HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP INOVATIF DENGAN KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TALAWI
KABUPATEN BATU BARA
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
BOIMAN
NIM 08116131004
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadrat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-NYA, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi
Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Adapun judul tesis ini adalah Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan
Talawi Kabupaten Batu Bara. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rektor UNIMED Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin
Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program Pasca Sarjana UNIMED.
2. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan
sekaligus dosen pembimbing I, dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku dosen
pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan tesis ini.
3. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, selaku sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan sekaligus
sebagai nara sumber, Bapak Dr. Darwin, M.Pd, dan Bapak Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si
selaku nara sumber yang banyak membantu penulis dalam memberikan masukan guna
kesempurnaan isi dari tesis ini.
4. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin penelitian
bagi penulis, dan Bapak/Ibu Kepala SMP Sekecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara yang
5. Teristimewa buat Ayahanda tercinta, Ibunda tersayang serta istriku Salmawati tersayang dan
anak-anakku terkasih Dimas Wibowo dan Yuli Zaskia Ramadhani yang telah membesarkan,
mendo’akan dan mendukung dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.
6. Demikian juga kepada sahabatku Rahmad Zein Kurniawan, Liskayani Rahayu dan
teman-teman jurusan AP khususnya angkatan XX kelas A yang telah banyak memberikan
pengalaman dan dukungan kepada penulis.
Untuk semua itu penulis mendoakan semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan
rahmat-NYA kepada bapak/ibu saudara saudari. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis
ini memberikan manfaat bagi peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.
Medan, Oktober 2013 Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN
3. Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian……….. 54
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian.………… 55
G. Uji Coba Instrumen………..……….... 58
H. Teknik Analisis Data……… 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian……… 70
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian………… 74
C. Uji Persyaratan Analisis Data……….. 76
D. Pengujian Hipotesis Penelitian………. 80
E. Pembahasan Hasil Penelitian……… 86
F. Keterbatasan Penelitian……… 90
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……….. 92
B. Implikasi……….. 93
C. Saran……… 96
DAFTAR PUSTAKA……… 98
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Keadaan Guru Kabupaten Batu Bara……… 6
2.1. Perbedaan Pola Kepemimpinan Transformasional dengan Kepemimpinan Transsaksional……… 31
1.1. Ditribusi Populasi Guru SMP Kecamatan Talawi……… 52
1.2. Sampel Penelitian Berdasarkan Jumlah Populasi………. 53
1.3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kinerja Guru………. 56
1.4. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……… 57
1.5. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Inovatif……… 58
4.1. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……… 70
4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Sikap Inovatif………... 71
4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Data Kinerja Guru……… 73
4.4. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……….. 74
4.5. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Sikap Inovatif………... 75
4.6. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru………. 75
4.7. Rangkuman Uji Normalitas……… 76
4.8. Rangkuman Uji Homogenitas Varians dengan Uji Bartlet……… 78
4.9. Analisis Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 19,6488 + 0,3335X1……….. 78
4.10. Analisis Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 22,0804 + 0,3118X2... 79
4.11. Rangkuman Hubungan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……… 81
Ŷ = 21,3354 + 0,1598X1 + 0,1584X2 ………. 84
4.14. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial antara Variabel Bebas dengan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Komponen Kerja Individual………. 13
2. Model Konstalasi Masalah Hubungan Variabel Bebas dengan
Variabel Terikat……… 53
3. Histogram Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional.. 71
4. Histogram Skor Data Sikap Inovatif……… 72
5. Histogram Skor Data Kinerja Guru……….. 73
6. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Persepsi Tentang
Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Guru……… 80
7. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Sikap Inovatif dengan
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Penilaian Observasi Kinerja Guru……….… 101
2. Instrumen Persepsi Tentang Kepemmpinan Transformasional…... 106
3. Instrumen Sikap Inovatif……….... 109
4. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional……….….. 112
5. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………... 113
6. Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Sikap Inovatif….… 114
7. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Inovatif….… 115 8. Tabulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Kinerja Guru……….… 116
9. Hasil Tabulasi Observasi Kinerja Guru……….…… 117
10. Hasil Tabulasi Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional………. 118
11. Hasil Tabulasi Angket Sikap Inovatif ……… 120
12. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian………. 122
13. Data Induk Penelitian……….. 128
14. Deskripsi Data Hasil Penelitian……… 129
15. Distribusi Frekuensi Data Penelitian……… 132
16. Perhitungan Statistik Dasar……….. 137
17. Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran dengan Uji Liliefors… 142
18. Uji Homoginitas Varians dengan Uji Bartlet……….... 149
19. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan Regresi Linier… 156
20. Uji Independensi Variabel X1 dengan X2………. 172
21. Penentuan dan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Ganda… 173
22. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Sederhana dan Koefisien Korelasi Ganda……… 179
23. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial……… 183
24. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif…………. 186
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya
pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur
manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana
pendidikan yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan, sebab gurulah secara langsung
berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi
manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi, guru dituntut memiliki kemampuan yang
diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.
