara teratur, dimanfaatkan sebagai media ketika melakukan pembelajaran dan memudahkan membuat hubungan antar konsep yang berkaitan satu sama lain.
Berdasarkan pernyataan di atas disimpulkan bahwa mind mapping terdiri dari ide pusat, sub kategori diwakili cabang-cabang terdiri dari cabang utama dan cabang selanjutnya dari setiap sub bab sampai ide pusat, kata kunci, gambar dan warna.
Setelah mengetahui bagian-bagian mind mapping maka kita dapat membuat mind maping dengan langkah menurut Suratmi dan Fivin (2013: 396) sebagai berikut:
1. Menyediakan kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, dan imajinasi.
3. Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral Anda. Suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu Anda menggunakan imajinasi.
4. Gunakan warna pada seluruh mind map. Warna sama menariknya dengan gambar, warna juga membuat mind map lebih hidup, menambah energi bagi cara berpikir kreatif, dan menyenangkan. 5. Hubungkan cabangcabang utama ke gambar sentral dan
hubungkan cabang-cabang tingkat, dengan menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah memahami dan mengingat. 6. Buatlah cabang-cabang mind map berbentuk melengkung
bukannya garis lurus. Garis lurus membosankan otak
7. Gunakan satu kata kunci untuk setiap baris. Kata kunci tunggal meningkatkan daya ingat dan fleksibilitas mind map.
8. Gunakan gambar di seluruh mind map seperti gambar sentral. Setiap gambar bernilai seribu kata.
Selain langkah-langkah di atas, ada beberapa langkah pembuatan mind mapping menurut Putra dan Bayu (2010: 182) sebagai berikut:
1. Tentukan ide pikiran materi di tengah kertas. Ditulis dengan huruf kapital disertai simbol atau gambar.
2. Tuliskan informasi yang mendukung ide pikiran. Yang paling berkaitan dan mendukung pikiran pokok diletakkan yang paling dekat dengan sentral. Penulisan harus singkat. Tambahkan simbol atau warna. Hubungkan dengan garis bebas.
3. Tidak ada pola tertentu untuk penentuan posisi
4. Gunakan hubungan silang antar informasi jika memang ada keterkaitan diantara keduanya.
Langkah-langkah pembuatan mind mapping yang lain juga dijelaskan oleh Buzan (1988: 10-11) sebagai berikut:
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
18 otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita
berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
3. Gunakan warna. Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Alasannya, otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua ( tiga atau empat) hal sekaligus. Bila kita
menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
5. Buatlah garis melengkung, bukan garis lurus. Alasannya, garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik di mata.
7. Gunakan gambar. Alasannya, gambar, seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi, bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map kita, mind map kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan.
Langkah-langkah pembuatan mind mapping juga dijelaskan Olivia (2010: 4-9) 1. Mulai dari tengah; membuat sketsa gambar yang menimbulkan
masalah atau ide solusi pada bidang fokus ditengah-tengah selembar kertas kosong.
2. Nyalakan ide; tulis setiap gagasan yang muncul dalam pikiran anda. Hubungkan setiap ide kepada gambar atau kata yang ada di tengah dengan sebuah garis. Gunakan kata kunci dan simbol untuk mencatat ide. Gunakan pena bewarna atau spidol, gambar atau tulisan dengan huruf menarik.
3. Buat asosiasi bebas; tariklah garis utama dengan warna yang berbeda untuk memudahkan melihat pengelompokkan masalah. Gunakan krayon atau pensil warna yang kontras dan meriah. 4. Berpikir cepat; berpikir secepat mungkin selama tidak lebih dari 20
menit.
5. Jangan menilai; jangan mengevaluasi kualitas ide anda, hanya tuangkan saja ide anda pada kertas hingga membentuk suatu pemetaan pikiran.
6. Pecahkan penghalang; buat gagasan baru di belakang gagasan yang telah ada. Apabila anda melihat hubungan antara gagasan baru dengan yang telah ada dalam kertas tersebut, hubungkan gagasan tersebut dengan sebuah garis. Apabila tidak ada, hubugkan ide tersebut ke simbol di tengah. Anda akan mengatur ide anda itu nanti.
7. Lanjutkan; tetaplah bergerak. Ketika aliran ide melambat, hentikan sebentar. Jangan memaksa kreativitas. Biarkan pikiran anda
beristirahat sesaat dan kemudian mulai lagi memandu ide-ide pada kertas tersebut menjadi peta pikiran yang utuh.
