Influence Dynamics Market and Repotion Brand of Fashion to
Strategy Compete in PT. Matahari Department Store Festival
Citylink Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Kelulusan Strata 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
SOLIHIN
21208084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ix
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
xi
2.1.1 Dinamika Pasar ... 11
2.1.1.1 Pengertian Dinamika Pasar ... 11
2.1.1.2 Konsep Dinamika Pasar ... 11
2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Pasar ... 13
2.1.1.4 Elemen - elemen Dinamika Pasar ... 14
2.1.2 Reposisi Merek ... 14
2.1.2.1 Pengertian Reposisi Merek ... 14
2.1.2.2 Konsep Reposisi Merek ... 15
2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Reposisi Merek ... 16
2.1.2.4 Prinsip – prinsip Reposisi Merek ... 17
2.1.3 Strategi Bersaing ... 18
2.1.3.1 Pengertian Strategi Bersaing ... 18
2.1.3.2 Konsep Strategi Bersaing ... 18
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Bersaing ... 20
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 20
2.2 Kerangka Pemikiran ... 22
2.2.1 Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing ... 22
2.2.2 Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing ... 23
xi
3.2 Metode Penelitian ... 24
3.2.1 Desain Penelitian ... 26
3.2.2 Operasional Variabel ... 29
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 32
3.2.3.1 Sumber Data... 32
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 33
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.2.4.1 Uji Validitas ... 36
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 39
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 42
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 42
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif atau Kualitatif ... 42
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)... 46
3.2.5.1.3 Analisis Regresi ... 48
3.2.5.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 52
3.2.5.1.5 Analisis Korelasi ... 43
3.2.5.1.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 53
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
xi
4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 74
4.2 Karakteristik Responden ... 75
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usia ... 77
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 78
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 79
4.3 Analisis Deskriptif ... 80
4.3.1 Analisis Deskriptif Dinamika Pasar ... 80
4.3.2 Analisis Deskriptif Reposisi Merek ... 82
4.3.3 Analisis Deskriptif Strategi Bersaing ... 83
4.4 Analisis Verifikatif ... 85
4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 87
4.4.2 Analisis Korelasi Parsial ... 90
4.5 Pengujian Hipotesis ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
5.1 Kesimpulan ... 94
5.2 Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
66
DAFTAR PUSTAKA
Arrizal (2004) .Analisis pengaruh faktor-faktor produk baru dan sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan industri bukit apit ,kota bukit tinggi. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.03(1) 09-17
Asih Daru (2003). Strategi Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing. jurnal komunikasi pemasaran
Adiwijaya (2008) Analisa Strategi Reposisi Merek Dalam Persaingan Pasar. JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 66-72
Barney , Jay B. 1986 “Strategic Factor Market : Expectation, dan Business Strategy dalam management science.32,123-141
Caitlin Cahill (2007) Repositioning Ethical Commitment Participatory Action Reseach as a Relational Praxis of Social Change. Journal compilation
Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.
Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga
Hasan, Ali. 2008.Marketing.Cetakan Pertama.Terjemahan. Jogyakarta: Media Presindo.
Hislop, Molly. 2001. Dynamic Logic’s Branding 101: An Overviewof Branding and Brand 179 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 9, Tahun 2004
Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12 Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company, Marketing, Oktober Vol 102
Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Royan, Frans M. 2007. Smart Launching New Product. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 2006. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.
67
Sri Lestari Prasilowati, M.A Dinamika Persaingan Mc.D dan KFC Dalam pasar Global Jurnal manajemen bisnis Vol 4 No.1 Juni 2007 113-124
Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition. Prentice Hall. New Jersey.
Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011).
The effective factors related with feelings, brand perception and purchase decision under a model. African Journal of Business Management Vol. 5(30) 12025-12030.
Wahyudi Edy (2009). Competitive Strategy Franchise with Marketing Strategy approach.Journal Buisness Management, Vol 50 2009:105-120
vi
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang
berjudul ”PENGARUH DINAMIKA PASAR DAN REPOSISI MEREK
FASHION TERHADAP STRATEGI BERSAING DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL CITYLINK BANDUNG”.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis
sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai
pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Ibu Prof.Dr.Hj Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,
dan sebagai Dosen Wali yang sudah membina dari awal sampai akhir tidak
henti – henti mengingatkan kepada saya.
4. Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si sebagai Pembimbing di Program Studi
yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian,
vii
6. Bapak Darmazakti, SE.,MM selaku Penguji II, yang telah memberikan arahan
dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis
menempuh studi.
8. Teh Maya, Teh Hana, A gugun atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis
menempuh studi.
9. Ibu Alwes Tuti Artha sebagai pembimbing di PT. Matahari Departement
Store Festival City Link Bandung yang selalu memberikan data-data yang
diperlukan sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.
10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua
orang tua yang telah membiayai, mendo’akan dan menyemangati saya sampai
dalam penyusunan skripsi ini.
11.Kakak Iwa Kartiwa, Kakak Kurnia, Bang Wina, The Rani dan Siti Hasanah.
Terima Kasih atas bantuan dan supportnya dalam penyusunan skripsi ini.
12.Sahabat seperjuangan. Lukman, Daud, Irvan, Bagja, Dani, Andi, Adhi,
Ardy, Terima kasih atas dukungannya.
13.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
viii
bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa
depan.
Bandung, 30 Agustus 2014 Penulis
SMA SMA Negri 11 Bandung IPS 2005-2008
SMP SMP Negeri 33 Bandung - 2002-2005
SD SD Negri Tanjung Bandung - 1996-2002
Tempat-Tanggal Lahir 27 Juli 1989 Jenis Kelamin Pria
Kewarganegaraan Indonesia
Agama Islam
Alamat Jl. BBK. Tarogong No.16/197C 40233 Bandung
2014 - Sekarang Grand Yogya Department Store Kepatihan Bandung
2009 & Competency Bandung 02 Mei
2009
Training Motivation Training Kiara Payung Sumedang 8 Mei
2010
Seminar Workshop
Anatoli Karvof, BSS Mpr, CFP
Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi
Auditorium Miracle UNIKOM Bandung
27 Febuari 2010
Seminar Leaderdhip,Manage,Decition & Competency
Auditorium Miracle UNIKOM Bandung
6-7 Maret 2010
Training Motivation Training Kiara Payung Sumedang 8 Juni
2010
Seminar Spesialisasi Program Studi Manajemen
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Salah satu perubahan besar yang terjadi saat ini adalah dengan adanya
globalisasi yang membuat suatu produk atau usaha dengan cepat dan mudah dapat
disampaikan atau dinikmati ditempat lain. Hal bisnis menjadi sangat ketat,
sehingga mengharuskan para pelaku bisnis memaksimalkan sumber daya yang
dimiliki untuk membangun kekuatan bersaing.
Dalam sudut pandang pemasaran globalisasi perusahaan yang masuk
kedalam industri global maka perusahaan tersebut harus mampu menciptakan
competitive advantage dengan mengintegrasi dan meningkatkan operasionalisasi
perusahaan dalam skala dunia menyebutkan ada lima kekuatan persaingan yang
harus diantisipasi dan pahami para pengusaha yaitu anacaman pedatang baru,
ancaman dari perusahaan yang menghasilkan produk substitusi, ancaman dari
konsumen dan ancaman yang datang dari supplier serta ancaman dari perusahaan
sejenis (rival). Dengan adanya globalisasi, dinamika persaingan dalam setiap
industri merupakan fenomena baru yang terjadi dewasa ini. Dinamika persaingan
merupakan hasil dari serangkaian tindakan pasar dan respon kompetitif beberapa
perusahaan yang bersaing dalam industri tertentu.
Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat, berdampak
semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat
memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami perilaku konsumen.
Perusahaan yang baik adalah yang memahami betul siapa konsumennya dan
bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan
menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia
usaha yang telah melampaui batas negara.
Pasar eceran atau pasar ritel di Indonesia merupakan pasar besar dengan
jumlah penduduk Indonesia pada awal tahun 2013 sekitar 253.609.643 jiwa.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, total belanja rumah tangga akhir 2013
mencapai 145 triliun rupiah. Belanja tersebut mencakup seluruh kebutuhan rumah
tangga, mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti gula, sabun mandi, pakaian,
hingga kebutuhan barang tahan lama (durable) seperti kulkas, emas dan mobil.
Pasar ritel dapat terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai
bidang. Pasar ritel yang tumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan peritel
besar atau produsen barang ritel, melainkan juga para peritel kecil yang melayani
masyarakat setempat. Bidang pertama yang mempengaruhi pertumbuhan pasar
ritel adalah perkembangan demografi. Jumlah penduduk yang
bertambah menyebabkan semua barang dan jasa meningkat. Komposisi penduduk
menurut usia yang berubah, misalnya karena tahapan hidup meningkat, membuat
ragam produk pun mengikuti, baik dalam jumlah maupun jenis.
Pertumbuhan ekonomi secara umum, dan sektor-sektor ekonomi secara
khusus, mempunyai dampak langsung yang segera. Pertumbuhan ekonomi yang
baru diikuti dengan meningkatnya pasar ritel akibat munculnya
permintaan-permintaan baru akan barang dan jasa.
Bidang sosial budaya masyarakat turut menjadi faktor pertumbuhan pasar
ritel. Masyarakat yang semakin aktif dalam kehidupan sosial akan meningkatkan
aktivitas pengadaan barang dan jasa guna memfasilitasi kegiatan mereka.
Kebiasaan “dugem” atau “dunia gemerlap” sebagai contoh pola kehidupan sosial
yang menuntut untuk selalu tampil fashionable melahirkan tumbuhnya deparment
store.
Kemajuan teknologi memberi kesempatan kepada produsen untuk
menawarkan produk baru yang lebih memikat dengan cepat. Peritel mempunyai
kesempatan menawarkan produk baru sehingga produk yang baru
berusia/berumur 1 tahun atau 6 bulan setelah diluncurkan ke masyarakat kini
menjadi kalah daya pikatnya sehingga harganya perlu diturunkan. Produk baru
menciptakan permintaan baru, sementara penurunan harga produk model yang
kalah bersaing meningkatkan permintaan. Produk perusahaan dengan merek yang
sudah ”mapan” (establish brand) juga mengalami kondisi persaingan yang sama
beratnya dengan produk–produk bermerek baru ataupun merek yang kurang
populer. Sehingga merek yang sudah mapan harus berjuang agar tidak kalah
dengan merek–merek yang baru. (Kumar,2005)
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Merek Fashion Departement Store di Indonesia
No Fashion Departement Store
Jumlah Merek Tahun
Dengan adanya strategi reposisioning merek (brand reposisioning) dapat
sukses, marketer perlu mengoptimalkan pemanfaatan variabel – variabel bauran
pemasaran setiap perusahaan yang ada terutama pada produk yang di unggulkan,
khususnya aspek desain dan komunikasi pemasaran sangat dipakai untuk segmen
khusus, jika segmen luas, posisioning yang bersifat dirancang untuk sementara
agar pesaing tidak akan menempati posisi merek yang pertama, dan sebaliknya
posisikan merek di pasar agar dapat bertahan dalam persaingan dengan pesaingan
sangat kuat. Diantaranya persaingan yang tumbuh dan berkembang dalam dunia
fashion di Indonesia.
Hanya saja, pelaku bisnis di sektor ini masih belum banyak jumlahnya. Di
skala nasional, masih bisa dihitung dengan jari pemain-pemain di sektor ritel ini.
Pebisnis ritel skala merek terkenal untuk direposisikan pada department sendiri
masih bisa disebutkan dalam hitungan jari. Meadow Asia Company Limited.
dengan kepemilikan Matahari Department Store (MDS), disebut-sebut sebagai
pemain ritel yang terus merangsek ke kota-kota di daerah. Menurut Company
Profile Matahari Group, tercatat pada tahun 2012, MDS telah berkembang
menjadi 90 outlet yang tersebar di 50 kota (http://majalah.tempointeraktif.com).
Tidak hanya Matahari saja yang terus melebarkan sayapnya, sejumlah pebisnis
ritel baik lokal maupun asing pun berlomba- lomba untuk menjangkau pasar
Indonesia yang sangat besar ini. Pemain lokal seperti Yogya, Metro, hingga
pebisnis asing seperti Giant, Carrefour hingga sejumlah nama asing lain yang
berencana masuk ke Indonesia, memang menganggap Indonesia masih sangat
Kota Bandung beda dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia, yakni
dilihat sebagai wilayah potensial untuk ekspansi bisnis ritel. Di kota Bandung
telah dibangun beberapa pusat perbelanjaan besar dan modern seperti Mal Festival
City, Bandung Istana Plaza, King Matahari ,Istana Plaza, Metro Trand Center ,
ITC Bandung dan lain-lain.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kota Bandung yang merupakan pintu
gerbang Kawasan Barat pulau jawa yang memiliki prospek bisnis cukup
menjanjikan. Peluang bisnis itu semakin terbuka lebar sejak diberlakukannya
otonomi daerah, dimana sikap pemerintah daerahnya yang sangat akomodatif
terhadap para investor. Berbagai kemudahan dalam berinvestasi, seperti
penyederhanaan birokrasi perijinan di berikan untuk menggaet lebih banyak
investor masuk ke kota Bandung ini. karena pada 2009 hampir semua pemain
bisnis ritel diseluruh dunia mengecewakan. maka perseroan memasuki tahun 2010
dengan sikap waspada dengan menekan biaya sebanyak mungkin dan
mendekatkan yang sangat hati – hati pada tingkat operasi. Ternyata pendekatan ini
berhasil dengan baik, dimana sampai akhir tahun, pelanggan tetap menyenangkan
produk – produk yang secara konsisten selalu ditawarkan Matahari dengan nilai
tinggi, kualitas terbaik harga terjangkau dengan pertumbuhan sales pertahun
semakin meningkat dan menurun.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Matahari Dept Store Indonesia Pertumbuhan pusat perbelanjaan fashion semacam ini tentunya akan
menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Consumer Goods atau
produk-produk yang baru untuk dikonsumsi kemudian perusahaanharus berlomba
untuk memantapkan mereknya sekaligus memperoleh 5 ceruk pasar yang lebih
besar agar tidak tergilas. Masing-masing pusat perbelanjaan ataupun pertokoan
akan menggunakan strategi bersaing pemasaran terampuhnya untuk membuat
masyarakat tertarik berkunjung dan akhirnya memutuskan untuk membeli.
Terbatasnya luas wilayah Kota Bandung yang diiringi dengan pertumbuhan
pusat perbelanjaan serta sentra-sentra perdagangan di kota ini, telah membuat
catchment area semakin sempit. Masing-masing pebisnis akan berlomba untuk
mengejar konsumen dan menariknya agar mau berbelanja. Persaingan semacam
ini tentu saja membutuhkan upaya strategi pemasaran yang tepat untuk
menjangkau calon-calon konsumen. MDS memang sebuah merek yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Dengan outlet yang tersebar di seluruh
Indonesia, telah memantapkan posisinya sebagai penyedia produk-produk fesyen,
aksesoris dan home appliance bagi kalangan menengah ke atas. Brand-brand
orisinal miliknya seperti Cole, St Yves, Connexion, dan Nevada telah memiliki
tempat tersendiri di tengah masyarakat.
Berdasarkan dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul”PENGARUH DINAMIKA PASAR
DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL CITY LINK
BANDUNG”
1.1 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa permasalahan
utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah pergerakan dinamika
perusahaan untuk bisa memposisikan merek fashion yang ada dan yang baru
kemudian untuk dikembangkan . Sehingga bagaimana strategi yang harus di
gunakan dalam menembus persaingan sangat sengit antara pesaing sejenis
,maupun perusahaan lain.
Perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan target
segmen yang mereka tuju dalam memposisikan merek fashion yaitu dengan
strategi bisnis untuk bisa tetap bertahan hidup dalam mengembangkan strategi dan
mengatipasi strategi pesaing sehingga bisa memposisikan produk fashion dan
melakukan tindakan responsif atau bertahan.. Fokus utama penelitian adalah pada
dinamika dan reposisi merek yang mempengaruhi perusahaan terhadap strategi
bersaing di PT. Matahari Departemen Store.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah disebutkan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam usulan penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana dinamika pasar di PT. Matahari Department Store Festival
2. Bagaimana reposisi merek fashion di PT. Matahari Departemen Store
Festival Citylink Bandung.
3. Bagaimana strategi bersaing di PT. Matahari Departemen Store Festival
Citylink Bandung.
4. Seberapa besar dinamika pasar dan reposisi merek fashion terhadap
strategi bersaing PT. Matahari Departement Store Festival Citylink
Bandung baik secara parsial maupun simultan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah :
Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dinamika pasar dan
reposisi merek fashion terhadap Strategi bersaing di PT. Matahari
Departement Store Festival Citylink Bandung.
1.3.2 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui dinamika pasar di PT. Matahari Departement Store
Festival Citylink Bandung
2. Untuk mengetahui reposisi merek fashion PT. Matahari Departement Store
Festival Citylink Bandung.
3. Untuk mengetahui strategi bersaing di PT. Matahari Departement Store
4. Untuk mengetahui dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi
bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung
baik secara parsial maupun simultan.
1.4.1 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang akan digunakan diperoleh dari hasil penelitian ini
diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yang antara lain
sebagai berikut :
1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi stratgi bersaing untuk memposisikan merek fashion serta
memberikan solusi berupa saran terhadap pengelolaan variabel-variabel tersebut.
Dan sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan untuk
bisa bergerak cepat secara dinamis dalam persaingan dunia fashion.
1.4.3 Kegunaan Akademis
Memberikan kontribusi bagi kalangan akademis mengenai pentingnya
pengelolaan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi strategi
bersaing antara perusahaan sejenis, maupun pesaing lainya, dengan melalui
pengaruh dinamika pasar dan reposisi merek fashion yang diharapkan agar
mampu menguasai dan memahami.
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah perusahaan retail yaitu
Matahari Departement Store Tbk, yang beralamatkan di Festival City Link
Bandung. Adapun waktu penelitian yaitu di mulai dari tanggal 01 Januari sampai
31 Maret 2012,
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
Jadwal Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Survei
pendahuluan Perancangan penulisan Penulisan dan bimbingan penelitian Penyebaran kuesioner Penarikan kuesioner Pengolahan data
11
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Dinamika Pasar
Dalam literatur ilmu ekonomi, secara jelas menunjukkan bahwa dinamika
perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi. Dalam banyak kasus, dinamika
merupakan variabel keputusan yang paling penting yang diambil oleh perusahaan
dan pesaing. Dinamika pasar merupakan suatu pergerakan dimana perusahaan
bisa mencapi target penjualan yang dihasilkan dari pembelian produk oleh
pembeli.
2.1.1.1 Konsep Pengaruh Dinamika Pasar
Dinamika pasar adalah Konsep pengembangan perusahaan manajemen
dalam persaingan untuk dapat memprediksikan serta meng-generate produk baru,
dan menghasilkan fleksibilitas perusahaan terhadap dinamika pasar yang terjadi.
Dinamika pasar merupakan konsep yang seharusnya dikembangkan oleh berbagai
organisasi bisnis, karena kekuatan dinamika dengan berbagai factor pemicunya
dapat menciptakan berbagai hambatan dan ancaman bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Kekuatan pasar sedikit banyaknya tertumpu pada berbagai kebijakan
pemerintah merupakan kelemahan dari kemampuan manajemen dari perusahaan
Menurut Williamson konsep dynamic market diartikan sebagai pola
pembelajaran secara kolektif dalam organisasi yang secara sistematis mampu
menggerakkan dan memodifikasi berbagai sumber daya dalam perusahaan dan
kebijakan operasional rutin dan struktur organisasi perusahaan yang ada untuk
menyesuaikan dengan perubahan pasar (Karno, 2008). Pola pembelajaran yang
berkembang dan secara aktif merupakan proses pencarian pengetahuan masa yang
akan datang (Grant, 1996) dan menggali berbagai informasi pasar untuk
menghasilkan pengetahuan baru tentang pasar serta menghasilkan identifikasi
berbagai potensi pergerakan dan peluang pasar di masa yang akan datang (Borch,
2004). Pola pembelajaran tersebut tidak dapat ditiru oleh pesaing dan merupakan
untuk pembeda dengan pesaing, serta mempengaruhi kecepatan organisasi bisnis
untuk menyesuaikan pasar yang ada dengan perubahan lingkungan (Collins,
1994).
Sumber : Poters hamel parahalad 2003
Gambar 2.1
Arena Dinamika
Pasar
Lingkup
Geografik Pelanggan
jamak
Produk dan Pasar
Tunggal
2.1.1.2Faktor –Faktor Yang Berpengaruh Dalam Dinamika Pasar - Inovasi
inovatif adalah “Thinking & Doing”, sedangkan Barringer & Irelan (2006)
menggambarkan invention merupakan penemuan baru baik untuk
diimplementasikan dalam bisnis maupun tidak, dan inovatif merupakan
implementasi dari penemuan baru dengan menggunakan kombinasi sumber daya
yang dimiliki.
- Proaktif
Proaktif merupakan perilaku individu atau organisasi dalam bertindak untuk
mengatasi dan
mengantisipasi berbagai persoalan yang berpeluang muncul di masa akan datang
(Lumpkin & Dess, 1996), tindakan antisipatif menghadapi masa depan dengan
menemukan peluang baru yang dapat meningkatkan kualitas usaha (Shane &
Venkatraman, 2001), atau aktif mencari dan menemukan peluang baru dari
perubahan lingkungan pasar (Miles & Snow, 1978).
- Risk-taking,
Risk-taking kemampuan dalam mengambil risiko dalam menjalankan usaha
(Cantillon, 1734) atau kemampuan dalam mengambil tindakan pada kondisi
ketidakpastian pasar yang tinggi (Mill;1848, dikutip dari Hall & Sobel, 2006).
Agresifitas bersaing merupakan kecondongan perilaku dalam memberikan
penawaran produk/jasa yang diperbaharui secara terus menerus dan dalam rangka
memperbaiki serta meningktakan posisinya di pasar melalui penguasaan pangsa
pasar, atau memenangkan persaingan di pasar (Lumpkin & Dess, 1996; Lumkin
dkk, 1997; Matsuno dkk, 2002, Griffith;2006).
2.1.1.3Elemen – elemen Dinamika Pasar
Kemampuan dalam pergerakan dinamika pasar dalam keunggulan bersaing(Gunther 2000) ada 6 elemen terhadap dinamika pasar :
1. Dynamic market satifaciton
2. strategy market dynamic
3. positioning market dynamic
4. shifting the rules of completion
5. Signaling dynamic strategic
6. sequatial strategic market
2.1.2 Reposisi Merek
2.1.2.1 Pengertian Reposisi Merek
Dalam perputaran strategi membangun reposisi merek yang kuat, reposisi
merek memiliki peran awal yang sangat menentukan dalam tahapan strategi
selanjutnya. Jika perusahaan salah dalam menentukan competitive advantage yang
diangkat sebagai strategi reposisi merek maka dapat dipastikan kinerja dari merek
tersebut akan gagal atau lemah. Brand positioning dapat dibangun melalui tiga
merek memposisikan berdasarkan atribut produk adalah cara tercepat untuk
membangu pondasi ini hanya memberikan efek jangka pendek karena keunggulan
suatu atribut produk dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing.
Gambar 2.2 Perputaran Strategi dalam Membangun reposisi Merek (Andiwijaya 2007)
2.1.2.2 Konsep Reposisi Merek
Definisi dari reposisi merek menurut Hermawan Kertajaya, seorang
pakar pemasara menyatakan bahwa reposisi merek adalah salah satu bagian
dari elemen strategi pemasaran agar target pasar (konsumen) mempunyai
persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari produk para pesaing.
Tanpa adanya perbedaan yang jelas, maka produk perusahaan akan dianggap
sama dengan produk pesaing. reposisi merupakan awal dari lahirnya suatu
produk (reason for being), sehingga aktivitas reposisi merek harus dilakukan
pada tahapan awal sebelum suatu produk diluncurkan. Apabila suatu produk
Brand positioning
brand preference
Brand name selection Brand
sudah ”lahir”, kemudian baru menetapkan reposisi maka ruang lingkup dari
reposisi menjadi sangat terbatas. (Kartajaya,2002)
Menurut David Craven (2002) ada lima untuk mengunaka n reposisi
merek :
1. Price-quality
2. User 3. Symbolic
4. Experimental
5. Atribut-feature
2.1.2.3 Faktor – Faktor Reposisi Merek
Beberapa persyaratan tersebut diatas perlu diperhatikan dalam usaha untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam positioining seperti berikut (Kotler &
Armstrong,2003): Under Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen tidak dapat menangkap ide yang hendak
disampaikan olehpemasar atas kelebihan atau keunikan dari merek produk
perusahaan.
Over Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen memiliki persepsi yang terlalu sempit
untuk atas citra atau nilai suatu merek. Confused Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen bingung akan citra yang hendak
dalam mengangkat suatu nilai untuk diposisikan atau karena perusahaan selalu
berganti–ganti nilai yang diposisikan atas suatu merek. Doubtful Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen ragu atau tidak percaya dengan
positioning dari sebuah merek. Hal ini terjadi karena kinerja dari merek yang
kurang standar atau ”over promise under delivered” (Kartajaya,2002) Komunikasi
pemasaran yang mengobral janji berlebihan tanpa adanya dukungan kinerja merek
yang sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Brand value proposition.
Setiap merek memiliki nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen,
sekumpulan manfaatyang dimiliki oleh sebuah merek, yang dapat dijadikan sarana
untuk diposisikan dalam benakkonsumen dikenal dengan istilah brand value
proposition. Melalui brand value proposition,konsumen mengenal value yang
dimiliki dan ditawarkan oleh sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya.
2.1.2.4 Prinsip – Prinsip Reposisi Merek
Mempertimbangkan pentingnya peran positioning pada keberhasilan suatu
produk, maka terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan
reposisi merek (Kotler,2003):
1. Mengidentifikasi keunggulan–keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh
perusahaan. Untuk mendapatkan keunggulan bersaing (competitive
advantage) maka perusahaan harus melakukan kegiatan diferensiasi atas
penawaran kepada konsumen yang berbeda dibandingkan dengan
bauran pemasaran (marketing mix) seperti atribut produk, harga, saluran
distribusi, dan juga aktivitas komunikasi pemasaran.
2. Memilih salah satu atau lebih keunggulan kompetitif yang dimiliki
untuk dikomunikasikan dan diposisikan dalam benak konsumen. Adapun
persyaratan suatu keunggulan untuk dapat dipilih dan dikomunikasikan
adalah:
Sesuatu yang penting bagi konsumen
Sesuatu yang khas dan unik
Bernilai superior
Mudah dikomunikasikan
Sesuatu yang baru/pioner
Terjangkau (daya beli)
Dapat memberikan keuntungan
2.1.3 Strategi Bersaing
2.1.3.1 Pengertian Strategi Bersaing
Strategi bersaing adalah rencana yang disatukan , menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan strategi bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan yang di
rancang, untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 2004 : 12 )
2.1.3.2 Konsep Strategi Bersaing
Menurut Pitelis (2008) “competitiveness”is both elusive and controversial,
sedangkan Porter (1993) menyatakan, bahwa “persaingan adalah inti dari
harus memiliki strategi bersaing. Menurut Porter (1993) “Strategy is about
competitive position, about differentiating yourself in the eyes of the customer,
about adding value through a mix of activities different from those used by
competitors”.
Tujuan akhir strategi bersaing adalah untuk menanggulangi kekuatan lingkungan
demi kepentingan perusahaan. Aturan atau lingkungan persaingan yang ada pada
perusahaan terdiri atas 5 kekuatan bersaing, yaitu
1. masuknya pesaing baru,
2. ancaman dari produk pengganti (substitusi),
3. kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli,
4. kekuatan penawaran pemasok,
5. persaingan di antara pesaing pesaing yang ada.
Kekuatan kolektif dari kelima kekuatan bersaing akan menentukan
kemampuan perusahaan di dalam suatu industri untuk memperoleh tingkat laba
rata-rata atas investasi yang dilakukan. Namun, masing-masing kekuatan bersaing
memiliki corak dan karakter pengaruh yang berbeda –beda (Porter, 1998). Strategi
bersaing adalah suatu posisi dimana sebuah perusahaan menguasai sebuah ajang
persaingan bisnis (Porter, 1998). Keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah
keunggulan yang tidak mudah ditiru, membuat suatu perusahaan dapat merebut
dan mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar. Karena sifatnya yang
tidak mudah ditiru, strategi bersaing yang berkelanjutan merupakan satu strategi
bersaing yang dapat mendukung kesuksesan suatu perusahaan untuk jangka waktu
melalui relational architecture, reputation, innovation, dan strategic assets
(Matthews, 2005).
2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Bersaing
Strategi setidaknya terdapat empat faktor yang menjadi syarat terciptanya
keunggulan strategi bersaing yaitu :
1. basis persaingan (basic of competition)
2. arena bersaing (where you compete)
3. pesaing (whom you compete against)
4. cara bersaing (how to complete).
5. diferensiasi (differentiation), biaya-rendah
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil
peneitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul peneitian yang
penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan
reposisi merek
strategi sinergi pasar, strategi pengembangan SDM dan
strategi perluasan pangsa pasar. merek fashion yang mulai terkenal di akhir tahun
90-semakin cepat sehingga masing-masing ritel yang
dulu ada di lingkungan yang sangat dinamis dan kompetitif, memerlukan suatu perusahaan untuk yang tangkas untuk
inovasi proaktif, mutu, dan profitabilitas
Market dynamics will influence by developed capabilities dynamic by evolusioner and also is revolutionary, important but [is] how technology, the organization and management can integrally develop;build dynamic
2.2.1 Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing
Lingkungan pasar sebenarnya sangat penuh dengan kejutan, sehingga
perusahaan dituntut untuk menemukan proses perencanaan manajemen yang baru
yang dapat memelihara kesejahteraan sekalipun satu atau beberapa bisnis /
produknya sedang mengalami kesukaran. Perencanaan strategi bersaing sangat
mencakup segala usaha yang dilakukan dalam rangka menghadapi lingkungan
2.2.2 Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing
Ditengah ketatnya strategi bersaingan antar pemasar di dalam memberikan
penawaran produkuntuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen,
diperlukan reposisi merek terhadap para pemasar untuk dapat menggali
kebutuhan– kebutuhan yang belum terlayani. bersaing pada kondisi persaingan
pasar yang sangat ketat, sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hanya
menghasilkan kerugian dari para “pemain” yang ada pada pasar tersebut.
Sebaliknya mereka menawarkan suatu konsep strategi baru yaitu “Blue Ocean
Strategy” dimana strategi ini dilakukan dengan cara keluar dari padatnya kondisi
persaingan dan berusaha untuk melakukan value inovation yang menghasilkan
penawaran – penawaran baru atas kebutuhan– kebutuhan yang belum terlayani
dengan situasi persaingan yang lebih lengang. (Kim & Mauborgne,2005)
2.2.3 Pengaruh Dinamika Pasar Dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing
Perubahan dinamika pasar selalu berkembang dan diikuti oleh
perkembangan preferensi konsumen, kebutuhan dan keinginan konsumen yang
selalu dinamis .Suatu reposisi merek produk harus bersifat dinamis dan
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan pasar yang terjadi dengan
strategi bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan yang di rancang, untuk
memastikan bahwa tujuan strategi utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat pada posisi pada inovasi–inovasi baru atas desain
Reposisi Merek
membutuhkan waktu yang lama dan usaha ekstra untuk dapat mengembalikan
kepercayaan konsumen dan pangsa pasar dari merek. (Schabel,2001 : 109).
Kotler (2002 : 92)
Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing
2.3 Hipotesis
Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya Riset Pemasaran dan
“Hipotesis adalah pernyataan atau preporsisi yang belum dibuktikan tentang suatu
faktor atau fenomena yang sedang diteliti.” Hipotesa menggambarkan hubungan
antar variabel yang diteliti.
Hipotesis Utama :
Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek fashion Terhadap Strategi Bersaing
di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.
Sub Hipotesis:
1. Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing PT.
Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.
2. Terdapat Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing PT.
Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.
3. Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi
26
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut
yang berjudul : “Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Fashion
terhadap Strategi bersaing di PT.Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung”
Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan
diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas).
Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Dinamika
pasar dan (variabel X2) Reposisi Merek.
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian
ini adalah Strategi Beraing.
Dinamika Pasar dan Reposisi Merek merupakan faktor penyebab,
sedangkan Strategi bersaing faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada
perusahaan yang akan bersaing dalam dunia fashion di PT. Matahari Departement
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan
tertentu.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.
Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:
"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi."
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:
”Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan
Pendekatan kuantitatif yaitu:
“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada
dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan,
dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari,
jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis.
Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan
bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna
bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam
melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas,
yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar
penelitian.
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan
melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan
penemuan yang relevan.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)
maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah
dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan
untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau
pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji
terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang
dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi
Merek terhadap Strategi Bersaing.
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,
pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data
yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada
penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
6. Menyusun instrument penelitian
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan
sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya
hubungan dari Dinamika Pasar (Variabel Independen“X1”) dan Reposisi
Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Strategi Bersaing (Variabel
dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk
menguji pengaruh dari Dinamika Pasar (Variabel Independen“X1”) dan
Reposisi Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Strategi Bersaing
(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
Strategi Bersaing di
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian mengenai pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek
terhadap Strategi Bersaing, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Dinamika Pasar sebagai variable independen pertama (X1).
2. Variabel Reposisi Merek sebagai variable independent kedua (X2).
3. Variabel Strategi Bersaing sebagai variabel dependent (Y). PT. Matahari
Departement Store
Festival City Link
Bandung
T-4
Descriptive
&
Verifikatif
Descriptive
dan
Explanatory
Survey
Perusahaan melakukan
Strategi Bersaing di
PT. Matahari
Departement Store
Festival City Link
Bandung
Cross
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan
dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan
sekunder. Menurut sugiyono (2009:37) dalam Umi Narimawati data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti
mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.”
Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan
penyebaran kuisioner kepada responden yang telah melakukan kegiatan bekerja di
PT. Matahari Deprt Strore Festival City Bandung. Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui informasi dari lain yang mendukung penelitian ini. tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 2004 : 12 )
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Menurut sugiyono (2009:37) dalam Umi Narimawati data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti
mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.”
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik
dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah data untuk
keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung
dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati adalah : “ sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data”.
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan
memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,
serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih
dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang
telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian
populasi yaitu:
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh divisi fashion di PT. Matahari Deprt Strore Festival City Bandung.
Penulis memperoleh data jumlah karyawan divisi fashion sebanyak 70 orang.
2. Sampel
Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi.
Selanjutnya Arikunto (1998:125) mengatakan bahwa sebagai ancer-ancer,
jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, mereka
dapat menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut.
Jika jumlah anggota subyek dalam populasi hanya meliputi 70 orang dan
sebaiknya subyek sejumlah itu diambil seluruhnya.. Teknik pengambilan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.
Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel dengan mengambil
semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research),
dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang
menjadi objek untuk mendapatkan data primer data primer ini didapatkan melalui
teknik-teknik sebagai berikut :
1. Observasi (pengamatan langsung)
Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang
diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati pengunjung yang berkaitan
dengan variabel peenlitian. Hasil observasi dapat dijadikan data pendukung dalam
menganalisis dan mengambil kesimpulan.
2. Wawancara atau Interview
Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberiakan pertanyaan-pertanyaan
kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis
mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara
ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumbe ryang dapat memberiakan
data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan reposisi merek
3. Kuisioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
kemudian dijawabnya. Kuisioner adalah yang digunakan kuisioner tertutup yang
telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik
kuisioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden
yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuisioner ini yaitu berupa
data-data mengenai dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi bersaing.
Data sekunder ini didaptkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
1.) Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada.
3.2.4.1Uji Validitas
Menurut cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati validitas adalah : “Validity is a characteristic of measuraement concerned with the extent that a test
measures what the researcher actually wishes to measure”.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara
masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson
sebagai berikut :
(∑ X ) (∑ Y ) ∑ xy –
N
√ [∑ x2 _ ( ∑ x )2 ] [∑ y2 _ ( ∑
y )2]
N N
Keterangan :
r = koefisien korelasi pearson
X = skor item pertanyaan
Y = skor total item pertanyaan
N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
r √(n-2)
t = : db = n – 2
√1-r2
Dimana :
n = ukuran sampel
r = koefisien korelasi pearson
keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan
dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :
1. Item instrument dikatakan valid jiak thitumg lebih dari atau sama dengan t0,05
2. Item instrument dikatakan tidak valid jiak thitung kurang dari t0,05 (165) =
1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.
Uji Validitas Dinamika Pasar(X1)
Hasil pengujian validitas pengetahuan produk dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.
Uji Validitas Reposisi Merek (X2)
Hasil pengujian validitas reposisi merek dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut
ini.
Hasil pengujian validitas strategi bersaing dapat dilihat pada Tabel 3.5
Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati reliabilitas adalah : “reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision,
and consistency”.
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau
kepercyaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh niali r dari uji validitas
yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya
hubungan antara dua belah instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang
digunakan uji reliabilitas adalah Spilt Half Method (Sperman-Brown Correlation)
teknik belah dua. Metode ini menghitung realibitas dengan cara memberikan tes
pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian
yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah
1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian
dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor
total untuk kelompok I dan kleompok II
3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
4. Korelasikan skor total kelompok I total kelompok II
2 Γ’ b
1+ Γ’ b
5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
2 Γ’ b
Γ’1=
1+ Γ’ b
Dimana :
Γ’1 = reliabilitas seluruh item
Γ’ b = korelasi product moment antar belahan pertama dan belahan kedua
Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara
statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih
besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Kriteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70
Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Koefisien
Reliabilitas Nilai kritis Keterangan Dinamika Pasar 0.812 0,70 Reliable
Reposisi merek 0.767 0,70 Reliable Strategi Bersaing 0.821 0,70 Reliable
Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Dinamika Pasar) memiliki
nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas
0,700, yakni 0,812. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pengetahuan
produk dinyatakan reliabel.
Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Reposisi Merek) memiliki
nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas
0,700, yakni 0,767. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel citra merek
Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Strategi Bersaing) memiliki
nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas
0,700, yakni 0,821 Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pembelian
impulsif dinyatakan reliabel.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh item
pernyataan memiliki koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa
seluruh item pernyataan tersebut sudah mengukur apa yang seharusnya di ukur,
sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas
masing-masing sebesar 0,812, 0,767 dan 0,821, ketiganya berada di atas 0,700
yang menandakan bahwa variabel yang digunakan dalam
instrumen penelitian sudah menunjukan keandalannya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk
digunakan dalam penelitian.
3.2.5 Rancangan Analisis dan pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan
verifikatif (kuantitatif).Sebelum kuisioner digunakan untuk pengumpulan data
yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada resonden yang
memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji
coba dilakukan untuk mengetahui tingkat keaslian (validitas) dan kekonsistenan
(reliabilitas) alat ukur peenlitian, sehingga diperoleh item-item
pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagi alat ukur untuk pengumpulan data
penelitian.
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif
Penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan bagaimana pengaruh
dinamika pasar, reposisi merek dan strategi bersaing.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut
a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima
alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.
b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh
indikator variabel untuk semua jawaban responden.
c. Dihitung skor variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
d. untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
Sumber :Umi Narimawati (2007:84)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan
memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian
dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual
diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi
bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui
perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan
jumlah responden.
Skor aktual adalah jawaban
seluruh responden atas
kuisioner yang telah
diajukkan. skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diamsumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Skor aktual
Skor ideal
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor
ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik
2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 - 68.00 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 – 100 Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati (2007:84)
Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka penulis dapat membuat kategori
masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Dinamika Pasar
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Sangat Tidak Setuju
2 36.01 - 52.00 Tidak Setuju
3 52.01 - 68.00 Ragu
4 68.01 - 84.00 Setuju
Tabel 3.10
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Reposisi Merek
No
% Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 -36.00 Sangat Tidak Setuju
2 36.01 -52.00 Tidak Setuju
3 52.01 -68.00 Ragu
4 68.01 -84.00 Setuju
5 84.01 – 100 Sangat Setuju
Tabel 3.11
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Strategi Bersaing
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Rendah
2 36.01 - 52.00 Sedang
3 52.01 - 68.00 Cukup Tinggi
4 68.01 - 84.00 Tinggi
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan
pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan
data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka
untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan
analisis regresi korelasi serta determinasi.
Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal
menjadi interval adalah sebagai berikut:
a) Ambil data ordinal hasil kuesioner
b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban
dan hitung proporsi kumulatifnya
c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif.
Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.
d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan
memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.