Guru sebagai salah satu komponen utama di sekolah, memegang peranan yang sangat
strategis terhadap pencapaian tujuan dari program-program yang telah ditetapkan oleh sekolah
dan tujuan pendidikan nasional. Sebagai tenaga professional, guru dituntut tidak saja hanya
sebatas memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya tetapi guru juga dituntut
untuk mampu mengeksplorasikan segala kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya tersebut
serta mampu mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan sebagai wujud nyata dari kinerjanya.
Kinerja diartikan sebagai peningkatan kualitas dalam suatu pekerjaan atau permainan,
bisa juga peningkatan kecerdasan, dalam istilah Purwanto (1998: 102) kinerja adalah suatu
proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
kecakapan. Selanjutnya Timpe (1993: 208), mengartikan kinerja sebagai penilaian terhadap
tingkat kerja yang dicapai seseorang atau dapat pula dikatakan kinerja sebagai keberhasilan
Kinerja guru, sangat mungkin untuk dapat ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan dalam
upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mencapai kinerja yang optimal. Untuk itu perlu
adanya penataan dan pengelolaan yang baik oleh kepala sekolah (pimpinan) terhadap perilaku
guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Beberapa faktor yang dianggap dapat
mempengaruhi kinerja adalah kepemimpinan dan sikap individu (sikap inovatif), sejalan dengan
pendapatArikunto (1994: 80) menjelaskan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor,
secara global faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari: integritas, sikap, minat, intelegensia, motivasi dan kepribadian.
Sedangkan faktor eksternal menyangkut kepemimpinan, sarana dan prasarana, gaji, pengawasan,
suasana kerja dan lingkungan kerja.
Dalam hal ini diperlukan adanya pimpinan yang memiliki perilaku kepemimpinan yang
mampu memberi inspirasi dan motivasi para guru untuk mencapai hasil-hasil atau tujuan yang
lebih besar dari pada yang direncanakan melalui kepemimpinan transformasional.
merespon stimulus yang diperoleh dari lingkungan atau individu, kemudian memaknai dan mengambil manfaat bagi dirinya yaitu terjadinya perubahan perilaku yaitu sikap inovatif. Dalam penelitian ini persepsi guru terhadap kepala sekolah adalah tentang kepemimpinan transformasional dengan alasan kepemimpinan transformasional
merupakan pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan yaitu pemimpin yang
mampu meyakinkan mereka bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin
serta mampu meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya.
Persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan dalam rangka
mewujudkan kinerja guru secara maksimal.
Teori kepemimpinan transformasional merupakan pendekatan terakhir yang hangat
dibicarakan selama dua dekade terakhir ini. Kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan yang memelihara status quo.
Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan
yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan
mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya.
Kepemimpinan transformasionl bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai
dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan dan meningkatkan rasa percaya diri dan tekad
untuk terus melakuan perubahan walaupun mungkin ia sendiri akan terkena dampaknya dengan
perubahan itu. Penyesuaian terhadap perubahan dapat dikatakan sikap inovasi dan untuk
perubahan dibutuhkan suatu kreativitas dari seseorang. Inovasi selalu menunjukkan pada suatu
perubahan yang baru secara kualitatif berbeda dengan keadaan semula yang didasarkan atas
kinerja yang lebih baik.
Gibson, dkk (1996: 218) menyatakan kepemimpinan transformasional sebagai
kepemimpinan untuk memberi inspirasi dan motivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil
yang lebih besar dari pada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal.
Kepemimpinan tranformasional bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai
dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa salah satu upaya meningkatkan citra guru
adalah dengan meningkatkan kinerja guru. Guru yang memiliki kinerja baik akan mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif. Namun pada kenyataannya
kinerja guru di sekolah secara umum masih dapat dinyatakan belum sesuai dengan harapan.
Begitu juga dengan kenyataan yang ada, pada saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari
apa yang diharapkan. Pendidikan masih mengalami berbagai permasalahan diantaranya adalah
kinerja guru yang kurang baik yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan. Laporan data
UNESCO tahun 2000 yang dikutip dari Supranata dalam Suheni (2012: 2) tentang Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Indeks), yaitu komposisi dari peringkat
pencapaian pendidikan dan penghasilan perkepala yang menunjukkan indeks pengembangan
manusia Indonesia yang semakin menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati
urutan ke-102 pada tahun 1996, urutan ke-99 pada tahun 1997, urutan ke-107 pada tahun 1998,
dan urutan ke-109 pada tahun 1999.
Selanjutnya rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan dari data
Balitbang tahun 2003 yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) bahwa dari 146.052
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di Indonesia ternyata juga 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 Sekolah Menengah Atas (SMA) ternyata hanya 7
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Selain itu, permasalahan rendahnya kinerja guru ditunjukkan dari data Kementerian
Pendidikan Nasional yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) menunjukkan bahwa secara
umum kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai harapan. Hingga saat ini,
dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya
belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi guru
juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tidak
sampai 50% soal yang bisa dikerjakan. Tidak ada guru yang mendapatkan nilai 80. Bahkan, ada
guru yang meraih nilai terendah yakni 1.
Selanjutnya, melihat kualitas pendidikan di Kabupaten Batu Bara juga masih tergolong
rendah. Salah satu indikator penilaian rendah yakni dilihat dari hasil UKG yang dilaksanakan
pada tahun 2012. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten
Batu Bara sebanyak 520 orang guru yang mengikuti UKG dengan hasil nilai rata-rata yang
diperoleh hanya 42. Sedangkan jumlah yang mencapai standart lulus hanya 2 orang guru saja
atau 0,38% dari jumlah yang ada yang dinyatakan lulus dengan nilai 72 dan 78. Hasil observasi
dari pengawas sekolah memberikan contoh data beberapa SMP di Kabupaten Batu Bara seperti
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kabupaten Batu Bara No
. Peristiwa
Banyaknya
Peristiwa Persentase 1 RPP yang di periksa pengawas adalah RPP
2 Guru masih banyak mengajar
menggunakan cara tradisional 30 dari 40 75 % 3 Guru sering mengulur-ulur waktu saat
hendak masuk kedalam kelas meskipun bel telah berbunyi
20 dari 40 50 %
4 Guru kurang kosentrasi mengajar jika sudah berurusan dengan berkas-berkas kedinasan
Sumber informasi data pengawas sekolah SMP di Kabupaten Batu Bara bulan Mei 2013.
Dari data empirik yang diperoleh dari hasil survey pada 5 SMP dengan jumlah guru 130
orang di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara ternyata masih rendahnya kinerja guru dalam
melaksanakan tugas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada SMP di Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara diketahui sekitar 65% guru sudah mengajar sesuai dengan bidang
kwalifikasi pendidikannya dan sekitar 35% guru belum mengajar sesuai dengan bidang
kualifikasi pendidikannya. Lebih lanjut dari hasil studi ini diketahui bahwa kemampuan guru
masih rendah dalam penggunaan media, kurang kreatif dan inovatif. Pada umumnya guru telah
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dari informasi yang diperoleh bahwa RPP
yang disusun hasil fotokopi dari guru lain. Kesesuaian RPP dengan proses belajar mengajar tidak
sesuai dengan yang telah disususn dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya dalam
proses pengayaan dan perbaikan (remedial), terdapat kecenderungan guru untuk langsung
mengangkat nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), tanpa mengadakan ujian
remedial untuk mengurangi beban guru karena pada kenyataannya murid yang melaksanakan
remedial dari bidang studi yang mendapat nilai rendah setelah remedial pun hasilnya tetap
Bahkan guru-guru yang sudah dinyatakan profesional dan telah diberikan tunjangan
profesional belum menunjukkan kinerja yang baik. Kualitas pendidikan yang kurang maksimal
tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan faktor yang paling menentukan adalah faktor
kinerja guru yang kurang maksimal, artinya guru belum sepenuhnya bertanggung jawab dalam
mengelola pembelajaran yang mencakup perencanaan pembelajaran, pengorganisasian bahan
pengajaran, penggunaan alat dan metode pangajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut, Smith
seperti dikutip Serdamayanti (2001: 53) mengemukakan bahwa kinerja guru dapat diamati dari
tindakan dan prilaku yang diperlihatkannya, karena kinerja merupakan hasil atau keluaran dari
suatu proses, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja adalah suatu proses unjuk kerja dalam
mencapai tujuan sekolah, dan kinerja juga dapat berupa interaksi guru terhadap kemampuannya
bekerja.
Keadaan yang mengindikasikan bahwa rendahnya kinerja guru menunjukkan belum
efektif dan efesiennya kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu penelitian ini menunjuk
kepada hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif dengan
kinerja guru. Menarik untuk dicermati mengenai peran kepala sekolah dan sikap inovatif guru
terkait dengan kinerja guru. Penelitian ini akan lebih difokuskan pada persepsi guru tentang
kepemimpinan transformasional khususnya dalam pengelolaan program sekolah dan sikap
inovatif guru.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian secara ilmiah untuk menjelaskan persepsi tentang
kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif. Hal-hal apa yang sudah berjalan selama ini,
dan hal apa yang belum berjalan dalam program peningkatan kinerja guru melalui efektivitas
kepemimpinan transformasional dan peningkatan sikap inovatif pada masa yang akan datang.
Transformasional dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja guru adalah: (1) apa penyebab rendahnya
mutu pendidikan di Indonesia ? (2) apa penyebab rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan
tugas ? (3) apakah penyebab rendahnya kemampuan guru dalam penggunaan media
pembelajaran? (4) mengapa guru tidak mau menyiapkan perlengkapan pembelajaran
dengan baik? (5) mengapa guru yang telah mendapatkan tunjangan professional belum menunjukkan kinerja yang baik? (6) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional berhubungan dengan kinerja guru? (7) apakah sikap inovatif
yang dilakukan oleh guru berhubungan dengan kinerja guru? (8) apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja guru?
C. Batasan Masalah
Uraian identifikasi masalah di atas meperlihatkan bayaknya faktor yang diduga dapat
mempengaruhi kinerja guru, maka untuk lebih memusatkan perhatian dalam melaksanakan
penelitian ini maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan
dapat lebih mendalam dan hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Untuk itu, lingkup penelitian ini dibatasi pada tiga faktor yaitu persepsi tentang
dengan kinerja guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
2. Apakah terdapat hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara?
3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan
Talawi Kabupaten Batu Bara?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Hubungan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja
guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.
2. Hubungan sikap inovatif dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu
Bara.
3. Hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap
inovatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan
dalam menguji kebenaran hubungan variabel persepsi tentang kepemimpinan transformasional
kepala sekolah dan sikap inovatif dengan variabel kinerja guru. Berdasarkan hal itu, manfaat
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoretis :
a. Hasil penelitian ini dapat memperkuat teori yang berkaitan dengan persepsi tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan kinerja guru.
b. Memperluas kajian teori yang berhubungan dengan persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif dengan kinerja guru.
2. Manfaat secara praktis:
a. Bagi Guru
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
meningkatkan kinerja guru dalam kaitannya dengan persepsi guru tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mengoptimalkan kinerja guru dalam
kaitannya dengan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dan sikap inovatif.
1. Sebagai informasi kepada kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru pada
masa yang akan datang dengan menerapkan kepemimpinan yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan.
c. Bagi Kepala Dinas Pendidikan
1. Sebagai bahan masukan kepada kepala dinas pendidikan khususnya Kabupaten Batu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, maka akan semakin tinggi kinerja guru.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap inovatif dengan kinerja guru
SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi sikap inovatif, maka akan semakin tinggi kinerja guru.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan sikap inovatif secara bersama-sama dengan kinerja
guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan
sikap inovatif secara bersama-sama, maka akan semakin meningkatkan kinerja guru.
B. Implikasi
Berdasarkan pengujian hipotesis dan simpulan seperti yang telah di uraikan di atas, maka
sebagai implikasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel persepsi tentang kepemimpinan
transformasional diperoleh data mayoritas guru berada pada kategori tinggi yakni 84 responden
atau 88,42%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam penelitian ini mayoritas berada pada
kategori tinggi, artinya hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan
kinerja guru, oleh sebab itu perlu diupayakan bagaimana cara meningkatkan persepsi guru
tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja
seorang guru. Upaya-upaya yang perlu dilakukan diantaranya antara lain adalah: Pertama:
Guru-guru perlu memberi masukan kepada kepala sekolah agar kepemimpinan berjalan dengan baik.
