• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Fashion Terhadap Strategi Bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Fashion Terhadap Strategi Bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Influence Dynamics Market and Repotion Brand of Fashion to

Strategy Compete in PT. Matahari Department Store Festival

Citylink Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Kelulusan Strata 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

SOLIHIN

21208084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

(3)

xi

2.1.1 Dinamika Pasar ... 11

2.1.1.1 Pengertian Dinamika Pasar ... 11

2.1.1.2 Konsep Dinamika Pasar ... 11

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Pasar ... 13

2.1.1.4 Elemen - elemen Dinamika Pasar ... 14

2.1.2 Reposisi Merek ... 14

2.1.2.1 Pengertian Reposisi Merek ... 14

2.1.2.2 Konsep Reposisi Merek ... 15

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Reposisi Merek ... 16

2.1.2.4 Prinsip – prinsip Reposisi Merek ... 17

2.1.3 Strategi Bersaing ... 18

2.1.3.1 Pengertian Strategi Bersaing ... 18

2.1.3.2 Konsep Strategi Bersaing ... 18

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Bersaing ... 20

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 20

2.2 Kerangka Pemikiran ... 22

2.2.1 Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing ... 22

2.2.2 Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing ... 23

(4)

xi

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Desain Penelitian ... 26

3.2.2 Operasional Variabel ... 29

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 32

3.2.3.1 Sumber Data... 32

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 33

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.2.4.1 Uji Validitas ... 36

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 42

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 42

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif atau Kualitatif ... 42

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)... 46

3.2.5.1.3 Analisis Regresi ... 48

3.2.5.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 52

3.2.5.1.5 Analisis Korelasi ... 43

3.2.5.1.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 53

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

(5)

xi

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 74

4.2 Karakteristik Responden ... 75

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usia ... 77

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 78

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 79

4.3 Analisis Deskriptif ... 80

4.3.1 Analisis Deskriptif Dinamika Pasar ... 80

4.3.2 Analisis Deskriptif Reposisi Merek ... 82

4.3.3 Analisis Deskriptif Strategi Bersaing ... 83

4.4 Analisis Verifikatif ... 85

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

4.4.2 Analisis Korelasi Parsial ... 90

4.5 Pengujian Hipotesis ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

(6)

66

DAFTAR PUSTAKA

Arrizal (2004) .Analisis pengaruh faktor-faktor produk baru dan sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan industri bukit apit ,kota bukit tinggi. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.03(1) 09-17

Asih Daru (2003). Strategi Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing. jurnal komunikasi pemasaran

Adiwijaya (2008) Analisa Strategi Reposisi Merek Dalam Persaingan Pasar. JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 66-72

Barney , Jay B. 1986 “Strategic Factor Market : Expectation, dan Business Strategy dalam management science.32,123-141

Caitlin Cahill (2007) Repositioning Ethical Commitment Participatory Action Reseach as a Relational Praxis of Social Change. Journal compilation

Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.

Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Hasan, Ali. 2008.Marketing.Cetakan Pertama.Terjemahan. Jogyakarta: Media Presindo.

Hislop, Molly. 2001. Dynamic Logic’s Branding 101: An Overviewof Branding and Brand 179 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 9, Tahun 2004

Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12 Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company, Marketing, Oktober Vol 102

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Royan, Frans M. 2007. Smart Launching New Product. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo.

Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 2006. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.

(7)

67

Sri Lestari Prasilowati, M.A Dinamika Persaingan Mc.D dan KFC Dalam pasar Global Jurnal manajemen bisnis Vol 4 No.1 Juni 2007 113-124

Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition. Prentice Hall. New Jersey.

Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011).

The effective factors related with feelings, brand perception and purchase decision under a model. African Journal of Business Management Vol. 5(30) 12025-12030.

Wahyudi Edy (2009). Competitive Strategy Franchise with Marketing Strategy approach.Journal Buisness Management, Vol 50 2009:105-120

(8)

vi

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang

berjudul ”PENGARUH DINAMIKA PASAR DAN REPOSISI MEREK

FASHION TERHADAP STRATEGI BERSAING DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL CITYLINK BANDUNG”.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis

sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai

pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Prof.Dr.Hj Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,

dan sebagai Dosen Wali yang sudah membina dari awal sampai akhir tidak

henti – henti mengingatkan kepada saya.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si sebagai Pembimbing di Program Studi

yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian,

(9)

vii

6. Bapak Darmazakti, SE.,MM selaku Penguji II, yang telah memberikan arahan

dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis

dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis

menempuh studi.

8. Teh Maya, Teh Hana, A gugun atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis

menempuh studi.

9. Ibu Alwes Tuti Artha sebagai pembimbing di PT. Matahari Departement

Store Festival City Link Bandung yang selalu memberikan data-data yang

diperlukan sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.

10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua

orang tua yang telah membiayai, mendo’akan dan menyemangati saya sampai

dalam penyusunan skripsi ini.

11.Kakak Iwa Kartiwa, Kakak Kurnia, Bang Wina, The Rani dan Siti Hasanah.

Terima Kasih atas bantuan dan supportnya dalam penyusunan skripsi ini.

12.Sahabat seperjuangan. Lukman, Daud, Irvan, Bagja, Dani, Andi, Adhi,

Ardy, Terima kasih atas dukungannya.

13.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

(10)

viii

bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa

depan.

Bandung, 30 Agustus 2014 Penulis

(11)

SMA SMA Negri 11 Bandung IPS 2005-2008

SMP SMP Negeri 33 Bandung - 2002-2005

SD SD Negri Tanjung Bandung - 1996-2002

Tempat-Tanggal Lahir 27 Juli 1989 Jenis Kelamin Pria

Kewarganegaraan Indonesia

Agama Islam

Alamat Jl. BBK. Tarogong No.16/197C 40233 Bandung

2014 - Sekarang Grand Yogya Department Store Kepatihan Bandung

(12)

2009 & Competency Bandung 02 Mei

2009

Training Motivation Training Kiara Payung Sumedang 8 Mei

2010

Seminar Workshop

Anatoli Karvof, BSS Mpr, CFP

Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi

Auditorium Miracle UNIKOM Bandung

27 Febuari 2010

Seminar Leaderdhip,Manage,Decition & Competency

Auditorium Miracle UNIKOM Bandung

6-7 Maret 2010

Training Motivation Training Kiara Payung Sumedang 8 Juni

2010

Seminar Spesialisasi Program Studi Manajemen

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Salah satu perubahan besar yang terjadi saat ini adalah dengan adanya

globalisasi yang membuat suatu produk atau usaha dengan cepat dan mudah dapat

disampaikan atau dinikmati ditempat lain. Hal bisnis menjadi sangat ketat,

sehingga mengharuskan para pelaku bisnis memaksimalkan sumber daya yang

dimiliki untuk membangun kekuatan bersaing.

Dalam sudut pandang pemasaran globalisasi perusahaan yang masuk

kedalam industri global maka perusahaan tersebut harus mampu menciptakan

competitive advantage dengan mengintegrasi dan meningkatkan operasionalisasi

perusahaan dalam skala dunia menyebutkan ada lima kekuatan persaingan yang

harus diantisipasi dan pahami para pengusaha yaitu anacaman pedatang baru,

ancaman dari perusahaan yang menghasilkan produk substitusi, ancaman dari

konsumen dan ancaman yang datang dari supplier serta ancaman dari perusahaan

sejenis (rival). Dengan adanya globalisasi, dinamika persaingan dalam setiap

industri merupakan fenomena baru yang terjadi dewasa ini. Dinamika persaingan

merupakan hasil dari serangkaian tindakan pasar dan respon kompetitif beberapa

perusahaan yang bersaing dalam industri tertentu.

Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat, berdampak

semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat

(14)

memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami perilaku konsumen.

Perusahaan yang baik adalah yang memahami betul siapa konsumennya dan

bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan

menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia

usaha yang telah melampaui batas negara.

Pasar eceran atau pasar ritel di Indonesia merupakan pasar besar dengan

jumlah penduduk Indonesia pada awal tahun 2013 sekitar 253.609.643 jiwa.

Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, total belanja rumah tangga akhir 2013

mencapai 145 triliun rupiah. Belanja tersebut mencakup seluruh kebutuhan rumah

tangga, mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti gula, sabun mandi, pakaian,

hingga kebutuhan barang tahan lama (durable) seperti kulkas, emas dan mobil.

Pasar ritel dapat terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai

bidang. Pasar ritel yang tumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan peritel

besar atau produsen barang ritel, melainkan juga para peritel kecil yang melayani

masyarakat setempat. Bidang pertama yang mempengaruhi pertumbuhan pasar

ritel adalah perkembangan demografi. Jumlah penduduk yang

bertambah menyebabkan semua barang dan jasa meningkat. Komposisi penduduk

menurut usia yang berubah, misalnya karena tahapan hidup meningkat, membuat

ragam produk pun mengikuti, baik dalam jumlah maupun jenis.

Pertumbuhan ekonomi secara umum, dan sektor-sektor ekonomi secara

khusus, mempunyai dampak langsung yang segera. Pertumbuhan ekonomi yang

(15)

baru diikuti dengan meningkatnya pasar ritel akibat munculnya

permintaan-permintaan baru akan barang dan jasa.

Bidang sosial budaya masyarakat turut menjadi faktor pertumbuhan pasar

ritel. Masyarakat yang semakin aktif dalam kehidupan sosial akan meningkatkan

aktivitas pengadaan barang dan jasa guna memfasilitasi kegiatan mereka.

Kebiasaan “dugem” atau “dunia gemerlap” sebagai contoh pola kehidupan sosial

yang menuntut untuk selalu tampil fashionable melahirkan tumbuhnya deparment

store.

Kemajuan teknologi memberi kesempatan kepada produsen untuk

menawarkan produk baru yang lebih memikat dengan cepat. Peritel mempunyai

kesempatan menawarkan produk baru sehingga produk yang baru

berusia/berumur 1 tahun atau 6 bulan setelah diluncurkan ke masyarakat kini

menjadi kalah daya pikatnya sehingga harganya perlu diturunkan. Produk baru

menciptakan permintaan baru, sementara penurunan harga produk model yang

kalah bersaing meningkatkan permintaan. Produk perusahaan dengan merek yang

sudah ”mapan” (establish brand) juga mengalami kondisi persaingan yang sama

beratnya dengan produk–produk bermerek baru ataupun merek yang kurang

populer. Sehingga merek yang sudah mapan harus berjuang agar tidak kalah

dengan merek–merek yang baru. (Kumar,2005)

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Merek Fashion Departement Store di Indonesia

No Fashion Departement Store

Jumlah Merek Tahun

(16)

Dengan adanya strategi reposisioning merek (brand reposisioning) dapat

sukses, marketer perlu mengoptimalkan pemanfaatan variabel – variabel bauran

pemasaran setiap perusahaan yang ada terutama pada produk yang di unggulkan,

khususnya aspek desain dan komunikasi pemasaran sangat dipakai untuk segmen

khusus, jika segmen luas, posisioning yang bersifat dirancang untuk sementara

agar pesaing tidak akan menempati posisi merek yang pertama, dan sebaliknya

posisikan merek di pasar agar dapat bertahan dalam persaingan dengan pesaingan

sangat kuat. Diantaranya persaingan yang tumbuh dan berkembang dalam dunia

fashion di Indonesia.

Hanya saja, pelaku bisnis di sektor ini masih belum banyak jumlahnya. Di

skala nasional, masih bisa dihitung dengan jari pemain-pemain di sektor ritel ini.

Pebisnis ritel skala merek terkenal untuk direposisikan pada department sendiri

masih bisa disebutkan dalam hitungan jari. Meadow Asia Company Limited.

dengan kepemilikan Matahari Department Store (MDS), disebut-sebut sebagai

pemain ritel yang terus merangsek ke kota-kota di daerah. Menurut Company

Profile Matahari Group, tercatat pada tahun 2012, MDS telah berkembang

menjadi 90 outlet yang tersebar di 50 kota (http://majalah.tempointeraktif.com).

Tidak hanya Matahari saja yang terus melebarkan sayapnya, sejumlah pebisnis

ritel baik lokal maupun asing pun berlomba- lomba untuk menjangkau pasar

Indonesia yang sangat besar ini. Pemain lokal seperti Yogya, Metro, hingga

pebisnis asing seperti Giant, Carrefour hingga sejumlah nama asing lain yang

berencana masuk ke Indonesia, memang menganggap Indonesia masih sangat

(17)

Kota Bandung beda dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia, yakni

dilihat sebagai wilayah potensial untuk ekspansi bisnis ritel. Di kota Bandung

telah dibangun beberapa pusat perbelanjaan besar dan modern seperti Mal Festival

City, Bandung Istana Plaza, King Matahari ,Istana Plaza, Metro Trand Center ,

ITC Bandung dan lain-lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kota Bandung yang merupakan pintu

gerbang Kawasan Barat pulau jawa yang memiliki prospek bisnis cukup

menjanjikan. Peluang bisnis itu semakin terbuka lebar sejak diberlakukannya

otonomi daerah, dimana sikap pemerintah daerahnya yang sangat akomodatif

terhadap para investor. Berbagai kemudahan dalam berinvestasi, seperti

penyederhanaan birokrasi perijinan di berikan untuk menggaet lebih banyak

investor masuk ke kota Bandung ini. karena pada 2009 hampir semua pemain

bisnis ritel diseluruh dunia mengecewakan. maka perseroan memasuki tahun 2010

dengan sikap waspada dengan menekan biaya sebanyak mungkin dan

mendekatkan yang sangat hati – hati pada tingkat operasi. Ternyata pendekatan ini

berhasil dengan baik, dimana sampai akhir tahun, pelanggan tetap menyenangkan

produk – produk yang secara konsisten selalu ditawarkan Matahari dengan nilai

tinggi, kualitas terbaik harga terjangkau dengan pertumbuhan sales pertahun

semakin meningkat dan menurun.

(18)

Gambar 1.1 Pertumbuhan Matahari Dept Store Indonesia Pertumbuhan pusat perbelanjaan fashion semacam ini tentunya akan

menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Consumer Goods atau

produk-produk yang baru untuk dikonsumsi kemudian perusahaanharus berlomba

untuk memantapkan mereknya sekaligus memperoleh 5 ceruk pasar yang lebih

besar agar tidak tergilas. Masing-masing pusat perbelanjaan ataupun pertokoan

akan menggunakan strategi bersaing pemasaran terampuhnya untuk membuat

masyarakat tertarik berkunjung dan akhirnya memutuskan untuk membeli.

Terbatasnya luas wilayah Kota Bandung yang diiringi dengan pertumbuhan

pusat perbelanjaan serta sentra-sentra perdagangan di kota ini, telah membuat

catchment area semakin sempit. Masing-masing pebisnis akan berlomba untuk

mengejar konsumen dan menariknya agar mau berbelanja. Persaingan semacam

ini tentu saja membutuhkan upaya strategi pemasaran yang tepat untuk

menjangkau calon-calon konsumen. MDS memang sebuah merek yang sudah

dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Dengan outlet yang tersebar di seluruh

Indonesia, telah memantapkan posisinya sebagai penyedia produk-produk fesyen,

aksesoris dan home appliance bagi kalangan menengah ke atas. Brand-brand

orisinal miliknya seperti Cole, St Yves, Connexion, dan Nevada telah memiliki

tempat tersendiri di tengah masyarakat.

Berdasarkan dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul”PENGARUH DINAMIKA PASAR

(19)

DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL CITY LINK

BANDUNG”

1.1 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa permasalahan

utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah pergerakan dinamika

perusahaan untuk bisa memposisikan merek fashion yang ada dan yang baru

kemudian untuk dikembangkan . Sehingga bagaimana strategi yang harus di

gunakan dalam menembus persaingan sangat sengit antara pesaing sejenis

,maupun perusahaan lain.

Perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan target

segmen yang mereka tuju dalam memposisikan merek fashion yaitu dengan

strategi bisnis untuk bisa tetap bertahan hidup dalam mengembangkan strategi dan

mengatipasi strategi pesaing sehingga bisa memposisikan produk fashion dan

melakukan tindakan responsif atau bertahan.. Fokus utama penelitian adalah pada

dinamika dan reposisi merek yang mempengaruhi perusahaan terhadap strategi

bersaing di PT. Matahari Departemen Store.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah disebutkan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam usulan penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana dinamika pasar di PT. Matahari Department Store Festival

(20)

2. Bagaimana reposisi merek fashion di PT. Matahari Departemen Store

Festival Citylink Bandung.

3. Bagaimana strategi bersaing di PT. Matahari Departemen Store Festival

Citylink Bandung.

4. Seberapa besar dinamika pasar dan reposisi merek fashion terhadap

strategi bersaing PT. Matahari Departement Store Festival Citylink

Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah :

Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dinamika pasar dan

reposisi merek fashion terhadap Strategi bersaing di PT. Matahari

Departement Store Festival Citylink Bandung.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui dinamika pasar di PT. Matahari Departement Store

Festival Citylink Bandung

2. Untuk mengetahui reposisi merek fashion PT. Matahari Departement Store

Festival Citylink Bandung.

3. Untuk mengetahui strategi bersaing di PT. Matahari Departement Store

(21)

4. Untuk mengetahui dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi

bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung

baik secara parsial maupun simultan.

1.4.1 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan digunakan diperoleh dari hasil penelitian ini

diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yang antara lain

sebagai berikut :

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang

dapat mempengaruhi stratgi bersaing untuk memposisikan merek fashion serta

memberikan solusi berupa saran terhadap pengelolaan variabel-variabel tersebut.

Dan sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan untuk

bisa bergerak cepat secara dinamis dalam persaingan dunia fashion.

1.4.3 Kegunaan Akademis

Memberikan kontribusi bagi kalangan akademis mengenai pentingnya

pengelolaan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi strategi

bersaing antara perusahaan sejenis, maupun pesaing lainya, dengan melalui

pengaruh dinamika pasar dan reposisi merek fashion yang diharapkan agar

mampu menguasai dan memahami.

(22)

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah perusahaan retail yaitu

Matahari Departement Store Tbk, yang beralamatkan di Festival City Link

Bandung. Adapun waktu penelitian yaitu di mulai dari tanggal 01 Januari sampai

31 Maret 2012,

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

Jadwal Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Survei

pendahuluan Perancangan penulisan Penulisan dan bimbingan penelitian Penyebaran kuesioner Penarikan kuesioner Pengolahan data

(23)

11

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Dinamika Pasar

Dalam literatur ilmu ekonomi, secara jelas menunjukkan bahwa dinamika

perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting yang harus

dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi. Dalam banyak kasus, dinamika

merupakan variabel keputusan yang paling penting yang diambil oleh perusahaan

dan pesaing. Dinamika pasar merupakan suatu pergerakan dimana perusahaan

bisa mencapi target penjualan yang dihasilkan dari pembelian produk oleh

pembeli.

2.1.1.1 Konsep Pengaruh Dinamika Pasar

Dinamika pasar adalah Konsep pengembangan perusahaan manajemen

dalam persaingan untuk dapat memprediksikan serta meng-generate produk baru,

dan menghasilkan fleksibilitas perusahaan terhadap dinamika pasar yang terjadi.

Dinamika pasar merupakan konsep yang seharusnya dikembangkan oleh berbagai

organisasi bisnis, karena kekuatan dinamika dengan berbagai factor pemicunya

dapat menciptakan berbagai hambatan dan ancaman bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Kekuatan pasar sedikit banyaknya tertumpu pada berbagai kebijakan

pemerintah merupakan kelemahan dari kemampuan manajemen dari perusahaan

(24)

Menurut Williamson konsep dynamic market diartikan sebagai pola

pembelajaran secara kolektif dalam organisasi yang secara sistematis mampu

menggerakkan dan memodifikasi berbagai sumber daya dalam perusahaan dan

kebijakan operasional rutin dan struktur organisasi perusahaan yang ada untuk

menyesuaikan dengan perubahan pasar (Karno, 2008). Pola pembelajaran yang

berkembang dan secara aktif merupakan proses pencarian pengetahuan masa yang

akan datang (Grant, 1996) dan menggali berbagai informasi pasar untuk

menghasilkan pengetahuan baru tentang pasar serta menghasilkan identifikasi

berbagai potensi pergerakan dan peluang pasar di masa yang akan datang (Borch,

2004). Pola pembelajaran tersebut tidak dapat ditiru oleh pesaing dan merupakan

untuk pembeda dengan pesaing, serta mempengaruhi kecepatan organisasi bisnis

untuk menyesuaikan pasar yang ada dengan perubahan lingkungan (Collins,

1994).

Sumber : Poters hamel parahalad 2003

Gambar 2.1

Arena Dinamika

Pasar

Lingkup

Geografik Pelanggan

jamak

Produk dan Pasar

Tunggal

(25)

2.1.1.2Faktor –Faktor Yang Berpengaruh Dalam Dinamika Pasar - Inovasi

inovatif adalah “Thinking & Doing”, sedangkan Barringer & Irelan (2006)

menggambarkan invention merupakan penemuan baru baik untuk

diimplementasikan dalam bisnis maupun tidak, dan inovatif merupakan

implementasi dari penemuan baru dengan menggunakan kombinasi sumber daya

yang dimiliki.

- Proaktif

Proaktif merupakan perilaku individu atau organisasi dalam bertindak untuk

mengatasi dan

mengantisipasi berbagai persoalan yang berpeluang muncul di masa akan datang

(Lumpkin & Dess, 1996), tindakan antisipatif menghadapi masa depan dengan

menemukan peluang baru yang dapat meningkatkan kualitas usaha (Shane &

Venkatraman, 2001), atau aktif mencari dan menemukan peluang baru dari

perubahan lingkungan pasar (Miles & Snow, 1978).

- Risk-taking,

Risk-taking kemampuan dalam mengambil risiko dalam menjalankan usaha

(Cantillon, 1734) atau kemampuan dalam mengambil tindakan pada kondisi

ketidakpastian pasar yang tinggi (Mill;1848, dikutip dari Hall & Sobel, 2006).

(26)

Agresifitas bersaing merupakan kecondongan perilaku dalam memberikan

penawaran produk/jasa yang diperbaharui secara terus menerus dan dalam rangka

memperbaiki serta meningktakan posisinya di pasar melalui penguasaan pangsa

pasar, atau memenangkan persaingan di pasar (Lumpkin & Dess, 1996; Lumkin

dkk, 1997; Matsuno dkk, 2002, Griffith;2006).

2.1.1.3Elemen – elemen Dinamika Pasar

Kemampuan dalam pergerakan dinamika pasar dalam keunggulan bersaing(Gunther 2000) ada 6 elemen terhadap dinamika pasar :

1. Dynamic market satifaciton

2. strategy market dynamic

3. positioning market dynamic

4. shifting the rules of completion

5. Signaling dynamic strategic

6. sequatial strategic market

2.1.2 Reposisi Merek

2.1.2.1 Pengertian Reposisi Merek

Dalam perputaran strategi membangun reposisi merek yang kuat, reposisi

merek memiliki peran awal yang sangat menentukan dalam tahapan strategi

selanjutnya. Jika perusahaan salah dalam menentukan competitive advantage yang

diangkat sebagai strategi reposisi merek maka dapat dipastikan kinerja dari merek

tersebut akan gagal atau lemah. Brand positioning dapat dibangun melalui tiga

(27)

merek memposisikan berdasarkan atribut produk adalah cara tercepat untuk

membangu pondasi ini hanya memberikan efek jangka pendek karena keunggulan

suatu atribut produk dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing.

Gambar 2.2 Perputaran Strategi dalam Membangun reposisi Merek (Andiwijaya 2007)

2.1.2.2 Konsep Reposisi Merek

Definisi dari reposisi merek menurut Hermawan Kertajaya, seorang

pakar pemasara menyatakan bahwa reposisi merek adalah salah satu bagian

dari elemen strategi pemasaran agar target pasar (konsumen) mempunyai

persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari produk para pesaing.

Tanpa adanya perbedaan yang jelas, maka produk perusahaan akan dianggap

sama dengan produk pesaing. reposisi merupakan awal dari lahirnya suatu

produk (reason for being), sehingga aktivitas reposisi merek harus dilakukan

pada tahapan awal sebelum suatu produk diluncurkan. Apabila suatu produk

Brand positioning

brand preference

Brand name selection Brand

(28)

sudah ”lahir”, kemudian baru menetapkan reposisi maka ruang lingkup dari

reposisi menjadi sangat terbatas. (Kartajaya,2002)

Menurut David Craven (2002) ada lima untuk mengunaka n reposisi

merek :

1. Price-quality

2. User 3. Symbolic

4. Experimental

5. Atribut-feature

2.1.2.3 Faktor – Faktor Reposisi Merek

Beberapa persyaratan tersebut diatas perlu diperhatikan dalam usaha untuk

menghindari terjadinya kesalahan dalam positioining seperti berikut (Kotler &

Armstrong,2003): ฀ Under Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen tidak dapat menangkap ide yang hendak

disampaikan olehpemasar atas kelebihan atau keunikan dari merek produk

perusahaan.

฀ Over Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen memiliki persepsi yang terlalu sempit

untuk atas citra atau nilai suatu merek. ฀ Confused Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen bingung akan citra yang hendak

(29)

dalam mengangkat suatu nilai untuk diposisikan atau karena perusahaan selalu

berganti–ganti nilai yang diposisikan atas suatu merek. ฀ Doubtful Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen ragu atau tidak percaya dengan

positioning dari sebuah merek. Hal ini terjadi karena kinerja dari merek yang

kurang standar atau ”over promise under delivered” (Kartajaya,2002) Komunikasi

pemasaran yang mengobral janji berlebihan tanpa adanya dukungan kinerja merek

yang sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. ฀ Brand value proposition.

Setiap merek memiliki nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen,

sekumpulan manfaatyang dimiliki oleh sebuah merek, yang dapat dijadikan sarana

untuk diposisikan dalam benakkonsumen dikenal dengan istilah brand value

proposition. Melalui brand value proposition,konsumen mengenal value yang

dimiliki dan ditawarkan oleh sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya.

2.1.2.4 Prinsip – Prinsip Reposisi Merek

Mempertimbangkan pentingnya peran positioning pada keberhasilan suatu

produk, maka terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan

reposisi merek (Kotler,2003):

1. Mengidentifikasi keunggulan–keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh

perusahaan. Untuk mendapatkan keunggulan bersaing (competitive

advantage) maka perusahaan harus melakukan kegiatan diferensiasi atas

penawaran kepada konsumen yang berbeda dibandingkan dengan

(30)

bauran pemasaran (marketing mix) seperti atribut produk, harga, saluran

distribusi, dan juga aktivitas komunikasi pemasaran.

2. Memilih salah satu atau lebih keunggulan kompetitif yang dimiliki

untuk dikomunikasikan dan diposisikan dalam benak konsumen. Adapun

persyaratan suatu keunggulan untuk dapat dipilih dan dikomunikasikan

adalah:

฀ Sesuatu yang penting bagi konsumen

฀ Sesuatu yang khas dan unik

฀ Bernilai superior

฀ Mudah dikomunikasikan

฀ Sesuatu yang baru/pioner

฀ Terjangkau (daya beli)

฀ Dapat memberikan keuntungan

2.1.3 Strategi Bersaing

2.1.3.1 Pengertian Strategi Bersaing

Strategi bersaing adalah rencana yang disatukan , menyeluruh dan terpadu yang

mengaitkan strategi bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan yang di

rancang, untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai

melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 2004 : 12 )

2.1.3.2 Konsep Strategi Bersaing

Menurut Pitelis (2008) “competitivenessis both elusive and controversial,

sedangkan Porter (1993) menyatakan, bahwa “persaingan adalah inti dari

(31)

harus memiliki strategi bersaing. Menurut Porter (1993) “Strategy is about

competitive position, about differentiating yourself in the eyes of the customer,

about adding value through a mix of activities different from those used by

competitors”.

Tujuan akhir strategi bersaing adalah untuk menanggulangi kekuatan lingkungan

demi kepentingan perusahaan. Aturan atau lingkungan persaingan yang ada pada

perusahaan terdiri atas 5 kekuatan bersaing, yaitu

1. masuknya pesaing baru,

2. ancaman dari produk pengganti (substitusi),

3. kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli,

4. kekuatan penawaran pemasok,

5. persaingan di antara pesaing pesaing yang ada.

Kekuatan kolektif dari kelima kekuatan bersaing akan menentukan

kemampuan perusahaan di dalam suatu industri untuk memperoleh tingkat laba

rata-rata atas investasi yang dilakukan. Namun, masing-masing kekuatan bersaing

memiliki corak dan karakter pengaruh yang berbeda –beda (Porter, 1998). Strategi

bersaing adalah suatu posisi dimana sebuah perusahaan menguasai sebuah ajang

persaingan bisnis (Porter, 1998). Keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah

keunggulan yang tidak mudah ditiru, membuat suatu perusahaan dapat merebut

dan mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar. Karena sifatnya yang

tidak mudah ditiru, strategi bersaing yang berkelanjutan merupakan satu strategi

bersaing yang dapat mendukung kesuksesan suatu perusahaan untuk jangka waktu

(32)

melalui relational architecture, reputation, innovation, dan strategic assets

(Matthews, 2005).

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Bersaing

Strategi setidaknya terdapat empat faktor yang menjadi syarat terciptanya

keunggulan strategi bersaing yaitu :

1. basis persaingan (basic of competition)

2. arena bersaing (where you compete)

3. pesaing (whom you compete against)

4. cara bersaing (how to complete).

5. diferensiasi (differentiation), biaya-rendah

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil

peneitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul peneitian yang

penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

(33)

reposisi merek

strategi sinergi pasar, strategi pengembangan SDM dan

strategi perluasan pangsa pasar. merek fashion yang mulai terkenal di akhir tahun

90-semakin cepat sehingga masing-masing ritel yang

(34)

dulu ada di lingkungan yang sangat dinamis dan kompetitif, memerlukan suatu perusahaan untuk yang tangkas untuk

inovasi proaktif, mutu, dan profitabilitas

Market dynamics will influence by developed capabilities dynamic by evolusioner and also is revolutionary, important but [is] how technology, the organization and management can integrally develop;build dynamic

2.2.1 Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing

Lingkungan pasar sebenarnya sangat penuh dengan kejutan, sehingga

perusahaan dituntut untuk menemukan proses perencanaan manajemen yang baru

yang dapat memelihara kesejahteraan sekalipun satu atau beberapa bisnis /

produknya sedang mengalami kesukaran. Perencanaan strategi bersaing sangat

mencakup segala usaha yang dilakukan dalam rangka menghadapi lingkungan

(35)

2.2.2 Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing

Ditengah ketatnya strategi bersaingan antar pemasar di dalam memberikan

penawaran produkuntuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen,

diperlukan reposisi merek terhadap para pemasar untuk dapat menggali

kebutuhan– kebutuhan yang belum terlayani. bersaing pada kondisi persaingan

pasar yang sangat ketat, sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hanya

menghasilkan kerugian dari para “pemain” yang ada pada pasar tersebut.

Sebaliknya mereka menawarkan suatu konsep strategi baru yaitu “Blue Ocean

Strategy” dimana strategi ini dilakukan dengan cara keluar dari padatnya kondisi

persaingan dan berusaha untuk melakukan value inovation yang menghasilkan

penawaran – penawaran baru atas kebutuhan– kebutuhan yang belum terlayani

dengan situasi persaingan yang lebih lengang. (Kim & Mauborgne,2005)

2.2.3 Pengaruh Dinamika Pasar Dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing

Perubahan dinamika pasar selalu berkembang dan diikuti oleh

perkembangan preferensi konsumen, kebutuhan dan keinginan konsumen yang

selalu dinamis .Suatu reposisi merek produk harus bersifat dinamis dan

menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan pasar yang terjadi dengan

strategi bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan yang di rancang, untuk

memastikan bahwa tujuan strategi utama perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat pada posisi pada inovasi–inovasi baru atas desain

(36)

Reposisi Merek

membutuhkan waktu yang lama dan usaha ekstra untuk dapat mengembalikan

kepercayaan konsumen dan pangsa pasar dari merek. (Schabel,2001 : 109).

Kotler (2002 : 92)

Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing

2.3 Hipotesis

Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya Riset Pemasaran dan

(37)

“Hipotesis adalah pernyataan atau preporsisi yang belum dibuktikan tentang suatu

faktor atau fenomena yang sedang diteliti.” Hipotesa menggambarkan hubungan

antar variabel yang diteliti.

Hipotesis Utama :

Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek fashion Terhadap Strategi Bersaing

di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

Sub Hipotesis:

1. Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing PT.

Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

2. Terdapat Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing PT.

Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

3. Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi

(38)

26

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut

yang berjudul : “Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Fashion

terhadap Strategi bersaing di PT.Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung”

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan

diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab

terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas).

Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Dinamika

pasar dan (variabel X2) Reposisi Merek.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian

ini adalah Strategi Beraing.

Dinamika Pasar dan Reposisi Merek merupakan faktor penyebab,

sedangkan Strategi bersaing faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada

perusahaan yang akan bersaing dalam dunia fashion di PT. Matahari Departement

(39)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara

penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan

tertentu.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:

"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi."

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:

Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah

dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan

Pendekatan kuantitatif yaitu:

“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi

(40)

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada

dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan,

dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari,

jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

dan sistematis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan

bahwa :

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang

menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna

bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam

melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

(41)

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas,

yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar

penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya

melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan

melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan

penemuan yang relevan.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)

maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah

dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga

dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan

untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau

pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji

terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

(42)

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan

didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian

secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang

dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi

Merek terhadap Strategi Bersaing.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,

pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data

yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan

praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada

penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan

sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya

hubungan dari Dinamika Pasar (Variabel Independen“X1”) dan Reposisi

Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Strategi Bersaing (Variabel

dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk

menguji pengaruh dari Dinamika Pasar (Variabel Independen“X1”) dan

Reposisi Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Strategi Bersaing

(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.

(43)

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa

jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan

masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai

dasar untuk pembuatan keputusan.

Strategi Bersaing di

(44)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai

dengan judul penelitian mengenai pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek

terhadap Strategi Bersaing, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian

ini adalah:

1. Variabel Dinamika Pasar sebagai variable independen pertama (X1).

2. Variabel Reposisi Merek sebagai variable independent kedua (X2).

3. Variabel Strategi Bersaing sebagai variabel dependent (Y). PT. Matahari

Departement Store

Festival City Link

Bandung

T-4

Descriptive

&

Verifikatif

Descriptive

dan

Explanatory

Survey

Perusahaan melakukan

Strategi Bersaing di

PT. Matahari

Departement Store

Festival City Link

Bandung

Cross

(45)

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan

dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data

(46)
(47)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan

sekunder. Menurut sugiyono (2009:37) dalam Umi Narimawati data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti

mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.”

Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan

penyebaran kuisioner kepada responden yang telah melakukan kegiatan bekerja di

PT. Matahari Deprt Strore Festival City Bandung. Sedangkan data sekunder

diperoleh melalui informasi dari lain yang mendukung penelitian ini. tujuan utama

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 2004 : 12 )

(48)

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis,

yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Menurut sugiyono (2009:37) dalam Umi Narimawati data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti

mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.”

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik

dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah data untuk

keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung

dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati adalah : “ sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data”.

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data

sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan

memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,

serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.

(49)

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih

dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang

telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian

populasi yaitu:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh divisi fashion di PT. Matahari Deprt Strore Festival City Bandung.

Penulis memperoleh data jumlah karyawan divisi fashion sebanyak 70 orang.

2. Sampel

Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi

(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah

sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat

mewakili seluruh populasi.

Selanjutnya Arikunto (1998:125) mengatakan bahwa sebagai ancer-ancer,

jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, mereka

dapat menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut.

Jika jumlah anggota subyek dalam populasi hanya meliputi 70 orang dan

(50)

sebaiknya subyek sejumlah itu diambil seluruhnya.. Teknik pengambilan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.

Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel dengan mengambil

semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research),

dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang

menjadi objek untuk mendapatkan data primer data primer ini didapatkan melalui

teknik-teknik sebagai berikut :

1. Observasi (pengamatan langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang

diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati pengunjung yang berkaitan

dengan variabel peenlitian. Hasil observasi dapat dijadikan data pendukung dalam

menganalisis dan mengambil kesimpulan.

2. Wawancara atau Interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberiakan pertanyaan-pertanyaan

kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis

mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara

ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumbe ryang dapat memberiakan

data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan reposisi merek

(51)

3. Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

kemudian dijawabnya. Kuisioner adalah yang digunakan kuisioner tertutup yang

telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik

kuisioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden

yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuisioner ini yaitu berupa

data-data mengenai dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi bersaing.

Data sekunder ini didaptkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

1.) Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang

terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada.

3.2.4.1Uji Validitas

Menurut cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati validitas adalah : “Validity is a characteristic of measuraement concerned with the extent that a test

measures what the researcher actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson

sebagai berikut :

(∑ X ) (∑ Y ) ∑ xy

N

(52)

√ [∑ x2 _ ( ∑ x )2 ] [∑ y2 _ ( ∑

y )2]

N N

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson

X = skor item pertanyaan

Y = skor total item pertanyaan

N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

r √(n-2)

t = : db = n – 2

√1-r2

Dimana :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan

dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :

1. Item instrument dikatakan valid jiak thitumg lebih dari atau sama dengan t0,05

(53)

2. Item instrument dikatakan tidak valid jiak thitung kurang dari t0,05 (165) =

1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Uji Validitas Dinamika Pasar(X1)

Hasil pengujian validitas pengetahuan produk dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.

Uji Validitas Reposisi Merek (X2)

Hasil pengujian validitas reposisi merek dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut

ini.

(54)

Hasil pengujian validitas strategi bersaing dapat dilihat pada Tabel 3.5

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati reliabilitas adalah : “reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision,

and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau

kepercyaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh niali r dari uji validitas

yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya

hubungan antara dua belah instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang

digunakan uji reliabilitas adalah Spilt Half Method (Sperman-Brown Correlation)

teknik belah dua. Metode ini menghitung realibitas dengan cara memberikan tes

pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian

yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah

(55)

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor

total untuk kelompok I dan kleompok II

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

4. Korelasikan skor total kelompok I total kelompok II

2 Γ’ b

1+ Γ’ b

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

2 Γ’ b

Γ’1=

1+ Γ’ b

Dimana :

Γ’1 = reliabilitas seluruh item

Γ’ b = korelasi product moment antar belahan pertama dan belahan kedua

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara

statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih

besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

(56)

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002:70

Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas Nilai kritis Keterangan Dinamika Pasar 0.812 0,70 Reliable

Reposisi merek 0.767 0,70 Reliable Strategi Bersaing 0.821 0,70 Reliable

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas

menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Dinamika Pasar) memiliki

nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas

0,700, yakni 0,812. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pengetahuan

produk dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas

menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Reposisi Merek) memiliki

nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas

0,700, yakni 0,767. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel citra merek

(57)

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas

menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Strategi Bersaing) memiliki

nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas

0,700, yakni 0,821 Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pembelian

impulsif dinyatakan reliabel.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh item

pernyataan memiliki koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa

seluruh item pernyataan tersebut sudah mengukur apa yang seharusnya di ukur,

sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas

masing-masing sebesar 0,812, 0,767 dan 0,821, ketiganya berada di atas 0,700

yang menandakan bahwa variabel yang digunakan dalam

instrumen penelitian sudah menunjukan keandalannya. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk

digunakan dalam penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis dan pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

(58)

yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan

verifikatif (kuantitatif).Sebelum kuisioner digunakan untuk pengumpulan data

yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada resonden yang

memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji

coba dilakukan untuk mengetahui tingkat keaslian (validitas) dan kekonsistenan

(reliabilitas) alat ukur peenlitian, sehingga diperoleh item-item

pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagi alat ukur untuk pengumpulan data

penelitian.

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif

Penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan bagaimana pengaruh

dinamika pasar, reposisi merek dan strategi bersaing.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai

berikut

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima

alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua jawaban responden.

c. Dihitung skor variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,

(59)

Sumber :Umi Narimawati (2007:84)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan

memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian

dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual

diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi

bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui

perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan

jumlah responden.

Skor aktual adalah jawaban

seluruh responden atas

kuisioner yang telah

diajukkan. skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diamsumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Skor aktual

Skor ideal

(60)

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor

ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 - 68.00 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka penulis dapat membuat kategori

masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Dinamika Pasar

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Sangat Tidak Setuju

2 36.01 - 52.00 Tidak Setuju

3 52.01 - 68.00 Ragu

4 68.01 - 84.00 Setuju

(61)

Tabel 3.10

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Reposisi Merek

No

% Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 -36.00 Sangat Tidak Setuju

2 36.01 -52.00 Tidak Setuju

3 52.01 -68.00 Ragu

4 68.01 -84.00 Setuju

5 84.01 – 100 Sangat Setuju

Tabel 3.11

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Strategi Bersaing

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Rendah

2 36.01 - 52.00 Sedang

3 52.01 - 68.00 Cukup Tinggi

4 68.01 - 84.00 Tinggi

(62)

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan

data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka

untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan

analisis regresi korelasi serta determinasi.

Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal

menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban

dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif.

Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat hikmat, rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi berjudul “Pengaruh Konsentrasi Karagenan

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Prosedur Pengarsipan

Hasil kajian yang dilakukan menunjukkan wujud impak positif dan negatif daripada PN terhadap pengajaran guru dan pembelajaran pelajar dalam konteks mata pelajaran kimia di

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,

Design factor dari thermal stress pada surface casing dapat diketahui dari hasil pembagian strength casing dengan thermal stress, sehingga didapatkan 7,49 dan masuk ke kategori

Pegawai Negeri Sipil yang sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota Partai Politik sebagaimana telah diubah

Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan menggali lebih dalam mengenai hal yang menjadi latar belakang keputusan orang tua dalam menetapkan TKIT Auladuna