• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATUBARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATUBARA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI

KABUPATEN BATU BARA

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

BOIMAN

NIM 08116131004

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

(6)

ABSTRACT

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadrat Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-NYA, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi

Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Adapun judul tesis ini adalah Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan

Talawi Kabupaten Batu Bara. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rektor UNIMED Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin

Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program Pasca Sarjana UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan

sekaligus dosen pembimbing I, dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku dosen

pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, selaku sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan sekaligus

sebagai nara sumber, Bapak Dr. Darwin, M.Pd, dan Bapak Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si

selaku nara sumber yang banyak membantu penulis dalam memberikan masukan guna

kesempurnaan isi dari tesis ini.

4. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin penelitian

bagi penulis, dan Bapak/Ibu Kepala SMP Sekecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara yang

(8)

5. Teristimewa buat Ayahanda tercinta, Ibunda tersayang serta istriku Salmawati tersayang dan

anak-anakku terkasih Dimas Wibowo dan Yuli Zaskia Ramadhani yang telah membesarkan,

mendo’akan dan mendukung dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.

6. Demikian juga kepada sahabatku Rahmad Zein Kurniawan, Liskayani Rahayu dan

teman-teman jurusan AP khususnya angkatan XX kelas A yang telah banyak memberikan

pengalaman dan dukungan kepada penulis.

Untuk semua itu penulis mendoakan semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan

rahmat-NYA kepada bapak/ibu saudara saudari. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis

ini memberikan manfaat bagi peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Oktober 2013 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN

3. Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian……….. 54

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian.………… 55

G. Uji Coba Instrumen………..……….... 58

H. Teknik Analisis Data……… 61

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian……… 70

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian………… 74

C. Uji Persyaratan Analisis Data……….. 76

D. Pengujian Hipotesis Penelitian………. 80

E. Pembahasan Hasil Penelitian……… 86

F. Keterbatasan Penelitian……… 90

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……….. 92

B. Implikasi……….. 93

C. Saran……… 96

DAFTAR PUSTAKA……… 98

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Keadaan Guru Kabupaten Batu Bara……… 6

2.1. Perbedaan Pola Kepemimpinan Transformasional dengan Kepemimpinan Transsaksional……… 31

1.1. Ditribusi Populasi Guru SMP Kecamatan Talawi……… 52

1.2. Sampel Penelitian Berdasarkan Jumlah Populasi………. 53

1.3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kinerja Guru………. 56

1.4. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……… 57

1.5. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Inovatif……… 58

4.1. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……… 70

4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Sikap Inovatif………... 71

4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Data Kinerja Guru……… 73

4.4. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……….. 74

4.5. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Sikap Inovatif………... 75

4.6. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru………. 75

4.7. Rangkuman Uji Normalitas……… 76

4.8. Rangkuman Uji Homogenitas Varians dengan Uji Bartlet……… 78

4.9. Analisis Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 19,6488 + 0,3335X1……….. 78

4.10. Analisis Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 22,0804 + 0,3118X2... 79

4.11. Rangkuman Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……… 81

(12)

Ŷ = 21,3354 + 0,1598X1 + 0,1584X2 ………. 84

4.14. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial antara Variabel Bebas dengan

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Komponen Kerja Individual………. 13

2. Model Konstalasi Masalah Hubungan Variabel Bebas dengan

Variabel Terikat……… 53

3. Histogram Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional.. 71

4. Histogram Skor Data Sikap Inovatif……… 72

5. Histogram Skor Data Kinerja Guru……….. 73

6. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Persepsi Tentang

Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……… 80

7. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Sikap Inovatif dengan

(14)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Penilaian Observasi Kinerja Guru……….… 101

2. Instrumen Persepsi Tentang Kepemmpinan Transformasional…... 106

3. Instrumen Sikap Inovatif……….... 109

4. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……….….. 112

5. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………... 113

6. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Sikap Inovatif….… 114

7. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Inovatif….… 115 8. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Kinerja Guru……….… 116

9. Hasil Tabulasi Observasi Kinerja Guru……….…… 117

10. Hasil Tabulasi Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………. 118

11. Hasil Tabulasi Angket Sikap Inovatif ……… 120

12. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian………. 122

13. Data Induk Penelitian……….. 128

14. Deskripsi Data Hasil Penelitian……… 129

15. Distribusi Frekuensi Data Penelitian……… 132

16. Perhitungan Statistik Dasar……….. 137

17. Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran dengan Uji Liliefors… 142

18. Uji Homoginitas Varians dengan Uji Bartlet……….... 149

19. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan Regresi Linier… 156

20. Uji Independensi Variabel X1 dengan X2………. 172

21. Penentuan dan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Ganda… 173

22. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Sederhana dan Koefisien Korelasi Ganda……… 179

23. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial……… 183

24. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif…………. 186

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya

pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur

manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana

pendidikan yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan, sebab gurulah secara langsung

berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi

manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi, guru dituntut memiliki kemampuan yang

diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.