Masukan dari guru merupakan umpan balik atas kepemimpinan yang dirasakan oleh
guru-guru. Kepemimpinan yang baik dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada
guru dapat mengacu untuk mengatasai kelemahan–kelemahan guru dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas maupun permasalahan lainnya sehingga dapat meningkatkan kinerja
guru. Kedua: Kepala sekolah untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan
transformasional di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah dapat melakukan berbagai upaya
seperti: memberikan stimulus (rangsangan) pemikiran intelektual, pengayoman terhadap
individu, dapat memotivasi menginspirasi guru serta memiliki prilaku sebagai pemimpin yang
kharismatik. Memberikan stimulus (rangsangan) pemikiran intelektual kepala sekolah kepada
guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru-guru untuk meningkatkan kemampuan
akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti pelatihan-pelatihan atau
pendidikan-pendidikan untuk pengembangan pendidikan-pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Ketiga:
dapat dilakukan dengan melihat kemampuan calon kepala sekolah dalam hal yang berhubungan
dengan kemampuan kepekaan, perhatian terhadap individu guru, stimulus intelektual, dapat
memotivasi inspirasional pemikiran guru dan memiliki pribadi kepemimpinan yang kharismatik.
Jika hal ini terwujud dengan dengan sendirinya kinerja guru akan meningkat.
2. Upaya Meningkatkan Sikap Inovatif untuk Meningkatkan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel sikap inovatif diperoleh data mayoritas
guru berada pada kategori tinggi yakni 80 responden atau 84,21%, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel sikap inovatif penelitian ini mayoritas berada pada kategori tinggi,
artinya hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap inovatif memiliki hubungan yang signifikan
dengan kinerja guru, oleh sebab itu perlu diupayakan bagaimana cara meningkatkan sikap
inovatif dalam upaya meningkatkan kinerja seorang guru. Upaya-upaya yang perlu dilakukan
diantaranya adalah: Pertama: Guru perlu menumbuhkan sikap inovatif dalam rangka
meningkatkan kinerja dengan cara sering mengikuti lomba karya ilmiah, selain itu mengadakan
bajar di sekolah atau bersama sekolah lain tentang buku-buku pelajaran, hasil karya siswa,
elektonik, pakaian dan lain-lain atau mengadakan pameran tentang pendidikan agar dapat
menumbuhkan sikap inovatif sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan maupun mutu dari lulusan dalam hal ini siswa. Kedua: Guru
harus mau dan sadar untuk meningkatkan kemampuan dengan ikut serta dalam mengikuti
pelatihan-pelatihan atau pendidikan-pendidikan khusus baik formal maupun informal yang
sifatnya baru untuk pengembangan kreativitas dari seorang guru dengan demikian dapat
meningkatkan kinerja guru. Ketiga: Guru harus dapat menyesuaikan terhadap perubahan yang
terjadi pada saat ini baik perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan seperti terjadinya
MGMP, seminar, lokakarya, workshop dan pelatihan-pelatihan pendidikan dan begitu juga harus
mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar pendidikan dengan cara mengikuti
berita-berita pada media massa dan media elektronik atau turut aktif serta dalam
perkumpulan/organisasi di luar pendidikan sehingga guru dapat menyesuaikan dengan perubahan
yang terjadi dengan demikian dapat meningkatkan kinerja guru.
3. Upaya Meningkatkan Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama untuk Meningkatkan Kinerja Guru
Persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan sikap inovatif secara bersama-sama
memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten
Batu Bara. Dengan demikian persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dan sikap inovatif secara bersama-sama perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan kinerja
guru secara stimulan. Berdasarkan temuan penelitian dilapangan bahwa persepsi tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki kontribusi sebesar 21,23% terhadap
kinerja guru dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 23,77% terhadap kinerja guru.
Sedangkan secara bersama-sama persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan sikap inovatif memiliki kontribusi sebesar 44,68% terhadap kinerja guru. Dengan
demikian dapat dilihat, bahwa kedua variabel tersebut baik secara terpisah ataupun
bersama-sama memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja guru.
C. Saran
Berdasarkan uraian simpulan dan implikasi penelitian di atas, maka perlu disarankan hal-hal
1. Kepada guru SMP di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara untuk meningkatkan
kinerja guru agar lebih baik dengan meningkatkan persepsi guru tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dengan cara memberikan masukan kepada kepala
sekolah atas kepemimpinan yang dirasakan oleh guru-guru. Kepemimpinan yang baik
dalam memberikan masukan dan memberikan bantuan kepada guru dapat mengacu untuk
mengatasai kelemahan–kelemahan guru, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan
kinerja guru, selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan sikap
inovatif guru dengan cara ikut serta dalam pendidikan atau pelatihan-pelatihan, seminar,
lokakarya, lomba karya ilmiah, bajar pendidikan, MGMP, pameran hasil kerja siswa dan
lain-lain.
2. Kepala sekolah dapat berperan aktif dalam meningkatkan kepemimpinan
transformasional, dalam hal ini kepala sekolah melakukan upaya seperti: memberikan
stimulus, pemikiran intelektual, pengayoman terhadap individu, dapat memotivasi
menginspirasi kepada guru dengan cara memberikan kemudahan bagi guru untuk
meningkatkan kemampuan akademiknya dengan sering diikutsertakan mengikuti
pelatihan atau pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.
3. Kepada Kepala Dinas Pendidikan khususnya Kabupaten Batu Bara agar melakukan
pengawasan kepada kepala sekolah dan guru dengan mengacu kepada peraturan yang
berlaku. Selain itu harus lebih selektif untuk memilih dan menetapkan calon kepala
4. Kepada peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk
melanjutkan kepenelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut persepsi tentang
kepemimpinan kepala sekolah dan sikap inovatif serta faktor-faktor lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharmi. 1994. Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin. 2001. Realibilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.
Davis, Keith & John W. Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi, ahli bahasa Agus: Dharma. Jakarta : Erlangga.
Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.
Harsiwi, Agung, M. 2003. Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Karekteristik Personal Pemimpin Dengan Kinerja Dosen UAJ Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 5 No. 1.PPs. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Hutasoit, Tumbur. 2011. ”Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Sipaholon”. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html
http://artikel.us/amharsiwi2.html. Diakses 10 Februari 2013.
http://artikel.Pendidikan us/hendrik.html. Diakses 6 Juni 2013.
Irawati. 2003. Budaya Kerja Dan Sikap Inovatif Sebagai Faktor Pendukung Kinerja Para Pustakawan Perguruan Tinggi di Padang. Tesis. Padang : PPs UNP.
LAN, 1992. Penilaian Kerja Pegawai, Jakarta: LAN.
Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan ( Terjemahan ), Jakarta: Mitra Utama.
Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.
Nawawi, Handari. 1994. Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pakpahan, E. 2005. Hubungan Sikap Inovasi Dan Pemberian Kompensasi dengan Prestasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi. Tesis. Tebing Tinggi PPs Unimed.
Purwanto, M. Ngalim, dan Djojopranoto, Sutadji. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Rakhmat, Djalalluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbin, S.T. 2007. Prilaku Organisasi. Edisi kesepuluh, alih bahasa : Drs. Bunyamin Molan. Indonesia: Macanan Jaya cemerlang.
Robert, L. Mathis, dan Jhon, H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I. terjemahan Diana Angelia. Jakarta: Salemba Empat.
Syafei, I. 2006. Hubungan kepemimpinan transformasional dan etos kerja dengan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Tuntungan. Tesis. Medan: PPs Unimed.
Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sagala, H.S. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piat A. 1994. Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.
Shaskin, m. And Kiser, K. 1992. Total Quality Management.Seabrook, MD: Docochon Press.
Subroto, B. Surya. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.
Pura: PPs Unimed.
Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sule, Ernie Trisnawati, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.
Sunarto. 2010. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kota Medan. Tesis. Medan: PPs Unimed.
Suryabrata. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Tamita Utama.
Sutisna, O. 1994. Pendidikan Dan Pembangunan, Bandung : Angkasa.l
Tasmara. Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani.
Tabroni, 2005. The Spirital Leadership. Malang : UMM.
Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Sofyan Cikmat, Jakarta : Efek Media Komputindo.
Tjiptono, Fandy, dan Akhmad Syakhroza. 1999. Kepemimpinan Transformasional, Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 9, Thn. XXVIII September 1999.
Usman, H. 2006. Manajemen : Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara.