• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PEMBERIAN INSENTIF, DAN STRES KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SMP SWASTA DI KABUPATEN LABUHAN BATU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PEMBERIAN INSENTIF, DAN STRES KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SMP SWASTA DI KABUPATEN LABUHAN BATU."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PEMBERIAN INSENTIF, DAN STRES KERJA

DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SMP SWASTA DI KABUPATEN LABUHAN BATU

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

WIDYA SARI NIM. 08116132017

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PEMBERIAN INSENTIF, DAN STRES KERJA

DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SMP SWASTA DI KABUPATEN LABUHAN BATU

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

WIDYA SARI NIM. 08116132017

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

WIDYA SARI. NIM. 08116132017. The Relationship Teacher Perceptions Against Principal Leadership Styles, Incentives, and Job Stress with Work Commitment of SMP Private Teachers in Labuhan Batu. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

This study aimed to determine: (1) the relationship of the teachers 'perceptions of school leadership styles with work commitments; (2) the relationship of incentives to work commitments; (3) the relationship of job stress with work commitments; and (4) the relationship of teachers' perceptions of the style school leadership, incentives, and job stress with work commitments. Subjects were private junior high school teacher in Labuan Batu district with a total sample of 159 people. Sampling was done by proportionate stratified random sampling. Descriptive correlational research method that aims to obtain information about the symptoms in the study.

Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant relationship between teachers' perceptions of the principal's leadership style with a work commitment of ry1.23 = 0.567 > rtable = 0.266 and tcount = 9.515 > ttable = 1.67; (2) there is a relationship which means that the incentive to work commitments amounting ry2.13 = 0.309 > rtable= 0.266 and = 3.261 tcount> ttable= 1.67; (3) there is a significant relationship between work stress with work commitments amounting ry3.12 = 0.432 > rtabel= 0.266 and tcount= 5.530 > ttable= 1.67; and (4) there is a significant relationship between teachers' perceptions of the principal's leadership style, incentives, and job stress with work commitments of Ry(123)= 0.602 > rtabel= 0.266 and Fcount= 10.034 > Ftable= 2.65.

(6)

ABSTRAK

WIDYA SARI. NIM. 08116132017.Hubungan Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Pemberian Insentif, dan Stres Kerja dengan Komitmen Kerja Guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen kerja; (2) hubungan pemberian insentif dengan komitmen kerja; (3) hubungan stres kerja dengan komitmen kerja; dan (4) hubungan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja dengan komitmen kerja. Subjek penelitian adalah guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu dengan jumlah sampel sebanyak 159 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate stratified random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif korelasional yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian.

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen kerja sebesar ry1.23 = 0,567 > rtabel = 0,266 dan thitung = 9,515 > ttabel = 1,67; (2) terdapat hubungan yang berarti antara pemberian insentif dengan komitmen kerja sebesar ry2.13 = 0,309 > rtabel = 0,266 dan thitung = 3,261 > ttabel = 1,67; (3) terdapat hubungan yang berarti antara stres kerja dengan komitmen kerja sebesar ry3.12 = 0,432 > rtabel = 0,266 dan thitung = 5,530 > ttabel = 1,67; dan (4) terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja dengan komitmen kerja sebesar Ry(123)= 0,602 > rtabel = 0,266 dan Fhitung = 10,034 > Ftabel = 2,65.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis

ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen kerja; (2) hubungan pemberian

insentif dengan komitmen kerja; (3) hubungan stres kerja dengan komitmen kerja;

dan (4) hubungan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah,

pemberian insentif, dan stres kerja dengan komitmen kerja.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat

bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril

maupun materil. Untuk itu rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan

pada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., sebagai Ketua Prodi Administrasi

Pendidikan sekaligus pembimbing I, Bapak Dr. Saut Purba, M.Pd., sebagai

pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan motivasi

kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Bapak Prof.

Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd., dan Bapak Dr.

Yasaratodo Wau, M.Pd., sebagai narasumber yang begitu banyak memberikan

arahan dan masukan dalam rangka menyelesaikan tesis ini dengan sebaik-baiknya.

Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan

beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam

(8)

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staff yang banyak

memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,

3. Seluruh teman di Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja

sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,

4. Kedua orang tua dan mertua yang memberikan teladan, seluruh abanganda dan

kakanda serta adinda yang senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam

menyelesaikan studi penulis.

5. Kepada suami tercinta yang telah memberikan motivasi mulai dari perkulihan

sampai selesai.

Akhirnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu

perkuliahan penulis dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas

apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.

