• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Pembelajaran Berbantu Video Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar TIK Materi Perangkat Keras Internet (Studi Kasus : SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang) T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Pembelajaran Berbantu Video Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar TIK Materi Perangkat Keras Internet (Studi Kasus : SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang) T"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penggunaan Media Pembelajaran Berbantu Video untuk

Meningkatkan Hasil Belajar TIK Materi Perangkat Keras

Internet

(Studi Kasus : SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Wiji Utami (702010054) Adriyanto J. Gundo, S.Si.M.Pd.

Angela Atik Setyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)

2

Penggunaan Media Pembelajaran Berbantu Video Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar TIK Materi

Perangkat Keras Internet

(Studi Kasus : SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang)

1)

Wiji Utami, 2) Adriyanto J.Gundo, S.Si.,M.Pd.

3)

Angela Atik Setyanti , S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010054@student.uksw.edu 2) adriyanto.gundo@staff.uksw.edu3) Angela Setiyanti@staff.uksw.edu

Abstract

The use of conventional teaching methods make students' learning activities and outcomes of student learning less than the maximum. Students does not care and does not active when following the teaching and learning process on the subject of ICT. Therefore, the research conducted by applying discussing learning methods with learning assisted video on the subjects of ICT to find out outcomes of student learning. The results showed that the use discussing learning method learning assisted a video can improve student learning outcomes for ICT subjects. The result of students learning in the classroom using the treatment are higher than students in the class who applied conventional methods. using learning assisted video with discussion methods give a positive effect on student learning outcomes for ICT subjects.

Keyword : learning method, outcome of student learning, activity of student learning. Abstrak

Penggunaan metode pembelajaran konvensional membuat aktifitas belajar siswa dan hasil belajar kurang maksimal. Siswa tidak perhatian dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran TIK. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menerapkan media pembelajaran berbantu video dengan model pembelajaran diskusi pada mata pelajaran TIK untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbantu video dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK. Hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan treatment lebih tinggi daripada siswa di kelas yang diterapkan metode konvensional. penggunaan media pembelajaran berbantu video dengan metode diskusi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK.

Kata kunci:. Media pembelajaran, hasil belajar, aktifitas belajar

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

8 1. Pendahuluan

Belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan [1]. Hasil belajar adalah suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.[2]

Berdasarkan Hasil Wawancara Guru di SMP Negeri 2 Grabag Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran guru masih menerapkan pembelajaran konvensional setiap kali mengajar atau alat bantu berupa buku panduan guru dan LKS. Selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan, apabila guru bertanya hanya beberapa siswa yang mau menanggapi, banyak siswa yang melamun, dan berbicara dengan teman sebangkunya, bosan dan cenderung pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan kurang maksimalnya hasil belajar siswa yang nampak dalam proses belajar mengajar dan penggunaan metode yang kurang variatif dan memanfaatan sarana dan prasarana sebagai media yang kurang maksimal. Penerapan model pembelajaran dan media pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar. sehingga guru tidak lagi kesulitan dalam menjelaskan materi dan tidak selalu menggantungkan demonstrasi tetapi bisa diganti dengan media pembelajaran video pembelajaran tentang perangkat keras internet yang bisa di putar berulang-ulang. Penggunaan media pembelajaran video ini akan membantu dan mempermudah proses pembelajaran untuk siswa maupun guru. Siswa dapat melihat dan menyerap materi belajar dengan lebih jelas. Dengan demikian, guru tidak harus menjelaskan materi secara berulang-ulang sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih menarik, lebih efektif dan efisien.[3] Dengan petimbangan di atas, maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui sejauh mana penggunaan video sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) di SMP Negeri 2 Grabag.

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati Baharudin untuk Siswa STMIK HIMSYA Semarang dalam Penelitian Pengembangan perangkat lunak model pembelajaran multimedia interaktif teknologi informasi dan komunikasi berbasis komputer untuk siswa Sekolah Menengah Atas kelas

X semester satu untuk kompetensi dasar : “Pengenalan Perangkat Keras”, yang

(9)

9

Respon siswa terhadap media pembelajaran menggunakan multimedia interaktif menunjukkan kategori setuju [4]. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama –sama untuk mengukur hasil belajar menggunakan media namun pada penelitian ini menggunakan video pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan Dwi Sarwiko dalam Jurnalnya yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Multimedia Interaktif menggunakan Macromedia MX mengatakan bahwa Penggunaan media pembelajaran menggunakan multimedia disebut dengan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dapat memotivasi siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah, suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenangkan. Menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dapat memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berkembang dengan baik, sehingga membantu guru menciptakan pola penyajian yang interaktif [5]. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama pakai media, meningkatkan hasil belajar namun pada penelitian ini tidak untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa melainkan untuk mengukur keaktifan siswa selama proses belajar mengajar.

Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa. dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Media pembelajaran merupakan sarana belajar (education media for learning) dan fasilitas belajar (fasilities for learning) sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi, telepon ,camera [6].

Screencast-O-Matic adalah program aplikasi yang dikemas untuk recording dan publishing dalam membuat video presentasi yang ada pada layar (screen) komputer. Program Screencast-O-Matic merupakan sebuah software yang berfungsi untuk merekam segala aktifitas yang dilakukan pada layar komputer. Screencast-O-Matic sebagai pembuatan video pembelajaran, dikarenakan mudah didapat, free dan mudah dipelajari [3].

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Menurut Depdiknas tahun 2003 tentang media pembelajaran [7] mengidentifikasikan beberapa Prinsip media dalam pembelajaran yaitu : a) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. b) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. c) Efisiensi dalam waktu dan tenaga. d) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. e) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

(10)

10

dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. [8]

Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan menjadi 4 yaitu sebagai berikut: 1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan, percobaan. 2) Oral activities, seperti:menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, 4) Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. [9]. Dari keempat indikator aktivitas belajar siswa yang berkaitan dengan media Pembelajaran dengan video antara lain 1) Visual activities misalnya membaca, memperhatikan guru mengajar; 2) Oral activities seperti bertanya, memberi tanggapan, mengeluarkan pendapat, diskusi; 3) Listening activities misalnya mendengarkan; 4) Writing activities misalnya mencatat.

Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.[10]

3. Metode Penelitian

(11)

11

Bentuk desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign [12]. Bentuk desain dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Desaign

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

O1 : Pretest kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan.

O2 : Posttest kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan.

O3 : Pretest kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.

O4 : Posttest kelompok kontrol.

(12)

12

Gambar 1. Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen & Kontrol [13]

Tahap awal identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Identifikasi masalah dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan baik dari cara mengajar dan penyampaian kepada peserta didik. Mengetahui media pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung, serta untuk menetukan penggunaan media pembelajaran yang cocok pada mata pelajaran TIK yaitu materi perangkat keras internet. Data – data yang dikumpulkan seperti memilih kelas yang akan digunakan dalam penelitian, memilih kelas untuk penelitian, dalam memilih serta menetukan kelas ini dilakukan secara acak, kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen

Identifikasi Masalah

Kajian Pustaka

Perangkat Pembelajaran

Pembuatan RPP & Media Pembelajaran

Pembuatan RPP & Materi Pembelajaran

Preetest

Perlakuan pembelajaran dengan media pembelajaran menggunakan video pembelajaran dengan metode diskusi

Posttest

Pengolah data dan Analisis Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan

(13)

13

dan konrol adalah kelas IX b dan IX f. Dalam pemilihan kelas dan penentuan materi pelajaran, disesuaikan dengan media yang akan digunakan yaitu multimedia dengan video pembelajaran.

Tahap kedua yaitu kajian pustaka, dilakukan pencarian solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang telah ditemukan. Tahap ketiga, persiapan dan pelaksanaan penelitian. Mendesain tahapan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diwujudkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan konsultasi RPP dengan guru, menyiapkan lembar observasi untuk mengukur aktivitas proses belajar siswa. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dikelas berjalan secara terstruktur serta pembuatan instrumen penelitian. Tahap keempat yaitu pemberian pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukannya perlakuan. Sebelum pretest diberikan pada siswa, pretest harus dilakukan melalui tahap perhitungan uji validitas dan realibitas soal. Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa valid dan reliabel soal yang akan diujikan. Tahap kelima dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas. Kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran menggunakan video pembelajaran dan metode diskusi kelompok. Tahap keenam pemberian posttest untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan. Tahap ketujuh pengolahan data dan analisis hasil, hal ini dilakukan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan seberapa besar perbedaan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tahap terakhir pembahasan hasil penelitian & penarikan kesimpulan, tahap akhir ini dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang datanya akan dianalisis menggunakan statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Pengukuran hasil belajar dilihat dari hasil pretest dan posttest. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran menggunakan multimedia pada materi perangkat keras internet.Instrumen yang digunakan wawancara, soal tes pretest-posttest dan digunakan untuk mengetahui mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa siswa selama proses pembelajaran dikelas.

Penerapan model pembelajaran diskusi diharapkan siswa yang sebelumnya pasif di kelas karena hanya duduk dan mendengarkan namun dengan adanya pembelajaran seperti ini siswa cenderung aktif. dapat melakukan diskusi dengan melihat tampilan video sehingga proses belajar mengajar yang sebelumnya terlihat pasif menjadi aktif menarik dan menyenangkan.

(14)

14

proses pembelajaran serta untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan guru dalam KBM. Berikut Indikator penilaian aktifitas belajar siswa.

Tabel. 2. Kisi Kisi Observasi Siswa Pembelajaran di Kelas [9] Indikator Jenis Kegiatan Aspek yang Diamati

1 Visual activities - Siswa memperhatikan materi yang

diberikan oleh guru

2 Oral activities

- Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

- Siswa mengajukan pertanyaan /mengemukakan pendapat.

3 Writing activities - Siswa mencatat yang telah diajarkan

oleh guru

- Siswa melakukan diskusi kelompok

Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan skala guttman yaitu dengan cara jika siswa tidak melakukan sesuai indikator maka diberi skor 0 dan jika siswa melakukan kegiatan sesuai indikator diberi skor 1. Data observasi dianalisis dengan menggunakan rumus [14]:

P

=

x 100 %

Keterangan P = Persentase

F = Frekwensi jawaban siswa N = Jumlah siswa

Tabel 3 Kategori Persentase Observasi [13]

Kategori Persentase

(15)

15

dan kelas kontrol. Subjek penelitian dillakukan 2 kelas yaitu kelas IX B sebagai kelas eksperimen dan kelas IX F sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran diskusi dengan video pembelajaran. Data hasil penelitian yang digunakan adalah berbentuk skor pretest dan skor postest.

Proses pembelajaran ini dimulai dengan guru menyampaikan materi perangkat keras internet melalui video pembelajaran. Setelah beberapa kali diputar siswa melihat dan memahami materi dari video pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Kemudian dari masing-masing kelompok mengerjakan soal yang sudah ada di dalam video, dengan mendiskusikan bersama kelompoknya masing-masing. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman sekelompoknya dan lebih mempersiapkan dengan baik dan optimal pada saat presentasi didepan.

Proses pembelajaran dimulai dari siswa siap untuk mengikuti pelajaran. Guru menyampaikan tujuan belajar berdasar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Untuk melihat kesiapan siswa untuk belajar di kelas guru melakukan tanya jawab kepada siswa guna untuk melihat kemampuan siswa, dan diharapkan siswa merespon dan memberi jawaban. Sebelum mulai pelajaran Guru memberi soal pre test untuk mengetahui data awal siswa sebelum dilakukan treatment. Guru membagi kelompok, Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru menjelaskan materi perangkat keras internet melalui video pembelajaran. Setelah selesai memberikan materi dan beberapa kali diputar siswa melihat dan memahami materi dari video pembelajaran. kemudian setiap kelompok mengerjakan soal yang sudah ada di dalam video beserta kelompoknya masing-masing. Siswa mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam mengerjakan tugas siswa saling berdiskusi secara berkelompok tetapi tiap siswa bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dikerjakan, dalam hal ini agar siswa dapat bekerja sama untuk mencapai keberhasilan kelompok serta dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi. Siswa diwajibkan melakukan presentasi setelah tugas kelompok selesai. Dalam Proses presentasi berlangsung kelompok yang lain saling menanggapi dari hasil yang telah dipresentasikan kepada kelompok lain. Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dilanjutkan dengan memberi posttest.

(16)

16

pembelajaran seperti ini siswa cenderung aktif dan dapat melakukan diskusi dengan melihat tampilan video yang dapat diputar sehingga proses belajar mengajar yang sebelumnya terlihat pasif menjadi aktif, menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan media pembelajaran dengan video sesuai dengan prinsip- prinsip media pembelajaran dan hasil wawancara dengan guru TIK, dapat diperoleh informasi bahwa siswa mengetahui materi tentang Perangkat Keras Internet selain dari buku pelajaran dan LKS. Siswa lebih suka melihat materi melalui video pembelajaran. Pada saat pembelajaran siswa yang biasanya gaduh dikelas pada saat itu memperhatikan apa yang guru perintahkan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Siswa bertanya hal-hal yang belum ketahui proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. video pembelajaran dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan media dapat di putar dimana saja dan kapan saja. Banyak siswa kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dan aktif berdiskusi dibandingkan kelas kontrol dengan metode ceramah. Siswa antusias dan terlihat bersemangat saat proses pembelajaran.

Dari hasil wawancara dan tanggapan siswa di SMP N 2 Negeri Grabag, pada kelas IXB proses belajar mengajar dengan menggunakan video pembelajaran siswa lebih antusias dalam mengikuti belajar mengajar di kelas. video pembelajaran dapat memberikan efek positif terhadap keaktifan siswa didalam kelas karena banyak yang bertanya, saling berinteraksi kepada teman lainnya dan antusias siswa meningkat, sedangkan pemanfaatkan video pembelajaran ini memberikan pemahaman bagi siswa yang sebelumnya mereka membuka catatan namun dengan melihat video pembelajaran mereka dapat mengingat apa yang mereka lihat.

Berdasarkan data yang diperoleh,rata-rata nilai siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu ≥ 75. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan video pembelajaran dengan model konvensional. Penelitian ini diawali dengan menganalisis kemampuan awal siswa yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas yang sama atau tidak, maka dalam penelitian ini digunakan data pretest. Kemudian dilakukan tindakan atau

treatment yaitu model pembelajaran diskusi kelompok dengan memanfaatkan

video pembelajaran untuk kelas eksperimen, serta model konvensional untuk kelas kontrol. Pada akhir tindakan siswa diberikan posttest untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan setelah dilakukannya perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(17)

17

Tabel 4. Hasil Presentase aktivitas Belajar Siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kotrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Indikator Presentase Kategori Presentase Kategori

1 68.75% Baik 59.3% Sedang

2 59.37% Sedang 39.03% Buruk

3 71.87% Baik 53.10% Sedang

4 62.5% Baik 56.25% Sedang

Presentase perhitungan observasi aktivitas siswa selama proses belajar siswa dikelas Eksperimen maupun kelas kontrol ditunjukan dengan jenis kegiatan yaitu visual activities presentase dikelas eksperimen sebesar 68.75% dengan kategori baik. dilihat dari Siswa mempelajari materi yang sudah diberikan oleh guru dan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Sedangkan kelas kontrol 59.3% berkategori sedang. Dilihat dari siswa mempelajari materi yang sudah diberikan oleh guru tetapi masih banyak yang ngobrol dibelakang.. Kegiatan oral activites presentase untuk kelas eksperimen 59.37% berkategori sedang. Dilihat dari siswa merespon dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sedangkan kelas Kontrol 39.03% berkategori sangat buruk. Dilihat ketika guru memberi pertanyaan siswa masih kurang jelas dan masih merasa kebingungan. Kegiatan Writing activities presentase kelas eksperimen 71.87% berkategori baik. Dapat dilihat setelah siswa memperhatikan video yang telah diputar kemudian ada yang kurang jelas siswa bertanya kepada guru kemudian mencatat apa yang ditanyakan. Sedangkan kelas Kontrol 53.10% berkategori sedang. Dapat dilihat ketika guru menjelas kan didepan kelas siswa mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Kegiatan Listening activities presentase kelas eksperimen 62.5% berkategori baik. dapat dilihat Siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru, Siswa mengerjakan tugas kelompok dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Sedangkan kelas kontrol presentasenya 56.25% berkategori sedang, dapat dilihat dari siswa mengerjakan tugas kelompoknya masing-masing.

(18)

18

kurang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media dengan video pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional.

Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest maka penelitian ini dilakukan deskripsi data dari hasil penelitian. Deskripsi data ini menghitung rata-rata, nilai minimum, nilai maximum dan jumlah. Dapat disimpulkan hasil dari nilai pretest bahwa rata-rata kelas eksperimen hampir sama kelas kontrol, namun perbedaan rata kedua kelas tersebut tidak begitu jauh, yaitu rata-rata kelas kontrol 68.44 dan rata-rata kelas ekperimen 66.25 sehingga kedua kelas tersebut dapat dikatakan memiliki kemampuan awal yang sama. Pada kesimpulan hasil dari nilai posttest dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hasil akhir rata-rata pada perbedaan kedua kelas tersebut sangat signifikan sehingga terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel.5 Hasil nilai pretest dan postest Kelas

Rata-Berdasarkan hasil penelitian ini, Media pembelajaran menggunakan video dapat meningkatkan rata-rata nilai lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan sehingga kelas kontrol yang tetap menggunakan metode konvensional tetap mengalami perubahan rata-rata nilai tetapi tidak lebih tinggi dengan kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran dengan video. Kelas eksperimen mengalami perubahan rata-rata yang signifikan. Selain adanya model pembelajaran baru faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu media pembelajaran yang sebelumnya hanya menggunakan powerpoint atau buku LKS dalam menyampaikan materi tetapi dalam pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa. Siswa dapat melihat video tersebut saat pebelajaran dikelas sehingga mudah dipahami dan mudah diingat.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui pembelajaran menggunakan media dengan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, disarankan guru menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan video pembelajaran sebagai media belajar siswa, sehingga proses belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan dan perubahan hasil belajar cukup memuaskan.

5. Simpulan

(19)

19

“Perangkat keras akses internet dan intranet” pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Sedangkan untuk kemampuan akhir siswa dalam

pembelajaran TIK materi “Perangkat keras akses internet dan intranet” pada

kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol.

Peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dalam pembelajaran TIK Materi “Perangkat keras akses internet dan intranet” setelah diterapkannya model pembelajaran diskusi dengan memanfaatkan video pembelajaran lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang lebih senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas. Selain itu media pembelajaran juga mendapat tanggapan positif dari siswa dan dampak membantu dalam penyampaian materi dikelas. Berdasarkan hasil uji t dengan perbandingan nilai signifikansi P(0,000) < (0,05), maka 1 diterima. Sehingga dapat dinyatakan pengaruh signifikan dan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa Penggunaan media pembelajaran berbantu video dengan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK materi perangkat keras internet di SMP N 2 Grabag.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih beragam.Selain itu media yang digunakan bisa mengikuti perkembangan yang ada, media yang sedang digemari siswa lebih diutamakan.

6. Daftar Pustaka

[1] Gagne (1977). dalam bukunya The Conditions of Learning ,Jakarta Utara

[2] Eko putro widoyoko(2013),Evaluasi program pembelajaran :Pustaka Pelajar seleban timur UH III/548 Yogyakarta 55167. [3] Aria Pramudito.2013 Pengembangan Media Pembelajaran .

Universitas Negeri Yogyakarta

[4] Rahmawati Baharudin (2010) ,Keefektifan Media Belajar Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Malang.

[5] Dwi Sarwiko (2012), Perangkat Lunak Modul Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074.

[6] Bungin (2009) Metodologi Penelitian Kuantitatif karya Jakarta: Grasindo. 2009.

[7] Depdiknas (2003) Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. [8] Sudaryono. 2012. Statistik Probabilitas. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.

[9] Sardiman interaksi dan motifasi belajar mengajar: PT RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA

[10] Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran :Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

(20)

20

[12] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: CV. Alfabeta.

[13] Burhan.2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif.Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Gambar

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Desaign
Gambar 1. Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen &
Tabel. 2. Kisi Kisi Observasi Siswa Pembelajaran di Kelas [9]
Tabel 4. Hasil Presentase aktivitas Belajar Siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kotrol

Referensi

Dokumen terkait

Dari sajian perhitungan pada penilaian pengaruh tidak langsung ( indirect effect ) kebijakan leverage terhadap nilai perusahaan melalui investment opportunity set

Menurut Nopirin kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan

Setelah mendapatkan hasil dari beberapa uji di atas, penulis dapat memberikan argumentasi bahwa alur transmisi moneter melalui jalur harga aset syariah (yang

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kompetensi, lingkungan kerja dan sistem reward memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

Bullying di sekolah masih menjadi isu dunia internasional karena insiden tersebut terjadi di berbagai negara dan mempengaruhi siswa dari latar belakang budaya yang

2 Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri 41 Yayasan Pendidikan Dharma. Wanita