• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pengguna Perpustakaan USU terhadap Mobile Library (M-Lib)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Pengguna Perpustakaan USU terhadap Mobile Library (M-Lib)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam kepada informan, dan pedoman ini hanya sebagai acuan untuk mengumpulkan data yang diinginkan oleh peneliti. Dan peneliti juga akan menjelaskan fitur-fitur yang ada pada Mobile Library sepert di bawah ini:

1. Mobile Library Application 2. Mobile OPAC

3. Mobile Library Instruction 4. Mobile Database

5. SMS Reference

(2)

LAMPIRAN 2

TRANSKIP WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Juni 2014

Waktu : 11:58 WIB

Lokasi : Ruangan T.I.K Perpustakaan USU

Keterangan

P : Peneliti

I1 : Informan 1

P : Selamat Siang pak.

I1 : iya, ada yang bisa Bapak bantu?

P : sebelumnya saya perkenalkan diri dulu pak, nama saya Tanti anak ilmu perpustakaan pak.

I1 : oiya, kenapa tan? Masalah skripsi?

P : heheh.. iya pak, langsung aja ya pak ke pointnya . di skripsi saya, saya mengangkat judul tentang Mobile Library pak, saya mau wawancara Bapak tentang ini. Oiya pak, sebelumnya saya mau tanya apakah Bapak pengguna gadget dan Internet secara aktif?

I1 : iya dong, Bapak juga mau keliatan gaul, karena saya di bidang ini mau gak mau saya harus update tentang perkembangan teknologi. Judul kamu apa?

P : Baguslah Pak, heheheh.... judul saya ―persepsi pengguna perpustakaan USU terhadap Mobile Library?

I1 : oooo, bagus itu, apa kamu udah mengerti tentang itu? Tapi itu belum ada ya di USU.

P : Iya pak ini memang belum ada di USU, jadi saya ingin melakukan penelitian tentang ini dan menanyakan pada pengguna apakah mereka tau tentang M-Lib apabila tidak, saya akan menjelaskan dan menunjukkan aplikasi yang sudah saya download dan install.

(3)

P : iya pak, saya mau nanya pak apakah Bapak pernah mendengar atau tau tentang aplikasi Mobile Library ini?

I1 : saya pernah dengar, itu udah banyak juga di aplikasikan di Universitas lain di Indonesia dan itu sangat bagus sekali dalam peningkatan pelayanan. Yang saya tau sih, Mobile Library itu aplikasi yang ada di gadget kita dan bisa diakses dimana saja dan kapan saja.

P : tapi sayangnya aplikasi ini belum ada ya pak disini?

I1 : iya belum ada, di Perpustakaan USU sendiri belum diterapkan ya karna banyak alasan lah ya, yang paling mendasar itu biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi ini karna ini pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit alias mahal, selain itu juga pustakawannya belum terlalu paham bagaimana cara membuatnya tapi kalu ada pelatihan khusus ya pasti bisalah, yang penting ada usaha.

P : iya pak betul sekali, pelayanan Perpustakaan akan jadi lebih baik lagi, ada kebanggaan tersendiri buat perpustakaan.

I1 : iya pastinya.

P : Seharusnya Perpustakaan sudah harus melakukan inovasi kan pak?

I1 : sebenarnya perpustakaan harus menerapkan ini segera, karena ini kan mempermudah layanan perpustakaan, saya sangat setuju sekali apabila ini diterapkan di perpustakaan USU, banyak sekali kemudahan-kemudahan yang diberikan pastinya. Saya siaplah apabila perpustakaan USU menerapkan ini

P : di aplikasi ini tentunya banyak fitur-fiturnya salah satu Mobile OPAC, bagaimana tanggapan Bapak?

I1 : kalo untuk akses OPAC Perputakaan USU bisa diakses di digilib.usu.ac.id tapi kalo aplikasi seperti di android belum ada

P : oo, begitu ya pak, kalo tentang Mobile Library Instruction gimana pak? Itu tentang instruksi-instruksi yang ada pada perpustakaan.

I1 : ya bagus, kan jadi membantu pengguna agar mengerti dalam penggunaannya!

P : tanggapan Bapak dengan Mobile Database?

I1 : kalo itu berisi tentang jurnal-jurnal dan ada link yang berkaitan dengan itu.

P : apakah Bapak pernah mendengar tentang SMS Reference?

(4)

jadi, pengguna bisa SMS saja dan mendapat jawaban yang mereka inginkan.

P : iya pak, benar sekali. Sekarang ada juga Library SMS Notification pak, bagaimana tanggapan Bapak?

I1: : akan meningkatkan pelayanan pada bagian sirkulasi pastinya, pengguna juga jtidak perlu berkunjung lagi ke perpustakaasn mereka kapan saja bisa melakukan ini.

P : berarti menurut Bapak Mobile Library ini sangat bagus kalo diterapkan ya pak?

I1 : ya sangat bagus sekali ini diterapkan. Saya mendukung lah kalo aplikasi ini ingin diterapkan di Perpustakaan USU.

P : iya pak, makasih buat semua saran yang sudah Bapak berikan mudah-mudahan ini cepat diterapkan ya pak, terimakasih.

Hari/Tanggal : Kamis, 19 Juni 2014

Waktu : 10:05 WIB

Lokasi : Layanan Digital

P : Peneliti

I2 : Informan 2

P : Selamat Pagi pak.

I2 : iya selamat pagi, kenapa dek?

P : Bisa ganggu waktu Bapak sebentar?

I2 : Hmmm, apa itu? Urgent ya?

P : Saya mau wawancara Bapak mengenai skripsi Saya, bisa gak pak?

I2 : yaudah, kamu mau tanya tentang apa?

P : Sebelumnya saya ingin perkenalkan nama Saya Tanti, saya semester terakhir jurusan ilmu perpustakaan USU pak. Kalo boleh tau nama Bapak siapa? Sedang kuliah di USU atau sebagai dosen USU pak?

(5)

P : ooo, begini pak saya langsung ke pointnya saja ya, saya sedang menyusun skripsi mengenai Mobile Library. Apakah Bapak pengguna gadget dan internet?

I2 : iya dong, nanti saya ketinggalan zaman kalo ga pake gadget, hehehe,, oiya Mobile Library itu Perpustakaan melalui gadget maksudnya?

P : Kira-kira seperti itu lah pak, Mobile Library itu adalah aplikasi yang bisa didonlod melalui gadget berbasis android atau IOS dan lain sebagainya, dimana aplikasi ini bisa mengakses kegiatan Perpustakaan dimana pun pengguna berada dan sangat mudah untuk diakses, banyak Perpustakaan Universitas yang menggunakan aplikasi ini contohnya UGM, Binus dan masih banyak lagi. Seperti ini aplikasinya pak? (menunjukkan aplikasi yang ada pada gadget peneliti)

I2 : ooo beginii, senang sekali apabila aplikasi ini diterapkan disini. Universitas lain sudah, kenapa USU belum? Kan agak ketinggalan dalam bidang TIK berarti.

P : ya begitulah pak, aplikasi ini sangat membantu sekali apalagi fitur-fitur yang terdapat di dalamnya sangat bagus dan mendukung pelayanan Perpustakaan. Ada yang namanya Mobile OPAC. sebenarnya sama dengan pencarian lewat komputer atau laptop. Tapi fitur ini bisa diakses dengan gadget dan bisa mencari buku yang diinginkan dan bisa langsung melakukan peminjaman dan pengguna tinggal mengambil bukunya ke Perpustakaan. Gimana tanggapan Bapak?

I2 : akan sangat membantu apabila Mobile OPAC ada di USU yaa, jadi apabila bukunya ga ada kan ga perlu ke perpustakaan lagi, apalagi saya kadang sibuk ga sempat ke perpustakaan. Pas lah kalo ini ada, membantu sekali dalam kebutuhan pengguna. Saya terkadang meminjam buku sampai ke UI, karena disana lebih lengkap bukunya, disana udah ada lo aplikasi yang seperti ini, saya tinggal cari bukunya di aplikasi tersebut kemudian saya reserved, tinggal saya pergi ke UI, masak di USU gak buak kayak gini .

P : Ada juga fitur Mobile Library Instruction, seperti petunjuk-petunjuk dalam penggunaan atau menunjukkan ke link yang diinginkan.

