• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH

KAB. BATU BARA

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : MILA WAHYUNI

NIM. 8126132018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVESITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Mila Wahyuni. NIM. 8126132018. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara. Program Pasca sarjana Universitas Negeri Medan 2014.

(6)

ii

ABSTRACT

Mila Wahyuni. NIM. 8126132018. Effect ofTransformational Leadership principal and SchoolCulture to Teachers Performance in Secondary Schools in Air Putih subdistrict Batubara District. Post Graduate Program, State University of Medanin 2014.

This study aimed to determine: (1) the effect transformational leadership principal to teacher performance; (2) the effect school culture to teacher performance. Path analysis research method is aimed to obtain the effect of exogenous variables on endogenous variables of research. Subjects were teacher Secondary Schools in Air Putih subdistrict Batubara District, with sample of 119 people. Sampling is done by random sampling. Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a effect leadership principal to teacher performance by tcount ρ31> ttabel α=5%(3,429 > 1,657); (2) there is effect school culture to teacher

performance by tcount ρ32 > ttabel α=5% (3,118 > 1,657). The results of the study gives an overview

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang selalu

memberikan rahmad-Nya. Sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan

untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul ” Pe garuh Kepe i pi a Tra sfor asio al Kepala Sekolah da Budaya

Sekolah Terhadap Ki erja Guru di SMP Negeri Seke a ata Air Putih Ka upate Batu Bara”.

Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan

usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini

dapat diselesaikan tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.

2. Terimakasih saya kepada Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS, Kons. selaku pembimbing I dan II yang selalu banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasehat kepada penulis dalam penyelesaian

tesis ini

3. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Dr. Ir. P. Siburian, M.Pd sebagai ketua dan sekretaris

Program studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

4. Bapak Prof. Dr. Sahat Sigian, M.Pd, Dr. Arif Rahman, M.Pd, Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku narasumber yang banyak memberikan saran dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Direktur, Asisten Direkur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin untuk

(8)

iv

7. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh guru SMP kecamatan Air Putih yang telah

membantu dalam pelaksanaan uji coba instrument sampai pengumpulan data

penelitian.

8. Teristimewa untuk ke dua orang tua yang paling tersayang dan paling terhormat,

kepada Ayahanda Masri, Ibunda Dahliani Manungkalit yang telah memberikan kasih

sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan keiklasan,

dan kakanda Fandi Azri, Kakanda Irmayani, Adinda Jamiatul Fauzia, Supriayadi, Hafiz

Hidayat, keponakan tercinta Raisya Putri Sahwa, Aira Yasmin, M. Al-Fathi, terkusus

kakanda Budi Ismoyo serta keluarga besar Bapak Sunaryo dan Ibu Nurmini yang telah

memberikan kasih sayang, senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang

tiada terhingga dan dorongan motivasi serta Doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanankan.

9. Teman-teman AP khususnya angkatan XXI kelas B2 eksekutif, yang banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan tesis ini

10.Kepala Sekolah SMK. T. Amir Hamzah Indrapura Bapak Ir. M. Yakup, dan Keluarga besar

SMK. T. Amir Hamzah Indrapura yang banyak memberikan kesempatan, dukungan

(9)

v KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. Kepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah ... 26

a. Defenisi Kepemimpinan ... 26

b. Kepemimpinan Transformasional ... 30

c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional ... 35

d. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 38

e. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 41

f. Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru ... 47

3. BudayaSekolah ... 53

a. Defenisi BudayaSekolah ... 53

b. Dimensi Budaya Sekolah ... 59

(10)

vi

C. Kerangka Berpikir ... 68

1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru ... 68

2. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 68

3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Melalui Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 69

D. Hipotesis Penelitian ... 71

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 74

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 75

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 70

4.1 Histogram Distribusi Skor Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 88

4.2 Histogram Distribusi Skor Budaya Sekolah ... 90

4.3 Histogram Distribusi Skor Kinerja Guru ... 91

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1Data Jumlah GuruSMP Negeri Kec. Air Putih ... 73

3.2 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi ... 73

3.3. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru ... 76

3.4. Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah .. 77

3.5. Kisi-kisi Instrumen BudayaSekolah ... 78

3.3.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 81

4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ... 87

4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah ... 88

4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya sekolah ... 89

4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 90

4.5. Tingkat Kecendrungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 92

4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Budaya Sekolah ... 92

4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Kinerja Guru ... 93

4.8. Ringkasan uji Normalitas ... 94

4.9. Ringkasan Anava uji Linieritas X3 Atas X1 ... 94

4.10. Ringkasan Anava uji Linieritas X3 Atas X2 ... 95

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ... 112

2. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ... 127

3. Uji Reliabilitas Angket ... 130

4. Data Induk Penelitian ... 135

5. Perhitungan Statistik Dasar/Deskripsi Penelitian ... 138

6. Uji Kecendrungan Data ... 143

7. Perhitungan Uji Normalitas ... 146

8. Perhitungan Uji Linieritas dan Persamaan Regresi ... 158

9. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 176

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya

kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era

globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa

Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus

dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual,

kreativitas, moral, maupun tanggung jawab.

Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan

berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur

pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai

pendidikan tinggi. Mulyasa (2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang

pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan,

karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu

menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan

pembangunan.

Sardiman (2005:125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh

karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus

berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,

(15)

2

tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi

juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai

pembimbing yang mengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. Oleh karena itu

kuantitas guru berpengaruh terhadap siswa dalam belajar, yang berujung pada

peningkatan mutu pendidikan. Aspek kualitas yang dimaksudkan adalah tuntutan guru

yang lebih profesional

Tugas keprofesionalan guru menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 20 (a) adalah merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam

kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan

bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas keluaran atau lulusannya. Oleh karena itu kinerja guru merupakan

hal penting dalam penyelenggaraan sekolah khususnya dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

Tjutju Y (2002:60) guru sebagai tenaga kependidikan diharapkan dapat memiliki

kompetensi profesional yang ditandai sebagai berikut : 1) kemampuan untuk

mengembangkan kepribadian, 2) kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan,

3) kemampuan untuk menguasai bahan pengajaran, 4) kemampuan untuk menyusun

program pengajaran, 5) kemampuan untuk melaksanakan\ program pengajaran, 6)

kemampuan untuk menilai hasil dan PBM yang telah dilaksanakan, 7) kemampuan

(16)

3

administrasi sekolah, 9) kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat sejawat,

10) kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian sederhana.

Profesionalitas dan kualitas kerja para guru tersebut merupakan salah satu

faktor penting yang sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan dalam

bidang pendidikan. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru juga merupakan indikasi

dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya

mengajar, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen terhadap

sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan

sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen

sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya organisasi sekolah, guru, karyawan maupun

anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (1995:152). Ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a)

Kepemimpinan kepala sekolah; b) Budaya sekolah; c) Harapan-harapan; dan d)

Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian jelaslah bahwa efektivitas

kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah akan ikut menentukan baik

buruknya tingkat kinerja guru.

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan

kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala

sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam

meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya,

(17)

4

tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas

kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang

diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju,

sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap

kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan

pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan

menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki

komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala

sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui

program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah

harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta

keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai

seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan

perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha

mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja bawahan dengan membangun kesadaran

para gurunya mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong

perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah

sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah tersebut akan terus berusaha menyamakan

persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha mereka ke

(18)

5

Dengan demikian, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan kebutuhan dan harapan para gurunya. Gaya kepemimpinan

transformasional akan dapat dipersepsi positif jika dapat memenuhi atau mendekati

harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika gaya kepemimpinan kepala

sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara kepala sekolah dan guru

dapat bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah,

akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat dan loyalitas

kepada sekolah.

Kinerja guru juga dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah. Budaya/

organisasi sekolah adalah suasana bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam

organisasi pendidikan Pidarta (1995:176). Dengan terciptanya iklim organisasi/budaya

sekolah yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu

untuk bekerja lebih efektif dan efesien. Hal tersebut mencerminkan bahwa budaya

sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.

Namun dalam kenyataannya kinerja guru menurut Supardi (2013:54) kinerja

guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang

guru dalam melaksanakan tugasnya di SMP serta menggambarkan adanya suatu

perbuatan yang ditampilkan guruselama melakukan aktivitas pembelajaran. sangat

sedih dan memprihatinkan. Hal yang sama disampaikan oleh Sagala (2011:38)

menyatakan bahwa kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal, guru melaksanakan

tugasnya hanya sebagai tugas rutin, inovasi bagi guru relatif tertutup, kreatifitasnya

bukan bagian dari prestasi. Menegaskan bahwa kinerja guru terutama di daerah-daerah

(19)

6

kinerja dan prilaku menurut Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan

InstrumenPenilaian Kinerja Guru (IPKG) Tahun 2010 yang meliputi tiga komponen

yaitu: 1) rencana pembelajaran,; 2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) penilaian

pembelajaran.

Fakta rendahnya kinerja guru diperlihatkan oleh hasil survey kemendikbud

mengatakan hasil rata-rata UKG hanya 44,5 (dalam butir angka %). Salah satu hasil

UKA yang menyebabkan rendahnya hasil UKA Sumatera Utara adalah hasil UKA

Kabupaten Batu Bara adanya pengumuman hasil sertifikasi guru 2014 dari kementerian

pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud) Muhammad Nuh.

Selain itu berdasarkan hasil observasi awal bulan Januari 2014 yang dilakukan

terhadap guru-guru SMP di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara memperlihatkan

bahwa rendahnya kinerja dengan indiaksi: 1. Kepemimpinan transformasional kepala

sekolah 2. Budaya sekolah 3. Kinerja sekolah tersebut berdasrkan fakta dan fenomena

di atas bahwa terhadap permasalahan rendahnya kinerja guru khususnya guru-guru di

tingkat SMPKecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja guru, bahkan kinerja

tersebutkan akan menjadi optimal, seperti yang dikemukakan Saerozi (2005:2)

bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya

sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Menurut MalthisdanJackson(2001:82)

terdapat faktor yangmempengaruhikinerjaindividu,yaitu: 1) kemampuan;2) motivasi; 3)

dukungan fasilitas; 4) jenis pekerjaanyangmerekalakukan; dan 5)

hubungandenganorganisasi.

(20)

7

sekolah baik kepala sekolah, budaya/ iklim sekolah, guru, pegawai, maupun anak didik.

Pidarta (1995) dalam Saerozi (2005:2) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan tugasnya yaitu : 1) kepemimpinan; 2)

budaya sekolah; 3) harapan-harapan; dan 4) kepercayaan personalia.

Berdasarkan pandangan di atas, dapat didefinisikan beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja yaitu: 1) kesejahteraan; 2) semangat kerja; 3) karakter pribadi.

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja dan tidak mungking diteliti secara

bersama atau sekaligus, karena keterbatasaan peneliti dari segi waktu kemampuan

metodologi, biaya dan minat peneliti sehingga faktor yang diduga dalam mempengaruhi

kinerja dibatasi pada faktor kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya

sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjaguru sebagi

berikut: (1) Apakah kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru?

(2) Apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru? (3) Apakah

kepemimpinan dan budaya sekolah secara bersama-sama dapat mempengaruhi

kinerja guru?. 4) Budaya organisasi kepala sekolah masih belum terealisasi; 5)

Kurangnya komunikasi dan hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan

bawahannya yaitu guru dan staf pengajar lainnya.

C. Batasan Masalah

Melihat kompleksnya permasalahan yang mempengaruhi kinerja guru

(21)

8

keterbatasan peneliti dari segi waktu, keuangan metodologi dan minat peneliti,

kesalahan yang akan dipelajari dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kinerja yang

diduga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan budaya sekolah terhadap kinerja

guru dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Dengan demikian masalah utama

peneliti adalah kinerja guru yang diduga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala

sekolah dan budaya sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dapat

dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batubara.

2. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru di

SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

3. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batubara.

4. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional

kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya sekolah di SMP Negeri

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

(22)

9

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan data empirik,

meng-analisis data, menemukan model hasil meng-analisis serta menguji kebermaknaan pengaruh

kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Adapun

tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batubara.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru di

SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batubara.

4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya sekolahdi SMP Negeri Kecamatan Air

Putih Kabupaten Batubara.

F. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penelitian ini akan bermanfaat:

1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Batubara, sebagai informasi dalam menyusun

kebijakan peningkatan kinerja guru yang dipengaruhi oleh kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah

2. Bagi Kepala Sekolah dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, dan

mengembangkan kinerja guru yaitu (1) prestasi peserta didik; (2) kesempatan

(23)

10

3. Bagi guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara untuk dijadikan

pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan

pola pengembangan kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batubara.

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan dan perbandingan dalam melaksanakan

(24)

109

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat

diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung positif

terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara,

artinya semakin baik Kepemimpinan transformasional kepala sekolahmaka semakin

baik juga kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

2. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru di SMP

Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara, artinya semakin baik budaya

organisasi maka semakin baik juga kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batubara.

B. Implikasi

Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional kepala sekolah, budaya sekolah, dan kinerja guru dapat meningkatkan

kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan

(25)

110

1. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui PeningkatanKepimimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni kepemimpinan transformasional

kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kepemimpinan

transformasional kepala sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah

implikasi terkait dengan upaya peningkatan kepemimpinan transformasional kepala

sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk

membantu guru dan muridnya. Didalam kepemimpinnya kepala harus dapat

memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di

lingkunagn sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah

harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja sesorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu

memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk

melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik.

Sebagai pemimipin yang mempunyai pengaruh, kepala sekolah berusaha agar nasehat,

saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat

mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang

dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan

(26)

111

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah ahrus

melakaukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi,

manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya.

Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk

mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh

kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu kepala

sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi

(human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan

kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak kearah pencapaian tujuan

melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif. Oleh

karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan mengarah kepada usaha

meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam

melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala sekolah harus melakukan

supervisi sekolah yang memungkinkan kegiatan operasional itu berlangsung dengan

baik.

Melihat pentingnya fungsi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan

kinerja guru, maka usaha untuk meningkatkan kinerja yang lebih tinggi bukanlah

merupakan pekerjaan yang mudah bagi kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah

harus terus mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk dapat menjadi kepala

(27)

112

2. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Budaya Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni budaya sekolahberpengaruh

langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja guruadalah

dengan meningkatkan budaya sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan

sejumlah implikasi terkait dengan upaya budaya sekolah.

Budaya sekolah terefleksikan dalam aktivitas ritual, harapan, interaksi dalam

aktivitas sehari-hari, pengembangan kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, proses

pengambilan keputusan, dan pelepasan lulusan Membangun cita-cita, menetapkan

target yang kompetitif, membangun kebiasaan kerja sama, berkompetisi, dan

menghargai prestasi yang terus dikembangkan secara berulang-ulang adalah bagian

dari langkah kongkrit membangun budaya sekolah.

Dengan demikian jelas bahwa budaya sekolah pada dasarnya merefleksikan

cara berpikir warga sekolah dalam melakukan pembaharuan. Hasil studi membuktikan

bahwa budaya sekolah tidak jatuh dari langit melainkan hasil kreasi dari seluruh warga

sekolah dalam membangun kebiasaan baik sehingga melembaga menjadi tradisi.

Budaya organisasi sekolah itu tidak muncul dengan sendirinya. Ia perlu

diciptakan dan dibina agar dapat bertahan lama. Untuk menciptakan lingkungan belajar

mengajar yang sehat dan produktif.

Budaya sekolah yang kondusif-akademik baik fisik maupun non fisik merupakan

landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena

itu, sekolah perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan

(28)

113

diharapkan tercipta suasana yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran

dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan.

Budaya atau iklim yang kondusif menurut mencakup: 1) lingkungan yang aman,

nyaman dan tertib; 2) ditunjang oleh optimisme dan harapan warga sekolah; 3)

kesehatan sekolah; dan 4) kegiatan-kegiatan yang berpusat pada perkembangan

peserta didik Seperti halnya iklim fisik, suasana kerja yang tenang dan menyenangkan

juga akan membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan. Untuk itu semua pihak

sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis, serta menciptakan

lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.

3. Upaya Meningkatkan Budaya Sekolah Melalui Peninglatan Kepemimpinan Transformasional

Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni kepemimpinan transformasional

kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap budaya sekolah, maka upaya

meningkatkan budaya sekolah adalah dengan meningkatkan kepemimpinan

transformasional. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait

dengan upaya kepemimpinan transformasional.

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah peroses dimana pimpinan dan

para bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih

tinggi. Untuk memperjelas posisi kepemimpian transformasional (mentransformasi

nilai-nilai) ia membedakannya dengan kepemimpinan transaksional (jual beli nilai-nilai-nilai).

Dalam pengertian lainnya, pemimpin transformasional mencoba untuk membangun

kesadaran para bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas

(29)

114

Seorang pemimpin dikatakan transformasional diukur dari tingkat kepercayaan,

kepatuhan, kekaguman, kesetiaan dan rasa hormat para pengikutnya. Para pengikut

pemimpin transformasional selalu termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

untuk mencapai sasaran organisasi.

Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan

transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut: 1)

memahami visi dan misi organisasi; 2) memahami lingkungan organisasi melalui

analisis lingkungan strategis (SWOT); 3) merumuskan rencana strategis organisasi; 4)

menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis

pada seluruh anggota organisasi; 5) mengendalikan rencana strategis melalui

manajemen pengawasan yang tepat; 6) memahami kebutuhan para pegawai; 7)

memahami kapasitas para pegawai; 8) mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan

kapasitas pegawai; dan 9) mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.

Kepemimpian Transformasional ini memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan

karismatik. Karisma merupakan bagian yang sangat penting dalam Kepemimpinan

Transformasional, namun karisma itu tidak cukup untuk melakukan proses

transformasi. Perbedaan yang paling menonjol adalah para pemimpin transformasional

mencoba untuk memberikan kekuasaan sesuai dengan kapasitas kewenangan

masing-masing dan memberdayakan bawahan tetapi pada kepemimpinan karismatik boleh jadi

pemimpin mencoba untuk membuat para pengikutnya tetap lemah agar selalu merasa

(30)

115

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil

penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kinerjaguru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki

kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, masyarakat

umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah,

anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja

sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan kinerja guru.

Karena kinerja guruakan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara untuk memberikan pembinaan

secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan

Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kinerja yang

baik.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang

berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, manajemen yang

berkualitas, pembiayaan,sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan,

insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan

(31)

116

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership, Menuju Ekolah Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.

Ardansyah, Muhammad. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja Terhdap Kinerja Guru SMK Negeridi Kota Medan. Tesis Tidak Diterbitkan. Mean: Proggram Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta

Bass, B.M. 1997. Des Transactional – Transformational Leadership Paradigma

Transcend Organizational and National Boundaries? Journal American

Psychologist.

Bass, B.M. and Avolio, B.J, 1994, Improving Organizational Effectiveness through

Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks

Blalock, Jr, Hubert M. 2004. Race and Ethnic Relations. New Jersey: Prentice-Hall, Inc

Burhanudin Harahap.2000. Supervisi Pendidikan yang dilaksanakan oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik, dan Pengawas. Jakarta: Damai Jaya

Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan

Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks

Hartini, Y.2009. Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi dan

Motivasi Berprestasi. Phronesis. Bandung: Refika Aditama.

Hariandja, Marihot Tua Efendi (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.

Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta

Harsiwi, T. M. 2000 . Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pria Manajer dan Wanita Manajer

terhadap Kepuasan Kerja Bawahan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Hasibuan, Malayu S.P.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

(32)

117

Kartono, kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Edisi baru. Cetakan kesembilan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusnadi. 2003. Masalah , Kerjasama, Konflik, dan Kinerja. Tanada. Malang

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership : Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Leithwood, K. & Jantzi, D. 2000. The effects of transformational leadership on organizational conditions and student engagement with school. Journal of

Educational Administration, 38(2)

Lumbanraja, Basaria. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Terbuka. Medan

Luthans F. 2006. Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan

MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mathis, Robert L dan John H. 2006. Human Resource Management: Managemen

Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana Angelina. Jakarta: Salemba

Empat.

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Nasution. 1991. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Pidarta. 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Seri Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Razik, Taher A., Swanson, Austin D.1995. Fundamental Concepts of Educational

Leadership and Management,New Jersey. Prentice Hall.

Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008. Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis jalur. Bandung: Alfabeta.

Ruky. , Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

(33)

118

Singgih Santoso, 2002, Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komoutindo.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan

Aplikasi. Jakarta : Grasindo.

Tjutju Y. 2002. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Mutu

Sekolah Dasar. Disertasi

Tjiptono, Fandy & Titus Odong. (2000). Perspektif Manajemen dan Pemasaran

kontemporer. Yogyakarta : Andi

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen.

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman Husaini, Manajemen:2009 Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer, 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman dan Akbar. 2008. Pengantar Statistik, Edisi Ke 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjosumidjo.2004. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2005. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Ofset

Yukl, Gary. 1994. Leadership in Organisazion (terjemahan): Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Buana Ilmu populer.

Yusak, Burhanuddin. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

(34)

119

Gambar

Gambar
Tabel                Halaman 3.1Data Jumlah GuruSMP Negeri Kec. Air Putih ..........................................

Referensi

Dokumen terkait

Latri Wardani/A210110093; KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA. Skripsi,

Hasil temuan penelitian adalah terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMP di

Agar kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan karyawan di MTs Muhammadiyah berjalan dengan baik, maka kepala sekolah diharapkan

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu sekolah yang ada Di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung, dari

Penelitian ini disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah, etos kerja guru, dan kompetensi pedagogik berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi supervisi pengawas, gaya kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah X1, Profesional Guru X2 dan Budaya Kerja X3 secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru Ydi Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Sibolga Utara

Berdasarkan penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Produktifitas Kerja dan Budaya Sekolah terhadap Efektifitas Organisasi di SMP Negeri Se-Kecamatan