Medan, Maret 2014 Penulis,

(9)

v A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 10

C. Pembatasan Masalah... 11

D. Perumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoritis ... 15

1. Komitmen Kerja Guru... 15

2. Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 21

3. Pemberian Insentif Guru ... 36

4. Stres Kerja Guru... 39

5. Penelitian yang Relevan ... 44

B. Kerangka Berpikir... 46

1. Hubungan antara Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Komitmen Kerja Guru ... 46

2. Hubungan antara Pemberian Insentif Guru dengan Komitmen Kerja Guru ... 47

3. Hubungan antara Stres Kerja Guru dengan Komitmen Kerja Guru ... 48

4. Hubungan antara Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Pemberian Insentif Guru, dan Stres Kerja Guru dengan Komitmen Kerja Guru... 49

(10)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 52

B. Metode Penelitian ... 52

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 52

1. Variabel Penelitian ... 52

2. Definisi Operasional Penelitian... 53

D. Populasi dan Sampel ... 54

1. Populasi ... 54

2. Sampel... 55

E. Teknik Pengumpulan Data... 57

1. Instrumen Penelitian... 57

2. Uji Coba Instrumen ... 62

F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 66

1. Deskripsi Data Penelitian... 66

2. Uji Kecenderungan... 67

3. Uji Persyaratan Analisis ... 68

4. Uji Hipotesis Penelitian ... 71

G. Hipotesis Statistik ... 74

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian... 75

B. Uji Persyaratan Analisis... 83

C. Uji Hipotesis Penelitian ... 93

D. Temuan Penelitian ... 97

E. Pembahasan Penelitian ... 101

F. Keterbatasan Penelitian... 106

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 111

(11)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Perpindahan Guru di SMP Swasta Kabupaten Labuhan Batu... 6

3.1 Populasi Penelitian... 55

3.2 Sampel Penelitian ... 67

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Komitmen Kerja Guru ... 59

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 60

3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Pemberian Insentif Guru ... 61

3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Stres Kerja Guru ... 62

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Kerja Guru ... 75

4.2 Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja Guru... 76

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 77

4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 78

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Pemberian Insentif Guru... 79

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Pemberian Insentif Guru ... 80

4.7 Distribusi Frekuensi Skor Stres Kerja Guru ... 81

4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Stres Kerja Guru... 82

4.9 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 83

4.10 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 85

4.11 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 87

4.12 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 89

4.13 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian.. 90

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... 51

3.1 Diagram Penentuan Jumlah Sampel ... 56

4.1 Histogram Skor Komitmen Kerja Guru... 76

4.2 Histogram Skor Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 78

4.3 Histogram Skor Pemberian Insentif Guru ... 80

4.4 Histogram Skor Stres Kerja Guru... 82

4.5 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y ... 84

4.6 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y ... 86

4.7 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y ... 88

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket Penelitian... 118

2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket... 127

3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket ... 131

4. Data Variabel Penelitian ... 147

5. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 149

6. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 156

7. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 159

8. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 178

9. Uji Homogenitas Varians Data ... 190

10. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda Variabel Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Pemberian Insentif Guru, dan Stres Kerja Guru dengan Komitmen Kerja Guru... 209

11. Uji Independen antar Variabel Bebas... 213

12. Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 216 13. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ... 219

14. Perhitungan Korelasi Ganda antara Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Pemberian Insentif Guru, dan Stres Kerja Guru dengan Komitmen Kerja Guru ... 231

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap sekolah swasta selalu berusaha mengurangi tingkat niat keluar

para guru dan pegawainya, terutama yang keluar secara sukarela. Tingginya

pegawai/ guru yang keluar sukarela dari suatu sekolah merupakan pembiayaan

dibanding manfaatnya. Keluarnya seorang guru secara sukarela umumnya

dilakukan guru yang berpestasi, sehingga sangat merugikan sekolah tersebut.

Zeffane & Gul dalam Sumarto (2009:116) mengartikan niat keluar adalah

keinginan seseorang untuk keluar secara sukarela dari organisasinya. Lebih

lanjut Sumarto (2009:117) mengemukakan perilaku penarikan diri seseorang

dari organisasinya pada umumnya berhubungan dengan ketidakcocokan antara

apa yang diharapkan pegawai dan apa yang diberikan oleh organisasi.

Misalnya gaji, promosi, perlakuan atasan, variasi tugas, tekanan pekerjaan,

tanggung jawab, dan otonomi. Keinginan seseorang untuk keluar organisasi

dapat memicu keinginan seseorang untuk keluar dan mencari pekerjaan lain.

Menyadari pentingnya sumber daya guru yang terampil bagi

kelangsungan hidup dan kemajuan sekolah, maka sekolah harus memberikan

perhatian yang khusus pada faktor guru dan sudah sewajarnya pemilik sekolah

memandang guru lebih dari sekedar asset sekolah tetapi juga memandang

mereka sebagai mitra dalam berusaha. Gurulah yang akan menentukan tingkat

(15)

2

sekolah memiliki sistem pengajaran yang baik ataukah sebaliknya. Oleh

karena itulah, antara pihak sekolah dengan guru harus memiliki ikatan yang

tidak semata berupa perjanjian kerja, tapi juga kesadaran masing-masing pihak

untuk memajukan sekolah tersebut dengan komitmen dan tindakan nyata.

Masalahnya kemudian adalah bahwa membangun keselarasan komitmen

antara pihak sekolah dan para gurunya bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada

banyak kasus konflik yang terjadi justru bermula dari kurangnya komitmen

antara kedua belah pihak untuk memenuhi kepentingan satu sama lain.

Dengan kata lain, guru membutuhkan sekolah yang memiliki komitmen untuk

memenuhi kebutuhan mereka, sementara sekolah menginginkan guru yang

memiliki loyalitas. Dapat dikatakan komitmen kerja guru merupakan

identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap sekolah,

yang menimbulkan sikap suka/ tidak suka dan keinginan untuk terus

melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

Komitmen kerja merupakan perasaan yang kuat dan erat dari seseorang

terhadap tujuan dan nilai suatu sekolah yang berkaitan dengan peran guru

dalam upaya pencapaian tujuan dan nilai-nilai. Artinya, keterlibatan guru

dalam sekolah disebabkan keyakinannya terhadap tujuan organisasi, sehingga

berupaya sekuat tenaga untuk kepentingan organisasi dan memiliki hasrat

untuk tetap bekerja keras bagi kepentingan sekolah. Adanya komitmen

terhadap sekolah menyebabkan seorang guru untuk tetap mampu bertahan

bekerja di dalam sekolah dengan hati yang tulus dan senang hati. Ini tercermin

(16)

3

keyakinan yang kuat dalam penerimaan nilai dan tujuan organisasi, serta

berupaya sekuat tenaga dalam bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.

Komitmen kerja merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan

untuk menilai kecenderungan guru untuk bertahan sebagai anggota organisasi

(Mowday dalam Sopiah, 2008:155). Hal senada dikemukakan Purba

(2009:75) bahwa komitmen organisasi merupakan perwujudan dari kerelaan

seseorang dalam bentuk pengikatan diri dengan organisasi yang digambarkan

oleh besarnya usaha (tenaga, waktu, dan pikiran) atau semangat belajar untuk

mencapai visi bersama.

Fink (2002:56) mengemukakan bahwa komitmen kerja yang baik dari

seseorang dicirikan dengan: (1) selalu berupaya untuk mensukseskan

organisasi; (2) selalu mencari informasi tentang organisasi; (3) selalu mencari

keseimbangan antara sasaran organisasi dengan sasaran pribadi; (4) selalu

berupaya untuk memaksimalkan kontribusi kerjanya sebagai bagian dari

organisasi secara keseluruhan; (5) menaruh perhatian pada hubungan kerja

antarunit organisasi; (6) berpikir positif terhadap kritik dari teman sekerja;

(7) menempatkan prioritas organisasi di atas departemennya; (8) tidak melihat

organisasi lain sebagai unit yang lebih menarik; (9) memiliki keyakinan

bahwa organisasi akan berkembang; dan (10) berpikir positif pada pimpinan

puncak organisasi. Dari pendapat ini, seorang guru dapat dikatakan

mempunyai komitmen kerja bila selalu berupaya untuk memaksimalkan

kontribusi kerjanya di sekolah, tidak melihat sekolah lain lebih menarik

(17)

4

sekolah lain dengan harapan peningkatan pendapatan. Artinya keterlibatan

guru di sekolah disebabkan keyakinannya terhadap tujuan sekolah, sehingga

berupaya sekuat tenaga untuk kepentingan sekolah dan memiliki hasrat untuk

tetap bekerja keras bagi kepentingan sekolah. Adanya komitmen dari guru

terhadap sekolah menyebabkan guru untuk tetap mampu bertahan bekerja di

dalam sekolah dengan senang hati.

Terkait dengan komitmen guru untuk tetap bekerja di sekolah, pemilik

sekolah harus melakukan berbagai upaya dalam menciptakan dan

mempertahankan guru-guru berkompeten dan berkualitas. Hal ini dikarenakan

guru berkompeten dan berkualitas sudah tentu meminta berbagai kompensasi

sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Bukan rahasia lagi, jika

kebutuhan ekonomi membawa perubahan kepada pola hidup seseorang,

termasuk guru. Banyak sekolah-sekolah swasta baru dan elit yang

mengiming-imingi guru dengan bayaran dan fasilitas yang mencukupi, dengan harapan

guru mau bertugas penuh di sekolahnya. Hal ini sudah tentu mempengaruhi

keinginan guru untuk tetap bekerja di sekolah yang lama. Dalam upaya

mempertahankan guru di sekolah, maka pihak sekolah harus dapat

membangun komitmen kerja yang kuat dari seorang guru. Komitmen terhadap

organisasi dijelaskan oleh Robbins (2007:140) sebagai suatu keadaan yang

menyebabkan seorang pegawai memihak suatu organisasi dan tujuan-tujuan

organisasi tersebut serta berniat memelihara keanggotaannya dalam

(18)

5

Perpindahan guru dari satu sekolah swasta ke sekolah swasta lain kerap

terjadi setiap tahun ajaran baru. Berdasarkan hasil penelitian Kantor Bank

Dunia di Jakarta dalam Hutapea (2012:103) menunjukkan beberapa temuan

menarik tentang profil dan tren tenaga kependidikan di Indonesia antara lain:

(1) Sekitar 48 persen sekolah dikelola swasta yang melayani 31 persen murid

dan mempekerjakan 38 persen dari keseluruhan guru. Oleh karena itu

manajemen guru sekolah swasta merupakan bahan pertimbangan dalam

reformasi sistem pendidikan di negeri ini; (2) Ketidakhadiran guru adalah isu

utama yang mengkhawatirkan di Indonesia sebab, menurut penelitian tersebut,

tingkat ketidakhadiran guru menurut studi pada tahun 2003 adalah 19 persen,

walaupun turun menjadi 15 persen dalam studi lanjutan pada tahun 2008.

Dengan demikian, menarik untuk mengetahui lebih jauh tentang komitmen

para guru di sekolah dasar. Khususnya guru swasta yang tentu sangat berbeda

dengan guru pada sekolah negeri dalam hal kepastian pendapatan dan

stabilitas finansial yang tak ditemukan dalam status sebagai guru swasta.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa permasalahan komitmen

lebih rentan terjadi pada guru-guru di sekolah-sekolah swasta dibanding

sekolah negeri. Indikasi banyaknya perpindahan guru dari sekolahnya terjadi

hampir pada semua sekolah swasta tidak terkecuali di Kabupaten Labuhan

Batu. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan pada beberapa pengurus

sekolah, hampir setiap awal tahun ajaran selalu masuk guru baru untuk

menggantikan guru lama. Pada sekolah tersebut juga terjadi pengunduran guru

(19)

6

yang dikumpulkan penulis pada beberapa SMP Swasta di Kabupaten Labuhan

Batu memberikan gambaran sebagaimana Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1. Perpindahan Guru di SMP Swasta Kabupaten Labuhan Batu

No Nama Sekolah Guru Sumber: Data lapangan dari sekolah TA. 2013/2014, diolah Agustus 2013

Dari Tabel 1.1 di atas dapat menggambarkan bahwa perpindahan guru

di sekolah-sekolah swasta terus bergerak dari satu sekolah ke sekolah lain.

Banyaknya guru yang keluar dari sekolah kemudian berpindah ke sekolah lain

banyak dipengaruhi oleh faktor seperti: kepemimpinan kepala sekolah yang

dirasa kurang menghargai setiap guru, insentif kerja yang diberikan sekolah

kepada guru dirasakan kurang adil, tekanan pekerjaan dari pemilik sekolah

yang mengharapkan guru terus bekerja dengan sebaik-baiknya, lingkungan

sekolah yang tidak mendukung seperti jauh dari rumah ataupun sulit dicapai,

dan sebagainya.

Dessler (1995:173) mengemukakan komitmen seseorang dalam suatu

organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: (1) nilai-nilai

kemanusiaan; (2) komunikasi dua arah yang komprehensif; (3) rasa

kebersamaan dan kerukunan; (4) visi dan misi seorang pemimpin; (5) nilai

sebagai dasar perekrutan; (6) nilai personal; (7) kestabilan kerja; dan

(20)

7

A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviours), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).

Dari pendapat Colquitt di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah

faktor yang mempengaruhi komitmen kerja seseorang yakni mekanisme

individual (motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika,

pembelajaran dan pengambilan keputusan); karakteristik individu (kepribadian

dan nilai-nilai budaya, kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik,

tim proses, kekuasaaan dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan

perilaku); dan mekanisme organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Dari

banyak faktor yang dikemukakan, peneliti menentukan tiga faktor yang diduga

sangat mempengaruhi peningkatan komitmen kerja guru, yaitu:

kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja.

Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus mengikuti kebijakan sekolah

yang ditetapkan kepala sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai

pimpinan sekolah memiliki tugas yang sangat berat. Tugas dan kewenangan

kepala sekolah tersebut harus dapat dijalankan secara seimbang, sesuai

peraturan pemerintah dan kebutuhan sekolah. Kepala sekolah dalam

menjalankan tugasnya akan berusaha menerapkan kebijakan yang dirasa tepat

bagi keberhasilan sekolah. Kebijakan kepala sekolah merupakan implementasi

(21)

8

para guru. Hasil penelitian yang dilakukan Pasek (2008:114), Koesmono

(2007:56) membuktikan bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan dengan

komitmen kerja seseorang. Tannembaum dalam Wahjosumidjo (2011:17)

mengemukakanleadership is interpersonal influence exercised in a situation,

and directed, through the communication process, toward the attainment of a

specified goal or goals. Pendapat ini didukung Hasibuan (2007:13),

“Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab

atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan”.

Salah satu tujuan guru dalam mengajar adalah untuk

mengimplimentasikan kompetensi yang dimilikinya secara maksimal, dan

tujuan lainnya yaitu untuk mendapatkan insentif kerja karena manusia

dikendalikan oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya

seperti: keinginan untuk mendapatkan gaji yang lebih banyak, peningkatan

karir (promosi), dan harapan untuk lebih maju. Pemberian insentif harus

diperhitungan sekolah dengan baik dan matang, bersifat adil dan layak sesuai

dengan capaian kerja guru agar dalam pelaksanaannya tidak ada guru yang

merasa dirugikan, baik pemilik sekola maupun guru sendiri. Karena itu

insentif harus terus disesuaikan dengan capaian guru dan kemampuan sekolah

sehingga guru yang berkualitas tidak akan mempunyai keinginan untuk pindah

ke sekolah lain yang lebih peduli. Dessler (2005:109) mendefinisikan

pemberian insentif adalah merupakan penggunaan insentif keuangan-imbalan

(22)

9

melebihi standar dan pembayaran insentif tidak harus berupa uang. Sudardjat

(2006:25) mengemukakan adapun tujuan dilaksanakannya insentif adalah:

bagi sekolah/ organisasi yaitu meningkatkan loyalitas, mempertahankan dan

meningkatkan moral kerja, meningkatkan kinerja sekolah/organisasi, dan

tercapainya penghematan. Sedangkan bagi guru untuk meningkatkan standar

kerja dan meningkatkan semangat kerja guru.

Dalam bekerja menjalankan tugas mengajarnya di sekolah, seorang

guru sudah pasti mendapatkan tekanan dari lingkungannya. Tekanan tersebut

dapat bersumber dari target pencapaian hasil kerja, rekan sejawat, tuntutan

sekolah, dan sebagainya. Beehr dalam Aamodt (2004:236) menyebutkan

bahwa meningkatnya tekanan terhadap pekerjaan, kurangnya kebebasan,

adanya perasaan tidak aman akan masa depan, tugas yang semakin bertambah,

adanya konflik-konflik dan tuntutan psikologis terhadap pekerjaan dapat

menjadi pemicu timbulnya stres di kalangan pegawai. Tingkat stres kerja ini

akan semakin tinggi apabila pegawai mendapatkan beban kerja atau tambahan

tugas yang berbeda tanpa mendapat pelatihan sebelumnya dan jaminan

perawatan kesehatan (Winter, 1999:91). Penelitian yang dilakukan Ciliana dan

Wilman (2008:112) menunjukkan bahwa stres kerja mempengaruhi komitmen

organisasi seseorang. Sebenarnya stres kerja tidak berdampak buruk terhadap

kinerja pegawai. Hanya saja apabila stres kerja sudah melewati ambang batas

optimal, maka akan menemukan bahwa stres kerja yang berlebihan akan

berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk melakukan hubungan

(23)

10

di bawah kondisi stres akan mengambil keputusan yang salah dan tidak

terorganisir, karena mereka cenderung lebih terfokus untuk menyelesaikan

stres internalnya dari pada menyelesaikan pekerjaan utamanya sebagai

pengajar.