I2 : ooo, baguussss,, hahah.. saya bingung mau ngomong apalagi, yang penting sih aplikasi ini sangat bagus, mudah-mudahan aplikasi ini cepat-cepat ya ada di Perpustakaan USU.

P : hehehe, sampai segitunya ya pak. Amin pak mudah-mudahan secepatnya. Kalau untuk mencari jurnal ada juga Mobile database. Bagaimana menurut Bapak?

(6)

P : sangat membantu kalau seperti itu ya pak, kalau ada hal yang tidak Bapak tidak tau tentang Perpustakaan, Bapak bisa menanyakan langsung ke Pustakawannya tanpa harus ke Perpustakaan.

I2 : ya bisalah,! Lewat telpon atau SMS. Iya kan? Hahahah

P : Namanya si SMS reference pak, jadi di aplikasi ini menyediakan aplikasi ini. Jadi Bapak bisa menanyakan apa saja tentang Perpustakaan.

I2 : oo, namanya itu to... bagus, bagus, bagus. Saya paling nanyakan ke satpam atau pegawai lainnya kalau tidak tau. Tapi kalo ada fitur yang seperti ini ya baguslah.

P : Sepertinya Bapak banyak setujunya ya pak. Hehehe.. seperti yang saya bilang tadi diawal kalau untuk meminjam buku bisa melalui reserved pak, batas peminjaman buku kan sampai 2 minggu tu pak, jadi terkadang kita lupa atau malas untuk mengembalikannya. Jadi bisa melakukan perpanjangan juga. Ada yang namanya fitur Library SMS Notification maksudnya ada pemberitahuan ke pengguna seperti pemberitahuan pengembalian buku, keterlambatan, adanya koleksi terbaru dan lain sebagainya. Bagaimana kira-kira pendapat Bapak?

I2 : waaaaawww, mantap dek. Udalah tinggal buat aja pasti pengguna merasa senang dengan aplikasi ini. gadget sekarang dimana-mana sudah ada, banyak yang menggunakan trus untuk paket internet sekarang ini kan gak mahal lagi. Jadi Perpustakaan udah harus buat ini ya, heheh.

(7)

P : Selamat pagi buk, Seperti janji kita kemarin apakah ibuk sudah bisa diwawancarai?

I3 : ooo Tanti yang anak Perpustakaan itu ya? Yaudah dek sekarang aja lah!

P : Hehehe, iya kak. Oiya kak, kemaren kakak bilang kakak lagi S2 di USU ya?

I3 : iya, saya lagi S2 PWD (Pengembangan wilayah Desa).

P : begini kak, kita langsung ke pointnya saja ya, saya sedang menyelesaikan skripsi saya dan saya mengangkat judul tentang Mobile Library dimana Mobile Library ini adalah suatu aplikasi yang bisa di download dan diinstal pada gadget yang android atau IOS. Apakah kakak sudah pernah mendengarnya?

I3 : Saya sih pernah dengar aplikasi itu kalau gak salah udah dipake di UI. Saya sering kesana khususnya ke Perpustakaannya. Saya lihat itu sangat membantu dalam pencarian informasi yang kita inginkan. Baguslah intinya itu dek. Tapi di USU belum ada itu kan dek?

P : iya kak, di Perpustakaan USU sendiri belum menerapkan ini.

I3 : Padahal sebenarnya di sangat bagus ya dek, apalagi rata-rata pengguna perpustakaan udah banyak yang pake gadget kan? Simple, easy, faster.

P : heheh, iya kak. Di Mobile Library ini ada fitur-fiturnya juga seperti Mobile OPAC dimana pengguna mencari Buku dari OPAC dulu kemudian mengambil di Rak.

I3 : oiya, kalo dari Mobile Library ini bisa langsung Minjam disitu maksudnya.?

P : Iya kak begitulah kira-kira, pengguna tidak perlu datang ke Perpustakaan terlebih dahulu tapi bisa mencari buku ketika kita sedang di rumah atau lagi di jalan apabila bukunya ada maka pengguna tinggal me-reserved buku tersebut, kemudian datang ke Perpustakaan untuk mengambil bukunya.

I3 : oiya ya, sangat membantu ya, karena seperti yang kita ketahui tingkat kemacetan sekarang kan udah tinggi tu, jadi cocok kalo aplikasi ini diterapkan tinggal searching di mobil kalo ada langsung reserved, ya kalo gak ada ke toko buku lah.

P : iya kak bener sekali, ada juga fitur Mobile Library Instruction dimana itu memberikan petunjuk kepada Pengguna agar bisa lebih mengerti lagi dalam penggunaanya.

(8)

P : Kalau misalnya untuk jurnla sendiri kakak bisa mengakses pada Mobile Database, ini semua tentang jurnal atau koleksi khusus lainnya dan menunjukkan ke link yang berkaitan.

I3 : kalau saya sekarang membutuhkan jurnal lah, berarti kan enak aja kalau udah ada di USU.

P : heheheh, iya kak. Seandainya kakak ada keluhan atau tidak tahu mengenai Perpustakaan ada juga fitur SMS Reference dimana kakak bisa menghubungi Pustakawan melalui aplikasi ini.

I3 : berarti banyak rujukan yang didapat, kalo ada layanan SMS seperti ini, apalagi ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, baguslah intinya.

P : berarti senanglah ya kak dengan kehadiran ini.

I3 : kalo bisa menggunakan layanan ini berarti pengguna akan mudah menggunakannya. Apalagi jarak dari rumah saya ke kampus cukup jauh belom lagi macetnya dan segala macam. Apabila ada hal yang tidak saya mengerti saya akan melakukan layanan ini yang mungkin akan langsung dijawab oleh pustakawan.

P : Seperti yang sudah saya jelaskan tadi ya kak, kalau pengguna dapat meminjam buku langsung dari gadget mereka. Maka untuk transaksi lain juga bisa seperti perpanjangan buku. Dan aplikasi ini juga ada notificationnya kak, jadi akan ada pemberitahuan mengenai pengembalian buku atau jatuh tempo. Selain itu, ada juga pemberitahuan adanya koleksi terbaru dan juga ada kegiatan Perpustakaan yang terbaru. Jadi adanya pemberitahuan seperti ini menjadi pengingat bagi Pengguna agar tidak terlambat mengembalikan bukunya.

I3 : sudah seharusnya ini ada pada Perpustakaan USU, karena aplikasinya bagus dan sudah banyak diterapkan di perpustakaan Universitas khusunya di Indonesia. Sangat membantu pengguna, apalagi fiturnya lengkap seperti ini.

P : begitu juga harapan saya kak, mudah-mudahan aplikasi ini bisa diterapkan di Perpustakaan USU secepatnya. Oiya makasih buat waktunya ya kak.

I3 : iya dek, sama-sama. Sukses ya skripsinya.

(9)

Hari/Tanggal : Senin, 23 Juni 2014

P : selamat pagi, apakah diantara kalian ada yang S1?

I4 : iya kami S1 semua, ada apa kak?

P : bisa kah saya mewawancarai salah satu diantara kalian?

I4 : ooo boleh kak.

P : oiya perkenalkan dulu nama saya Tanti saya semester terakhir di jurusan Ilmu Perpustakaan. Nama kamu siapa?

I4 : Namaku Erawati kak, sekarang lg kuliah di jurusan Sosiologi stambuk 2011.

P : oooo,, langsung pada intinya ya dek, Saya lagi menyelesaikan skripsi dan mengagkat judul tentant Mobile Library. Apa pernah dengar sebelumnya?

I4 : belom kak.

P : oiya adek sendiri pengguna gadget ya?

I4 : iya kak, androidlah masihan kak. Heheh

P : sudah baguslah itu, heheheh. Biar saya jelaskan ya, kalo Mobile Library itu adalah aplikasi yang bisa di download dan diinstal pada gadet kita yang sudah android atau IOS. Dan aplikasi ini bisa mengakses apa saja yang berhubungan dengan Perpustakaan. Penggunaanya juga sangat gampang seperti ini kira-kira aplikasinya (menunjukkan aplikasi yang sudah ada pada gadget peneliti). Tapi untuk Perpustakaan USU sendiri belum menerapkannya dek. Bagaimana tanggaapan Era kalau ini diterapkan di Perpustakaan USU?

I4 : waw, ini luar biasa kalau diterapkan di Perpustakaan USU. Hehehe,, agak lebay aku ya kak?

P : heheh, gpp lah dek. Berarti udah agak ngerti lah ya apa maksudnya Mobile Library?

I4 : kalau udah liat ini udah ngertilah kak.

(10)

I4 : ke komputer yang sudah disediakan ama Perpustakaan, trus tulis nomornya di kertas cari buku ke rak, tapi kadang-kadang bukunya ga ada kak. Padahal di komputernya iu ada tersedia gitu.

P : Jadi yang Era gunakan di komputer itu namanya OPAC, OPAC itu untuk mencari buku yang tersedia di Perpustakaan USU. Jadi, dengan adanya Mobile Library ini ada juga fiturnya. Seperti Mobile OPAC. jadi era nyarik buku di handphone aja yang udah ada aplikasinya. Kalau bukunya ada tinggal di reserved aja trus datang ke perpustakaan untuk ambil bukunya.

I4 : Oh, gampang ya kak. Lebih enak lagi pelayanannya. Jadi lebih meningkat gitu kan kak?

P : iya dek, ada juga yang namanya Mobile Library Instruction memberikan petunjuk-petunjuk untuk hal-hal yang tidak dimengerti pada aplikasi ini dan langsung menunjukkan langsung kepada yang diinginkan.

I4 : Kalau tampilannya seperti ini enaklah kak, lebih mudah, cepat dan simple.

P : iya benar sekali, untuk mencari jurnal juga ada linknya langsung. Namanya Mobile Database, bisa nyarik-nyarik jurnal disini.

I4 : banyak tugas kuliah yang membutuhkan rujukan jurnal, jadi sangat dimudahkan apabila aplikasi ini diterapkan di Perpustakaan USU.

P : ada gak yang era gak tau tentang perpustakaan?

I4 : pastinya ada kak. Paling nanya ke petugas perpustakaan langsung.

P : jadi ada juga aplikasinya yang namanya SMS Reference. Layanan seperti SMS ke pustakwan untuk menanyakan hal yang tidak dimengerti kepada mereka langsung dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

I4 : layanan ini akan sangat membantu, semua orang pasti tau cara menggunakan layanan ini. Dan sangat membantu apabila banyak hal yang tidak diketahui akan dijawab oleh pustakwan sendiri.

P : Sangat membantu berarti ya ra, oiya seperti yang sudah saya jelaskan tadi pengguna bisa melakukan peminjaman langsung dan bisa juga melakukan perpanjangan. Terkadang kita suka lupa kapan mulangi bukunya. Jadi di aplikasi ini ada juga fitur Library SMS Notification dimana selalu ada pemberitahuan apabila buku harus dikembalkan untuk menghindari denda. Ada juga berita ter-update dari perpustakaan.

I4 : saya sebagai mahasiswa pasti sangat membantu sekali apabila ada notifnya juga, kayak sosmed (hahahah). Jadikan gak sering denda.! Ada buku terbaru pun jadi tau. Pokonya bagus lah.

(11)

I4 : iya kak, ditunggu secepatnya.

P : heheheh, makasih ya Era buat waktunya.

I4 : iya kak, sukses ya kak.

Hari/Tanggal : Senin, 23 Juni 2014

Waktu : 13:25 WIB

Lokasi : Kantin Perpustakaan USU

Keterangan

P : Peneliti

I5 : Informan 5

P : Selamat siang kak, apakah diantara kalian ada yang D3

I5 : saya kak, kenapa kak?

P : oiya bisa minta waktunya sebentar untuk wawancara.

I5 : tentang apa kak?

P : tentang skripsi saya.

I5 : oiya boleh-boleh aja si kak, tapi gak lama kan ka?

P : gak lama kok, bentar aja. Oiya perkenalkan nama saya Tanti saya semester terakhir di jurusan Ilmu Perpustakaan. Saya sedang menyelesaikan skripsi saya, dan saya mengangkat judul tentang Mobile Library? Pernah dengar sebelumnya?

I5 : pernah dengar si kak, yang pake handphone itu kan? Soalnya kawan ku yang kuliah di Jawa katanya udah pake aplikasi itu. Dia pernah nanya ke aku kemaren apa USU udah pake? Aku gak tau pulak kak, kubilang aja ga ada. Emang belum ada kan kak?

P : iya di USU sendiri aplikasi ini belum diterapkan sama sekali, jadi saya mau tanya pendapat adek, apakah adek sendiri setuju kalau aplikasi ini diterapkan di Perpustakaan kita?

I5 : setuju kali lah kak, setujunya pake bingits. Heheh. Soalnya itu bisa didownload di HP trus bisa digunakan dimana saja dan kapan saja kan kak? Jadi ya lebih gampang dan membantu lah kak. Coba ini udah ada di perpustakaan kita pasti mantap kan kak.

(12)

bukunya memeng ada ya langsung ambil ke Perpustakaannya. Emang selama ini adek nyarik buku gimana?

I5 : pening kalau nyarik buku di komputer yang disediakan perpustakaan tapi di raknya ga ada, cape naek turun tangga kak, ntah dimana aja diletakkan buku itu kurasa. Tapi kalau ada fitur yang seperti ini jadi gak cape lagi lah kak.

P : gita ya dek, tadi sudah liat tampilannya kan? Jadi kalau ada yang tidak dimengerti jadi ada juga fiturnya yang namanya Mobile Library Instruction, jadi bisa dirujuk kepada alamat atau link yang sebelumnya kita tidak mengerti.

I5 : kalau tampilannya seperti ini, gampanglah kak.

P : iya ya, pernah nanya sesuatu yang tidak dimengerti ga ke petugas perpustakaannya?

I5 : pernah lah kak!

P : jadi pada aplikasi ini ada layanan yang namanya SMS Reference seperti layanan SMS yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Jadi penguna lebih mudah karena bisa berinteraksi melalui fitur ini kepada pustakawan.

I5 : mantaplah kak, apalagi kalo Cuma SMS aku pikir sapa saja bisa melakukannya, apalagi udah banyak yang pake handphone android atau i-Phone kan kak? Jadi ebih enak lah dalam penggunaanya pasti banyak yang pake kalau ini ada.

P : pastinya dek. Terkadang kita suka lupa kan kapan mulangin buku, akhirnya denda. Jadi dengan aplikasi ini ada fitur Library SMS Notification dimana ada pemberitahuan secara langsung kapan buku harus dikembalikan. Pada fitur ini juga diberitahukan kalau ada koleksi yang terbaru maupun kegiata-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Perpustakaan.

I5 : hmmmm, lebih diingatkan berarti ya kak dan pengguna pun tau berita-berita ter-update. Tapi sayangnya ini belum diterapkan di Perpustakaan USU. Mudah-mudahan secepatnya ya kak.

P : iya dek, berharap aplikasi ini segera diterapkan disini.

I5 : semangat ya kak, sukses buat skripsinya.

(13)

Hari/Tanggal : Jumat, 25 Juni 2014

P : selamat pagi buk, bisa ganggu waktunya sebentar?

I6 : iya dek, kenapa? Duduklah!

P : perkenalkan buk nama saya Tanti saya sedang menyusun skripsi dan mengangkat judul tentang Mobile Library. Jadi saya ingin berbincang dengan ibu.

I6 : oyaudah, silahkan! Apa yang ingin kamu tanyakan?

P : apakah ibu pernah mendengar aplikasi Mobile Library?

I6 : pernah sih, Cuma gak tau itu untuk apa?

P : biar Saya jelaskan ya bu, kalau Mobile Library itu adalah aplikasi yang dapat didowload dan diinstal pada gadget yang sudah menggunakan android atau i-Phone dan bisa mengakses apa saja mengenai perpustakaan ataupun layanan perpustakaan. Tapi untuk Perpustakaan USU belum diterapkan tapi sudah banyak diterapkan di Perpustakaan Universitas seperti UGM, BINUS dan lain sebagainya buk. Tampilannya kira-kira seprti ini ( menunjukkan aplikasi yang ada pada gadget peneliti).

I6 : baguslah, apalagi saya juda pengguna i-Phone jadi kan bisa digunakan disini. Biar lebih gampang.

P : Jadi pada aplikasi ini ada yang namanya Mobile OPAC jadi bisa melakukan transaksi peminjaman melalui fitur ini. Bagaimana tanggapan ibu sebagai dosen?

I6 : bagus lah kalo gitu, apalagi saya sebagai dosen terkadang sibuk ngajar, jadi tinggal cari di aplikasi ini tinggal pinjam aja lah yaa. Enak lah kalo gitu.

(14)

I6 : oiya ya, tapi saya kira kalau tampilannya seperti ini akan mudah dalam menggunakannya. Sangat setuju sekali dengan aplikasi ini. Ada lagi yang mau ditanya dek?

P : iya buk masih ada, heheh. Ibu pasti sering membaca jurnal. Apakah ibu pernah mencari di Perpustakaan?

I6 : kalau jurnla saya lebih sering searching di internet. Ada kok langsung.

P : pada aplikasi ini juga ada buk. Namanya Mobile Database jadi perpustakaan menyediakan Link untuk jurnal yang sudah dilanggan oleh Perpustakaan. Jadi Ibu mungkin lebih gampang dalam menggunakannya.

I6 : saya sebagai dosen pasti sangat membutuhkan yang namanya jurnal, atau koleksi lainnya sebagai referensi saya dalam proses belajar-mengajar. Mudah-mudahan ya aplikasi ini cepat diterapkan karena seperti yang saya bilang tadi kalau waktu saya untuk berkunjung ke perpustkaan kadang tidak sempat, kalaupun sempat agak sorean, perpustakaan udah tutup.

P : begitulah lah buk kenyataannya, jadi Mobile Library ini akan sangat membantu. Untuk mengajukan pertanyaan juga ada layanan SMS Reference. Jadi pengguna bisa melakukan SMS yang ditujukan langsung kepada pustakawan dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

I6 : orangtua seperti saya mungkin tidak akan merasa kesusahanlah, apalagi hanya menggunakan layanan SMS, ya pasti bisa! Jadi cepat mendapat jawaban dan pengguna juga merasa senang.

P : terkadang kita lupa dalam pengembalian buku, jadi aplikasi ini akan memberi pemberitahuan sebelum jatuh tempo melalui fitur Library SMS Notification. Jadi biar tidak ada denda dan bisa langsung diperpanjang bukunya buk. Apabila ada kegiatan-kegiatan perpustakaan yang akan dilaksanakan maka akan diberitahukan melalui aplikasi ini.

I6 : saya terkadang lupa kalo saya ada minjam buku, keseringan denda lah. Tapi kalo ada palikasi ini dan notifnya juga ada pasti sangat membantu pengguna. Dan lebih mengetahui apa-apa saja yang ter-update di perpustakaan ini. Hebatlah kalo ini diterapkan saya sangat setuju dekali,

P : iya buk, harapan saya dan pengguna lainnya juga seperti itu. Terimaksih buat waktunya ya buk.

(15)

LAMPIRAN 3

SCRENSHOOT Mobile Library UGM

(16)

Tampilan OPAC M-Lib Tampilan Reserve buku

(17)

(18)

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka, 2005

Fatmawati, Endang. "Trend Terkait M-Library untuk Perpustakaan Masa depan." Visi Pustaha , 2012.

Hasugian, Joner. Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Medan: USU Press, 2009.

Lee, Cheng Ean. "Service and adoption of mobile technologies by academics library in singapore." annual meeting AUNILO. june 1-2, 2012. http://aunilo.org/persentation-8th-aunilo-meeting.com (Diakses 4 April 2014).

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Pendit, Putu Laxman. "Informasi: dibutuhkan, diinginkan, diperlukan." 2008. www.iperpin.wordpress.com (Diakses 21 april 2014).

—. "Perpustakaan Digital." Digital Library. agustus 4, 2012. www.digilib.com (Diakses 2 Maret 2014).

Rahmat,J. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2005

Saleh, Abdul Rahman. Membangun Perpustakaan Digital: Step by Step . Jakarta: Sagung Seto, 2010.

Sasmito, Priyo. Sistem komputer, jaringan kerja komputer, sumber daya manusia dalam automasi perpustakaan. Jakarta: Proyek pembinaan perpustakaan digital, 1995.

Siagiaan, P.S. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta:Rineke Cipta, 1995.

(20)

Volmer, Timothy. "there's an app for that!" In Libraries and mobile technology an introduction to public policy considertions, no.3. ALA office for Technology Information, 2010.

Walgito,J. Pengantar Psikologi Umum. Jogjakarta: ANDI, 2002.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam pendekatan deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka. Dengan demikan, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

Menurut Moleong (2006, 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan.

Adapun menurut sugiyono (2008,16), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Pada penelitian kualitatif biasanya lebih

menekankan makna daripada generalisasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara jlan Perpustakaan No. 1 kampus USU Medan.

3.3 Proses Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, maka ada beberapa proses yang harus dilakukan, adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(22)

3.3.1 Indentifikasi Informan

Menurut Moleong responden atau informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Untuk mengindentifikasi informan peneliti menggunakan teknik bola salju (Snowball). Teknik snowball sampling ini merupakan teknik penentuan sample

yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sample ini disuruh memilih teman-temannya dijadikan sample (Sugiyono, 2001:61). Begitu seterusnya sehingga jumlah sample semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode non probability sampling, karena populasi yang diteliti infinite dimana populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui. Dan yang menjadi key informan ditentukan peneliti hanya 6 orang yaitu representasi mahasiswa D3, S1, S2, S3, representasi dosen dan juga representasi pustakawan.

3.3.2 Teknik Mengumpulkan Data

Salah satu bagian dari proses pengujian data ialah teknik pengumpulan data. Dalam pengumpulan data tentunya perlu teknik yang dapat digunakan secara tepat sesuai dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian, maka penulis menggunakan beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Metode observasi (Pengamatan)

Arikunto (2006, 156) mengemukan bahwa observasi atau juga yang disebut dengan pengamatan adalah suatu kegiatan yang meliputi pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki dengan menggunakan seluruh alat indera.

(23)

dengan kegiatan sehari-hari orang yang diteliti atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti. Dengan observasi ini, peneliti akan terlibat secara langsung sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap.

Adapun yang akan peneliti observasi dalam penelitian ini adalah Persepsi Pemustaka Perpustakaan USU terhadap M-Library.

b. Interview (wawancara)

Menurut Moleong (2006,186), wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu antara pewancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan maksud tertentu.

Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono (2009, 317) menyebutkan pengertian wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat dan adil. Teknik pengumpulan data selain dengan observasi bisa juga melalui wawancara terhadap informan dengan mengetahui lebih dalam lagi mengenai Persepsi Pemustaka Perpustakaan USU terhadap M-Library. Pedoman wawancara juga diperlukan agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian, pedoman wawancara juga disusun berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan untuk mendukung wawancara ini akan menggunakan alat bantu berupa Pedoman wawancara, alat perekam suara, Screenshot M-Library UGM, gadget.

3.3.3 Analisis Data

Menurut Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan menyusun data

(24)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini, menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (Moleong, 2006, 251):

a. Editing Data

Editing data adalah pengecekan data yang telah diperoleh secara berulang-ulang. Pengecekan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas data yang diperoleh.

b. Kategorisasi

Kategorisasai adalah menyusun informasi atau data serta mengelompokkan data berdasarkan kategorisasi yang berbeda berdasarkan pada pedoman tertentu.

c. Penafsiran Data

Dalam penelitian kualitatif, tujuan penafsiran data ialah untuk mencapai teori subtantif. Adapun yang dimaksud dengan teori subtantif adalah suatu teori dasar, dimana peneliti harus menampakkan atau menjabarkan metafora atau rancangan yang telah dikerjakannya dalam analisis dengan bahasanya sendiri.

Dengan kata lain, penafsiran data adalah penulisan teori setelah menyelesaikan tahap penyusunan kategori dan hipotesisi kerja dengan disiplin bahasa masin-masing peneliti. Menurut Moleong, ada beberapa penulisan teori yaitu cara argumentasi, deskripsi, perbandingan, analisi proses, analisis sebab-akibat, dan pemanfaatan analogi. Pada penafsiran data kali ini, peneliti menggunakan cara deskripsi.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan penulis, seperti sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan

(25)

b. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer dan diperoleh melalui studi kepustakaan seperti : buku, jurnal, dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses tringulasi,

yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabunkan dari berbagai teknik pengumpulan data sumber data yang telah ada.

Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum dipakai dalam uji validitas penelitian kualitatif, triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan dan studi dokumentasi oleh penulis dalam mengamati kejadian fakta yang terdapat dilapangan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan data sekunder.

Wawancara dilakukan sebagai data primer yang berkaitan dengan informasi yang berkaitan dengan M-Library.

a. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen dan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

b. Triangulasi teori

Pemustakaan berbagai teori untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah mememnuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori yang telah dijelaskan pada Bab II akan digunakan untuk menguji hasil dari data yang terkumpul

c. Triangulasi sumber

(26)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah pemustaka Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan peneliti menetapkan 6 key informan. Dalam penelitian ini peneliti tetap melakukan wawancara mendalam kepada informan yang dijumpai pada tempat yang sama. Informan yang berhasil diwawancara 15 orang . Pada proses wawancara ditemukan banyak kesamaan dalam jawaban tetapi peneliti tetap melakukan wawancara secara mendalam (depth interview). Berikut adalah daftar karakteristik informan:

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan

Dan ada bebereapa Informan tambahan yang menjadi informan pendukung pada penelitian ini, berikut daftar tambahan karakteristik informan:

No Kode

(27)
(28)

Informan pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I2, I3 dan seterusnya, kemudian penulis meminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara. Untuk I1, I7 dan I8 akan menjadi triangulasi sumber. Proses wawancara dilakukan pertama dengan kunjungan peneliti ke perpustakaan setelah itu peneliti memilih

secara acak informan yang ingin diwawancarai, kemudian peneliti menanyakan jenjang pendidikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian dilakukan

selama 2 minggu dimulai dari tanggal 17 – 30 Juni 2014 pada Perpustakaan USU.

Wawancara dengan seluruh informan tersebut berlangsung secara informal dan mendalam (depth interview). Disamping itu pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat, suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

Adapun bahasa yang digunakan selama wawancara adalah bahasa informal, meskipun penulis kadang-kadang menggunakan istilah bidang ilmu perpustakaan. Bahasa informal tersebut digunakan dengan tujuan untuk memancing percakapan awal kepada informan. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih perlu penambahan atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya.

4.2 Kategori

(29)

1. Mobile Library Application 2. Mobile OPACS

3. Mobile Library Instruction 4. Mobile Database

5. SMS Reference

6. Library SMS Notification

4.2.1 Mobile Library Application

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan informan adalah Mobile Library Application. Mobile Library Application adalah sebuah aplikasi yang terdapat pada perangkat gadget seperti: BB, iPhone, Android yang berguna untuk memenuhi kebutuhan pemustaka perpustakaan dalam mencari

informasi yang mereka inginkan. Dalam hal ini perpustakaan memberikan kemudahan bagi perpustakaan dalam menemukan informasi yang mereka

inginkan. Sebagai contoh Aplikasi Mobile Library UGM. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2 yang menyatakan “...senang sekali apabila aplikasi ini diterapkan disini...”

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa Mobile Library Application dapat membantu pemustaka dalam menggunakan perpustakaan dimana pun mereka berada. Dengan kemudahan yang diberikan perpustakaan dalam bentuk Mobile Library ini tentu saja pemustaka tidak memerlukan waktu yang banyak untuk berkunjung ke Perpustakaan. Dalam mencari informasi itu sendiri ibarat informasi sudah berada di ujung jari. Hal senada juga disampaikan oleh I3 yang menyatakan“...simple, easy, faster...”

(30)

disediakan dalam M-Library UGM ini mudah dimengerti oleh pemustaka. Fitur tersebut antara lain: My Library yang terdiri dari Login, History, Reservation, Logout; Category/daftar buku; News and Events; Contact Us; Location; Links. Berikut ini adalah tampilan depan dari Mobile Library UGM

Gambar 4.2.1 tampilan depan Mobile Library UGM

(31)

Perpustakaan juga akan menampilkan berita terbaru ataupun koleksi terbaru yang dimiliki oleh perpustakaan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sendiri belum menerapkan aplikasi ini dikarenakan ada beberapa alasan yang mendasar seperti tiak mencukupinya dana, belum adanya tenaga pustakawan yang paham betul mengenai Mobile Library ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari I1 sebagai berikut:

“...di Perpustakaan USU sendiri belum diterapkan ya karna banyak alasan lah ya, yang paling mendasar itu biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi ini karna ini pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit alias mahal, selain itu juga pustakawannya belum terlalu paham bagaimana cara membuatnya tapi kalu ada pelatihan khusus ya pasti bisalah, yang penting ada usaha...”

Dari jawaban I1 di atas dapat diketahui bahwa butuh banyak persiapan

yang harus dilakukan oleh perpustakaan USU sendiri. Tidak didukung oleh biaya yang cukup dan SDM yang belum memadai menyebabkan perpustkaan USU belum menerapkan ini.

Dari kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh Mobile Library ini sendiri sudah seharusnya diterapkan pada perpustakaan USU dan untuk Pustakawan sendiri harus ada pelatihan khusus mengenai Mobile Library ini. Perkembangan Teknologi informasi ini tentu saja memaksa perpustakaan untuk melakukan inovasi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari I1 sebagai berikut:

“...sebenarnya perpustakaan harus menerapkan ini segera, karena ini kan mempermudah layanan perpustakaan, saya sangat setuju sekali apabila ini diterapkan di perpustakaan USU, banyak sekali kemudahan-kemudahan yang diberikan pastinya. Saya siaplah apabila perpustakaan USU menerapkan ini...”

Pernyataan ini juga disusul oleh pernyataan I4 yang menyatakan “...Waw, ini luar biasa apabila diterapkan di Perpustakaan USU...”

(32)

Dalam hal ini sudah sepantasnya Perpustakaan USU melakukan pembeharuan dalam memudahkan pemustaka dalam menggunakan Perpustakaan.

Mobile Library sudah banyak diterapkan di perpustakaan-perpustakaan Universitas. Untuk Indonesia khususnya yang sudah menerapkan aplikasi ini adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas BINUS, Universitas Kristen Duta Wacana dan lain sebagainya. Sebagai universitas terbesar di Indonesia sudah

seharusnya Perpustakaan USU menerapkan aplikasi ini dalam memenuhi layanan ke pemustaka perpustakaan.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Mobile Library memberikan kemudahan dalam penelusuran informasi. Lebih efektif dan efesien dalam pemustakaanya tampilan yang sederhana dan mudah untuk dimengerti akan membuat pemustaka merasa nyaman dalam menggunakan Mobile Library ini.

4.2.2 Mobile OPACS

Kategori kedua yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkip wawancara adalah Mobile OPACS. OPAC merupakan katalog online yang bisa diakses dimana saja untuk menemukan informasi yang diinginkan pemustaka pada rak perpustakaan. OPAC ini sendiri tidak harus diakses pada perpustakaan, tapi bisa diakses dimana pun berada apabila perangkat yang digunakan terhubung dengan internet.

Pada zaman yang semakin maju dan canggih pemustaka sudah sangat gampang mencari buku/informasi lain yang mereka butuhkan. Pemustaka tidak

perlu datang ke perpustakaan terlebih dahulu dan mencari buku melalui kartu katalog, melainkan pemustaka dapat mencari secara langsung pada link yang

(33)

“...kalo untuk akses OPAC Perputakaan USU bisa diakses di digilib.usu.ac.id tapi kalo aplikasi seperti di android belum ada...”

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa Perpustakaan USU sudah lama menggunakan OPAC tapi untuk di android belum pernah ada. Tapi pemustaka perpustakaan sendiri sudah bisa menggunakan OPAC dengan baik. terkadang pemustaka dikecewakan dengan penelusuran melalui OPAC.

Pemustaka sudah meluangkan waktu ke perpustakaan dan mencari buku di OPAC pada OPAC buku itu tersedia di rak, pada saat pemustaka ke rak yang dituju ternyata bukunya tidak ada, ini sesuai dengan pernyataan I4 dan I5 sebagai berikut:

“...buat kesal kalo nyarik buku di OPAC ada pas ke raknya ternyata bukunya ga ditemukan. Itu salah pengelolaannya atau memang letak buku ga sesuai dengan klasifikasi saat penyusunan buku. Ini tentu saja bikin mahasiswa nyapein badan aja ke perpustakaan...”

Disusul dengan pernyataan I5 yang menyatakan sebagai berikut:

“...pening kalau nyarik buku di komputer yang disediakan perpustakaan tapi di raknya ga ada, cape naek turun tangga kak, ntah dimana aja diletakkan buku itu kurasa...”

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui layanan perpustakaan tersebut belum memenuhi kebutuhan pemustaka secara maksimal karena tidak sesuai

(34)

Gambar 4.2.2 Tampilan Mobile OPAC UGM

Dengan adanya Mobile OPAC akan membantu pemustaka dalam mencari buku yang mereka inginkan. Pemustaka dapat mengakses dimana pun mereka berada dan mencari buku yang mereka inginkan dengan cepat sesuai keyword yang mereka masukkan. Ini sesuai dengan pernyataan I2, I3 dan I6 sebagai berikut:

(35)

“...membantu ya, karena seperti yang kita ketahui tingkat kemacetan sekarang kan udah tinggi tu, jadi cocok kalo aplikasi ini diterapkan tinggal searching di mobil kalo ada langsung reserved, ya kalo gak ada ke toko buku lah...”

“bagus lah kalo gitu, apalagi saya sebagai dosen terkadang sibuk ngajar, jadi tinggal cari di aplikasi ini tinggla pinjam aja lah yaa. Enak lah kalo gitu...”

Dari pernyataan I2, I3 dan I6 diketahui bahwa Mobile OPAC sangat membantu pemustaka dalam menemukan buku yang mereka inginkan, tidak menghabiskan waktu yang banyak. Tapi informasi yang mereka inginkan sudah berada di ujung jari.

(36)

4.2.2 tampilan untuk reserved buku

Dari pernyataan I3 dan I5 tersebut dapat diketahui bahwa dengan melakukan reservasi atau pemesanan terlebih dahulu maka pemustaka sangat dimudahkan dalam melakukan peminjaman pada perpustakaan. Banyak hal yang bisa dilakukan apabila aplikasi ini diterapkan.

(37)

4.2.3 Mobile Library Instruction

Kategori ketiga yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkrip wawancara adalah Mobile Library Instruction. Mobile Library Instruction merupakan bahan-bahan instruksi perpustakaan dan pemustakaan resource yang dapat diakses melalui mobile web services. Fitur-fitur yang dianggap sulit oleh perpustakaan akan dimudahkan dengan adanya petunjuk yang terdapat pada

bagian bantuan yang ada pada Mobile Library UGM. Pemustaka juga tidak akan merasa kesulitan dalam pemustakaannya. Setelah memperlihatkan aplikasi Mobile Library yang sudah diterapkan di Universitas lain maka banyak tanggapan positif yang diberikan oleh pemustaka. Sesuai dengan pernyataan I6 sebagai berikut:

“...kalau ini diterapkan dan tidak ada kesulitan berarti dalam pemustakaannya saya rasa bagus sekali yaa. Saya pikir pemustaka perpustakaan tidak ada yang gaptek, apalagi sekarang ini disebut dengan net generation...”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pemustakaan Mobile Library tidak menyulitkan pemustaka dalam pemustakaannya. Apalagi pemustaka perpustakaan sudah mengetahui banyak tentang perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Generasi sekarang tidak bingung lagi menggunakan internet dan gadget. Perkembangan seperti ini harus dilihat oleh perpustakaan sebagai suatu kesempatan yang baik dalam melakukan inovasi canggih kedepannya. Ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut:

“... sebenarnya itu sudah dipikirkan, tapi seperti yang sudah saya jelaskan tadi banyak yang belum memadai. Mudah-mudahan kedepannya ini bisa diterapkan ya. Apalagi ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan pada Perpustakaan USU...”

(38)

“...kalau tampilannya seperti ini, saya pikir gampang sekali ya. Membantulah dalam kegiatan pelayanan perpustakaan...”

“...enaklah kalau tampilannya seperti ini, mudah, cepat dan simple...”

“...tampilannya sangat menarik, apalagi pemustakannya juga sangat mudah, mahasiswa seperti sekarang kan banyak tugas dan referensi buku juga banyak, jadi dengan aplikasi ini mungkin akan dimudahkan dalam penelusuran dan peminjamannya...”

Gambar 4.2.3 Bimbingan penggunaan Perpustakaan

(39)

Dapat disimpulakan bahwa Mobile Library Instruction adalah petunjuk dari setiap fitur yang ada pada aplikasi Mobile Library ini sangat mudah dalam pemustakaannya. Dan Link-link yang saling berkaitan akan sangat mudah diakses melalui mobile web services.

4.2.4 Mobile Database

(40)

Gambar 4.2.4 Tampilan Link Jurnal yang dilanggan Mobile Library UGM

Kebutuhan pemustaka yang begitu tinggi akan koleksi perpustakaan yang

berhubungan dengan kegiatan akademik mereka. Jurnal-jurnal terbaru akan sangat dibutuhkan dalam kegiatan akademik ini. Begitu juga dengan buku-buku terbaru dan database lain. Ini sesuai dengan pernyataan I2, I3, I4 dan I6 sebagai berikut:

“...yang seperti ini dicari, apalagi saya lagi proses menyelesaikan disertasi jadi sangat membutuhkan banyak rujukan seperti jurnal ataupun buku-buku terbaru lainnya...”

“...ya bagus, membantu ya dalam mencari kebutuhan saya, penyelesain tugas akhir/tesis juga sangat dibantu dengan hadirnya ini...”

(41)

“...saya sebagai dosen pasti sangat membutuhkan yang namanya jurnal, atau koleksi lainnya sebagai referensi saya dalam proses belajar-mengajar. Mudah-mudahan ya aplikasi ini cepat diterapkan karena seperti yang saya bilang tadi kalau waktu saya untuk berkunjung ke perpustkaan kadang tidak sempat, kalaupun sempat agak sorean, perpustakaan udah tutup...”

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Mobile Database ini sangat membantu dalam menyelesaikan tugas mereka ataupun membantu dalam penelitian pemustaka. Banyak link yang dilanggan akan membantu pemustaka dalam mencari rujukan yang mereka butuhkan.

Dapat disimpulkan bahwa Mobile Database ini memberikan manfaat yang besar bagi pemustaka perpustakaan. Mobile Database memberikan link-link yang berkaitan dengan jurnal, database dan koleksi khusus lainnya. Pemustaka sangat setuju dengan penerapan aplikasi ini. Dan informasi yang merekan butuhkan sangat mudah dan cepat untuk didapatkan.

4.2.5 SMS References

Kategori kelima yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkip wawancara adalah SMS Reference. SMS reference ini merupakan layanan menjawab pertanyaan referensi oleh pustakawan melalui perangkat mobile. Pustakawan juga menggunakan perangkat mobile dalam perpustakaan untuk mendukung pertanyaan disekelilingnya.

(42)

“...berarti banyak rujukan yang didapat, kalo ada layanan SMS seperti ini, apalagi ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, baguslah intinya...”

“...layanan ini akan sangat membantu, semua orang pasti tau cara menggunakan layanan ini. Dan sangat membantu apabila banyak hal yang tidak diketahui akan dijawab oleh pustakwan sendiri...”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa SMS References akan membantu pemustaka dalam menjawab segala sesuatu yang tidak diketahui oleh pemustaka.

Apabila pencarian informasi yang dianggap sulit oleh pemustaka, maka dengan layanan SMS reference pemustaka akan mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, hal ini sesuai dengan pernyataan I3 dan I6 sebagai berikut:

“... kalo bisa menggunakan layanan ini berarti pemustaka akan mudah menggunakannya. Apalagi jarak dari rumah saya ke kampus cukup jauh belom lagi macetnya dan segala macam. Apabila ada hal yang tidak saya mengerti saya akan melakukan layanan ini yang mungkin akan langsung dijawab oleh pustakawan...”

“...orangtua seperti saya mungkin tidak akan merasa kesusahanlah, apalagi hanya menggunakan layanan SMS, ya pasti bisa!...”

Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pemustaka sangat senang menggunakan layanan ini apabila diterapkan di Perpustakaan USU, belum lagi layanan ini tidak sulit untuk digunakan. Pustakawan juga menerima kehadiran

SMS reference ini untuk meningkatkan layanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut:

(43)

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pustakawan juga siap dalam menerima kehadiran aplikasi ini, apalagi dengan adanya SMS References karena kapan saja layanan ini bisa dilakukan. Tidak ada kesulitan yang dihadapi pustakawan maupun pemustaka apabila layanan ini diterapkan di Perpustakaan USU.

Dapat disimpulkan bahwa SMS References memberikan kemudahan layanan kepada pemustaka apabila ada pentanyaan-pertanyaan yang mereka tidak mengerti mengenai hal papun yang berkaitan dengan informasi maupun

perpustakaan. Pustakawan juga dapat menjawab pertanyaan pemustaka kapansaja dan dimana saja.

4.2.6 Library SMS Notification

Kategori keenam yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkip wawancara adalah Library SMS Notification. Library SMS Notification ini merupakan Pemustakaan SMS untuk berbagai tujuan seperti informasi keterlambatan, informasi pemesanan, informasi ketersediaan koleksi, informasi nomer panggil dan lokasi, dan lain sebagainya. Pemustaka akan mengetahui buku apa saja yang tersedia, keterlambatan juga akan diberitahukan sebelum jatuh tempo, jadi pemustaka tidak perlu denda. Untuk memperpanjang pinjaman buku juga dapat dilakukan. Tanpa harus kembali berkunjung ke perpustakaan. Adanya Library SMS Notification ini di dalam aplikasi Mobile Library melengkapi kemudahan dalam menggunakannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1, I4 dan I6 sebagai berikut:

“... akan meningkatkan pelayanan pada bagian sirkulasi pastinya, pemustaka juga jtidak perlu berkunjung lagi ke perpustakaasn mereka kapan saja bisa melakukan ini...”

“...saya sebagai mahasiswa pasti sangat membantu sekali apabila ada notifnya juga, kayak sosmed (hahahah). Jadikan gak sering denda.! Ada buku terbaru pun jadi tau. Pokonya bagus lah...”

(44)

Gambar 4.2.6 Pemberitahuan pada aplikasi Mobile Library

Dari ketiga pernyataan tersebut diketahui bahwa Library SMS Notification ini akan sangat membantu pemustaka dalam melakukan transaksi peminjaman, pengembalian ataupun perpanjangan buku. Hal ini dapat diakses dimana saja tentunya. Pelayanan dalam perpustakaan akan semakin meningkat dan tidak ada yang dipersulit. Pemustaka mengharapkan kehadiran aplikasi ini di Perpustakaan USU karena pemustaka sendiri rata-rata menggunakan gadget dan tentu saja didampingi dengan adanya internet. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari I2 dan I3 sebagai berikut:

(45)

“...sudah seharusnya ini ada pada Perpustakaan USU, karena aplikasinya bagus dan sudah banyak diterapkan di perpustakaan Universitas khusunya di Indonesia. Sangat membantu pemustaka, apalagi fiturnya lengkap seperti ini...”

Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pemustaka perpustakaan sangat membutuhkan inovasi dalam Perpustakaan untuk meningkatkan layanan Perpustakaan, pemustaka juga merasa nyaman dan senang apabila aplikasi ini diterapkan.

Dapat disimpulkan bahwa Library SMS Notification memudahkan pemustaka dalam mengetahui hal-hal terbaru atau koleksi terbaru yang ada pada perpustakaan, mengetahui daftar peminjaman, keberadaan koleksi, mengetahui keterlambatan pengembalian buku. Dan pemustaka perpustakaan mengharapkan Perpustakaan segera berkreasi dan berinovasi dalam kegiatan Perpustakaan USU dan peka terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (depth interview) dengan informan melalui proses analisa data yang menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka diperoleh enam kategori yang berkaitan dengan

Mobile Library Service yang diharapkan dapat diterapkan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Kategori pertama yaitu Mobile Library application. Mobile Library memberikan kemudahan dalam penelusuran informasi. Lebih efektif dan efesien dalam pemustakaanya tampilan yang sederhana dan mudah untuk dimengerti akan membuat pemustaka merasa nyaman dalam menggunakan Mobile Library ini.

(46)

Kategori ketiga yaitu Mobile Library Instruction. Dapat disimpulakan bahwa Mobile Library Instruction adalah petunjuk dari setiap fitur yang ada pada aplikasi Mobile Library ini sangat mudah dalam pemustakaannya. Dan Link-link yang saling berkaitan akan sangat mudah diakses melalui mobile web services.

Kategori keempat yaitu Mobile Database. Dapat disimpulkan bahwa Mobile Database ini memberikan manfaat yang besar bagi pemustaka Perpustakaan. Mobile Database memberikan link-link yang berkaitan dengan jurnal, database dan koleksi khusus lainnya. Pemustaka sangat setuju dengan

penerapan aplikasi ini. Dan informasi yang merekan butuhkan sangat mudah dan cepat untuk didapatkan.

Kategori kelima yaitu SMS Reference. Dapat disimpulkan bahwa SMS References memberikan kemudahan layanan kepada pemustaka apabila ada pentanyaan-pertanyaan yang mereka tidak mengerti mengenai hal papun yang berkaitan dengan informasi maupun perpustakaan. Pustakawan juga dapat menjawab pertanyaan pemustaka kapansaja dan dimana saja.

Kategori keenam yaitu Library SMS Notification. Dapat disimpulkan bahwa Library SMS Notification memudahkan pemustaka dalam mengetahui hal-hal terbaru atau koleksi terbaru yang ada pada perpustakaan, mengetahui daftar peminjaman, keberadaan koleksi, mengetahui keterlambatan pengembalian buku.

4.4 Persepsi Pemustaka Perpustakaan USU terhadap Mobile Library

Proses dalam terbentuknya persepsi memiliki beberapa 3 tahapan yang terjadi yaitu Stimulasi atau rangsangan yaitu terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir pada lingkungan; Registrasi yaitu suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik

(47)

yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Berikut ini skema untuk proses persepsi pemustaka Perpustakaan USU.

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mobile Library memberikan kemudahan dalam kegiatan di Perpustakaan. Perkembangan Teknologi yang begitu cepat dan pesat mengharuskan Perpustakaan dalam berkreasi dan berinovasi. Perkembangan ini tentu saja terus

menerus diikuti oleh pemustaka. Pada zaman sekarang, banyak pemustaka maupun pustakawan menggunakan gadget dan internet jadi akan mendukung Perpustakaan dalam megimplementasikan aplikasi ini. Fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi ini adalah Mobile OPAC, database/link, Mobile Library Instruction, SMS Reference dan ada juga Library SMS Notification. Pemustakaan dari aplikasi ini juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Mobile Library ini sendiri akan mengatasi keterbatasan waktu, mempermudah pemustaka dalam melakukan transaksi, meningkatkan pelayanan, menumbuhkan rasa bangga pada perpustakaan.

5.2 Saran

(49)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1Perpustakaan Digital

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, mengharuskan perpustakaan melakukan inovasi mulai dari pengemasan informasinya sampai kepada temu balik. Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan

teknnologi informasi (TI) dan pemanfaatannya yang merambah ke berbagai bidang. Hingga saat ini tercatat beberapa masalah di dunia perpustakaan yang dicoba didekati dengan menggunakan TI yang mencakup bidang pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, pengawasan serial, dan penyediaan katalog online untuk umum dan memberikan kemudahan dan efesiensi bagi pemustaka perpustakaan.

Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang berkembang pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Perpustakaan digital ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi perpustakaan konvensional yang biasanya mempunyai keterbatasan di dalam masalah koleksi. Seperti kita ketahui bahwa koleksi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan mutu layanan suatu perpustakaan. Sayangnya, koleksi

perpustakaan harganya sangat mahal sehingga sulit di jangkau oleh masyarakat. Sehingga perpustakaan berperan penting dalam penyediaan buku, jurnal dan lain sebagainya.

(50)

―Perpustakaan Digital atau Digital Library adalah organisasi yang menyediakan sumber-sumber dan staff ahli untuk menyeleksi, menyusun, menyediakan akses, menerjemahkan, menyebarkan, memelihara kesatuan dan mempertahankan kesinambungan koleksi-koleksi dalam format digital sehingga selalu tersedia dan murah untuk digunakan oleh komunitas tertentu atau ditentukan‖

Sesuai dengan pengertian di atas dapat diartikan bahwa semua aktifitas dan koleksi dari perpustakaan digital dikemas dalam bentuk elektronik. Perpustakaan adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana berbagai objek informasi (dokumen, images, suara dan vidio clips) disimpan dan diakses dalam bentuk digital. Perpustakaan digital menurut Digital Library Federation yang dikutip oleh Hasugian (2009, 185) menyatakan bahwa:

―Perpustakaan Digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya digital sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan digital adalah suatu organisasi yang menyediakan, mengemas informasi kedalam bentuk digital oleh sumberdaya ahli agar memudahkan pemustaka dalam menemukan informasi yang diinginkan.

2.1.1 Kelebihan Perpustakaan Digital

Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan teknologi, informasi dan komunikasi yang juga semakin maju banyak hal yang berubah dan harus mengikuti zaman. Perpustakaan juga memberikan perubahan yang signifikan dalam pengelolaan dan pengemasan informasia. Perpustakaan Digital bukanlah hal yang asing lagi, banyak perpustakaan yang mulai menerapkan ini. Dan

(51)

Kelebihan perpustakaan digital dibandingkan dengan perpustakaan konvensional menurut Abdul Rahman (2010, 5) adalah sebagai berikut:

1. Menghemat ruangan, karena koleksi perpustakaan digital adalah dokumen-dokumen berbentuk digital, maka penyimpanannya akan sangat efesien. Harddisk dengan kapasitas 30 GB (sekarang ukuran standard harddisk adalah 80 GB) dapat berisi e-book sebanyak 10.000-12.000 judul dengan jumlah halaman buku rata-rata 500-1.000 halaman. Jumlah ini sama dengan jumlah seluruh koleksi buku dari perpustakaan ukuran kecil sampai sedang.

2. Akses ganda (multiple access), kekurangan perpustakaan konvensional adalah akses terhadap koleksinya bersifat tunggal. Artinya apabila ada sebuah buku dipinjam oleh anggota perpustakaan, maka anggota yang lain akan meminjam harus menunggu buku tersebut dikembalikan. Koleksi digital tidak demikian, setiap pemakai dapat secara bersamaan menggunakan sebuah koleksi buku digital yang sama baik untuk dibaca maupun untuk diunduh atau dipindahkan ke komputer pribadinya (download).

3. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, perpustakaan digital dapat diakse dimana saja dan kapan saja dengan catatan ada jaringan komputer (computer internetworking). Sedangkan perpustakaan konvensional hanya bisa diakses jika orang tersebut datang ke perpustakaan pada saat perpustakaan membuka layanan. Jika perpustakaan tutup maka orang yang datang tidak dapat mengakses perpustakaan.

4. Koleksi dapat berbentuk multemedia, koleksi perpustakaan digital tidak hanya koleksi yang berbentuk teks saja atau gambar saja. Koleksi perpustakaan digital dapat berbentuk kombinasi antara teks, gambar dan suara. Bahkan koleksi perpustakaan digital dapat menyimpan dokumen yang hanya bersifat gambar bergerak dan suara (film) yang tidak mungkin digantikan dengan bentuk teks.

(52)

2.1.2 Masalah Pengembangan Perpustakaan Digital

Berbagai tantangan yang cukup berat yang diadapi oleh pustakawan dewasa ini dan mendatang, sehubungan dengan adanya suatu evolusi dari perpustakaan klasik menuju suatu perpustakaan yang berfungsi sebagian sebagai perpustakaan digital.

Dari kelebihan yang dimiliki oleh perpustakaan digital, ternyata ada

beberapa persoalan yang didapatkan dalam implementasinya. Pendit (2009, 62-63) mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi diantaranya:

1. Sifat isi atau kandungan informasi yang semakin bersifat sementara sebab nyaris tak ada sarana untuk memastikan bahwa dokumen digital yang pernah diakses masih dapat diperoleh pada masa kini dan akan datang, karena ada kecenderungan perubahan pada pangkalan data yang pernah diakses atau karena perpustakaan tak lagi punya hak untuk menyediakan akses pada pangkalan data yang dilanggan.

2. Hubungan antara perpustakaan sebagai penyedia akses dengan pemilik pangkalan data merupakan gubungan antara pelanggan dan penyedia, yang mana ada ketentuan lisensi dan konsekuensi secara finansial. Hubungan itupun bersifat sementara, dalam rentang waktu tertentu sesuai kesepakatan antara dua belah pihak yang juga disepadankan dengan jumlah anggaran. Dalam hal ini, perpustakaan yang menyediakan akses pada ribuan artikel jurnal elektronik tidaklah berati memilikinya, hal itu hanya bersifat sementara. Bila masa hak penyediaan akses berakhir, maka berakhir pula periode ―kepemilikan atas koleksi digital‖ tersebut. 3. Pengelola perpustakaan tak dapat serta-merta mengambil dan

menyimpan dokumen berupa jurnal dan buku elektronik dari pangkalan data yang dilanggan, karena ada ketentuan hak atas kekayaan intelektual berupa lisensi yang secara penuh dimiliki oleh pemilik pangkalan data, sedangkan perpustakaan hanya dapat ―membeli‖ lisensi tersebut dalam jangka waktu tertentu. Apabila masa berlangganan berakhir, maka institusi perpustakaaan dapat dipermasalahkan secara hukum apabila masih menyediakan dokumen tersebut.

(53)

2.2Pengembangan Sistem Menggunakan Metode Waterfall

Metode waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir kebawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian. Berikiut adalah gambar pengembangan perangkat lunak berurutan/linear (Pressman, 2001):

Gambar 2.4 pengembangan sistem dengan model waterfall Sumber Presmann, 2001

` Pengembangan dengan model ini adalah hasil adaptasi dari pengembangan

perangkat keras, karena pada waktu itu belum terdapat metodologi pengembangan perangkat lunak yang lain. Proses pengembangan yang sangat terstruktur ini membuat potensi kerugian akibat kesalahan pada proses sebelumnya sangat besar dan mahal karena membengkaknya biaya pengembangan ulang.

(54)

1.Requirement (analisi kebutuhan)

Dalam langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keingina user dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analisis untuk menterjemahkan kedalam bahasa pemograman.

2.Design System (design sistem)

Proses design akan menterjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat koding. Proses ini berfokus pada: struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan progammer untuk melakukan aktifitas pembuatan sistem.

3.Coding & Testing ( Penulisan Sinkode Program/Implemention)

Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian pemustakaan computer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap system tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4.Integration & Testing ( penerapan dan Pengujian Program)

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadikan digunakan oleh user.

5.Pemeliharaan ( Operation & Maintenence)

Perangkat lunak yang susah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau system operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

Dalam hal ini penulis hanya sampai pada tahap requirement yaitu hanya

pada tahap penelitian dan pengumpulan data tidak mengacu kepada pembuatan

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan
Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan Tambahan
Gambar 4.2.1 tampilan depan Mobile Library UGM
Gambar 4.2.2 Tampilan Mobile OPAC UGM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ujungbatu Kabupaten Rokan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 99 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

[r]

Motif pinggiran adalah motif yang khusus dipakai sebagai hiasan pinggir kain atau untuk batas antara bidang yang berpola dengan bidang yang kosong tidak berpola.. Analisis

Skripsi : Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pola Langkah Pencak Silat Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri 1 Papahan

Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis efektivitas berkumur seduhan teh putih (Camellia sinensis L.) terhadap indeks plak gigi pada mahasiswa Kedokteran Gigi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asupan zat gizi makro dan lingkar lengan atas pada remaja putri di kawasan perdesaan Kabupaten Banyumas.. Jenis penelitian

51 bertekanan sebesar 0.8 kg/cm², mesin penghasil udara bertekanan (compressor) tidak dapat mencapai udara tekanan yang telah ditentukan dengan waktu selama 30