PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
T E S I S
Oleh
SUSAN GRACE VERANITA NAINGGOLAN 067017043/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
SUSAN GRACE VERANITA NAINGGOLAN 067017043/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis
: PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL
TERHADAP
HARGA
SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Susan Grace Veranita Nainggolan
Nomor Pokok
: 067017043
Program Studi
: Ilmu Akuntansi
Menyetujui,
Komisi Pembimbing:
(Prof.Dr.Ade F. Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Drs. Syahyunan, M.Si) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr.Ade F. Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,MSc)
Telah diuji pada
Tanggal 5 Agustus 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si
2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris dan menemukan kejelasan tentang pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return
on Assets (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun secara simultan.
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004-2006 secara aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan .Prosedur pemilihan sampel adalah purposive sampling dan model analisis yang digunakan analisis Regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel fundamental yang terdiri dari ROA, DER, ROE, BVS secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, Secara parsial menunjukkan hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa pergerakan harga saham tidak mempunyai hubungan yang kuat dan jelas dengan fundamental perusahaan yang tergambar dalam beberapa rasio yang terdapat didalam laporan keuangan.
ABSTRACT
Target of this research is to obtain get evidence empirically and clarity about fundamental variable influence consisting of Return on Assets (ROA), Debt Equity
Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), to
manufacturing business share price which enlist in Effect Exchange Indonesia, either through simultan dan also parsial.
Object research of manufacturing business is which enlist in Effect Exchange Indonesia since year 2004-2006 actively publish financial statement during perception year. Procedure election of sampel is sampling purposive and used by analysis model is doubled Regresis analysis.
Result of research indicate that fundamental variable consisting of ROA, DER, ROE, BVS, by simultan do not have an effect on by signifikan to sham price, by parsial show only BVS having an effect on to share price while other do not have an effect on by signifikan. Result of this research can give picture that movement of share price don’t have clear and strong (relation/link) with drawn company fundamental in a few ratio which there are in financial statement.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Allah atas segala kasih dan
karuniaNya, sehingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang
berjudul ” Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains, pada Program Studi Ilmu
Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bantuan dari berbagai pihak telah penulis terima dalam penyusunan tesis ini,
oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Chairudin P.Lubis, DTM&H, Sp.A.(K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak, selaku ketua Program Magister
Ilmu Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai
pembimbing utama telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan, dan
memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini
4. Drs. Syahyunan, M.Si, selaku pembimbang yang telah sangat banyak
membantu dengan mengarahkan, memberikan saran-saran kepada penulis
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M,Si, Ak selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
7. Dra. Narumondang B. Siregar, MM,Ak selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf pada Program Megister Ilmu Akuntansi Sekolah
Pascasarjana USU.
9. Yang tercinta bapak (K.L.S.Nainggolan,SH) dimana tinggalkan hal yang
berharga dan kenangan indah padaku dan mama (A.Rumapea) serta ke-5
saudaraku (Yanto, Erwin, Deborah, Berman dan Crista) yang telah
memberikan dukungan material, moril dan doanya dengan penuh kasih sayang
kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penulisan tesis ini.
10.Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan sebelas yang memberikan
dukungan dan saran-saran yang amat berarti bai penulis.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan yang dimiliki untuk menjadikan tesis ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu sangat diperlukan masukan-masukan dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca. Namun demikian besar harapan
penulis, agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 2 Agustus 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Susan Grace Veranita Nainggolan
2. Tempat/Tgl Lahir : Tebing-Tinggi / 22 Juli 1974
3. Pekerjaan : Staf Pengajar
4. Agama : Kristen Protestan
5. Orang Tua
a. Bapak : K.L.S.Nainggolan SH (+)
b. Mama : A.Rumapea
6. Alamat : Jl.Karya Rakyat No.56 A.Medan
7. Telepan/ HP : (061) 6619900/ 08126440239
8. Pendidikan :
a. SD : SD Negeri XVI Purwodadi, Jawa Tengah lulus 1984.
b. SMP : SMP Negeri I Purwodadi, Jawa Tengah lulus 1990.
c. SMA : SMA Negeri I Tebing Tinggi, Sumut lulus 1993.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ...……….… vi
DAFTAR TABEL ...……….…. ix
DAFTAR GAMBAR .………... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ………....……..… 1
1.2. Rumusan Masalah ………..………...……….... 5
1.3. Tujuan Penelitian …...………... 6
1.4. Manfaat Penelitian………...………...… 7
1.5. Original Penelitian ... 7
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8
2.1. Tinjauan Teori ……… 8
2.1.1. Pengertian Pasar Modal ………..……….. 8
2.1.2. Saham ………..………..…...………. 9
2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham …..…….….……... 14
2.1.5. Rasio Keuangan ……... .……….……... … 19
2.1.6. Mekanisme dan Volume Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 20
2.1.7. Hubungan Hipotesis Pasar yang Efisien, Variabel Fundamental dalam Laporan Keuangan dan harga Saham …….…...….…... 22
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………...…………... 27
2.3. Kerangka konseptual ………...……… 30
2.4. Hipotesis Penelitian ………...………... 32
BAB III : METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Rancangan Penelitian ………...…… 33
3.2. Populasi dan Sampel ………... 33
3.3. Variabel Penelitian ………... 34
3.3.1. Klasifikasi Variabel ……….……... 34
3.3.2. Definisi Operasional Variabel ………...…… 34
3.4. Lokasi dan waktu Penelitian ………... 38
3.5. Prosedur Pengambilan Data .……….………... 38
3.6. Model dan Teknik Analisis Data ..………...………. 39
3.6.1. Perumusan model ……….……….…… 39
3.6.2. Pengujian Normalitas Data ……..……….… 39
3.6.3. Pengujian Model ………...… 40
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1. Hasil Penelitian ………....……… 45
4.1.1. Statistik Deskriptif ………....… 45
4.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ………...… 48
4.2. Pembahasan ... 51
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1. Kesimpulan ……….……… ... 57
5.2. Keterbatasan ………. 58
5.3. Saran ………..… 58
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ...….………...… 29
3.1. Definisi Operasional Variabel ...………..……...….. 37
4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif ...…………..………...……….. 46
4.2. Pengujian Normalitas ...…………..………...………….…... 48
4.3. Pengujian Multikolinearitas ...………... 49
4.4. Uji F …...………..………..………... 51
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1. Bagan Pasar Keuangan ...………....…... 8
2.2. Kerangka Konseptual : Pengaruh variabel fundamental terhadap harga
saham ... 30
3.1. Ilustrasi daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson. ……... 43
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ...….………...… 29
3.1. Definisi Operasional Variabel ...………..……...….. 37
4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif ...…………..………...……….. 46
4.2. Pengujian Normalitas ...…………..………...………….…... 48
4.3. Pengujian Multikolinearitas ...………... 49
4.4. Uji F …...………..………..………... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Data Return on Asset (ROA) ...…....…………...…………...…. 61
2. Data Debt To Equity Ratio (DER) ..…………..…………..………...….. . 62
3. Data Return on Equity (ROE) ...………...………...……..…. 63
4. Data Book Value per Share (BVS) ...……..………...…………... 64
5. Harga Saham ...………...…... 65
6. Deskripsi Data ...……...…..………..……….… 66
7. Uji Normalitas Data ... 67
8. Uji Multikolinearitas ... 68
9. Uji Heteroskedastisitas ... 69
10. Uji Otokorelasi ... 70
11. Pengujian model regresi ROA, DER, ROE, BVS, terhadap harga saham ... 71
12. Pengujian model regresi ROA, DER,BVS, terhadap harga saham ... 72
13. Pengujian model Regresi DER, ROE, BVS, terhadap harga saham ... 73
14. Pengujian model regresi ROA terhadap harga saham ... 74
15. Pengujian model regresi terhadap DER terhadap harga saham ... 75
16. Pengujian Model Regresi ROE terhadap harga saham ... 76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian bangsa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah
memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan. Dengan semakin banyaknya
bermunculan perusahaan-perusahaan yang mendaftarkan dan menjual saham/go
public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam upaya melakukan pengembangan
terhadap kegiatan bisnisnya, perusahaan tentu saja membutuhkan dana yang sangat
besar. Kebutuhan akan dana tersebut semakin bertambah seiring dengan semakin
besarnya kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pasar modal
merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal disamping sumber dana
pinjaman.
Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Dengan adanya pasar modal dapat menginvestasikan dana dengan harapan
memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan)
dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari opersasi perusahaan.
Adanya perkembangan pasar modal yang pesat dapat membuat investor dapat
portofolio investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah yang
diinvestasikan. Tujuan dan motivasi investor dalam melakukan pembelian saham
adalah meningkatkan kekayaan mereka dimasa mendatang, yaitu dengan memperoleh
hasil berupa deviden maupun capital gain yang jumlahnya diharapkan lebih besar
dari tingkat return sarana investasi lain seperti deposito dan pembelian obligasi.
Dalam berinvestasi para investor memerlukan informasi akurat yang akan
digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli
saham-saham perusahaan yang menguntungkan. Informasi yang ada dapat digunakan
sebagai bahan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal. Laporan
keuangan sebagai salah satu sumber data dalam analisa fundamental harus mampu
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu serta hasil operasi
pada waktu tertentu secara wajar. Keadaan ini diharapkan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan para pemakai untuk mendukung proses pengambilan keputusan
investasi di pasar modal. Analisis laporan keuangan ini mencakup (1) perbandingan
kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, dan (2)
evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan
Houston, 2001).
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan para emiten untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan atau annual report agar adanya
transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan
masyarakat dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham perusahaan
yang menurut penilaianya memiliki prospek yang menguntungkan misalnya dengan
menggunakan berbagai rasio yang diperoleh dari laporan keuangan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan–perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal secara
umum menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal, secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan interkasi
anatara permintan dan penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi saham
perusahaan sehingga harga saham akan mengalami berbagai fluktuasi. Analisis
fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yatiu earning
multipler dan asset value,
Studi Utami dan Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa faktor fundamental
perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan.
Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu
investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal
merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan
keuntungan yang relatif besar.
Analisis fundamental memfokuskan pada laporan keuangan perusahaan dimana
tujuannya untuk mendekteksi perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai
intrinsikyang dapat ditentukan berdasarkan faktor fundamental perusahaan misalnya;
laba, deviden, struktur modal, ratio dan potensi pertumbuhan perusahaan .
Faktor fundamental yang digunakan untuk memprediksi harga saham atau
return saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan yang berfungsi
untuk memprediksi harga saham antara lain ROA (Return On Asset ), DER (Debt
Equity Ratio), ROE (Return on Equity), BVS (Book Value per Share). Rasio ini
digunakan untuk menilai kewajaran harga saham maupun menilai tingkat harga relatif
jika diperbandingkan dengan harga saham lainnya.
Penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental (ROA,
DER, BVS, PBV) dengan harga saham menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Beberapa peneliti menghasilkan kesimpulan pengaruh faktor fundamental terhadap
harga saham yaitu Gordon (1976) melakukan penelitian dan memperoleh hasil bahwa
variabel–variabel fundamental mempunyai pengaruh terhadap harga saham, Silalahi
(1991), Haruman (2005). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sparta (2000)
dan Prasetyo (2000) membuktikan bahwa faktor fundamental tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Penelitian Chandra (2002) menghasilkan kesimpulan bahwa
faktor fundamental tidak digunakan secara signifikan, dimana tingkat penggunaan
faktor fundamental tersebut semakin kecil setelah terjadinya krisis ekonomi.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel fundamental terhadap
harga saham sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih terdapat
replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli yang menguji faktor
fundamental dan resiko sistematik terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
yang go public di Bursa Efek Jakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian sebelumnya variabel bebas yang digunakan adalah
ROA, DER, BVS, Beta Saham. Sementara dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah ROA, DER, BVS, BVS. Perbedaan lainya periode penelitian untuk
sebelumnya dari tahun 2002-2005 sedangkan periode penelitian yang sedang
dilakukan dari tahun 2004-2006. Melihat hasil penelitian yang tidak konsisten
tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan
kajian akademik yang semakin jelas mengenai permasalahan yang dikemukakan
diatas. Faktor fundamental dengan menggunakan rasio keuangan yang akan
digunakan adalah ROA, DER, ROE, BVS, sebagai variabel yang akan diteliti
terhadap harga saham perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2004-2006 dengan judul “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, untuk memberikan
fokus dan batasan penelitian agar hasil yang diperoleh bisa memberikan kesimpulan
1. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari Return on Asset (ROA), Debt to
Equty Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS),)
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari Return on Asset (ROA), Debt to
Equty Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS),)
secara individual (parsial) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
fundamental dalam pembentukan harga saham. Secara terinci tujuan penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari
Return on Asset (ROA), Debt to Equty (DER), Return on Equity (ROE), dan Book Value Per Share (BVS), secara bersama-sama (simultan) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari
Return on Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Book Value Per Share (BVS), secara individual (parsial) terhadap harga saham
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada berbagai bidang dan
profesi, yaitu sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami pengaruh
variabel fundamental yang terdiri dari Return on Asset (ROA), Debt to Equty
(DER), Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Menambah informasi bagi investor pasar modal untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi yang optimal
3. Menambah perbendaharaan riset di akademisi dibidang manajemen keuangan
khususnya Manajemen Investasi di pasar modal, dan referensi peneliti
selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama.
1.5. Original Penelitian
Penelitian ini merupakan repliksi dari penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli
yang menguji faktor fundamental dan resiko sistematik terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya variabel bebas yang
digunakan adalah ROA, DER, BVS, Beta Saham. Sementara dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah ROA, DER, BVS, BVS. Perbedaan lainya periode
penelitian untuk sebelumnya dari tahun 2002-2005 sedangkan periode penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1.Tinjauan Teori
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya pasar modal (capital Market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang ataupun modal sendiri. Jika di pasar modal diperjualbelikan instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai
produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call), maka di pasar uang
diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), Commercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase
Agreement, Banker's Acceptence, Treasury Bills dan lain-lain.
Money Market
Financial Market
Capital Market
Gambar 2.1 Bagan Pasar Keuangan
Undang- undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar
umum dan perdagangan efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Sharpe (1999:9) menyatakan bahwa pasar modal sebagai salah satu jenis pasar
sekuritas yang memperdagangkan aktiva keuangan yang memiliki jangka waktu lebih
dari satu tahun. Menurut Sunariyah (2004:5) pasar modal sebagai tempat pertemuan
antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar
yaitu individu–individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus
fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.
Sebaliknya ditempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat
berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal
sebagai emiten”.
Dari definisi diatas maka pasar modal merupakan sistem keuangan yang
terorganisasi yang mempertemukan pihak penawar dan pembeli instrumen keuangan
jangka panjang, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri.
2.1.2. Saham
Perseroan (Corporotion) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang, dan mempunyai eksistensi yang terpisah dengan pemiliknya dan
dapat melakukan usaha dalam batas tertentu sebagaimana lazimnya manusia biasa,
sifat ini sering disebut sebagai berbadan hukum. Perseroan mempunyai eksistensi
modern memungkinkan untuk memperoleh dana dalam jumlah yang besar. Sumber
daya ini diserahkan kepada perseroan oleh perseorangan atau badan karena mereka
memiliki harapan dengan efisiensi perseroan dalam menggunakan dana tersebut,
mereka dapat memperoleh suatu tingkat pengembalian (rate of return) daripada yang
mungkin mereka terima dari kemungkinan investasi lain. Sebagai bukti keikutsertaan
mereka dalam perseroan tersebut maka perseroan menerbitkan saham bagi pemilik
modal. Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas
dimasyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa
(common stock). Bentuk saham yang lain adalah saham yang memiliki sifat-sifat
obligasi yaitu preferred stock.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut.
Tjiptono dan Hendy (2001:5).
Ketika perseroan didirikan biasanya diterbitkan satu jenis saham yang dikenal
sebagai saham biasa (common stock). Saham biasa adalah kepemilikan dalam
perusahaan yang ikut menanggung resiko apabila perusahaan mengalami kerugian
dan mendapatkan keuntungan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Pada
melihat bahwa ada keuntungan untuk menerbitkan golongan saham yang lain yang
memiliki hak dan prioritas yang berbeda dibanding saham biasa, yaitu yang biasa
disebut sebagai saham preferen. Berikut ini pembagian jenis-jenis saham :
1. Saham biasa (common stock). Saham ini merupakan saham yang biasa diterbitkan
oleh perusahaan. Saham ini memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Apabila perusahaan mengalami likuidasi, saham ini memperoleh
pelunasan yang terakhir yaitu setelah seluruh hutang perusahaan dan saham
preferen telah dilunasi. Demikian pula dalam pembagian dividen, saham ini baru
memperoleh pembayaran apabila dividen terhutang atas saham preferen telah
dibayar. Sisa dari pelunasan hutang dan kewajiban dividen bagi saham preferen
ini dibagikan kepada pemegang saham biasa.
2. Saham preferen. Saham preferen merupakan saham yang memiliki berbagai
kelebihan. Kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian
aktiva saat likuidasi. Saham preferen akan memperoleh terlebih dahulu
pembagian dividen sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum pemegang saham biasa memperoleh pembayaran dividen. Dividen
saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi terutang apabila sudah
diumumkan oleh perusahaan.
Menurut Dahlan (2001:268) Saham sebagai surat bukti atau tanda kepemilikan
Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:7) ditinjau dari kinerja perdagangan maka
saham dapat dikategorikan atas:
1. Blue Chip Stock yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi
tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar deviden.
2. Income Stock yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
3. Growth Stock yaitu saham –saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
4. Speculative Stock yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stocks yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi,
harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan deviden
yang tinggi sebagai akibat dari kemampuann emiten dalam memperoleh
2.1.3. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio
finansial dan kejadian yang secara lansung maupun tidak lansung mempengaruhi
kinerja perusahaan. Sebagian ahli berpendapat teknik analisis fundamental lebih
cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli
untuk jangka panjang. Untuk melakukan analisis dan memilih saham salah satu
pendekatan yang digunakan adalah analisis fundamental. Pendekatan dengan
Analisis Fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik yang diestimasikan oleh para analis atau investor.(Jones, 2002)
Menurut Sunariyah (2004:168) pendekatan yang digunakan untuk menilai
harga suatu saham adalah analisis fundamental merupakan pendekatan yang
didasarkan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai intrinsik diestimasikan
oleh para analisis atau investor, Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi yang
dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan resiko yang
melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan
harga pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham tersebut
overvalue atau undervalue.
Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi nilai intrinsik tersebut dapat
Sementara itu menurut Bodie (2005:140) bahwa analisis fundamental selalu
memulai penilaian harga saham dengan melihat kepada pembelajaran atas laba
historis dan pengujian atas laporan keuangan suatu perusahaan. Ide dasar pendekatan
ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.
Menurut Husnan (1994:145) Pendekatan fundamental memperkirakan harga
saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental
( pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, net profit margin dan price earning ratio)
berdasarkan pada informasi akuntansi yang telah diaudit oleh akuntan publik dan
dipercaya oleh segenap pesarta pasar.
2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham
Berbagai studi empiris menunjukkan bahwa terdapat beberapa unsur utama
yang terdapat dalam harga saham individual, yaitu :
1. Kondisi pasar secara keseluruhan.
2. Kondisi industri sejenis.
3. Kinerja perusahaan.
Sedangkan yang menjadi penyebab utama fluktuasi harga saham adalah kondisi
perekonomian dan kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, misalnya dalam
beberapa kasus terdapat beberapa perusahaan tertentu bergerak dengan arah yang
atau teknologi yang baru sehingga membuat para investor merasa dapat memperoleh
keuntungan, setidaknya yang bersifat temporer. Hal ini akan mengakibatkan
bereaksinya harga saham akibat antisipasi daripada investor terhadap keuntungan
atau kerugian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Reaksi harga saham
yang cukup tajam terhadap naik turunnya pendapatan perusahaan sudah merupakan
hal yang biasa akibat tindakan investor untuk mengantisipasi hal ini. Berbagai
pemberitaan dari kejadian-kejadian yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan
dapat pula menyebabkan naik turunya harga.
Pertimbangan para fundamentalis mengenai pertumbuhan perusahaan,
besarnya dividen, resiko dan tingkat bunga memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap harga saham. Ekspektasi yang tinggi untuk meraih keuntungan dari investasi
yang dilakukan cenderung melipatgandakan harga saham, sementara itu resiko dan
tingkat bunga yang lebih tinggi cenderung akan mengakibatkan penurunan harga
saham.
Menurut Gart (1988 ; 271-274), hal-hal penting yang merupakan faktor makro
atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah :
1. Tingkat inflasi dan suku bunga.
2. Kebijakan keuangan dan fiskal.
3. Situasi perekonomian.
Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham
adalah :
1. Pendapatan perusahaan.
2. Dividen yang dibagikan.
3. Arus kas perusahaan.
4. Perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan.
5. Perubahan dalam perilaku investasi, misalnya merubah investasinya dari
saham menjadi obligasi.
Penilaian harga saham bertujuan untuk menilai saham-saham manakah yang
paling menguntungkan bagi investor. Dengan kata lain saham-saham manakah yang
harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrisik (undervalued) sehingga layak untuk
dibeli demikian juga sebaliknya saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih
tinggi dari nilai-nilai intrinsik (overvalued). Dengan demikian perlu dilakukan
analisis terhadap harga saham.
Menurut Jogiyanto (1998:70), Penilaian Harga Saham menjelaskan ada 2 (dua)
pendekatan untuk menilai intrinsik saham , yaitu:
a. Pendekatan nilai sekarang (present Value approaching)
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode Kapitalisasi laba karena
melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan
menjadi nilai sekarang.
Pendekatan ini menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio
ini melihat berapa besar investor menilai harga saham dari saham terhadap
kelipatan dari earnings.
Menurut Sunariyah (2004:170) ada 2 (dua) pendekatan fundamental yang umumnya
dipakai dalam melakukan penilaan saham yaitu:
a. Penilaian saham berdasarkan pada pendekatan laba (Price Earning Ratio
Approach). Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan
laba per lembar saham dimasa yang akan datang sehingga dapat ketahui berapa
lama investasi saham akan kembali.
b. Penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang (Present Value Approach).
Pendekatan ini dimana nilai saham diestimasikan dengan mengkapitalisasikan
pendapatan. Nilai sekarang suatu saham akan sama dengan nilai sekarang dari
arus kas yang akan datang yang investor harapkan terima dari investsi pada
saham tersebut
Untuk mengetahui sampai sejauh mana investasi yang akan ditanamkan investor
disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
diisyaratkan investor, dapat dilihat dari:
1. Return on Asset (ROA).
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini kita bisa
kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih
baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Return on Assets (ROA) = Net Income After Taxes Total Assets
2. Debt to Equty Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan
membayar kewajiban jangka panjang , semakin rendah rasio akan semakin baik
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Debt Total Equity
3. Return on Equity (ROE)
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa
dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan.
Return on Equity (ROE) = Net Income After Taxes Total Equity
4. Book Value per Share (BVS)
Rasio untuk mengukur nilai Shareholders equity atas setiap lembar saham, yang
menggambarkan perbandingan total modal terhadap jumlah saham .
Book value per Share (BVS) = Total Shareholder Equity Total Shares Outstanding
2.1.5. Rasio Keuangan
Untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan diperlukan sebuah
alat analisis. Alat analisis yang digunakan biasanya adalah analisis laporan keuangan
yang berupa rasio-rasio laporan keuangan.
Rasio keuangan ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dari
berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja pertama yang diukur adalah ukuran Likuiditas
dimana mengukur kinerja perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua
adalah leverage atau solvabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah
profitabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan sumber daya yang dimiliki.
Menurut Kieso (2002:247) informasi kualitatif dari laporan keuangan dapat
dikumpulkan dengan memeriksa hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan
dengan mengidentifikasi kecendrungan dalam hubungan ini. Titik awal yang baik
dalam mengumpulkan informasi ini adalah mengimplikasikan analisis rasio.
Harahap (2003:298) Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan
a. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
signifikan.
b. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
c. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (z-score)
d. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
e. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang
akan datang.
2.1.6. Mekanisme dan Volume Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Apabila dikatakan suatu saham tercatat di bursa, itu berarti bahwa saham
tersebut dapat dijual maupun dibeli pada lantai bursa. Suatu saham dapat dikatakan
tercatat di bursa apabila perusahaan yang bersangkutan telah melalui proses
penawaran perdana, yang diawali dengan penyampaian suatu pernyataan pendaftaran
suatu emisi saham. Setelah melalui tahap ini, saham dapat dijual kepada masyarakat
melalui proses initial public offering (pasar Perdana). Dibawah ini akan digambarkan
mengenai pasar perdana dan sekunder.
1. Pasar Perdana
Pernyataan pendaftaran emisi saham atau obligasi oleh suatu perusahaan
perusahaan efek yang telah memperoleh ijin dari Menkeu untuk menjamin suatu
emisi efek. Emisi efek maksudnya adalah penerbitan efek baru untuk dijual.
Tujuan penyampaian pendaftaran emisi ke Bapepam adalah untuk memperoleh
pernyataan efektif Bapepam agar perusahaan yang bersangkutan atau emiten
dapat menjual sejumlah efeknya kepada masyarakat umum yang kemudian
dicatatkan di bursa. Bapepam telah mengeluarkan persyaratan yang cukup ketat
yang harus dipenuhi setiap emiten yang akan menawarkan sahamnya. Tujuan
dikeluarkannya syarat yang ketat tersebut adalah untuk melindungi investor dan
calon investor terhadap kemungkinan manipulasi dari pihak emiten, penjamin
emisi, perantara perdagangan efek, dan lain-lain.
Keterangan yang disampaikan kepada Bapepam harus dapat memberi gambaran
kepada pihak yang berkepentingan tentang perusahaan dan sehingga
pihak-pihak tersebut dapat memberikan penilaian apakah efek yang bersangkutan baik
atau kurang baik untuk dibeli.
2. Pasar Sekunder
Setelah melakukan penawaran pada pasar perdana dan semua efek yang tercatat
atas nama masing-masing investor atau efek tersebut telah berada di tangan
investor, langkah selanjutnya adalah mencatatkan saham di bursa efek. Hal ini
berarti bahwa efek tersebut hanya boleh diperdagangkan di lantai bursa, sehingga
kegiatan jual-beli perusahaan terjadi diluar perusahaan.
1. Pasar sekunder memberikan likuiditas pada efek yang menjadi instrumen
perdagangan.
2. Pasar sekunder yang terorganisir memungkinkan pembentukan harga yang
wajar.
3. Pasar sekunder memungkinkan pemodal melakukan diversifikasi investasi
dengan jumlah dana terbatas.
4. Secara makro pasar sekunder yang aktif dapat mengurangi country risk dari
penanaman modal asing yang bersifat langsung.
5. Pasar sekunder yang aktif dan efisien dapat dijadikan salah satu leading faktor
dalam memahami arah perkembangan perekonomian. Beberapa rangkaian
kajian empiris yang panjang, para pakar menemukan bahwa resesi ekonomi
pada umumnya didahului efek turunya harga saham dan ekspansi ekonomi
didahului naiknya harga saham.
2.1.7. Hubungan Hipotesis Pasar Yang Efisien, Variabel Fundamental dalam
Laporan Keuangan, dan Harga Saham
Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga
sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Informasi yang dimaksud
disini adalah seperangkat pesan atau berita yang dapat digunakan untuk mengubah
tindakan dari para pelaku transaksi di pasar modal demi meningkatkan
Dalam suatu pasar yang efisien, investor melakukan fair game (permainan
yang wajar) yang berkenaan dengan informasi yang beredar, artinya tidak ada
investor yang dapat menggunakan informasi yang beredar untuk memperoleh
keuntungan yang abnormal. Semua sekuritas yang memiliki tingkat resiko yang sama
akan menghasilkan pengembalian yang sama, tanpa memperhatikan metode
akuntansi yang digunakan, jenis industri di pasar modal, dan lamanya waktu yang
dihabiskan untuk menafsirkan laporan keuangan. Oleh karena itu analisa laporan
keuangan yang berdasarkan laporan keuangan tidak dapat menghasilkan rekomendasi
yang memungkinkan investor untuk memperoleh laba diatas rata-rata.
Konsep Efficient Market Hypotesis (EMH) lahir dari keinginan para penganut
teori akuntansi positif untuk membuktikan tercapainya tujuan pelaporan dalam
kerangka konseptual (Conceptual Framework) akuntansi keuangan, yaitu menyajikan
informasi yang berguna untuk :
1. Keputusan investasi dan kredit
2. Memprediksi arus kas
3. Menjelaskan sumber daya perusahaan, kepemilikannya dan
perubahan-perubahannya.
Teori positif ini berusaha menguraikan dan menjelaskan data apa dan bagaimana
informasi akuntansi disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi
Berdasarkan studi yang dilakukan Fama (1970). Efisiensi pasar modal
memiliki beberapa tingkatan yaitu :
1. Weak Form. Dalam bentuk ini, harga sekuritas mencerminkan informasi yang
telah lalu. Efisiensi pasar bercorak lemah mengandung arti tidak terdapat
hubungan antara harga sekuritas di masa lalu dengan harga sekuritas dimasa yang
akan datang. Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat
keuntungan diatas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan
atas informasi harga di waktu yang lalu.
2. Semi Strong Form. Bentuk efisiensi seperti ini mengandung arti bahwa semua
informasi yang telah dipublikasikan termasuk harga-harga di waktu yang lalu
telah tercermin dalam harga sekuritas di pasar, sebagai akibatnya analisis
fundamental tidak dapat digunakan untuk menilai apakah harga saham
overvalued atau undervalued. Oleh karena itu investor tidak dapat memperoleh
keuntungan diatas rata-rata hanya dengan mengandalkan informasi umum yang
tersedia. Setiap orang yang memanfaatkan informasi umum yang ada tidak akan
mendapat pengembalian ekstra karena harga sekuritas telah disesuaikan dan tidak
akan terjadi perubahan harga sampai dipublikasikannya informasi yang baru.
Informasi tersebut mencakup laporan keuangan emiten, pemecahan saham,
penerbitan saham, dan lain lain. Apabila harga sekuritas tidak berubah pada saat
dipublikasikannya informasi baru, maka akan timbul pertanyaan apakah
untuk pasar yang bercorak agak kuat beranggapan bahwa tidak ada lagi
kesenjangan antara waktu untuk pendistribusian informasi dengan waktu untuk
mempelajarinya. Pada saat emiten mempublikasikan pada saat itu pula investor
mempelajari dan langsung menentukan keputusan.
3. Strong Form. Dalam bentuk ini harga sekuritas mencerminkan informasi yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Efisiensi pasar bercorak kuat
menganggap bahwa semua investor memiliki peluang yang sama untuk
memperoleh semua informasi tersebut, dengan kata lain tidak terdapat monopoli
dalam memperoleh informasi. Dalam hal ini kelebihan pendapatan tidak akan
diperoleh hanya dengan memanfaatkan informasi yang ada tanpa menghiraukan
apakah informasi tersebut tersebar luas atau tidak, sehingga orang dalam
perusahaan tidak dapat memanfaatkan informasi yang dimilikinya untuk
memperoleh pendapatan diatas rata-rata tanpa menyebarluaskan informasi
tersebut ke pasar.
Perlunya informasi akuntansi di pasar surat berharga menurut Hendriksen
(1994 ; 81-83) adalah untuk :
1. Memungkinkan alokasi sumber daya secara optimum diantara para produsen.
Alokasi optimum akan terjadi apabila para produsen mampu memperoleh dana
modal untuk mencapai produksi nasional bruto maksimum sejumlah sumber daya
tertentu. Defenisi alokasi optimum ini harus memenuhi syarat sehingga
informasi di pasar surat berharga memegang peranan penting dalam
pengalokasian sumber daya.
2. Agar para investor dapat menyimpan portofolio surat berharga yang optimum
dalam hal preferensi resiko hasil pengembalian dari para investor dalam kerangka
surat berharga yang ada di pasar. Artinya informasi akuntansi dibutuhkan untuk
menentukan harga surat berharga sehingga mencerminkan hubungan resiko dan
hasil pengembalian dan bagi masing-masing investor untuk memperoleh
portofolio yang mencerminkan preferensinya sendiri dalam memperoleh tingkat
hasil pengembalian maksimum dengan suatu tingkat resiko tertentu.
Dalam Efficient Market Hypotesis, pasar surat berharga dianggap sebagai
suatu kesatuan yang tidak membedakan jenis industrinya. Relevansi EMH khususnya
yang berbentuk semikuat adalah bahwa isi informasi dapat dieavaluasi berdasarkan
reaksi pasar terhadap informasi ini. Dalam EMH diasumsikan bahwa pasar surat
berharga adalah pasar yang bersaing. Hal ini berarti harga surat berharga bebas
bergerak sedemikian rupa sehingga mencapai equilibrium untuk setiap surat berharga.
Setiap saat tersedia informasi yang relevan, maka hal ini mungkin akan merubah
harapan para investor sedemikian rupa sehingga harga surat berharga akan mencapai
titik equilibrium yang baru.
Suatu pasar surat berharga dikatakan efisien apabila harga-harga surat
relevan yang diabaikan oleh pasar. Secara teoritis pasar yang efisien harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Tidak ada biaya transaksi dalam jual-beli surat berharga.
2. Semua informasi tersedia tanpa dipungut biaya.
3. Para pelaku bursa memiliki harapan yang sama mengenai implikasi dari informasi
yang tersedia.
Kondisi ini sudah cukup untuk model teoritis tetapi tidak diperlukan guna
mendapatkan aproksimasi pasar yang efisien di dunia nyata. Sebenarnya yang
diperlukan oleh pasar yang efisien adalah bahwa informasi segera tercermin didalam
surat berharga atau dengan keterlambatan yang paling minimum dan tidak bias.
2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan variabel Fundamental yang
dihubungkan dengan harga saham perusahaan dalam analisis harga saham telah
banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Gordon (1976) melakukan penelitian bahwa
variabel-variabel fundamental internal perusahaan seperti deviden, pertumbuhan
pendapatan, likuiditas, ukuran perusahan dan debt ratio mempunyai pengaruh
terhadap harga saham.
Dalam penelitiannya Zulkifli (2006) mengemukakan bahwa variabel ROA,
DER dan BVS berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Adapun hasil
Adapun hasil penelitian Silalahi (1991) mengemukakan bahwa Fluktuasi
harga saham secara nyata juga dipengaruhi oleh ROA. Dan dalam penelitian Nasution
(2006) secara serempak faktor fundamental memiliki pengaruh terhadap harga
saham.
Hasil penelitian Wathi (2006) membuktikan bahwa Rasio Profitabilitas dan
Rasio Leverage secara simultan mempengaruhi harga saham , namun secara parsial
hanya ROA dan DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Bebarapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, dan
perbedaan antara bukti empiris dengan teori yang mendasarinya, dapat dilihat pada
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
Nama / Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Silalahi (1991) dan Sesudah krisis
Pengaruh faktor terhadap harga saham
Pengaruh Faktor Fundamental terhadap harga saham
Pengaruh rasio
Profitabilitas dan resio leverage terhadap harga saham.
Modal Kerja, EPS, harga saham
Dividen Yield, PER, ROE.
ROI,ROE,PER,DER, GPM, OPM, Indeks harga saham,
Inventory Turn Over
ROA, DER, BVS, BETA SAHAM
CAR, EPS, ROA, ROE, Net Interest Margin.
ROA, ROE, DER, harga saham
Modal kerja , EPS, harga saham, signifikan berpengaruh terhadap harga saham
Laporan keuangan cenderung tidak digunakan dan semakin tidak digunakan setelah krisis
Faktor fundamental dan teknikal memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham
Secara simultan faktor fundamental dan teknikal berpengaruh signifikan. BVS dan Beta Saham secara parsial berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan DER tidak berpengaruh
Secara simultan seluruh variabel mempunyai pengaruh signifikan, kecuali ROA secara partial mempunyai pangaruh
2.3. Kerangka Konseptual
Variabel Fundamental
Return on Asset (X1)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual : Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham
Kerangka konseptual bertujuan untuk memberikan gambaran konsep pemikiran
dalam menjalankan penelitian ini. Kerangka pemikiran disusun berdasarkan
pemahaman penulis terhadap tinjauan teoritis serta penelitian terdahulu yang telah
dikaji penulis pada bagian sebelumnya. Kerangka pemikiran ini akan digunakan
untuk menyusun hipotesa dan instrumen penelitian yang akan digunakan.
Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang
keuangan terutama dalam membuat keputusan investasi. Analisa fundamental
merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan
laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi terutama yang terkait dengan
rasio keuangan.
Analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan
ekonomi pada saat ini untuk memperkirakan harga saham dimasa mendatang dengan Debt to Equity Ratio(X2 )
Return on Equity (X3)
Harga Saham
(Y)
memproyeksikan data dan informasi aktual agar dapat diestimasi nilai intrinsik dari
harga saham saat ini. Dengan diperolehnya nilai intrinsik, analisis atau investor dapat
menentukan tindakan apa yang akan dilakukan dipasar dengan membandingkan nilai
intrinsik dan nilai pasar saham.
Return on Assets yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan melihat
mengetahui rasio ini kita kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam
memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Debt to Equity Ratio pada rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana
oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan
semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
Return on Equity rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi resio ini
akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pemegang
saham.
Hubungan antar variabel pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
variabel independent yaitu faktor fundamental yang terdiri dari ROA, DER, ROE,
BVS dengan saham sebagai variabel dependent yang dapat dilihat pada gambar
2.4.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset (ROA),
Debt to Equity (DER), Return On Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS),
secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
2. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset (ROA),
Debt to Equity (DER), Return On Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS),
secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Rancangan Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur
dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Model analisis akan digunakan sebagai
alat dalam pengujian hipotesa yang diajukan dalam penelitian untuk menarik
kesimpulan penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor
fundamental terhadap harga saham, maka jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan (explanotory research) yaitu
memberikan penjelasan kausal atau hubungan antara variabel-variabel serta untuk
menganalisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dan untuk
menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 151 perusahaan dan sampel 30 perusahaan.
Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kreteria yang ditentukan.
1. Perusahaan manufaktur telah terdaftar di BEI sesuai dengan periode penelitian
yang diperlukan yaitu dari 2004 sampai dengan 2006.
2. Perusahan yang telah menerbitkan laporan keuangan selama berturut-turut yaitu
dari tahun 2004 sampai dengan 2006 yang mempunyai laporan tahunan yang
berakhir pada tgl 31 Desember.
3.3.Variabel Penelitian
3.3.1. Klasifikasi Variabel
Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang
nantinya akan diuji adalah:
1. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan manufaktur
yang diukur dengan harga penutupan tahunan.
2. Variabel bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor fundamental perusahaan yang
terdiri dari 4 rasio keuangan: Return on Assets (X1), Debt Equity Ratio (X2)
,Return on Equity (X3), Book Value Pershare(X4)
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
a. Harga Saham (Y)
Realisasi harga saham penutupan tahunan. Harga saham ini dipandang layak
keuangan. Harga saham ini merupakan pencerminan data dalam laporan keuangan.
Variabel harga saham akan dihitung berdasarkan rasio persentase perubahan antara
dua periode waktu yang berurutan. Secara matematis dapat digambarkan dalam
rumusan berikut ini :
100%
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini dapat
digunakan untuk menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. (Darsono, 2005). Return on Assets
dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Variabel Return on Assets (ROA) dalam penelitian ini secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :
100%
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjang. (Darsono, 2005) Rumusnya adalah:
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :
100%
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa
dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan.
Variabel Return on Equity (ROE) dalam penelitian ini secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :
100%
Rasio untuk mengukur nilai shareholder equity atas setiap lembar saham (Ang,
perbandingan total modal (equity) terhadap jumlah saham, dan dapat dinyatakan
Variabel Book Value per Share (BVS) dalam penelitian ini secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :
100%
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Jenis Variabel Nama variabel Definisi variabel Skala
Pengukuran
Kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba
Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham
Mengukur nilai Shareholder equity atas setiap lembar saham
3.4. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh
perusahaan manufaktur yang sudah go public dari tahun 2004 sampai 2006. Data
diambil dari beberapa website seperti http://www.jsx.co.id, http://www.e-bursa.com,
http://www.bapepam.go.id dan website perusahaan yang bersangkutan serta database
yang diperoleh dari berbagai sumber.
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan April 2008 sampai bulan juli 2008,
dimulai dari pemilihan masalah, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan
laporan.
3.5. Prosedur Pengambilan Data
Dalam penelitian lapangan ini dikumpulkan data sekunder yaitu laporan keuangan
tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor independent pada seluruh
perusahaan manufaktur . Sumber data tersebut diperoleh dari Jakarta Stock Exchange
, JSX Statistic, Capital market directory 2004, 2005, 2006, serta homepage setiap perusahaan yang terpilih sebagai sampel. Data yang digunakan merupakan gabungan
data antara perusahaan (cross section), dan antar waktu (time series) yang dikenal
3.6. Model dan Teknik Analisis Data
3.6.1. Perumusan Model
Model analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linier
Berganda, dengan persamaan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = Harga saham
a = konstanta
b1-b4 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independent.
X1 = Variabel ROA
X2 = Variabel DER
X3 = Variabel ROE
X4 = Variabel BVS
e = Variabel pengganggu
3.6.2. Pengujian Normalitas Data
Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan model yang disampaikan
diatas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square (OLS), terlebih
dahulu akan dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik yang menurut
Gujarati, alih bahasa Sumarno Zain (1995) akan meliputi pengujian multikolonieritas,
Asumsi distribusi normal diperiksa dengan menggunakan grafik Normal
Probability Plot atau Histogram. Jika data mengikuti garis normal pada grafik Normal
Probability Plot maka data diasumsikan berdistribusi normal. Cara lainnya adalah
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian
Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov
memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05 (Santoso, 2005), maka variable penelitian
tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal
3.6.3. Pengujian Model
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama
lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini
mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang
besar pada hasil regresi. Perubahan tanda koefisien regresi ini dapat mengakibatkan
kesalahan menafsirkan hubungan antara variabel sehingga keberadaan
multikolinearitas ini harus diuji (Levin, 1998) supaya dapat dijamain bahwa variabel
independen di dalam penelitian tidak saling berkorelasi. Pengujian dapat dilakukan
dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation. Indikator yang digunakan adalah melihat nilai collinearity Statistics, yaitu nilai variance inflation faktor (VIF)
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda
disebut heteroskedastisitas. Ghozali (2005) jika angka signifikan yang diperoleh dari
persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya jika angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari
alpha 5%, maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
Cara pengujian lain adalah dengan membuat diagram plot dari varibel yang
digunakan dalam penelitian. Jika diagram plot yang dibentuk menunjukkan pola
tertentu maka dapat dikatakan model tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu kondisi dimana variabel gangguan pada periode
tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Hal ini berarti
bahwa variabel gangguan tidak random. Keadaan autokorelasi ini dapat disebabkan
oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag pada
model, tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk pengujian ada tidaknya
autokorelasi ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson. Mekanisme uji Durbin
Watson adalah sebagai berikut :
1. Melakukan regresi dengan Ordinary Least Square (OLS), kemudian kita
2. Menghitung nilai d dengan rumus :
Apabila model menggunakan lag dari variabel dependent, maka test Durbin
Watson yang dilakukan adalah :
p
t-1 = Varian variabel lag dari variabel dependent.
N = Banyaknya observasi.
3. Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independent tertentu,
diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin Watson untuk
berbagai nilai α (diambil langsung dari tabel).
4. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 = Tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif
d < dl = Tolak H0 (ada korelasi positif)
d > 4 - dl = Tolak H0 (ada korelasi negatif)
du < d < 4- du = Terima H0 (Tidak ada autokorelasi)
dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan
4 - dL
4 - dU 4
dU
dL
Tidak tahu
Tidak ada korelasi
Korelasi positif Korelasi negatif
Tidak tahu
0
Sumber: Gujarati, 2003
Gambar 3.1 Illustrasi daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson
3.6.4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau
bersama-sama, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel
terikat Hipotesa ini dirumuskan dengan:
1. H1 : b1 = b2 = b3 = b4≠ 0,
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel fundamental yang
terdiri dari ROA, DER, ROE, BVS, terhadap harga saham.
Untuk menentukan nilai Fhitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%
dengan derajat kebebasan (df) = (k-1) dan (n-k) kriteria sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan
kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. H1 : bi = 0,
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel fundamental secara
parsial terhadap harga saham.
Pengujian hipotesa dilakukan dengan :
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima.
Perhitungan nilai thitung tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan
menghitung dengan Software SPSS dengan memperhatikan tabel coeficient pada
kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika tingkat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan,
penelitian ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada
bagian awal. Hasil statistik deskriptif akan meberikan gambaran umum terhadap
terhadap data yang digunakan di dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian
hipotesa melalui pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian
terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin
terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model
regresi berganda.
4.1.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian
yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif
diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik