• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pringadi Medan tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pringadi Medan tahun 2012"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama umi mustika sari/115102132 adalah mahasiswi

program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang pengaruh intensitas nyeri

persalinan dengan induksi oksitosin. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan

dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk itu saya mohon kesedian ibu

untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas

wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Jika

bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti

kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga

bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu

dan semua informasi yang ibu berikan akan selalu di rahasiakan dan hanya di

gunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu

dalam penelitian ini.

Peneliti Medan,februari 2012

Responden

(2)

LEMBAR OBSERVASI

Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas nyeri persalinan

I.Data Demografi

1. nama : 2. usia : 3.pendidikan :

4.jumlah anak yang sudah ada:

II. Pengkajian Skala Nyeri

A.Petunjuk :

Berilah tanda atau lingkari pada skala nyeri ini sesuai dengan keluhan anda saat ini :

1. Tidak nyeri

Lingkari pada angka 0 untuk keadaan tidak nyeri

2. Nyeri ringan

Lingkari pada angka 1-3 untuk keadaan nyeri ringan

3. Nyeri sedang

Lingkari pada angka 4-6 untuk keadaan nyeri sedang

4. Nyeri berat

Lingkari pada angka 7-9 untuk keadaan nyeri berat

5. Nyeri sangat berat

(3)

PROTAP PENELITIAN 1. Memberikan informad concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang di alami responden sebelum dilakukan intervensi dan responden sebelum di kontrol

3. Melakukan tindakan induksi oksitosin

4. Peneliti mengakaji derajat nyeri yang di alami responden sesudah dilakukan intervensi dan derajat nyeri responden yang di kontrol ( yang

tidak di lakukan induksi oksitosin)

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Umi Mustika Sari

TTL : Tanjung Belit,01 April 1990

Agama : Islam

Nama Ayah : Imam Chamdi

Nama Ibu : Sri Utami

Anak Ke : 1 dari 1 bersaudara

Alamat : RIAU.

Pendidikan Formal :

Tahun 1995 - 1996 : TK Pertiwi Sungai Pakning, Riau

Tahun 1996 - 2002 : SD N 013 Lubuk Mudan, Riau

Tahun 2002 - 2003 : SMp N 1 Siak Kecil, Riau

Tahun 2003 - 2006 : SMA N 1 Sungai Pakning, Riau

Tahun 2007 - 2010 : Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina P (2011, august). Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam

masapersalinan. http://queenstar.com/2011/08/konseb-dasar-asuhan-kebidanan-pada-ibu.html

Ajartha, Ronny (2008). Efek pemberian tramadol intramuskuler terhadap nyeri

persalinan pada primigravida.

http://www.repository.usu.ac.id/handle/123456789/6447 Cunningham, Gary F, et al. (2006). Obstetry williams. Jakarta : EGC

Dahlan,M. Sopiyudin (2010).Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam

penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Fitrianingsih, Dwi. Zulkoni, Akhsin H.(2010). Farmakologi obat-obat dalam

praktek kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Hall, Jenifer. Baston, Helen (2011).Midwifery Essentials Persalinan.Jakarta: EGC

Jones, D.L.(2002). Dasar-dasar obstetri & ginekologi. Jakarta : Hipokrates

Maryunani, Anik. (2010). Nyeri dalam persalinan. Jakarta :TIM

Maulana, Darmasta. Rusdiatin, Ivana ( 2007, november). Pengaruh pemberian

teknik akuprusur terhadap tingkat nyeri persalinan kala I di rumah sakit rajawali citra potorono banguntapan bantul 2007. http://scholar.googleusercontent.com/scholar?=cache:VHhvqp6fdZIJ:schola r.googleco m/+nyeri+persalinan&hl=id&

Nian prasetyo, Sigit.(2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta

:Graha Ilmu

Oxorn, Harry. Forte, william R. (2010). Ilmu kebidanan: patologi & fisiologi

persalinan. Yogyakarta : ANDI ; YEM

Permadi, wiryawan (2005). Evaluasi pengaruh drip oksitosin terhadap

pembukaan serviks pada persalinan dengan inersia uteri hipotenik di

rumah sakit hasan sadikin Bandung..From

http://repository.unpad.ac.id/handle/123456789/662

Prawirohardjo, Sarwono (2008).Ilmu kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka

Roberts CL,et al.(2009, desember). Us national library of medicine national

instutes ofhealth, tren induksi dari persalinan. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20070707

Setiadi (2007). Konsep & penulisan riset keperawatan.Yogyakarta:Graha ilmu Suwardi. Suyanti( 2011, juli). Pengaruh pemberian kompres hangat terhadap

nyeri persalinan kala I fase aktif di klinik nirmala Medan. Retrived From http://www.repository.usu.ac.id/handle/123456789/27262

Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Medan : tidak dipublikasikan

Tri kumala, Mika.( 2011). Farmakologi kebidanan. Jakarta : TIM

(9)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel independent dalam penelitian ini adalah tindakan induksi oksitosin,

sedangkan variabel dependen nya adalah intensitas nyeri persalinan. Penelitian ini

menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok 1 yang disebut sebagai kelompok

intervensi, yaitu kelompok yang mendapat tindakan induksi oksitosin, sedangkan

kelompok 2 yang disebut kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak menda pat

tindakan induksi oksitosin.

Skema 2. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu adanya

pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyaeri persalinan.

Intensitas nyeri persalinan Kelompok intervensi

(10)
(11)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana rancangan ini di gunakan

untuk mengidentifikasi adanya pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan

pemberian induksi oksitosin.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan persalinan

pervagina baik dengan tindakan induksi oksitosin maupun persalinan normal

tanpa tindakan induksi oksitosin di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan. Populasi

pada penelitian ini dalam 1 tahun sebanyak 320 orang. Diantaranya 120 orang

yang di induksi oksitosin dan 200 orang persalinan normal tanpa di induksi

oksitosin.

2. Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara consecutive

sampling, pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria

penelitian.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

a) Persalinan pervagina (bukan sectio sesare)

b) Ibu yang bersalin dengan tindakan induksi oksitosin dan tidak

(12)

c) Ibu inpartu dengan pembukaan > 8cm

d) Bersedia menjadi responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini di tentukan oleh rumus di bawah ini :

n = + N dN 2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05)

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui : N = 320

� = �

+ � � 2

� = + , 5 2

� = ,8

n = 178 orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara consecutive

sampling,pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria

penelitian. Sampel yang ditetapkan sebanyak 178 orang responden yang dibagi

dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan intervensi. Akan tetapi, setela h

dilaksanakan penelitian Februari-april 2012 diperoleh responden 40 orang yang

sesuai dengan kriteria yaitu 20 orang kelompok kontrol dan 20 orang kelompok

(13)

sudah dilakukan tindakan induksi oksitosin dan ada responden yang menolak

menjadi sampel dalam penelitian.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan dengan

pertimbangan banyak nya di jumpai ibu bersalin dengan tindakan induksi

oksitosin yang sesuai untuk di jadikan sampel penelitian.

D.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Februari – April 2012

E.Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan

yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin

pimpinan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan. Dalam penelitian ini terdapat

beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu :memberikan

penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian.

Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan

diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data

berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat

keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan

dari penelitian. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara

tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial.

Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan

(14)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian berisi

data demografi dan skala pengukuran intensitas nyeri yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan literatur yang ada. Data demografi meliputi usia dan pendidikan

sedangkan bagian kedua adalah skala nyeri (0-10).

G.Uji Validitas dan Reliabelitas

Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat

ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur

sehingga tidak perlu lagi di ujivaliditas dan realibilitasnya. Alat akur skala nyeri

yang digunakan adalah Numerical Rating Scales (NRS) yaitu alat pendeskripsi

dengan skala 0-10.(Prasetyo,2010)

H.Prosedur Pengumpulan Data

Skema 3 : proses pengumpulan data

Izin penelitian ( D IV kebidanan)

izin rumah sakit (RSUD Pirngadi)

Pengukuran skala nyeri kelompok intervensi Pengisian kuesioner sesuai

dgn karakteristik responden

Analisa data Pengukuran skala nyeri

kelompok kontrol

(15)

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah :mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan

surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Rumah Sakit Umum Pringadi

Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu

bersalin sesuai kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat

penelitian, dengan cara contact person, peneliti meninggalkan nomor handphone

dan menyimpan nomor handphone salah satu pegawai rumah sakit untuk

memperlancar proses pengumpulan data. Saat peneliti bertemu dengan responden,

peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian.

Peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi responden dengan

menandatangani informed consent. Setelah responden bersedia, peneliti kemudian

mengisi lembar kuesioner data demografi yaitu nama (inisial), umur, dan

pendidikan responden. Kemudian peneliti menilai derajat nyeri ibu pada

pembukaan 8 cm dengan bertanya kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu

rasakan saat dilakukan induksi oksitosin, sambil ibu menunjukkan skala nyeri

berupa angka 0-10 sesudah dilakukan induksi oksitosin.

Peneliti juga mengkaji dan mengobservasi nyeri ibu pada kelompok kontrol

atau kelompok yang tidak dilakukan tindakan induksi oksitosin drip.Kemudian

peneliti menilai derajat nyeri ibu pada saat pembukaan 8 cm dengan bertanya

kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu rasakan, sambil menunjukkan skala

nyeri kepada ibu supaya ibu memberi tanda skala nyeri berupa angka 0-10 .

Kemudian data yang telah di peroleh akan di kumpulkan dan selanjutnya untuk

(16)

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan

memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar

(editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam

melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data

yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan

menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry

yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program SPSS yang

disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Data yang bersifat kategori dicari frekuensi dan proporsinya yakni data

demografi ibu inpartu meliputi usia, paritas dan pendidikan.. Hasil data

dibuat dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan

uji statistik t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan

tindakan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf

signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data

probabilitas (p) < 0.05 maka H0 ditolak dan apabila nilai (p) > 0,05 maka

(17)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian mengenai pengaruh induksi

oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit

Umum Daerah dr Pringadi Medan. Jumlah responden adalah 40 orang, 20 orang

kelompok intervensi dan 20 orang kelompok kontrol.

I. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini akan menggambarkan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi

dan persentasenya.

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu bersalin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

di rumah sakit umum dr.Pringadi medan Februari-April 2012

karakteristik

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

(18)

Berdasarkan tabel 5.1 diatas di peroleh bahwa 20 orang responden

kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%),

berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang

(45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang

sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol

mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat

pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%),

berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13

orang (65%).

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di rumah sakit umum

dr.Pringadi Medan Februari-April 2012

Tingkat Nyeri

Responden

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

Jumlah

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh bahwa responden pada kelompok yang

tidak di induksi setelah di kontrol mayoritasnya mengalami nyeri berat sebanyak 7

orang (35%) dan pada kelompok intervensi setelah di induksi oksitosin mayoritas

(19)

disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan induksi oksitosin terjadi perubahan

tingkat nyeri dari nyeri berat menjadi nyeri sangat berat.

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan nyeri sangat berat pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Rumah Sakit

Umum Dr Pringadi Medan Februari- April 2012

karakteristik

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

frekuensi Persentase

kelompok intervensi yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30 tahun

sebanyak 7 orang ( 63,6%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas

berpendidikan SMP sebanyak 5 orang ( 45,4 %), berdasarkan mayoritas jumlah

anak yang dimiliki adalah 1 sebanyak 8 orang ( 72,7%). Sedangkan dari 5 orang

responden kelompok kontrol yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30

(20)

berpendidikan SD sebanyak 3 orang ( 60%), berdasarkan mayoritas jumlah anak

yang dimiliki adalah 1 orang sebanyak 3 orang (60%).

Tabel 5.4

Perbedaan Intensitas Nyeri persalinan setelah dilakukan induksi dan tidak dinduksi oksitosin di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan

Februari- April 2012

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh rata-rata skala nyeri setelah di induksi

pada kelompok intervensi adalah 9,25 dengan standar deviasi 0,97. Rata-rata skala

nyeri setelah di kontrol pada kelompok kontrol adalah 7,10 dengan standar deviasi

2.24. Beda mean 2.15 diperoleh Pvalue 0,000. Dari hasil tersebut dapat dilihat

ada perbedaan signifikan intensitas nyeri persalinan pada kelompok yang di

induksi dan kelompok yang tidak di induksi. Maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan

hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan yakni pengaruh intensitas

nyeri persalinan dengan tindakan induksi oksitosin pada ibu bersalin.

(21)

1. Interpretasi dan diskusi hasil

a. Karakteristik responden berdasarkan intensitas nyeri sangat berat pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Nyeri sangat dipengaruhi oleh faktor usia dan pengalaman masa lalu.

Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui secara

luas. Cara seseorang yang lebih tinggi usia nya berespon terhadap nyeri dapat

berbeda dengan cara berespon dengan orang yang berusia lebih

muda.(Brunner & Suddarth, 2002).

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dari 11 orang responden kelompok

intervensi yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 7

orang (63,6%), sedangkan yang berumur >30 tahun hanya 1 orang (9,1%).

Dan dari 5 orang kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak

3 orang (60%), sedangkan yang berumur >30 tahun hanya sebanyak 2 orang

(40%).

Dari sini dapat dilihat bahwa semakin bertambah usia seseorang maka

semakin bertambah pemahaman terhadap nyeri.

Selain itu pengalaman sebelumnya juga dapat mempengaruhi tingkat nyeri

seseorang. Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Seseorang yang

terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah mengantisipasi nyeri

daripada individu yang mempunyai pengalaman sedikit tentang nyeri bahkan

mungkin yang sama sekali belum pernah memiliki pengalaman

nyeri.(prasetyo,2010)

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dari 11 orang kelompok intervensi

(22)

orang kelompok kontrol mayoritas memiliki jumlah anak 1 orang sebanyak

30 orang (60%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas menyebutkan bahwa ibu bersalin yang

mengalami nyeri sangat berat mayoritas yang baru melahirkan 1 kali , ini

berarti sesuai dengan teori yang telah disebutkan bahwa ibu yang baru

melahirkan 1 kali cenderung lebih mengalami nyeri yang sangat berat di

karenakan pengalaman nyeri yang ia miliki masih minim. Dibandingkan

dengan ibu yang sudah berkali-kali melahirkan akan lebih sedikit dapat

memahami nyeri persalinan berikut nya ,dikarenakan pengalaman nyeri

persalinan ia yang telah ada sebelum nya. Sehingga ibu tersebut akan lebih

sedikit siap untuk menghadapi nyeri yang akan dihadapinya pada persalinan

berikut nya.

b. Intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin yang tidak dilakukan induksi oksitosin pada kelompok kontrol.

Bobak (2004) rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi

uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis,

perubahan tekanan darah,denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan

apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut,

dan stress.

Penelitian ini menunjukkan bahwa nyeri yang paling banyak dialami setelah

di kontrol pada kelompok yang tidak dilakukan induksi oksitosin adalah nyeri

berat dengan skala nyeri 7-9 sebanyak 7 orang (70%) .

Hasil penelitian ini juga di dukung oleh hasil penelitian Bonica (1995)

(23)

negara menyebutkan frekuensi dan intensitas nyeri persalinan : hanya 15%

persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 30% persalinan

disertai nyeri sedang, 35% persalinan disertai nyeri hebat.

Dari hasil diatas jelas bahwa peristiwa berat ringannya rasa nyeri yang

dialami seorang ibu dibanding ibu yang lain atau oleh seorang ibu dari satu

persalinan dibanding persalinan berikutnya berbeda.

c. Intensitas nyeri persalinan setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi.

Menurut fitrianingsih (2010) oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk

menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan, mempercepat

kelahiran janin.

Penelitian ini menunjukan bahwa nyeri yang paling banyak dialami setelah

dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi adalah nyeri sangat

berat dengan skala nyeri 10 sebanyak 11 orang (65%).

Nyeri hebat terjadi ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim

melewati serviks (leher rahim). (http://www.medicastore.com, 2007).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Sue Jordan (2010) yang menyebutkan

bahwa selama sembilan terakhir kehamilan, daya reaksi otot rahim terhadap

oksitosin meningkat sebesar delapan kali lipat, bila dilakukan pemberian

oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim akan

meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.

(24)

Dari hasil uji statistik di peroleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara intensitas nyeri setelah di induksi pada kelompok intervensi

dan setelah di kontrol pada kelompok yang tidak di induksi dengan taraf

signifikan 0,000 ( p<0,05).

Dari hasil pengukuran intensitas nyeri pada kelompok intervensi diketahui

sebagian besar responden mengalami nyeri pada skala 10 dengan intensitas

nyeri sangat berat.

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Ronny Ajharta (2008) nyeri

persalinan kala 1 timbul dari dilatasi servik dan segmen bawah rahim yang

menyebabkan distensi, peregangan dan robekan-robekan pada struktur

tersebut selama uterus berkontraksi.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat dengan jelas bahwa persalinan yang

dinduksi oksitosin lebih tinggi intensitas nyeri nya dibanding dengan

persalinan normal tanpa tindakan induksi oksitosin.

Ini didukung oleh penelitian Bustan dan bantuk (1997) mendapatkan bahwa

nyeri yang timbul pada persalinan dengan drip oksitosin lebih hebat bila

dibandingkan dengan persalinan spontan setelah memasuki jam ke -3

penilaian.

2. keterbatasan penelitian

Keterbatasan dan kelemahan penelitian ini adalah dalam mengetahui skala

nyeri peneliti hanya menggunakan dua metode yaitu skala nyeri numerical

(0-10) dan lembar observasi. Padahal selain dengan cara ini ada beberapa

(25)

dari peneliti maka deskripsi nyeri tidak akurat. Keterbatasan waktu dan

jumlah populasi penelitian kali ini tidak menggunakan kelompok kontrol.

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kesehatan

Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa pemberian induksi oksitosin

berpengaruh dalam meningkatkan rasa nyeri pada ibu bersalin. Jadi

diharapkan untuk memperhatikan dalam pemberian dosis induksi oksitosin

(26)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh induksi oksitosin

terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum Dr.Pringadi Medan

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden di peroleh bahwa 20 orang responden kelompok

intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%),

berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak

9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah

2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden

kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang

(60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA

sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang

dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%).

2. Intensitas nyeri persalinan diperoleh bahwa responden pada kelompok

yang tidak di induksi setelah di kontrol mayoritasnya mengalami nyeri

berat sebanyak 7 orang (35%) dan pada kelompok intervensi setelah di

induksi oksitosin mayoritas nya adalah nyeri sangat berat sebanyak 11

orang (55%). Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah

dilakukan tindakan induksi oksitosin terjadi perubahan tingkat nyeri dari

nyeri berat menjadi nyeri sangat berat.

3. Dari 11 orang responden kelompok intervensi yang nyeri sangat berat

(27)

tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 5 orang (

45,4 %), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 1

orang sebanyak 8 orang ( 72,7%). Sedangkan dari 5 orang responden

kelompok kontrol yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20 -30

tahun sebanyak 3 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas

berpendidikan SD sebanyak 3 orang ( 60%), berdasarkan mayoritas

jumlah anak yang dimiliki adalah 1 orang sebanyak 3 orang (60%).

4. Dari hasil uji statistik di peroleh diperoleh Pvalue 0,000 dengan beda

mean 2,15. Dari hasil tersebut dapat dilihat ada perbedaan signifikan

intensitas nyeri persalinan pada kelompok yang di induksi dan kelompok

yang tidak di induksi. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.

B.SARAN

1. Bagi praktik kebidanan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan asuhan kebidanan pada tenaga kesehatan khusus nya bidan

untuk mengetahui pengaruh oksitosin terhadap nyeri persalinan pada ibu

bersalin.

2. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai sumber referensi untuk

penelitian lebih lanjut yang terkait dengan pengaruh induksi oksitosin

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Persalinan

Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat di tunggu oleh setiap

pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang

akan sangat membahagiakan setiap keluarga.( Maryunani, 2010)

1. Definisi

Persalinan atau melahirkan adalah proses mendorong janin dan plasenta dari

uterus oleh kontraksi-kontraksi miometrium yang terkordinasi.(Llewellien,

2002)

2. Teori-teori penunjang terjadinya persalinan :

a). Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas tertentu

(striae),Setelah melewati batas tersebut akan terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai.

b). Teori Penurunan Progesterone

Terjadinya proses penuaan plasenta pada usia kehamilan 28 minggu,

terjadinya penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mulai mengalami

penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.

Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesteron tertentu

(29)

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior (bagian

belakang hipofisis). Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron

dapat mengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi

Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya

kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga

persalinan dapat dimulai.

d). Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu.

Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga dapat mengeluarkan hasil konsepsi.

e). Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus (tanpa batok

kepala), sehingga terjadi kelambatan dalam persalinan karena tidak

terbentuk hipotalamus →Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.

Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin. Oleh

Malpar 1933 → Percobaan dilakukan dengan menggunakan hewan yaitu

“otak kelinci” hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. Dari

hasil percobaan disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari

dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenalis merupakan pemicu

terjadinya persalinan.

f). Teori iritasi Mekanik

Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale dari fleksus

frankenhouser yang terletak dibelakang serviks oleh bagian terbawah

(30)

3. faktor utama dalam mempengaruhi persalinan

a. Power ( his/ tenaga mengejan)

b. Passage (jalan lahir)

c. Passanger (bayi)

d. Position (posisi ibu saat persalinan)

e. Psychologic respon (respon psikologis)

4. Tanda-tanda persalinan

a. Adanya his persalinan

b. Adanya pengeluaran tanda (lendir bercampur darah)

c. Pendataran dan pembukaan (dilatasi) dari leher rahim (servik uteri)

d. Pengeluaran cairan (cairan ketuban)

5. Tahap-tahap persalinan

a. Kala I atau kala pembukaan atau pematangan servik, yaitu dari saat mulai

terbukanya saluran leher rahim atau servik uteri sampai pembukaan

lengkap.

b. Kala II atau kala pengeluaran, yaitu sejak pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi.

c. Kala III atau kala pelepasan uri atau kala uri atau kala pelepasan plasenta,

yaitu dari saat lahir bayi sampai keluarnya plasenta.

d. Kala IV atau observasi pasca persalinan, yaitu sejak plasenta dilahirkan

sampai satu jam sesudah nya.(Maryunani, 2010)

6. Mekanisme persalinan

(31)

Kontraksi uterus mengakibatkan fleksi dan masuknya kepala janin ke

pelvis, biasanya pada oksipito transversa.

b. Penurunan dan rotasi interna

Penurunan trjadi setinggi spina ischiadica ketika otot levator ani

membantu rotasi interna untuk meluruskan sutura sagitalis untuk pelahiran

melalui diameter anteroposterior jalan lahir terlebar.

c. Ekstensi dan pelahiran kepala

Distensi bagian bawah vagina menimbulkan refleks yang menstimulasi

urgensi untuk mengejan. Mengejan dicapai dengan respons valsava dan

kontraksi otot-otot diafragma dan abdomen. Kepala meregangkan vagina

dan vulva saat bayi lahir. Ekstensi terjadi ketika kepala lewat di bawah

simfisis pubis. Selaput ketuban biasanya pecah sebelum tahap ini.

d. Restitusi, rotasi eksterna dan pelahiran bahu

Kepala berotasi ke oksipito lateral atau berestitusi lurus secara tegak lurus

bahu. Bahu,keluar dari pelvis pada diameter miring, lakukan rotasi

sehingga diameter bisakromal bahu dapat dilahirkan pada diameter

anteroposterior pelvis. Rotasi kepala secara lateral kemudian menyertai

rotsi bahu.

e. Pelahiran tubuh

Bahu dilahirkan dengan dibantu fleksi lateral tubuh. Saat tahap ini dicapai

henti pelahiran janin dapt terjadi karena kontraksi uterus berhenti. (Liu,

(32)

B. Induksi

National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), dalam panduan

klinis nya mendefinisikan induksi persalinan sebagai inisiasi persalinan buatan. (

artificial initiation of labour).(Baston,2011)

C.Oksitosin

1. Definisi Oksitosin

Oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus

mengaugmentasi persalinan, mempercepat kelahiran janin, dan pada kala tiga

mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum.

2. farrmakodinamika

Bentuk sintetik hormon oksitosin. Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot

polos uterus, terutama di akhir kehamilan, selama persalinan dan pasca

persalinan serta pada puerperium ketika reseptor di miometrium

meningkat.Pada dosis rendah menyebabkan kontraksi berirama, tetapi pada

dosisi tinggi dapat menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontiniu.(Susanti,

2011)

3. Nama dagang

Induxin (kalbe farma), syntocinon (novartis)

4. komposisi

Tiap ml injeksi mengandung : oxytocin sintetik ... 10 IU

5. Indikasi

a. Antepartum

Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat

(33)

induksi persalinan, stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan, terapi

tambahan pada abortus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi pada

trimester II

b. postpartum

Oxytocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III

persalinan, sehingga dapat mengontrol perdarahan postpatum.

6. Efek samping

Pada ibu dapat mengakibatkan reaksi anafilaktik, hemoragik postpartum,

aritmia, afibrinogenemia, nausea, vomiting, kontraksi ventricular prematur,

hematoma pelvic, intoksikasi air, kontraksi tetanik dan rupture uteri

Pada janin dapat menyebabkan bradikardi, kontraksi ventrikel premature,

kerusakan permanent susunan saraf pusat, kematian fetus, perdarahan retina,

rendahnya nilai apgar score pada menit ke-5 dan dapat juga mengakibatkan

ikterik neonatorum.

7. kontra indikasi

a. Disproporsi sefalopelvic

b. Kelainan letak yang diperkirakan tidak dapat lahir spontan pervagina,

misalnya letak lintang

c. Pada kasus-kasus gawat, dimana lebih baik melakukan tindakan operasi

section cesaria

d. Gawat janin

e. Pemakaian terus-menerus pada inersia uteri atau toksemia yang berat

f. Kontraksi hipertonus

(34)

h. Induksi persalinan dimana persalinan secara spontan pervaginam

merupakan kontraindikasi, seperti ruptur tali pusat, plasenta previa

totalias,vasa previa.(fitrianingsih, 2010)

8. Cara kerja oksitosin

Peningkatan sensitivitas terhadap oksitosin

Prostaglandin (hindari

aspirin)

Kontraksi rahim

mekanisme Penekanan kepala bayi pada

umpan-balik Serviks(refleks ferguson)

yang positif Stimulasi hipofisis posterior

Peningkatan sekresi oksitosin

Awitan persalinan yang normal bergantung pada mekanisme umpan balik

yang positif dan dengan mekanisme ini terjadi intensifikasi perubahan inisial

hingga proses persalinan berakhir. Singkat nya, penekanan kepala bayi pada

servik menyebabkan pelepasan oksitosin yang menstimulasi kontraksi rahim

dan selanjutnya kontraksi rahim akan meningkatkan penekanan pada servik

yang mengintensifkan pelepasan oksitosin. Lingkaran umpan balik ini terjadi

secara berulang sampai bayi dilahirkan.

Skema 1. peranan oksitosin dalam persalinan.normal.( Jordan, 2004)

Dalam meningkatkan kontraksi uterus,oksitosin di anggap bekerja pada

membran sel miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot

(35)

9. Dosis dan cara pemberian

Untuk induksi atau stimulasi persalinan : diberikan infuse intravena per drip

dengan dosis 1 ml (10 unit) dalam 1000 ml cairan steril. Dosis awal harus di

ukur berkisar 1- 4 MU/menit, dosis dapat dinaikan bertahap 1- 2 MU/menit,

dalam interval minimal 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan

(mirip dengan kontraksi pada persalinan normal) tercapai. Hal yang harus

diperhatikan adalah kestabilan tetesan infuse dan monitoring yang kuat,

frekuensi dan durasi kontraksi serta detak jantung janin. Jika kontraksi

menjadi terlalu kuat, infuse dapat dihentikan secara mendadak sehingga

stimulasinya pada otot uterus akan berkurang.(Fitrianingsih, 2010)

D.Nyeri

1. Definisi nyeri

Reeder (1987) dalam bukunya Maternity Nursing mengemukakan berbagai

macam macam definisi mengenai nyeri ,yaitu:

a. Nyeri merupakan suatu sensasi sakit yang terlokalisir.

b. Pengalaman nyeri merupakan semua aspek yang ada sekitar nyeri,

sebelum, selama, dan setelah dirasakan, termasuk respon klien dan

kejadian di luar yang disadari klien.

c. Ekspresi nyeri merupakan respon terhadap nyeri yang dapat di

observasi dari klien, baik secara perilaku maupun fisiologis.

d. Intensintas nyeri merupakan berat nya sensasi nyeri.

e. Toleransi nyeri merupakan intensintas atau durasi nyeri yang klien akan

mampu tahan tanpa membuat usaha lebih lanjut untuk meringankan

(36)

Bobak (2004) rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri

kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf

simpatis, perubahan tekanan darah,denyut jantung, pernafasan denagn warna

kulit dan apabila tidak segera diatasi akan meningkatakan ras khawatir, tegang,

takut, dan stress.

2. Teori nyeri

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang nyeri. Beberapa pakar

kebidanan telah menggunakan beberapa teori nyeri berikut ini untuk

mejelaskan nyeri dalam persalinan.

a. Specificity theory

Teori ini menyatakan bahwa resptor nyeri tertentu distimulasi oleh tipe

stimulus sensori spesifik yang mengirimkan impuls ke otak.

b. Pattern theory

Teori ini menyatakn bahwa nyeri berasal dari tanduk dorsal spinal cord.

Pola impuls saraf tertentu di produksi dan menghasilkan stimulasi reseptor

kuat yang dikodekan dalam sistem saraf pusat.

c. Gate control theory

Dasar pemikiran pertama teori ini adalah bahwa keberadaan dan intensitas

pengalaman nyeri tergantung pada transmisi tertentu pada impuls-impuls

saraf. Kedua, mekanisme gate/pintu sepanjang saraf mengontrol atau

mengendalikan transmisi nyeri. Akhirnya, jika gate terbuka, impuls yang

menyebabkan sensasi nyeri dapat mencapai tingkat kesadaran. Jika gate

tertutup, impuls tidak mencapai tingkat kesadaran dan sensasi nyeri tidak

(37)

d. Endogenous opiate theory

Suatu teori yang baru dikembangkan oleh Avron Goldstein, dimana ia

menemukan bahwa terdapat substansi seperti opiate yang terjadi secara

alami di dalam tubuh. Substansi ini di sebut endorphine,yang dapat

mempengaruhi transmisi impuls yang di interprestasikan sebagai nyeri.

(Maryunani,2010)

3. Proses terjadinya nyeri

Proses terjadinya nyeri berkaitan dengan adanya stimulus dan resptor yang

mengantarkan nyeri. Munculnya nyeri di mulai dengan adanya stimulus nyeri.

Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa zat kimia, panas, listrik, mekanik.

Stimulus tersebut kemudian di transmisikan dalam bentuk impuls –impuls

nyeri yang di kirimkan ke otak.

4. Klasifikasi nyeri

a. Nyeri akut

Menurut Meinhart &McCaffery (1983) nyeri akut adalah nyeri yang

terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan

memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan

sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat.

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung lebih lama daripada nyeri

akut, intensitas nya bervariasi (ringan sampai berat) dan biasanya

berlangsung lebih dari 6 bulan. Di bagi 2 kelompok yaitu Chronic acute

pain, yaitu nyeri yang dapat di rasakan oleh klien hampir setiap harinya

(38)

mempunyai probabilitas yang tinggi untuk berkahir. Dan yang kedua

Chronic non-malignant pain, nyeri ini juga di rasakn klien hampir setiap

harinya selama periode lebih dari 6 bulan dengan intensitas nyeri ringan

sampai berat.

c. Nyeri kutaneus (superficial)

Ada dua macam bentuk nyeri superficial, bentuk pertama adlah nyeri

dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas yang tajam, dan

bentuk yang kedua adalah nyeri dengan onset yang lambat di sertai rasa

terbakar.

d. Nyeri somatis dalam

Nyeri stomatis merupakan fenomena nyeri yang kompleks.struktur

stomatis merupakan bagian tubuh seperti otot-otot atau tulang. Nyeri

stomatis dalam biasanya bersifat difus (menyebar).

e. Nyeri visceral

Nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian viscera abdomen. Penyebab

nyeri ini adalah semua rangsangan yang menstimulasi ujung saraf nyeri di

daerah visceral.

f. Refered pain

Yaitu nyeri yang dapat di akibatkan dari gangguan organ visceral atau lesi

pada bagian somatis dalam.

g. Nyeri psikogenik

Nyeri psikogenik disebut juga nyeri psychalgia atau nyeri somatoform

,yaitu nyeri yang tidak diketahui secara fisik, nyeri ini biasanya timbul

(39)

5. Faktor yang mempengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyeri

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Kebudayaan

d. Makna nyeri

e. Lokasi dan tingkat keparahan

f. Perhatian

g. Ansitas (kecemasan)

h. Keletihan

i. Pengalaman sebelumnya

j. Dukungan keluarga dan sosial. ( Prasetyo,2010)

6. Penyebab nyeri pada persalinan

a. Distensi kutub bawah uterus

b. peregangan ligamentum-ligamentum yang ada di dekat uterus

c. penekanan atau peregangan ganglion saraf yang ada di sekitar uterus

d. kontraksi otot ketika otot ini berada dalam keadaan yang relatif

iskemik.(william, dkk, 2010)

Menurut Marjono (1999) mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan

kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung.

Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena:

a). Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus

(40)

b). Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai

konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya

vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis.

c). Adanya proses peradangan pada otot uterus

d). Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut

yang memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.

e). Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang

mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena

dilatasi srviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi,

peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

f). Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang

berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus. (Rusdianto

,2007)

7. Pengukuran Intensitas Nyeri

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling

subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri

yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat.

Berikut beberapa skala nyeri yang dapat di gunakan:

a.skala deskriptif verbal

(41)

Skala deskriptif verbal (verbal descriptor scale,VDS) ini merupakan sebuah

garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak

yang sama sepanjang garis.

b. Skala identitas nyeri numerik

Skala ini menilai nyeri dengan skala 0 asmpai 10. Angka 0 di artikan

kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10 mengindifikasikan nyeri paling

berat yang di rasakan klien.

c.Skala analog visual

Skala ini merupakan garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus –

menerus dan memiliki alat pendeskri verbal di setiap ujung nya. (Prasetyo,2010)

E. Pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan pemberian induksi oksitosin

Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi

otot polos rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.

(Jordan, 2004).

Kontraksi itu sendiri adalah pemendekan otot yang bereaksi terhadap

rangsangan, dengan kembali ke panjang yang semula setelah kontraksi tersebut

(42)

mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi segmen

atas, segmen bawah uterus dan servik yang semakin lunak berdilatasi dan dengan

cara demikian membentuk suatu saluran muskular dan fibromuskular yang

menipis keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.(Cunningham, 2006)

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Ronny Ajharta (2008) nyeri

persalinan kala 1 timbul dari dilatasi servik dan segmen bawah rahim yang

menyebabkan distensi, peregangan dan robekan-robekan pada struktur tersebut

selama uterus berkontraksi.

Selain itu peregangan ligamentum-ligamentum yang ada di dekat uterus,

penekanan atau peregangan ganglion saraf yang ada di sekitar uterus dan

kontraksi otot ketika berada dalam keadaan yang relatif iskemik juga merupakan

penyebab nyeri pada persalinan.(Hakimi,2010)

Impuls nyeri ditransmisikan oleh segmen saraf spinalis T11-12 dan

saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf-saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf-saraf ini berasal

dari korpus uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan

iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar

ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada

(43)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil

konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

ditandai oleh perubahan progresif pada servik, dan di akhiri dengan pelahiran

plasenta.(Varney, 2007)

Tindakan induksi persalinan atau penggunaan obat pemicu kontraksi

adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan proses persalinan.(Maryunani,

2010 )

Tingkat peningkatan induksi telah dilaporkan di Inggris, Amerika Serikat,

Kanada dan Australia sejak awal 1990-an.Tingkat induksi meningkat selama

dekade hingga 25,3-29,1%, namun di antara mereka diinduksi dengan

prostaglandin saja sekitar 33,5-23,8%. Oksitosin sendiri adalah yang paling umum

digunakan dalam sub kelompok penduduk yaitu sekitar 51%. (Roberts CL,dkk,

2009)

Dari hasil penelitian wiryawan permadi (2006) di RS Hasan Sadikin

Bandung dari 1972 persalinan pada tahun 2005 sebanyak 63 kasus memerlukan

induksi persalinan dan sebanyak 226 kasus memerlukan augmentasi persalinan.

Sampai saat ini cara yang dipakai di RSHS Bandung untuk keperluan induksi dan

augmentasi adalah dengan drip oksitosin. Pada tahun 2005 dari 1972 persalinan di

(44)

Oksitosin adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus

mengaugmentasi persalinan,mempercepat kelahiran janin, dan pada kala tiga

mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum. Obat

ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di akhir kehamilan,

selama persalinan dan pasca persalinan dan pada puerperium ketika reseptor di

miometrium meningkat. Pada dosis rendah menyebabkan kontraksi

berirama,tetapi pada dosis tinggi dapat menyebabkan kontraksi hipertonik yang

kontiniu.(susanti, 2011)

Dalam meningkatkan kontraksi uterus,oksitosin di anggap bekerja pada

membran sel miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot

tersebut tanpa menambah sifat-sifat baru. (Hakimi,2010)

Kontraksi adalah pemendekan otot yang bereaksi terhadap rangsangan,

dengan kembali ke panjang yang semula setelah kontraksi tersebut selesai. Pada

saat kontraksi, segmen atas uterus mengalami retraksi, dan mendorong janin

keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, segmen

bawah uterus dan servik yang semakin lunak berdilatasi dan dengan cara

demikian membentuk suatu saluran muskular dan fibromuskular yang menipis

keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.(Cunningham, 2006)

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Ronny Ajharta (2008) nyeri

persalinan kala 1 timbul dari dilatasi servik dan segmen bawah rahim yang

menyebabkan distensi, peregangan dan robekan-robekan pada struktur tersebut

selama uterus berkontraksi.

Selain itu peregangan ligamentum-ligamentum yang ada di dekat uterus,

(45)

kontraksi otot ketika berada dalam keadaan yang relatif iskemik juga merupakan

penyebab nyeri pada persalinan.(Hakimi,2010)

Kontraksi otot uterus yang dalam keadaan iskemik yang terjadi pada

serabut miometrium tersebut nyeri dikarenakan serabut lebih banyak dan

kontraksi lebih kuat pada segmen atas uterus, nyeri dirasakan lebih hebat pada

distribusi kutan saraf-saraf kuteneus T12 dan L1.(Lliewellyn,2002)

Impuls nyeri ditransmisikan oleh segmen saraf spinalis T11-12 dan

saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf-saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf-saraf ini berasal

dari korpus uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan

iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar

ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada

saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.(Suwordi, 2011)

Selama sembilan bulan terakhir kehamilan,daya reaksi otot rahim terhadap

oksitosin meningkat sebesar delapan kali lipat. Bila dilakukan pemberian

oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim akan

meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat. ( Jordan, 2004)

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 34 orang ibu

bersalin di rumah sakit pringadi kelahiran nya menggunakan induksi oksitosin. Di

antara 34 orang tersebut 30 orang di antara nya multipara. Dan dari hasil

pengamatan yang di lakukan oleh peneliti dari 30 orang ibu tersebut menyatakan

persalinan nya lebih sakit di bandingkan persalinan sebelum nya yang tanpa di

lakukan induksi oksitosin.Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk

meneliti “Pengaruh Induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di

(46)

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada perbedaan intensitas nyeri persalinan

pada ibu bersalin sebelum dan sesudah dilakukan tindakan induksi oksitosin”.

C.TUJUAN PENELITIAN

1.Tujuan umum

Mengidentifikasikan Pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri

persalinan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasikan karakteristik demografi responden

b. Mengidentifikasikan intensitas nyeri persalinan ibu bersalin setelah

dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan ibu bersalin

yang tidak dilakukan induksi oksitosin pada kelompok kontrol di Rumah

Sakit Umum Pringadi

c. Mengidentifikasikan karakteristik demografi responden berdasarkan nyeri

sangat berat pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

d. Mengidentifikasikan intensitas nyeri persalinan ibu bersalin yang setelah

dilakukan tindakan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dengan ibu

bersalin yang tidak dilakukan induksi oksitosin pada kelompok kontrol di

Rumah Sakit Umum Pringadi umum Pringadi

D.MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi praktik kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

(47)

untuk mengetahui pengaruh oksitosin terhadap nyeri persalinan pada ibu

bersalin.

2. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih

lanjut yang terkait dengan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas

(48)

Judul KTI : Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan tahun 2012. Nama : Umi Mustika Sari

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Induksi oksitosin atau penggunaan obat pemicu kontraksi adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan proses persalinan. Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim aka meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan.

Metodologi : Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan

data primer, dimana data langsung di peroleh dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan analisis data yang digunakan adalah uji

t-independent.

Hasil :Penelitian ini menunjukan bahwa 20 orang responden kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%). Hasil uji

t-independent intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

diperoleh P= 0,000. Hasil uji t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah di induksi dan tidak di induksi yaitu nilai P= 0,000. Intensitas nyeri pada kelompok intervensi adalah 9,25 dengan standar deviasi 0,97. Rata-rata skala nyeri setelah di kontrol pada kelompok kontrol adalah 7,10 dengan standar deviasi 2.24.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui ada pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.

(49)

PENGARUH INDUKSI OKSITOSIN TERHADAP

INTENSITAS NYERI PERSALINAN DI RSUD

PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2012

UMI MUSTIKA SARI 115102132

KARYA TULIS ILMIAH

(50)
(51)

Judul KTI : Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan tahun 2012. Nama : Umi Mustika Sari

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Induksi oksitosin atau penggunaan obat pemicu kontraksi adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan proses persalinan. Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim aka meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan.

Metodologi : Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan

data primer, dimana data langsung di peroleh dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan analisis data yang digunakan adalah uji

t-independent.

Hasil :Penelitian ini menunjukan bahwa 20 orang responden kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%). Hasil uji

t-independent intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

diperoleh P= 0,000. Hasil uji t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah di induksi dan tidak di induksi yaitu nilai P= 0,000. Intensitas nyeri pada kelompok intervensi adalah 9,25 dengan standar deviasi 0,97. Rata-rata skala nyeri setelah di kontrol pada kelompok kontrol adalah 7,10 dengan standar deviasi 2.24.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui ada pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.

(52)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmatNya Peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “ Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pringadi Medan tahun 2012”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril

maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep. selaku ketua program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan dosen pembimbing dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan.

3. dr. Sarah Dina, SpOG.K selaku dosen pembimbing Akademik peneliti.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Direktur RSUD Pringadi Medan yang telah memberikan izin penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan

doa.

7. Teman- teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka

selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8. Teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan,

dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan karya tulis

(53)

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat

bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, juni 2012

Penulis

(54)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Praktek Kebidanan ... 4

2. Bagi Penelitian Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan ... 6

1. Definisi ... 6

2. Teori-teori penunjang persalinan ... 6

3. Faktor utama mempengaruhi persalinan ... 7

4. Tanda-tanda persalinan ... 8

5. Tahap-tahap persalinan ... 8

6. Mekanisme persalinan ... 8

B. Induksi persalinan ... 9

C. Oksitosin ... 9

1. Pengertian oksitosin ... 9

(55)

3. Nama dagang ... 9

3. Proses terjadinya nyeri ... 4

4. Klasifikasi nyeri... 4

5. Faktor yang mempengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyer 6 6. Penyebab nyeri ... 6

7. Skala nyeri ... 7

E. Pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan induksi ... 8

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 0

B. Hipotesis ... 0

C. Defenisi Operasiosional ... 1

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 2

B. Populasi dan Sampel... 2

C. Tempat Penelitian ... 4

D. Waktu Penelitian ... 4

E. Etika Penelitian ... 4

F. Alat Pengumpulan Data... 4

G. Validitas dan Realibilitas ... 5

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 5

(56)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil ... 8

B.Pembahasan ... 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan... 6

B. Saran ... 7

(57)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu bersalin pada kelompok intervensi dan kelompok control di rumah sakit umum dr.Pringadi medan Februari-April 2012...29

Tabel 5.2 : Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di rumah sakit umum dr.Pringadi Medan Februari-April 2012...30 Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan mayoritas intensitas nyeri

setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Dr Pringadi Medan

Februari- April 2012...31

(58)

DAFTAR SKEMA

skema 1 : peranan oksitosin dalam persalinan normal...12

skema 2 : kerangka konsep pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di rumah sakit umum pringadi medan tahun 2012...21

(59)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Hasil KTI

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar observasi

Lampiran 4 : Protap penelitian

Lampiran 5 : Surat izin data penelitian

Lampiran 6 : Balasan surat izin pelaksanaan penelitian.

Lampiran 7 :Balasan surat selesai melaksanakan penelitian

Lampiran 8 :Master tabel penelitian

Lampiran 9 :Hasil Output data penelitian

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu
Tabel 5.2
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan nyeri sangat berat pada kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penelitian selanjutnya, hasil dari analisa dan desain untuk fungsional domain HRD ini akan dapat digunakan Kepala Bagian sumber daya manusia untuk membantu

selanjutnya berubah dengan adanya Organisasi Perangkat Daerah tanggal 5 Juli 2011 menjadi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah

The segmentation of the wood sculpture, the bolts and rivets, and the woodworm holes was performed with thresholding (Russ, 2002), but additional filters and corrections were

Daerah dibidang tertentu yanEf secara nyata dan diperlukan dalap nenduhung tetnujudnya otonoli daerah yang efektip dan efisien perlu dibentuk Kantor Satuan Polisl

First, we have to mention, that there is a known reconstruction methodology based on traditional data sources (archive maps and aerial photographs, field measurements,

[r]

Pidana Mati : Dapat dipidana mati karena kepada setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan penerapan pembelajaran alphabet dan number pada pembelajaran dasar bahasa Inggris, 2) mendeskripsikan hasil