Guru sebagai salah satu komponen utama di sekolah, memegang peranan yang sangat

strategis terhadap pencapaian tujuan dari program-program yang telah ditetapkan oleh sekolah

dan tujuan pendidikan nasional. Sebagai tenaga professional, guru dituntut tidak saja hanya

sebatas memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya tetapi guru juga dituntut

untuk mampu mengeksplorasikan segala kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya tersebut

serta mampu mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan

teknologi melalui pendidikan sebagai wujud nyata dari kinerjanya.

Kinerja diartikan sebagai peningkatan kualitas dalam suatu pekerjaan atau permainan,

bisa juga peningkatan kecerdasan, dalam istilah Purwanto (1998: 102) kinerja adalah suatu

proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau

kecakapan. Selanjutnya Timpe (1993: 208), mengartikan kinerja sebagai penilaian terhadap

tingkat kerja yang dicapai seseorang atau dapat pula dikatakan kinerja sebagai keberhasilan

(16)

Kinerja guru, sangat mungkin untuk dapat ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan dalam

upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mencapai kinerja yang optimal. Untuk itu perlu

adanya penataan dan pengelolaan yang baik oleh kepala sekolah (pimpinan) terhadap perilaku

guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Beberapa faktor yang dianggap dapat

mempengaruhi kinerja adalah kepemimpinan dan sikap individu (sikap inovatif), sejalan dengan

pendapatArikunto (1994: 80) menjelaskan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor,

secara global faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah faktor internal dan eksternal.

Faktor internal terdiri dari: integritas, sikap, minat, intelegensia, motivasi dan kepribadian.

Sedangkan faktor eksternal menyangkut kepemimpinan, sarana dan prasarana, gaji, pengawasan,

suasana kerja dan lingkungan kerja.

Dalam hal ini diperlukan adanya pimpinan yang memiliki perilaku kepemimpinan yang

mampu memberi inspirasi dan motivasi para guru untuk mencapai hasil-hasil atau tujuan yang

lebih besar dari pada yang direncanakan melalui kepemimpinan transformasional.

(17)

merespon stimulus yang diperoleh dari lingkungan atau individu, kemudian memaknai dan mengambil manfaat bagi dirinya yaitu terjadinya perubahan perilaku yaitu sikap inovatif. Dalam penelitian ini persepsi guru terhadap kepala sekolah adalah tentang kepemimpinan transformasional dengan alasan kepemimpinan transformasional

merupakan pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan yaitu pemimpin yang

mampu meyakinkan mereka bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin

serta mampu meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya.

Persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan dalam rangka

mewujudkan kinerja guru secara maksimal.

Teori kepemimpinan transformasional merupakan pendekatan terakhir yang hangat

dibicarakan selama dua dekade terakhir ini. Kepemimpinan transformasional adalah

kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan yang memelihara status quo.

Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan

yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan

mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya.

Kepemimpinan transformasionl bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai

tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai

dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan dan meningkatkan rasa percaya diri dan tekad

untuk terus melakuan perubahan walaupun mungkin ia sendiri akan terkena dampaknya dengan

perubahan itu. Penyesuaian terhadap perubahan dapat dikatakan sikap inovasi dan untuk

perubahan dibutuhkan suatu kreativitas dari seseorang. Inovasi selalu menunjukkan pada suatu

perubahan yang baru secara kualitatif berbeda dengan keadaan semula yang didasarkan atas

(18)

kinerja yang lebih baik.

Gibson, dkk (1996: 218) menyatakan kepemimpinan transformasional sebagai

kepemimpinan untuk memberi inspirasi dan motivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil

yang lebih besar dari pada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal.

Kepemimpinan tranformasional bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai

tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai

dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa salah satu upaya meningkatkan citra guru

adalah dengan meningkatkan kinerja guru. Guru yang memiliki kinerja baik akan mampu

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif. Namun pada kenyataannya

kinerja guru di sekolah secara umum masih dapat dinyatakan belum sesuai dengan harapan.

Begitu juga dengan kenyataan yang ada, pada saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari

apa yang diharapkan. Pendidikan masih mengalami berbagai permasalahan diantaranya adalah

kinerja guru yang kurang baik yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan. Laporan data

UNESCO tahun 2000 yang dikutip dari Supranata dalam Suheni (2012: 2) tentang Indeks

Pengembangan Manusia (Human Development Indeks), yaitu komposisi dari peringkat

pencapaian pendidikan dan penghasilan perkepala yang menunjukkan indeks pengembangan

manusia Indonesia yang semakin menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati

urutan ke-102 pada tahun 1996, urutan ke-99 pada tahun 1997, urutan ke-107 pada tahun 1998,

dan urutan ke-109 pada tahun 1999.

Selanjutnya rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan dari data

Balitbang tahun 2003 yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) bahwa dari 146.052

(19)

dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di Indonesia ternyata juga 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The

Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 Sekolah Menengah Atas (SMA) ternyata hanya 7

sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Selain itu, permasalahan rendahnya kinerja guru ditunjukkan dari data Kementerian

Pendidikan Nasional yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) menunjukkan bahwa secara

umum kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai harapan. Hingga saat ini,

dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya

belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi guru

juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tidak

sampai 50% soal yang bisa dikerjakan. Tidak ada guru yang mendapatkan nilai 80. Bahkan, ada

guru yang meraih nilai terendah yakni 1.

Selanjutnya, melihat kualitas pendidikan di Kabupaten Batu Bara juga masih tergolong

rendah. Salah satu indikator penilaian rendah yakni dilihat dari hasil UKG yang dilaksanakan

pada tahun 2012. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten

Batu Bara sebanyak 520 orang guru yang mengikuti UKG dengan hasil nilai rata-rata yang

diperoleh hanya 42. Sedangkan jumlah yang mencapai standart lulus hanya 2 orang guru saja

atau 0,38% dari jumlah yang ada yang dinyatakan lulus dengan nilai 72 dan 78. Hasil observasi

dari pengawas sekolah memberikan contoh data beberapa SMP di Kabupaten Batu Bara seperti

pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kabupaten Batu Bara No

. Peristiwa

Banyaknya

Peristiwa Persentase 1 RPP yang di periksa pengawas adalah RPP

(20)

2 Guru masih banyak mengajar

menggunakan cara tradisional 30 dari 40 75 % 3 Guru sering mengulur-ulur waktu saat

hendak masuk kedalam kelas meskipun bel telah berbunyi

20 dari 40 50 %

4 Guru kurang kosentrasi mengajar jika sudah berurusan dengan berkas-berkas kedinasan

Sumber informasi data pengawas sekolah SMP di Kabupaten Batu Bara bulan Mei 2013.

Dari data empirik yang diperoleh dari hasil survey pada 5 SMP dengan jumlah guru 130

orang di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara ternyata masih rendahnya kinerja guru dalam

melaksanakan tugas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada SMP di Kecamatan Talawi

Kabupaten Batu Bara diketahui sekitar 65% guru sudah mengajar sesuai dengan bidang

kwalifikasi pendidikannya dan sekitar 35% guru belum mengajar sesuai dengan bidang

kualifikasi pendidikannya. Lebih lanjut dari hasil studi ini diketahui bahwa kemampuan guru

masih rendah dalam penggunaan media, kurang kreatif dan inovatif. Pada umumnya guru telah

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dari informasi yang diperoleh bahwa RPP

yang disusun hasil fotokopi dari guru lain. Kesesuaian RPP dengan proses belajar mengajar tidak

sesuai dengan yang telah disususn dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya dalam

proses pengayaan dan perbaikan (remedial), terdapat kecenderungan guru untuk langsung

mengangkat nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), tanpa mengadakan ujian

remedial untuk mengurangi beban guru karena pada kenyataannya murid yang melaksanakan

remedial dari bidang studi yang mendapat nilai rendah setelah remedial pun hasilnya tetap

(21)

Bahkan guru-guru yang sudah dinyatakan profesional dan telah diberikan tunjangan

profesional belum menunjukkan kinerja yang baik. Kualitas pendidikan yang kurang maksimal

tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan faktor yang paling menentukan adalah faktor

kinerja guru yang kurang maksimal, artinya guru belum sepenuhnya bertanggung jawab dalam

mengelola pembelajaran yang mencakup perencanaan pembelajaran, pengorganisasian bahan

pengajaran, penggunaan alat dan metode pangajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut, Smith

seperti dikutip Serdamayanti (2001: 53) mengemukakan bahwa kinerja guru dapat diamati dari

tindakan dan prilaku yang diperlihatkannya, karena kinerja merupakan hasil atau keluaran dari

suatu proses, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja adalah suatu proses unjuk kerja dalam

mencapai tujuan sekolah, dan kinerja juga dapat berupa interaksi guru terhadap kemampuannya

bekerja.

Keadaan yang mengindikasikan bahwa rendahnya kinerja guru menunjukkan belum

efektif dan efesiennya kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu penelitian ini menunjuk

kepada hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif dengan

kinerja guru. Menarik untuk dicermati mengenai peran kepala sekolah dan sikap inovatif guru

terkait dengan kinerja guru. Penelitian ini akan lebih difokuskan pada persepsi guru tentang

kepemimpinan transformasional khususnya dalam pengelolaan program sekolah dan sikap

inovatif guru.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian secara ilmiah untuk menjelaskan persepsi tentang

kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif. Hal-hal apa yang sudah berjalan selama ini,

dan hal apa yang belum berjalan dalam program peningkatan kinerja guru melalui efektivitas

kepemimpinan transformasional dan peningkatan sikap inovatif pada masa yang akan datang.

(22)

Transformasional dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Talawi

Kabupaten Batu Bara”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja guru adalah: (1) apa penyebab rendahnya

mutu pendidikan di Indonesia ? (2) apa penyebab rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan

tugas ? (3) apakah penyebab rendahnya kemampuan guru dalam penggunaan media

pembelajaran? (4) mengapa guru tidak mau menyiapkan perlengkapan pembelajaran

dengan baik? (5) mengapa guru yang telah mendapatkan tunjangan professional belum menunjukkan kinerja yang baik? (6) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional berhubungan dengan kinerja guru? (7) apakah sikap inovatif

yang dilakukan oleh guru berhubungan dengan kinerja guru? (8) apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja guru?

C. Batasan Masalah

Uraian identifikasi masalah di atas meperlihatkan bayaknya faktor yang diduga dapat

mempengaruhi kinerja guru, maka untuk lebih memusatkan perhatian dalam melaksanakan

penelitian ini maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan

dapat lebih mendalam dan hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Untuk itu, lingkup penelitian ini dibatasi pada tiga faktor yaitu persepsi tentang

(23)

dengan kinerja guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?

2. Apakah terdapat hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi

Kabupaten Batu Bara?

3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan

Talawi Kabupaten Batu Bara?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja

guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

2. Hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu

Bara.

3. Hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap

inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten

(24)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan

dalam menguji kebenaran hubungan variabel persepsi tentang kepemimpinan transformasional

kepala sekolah dan sikap inovatif dengan variabel kinerja guru. Berdasarkan hal itu, manfaat

penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoretis :

a. Hasil penelitian ini dapat memperkuat teori yang berkaitan dengan persepsi tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan kinerja guru.

b. Memperluas kajian teori yang berhubungan dengan persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan kinerja guru.

2. Manfaat secara praktis:

a. Bagi Guru

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk

meningkatkan kinerja guru dalam kaitannya dengan persepsi guru tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mengoptimalkan kinerja guru dalam

kaitannya dengan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dan sikap inovatif.

(25)

1. Sebagai informasi kepada kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru pada

masa yang akan datang dengan menerapkan kepemimpinan yang sesuai dengan

kebutuhan lapangan.

c. Bagi Kepala Dinas Pendidikan

1. Sebagai bahan masukan kepada kepala dinas pendidikan khususnya Kabupaten Batu

(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi

Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, maka akan semakin tinggi kinerja guru.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap inovatif dengan kinerja guru

SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi sikap inovatif, maka akan semakin tinggi kinerja guru.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja

guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan

sikap inovatif secara bersama-sama, maka akan semakin meningkatkan kinerja guru.

B. Implikasi

Berdasarkan pengujian hipotesis dan simpulan seperti yang telah di uraikan di atas, maka

sebagai implikasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(27)

Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel persepsi tentang kepemimpinan

transformasional diperoleh data mayoritas guru berada pada kategori tinggi yakni 84 responden

atau 88,42%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam penelitian ini mayoritas berada pada

kategori tinggi, artinya hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan

kinerja guru, oleh sebab itu perlu diupayakan bagaimana cara meningkatkan persepsi guru

tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja

seorang guru. Upaya-upaya yang perlu dilakukan diantaranya antara lain adalah: Pertama:

Guru-guru perlu memberi masukan kepada kepala sekolah agar kepemimpinan berjalan dengan baik.

Masukan dari guru merupakan umpan balik atas kepemimpinan yang dirasakan oleh

guru-guru. Kepemimpinan yang baik dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada

guru dapat mengacu untuk mengatasai kelemahan–kelemahan guru dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar di kelas maupun permasalahan lainnya sehingga dapat meningkatkan kinerja

guru. Kedua: Kepala sekolah untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan

transformasional di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah dapat melakukan berbagai upaya

seperti: memberikan stimulus (rangsangan) pemikiran intelektual, pengayoman terhadap

individu, dapat memotivasi menginspirasi guru serta memiliki prilaku sebagai pemimpin yang

kharismatik. Memberikan stimulus (rangsangan) pemikiran intelektual kepala sekolah kepada

guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru-guru untuk meningkatkan kemampuan

akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan-pelatihan atau

pendidikan-pendidikan untuk pengembangan pendidikan-pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Ketiga:

(28)

dapat dilakukan dengan melihat kemampuan calon kepala sekolah dalam hal yang berhubungan

dengan kemampuan kepekaan, perhatian terhadap individu guru, stimulus intelektual, dapat

memotivasi inspirasional pemikiran guru dan memiliki pribadi kepemimpinan yang kharismatik.

Jika hal ini terwujud dengan dengan sendirinya kinerja guru akan meningkat.

2. Upaya Meningkatkan Sikap Inovatif untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel sikap inovatif diperoleh data mayoritas

guru berada pada kategori tinggi yakni 80 responden atau 84,21%, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variabel sikap inovatif penelitian ini mayoritas berada pada kategori tinggi,

artinya hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap inovatif memiliki hubungan yang signifikan

dengan kinerja guru, oleh sebab itu perlu diupayakan bagaimana cara meningkatkan sikap

inovatif dalam upaya meningkatkan kinerja seorang guru. Upaya-upaya yang perlu dilakukan

diantaranya adalah: Pertama: Guru perlu menumbuhkan sikap inovatif dalam rangka

meningkatkan kinerja dengan cara sering mengikuti lomba karya ilmiah, selain itu mengadakan

bajar di sekolah atau bersama sekolah lain tentang buku-buku pelajaran, hasil karya siswa,

elektonik, pakaian dan lain-lain atau mengadakan pameran tentang pendidikan agar dapat

menumbuhkan sikap inovatif sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan maupun mutu dari lulusan dalam hal ini siswa. Kedua: Guru

harus mau dan sadar untuk meningkatkan kemampuan dengan ikut serta dalam mengikuti

pelatihan-pelatihan atau pendidikan-pendidikan khusus baik formal maupun informal yang

sifatnya baru untuk pengembangan kreativitas dari seorang guru dengan demikian dapat

meningkatkan kinerja guru. Ketiga: Guru harus dapat menyesuaikan terhadap perubahan yang

terjadi pada saat ini baik perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan seperti terjadinya

(29)

MGMP, seminar, lokakarya, workshop dan pelatihan-pelatihan pendidikan dan begitu juga harus

mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar pendidikan dengan cara mengikuti

berita-berita pada media massa dan media elektronik atau turut aktif serta dalam

perkumpulan/organisasi di luar pendidikan sehingga guru dapat menyesuaikan dengan perubahan

yang terjadi dengan demikian dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Upaya Meningkatkan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif secara bersama-sama

memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten

Batu Bara. Dengan demikian persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dan sikap inovatif secara bersama-sama perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan kinerja

guru secara stimulan. Berdasarkan temuan penelitian dilapangan bahwa persepsi tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki kontribusi sebesar 21,23% terhadap

kinerja guru dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 23,77% terhadap kinerja guru.

Sedangkan secara bersama-sama persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 44,68% terhadap kinerja guru. Dengan

demikian dapat dilihat, bahwa kedua variabel tersebut baik secara terpisah ataupun

bersama-sama memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja guru.

C. Saran

Berdasarkan uraian simpulan dan implikasi penelitian di atas, maka perlu disarankan hal-hal

(30)

1. Kepada guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara untuk meningkatkan

kinerja guru agar lebih baik dengan meningkatkan persepsi guru tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dengan cara memberikan masukan kepada kepala

sekolah atas kepemimpinan yang dirasakan oleh guru-guru. Kepemimpinan yang baik

dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada guru dapat mengacu untuk

mengatasai kelemahan–kelemahan guru, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan

kinerja guru, selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan sikap

inovatif guru dengan cara ikut serta dalam pendidikan atau pelatihan-pelatihan, seminar,

lokakarya, lomba karya ilmiah, bajar pendidikan, MGMP, pameran hasil kerja siswa dan

lain-lain.

2. Kepala sekolah dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan

transformasional, dalam hal ini kepala sekolah melakukan upaya seperti: memberikan

stimulus, pemikiran intelektual, pengayoman terhadap individu, dapat memotivasi

menginspirasi kepada guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru untuk

meningkatkan kemampuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti

pelatihan atau pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Kepada Kepala Dinas Pendidikan khususnya Kabupaten Batu Bara agar melakukan

pengawasan kepada kepala sekolah dan guru dengan mengacu kepada peraturan yang

berlaku. Selain itu harus lebih selektif untuk memilih dan menetapkan calon kepala

(31)

4. Kepada peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk

melanjutkan kepenelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah dan sikap inovatif serta faktor-faktor lain yang

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmi. 1994. Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2001. Realibilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.

Davis, Keith & John W. Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi, ahli bahasa Agus: Dharma. Jakarta : Erlangga.

Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Harsiwi, Agung, M. 2003. Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Karekteristik Personal Pemimpin Dengan Kinerja Dosen UAJ Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 5 No. 1.PPs. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Hutasoit, Tumbur. 2011. ”Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Sipaholon”. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html

http://artikel.us/amharsiwi2.html. Diakses 10 Februari 2013.

http://artikel.Pendidikan us/hendrik.html. Diakses 6 Juni 2013.

Irawati. 2003. Budaya Kerja Dan Sikap Inovatif Sebagai Faktor Pendukung Kinerja Para Pustakawan Perguruan Tinggi di Padang. Tesis. Padang : PPs UNP.

LAN, 1992. Penilaian Kerja Pegawai, Jakarta: LAN.

Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan ( Terjemahan ), Jakarta: Mitra Utama.

Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Nawawi, Handari. 1994. Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

(33)

Pakpahan, E. 2005. Hubungan Sikap Inovasi Dan Pemberian Kompensasi dengan Prestasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi. Tesis. Tebing Tinggi PPs Unimed.

Purwanto, M. Ngalim, dan Djojopranoto, Sutadji. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Rakhmat, Djalalluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Robbin, S.T. 2007. Prilaku Organisasi. Edisi kesepuluh, alih bahasa : Drs. Bunyamin Molan. Indonesia: Macanan Jaya cemerlang.

Robert, L. Mathis, dan Jhon, H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I. terjemahan Diana Angelia. Jakarta: Salemba Empat.

Syafei, I. 2006. Hubungan kepemimpinan transformasional dan etos kerja dengan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Tuntungan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, H.S. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piat A. 1994. Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.

Shaskin, m. And Kiser, K. 1992. Total Quality Management.Seabrook, MD: Docochon Press.

Subroto, B. Surya. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.

Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

(34)

Pura: PPs Unimed.

Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie Trisnawati, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

Sunarto. 2010. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kota Medan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Suryabrata. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Tamita Utama.

Sutisna, O. 1994. Pendidikan Dan Pembangunan, Bandung : Angkasa.l

Tasmara. Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani.

Tabroni, 2005. The Spirital Leadership. Malang : UMM.

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Sofyan Cikmat, Jakarta : Efek Media Komputindo.

Tjiptono, Fandy, dan Akhmad Syakhroza. 1999. Kepemimpinan Transformasional, Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 9, Thn. XXVIII September 1999.

Usman, H. 2006. Manajemen : Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar                                                                                                  Halaman
Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kabupaten Batu Bara No

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas pembelajaran seperti kebutuhan modul analisis dan peralatan, ketersediaan ruangan serta jumlah guru yang cukup. Khusus untuk kebutuhaan alat dan bahan

melalui strategi pembelajaran Probing Prompting. Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan koneksi matematika. melalui strategi pembelajaran Probing Prompting..

Bapak dan Ibu Staff pengajar dan karyawan/karyawati Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mba Eros, Mba Icha, Mas Sigit,

dari total pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 19/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

Bahwa dalam rangka proses b"lqlur mengajar Program S-l PJKR Swadana FIK IINY perlu ditetapkan Dosen Fengnjar dan Fengr$i urfuuk mata icutiah Fatffttsr dan Keprodimr

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagian besar responden (89%) menyatakan bahwa produk hasil pengembangan media pembelajaran meyimak bahasa Perancis tingkat dasar dalam