• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN

PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA

GURU DI SMP NEGERI KOTA

GUNUNGSITOLI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

MANGATAS SIMAMORA NIM. 8146132014

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: contoh lembar observasi kepala sekolah terhadap guru di kelas

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan kekuatan,

kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis

ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak

menghadapai kendala dan keterbatasan. Berkat bimbingan, arahan dan motivasi

dosen pembimbing, dan istriku tercinta, keluarga besarku, serta rekan-rekan

mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Benyamin

Situmorang, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu kapan

dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan arahan serta memberikan

motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini, sehingga pada

akhirnya tesis ini dapat selesai lebih baik.

2. Dr. Eka Daryanto, M.T, Dr. Saut Purba ,M.Pd, dan Dr. Zulkifli Matondang,

M.Pd sebagai narasumber atau dosen penguji yang telah banyak memberikan

arahan dan masukan sehingga tesis ini dapat selesai lebih baik.

3. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur, Prof. Busmin Gurning, M.Pd

selaku Asdir I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd

selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

(6)

iv

6. Seluruh Dosen pengajar dan seluruh staf administrasi Program Pascasarjana,

khususnya kepada Hery Samosir, M.Si selaku staf di Prodi Administrasi

Pendidikan.

7. Duhuzatulo Zebua, S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli,

Oktorianus Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli, Drs. Relianus

Zebua sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli, Ikhtiar Mendrofa, S.Pd, sebagai

Ka.SMPN 3 Gunungsitoli, Irawanti Hondro ,S.Pd sebagai Ka.SMPN 4

Gunungsitoli, Hidayat Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 5 Gunungsitoli, Faema

Zebua sebagai Ka.SMPN 6 Gunungsitoli, Sariadi Telaumbanua, S.Pd sebagai

Ka.SMPN 7 Gunungsitoli, Damatias Zebua, B.A sebagai Ka.SMPN 1

Gunungsitoli Alo’oa, Baziduhu Lase, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli

Alo’oa, Sinufa Gulo, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Alo’oa,

Sozamuala Hulu, S.Pd sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Barat, Fabobosa

Zebua sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Barat, Drs. Meliaro Gea sebagai

Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Idanoi, Idami Gea, S.Th sebagai Ka.SMPN 2

Gunungsitoli Idanoi, Temazisokhi Gea, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli

Idanoi, Sanueli Bate’e, S.Pd sebagai Ka.SMPN 4 Gunungsitoli Idanoi, Drs.

Yulianus Harefa sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Selatan, Idanoli

Telaumbanua, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Dharma Caraka Gunungsitoli Selatan,

Artatina Zai sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Selatan, Fatizanolo Zendrato

sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Utara, Markus Harefa, S.Pd sebagai

Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Utara, Eksaudi Zega, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3

Gunungsitoli Utara dan Temazaro Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 4

Gunungsitoli Utara yang telah memberikan izin melakukan uji coba dan

(7)

v

8. Orang tua tercinta Erikson Simamora, SE, S.Th dan Meyke. br. Pardosi serta

Kakak dan Adik, yang selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar

serta selalu mendoakan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan

sebaik-baiknya.

9. Istri tercinta Sri Agustina Hutabarat yang selalu mendukung dan mendorong

untuk terus belajar serta selalu mendoakan agar segera menyelesaikan

perkuliahan.

10.Rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi

Pendidikan Angkatan Ke-XXIII Kelas B1 Tahun 2014 (Albiner, Dal Iman,

Elfine, Indra, Jusup, Lies Eka, Kiki, Monika, Paulus, Syaiful, Torangi, Yaman,

dll) yang selalu memberikan motivasi dan bantuan, serta kontribusi ide di saat

perkuliahan terlebih dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu

yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari tesis

ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis

mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan

selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan

pendidikan di Kota Gunungsitoli.

Medan, Juni 2016 Penulis.

(8)

vi

BAB II KAJIAN TEORETIS,, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis 1. Kinerja Guru ... 16

2. Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 32

3. Budaya Sekolah ... 48

4. Pengelolaan Stres ... 59

B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Pengelolaan Stres ... 68

2. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Pengelolaan Stres ... 69

3. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 70

4. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 71

5. Pengaruh Pengelolaan Stres terhadap Kinerja Guru ... 72

(9)

vii

D. Defenisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 78

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 80

F. Uji Coba Instumen ... 84

G. Teknik Analisis Data ... 85

H. Uji Persyaratan Analisis... 88

1. Uji Normalitas dihitung dengan rumus Liliefors ... 88

2. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Sederhana ... 88

3. Uji Homogenitas ... 89

4. Uji Korelasi Antar Variabel ... 89

5. Uji Hipotesis Penelitian ... 90

I. Hipotesis Statistik ... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 95

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 101

(10)

viii BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... 129

B. Implikasi ... 130

C. Saran ... 133

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli... 6

Tabel 1.2 Perolehan Nilai Standar UKG 2015 KotaGunungsitoli... 6

Tabel 1.3 Perolehan Nilai UKG Penilaian Kinerjsa 2015 Kota Gunungsitoli... 6

Tabel 1.4 Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs --- 7

Tabel 1.5 Data Kolektif Persentase Kelulusan Sekolah Tingkat SMP/MTs... 8

Tabel 3.1 Waktu Penelitian... 75

Tabel 3.2 Populasi Penelitian... 76

Tabel 3.3 Pengambilan Sampel... 78

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru --- 82

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah --- 82

Tabel 3.6 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Budaya Sekolah (X2) --- 83

Tabel 3.7 Kisi – kisi Instrumen Penelitian Pengelolaan Stres (X3) --- 83

Tabel 4.1 Ringkasan Karakterisitik Data Masing - masing Variabel Penelitian... 95

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru..., 96

Tabel 4.3 Distribusi Variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah...97

Tabel 4.4 Distribusi Variabel Budaya Sekolah...98

Tabel 4.5 Distribusi Variabel Pengelolaan Stres...100

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru...102

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah...102

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Budaya Sekolah...103

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Pengelolaan Stres...104

(12)

x

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas...106

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1... 106

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2...107

Tabel 4.14. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1...108

Tabel 4.15. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2...108

Tabel 4.16. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3...109

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r)...110

Tabel 4.18. Perhitungan Koefisien Jalur (ρ)...110

Tabel 4.19. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Relatif Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Pengelolaan Stres (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Budaya Sekolah (X2) terhadap Pengelolaan Stres (X3...117

Tabel 4.20. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Pengelolaan Stres (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Budaya Sekolah (X2) terhadap Pengelolaan Stres (X3)...118

Tabel 4.21. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Budaya Sekolah (X2) dan Pengelolaan Stres (X3) terhadap Kinerja Guru (X4)...119

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Integrative Model of Organizational Behavior ---29

Gambar 2.2 Subproses Persepsi ---34

Gambar 2.3 Transactional Theory of Stress --- 65

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian --- 74

Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur Penelitian --- 90

Gambar 4.1 Histogram Skor Kinerja Guru (X4) --- 96

Gambar 4.1 Histogram Skor Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 98

Gambar 4.3 Histogram Skor Budaya Sekolah (X2) --- 99

Gambar 4.4 Histogram Skor Pengelolaan Stres (X3) --- 101

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Angket Penelitian --- 139

Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Penelitian --- 148

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian --- 172

Lampiran 4 Perhitungan Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen Penelitian --- 178

Lampiran 5 Hasil Penelitian --- 186

Lampiran 6 Data Ubahan Penelitian --- 210

Lampiran 7 Distribusi Data, Mean, Simpangan Baku, Modus, Median --- 214

Lampiran 8 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian --- 222

Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Distribusi Data Ubahan Penelitian --- 225

Lampiran 10 Perhitungan Uji Normalitas Homogenitas --- 245

Lampiran 11 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana --- 265

Lampiran 12 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Penelitian --- 298

Lampiran 13 Perhitungan Koefisien Jalur --- 303

Lampiran 14 Perhitungan Uji Hipotesis --- 306

Lampiran 15 PerhitunganUji Model Analisis Jalur --- 313

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Variabel Komitmen Afektif Guru (X4) - 314

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu langkah upaya yang tepat untuk

meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam hal peningkatan pengetahuan

(kowledge), keterampilan (skill) dan sikap (atitude). Dalam konteks pendidikan di

Indonesia, persoalan tentang mutu pendidikan telah menjadi sorotan dari berbagai

perspektif dan cara pandang. Salah satu yang menjadi sorotan rendahnya mutu

pendidikan sering dikaitkan dengan profesionalisme guru. Sekolah sebagai suatu

organisasi yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi lainnya,

dimana sekolah merupakan tempat untuk berlangsungnya proses belajar mengajar

dan tempat khusus dalam menciptakan potensi yang bagus untuk dimiliki setiap

orang. Sekolah memiliki cita-cita menjadikan peserta didik berkualitas dan

mampu bersaing dalam menghadapi era globalisiasi, serta menciptakan rasa

percaya orang tua siswa untuk memberi ruang untuk anak-anaknya meraih

kesuksesan dengan meraih pendidikan yang lebih baik.

Tenaga pendidikan yang sering di sebut “guru” mempunyai peranan penting

dalam pembentukan pengetahuan, keterampilan, serta karakter. Guru diharapkan

professional dalam melaksanakan tugasnya untuk menghasilkan lulusan yang

bermutu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini maka dapat diartikan bahwa

(16)

2

pendidikan diawali dengan adanya usaha serta perencanaan yang tepat dan benar

untuk menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi. Namun, keberadaan guru profesional sangat jauh dari yang

diharapkan saat ini. Munculnya sekolah yang rendah mutunya menunjukkan

bahwa guru profesional hanya sebuah wacana publik yang belum teralisasi secara

merata dalam seluruh tingkat pendidikan yang ada di Indonesia. Kenyataan

tersebut menyebabkan para akademis akan lebih berupaya meningkatkan

kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan profesionalisme guru

dengan pelatihan khusus.

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan

oleh kualitas seorang pemimpin yang menjadi penentu terhadap peningkatan

kinerja. Pemimpin didalam organisasi sekolah yang sering disebut kepala sekolah

harus memiliki kemampuan sebagai pemimpin. Kepala sekolah merupakan tenaga

fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu sekolah. Kata memimpin dari

rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk

menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat

didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ketangguhan kepala sekolah digambarkan bahwa kepala sekolah memiliki : (1)

(17)

3

pemanfaatan potensi sosial sekolah, (3) kekuatan pendidikan dan kepemimpinan,

(4) kekuatan simbolik yaitu interaksi simbolik atas kedudukan profesional, dan (5)

kekuatan budaya sebagai sistem nilai yang berorientasi pada budaya mutu dan

etos kerja yang tinggi. Setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk

melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan

berkesinambungan. Penting kepemimpinan dalam sebuah organisasi dalam

memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua bawahan dalam mencapai

tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara

tujuan perseorangan atau tujuan organisasi mungkin tidak akan tercapai. Oleh

karena itu,kepemimpian sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.

Terlebih lagi apabila setiap bawahan yang baik selalu ingin tahu bagaimana

mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi. Gairah bawahan

dalam bekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi untuk menjaga

tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi.

Permasalahan krusial yang dihadapi bangsa ini antara lain menyangkut

pemberdayaan sumber daya manusia dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta

jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen pertahun. Permasalahan yang

terjadi menyangkut pertumbuhan angkatan kerja yang lebih besar dibandingkan

adanya ketersediaan lapangan kerja, pasar kerja yang tidak diimbangi dengan

kompetensi sumber daya manusia yang memadai, pemerataan penduduk yang

tidak merata di wilayah kepulauan Indonesia, dan tingkat pengangguran dan

kemiskinan yang meningkat, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia. Diduga permasalahan yang penting mengakibatkan

(18)

4

pendidikan, efisiensi pendidikan, standarlisasi pendidikan, sarana dan prasarana

yang masih belum memadai, masih rendahnya kualitas guru, rendahnya

kesejahteraan guru, rendahnya prestasi peserta didik, kurangnya pemerataan

kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan dengan pekerjaan yang masih

rendah, dan biaya pendidikan yang mahal.

Upaya peningkatan mutu dalam bidang pendidikan difokuskan kepada mutu

proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan yang dimaksud adalah

pembelajaran peserta didik.. Proses pembelajaran mencakup beberapa unsur

utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran, yakni tujuan

pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen, dan

evaluasi. Peningkatan mutu pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini

mengalami perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Perubahan

kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah menekankan

bahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah. Desentralisasi pendidikan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah,

segala kekuasaan pusat dilimpahkan wewenangnya kepada daerah

(kota/kabupaten). Dalam konteks otonomi daerah yang berkaitan dengan jaminan

mutu pendidikan, Standar Nasional Pendidikan (SNP/PP No.19 tahun 2005)

disosialisasikan secara efektif kepada seluruh pemerintah daerah dan satuan

pendidikan di setiap daerah, agar mampu bersaing secara kompetitif dan

komparatif dalam konteks nasional dan internasional. Namun desentralisasi

pendidikan dalam konteks otonomi daerah menghadapi permasalahan yang

(19)

5

Hasil penelitian sebelumnya yang menguatkan pentingnya pemahaman

mengenai kinerja, Sugiyarto pada tahun 2005 melakukan penelitian tentang

Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Motivasi

terhadap Kinerja Guru SMK Seni dan Kerajinan Kota Surakarta. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah terhdap kinerja guru. Penelitian selanjutnya,

Kumala Dewi pada tahun 2013 tentang variabel Pengaruh Budaya Sekolah,

Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Guru Sd Prime One School Medan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pengaruh langsung antara budaya sekolah terhadap kinerja

guru di SD Prime One School Medan. Demikian juga, penelitian yang dilakukan

Hartaty Novita Malau pada tahun 2012 melakukan penelitian tentang variabel

pengaruh Iklim Organisasi, Kemampuan Mengelola Stres, Motivasi Berprestasi,

dan Kinerja Guru : Studi Empiris di SMP Negeri 18 Medan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh langsung kemampuan mengelola stres

terhadap kinerja guru.

Rendahnya kinerja guru di Pemerintahan Kota Gunungsitoli salah satunya

dapat dilihat dari nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk semua tingkat

pendidikan. Perolehan nilai UKG yang dilaksanakan pada tahun 2015 di Kota

Gunungsitoli yang didalamnya juga mewakili tingkat SMP dapat dilihat pada

(20)

6

Tabel : 1.1 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli

Perolehan Nilai

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015

Tabel : 1.2 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Standar Nasional = 55 )

No Perolehan Nilai Banyak Guru Persentase ( % ) 1 Di bawah Standar Nasional

( <55 ) 1.763 85

2 Memenuhi Standar Nasional (≥55) 304 15

Jumlah Guru 2.067 100

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015

Tabel : 1.3 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Penilaian Kinerja Guru )

No Rentang Nilai Banyak Guru Memperoleh Nilai Pedagogik Profesional Total

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai UKG 2015 di Kota Gunungsitoli

(21)

7

sebesar 85% sedangkan nilai memenuhi/di atas standar nasional (≥55) sebesar

15%. Kemudian perolehan nilai UKG 2015 di Kota Gunungsitoli menurut kinerja

guru, nilai batas interval 25,01-50,00 atau di bawah nilai standar nasional

berjumlah 1.522 orang. Berdasarkan data yang diperoleh menyangkut nilai UKG

yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 di kota Gunungsitoli, didapati bahwa

nilai uji kompetensi guru masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan

seperti yang diharapkan demi menunjang kemajuan pendidikan.

Penilaian kinerja guru di SMP Kota Gunungsitoli juga dapat dinilai dari

hasil Ujian Nasional (UN) yang masih kurang memuaskan, dimana nilai rata-rata

kelulusan belum mampu memenuhi dan melebihi nilai standar nasional kelulusan

yang telah ditentukan brdasarkan Permendikbud No.144 Tahun 2014 yakni 5,5.

Penilaian ini menjadi penilaian kinerja guru walaupun nilai standar kelulusan

tidak menentukan kelulusan siswa, melainkan yang menentukan kelulusan siswa

adalah satuan pendidikan, dimana nilai sekolah diikut sertakan untuk menentukan

nilai kelulusan. Perolehan nilai UN utuk tingkat SMP/MTs yang dilaksanakan

pada tahun pelajaran 2014/2015 di Kota Gunungsitoli dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 1.4. Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015

No Perolehan Nilai Rata-rata UN ( BIN, ING, MAT, IPA )

(22)

8

Tabel 1.5. Data Kolektif Persentase Kelulusan Sekolah Tingkat SMP/MTs

Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015

No Persentase Kelulusan UN SMP/MTs Negeri

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai kolektif hasil UN tahun pelajaran

2014/2015, dari beberapa SMP/MTs Negeri maupun Swasta yang nilai standar

nasional kelulusan masih jauh dari hasil yang diharapkan yaitu 5,5. Bahkan dari

data yang ada terdapat beberapa sekolah yang mengikuti ujian nasional tidak lulus

100%. Berdasarkan data perolehan nilai kolektif hasil UN tahun pelajaran

2014/2015, dari beberapa SMP/MTs Negeri maupun Swasta Kota Gunungsitoli,

didapati siswa masih banyak yang belum siap berkompetensi dalam menghadapi

ujian nasional. Jika dilihat perbandingan SMP/MTs Negeri yang lebih dominan

berstatus guru PNS dengan SMP/MTs Swasta, jumlah persentase kelulusan

dibawah 50% justru lebih tinggi pada SMP/MTs berstatus Negeri.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada studi pendahuluan bulan Juli

2015 di SMP Negeri Kota Gunungsitoli, masih juga terjadi masalah yang

berkaitan dengan pendidikan, yaitu masih ditemukan masih rendahnya kinerja

guru. Kebanyakan guru tidak profesional dalam melaksanakan tugas sebagaimana

mestinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan Kepala sekolah

(23)

9

Rendahnya kinerja guru juga disebabkan kurangnya hubungan yang baik antara

guru dan kepala sekolah. Hubungan yang kurang baik ini disebabkan persepsi

guru terhadap kepala sekolah, yaitu seorang guru perlu tetap menjaga kewibawaan

seorang kepala sekolah. Dalam kesehari-harian di sekolah terkadang sosok

seorang kepala sekolah yang ditunjuk dan diangkat sebagai pemimpin tidak

sepunuhnya menunjukkan perilaku seorang pemimpin dalam mengendalikan

jalannya organisasi sekolah. Sikap atau pandangan seperti ini, ditandai dengan

sikap guru lebih menutup diri ketika menghadapi permasalahan menyangkut

proses belajar mengajar. Masalah yang dihadapi oleh guru tidak serta merta dapat

langsung dibicarakan dengan kepala sekolah untuk diambil suatu tindakan dalam

penyelesaian masalah. Kepala sekolah terkadang juga belum mampu menciptakan

kerja sama antara guru dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di

sekolah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan seorang kepala sekolah dalam

pengambilan keputusan, sehingga terkadang pengambilan keputusan keputusan di

sekolah oleh kepala sekolah tanpa disadari tidak merujuk kepada tujuan yang

ingin dicapai dan keputusan yang diambil secara tidak langsung bisa merugikan

pihak guru. Dari kejadian di atas dapat diindikasikan persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum

menunjukan kepemimpinan yang baik seperti diharapkan.

Pengamatan selanjutnya dilakukan melalui wawancara dengan beberapa

orang guru bahwa kenyataannya kerjasama di antara sesama guru masih kurang

terjalin dengan baik, dimana sebagian guru ada yang bersikap acuh tak acuh

terhadap sesama guru dan dengan kepala sekolah. Sebagian guru cenderung tidak

(24)

10

yang pada akhirnya menimbulkan kecurigaan satu dengan yang lain dan

menciptakan terjadi pembentukan kelompok-kelompok untuk menciptakan daya

saing antara guru senior dengan guru junior. Pengamatan lain yang dilakukandari

hasil wawancara kepada beberapa guru, bahwa guru-guru sering terlambat

memulai proses belajar belajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada jam

pembelajaran berlangsung masih ditemukan guru belum masuk kedalam kelas

untuk memulai pembelajaran, namun memilih duduk-duduk dan ngobrol diruang

guru. Selanjutnya, guru sering tidak disiplin waktu dan tidak jujur dalam

mengatur jam pembelajaran. Kemudian masih sering ditemukan beberapa guru

PNS kurang memperhatikan aturan pemerintah daerah mengenai pemakaian

seragam dinas sesuai petunjuk pemakaian seragam dinas, dan sebagian guru

kurang memperhatikan penampilan cara berpakaian yang rapi yang dapat dicontoh

oleh peserta didik. Kejadian yang terjadi di atas dapat diindikasikan budaya

sekolah di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum tercipta dengan baik

sebagaimana mestinya.

Selain pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan

budaya sekolah, pengelolaan stres juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Ketika

diwawancarai, di katakan bahwa sebagian guru mengalami stres dalam

melaksanakan pekerjaannya. Penyebab stres guru antara lain, menghadapi

kenakalan peserta didik, beban kerja, konflik dengan sesama guru dan kepala

sekolah, sarana dan prasarana yang kurang lengkap, lingkungan yang kurang

nyaman. Penyebab timbulnya stres antara lain, keterlambatan gaji dan pengurusan

kenaikan pangkat dan pengurusan berkas yang terkait dengan kinerja guru. Akibat

(25)

11

meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah selaku menajer sering tidak cermat

memperhatikan keadaan yang dialami bawahannya untuk mengambil sikap atau

tindakan membantu segala permasalahan yang dihadapi guru yang menyebabkan

stres dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Demikian juga guru yang

mengalami stres terkadang kurang mampu dalam mengelola dampak stres yang

dialaminya. Dari kejadian yang terjadi di atas dapat diindikasikan pengelolaan

stres di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum dapat dikelolola dengan baik untuk

menurunkan tingkat stres pada guru.

Mengacu kepada permasalahan di atas yang menunjukkan bahwa persepsi

guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres

berperan penting dalam menentukan kinerja guru, dimana permasalahan yang

terjadi tersebut berpengaruh langsung dengan rendahnya kinerja guru. Oleh

karena itu, penelitian ini akan menganalisis kinerja guru di SMP Negeri Kota

Gunungsitoli untuk dapat menemukan alternatif dalam memecahkan

permasalahan kinerja guru. Maka dalam penelitian ini di beri judul ”Pengaruh

Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Pengelolaan Stres terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dalam latar belakang masalah tersebut di atas, yaitu persepsi

guru kepemimpinan kepala sekolah belum menunjukan persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah yang baik seperti diharapkan, budaya sekolah

(26)

12

yang berpengaruh terhadap kinerja guru, maka permasalahan dapat

diidentifikasikan sebagai berikut : (1) faktor – faktor apa yang dapat

mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (2) apakah

budaya sekolah dapat mempengaruhi pengelolaan stres guru di SMP Negeri Kota

Gunungsitoli? : (3) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah

dapat mempengaruhi pengelolaan stres guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? :

(4) apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota

Gunungsitoli? : (5) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah

dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (6) apakah

pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota

Gunungsitoli? (7) apakah budaya sekolah dan pengelolaan stres dapat

mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (8) apakah

persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan pengelolaan stres dapat

mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (9) apakah

Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri

Kota Gunungsitoli?, dan (10) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

sekolah, budaya sekolah, dan pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru

di SMP Negeri Kota Gunungsitoli?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah, namun untuk

lebih menfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada tujuan penulisan, maka

(27)

13

persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan

pengelolaan stres terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap pengelolaan stres?

2. Apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres?

3. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap kinerja guru?

4. Apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru?

5. Apakah pengelolaan stres berpengaruh langsung terhadap kinerja guru ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres.

2. Untuk mengetahui apakah budaya sekolah dapat berpengaruh langsung

terhadap pengelolaan stres guru.

3. Untuk mengetahui apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah

(28)

14

4. Untuk mengetahui apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap

kinerja guru.

5. Untuk mengetahui apakah pengelolaan stres berpengaruh langsung terhadap

kinerja guru.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat memberi informasi untuk menyadarkan guru atau

tenaga pendidik dalam menerapkan persepsi guru tentang kepemimpinan

kepala sekolah, menciptakan budaya sekolah dengan baik serta

meningkatkan pengelolaan stres dalam melaksanakan tugasnya sehingga

kinerja guru akan semakin meningkat. Dengan demikian perilaku

organisasi dalam dunia pendidikan akan semakin baik.

b. Penelitian ini dapat menambah bahan kajian yang menyangkut

masalah-masalah yang ada kaitannya faktor untuk meningkatkan kinerja guru.

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan sebagai

bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya untuk dapat

dikembangkan dengan variabel yang lebih kompeks.

b. Bagi para guru dapat memberi manfaat dalam pengembangan diri dan

(29)

15

c. Bagi kepala sekolah sebagai bahan informasi dan sebagai otoritas

pengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja guru.

d. Bagi kepala dinas dan stakeholder, penelitian ini diharapkan menjadi bahan

informasi dan pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan dalam

(30)

129

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap pengelolaan stres (X3), dengan

nilai ρ31=0,33 diperoleh harga thit = 5,29. Harga ini dikonsultasikan dengan

ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah

mengakibatkan sistem pengelolaan stress guru SMP Negeri Kota

Gunungsitoli dapat berlangsung secara baik.

2. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya sekolah (X2) terhadap

pengelolaan stres (X3), dengan nilai ρ32=0,16 diperoleh harga thit = 3,29.

Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65.

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan budaya sekolah mengakibatkan

sistem pengelolaan stress guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli dapat

berlangsung secara baik.

3. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi guru tentang

keemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (X4), dengan nilai

ρ41=0,36 diperoleh harga thit = 6,96. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab

dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah

(31)

130

mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SMP Negeri Kota

Gunungsitoli.

4. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya sekolah (X2) terhadap

kinerja guru (X4), dengan nilai ρ42=0,16 diperoleh harga thit = 3,90. Harga

ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan budaya sekolah mengakibatkan terjadinya

peningkatan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli.

5. Terdapat pengaruh langsung positif antara pengelolaan stres (X3) terhadap

kinerja guru (X4), dengan nilai ρ43=0,13 diperoleh harga thit = 3,75. Harga

ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini

menunjukkan bahwa sistem pengelolaan stres yang baik dapat

meningkatkan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunung sitoli.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa

implikasi sebagai berikut :

1. Upaya peningkatan kinerja guru melalui persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah.

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah telah terbukti memiliki

pengaruh langsung positif dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa

kinerja guru akan mengalami peningkatan apabila didukung dengan persepsi

guru tentang kepemimpinan kepala sekolah yang bernuansa positif. Penting

bagi semua komponen sekolah khususnya kepala sekolah untuk membangun

(32)

131

dapat menafsirkan kepala sekolah sebagai pimpinan yang selalu mengayomi

bawahannya dalam hal ini guru sebagai personel sekolah. Dalam hal ini

implikasi yang didapat dari seluruh personel sekolah sangat perlu untuk

menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif agar kinerja guru dapat

meningkat. Suasana tersebut dapat diciptakan melalui berbagai upaya

diantaranya pemberian tugas yang jelas, hubungan dan keikutsertaan dalam

pengambilan keputusan serta pelatihan.

2. Upaya peningkatan kinerja guru melalui budaya sekolah.

Budaya sekolah merupakan ciri khas yang melekat pada setiap sekolah,

untuk itu perlu dijaga agar budaya sekolah tetap lestari dari masa ke

masa.peningkatan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh budaya sekolah

karena membangun budaya sekolah dimulai dari kesiapan seluruh personel

sekolah baik kepala sekolah, guru, pegawai serta siswa yang ada di dalam

sekolah tersebut. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa kinerja seiring

sejalan dengan budaya sekolah yang ada melekat dilingkungan sekolah

sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh budaya

sekolah.

3. Upaya peningkatan kinerja guru melalui pengelolaan stres.

Pengelolaan stres telah terbukti memiliki pengaruh positif dengan kinerja

guru. Hal ini berdasarkan dari seluruh pengujian persyaratan analisis dan

pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Berdasarkan hal ini perlu adanya

perbaikan tentang tata laksana tugas guru agar pengelolaan stres dapat

(33)

132

kinerja tentu tugas-tugas guru harus lebih lugas serta hubungan kepala

sekolah dan guru terjalin harmonis, dengan hal ini tingkat dan tata

pengelolaan stres guru tentu akan baik serta kinerja guru dapat meningkat

sesuai dengan target yang sudah ditentukan.

4. Upaya peningkatan kinerja guru melaui persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres.

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan

pengelolaan stres memiliki pengaruh secara bersama sama dengan kinerja

guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati tiga

unsur dalam peningkatan kinerja guru di sekolah yang dipimpinnya. Ketiga

unsur tersebut adalah persepsi kepemimpinan kepala sekolah, budaya

sekolah, pengelolaan stres. Agar dapat meningkatkan kinerja guru maka

diperlukan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah supaya

kepala sekolah mampu mengatur langkah dalam menyikapi para guru,

budaya sekolah yang baik dan bersinergi sangat diperlukan dalam

menumbuhkan serta meningkatkan kinerja guru, serta pengelolaan stress

yang baik tentu memberikan kontribusi yang positif dalam peningkatan

(34)

133

5.3 Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk

meningkatkan kinerja guru, yaitu :

1. Kepala Sekolah hendaknya :

a. Menjaga suasana sekolah yang kondusif dalam kepemimpinannya sehingga

guru guru tidak cepat jenuh dan stres serta mampu menciptakan rasa

memiliki terhadap sekolah serta pemberian tugas yang jelas, keikutsertaan

dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan pengakuan dan umpan balik

semangat dan keluesan organisasi sekolah.

b. Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang

dihadapi sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru

untuk mengembangkan potensi dirinya.

2. Guru hendaknya :

a. Membangun kerja sama, komunikasi yang terbuka dan hubungan yang

harmonis bagi sesama guru, sehingga apabila salah seorang guru

menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama

sama dan selalu berfikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan

kepala sekolah dan rekan guru lainnya.

b. Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang

pengelolaan stress yang baik agar situasi internal seorang guru dapat

tercapai secara maksimal dalam pengembangan potensi guru tersebut

(35)

134

3. Dinas pendidikan hendaknya :

a. Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk

mengembangkan diri seperti memberi kesempatan bagi guru untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

b. Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

guru.

c. Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi bagi

guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lanjut tentang penelitian ini

dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap

kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam melaksanakan

(36)

135

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ambarita Biner, Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Ambarita Biner, Wanapri Pangaribuan.2013. Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ambarita, Biner. Paningkat Siburian, Juli 2013, " Pengembangan Desain Model Supervisi Akademik Berbasis Manajemen Pendidikan". Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 19. PPs Unimed & ISPI Sumut.

Asrul. 2014. ” Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Keja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh timur .Tesis. PPs Unimed.

Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior. New York : Mc Graw Hill.

Daryanto. 2015. Pengelolan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.

Dewi, Kumala. 2014. ” Pengaruh Budaya Sekolah, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Guru Sd Prime One School Medan.Tesis. PPs Unimed.

Ekundyo, Job Ayodele. 2014 “ Occupational Stress And Employees Productivity

The WorkplaceJurnal Of scientific Research In Education. No.2, Vol.7.

Hal: 157-165. Faculty University Of Techonlogy Owerri, Imo State , Nigeria.

Fardah, Khoirul. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Madrasah

Tsyanawiyah Negeri kabupaten Deli Serdang”. Jurnal Kajian Manajemen

Pendidikan. No.2, Vol. 13. PPs Unimed & ISPI Sumut.

Fariyuni dan Nurfitria.2014 “Manajemen Stres Pada Istri Yang Mengalami Long

Distance Marriage” Jurnal Psikologi, Vol. 2, No.2. Hal: 53-61. Universitas

Ahmad Dahlan.

Gabrillin, Abba. 2015. "Pendidikan Indonesia sedang gawat darurat". KOMPAS, 3 Desember 2015.

(37)

136

Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres dan Emosi. Yogyakarta : Mantra Books.

Husni, Karna. 2015. Manajemen Perubahan Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.

Imekoparia, Ediabonya, Kennedy. 2013 “ Stress Management : An Approach To

Ensuring High Academic Performance of Business Education Students

Jurnal Of Educational Studies. No.5, Vol.1. Hal: 167-176. Faculty Of Education University Of Benin, Benin City, Edo State.

Juni Priansa, Donni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2013. Kinerja dan Profsionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Mulyadi, Deddy. 2015. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung : Alfabeta.

Mulyasa. 2015. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja. Jakarta : Prenadamedia Group.

Nurqamar, Insany Fitri. 2014 “Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran

:Implikasinya Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Pejabat Struktural Prodi”

Jurnal Riset Manajemen dan Keuangan, Vol. 3, No. 1. Hal: 24-31. Universitas Hasanuddin Makasar.

Panjaitan, Putri Undur. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Iklim Organisasi Sekolah dan Keefektivan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kepuasan

Kerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs

Unimed & ISPI Sumut

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007, Tentang Standart Kompetensi yang harus dimiliki Guru.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.144 Tahun 2014, Tentang Standar Kelulusan Ujian Nasional.

Putro, Gede. 2014. “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan

Komitmen Organisasional Karyawan Ud. Ulam Sari Denpasar”.Tesis. PPs

Universitas Udayana Denpasar.

(38)

137

Rizal, Syamsul. 2013. “Stres Kerja dan Kinerja Guru”Jurnal Kajian Ekonomi

Manajemen dan Bisnis. No.2, Vol.1. Universitas Muhamadiyah Aceh.

Robbins. Stephen. 2014. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja Atmaka. Jakarta : Prehalindo.

Sagala, H. Syaiful. 2013. Budaya dan Reinventing, Organisasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Stres Dalam Pekerjaan Guru. 2104. http://moena-munawwarah.blogspot.co.id/2014/09/stres-dalam-pekerjaan-guru.html (diakses 18 april 2016.)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2013. Sekolah Efektif. Jakarta : Rajawali Pers.

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syukuri, Makmur. 2013. “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Madrasah dan Aktivitas Profesional Guru Setelah Sertifikasi dengan

Kinerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs

Unimed & ISPI Sumut

Torang, Syamsir. 2014. Organisasi dan Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers.

____________. 2014. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Triatna, Cepi. 2015. Perilaku Organisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta

Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Usman, Husaini. 2014. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers.

_______. 2015. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

(39)

138

Yuliana, Ira . 2014. ” Hubungan Motivasi Kerja dan Pengelolaan Stres Terhadap Komitmen Afektif Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kecamatan Medan

TembungTesis. PPs Unimed.

Zamroni. 2013. Manajemen Pendidikan : Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta : Ombak.

Gambar

Gambar 2.1    Integrative Model of Organizational Behavior -------------------------------------------29
tabel berikut ini :
Tabel : 1.2 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Standar Nasional = 55 )
Tabel 1.4. Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Metode penelitian yang

perhitungan untuk nilai R 2 sebesar 0,506, berarti 50,6% kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, sisanya

Tujuan penelitian untuk menguji kontribusi persepsi guru tentang kepemimpinan dan komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru secara tidak langsung melalui motivasi

Penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap transparansi pengelolaan keuangan sekolah;

iklim organisasi, persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, dan. tingkat kinerja guru SMA Negeri 1

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh positif persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru; 2) pengaruh positif

Berdasarkan hasil anlisis menunjukan bahwa Persepsi guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Kerja dan Fasilitas Pembelajaran secara bersama-sama berpen-

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi disiplin kerja, motivasi kerja, dan persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru-guru