• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU

TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

DAL IMAN NOTATEMA GEA NIM. 8146132007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

DAL IMAN NOTATEMA GEA, 8146132007. The effect of teacher’s perception towards headmaster’s Transformational Leadership, organizational culture and teachers job satisfaction of the effectiveness in the Gunungsitoli’s Senior High School. Thesis. Medan. Post-Graduate Education Administration Study Program, State University of Medan, 2016.

(6)

ii ABSTRAK

DAL IMAN NOTATEMA GEA, 8146132007. Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Guru terhadap Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. Tesis. Medan: Program Studi Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan anugerah-Nya sehingga tesis saya yang berjudul : "Pengaruh Persepsi Tentang

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan

Kepuasan Kerja Guru Terhadap Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli”

dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi

Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sejak dimulai sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan

semangat, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Tuhan memberikan

balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Ucapan terima kasih dan

penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Rektor dan Wakil Rektor yang telah menerima penulis sebagai

mahasiswa pada Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana

UNIMED

2. Bapak Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana UNIMED

3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd sebagai Ketua dan Bapak Dr. Sukarman Purba,

M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana

UNIMED

4. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Bapak

(8)

iv

membimbing, mengarahkan, serta memotivasi penulis dalam penyusunan tesis

ini hingga dapat terselesaikan.

5. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Dr. Irsan Rangkuti,M.Pd.

M.Si, dan Bapak Prof.Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai narasumber yang

telah banyak memberikan saran dan kritik yang membangun dalam

penyelesaian tesis ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan UNIMED yang telah

membekali ilmu dan pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

7. Pemerintah Kota Gunungsitoli yang telah memberikan Tugas Belajar kepada

penulis untuk meningkatkan kompetensi akademik di Pascasarjana UNIMED.

8. Seluruh staf dan pegawai Pascasarjana UNIMED serta rekan – rekan

mahasiswa program studi Administrasi Pendidikan angkatan XXIII yang tidak

dapat disebut satu persatu.

9. Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Kepala sekolah dan guru-guru di

SMAN 1 Gunungsitoli, SMAN 2 Gunungsitoli, SMAN 3 Gunungsitoli,

SMAN Unggulan Sukma Nias, SMAN 1 Gunungsitoli Utara, SMAN 1

Gunungsitoli Idanoi yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam

penelitian.

10.Istriku tercinta Natalia Telaumbanua, AMK serta kedua anakku yang hebat

Talitha Nioroiönia Gea dan Conelio Marturia Gea atas doa, pengorbanan,

perhatian dan dukungan penuh dalam setiap proses penyelesaian perkuliahan

(9)

v

11.Ibuku Lisania Lömbu dan Ibu mertuaku Yardinar Telaumbanua serta seluruh

keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian studi

ini.

12.Saudara Sowa’a Laoli, M.Si yang telah mendukung penulis untuk melanjutkan

studi di Pascasarjana UNIMED

13.Saudara Irwansyah Siregar,M.Pd, Dr.Novita, M.Pd, dan khususnya teman –

teman di SMA Negeri Unggulan Sukma Nias yang telah mendukung penulis

menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED.

14.Alumni SMA Negeri Unggulan Sukma Nias yang tidak dapat disebut satu

persatu khususnya yang bergabung dalam KAMNI UNIMED.

Semoga Tuhan memberikan balasan yang terbaik atas semua dukungan

yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis berharap

semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu

dalam bidang pendidikan dan menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi masalah ... 14

1.3. Pembatasan masalah... 15

1.4. Rumusan Masalah ... 15

1.5. Tujuan Penelitian ... 16

1.6. Manfaat Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Kajian Teoretis ... 18

2.1.1 Keefektifan sekolah ... 18

2.1.2 Kepuasan kerja guru ... 30

2.1.3 Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah... 43

2.1.4 Budaya organisasi ... 61

(11)

vii

2.3Kerangka berpikir... 74

2.4Hipotesis penelitian ... 80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu Penelitian ... 82

3.2Metode Penelitian... 82

3.3Populasi dan sampel ... 82

3.4Desain penelitian ... 85

3.5Defenisi operasional ... 86

3.6Teknik pengumpulan data dan instrumen ... 88

3.7Uji coba instrumen ... 89

3.8Teknik analisis data ... 94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 105

1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 105

1.1Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 105

1.2Budaya Organisasi ... 108

1.3Kepuasan Kerja Guru ... 110

1.4Keefektifan Sekolah ... 112

2. Tingkat Kecenderungan Variabel ... 113

3. Uji Persyaratan Analisis ... 117

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 139

(12)

viii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 145

B. Implikasi ... 146

C. Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 151

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Teori persepsi kepuasan kerja ... 39

2. Gambar 2.2 Model Kepemimpinan Lengkap ... 56

3. Gambar 2.3 Model Kepemimpinan Transformasional... 58

4. Gambar 2.4 Terbentuknya Budaya Organisasi ... 66

5. Gambar 2.5 Dampak Budaya Organisasi ... 69

6. Gambar 2.6 Paradigma Penelitian ... 80

7. Gambar 3.1 Persamaan sub struktur 1... 101

8. Gambar 3.2 Persamaan sub struktur 2... 101

9. Gambar 4.1 Histogram Skor Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 107

10.Gambar 4.2 Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi ... 109

11.Gambar 4.3 Histogram Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 111

12.Gambar 4.4 Histogram Skor Variabel Keefektifan Sekolah ... 113

(14)

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Rerata Ujian Nasional ... 5

2. Tabel 1.2 Indeks Integritas Ujian Nasional ... 6

3. Tabel 1.3 Data Observasi Awal ... 7

4. Tabel 2.1 Faktor-faktor Keefektifan Sekolah... 26

5. Tabel 3.1 Populasi Guru SMA Negeri Kota Gunungsitoli ... 83

6. Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 85

7. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 88

8. Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Coba Intrumen ... 92

9. Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi ... 93

10.Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 93

11.Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Variabel Hasil Penelitian ... 105

12.Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 106

13.Tabel 4.3 Ditribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi... 108

14.Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 110

15.Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Keefektifan Sekolah... 112

16.Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Sekolah ... 114

17.Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 115

18.Tabel 4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 116

19.Tabel 4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 117

(15)

xi

21.Tabel 4.11 Rangkuman Hasil ANAVA X3 atas X1 ... 119

22.Tabel 4.12 Rangkuman Hasil ANAVA X3 atas X2 ... 120

23.Tabel 4.13 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X1 ... 121

24.Tabel 4.14 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X2 ... 122

25.Tabel 4.15 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X3 ... 123

26.Tabel 4.16 Rangkuman Uji Homogenitas Antar Pasangan Variabel ... 124

27.Tabel 4.17 Rangkuman Perhitungan Koefisien Korelasi ... 125

28.Tabel 4.18 Rangkuman Perhitungan Koefisien Jalur ... 126

29.Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung ... 132

30.Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif... 133

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 109

2. Lampiran 2 Sebaran data Uji Coba Instrumen ... 167

3. Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 183

4. Lampiran 4 Data Penelitian ... 196

5. Lampiran 5 Ubahan Data Penelitian ... 216

6. Lampiran 6 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi dari Data Variabel Peneltian ... 220

7. Lampiran 7 Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 229

8. Lampiran 8 Uji Normalitas ... 233

9. Lampiran 9 Uji Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan Keberartian persamaan Regresi... 253

10.Lampiran 10 Uji Homogenitas ... 291

11.Lampiran 11 Perhitungan Koefisien Korelasi ... 313

12.Lampiran 12 Perhitungan Koefisien Jalur... 319

13.Lampiran 13 Perhitungan Uji Hipotesis ... 326

14.Lampiran 14 Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 335

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Keefektifan sekolah merupakan suatu gambaran sekolah yang mampu

mencapai tujuan sesuai dengan program. Sekolah efektif mampu menciptakan

siswa yang berprestasi dalam setiap kegiatan akademik, persentase kelulusan yang

tinggi dan dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri, swasta,

kedinasan dan bekerja sesuai dengan kompetensi. Sarana dan prasarana sekolah

yang lengkap dan memadai. Suasana sekolah yang kondusif, kepala sekolah, guru

dan tenaga kependidikan bersama-sama mewujudkan program sekolah.

Keefektifan berasal dari kata efektif, diterjemahkan dari bahasa inggris

yaitu Effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan

baik. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:34) dikemukakan bahwa efektif

berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab,

dapat membawa hasil.

Sekolah adalah sebuah organisasi yang mempunyai tujuan atau target,

sudah tentu memiliki visi, misi dan tujuan yang dikemas dalam sebuah program,

dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dengan demikian sekolah

memiliki pedoman yang jelas tentang tujuan yang akan dicapai dan dapat

menentukan langkah – langkah yang harus ditempuh untuk pencapain tujuan

tersebut. Sekolah diharapkan mampu mengorganisir dan memberhasilkan semua

program-program yang telah direncanakan. Sekolah dalam memberhasilkan

(18)

2

yakni tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, sarana dan prasarana,

masyarakat. Komariah dan Triatna (2005:34) mengemukakan bahwa Keefektifan

adalah ukuran yang mengatakan sejauh mana organisasi melaksanakan sasaran

atau tujuan (secara kuantitas, kualitas dan waktu). Makmun (1999:11) menyatakan

bahwa Keefektifan sekolah pada dasarnya menunjukkan tingkat kesesuaian antara

hasil - hasil yang dicapai (achievement atau observed out put) dengan hasil-hasil

yang diharapkan (objective target intended out put).

Sekolah dikatakan efektif apabila mampu mencapai visi, misi dan tujuan

sesuai dengan yang diprogramkan. Pencapaian sekolah yang efektif berkaitan erat

dengan manejemen sekolah tersebut, bagaimana sekolah merencanakan,

mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan atau mengawasi serta

mengevaluasi.

Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki visi, sehingga suatu

keharusan bagi sekolah menghasilkan lulusan yang siap terjun ke lapangan kerja

atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Sesuai dengan yang dikatakan Coleman dan

Glover (2010:34) bahwa Sekolah yang efektif merefleksikan hubungan yang erat

dengan produk yakni mutu lulusan yang diharapkan, adanya kelengkapan

organisasi yang meliputi perolehan sumber daya, karakterisitik pembelajaran dan

motivasi kerja.

Sekolah yang dikelola efektif tentunya menghasilkan lulusan bermutu.

Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara

operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan

sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut

(19)

3

Soedijarto (2004:50) menyatakan bahwa sekolah hendaknya

memperhatikan mutu pendidikan setiap tahunnya dengan mempedomani

komponen dasar yang mempengaruhi yaitu kurikulum dan proses pembelajaran,

administrasi dan manajemen sekolah, organisasi dan kelembagaan sekolah,

ketenagaan, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta peserta didik, peran serta

masyarakat, lingkungan dan budaya sekolah.

Bertolak dari pandangan di atas, dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan

berhubungan erat dengan keefektifan sekolah. Sekolah diharapkan dapat

menciptakan lulusan yang berkualitas setiap tahunnya. Sagala (2010:81)

menjelaskan bahwa keefektifan sekolah (effective schooling) dan sekolah yang

bermutu (school quality) merupakan pembahasan yang tak kunjung

habis-habisnya, sepanjang sekolah itu masih menjalankan kegiatannya. Artinya tuntutan

akan keefektifan dan mutu sekolah sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Keefektifan sekolah menjadi harapan akan permasalahan-permasalahan

pendidikan yang ada dewasa ini, tidak hanya dalam pencapaian tujuan atau hasil

tetapi penting juga bagaimana menyatukan seluruh komponen yang ada dalam

sekolah sehingga pencapaian tetap stabil, konsisten sepanjang waktu. Beberapa

permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan justru semakin jauh dari

keefektifan dan peningkatan mutu sekolah, misalnya aksi kekerasan dalam

sekolah yang dilakukan oleh peserta didik, aksi tawuran antar sekolah,

penggunaan narkoba, kejahatan seksual dan kasus-kasus lain yang malah

(20)

4

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dihadapan kepala

dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, di Kemendikbud, Senin

(1/12/2014). Mengatakan kondisi pendidikan Indonesia saat ini sedang dalam

kondisi gawat darurat. Dari sejumlah data yang dimiliki Kemendikbud, dalam

beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia menunjukkan hasil buruk,

antara lain : 1) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara, pada

pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve, 2) dalam

pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49, dari 50

negara yang diteliti, 3) pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65

negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study

Assessment (PISA), pada tahun 2012.

Dari data-data Kemendikbud menunjukkan bahwa secara umum, mutu

pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Di era globalisasi, tantangan

yang dihadapi khususnya Bangsa Indonesia sangat berat. Terlebih pada saat pasar

bebas dalam tingkat ASEAN yang rencananya akan diberlakukan akhir tahun

2015 (MEA2015). Pendidikan menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan

generasi muda menghadapi tantangan zaman kalau tidak mau tertindas oleh

kemajuan itu sendiri. Apabila kita merenungkan apa yang terjadi didunia ini,

dengan berbagai gelombang globalisasi, maka dapat kita katakan proses

globalisasi merupakan suatu masalah di dalam kehidupan dewasa ini, (Tilaar,

2012:4).

Dalam menghadapi tantangan dari era globalisasi dibutuhkan sumber daya

manusia yang terdidik, terlatih dan terampil. Sehingga tuntutan akan kebutuhan

(21)

5

keinginan masyarakat. Banyak sekolah yang dulunya bagus, namun lambat laun

akan tertinggal. Pendidikan yang bermutu saat ini telah menjadi bagian penting

dari kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Berdasarkan data yang dihimpun dalam Neraca Pendidikan daerah

(www.npd.data.kemendikbud.go.id) tahun 2015, kondisi pendidikan daerah kota

Gunungsitoli saat ini masih sangat rendah dibandingkan dengan daerah

kabupaten/kota lain di provinsi Sumatera Utara. Gambaran kondisi pendidikan

kota Gunungsitoli adalah sebagai berikut :

1. Indeks Pembangunan Manusia kota Gunungsitoli pada tahun 2014 berada

pada urutan ke 24 dari 33 Kabupten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Indeks

Pembangunan Manusia adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,

melek huruf, pendidikan dan standar hidup.

2. Rerata Ujian Nasional tahun 2015, di Kota Gunungsitoli dari semua jenjang

rata-rata mampu melampauhi rerata secara nasional, kecuali Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang dibawah rerata nasional, lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1. Rerata Ujian Nasional

No Jenjang

Namun, dari hasil Ujian Nasional 2015 kota gunungsitoli di atas berbanding

(22)

6

Integritas Ujian Nasional merupakan hasil gambaran tingkat kejujuran

sekolah, Kabupaten dan Kotamadya, serta Provinsi dalam melaksanakan dan

menjawab soal-soal Ujian Nasional. IIUN dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2. Indeks Integritas Ujian Nasional 2015

IIUN Nasional IIUN Prov.Sumatera Utara

IIUN Kota Gunungsitoli

63,28 50,22 48,19

Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi nilai indeks integritasnya,

maka semakin tinggi kejujuran sekolah, kabupaten dan kotamadya, serta

provinsi dalam melaksanakan ujian nasional. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa masih terdapat kesenjangan, antara pencapaian hasil dan proses

pencapaiannya.

3. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015, di Kota Gunungsitoli berada

diperingkat 23 dari 33 Kota Kabupaten di Sumatera Utara dengan rata-rata

nilai 51,10. UKG merupakan ukuran kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) yang dimiliki guru-guru, menunjukkan bahwa rata-rata SDM guru di

Kota Gunungsitoli masih rendah.

4. Berdasarkan data dari bidang Kurikulum dan Pengembangan Mutu Pendidikan

(KPMP) Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, bahwa dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir, siswa SMA di Kota Gunungsitoli belum mampu

menembus peringkat 3 (tiga) besar tiap bidang studi, pada Olimpiade Sains

Nasional (OSN) tingkat Provinsi, sebagai ajang seleksi untuk mewakili

(23)

7

bahwa siswa SMA dari Kota Gunungsitoli mewakili Sumatera Utara di ajang

OSN tingkat Nasional di Medan 2010, sebanyak 2 (dua) orang.

Beberapa fakta yang di temukan pada saat observasi awal di 3 (tiga) SMA

Negeri di kota Gunungsitoli pada Tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3 Data Observasi Awal

Indikator Fakta – fakta

Sekolah I Sekolah II Sekolah III Visi dan misi Memiliki visi dan Proses belajar Sering tidak

membawa Hasil belajar Selain laporan belajar tiap semester, ketiga sekolah tidak

memiliki data lengkap yang menunjukkan pencapaian siswa, yang menyangkut presentase kelulusan, siswa yang melanjut di Perguruan Tinggi Negeri, Kedinasan dan prestasi lain selain akademik

Sumber : Data primer hasil observasi awal, 21-30/3/2016

Berdasarkan Tabel di atas dapat menggambarkan kondisi pendidikan di

kota gunungsitoli saat ini dan seakan-akan membenarkan asumsi bahwa selama

(24)

8

Untuk mengetahui hasil pencapaian sekolah setiap tahunnya, seharusnya

mempedomani program sekolah yakni visi, misi dan tujuan yang diuraikan dalam

program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program sekolah

berisikan harapan – harapan yang ingin capai. Agar hasil yang harapkan (input)

tersebut menjadi hasil pencapaian (output) memerlukan proses yang melibatkan

seluruh komponen sekolah dalam mewujudkannya.

Pengelolaan pendidikan di setiap satuan pendidikan baik pendidikan dasar

maupun menengah telah diatur secara gamblang dalam Permendiknas nomor 19

tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar

dan menengah. Baik sekolah negeri maupun sekolah yang dikelola swasta tetap

mempedomani standar tersebut. Seharusnya sekolah negeri yang dikelola

pemerintah, menjadi barometer pengelolaan sekolah, karena perhatian pemerintah

lebih besar kepada sekolah negeri.

Permasalahan pendidikan ini tentunya tidak ditanggung oleh sekolah saja,

namun melibatkan instansi pemerintah yang mengurus pendidikan. Peran

pemerintah sebagai stakeholder dalam pengambilan keputusan sangatlah

diharapkan. Birokrasi Penugasan kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer

sekolah harus benar-benar memenuhi kompetensi yang diharapkan. Perpindahan

jabatan dari fungsional (guru) ke struktural hendaknya diseleksi betul, sehingga

tidak terjadi kekurangan tenaga pendidik, yang mempunyai pengaruh langsung

terdapat mutu pendidikan.

Sudah seharusnya sekolah mengelola program pendidikan dengan baik

demi kebutuhan pendidikan yang bermutu. Menciptakan sekolah yang bermutu,

(25)

9

pemerintah, pendidik, peserta didik dan masyarakat saling bahu-membahu dan

terlibat secara total maka untuk mewujudkan keefektifan sekolah yang berwujud

pada pencapain mutu pendidikan yang lebih baik, akan semakin mudah.

Konsepnya adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan

proses ketercapaian lulusan pendidikan, yaitu prestasi sekolah.

Arcara dalam Supardi (2013:6), mengatakan bahwa Sekolah yang

menerapkan mutu total ditopang oleh lima pilar yakni (1) berfokus pada

pengguna, (2) keterlibatan secara total semua anggota, (3) melakukan pengukuran,

(4) komitmen pada perubahan, (5) penyempurnaan secara terus menerus.

Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana sekolah mengelola seluruh sumber

dayanya agar lebih efektif sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna

pendidikan dapat tercapai, sebab pendidikan mempunyai peranan penting dalam

peningkatan sumber daya manusia.

Lalu apa yang menyebabkan ketidakefektifan sekolah? Banyak faktor

yang membuat sekolah efektif atau tidak efektif. Tanpa mengabaikan faktor lain,

sejatinya faktor pembeda berada ditangan pemimpin sekolah itu sendiri dalam hal

ini kepala sekolah, guru dan siswa. Kajian yang dibuat oleh Brookover dkk, dalam

Supardi (2013:24) yang mengatakan bahwa faktor yang membedakan sekolah

efektif dan tidak efektif adalah : 1) penekanan pada keterampilan dasar seperti

matematika dan membaca, 2) guru menaruh kepercayaan penuh bahwa semua

peserta didik dapat menguasai keterampilan dasar, 3) guru bertanggung jawab

untuk mengajarkan keterampilan dasar kepada peserta didik, 4) harapan guru agar

peserta didik untuk terus maju dalam ujian, 5) guru meluangkan banyak waktu

(26)

10

dan menekankan soal displin, 7) guru mempunyai konsep pertanggungjawaban, 8)

guru memiliki kepuasan bekerja, 9) terdapat hubungan baik antara sekolah dan

orang tua peserta didik. Dengan demikian, apabila faktor tersebut di atas

berpengaruh positif, maka sekolah tersebut dinyatakan efektif dan jika sebaliknya,

pengaruhnya negatif maka sekolah tersebut dinyatakan tidak efektif.

Kepuasan kerja guru berkaitan erat dalam mewujudkan keefektifan dan

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Robbin (2007:105)

mengatakan bahwa Organisasi yang mempunyai banyak karyawan yang merasa

puas cenderung lebih efektif dari pada organisasi yang mempunyai lebih sedikit

karyawan yang tidak puas. Dengan demikian, apabila ingin meningkatkan

keefektifan sekolah, maka terlebih dahulu ditingkatkan kepuasan kerja guru.

Selanjutnya Robbin (2007:109) menambahkan bahwa kepuasan kerja

menjadi penentu utama perilaku kewargaan organisasi (organizational citizenship

behavior) karyawan, yang dapat diartikan bahwa karyawan yang puas lebih besar

kemungkinan berbicara positif tentang organisasi, membantu yang lain dan

membuat kinerja mereka melampaui perkiraan normal. Jika dihubungkan dengan

organisasi sekolah, apabila guru merasa puas dalam mengerjakan tugas-tugasnya,

dapat dipastikan bahwa guru-guru tersebut akan semakin mencintai pekerjaannya

sehingga keinginan mencapai tujuan semakin tinggi.

Selain faktor guru, peran kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah juga

sangat dibutuhkan dalam mengajak seluruh elemen sekolah agar terbebani dan

berperan aktif mewujudkan target-target yang telah ditentukan. Mendelegasikan

tugas, memberdayakan sumber daya manusia yang ada, transparan dan akuntabel

(27)

11

jelaskan Hanam dalam Cahyana (2010:29) yang mengatakan bahwa keefektifan

sekolah adalah sekolah yang memiliki standard pengelolaan yang baik, transparan,

responsibel dan akuntabel serta mampu memberdayakan setiap komponen penting

sekolah baik secara internal maupun eksternal dalam rangka pencapaian

visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

Kemampuan manejemen kepala sekolah tentu berkaitan erat dengan

pencapaian keefektifan sekolah. Kemampuan dalam merencanakan,

mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan atau mengawasi

program-program dalam pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah, guru dan karyawan

adalah anggota organisasi internal sekolah yang harus lebih dulu mempunyai

pemahaman yang sama dalam mencapai visi misi sekolah. Dari uraian di atas,

apabila dihubungkan pada lingkungan sekolah upaya-upaya yang dilakukan

manajer sekolah dalam hal ini kepala sekolah dalam meningkatkan kepuasan kerja

sangat ditentukan oleh keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dalam

memotivasi seluruh yang terlibat dalam memajukan visi misi Sekolah,

membangun komitmen bersama yang dapat meningkatkan kepuasan kerja para

tenaga pendidik atau guru. Pidarta (2011: 1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam

tugasnya sehari-hari mempunyai lima macam posisi yakni sebagai manajer,

administrator, penggerak hubungan dengan masyarakat, pemimpin dan sebagai

supervisor.

Tidak jarang para guru merasa bukan bagian dari sekolah karena tidak

dilibatkan dalam merancang program sekolah, sementara mereka memegang

peranan besar dalam mewujudkan tujuan sekolah. Untuk itu kepala sekolah

(28)

12

sekolah agar visi sekolah menjadi visi bersama. Kepala sekolah dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang efektif dan efisien harus memiliki

faktor-faktor pendukung kepemimpinan yakni komunikasi, kepribadian,

keteladanan, tindakan dan memfasilitasi, tegas Pidarta (2011:4)

Menanggapi permasalahan yang terjadi, kepala sekolah sebagai manajer

dan yang terdekat dengan guru hendaknya memiliki kepekaan dalam mencari

solusi agar guru merasakan kepuasan dalam menjalankan tugasnya. Kepala

sekolah tentu menggunakan cara, metode atau model kepemimpinan tersendiri

dalam mengajak atau mempengaruhi para guru dan karyawan agar secara

bersama-sama mencapai tujuan sekolah.

Jika dilihat dari permasalahan di atas, kepemimpinan transformasional

merupakan salah satu model kepemimpinan yang tepat digunakan oleh seorang

kepala sekolah untuk mengembangkan sekolahnya menjadi lebih berkualitas.

Kepemimpinan Transformasional memiliki ciri penekanan pada dalam pernyataan

visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian

rangsangan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu

anggota organisasi, sebut Danim dan Suparno (2009:48). Tetapi, apakah kepala

sekolah benar-benar telah menjalankan model kepemimpinan transformasional

tersebut atau tidak. Tentunya guru juga memiliki pandangan tersendiri dalam

menilai, menyikapi kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah sehingga

mampu mempengaruhi kepuasan kerjanya sekaligus keefektifan sekolah.

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan sekolah adalah

budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan pengendali arah dalam

(29)

13

kelompok. Robbin (2007:241) mengatakan bahwa pada umumnya anggota

organisasi akan dipengaruhi oleh aneka sumber daya yang ada. Budaya organisasi

adalah suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota organisasi

dengan organisasi lain

Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,

nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan

pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah

adaptasi ekternal dan integrasi internal, kata Mangkunegara (2005:78)

Sudah seharusnya sekolah dalam menjalankan aktivitasnya diharapkan

mampu memberdayakan segala potensi dari sumber daya yang ada dalam

pencapaian tujuan, sehingga setiap unsur yang menjadi bagian dari proses

pendidikan itu tidak ada yang terabaikan yang bisa mengurangi nilai pendidikan

itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa sekolah semestinya dikelola secara terencana,

terarah dan terorganisir secara terpadu sehingga tercapai pendidikan yang

bermutu, sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020 yaitu terwujudnya

bangsa, masyarakat dan manusia indonesia seutuhnya berkualitas tinggi, maju dan

mandiri (Depdiknas 2000:3)

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan

dari apa yang diharapkan untuk mencapai keefektifan sekolah itu, dengan

kenyataan yang ada. Banyak faktor yang menyebabkan efektif atau tidak efektif

suatu sekolah. Tetapi beranjak dari fenomena yang terjadi, perlu pengkajian

mendalam melalui penelitian tentang faktor yang mempengaruhi Keefektifan

(30)

14

sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kota

Gunungsitoli.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa keefektifan

sekolah merupakan kemampuan sekolah dalam melaksanakan layanan yang

diberlakukan suatu lembaga yang berfokus pada hasil, serta sasaran yang

diharapkan dapat tercapai, semakin besar presentase target yang dicapai, maka

semakin tinggi keefektifannya. Hal ini akan menimbulkan sejumlah pertanyaan

tentang keefektifan sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Keefektifan sekolah dapat tercapai jika : 1) Program sekolah yang jelas.

Keefektifan sekolah identik dengan pencapaian tujuan. Tentu harapan – harapan

sekolah yang ingin dicapai harus direncanakan dan disusun dengan jelas dalam

program rencana strategik sekolah, 2) Proses. Adanya proses agar harapan –

harapan yang ada dalam program dapat tercapai, tentu melibatkan seluruh sumber

daya yang ada di sekolah. Mengoptimalkan peran kepala sekolah, guru, tenaga

kependidikan/pegawai tata usaha sekolah, siswa dan sub sistem lainnya seperti

wali kelas, bimbingan konseling, 3) Pencapaian Tujuan. Dengan adanya program

yang jelas dan melibatkan seluruh sumber daya sekolah dengan maksimal dalam

proses, maka tujuan sekolah dapat tercapai. Inti dari tujuan sekolah adalah prestasi

siswa, 4) Kepuasan kerja guru. Dalam proses mengubah hasil-hasil harapan

menjadi hasil pencapaian, tentu melibatkan peran guru. Jika guru-guru merasa

puas dalam mengerjakan pekerjaannya, maka diduga akan mempengaruhi cara

(31)

15

sekolah, dapat diartikan sebagai perilaku mengajak, mempengaruhi komponen

sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Pencapaian tujuan dipengaruhi oleh

cara kepala sekolah merencanakan, mengorganisir, menggerakkan dan

mengendalikan program sekolah, 6) Budaya organisasi, sebagai pengendali agar

seluruh sumber daya disekolah yang sangat kompleks, dapat menyatu dalam

mewujudkan tujuan sekolah.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang mempengaruhi

keefektifan sekolah. Semuanya berkaitan erat dan tidak dapat diabaikan. Namun

dalam penelitian ini, faktor tersebut dibatasi hanya pada faktor persepsi tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan Kepuasan

kerja guru dengan pertimbangan waktu dan kemampuan peneliti. Mengingat

fenomena keefektifan sekolah ini terjadi di Sekolah Menengah, maka penelitian

ini dibatasi hanya pada SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, yaitu :

a. Apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota

Gunungsitoli?

b. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja

(32)

16

c. Apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

berpengaruh langsung terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota

Gunungsitoli?

d. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap keefektifan

SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?

e. Apakah Kepuasan kerja guru berpengaruh langsung terhadap keefektifan

SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

b. Pengaruh Budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di

Kota Gunungsitoli.

c. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

d. Pengaruh Budaya organisasi terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota

Gunungsitoli.

e. Pengaruh Kepuasan kerja guru terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota

(33)

17

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan secara

praktis.

A. Manfaat teoritisnya adalah :

Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi yang relevan dengan bidang kajian penelitian ini, khususnya

persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya

organisasi dan Kepuasan kerja guru mempengaruhi keefektifan sekolah.

B. Manfaat secara praktis adalah :

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,

terutama bagi :

1. Kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam evaluasi diri untuk

peningkatan keefektifan sekolah.

2. Guru, sebagai bahan masukan untuk menjalankan tugas dan tanggung

jawab dalam meningkatkan keefektifan sekolah dengan memahami

secara benar dan berupaya mencapai visi, misi dan tujuan sekolah

secara efektif dan efisien.

3. Dinas Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam pengambilan

kebijakan yang menyangkut tugas kepala sekolah dan guru untuk

meningkatkan Keefektifan sekolah.

4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup

(34)

145

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang

diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Persepsi tentang

kepemimpian transformasional terhadap Kepuasan kerja guru sebesar 9%.

Peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan

mengakibatkan terjadinya peningkatan Kepuasan kerja guru SMA Negeri di

Kota Gunungsitoli.

2. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Budaya organisasi terhadap

kepuasan kerja guru sebesar 11%. Peningkatan Budaya organisasi di sekolah

akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Kepuasan kerja guru SMA

Negeri di Kota Gunungsitoli.

3. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Persepsi tentang

kepemimpian transformasional terhadap Keefektifan Sekolah sebesar 3%.

Peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan

mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota

Gunungsitoli.

4. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Budaya organisasi terhadap

Keefektifan sekolah sebesar 3%. Peningkatan Budaya organisasi di sekolah

akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota

(35)

146

5. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Kepuasan kerja guru

terhadap Keefektifan sekolah sebesar 15%. Peningkatan kepuasan kerja guru

akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota

Gunungsitoli.

B. Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya meningkatkan kepemimpinan

transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru lebih

baik lagi sehingga keefektifan sekolah dapat meningkat. Berdasarkan pembahasan

dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi sebagai

berikut :

1) Dengan diterima hipotesis persepsi tentang kepemimpinan transformasional

kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru maka

upaya meningkatkan kepuasan kerja guru maka terlebih dahulu kepemimpinan

transformasional kepala sekolah ditingkatkan. Kepemimpinan transformasional

kepala sekolah adalah kepemimpinan yang menitik beratkan perubahan perilaku

guru untuk lebih kreatif, menantang, tanggung jawab dan keleluasaan guna

mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang selalu membuka kesempatan

bagi anggotanya akan mengakibatkan munculnya keinginan dan tekad yang kuat

untuk memberikan yang terbaik kepada organisasi dan bahkan pencapaian

melebihi dari hasil yang diharapkan. Oleh karena itu jika kepemimpinan kepala

sekolah sesuai harapan dan kebutuhan, maka tentunya persepsi akan

(36)

147

dan pada akhirnya kepuasan kerja dirasakan oleh guru. Apabila dilihat tanggapan

responden tiap-tiap indikator kepemimpinan transformasional kepala sekolah

menunjukkan bahwa simulasi intelektual pemimpin masih rendah dan perlu

ditingkatkan. Bagaimana seorang pemimpin menggalakkan perilaku yang cerdas,

membangun organisasi belajar, rasional, pemecahan masalah secara teliti.

Pemimpin juga perlu menunjukkan perhatian lebih terhadap pribadi,

memperlakukan guru secara individual, melatih guru menyelesaikan masalah

pekerjaannya dengan memberi kepercayaan penuh dan menasehati guru bila

keluar dari aturan yang ada. Perhatian lebih dari pimpinan diharapkan dapat

meningkatkan kepuasan guru dalam pekerjaannya

2) Dengan diterima hipotesis budaya organisasi berpengaruh langsung positif

terhadap kepuasan kerja guru maka upaya meningkatkan kepuasan kerja guru

maka terlebih dahulu budaya organisasi ditingkatkan. Budaya organisasi

merupakan nilai-nilai yang diciptakan oleh anggota organisasi itu sendiri yang

mengarah ke pencapaian tujuan organisasi. Kerjasama tim, komunikasi yang baik,

saling percaya, merupakan contoh nilai-nilai budaya organisasi. Dari tanggapan

responden atas indikator budaya organisasi, orientasi tim dan keagresifan

mendapatkan respon yang rendah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan

kerja guru karena salah satu indikator kepuasan kerja guru adalah rekan kerja.

Untuk itu, perlu ditingkatkan kerjasama dengan rekan kerja, saling bahu

membahu, saling mengisi kelemahan rekan kerja, yakni dengan pemahaman

bersama jika keberhasilan sekolah adalah keberhasilan semua guru, sehingga

(37)

148

3) Dengan diterima hipotesis persepsi kepemimpinan transformasional kepala

sekolah berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan sekolah maka upaya

meningkatkan keefektifan sekolah maka terlebih dahulu kepemimpinan

transformasional kepala sekolah ditingkatkan. Peran pemimpin dalam hal ini

sangatlah penting. Kepemimpinan transformasional memiliki visi yang jauh

kedepan dan mampu mempengaruhi anggota organisasi sekolah melakukan

perubahan melampauhi kemampuan biasa dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya dalam mencapai tujuan sekolah. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa persepsi kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh langsung

terhadap keefektifan sekolah dan pengaruh tidak langsung melalui kepuasan kerja

guru. Untuk itu indikator kepemimpinan transformasional yang mendapat respon

rendah yakni simulasi intelektual pemimpin masih perlu ditingkatkan. Bagaimana

seorang pemimpin menggalakkan perilaku yang cerdas, membangun organisasi

belajar, rasional, pemecahan masalah secara teliti. Pemimpin juga perlu

menunjukkan perhatian lebih terhadap pribadi, memperlakukan guru secara

individual, melatih guru menyelesaikan masalah pekerjaannya dengan memberi

kepercayaan penuh kepada guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Indikator

– indikator kepemimpinan transformasional sangat perlu ditingkatkan oleh kepala

sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.

4) Dengan diterima hipotesis budaya organisasi berpengaruh langsung positif

terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka

terlebih dahulu budaya organisasi ditingkatkan. Budaya organisasi merupakan

(38)

149

secara individu maupun kelompok. Visi, misi dan tujuan sekolah adalah tujuan

bersama seluruh elemen yang ada dalam sekolah. Sehingga dalam proses

pencapaiannya juga dibutuhkan kerjasama yang baik. Budaya organisasi

berpengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah dan juga secara tidak

langsung melalui kepuasan kerja guru. Untuk itu indikator budaya organisasi,

orientasi tim dan keagresifan yang mendapat respon yang rendah harus

ditingkatkan. Keefektifan sekolah merupakan harapan organisasi yang melibatkan

seluruh komponen organisasi sekolah, bukan hanya tujuan individu. Oleh karena

itu, dibutuhkan pemahaman bersama agar keefektifan sekolah dapat tercapai.

5) Dengan diterima hipotesis kepuasan kerja guru berpengaruh langsung positif

terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka

terlebih dahulu kepuasan kerja guru ditingkatkan. Kepuasan kerja guru adalah hal

yang penting untuk diperhatikan dalam pencapaian tujuan sekolah. Hal –hal yang

berhubungan dengan kepuasan kerja guru terlebih dahulu ditingkatkan antara lain

kepercayaan pimpinan, pembagian tugas yang merata, apresiasi terhadap suatu

pencapaian, imbalan atau gaji dan sebagainya. Sehingga guru dapat bekerja lebih

giat dan fokus dalam mencapai tujuan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian,

kepuasan kerja guru memiliki pengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah.

Dari beberapa indikator kepuasan kerja guru, faktor rekan kerja dan promosi

mendapatkan respon yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini

hubungan kerja sama antar guru masih rendah. Demikian halnya dengan promosi,

(39)

150

pemerataan kerja dan pendelegasian wewenang dalam hal ini dibutuhkan peran

kepala sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.

C. Saran

Berbagai upaya yang harus ditingkatkan melalui persepsi kepemimpinan

transformasional, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru agar mewujudkan

keefektifan sekolah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan

implikasi penelitian, diharapkan kepada :

1. Kepala sekolah, hendaknya berusaha meningkatkan keefektifan sekolah dengan

meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional melalui simulasi

intelektual pemimpin. Meningkatkan budaya organisasi melalui orientasi tim dan

keagresifan para guru dalam mengerjakan tugasnya. Serta meningkatkan

kepuasan kerja guru melalui promosi dan rekan kerja.

2. Guru-guru, hasil penelitian ini menjadi bahan untuk merefleksikan diri dengan

berusaha memiliki persepsi yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah

dengan berpikir positif terhadap kebijakan kepala sekolah, menyadari bahwa

pencapaian tujuan sekolah merupakan tanggung jawab bersama.

3. Dinas Pendidikan, menjadi bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang

menyangkut tugas kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan keefektifan

sekolah.

4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup yang lebih

(40)

151

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Risky, 2011. Kepuasan Kerja Guru: Studi Deskriptif Pada Guru SLB Kota Medan, Medan: USU Press

Ambarita,dkk.2014. Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung : Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rajawali

Press.

Argensia, Rita F.Dalimunthe, Sitti R.A.S.2014.Analisis Pengaruh kepuasan kerja dan Motivasi terhadap kinerja pegawai dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (studi pada kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean B Medan) Jurnal Ekonom, Vol.17, No.2. April 2014

As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty. Azwar, Saifuddin 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baswedan,A.2014. Pendidikan Indonesia Gawat Darurat. Edukasi.

kompas.com/red/2014/12/01http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/1345 5441/anies.baswedan.sebut.pendidikan.indonesia.gawat.darurat

Cahyana. 2010. Pengaruh Iklim Organisasi dan Etos Kerja Kepala Sekolah terdapat Efektivitas Sekolah (studi analisis di SMP Negeri se-wilayah V kabupaten Garut).Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Colquitt, Le Pine, Wesson. 2009. Organizational Behavior. Organizational Behavior

Improving and commitment in the workplace. New york : McGraw-hill

International edition.

Danim, Sudarman. 2012. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta ; Bumi Aksara Danim dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional

(41)

152

Effendi Onong. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja rosdakarya

Fraser, T.M. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja (Terjemahan Mulyana, L.) Jakarta: Pustaka Bina Pressendo.

Gary.1984. Manajemen Personalia. Terj.Agus Dharma,SH. Jakarta: Erlangga. Gibson, Ivancevich Donnely.1984. Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga Griffin,Ricky W.2002. Manajemen. Jakarta : Erlangga

Helms, Mariln M.2006. Encyclopedia of Management 5th. Detroit : Thomson Gale.

Hoy dan Miskel. 2013. Administrasi Pendidikan : Teori, riset dan praktis. (terjemahan Daryanto & Rianayati). Yogyakarta : Pustaka pelajar

Luthans, Fred. 1995. Organization Behavior (Perilaku organisasi) Jakarta : Mitra utama

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi (edisi 10). Jogyakarta:Andi Hasibuan, Malayu 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Novita Indah.2014. “Pengaruh kepemimpinan transformasional, Budaya Organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dosen di fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Komariah, Aan dan Cepi Triatna.2010. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi aksara

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja rosdakarya

(42)

153

Meiridayani. 2014. “Hubungan Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SMA Negeri Kota Binjai” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mulyasa,E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Neraca Pendidikan Daerah. www.npd.data.kemendikbud.go.id

Nirmalasari,Leli.2014.”Pengaruh kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kautsar Utama” Bandung. Jurnal SMART-Study & Manajement Reserch, Vol XI, No.1 Hal 53-66

Pidarta, 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, seri manajemen pendidikan. Jakarta : Grasindo

Pidarta, 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Robbins P.Stephen 2007. Perilaku Organisasi. Konsep, kontroversi dan aplikasi, alih

bahasa Handyana Pujaatmaka. Jakarta : Prenhallindo

Robbins P. dan Tim Judge. 2011. Perilaku Organisasi. Edisi 12, Buku 2 Jakarta : Salemba empat

Robbins P. dan Tim Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta : Salemba empat

Riduwan dan Kuncoro, 2008. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

(43)

154

Rivai V, Sylviana M.2012. Education Management. Jakarta : Rajawali pers.

Sagala, S. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Strategi memenangkan persaingan mutu. Jakarta ; Nimas Multima

Sagala, S. 2007. Manajemen strategik dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung ; Alfabeta.

Saondi,Ondi.2009. Menjadi Sekolah Unggul. Jakarta ; Al-Tarbiyah press

Scheerens,Jaap. 2003. Peningkatan Mutu Sekolah. Penerjemah Abbas Al-Jauhari. Jakarta : Logos

Siagian, S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi aksara Siagian,S.P.2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka cipta

Siburian, Paningkat.2012.”Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Inovatif, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Kepala SMK (Pengembangan model teoritis Kinerja melalui studi empiris pada SMK di Kota Medan) Disertasi. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Siregar, Rosman Darman. 2013. “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, Kinerja guru dan Iklim sekolah terhadap efektifitas sekolah di SMP se kecamatan Medan kota” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sugiyono,2006. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D) Bandung ; Alfabeta

Sugiyono,2014. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D) Bandung ; Alfabeta

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

(44)

155

Suharsaputra,U.2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama Supardi.2013. Sekolah Efektif. Jakarta ; Raja Grafindo Persada

Terry, George. R. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi aksara

Thoha, Mitfah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tilaar,H.A.R.2012. Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship. Jakarta : Kompas

Usman,M Uzer.2008.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Gambar

Tabel 1.1. Rerata Ujian Nasional
Tabel 1.2. Indeks Integritas Ujian Nasional 2015
Tabel 1.3 Data Observasi Awal

Referensi

Dokumen terkait

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berlandaskan pada pelaksanaan kebijakan dan pencapaian hasil-hasil pembangunan tahap sebelumnya, serta sebagai bentuk keberlanjutan dari pelaksanaan RPJMD III (2017-2021), maka

sama pada pihak lain berkaitan pelaksanaan fungsi kantor cabang pembantu.. Membuat laporan terkait operasional Seksi Pelayanan Nasabah sesuai. ketentuan

[r]

Pembuktian kualifikasi dilakukan oleh direktur atau yang mewakili (orang yang mewakili diwajibkan membawa surat tugas dan/atau surat kuasa).. Apabila Saudara tidak hadir

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum/Nilai. Oleh : Wilodati