• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Sosiologi Hukum Pengantar 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1. Sosiologi Hukum Pengantar 1"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIOLOGI HUKUM

PENGANTAR

Bambang Widodo Umar. Prof., Dr. HP : 08129644455

Email : bw_umar@hotmail.com

(2)

BUKU ACUAN

2

A.A.G. Peters & Koesriani. 1988. Hukum & Perkembangan Sosisl.I, II, III. Pustaka Sinar Hrapan. Jakarta.

Adam Podgorecki & Christopher J. Whelan.

1987. Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum. Bina Aksara.Jakarta.

Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum. Rineka Cipta. Jakarta.

B.R. Rijkschroeff. 2001. Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. CV. Mandar Maju. Bandung. Friedman, L.M. 1977. Law & Society. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.

Hans Kelsen, 2004. Teori Umum Hukum dan Negara. Media. Jakarta.

Soerjono Soekanto. 1994. Pokok-Pokok

Sosiologi Hukum. PT. Raya Grafindo Persada . Jakarta.

(3)

Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Catatan Kriminalitas. Jayabaya University Press. Jakarta.

Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Ketika Kejahatan Berdaulat. Peradaban. Jakarta.

Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2002. Paradoksal Konflik dan Otonomi Daerah. Peradaban. Jakarta.

Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. 1982.

Hans-Otto Sano dan Gudmundur Alfredson. Hak Asasi Manusia dan Good Govermence. 2003.

Javier Trevino. The Sociology of Law. 1996.

Mulyana W. Kusuma & Paul S Baut. Hukum, Politik dan Perubahan Sosial. 1988.

Satjipto Rahardjo. Hukum dalam Perspektif Sosial. 1981. T.O. Ihromi, Bianglala Hukum. 1982.

(4)

Pertemuan – ke 1

(5)

Bidang Kajian

• Hukum sebagai gejala sosial.

• Hukum dlm pengertian umum (nilai-2, norma, aturan-aturan, dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat).

• Implementasi hukum dalam kehidupan bermasyarakat (lembaga, oraganisasi, personal).

5

(6)

Sudut Pandang Sosiologi dalam Memahami Hukum

6

TONGKAT

AQUARIUM

(7)

7

Falsafah Dasar Manusia

Ernst Cassirer, 1990.

FALSAFAH TIMUR ORIENTAL FALSAFAH

BARAT OKSIDENTAL

MASYARAKAT INDIVIDUAL

MASYARAKAT KOMUNAL

AKAL BUDI MANUSIA

MORAL

(8)

NILAI

UKURAN TTG

SEJUMLAH PERILAKU YG DITERIMA &

DISEPAKATI SCR UMUM OLEH MASYARAKAT

(bentuknya a.l :

VOLKWAYS, MORES, CUSTOMS, LAWS).

Masyarakat adalah suatu jalinan kelompok-kelompok sosial yg saling kait mengkait dalam satu SISTEM SOSIAL, menempati

suatu wilayah dengan batas-2 geografi yang jelas, dan berdasarkan kebudayaan yang sama

STRUKTUR SOSIAL

SKEMA PENEMPATAN NILAI-2 SOSBUD & ORGAN-NILAI-2

MASY PD POSISI YG

DIANGGAP SESUAI, DEMI BERFUNGSINYA MASY SBG ST KESLRHN & DEMI

KPTNGN MASING-2 BAG UTK JANGKA WKT YG LAMA.

(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)

MASYARAKAT

(9)

9

1. Setiap masyarakat tdk akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat. Perubahan sosial merupakan suatu keniscayaan, tidak ada masyarakat yang statis, sesederhana apapun pasti terjadi perubahan. Perubahan adl suatu kepastian.

2. Perubahan yang terjadi pd lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan pd lembaga-2 sosial lainnya.

3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan

terjadinya disorganisasi yg bersifat sementara sbg proses penyesuaian diri.

4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau

bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik.

(Robert M.Z. Lawang)

(10)

10

Perspektif Masyaraka

t

(Paul B. Horton & Chester L. Hunt)

Fungsional (Harmoni) Konflik (Dinamis)

1. Norma dan nilai menjadi elemen dasar dalam kehidupan masyarakat.

2. Komitmen sebagai pegangan dalam kehidupan sosial.

3. Mesyarakat selalu harmoni.

4. Kehidupan sosial tergantung pada solidaritas masyarakat.

5. Kehidupan sosial didasarkan pada

kerjasama & saling memperhatikan atau saling membutuhkan.

