• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SMA KECAMATAN SEI RAMPAH KABUPATEN SERGAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SMA KECAMATAN SEI RAMPAH KABUPATEN SERGAI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONALKEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA

ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SMA KECAMATAN SEI RAMPAH

KABUPATEN SERGAI

Proposal Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YANTI HANDAYANI NIM. 8106131040

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONALKEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA

ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SMA KECAMATAN SEI RAMPAH

KABUPATEN SERGAI

Proposal Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YANTI HANDAYANI NIM. 8106131040

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Yanti Handayani. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi Dengan Kinerja Guru Di SMA Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Sergai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kinerja guru di SMA Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Sergapengui. Penelitian ini menggunakan statistik korelasional dengan responden sebanyak 84 guru SMA di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Sergai. Pengumpulan data persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan kinerja guru diperoleh melalui kuesioner.

Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi sederhana, regresi, korelasi ganda dan korelasi parsial. Hasil temuan penelitian adalah terdapat hubungan yang positif antara: (1) Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru dengan ry1 sebesar 0,2381 dengan persamaan regresi Ý = 31,536 + 0,470X1, (2) Budaya organisasi dengan

kinerja guru dengan ry2 sebesar 0,2670 persamaan regresi Ý = 36,450+ 0,395X2dan persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama sama dengan kinerja guru dengan ry12 sebesar 0,3096 dengan regresiÝ = 68,990 + 0,327X1+ 0,313X2

Besarnya korelasi parsial antara persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y) bila budaya

organisasi (X2)dianggap konstan adalah 0,466 dan korelasi parsial antara budaya

organisasi (X2) dengan kinerja guru (Y) bila persepsi terhadap kepemimpinan

transformasional kepala sekolah (X1)dianggap konstan adalah 0,541.

(6)

ABSTRACT

Yanti Handayani. The Relationship between Perception Of Transformational Leadership and Organizational Culture Principal Teacher Performance With High School District District Sei Rampah Sergai.

This study aimed to determine the relationship of perception of principal transformational leadership and organizational culture with the performance of teachers in the school district Rampah Sei Sergapengui district. This study used statistical correlation with the respondents, 84 high school teachers in District Sei Rampah Sergai district. Data collection perceptions of principal transformational leadership, organizational culture and teacher performance is obtained through a questionnaire.

Data were analyzed by using a simple correlation, regression, correlation and multiple partial correlation. The findings of the study is that there is a positive relationship between: (1) Perceptions of transformational leadership principals with teacher performance with ry1 at 0.2381 with a regression equation Ý = 31.536 + 0.470 X1, (2) organizational culture with the performance of teachers with ry2 at 0 , 2670 regression equation Ý = 36.450 + 0.395 X2dan perceptions of principal transformational leadership and organizational culture along with the performance of teachers with at 0.3096 with a regression ry12 Ý = 68.990 + 0.327 X1 + 0.313 X2

The magnitude of the partial correlation between perceptions of transformational leadership principals (X1) with teacher performance (Y) when the culture of the organization (X2) is considered constant is 0.466 and the partial correlation between organizational culture (X2) with teacher performance (Y) when the perception of transformational leadership head school (X1) is considered constant is 0.541.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat penelitian... 10

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Kerangka Teoretis... 12

1. Kinerja Guru... 12

2. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 18

3. Budaya Organisasi ... 46

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 62

C. Kerangka Berpikir... 64

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian... 69

BAB III : METODE PENELITIAN ... 71

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 71

B. Metode Penelitian ... 71

(8)

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 73

E. Defenisi Operasional Variabel... 74

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 77

G. Uji Coba Instrumen... 81

H. Teknik Anlisa Data ... 84

BAB IV : HASIL PENELITIAN... 91

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 91

1. Data Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Transforma sional Kepala Sekolah... 91

2. Data Budaya Organisasi ... 93

3. Data Kinerja Guru ... 95

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 96

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 99

1. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 99

2. Uji Normalitas... 101

3. Uji Homogenitas ... 102

4. Uji Independen Variabel Bebas ... 103

D. Pengujian Hipotesis ... 104

E. Temuan Penelitian ... 108

F. Pembahasan Penelitian ... 109

G. Keterbatasan Penelitian ... 115

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 117

A. Simpulan... 117

B. Implikasi Hasil Penelitian... 118

C. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 120

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Perbedaan Karateristik Kepemimpinan Transformasional

Transaksional dan Kharismatik... 37

2 Penyebaran Populasi Guru SMA Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai ... 73

3 Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transforma sional Kepala Sekolah... 78

4 Kisi-Kisi Instrumen Budaya Organisasi ... 79

5 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru... 80

6 Ringkasan Deskripsi Data Penelitian... 91

7 Distribusi Frekuensi Data Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 92

8 Distribusi Frekuensi Data Budaya Organisasi ... 94

9 Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru ... 95

10 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 97

11 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 98

12 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru ... 98

13 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X1... 99

14 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X2... 100

15 Ringkasan Analisis Regresi Ganda ... 101

16 Rangkuman Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian... 102

(10)

18 Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y dan Uji

Keberartiannya ... 104

19 Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 105

20 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi dan Uji Keberartian Variabel X1 dan X2 dengan Y... 106

21 Uji Coba Instrumen Angket Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 125

22 Perhitungan Validitas Instrumen Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 127

23 Uji Coba Instrumen Angket Budaya Organisasi... 134

24 Hasil Perhitungan Validitas Angket Budaya Organisasi ... 136

25 Uji Coba Instrumen Angket Kinerja Guru... 143

26 Hasil Perhitungan Validitas Angket Kinerja Guru ... 145

27 Data Hasil Penelitian... 150

28 Distribusi Frekuensi Data Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 153

29 Distribusi Frekuensi Data Budaya Organisasi ... 156

30 Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru ... 159

31 Tingkat Kecenderungan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 162

32 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 163

33 Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru ... 164

34 Uji Normalitas Taksiran Galat Y atas X1 ... 166

35 Uji Normalitas Taksiran Galat Y atas X2 ... 169

36 Uji Homogenitas Varians Pengelompokan Y Berdasarkan X1 ... 172

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Gaya Kepemimpinan Transformasional... 44

2 Paradigma Penelitian Hubungan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru... 69

3 Desain Penelitian... 72

4. Histogram Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah... 93

5 Histogram Variabel Budaya Organisasi... 94

6 Histogram Variabel Kinerja Guru... 96

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Penelitian Persepsi Terhadap Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah ... 121

2. Uji Coba Instrumen Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 125

3. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 126

4. Perhitungan Reliabilitas Anngket Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 129

5. Angket Budaya Organisasi... 131

6. Ujicoba Validitas Angket Budaya Organisasi ... 134

7 Perhitungan Validitas Angket Budaya Organisasi... 135

8 Perhitungan Reliabilitas Angket Budaya Organisasi ... 138

9 Angket Kinerja Guru... 140

10 Ujicoba Angket Kinerja Guru ... 143

11 Perhitungan Reliabilitas Angket Kinerja Guru ... 147

12 Perhitungan Reliabilitas Instumen Kompetensi Profesional Guru 13 Data Hasil Penelitian... 150

14 Perhitungan Mean , SD dan Distribusi Frekuensi... 152

15 Identifikasi Tingkat Kecenderungan variabel Penelitian ... 161

16 Uji Persyaratan Analisis... 165

17 Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana ... 174

18 Perhitungan Regresi Ganda... 178

19 Korelasi Antar variabel ... 180

20 Perhitungan Korelasi Ganda dan Uji Keberartian... 183

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 8 disebutkan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kemudian lebih jelasnya tentang kompetensi tersebut dijelasakan pada pasal 10 ayat 1 bahwa

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Tjutju Y. (2002:60) guru sebagai tenaga kependidikan diharapkan dapat memiliki kompetensi profesional yang ditandai sebagai berikut : (a) kemampuan

untuk mengembangkan kepribadian, (b) kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan, (c) kemampuan untuk menguasai bahan pengajaran, (d) kemampuan

untuk menyusun program pengajaran, (e) kemampuan untuk melaksanakan\ program pengajaran, (f) kemampuan untuk menilai hasil dan PBM yang telah dilaksanakan, (g) kemampuan untuk menyelenggarakan program bimbingan, (h)

kemampuan untuk menyelenggarakan administrasi sekolah, (i) kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat sejawat, (j) kemampuan untuk menyelenggarakan

(14)

2

Hazkew dan Mc Lendon dalam Hamzah B. Uno, (2008:15) mengatakan

bahwa: “Teacher is professional person who conducts classes.” (Guru adalah seseorang profesional yang mampu menata dan mengelola kelas). Pandangan ini berarti bahwa setiap guru yang akan mengajar haruslah seorang yang profesional

agara nantinya dapat atau mampu mengelola kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Akan tetapi pada kenyataannya penguasaan kemampuan standar yang

harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional masih belum memenuhi harapan. Kondisi ini terjadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik di perkotaan apalagi di daerah Sumut.

Sardiman (2005: 125) berpendapat guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,

sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan,

tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Kualitas guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar,

yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih profesional dalam menjalankan tugasnya. Tugas Keprofesionalan Guru menurut

(15)

3

pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh pada peningkatan kualitas

keluaran atau outputnya. Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.

Profesionalitas dan kualitas kerja para guru tersebut merupakan salah satu faktor penting yang sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan dalam bidang pendidikan. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru juga

merupakan indikasi dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya mengajar, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang

memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, budaya organisasi sekolah, guru,

karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (1995: 152). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a) Kepemimpinan kepala sekolah, b) Budaya/Iklim sekolah, c)

Harapan-harapan, dan d) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian nampaklah bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah

(16)

4

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh

keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung

jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan

sarana dan prasarana (Mulyasa 2004: 25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin

maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki

komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu

kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.

(17)

5

memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga

kinerja guru selalu terjaga.

Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja bawahan dengan

membangun kesadaran para gurunya mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk

kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah tersebut akan terus berusaha menyamakan persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha mereka ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah.

Dengan demikian, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan para gurunya. Gaya kepemimpinan

transformasional akan dapat dipersepsi positif jika dapat memenuhi atau mendekati harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara

kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah, akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan,

komitmen, rasa hormat dan loyalitas kepada sekolah.

Kinerja guru juga dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah. Budaya/ organisasi sekolah adalah suasana bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bergaul

dalam organisasi pendidikan (Pidarta 1995: 176). Dengan terciptanya iklim organisasi sekolah yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam bekerja

(18)

6

Untuk membentuk budaya organisasi sekolah yang efektif, kepala

sekolah berkewajiban mengkomunikasikan visi dan misi sekolah kepada setiap personil. Budaya organisasi sekolah merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan tindakan sebagai hasil kesepakatan bersama yang melahirkan komitmen seluruh

personil untuk melaksanakannya secara konsekuen dan konsisten. Kebudayaan sekolah harus kondusif dengan memperhatikan berbagai potensi bagi

pemberdayaan segenap sumber daya yang ada secara optimal dan memberikan kesempatan bagi setiap personil untuk berkreasi dan berinovasi di dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Dengan

demikian kebudayaan yang positif akan mempengaruhi pengembangan diri dan kompetensi profesional setiap personil dalam upaya proses peningkatan mutu

pendidikan di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan penulis terhadap beberapa kepala sekolah, guru di SMA Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang

Bedagai dapat dikemukakan bahwa kondisi guru cukup menghawatirkan. Motivasi mengajar guru rendah, guru mengajar hanya melepaskan tanggung

jawabnya sebagai guru tanpa memikirkan bagaimana hasil belajar yang akan dicapai siswa. Guru belum sepenuhnya menyiapkan RPP pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kurang jelas yang akhirnya

berdampak pada masih rendahnya hasil siswa, seperti masih rendahnya nilai UN (Ujian Nasional) siswa dan rendahnya nilai yang diperoleh pada OSN (Olimpiade

(19)

7

Selanjutnya guru memiliki persepsi yang kurang baik terhadap terhadap

kepemimpinan dan kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kinerja guru tersebut. Kenyataan dilapangan bahwa terjadi kontroversi terhadap pelaksanan kepemimpinan kepala

sekolah terutama dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Sebagian guru menyikapi positif terhadap

kepemimpinan kepala sekolah demi kepentingan perbaikan proses pembelajaran di sekolah, di samping itu sebagian guru kurang memberikan respon terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan berbagai macam alasan.

Guru seharusnya salah satu kunci utama keberhasilan pendidikan terutama di tingkat sekolah. Guru yang dibutuhkan oleh sekolah adalah guru-guru

yang mempunyai perilaku kerja yang baik, berkualitas, dan berkomitmen tinggi terhadap sekolah. Seharusnya guru berusaha optimal untuk meningkatkan kualitas kerjanya demi pencapaian tujuan sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka

peneliti merasa tertarik untuk mengkaji hubungan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kinerja guru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat identifikasi beberapa

masalah, yaitu: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru? Bagaimana kepemimpinan tranformasional kepala sekolah? Bagaimana pesepsi

(20)

8

tergolong baik? Apakah guru memiliki motivasi dalam menjalankan tugasnya

dengan baik? Apakah persepsi guru terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah berhubungan dengan kinerja guru? Bagaimana hubungan budaya organisasi sekolah dengan kinerja guru? Bagaimana hubungan persepsi terhadap

kepemimpinan tranformasional kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kinerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan atas, selanjutnya

dalam penelitian ini dapat dikemukakan batasa maalah. Adapun batasan masalah penelitian adalah: persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dan hubungannya dengan kinerja guru, budaya organisasi dan hubungannya dengan kinerja guru, persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya organisasi serta hubungannya dengan kinerja guru.

Selanjutnya ditentukan persepsi terhadap kepemimpinan transformasinal kepala sekolah adalah sebagai variabel bebas pertama (X1), budaya organisasi

adalah sebagai variabel bebas kedua (X2) dan kinerja guru adalah sebagai variabel terikat (Y).

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, indentifikasinya, dan pembataan

(21)

9

1. Apakah terdapat hubungan persepsi terhadap kepemimpinan transformasional

kepala sekolah dengan kinerja guru pada SMA di Kecamatan Sei Rampah

Kabupaten Serdang Bedagai?

2. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi dengan kinerja guru SMA di

Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai?

3. Apakah terdapat hubungan secara bersama persepsi terhadap kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kinerja guru

pada SMA di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui secara jelas dan akurat mengenai:

1. Hubungan persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dengan kinerja guru pada SMA di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang

Bedagai.

2. Hubungan budaya organisasi dengan kinerja guru pada SMA di Kecamatan Sei

Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Hubungan secara bersama persepsi terhadap kepemimpinan transformasional

kepala dan budaya organisasi dengan kinerja guru pada SMA di Kecamatan Sei

(22)

10

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Teoretis:

Secara teoretis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan wawasan ilmu administrasi pendidikan khususnya dalam memanfaatkan dan

mengembangkan teori tentang persepsi terhadap kepemimpinan pendidikan, budaya (organisasi) sekolah, dan hubungannya dengan kinerja guru khususnya pada pendidikan menengah atas.

2. Praktis:

Sebagai bahan masukan dan kajian dalam upaya peningkatan kualitas

penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah, bagi: a. Kepala Sekolah

Hasil penelitian menjadi masukan dalam hal bagaimana upaya-upaya yang

mungkin untuk dilakukan dalam pembentukan dan pemanfaatan budaya sekolah yang adaptif terhadap perubahan dan berorientasi pada

peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. b. Peneliti

1) Memberikan pengetahuan yang berarti untuk memahami secara lebih

komprehensif mengenai proses dan berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan melalui persepsi terhadap kepemimpinan tranformasional

(23)

11

2) Memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan

(24)

117

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengajuan hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru di SMA Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan demikian persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah mempunyai pengaruh dengan kinerja guru. Semakin baik persepsi guru terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah maka semakin baik juga kinerja guru di sekolah.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya organisasi dengan kinerja guru di SMA Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Semakin baik budaya organisasi maka semakin baik pula kinerja guru di sekolah.

(25)

118

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan penelitian, diantaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka upaya untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan persepsi yang baik oleh guru

terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Upaya kepala sekolah untuk menumbuhkan persepsi positif dari guru yang baik dari guru

adalah dengan berusaha untuk memperhatikan, memberikan arahan membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah secara umum dan khususnya bagi kebutuhan guru dalam bekerja.

Persepsi yang baik oleh guru terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah jika kepala sekolah selalu berusaha untuk menjalin hubungan dan

komunikasi yang baik, selalu memperhatikan guru sekaligus memberikan pengarahan bagi peningkatan kinerja dalam mengajar.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka upaya meningkatkan kinerja guru

adalah dengan menciptakan budaya organisasi yang mendukung terhadap kinerja guru di sekolah. Untuk menciptakan budaya organisasi yang baik adalah dengan menciptakan situasi nyaman dan menyenangkan bagi guru

dalam melaksanakan tugas mengajarnya di sekolah. Upaya dalam menciptakan budaya organisasi yang baik adalah menjalin kerjasama, saling memperhatikan

dan membantu dalam melaksanakan tugas untuk mencapai peningkatan pendidikan di sekolah.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka upaya meningkatkan kinerja guru

(26)

119

dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah melalui kepemimpinan yang dilaksanakannya. Semakin baik kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kepala

sekolah melalui kebijakan, pengarahan serta pengambilan keputusan yang tepat dalam organisasi sekolah tentu mendukung bagi peningkatan kinerja guru. Kepala sekolah harus mampu bekerjasama dengan sesama guru di

sekolah dengan selalu memberikan perhatian, pengarahan yang benar sehingga meningkatkan kinerja guru di sekolah.

C. Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka

dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Kepala sekolah lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

kepemimpinannya melalui perilaku stimuli intelektualnya dengan memahami tugas profesionalnya, tugas inovatif, self asessment, pengembangan ide, paham terhadap tipe kepemimpinan dengan senantiasa berusaha untuk mengedepankan

kejujuran dalam menjalankan tugas kepemimpinan.

2. Para guru hendaknya memiliki sikap kepekaan yang tinggi dan membuka diri terhadap perubahan kemajuan yang terjadi dalam pendidikan.

3. Para peneliti yang tertarik dalam bidang kajian ini untuk mengadakan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel prediktor dan responden, sehingga

(27)

114

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvianaro dan Bambang Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Cangara, Hafiel. 2004.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Chaplin J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : Grafindo

Efendy, Onong, U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra

aditya Bakti

Engkoswara. 2008. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Proyek

Pengembangan LPTK Dikti.

Gagne, R.M. (1989).The Condition of Learning and Theory of Instruction. Fourth

Edition. New York : Holt. Rine Hart and Winston.

Hardjana, M. Agus. 2003.Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta :

Kanisius.

Idochi, Anwar dan Yayat Hidayat Amir.2003. Administrasi Pendidikan: Teori, Konsep & issue. Bandung: Program Pascasarjana UPI.

Krech, RS. Cruthpield dan Ballaccy, (1963),Individual in Society. Tokyo: McGraw

-Hill Kogahuska.

Muhibbin S. (2010).Psikologi Pendidikan (suatu pendekatan baru). Bandung :

Remaja Rosda Karya

Muhammad, Arni. 2007.Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Muis, A,Komunikasi,2001. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, Joko. 2003.Komunikasi Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

(28)

115

Pidarta. 2009. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Seri Manajemen

Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004.Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Robbins, P., Stephen. 2006.Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi dan Aplikasi,

Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka. Jakarta : PT Prenhallindo.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja

Rosda karya.

Sugiyono. 2005.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta : Alfabeta

Satori Djam’an . 1996. Pengawas Sekolah dan Pengelolaan Sekolah. Bandung:

Makalah Diklat Pengawas Sekolah.

Syaodih, Nana. 2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:Imtima

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Saifuddin Azwar. (2007).Sikap manusia Teori dan Pengaruhnya.Yokyaakarta:

Pustaka Belajar.

Usman, Moh Uzer.2002.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. 2006.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Wiryanto. 2004.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Gambar

GambarHalaman

Referensi

Dokumen terkait

Persoalan yang sering muncul dalam pengaturan kewenangan bidang perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogyakarta & Kabupaten Sleman) adalah dalam

Pembuktian kualifikasi dilakukan oleh direktur atau yang mewakili (orang yang mewakili diwajibkan membawa surat tugas dan/atau surat kuasa).. Apabila Saudara tidak hadir

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman vegetatif, tinggi tanaman generatif, tinggi runduk, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, diameter batang, panjang ruas

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. dan selaku pembimbing serta penguji

Dapat memberikan informasi bagi guru Sekolah Dasar serta guru bidang studi matematika khususnya yang mengajar di kelas IV Sekolah Dasar dalam rangka mengatasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi polimorfisme rs4820268 gen TMPRSS6 yang kemungkinan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya anemia defisiensi besi pada ibu

Rataan yang diperoleh siswa-siswa berkemampuan akademik rendah lebih tinggi dibandingkan dengan rataan yang diperoleh siswa-siswa berkemampuan akademik sedang,