8. Kembangkan lebih lanjut; menjauhlah sebentar dari peta pikiran untuk beberapa saat. Agar anda dapat menghasilkan beberapa ide baru atau hubungan baru di antara ide-ide tersebut mejadi suatu kerangka pikiran yang jelas.
20 pengembangan buku siswa ini siswa diberi kesempatan untuk membuat mind mapping pada waktu penugasan secara individu. Setelah membuat mind mapping maka harapannya siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingat materi yang dipelajari serta meningkatkan kreativitas siswa.
Selain itu mind mapping dengan bagian-bagian dan langkah seperti yang telah diuraikan di atas dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi untuk
belajar. Keunggulan dari metode mind mapping bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran menurut Aini, dkk (2012: 18-19) antara lain:
(1) siswa akan bersemangat dalam belajar karena ada komunikasi yang baik dengan guru, pencatatan lebih kreatif, fleksibel dan
menarik; (2) siswa dengan mudah mengingat pelajaran karena hanya memuat kata-kata kunci sehingga pembelajaran akan optimal; (3) subjek yang dipelajari semakin dalam dan luas cakupannya; dan (4) mempersingkat waktu belajar karena memuat kata-kata kunci saja.
Kelebihan mind mapping dijelaskan oleh Permatasari, dkk (2013: 29),
Mind mapping juga dapat menjelaskan hubungan antara satu persoalan dengan persoalan lainnya baik dalam hal perbandingan, tingkatan, keterkaitan, dan relasi lainnya. Dari pengalaman belajar yang
didapatkan oleh siswa secara langsung inilah yang akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dan juga tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari meningkatnya antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tertarik dengan materi-materi yang disampaikan oleh guru, dan siswa mulai fokus serta mengurangi aktifitas yang tidak perlu dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Gambar.2.1 Buzan dalam Mento, dkk (1999: 21)
Berdasarkan mind mapping buatan Buzan di atas, mind mapping dapat digunakan dalam perencanaan, presentasi, pendidikan, pencatatan,
pertemuan/rapat, dan permasalahan. Siswa dapat embuat catatan dalam buku menggunakan mind mapping sehingga mengefisiensikan waktu pencatatan.
Berdasarkan pernyataan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan mind mapping mempunyai kelebihan yang sangat menguntungkan bila diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Adapun manfaat mind mapping menurut
beberapa pendapat antara lain menurut Windura (2009: 134) mengungkapkan bahwa kegunaan mind mapping diantaranya untuk membantu dan
22 Mind mapping dapat membantu kita dalam beberapa hal menurut Buzan (2005: 14) diantaranya untuk membuat perencanaan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingta dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, melihat gambar keseluruhan
Mind mapping bermanfaat dalam banyak hal menurut Olivia (2010: 3) diantaranya bermanfaat dalam pembelajaran kecepatan, kemampuan berpikir lebih terstruktur, mendorong terciptanya kreativitas, ide-ide cemerlang, solusi inspiratif penyelesaian masalah, bahkan cara baru untuk memotivasi diri dan orang lain.
Manfaat dari mind mapping juga dijelaskan oleh Putra dan Bayu (2010: 184) yaitu untuk mencatat, mempersiapkan presentasi, dan untuk memahami buku. Oleh karena itu kemungkinan besar buku siswa akan menjadi lebih baik dan mudah dipahami jika menggunakan mind mapping.
(metode yang umum digunakan yaitu dengan menyampaikan materi dan mencatat sampai selesai).
Warna, gambar dan simbol merupakan fungsi otak kanan sehingga dengan menggunakan mind mapping tidak hanya memaksa otak kiri saja yang bekerja tetapi juga memaksa otak kanan untuk ikut bekerja sehingga dari fungsi kedua belahan otak akan seimbang. Jika otak sudah bekerja secara seimbang maka siswa akan enjoy dan merasa senang dalam belajar sehingga emosi yang muncul akan lebih positif dan akan muncul tindakan serta pemikiran yang membuat proses belajar menjadi lebih mudah. Manfaatnya belajar lebih efektif dan menciptakan memori yang kuat sehingga lebih mudah memasukkan, menyimpan data dan mengeluarkan data dari otak.
