ABSTRACT
STUDY ON DESIGN REVIEW OF THE BRIDGE AT VILLAGE OF MARGO MULYO – LEMATANG, JATI AGUNG DISTRICT , LAMPUNG
SELATAN
By Ketut Swandana
This design is done to determine the level of efficiency the most economical to alignment and geometry of bridge have been built. As long as gain alternative type of structure on bridge which should used in Way Panas.
Calculations in this design cover the building upon and under construction the bridge. With calculations result of dead load and live load, followed bye look for to moment force and normal force. Until found of dimension and reinforcement needed for each building. And the next calculations of estimated engineering use RAB.
Based on the result of design it is concluded geometry changes of bridge from the span 12 to 16 meter provide curve geometry is better then position the existing. Bridge feinforcement analysis with ultimate analysis give efficiency reinforcement to 806,69 kg be compared with standard BM-100 with flexible analysis. On implementation with BM-100 result the reinforcement of 3876,3 kg. the cost of implementation with unit price of materials (RAB) is Rp.975.000.000,- under own estimate.
KAJIAN TERHADAP REVIEW DESAIN JEMBATAN WAY
PANAS, DESA MARGO MULYO
–
LEMATANG,
KECAMATAN JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN
Oleh :
KETUT SWANDANA Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA TEKNIK
Pada
Program Studi S1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung Bandar Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
KAJIAN TERHADAP REVIEW DESAIN JEMBATAN WAY
PANAS, DESA MARGO MULYO
–
LEMATANG, KECAMATAN
JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN
(Skripsi)
Oleh :
KETUT SWANDANA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.8. Potongan Melintang Jembatan ... 41
Gambar 4.9. Pembebanan Lantai Kendaraan ... 41
Gambar 4.10. Pembebanan Pelat Beban Hidup ... 43
Gambar 4.11. Reaksi Tumpuan ... 44
Gambar 4.12. Tiang Sandaran ... 50
Gambar 4.13. Dimensi Gelagar Utama ... 52
Gambar 4.14. Potongan Pembebanan Gelagar Utama ... 54
v
Gambar 4.16. Garis Pengaruh Beban Satu Satuan ... 59
Gambar 4.17. Asumsi Pembebanan ... 60
Gambar 4.18. Penentuan Titik Berat Abutment ... 65
Gambar 4.19. Tekanan Gaya Tanah ... 69
Gambar 4.20. Pondasi abutment. ... 78
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Kebutuhan Material dan Pekerjaan 15
Tabel 4.1 Perhitungan Azimut ... 27
Tabel 4.2 Perhitungan Azimut ... 34
Tabel 4.3 Perhitungan Gaya Total ... 62
Tabel 4.4 Perhitungan Titik Berat Abutment ... 65
Table 4.5 Perhitungan Titik Berat. ... 66
MOTO
Kita tidak boleh berhenti bermain karena kita tua, kita menjadi tua karena berhenti bermain.
Sediakan waktu untuk berfikir itulah sumber kekuatan Sediakan waktu untuk bermain itulah rahasia awet muda
Sediakan waktu untuk membaca itulah landasan kebijaksanaan Sediakan waktu untuk berteman itulah jalan menuju kebahagiaan Sediakan waktu untuk bermimpi itu yang membawa anda ke bintang
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk
mementingkan diri sendiri. (Rose)
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.
Cara terbaik keluar dari persoalan adalah menyelesaikannya.
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah karya kecil ini aku persembahkan untuk :
Orang tua dan keluarga ku yang selalu ada disampingku, mendukungku dan
mendoakanku.
Orang yang ku sayang, sahabat, teman – teman yang selalu memberi semangat,
dukungan dan masukan selama ini.
Dan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukoposo pada tanggal 25 april 1991. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga bapak Putu Turun dan Nyoman Jasmini.
Penulis memulai jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Desa Bukoposo, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji pada tahun 1996, pada tahun 1997 memasuki Sekolah Dasar Negeri 01 Bukoposo Way Serdang Mesuji Lampung, kemudian pada tahun 2003 melanjutkan jenjang pendidikan di SLTP Negeri 01 Way Serdang Mesuji Lampung, pada tahun 2006 melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 01 Way Serdang Mesuji Lampung dan tahun 2007 di SMA Negeri 13 Bandar Lampung dari kelas XI hingga Lulus pada Tahun 2009.