6. Sistem sosial hanya bisa terjaga jika ada konsensus.

7. Masyarakat mengakui adanya otoritas yang syah.

8. Sistem sosial bersifat integratif.

9. Sistem sosial cenderung stabil atau tetap.

1. Kepentingan menjadi elemen dasar dalam kehidupan masyarakat.

2. Paksaan sebagai sarana

mempersatukan kehidupan sosial. 3. Kehidupan sosial sll terpecah belah. 4. Kehidupan sosial menghasilkan

oposisi, perpecahan & permusuhan. 5. Kehidupan sosial menghasilkan konflik yang terstruktur.

6. Kehidupan sosial menghasilkan kepentingan yg dikotak-kotakkan (fragmentasi).

7. Diferensiasi sosial menghasilkan kekuasaan.

8. Sistem sosial merusak integrasi dan penuh dengan kontradiksi.

(11)

11 Fungsional

(Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, H. Spenser)

Dalam masyarakat terdapat

hubungan yg ”saling terkait”

(kohesi) antar lembaga-2 (Keluarga, sekolah, orgs sosial, ormas, orgs hobi , lembaga adat, lembaga

negara dll) dalam pengelompokan yang secara luas membentuk

struktur, di mana dlm struktur tsb tersusun posisi-2, fungsi-2, peran-2, mekanisme, dan kegiatan-2 untuk berfungsinya kelembagaan

tersebut.

Jika aturan-aturan di dalam

masyarakat sesuai dengan nilai-2 dan norma-2 yang dianut, maka hubungan antar warga memiliki ikatan yg erat dan kehidupan masyarakat berlangsung secara harmonis.

Masyarakat dipandang mampu

mengatur sendiri hubungan antar warganya secara harmonis.

“Hukum” merupakan kesepakatan

bersama yang dijaga scr “teguh” oleh masyarakat sendiri untuk “menjaga” keharmonisan dalam kehidupan.

Konflik

(Thomas Hobbes, Karl Marx, Galtung, Dahrendorf, Simmel,

Coser, Slotkin)

Konflik merupakan fenomena normal

dan natural.

Masyarakat dalam kondisi “labil”

atau sangat potensial untuk terjadinya konflik.

Konflik merupakan pertentangan

antara dua pihak atau lebih yang menyangkut masalah ekonomi, kekuasaan, keyakinan, dan ras.

“Kekuasaan” (power) merupakan

daya paksa untuk “mengatur” masyarakat agar kehidupannya berjalan stabil (≠ harmoni).

Hukum adalah wilayah sosial dimana

(12)

Tipe Masyarakat (Max Weber)

KRITERIA MASYARAKAT AGRARIS TRADISIONAL MASYARAKAT KAPITALIS MODERN

Pemilikan Terikat pd status sosial turun temurun Pemilikan pribadi semua alat produksi dan pemusatan kekayaan berada di bawah kontrol usahawan (tanah, bangunan, mesin, bahan mentah semuanya dikontrol olh satu agen & bebas dipertukarkan di pasar sbg barang milik pribadi)

Mekanisme kerja

Bekerja secara alamiah, terkontrol oleh alam semesta

Mekanisasi pekerjaan dg memanfaatkan teknologi shg

memungkinkan memperhitungkan kapital scr tepat. Proses produksi berdasarkan prinsip organisasi yg efektif, produktif, & rasional.

Tenaga kerja Tdk bebas (terikat pd hub keluarga, tua-muda atau senioritas, nilai-2 budaya, bahkan ada yg bersifat eksploitatif ttp utk kepentingan kelompok)

Tenaga kerja bebas bergerak manggapi permintaan dr satu cabang ke cabang perusahaan lainnya atau dr wilayah satu ke wilayah lainnya. Tenaga kerja bebas menjual tenaganya sbg komoditi utk mendapatkan upah dr pasar terbuka

Pasar Belum mengeal pajak, sistem pertukaran,

memiliki lembaga keuangan Pedagang di psr bebas tdk dibatasi olh hambatan tradisi (monopoli klas, terbatasnya pemilikan, proteksionisme dsb). Pasar mengatur prinsip distribusi & konsumsi.