Dengan adanya peningkatan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah,

pemberian insentif, dan pengelolaan stres kerja yang baik maka dapat

diprediksi bahwa komitmen kerja guru juga semakin baik. Untuk

membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian dan penelitian yang

berjudul: hubungan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja dengan komitmen kerja guru SMP

Swasta di Kabupaten Labuhan Batu.

B. Identifkasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja

guru, antara lain:

1. Bagaimana faktor nilai-nilai kemanusiaan dalam mempengaruhi

komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

2. Bagaimana faktor komunikasi yang komprehensif di sekolah dalam

mempengaruhi komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan

(24)

11

3. Bagaimana faktor kebersamaan dan kerukunan antar guru dalam

mempengaruhi komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan

Batu?

4. Bagaimana kepemimpinan seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi

komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

5. Bagaimana dasar perekrutan guru di sekolah dalam mempengaruhi

komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

6. Bagaimana karakteristik personal guru dalam mempengaruhi komitmen

kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

7. Bagaimana kestabilan guru ketika bekerja dalam mempengaruhi

komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

8. Bagaimana penghayatan guru terhadap faktor finansial yang diberikan

sekolah dalam mempengaruhi komitmen kerja guru SMP Swasta di

Kabupaten Labuhan Batu?

C. Pembatasan Masalah

Masalah komitmen kerja sangat kompleks dan dipengaruhi banyak

faktor, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada persepsi guru terhadap

gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif guru, dan stres kerja

guru dengan komitmen kerja guru. Variabel stres kerja guru dibatasi hanya

pada kemampuan guru mengelola stres pada dirinya terkait tugas-tugas di

sekolah. Subjek dalam penelitian ini dibatasi hanya pada guru-guru SMP

(25)

12

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas,

maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen kerja guru SMP Swasta

di Kabupaten Labuhan Batu?

2. Apakah terdapat hubungan antara pemberian insentif guru dengan

komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

3. Apakah terdapat hubungan antara stres kerja guru dengan komitmen kerja

guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu?

4. Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif guru, dan stres kerja

guru dengan komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan

Batu?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen kerja guru SMP Swasta

di Kabupaten Labuhan Batu.

2. Hubungan positif dan signifikan antara pemberian insentif guru dengan

komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu.

3. Hubungan positif dan signifikan antara stres kerja guru dengan komitmen

(26)

13

4. Hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif guru, dan stres kerja

guru dengan komitmen kerja guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan

Batu.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

peningkatan komitmen kerja guru, dan sebagai masukan atau informasi

bagi pemilik sekolah dalam peningkatan komitmen kerja guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Dapat lebih memahami dan meningkatkan komitmennya dalam

bekerja.

2) Dapat lebih memahami dan meningkatkan kepemimpinan kepala

sekolah dalam memimpin guru.

3) Dapat meningkatkan pemberian insentif untuk peningkatan

komitmen kerja.

4) Dapat mengelola stres kerja ke arah yang positif guna mendukung

(27)

14

b. Bagi Kepala sekolah

1) Sebagai sumber informasi dalam menjaga dan meningkatkan

komitmen guru untuk terus bekerja di sekolah, meningkatkan gaya

kepemimpinannya di sekolah, pemberian insentif yang adil, dan

mengelola stres kerja guru ke arah yang positif.

2) Sebagai sumber informasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan

yang dapat meningkatkan komitmen kerja guru di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi institusi dalam menjaga

komitmen kerja guru di sekolah, dengan harapan dapat meningkatkan

(28)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan positif dan antara persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen kerja pada guru SMP

Swasta di Kabupaten Labuhan Batu, artinya semakin baik persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga

komitmen kerja pada guru SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu.

2. Terdapat hubungan positif dan antara pemberian insentif dengan

komitmen kerja pada SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu, artinya

semakin baik pemberian insentif maka semakin baik juga komitmen kerja

pada SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu.

3. Terdapat hubungan positif dan antara stres kerja dengan komitmen kerja

pada SMP Swasta di Kabupaten Labuhan Batu, artinya semakin baik stres

kerja maka semakin baik juga komitmen kerja pada SMP Swasta di

Kabupaten Labuhan Batu.

4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap

gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja

secara bersama-sama dengan komitmen kerja pada SMP Swasta di

(29)

109

gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja

maka semakin baik juga komitmen kerja pada SMP Swasta di Kabupaten

Labuhan Batu.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. Peran kepala sekolah dalam

meningkatkan komitmen kerja guru dapat dilakukan dengan kesediaan

kepala sekolah menerima kritik yang konstruktif, menciptakan dan

memelihara hubungan yang positif dengan guru. Hal ini bertujuan agar guru

mendapatkan peran yang lebih banyak di sekolah, sehingga keinginan guru

untuk terlibat terus di sekolah dapat dipertahankan.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan pemberian

insentif. Pemberian insentif dari pihak sekolah menyebabkan guru akan

merasa dihargai dan diperlukan perannya di sekolah. Insentif dari pihak

sekolah terhadap guru dapat dilakukan dengan menyediakan guru

lingkungan pekerjaan yang nyaman dan fleksibilitas dalam bekerja. Upaya

ini akan mendukung guru untuk terus aktif melaksanakan tugasnya di

(30)

110

melalui: memberikan bonus untuk membantu mencukupi dan memenuhi

kebutuhan guru, berbuat adil terhadap prestasi kerja yang dicapai guru, serta

selalu memotivasi guru dalam setiap kesempatan. Dengan semakin baiknya

pemberian insentif oleh sekolah terhadap guru akan meningkatkan

produktivitas kerja guru di sekolah.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan pengelolaan

stres kerja. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan mengelola stres kerja yang

baik. Hal ini dikarenakan stres kerja adalah keadaan emosional yang

dialami seorang guru akibat tekanan pekerjaannya di sekolah. Kondisi stres

kerja yang dialami guru akan memberikan pengaruh yang baik atau buruk

terhadap komitmen kerja guru dalam bekerja di sekolah. Pengelolaan stres

kerja dapat mendukung komitmen kerja guru bila dilakukan dengan cara:

mengurangi tugas/ pekerjaan yang terlalu banyak, adanya supervisor yang

andal, dan kejelasan peran/ tugasnya sehari-hari. Dengan adanya

pengelolaan stres kerja yang baik/ mendukung, komitmen kerja guru dapat

dioptimalkan sejalan dengan tugasnya di sekolah.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres

kerja. Beberapa hal yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam upaya

(31)

111

keinginan kuat dari guru untuk tetap menjadi anggota sekolah dan

kesediaan guru untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan sekolah.

Dengan adanya upaya ini komitmen kerja guru dapat terus ditingkatkan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan komitmen kerja, disarankan pihak sekolah

berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal persepsi guru terhadap

gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan stres kerja.

Untuk meningkatkan komitmen kerja, disarankan pihak sekolah

berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal kepemimpinan kepala

sekolah dalam memimpin sekolah, menciptakan iklim organisasi yang

mendukung komitmen kerja guru, serta pemberian insentif yang baik

terhadap guru. Dengan upaya ini diharapkan akan terus tumbuh dan

berkembang baik komitmen kerja guru di sekolah.

2. Untuk meningkatkan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, diharapkan Untuk meningkatkan persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah, diharapkan kepada kepala sekolah bersedia

untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam memimpin sekolah. Selain

itu diharapkan peran serta kepala sekolah meningkatkan komitmen kerja

guru melalui tindakan-tindakan yang tepat, seperti: menciptakan dan

(32)

112

terus melibatkan guru dalam mendukung program sekolah. Dengan adanya

upaya ini, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah akan

menjadi semakin baik, yang akan mendukung komitmen kerja guru

nantinya.

3. Untuk meningkatkan pemberian insentif, diharapkan Untuk meningkatkan

insentif, diharapkan pihak sekolah dapat memberikan insentif yang baik

terhadap guru. Hal ini perlu dilakukan mengingat insentif dapat mendukung

komitmen kerja guru di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan

pihak sekolah dalam meningkatkan peran insentif antara lain dengan

melakukan: menyediakan pekerjaan yang tepat, tersedianya lingkungan

pekerjaan yang baik dan fleksibilitas sekolah menerima hasil kerja guru.

Dengan adanya upaya ini, komitmen kerja guru di sekolah akan dapat terus

ditingkatkan. Untuk meningkatkan insentif, diharapkan peran kepala sekolah

dalam memberikan insentif sesuai dengan prestasi kerja guru. Dalam hal ini

kepala sekolah harus memberi apresiasi atas setiap prestasi kerja guru di

sekolah, baik itu prestasi di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Dengan

adanya pemberian insentif, komitmen kerja guru dapat ditingkatkan

4. Untuk meningkatkan pengelolaan stres kerja, diharapkan Untuk mengelola

stres kerja, diharapkan keinginan guru untuk menjaga tingkat stesnya dalam

bekerja pada posisi yang selalu mendukung pencapaian hasil kerja yang

baik. Hal ini dapat dilakukan guru dengan melakukan beberapa hal seperti:

memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam penyelesaian pekerjaan di

(33)

113

dan tidak melibatkan diri dalam konflik pekerjaan di antara guru. Selain itu

diharapkan peran serta pihak sekolah dalam mengelola stres kerja guru ke

arah yang baik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah di

antaranya: tidak memberikan tugas yang terlalu banyak kepada guru,

menyediakan supervisor yang andal untuk membantu guru, memberikan

kejelasan peran guru di sekolah, dan menetapkan tugas-tugas guru sesuai

kemampuannya. Diharapkan dengan upaya di atas pengelolaan stres kerja

guru akan mendukung pekerjaannya.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara persepsi

guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, pemberian insentif, dan

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, G.M. 2004. Applied Industrial/ Organizational Psychology. Belmont, California: Wadsworth, Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Bass, B.M. dan Avolio, 1997, “Does The Transactional – Transformational Leadership Paradigm Transcend Organizational and National Boundaries?”.Journal American Psychologist, Vol. 52

Budiar, dkk. 2004. ”Pengaruh Variabel Demografi, Kompensasi, dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004

Dessler, Gary. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2.Jakarta: Prenhallindo

Fink, M. 1992.Organizational Commitment. New York: John Wiley and Sons

Gibson, Ivanicevich, dan Donnely. 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Erlangga

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Irving, P. Gregory., Coleman, Daniel F., dan Cooper, Christine L. 1997. “Further Assessments of a Three-Component Model of Occupational Commitment: Generalizability and Differences Across Occupations”.Journal of Applied Psychology, Vol. 82, No. 3

(35)

115

Locke, E. A. 1997.Esensi Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Utama

Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: ANDI

Mamduh, H. 1997.Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Meyer, John P., Allen, Natalie J., dan Smith, Catherine A. 1993. “Commitment to Organizations and Occupations: Extension and Test of a Three-Component Conceptualization”. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4

Muriman S, Chairul dkk. 2008. ”Pengaruh Iklim Organisasi dan Stress terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja”.Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor1, April 2008

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi: Teori, Konsep, dan Korelatnya. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo

Robbins, Stephen P. 2007.Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Komtemporer. Bandung: Alfabeta

Siagian, S.P. 1999. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasional. Jakarta: Haji Mas Agung

Soejipto, Budi Eko. 2008. “Kepuasan Kerja sebagai Pemediasi Pengaruh Stres Kerja terhadap Komitmen Organisasi”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor 1, April 2008

Sopiah. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta: ANDI

Steers, R.M., Porter, L.W., dan Bigley, G.A. 1985. Motivation & Leadership At Work. Sixth Edition. New York: McGraw Hill

Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Sumarto. 2009. “Meningkatkan Komitmen dan Kepuasan untuk Menyurutkan Niat Keluar”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 2, September 2009

Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa

(36)

116

Uchjana, Effendy. 1981. Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Widiyanti, Anik. 2008. “Analisis Pengaruh Work-Family Conflict dan Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Polwan Kantor Polisi Daerah Jawa Tengah)”. Skripsi. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Gambar

TabelHalaman
Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1 dengan Y ....................Gambar Regresi Linier Sederhana antara X dengan Y ....................
Tabel 1.1. Perpindahan Guru di SMP Swasta Kabupaten Labuhan Batu

Referensi

Dokumen terkait

kelapa sawit merupakan bahan baku untuk biodisel yang paling siap.. Dalam program pengembangan biodisel berbahan baku

Pengertian kata-kata deiktik (kata-kata yang menunjukkan lokasi dari sisi pembicara) seperti “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu” menunjukkan bahwa anak kecil mampu

(2) Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial pada struktur organisasi desentralisasi dan sebaliknya akan menurunkan kinerja

Untuk mengkonstruksi bimodul-C* Hilbert diperlukan suatu ruang vektor dan dua aljabar-C* untuk mengkonstruksi modul kiri dan modul kanan dari yang telah dilengkapi

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ragam hias pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 2 Mojolaban Sukoharjo tahun

Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan olahraga adaptif pada cabang beladiri shorinji kempo untuk meningkatkan kepercayaan diri anak

Pembuktian kualifikasi dilakukan oleh direktur atau yang mewakili (orang yang mewakili diwajibkan membawa surat tugas dan/atau surat kuasa).. Apabila Saudara tidak hadir

Mata kuliah ini membahas berbagai macam pengukuran,yaitu: pengukuran poligon sebagai kerangka peta, pengukuran detail situasi sebagai isi peta, perhitungan dan