Agar pembelajaran membekas dalam ingatan peserta didik menurut Septiana (2007: 11-15) maka diperlukan penekanan hal-hal yang telah dipelajari selama sesi kelas. Gambar atau tulisan yang menarik dan berkesan dapat membantu siswa mengingat kembali hal-hal yang telah mereka lakukan dan pelajari.
Berdasarkan pernyataan dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat mind mapping sangat banyak diantaranya:
1. Memotivasi siswa
2. Membantu memudahkan siswa dalam mengingat materi 3. Proses belajar jauh lebih efektif.
24 6. Mudah memasukkan apa yang dipelajari ke dalam pikiran.
7. Memudahkan menyimpan apa yang dipelajari ke dalam pikiran dan mudah mengeluarkan kembali apa yang dipelajari.
8. Meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa dalam ranah kognitif yaitu memahami materi.
9. Mendorong kreativitas
Kelebihan mind mapping menurut Putra dan Bayu (2010:181) diantaranya, 1. Kita dapat melihat garis besar keseluruhan materi dalam satu
lembar.
2. Memudahkan kita untuk mengingat.
3. Mudah untuk menambahkan materi baru tanpa mengganggu yang telah ada.
4. Mudah menghubungkan antar materi. 5. Ada efisiensi pencatatan.
6. Mempunyai hirarki yang lebih jelas.
Uraian beberapa pendapat di atas memperkuat penerapan mind mapping dalam pengembangan buku siswa. Materi yang dikembangkan dalam buku siswa ini didasarkan analisis kebutuhan yaitu hukum II Newton. Siswa dan guru mengungkapkan siswa masih kesulitan mempelajari materi tersebut.
Dalam pengembangan buku siswa, mind mapping digunakan sebagai
penghantar materi dalam setiap bab yang akan dikembangkan. Mind mapping dalam hukum II Newton digunakan untuk memudahkan siswa dalam
memvisualisasikan fakta dan konsep hukum II Newton. Warna, gambar dan cabang-cabang penghubung antar bab, sub bab dan antar konsep
Pada dasarnya ilmu fisika adalah ilmu yang terapannya berada di sekeliling kita dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk mengungkapkan contoh aplikasi hukum II Newton. Aplikasi hukum II Newton ini dituangkan ke dalam mind mapping yang divisualisasikan dalam bentuk gambar fakta sehingga menjadi lebih menarik. Selain memuat fakta dari hukum II Newton, mind mapping juga berisi contoh soal dan rumus-rumus yang digunakan untuk penyelesaian soal dalam contoh soal.
Hal yang sama pentingnya dalam analisis fakta hukum II Newton yaitu menguraikan vektor ke dalam sumbu x dan y. Menguraikan vektor ini menjadi landasan untuk menganalisis gaya yang bekerja pada benda yang berada pada bidang miring. Jika tidak dapat menguraikan vektor ke dalam sumbu x dan y maka sulit untuk menganalisis gaya yang bekerja pada benda yang berada pada bidang miring. Oleh karena itu dalam buku siswa yang akan dikembangkan disajikan panduan menguraikan vektor dalam mind mapping.
Beberapa ruang lingkup mind mapping dalam hukum Newton yang akan dikembangkan sebagai berikut;
[image:43.595.158.508.621.745.2]1. Ruang lingkup mind mapping pertama pada halaman pembuka
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka
MATERI BAB
HUKUM II NEWTON
B AB I. BEKAL AWAL
BAB. KETERAMPILAN PROSES
BAB III. BERLAKUNYA AHUKUM II NEWTON
1. Bidang Datar 2. Bidang Miring 3. Sistem Bertali 4. Sistem Katrol
26
MATERI BAB
BAB IV. CONTOH SOAL RANGKUMAN
EVALUASI
Mind mapping pertama ini disajikan satu halaman. Isi yang disajikan dalam mind mapping masih umum sebagai gambaran untuk materi yang akan dibahas dalam buku siswa. Selanjutnya mind mapping dibuat setiap bab, sub bab dan konsep misalnya dalam sebuah soal.
[image:44.595.155.513.83.140.2]2. Ruang lingkup mind mapping yang disajikan pada halaman pembuka Bab I
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka Bab I
Bab Sub bab
I. BEKAL AWAL A Gaya Normal
[image:44.595.151.512.357.431.2]B Gaya Berat C Gaya Gesek D Proyeksi
Tabel 2.2 terlihat bahwa mind mapping yang disajikan lebih rinci yaitu terdiri dari ilustrasi bola, warna, garis lengkung dan kata kunci.
3. Ruang lingkup mind mapping yang disajikan pada pembuka Bab II
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka Bab II
Bab Sub Bab
II. KETERAMPILAN PROSES
A Mengamati Fakta B Menanyakan Konsep
C Mencoba, Menganalisis, dan Menyimpulkan
[image:44.595.148.492.595.667.2]buku siswa yang membelajarkan siswa untuk berpikir logis, kritis, empirik dan sistematis. Hal tersebut sesuai dengan konsep pembelajaran fisika menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan Scientific, menurut Nasution (1996: 9) adalah pendekatan yang menggunakan metode dan prinsip-prinsip science yaitu sistematis dan eksak atau menggunakan metode penelitian dimana suatu hipotesis yang dirumuskan setelah dikumpulkan data objektif sistematis dites secara empiris. Bersifat empiris yakni didasarkan pada observasi. Science mencoba melihat sejumlah observasi yang kompleks dalam hubungan yang logis
Di sisi lain metode ilmiah menurut Putra (2011: 67) merupakan metode penelitian yang secara sengaja sistematis, bertujuan untuk menemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif dan bermakna.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
28 menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiah.
Scientific approach merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Di dalam pembelajaran dengan scientific approach, peserta didik mengonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan atau akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, sensori motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal (Permendikbud nomor 81 A tahun 2013).
Scientific approach dapat diartikan sebagai pemecahan suatu masalah didasarkan pada kajian ilmiah, bukan perkiraan atau terkaan semata. Pemecahan masalah dilakukan bertahap agar terbukti kebenarannya. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 5) menyatakan 7 (tujuh) kriteria dalam konsep Pendekatan
Saintifik, yaitu
a) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. b) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific menyentuh 3 (tiga) ranah menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 9-10) yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Adapun langkah-langkah scientific approach dalam buku siswa adalah a) Observing (mengamati)
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Buku siswa yang dibuat akan menyajikan gambar fenomena yang dapat diamati oleh siswa dan fakta dalam kehidupan. b) Questioning (menanya)
Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuann. Berdasarkan fenomena yang diamati, siswa terdorong untuk berpikir secara hipotetik. c) Experimenting (mencoba)
30 fenomena, buku yang dikembangkan memuat panduan eksperimen sebagai wujud pemahaman terhadap fenomena yang disajikan. d) Associating (menalar)
Siswa mengembangkan pola pikir logis dan sistematis sebagai respon terhadap fenomena yang disajikan.
e) Networking (membentuk jejaring)
[image:48.595.146.492.362.445.2]Siswa menyimpulkan hasil pemikiran dan percobaannya sebagai interpretasi hasil pemecahan masalah dari fenomena tersebut. 4. Ruang lingkup mind mapping yang disajikan pada pembuka Bab III
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Mind Mapping Pembuka Bab III.
Bab Sub Bab
III. BERLAKUNYA HUKUM II NEWTON
1. Bidang Datar 2. Bidang Miring 3. Sistem Bertali 4. Sistem Katrol 5. Benda di dalam Lift
Tabel 2.2 terlihat bahwa pembahasan Bab ini mengenai konsep hukum II Newton dalam berbagai fenomena. Pada masing-masing fenomena ini akan di buat analisis gaya yang bekerja dalm bentuk mind mapping, baik itu pada bidang datar, miring, sistem bertali, sistem katrol, atau benda di dalam lift. Setiap siswa juga medapat tugas membuat mind mapping. Pada Contoh Soal, siswa diminta membuat mind mapping dari langkah
penyelesaian pada contoh. Sedangkan Evaluasi terdiri dari pilihan jamak dan uraian. Siswa diminta mengerjakan dalam bentuk mind mapping sehingga memungkinkan setiap individu berbeda bergantung pada
Gambar 2.2 Contoh Mind Mapping dalam Buku Siswa
Selain mind mapping siswa dapat menggunakan concept map dan argument map. Mind mapping menurut Darvies (2010) ditekankan pada gambar dan diagram yang membantu mengingat keterkaitan antar ide, tidak ada struktur khusus, bebas mengembangkan imajinasi, dan berada pada high level of generality; consept map umumnya mempunyai struktur hirarki, kurang bergambar, berada pada medium level of generality; dan argument map pada low level of generality-high specificity. Mind map akan baik digunakan untuk menarik perhatian siswa pada fisika setelah ada ketertarikan maka akan termotivasi mempelajari fisika lebih dalam dan argument map baik digunakan untuk mencari kebenaran argumen.
Berlakunya Hukum II Newton
Bidang Miring
Gerak Benda di dalam Lift
Gerak Benda dengan Tali
http://goo.gl/VEmd85
http://goo.gl/3icswI
Sumarsono. J. 2009
Benda Sistem Katrol
III. METODE PENELITIAN
A Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan, dan keefektifan produk tersebut. Pengembangan yang dilakukan ini untuk menghasilkan produk berupa suplemen buku siswa yang menggunakan mind mapping berbasis sientific approach. Materi yang dikembangkan dalam suplemen buku siswa adalah materi Hukum II Newton.
naskah media, 6) menyusun alat pengukur keberhasilan, 7) melakukan validasi ahli dan revisi, 8) mengadakan tes dan revisi, dan 9) Produk Akhir.
Pada tahap pengembangan, suplemen buku siswa dikembangkan dengan memanfaatkan microsoft word dan edraw mind map. Buku siswa ini
digunakan sebagai media pembelajaran di kelas menggunakan divalidasi para ahli terlebih dahulu sebelum diujicobakan kepada siswa kelas X. Uji
kelayakan dilakukan oleh ahli desain dan ahli materi pembelajaran. Kemudian uji satu lawan satu dan uji lapangan untuk mengetahui
kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan serta keefektifan media yang dilakukan oleh siswa.
B Subjek Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMA Al-Kautsar Bandarlampung. Peneliti memilih sekolah tersebut didasarkan pada hasil observasi pada tahap analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan menunjukkan bahwa guru dan siswa membutuhkan suplemen buku siswa.
34 dan siswa kelas X di SMA AL-Kautsar sebagai pengguna yang menilai
tingkat kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan, serta keefektifan suplemen buku siswa tersebut pada uji satu lawan satu dan uji lapangan.
C Prosedur Pengembangan
[image:52.595.133.510.342.643.2]Penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur pengembangan yang diadaptasi dari prosedur pengembangan media pembelajaran Sadiman dkk (2011: 99-187). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Termodifikasi dari Sadiman, dkk (2011: 99-187). 7. Melakukan Validasi dan Revisi 5. Menyusun Naskah/Draf Produk 3. Merumuskan Butir-Butir Materi 2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran 1. Analisis Kebutuhan 6. Menyusun Instrumen Keberhasilan Produk
8. Melakukan Uji Coba dan Revisi
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang dibutuhkan siswa dan guru dalam upaya memudahkan siswa
melakukan pembelajaran. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar dalam pengembangan suplemen buku siswa mengguakan mind mapping. Tahap ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada seorang guru Fisika dan sepuluh orang siswa kelas X di SMA Al-Kautsar serta pengisian angket analisis kebutuhan oleh guru dan sepuluh siswa kelas X di SMA Al-Kautsar. Kemudian peneliti melakukan analisis terhadap hasil
wawancara dan angket yang dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan latar belakang masalah dalam penelitian pengembangan ini.
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Selanjutnya yaitu merumuskan tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan standar isi, SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar), membuat indikator yang nantinya dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan dan melakukan upaya untuk merumuskan butir-butir materi.
3. Merumuskan Butir-Butir Materi
36 4. Merumuskan tugas-tugas dalam bentuk mind mapping.
Setelah merumuskan butir-butir materi maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tugas-tugas yang nantinya diberikan kepada siswa untuk dikerjakan dalam bentuk mind mapping. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam betuk mind mapping sehingga memungkinkan setiap siswa menghasilkan mind mapping yang berbeda karena imajinasi setiap siswa tidak sama.
5. Menyusun Instrumen keberhasilan produk
Setelah dirumuskan butir-butir materi maka tahap selanjutnya adalah menyusun instrumen penelitian. Penyusunan instrumen berupa angket uji ahli yang terdiri dari uji ahli desain dan ahli materi, angket untuk uji satu lawan satu dan instrumen uji lapangan. Angket uji ahli desain ditujukan kepada dosen pendidikan Fisika FKIP Unila dan angket uji ahli materi ditujukan kepada guru mata pelajaran Fisika SMA Al-kautsar untuk mengevaluasi materi pembelajaran Hukum II Newton.
Angket uji satu lawan satu untuk mengetahui kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan media pembelajaran yang dikembangkan yang ditujukan kepada siswa. Instrumen selanjutnya instrumen uji lapangan berupa soal tes yang digunakan untuk uji keefektifan pengembangan suplemen buku siswa yang telah dilakukan berdasarkan indikator instrumen uji keefektifan pembelajaran yang telah dirumuskan.
6. Menyusun Naskah/Draf Media
disesuaikan dengan kebutuhan. Draf media yang dibuat berupa skenario pengembangan suplemen buku siswa yang dikembangkan. Tahap ini dilakukan dengan membuat skenario pengembangan suplemen buku siswa berdasarkan butir-butir materi yang telah dirumuskan, membuat desain, dan menyusun soal evaluasi pembelajaran.
7. Melakukan Validasi Ahli dan Revisi
Validasi ahli dilakukan oleh 2 orang ahli, validasi oleh ahli desain media pembelajaran dan ahli materi. Validasi ahli desain media pembelajaran dilakukan oleh oleh dosen pendidikan Fisika FKIP Unila dan validasi ahli materi dilakukan oleh guru mata pelajaran Fisika SMA Al-Kautsar untuk mengevaluasi materi pembelajaran Hukum II Newton.
Setelah dilakukan validasi maka akan diperoleh saran-saran perbaikan untuk media yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan revisi terhadap produk dari hasil saran-saran tersebut.
8. Melakukan Uji Coba dan Revisi
Media atau prototipe media yang sudah selesai dibuat, selanjutnya
diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian dan pengembangan berupa pengembangan buku siswa yang dilakukan menggunakan 2 tahapan uji coba, yaitu uji coba satu lawan satu dan uji lapangan.
a) Uji satu lawan satu
38 diciptakan dalam pembelajaran. Uji ini dilakukan pada tiga puluh siswa dari kelas X SMA AL-Kautsar yang dapat mewakili populasi target untuk memberi penilaian terhadap suplemen buku siswa yang telah dibuat. Kemudian menyajikan suplemen buku siswa yang
menggunakan mind mapping tersebut kepada siswa tersebut.
Prosedur pelaksanaan uji satu lawan satu, yaitu:
1) Menjelaskan kepada siswa, bahwa peneliti sedang merancang suatu media baru, yaitu media pembelajaran berupa suplemen buku siswa yang menggunakan mind mapping dan ingin mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap media tersebut.
2) Mengusahakan agar siswa bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya terhadap media pembelajaran yang telah dibuat.
3) Menyajikan media pembelajaran kepada siswa.
4) Siswa diminta memberikan pendapat terhadap media pembelajaran, melalui angket yang diberikan.
5) Menganalisis angket yang telah diisi oleh siswa.
Setelah didapatkan hasil pada uji satu lawan satu dan revisi (jika diperlukan), selanjutnya dilakukan uji lapangan.
b) Uji Lapangan
Uji lapangan ini dikenakan kepada tiga puluh orang siswa dengan berbagai karakteristik (tingkat kepandaian, latar belakang, jenis
adalah mengetahui tingkat keefektifan penggunaan media pembelajaan yang telah dikembangkan.
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Menjelaskan bahwa media ini berada pada tahap uji coba dan memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya. 2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang dikembangkan.
3) Memberikan tes untuk mengetahui tingkat tujuan yang dapat tercapai.
4) Menganalisis hasil uji lapangan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan media pembelajaran yang digunakan.
Data dari hasil uji coba ini dijadikan sebagai dasar dalam merevisi produk, sehingga produk yang dihasilkan benar-benar layak untuk digunakan dalam pembelajaran Fisika.
9. Produk Akhir
Setelah produk direvisi dan layak digunakan, selanjutnya produk
disebarluaskan ke sekolah, guru Fisika, dan beberapa siswa. Produk akhir berupa suplemen buku siswa menggunakan mind mapping.
D Teknik Pengumpulan Data
40 1. Metode wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan sepuluh siswa kelas X SMA Al-Kautsar. Wawancara digunakan untuk menggali informasi lebih detil saat penelitian pendahuluan kemudian menganalisis kebutuhan guru dan siswa berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara (Lampiran 2) tersebut. Wawancara juga dilakukan terhadap siswa setelah dilakukan uji lapangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui tanggapan siswa lebih detil terkait pengembangan yang dilakukan.
2. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa dalam penelitian pendahuluan. Berdasarkan hasil angket analisis
kebutuhan disimpulkan bahwa pengembangan buku siswa menggunakan mind mapping berbasis scientific approach perlu dilakukan.
Angket juga digunakan sebagai instrumen dalam uji ahli desain dan ahli materi serta uji satu lawan satu terhadap produk yang dikembangkan. Angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan sesuai atau tidaknya produk yang
dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sedangkan angket respon pengguna dilakukan melalui uji satu lawan satu digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan, kemudahan, dan
kemanfaatan produk.
3. Metode Tes Khusus
dihasilkan sebagai media pembelajaran. Tes khusus dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian one-shot case study, yaitu memberikan perlakuan tertentu pada subjek, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel tanpa adanya kelompok pembanding dan tes awal. Desain
[image:59.595.232.416.225.278.2]penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Desain Penelitian One-Shot Case Study dalam Borg (2003: 385)
Dimana X adalah perlakuan terhadap produk yang diuji, dan O adalah observasi mengenai hasil dari perlakuan tersebut. Tes khusus ini dilakukan oleh satu kelas sampel siswa kelas X SMA AL-Kautsar. Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan buku siswa yang
menggunkan mind mapping dan berbasis scientific approach sebagai sumber sekaligus media pembelajaran, kemudian siswa diberi soal post-test. Hasil post-test dianalisis ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan nilai KKM yang harus terpenuhi.
E Teknik Analisis Data
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa melalui wawancara dan pemberian angket digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat keterbutuhan mengenai produk yang dikembangkan. Data hasil identifikasi kebutuhan ini kemudian digunakan untuk menentukan
42 spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan. Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli materi dan ahli desain melalui uji ahli/validasi ahli produk.
Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan, dan kemanfaatan produk diperoleh melalui uji satu lawan satu kepada pengguna secara langsung. Selanjutnya data tingkat keefektifan produk diperoleh melalui tes pada tahap uji coba lapangan. Tahap uji coba lapangan dilakukan dengan memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan suplemen buku siswa yang dikembangkan.
Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli dan uji lapangan dilakukan dengan tujuan untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada instrumen uji validasi ahli oleh ahli desain media pembelajaran dan ahli materi, memiliki dua pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan. Instrumen penilaian desain dengan aspek-aspek yang memiliki dua pilihan jawaban, yaitu “Ya” dan “Tidak”. Instrumen penilaian materi memiliki dua pilihan jawaban, yaitu “ Ya” dan “Tidak”. Masing-masing pilihan jawaban tersebut mengartikan tingkat kelayakan produk menurut ahli, sehingga dapat digunakan dalam perevisian suplemen buku siswa yang telah dikembangkan.
jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu “tidak menarik”, “kurang menarik”,
“menarik”, dan “sangat menarik’. Sedangkan untuk memperoleh data
kemudahan produk memiliki empat pilihan jawaban, yaitu : “tidak mudah”,”
cukup mudah”,”mudah”, dan “sangat mudah” dan untuk memperoleh data
kemanfaatan produk memiliki empat pilihan jawaban, yaitu “tidak
membantu”, “kurang membantu”, “membantu”, dan “sangat membantu”.
Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban
Pilhan Jawaban
Skor Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban
Sangat menarik Sangat Mudah Sangat membantu 4
Menarik Mudah Membantu 3
Kurang menarik Cukup Mudah Kurang membantu 2 Tidak menarik Tidak Mudah Tidak membantu 1
Instrumen yang digunakan seperti pada Suyanto (2009: 227) memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
44 kualitatif untuk menentukan kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Hasil nilai konversi ini diperoleh dengan melakukan analisis secara deskriptif terhadap skor penilaian yang diperoleh. Pengonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dalam Suyanto (2009: 227) yang dapat dilihat dalam Tabel 3.2
Tabel 3.2. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 - 4,00 Sangat baik
3 2,51 - 3,25 Baik
2 1,76 - 2,50 Kurang Baik
1 1,01 - 1,75 Tidak Baik
Sedangkan untuk data hasil uji lapangan berupa tes, digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Fisika di SMA Al-Kautsar, yaitu
≥ 75, sebagai pembanding. Apabila 75% nilai siswa yang diberlakukan uji
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan suplemen buku siswa menggunakan mind mapping berbasis scientific approach pada materi Hukum II Newton yang menarik untuk dibaca, memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, sangat bermanfaat untuk digunakan dalam pembelajaran menurut siswa, serta dinyatakan efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal itu berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada uji lapangan kelas X IPA 4 SMA Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu dengan diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 87,67 dan persentase ketuntasan siswa 93,33%.
B. Saran
Saran dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut:
72 2. Buku siswa ini ditujukan untuk siswa kelas X di SMA Al-Kautsar
Bandarlampung, apabila buku ini digunakan untuk sekolah lain perlu adanya pengkajian kembali tentang identifikasi kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Andayani, dan Atikah A. 2012. Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia Dan Pengajarannya. Vol. 1: 17-29
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Badarudin. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Diunduh pada tanggal
20 Agustus 2012. Dari http:// ayahalby. wordpress. com/2011/ 02/23/model-pengembangan-perangkat-pembelajaran/.
Borg, D. Walter, Joyce P. Gall and Meredith D. Gall. 2003. Educational Research An Introduction. Boston: Pearson Education, Inc.
BPSDMPK. 2013. Panduan Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Buzan, Tony. 1988. Super Creativity. Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2014. Dari http://en. bookfi. org [Tony_Buzan]_Super_Creativity_-_The_Mind_ Map_Metho (BookFi. org). pdf
Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Diunduh pada tanggal 21 Oktober. Dari http://en. book. org. Buku-Pintar-Mind-Mapping-Tony-Buzan. pdf
Buzan, Tony dan Barry Buzan. 1993. The Mind Mapp Book. Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2014. Dari http://en. bookfi. org . [Tony_Buzan, _Barry _Buzan]_The_Mind_ Map_Book(BookFi. org). pdf
Davies, Martin. 2010. Concept Mapping, Mind Mapping, And Argument Mapping: What Are The Different And Do They Matter?. Higher Education. Vol.62. Issue 3: 279-301
Firdaus, Winci. 2010. Uji coba metode mind mapping untuk meningkatkan kemampuan membaca sekilas (skimming). Proceedings of The 4th
74 Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Imaduddin, M. C dan Unggul Haryanto Nur Utomo. 2012. Efektifitas Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisikapada Siswa Kelas VIII. Humanitas. Vol. IX : 62-75
Maharta, Nengah. 1997. Belajar Fisika Sistematis 1. Bandung: Concrps Science Bandung.
Mento, Patrick Martinelli dan Raymond M. Jones. 1999. Mind Mapping in Executive Education: Applications and Outcomes. The Journal of Management Development. Vol. 18 Issue 4: 21
Muzakir. 2013. Penulisan Buku Teks Yang Berkualitas. Jakarta: UPI.
Nasution, S. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Olivia, Femi. 2010. Visual Mapping. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Permatasari, I Jamzuri, dan Daru. W. 2013. Penerapan Media Mind Mapping
Program pada Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (Ctl) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI. A2 SMA Negeri 4 Surakarta. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1: 28-32 Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013. 2013. Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Purwoko, Sigit. 2014. Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran dan Gaya Belajar
terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Humaniora. Vol. 2 No. 2: 193-194.
Pusat Perbukuan. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Putra, Nusa. 2011. Research and Development. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Putra, Yovan P dan Bayu Issetyadi. 2010. Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Ramadhan. 2014. Urgensi Media Pembelajaran. Diakses pada 12 Mei 2014. Dari http://slideshare. net/Ramadhan/urgensi-media-pembelajaran. html.
Sadiman, A. S. , Raharjo,R. , Haryono, A. , & Rahardjito. 2010. Media
Sari, Sartika, Sriyono, dan Siska Desy F. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Konvensional, Peta Konsep dan Peta Pikiran Bagi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi. Vol. 3. No. 2: 152.
Septiana, N. 2007. Media Belajar dari Sudut Pandang Psikologi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 3: 11-15.
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. akarta: Departemen
Pendididkan Nasional.
Supriadi, Dedi. 2000. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: Adi Cita. Suratmi dan Fivin. 2013. Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar. Prosiding Semirata