Hukum yg

berlaku Bersifat khusus (lokal/adat), penerapannya berbeda utk pok sosial yg berbeda. Penerapan & keputusan hk bersifat patrimonial

Penerapannya bersifat universal. Hk yg dpt diperhitung-nya

memungkinkan meramalkan konsekuensi kontrak & pelaksanaan hk.

Motivasi utama

Utk memenuhi kebutuhan sehr-2. Menerima keuntungan sosial. Menurut Weber, masy tdk terterik pd kesempatan utk mendptkan penghasilan (material) yg semakin besar

Utk mencapai keuntungan maksimal. Motivasi perilaku ekonomi adl utk mencapai keuntungan tertinggi.

(13)

13 Perspektif HUKUM dalam MASYARAKAT

STATIKA SOSIAL

Menganalogikan masyarakat sebagai ORGANISME BIOLOGIS (Seperti mempelajari tubuh manusia, terdapat ORGAN, KERANGKA dan JARINGAN  HERBERT SPENCER)

DINAMIKA SOSIAL

Memusatkan pada PSIKOLOGIS, yaitu proses yang

berlangsung dalam masyarakat seperti berfungsinya tubuh dan menciptakan hasil akhir berupa perkembangan

masyarakat yang

dianalogikan dengan pertumbuhan

ORGANIK  Auguste Comte

(14)

Norma Hukum

1. Norma Hukum Umum

Ketentuan2-nya ditujukan pada setiap orang atau beberapa orang yang tidak tertentu

(indicated but unnamed). Misalnya: Setiap warganegara yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun harus …….

2. Norma Hukum Individual

Ketentuan2-nya (hanya) ditujukan pada seseorang atau beberapa orang tertentu. Misalnya: Nomor Pokok Mahasiswa

(15)

15 4 (empat) Dimensi Sosial yang

mempersatukan MASYARAKAT

1. IDEOLOGI, (keyakinan, pendirian, dan pengertian)  merupakan dimensi GAGASAN dari kehidupan bersama (kesadaran

sosialnya).

2. NORMA, (kebiasaan, aturan-aturan dan ketentuan  merupakan dimensi NORMATIF dari kehidupan bersama (institusi sosialnya). 3. INTERAKSI, merupakan dimensi TINDAKAN dalam kehidupan

bersama (organisasi sosialnya).

4. KEPENTINGAN, (peluang hidup, kesempatan, akses terhadap sumberdaya) merupakan dimensi KESEMPATAN kehidupan bersana (hierarki sosialnya)

IDEOLOGI + NORMA = KEBUDAYAAN

INTERAKSI + KEPENTINGAN = MEMPERKUAT RELASI SOSIAL

IDEOLOGI + NORMA = KEBUDAYAAN

INTERAKSI + KEPENTINGAN = MEMPERKUAT RELASI SOSIAL

(16)

The Law of Non

Transferability of Law

(Robert Seidman)

1. Hukum tidak dapat ditransplantasikan antar masyarakat

2. Hukum harus mendapat dukungan kultural dari masyarakat

3. Hukum merupakan refleksi dari sistem dan nilai sosial masyarakat

4. Hukum adalah produk reinstitutionalization of norm (Paul Bohanan)

(17)

a. Hukum Prosedural :

Tata-cara yang berlaku di masyarakat sbg acuan dalam menyelesaikan sengketa,

perselisihan maupun konflik.

b. Hukum Substantif :

Nilai-nilai fundamental terutama

mengenai apa yang adil dan tidak adil menurut masyarakat.

Dimensi Hukum

(Daniel S. Lev , 1990, 118-215)

(18)

Sebagai sarana utk menciptakan ketertiban dlm

kehidupan masyarakat melalui penegakan hukum shg tercipta keadilan dan keseimbangan dlm masyarakat, demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

Dalam proses penegakkan hukum, perlu didukung beberapa komponen, a.l :

Sistem kelembagaan hukum

Peraturan perundang-undanganAparat penegak hukum

Sarana prasarana

• Kesadaran masyarakat melahirkan budaya hukum di tengah-tengah masyarakat. Budaya hukum adl sebuah kondisi di mana hukum berjalan sesuai dengan aturan dan masyarakat menaati hukum bukan karena takut

sanksi, tetapi karena masyarakat sendiri telah memahami manfaat dr adanya hukum.

18

(19)

Pelembagaan Hukum

Pemeliharaan KekompakanKekompakanUNITYUNITY PENEGAK HUKUMLEMBAGA

LEMBAGA

PENEGAK HUKUM REALITAREALITAHUKUMHUKUM

KEWIBAWAAN HUKUM

HUKUM NGR HUKUM NGR

HUKUM ADAT HUKUM ADAT

(20)

20

Dalam SOSIOLOGIS HUKUM, masyarakat tidak dipandang sebagai kondisi yang STATIS, tetapi sbg kondisi yang DINAMIS (berbagai unsur ada di dalamnya), bukan

OBYEK SEMU tetapi suatu RELASI SOSIAL yang terus-menerus melahirkan PERISTIWA

RELASI SOSIAL merupakan HUBUNGAN antar INDIVIDU maupun antar KELOMPOK yg selalu

BERUBAH/DINAMIS di dalam MASYARAKAT

RELASI SOSIAL merupakan HUBUNGAN antar INDIVIDU maupun antar KELOMPOK yg selalu

(21)

DIMENSI

FUNGSI HUKUM dlm SISTEM SOSIAL

MENJAGA DAN MENEGAKKAN NORMA-NORMA SOSIAL

PERLINDUNGAN TERHADAP KELEMBAGAAN SOSIAL

MENJAMIN KEHARMONISAN SOSIAL

FUNGSI HUKUM dlm SISTEM SOSIAL

MENJAGA DAN MENEGAKKAN NORMA-NORMA SOSIAL

PERLINDUNGAN TERHADAP KELEMBAGAAN SOSIAL

MENJAMIN KEHARMONISAN SOSIAL

BAGIAN DARI SISTEM

SOSIAL

BAGIAN DARI SISTEM

SOSIAL

21

(22)

Hukum Normatif, Positivistik,

Legalislitik, Formalistik

Hukum dilihat sebagai bangunan norma yang harus dipahami secara teks book atau sesuai dengan bunyi

undang-undang/peraturan yang tertulis. Pendekatan tsb penting untuk

mempelajari teks-teks normatif dengan menggunakan logika hukum (legal

reasoning) yang dibangun atas dasar asas-asas, dogma-dogma, doktrin-doktrin, dan

prinsip-prinsip hukum terutama yang berlaku secara universal dalam hukum (modern).

(23)

Pendekaan ini memiliki kelemahan karena tidak dapat menjelaskan

kenyataan-kenyataan hukum secara memuaskan,

terutama ketika praktek hukum tidak sesuai dengan aturan-aturan hukum yg tertulis.

Contoh : Prinsip hukum bahwa hukum tidak boleh berlaku diskriminiatif atau equality

before the law, hukum tidak boleh saling bertentangan, siapa yang bersalah harus

dihukum, hukum harus ditegakkan sekalipun langit akan runtuh dsb, namun dalam

implementasinya terdapat kesenjangan (gap) dengan kehidupan nyata di masyarakat.

(24)

Hukum Empiris, Sosiologis,

Realistis, Konteks Sosia

l

Hukum merupakan salah satu bangunan sosial (social institution) yang tidak terlepas dari bangunan sosial lainnya. Hukum tidak dipahami sebagai teks dalam

undang-undang/peraturan tertulis tetapi sebagai kenyataan sosial yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat.

Hukum dipahami secara”kontekstual”,

karena itu pemahaman terhadap hukum tidak hanya dilandasi oleh ”logika hukum” tapi juga dengan ”logika sosial” dalam rangka

searching for the meaning terhadap suatu

(25)

Sosiologi Hukum

SOSIOLOGI : mempelajari masyarakat dlm konteks inter-relasi antar warganya.

ILMU HUKUM : mempelajari sekumpulan

aturan untuk diterapkan guna

membimbing perilaku manusia dalam bermasyarakat (bernegara).

SOSIOLOGI HUKUM : Ilmu pengetahuan ttg

inter-relasi manusia yg berkaitan dg

hukum dlm kehidupan bermasyarakat.

SOSIOLOGI HUKUM merupakan

pengetahuan yg bersifat multi disipliner

approach. 25

(26)

Sosiologi Hukum - Ilmu Hukum

No. Sosiologi Hukum Ilmu Hukum

1. Law in action

(pendekatan: socio-legal) Law in the books(pendekatan: Yuridis-Normatif)

2. Mempertimbangkan

konteks masyarakat Hukum dianggap mengatasi segala konteks

3. Field Research Library Research

(27)

27 Budaya Hukum - Sosiologi Hukum

N

o Budaya Hukum Sosiologi Hukum

1. Sejarah timbulnya 

“kepatuhan “ masyarakat terhadap hukum

Sejarah timbulnya  dinamika masyarakat (“interaksi sosial”)

2. Masyarakat yang tidak

kompleks Masyarakat yg kompleks 3. Cara berpikir masyarakat

magis-religious, feodalistik

Cara berpikir masyarakat konseptual, individual , rasional

4. Beranggapan bahwa hukum itu universal (wajib dipatuhi)

Beranggapan bahwa

hukum itu sebagai realitas sosial.

5. Hukum yg dipelajari: cakupan lokal, rigid, sakelyk.

Hukum yg dipelajari:

(28)

28 Budaya Hukum - Hukum Adat

No Sosiologi Hukum Hukum Adat

1. Obyeknya  perilaku manusia yg menyangkut hukum

Obyeknya  norma-2 hukum di luar Per-Uuan formal.

2. Metode Pendekatan  mutlak, Absolut

Metode Pendekatan  kearifan, filosofis, fleksibel

3. Penelitian di lapangan dengan memperhatikan tata-nilai

masy

Penelitian lapangan dengan

memperhatikan interaksi sosial

4. Sumber data lapangan: informan, responden, key informant, lembaga-2 hukum

Sumber data lapangan: key

Informan, pejabat hukum adat, Warga masyarakat.

5. Norma-2 hukum yg nyata

(29)

Budaya Hukum :

Serangkaian nilai-2 dasar dalam suatu

kehidupan masyarakat yang menjadi karakter lembaga hukum dan pola perilaku

masyarakatnya.

Sosilogi Hukum :

• Sistem inter-relasi antar individu yang berkaitan dg hukum dalam kehidupan bermasyarakat

Teori Hukum :

Ajaran yang dikemukakan oleh seorang ahli

hukum tentang hukum yang diperoleh melalui suatu kajian yang mendalam dengan metode atau prosedur ilmiah.

Asas Hukum :

Dasar dasar umum yang terkandung dalam

peraturan hukum dasar dasar umum tersebut mengandung nilai nilai etis

Politik Hukum :

Perwujudan kehendak dari

Pemerintah/Penyelenggara negara hukum yang berlaku di wilayah dan ke arah mana hukum itu di kembangkan.

Kaidah Hukum/Norma Hukum :

Adalah aturan yang dibuat secara resmi oleh

penguasa negara mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat negara yang berwenang sehingga berlakunya dapat dipertahankan

Praktik Hukum :

Pelaksanaan dan penerapan hukum dan

aturan-aturan yang telah dibuat pada kaedah hukum dalam peristiwa konkret

Catatan :

Dari bagan ini tampak keterkaitan antara

budaya hukum, Sosiologi Hukum s/d praktik hukum

Teori Hukum Asas HukumAsas Hukum

Politik Hukum

Politik Hukum

KaidahHukum/Norma Hukum

)

Hukum in Abstraco

(

KaidahHukum/Norma Hukum

)

Hukum in Abstraco

(

Praktik Hukum

)

Hukum in Concreto

(

Praktik Hukum

)

Hukum in Concreto

(

(30)

Manfaat Mempelajari Sosiologi Hukum

1. Mengetahui dan memahami perkembangan

hukum positif (tertulis/tdk tertulis) di dalam masyarakat.

2. Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam masyarakat.

3. Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat.

4. Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di masyarakat.

5. Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan penerapan hukum di

masyarakat. 30

(31)

Referensi

Dokumen terkait

4. Norma pada hakikatnya merupakan kaedah hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Pengertian lain : Aturan atau ketentuan yang mengatur

(Studi Peran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Kompetensi Warga Negara. dalam Memahami Aturan Hukum yang Berlaku dalam

hakikat norma- norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat. a) Pengertian norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan. - Siswa paham

Teknik Penilaian 1 3.1 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan • Norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat -

norma-norma kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan

Teknik Penilaian 1 3.1 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan • Norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat -

4.2 Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilana. 4.2.1 Menyajikan hasil telaah pengertian dan

Teknik Penilaian 1 3.1 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan • Norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat -