PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH
KAB. BATU BARA
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh : MILA WAHYUNI
NIM. 8126132018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVESITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Mila Wahyuni. NIM. 8126132018. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara. Program Pasca sarjana Universitas Negeri Medan 2014.
ii
ABSTRACT
Mila Wahyuni. NIM. 8126132018. Effect ofTransformational Leadership principal and SchoolCulture to Teachers Performance in Secondary Schools in Air Putih subdistrict Batubara District. Post Graduate Program, State University of Medanin 2014.
This study aimed to determine: (1) the effect transformational leadership principal to teacher performance; (2) the effect school culture to teacher performance. Path analysis research method is aimed to obtain the effect of exogenous variables on endogenous variables of research. Subjects were teacher Secondary Schools in Air Putih subdistrict Batubara District, with sample of 119 people. Sampling is done by random sampling. Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a effect leadership principal to teacher performance by tcount ρ31> ttabel α=5%(3,429 > 1,657); (2) there is effect school culture to teacher
performance by tcount ρ32 > ttabel α=5% (3,118 > 1,657). The results of the study gives an overview
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang selalu
memberikan rahmad-Nya. Sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan
untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Tesis ini berjudul ” Pe garuh Kepe i pi a Tra sfor asio al Kepala Sekolah da Budaya
Sekolah Terhadap Ki erja Guru di SMP Negeri Seke a ata Air Putih Ka upate Batu Bara”.
Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan
usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.
2. Terimakasih saya kepada Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS, Kons. selaku pembimbing I dan II yang selalu banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasehat kepada penulis dalam penyelesaian
tesis ini
3. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Dr. Ir. P. Siburian, M.Pd sebagai ketua dan sekretaris
Program studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
4. Bapak Prof. Dr. Sahat Sigian, M.Pd, Dr. Arif Rahman, M.Pd, Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku narasumber yang banyak memberikan saran dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Direktur, Asisten Direkur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin untuk
iv
7. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh guru SMP kecamatan Air Putih yang telah
membantu dalam pelaksanaan uji coba instrument sampai pengumpulan data
penelitian.
8. Teristimewa untuk ke dua orang tua yang paling tersayang dan paling terhormat,
kepada Ayahanda Masri, Ibunda Dahliani Manungkalit yang telah memberikan kasih
sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan keiklasan,
dan kakanda Fandi Azri, Kakanda Irmayani, Adinda Jamiatul Fauzia, Supriayadi, Hafiz
Hidayat, keponakan tercinta Raisya Putri Sahwa, Aira Yasmin, M. Al-Fathi, terkusus
kakanda Budi Ismoyo serta keluarga besar Bapak Sunaryo dan Ibu Nurmini yang telah
memberikan kasih sayang, senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang
tiada terhingga dan dorongan motivasi serta Doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanankan.
9. Teman-teman AP khususnya angkatan XXI kelas B2 eksekutif, yang banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini
10.Kepala Sekolah SMK. T. Amir Hamzah Indrapura Bapak Ir. M. Yakup, dan Keluarga besar
SMK. T. Amir Hamzah Indrapura yang banyak memberikan kesempatan, dukungan
v KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2. Kepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah ... 26
a. Defenisi Kepemimpinan ... 26
b. Kepemimpinan Transformasional ... 30
c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional ... 35
d. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 38
e. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 41
f. Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru ... 47
3. BudayaSekolah ... 53
a. Defenisi BudayaSekolah ... 53
b. Dimensi Budaya Sekolah ... 59
vi
C. Kerangka Berpikir ... 68
1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru ... 68
2. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 68
3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Melalui Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 69
D. Hipotesis Penelitian ... 71
D. Variabel dan Definisi Operasional ... 74
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 75
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 70
4.1 Histogram Distribusi Skor Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 88
4.2 Histogram Distribusi Skor Budaya Sekolah ... 90
4.3 Histogram Distribusi Skor Kinerja Guru ... 91
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1Data Jumlah GuruSMP Negeri Kec. Air Putih ... 73
3.2 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi ... 73
3.3. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru ... 76
3.4. Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah .. 77
3.5. Kisi-kisi Instrumen BudayaSekolah ... 78
3.3.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 81
4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ... 87
4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah ... 88
4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya sekolah ... 89
4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 90
4.5. Tingkat Kecendrungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 92
4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Budaya Sekolah ... 92
4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Kinerja Guru ... 93
4.8. Ringkasan uji Normalitas ... 94
4.9. Ringkasan Anava uji Linieritas X3 Atas X1 ... 94
4.10. Ringkasan Anava uji Linieritas X3 Atas X2 ... 95
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian ... 112
2. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ... 127
3. Uji Reliabilitas Angket ... 130
4. Data Induk Penelitian ... 135
5. Perhitungan Statistik Dasar/Deskripsi Penelitian ... 138
6. Uji Kecendrungan Data ... 143
7. Perhitungan Uji Normalitas ... 146
8. Perhitungan Uji Linieritas dan Persamaan Regresi ... 158
9. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 176
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang
dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era
globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa
Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual,
kreativitas, moral, maupun tanggung jawab.
Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan
berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur
pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi. Mulyasa (2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang
pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan,
karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu
menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan.
Sardiman (2005:125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh
karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus
berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
2
tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi
juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai
pembimbing yang mengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. Oleh karena itu
kuantitas guru berpengaruh terhadap siswa dalam belajar, yang berujung pada
peningkatan mutu pendidikan. Aspek kualitas yang dimaksudkan adalah tuntutan guru
yang lebih profesional
Tugas keprofesionalan guru menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 20 (a) adalah merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam
kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan
bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas keluaran atau lulusannya. Oleh karena itu kinerja guru merupakan
hal penting dalam penyelenggaraan sekolah khususnya dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Tjutju Y (2002:60) guru sebagai tenaga kependidikan diharapkan dapat memiliki
kompetensi profesional yang ditandai sebagai berikut : 1) kemampuan untuk
mengembangkan kepribadian, 2) kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan,
3) kemampuan untuk menguasai bahan pengajaran, 4) kemampuan untuk menyusun
program pengajaran, 5) kemampuan untuk melaksanakan\ program pengajaran, 6)
kemampuan untuk menilai hasil dan PBM yang telah dilaksanakan, 7) kemampuan
3
administrasi sekolah, 9) kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat sejawat,
10) kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian sederhana.
Profesionalitas dan kualitas kerja para guru tersebut merupakan salah satu
faktor penting yang sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan dalam
bidang pendidikan. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru juga merupakan indikasi
dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya
mengajar, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen terhadap
sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen
sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya organisasi sekolah, guru, karyawan maupun
anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (1995:152). Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a)
Kepemimpinan kepala sekolah; b) Budaya sekolah; c) Harapan-harapan; dan d)
Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian jelaslah bahwa efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah akan ikut menentukan baik
buruknya tingkat kinerja guru.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya,
4
tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas
kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang
diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju,
sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap
kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan
pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala
sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui
program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah
harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta
keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai
seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan
perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha
mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja bawahan dengan membangun kesadaran
para gurunya mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong
perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah
sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah tersebut akan terus berusaha menyamakan
persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha mereka ke
5
Dengan demikian, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan kebutuhan dan harapan para gurunya. Gaya kepemimpinan
transformasional akan dapat dipersepsi positif jika dapat memenuhi atau mendekati
harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika gaya kepemimpinan kepala
sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara kepala sekolah dan guru
dapat bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah,
akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat dan loyalitas
kepada sekolah.
Kinerja guru juga dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah. Budaya/
organisasi sekolah adalah suasana bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam
organisasi pendidikan Pidarta (1995:176). Dengan terciptanya iklim organisasi/budaya
sekolah yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu
untuk bekerja lebih efektif dan efesien. Hal tersebut mencerminkan bahwa budaya
sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.
Namun dalam kenyataannya kinerja guru menurut Supardi (2013:54) kinerja
guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang
guru dalam melaksanakan tugasnya di SMP serta menggambarkan adanya suatu
perbuatan yang ditampilkan guruselama melakukan aktivitas pembelajaran. sangat
sedih dan memprihatinkan. Hal yang sama disampaikan oleh Sagala (2011:38)
menyatakan bahwa kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal, guru melaksanakan
tugasnya hanya sebagai tugas rutin, inovasi bagi guru relatif tertutup, kreatifitasnya
bukan bagian dari prestasi. Menegaskan bahwa kinerja guru terutama di daerah-daerah
6
kinerja dan prilaku menurut Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan
InstrumenPenilaian Kinerja Guru (IPKG) Tahun 2010 yang meliputi tiga komponen
yaitu: 1) rencana pembelajaran,; 2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) penilaian
pembelajaran.
Fakta rendahnya kinerja guru diperlihatkan oleh hasil survey kemendikbud
mengatakan hasil rata-rata UKG hanya 44,5 (dalam butir angka %). Salah satu hasil
UKA yang menyebabkan rendahnya hasil UKA Sumatera Utara adalah hasil UKA
Kabupaten Batu Bara adanya pengumuman hasil sertifikasi guru 2014 dari kementerian
pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud) Muhammad Nuh.
Selain itu berdasarkan hasil observasi awal bulan Januari 2014 yang dilakukan
terhadap guru-guru SMP di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara memperlihatkan
bahwa rendahnya kinerja dengan indiaksi: 1. Kepemimpinan transformasional kepala
sekolah 2. Budaya sekolah 3. Kinerja sekolah tersebut berdasrkan fakta dan fenomena
di atas bahwa terhadap permasalahan rendahnya kinerja guru khususnya guru-guru di
tingkat SMPKecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja guru, bahkan kinerja
tersebutkan akan menjadi optimal, seperti yang dikemukakan Saerozi (2005:2)
bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya
sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Menurut MalthisdanJackson(2001:82)
terdapat faktor yangmempengaruhikinerjaindividu,yaitu: 1) kemampuan;2) motivasi; 3)
dukungan fasilitas; 4) jenis pekerjaanyangmerekalakukan; dan 5)
hubungandenganorganisasi.
7
sekolah baik kepala sekolah, budaya/ iklim sekolah, guru, pegawai, maupun anak didik.
Pidarta (1995) dalam Saerozi (2005:2) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan tugasnya yaitu : 1) kepemimpinan; 2)
budaya sekolah; 3) harapan-harapan; dan 4) kepercayaan personalia.
Berdasarkan pandangan di atas, dapat didefinisikan beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja yaitu: 1) kesejahteraan; 2) semangat kerja; 3) karakter pribadi.
Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja dan tidak mungking diteliti secara
bersama atau sekaligus, karena keterbatasaan peneliti dari segi waktu kemampuan
metodologi, biaya dan minat peneliti sehingga faktor yang diduga dalam mempengaruhi
kinerja dibatasi pada faktor kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya
sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjaguru sebagi
berikut: (1) Apakah kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru?
(2) Apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru? (3) Apakah
kepemimpinan dan budaya sekolah secara bersama-sama dapat mempengaruhi
kinerja guru?. 4) Budaya organisasi kepala sekolah masih belum terealisasi; 5)
Kurangnya komunikasi dan hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan
bawahannya yaitu guru dan staf pengajar lainnya.
C. Batasan Masalah
Melihat kompleksnya permasalahan yang mempengaruhi kinerja guru
8
keterbatasan peneliti dari segi waktu, keuangan metodologi dan minat peneliti,
kesalahan yang akan dipelajari dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kinerja yang
diduga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan budaya sekolah terhadap kinerja
guru dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Dengan demikian masalah utama
peneliti adalah kinerja guru yang diduga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala
sekolah dan budaya sekolah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dapat
dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batubara.
2. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru di
SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.
3. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batubara.
4. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional
kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.
9
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan data empirik,
meng-analisis data, menemukan model hasil meng-analisis serta menguji kebermaknaan pengaruh
kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Adapun
tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batubara.
2. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kinerja guru di
SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.
3. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap budaya sekolah di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batubara.
4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya sekolahdi SMP Negeri Kecamatan Air
Putih Kabupaten Batubara.
F. Manfaat Penelitian
Apabila tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penelitian ini akan bermanfaat:
1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Batubara, sebagai informasi dalam menyusun
kebijakan peningkatan kinerja guru yang dipengaruhi oleh kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah
2. Bagi Kepala Sekolah dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, dan
mengembangkan kinerja guru yaitu (1) prestasi peserta didik; (2) kesempatan
10
3. Bagi guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara untuk dijadikan
pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan
pola pengembangan kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batubara.
4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan dan perbandingan dalam melaksanakan
109
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat
diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung positif
terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara,
artinya semakin baik Kepemimpinan transformasional kepala sekolahmaka semakin
baik juga kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.
2. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru di SMP
Negeri Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara, artinya semakin baik budaya
organisasi maka semakin baik juga kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batubara.
B. Implikasi
Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, budaya sekolah, dan kinerja guru dapat meningkatkan
kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan
110
1. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui PeningkatanKepimimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni kepemimpinan transformasional
kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya
meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah
implikasi terkait dengan upaya peningkatan kepemimpinan transformasional kepala
sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk
membantu guru dan muridnya. Didalam kepemimpinnya kepala harus dapat
memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di
lingkunagn sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah
harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja sesorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu
memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk
melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik.
Sebagai pemimipin yang mempunyai pengaruh, kepala sekolah berusaha agar nasehat,
saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat
mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang
dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan
111
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah ahrus
melakaukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi,
manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya.
Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk
mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi
(human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan
kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak kearah pencapaian tujuan
melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif. Oleh
karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan mengarah kepada usaha
meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala sekolah harus melakukan
supervisi sekolah yang memungkinkan kegiatan operasional itu berlangsung dengan
baik.
Melihat pentingnya fungsi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru, maka usaha untuk meningkatkan kinerja yang lebih tinggi bukanlah
merupakan pekerjaan yang mudah bagi kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah
harus terus mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk dapat menjadi kepala
112
2. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Budaya Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni budaya sekolahberpengaruh
langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja guruadalah
dengan meningkatkan budaya sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan
sejumlah implikasi terkait dengan upaya budaya sekolah.
Budaya sekolah terefleksikan dalam aktivitas ritual, harapan, interaksi dalam
aktivitas sehari-hari, pengembangan kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, proses
pengambilan keputusan, dan pelepasan lulusan Membangun cita-cita, menetapkan
target yang kompetitif, membangun kebiasaan kerja sama, berkompetisi, dan
menghargai prestasi yang terus dikembangkan secara berulang-ulang adalah bagian
dari langkah kongkrit membangun budaya sekolah.
Dengan demikian jelas bahwa budaya sekolah pada dasarnya merefleksikan
cara berpikir warga sekolah dalam melakukan pembaharuan. Hasil studi membuktikan
bahwa budaya sekolah tidak jatuh dari langit melainkan hasil kreasi dari seluruh warga
sekolah dalam membangun kebiasaan baik sehingga melembaga menjadi tradisi.
Budaya organisasi sekolah itu tidak muncul dengan sendirinya. Ia perlu
diciptakan dan dibina agar dapat bertahan lama. Untuk menciptakan lingkungan belajar
mengajar yang sehat dan produktif.
Budaya sekolah yang kondusif-akademik baik fisik maupun non fisik merupakan
landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena
itu, sekolah perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan
113
diharapkan tercipta suasana yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran
dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan.
Budaya atau iklim yang kondusif menurut mencakup: 1) lingkungan yang aman,
nyaman dan tertib; 2) ditunjang oleh optimisme dan harapan warga sekolah; 3)
kesehatan sekolah; dan 4) kegiatan-kegiatan yang berpusat pada perkembangan
peserta didik Seperti halnya iklim fisik, suasana kerja yang tenang dan menyenangkan
juga akan membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan. Untuk itu semua pihak
sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis, serta menciptakan
lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.
3. Upaya Meningkatkan Budaya Sekolah Melalui Peninglatan Kepemimpinan Transformasional
Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni kepemimpinan transformasional
kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap budaya sekolah, maka upaya
meningkatkan budaya sekolah adalah dengan meningkatkan kepemimpinan
transformasional. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait
dengan upaya kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transformasional adalah sebuah peroses dimana pimpinan dan
para bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih
tinggi. Untuk memperjelas posisi kepemimpian transformasional (mentransformasi
nilai-nilai) ia membedakannya dengan kepemimpinan transaksional (jual beli nilai-nilai-nilai).
Dalam pengertian lainnya, pemimpin transformasional mencoba untuk membangun
kesadaran para bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas
114
Seorang pemimpin dikatakan transformasional diukur dari tingkat kepercayaan,
kepatuhan, kekaguman, kesetiaan dan rasa hormat para pengikutnya. Para pengikut
pemimpin transformasional selalu termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
untuk mencapai sasaran organisasi.
Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut: 1)
memahami visi dan misi organisasi; 2) memahami lingkungan organisasi melalui
analisis lingkungan strategis (SWOT); 3) merumuskan rencana strategis organisasi; 4)
menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis
pada seluruh anggota organisasi; 5) mengendalikan rencana strategis melalui
manajemen pengawasan yang tepat; 6) memahami kebutuhan para pegawai; 7)
memahami kapasitas para pegawai; 8) mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan
kapasitas pegawai; dan 9) mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.
Kepemimpian Transformasional ini memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan
karismatik. Karisma merupakan bagian yang sangat penting dalam Kepemimpinan
Transformasional, namun karisma itu tidak cukup untuk melakukan proses
transformasi. Perbedaan yang paling menonjol adalah para pemimpin transformasional
mencoba untuk memberikan kekuasaan sesuai dengan kapasitas kewenangan
masing-masing dan memberdayakan bawahan tetapi pada kepemimpinan karismatik boleh jadi
pemimpin mencoba untuk membuat para pengikutnya tetap lemah agar selalu merasa
115
C. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil
penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kinerjaguru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki
kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, masyarakat
umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah,
anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja
sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan kinerja guru.
Karena kinerja guruakan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.
2. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara untuk memberikan pembinaan
secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan
Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kinerja yang
baik.
3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang
berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, manajemen yang
berkualitas, pembiayaan,sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan,
insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan
116
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership, Menuju Ekolah Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.
Ardansyah, Muhammad. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja Terhdap Kinerja Guru SMK Negeridi Kota Medan. Tesis Tidak Diterbitkan. Mean: Proggram Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta
Bass, B.M. 1997. Des Transactional – Transformational Leadership Paradigma
Transcend Organizational and National Boundaries? Journal American
Psychologist.
Bass, B.M. and Avolio, B.J, 1994, Improving Organizational Effectiveness through
Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks
Blalock, Jr, Hubert M. 2004. Race and Ethnic Relations. New Jersey: Prentice-Hall, Inc
Burhanudin Harahap.2000. Supervisi Pendidikan yang dilaksanakan oleh Guru, Kepala
Sekolah, Penilik, dan Pengawas. Jakarta: Damai Jaya
Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta : Rineka Cipta.
Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks
Hartini, Y.2009. Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi dan
Motivasi Berprestasi. Phronesis. Bandung: Refika Aditama.
Hariandja, Marihot Tua Efendi (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.
Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta
Harsiwi, T. M. 2000 . Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pria Manajer dan Wanita Manajer
terhadap Kepuasan Kerja Bawahan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Hasibuan, Malayu S.P.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
117
Kartono, kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Edisi baru. Cetakan kesembilan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kusnadi. 2003. Masalah , Kerjasama, Konflik, dan Kinerja. Tanada. Malang
Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership : Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Leithwood, K. & Jantzi, D. 2000. The effects of transformational leadership on organizational conditions and student engagement with school. Journal of
Educational Administration, 38(2)
Lumbanraja, Basaria. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Terbuka. Medan
Luthans F. 2006. Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mathis, Robert L dan John H. 2006. Human Resource Management: Managemen
Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana Angelina. Jakarta: Salemba
Empat.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Nasution. 1991. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Pidarta. 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Seri Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Razik, Taher A., Swanson, Austin D.1995. Fundamental Concepts of Educational
Leadership and Management,New Jersey. Prentice Hall.
Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008. Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis jalur. Bandung: Alfabeta.
Ruky. , Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
118
Singgih Santoso, 2002, Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komoutindo.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan
Aplikasi. Jakarta : Grasindo.
Tjutju Y. 2002. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Mutu
Sekolah Dasar. Disertasi
Tjiptono, Fandy & Titus Odong. (2000). Perspektif Manajemen dan Pemasaran
kontemporer. Yogyakarta : Andi
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen.
Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman Husaini, Manajemen:2009 Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Moh. Uzer, 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman dan Akbar. 2008. Pengantar Statistik, Edisi Ke 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahjosumidjo.2004. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2005. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Ofset
Yukl, Gary. 1994. Leadership in Organisazion (terjemahan): Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Buana Ilmu populer.
Yusak, Burhanuddin. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
119