• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUFMELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI TK NEGERI PEMBINA SUKARAME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUFMELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI TK NEGERI PEMBINA SUKARAME"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG

HURUFMELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI TK NEGERI PEMBINA SUKARAME

Oleh

ASRIYANI KASUMA 1213254003

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal lambang huruf yang belum berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dengan menggunakan panduan instrumen observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif kemudian dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf.

Hal ini terlihat dari persentase kemampuanmengenal lambang huruf pada siklus I hanya mencapai 33,99 persen meningkat menjadi 41,33 pada siklus II dan meningkat menjadi 77,13 persen pada siklus III. Oleh sebab itu hendaknya permainan kartu huruf lebih perlu dimaksimalkan penggunaannya agar dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf khususnya pada anak usia dini.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUF MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

DI TK NEGERI PEMBINA BANDAR LAMPUNG

(SKRIPSI)

Oleh

ASRIYANI KASUMA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

S1 PG PAUD KONVERSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUF MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

DI TK NEGERI PEMBINA BANDAR LAMPUNG

(SKRIPSI)

Oleh

ASRIYANI KASUMA

S1 PG PAUD KONVERSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucap puji syukur kehadirat Allaah.SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Huruf Melalui Permainan Kartu Huruf pada TK.Negeri Pembina Bandar Lampung, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Bujang Rahman, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Ibu Riswanti Rini, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Ibu Ari Sofia Selaku Ketua Program Studi S1PG-PAUD Universitas Lampung 4. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum Selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan

Skripsi dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

5. Bapak Baharuddin Risyak, M.Pd Selaku Dosen Pembahas dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

(5)

7. Ibu Hj. Nurkhasanah,S.Pd sebagai Kepala TK.Negeri Pembina Sukarame dan rekan rekan sekerja yang telah memberikan kesempatan, kemudahan, dan fasilitas pendukung demi terlaksananya penelitian tindakan kelas ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan PTK ini.

Bandar Lampung, November 2015

(6)

MOTTO

Guru hendaknya memjadi pribadi yang bermutu

dalam kepribadian dan kerohanian

( Ki Hajar Dewantara )

Kesuksesan yang diperoleh anakku adalah cerminan

keberhasilan hidupku

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah dan Permasalahan ... 8

1.5 Tujuan Penelitian. ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Bahasa ... 10

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 2.1.3 Lingkup Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 13

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak. 14

2.1.5 Pendekatan Pembelajaran ... 15

2.1.6 Tahapan Membaca Anak Usia Dini... 16

(8)

2.2 Bermain Anak Usia Dini ... 18

2.2.4 Bentuk-bentuk Permainan... 22

2.2.5 Permainan Kartu Huruf... 24

(9)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN

……… ………

4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Hasil Penelitian ... 36

4.2.1Hasil Penelitian Siklus I ... 36

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 43

4.2.3Hasil Penelitian Siklus III ... 50 4.3Pembahasan ... 55 4.3.1Aktivitas Pengenalan Lambang Huruf ... 55 4.3.2 Kinerja Guru... ... 56 4.4 Keterbatasan Penelitian... 56

(10)
(11)
(12)
(13)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1) Almarhum mamah dan papahku 2) Suamiku tercinta : Gunawan

3) Anak – anakku : Shakira Alya Khaira dan Ghania Alya Aqila 4) Kakakku : Dwi Fasyana Kasuma

5) Rekan kerja yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. 6) Para dosen stap pengajar SI PG-PAUD Konversi

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 10 April 1972. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan pada SD Negeri I Jagabaya pada tahun 1985, kemudian melanjutkan sekolah pada SMP Negeri 3 Rawalaut dan selesai pada tahun 1988. Kemudian melanjutkan sekolah pada SPG PGRI 2 Tanjungkarang dan selesai pada tahun 1991. Tahun 2004 penulis menikah dengan Gunawan dan dikaruniai 2 orang putri.

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Pasal 1 Nomor 2 mengatakan : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Selain harusberdasarkan UUD 1945 Pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di Indonesia harus dan juga tanggap pada tuntutan perubahan zaman saat ini. Agar kita dapat mencetak generasi penerus yang berkualitas guna menjawab tantangan besar yang akan di hadapi bangsa kita dimasa mendatang. Generasi bangsa berkualitas tidak dapat dihasilkan bila tidak melalui pendidikan yang berkualitas juga. Menjadi tugas kita bersama untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.

(16)

2

14, menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini adalah : suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir samai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU Sisdiknas 2003)

Mengacu pada UU tersebut diatas jelas bahwa Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh sadar oleh guru guna mengembangkan potensi diri yang ada pada anak didik baik kecerdasan, sikap dan perilaku guna kehidupannya dimasa mendatang. Jadi jelas untuk membantu Bangsa kita mencetak generasi berkualitas dibutuhkan Pendidikan yang berkualitas dari mulai Penidikan Usia Dini – Perguruan Tinggi.

Berbagai bentuk layanan yang kini telah dikembangkan oleh masyarakat sebagai bentuk kepedulian dan sumbangsih kepada Pendidikan Anak Usia Dini usia 0 – 6 tahun. Pada jalur formal berbentuk Taman Kanak – Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, dengan menggunakan program untuk anak usia 4 - < 6 tahun. Penyelenggaraan PAUD pada jalur nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, dengan menggunakan progaram untuk anak usia 0 - < 2 tahun, 2 - < 4 tahun, 4 - < 6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0 - < 6 tahun; Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2 - < 4 tahun.

(17)

3

pada seusianya dan berhubungan langsung dengan kehidupan anak, sehingga otak anak akan dirangsang untuk terus berfikir secara aktif melalui pengalaman yang dialaminya langsung selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Lembaga PAUD sebagai tempat titik awal anak mengenal pendidikan juga menjadi titik sentral dan fundamental bagi pendidikan selanjutnya menjadi wajib bagi anak untuk melaluinya sebelum memasuki pendidikan Sekolah Dasar. Karena hakekat PAUD adalah membantu anak untuk mengembangkan segala aspek perkembangannya, menanamkan sifat dan kebiasaan baik agar dapat diterima di lingkungannya, membantu anak mencapai kematangan mental dan fisik agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Tapi kenyataan yang ada dilapangan sekarang banyak penyelengaraan PAUD yang banyak menyimpang dilihat dari a) standar tingkat pencapaian perkembangan, b) standar pendidik dan tenaga kependidikan, c) standar isi proses dan penilaian, d) standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Standar pencapaian yang terpisah. Pendekatan belajarpun bukan dengan pendekatan tematik melainkan pendekatan akademik. Jadi jelas terlihat penyimpangan yang terjadi saat ini baik di lembaga PAUD negeri maupaun swasta.

(18)

4

gurunya. Lima aspek bidang pengembangan yang harus dikuasai anak, dilakukan anak bukan melalui bermain dan pembiasaan, tapi melalui belajar bidang studi seperti layaknya anak SD.

Hal – hal yang seperti ini tentunya akan merusak masa depan anak saat dia dewasa nanti, saat dunia anak yang harus dilewati dengan bermain. Anak sudah harus belajar seperti anak SD, kemunkinan saat nanti anak memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar. Anak sudah jenuh dan bosan dengan model pembelajaran yang itu – itu saja, seperti: tulis, baca, hitung.

Kenyataan yang ada saat ini banyak lembaga PAUD juga terjadi di TK.Negeri Pembina Sukarame. PAUD yang seharusnya tugasnya mempasilitasi anak mencapai tahap perkembangannya guna keberhasilan anak dijenjang pendidikan selanjutnya beralih menjadi SD mini. Anak di didik harus bisa baca tulis hitung dengan cara seperti layaknya anak SD. Tidak ada bermain didalam pembelajarannya, anak datang, duduk manis untuk belajar mengeja, menulis berbaris – baris kalimat dan hitungan.

Hal ini diperburuk dengan kualifikasi tenaga pendidik yang tidak sesuai dibidangnya. Banyak sekali tenaga pendidik yang di TK yang bukan tamatan S1 PAUD atau sejenisnya. Karena sekolah hanya mengejar target anak tamat TK sudah bisa baca, tulis dan berhitung dan melupakan kaedah tahap perkembangan anak.

(19)

5

D2 PGTK dan 1 orang yang sedang menyelesaikan S1 PAUD pada progaram percepatan S1 PAUD UNILA.

Sistem pembelajaran yang menyimpang ini menyebabkan anak di TK.Negeri Pembina Sukarame yang banyak kesulitan dalam mengenal lambang huruf apa lagi untuk membaca. Pengenalan membaca pada tahap awal anak tidak dilakukan dengan media permainan yang menarik oleh para guru. Anak diajarkan mengeja huruf demi huruf selayaknya anak SD.

Kemampuan berbahasa anak TK tentunya tidak sama dengan orang dewasa, hal ini disebabkan pengetahuan anak akan bahasa masih sangat terbatas. Kemajuan berbahasa anak berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental, kecerdasan, dan sosialnya. Kemajuan berbahasa anak TK sangat bergantung dari hubungan sosial anak dengan teman sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya.

Jadi jelas untuk kemampuan anak dalam membaca pun masih kurang, tapi ini bukan berarti anak TK tidak boleh diajarkan membaca. Pengetahuan membaca boleh diajarkan pada anak TK, hanya saja metodenya yang perlu diperhatikan. Mengenalkan membaca pada anak TK tetap harus menggunakan kaedah belajar seraya bermain, hal ini tidak bisa ditawar –tawar lagi. Hanya dengan bermainlah pengetahuan membaca anak dikembangkan.

(20)

6

Dalam buku bermutu, Manusia luar biasa mengatakan sesuatu pada kita, Memberikan pemikiran hebat, Dan menuangkan jiwanya pada kita. Oleh karena itu budaya membaca harus mulai dikembangkan saat anak di TK sehingga saat anak memasuki jenjang pendidikan SD kemampuan membaca permulaan anak sudah terasah.

Permasalahan membaca pun terjadi di TK. Negeri Pembina Sukarame, jangankan membaca. Menyebutkan beberapa lambang huruf pun anak – anak masih belum mampu apa lagi disuruh membaca. Kebanyakan para orang tua menganjurkan untuk mengadakan les tambahan membaca bagi anak. Tapi ini tentuya bertentangan dengan prinsip belajar anak usia dini.

Dari permasalahan yang ada di TK.Negeri Pembina Sukarame ini peneliti mengadakan serangkaian penelitian untuk mencari permainan yang menarik untuk membantu meningkatkan kemampuan anak mengenal lambang huruf. Pada akhirnya peneliti memutuskan untuk menerapkan Permainan Kartu Huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf di kelompok B.

(21)

7

Dari uraian yang diatas maka penulis mengangkat judul PTK (Penelitian Tindakan Kelas ) ini adalah upaya menigkatkan kemampuan mengenal lambang huruf dalam lingkup bahasa melalui permainan Kartu Huruf di TK. NEGERI PEMBINA Bandar Lampung Tahun 2015.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka identifikasi masalah yang ada yaitu :

1. Guru masih melaksanakan pembelajaran yang bersifat akademik.

2. Guru belum memanfaatkan permainan sebagai model pembelajaran di TK Negeri Pembina.

3. Guru belum melibatkan anak saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Kualifikasi pendidikan guru yang belum sesuai

5. Anak belum mampu menyebutkan lambang huruf. 6. Anak belum mampu menunjukkan lambang huruf. 7. Anak belum mampu membedakan lambang huruf. 8. Anak belum mampu mengurutkan lambang huruf.

9. Anak belum mampu menyusun lambang huruf menjadi kata.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari paparan diatas dapat diidentifikasi masalah yang ada yaitu : 1. Anak belum mampu menyebut lambang huruf

(22)

8

4. Anak belum mampu mengurutkan lambang

5. Anak belum mampu menyusun lambang huruf menjadi kata yang dikenal

1.4 Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas dan hasil observasi di Paud Negeri Pembina Sukarame, diajukan rumusan sebagai berikut : anak belum mampu mengenal lambang huruf. Maka masalah penelitian adalah : Apakah Pembelajaran dengan menggunakan Kartu Huruf dapat Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Huruf di TK.Negeri Pembina Sukarame.

Bagaimanakah model permainan kartu huruf dalam meningkatkan kemampuan dalam mengenal lambang huruf pada anak di TK Negeri Pembina.

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manfaat Permainan Kartu Huruf dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Huruf di TK.Negeri Pembina Sukarame. 2. Untuk menganalisis model permainan Kartu Huruf dalam meningkatkan

kemampuan anak dalam mengenal lambang huruf di TK Negeri Pembina.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan pembelajaran, diperoleh banyak sekali manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

(23)

9

1. Secara Teoritis

a) Sebagai pendorong pelaksanaan permainan kartu hurufuntuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf.

b) Sebagai informasi pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf.

2. Secara Praktis

a. Manfaat bagi anak

Meningkatkan kemampuan anak mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf.

b. Manfaat bagi guru

1. Memperoleh wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf.

2. Meningkatkan pengetahuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran dan mengevaluasi kemampuan anak mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf.

3. Bahan perbaikan proses belajar mengajar, khususnya dalam mengembangkan permainan Kartu Huruf untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal lambang huruf.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Sebagai informasi untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf.

(24)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS

2.1 Perkembangan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

2.1.1 Pengertian Bahasa Anak Usia Dini

Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi manusia yang satu dengan manusia lainnya. Melalui bahasa anak dapat mengungkapkan apa yang dirasakan dan mengembangkan kemampuan bergaul dengan teman sebaya, guru dan orang disekitarnya. Bahasa juga merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak usia dini.

Bahasa sebagai alat komunikasi anak mencakup komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yang dipelajari anak tergantung pada kematangan dan kesempatan belajar yang diperoleh anak. Bahasa juga menjadi landasan seorang anak untuk mempelajari bidang – bidang pegembangan lainya. Sebelum anak mempelajari bidang – bidang pengetahuan lain, anak perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami suatu hal dengan baik.

(25)

11

Peran bahasa dalam pikiran anak adalah:

a. Bahasa memunkinkan perkembangan pikiran abstrak dan konseptual.

b. Bahasa sebagai alat komunikasi, membantu pembentukan dan mendorong perkembangan pikiran.(Piaget, Vygotsky, dan Bruner dalam Tampubolon dalam mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, 1991:12-13)

Dari pendapat diatas jelas bahwa pikiran anak tertuang didalam bahasa anak, akan tetapi bahasa anak dalam arti potensi perlu dikembangkan oleh orang dewasa disekitar anak. Karena melalui dialog atau percakapan anak dengan orang dewasa pikiran anak akan semakin berkembang.

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Bahasa anak akan mengalami kemajuan secara bertahap sesuai dengan tingkat kematangan anak dan interaksi anak dengan guru, teman sebaya dan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget yaitu: Sejak lahir hingga dewasa pikiran anak berkembang melalui jenjang – jenjang berperiode sesuai dengan tingkat kematangan anak itu secara keseluruhan dan dengan interaksi – interaksinya dengan lingkungannya.( Piaget dalam Tampubolon dalam mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak,1991: 3)

Piaget dalamTampubolon dalam mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak mengemukakan empat jenjang utama perkembangan pikiran anak antara lain sebagai berikut:

(26)

12

3. Jenjang Operasi Konkret: 6/7 tahun – 11/12 tahun. 4. Jenjang Operasi Formal: 12 – 15 tahun

Pandangan Piaget tentang bahasa anak-anak ditulisnya dalam bukunya “ The Langueage and Thought or the Child” terbit tahun 1962 Dia menemukan bahwa

bahasa anak-anak mulai tumbuh pada akhir periode sensorimotoris. Sedang bahasa egosentris sangat menonjol pada periode praoperasional terutama adalah berkenaan dengan kegiatan bermain.

Adapun Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan berdasarkan Permendiknas No 58 Tahun 2009 bahwa lingkup perkembangan bahasa usia 5-6 tahun aadalah sebagai berikut :

Usia 5<6 Tahun Lingkup

Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan a. Menerima

Bahasa

Menyimak perkataan orang lain (Bahasa ibu atau bahasa lainnya) Mengerti dua perintah yang diberikan secara bersamaan.

Memahami cerita yang dibacakan.

Mengenal perbendaharan kata mengenai kata sifat (nakal,pelit,baik hati,berani,jelek,dsb).

Mengerti beberapa perintah secara bersamaan. Mengulang kalimat yang lebih kompleks. Memahami aturan dalam suatu permainan. b. Mengungkap

Bahasa

Mengulang kalimat sederhana. Menjawab pertanyaan sederhana

Mengungkap perasaan dengan kata sifat (baik,senang,nakal,pelit,baik hati,berani,baik,jelek,dsb)

Menyebutkan kata – kata yang dikenal. Mengutarakan pendapat pada orang lain.

Menyatakan alasan terhadap suatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan.

Menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama. Berkomunikasi secara lisan.

Memiliki perbendaharaan kata serta mengenal simbol – simbol untuk persiapan membaca, menulis, berhitung.

(27)

13

Lingkup

Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan predikat – keterangan)

Memiliki lebih banyak kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.

Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

c. Keaksaraan Mengenal simbol – simbol

Mengenal suara – suara hewan atau benda yang ada disekitarnya. Membuat coretan yang bermakna.

Meniru huruf.

Menyebutkan simbol – simbol huruf yang dikenal.

Mengenal suara huruf awal dari nama benda – benda yang ada disekitarnya.

Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awl yang sama.

Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk – bentuk. Membaca nama sendiri, menulis nama sendiri.

Dengandemikian Pengembangan Kemampuan Berbahasa anak bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan disini yang dimaksud adalah antara lain teman sebayanya, teman bermain, orang dewasa, baik yang disekolah, dirumah, maupun dengan tetangga disekitar rumahnya.

Kemampuan berbahasa anak diperoleh melalui berbagai pengalaman yang dialaminya selama pembelajaran berlangsung. Guru sangatlah berperan penting dalam tahap keberhasilan anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat mengenal berbagai lambang huruf dan selanjutnya anak dapat membaca beberapa kata atau kalimat sederhana dengan tepat.

2.1.3 Lingkup Perkembangan Bahasa

(28)

14

yang harus dicapai yaitu memiliki perbendaharaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis, berhitung.

Dalam hal persiapan membaca anak usia dini dapat belajar melalui permainan yang dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Keberhasilan anak terhadap permainan yang dimainkannya, menentukan keberhasilan anak untuk dapat mengenal lambang huruf.

2.1.4 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Bahasa Anak Usia Dini

Bahasa anak akan berkembang dengan cepat dan baik jika lingkungan anak juga mendukung dengan baik. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini;

1. Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan 2. Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak

3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non verbal

4. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya

5. Melibatkan anak dalam berkomunikasi

(Martinis dan Jamila dalam Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, 2010:144-145)

Perkembangan bahasa pada anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan anak antara lain:

1. Mengenal lambang huruf.

2. Berani bertanya secara sederhana. 3. Membaca kata yang ada pada gambar.

4. Menyusun lambang huruf menjadi kata yang dikenalnya.

(29)

15

2.1.5 Pendekatan Pembelajaran Anak Usia Dini

Merujuk pada Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pasai 19 ayat 1menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Maka pendekatan pembelajaran anak usia dini adalah melalui bermain.

Hal ini senada dengan pendapat Yus Anita, yang mengatakan pada anak usia dini pelaksanaan pembelajaran berdasarkan prinsip pendekatan sebagai berikut :

a. Beroreantasi pada kebutuhan anak. b. Belajar melalui bermain.

c. Kegiatan belajar mengembangkan dimensi 8 kecerdasan secara terpadu d. Menggunakan pendekatan klasikal, kelompok dan invidual

e. Lingkungan kondusif, baik didalam maupun diluar kelas f. Menggunakan berbagai model pembelajaran

g. Mengembangkan ketrampilan hidup dan hidup beragama h. Menggunakan media dan sumber belajar.

(Yus Anita dalam Model Pendidikan Anak Usia Dini, 2011 :67-68)

Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran ialah suatu pedoman umum untuk menentukan langkah-langkah metode dan teknik pengajaran yang akan digunakan. Bisa dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode, artinya metode pembelajaran bahasa sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan.

Sedangkan menurut Yuliani prinsip pembelajaran anak usia dini adalah sebagai berikut:

1. Anak sebagai pembelajar aktif

2. Anak Belajar melalui Sensori dan Panca Indera 3. Anak Membangun Pengetahuan sendiri

(30)

16

2.1.6 Tahapan Membaca Anak Usia Dini

Sebenarnya setiap anak sudah menjadi pembaca sejak ia lahir, dimulai dari pertamakali anak memperhatikan dan mendengarkan suara orang tuanya serta suara – suara disekitarnya. Kemampuan anak ini menjadi modal dalam mengajarkan anak membaca.

Seorang akan menjadi pembaca melalui beberapa tahapan, biasanya mereka sudah dapat membaca sendiri pada usia 6 atau 7 tahun. Kemampuan membaca anak pada setiap individu tentunya berbeda, ada anak yang dapat cepat membaca, ada anak yang lamban kemampuan membacanya, dan ada juga sebagian anak yang membutuhkan bantuan khusus agar mereka dapat membaca.

Menurut Ajen ada beberapa tahapan membaca pada anak usia enam tahun antara lain :

1. Berbicara dan mendengarkan 2. Mendengarkan cerita – cerita 3. Berpura – pura membaca 4. Belajar cara memegang buku 5. Belajar melalui gambar – gambar

6. Mengidentifikasi huruf dengan nama dan bentuk 7. Menghubungkan huruf dan suara

8. Mengenali kalimat – kalimat mudah dalam gambar 9. Menulis sendiri huruf – huruf dalam alfabet

10.Menulis kata – kata 11.Menulis kalimat ringan 12.Membaca buku – buku ringan

13.Menulis surat atau menulis informasi ringkas yang hanya merupakan sekadar pemberitahuan.

(Dianawati dalam membuat anak gemar membaca,2005: 6-7)

(31)

17

cara membaca pada anak, ada lebih baik anak dikenalkan dulu dengan lambang huruf atau alfabet. Lambang – lambang huruf yang dikenalkan dapat dirangkai dengan kata – kata yang mudah diingat anak.

Ada banyak cara mengajarkan membaca pada anak usia dini, tentunya melalui berbagai permainan yang dirancang agar anak tertarik mengikuti kegiatan membaca tersebut. Perlu kesabaran dan ketekunan dalam mengajarkan anak membaca, karena bila anak terlalu dipaksa maka anak akan bosan belajar.

2.1.7 Pengenalan Huruf Sebagai Awal Tahapan Membaca Anak Usia Dini

Sebelum anak dapat membaca tentunya anak harus mengenal lambang huruf, setelah anak mengenal huruf maka mudah bagi anak untuk dapat membaca kata selanjutnya membaca kalimat-kalimat sederhana.

Steinberg menggariskan lima prinsip pengajaran membaca dini, yaitu:

a. Materi bacaan harus terdiri atas kata-kata dan kalimat-kalimat yang bermakna bagi anak, terutama dari segi pengalaman anak.

b. Membaca terutama harus didasarkan pada kemampuan memahami bahasa lisan, dan bukan pada kemampuan berbicara.

c. Membaca bukan mengajarkan bahasa (aspek-aspek bahasa) atau konsep-konsep.

d. Membaca tidak bergantung pada pengajaran penulis. e. Pengajaran membaca harus menyenangkan bagi anak.

(Steinberg dalam Tampubolon dalam mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak,1991:43)

(32)

18

Belajar membaca pada anak harus disesuaikan juga dengan kemampuan dan tingkat kematangan anak.

2.2 Bermain Anak Usia Dini

2.2.1 Pengertian Bermain

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh anak, dengan bermain anak akan mengeluarkan segenap tenaga dan imajinasi yang ada pada dirinya. Schwartzman dalam Pendidikan Anak Prasekolah (1978: 102) mengemukaakn batasan bermain sebagai berikut: (1) bermain adalah pura – pura (2) bermain bukan suatu yang sungguh – sungguh (3) bermain bukan suatu kegiatan yang produktif.

Dunia anak adalah bermain maka metode pembelajaran bagi anak pun adalah dengan bermain. Bermain bagi anak bukanlah kegiatan yang sia- sia, karena setiap bermain anak tanpa disadari sedang menggali potensi yang ada pada dirinya untuk dieksplor melalui bermain.

Didalam bermain guru memegang peranan penting untuk mengamati dan mengarahkan agar permainan anak menghasilkan suatu ketrampilan dan pengetahuan yang baru bagi anak guna bekalnya dijenjang pendidikan selanjutnya.

(33)

19

anak mampu mengenal semua peristiwa terjadi di sekitarnya.(Nurani dalam konsep dasar pendidikan anak usia dini,2009:134)

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan berulang – ulang oleh anak dan dengan bermain anak mendapatkan kesenangan/kepuasaan.

Ada dua ciri utama bermain, yaitu pertama semua aktivitas bermain representasional menciptakan suatu imajiner yang memunkinkan anak menghadapi keinginan – keinginan yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata. Kedua, representasional memuat aturan – aturan berperilaku yang harus diikuti oleh anak untuk dapat menjalankan adegan bermain.(Nurani dalam konsep dasar pendidikan anak usia dini, 2009 :99)

Menurut Jeffre, McConkey dan Hewson dalam Nurani , ada enam karakteristik bermain pada anak yang perlu dipahami oleh stimulator. Yaitu:

1. Bermain muncul dari dalam diri anak 2. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat

3. Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya 4. Bermain harus difokuskan pada proses

5. Bermain harus didominasi oleh pemain

6. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain

(34)

20

Dunia anak adalah bermain maka metode pembelajaran bagi anak pun adalah dengan bermain. Bermain bagi anak bukanlah kegiatan yang sia- sia, karena setiap bermain anak tanpa disadari sedang menggali potensi yang ada pada dirinya untuk dieksplor melalui bermain.

Didalam bermain guru memegang peranan penting untuk mengamati dan mengarahkan agar permainan anak menghasilkan suatu ketrampilan dan pengetahuan yang baru bagi anak guna bekalnya dijenjang pendidikan selanjutnya.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Bermain

Bila kita berada di Taman Kanak – Kanak maka kita akan melihat betapa banyaknya alat permainan yang disediakan sekolah baik dihalaman maupun diruang kelas. Sekilas orang akan menduga ini ruang untuk belajar atau bermain. Harus kita ingat dunia anak adalah dunia bermain, jadi segala bentuk pembelajaran kepada anak haruslah melalui bermain.

(35)

21

Sedangkan penekanan bermain adalah perkembangan kreativitas dari anak-anak. Semua anak usia dini memiliki potensi kreatif, tetapi perkembangan kreativitas sangat individual dan bervariasi antar anak yang satu dengan anak lainnya.( Catron dan Allen dalam Tampubolon dalam konsep dasar pendidikan anak usia dini, 2009:145)

Bermain adalah pekerjaan anak dan anak – anak sangat suka bermain. Dalam bermain anak mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dengan mencoba berbagai cara dengan mengerjakan sesuatu dan memilih dan menentukan cara yang paling tepat. Dalam bermain anak belajar menggunakan bahasa dengan lebih baik lagi dan menyaring bahasa mereka dengan berbicara dan mendengarkan anak lain. Ketika bermain anak belajar berkomitmen dengan apa yang mereka sepakati sebelum memulai permainan.

Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak akan mematangkan perkembangan ketrampilan gerakan kasar dan halus, perkembangan kognitif, sosial dan emosional.Selain itu dalam bermain anak juga mengembangkan mentalnya dan menumbuhkan kemampuannya untuk memecahkan masalah dalam hidupnya. Keberhasilan anak pada tahap ini menetukan keberhasilan anak dijenjang pendidikan selanjutnya.

(36)

22

Sedang fungsi dari bermain antara lain:

1. Memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak, 2. Dapat mengembangkan ketrampilan emosinya

3. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya

4. Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri

2.2.3 Tahapan Bermain

Dalam bermain anak belajar berinteraksi dengan lingkungannya dan orang yang ada disekitarnya. Dari interaksi anak dengan lingkungan dan orang dewasa disekitarnya, maka kemampuan sosialisasi anak pun menjadi berkembang. Ada enam tahapan bermain menurut Parten dan Rogers dalam Nurani adalah sebagai berikut :

1. Unoccupied atau tidak menetap 2. Unlooker atau penonton/pengamat

3. Solitary independen play atau bermain sendiri 4. Parallel activity atau kegiatan paralel

5. Associative paly atau bermain dengan teman

6. Cooperative or organized supplementary play atau kerjasama dalam bermain atau dengan aturan.

(Nurani dalam konsep dasar pendidikan anak usia dini, 2009:147)

Dari enam tahapan diatas terlihat bahwa dalam bermain anak selalu melewati tahapan yang sesuai dengan kematangan anak. Anak akan mencapai titik tertinggi dalam tahapan bermain bila anak mendapat pasilitas dan respon yang positif dari lingkungannya.

2.2.4 Bentuk – Bentuk Bermain

(37)

23

dengan waktu orang dewasa bekerja. Waktu bermain anak dari pagi hingga sore hari yang sepintas sama dengan kegiatan orang dewasa yang bekerja dari pagi hingga sore.

Melalui kegiatan bermain yang dilakukan anak, guru akan mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan secara umum yang ada pada anak. (Menurut Patmonodewo dalam Pendidikan Anak Prasekolah, 2008:103-107) bentuk – bentuk bermain itu antara lain meliputi : a.bermain sosial, b.bermain dengan benda, c.bermain sosio dramatis.

a. Bermain sosial adalah bermain yang dilakukan anak dengan alat bermain sendiri atau bersama teman – temannya. Dari permainan sosial akan menunjukkan derajat partisipasi anak dalam kegiatan bermain, dapat bersipat soliter (bermain seorang diri), bermain sebagai penonton, bermain paralel, bermain asosatif dan bermain bersama (kooperatif).

(38)

24

kemampuan anak menggunakan alat permainan simbolik serta memainkannya sesuai dengan peratura yang ada.

c. BermainSosio-Dramatik, bermain sosio-dramtik sangat penting dalam mengembangkan kreativitas, pertumbuhan intelektual, dan ketrampilan sosial. Tidak semua anak memiliki penalaman sosio-dramatik. Oleh karena itu para guru diharapkan memberikan pengalaman dalam bermain sosio-dramatik. Sosio-dramatik memiliki beberapa elemen antara lain : 1) Bermain denga melakukan imitasi, yaitu anak memerankan orang lain. 2) Bermain pura – pura suatu objek, yaitu anak bermain mengumpamakan dirinya benda lain. Seperti menjadi kendaraan yang berjalan kesana kemari. 3) Bermain peran dengan menirukan gerakan, misal menirukan pembicaraan antara guru dan murid. 4) Persisten, yaitu anak melakuakan kegiatan bermain dengan tekun sedikitnya selama 10 menit.

2.2.5 Permainan Kartu Huruf

Kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang, sedang huruf adalah tanda aksara atau tata tulis yang merupakan abjad yang melambangkan bunyi bahasa dan aksara. Kartu Huruf dapat diartikan jenis kertas tebal berbentuk persegi panjang yang ditulisi abjad atau huruf tertentu.

(39)

25

Kartu Remi, Pohon Huruf, Teka – teki Huruf,Bisik berantai, Menjahit, Meloncat bulatan kata,semafur huruf, dll.

Melalui permainan kartu huruf ini juga dapat melatih motorik halus dan motorik kasar dengan cara mengkoordinasikannya dengan lima panca indera anak. Dengan melihat, mengamati, menyebutkan,membedakan, mencocokkan lambang huruf vokal dan huruf konsonan.

Permainan Kartu Huruf dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak dengan baik. Pada penelitian ini permainan yang digunakan adalah permainan kartu huruf dengan model permainan Kartu Remi, Pohon Huruf, dan Teka – teki Huruf.

2.3 Kerangka Pikir Penelitian

(40)

26

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

Berdasarkan Kajian Teori dari kerangka uji melalui permainan Kartu Huruf, dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal lambang huruf untuk persiapan membaca bagi anak – anak TK Negeri Pembina Kota Bandar Lampung.

(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian bisa diartikan suatu proses analisis dan pengumpulan data penelitian. Penelitian ini berjudul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Huruf Melalui Permainan Kartu Huruf pada Kelompok B TK. Negeri Pembina Sukarame Bandar Lampung. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui beberapa tahapan – tahapan, yaitu perencanaan (planning); tindakan (acting); pengamatan (observasi); dan refleksi (reflecting)

Tahapan perencanaan atau planing meliputi pembuatan perangkat pembelajran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator.

Tahap pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang tertuang dalam Rencana Kegiatan Harian dengan materi pengembangan kemampuan mengenal lambang huruf.

Tahapan pengamatan atau observing meliputi pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisis data dan menyusun langkah – langkah perbaikan.

(42)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada Semester 2, Tahun Pelajaran 2014 – 2015 di TK.Negeri Pembina Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Penelitian direncanakan pada saat itu dikarenakan kemampuan anak untuk mengenal huruf memang masih rendah dan diharapkan dari permainan kartu huruf yang diterapkan pada anak akan meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelompok B TK.Negeri Pembina Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. TK.Negeri Pembina cukup strategis karena berada dikawasan lembaga pendidikan SMA 12, SMK 7, SMPN 24. Peneliti menggunakan metode permainan kartu huruf karena di sekolah ini permainan kartu huruf belum dimanfaatkan secara maksimal disetiap pembelajaran yang berlangsung. Disamping itu TK.Negeri Pembina Sukarame adalah tempat mengajar peneliti sendiri, jadi didalam pelaksanaan penelitian akan lebih mudah terlaksana.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah anak TK.Negeri Pembina Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung, pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2014 – 2015 dengan jumlah anak 15 anak yang terdiri dari 8 anak perumpuan, 7 anak laki – laki. Orang tua anak TK.Negeri Pembina perekonomiannya didominasi keadaan

(43)

ekonomi menengah kebawah, hanya ada beberapa guru dan dosen. Setiap kegiatan pembelajaran yang diprogram oleh sekolah sangat didukung penuh oleh para orang tua.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang dijadikan bahan penelitian oleh peneliti adalah bersumber pada anak, yang sering juga disebut data primer. berbentuk fortofolio hasil berbagai pekerjaan anak. Selain itu diperoleh juga dari data sekunder yang berasal dari dokumen sekolah, catatan guru dan orang tua dari anak.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1 Observasi ( Pengamatan )

Melalui observasi yang dilakukan, maka didapatlah data bahwa sebagian besar anak tidak mengenal lambang huruf. Maka peneliti memilih metode permainan kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf.

3.5.2 Tes

Tes yang dilakukan pada anak adalah dengan meminta anak untuk menunjukkan dan mengambil beberapa lambang huruf yang telah ditentukan oleh guru. maka diperoleh data bahwa sebagian besar anak salah dalam menunjukkan dan mengambil kartu huruf yang telah ditentukan.

(44)

3.5.3 Teknik Wawancara

Teknik wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif, khususnya untuk mengetahui gambaran umum tentang lokasi penelitian, permasalahan yang dihadapi anak saat pembelajaran, permainan apa saja yang disukai oleh anak.

3.6 Analisis Data

Teknik analisis data disesuaikan dengan datanya. Data yang berbentuk kuantitatif dianalisis dengan deskriptif kuantitatif.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang mana didalam pengumpulan datanya melalui proses secara sistematis dan intensif guna mengetahui potensi kemampuan anak dalam mengembangkan kemampuan mengenal lambang – lambang huruf melalui permainan Kartu Huruf.

3.7 Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika minimal 65 persen anak kemampuannya dalam mengenal lambang huruf sudah berkembang sesuai harapan yang meliputi:

1. Anak mampu menyebutkan lambang huruf 2. Anak menunjukkan lambang huruf

3. Anak mampu membedakan lambang huruf 4. Anak mampu mengurutkan lambang huruf

5. Anak mampu menyusun lambang huruf menjadi kata

(45)

3.8 Perencanaan Tindakan Kelas

1. Tahap Perencanaan

Penelitian ini dilakukan di PAUD Negeri Pembina Sukarame kelompok B yang berjumlah 15 anak dengan menerapkan permainan kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai bulan Maret dan siklus dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dalam setiap pelaksanaan siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Data yang digunakan adalah data kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat bantu instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri.

Peneliti menganggap mengembangkan kemampuan mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf dapat dikatakan berhasil jika seluruh anak yang hadir menguasai kemampuan lima aspek yang telah ditentukan, yaitu: aspek kemampuan menyebutkan lambang huruf, aspek kemampuan menunjukkan lambang huruf, aspek kemampuan membedakan lambang huruf, aspek kemampuan mengurutkan lambang huruf dan aspek kemampuan menyusun lambang huruf menjadi kata yang dikenalnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan kelas yang mengacu pada skenario pembelajaran yang tertuang dalam RKH. Skenario yang disusun pada siklus I, II, dan III yang difokuskan pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Kegiatan ini dapat diuraikan seperti di bawah ini

(46)

1. Tahap Pembukaan: Salam, berdoa, menyanyi lagu : Hujan Huruf. dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang kegiatan yang akan dilakukan.

2. Tahap Inti: Guru memperkenalkan permainan Kartu huruf, setelah anak memahami maka anak mencoba bermain dalam pengawasan guru. Selama anak bermain, guru mengadakan penilaian sampai sejauhmana anak memahami permainan Kartu Huruf dan mencapai target pada lima aspek yang telah ditentukan yaitu: 1. Aspek kemampuan menyebutkan lambang huruf; 2. Aspek kemampuan menunjukkan lambang huruf; 3. Aspek kemampuan membedakan lambang huruf; 4. Aspek kemampuan mengurutkan lambang huruf; 5. Aspek kemampuan menyusun lambang huruf menjadi kata yang dikenalnya.

3. Tahap Penutup: Bertanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan, Bernyanyi, Berdoa, Salam

3. Observasi dan Evaluasi

Setelah tahapan tindakan, berikutnya adalah tahapan observasi atau tahapan pengamatan. Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsug dengan memakai format observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang telah ada.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan dan mencatat perkembangan – perkembangan dan kejadian – kejadian yang terjadi, baik yang terjadi pada anak maupun pada peneliti yang menyampaikan materi pembelajaran. Pengamatan berfokuspada format yang telah tersedia.

(47)

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan yang dicapai oleh peneliti dalam pembelajaran yang berlangsung, diantaranya:

1. Kemampuan peneliti dalam menerapkan permainan kartu huruf pada siklus I 2. Untuk mengetahui daya tangkap, daya ingat dan perkembangan kemampuan

anak mengenal lambang huruf pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Aspek – aspek yang diamati pada anak saat permainan kartu huruf adalah: a. Menyebutkan lambang huruf.

b. Menunjukkan lambang huruf. c. Membedakan lambang huruf. d. Mengurutkan lambang huruf.

e. Menyusun lambang huruf menjadi kata.

4. Analisis dan Refleksi

Setelah peneliti melaksanakan tindakan kelas, maka akan didapat data berapa anak yang sudah dan belum dapat mengikuti pembelajaran mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf.

Setelah diketahui maka peneliti melakukan perbaikan dipertemuan berikutnya sampai didapat peningkatan terhadap kemampuan anak mengenal lambang huruf melalui permainan kartu huruf.

(48)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak kelompok B TK Negeri Pembina Sukarame Kota Bandar Lampung, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Pembelajaran dengan menggunakan model permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang huruf. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas pengenalan lambang huruf dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya. Setelah diadakan tindakan dalam tiga siklus yang dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014-2015, didapatlah peningkatan dari lima aspek penilaian yang telah ditetapkan. Pada siklus I rata-rata hanya mencapai 39,99 persen meningkat menjadi 41,33 persen pada Siklus II, dan meningkat menjadi 77,13 persen pada siklus III. Dengan demikian, maka tindakan penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil karena telah mencapai lebih dari 66,66 persen yang ditetapkan.

(49)

58

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kondisi dilapangan tempat penelitian, saran yang diberikan dalam meningkatkan kemampuan bahasa pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung yang diimplementasikan melalui aktivitas pengenalan lambang huruf melalui permainan kartu huruf adalah sebagai berikut:

1) Saran bagi Guru

a. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mempersiapkan dengan maksimal metode dan media pembelajaran agar anak dapat cepat menangkap setiap inti tujuan dari pembelajaran yang diberikan oleh guru. b. Jangan lupa untuk mencatat setiap perkembangan yang terjadi pada anak,

terutama pada anak yang mengalami kesulitan belajar. Berikan perhatian dan bimbingan yang lebih pada anak tersebut agar dia dapat mengejar ketinggalan dari temannya yang lain.

2) Saran bagi Sekolah

a. Berilah dukungan penuh bagi guru yang sedang mencoba menerapkan permainan pada setiap proses pembelajaran disekolah.

b. Mencoba memberikan pengertian pada setiap orang tua wali murid bahwa tiada metode pembelajran yang tepat selain bermain bagi anak usia dini. 3) Saran bagi Mahasiswa

a. Setelah memilih menjadi seorang guru, berusahalah selalu untuk menjadi guru yang baik dan memahami setiap pola perkembangan anak.

(50)

DAPTAR PUSTAKA

Ajen Dianawati 2005, Membuat Anak Gemar Membaca.Yogyakarta : PT AgroMedia Pustaka

Anita Yus Dr M.Pd 2012, Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media Group

Aqib zainal 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Irama Widya

Departemen Penddikan Nasional 2009, Peraturan Pemerintah No 58Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

Dorothy Rich Dr 2008, Pengajaran dan Bimbingan Prasekolah. Jakarta : PT Indeks

Martinis Yamin Dr H M.Pd dan Jamilah Sabri Sanan Dr M.Pd.I 2010, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jambi : Gaung Persada

Soemiarti Patmonodewo DR 2008, Pendidikan Anak Prasekolah.Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Tampubolon Dr Prof 1991, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung : Penerbit Angkasa

Tampubolon Dr Prof 1990, Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Penerbit Angkasa

Tika Bisono Dra Psi 2004, Panduan Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga

Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional 2012. Bandung : Fokusindo Mandiri

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah melalui permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca awal pada anak kelompok B2 TK ABA Tangkisanpos Jogonalan Klaten

Berdasarkan dengan hal yang dicapai penelitian tindakan ini dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu huruf bagi anak didik Kelompok B

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan Membaca awal anak menggunakan kartu huruf bergambar pada kelompok B TK Pertiwi Mandong, Trucuk, Klaten Tahun

Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok A TK Pertiwi II

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan anak mengenal huruf hijaiyah dapat ditingkatkan melalui kartu huruf di kelompok B TK Al-Khairaat

Kelompok A di PAUD Kuncup Melati Tangunan Mojokerto pada kemampuan mengenal lambang huruf dengan indikator mampu menyebutkan lambang huruf vokal dan menunjukkan

Kemampuan mengenal konsep lambang bilangan pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina 2 Kota Pekanbaru pada kelompok B3 setelah diberikan perlakuan

Berdasarkan hasil pengamatan kemampuan mengenal huruf anak kelompok A Kober Darussalam Ibun melalui pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf dapat disimpulkan