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan.
Judul skripsi yang penulis buat adalah “Kajian Terhadap Review Desain Jembatan Way Panas, Desa Margo Mulyo – Lematang, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan”.
Diharapkan dengan dilaksanakan penelitian ini, Penulis dapat lebih memahami ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah serta menambah pengalaman dalam dunia kerja yang sebenarnya..
Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Suharno, M.sc.,P.Hd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung.
2. Bapak DR.Gatot Eko Susilo.S.T.,M.Sc., selaku ketua jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.
4. Ir. Hadi Ali,M.T, selaku dosen pembimbing 2 atas masukan dan bimbingan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
5. Ir. Yohanes Martono Hadi,M.T., atas kesempatannya untuk menguji sekaligus membimbing penulis dalam seminar skripsi.
6. Ibu Ir. Laksmi Irianti, M.T., selaku pembimbing akademis yang telah banyak membantu penulis selama ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung atas ilmu bidang sipil yang telah diberikan selama perkuliahan. 8. Keluargaku terutama orangtuaku tercinta, Bapak Putu Turun dan Ibu Nyoman
Jasmini, Kakakku Made Eti Sudarti dan Adikku Putu Suwan Dewi, serta kekasihku Kadek Dwi Septiana, S.Pd.H beserta keluarga yang telah memberikan dorongan materil dan spiritual dalam menyelesaikan laporan ini. 9. Rekan – rekan Kerja Praktek dan rekan – rekan Kuliah Kerja Nyata (KKN). 10. Sahabatku Ida Bagus Made Andika Putra, Putu Mariyanto,S.Pd dan Arya
Yoga Swara,S.Pd.
11. Serta teman – teman dan rekan – rekan sipil, kakak – kakak, adik – adik yang telah banyak membantu dan mendukung dalam pengerjaan skripsi ini serta yang paling utama angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu untuk bantuan moril, tempat, waktu, doa dan dukungannya selama ini saya ucapkan terima kasih banyak semoga kita semua tetap kompak dan sukses selalu.
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini dan semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bandar Lampung, 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..……….i
DAFTAR ISI………..ii
DAFTAR NOTASI……….iii
BAB I . PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ... 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 4
1.4 BATASAN PENELITIAN ... 5
1.5 MANFAAT PENELITIAN ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JENIS JEMBATAN. ... 6
2.2 STRUKTUR JEMBATAN ... 8
2.3 KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN ... 11
BAB III. METODOLOGI PERENCANAAN
3.1 RENCANA KERJA ... 20
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA... 20
3.3 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ... 21
3.4 PROSEDUR PERHITUNGAN ... 21
3.5 PERENCANAAN TEKNIS... 21
3.6 DIAGRAM ALIR PENELITIAN ( FLOW CHART)... 23
BAB IV. PERHITUNGAN KONTRUKSI JEMBATAN WAY PANAS 4.1 PERHITUNGAN GEOMETRIK JALAN ... 24
4.1.1 Point Intersection (PI1) ... 25
4.1.2 Point Intersection (PI2) ... 29
4.1.3 Point Intersection (PI3) ... 31
4.1.4 Point Intersection (PI4) ... 34
4.2 PERHITUNGAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN ... 38
4.2.1 Perhitungan Lantai Kendaraan ... 39
4.2.2 Perhitungan Tiang Sandaran ... 47
4.2.3 Perhitungan Gelagar Induk ... 49
4.3 PERHITUNGAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN ... 62
4.3.1 Perhitungan Kepala Jembatan dan stabilitasnya... 62
BAB V. RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1 HARGA SATUAN DASAR TENAGA DAN BAHAN ... 81
5.2 VOLUME PEKERJAAN BALOK DAN PELAT ... 81
5.3 ANALISIS HARGA SATUAN DAN RAB ... 82
5.4 PEMBAHASAN ... 82
BAB VI. PENUTUP 6.1 SIMPULAN ... 86
6.2 SARAN ... 87
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan di era globalisasi seperti saat ini sangatlah menuntut untuk menuntut ketepatan, keefektifan efisiensi dan ekonomis. Didalam perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja baik secara struktur maupun manajerial konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi untuk memenuhi hasil kerja yang ideal dan optimal.
2
juga dapat enghindari terjadinya daerah yang terisolasi. Salah satu solusi yang di berikan sebagai penghubung transportasi darat antar daerah adalah konstruksi jembatan, baik dengan bentang yang panjang atau dengan bentang yang relatif pendek sesuai lebar sungai yang ada. Tipe jembatan pun dapat di pilih dengan berbagai macam model dan jenis sesuai dengan kebutuhannya, baik dari segi kegunaannya maupun dari segi nilai estetikanya.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, tipe dan jenis jembatan semakin banyak macamnya disesuaikan dengan sisi artistik dan kekuatan jembatan itu sendiri. Berbagai tipe jembatan telah banyak di bangun, baik jembatan beton konvensional sampai jembatan jembatan beton
pre-stress maupun jembatan rangka baja ataupun jembatan komposit dari baja dan beton bahkan saat ini banyak di bangun jembatan gantung.
Tipe-tipe jembatan yeng ada tentunya akan memberikan perbedaan pula pada teknis pelaksanaan dan nilai ekonomisnya. Selain hal teknis, kondisi lingkungan juga di pandang akan mempengaruhi metode konstruksi jembatan. Hal ini mempengaruhi biaya yang di gunakan untuk menyelesaikan proyek pembangunan jembatan tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
3
menentukan tingkat efisiensi dan kelayakan pembangunan jembatan tersebut, dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan kondisi lingkungan yang ada. Jembatan ini berada diatas sungai yang berbatu dengan kedalaman sungai sedalam satu meter dan lebar 7 (tujuh) meter, namun kodisi tanah yang curam sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan metode khusus dibandingkan perencanaan dan pelaksanaan jembatan sederhana.
Gambar 1.1 Trase Jembatan way Panas
Pada umumnya trase jembatan dibuat tegak lurus terhadap sungai, untuk menghasilkan bentang yang terpendek. Hal tersebut menyebabkan geometri jalan menjadi kurang nyaman untuk di lalui. Pada kesempatan ini direncanakan trase jembatan yang di buat miring mengikuti standard geometri jalan. Dengan adanya pertambahan bentang jembatan tersebut, seberapa besar pengaruhnya terhadap biaya konstruksi.
4
1. Desain geometri jembatan 2. Biaya yang diperlukan.
1.3 TUJUAN PERENCANAAN
Perencanaan ini bertujuan untuk :
1. Mereview perencanaan jembatan jembatan dengan memperhatian trase jalan dan sudut kemiringan jembatan.
2. Menentukan biaya pelaksanaan yang paling ekonomis dari beberapa tipe struksur atas jembatan yang akan di teliti dengan memperhatikan kondisi lingkungan setempat.
3. Mendapatkan alternatif tipe struktur atas jembatan yang paling ekonomis yang seharusnya di gunakan di atas Way Panas.
1.4 BATASAN PERENCANAAN
Agar dalam penelitian tidak keluar dari tujuan yang telah ditetapkan, maka akan di lakukan beberapa batasan pada hal-hal berikut ini:
1. Penelitian dilakukan hanya pada struksur atas, yaitu gelagar jembatan, plat lantai jembatan dan fasilitasnya
2. Harga satuan pekerjaan sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lampung Selatan tahun 2013
5
1.5 MANFAAT PERENCANAAN
Dengan melakukan analisis biaya konstruksi, pada empat tipe jembatan ini di harapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Mengetahui tipe struksur atas jembatan yang biaya pelaksanaannnya paling ekonomis.
2. Mengetahui metode analisis yang digunakan, sehingga metode analisis tersebut dapat memberikan inspirasi bagi proyek-proyek konstruksi sejenis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 JENIS JEMBATAN
Jembatan dapat didefinisikan sebagai suatu konstruksi atau struktur bangunan yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api, dan perlintasan lainnya. Konstruksi suatu jembatan terdiri dari bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi. Sesuai dengan istilahnya bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan yang berfungsi untuk menampung semua beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas kendaraan atau orang yang kemudian disalurkan ke bagian bawah. Sedang bangunan bawah terletak di bawah bangunan atas yang berfungsi untuk menerima atau memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudi an menyalurkan ke pondasi. Pondasi berfungsi menerima beban -beban dari bangunan bawah lalu disalurkan ke tanah. Jenis pondasi tergantung dari kondisi tanah dasarnya, dapat menggunakan tiang pancang, tiang bor, atau sumuran.
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
7
1) Jembatan jalan raya (highway bridge), 2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge). Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert), 5) Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge), 2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge), 4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge), 3) Jembatan gelagar (girder bridge),
8
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge), 8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).
2.2 STRUKTUR JEMBATAN
Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur atas dan struktur bawah.
2.2.1 Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi : a) Trotoar :
b) Sandaran dan tiang sandaran, c) Peninggian trotoar (Kerb), d) Slab lantai trotoar.
e) Slab lantai kendaraan, f) Gelagar (Girder), g) Balok diafragma,
h) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang), i) Tumpuan (Bearing).
9
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi : a. Pangkal jembatan (Abutment),
Dinding belakang (Back wall),
Dinding penahan (Breast wall),
Dinding sayap(Wing wall),
Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
Tumpuan (Bearing).
2.2.3 Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier
10
b) Fondasi sumuran (caisson) c) Fondasi tiang (pile foundation)
Tiang pancang kayu (Log Pile),
Tiang pancang baja (Steel Pile),
Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun pile,
Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
Tiang pancang komposit (Compossite Pile).
2.3 KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN 2.3.1 Survei dan Investigasi
Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan survei dan investigasi yang meliputi :
a) Survei tata guna lahan, b) Survei lalu-lintas, c) Survei topografi, d) Survei hidrologi, e) Penyelidikan tanah, f) Penyelidikan geologi,
11
Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan teknis yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2) Ketersediaan material, anggaran dan sumberdaya manusia.
3) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
4) Pemilihan jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi topografi, struktur tanah, geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan perilakunya.
2.3.2 Konstruksi Existing
Bangunan atas jembatan hasil design bangunan menggunakan standard BM-70 dengan bentang 12 m
Tebal pelat 20 cm dengan gelagar balok T 40x100 cm dengan analisis menggunakan metode Ultimate.
Pondasi menggunakan abutment dan sumuran 2 Ø 1,5 m.
12
2.3.3 Pemilihan Lokasi Jembatan
Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk dibangun di atas jalur rintangan.
Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :
a) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.
b) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing. c) Pemilihan lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan
masalah teknis yang menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan, juga harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi konstruksi dan pemakai jalan.
2.3.4 Bahan Konstruksi Jembatan
Dalam memilih jenis bahan konstruksi jembatan secara keseluruhan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
13
4. Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara bertahap),
5. Kemudahan pelaksanaan konstruksi, 6. Kemudahan mobilisasi peralatan.
2.4 PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN
Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat teknis ditinjau dari segi keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diupayakan. Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
3) Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.
4) Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi medan, ketersediaan material dan sumber daya manusia yang ada.
14
6) Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar diperoleh hasil perencanaan jembatan yang optimal.
15
Tabel 2.1 Kebutuhan Material dan Pekerjaan
Bentang Beton Tulangan Pipa
Sandaran
Sumber : http://mnoerilham.blogspot.com20.31 WIB 10 mei 2014.
Berikut adalah beberapa komponen dari jembatan:
2.4.1 Pondasi Tiang Pancang
16
yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton.
Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang diklasifikasikan berbeda-beda. Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal yang strategis dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
2.4.2 Pondasi Sumuran
17
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
2.4.3 Gelagar Jembatan
Balok gelagar merupakan komponen struktur lentur yang tersusun dari beberapa elemen pelat. Balok gelagar pada dasarnya adalah balok dengan ukuran penampang melintang yang besar serta bentang yang panjang. Penampang melintang yang besar tersebut merupakan konsekuensi dari panjangnya bentang balok.
18
hal ini tidak mengalami perubahan bentuk. Kegagalan kedua, profil akan mengalami local buckling (tekuk lokal) pada sayap tekan dan juga pada pelat badan, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk profil, hal ini diakibatkan oleh adanya rasio kelangsingan yang relatif sangat besar antara tinggi pelat badan terhadap tebalnya (h/t). Hal tersebut dapat diatasi dengan cara memasang pertambatan lateral diantara kedua tumpuannya. Beban yang diterima oleh girder biasanya sangat besar, sehingga jika kita menggunakan profil hasil pabrikasi (profil standar), akan menghasilkan berat sendiri yang cukup besar pula, sehingga tidak effisien. Salah satu jalan untuk mengurangi berat sendiri, yaitu dengan cara mempertinggi profil (membuat profil yang tidak standar). Namun dengan cara ini akan mengakibatkan profil menjadi langsing dan akan mengalami local buckling bagian badan profil, atau dengan kata lain bahwa profil akan berubah bentuknya.
19
III. METODOLOGI PERENCANAAN
3.1 RENCANA KERJA
Dalam pelaksanaan perencanaan ini diperlukan rencana kerja. Rencana kerja pertama yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan literatur, baik yang berupa buku-buku transportasi, jurnal-jurnal dan penelitian-penelitian tentang data geometri jalan. Setelah pengumpulan literatur, kemudian dilakukan penelitian di lapangan untuk mendapatkan data-data primer.
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam perencanaan ini, data-data yang diperlukan dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara survei di lapangan dan dari literatur.
21
Sedangkan untuk data sekunder yang diperlukan adalah data-data RAB dan gambar rencana yang telah dibuat oleh quality control proyek dan specification yang dipakai sebagai parameter pelaksaan pekerjaan serta adanya satuan harga yang masih berlaku.
3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di jembatan Margomulyo – Lematang , lampung selatan. Waktu pene litian adalah mengikuti jadwal kerja yang ada di lapangan proyek tersebut.
3.4 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengikuti prosespengambilan benda uji di lapangan sampai dengan pengujian di laboratorium
Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Data primer diperoleh dengan ikut serta dalam pembangunan jembatan. 2. Berupa penyeledikan lapangan:
Survey hidrologi
Survey topografi
Survey geoteknik
3. Data sekunder dengan membandingkan dengan design yang ada di standard BM-100 dan Design konsultan
3.5 PERENCANAAN TEKNIS
22
23
3.6 DIAGRAM ALIR PENELITIAN (FLOW CHART)
Adapaun diagram alir untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Diagram Alir Mulai
Penyelidikan Lapangan
Survey hidrologi
Survey topografi
Survey geoteknik
Pengumpulan Data/ Studi literatur
Design Existing
RAB Existing
Analisis dan Komperative
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Data Existing
Standard BM-100
Design konsultan
Review Design
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Berdasarkan review disain jembatan ini dapat di tarik kesimpulan bahwa: 1. Perubahan geometric jembatan dari bentang 12 meter menjadi 16 meter
memberikan geometrik tikungan yang lebih baik dibandingkan posisi exsisting
2. Analisis tulangan jembatan dengan analisis ultimate memberikan nilai tulangan sebesar 3876,3 Kg, dibandingkan dengan standard BM-100 menghasilkan tulangan sebesar 4685,99 Kg, dengan demikian bahwa analisis ultimate memberikan efisiensi sebesar 806,69 Kg atau sebesar 17,21 %.
87
6.2 SARAN
1. Disarankan para mahasiswa mengambil Tugas Akhir disain teknis sebagai wahana latihan untuk menyambung mata rantai perkuliahan yang telah di pelajari selama perkuliahan menjadi disain teknis yang utuh. Hal tersebut sangat bermanfaat sebagai bekal sebagai bekal memasuki dunia kerja di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Annual Book of ASTM Standards Volume 04. 02. 1994. ”Concrete and Agregates”
Anonim, 2004. Standar Nasional Indonesia 03 - 2847 - 2002 ”Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1980. Standard Konstruksi Jembatan Type Balok T Spanjang 5 S/D 25 M Kelas Muatan B.M.100. Direktorat Jendral Bina Marga.
Departemen Pekerjaan Umum.1992. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan. Direktorat Jendral Bina Marga, Direktorat Bina Program Jalan.
I Wayan Diana. 1982. Perhitungan Jembatan Beton Perletakan Muara Si Api-Api Antara Padang-Painan Di Provinsi Sumatra Barat. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu teknik, Institut Keguruan Dan Ilmu pendidikan. Bandung. Tjokrodimulyo, K., 1992. Teknologi Beton, Buku Ajar. Yogyakarta : Jurusan