PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN
PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA
GURU DI SMP NEGERI KOTA
GUNUNGSITOLI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
MANGATAS SIMAMORA NIM. 8146132014
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
▸ Baca selengkapnya: contoh lembar observasi kepala sekolah terhadap guru di kelas
(2)(3)(4)(5)iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan kekuatan,
kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis
ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak
menghadapai kendala dan keterbatasan. Berkat bimbingan, arahan dan motivasi
dosen pembimbing, dan istriku tercinta, keluarga besarku, serta rekan-rekan
mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Benyamin
Situmorang, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu kapan
dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan arahan serta memberikan
motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini, sehingga pada
akhirnya tesis ini dapat selesai lebih baik.
2. Dr. Eka Daryanto, M.T, Dr. Saut Purba ,M.Pd, dan Dr. Zulkifli Matondang,
M.Pd sebagai narasumber atau dosen penguji yang telah banyak memberikan
arahan dan masukan sehingga tesis ini dapat selesai lebih baik.
3. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
4. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur, Prof. Busmin Gurning, M.Pd
selaku Asdir I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd
selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
iv
6. Seluruh Dosen pengajar dan seluruh staf administrasi Program Pascasarjana,
khususnya kepada Hery Samosir, M.Si selaku staf di Prodi Administrasi
Pendidikan.
7. Duhuzatulo Zebua, S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli,
Oktorianus Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli, Drs. Relianus
Zebua sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli, Ikhtiar Mendrofa, S.Pd, sebagai
Ka.SMPN 3 Gunungsitoli, Irawanti Hondro ,S.Pd sebagai Ka.SMPN 4
Gunungsitoli, Hidayat Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 5 Gunungsitoli, Faema
Zebua sebagai Ka.SMPN 6 Gunungsitoli, Sariadi Telaumbanua, S.Pd sebagai
Ka.SMPN 7 Gunungsitoli, Damatias Zebua, B.A sebagai Ka.SMPN 1
Gunungsitoli Alo’oa, Baziduhu Lase, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli
Alo’oa, Sinufa Gulo, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Alo’oa,
Sozamuala Hulu, S.Pd sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Barat, Fabobosa
Zebua sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Barat, Drs. Meliaro Gea sebagai
Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Idanoi, Idami Gea, S.Th sebagai Ka.SMPN 2
Gunungsitoli Idanoi, Temazisokhi Gea, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli
Idanoi, Sanueli Bate’e, S.Pd sebagai Ka.SMPN 4 Gunungsitoli Idanoi, Drs.
Yulianus Harefa sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Selatan, Idanoli
Telaumbanua, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Dharma Caraka Gunungsitoli Selatan,
Artatina Zai sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Selatan, Fatizanolo Zendrato
sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Utara, Markus Harefa, S.Pd sebagai
Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Utara, Eksaudi Zega, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3
Gunungsitoli Utara dan Temazaro Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 4
Gunungsitoli Utara yang telah memberikan izin melakukan uji coba dan
v
8. Orang tua tercinta Erikson Simamora, SE, S.Th dan Meyke. br. Pardosi serta
Kakak dan Adik, yang selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar
serta selalu mendoakan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan
sebaik-baiknya.
9. Istri tercinta Sri Agustina Hutabarat yang selalu mendukung dan mendorong
untuk terus belajar serta selalu mendoakan agar segera menyelesaikan
perkuliahan.
10.Rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi
Pendidikan Angkatan Ke-XXIII Kelas B1 Tahun 2014 (Albiner, Dal Iman,
Elfine, Indra, Jusup, Lies Eka, Kiki, Monika, Paulus, Syaiful, Torangi, Yaman,
dll) yang selalu memberikan motivasi dan bantuan, serta kontribusi ide di saat
perkuliahan terlebih dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari tesis
ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis
mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan
selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan
pendidikan di Kota Gunungsitoli.
Medan, Juni 2016 Penulis.
vi
BAB II KAJIAN TEORETIS,, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis 1. Kinerja Guru ... 16
2. Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 32
3. Budaya Sekolah ... 48
4. Pengelolaan Stres ... 59
B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Pengelolaan Stres ... 68
2. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Pengelolaan Stres ... 69
3. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 70
4. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 71
5. Pengaruh Pengelolaan Stres terhadap Kinerja Guru ... 72
vii
D. Defenisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 78
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 80
F. Uji Coba Instumen ... 84
G. Teknik Analisis Data ... 85
H. Uji Persyaratan Analisis... 88
1. Uji Normalitas dihitung dengan rumus Liliefors ... 88
2. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Sederhana ... 88
3. Uji Homogenitas ... 89
4. Uji Korelasi Antar Variabel ... 89
5. Uji Hipotesis Penelitian ... 90
I. Hipotesis Statistik ... 93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 95
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 101
viii BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ... 129
B. Implikasi ... 130
C. Saran ... 133
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli... 6
Tabel 1.2 Perolehan Nilai Standar UKG 2015 KotaGunungsitoli... 6
Tabel 1.3 Perolehan Nilai UKG Penilaian Kinerjsa 2015 Kota Gunungsitoli... 6
Tabel 1.4 Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs --- 7
Tabel 1.5 Data Kolektif Persentase Kelulusan Sekolah Tingkat SMP/MTs... 8
Tabel 3.1 Waktu Penelitian... 75
Tabel 3.2 Populasi Penelitian... 76
Tabel 3.3 Pengambilan Sampel... 78
Tabel 3.4 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru --- 82
Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah --- 82
Tabel 3.6 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Budaya Sekolah (X2) --- 83
Tabel 3.7 Kisi – kisi Instrumen Penelitian Pengelolaan Stres (X3) --- 83
Tabel 4.1 Ringkasan Karakterisitik Data Masing - masing Variabel Penelitian... 95
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru..., 96
Tabel 4.3 Distribusi Variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah...97
Tabel 4.4 Distribusi Variabel Budaya Sekolah...98
Tabel 4.5 Distribusi Variabel Pengelolaan Stres...100
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru...102
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah...102
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Budaya Sekolah...103
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Pengelolaan Stres...104
x
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas...106
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1... 106
Tabel 4.13. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2...107
Tabel 4.14. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1...108
Tabel 4.15. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2...108
Tabel 4.16. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3...109
Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r)...110
Tabel 4.18. Perhitungan Koefisien Jalur (ρ)...110
Tabel 4.19. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Relatif Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Pengelolaan Stres (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Budaya Sekolah (X2) terhadap Pengelolaan Stres (X3...117
Tabel 4.20. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Pengelolaan Stres (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Budaya Sekolah (X2) terhadap Pengelolaan Stres (X3)...118
Tabel 4.21. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Budaya Sekolah (X2) dan Pengelolaan Stres (X3) terhadap Kinerja Guru (X4)...119
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Integrative Model of Organizational Behavior ---29
Gambar 2.2 Subproses Persepsi ---34
Gambar 2.3 Transactional Theory of Stress --- 65
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian --- 74
Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur Penelitian --- 90
Gambar 4.1 Histogram Skor Kinerja Guru (X4) --- 96
Gambar 4.1 Histogram Skor Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 98
Gambar 4.3 Histogram Skor Budaya Sekolah (X2) --- 99
Gambar 4.4 Histogram Skor Pengelolaan Stres (X3) --- 101
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Angket Penelitian --- 139
Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Penelitian --- 148
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian --- 172
Lampiran 4 Perhitungan Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen Penelitian --- 178
Lampiran 5 Hasil Penelitian --- 186
Lampiran 6 Data Ubahan Penelitian --- 210
Lampiran 7 Distribusi Data, Mean, Simpangan Baku, Modus, Median --- 214
Lampiran 8 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian --- 222
Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Distribusi Data Ubahan Penelitian --- 225
Lampiran 10 Perhitungan Uji Normalitas Homogenitas --- 245
Lampiran 11 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana --- 265
Lampiran 12 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Penelitian --- 298
Lampiran 13 Perhitungan Koefisien Jalur --- 303
Lampiran 14 Perhitungan Uji Hipotesis --- 306
Lampiran 15 PerhitunganUji Model Analisis Jalur --- 313
Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Variabel Komitmen Afektif Guru (X4) - 314
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu langkah upaya yang tepat untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam hal peningkatan pengetahuan
(kowledge), keterampilan (skill) dan sikap (atitude). Dalam konteks pendidikan di
Indonesia, persoalan tentang mutu pendidikan telah menjadi sorotan dari berbagai
perspektif dan cara pandang. Salah satu yang menjadi sorotan rendahnya mutu
pendidikan sering dikaitkan dengan profesionalisme guru. Sekolah sebagai suatu
organisasi yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi lainnya,
dimana sekolah merupakan tempat untuk berlangsungnya proses belajar mengajar
dan tempat khusus dalam menciptakan potensi yang bagus untuk dimiliki setiap
orang. Sekolah memiliki cita-cita menjadikan peserta didik berkualitas dan
mampu bersaing dalam menghadapi era globalisiasi, serta menciptakan rasa
percaya orang tua siswa untuk memberi ruang untuk anak-anaknya meraih
kesuksesan dengan meraih pendidikan yang lebih baik.
Tenaga pendidikan yang sering di sebut “guru” mempunyai peranan penting
dalam pembentukan pengetahuan, keterampilan, serta karakter. Guru diharapkan
professional dalam melaksanakan tugasnya untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini maka dapat diartikan bahwa
2
pendidikan diawali dengan adanya usaha serta perencanaan yang tepat dan benar
untuk menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Namun, keberadaan guru profesional sangat jauh dari yang
diharapkan saat ini. Munculnya sekolah yang rendah mutunya menunjukkan
bahwa guru profesional hanya sebuah wacana publik yang belum teralisasi secara
merata dalam seluruh tingkat pendidikan yang ada di Indonesia. Kenyataan
tersebut menyebabkan para akademis akan lebih berupaya meningkatkan
kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan profesionalisme guru
dengan pelatihan khusus.
Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan
oleh kualitas seorang pemimpin yang menjadi penentu terhadap peningkatan
kinerja. Pemimpin didalam organisasi sekolah yang sering disebut kepala sekolah
harus memiliki kemampuan sebagai pemimpin. Kepala sekolah merupakan tenaga
fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu sekolah. Kata memimpin dari
rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk
menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ketangguhan kepala sekolah digambarkan bahwa kepala sekolah memiliki : (1)
3
pemanfaatan potensi sosial sekolah, (3) kekuatan pendidikan dan kepemimpinan,
(4) kekuatan simbolik yaitu interaksi simbolik atas kedudukan profesional, dan (5)
kekuatan budaya sebagai sistem nilai yang berorientasi pada budaya mutu dan
etos kerja yang tinggi. Setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk
melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan
berkesinambungan. Penting kepemimpinan dalam sebuah organisasi dalam
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua bawahan dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara
tujuan perseorangan atau tujuan organisasi mungkin tidak akan tercapai. Oleh
karena itu,kepemimpian sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.
Terlebih lagi apabila setiap bawahan yang baik selalu ingin tahu bagaimana
mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi. Gairah bawahan
dalam bekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi untuk menjaga
tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi.
Permasalahan krusial yang dihadapi bangsa ini antara lain menyangkut
pemberdayaan sumber daya manusia dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta
jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen pertahun. Permasalahan yang
terjadi menyangkut pertumbuhan angkatan kerja yang lebih besar dibandingkan
adanya ketersediaan lapangan kerja, pasar kerja yang tidak diimbangi dengan
kompetensi sumber daya manusia yang memadai, pemerataan penduduk yang
tidak merata di wilayah kepulauan Indonesia, dan tingkat pengangguran dan
kemiskinan yang meningkat, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Diduga permasalahan yang penting mengakibatkan
4
pendidikan, efisiensi pendidikan, standarlisasi pendidikan, sarana dan prasarana
yang masih belum memadai, masih rendahnya kualitas guru, rendahnya
kesejahteraan guru, rendahnya prestasi peserta didik, kurangnya pemerataan
kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan dengan pekerjaan yang masih
rendah, dan biaya pendidikan yang mahal.
Upaya peningkatan mutu dalam bidang pendidikan difokuskan kepada mutu
proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan yang dimaksud adalah
pembelajaran peserta didik.. Proses pembelajaran mencakup beberapa unsur
utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran, yakni tujuan
pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen, dan
evaluasi. Peningkatan mutu pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini
mengalami perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Perubahan
kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah menekankan
bahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah. Desentralisasi pendidikan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah,
segala kekuasaan pusat dilimpahkan wewenangnya kepada daerah
(kota/kabupaten). Dalam konteks otonomi daerah yang berkaitan dengan jaminan
mutu pendidikan, Standar Nasional Pendidikan (SNP/PP No.19 tahun 2005)
disosialisasikan secara efektif kepada seluruh pemerintah daerah dan satuan
pendidikan di setiap daerah, agar mampu bersaing secara kompetitif dan
komparatif dalam konteks nasional dan internasional. Namun desentralisasi
pendidikan dalam konteks otonomi daerah menghadapi permasalahan yang
5
Hasil penelitian sebelumnya yang menguatkan pentingnya pemahaman
mengenai kinerja, Sugiyarto pada tahun 2005 melakukan penelitian tentang
Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Motivasi
terhadap Kinerja Guru SMK Seni dan Kerajinan Kota Surakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah terhdap kinerja guru. Penelitian selanjutnya,
Kumala Dewi pada tahun 2013 tentang variabel Pengaruh Budaya Sekolah,
Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru Sd Prime One School Medan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengaruh langsung antara budaya sekolah terhadap kinerja
guru di SD Prime One School Medan. Demikian juga, penelitian yang dilakukan
Hartaty Novita Malau pada tahun 2012 melakukan penelitian tentang variabel
pengaruh Iklim Organisasi, Kemampuan Mengelola Stres, Motivasi Berprestasi,
dan Kinerja Guru : Studi Empiris di SMP Negeri 18 Medan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh langsung kemampuan mengelola stres
terhadap kinerja guru.
Rendahnya kinerja guru di Pemerintahan Kota Gunungsitoli salah satunya
dapat dilihat dari nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk semua tingkat
pendidikan. Perolehan nilai UKG yang dilaksanakan pada tahun 2015 di Kota
Gunungsitoli yang didalamnya juga mewakili tingkat SMP dapat dilihat pada
6
Tabel : 1.1 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli
Perolehan Nilai
Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015
Tabel : 1.2 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Standar Nasional = 55 )
No Perolehan Nilai Banyak Guru Persentase ( % ) 1 Di bawah Standar Nasional
( <55 ) 1.763 85
2 Memenuhi Standar Nasional (≥55) 304 15
Jumlah Guru 2.067 100
Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015
Tabel : 1.3 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Penilaian Kinerja Guru )
No Rentang Nilai Banyak Guru Memperoleh Nilai Pedagogik Profesional Total
Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015
Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai UKG 2015 di Kota Gunungsitoli
7
sebesar 85% sedangkan nilai memenuhi/di atas standar nasional (≥55) sebesar
15%. Kemudian perolehan nilai UKG 2015 di Kota Gunungsitoli menurut kinerja
guru, nilai batas interval 25,01-50,00 atau di bawah nilai standar nasional
berjumlah 1.522 orang. Berdasarkan data yang diperoleh menyangkut nilai UKG
yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 di kota Gunungsitoli, didapati bahwa
nilai uji kompetensi guru masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan
seperti yang diharapkan demi menunjang kemajuan pendidikan.
Penilaian kinerja guru di SMP Kota Gunungsitoli juga dapat dinilai dari
hasil Ujian Nasional (UN) yang masih kurang memuaskan, dimana nilai rata-rata
kelulusan belum mampu memenuhi dan melebihi nilai standar nasional kelulusan
yang telah ditentukan brdasarkan Permendikbud No.144 Tahun 2014 yakni 5,5.
Penilaian ini menjadi penilaian kinerja guru walaupun nilai standar kelulusan
tidak menentukan kelulusan siswa, melainkan yang menentukan kelulusan siswa
adalah satuan pendidikan, dimana nilai sekolah diikut sertakan untuk menentukan
nilai kelulusan. Perolehan nilai UN utuk tingkat SMP/MTs yang dilaksanakan
pada tahun pelajaran 2014/2015 di Kota Gunungsitoli dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1.4. Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015
No Perolehan Nilai Rata-rata UN ( BIN, ING, MAT, IPA )
8
Tabel 1.5. Data Kolektif Persentase Kelulusan Sekolah Tingkat SMP/MTs
Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015
No Persentase Kelulusan UN SMP/MTs Negeri
Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti tahun 2015
Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai kolektif hasil UN tahun pelajaran
2014/2015, dari beberapa SMP/MTs Negeri maupun Swasta yang nilai standar
nasional kelulusan masih jauh dari hasil yang diharapkan yaitu 5,5. Bahkan dari
data yang ada terdapat beberapa sekolah yang mengikuti ujian nasional tidak lulus
100%. Berdasarkan data perolehan nilai kolektif hasil UN tahun pelajaran
2014/2015, dari beberapa SMP/MTs Negeri maupun Swasta Kota Gunungsitoli,
didapati siswa masih banyak yang belum siap berkompetensi dalam menghadapi
ujian nasional. Jika dilihat perbandingan SMP/MTs Negeri yang lebih dominan
berstatus guru PNS dengan SMP/MTs Swasta, jumlah persentase kelulusan
dibawah 50% justru lebih tinggi pada SMP/MTs berstatus Negeri.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada studi pendahuluan bulan Juli
2015 di SMP Negeri Kota Gunungsitoli, masih juga terjadi masalah yang
berkaitan dengan pendidikan, yaitu masih ditemukan masih rendahnya kinerja
guru. Kebanyakan guru tidak profesional dalam melaksanakan tugas sebagaimana
mestinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan Kepala sekolah
9
Rendahnya kinerja guru juga disebabkan kurangnya hubungan yang baik antara
guru dan kepala sekolah. Hubungan yang kurang baik ini disebabkan persepsi
guru terhadap kepala sekolah, yaitu seorang guru perlu tetap menjaga kewibawaan
seorang kepala sekolah. Dalam kesehari-harian di sekolah terkadang sosok
seorang kepala sekolah yang ditunjuk dan diangkat sebagai pemimpin tidak
sepunuhnya menunjukkan perilaku seorang pemimpin dalam mengendalikan
jalannya organisasi sekolah. Sikap atau pandangan seperti ini, ditandai dengan
sikap guru lebih menutup diri ketika menghadapi permasalahan menyangkut
proses belajar mengajar. Masalah yang dihadapi oleh guru tidak serta merta dapat
langsung dibicarakan dengan kepala sekolah untuk diambil suatu tindakan dalam
penyelesaian masalah. Kepala sekolah terkadang juga belum mampu menciptakan
kerja sama antara guru dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di
sekolah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan seorang kepala sekolah dalam
pengambilan keputusan, sehingga terkadang pengambilan keputusan keputusan di
sekolah oleh kepala sekolah tanpa disadari tidak merujuk kepada tujuan yang
ingin dicapai dan keputusan yang diambil secara tidak langsung bisa merugikan
pihak guru. Dari kejadian di atas dapat diindikasikan persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum
menunjukan kepemimpinan yang baik seperti diharapkan.
Pengamatan selanjutnya dilakukan melalui wawancara dengan beberapa
orang guru bahwa kenyataannya kerjasama di antara sesama guru masih kurang
terjalin dengan baik, dimana sebagian guru ada yang bersikap acuh tak acuh
terhadap sesama guru dan dengan kepala sekolah. Sebagian guru cenderung tidak
10
yang pada akhirnya menimbulkan kecurigaan satu dengan yang lain dan
menciptakan terjadi pembentukan kelompok-kelompok untuk menciptakan daya
saing antara guru senior dengan guru junior. Pengamatan lain yang dilakukandari
hasil wawancara kepada beberapa guru, bahwa guru-guru sering terlambat
memulai proses belajar belajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada jam
pembelajaran berlangsung masih ditemukan guru belum masuk kedalam kelas
untuk memulai pembelajaran, namun memilih duduk-duduk dan ngobrol diruang
guru. Selanjutnya, guru sering tidak disiplin waktu dan tidak jujur dalam
mengatur jam pembelajaran. Kemudian masih sering ditemukan beberapa guru
PNS kurang memperhatikan aturan pemerintah daerah mengenai pemakaian
seragam dinas sesuai petunjuk pemakaian seragam dinas, dan sebagian guru
kurang memperhatikan penampilan cara berpakaian yang rapi yang dapat dicontoh
oleh peserta didik. Kejadian yang terjadi di atas dapat diindikasikan budaya
sekolah di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum tercipta dengan baik
sebagaimana mestinya.
Selain pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan
budaya sekolah, pengelolaan stres juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Ketika
diwawancarai, di katakan bahwa sebagian guru mengalami stres dalam
melaksanakan pekerjaannya. Penyebab stres guru antara lain, menghadapi
kenakalan peserta didik, beban kerja, konflik dengan sesama guru dan kepala
sekolah, sarana dan prasarana yang kurang lengkap, lingkungan yang kurang
nyaman. Penyebab timbulnya stres antara lain, keterlambatan gaji dan pengurusan
kenaikan pangkat dan pengurusan berkas yang terkait dengan kinerja guru. Akibat
11
meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah selaku menajer sering tidak cermat
memperhatikan keadaan yang dialami bawahannya untuk mengambil sikap atau
tindakan membantu segala permasalahan yang dihadapi guru yang menyebabkan
stres dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Demikian juga guru yang
mengalami stres terkadang kurang mampu dalam mengelola dampak stres yang
dialaminya. Dari kejadian yang terjadi di atas dapat diindikasikan pengelolaan
stres di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum dapat dikelolola dengan baik untuk
menurunkan tingkat stres pada guru.
Mengacu kepada permasalahan di atas yang menunjukkan bahwa persepsi
guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres
berperan penting dalam menentukan kinerja guru, dimana permasalahan yang
terjadi tersebut berpengaruh langsung dengan rendahnya kinerja guru. Oleh
karena itu, penelitian ini akan menganalisis kinerja guru di SMP Negeri Kota
Gunungsitoli untuk dapat menemukan alternatif dalam memecahkan
permasalahan kinerja guru. Maka dalam penelitian ini di beri judul ”Pengaruh
Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Pengelolaan Stres terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dalam latar belakang masalah tersebut di atas, yaitu persepsi
guru kepemimpinan kepala sekolah belum menunjukan persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah yang baik seperti diharapkan, budaya sekolah
12
yang berpengaruh terhadap kinerja guru, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut : (1) faktor – faktor apa yang dapat
mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (2) apakah
budaya sekolah dapat mempengaruhi pengelolaan stres guru di SMP Negeri Kota
Gunungsitoli? : (3) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
dapat mempengaruhi pengelolaan stres guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? :
(4) apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota
Gunungsitoli? : (5) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (6) apakah
pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota
Gunungsitoli? (7) apakah budaya sekolah dan pengelolaan stres dapat
mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (8) apakah
persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan pengelolaan stres dapat
mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (9) apakah
Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri
Kota Gunungsitoli?, dan (10) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala
sekolah, budaya sekolah, dan pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru
di SMP Negeri Kota Gunungsitoli?
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah, namun untuk
lebih menfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada tujuan penulisan, maka
13
persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan
pengelolaan stres terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
langsung terhadap pengelolaan stres?
2. Apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres?
3. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
langsung terhadap kinerja guru?
4. Apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru?
5. Apakah pengelolaan stres berpengaruh langsung terhadap kinerja guru ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres.
2. Untuk mengetahui apakah budaya sekolah dapat berpengaruh langsung
terhadap pengelolaan stres guru.
3. Untuk mengetahui apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
14
4. Untuk mengetahui apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap
kinerja guru.
5. Untuk mengetahui apakah pengelolaan stres berpengaruh langsung terhadap
kinerja guru.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini dapat memberi informasi untuk menyadarkan guru atau
tenaga pendidik dalam menerapkan persepsi guru tentang kepemimpinan
kepala sekolah, menciptakan budaya sekolah dengan baik serta
meningkatkan pengelolaan stres dalam melaksanakan tugasnya sehingga
kinerja guru akan semakin meningkat. Dengan demikian perilaku
organisasi dalam dunia pendidikan akan semakin baik.
b. Penelitian ini dapat menambah bahan kajian yang menyangkut
masalah-masalah yang ada kaitannya faktor untuk meningkatkan kinerja guru.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan sebagai
bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya untuk dapat
dikembangkan dengan variabel yang lebih kompeks.
b. Bagi para guru dapat memberi manfaat dalam pengembangan diri dan
15
c. Bagi kepala sekolah sebagai bahan informasi dan sebagai otoritas
pengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja guru.
d. Bagi kepala dinas dan stakeholder, penelitian ini diharapkan menjadi bahan
informasi dan pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan dalam
129
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap pengelolaan stres (X3), dengan
nilai ρ31=0,33 diperoleh harga thit = 5,29. Harga ini dikonsultasikan dengan
ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
mengakibatkan sistem pengelolaan stress guru SMP Negeri Kota
Gunungsitoli dapat berlangsung secara baik.
2. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya sekolah (X2) terhadap
pengelolaan stres (X3), dengan nilai ρ32=0,16 diperoleh harga thit = 3,29.
Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan budaya sekolah mengakibatkan
sistem pengelolaan stress guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli dapat
berlangsung secara baik.
3. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi guru tentang
keemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (X4), dengan nilai
ρ41=0,36 diperoleh harga thit = 6,96. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab
dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
130
mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SMP Negeri Kota
Gunungsitoli.
4. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya sekolah (X2) terhadap
kinerja guru (X4), dengan nilai ρ42=0,16 diperoleh harga thit = 3,90. Harga
ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan budaya sekolah mengakibatkan terjadinya
peningkatan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli.
5. Terdapat pengaruh langsung positif antara pengelolaan stres (X3) terhadap
kinerja guru (X4), dengan nilai ρ43=0,13 diperoleh harga thit = 3,75. Harga
ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini
menunjukkan bahwa sistem pengelolaan stres yang baik dapat
meningkatkan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunung sitoli.
5.2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa
implikasi sebagai berikut :
1. Upaya peningkatan kinerja guru melalui persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah.
Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah telah terbukti memiliki
pengaruh langsung positif dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa
kinerja guru akan mengalami peningkatan apabila didukung dengan persepsi
guru tentang kepemimpinan kepala sekolah yang bernuansa positif. Penting
bagi semua komponen sekolah khususnya kepala sekolah untuk membangun
131
dapat menafsirkan kepala sekolah sebagai pimpinan yang selalu mengayomi
bawahannya dalam hal ini guru sebagai personel sekolah. Dalam hal ini
implikasi yang didapat dari seluruh personel sekolah sangat perlu untuk
menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif agar kinerja guru dapat
meningkat. Suasana tersebut dapat diciptakan melalui berbagai upaya
diantaranya pemberian tugas yang jelas, hubungan dan keikutsertaan dalam
pengambilan keputusan serta pelatihan.
2. Upaya peningkatan kinerja guru melalui budaya sekolah.
Budaya sekolah merupakan ciri khas yang melekat pada setiap sekolah,
untuk itu perlu dijaga agar budaya sekolah tetap lestari dari masa ke
masa.peningkatan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh budaya sekolah
karena membangun budaya sekolah dimulai dari kesiapan seluruh personel
sekolah baik kepala sekolah, guru, pegawai serta siswa yang ada di dalam
sekolah tersebut. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa kinerja seiring
sejalan dengan budaya sekolah yang ada melekat dilingkungan sekolah
sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh budaya
sekolah.
3. Upaya peningkatan kinerja guru melalui pengelolaan stres.
Pengelolaan stres telah terbukti memiliki pengaruh positif dengan kinerja
guru. Hal ini berdasarkan dari seluruh pengujian persyaratan analisis dan
pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Berdasarkan hal ini perlu adanya
perbaikan tentang tata laksana tugas guru agar pengelolaan stres dapat
132
kinerja tentu tugas-tugas guru harus lebih lugas serta hubungan kepala
sekolah dan guru terjalin harmonis, dengan hal ini tingkat dan tata
pengelolaan stres guru tentu akan baik serta kinerja guru dapat meningkat
sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
4. Upaya peningkatan kinerja guru melaui persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres.
Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan
pengelolaan stres memiliki pengaruh secara bersama sama dengan kinerja
guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati tiga
unsur dalam peningkatan kinerja guru di sekolah yang dipimpinnya. Ketiga
unsur tersebut adalah persepsi kepemimpinan kepala sekolah, budaya
sekolah, pengelolaan stres. Agar dapat meningkatkan kinerja guru maka
diperlukan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah supaya
kepala sekolah mampu mengatur langkah dalam menyikapi para guru,
budaya sekolah yang baik dan bersinergi sangat diperlukan dalam
menumbuhkan serta meningkatkan kinerja guru, serta pengelolaan stress
yang baik tentu memberikan kontribusi yang positif dalam peningkatan
133
5.3 Saran
Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk
meningkatkan kinerja guru, yaitu :
1. Kepala Sekolah hendaknya :
a. Menjaga suasana sekolah yang kondusif dalam kepemimpinannya sehingga
guru guru tidak cepat jenuh dan stres serta mampu menciptakan rasa
memiliki terhadap sekolah serta pemberian tugas yang jelas, keikutsertaan
dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan pengakuan dan umpan balik
semangat dan keluesan organisasi sekolah.
b. Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang
dihadapi sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru
untuk mengembangkan potensi dirinya.
2. Guru hendaknya :
a. Membangun kerja sama, komunikasi yang terbuka dan hubungan yang
harmonis bagi sesama guru, sehingga apabila salah seorang guru
menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama
sama dan selalu berfikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan
kepala sekolah dan rekan guru lainnya.
b. Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
pengelolaan stress yang baik agar situasi internal seorang guru dapat
tercapai secara maksimal dalam pengembangan potensi guru tersebut
134
3. Dinas pendidikan hendaknya :
a. Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk
mengembangkan diri seperti memberi kesempatan bagi guru untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
b. Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
guru.
c. Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi bagi
guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain
4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lanjut tentang penelitian ini
dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap
kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam melaksanakan
135
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Ambarita Biner, Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Ambarita Biner, Wanapri Pangaribuan.2013. Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Ambarita, Biner. Paningkat Siburian, Juli 2013, " Pengembangan Desain Model Supervisi Akademik Berbasis Manajemen Pendidikan". Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 19. PPs Unimed & ISPI Sumut.
Asrul. 2014. ” Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Keja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh timur .Tesis. PPs Unimed.
Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior. New York : Mc Graw Hill.
Daryanto. 2015. Pengelolan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.
Dewi, Kumala. 2014. ” Pengaruh Budaya Sekolah, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Guru Sd Prime One School Medan.” Tesis. PPs Unimed.
Ekundyo, Job Ayodele. 2014 “ Occupational Stress And Employees Productivity
The Workplace” Jurnal Of scientific Research In Education. No.2, Vol.7.
Hal: 157-165. Faculty University Of Techonlogy Owerri, Imo State , Nigeria.
Fardah, Khoirul. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Madrasah
Tsyanawiyah Negeri kabupaten Deli Serdang”. Jurnal Kajian Manajemen
Pendidikan. No.2, Vol. 13. PPs Unimed & ISPI Sumut.
Fariyuni dan Nurfitria.2014 “Manajemen Stres Pada Istri Yang Mengalami Long
Distance Marriage” Jurnal Psikologi, Vol. 2, No.2. Hal: 53-61. Universitas
Ahmad Dahlan.
Gabrillin, Abba. 2015. "Pendidikan Indonesia sedang gawat darurat". KOMPAS, 3 Desember 2015.
136
Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres dan Emosi. Yogyakarta : Mantra Books.
Husni, Karna. 2015. Manajemen Perubahan Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.
Imekoparia, Ediabonya, Kennedy. 2013 “ Stress Management : An Approach To
Ensuring High Academic Performance of Business Education Students”
Jurnal Of Educational Studies. No.5, Vol.1. Hal: 167-176. Faculty Of Education University Of Benin, Benin City, Edo State.
Juni Priansa, Donni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.
Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2013. Kinerja dan Profsionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Mulyadi, Deddy. 2015. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung : Alfabeta.
Mulyasa. 2015. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja. Jakarta : Prenadamedia Group.
Nurqamar, Insany Fitri. 2014 “Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran
:Implikasinya Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Pejabat Struktural Prodi”
Jurnal Riset Manajemen dan Keuangan, Vol. 3, No. 1. Hal: 24-31. Universitas Hasanuddin Makasar.
Panjaitan, Putri Undur. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Iklim Organisasi Sekolah dan Keefektivan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kepuasan
Kerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs
Unimed & ISPI Sumut
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007, Tentang Standart Kompetensi yang harus dimiliki Guru.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.144 Tahun 2014, Tentang Standar Kelulusan Ujian Nasional.
Putro, Gede. 2014. “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Komitmen Organisasional Karyawan Ud. Ulam Sari Denpasar”.Tesis. PPs
Universitas Udayana Denpasar.
137
Rizal, Syamsul. 2013. “Stres Kerja dan Kinerja Guru”Jurnal Kajian Ekonomi
Manajemen dan Bisnis. No.2, Vol.1. Universitas Muhamadiyah Aceh.
Robbins. Stephen. 2014. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja Atmaka. Jakarta : Prehalindo.
Sagala, H. Syaiful. 2013. Budaya dan Reinventing, Organisasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Stres Dalam Pekerjaan Guru. 2104. http://moena-munawwarah.blogspot.co.id/2014/09/stres-dalam-pekerjaan-guru.html (diakses 18 april 2016.)
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Supardi. 2013. Sekolah Efektif. Jakarta : Rajawali Pers.
Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syukuri, Makmur. 2013. “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Madrasah dan Aktivitas Profesional Guru Setelah Sertifikasi dengan
Kinerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs
Unimed & ISPI Sumut
Torang, Syamsir. 2014. Organisasi dan Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers.
____________. 2014. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Triatna, Cepi. 2015. Perilaku Organisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Sisdiknas No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta
Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Usman, Husaini. 2014. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers.
_______. 2015. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.
138
Yuliana, Ira . 2014. ” Hubungan Motivasi Kerja dan Pengelolaan Stres Terhadap Komitmen Afektif Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kecamatan Medan
Tembung” Tesis. PPs Unimed.
Zamroni. 2013. Manajemen Pendidikan : Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta : Ombak.