• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS DENGAN PENGEMASAN LINEN ( Di CSSD Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS DENGAN PENGEMASAN LINEN ( Di CSSD Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

RESHA CASKIA ULFAH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN

TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS

DENGAN PENGEMASAN LINEN

( Di CSSD Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dan terimakasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP

STERILITAS PINSET ANATOMIS DENGAN PENGEMAS LINEN (DI CSSD RS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Sugiyartono, M.S., Apt., sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika Maulita, S.Farm, Apt. sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu dan memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan Dra. Uswatun Chasanah, Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Nailis Syifa, M.Sc. Apt, selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.

(5)

v

7. Kepala instalasi CSSD di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang Heru Prabowo Hadi, S.farm., Apt beserta para staf CSSD mas Yanuar yang ikut membimbing dalam menyelsaikan skripsi saya.

8. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si. MP, sebagai wakil Dosen Wali yang telah banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai perkuliahan. 9. Babe, Mama, Ari, kak fuza dan Keluarga. Terimakasih yang

sebesar-besarnya atas kasih sayang, perjuangan, keikhlasan, nasehat, kesabaran, dukungan moral maupun materi dan doa yang telah diberikan. Saya akan terus berusaha untuk membuat kalian bahagia.

10. Sahabat-sahabatku tersayang Juju, Apil, Maya, Reny, Risky Sofa, Rifqi, dan Usman. Terimakasih sudah menjadi keluarga baru, memberi semangat dan dukungan selama di Malang.

11. Ferdy Wahyu D, yang sudah meluangkan waktu untuk saya, memberi motivasi, dan doa. Terimakasih telah sabar menemani saya selama saya mengerjakan dan menyelesaikan skripsi saya.

12. Teman-teman skripsi Steril: Fauzi Rahman, Laode Harisman kmeous, mbak dyah dan desy warda. Terimakasih untuk kerjasama, suka duka perjuangan kita, semangat, dukungan, masukan, kritikan juga doa.

13. Teman-teman angkatan 2010 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan kita selama 4 tahun ini dan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan, semangat, dan doa yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin.Terimakasih.

Malang, 23 Juni 2014

(6)

vi

RINGKASAN

Pinset anatomis adalah salah satu instrumen bedah yang di gunakan dalam proses pembedahan. Di rumah sakit pinset anatomis yang steril biasanya di kemas dengan pengemas linen lalu di simpan dsampai akan di gunakan lagi. Waktu penyimpanan di rumah sakit khususnya di CSSD (Control Sterile Supply Department) adalah 21 hari setelah proses sterilisasi. Selama 21 hari atau saat akan di gunakan sterilitas mutlak menjadi suatu hal yang harus di perhatikan dari pinset anatomis dengan pengemas linen. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai berapa lama pinset anatomis dengan pengemas linen dapat menjaga mutu sterilitas setelah di simpan selama 21 hari.

Telah di lakukan penelitian terhadap pinset anatomis yang di kemas dengan pengemas linen, di lakukan desinfeksi pada pinset sebelum di simpan dan di kemas dengan pengemas linen. Salah satu pinset di uji sterilitasnya tanpa penyimpanan dan yang lainya di simpan selama 21 hari dan setiap minggunya di amati dan di uji sterilitasnya lalu diinkubasi. Uji sterilitas mengacu pada Farmakope Indonesia edisi IV yaitu dengan metode langsung.

Uji sterilitas di lakukan secara aseptis terhadap pinset anatomis yang di kemas dengan linen dan disimpan selama 21 hari. Sampel uji diambil pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21 (replikasi sebanyak 3 kali). Media uji yang di gunakan adalah Fluid Thioglycollate medium dan Soybean-casein digest medium. Untuk menghindari positif palsu pada penelitian ini dilakukan uji control lingkungan terlebih dahulu pada LAFC, selanjutnya di lakukan uji fertilitas pada media, uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, uji sterilitas sampel dan uji validasi untuk menentukan bahwa alat yang di gunakan untuk mengetahui bahwa pinset tersebut apakah terkontaminasi atau tidak. Media di inkubasi selama 14 hari pada media Fluid Thioglycollate medium dan Soybean-casein digest medium.

(7)

vii

ABSTRAK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS DENGAN PENGEMAS LINEN DAN DISIMPAN DI CSSD

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang didapat ataupun timbul pada saat pasien dirawat di rumah sakit. Salah satu faktor yang di timbulkan adalah penggunaan alat bedah yang di gunakan berulang setelah di simpan.Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama pinset anatomis yang di kemas dengan pengemas linen dan di simpan selama 21 hari dapat menjaga mutu sterilitasnya.

Metode yang di gunakan adalah inokulasi langsung. Uji sterilitas dilakukan secara aseptik terhadap pinset anatomis dengan pengemas linen yang telah di simpan selama 21 hari pada suhu ruangan. Sampel uji di ambil pada hari ke-7, ke-14, dan ke-21 dengan replikasi 3 kali.Media uji yang di gunakan adalah

Fluid Thioglycollate medium dan Soybean-casein digest medium. Untuk

menghindari positif palsu pada penelitian ini dilakukan uji control lingkungan terlebih dahulu pada LAFC, selanjutnya di lakukan uji fertilitas pada media, uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, uji sterilitas sampel dan uji validasi untuk menentukan bahwa alat yang di gunakan untuk mengetahui bahwa pinset tersebut apakah terkontaminasi atau tidak. Media di inkubasi selama 14 hari pada media Fluid Thioglycollate medium pada suhu 30-35°C dan Soybean-casein digest medium pada suhu 20-25°C.

Dari hasil uji sterilitas sampel di dapatkan hasil yang negatif pada sampel yang di simpan selama 21 hari. Maka dari hasil yang di dapatkan maka di simpulkan bahwa pinset anatomis yang di kemas dengan pengemas linen dan disimpan selama 21 hari dapat menjaga mutu sterilitasnya dan aman untuk di gunakan dalam pembedahan selanjutnya.

(8)

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF STORAGE LENGHT TIME OF ANATOMICAL TWEEZER STERILITY WITH LINEN PACKAGE AND STORED IN

CSSD OF MUHAMMADIYAH MALANG UNIVERSITY HOSPITAL

Nosocomial infection is an infection that is acquired or incurred at the time of hospitalized patients. One of the factors that caused the surgery is the use of a tool that is used repeatedly after in store. The study aims to determine how long until the anatomical tweezers packed with packing linen and stored for 21 days to maintain the quality of sterility.

The method used is direct inoculation. Sterility test performed aseptically to the anatomical tweezers with linen packaging that is stored for 21 days at room temperature. The test sample was taken on the 7th, 14th, and 21th day with replication 3 times. Test medium used was Fluid Thioglycollate medium and Soybean-casein digest medium. To avoid false positives in this study to test the control environment prior to LAFC, subsequent fertility test done on the media, the media sterility test, examination of the sample, and the sample sterility test validation test to determine that the tool used to determine that the tweezers are contaminated or not. The incubation media for 14 days on media Fluid Thioglycollate medium at a temperature of 30-35°C and Soybean-casein digest medium at a temperature of 20-25°C.

From the results of sterility tests on the samples get negative results on samples stored for 21 days. So from the results that they got it concluded that the anatomical tweezers packed with packing linen and stored for 21 days to maintain the quality of sterility and safe for use in the subsequent surgery.

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN... ... vi

ABSTRAK... ... vii

ABSTARCT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Mengenai Pinset Anatomis... 4

2.1.1Macam-Macam Pinset ... 4

2.2 Tinjauan Tentang Infeksi Nosokomial ... 5

2.2.1 Pengertian Infeksi Nosokomial ... 5

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infeksi Nosokomial 5

2.3 Tinjauan Mengenai Sterilisasi ... 6

2.3.1 Macam-Macam Sterilisasi……… 6

2.4 Tinjauan Tentang CSSD ... 8

2.4.1 Fungsional Pusat Sterilisasi……… 8

2.5 Tinjauan Linen... 11

2.6 Tinjauan Indikator Sterilisasi ... 12

(10)

x

2.8 Pengujian Sterilitas ... 12

2.8.1Metode Uji Sterilitas ... 13

2.8.2Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 14

2.8.3Kontrol Uji ... 15

2.8.4Tinjauan Media Uji ... 16

2.8.5Tinjauan Kuman dan Jamur Penguji ... 20

2.9 Tinjauan Mikroorganisme………. 20

2.9.1 Pengenalan Mikroorganisme………... 21

2.9.2 Jenis-Jenis Mikroorganisme sebagai Kontaminan…….. 21

2.9.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Mikroorganisme………… 21

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 26

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 26

3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 28

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN... 29

4.1 Desain Penelitian ... 29

4.2 Lokasi Penelitian ... 29

4.3 Waktu Penelitian ... 29

4.4 Alat dan Bahan ... 29

4.5 Prosedur Penelitian ... 29

4.5.1 Perlakuan pada sampel ... 30

4.5.2 Sterilisasi Alat ... 30

4.5.3 Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet………. .. 31

4.5.4 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet ... 32

4.5.5 Metode dan Teknik Mengemas……….. . 32

4.6Uji Sterilitas ... 32

4.6.1 Penyiapan Media ... 32

4.6.2 Media Thiglikolat ... 32

4.6.3 Media Kasamino ... 32

4.6.4 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 33

4.6.5 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 33

4.6.6Uji sterilitas sampel ... 34

(11)

xi

4.6.8Skema Kerangka Operasional ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN ... 36

5.1 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban Ruang CSSD ... 36

5.2 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ... 36

5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ... 38

5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Pengujian Sterilitas.... 40

5.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif)... 40

5.6 Hasil Uji Sterilitas ... 41

BAB VI PEMBAHASAN ... 43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

7.1 Kesimpulan ... 47

7.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I.1 Jumlah Sampel yang Harus Diambil per Batch ... 19

IV.1 Penyajian Hasil ... 36

V.1 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban di Ruangan CSSD RS ... 38

V.2 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ... 38

V.3 Uji Kontrol Ruangan LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ... 39

V.4 Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Pengujian Sterilitas ... 40

V.5 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 41

V.6 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 41

V.7 Hasil uji Sterilisasi ... 42

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Durasi Penelitian ... 51

2. Daftar Riwayat Hidup ... 52

3. Surat Pernyataan ... 53

4. Surat Pernyataan RS UMM ... 54

5. Sertifikat Kuman dan Bakteri Uji... 55

6. Foto Proses Pencucian dan Pengeringan ... 56

7. Foto Proses Mengemas dengan Linen ... 57

8. Kontrol Lingkungan Replikasi 1 ... 58

9. Kontrol Lingkungan Replikasi 2 ... 60

10.Kontrol Lingkungan Replikasi 3 ... 62

11.Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 1 ... 64

12.Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 2 ... 66

13.Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 3 ... 68

14.Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Replikasi 1 ... 70

15.Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Replikasi 2 ... 72

16.Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Replikasi 3 ... 74

17.Foto Hasil Validitas Metode Ekstraksi Mikroorganisme ... 76

18.Foto Ruang Penyimpanan ... 77

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang didapat ataupun timbul pada saat pasien dirawat di rumah sakit. Terjadinya infeksi nosokomial dapat menyebabkan kematian atau peningkatan hari rawat inap. Ini artinya pasien harus membayar lebih mahal dan dalam kondisi yang tidak produktif, disamping pihak rumah sakit yang juga akan mengeluarkan biaya yang relatif lebih besar. Menurut Al Varado (2000), angka infeksi nosokomial terus meningkat hingga bisa mencapai sekitar 9% yang bervariasi 3% sampai 21% atau lebih dari 1,4 juta pasien yang rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.Agar dapat meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan kegiatan pencegahan dan juga pengendalian infeksi yakni kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta pengawasan dan juga evaluasi dalam pusat sterilisasi.

Semua instrumen bedah yang akan di gunakan harus steril. Selama lebih dari 75 tahun, rumah sakit telah menggunakan kemasan instrumen bedah untuk mempertahankan sterilitas. Instrumen yang telah dikemas mempunyai periode waktu sterilitas tersendiri, agar dapat diketahui apabila instrumen tersebut akan di pakai dan juga dapat mengetahui umur simpan (Rutala, 2008). Umur simpan (shelf life) adalah periode waktu dimana peralatan medis yang sterildianggap

aman untuk digunakan. Umur simpan terkait dengan kondisi penyimpanan dan tidak terkait oleh waktu. Hal ini lebih dipengaruhi oleh metode penanganan dan penyimpanan (Munner, 2010).

(16)

2

dimana kondisi lingkungan dan penyimpanan dapat merusak pembungkus bahan. Bahan kemasan yang belum digunakan disimpan pada suhu kamar (18°C-22°C) dan pada kelembaban relatif berkisar antara 35-68% (Fowkes, 2009).

Dalam prosesnya instrumen yang sudah dibersihkan dan dikeringkan, harus dibungkus untuk proses sterilisasi berikutnya. Pembungkus adalah proses membungkus/mengemas alat medis disertai label untuk proses sterilisasi (Clark, 1991). Pembungkus harus mampu melindungi alat medis dari faktor penyebab kontaminasi agar tetap steril saat dipakai lagi. Salah satu pembungkus yang digunakan dalam unit CSSD (Central Sterile Supply Department) adalah linen.Linen di pakai sebagai pembungkus karena tahan terhadap panas dan tahan terhadap abrasi.

Berbagai bahan kemasan sterilisasi seperti linen, pouches, dan kertas tersedia dalam berbagai ukuran untuk mensterilkan instrumen bedah, peralatan medis, dan perlengkapan lainnya agar dapat digunakan kembali. Alat medis diklasifikasikan sebagai perangkat penting, seperti instrumen bedah yang masuk sistem pembuluh darah atau jaringan tubuh, menimbulkan risiko tinggi penularan infeksi dan harus steril pada saat digunakan. Sterilisasi kemasan mengurangi risiko infeksi dengan melindungi isi kemasan dari kontaminasi sampai alat digunakan (Anonim, 2006).

Menurut Standard (1973), menyebutkan bahwa instrumen yang dibungkus oleh linen dan di simpan dalam lemari tertutup memiliki kontaminasi yang lebih rendah dibanding di rak terbuka, karena mempunyai faktor penyebab yang berbeda. Sedangkan pembungkus lainnya seperti pouches dan kertas memiliki kontaminasi lebih besar di rak terbuka daripada di rak tertutup di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

(17)

3

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap sterilitas pinset anatomis dengan pengemasan linen dan disimpan di dalam ruang CSSD (Control Sterile Supply Department ) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3Tujuan Penelitian

Menentukan sterilitas pinset anatomis yang telah dikemas dan disterilkan dengan pengemasan linen selama 3 minggu di dalam ruang CSSD (Control Sterile Supply Department) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4 Hipotesis

Tidak ada pengaruh lama waktu penyimpanan pinset anatomis yang telah disterilkan dan dikemas dengan pengemasan linen dalam ruang CSSD (Control Sterile Supply Department) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memperoleh penjelasan bahwa instrumen pinset anatomis mempunyai peran yang sangat penting dalam pembedahan baik bedah minor maupun bedah mayor. Proses sterilisasi digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi pada proses penyembuhan luka.

2. Mengetahui lama penyimpanan instrumen pinset anatomis dalam ruang CSSD (Control Sterile Supply Department )

3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian selanjutnya.

4. Sebagai masukan tentang lama penyimpanan instrumen bedah di rumah sakit.

Referensi

Dokumen terkait

yang dapat diperbaiki agar penutur asing dapat lebih mudah mempelajari bahasa Indonesia adalah perbaikan tata bahasa yang belum taat asas, khususnya pembentukan kata

Penggunaan metode pembelajaran konvensional membuat aktifitas belajar siswa dan hasil belajar kurang maksimal. Siswa tidak perhatian dan tidak aktif dalam mengikuti

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004-2006 secara aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta

Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan terutama tertib administrasi dibidang pelelangan/surat perintah kerja proyek pekerjaan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

berbunyi “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan

Prevalensi sikatrik komea pada dua mata maupun satu mata terendah dijumpai pada kelompok umur 20-29 tahun (0,1%) sedangkan prevalensi tertinggi ditemui pada kelompok umur 275

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab 4 dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Saintifik dengan media audio visual memberikan pengaruh pada siswa

[r]