• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN ILMIAH PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN FLEKSIBILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN ILMIAH PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN FLEKSIBILITAS"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Sinta Mutiara

ABSTRAK

PENDEKATAN ILMIAH PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN FLEKSIBILITAS

Oleh

SINTA MUTIARA

(2)

Sinta Mutiara

pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkat-kan keterampilan fleksibilitas.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 04 Oktober 1991 sebagai anak kedua dari dua bersaudara, buah hati pasangan bahagia Bapak Bustaman dan Ibu Sidarwati.

Pendidikan formal diawali pada tahun 1996 di TK Al-Fazhar Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 1997. Kemudian jenjang SD diselesaikan penulis di SD Al-Azhar 1 Bandarlampung pada tahun 2004. Setelah itu melanjutkan jenjang sekolah di SMP Negeri 19 Bandarlampung dan selesai pada tahun 2007, serta meneruskan pendidikan di SMA Negeri 5 Bandarlampung dan lulus pada tahun 2010.

(8)

MOTO

Keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun.

(Donny Dhirgantoro)

Mulailah melangkah dengan suatu keyakinan yang kuat, dan akhirilah dengan mengesankan.

(Sinta Mutira)

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin, terima kasih yang tak terhingga serta rasa syukurku kepada Allah SWT yang selalu memberikan karunia dan nikmat-Nya, dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk :

Ayah dan ibu (telapak kaki surgaku) tercinta,

motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendoakan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai

kini. Tak pernah cukup ku membalas cinta ayah dan ibu, bila ada balasan untuk setiap perbuatan baik yang kulakukan saat ini,

semuanya untuk ayah dan ibu dulu.

Kedua kakakku tercinta wo sevi dan udo fandi, terima kasih atas segala kasih sayang, semangat, dukungan, doa, dan perhatian yang amat berharga

dan sangat berarti selama ini.

Sahabat-sahabatku S2M para wanita-wanita masa kini, terima kasih telah selalu ada disaat suka maupun duka, terima kasih untuk setiap keceriaan yang kalian

berikan didalam hidupku. Semoga persahabatan ini terus terjaga sampai rambut kita mulai memutih semua.

(10)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat dan karu-niaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulPendekatan ilmiah pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam meningkatkan keteram-pilan fleksibilitas”Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus Pembimbing Akademik dan pembimbing I atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.

4. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., selaku pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses perbaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra Nina Kadaritna, M.Si., selaku pembahas atas kesediaannya memberikan

(11)

6. Bapak Drs. Hi. Ahyauddin, M.Pd. selaku Kepala SMAN 5 Bandarlampung yang sudi menerima keberadaan penulis selama penelitian.

7. Ibu Dra. Silmiawati, selaku guru mitra atas waktu yang telah diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu dan Ayah terima kasih atas restu dan doa yang tak hentinya kau titipkan untuk kelancaran penelitian anakmu dan keberhasilan mengenyam studi ini. 9. Kedua kakakku wo sevi dan udo fandi, terima kasih atas semangat, perhatian dan

doa yang diberikan.

10. Rekan-rekan seperjuanganku Gamilla Nuri Utami dan Rizka Rida Utami, terima kasih atas kerja sama dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

11. Sahabatku Dhila, Milla, Kenia, Wiwit, Echy, frida, Heru dan Ali. Terima kasih atas canda tawa, dukungan, doa, semangat, dan kebersamaan selama perkuliahan 12. Sahabatku S2M, terima kasih atas semangat, dukunagn, dan doa yang diberikan 13. Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2010 atas semangat dan doa yg diberikan

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan berupa rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bandarlampung, Juli 2014 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Teori Belajar Konstruktivisme... 7

B. Pendekatan Ilmiah... 10

C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 14

D. Analis Konsep Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit ... 18

E. Kerangka Pemikiran... 22

F. Anggapan Dasar... 24

G. Hipotesis ... 24

III. METODE PENELITIAN... 25

(13)

xiv

B. Jenis dan Sumber Data... 26

C. Metode dan Desain Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Prosedur Penelitian ... 29

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 30

IV. HASIL PENELITIAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 37

B. Temuan dan Pembahasan... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 64

1. Analisis SKL-KI-KD ... 65

2. Silabus... 73

3. RPP ... 92

4. LKS ... 110

5. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes ... 136

6. Soal Pretes... 144

7. Soal Postes ... 147

8. Rubrik Penilaian Soal Pretes dan Postes... 150

(14)

xv

10. Lembar Penilaian Afektif... 162

11. Lembar Penilaian Psikomotor... 168

12. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 170

13. Data Pemeriksaan Jawaban Pretes dan Postes ... 176

14. Data Nilai Pretes, Nilai Postes dann-Gain... 184

15. Perhitungan ... 185

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif... 15

2. Indikator keterampilan berpikir kreatif ... 16

3. Analisis Konsep Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ... 20

4. Desain Penelitian ... 26

5. Rata-rata nilai pretes, nilai postes dan rata-ratan-Gainketerampilan Fleksibilitas ... 37

6. Nilai-nilai untuk uji normalitas terhadap nilai pretes ... 39

7. Nilai-nilai untuk uji homogenitas terhadap nilai pretes ... 40

8. Nilai-nilai untuk uji kesamaan dua rata-rata terhadap nilai pretes... 40

9. Nilai-nilai untuk uji normalitas terhadapn-Gain... 42

10. Nilai-nilai untuk uji homogenitas terhadapn-Gain... 43

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

yang terintegrasi... 11 2. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah ... 12 3. Prosedur Penelitian ... 30 4. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes keterampilan fleksibilitas di kelas

kontrol dan kelas eksperimen... 38 5. Rata-ratan-Gainketerampilan fleksibilitas kelas kontrol dan kelas

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar ter-latih berpikir logis, sistematis, kreatif, inovatif, dan ilmiah. Oleh karena itu, salah satu pembelajaran yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 yang dapat mencapai tujuan tersebut adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai salah satu pendekatan yang ber-tujuan untuk melatih pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), me-nalar (associating), dan membentuk jejaring (networking). Langkah-langkah ter-sebut akan mendorong dan menginspirasi siswa untuk berpikir secara kritis, ana-listis, dan tepat serta mendorong dan menginspirasi siswa untuk mampu berpikir hipotetik dan mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon pembelajaran, sehingga hasil belajar akan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif (Tim Penyusun, 2013d).

(18)

2

memperoleh produk ilmu kimia. Dalam proses pembelajaran kimia, contohnya ketika mengamati, siswa dilatih oleh guru melatih keterampilan berpikir kreatif-nya, yaitu mengumpulkan data mengenai fenomena yang diamati, menafsirkan hasil pengamatan, mengkomunikasikan pendapatnya kepada orang lain serta me-ngajukan pertanyaan. Kimia sebagai proses dan sikap dapat melatihkan kemampu-an berpikir kreatif siswa. Pemikirkemampu-an kreatif dapat membkemampu-antu seseorkemampu-ang untuk me-ningkatkan kualitas dan keefektifan pemecahan masalah dan hasil pengambilan keputusan yang dibuat. Munandar dalam Husamah dan Yanur (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif yang berhubungan dengan kognitif siswa dapat dilihat dari kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir luwes, kemampuan berpikir orisinal, kemampuan elaborasi, dan kemampuan menilai.

Pembelajaran kimia di sekolah, guru dalam penyampaian materi dominan meng-gunakan metode ceramah dan latihan soal, tanpa memberikan pembelajaran bagai-mana proses ditemukannya konsep tersebut, sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa. Pada saat proses pembelajaran dikelas, guru berperan sebagai pusat dari segala informasi dan siswa hanya menerima informasi dari apa yang di-berikan oleh guru tanpa berpikir untuk mencari informasi lainnya. Akibatnya, pembelajaran kimia cenderung hanya sebagai produk saja sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.

(19)

3

pembelajaran kimia di SMA Negeri 5 Bandarlampung menggunakan metode ce-ramah, latihan soal serta guru yang jarang menggunakan metode diskusi. Dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima informasi bersifat teoritis yang di-berikan oleh guru, sehingga banyak siswa yang tidak memiliki sifat kritis, sikap ilmiah dan rasa ingin tahu yang kuat, sedangkan untuk aspek yang melatihkan ke-terampilan siswa kurang dimunculkan. Hal tersebut tidak sesuai dengan aspek langkah pembelajaran menurut kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran, untuk melatihkan daya kreativitas siswa dan menem-patkan siswa sebagai subyek pembelajaran di kelas sedangkan guru hanya ber-tindak sebagai fasilitator. Hasil penelitian terdahulu yang menggunakan dekatan ilmiah Ikaningrum dan Gultom (2013) yang menunjukkan bahwa pen-dekatan ilmiah inkuiri efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dan sikap ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 4 Magelang.

(20)

4

Keterampilan fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan suatu gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan pemikiran terhadap suatu masalah yang diamati (Munandar, 2012). Salah satu materi yang dapat melatihkan keterampilan fleksibilitas yaitu materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit ini siswa diajak untuk mengamati fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan diajak untuk melakukan eksperimen. Contohnya pada saat mengamati fenomena penggunaan aki dalam kendaraan bermotor maupun rumah tangga, siswa dapat mengidentifikasi berbagai informasi yang disajikan dalam fenomena tersebut. Setelah itu pada tahap kedua yaitu menanya, siswa dapat mengemukakan beragam gagasan dalam bentuk per-tanyaan untuk menggali informasi pada fenomena tersebut. Contoh lainnya pada kegiatan mencoba, diamana siswa dilatih untuk merancang percobaan sederhana. Dari kegiatan tersebut siswa dilatih untuk mengidentifikasi variabel, alat bahan, dan prosedur percobaan secara sederhana. Melalui kegiatan tersebut maka siswa akan lebih kreatif dan leluasa dalam mengemukakan bermacam-macam ide dan gagasan mereka tentang percobaan yang dirancang sendiri. Dengan demikian pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan akan dapat melatih keterampilan berpikir kreatif siswa khususnya indikator fleksibilitas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilaksanakanlah penelitian ini dengan judul “Pendekatan Ilmiah Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelek

(21)

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimanakah efektivitas penggunaan pendekatan ilmiah dalam meningkatkan keterampilan fleksibilitas pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan efektivitas penggunaan pendekatan ilmiah dalam meningkatkan keterampilan fleksibilitas pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa

Dengan diterapkannya pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk memecahkan masalah kimia sehingga keterampilan berpikir siswa meningkat.

2. Bagi guru

Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dapat menjadi salah satu pengalaman baru bagi guru dalam pembelajaran yang inovatif dan kreatif. 3. Bagi sekolah

(22)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pendekatan ilmiah dikatakan dapat meningkatkan keterampilan fleksibilitas siswa apabila secara statistik nilai pretes dan postes siswa menunjukkan pe-ningkatan n-Gain yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen (Nuraeni dkk, 2010).

2. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah yang digunakan, yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan membentuk jejaring

(networking) (Tim Penyusun, 2013d).

3. Keterampilan fleksibilitas merupakan salah satu indikator keterampilan berpikir kreatif yang akan diteliti, yakni meliputi mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda serta mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran terhadap suatu masalah (Munandar, 2012).

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Konstruktivisme

Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir seseorang dalam menghadapi suatu keadaan pada waktu sebelum dan sesudah mengalami proses belajar (Dahar, 1989).

Menurut Piaget (Dahar, 1989), dasar dari belajar adalah aktivitas anak bila ia ber-interaksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisik-nya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara anak dengan lingkungan fisiknya. Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengem-bangkan pandangannya terhadap alam. Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.

(24)

8

konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. Agar siswa mampu mengkons-truksi

pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali penga-laman, karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.

2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan menge-nai persamaan dan perbedaan suatu hal, agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuannya.

3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pemben- tukan pengetahuannya.

(25)

fasili-9

tator yang memotivasi siswa untuk memperoleh pengetahuan sendiri agar siswa dapat terlatih belajar secara aktif. Informasi yang telah diperoleh, selanjutnya akan dikonstruksi sendiri oleh siswa menjadi suatu pengalaman baru baginya (Husamah dan Yanur, 2013).

Menurut Slavin (Trianto, 2010), teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyata-kan bahwa siswa harus menemumenyata-kan sendiri dan mentransformasimenyata-kan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar mema-hami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

(26)

10

respons menjadi pola-pola prilaku yang membimbing efektor-efektor menghasil-kan serangkaian tindamenghasil-kan-tindamenghasil-kan (Dahar, 1989).

B. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang pada dasar gaya berpikirnya me-ngadopsi dari metode ilmiah. Upaya penerapan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelaja-ran itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendo-rong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini dalam melihat suatu fenomena (Sudrajat, 2013).

Menurut Tim Penyusun (2013a) kriteria yang tercakup dalam pendekatan ilmiah meliputi :

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelas-kan dengan logika atau penalaran tertentu; budijelas-kan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang

menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

meng-aplikasikan materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

(27)

11

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-jawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Proses pembelajaran pendekatan ilmiah menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, penge-tahuan, dan keterampilan seperti Gambar 1 berikut :

Gambar 1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi

Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi

ajar agar siswa “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu apa”. Hasil akhirnya adalah pening-katan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup

(28)

12

Langkah-langkah pembelajaran mengguanakan pendekatan ilmiah menurut Tim Penyusun (2013a) mencakup komponen mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan membentuk jejaring (networking).

Gambar 2. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah

1. Mengamati

Mengamati ialah melakukan pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya. Metode mengamati mengutamakan kebermak-naan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keung-gulan tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata sehingga siswa senang dan tertantang. Dengan metode ini, siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2. Menanya

(29)

per-13

tanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.

3. Mencoba

Dalam tahap ini, siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Dalam kegiatan ini, siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya, dimana peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dalam kehidup-an sehari-hari. Selain itu, peserta didik pun harus memiliki keterampilkehidup-an proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu meng-gunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk me-mecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

4. Menalar

(30)

be-14

relasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.

5. Membentuk Jejaring

Pada tahap ini, siswa menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasi, dan menemukan pola. Dalam kegiatan ini siswa dapat mengemukakan banyak gagasannya dalam menyajikan data. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut

C. Kemampuan Berfikir Kreatif

Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Kreativitas dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan individu lain yang berada dalam lingkungan tersebut. Lingkungan tidak hanya dapat menunjang kreativitas seseorang, tetapi dapat pula menjadi penghambat dalam mengembangkan kre-ativitas. Impikasi dalam meningkatkan kemampuan kreatif dapat diperoleh me-lalui pendidikan (Munandar, 2012).

(31)

15

Menurut Guilford (1957) dalam Munandar (2012), kreativitas atau berpikir kreatif adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang selama ini masih ku-rang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Dalam studi-studi faktor ana-lisis seputar ciri-ciri utama dari berpikir kreatif, Guilford (1959) dalam Munandar (2012) membedakan antara aptitude dan nonaptitude traits yang berhubungan dengan berpikir kreatif. Ciri-ciri aptitude dari berpikir kreatif meliputi kelancar-an, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir. Sedangkan ciri-ciri nonaptitide atau afektif dari berpikir kreatif adalah kepercayaan diri, keuletan,

apresiasi estetik, dan kemandirian.

Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keterampilan kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif

Perilaku Arti

1) Berpikir Lancar (fluency)

a. Menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan; b. Arus pemikiran lancar.

2) Berpikir Luwes (flexibility)

a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam;

b. Mampu mengubah cara atau pendekatan;

c. Arah pemikiran yang berbeda. 3) Berpikir Orisinil

(originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4) Berpikir Terperinci (elaborasi)

(32)

16

Willliams (1977) dalam Munandar (2012) memberikan uraian tentang ciri-ciri ke-mampuan berpikir kreatif sebagai dasar untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Indikator kemampuan berpikir kreatif

Pengertian Perilaku Siswa

Keterampilan Berpikir Lancar 1. Mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.

2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

3. Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

a. Mengajukan banyak pertanyaan. b. Menjawab dengan sejumlah

jawaban jika ada pertanyaan. c. Mempunyai banyak gagasan

mengenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari anak-anak lain. f. Dapat dengan cepat melihat

kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi.

Keterampilan Berpikir Luwes 1. Menghasilkan gagasan, jawaban,

atau pertanyaan yang bervariasi. 2. Dapat melihat suatu masalah dari

sudut pandang yang berbeda-beda.

3. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.

4. Mampu merubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

a. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.

b. Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah. c. Menerapkan suatu konsep atau

asas dengan cara yang berbeda-beda.

d. Memberikan pertimbangan terha-dap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain.

e. Dalam membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau berten-tangan dengan mayoritas kelompok.

f. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.

g. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda.

(33)

17

Pengertian Perilaku Siswa

Keterampilan Berpikir Orisinal

1. Mampu melahiran ungkapan yang baru dan unik.

2. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. 3. Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

a. Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikir-kan oleh orang lain.

b. Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusha memikirkan cara-cara yang baru.

c. Memilih a-simetri dalam meng-gambar atau membuat disain. d. Memiliki cara berpikir yang lain

dari yang lain.

e. Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip.

f. Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru.

g. Lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi.

Keterampilan Memperinci 1. Mampu memperkaya dan

mengem-bangkan suatu gagasan atau produk.

2. Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci. b. Mengembangkan atau

memper-kaya gagasan orang lain.

c. Mencoba atau menguji detil-deti untuk melihat arah yang akan ditempuh.

d. Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.

e. Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain. Keterampilan Menilai

1. Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.

2. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. 3. Tidak hanya mencetuskan

gagasan, tetapi juga melksanakannya.

a. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.

b. Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.

c. Menganalisis masalah atau penye-lesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “Mengapa?”

d. Mempunyai alasan (rasionale) yang dapat

(34)

18

Pengertian Perilaku Siswa

dari gagasan-gagasan yang tercetus.

f. Pada waktu tertentu tidak meng-hasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis.

g. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolok ukur kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan fleksibilitas (flexibility).

D. Analisis Konsep Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep di-samakan dengan ide. Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) men-definisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada.

Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentu-kan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.

Belajar konsep merupakan hasil uatama dalam sebuah pendidikan. Konsep-konsep diasumsikan sebagai batu-batu pembangun dalam proses berpikir. Konsep-konsep merupakan hal yang mendasar bagi sebuah proses berpikir yang

(35)

19

(36)

Tabel 3. Analisis Konsep Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

Atribut Posisi Konsep

Contoh Larutan Campuran homogen

dari dua zat atau lebih, dimana salah satunya bertindak sebagai zat terlarut sedangkan yang lainnya sebagai zat pelarut dan

mempunyai sifat dapat menghantarkan listrik (elektrolit) atau tidak dapat menghantarkan listrik (non elektrolit).

Konsep

(37)

8

Kerapatan ion

 Larutan

Kerapatan ion

 Larutan

(38)

22

E. Kerangka Pemikiran

Pendekatan ilmiah terutama dalam membelajarkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Langkah-langkah pembelajaran mengguna-kan pendekatan ilmiah meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating) dan membentuk jejaring (networking).

Keterampilan fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan suatu gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan pemikiran terhadap suatu masalah yang diamati. Pada keseluruhan tahap tersebut siswa dapat terpacu untuk berpikir, bertanya, dan bereksperimen dengan beragam ide dan gagasan mereka sendiri. Sehingga keterampilan berpikir kreatif terutama keterampilan siswa dalam fleksibilitas dapat berkembang.

(39)

23

dimana siswa akan terlatih keterampilan fleksibilitasnya. Setelah siswa menulis-kan hal-hal yang mereka kurang pahami dalam bentuk pertanyaan,tahap selanjut-nya adalah mencoba. Pada tahap ini, siswa mengeksplorasi lebih lanjut mengenai hal-hal yang kurang mereka mengerti dengan menggali dan mengumpulkan infor-masi dari berbagai sumber melalui berbagai cara, seperti mengamati suatu gambar submikroskopis, animasi atau bahkan merancang dan melakukan percobaan. Hal ini contohnya dalam merancang percobaan, siswa diminta menentukan variable -variabel percobaan, menyusun suatu prosedur percobaan dan menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan. Dari kegiatan tersebut, siswa diharapkan dapat memunculkan keterampilan fleksibilitas siswa dalam mencetuskan beragam gagasan atau ide yang dikembangkan melalui kegiatan merancang percobaan. Se-lanjutnya siswa melakukan percobaan dengan prosedur yang diberikan guru dan diminta menuliskan hasil percobaan.

(40)

24

Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas, dengan diterapkannya pembela-jaran menggunakan pendekatan ilmiah, maka akan dapat meningkatkan keteram-pilan berpikir kreatif terutama pada indikator keteramketeram-pilan fleksibilitas pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

F. Anggapan Dasar

Angapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa-siswi kelas X2dan X3 semester genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam keterampilan fleksibilitas. 2. Perbedaan n-Gain keterampilan fleksibilitas materi pokok larutan elektrolit

dan nonelektrolit semata-mata karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.

3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan fleksibilitas materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X2 dan X3 semester genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 diabaikan.

G. Hipotesis Penelitian

(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014 yang berjumlah 302 siswa dan tersebar dalam sembilan kelas yaitu kelas X1 sampai X9. Selanjutnya dari populasi tersebut diambil sebanyak dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.

(42)

26

pendekatan ilmiah, dan kelas X3 sebagai kelas kontrol yang mengalami pem-belajaran konvensional.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer berupa data hasil tes keterampilan fleksibilitas sebelum penerapan pembelajaran (pretes), hasil tes keterampilan fleksibilitas setelah penerapan pembelajaran (pos-tes).

Sumber data dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Seluruh siswa kelas eksperimen; dan

2. Seluruh siswa kelas kontrol.

Adapun data pendukung, yaitu data aktivitas siswa, data kinerja siswa, dan data kinerja guru.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Non Eqiuvalent (Pretest-Posttest) Control Group Design (Creswell, 1997) dengan

urutan kegiatan seperti yang terlihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Desain penelitian

Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas kontrol O1 – O2

(43)

27

pendekatan ilmiah (X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes (O2).

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan, yaitu pem-belajaran menggunakan pendekatan ilmiah dan konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan fleksibilitas siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997).

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan soal pretes dan postes yang berupa soal keterampilan fleksibilitas dalam bentuk uraian, Lembar Kerja Siswa (LKS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, lembar aktivitas siswa, lembar kinerja siswa, dan lembar kinerja guru

(44)

28

dan nonelektrolit yang terdiri dari 5 butir soal uraian untuk mengukur keteram-pilan fleksibilitas setelah penerapan pembelajaran.

Agar data yang diperoleh sahih dan dapat dipercaya, maka instrumen yang akan digunakan harus valid, bersifat reliabel atau ajeg, dapat membedakan kelompok atas dan kelompok bawah, serta memiliki suatu taraf kesukaran yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian instrumen dapat di-lakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau penilaian, dan peng-ujian empirik.

Karena berbagai hal dan keterbatasan, tim ahli, dalam hal ini pembimbing utama, merekomendasikan pengukuran validitas instrumen saja. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dika-takan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

(45)

29

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah: 1. Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian dilakukan observasi disekolah yang meliputi:

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian.

b. Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan karak-teristik materi yang cocok untuk diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.

c. Peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan, peneliti menyusun analisis konsep, silabus, Rencana Pelak-sanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen penelitian.

(46)

30

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan Gambar 3 di bawah ini:

Gambar 3. Prosedur pelaksanaan penelitian

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Kelas Eksperimen Dengan Pembelajaran Menggunakan

Pendekatan Ilmiah Kelas Kontrol Dengan

Pembelajaran Konvensional

Observasi Pendahuluan

1. Meminta izin kepada pihak sekolah 2. Menentukan pokok bahasan yang

akan diteliti.

3. Menentukan populasi dan sampel

1. Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran dan Pembuatan Instrumen.

2. Validasi Instrumen

Pretes

Postes

Analisis Data

Pembahasan dan Kesimpulan

(47)

31

1. Analisis Data

a. Perhitungan Nilai Siswa

Nilai pretes dan postes pada penilaian keterampilan fleksibilitas dirumuskan sebagai berikut:

...(1)

Setelah data nilai diperoleh kemudian ditentukan n-Gain masing-masing siswa selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.

b. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes dari kedua kelas. Rumus n-Gain (g) adalah sebagai berikut:

...(2)

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan pada kemampuan awal (pretes), sedangkan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada n-Gain. Sebelum dilakukan uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata ada uji prasyarat yang harus dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

(48)

32

H0 : kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 : kedua sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Untuk uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan meng-gunakan uji Lilliefors, menurut Sudjana (2005) langkah-langkah uji Lilliefors sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn dengan meng-gunakan rumus ̅ ( ̅ dan s masing-masing rata-rata dan simpangan baku sampel).

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi baku normal, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan sebagai S(zi), maka

...(3)

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tesebut. Sebutlah harga terbesar ini L0. Dengan kriteria uji, tolak H0 jika L0 > Ltabel.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas penelitian memiliki varians yang homogen. Menurut Sudjana (2005) untuk menguji homogenitas varians dapat menggunakan uji F.

a) Hipotesis

(kedua populasi memiliki varians yang homogen)

(49)

33

b) Statistik Uji

atau

...(4)

∑ ̅ ...(5)

dengan:

S = simpangan baku x = n-Gain siswa

̅ = rata-rata n-Gain n = jumlah siswa c) Kriteria Uji

Tolak H0 jika atau dengan didapat dari distribusi F dengan peluang α, derajat kebebasan dan .

α = taraf nyata. Dalam hal lainnya H0 diterima.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa dalam keterampilan fleksibilitas di kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan awal siswa dalam keterampilan fleksibilitas di kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t (Sudjana, 2005).

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : Rata-rata pretes keterampilan fleksibilitas di kelas eksperimen sama dengan rata-rata pretes keterampilan felksibilitas di kelas kontrol pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

(50)

34

H1 : Rata-rata pretes keterampilan fleksibilitas di kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata pretes keterampilan fleksibilitas di kelas kontro pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

H1 : µ1x ≠ µ2x Keterangan:

µ1 = Rata-rata pretes (x) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas eksperimen.

µ2 = Rata-rata pretes (x) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas kontrol.

x = Keterampilan fleksibilitas.

Kriteria pengujian : terima H0 jika dengan derajat kebebasan d(k) = n1 + n2– 2 dan tolak H0 untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1 – ½α).

d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif perla-kuan terhadap sampel dengan melihat n-Gain ternormalisasi keterampilan flek-sibilitas larutan elektrolit dan nonelektrolit yang lebih tinggi antara pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dengan pembelajaran konvensional dari siswa SMA Negeri 5 Bandarlampung.

1) Hipotesis Kerja

(51)

35

2) Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

Rumusan hipotesis:

H0 : Rata-rata n-Gain keterampilan fleksibilitas pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan pembelajaran menggunakan pendekata ilmiah lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-Gain keterampilan fleksibi- litas dengan pembelajaran konvensional.

H0 : µ1x ≤ µ2x

H1 : Rata-rata n-Gain keterampilan fleksibilitas pada materi larutan lektrolit dan nonelektrolit dengan pembelajaran menggunakan pendekatan

ilmiah lebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain keterampilan fleksibilitas dengan pembelajaran konvensional.

H1 : µ1x > µ2x Keterangan:

µ1 = Rata-rata n-Gain (x) keterampilan fleksibilitas pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.

µ2 = Rata-rata n-Gain (x) keterampilan fleksibilitas pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit pada kelas dengan pembelajaran konvensional

x = Keterampilan fleksibilitas.

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2005):

̅̅̅

̅̅̅

dan

(52)

36

Keterangan: thitung = koefisien t

1

X = n-Gain rata-rata kelas eksperimen

2

X = n-Gain rata-rata kelas kontrol s2 = varians

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = varians kelas eksperimen

2 2

s = varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian : terima H0 jika t< t1-α dengan derajat kebebasan d(k) = n1 + n2 – 2 dan tolak H0 untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf

(53)

54

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan dalam pene-litian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata n-Gain keterampilan fleksibilitas dengan penggunaan pendekatan ilmiah pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit lebih tinggi daripada rata-rata n-Gain keterampilan fleksibilitas dengan penggunaan pembelajaran konvensional.

2. Penggunaan pendekatan ilmiah pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan keterampilan fleksibilitas pada kelas X SMA Negeri 5 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013-2014.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Bagi guru, pendekatan ilmiah hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit karena ter-bukti efektif dalam meningkatkan keterampilan fleksibilitas.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Arikunto. 1997. Penilaian Program Pendidikan (Edisi Ketiga). Bina Aksara. Jakarta.

Craswell, J.W. 1997. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks-London-New. Sage Publications. New Delhi.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori belajar. Erlangga. Jakarta.

Evans, JR. 1991. Berpikir Kreatif, dalam Pengambilan Keputusan dan Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI Bandung. Bandung.

Husamah. Yanur, S. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Ikaningrum, M. N. N. Gultom, T. 2013. Efektivitas Pendekatan Scientific

Inquiry Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas X. Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia UNY Vol II. UNY. Yogyakarta.

Killen, R. 2009. Effective Teaching Strategies. Social Science Press. Australia. Munandar, S.C. Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.

Rineka Cipta. Jakarta.

Nuraeni, N. dkk. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI-Bandung. Bandung.

(55)

63

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sudrajat, A. 2013. Pendekatan Ilmiah Dalam Proses Pembelajaran. [online]

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/. Diakses pukul 10.34am tanggal 9 Maret 2014.

Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim Penyusun. 2013a. Diklat Guru. Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Analisis Materi Ajar. Konsep Pendekatan Scientific. Kemdikbud. Jakarta.

______. 2013b. Rambu-rambu Penyusunan RPP. Kemdikbud. Jakarta. ______. 2013c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD). Kemdikbud. Jakarta.

______. 2013d. Standar Proses Pendekatan Ilmiah. Kemdikbud. Jakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Gambar

Gambar 1.  Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan  yang terintegrasi
Gambar 2.  Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
Tabel 1.  Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif
Tabel 2.(lanjutan)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian dan pengembangan ini meliputi: 1) mendesain dan menjelaskan kelayakan buku ajar trampil Basa Jawi piwulang 5 pengalamanku berbasis karakter islam di kelas

Dari hasil wawancara subjek 1 mungkin meniru langkah penyelesaian sebagaimana yang pernah ia lakukan untuk menyelesaikan soal terdahulu. Dengan demikian berate subjek 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata tanggapan siswa terhadap relevansi dalam e-comic bilingual ini adalah 72,91% dengan kategori respon positif.Hal ini

Ibu Nunung Nurhasanah, S.T., M .Si , Selaku Koordinator M ata Kuliah Program Ganda Sistem Informasi – Teknik Industri Universitas Bina Nusantara dan selaku dosen pembimbing yang

Hasil analisis sidik ragam bahwa pH tanah, Al-dd, P-tersedia, berat kering akar, berat kering tajuk, serapan P, dan P-daun yang berpengaruh nyata akibat pemberian

Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan singingi dalam mengatasi tingkat kemiskinan ini dapat kita lihat dari berhasil

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator