PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU
TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
DAL IMAN NOTATEMA GEA NIM. 8146132007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
DAL IMAN NOTATEMA GEA, 8146132007. The effect of teacher’s perception towards headmaster’s Transformational Leadership, organizational culture and teachers job satisfaction of the effectiveness in the Gunungsitoli’s Senior High School. Thesis. Medan. Post-Graduate Education Administration Study Program, State University of Medan, 2016.
ii ABSTRAK
DAL IMAN NOTATEMA GEA, 8146132007. Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Guru terhadap Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. Tesis. Medan: Program Studi Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga tesis saya yang berjudul : "Pengaruh Persepsi Tentang
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan
Kepuasan Kerja Guru Terhadap Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli”
dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi
Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Sejak dimulai sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan
semangat, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Tuhan memberikan
balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Ucapan terima kasih dan
penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Rektor dan Wakil Rektor yang telah menerima penulis sebagai
mahasiswa pada Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana
UNIMED
2. Bapak Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana UNIMED
3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd sebagai Ketua dan Bapak Dr. Sukarman Purba,
M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana
UNIMED
4. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Bapak
iv
membimbing, mengarahkan, serta memotivasi penulis dalam penyusunan tesis
ini hingga dapat terselesaikan.
5. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Dr. Irsan Rangkuti,M.Pd.
M.Si, dan Bapak Prof.Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai narasumber yang
telah banyak memberikan saran dan kritik yang membangun dalam
penyelesaian tesis ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan UNIMED yang telah
membekali ilmu dan pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
7. Pemerintah Kota Gunungsitoli yang telah memberikan Tugas Belajar kepada
penulis untuk meningkatkan kompetensi akademik di Pascasarjana UNIMED.
8. Seluruh staf dan pegawai Pascasarjana UNIMED serta rekan – rekan
mahasiswa program studi Administrasi Pendidikan angkatan XXIII yang tidak
dapat disebut satu persatu.
9. Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Kepala sekolah dan guru-guru di
SMAN 1 Gunungsitoli, SMAN 2 Gunungsitoli, SMAN 3 Gunungsitoli,
SMAN Unggulan Sukma Nias, SMAN 1 Gunungsitoli Utara, SMAN 1
Gunungsitoli Idanoi yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam
penelitian.
10.Istriku tercinta Natalia Telaumbanua, AMK serta kedua anakku yang hebat
Talitha Nioroiönia Gea dan Conelio Marturia Gea atas doa, pengorbanan,
perhatian dan dukungan penuh dalam setiap proses penyelesaian perkuliahan
v
11.Ibuku Lisania Lömbu dan Ibu mertuaku Yardinar Telaumbanua serta seluruh
keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian studi
ini.
12.Saudara Sowa’a Laoli, M.Si yang telah mendukung penulis untuk melanjutkan
studi di Pascasarjana UNIMED
13.Saudara Irwansyah Siregar,M.Pd, Dr.Novita, M.Pd, dan khususnya teman –
teman di SMA Negeri Unggulan Sukma Nias yang telah mendukung penulis
menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED.
14.Alumni SMA Negeri Unggulan Sukma Nias yang tidak dapat disebut satu
persatu khususnya yang bergabung dalam KAMNI UNIMED.
Semoga Tuhan memberikan balasan yang terbaik atas semua dukungan
yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis berharap
semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu
dalam bidang pendidikan dan menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut.
Medan, Agustus 2016
Penulis
vi DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi masalah ... 14
1.3. Pembatasan masalah... 15
1.4. Rumusan Masalah ... 15
1.5. Tujuan Penelitian ... 16
1.6. Manfaat Penelitian ... 17
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Kajian Teoretis ... 18
2.1.1 Keefektifan sekolah ... 18
2.1.2 Kepuasan kerja guru ... 30
2.1.3 Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah... 43
2.1.4 Budaya organisasi ... 61
vii
2.3Kerangka berpikir... 74
2.4Hipotesis penelitian ... 80
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu Penelitian ... 82
3.2Metode Penelitian... 82
3.3Populasi dan sampel ... 82
3.4Desain penelitian ... 85
3.5Defenisi operasional ... 86
3.6Teknik pengumpulan data dan instrumen ... 88
3.7Uji coba instrumen ... 89
3.8Teknik analisis data ... 94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 105
1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 105
1.1Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 105
1.2Budaya Organisasi ... 108
1.3Kepuasan Kerja Guru ... 110
1.4Keefektifan Sekolah ... 112
2. Tingkat Kecenderungan Variabel ... 113
3. Uji Persyaratan Analisis ... 117
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 139
viii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 145
B. Implikasi ... 146
C. Saran ... 150
DAFTAR PUSTAKA ... 151
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Teori persepsi kepuasan kerja ... 39
2. Gambar 2.2 Model Kepemimpinan Lengkap ... 56
3. Gambar 2.3 Model Kepemimpinan Transformasional... 58
4. Gambar 2.4 Terbentuknya Budaya Organisasi ... 66
5. Gambar 2.5 Dampak Budaya Organisasi ... 69
6. Gambar 2.6 Paradigma Penelitian ... 80
7. Gambar 3.1 Persamaan sub struktur 1... 101
8. Gambar 3.2 Persamaan sub struktur 2... 101
9. Gambar 4.1 Histogram Skor Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 107
10.Gambar 4.2 Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi ... 109
11.Gambar 4.3 Histogram Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 111
12.Gambar 4.4 Histogram Skor Variabel Keefektifan Sekolah ... 113
x
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Rerata Ujian Nasional ... 5
2. Tabel 1.2 Indeks Integritas Ujian Nasional ... 6
3. Tabel 1.3 Data Observasi Awal ... 7
4. Tabel 2.1 Faktor-faktor Keefektifan Sekolah... 26
5. Tabel 3.1 Populasi Guru SMA Negeri Kota Gunungsitoli ... 83
6. Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 85
7. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 88
8. Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Coba Intrumen ... 92
9. Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi ... 93
10.Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 93
11.Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Variabel Hasil Penelitian ... 105
12.Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 106
13.Tabel 4.3 Ditribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi... 108
14.Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 110
15.Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Keefektifan Sekolah... 112
16.Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Sekolah ... 114
17.Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 115
18.Tabel 4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 116
19.Tabel 4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 117
xi
21.Tabel 4.11 Rangkuman Hasil ANAVA X3 atas X1 ... 119
22.Tabel 4.12 Rangkuman Hasil ANAVA X3 atas X2 ... 120
23.Tabel 4.13 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X1 ... 121
24.Tabel 4.14 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X2 ... 122
25.Tabel 4.15 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X3 ... 123
26.Tabel 4.16 Rangkuman Uji Homogenitas Antar Pasangan Variabel ... 124
27.Tabel 4.17 Rangkuman Perhitungan Koefisien Korelasi ... 125
28.Tabel 4.18 Rangkuman Perhitungan Koefisien Jalur ... 126
29.Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung ... 132
30.Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif... 133
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 109
2. Lampiran 2 Sebaran data Uji Coba Instrumen ... 167
3. Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 183
4. Lampiran 4 Data Penelitian ... 196
5. Lampiran 5 Ubahan Data Penelitian ... 216
6. Lampiran 6 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi dari Data Variabel Peneltian ... 220
7. Lampiran 7 Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 229
8. Lampiran 8 Uji Normalitas ... 233
9. Lampiran 9 Uji Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan Keberartian persamaan Regresi... 253
10.Lampiran 10 Uji Homogenitas ... 291
11.Lampiran 11 Perhitungan Koefisien Korelasi ... 313
12.Lampiran 12 Perhitungan Koefisien Jalur... 319
13.Lampiran 13 Perhitungan Uji Hipotesis ... 326
14.Lampiran 14 Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 335
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Keefektifan sekolah merupakan suatu gambaran sekolah yang mampu
mencapai tujuan sesuai dengan program. Sekolah efektif mampu menciptakan
siswa yang berprestasi dalam setiap kegiatan akademik, persentase kelulusan yang
tinggi dan dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri, swasta,
kedinasan dan bekerja sesuai dengan kompetensi. Sarana dan prasarana sekolah
yang lengkap dan memadai. Suasana sekolah yang kondusif, kepala sekolah, guru
dan tenaga kependidikan bersama-sama mewujudkan program sekolah.
Keefektifan berasal dari kata efektif, diterjemahkan dari bahasa inggris
yaitu Effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan
baik. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:34) dikemukakan bahwa efektif
berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab,
dapat membawa hasil.
Sekolah adalah sebuah organisasi yang mempunyai tujuan atau target,
sudah tentu memiliki visi, misi dan tujuan yang dikemas dalam sebuah program,
dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dengan demikian sekolah
memiliki pedoman yang jelas tentang tujuan yang akan dicapai dan dapat
menentukan langkah – langkah yang harus ditempuh untuk pencapain tujuan
tersebut. Sekolah diharapkan mampu mengorganisir dan memberhasilkan semua
program-program yang telah direncanakan. Sekolah dalam memberhasilkan
2
yakni tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, sarana dan prasarana,
masyarakat. Komariah dan Triatna (2005:34) mengemukakan bahwa Keefektifan
adalah ukuran yang mengatakan sejauh mana organisasi melaksanakan sasaran
atau tujuan (secara kuantitas, kualitas dan waktu). Makmun (1999:11) menyatakan
bahwa Keefektifan sekolah pada dasarnya menunjukkan tingkat kesesuaian antara
hasil - hasil yang dicapai (achievement atau observed out put) dengan hasil-hasil
yang diharapkan (objective target intended out put).
Sekolah dikatakan efektif apabila mampu mencapai visi, misi dan tujuan
sesuai dengan yang diprogramkan. Pencapaian sekolah yang efektif berkaitan erat
dengan manejemen sekolah tersebut, bagaimana sekolah merencanakan,
mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan atau mengawasi serta
mengevaluasi.
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki visi, sehingga suatu
keharusan bagi sekolah menghasilkan lulusan yang siap terjun ke lapangan kerja
atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Sesuai dengan yang dikatakan Coleman dan
Glover (2010:34) bahwa Sekolah yang efektif merefleksikan hubungan yang erat
dengan produk yakni mutu lulusan yang diharapkan, adanya kelengkapan
organisasi yang meliputi perolehan sumber daya, karakterisitik pembelajaran dan
motivasi kerja.
Sekolah yang dikelola efektif tentunya menghasilkan lulusan bermutu.
Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara
operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan
sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
3
Soedijarto (2004:50) menyatakan bahwa sekolah hendaknya
memperhatikan mutu pendidikan setiap tahunnya dengan mempedomani
komponen dasar yang mempengaruhi yaitu kurikulum dan proses pembelajaran,
administrasi dan manajemen sekolah, organisasi dan kelembagaan sekolah,
ketenagaan, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta peserta didik, peran serta
masyarakat, lingkungan dan budaya sekolah.
Bertolak dari pandangan di atas, dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan
berhubungan erat dengan keefektifan sekolah. Sekolah diharapkan dapat
menciptakan lulusan yang berkualitas setiap tahunnya. Sagala (2010:81)
menjelaskan bahwa keefektifan sekolah (effective schooling) dan sekolah yang
bermutu (school quality) merupakan pembahasan yang tak kunjung
habis-habisnya, sepanjang sekolah itu masih menjalankan kegiatannya. Artinya tuntutan
akan keefektifan dan mutu sekolah sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Keefektifan sekolah menjadi harapan akan permasalahan-permasalahan
pendidikan yang ada dewasa ini, tidak hanya dalam pencapaian tujuan atau hasil
tetapi penting juga bagaimana menyatukan seluruh komponen yang ada dalam
sekolah sehingga pencapaian tetap stabil, konsisten sepanjang waktu. Beberapa
permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan justru semakin jauh dari
keefektifan dan peningkatan mutu sekolah, misalnya aksi kekerasan dalam
sekolah yang dilakukan oleh peserta didik, aksi tawuran antar sekolah,
penggunaan narkoba, kejahatan seksual dan kasus-kasus lain yang malah
4
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dihadapan kepala
dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, di Kemendikbud, Senin
(1/12/2014). Mengatakan kondisi pendidikan Indonesia saat ini sedang dalam
kondisi gawat darurat. Dari sejumlah data yang dimiliki Kemendikbud, dalam
beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia menunjukkan hasil buruk,
antara lain : 1) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara, pada
pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve, 2) dalam
pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49, dari 50
negara yang diteliti, 3) pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65
negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study
Assessment (PISA), pada tahun 2012.
Dari data-data Kemendikbud menunjukkan bahwa secara umum, mutu
pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Di era globalisasi, tantangan
yang dihadapi khususnya Bangsa Indonesia sangat berat. Terlebih pada saat pasar
bebas dalam tingkat ASEAN yang rencananya akan diberlakukan akhir tahun
2015 (MEA2015). Pendidikan menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan
generasi muda menghadapi tantangan zaman kalau tidak mau tertindas oleh
kemajuan itu sendiri. Apabila kita merenungkan apa yang terjadi didunia ini,
dengan berbagai gelombang globalisasi, maka dapat kita katakan proses
globalisasi merupakan suatu masalah di dalam kehidupan dewasa ini, (Tilaar,
2012:4).
Dalam menghadapi tantangan dari era globalisasi dibutuhkan sumber daya
manusia yang terdidik, terlatih dan terampil. Sehingga tuntutan akan kebutuhan
5
keinginan masyarakat. Banyak sekolah yang dulunya bagus, namun lambat laun
akan tertinggal. Pendidikan yang bermutu saat ini telah menjadi bagian penting
dari kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Berdasarkan data yang dihimpun dalam Neraca Pendidikan daerah
(www.npd.data.kemendikbud.go.id) tahun 2015, kondisi pendidikan daerah kota
Gunungsitoli saat ini masih sangat rendah dibandingkan dengan daerah
kabupaten/kota lain di provinsi Sumatera Utara. Gambaran kondisi pendidikan
kota Gunungsitoli adalah sebagai berikut :
1. Indeks Pembangunan Manusia kota Gunungsitoli pada tahun 2014 berada
pada urutan ke 24 dari 33 Kabupten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Indeks
Pembangunan Manusia adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,
melek huruf, pendidikan dan standar hidup.
2. Rerata Ujian Nasional tahun 2015, di Kota Gunungsitoli dari semua jenjang
rata-rata mampu melampauhi rerata secara nasional, kecuali Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang dibawah rerata nasional, lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Rerata Ujian Nasional
No Jenjang
Namun, dari hasil Ujian Nasional 2015 kota gunungsitoli di atas berbanding
6
Integritas Ujian Nasional merupakan hasil gambaran tingkat kejujuran
sekolah, Kabupaten dan Kotamadya, serta Provinsi dalam melaksanakan dan
menjawab soal-soal Ujian Nasional. IIUN dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2. Indeks Integritas Ujian Nasional 2015
IIUN Nasional IIUN Prov.Sumatera Utara
IIUN Kota Gunungsitoli
63,28 50,22 48,19
Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi nilai indeks integritasnya,
maka semakin tinggi kejujuran sekolah, kabupaten dan kotamadya, serta
provinsi dalam melaksanakan ujian nasional. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa masih terdapat kesenjangan, antara pencapaian hasil dan proses
pencapaiannya.
3. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015, di Kota Gunungsitoli berada
diperingkat 23 dari 33 Kota Kabupaten di Sumatera Utara dengan rata-rata
nilai 51,10. UKG merupakan ukuran kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dimiliki guru-guru, menunjukkan bahwa rata-rata SDM guru di
Kota Gunungsitoli masih rendah.
4. Berdasarkan data dari bidang Kurikulum dan Pengembangan Mutu Pendidikan
(KPMP) Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, bahwa dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir, siswa SMA di Kota Gunungsitoli belum mampu
menembus peringkat 3 (tiga) besar tiap bidang studi, pada Olimpiade Sains
Nasional (OSN) tingkat Provinsi, sebagai ajang seleksi untuk mewakili
7
bahwa siswa SMA dari Kota Gunungsitoli mewakili Sumatera Utara di ajang
OSN tingkat Nasional di Medan 2010, sebanyak 2 (dua) orang.
Beberapa fakta yang di temukan pada saat observasi awal di 3 (tiga) SMA
Negeri di kota Gunungsitoli pada Tabel 1.3 sebagai berikut :
Tabel 1.3 Data Observasi Awal
Indikator Fakta – fakta
Sekolah I Sekolah II Sekolah III Visi dan misi Memiliki visi dan Proses belajar Sering tidak
membawa Hasil belajar Selain laporan belajar tiap semester, ketiga sekolah tidak
memiliki data lengkap yang menunjukkan pencapaian siswa, yang menyangkut presentase kelulusan, siswa yang melanjut di Perguruan Tinggi Negeri, Kedinasan dan prestasi lain selain akademik
Sumber : Data primer hasil observasi awal, 21-30/3/2016
Berdasarkan Tabel di atas dapat menggambarkan kondisi pendidikan di
kota gunungsitoli saat ini dan seakan-akan membenarkan asumsi bahwa selama
8
Untuk mengetahui hasil pencapaian sekolah setiap tahunnya, seharusnya
mempedomani program sekolah yakni visi, misi dan tujuan yang diuraikan dalam
program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program sekolah
berisikan harapan – harapan yang ingin capai. Agar hasil yang harapkan (input)
tersebut menjadi hasil pencapaian (output) memerlukan proses yang melibatkan
seluruh komponen sekolah dalam mewujudkannya.
Pengelolaan pendidikan di setiap satuan pendidikan baik pendidikan dasar
maupun menengah telah diatur secara gamblang dalam Permendiknas nomor 19
tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar
dan menengah. Baik sekolah negeri maupun sekolah yang dikelola swasta tetap
mempedomani standar tersebut. Seharusnya sekolah negeri yang dikelola
pemerintah, menjadi barometer pengelolaan sekolah, karena perhatian pemerintah
lebih besar kepada sekolah negeri.
Permasalahan pendidikan ini tentunya tidak ditanggung oleh sekolah saja,
namun melibatkan instansi pemerintah yang mengurus pendidikan. Peran
pemerintah sebagai stakeholder dalam pengambilan keputusan sangatlah
diharapkan. Birokrasi Penugasan kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer
sekolah harus benar-benar memenuhi kompetensi yang diharapkan. Perpindahan
jabatan dari fungsional (guru) ke struktural hendaknya diseleksi betul, sehingga
tidak terjadi kekurangan tenaga pendidik, yang mempunyai pengaruh langsung
terdapat mutu pendidikan.
Sudah seharusnya sekolah mengelola program pendidikan dengan baik
demi kebutuhan pendidikan yang bermutu. Menciptakan sekolah yang bermutu,
9
pemerintah, pendidik, peserta didik dan masyarakat saling bahu-membahu dan
terlibat secara total maka untuk mewujudkan keefektifan sekolah yang berwujud
pada pencapain mutu pendidikan yang lebih baik, akan semakin mudah.
Konsepnya adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan
proses ketercapaian lulusan pendidikan, yaitu prestasi sekolah.
Arcara dalam Supardi (2013:6), mengatakan bahwa Sekolah yang
menerapkan mutu total ditopang oleh lima pilar yakni (1) berfokus pada
pengguna, (2) keterlibatan secara total semua anggota, (3) melakukan pengukuran,
(4) komitmen pada perubahan, (5) penyempurnaan secara terus menerus.
Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana sekolah mengelola seluruh sumber
dayanya agar lebih efektif sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna
pendidikan dapat tercapai, sebab pendidikan mempunyai peranan penting dalam
peningkatan sumber daya manusia.
Lalu apa yang menyebabkan ketidakefektifan sekolah? Banyak faktor
yang membuat sekolah efektif atau tidak efektif. Tanpa mengabaikan faktor lain,
sejatinya faktor pembeda berada ditangan pemimpin sekolah itu sendiri dalam hal
ini kepala sekolah, guru dan siswa. Kajian yang dibuat oleh Brookover dkk, dalam
Supardi (2013:24) yang mengatakan bahwa faktor yang membedakan sekolah
efektif dan tidak efektif adalah : 1) penekanan pada keterampilan dasar seperti
matematika dan membaca, 2) guru menaruh kepercayaan penuh bahwa semua
peserta didik dapat menguasai keterampilan dasar, 3) guru bertanggung jawab
untuk mengajarkan keterampilan dasar kepada peserta didik, 4) harapan guru agar
peserta didik untuk terus maju dalam ujian, 5) guru meluangkan banyak waktu
10
dan menekankan soal displin, 7) guru mempunyai konsep pertanggungjawaban, 8)
guru memiliki kepuasan bekerja, 9) terdapat hubungan baik antara sekolah dan
orang tua peserta didik. Dengan demikian, apabila faktor tersebut di atas
berpengaruh positif, maka sekolah tersebut dinyatakan efektif dan jika sebaliknya,
pengaruhnya negatif maka sekolah tersebut dinyatakan tidak efektif.
Kepuasan kerja guru berkaitan erat dalam mewujudkan keefektifan dan
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Robbin (2007:105)
mengatakan bahwa Organisasi yang mempunyai banyak karyawan yang merasa
puas cenderung lebih efektif dari pada organisasi yang mempunyai lebih sedikit
karyawan yang tidak puas. Dengan demikian, apabila ingin meningkatkan
keefektifan sekolah, maka terlebih dahulu ditingkatkan kepuasan kerja guru.
Selanjutnya Robbin (2007:109) menambahkan bahwa kepuasan kerja
menjadi penentu utama perilaku kewargaan organisasi (organizational citizenship
behavior) karyawan, yang dapat diartikan bahwa karyawan yang puas lebih besar
kemungkinan berbicara positif tentang organisasi, membantu yang lain dan
membuat kinerja mereka melampaui perkiraan normal. Jika dihubungkan dengan
organisasi sekolah, apabila guru merasa puas dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
dapat dipastikan bahwa guru-guru tersebut akan semakin mencintai pekerjaannya
sehingga keinginan mencapai tujuan semakin tinggi.
Selain faktor guru, peran kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah juga
sangat dibutuhkan dalam mengajak seluruh elemen sekolah agar terbebani dan
berperan aktif mewujudkan target-target yang telah ditentukan. Mendelegasikan
tugas, memberdayakan sumber daya manusia yang ada, transparan dan akuntabel
11
jelaskan Hanam dalam Cahyana (2010:29) yang mengatakan bahwa keefektifan
sekolah adalah sekolah yang memiliki standard pengelolaan yang baik, transparan,
responsibel dan akuntabel serta mampu memberdayakan setiap komponen penting
sekolah baik secara internal maupun eksternal dalam rangka pencapaian
visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Kemampuan manejemen kepala sekolah tentu berkaitan erat dengan
pencapaian keefektifan sekolah. Kemampuan dalam merencanakan,
mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan atau mengawasi
program-program dalam pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah, guru dan karyawan
adalah anggota organisasi internal sekolah yang harus lebih dulu mempunyai
pemahaman yang sama dalam mencapai visi misi sekolah. Dari uraian di atas,
apabila dihubungkan pada lingkungan sekolah upaya-upaya yang dilakukan
manajer sekolah dalam hal ini kepala sekolah dalam meningkatkan kepuasan kerja
sangat ditentukan oleh keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dalam
memotivasi seluruh yang terlibat dalam memajukan visi misi Sekolah,
membangun komitmen bersama yang dapat meningkatkan kepuasan kerja para
tenaga pendidik atau guru. Pidarta (2011: 1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam
tugasnya sehari-hari mempunyai lima macam posisi yakni sebagai manajer,
administrator, penggerak hubungan dengan masyarakat, pemimpin dan sebagai
supervisor.
Tidak jarang para guru merasa bukan bagian dari sekolah karena tidak
dilibatkan dalam merancang program sekolah, sementara mereka memegang
peranan besar dalam mewujudkan tujuan sekolah. Untuk itu kepala sekolah
12
sekolah agar visi sekolah menjadi visi bersama. Kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang efektif dan efisien harus memiliki
faktor-faktor pendukung kepemimpinan yakni komunikasi, kepribadian,
keteladanan, tindakan dan memfasilitasi, tegas Pidarta (2011:4)
Menanggapi permasalahan yang terjadi, kepala sekolah sebagai manajer
dan yang terdekat dengan guru hendaknya memiliki kepekaan dalam mencari
solusi agar guru merasakan kepuasan dalam menjalankan tugasnya. Kepala
sekolah tentu menggunakan cara, metode atau model kepemimpinan tersendiri
dalam mengajak atau mempengaruhi para guru dan karyawan agar secara
bersama-sama mencapai tujuan sekolah.
Jika dilihat dari permasalahan di atas, kepemimpinan transformasional
merupakan salah satu model kepemimpinan yang tepat digunakan oleh seorang
kepala sekolah untuk mengembangkan sekolahnya menjadi lebih berkualitas.
Kepemimpinan Transformasional memiliki ciri penekanan pada dalam pernyataan
visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian
rangsangan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu
anggota organisasi, sebut Danim dan Suparno (2009:48). Tetapi, apakah kepala
sekolah benar-benar telah menjalankan model kepemimpinan transformasional
tersebut atau tidak. Tentunya guru juga memiliki pandangan tersendiri dalam
menilai, menyikapi kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah sehingga
mampu mempengaruhi kepuasan kerjanya sekaligus keefektifan sekolah.
Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan sekolah adalah
budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan pengendali arah dalam
13
kelompok. Robbin (2007:241) mengatakan bahwa pada umumnya anggota
organisasi akan dipengaruhi oleh aneka sumber daya yang ada. Budaya organisasi
adalah suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota organisasi
dengan organisasi lain
Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,
nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan
pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
adaptasi ekternal dan integrasi internal, kata Mangkunegara (2005:78)
Sudah seharusnya sekolah dalam menjalankan aktivitasnya diharapkan
mampu memberdayakan segala potensi dari sumber daya yang ada dalam
pencapaian tujuan, sehingga setiap unsur yang menjadi bagian dari proses
pendidikan itu tidak ada yang terabaikan yang bisa mengurangi nilai pendidikan
itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa sekolah semestinya dikelola secara terencana,
terarah dan terorganisir secara terpadu sehingga tercapai pendidikan yang
bermutu, sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020 yaitu terwujudnya
bangsa, masyarakat dan manusia indonesia seutuhnya berkualitas tinggi, maju dan
mandiri (Depdiknas 2000:3)
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan
dari apa yang diharapkan untuk mencapai keefektifan sekolah itu, dengan
kenyataan yang ada. Banyak faktor yang menyebabkan efektif atau tidak efektif
suatu sekolah. Tetapi beranjak dari fenomena yang terjadi, perlu pengkajian
mendalam melalui penelitian tentang faktor yang mempengaruhi Keefektifan
14
sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kota
Gunungsitoli.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa keefektifan
sekolah merupakan kemampuan sekolah dalam melaksanakan layanan yang
diberlakukan suatu lembaga yang berfokus pada hasil, serta sasaran yang
diharapkan dapat tercapai, semakin besar presentase target yang dicapai, maka
semakin tinggi keefektifannya. Hal ini akan menimbulkan sejumlah pertanyaan
tentang keefektifan sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Keefektifan sekolah dapat tercapai jika : 1) Program sekolah yang jelas.
Keefektifan sekolah identik dengan pencapaian tujuan. Tentu harapan – harapan
sekolah yang ingin dicapai harus direncanakan dan disusun dengan jelas dalam
program rencana strategik sekolah, 2) Proses. Adanya proses agar harapan –
harapan yang ada dalam program dapat tercapai, tentu melibatkan seluruh sumber
daya yang ada di sekolah. Mengoptimalkan peran kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan/pegawai tata usaha sekolah, siswa dan sub sistem lainnya seperti
wali kelas, bimbingan konseling, 3) Pencapaian Tujuan. Dengan adanya program
yang jelas dan melibatkan seluruh sumber daya sekolah dengan maksimal dalam
proses, maka tujuan sekolah dapat tercapai. Inti dari tujuan sekolah adalah prestasi
siswa, 4) Kepuasan kerja guru. Dalam proses mengubah hasil-hasil harapan
menjadi hasil pencapaian, tentu melibatkan peran guru. Jika guru-guru merasa
puas dalam mengerjakan pekerjaannya, maka diduga akan mempengaruhi cara
15
sekolah, dapat diartikan sebagai perilaku mengajak, mempengaruhi komponen
sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Pencapaian tujuan dipengaruhi oleh
cara kepala sekolah merencanakan, mengorganisir, menggerakkan dan
mengendalikan program sekolah, 6) Budaya organisasi, sebagai pengendali agar
seluruh sumber daya disekolah yang sangat kompleks, dapat menyatu dalam
mewujudkan tujuan sekolah.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang mempengaruhi
keefektifan sekolah. Semuanya berkaitan erat dan tidak dapat diabaikan. Namun
dalam penelitian ini, faktor tersebut dibatasi hanya pada faktor persepsi tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan Kepuasan
kerja guru dengan pertimbangan waktu dan kemampuan peneliti. Mengingat
fenomena keefektifan sekolah ini terjadi di Sekolah Menengah, maka penelitian
ini dibatasi hanya pada SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, yaitu :
a. Apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota
Gunungsitoli?
b. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja
16
c. Apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
berpengaruh langsung terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota
Gunungsitoli?
d. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap keefektifan
SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?
e. Apakah Kepuasan kerja guru berpengaruh langsung terhadap keefektifan
SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?
1.5Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.
b. Pengaruh Budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di
Kota Gunungsitoli.
c. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.
d. Pengaruh Budaya organisasi terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota
Gunungsitoli.
e. Pengaruh Kepuasan kerja guru terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota
17
1.6Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan secara
praktis.
A. Manfaat teoritisnya adalah :
Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang relevan dengan bidang kajian penelitian ini, khususnya
persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya
organisasi dan Kepuasan kerja guru mempengaruhi keefektifan sekolah.
B. Manfaat secara praktis adalah :
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
terutama bagi :
1. Kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam evaluasi diri untuk
peningkatan keefektifan sekolah.
2. Guru, sebagai bahan masukan untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawab dalam meningkatkan keefektifan sekolah dengan memahami
secara benar dan berupaya mencapai visi, misi dan tujuan sekolah
secara efektif dan efisien.
3. Dinas Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam pengambilan
kebijakan yang menyangkut tugas kepala sekolah dan guru untuk
meningkatkan Keefektifan sekolah.
4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup
145
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang
diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Persepsi tentang
kepemimpian transformasional terhadap Kepuasan kerja guru sebesar 9%.
Peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan Kepuasan kerja guru SMA Negeri di
Kota Gunungsitoli.
2. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Budaya organisasi terhadap
kepuasan kerja guru sebesar 11%. Peningkatan Budaya organisasi di sekolah
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Kepuasan kerja guru SMA
Negeri di Kota Gunungsitoli.
3. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Persepsi tentang
kepemimpian transformasional terhadap Keefektifan Sekolah sebesar 3%.
Peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota
Gunungsitoli.
4. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Budaya organisasi terhadap
Keefektifan sekolah sebesar 3%. Peningkatan Budaya organisasi di sekolah
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota
146
5. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Kepuasan kerja guru
terhadap Keefektifan sekolah sebesar 15%. Peningkatan kepuasan kerja guru
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota
Gunungsitoli.
B. Implikasi
Implikasi penelitian menekankan pada upaya meningkatkan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru lebih
baik lagi sehingga keefektifan sekolah dapat meningkat. Berdasarkan pembahasan
dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi sebagai
berikut :
1) Dengan diterima hipotesis persepsi tentang kepemimpinan transformasional
kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru maka
upaya meningkatkan kepuasan kerja guru maka terlebih dahulu kepemimpinan
transformasional kepala sekolah ditingkatkan. Kepemimpinan transformasional
kepala sekolah adalah kepemimpinan yang menitik beratkan perubahan perilaku
guru untuk lebih kreatif, menantang, tanggung jawab dan keleluasaan guna
mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang selalu membuka kesempatan
bagi anggotanya akan mengakibatkan munculnya keinginan dan tekad yang kuat
untuk memberikan yang terbaik kepada organisasi dan bahkan pencapaian
melebihi dari hasil yang diharapkan. Oleh karena itu jika kepemimpinan kepala
sekolah sesuai harapan dan kebutuhan, maka tentunya persepsi akan
147
dan pada akhirnya kepuasan kerja dirasakan oleh guru. Apabila dilihat tanggapan
responden tiap-tiap indikator kepemimpinan transformasional kepala sekolah
menunjukkan bahwa simulasi intelektual pemimpin masih rendah dan perlu
ditingkatkan. Bagaimana seorang pemimpin menggalakkan perilaku yang cerdas,
membangun organisasi belajar, rasional, pemecahan masalah secara teliti.
Pemimpin juga perlu menunjukkan perhatian lebih terhadap pribadi,
memperlakukan guru secara individual, melatih guru menyelesaikan masalah
pekerjaannya dengan memberi kepercayaan penuh dan menasehati guru bila
keluar dari aturan yang ada. Perhatian lebih dari pimpinan diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan guru dalam pekerjaannya
2) Dengan diterima hipotesis budaya organisasi berpengaruh langsung positif
terhadap kepuasan kerja guru maka upaya meningkatkan kepuasan kerja guru
maka terlebih dahulu budaya organisasi ditingkatkan. Budaya organisasi
merupakan nilai-nilai yang diciptakan oleh anggota organisasi itu sendiri yang
mengarah ke pencapaian tujuan organisasi. Kerjasama tim, komunikasi yang baik,
saling percaya, merupakan contoh nilai-nilai budaya organisasi. Dari tanggapan
responden atas indikator budaya organisasi, orientasi tim dan keagresifan
mendapatkan respon yang rendah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan
kerja guru karena salah satu indikator kepuasan kerja guru adalah rekan kerja.
Untuk itu, perlu ditingkatkan kerjasama dengan rekan kerja, saling bahu
membahu, saling mengisi kelemahan rekan kerja, yakni dengan pemahaman
bersama jika keberhasilan sekolah adalah keberhasilan semua guru, sehingga
148
3) Dengan diterima hipotesis persepsi kepemimpinan transformasional kepala
sekolah berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan sekolah maka upaya
meningkatkan keefektifan sekolah maka terlebih dahulu kepemimpinan
transformasional kepala sekolah ditingkatkan. Peran pemimpin dalam hal ini
sangatlah penting. Kepemimpinan transformasional memiliki visi yang jauh
kedepan dan mampu mempengaruhi anggota organisasi sekolah melakukan
perubahan melampauhi kemampuan biasa dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dalam mencapai tujuan sekolah. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa persepsi kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh langsung
terhadap keefektifan sekolah dan pengaruh tidak langsung melalui kepuasan kerja
guru. Untuk itu indikator kepemimpinan transformasional yang mendapat respon
rendah yakni simulasi intelektual pemimpin masih perlu ditingkatkan. Bagaimana
seorang pemimpin menggalakkan perilaku yang cerdas, membangun organisasi
belajar, rasional, pemecahan masalah secara teliti. Pemimpin juga perlu
menunjukkan perhatian lebih terhadap pribadi, memperlakukan guru secara
individual, melatih guru menyelesaikan masalah pekerjaannya dengan memberi
kepercayaan penuh kepada guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Indikator
– indikator kepemimpinan transformasional sangat perlu ditingkatkan oleh kepala
sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.
4) Dengan diterima hipotesis budaya organisasi berpengaruh langsung positif
terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka
terlebih dahulu budaya organisasi ditingkatkan. Budaya organisasi merupakan
149
secara individu maupun kelompok. Visi, misi dan tujuan sekolah adalah tujuan
bersama seluruh elemen yang ada dalam sekolah. Sehingga dalam proses
pencapaiannya juga dibutuhkan kerjasama yang baik. Budaya organisasi
berpengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah dan juga secara tidak
langsung melalui kepuasan kerja guru. Untuk itu indikator budaya organisasi,
orientasi tim dan keagresifan yang mendapat respon yang rendah harus
ditingkatkan. Keefektifan sekolah merupakan harapan organisasi yang melibatkan
seluruh komponen organisasi sekolah, bukan hanya tujuan individu. Oleh karena
itu, dibutuhkan pemahaman bersama agar keefektifan sekolah dapat tercapai.
5) Dengan diterima hipotesis kepuasan kerja guru berpengaruh langsung positif
terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka
terlebih dahulu kepuasan kerja guru ditingkatkan. Kepuasan kerja guru adalah hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pencapaian tujuan sekolah. Hal –hal yang
berhubungan dengan kepuasan kerja guru terlebih dahulu ditingkatkan antara lain
kepercayaan pimpinan, pembagian tugas yang merata, apresiasi terhadap suatu
pencapaian, imbalan atau gaji dan sebagainya. Sehingga guru dapat bekerja lebih
giat dan fokus dalam mencapai tujuan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian,
kepuasan kerja guru memiliki pengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah.
Dari beberapa indikator kepuasan kerja guru, faktor rekan kerja dan promosi
mendapatkan respon yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini
hubungan kerja sama antar guru masih rendah. Demikian halnya dengan promosi,
150
pemerataan kerja dan pendelegasian wewenang dalam hal ini dibutuhkan peran
kepala sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.
C. Saran
Berbagai upaya yang harus ditingkatkan melalui persepsi kepemimpinan
transformasional, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru agar mewujudkan
keefektifan sekolah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan
implikasi penelitian, diharapkan kepada :
1. Kepala sekolah, hendaknya berusaha meningkatkan keefektifan sekolah dengan
meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional melalui simulasi
intelektual pemimpin. Meningkatkan budaya organisasi melalui orientasi tim dan
keagresifan para guru dalam mengerjakan tugasnya. Serta meningkatkan
kepuasan kerja guru melalui promosi dan rekan kerja.
2. Guru-guru, hasil penelitian ini menjadi bahan untuk merefleksikan diri dengan
berusaha memiliki persepsi yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah
dengan berpikir positif terhadap kebijakan kepala sekolah, menyadari bahwa
pencapaian tujuan sekolah merupakan tanggung jawab bersama.
3. Dinas Pendidikan, menjadi bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang
menyangkut tugas kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan keefektifan
sekolah.
4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup yang lebih
151
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Risky, 2011. Kepuasan Kerja Guru: Studi Deskriptif Pada Guru SLB Kota Medan, Medan: USU Press
Ambarita,dkk.2014. Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung : Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rajawali
Press.
Argensia, Rita F.Dalimunthe, Sitti R.A.S.2014.Analisis Pengaruh kepuasan kerja dan Motivasi terhadap kinerja pegawai dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (studi pada kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean B Medan) Jurnal Ekonom, Vol.17, No.2. April 2014
As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty. Azwar, Saifuddin 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baswedan,A.2014. Pendidikan Indonesia Gawat Darurat. Edukasi.
kompas.com/red/2014/12/01http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/1345 5441/anies.baswedan.sebut.pendidikan.indonesia.gawat.darurat
Cahyana. 2010. Pengaruh Iklim Organisasi dan Etos Kerja Kepala Sekolah terdapat Efektivitas Sekolah (studi analisis di SMP Negeri se-wilayah V kabupaten Garut).Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Colquitt, Le Pine, Wesson. 2009. Organizational Behavior. Organizational Behavior
Improving and commitment in the workplace. New york : McGraw-hill
International edition.
Danim, Sudarman. 2012. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta ; Bumi Aksara Danim dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
152
Effendi Onong. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja rosdakarya
Fraser, T.M. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja (Terjemahan Mulyana, L.) Jakarta: Pustaka Bina Pressendo.
Gary.1984. Manajemen Personalia. Terj.Agus Dharma,SH. Jakarta: Erlangga. Gibson, Ivancevich Donnely.1984. Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga Griffin,Ricky W.2002. Manajemen. Jakarta : Erlangga
Helms, Mariln M.2006. Encyclopedia of Management 5th. Detroit : Thomson Gale.
Hoy dan Miskel. 2013. Administrasi Pendidikan : Teori, riset dan praktis. (terjemahan Daryanto & Rianayati). Yogyakarta : Pustaka pelajar
Luthans, Fred. 1995. Organization Behavior (Perilaku organisasi) Jakarta : Mitra utama
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi (edisi 10). Jogyakarta:Andi Hasibuan, Malayu 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan, Novita Indah.2014. “Pengaruh kepemimpinan transformasional, Budaya Organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dosen di fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Komariah, Aan dan Cepi Triatna.2010. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi aksara
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja rosdakarya
153
Meiridayani. 2014. “Hubungan Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SMA Negeri Kota Binjai” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Mulyasa,E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
Neraca Pendidikan Daerah. www.npd.data.kemendikbud.go.id
Nirmalasari,Leli.2014.”Pengaruh kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kautsar Utama” Bandung. Jurnal SMART-Study & Manajement Reserch, Vol XI, No.1 Hal 53-66
Pidarta, 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, seri manajemen pendidikan. Jakarta : Grasindo
Pidarta, 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Robbins P.Stephen 2007. Perilaku Organisasi. Konsep, kontroversi dan aplikasi, alih
bahasa Handyana Pujaatmaka. Jakarta : Prenhallindo
Robbins P. dan Tim Judge. 2011. Perilaku Organisasi. Edisi 12, Buku 2 Jakarta : Salemba empat
Robbins P. dan Tim Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta : Salemba empat
Riduwan dan Kuncoro, 2008. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta
154
Rivai V, Sylviana M.2012. Education Management. Jakarta : Rajawali pers.
Sagala, S. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Strategi memenangkan persaingan mutu. Jakarta ; Nimas Multima
Sagala, S. 2007. Manajemen strategik dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung ; Alfabeta.
Saondi,Ondi.2009. Menjadi Sekolah Unggul. Jakarta ; Al-Tarbiyah press
Scheerens,Jaap. 2003. Peningkatan Mutu Sekolah. Penerjemah Abbas Al-Jauhari. Jakarta : Logos
Siagian, S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi aksara Siagian,S.P.2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka cipta
Siburian, Paningkat.2012.”Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Inovatif, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Kepala SMK (Pengembangan model teoritis Kinerja melalui studi empiris pada SMK di Kota Medan) Disertasi. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Siregar, Rosman Darman. 2013. “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, Kinerja guru dan Iklim sekolah terhadap efektifitas sekolah di SMP se kecamatan Medan kota” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Sugiyono,2006. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D) Bandung ; Alfabeta
Sugiyono,2014. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D) Bandung ; Alfabeta
Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
155
Suharsaputra,U.2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama Supardi.2013. Sekolah Efektif. Jakarta ; Raja Grafindo Persada
Terry, George. R. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi aksara
Thoha, Mitfah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Tilaar,H.A.R.2012. Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship. Jakarta : Kompas
Usman,M Uzer.2008.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo
Persada