• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Populasi dan Pukan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Populasi dan Pukan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bagan Letak Tanaman Untuk 50 Populasi/Plot

B B

Jarak Tanam : 20 cm x 5 cm Ukuran plot :100 x 100 cm Bagan Letak Tanaman Untuk 50 Populasi/Plot

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 5

cm

100 cm

U

S

100 cm

20 cm

XX X X X X XX X X

XX X X X X XX X X

XX X X X X XX X X 10

cm

100 cm

100 cm

(3)

Jarak Tanam : 20 cm x 6 cm Ukuran plot :100 x 100 cm Bagan Letak Tanaman Untuk 25 Populasi/Plot

Jarak Tanam : 20 cm x 20 cm

Ukuran plot :100 x 100

X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X 6

cm

100 cm

100 cm

20 cm

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

20 cm

100 cm

100 cm

(4)
(5)

Asal tanaman : Kabupaten Samosir Umur mulia berbunga : 52 hari

Umur panen (60% batang melemas) : 70 hari

Tinggi tanaman : 27 – 41 cm

Jumlah anakan : 6 – 12 umbi

Jumlah daun per umbi : 6 – 10 helai Jumlah daun per sampel : 22 – 43 helai Bentuk daun : silindris berlubang

Warna daun : hijau kekuningan

Panjang daun : 20 – 25 cm

Diameter daun : 3 – 4 mm

Bentuk bunga : seperti payung

Warna bunga : putih

Bentuk biji : bulat, gepeng, berkeriput

Warna biji : hitam

Bentuk umbi : bulat

Warna umbi : merah muda kekuning-kuningan

Diameter umbi : 12-25 mm

Berat susut umbi basah-kering : 24,7 %

Potensi hasil : 7,4 ton umbi kering per hektar

Keterangan : cocok untuk dataran rendah dan tinggi

Pengusul/Peneliti :Hendro Sunarjo, Prasojo, Darliah, dan Nasrun Horizon Arbain.

(6)

Populasi tanaman/ha = 10.000 m2= 10.0000 m2 = 10.000m Kebutuhan urea per tanaman = 434.78 Kg Urea/ha

250.000 tanaman/ha

= 1,7 g/tanaman

2. TSP = 100 46

x 100 Kg P2O5/ha = 217.39 Kg TSP/ha

Kebutuhan TSP per tanaman = 217.39KgTSP/ha 250.000 tanaman/ha

= 0,8 g/tanaman

3. KCl = 100 60

x 100 Kg K2O/ha = 166.67 Kg KCl/ha

Kebutuhan KCl per tanaman = 166.67 Kg Urea/ha 250.000 tanaman/ha

Kebutuhan urea per tanaman = 434.78 Kg Urea/ha 500.000 tanaman/ha

= 0,87 g/tanaman

Kebutuhan TSP per tanaman = 217.39KgTSP/ha 500.000 tanaman/ha

= 0,43 g/tanaman

(7)

Jarak tanam 20 x 5 cm 0.01 m2 = 1.000.000 tanaman/ha

Kebutuhan pupuk:

Kebutuhan urea per tanaman = 434.78 Kg Urea/ha 1.000.000 tanaman/ha

= 0,43 g/tanaman

Kebutuhan TSP per tanaman = 217.39KgTSP/ha 1.000.000 tanaman/ha

= 0,22 g/tanaman

Kebutuhan KCl per tanaman = 166.67 Kg Urea/ha 1.000.000 tanaman/ha

= 0.17 g/tanaman

(8)

Parameter Satuan Lab. Code 15s0688

Water Content % 5.15

C-Organik % 3.18

N-Total % 0.37

K-Total % 0.06

Mg-Total % 0.24

Sumber : PT. NPK Analytical & QC Laboratory (PT. Asian Agri) Tebing Tinggi

Lampiran 7. Hasil Analisis Pupuk Kandang Ayam

Parameter Satuan Lab. Code

C1500025

Water Content % 14.280

C-Organik % 16.239

N-Total % 2.604

P-Total % 2.484

K-Total % 2.648

Ca-Total % 9.020

Mg-Total % 1.315

(9)

Dosis Lampiran 9. Daftar Sidik Ragam Panjang TanamanUmur 2 MST

(10)

Dosis Lampiran 11. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 3 MST

(11)

Dosis Lampiran 13. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 4 MST

(12)

Dosis Lampiran 15. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 5 MST

(13)

Dosis Lampirakn 17. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 6 MST

(14)

Dosis Lampiran 19. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 7 MST

(15)

Dosis Lampiran 21. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 2 MST

(16)

Dosis Lampiran 23. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 3 MST

(17)

Dosis Lampiran 25. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 4 MST

(18)

Dosis Lampiran 27. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 5 MST

(19)

Dosis Lampiran 29. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 6 MST

(20)

Dosis Lampiran 31. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 7 MST

(21)

Dosis

(22)

Dosis Lampiran 35. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Umbi Umur 3 MST

(23)

Dosis Lampiran 37. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Umbi Umur 4 MST

(24)

Dosis Lampiran 39. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Umbi Umur 5 MST

(25)

Dosis Lampiran 41. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Umbi Umur 6 MST

(26)

Dosis Lampiran 43. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Umbi Umur 7 MST

(27)

Dosis Lampiran 45. Daftar Sidik Ragam Bobot Segar Umbi per Sampel

(28)

Dosis Lampiran 47. Daftar Sidik Ragam Bobot Segar Umbi per Plot

(29)

Dosis Lampiran 49. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Umbi per Sampel

(30)

Dosis Lampiran 51. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Umbi per Plot

(31)

Dosis Lampiran 53. Daftar Sidik Ragam Diameter Umbi

(32)
(33)

b. Seluruh areal tanaman bawang merah

c. Pengendalian penyakit

(34)

AbdiTani. 1999.PentingnyaPersemaian dan SeleksiBibitpadaBudidayaBawang MerahdenganBiji. Edisi II Juli-September 1999. Bandung.

Andayani Dan La Sarido. 2013. Uji empat macam pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting (Capsicum annum L.) Jurnal Agifor Xii (1):22-29.

Anggraini, T. L. 2014. Pengaruh Jarak Tanam Dan Pemberian Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana Merr.). Universitas Sumatra Utara. Medan.

Anita. 2013. Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicumL.) terhadap Pemberian Vermikompos dan Urine Kelinci. Universitas Sumatera Utara. Medan.

BPS. 2014. Produksi bawang merah Sumatera Utara. Biro Statistik Sumatera Utara, Medan.

Budiastuti, S. 2000. Penggunaan Triakontanol danJarak Tanam Pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatusL.). Agrosains, Vol 2:59-63.

Damanik, MMB., Hasibuan, B.E., Fauzi, Sarifuddin, Hanum, H., 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan

Deptan, 2007. Prospek dan arah pengembangan agribisnis bawang merah. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Hartatik, W dan L.R. Widowati. 2010. Pupuk Kandang.

http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id.Diunduh 15 Maret 2015.

Irawan, D. 2010. Bawang Merah dan Pestisida. Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara. Medan.

(35)

ascalonicum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk KandangJ. Agroland 13(3):265-269.

Musnamar, E. I., 2003. Pupuk Organik Padat Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nazaruddin. 1999. Budidaya dan PengaturanPanenSayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pitojo, S., 2003. Benih Bawang Merah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Rahmah, S,2013.Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum

L.) Dengan Pemberian pupuk kandang ayam dan EM4(Effective microorganisms4).Universitas Sumatera Utara.Medan.

Rahayu, E, dan Berlian,N. 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta. Rismunandar, 1989. Membudidayakan 5 Jenis Bawang. Sinar Baru, Bandung. Samadi, B dan B. Cahyono. 2005. Intensifikasi Usaha Tani Budidaya Bawang

Merah. Kanisius, Yogyakarta.

Sastrosupadi, A., 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit Kanisus. Yogyakarta.

Sugie, 2012. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicumL.) Terhadap Berbagai Sumber Nitrogen Organik. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.Medan. Sumarni, Ndan A. Hidayat, 2005. Budidaya Bawang Merah. Panduan Teknis.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Sumarni, N. E. dan Rosliani. 2010. Pengaruh Naungan Plastik Transparan, Kerapatan Tanaman dan Dosis N terhadap Produksi Umbi Bibit Bawang Merah Asal Biji. J. Hort 20 (1) :52-59.

Sumarni, N, Rosliani, R, dan Suwandi, 2012. Optimasi Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK untuk Produksi Bawang Merah dari Benih Umbi Mini di Dataran Tinggi. J. Hort.22(2):148-155.

Supriono. 2000. Pengaruh Dosis Urea Tablet dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Kultivar Sindoro. Agrosains Vol 2:64-71. Tjionger, M. 2010. Memperbesar dan Memperbanyak Umbi Bawang Merah.

Indonesian Agriculture Van, Steenis C.G.G.J.. 2005. Flora.Jakarta:PT PradityaParamita.

(36)

Bombay. Penebar swadaya, Jakarta.

Wiryanta. W dan Bernardinus .T. 2002. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

(37)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lahan penduduk Jl. Pasar I No 89, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dengan ketinggian +25 meter diatas permukaan laut, mulai bulan Agustussampai November 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang merah varietas Medan, kompos tandan kosong kelapa sawit, air, urea, TSP, KCl, insektisida Decis 2,5 EC dan fungisida Ortocide 50 WP.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran, timbangan analitik,jangka sorong, kamera, pacak sampel, dan alat tulis. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) dengan Perlakuan:

Faktor I : Pukan Ayam (P) (Petak Utama) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu : P0 = 0 ton/ha =0 g/plot

P1 = 12,5 ton/ha = 1250 g/plot

P2 = 25 ton/ha = 2500 g/plot

Faktor II : Populasi Tanaman (T) (Anak Petak) yang terdiri atas 4 taraf, yaitu : T1 = 25 tanaman/ plot

T2 = 50 tanaman/ plot

T3 = 75 tanaman/ plot

(38)

Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan Jumlah petak utama : 3 plot Jumlah anak petak : 4 plot Jarak antar petak utama : 30 cm Jarakantar anak petak : 50 cm Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah tanaman per anak petak (T1) : 25 tanaman Jumlah tanaman per anak petak (T2) : 50tanaman Jumlah tanaman per anak petak (T3) : 75 tanaman Jumlah tanaman per anak petak (T4) : 100tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 2250 tanaman Jumlah sampel peranak petak : 5tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 180tanaman

Model Linear Aditif dari Rancangan Petak Terpisah adalah: Yijk= μ + ρi + αj+ εij + βk + (αβ)jk + εijk

i = 1, 2, 3 j = 1, 2 ,3 k = 1, 2, 3,4 Keterangan:

(39)

pukan ayam tanam taraf ke-j pada kelompok ke-i βk : Pengaruh faktor populasi (anak petak) yang ke-k

(αβ)jk : Interaksi faktor pukan ayam yang ke-j dan populasiyang ke-k

εijk : Pengaruh galat karena pengaruh faktor pukan ayam taraf ke-j dan faktor

populasi ke-k pada kelompok ke-i

Untuk perlakuan yang berbeda nyata, perlu dilanjutkan lagi dengan uji Duncan pada taraf 5 % (Bangun, 2004).

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Sebelum areal diolah, terlebih dahulu areal dibersihkan dari rerumputan, sisa-sisa tanaman dan batu-batuan. Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam ± 30 cm dengan cara membalikkan tanah. Pengolahan dilaksanakan dengan tujuan menghancurkan dan menghaluskan tanah. Setelah pengolahan tanah selesai, dilaksanakan penggaruan dan membersihkan areal pertanaman dari rumput-rumputan kemudian diratakan, lalu dibuat plot sesuai dengan metode penelitian.

Persiapan Bibit

Untuk bibit yang dipakai, pilih bibit dengan beratnya relatif sama yaitu 5 g/umbi, kemudian kulit yang paling luar yang telah mengering dibersihkan serta sisa - sisa akar yang masih ada.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan. Pupuk yang digunakan yaitu Pukan Ayamdiberikan satu minggu sebelum tanam pada setiap plot

(40)

dan KCl sesuai dengan dosis anjuran seperti tertera pada Lampiran 6. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam yang ditugal pada areal tanam, kemudian dimasukkan satu umbi per lubang tanam. Umbi bawang merah dimasukkan ke dalam lubang tanaman, sampai ujung umbi tampak rata dengan permukaan tanah. Tidak dianjurkan untuk menanam terlalu dalam, karena umbi mudah mengalami pembusukan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman, penyulaman, pemupukan, penyiangan dan pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Pada waktu pembentukan umbi, intensitaspenyiraman ditingkatkan dan dilakukan agar tanah tetap basah sepanjang hari karena tanaman membutuhkan banyak air untuk membantu pembentukan umbi.

Penyulaman

(41)

dengan mencabut gulma sekaligus menggemburkan tanah setiap satu minggu sekali. Penyiangan dilakukan untuk menghindari kemungkinan tanaman bawang dijadikan inang hama ulat bawang.Padasaatpenyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang.

Panen

Panen dilakukan pada saat bawang merah berumur 70 hari setelah tanam setelah 75 % daun bagian atas telah menguning dan rebah. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman dengan hati-hati dan dihindarkan agar akarnya tidak putus.

Pengamatan Parameter Panjang Tanaman

Panjang tanaman (cm) diukur mulai dari permukaan tanah sampai ke ujung daun terpanjang.Panjang tanaman dihitung mulai 2 MST sampai 7 MST dengan interval satu minggu sekali.

Jumlah Daun per Sampel

Dihitung jumlah daun per sampel (helai) dari seluruh tanaman. Dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi tananam. Perhitungan dilakukan pada masing-masing rumpun. Jumlah daun per rumpun dihitung dengan cara menghitung jumlah seluruh daun yang muncul pada anakan untuk setiap rumpunnya yang dimulai dari umur tanaman 2 MST sampai 7 MST dengan interval satu minggu sekali.

Jumlah Anakan per Sampel

(42)

dilakukan untuk semua tanaman sampel bawang dalam plot. Pengambilan data dimulai dari umur tanaman 2 MST sampai 7 MST dengan interval satu minggu sekali.

Bobot Basah Umbi per Sampel

Umbi per rumpun ditimbang setelah dibersihkan dalam keadaan basah. Bobot umbi basah per sample(g) ditimbang setelah dipanen. Dengan syarat umbi bersih dari tanah dan kotoran serta daun dipotong ± 1 cm dari umbi.

Bobot Kering Umbi per Sampel

Umbi dikering anginkan selama 7 hari, kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot kering(g).

Bobot Basah Umbi per Plot

Umbi yang dipanen di timbang untuk mengetahui bobot basah per plot(g). Bobot Kering Umbi per Plot

Umbi dikering anginkan selama 7 hari, kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot keringnya. Hasil panen per plot ditimbang untuk mengetahui bobot kering per plot(g).

Diameter Umbi per Sempel

(43)

Hasil

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pukan ayam berpengaruhnyata terhadappanjang tanaman, jumlah anakan, bobot segar umbi per plot dan bobot kering umbi per plot. Sedangkan pengaruh beberapa populasi tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Interaksi antara populasi tanaman dan pemberian pukan ayam berpengaruh nyataterhadappanjang tanaman dan jumlah anakan.

Adapun hasil dari penelitian pengaruh populasi dan pemberian pukan ayam terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah adalah sebagai berikut: Panjang Tanaman

Data panjang tanaman bawang merahmulai pengamatan 2 - 7 MST serta sidik ragamnya dicantumkan pada Lampiran 8 - 19. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman pada pengamatan 5 - 7 MST, sedangkan perlakuan populasi tanaman tidak bepengaruh nyata terhadap semua pengamatan.

Panjang tanaman pada perlakuan beberapa populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa pengamatan panjang tanaman pada pemberian pukan ayam P2 (25 ton/ha) menghasilkan panjang tanaman

tertinggi yaitu sebesar 36.52 cm yang berbeda nyata terhadap P0 (0 ton/ha)

yang memiliki hasil terendah yaitu sebesar 31.48 cm.. Sedangkan pada

pengaruh populasi panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan

(44)

perlakuan T1 (25 tan/plot) yaitu 34.20 cm.

Tabel 1. Panjangtanamanbawang merah umur2- 7 MST pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam

(45)

Gambar 1. Grafik panjang tanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman yang berbeda umur 2 - 7 MST.

Gambar 2. Grafik panjang tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pukan ayam umur 2 - 7 MST

Jumlah Daun

Data jumlah daun bawang merahmulai pengamatan 2 - 7 MST serta sidik ragamnya dicantumkan pada Lampiran 20 - 31. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam tidak berpengaruh nyata terhadap semua pengamatan.

Jumlah daun bawang merah pada perlakuan beberapa populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 tampak bahwa parameter jumlah daun pada pemberian pukan ayam P1 (12.5 ton/ha) menghasilkan jumlah daun tertinggi yaitu

20.90 helai dan yang terendah pada P0 (0 ton/ha) yaitu 18.20 helai,sedangkan

(46)

(100 tan/plot) yaitu 20.73 helai, dan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan T1 (25 tan/plot) yaitu 19.24 helai. Perlakuan beberapa populasi dan

pemberian pukan ayam tidakberpengaruh nyata pada setiap pengamatan.

Tabel 2. Jumlah dauntanaman bawang merah umur 2- 7 MST pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

(47)

Gambar 3. Grafik jumlah daun tanaman bawang merah pada populasi tanamanyang berbeda umur 2 - 7 MST

Gambar 4. Grafik jumlah daun tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pukan ayam umur 2 – 7 MST

Jumlah Anakan

Data jumlah anakan bawang merahmulai pengamatan 2 - 7 MST serta sidik ragamnya dicantumkan pada Lampiran 32 - 43. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada pengamatan 2 - 5 MST, sedangkan perlakuan populasi tanaman tidak bepengaruh nyata terhadap semua pengamatan.

Jumlah anakan bawang merah pada perlakuan beberapa populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 3.

(48)

perlakuanpopulasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

Minggu Populasi Tanaman Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan Ke (tanaman/plot) P0 (0) P1 (12.5) P2 (25)

(49)

pemberian pukan ayam yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.

Gambar 5. Grafik jumlah anakan tanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman yang berbeda pada umur 2 - 7 MST

Gambar6. Grafik jumlah anakan tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pukan ayamumur 2 - 7 MST

Bobot Segar Umbi per Sampel

Data bobot segar umbi per sampel dan sidik ragamnya di cantumkan pada Lampiran 44 dan 45. Berdasarkan hasil sidik ragam perlakuan populasi dan pembpukan ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar umbi per sampel.

(50)

perlakuanpopulasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

Populasi Tanaman Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan (tanaman/plot) P0 (0) P1 (12.5) P2(25)

………g………

T1 (25) 20.87 42.13 39.80 34.27

T2 (50) 41.87 37.67 22.40 33.98

T3 (75) 51.33 27.47 28.73 35.84

T4 (100) 22.60 36.20 39.40 32.73

Rataan 34.17 35.87 32.58

Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa pemberian pukan ayam P1

menghasilkan bobot segar umbi per sampel terbesar yaitu 35.87 g dan P2 yang

memiliki hasil terendah yaitu 32.58 g , sedangkan pada pengaruh populasi bobot segar umbi per sampel terbesar terdapat pada perlakuan T3 yaitu 35.84 g , dan

terendah terdapat pada perlakuan T4yaitu 32.73 g.

Bobot Umbi Segar per Plot

Data bobot umbi segar per plot dan sidik ragamnya telah dicantumkan pada Lampiran 46 dan 47. Dimana berdasarkan hasil sidik ragam perlakuan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap bobot segar umbi per plot.

kBobot segar umbi per plot pada perlakuan beberapa populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot segar umbi per plottanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

(51)

ayam P2 (25 ton/ha) menghasilkan bobot segar umbiper plot tertinggiyaitu

1516.67 g yang berbeda nyata denganP0 (0 ton/ha) yaitu 582.92 g , sedangkan

pada perlakuan beberapa populasi tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap pengamatan bobot segar umbi per plot dimana bobot segar per plot tertinggi terdapat pada T4 (100 tan/plot) yaitu 1405.78 g dan terendah pada T2 (25 tan/plot)

yaitu 877.00 g.

Bobot Kering Umbi per Sampel

Data bobot kering umbi per sampel dan sidik ragamnya dicantumkan pada Lampiran 48 dan 49. Dimana berdasarkan hasil sidik ragam perlakuan beberapa populasi dan pemberian pukan ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per sampel.

Bobot kering umbi per sampel pada perlakuan beberapa populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot kering umbi per sampel tanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

Populasi Tanaman Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan

Berdasarkan Tabel 6 tampak bahwa pemberian pukan ayam P1

menghasilkan bobot kering umbi per sampel terbesar yaitu 28.83 g dan hasil terendah P2 yaitu 27.30 g , sedangkan pada pengaruh populasi hasil terbesar

terdapat pada perlakuan T3 yaitu 29.78 g , dan terendah pada T2yaitu 27.16 g.

(52)

Data bobot kering umbi per plot dan sidik ragamnya dicantumkan pada Lampiran 50 dan 51. Dimana berdasarkan hasil sidik ragam perlakuan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per plot.

Bobot kering umbi per plot pada perlakuan beberapa populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot kering umbi per plottanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

Populasi Tanaman Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan (tanaman/plot) P0 (0) P1 (12.5) P2 (25)

……….g……….

T1 (25) 205.33 1145.00 1238.33 862.89

T2 (50) 573.33 798.33 856.67 742.78

T3 (75) 833.33 813.33 1375.00 1007.22

T4 (100) 453.33 1413.33 1681.67 1182.78

Rataan 516.33b 1042.50a 1287.92a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 7 ditampilkan bahwa pada perlakuan pemberian pukan ayam P2 (25 ton/ha) menghasilkan bobot kering umbiper plot tertinggi

yaitu 1287.92 g yang berbeda nyata dengan P0 (0 ton/ha) yaitu sebesar 516.33 g,

sedangkan pada perlakuan populasi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per plot dimana bobot kering per plot tertinggi terdapat pada T4 yaitu

(53)

populasi tanaman dan pemberian pukan ayam di tampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Diameter umbitanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam.

Berdasarkan Tabel 8 tampak bahwa diameter umbi per sampel terbesarterdapat pada perlakuan T1 (25 tanaman/plot) dan P2 (25ton/ha) yaitu

18.71 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan T4 (100tanaman/plot) dan P0 (0

ton/ha)yang memiliki diameter terendah yaitu 12.26 mm. Pembahasan

Pengaruh Pemberian Pukan AyamTerhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

Pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman pada 5 - 7 MST;jumlah umbi pada 2, 3 dan 5 MST; bobot umbi segar per plot danbobot umbi kering per plot.

Pada pengamatan parameter panjang tanaman 7 MST diketahui bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian pukan ayam P2

(25 ton/ha) yaitu sebesar 36.52 cm dan panjang tanaman terendah terdapat pada perlakuan pemberian pukan ayam P0 (0 ton/ha) yaitu sebesar 31.48 cm. Hal ini

disebabkan kandungan hara dari pupuk kandang yang memiliki unsur N yang cukup tinggi untuk pertumbuhan tanaman agar dapat membangun sel-sel baru, meningkatkan ukuran sel, meningkatkan bagian protoplasma, membuat daun

(54)

Damanik (2010) yang menyatakan bahwa peranan nitrogen adalah pertumbuhan tanaman supaya dapat membangun sel-sel baru, meningkatkan ukuran sel, meningkatkan bagian protoplasma, membuat daun berwarna lebih hijau dan mampu bertahan lebih lama dan membuat keterlambatan pematangaan. Banyaknya nitrogen yang diserap tanaman setiap per satuan berat tanaman adalah maksimum pada tanaman masih muda dan berangsur menurun dengan bertambahnya umur tanaman.

Pada pengamatan parameter jumlah anakan pada 2, 3 dan 5 MST diketahui bahwa jumlah anakan tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian pukan ayam P1

(12.5 ton/ha) yaitu sebesar 4.33 umbi dan jumlah umbi terendah terdapat pada perlakuan pemberian pukan ayam P0 (0 ton/ha) yaitu sebesar 3.70 umbi. Kondisi

(55)

bawang merah.

Pada pengamatan parameter bobot segar umbi per plot danbobot kering umbi per plot. Dimana bobot segar umbi per plot terbesar terdapat pada pemberian pukan ayam P2 (25 ton/ha) yaitu 1516.67 g dan terkecil pada P0 (0

ton/ha) yaitu 582.92 g dan bobot kering umbi per plot terbesar terdapat pada pemberian pukan ayam P2 (25 ton/ha) yaitu 1287.92 g dan terkecil pada P0 (0

ton/ha) yaitu sebesar 516.33 g. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara K pada pukan ayam yang berperan sebagai aktifator enzim-enzim,berpengaruh langsung pada proses metabolisme yang membentuk karbohidrat. Peranan lain dari K adalah memacu translokasi hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain yangdapat meningkatkanukuran, jumlah dan hasil umbi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sumarni et al., (2012) bahwa rendahnya hasil umbi yang diperoleh pada tanah dengan status K-tanah rendah disebabkan karena kekurangan hara K yang mempunyai peran penting pada translokasi dan penyimpanan asimilat, peningkatan ukuran jumlah dan hasil umbi per tanaman.

Pengaruh Berbagai Populasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

Perlakuan populasi tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Ini dikarenakan tanaman bawang merah dalam kondisi lingkungan yang mendukung baik dari sinar matahari, air, maupun unsur hara yang dibutuhkan tanaman telah tersedia serta kondisi tanah yang memadai, sesuai dengan pernyataan Harjadi (1984) yang menyatakan bahwa cahaya dan air adalah merupakan faktor penting di dalam peristiwa fotosintesa, apabila unsur-unsur ini berada dalam keadaan optimum maka jumlah fotosintat yang dihasilkan oleh

(56)

lebih besar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Ini sejalan dengan pendapat Lakitan (2008) bahwa jumlah unsur hara yang diserap tanaman sangat berkaitan dengan kebutuhan tanaman untuk dapat tumbuh dengan lebih baik. Jika jumlah unsur hara kurang tersedia maka pertumbuhan akan terhambat, tetapi apabila jumlah unsur hara yang tersedia lebih tinggi dari pada kebutuhan tanaman maka dapat dikatakan sebagai kondisi konsumsi mewah.

Interaksi antara Pengaruh Populasi danPemberian Pukan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

Interaksi antara beberapa populasi dan Pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman 2 - 7 MST, paramter jumlah anakan 2 - 4 MST dan diameter umbi per sampel.

Interaksi antara populasi dan pemberian pukan ayam tanaman berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman bawang merah 2 - 7 MST, dimana pada pengamatan 7 MST panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan T4

(100 tan/plot) dan P2 (25 ton/ha) yaitu sebesar 40.73 cm sedangkan terendah

terdapat pada perlakuan T1 (25 tan/plot) dan P0 ( 0 ton/ha) sebesar 26.40 cm. Hal

(57)

sebagai penyusun dari banyak senyawa seperti asam amino yang di perlukan dalam pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti batang, daun dan tunas pada tanaman, Hal ini sejalan dengan pendapat Lakitan (2002) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan penyususn dari banyak senyawa seperti asam amino yang diperlukan dalam pertumbuhan batang, daun dan tunas pada tanaman, unsur nitrogen yang tinggi mengakibatkan daun dapat tumbuh lebih lebar dan panjang sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung dengan baik.

Interaksi antara populasi dan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah anakan 2 - 4 MST, dimana jumlah anakan tertingggi pada perlakuan T1(25 tan/plot)dan P2(25 tan/plot) yaitu 4.60 umbi dan terendah

pada perlakuan T1(25 tan/plot)dan P0( 0 ton/ha) yaitu 3.13 umbi. Hal ini

disebabkan karena unsur K dalam pukan ayam tinggi, dimana kalium yang cukup tinggi berperan sebagai pembentukan umbi bawang merah. Hal ini sesuai dengan pendapatTjionger (2010) yang menyatakan bahwa pada pertumbuhan bawang merah biasanya dibutuhkan unsur kalium yang cukup tinggi yang penting untuk pembentukan umbi. Kalium dalam tanaman sangat penting yaitu berperan sebagai kofaktor enzim dalam proses metabolisme tanaman. Kekurangan kalium menyebabkan umbi kecil sehingga produksi menurun. Disamping itu pengaruh jumlah populasi pada produksi tanaman akan meningkat sampai tingkat populasi tertentu, adapun dalam penelitian ini menggunakan jumlah populasi per plot T1

(25 tanaman/plot) memiliki hasil tertinggi dari pada jumlah populasi lainya. Hal ini sesuai dengan penelitian Anggraini (2014) yang menyatakan bahwa produksi tanaman akan meningkat sampai tingkat populasi tertentu dan bila populasi

(58)

diantara tanaman terlalu ketat, sehingga produksi yang paling tinggi terdapat pada populasi yang persaingannya tidak terlalu ketat di bandingkan perlakuan populasi yang rapat.

Interaksi antara populasi dan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap parameter diameter umbi per sampel, dimana diameter umbi per sampel terbesarterdapat pada perlakuan T1 (25 tanaman/plot) dan P2 (25ton/ha) yaitu

18.71 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan T4 (100tanaman/plot) dan P0 (0

(59)

Kesimpulan

1. Populasi tanaman berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan.

2. Pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah anakan, bobot segar umbi per plot serta bobot kering umbi per plot. Perlakuan terbaik dapat dilihat dari bobot kering umbi per plot yaitu 1287.92 g.

3. Interaksi antara populasi tanaman dan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman dilihat pada umur 7 MST sebesar 40.73 cm dan jumlah anakaan bawang merah dilihat pada umur 4 MST sebesar 4.60 umbi.

Saran

Disarankan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dilakukan pemberian dosis pukan terbaik 25 ton/ha dengan bobot kering umbi per plot 1287.92 g.

(60)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family: Liliales, Genus Allium,SpeciesAllium ascalonicum L. (van Steenis, 2005).

Bawang merah merupakan ternaye rendah yang tumbuh tegak dan tinggi dapat mencapai 15 – 50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tertanam dalam tanah. Seperti juga bawang putih, tanaman ini termasuk tidak tahan kekeringan (Sugie, 2012).

Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin(Sunarjono, 2004).

(61)

kuntum bunga. Pemanjangan tangkai tandan bunga akan berhenti setelah tepung sari matang semuanya (Sugie, 2012).

Daun pada bawang merah hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunnya meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak (Rukmana, 2005).

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kutum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Sedangkan kuntumnya juga bertangkai tetapi pendek, antara 0,2 - 0,6 cm (Wibowo, 2007).

Bakal buah bawang merah tampak seperti kubah, terdiri atas tiga ruangan yang masing-masing memiliki dua bakal biji. Bunga yang berhasil mengadakan persarian akan tumbuh membentuk buah, sedangkan bunga yang lain akan kering dan mati. Buah bawang merah berbentuk bulat di dalamnya terdapat biji yang berbentuk agak pipih dan berukuran kecil. Pada waktu masih muda, biji berwarna putih bening dan setelah tua berwarna hitam (Pitojo, 2003).

Tanaman bawang merah memiliki 2 fase tumbuh, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Tanaman bawang merah mulai memasuki fase vegetatif setelah berumur 11- 35 hari setelah tanam (HST), dan fase generatif terjadi pada saat tanaman berumur 36 hari setelah tanam (HST). Pada fase generatif, ada yang

(62)

65 HST) (Gunawan, 2010).

Kelemahan biji bawang merah adalah membutuhkan waktu budidaya yang lebih lama, karena membutuhkan pembibitan. Biji bawang merah membutuhkan perlakuan penyemaian dengan waktu 30 hari dan akan dipanen 60-70 hari setelah pindah tanam. Umur tanaman bawang merah di dataran tinggi memiliki umur yang lebih panjang yaitu 118 hari setelah tanam. Pertumbuhan optimal terjadi pada umur 84 MST. Di Brebes dilaporkan bawang merah dengan biji memiliki umur 70-80 hari setelah pindah tanam (Sumarni dan Rosliani, 2010).

Tanaman bawang merah dapat membentuk umbi di daerah yang suhu udaranya rata-rata 220C, tetapi hasil umbinya tidak sebaik di daerah yang suhu udara lebih panas. Bawang merah akan membentuk umbi lebih besar bilamana ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari 12 jam. Di bawah suhu udara 220C tanaman bawang merah tidak akan berumbi. Oleh karena itu, tanaman bawang merah lebih menyukai tumbuh di dataran rendah dengan iklim yang cerah (Anita, 2013).

(63)

perkembangan akar dan daun, mengurangi ukuran umbi dan hasil umbi, serta memperlambat kematangan. Kandungan K yang tinggi menyebabkan banyaknya ion K+yang mengikat air dalam tanaman mempercepat dan mengoptimalkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang optimal menyebabkan tanaman tetap segar dan terhindar dari kelayuan. Hasil fotosintesis dapat merangsang pembentukan umbi bawang merah menjadi lebih besar (Sumarni dkk., 2012).

Letak bakal biji dalam ruang bakal buah (ovarium) terbalik atau dikenal dengan istilah anatropus. Oleh karenanya, bakal biji bawang merah dekat dengan plasentanya. Biji bawang merah yang masih muda berwarna putih. Setelah tua, biji akan berwarna hitam (Rahayu dan Berlian, 1999).

Syarat Tumbuh Iklim

Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi hingga 1.100 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian tempat yang paling ideal adalah 0 – 800 m dpl. Produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim agak kering, udara panas dengan sinar matahari 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant). Tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap laju proses fotosintesis dan hasil umbinya akan tinggi(Rukmana, 2004; Sunarjono, 2004 dalam Sumarni dan Hidayat, 2005). Di Indonesia bawang merah dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Ketingian tempat yang optimal untuk

(64)

permukaan laut (Wibowo, 2007).

Tanaman bawang merah lebih senang tumbuh di daerah beriklim kering Tanaman bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi, serta cuaca berkabut. Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25-32°C, dan kelembaban nisbi 50-70% (Nazarudin, 1999).

Tanah

Tanah yang digunakan untuk penanaman bawang merah mempunyaistruktur tanah yang bagus, drainase yang lancar dan tidak mudah padat.Sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan biji bawang merahmenjadi optimal. Oleh karena itu sebaiknya tanah persemaian digunakantanah lempung berpasir yang dicampur dengan pupuk kandang (Abdi Tani,1999).

(65)

(Rismunandar, 1989). Populasi Tanaman

Adanya interaksi diantara tanaman yang berdekatan merupakan fungsi dari jarak tanam dan besarnya tanaman yanhg bersangkutan. Disamping populasi tanaman, pengaturan jarak tanam menjadi penting dalam mengoptimalkan penggunaan faktor lingkungan. Terdapat beberapa sistem pengaturan jarak tanam dilapangan yang mungkin mempengaruhi hasil produksi tanaman antara lain bentuk empat persegi atau bujur sangkar, bentuk barisan dengan jarak tanam dalam baris teratur atau tidak dan arah barisan yaitu Utara – Selatan atau Barat – Timur (Jumin, 2002).

Pengaturan jarak tanam menjadi penting dalam mengoptimalkan penggunaan faktor lingkungan. Terdapat beberapa sistem pengaturan jarak tanam dilapangan yang mungkin mempengaruhi hasil produksi tanaman antara lain bentuk empat persegi atau bujur sangkar, bentuk barisan dengan jarak tanam dalam baris teratur atau tidak dan arah barisan yaitu Utara – Selatan atau Barat – Timur (Jumin, 2002).

Secara umum hasil tanaman per-satuan luas tertinggi diperoleh pada kerapatan tanaman tinggi, akan tetapi bobot masing-masing umbi secara individu menurun karena terjadinya persaingan antar tanaman. Pada tingkat populasi rendah, hasil menurun disebabkan karena kurangnya jumlah tanaman, namun pada populasi tinggi hasil menurun karena kompetisi yang eksrim antar tanaman. Pengaruh peningkatan populasi menyebabkan tanaman memanjang, menghasilkan batang lebih lunak, dan tanaman mudah roboh (Supriono, 2000).

(66)

kemungkinan tanaman untuk tumbuh baik tanpa mengalami persaingan dalam hal pengambilan air, unsur hara dan cahaya matahari, serta memudahkan pemeliharaan tanaman. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang pertumbuhan gulma sehingga dapat menurunkan hasil. Secara umum hasil tanaman persatuan luas tertinggi diperoleh pada kerapatan tanaman tinggi, akan tetapi bobot masing-masing umbi secara individu menurun karena terjadi persaingan antara tanaman (Sumarni dan Hidayat, 2005).

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Hewan ternak yang banyak dimanfaatkan kotorannya antara lain ayam, kambing, sapi, kuda, dan babi. Kotoran yang dimanfaatkan biasanya berupa kotoran padat atau cair yang digunakan secara terpisah maupun bersamaan (Musnamar, 2003).Dosis pupuk kandang ayam yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah 20 ton/ha (Samadi dan Cahyono, 2005).

(67)

kandang ayam yakni N 3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %, Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm (Wiryanta dan Bernardinus, 2002).

Hasil penelitian Rahmah (2013) dapat disimpulkan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata dalam meningkatkantinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah daun, bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot, dan jumlah siung per sampel. Hal ini diduga karena pukan ayam selain mempunyai unsur hara yang cukup dan lengkap seperti unsur hara makro dan mikro, pukan ayam juga memperbaiki struktur tanah, menambah kandungan hara, bahan organik tanah, meningkatkan kapasitas menahan air dan meningkatkan kapasitas tukar kation yang menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lebih baik yang akhirnya dapat membantu tanaman bawang merah dalam pertumbuhannya.

(68)

Latar belakang

Bawang merah adalah salah satu komoditi unggulan di beberapa daerah di Indonesia, yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan, dan khasiatnya sebagai zat anti kanker dan pengganti antibiotik, menurunkan tekanan darah, kolestrol serta penurunan kadar gula darah(Irawan, 2010).

Selain itu bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional (Deptan, 2007).

(69)

pemanfaatan lahan seperti pengaturan populasi tanaman, yaitu dengan pengaturan populasi melalui jarak tanam, ini pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh baik tanpa mengalami persaingan dalam hal pengabilan air, unsur hara dan cahaya matahari, serta memudahkan pemeliharaan tanaman. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang pertumbuhan gulma sehingga dapat menurunkan hasil produksi tanaman (Rahayu dan Berlian, 1999).

Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang pertumbuhan gulma, sehingga menurunkan hasil. Secara umum hasil tanaman persatuan luas tertinggi diperoleh pada kerapatan tanaman tinggi, akan tetapi bobot masing – masing umbi secara individu menurun karena terjadi persaingan antara tanaman (Sumarni dan Hidayat, 2005).

Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kandungan nutrisi dalam tanah guna meningkatkan produksi tanaman bawang adalah dengan pemberian pupuk kandang ayam yang dapat mempercepat produksi maksimal yakni dengan pemberian nutrisi pada tanaman (Andayani dan La Sarido, 2013).

Salah satu yang dapat meningkatkan produksi bawang merah lokal melalui teknik budidaya adalah dengan pemberian pupuk kandang(Latarang dan Syukur,2006). Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara N, P dan K yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnnya (Hartatik dan Widowati, 2010).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui tanggap pertumbuhan dan produksi bawang merah terhadap pengaruh populasi dan pemberian pupuk kandang (Pukan) ayam.

Tujuan Penelitian

(70)

pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicumL.) Hipotesis Penelitian

a. Ada pengaruh nyata populasi terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah

b. Ada pengaruh nyatapemberian pukan ayam terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah

c. Ada interaksi nyata antara populasi dengan pemberian pukan ayamterhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah

Kegunaan Penelitian

(71)

RADINAL MUHAMMAD FIKRI NASUTION. Pengaruh Populasi dan Pemberian Pukan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dibawah bimbingan LISA MAWARNI danHARYATI. Penelitian ini bertujuan untukmengetahuipengaruh populasi dan pemberian pukan ayam terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian dilakukan di lahan penduduk di Jl. Pasar I No 89, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan pada Mei sampai Juli 2015.Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 faktor yaitu dosis pukan ayam sebagai petak utama (0, 12.5 dan 25 ton/ha) dan populasi tanaman sebagai anak petak (25, 50, 75 dan 100 tanaman/plot). Parameter yang digunakan adalah panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan,bobot basah per sampel, bobot kering per sampel, bobot basah per plot, bobot kering per plot dan diameter umbi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata pada panjang tanaman, jumlah anakan, bobot basah umbi per plot dan bobot kering umbi per plot. Interaksi antara keduanya berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman dan jumlah anakan. Berdasarkan bobot kering umbi per plot yang terbaik (1287.92 g ) maka perlakuan terbaik adalah pukan ayam 25 ton/ha, sedangkan jumlah populasi berpengaruh tidak nyata terhadap semua perlakuan.

Kata kunci: bawang merah , populasi tanaman, pukan ayam

.

i

(72)

RADINAL MUHAMMAD FIKRI NASUTION. Effect of population and admission the chicken manure on growth the production of shallot (Allium ascalonicum L.) under the guidance of LISA MAWARNI and HARYATI. This study aims to determine Effect of population and admission the chicken manure on growth the production of shallot (Allium ascalonicum L.). Research conducted in the field population in Medan, Agustus to November 2015. This study used a “split plot design”by two factors, as the main plot Chicken manure (0, 12.5, 25 tons/ha) and plant population as sub plots (25, 50, 75, and 100 plants/plot).The parameters which used were plant height, number of leaves per clump, number of tillers per clump, wet bulb weight per sample, dry bulb weight per sample, wet bulb weight per plot, dry bulb weight per plotthe and diameter of the bulbs. The results showed a significant effect the chicken manure on the length of the plant, number of tillers, wet weight of tuber per plot and dry weight of tuber per plot. The interaction between the two real effect on the length of the plant parameters height and number of tillers. Based on the best of the dry weight of tuber per plot (1287.92 g), the best treatment is the chicken manure 25 ton/ha, while the total population are no real effect on all treatments.

(73)

DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicumL.)

SKRIPSI

OLEH

RADINAL MUHAMMAD FIKRI NASUTION 110301003

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

(74)

DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicumL.)

SKRIPSI

OLEH

RADINAL MUHAMMAD FIKRI NASUTION 110301003

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakutas Pertanian

(75)

Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Nama : Radinal Muhammad Fikri Nasution

NIM : 110301003

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

Ir. Lisa Mawarni, MP. Ir. Haryati, MP.

Ketua Anggota

Mengetahui,

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, MSc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(76)

RADINAL MUHAMMAD FIKRI NASUTION. Pengaruh Populasi dan Pemberian Pukan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dibawah bimbingan LISA MAWARNI danHARYATI. Penelitian ini bertujuan untukmengetahuipengaruh populasi dan pemberian pukan ayam terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian dilakukan di lahan penduduk di Jl. Pasar I No 89, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan pada Mei sampai Juli 2015.Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 faktor yaitu dosis pukan ayam sebagai petak utama (0, 12.5 dan 25 ton/ha) dan populasi tanaman sebagai anak petak (25, 50, 75 dan 100 tanaman/plot). Parameter yang digunakan adalah panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan,bobot basah per sampel, bobot kering per sampel, bobot basah per plot, bobot kering per plot dan diameter umbi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pukan ayam berpengaruh nyata pada panjang tanaman, jumlah anakan, bobot basah umbi per plot dan bobot kering umbi per plot. Interaksi antara keduanya berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman dan jumlah anakan. Berdasarkan bobot kering umbi per plot yang terbaik (1287.92 g ) maka perlakuan terbaik adalah pukan ayam 25 ton/ha, sedangkan jumlah populasi berpengaruh tidak nyata terhadap semua perlakuan.

Kata kunci: bawang merah , populasi tanaman, pukan ayam

(77)

RADINAL MUHAMMAD FIKRI NASUTION. Effect of population and admission the chicken manure on growth the production of shallot (Allium ascalonicum L.) under the guidance of LISA MAWARNI and HARYATI. This study aims to determine Effect of population and admission the chicken manure on growth the production of shallot (Allium ascalonicum L.). Research conducted in the field population in Medan, Agustus to November 2015. This study used a “split plot design”by two factors, as the main plot Chicken manure (0, 12.5, 25 tons/ha) and plant population as sub plots (25, 50, 75, and 100 plants/plot).The parameters which used were plant height, number of leaves per clump, number of tillers per clump, wet bulb weight per sample, dry bulb weight per sample, wet bulb weight per plot, dry bulb weight per plotthe and diameter of the bulbs. The results showed a significant effect the chicken manure on the length of the plant, number of tillers, wet weight of tuber per plot and dry weight of tuber per plot. The interaction between the two real effect on the length of the plant parameters height and number of tillers. Based on the best of the dry weight of tuber per plot (1287.92 g), the best treatment is the chicken manure 25 ton/ha, while the total population are no real effect on all treatments.

Keywords: shallot, plant population, chicken manure.

ii

(78)

Radinal Muhammad Fikri Nasution dilahirkan di Medan pada tanggal 03 Februari 1993 dari pasangan bapak Ibrahim Nasution dan Ibu Nur Sa’adah br Matondang. Penulis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.

Pendidikan formal penulis adalah pendidikan dasar di SD 114616 Rantauprapat (1999-2005) ; SMP Negeri 3 Rantauprapat (2005-2008) ; SMK Negeri 2 Rantauprapat (2008-2011 ) ; tahun 2011 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Undangan. Penulis memilih Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek), dan sebagai pengurus organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) (2013/2014).

(79)

Puji dan syukur penulis panjatkankepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Populasi dan Pemberian Pukan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicumL.)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agoekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah Ibrahim Nasution dan Ibu Nur Sa’adah Matondang yang telah memberikan dukungan finansial dan spiritual. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Lisa Mawarni, MP,selaku ketua komisi pembimbingdan Ibu Ir. Haryati, MP,selaku anggota pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada teman – teman angkatan 2011 dan serta seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2016

Penulis

\

iv

(80)

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 7

Iklim ... 7

Tanah ... 8

Populasi Tanaman ... 8

Pukan Ayam ... 10

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat ... 12

(81)

Pengeringan ... 16

Peubah Amatan ... 16

PanjangTanaman ... 16

Jumlah Daun per Sampel ... 16

Jumlah Anakan per Sampel ... 17

Bobot Basah Umbi per Sampel ... 17

Bobot KeringUmbi per Sampel ... 17

Bobot Basah Umbi per Plot ... 17

Bobot Kering Umbi per Plot ... 17

Diameter Umbi ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 34

Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

(82)

No. Hal. 1. Panjangtanamanbawang merah umur2- 7 MST pada

perlakuanpopulasi tanaman dan pemberian pukan ayam. ... 19

2. Jumlah dauntanaman bawang merah umur 2- 7 MST pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam... 21

3. Jumlah anakantanaman bawang merah umur 2- 7 MST pada perlakuanpopulasi tanaman dan pemberian pukan ayam ... 23

4. Bobot segar umbi per sampeltanaman bawang merah pada perlakuanpopulasi tanaman dan pemberian pukan ayam ... 25

5. Bobot segar umbi per plottanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam... 25

6. Bobot kering umbi per sampeltanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam... 26 7. Bobot kering umbi per plottanaman bawang merah pada perlakuan

populasi tanaman dan pemberian pukan ayam... 27

(83)

No. Hal. 1. Grafik panjang tanaman bawang merah pada perlakuan populasi

tanaman yang berbeda umur 2 - 7 MST ... 20

2. Grafik panjang tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pukan ayamumur 2 - 7 MST ... 20

3. Grafik jumlah daun tanaman bawang merah pada populasi

tanamanyang berbeda umur 2 - 7 MST ... 22 4. Grafik jumlah daun tanaman bawang merah pada perlakuan

pemberian pukan ayam umur 2 - 7MST ... 22

5. Grafik jumlah anakan tanaman bawang merah pada perlakuan

populasi tanaman yang berbeda pada umur 2 - 7 MST ... 24

6. Grafik jumlah anakan tanaman bawang merah pada perlakuan

pemberian pukan ayam umur 2 - 7 MST ... 24

viii

(84)

No. Hal.

1. Bagan Plot Penelitian ... 38

2. Bagan Letak Tanaman Pada Plot ... 39

3. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 41

4. Deskripsi Bawang Merah Varietas Medan ... 42

5. Kebutuhan Pupuk Tanaman Bawang Merah... 43

6. Data Analisis Tanah ... 45

7. Data Analisis Pukan Ayam ... 45

8. Data Panjang Tanaman Umur 2 MST (cm) ... 46

9. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 2 MST ... 46

10. Data Panjang Tanaman Umur 3 MST (cm) ... 47

11. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 3 MST ... 47

12. DataPanjang Tanaman Umur 4 MST (cm) ... 48

13. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 4 MST ... 48

14. Data Panjang Tanaman Umur 5 MST (cm) ... 49

15. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 5 MST ... 49

16. Data Panjang TanamanUmur 6 MST (cm) ... 50

17. Daftar Sidik Ragam Panjang Tanaman Umur 6 MST ... 50

18. Data Panjang TanamanUmur 7 MST (cm) ... 51

19. Daftar Sidik Ragam Panjang TanamanUmur 7 MST ... 51

20. DataJumlah Daun Umur 2 MST (helai) ... 52

21. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 2 MST ... 52

22. Data Jumlah DaunUmur3 MST (helai) ... 53

23. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 3 MST ... 53

24. Data Jumlah Daun Umur 4 MST (helai) ... 54

25. Daftar Sidik RagamJumlah Daun Umur 4 MST ... 54

26. DataJumlah Daun Umur 5 MST (helai) ... 55

27. Daftar Sidik RagamJumlah Daun Umur 5 MST ... 55

28. Data Jumlah Daun Umur 6 MST (helai) ... 56

(85)

40. Data Jumlah Anakan Umbi Umur6 MST (anakan)... 62

41. Daftar Sidik RagamJumlah Anakan Umbi Umur 6 MST ... 62

42. Data Jumlah Anakan Umbi Umur 7 MST (anakan) ... 63

43. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan UmbiUmur 7 MST ... 63

44. Data Bobot Segar Umbi Per Sampel (g) ... 64

45. Daftar Sidik Ragam Bobot Segar Umbi Per Sampel ... 64

46. DataBobot Segar Umbi Per Plot (g) ... 65

47. Daftar Sidik Ragam Bobot Segar Umbi Per Plot ... 65

48. Data Bobot Kering Umbi Per Sampel (g) ... 66

49. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Umbi Per Sampel ... 66

50. Data Bobot Kering Umbi Per Plot (g) ... 67

51. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Umbi Per Plot ... 67

52. Data Diameter Umbi (mm) ... 68

53. Daftar Sidik Ragam Diameter Umbi ... 68

54. Foto-Foto Penelitian ... 69

Gambar

Tabel 1. Panjangtanamanbawang merah umur2- 7 MST pada perlakuan populasi tanaman  dan pemberian pukan ayam
Gambar 1. Grafik panjang tanaman bawang merah pada perlakuan populasi tanaman yang berbeda umur 2 - 7 MST
Tabel 2.   Jumlah dauntanaman bawang merah umur 2- 7 MST pada perlakuan populasi tanaman dan pemberian pukan ayam
Gambar 3. Grafik jumlah daun tanaman bawang merah pada populasi tanamanyang berbeda umur 2 - 7 MST
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung pentingnya acara ini maka Saudara diharapkan hadir dan tidak dapat diwakilkan kecuali orang yang ditugaskan yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahan

Program Wartel bagi para programmer merupakan program yang mudah untuk di buat apabila di pikirkan secara analisis namun penulis sebagai programmer yang ingin mencoba

[r]

Penulisan Ilmiah ini membahas mengenai pembuatan aplikasi administrasi pada sebuah toko yang bernama Arya Duta dengan menggunakan Microsoft Visual Basic versi 6.0 dengan

Dengan menggunakan program microsoft Visual Basic 6.0, penulis mencoba merancang program agar pemrosesan baik dalam pengiputan maupun pencarian data dan pembuatan lapran dapat

didanai tahun anggaran 2014, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, akan melaksanakan Seminar Usulan / Desk

[r]

Abstrak — Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi pH pelarut HCl pada sintesis barium M-heksaferrit dengan doping Zn (BaFe 11,4 Zn 0,6 O 19 ) menggunakan metode