• Tidak ada hasil yang ditemukan

Augmented Reality Pada Pencarian Aset Potensial Kota Medan Menggunakan Gps

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Augmented Reality Pada Pencarian Aset Potensial Kota Medan Menggunakan Gps"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abowd, G. D, Dey, A.K. &Wood, A. 1999. CyberDesk: A framework for providing self-integrating context-aware services. Knowledge-Based Systems 11: 3-13. Agrawal, M., Kulkarni, A., Joshi, S. & Tiku, N. 2015. Augmented Reality.

International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies 3(2):114-122.

Akbar, T. 2012. Implementasi Augmented Reality dengan memanfaatkan GPS based tracking pada pembangunan aplikasi Bandung Tour Guide berbasis platform Android. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia.

Bain, K. 2006. Pembuatan location based service dengan metode cell global identity dan timing advance untuk sistem layanan informasi pada mobile seluler. Jurnal Kursor 2(2): 355-385.

Booth, D., Haas, H., McCabe, F. & Newcomer, E. 2004. Web services architecture.W3C Working Group Note: 1-98. (Online) 2015).

Feiner, S., Hollerer, T., MacIntyre, B. &Webster, A. 1997. A Touring Machine: Prototyping 3D Mobile Augmented Reality Systems for Exploring the Urban Environment. Pers Tech 1(4):208-217.

Geroimenko, V. 2012. Augmented reality technology and art: The analysis and visualization of evolving conceptual models. Proceeding of 16th International Conference onInformation Visualisation (IV), pp. 445-453. IEEE.

Gozali, F. 2012. Mobile cloud berbasis virtual smartphone over IP. Skripsi. Universitas Trisakti Indonesia.

(2)

Jegadeeswari, R. & Parameswaran, S. 2014. Location-based services using autonomous GPS. International Journal for Research in Applied Science & Engineering Technology 3(3): 84 -92.

Kim, Y. & Kim, W. 2014. Implementation of augmented reality system for smartphone advertisements. International Journal of Multimedia and Ubiquitous Engineering 9(2): 385-392.

Kinikar, M., Patel, J., Dalvi, R., Narwal, A. & Thorat, R. 2012. Marker based augmented reality browser. International Journal of Computer Science and Information Technology& Security2(1): 144-146.

& 2014.

Next-Generation Augmented Reality Browsers: Rich, Seamless, and Adaptive. Proceedings of the IEEE, pp. 155 - 169. IEEE.

outlook through augmented reality. Proceedings of the IEEE International Conference on Advanced Communication Control and Computing Technologies (ICACCCT), pp. 398 - 401. IEEE.

Ronald, T.A. 1997. A Survey of Augmented Reality. In Presence: Teleoperators and Virtual Environments 6(4): 355-385.

Savitri, Pujiono, W. & Ananta, M.I. 2004. Perbandingan Model Two-Tier dengan Three-Tier dalam Arsitektur Client/Server untuk Mengolah Perintah Query pada Aplikasi Database. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 1(4): 1-8.

Shiddiqi, A.M. &Hendrianto, D. 2012. Augmented reality on android operating system based device; case study: mosque finder. Jurnal Ilmiah Kursor 6(4): 197-204.

Siebold, D. 2001. Visual Basic Developer’s Guide to SQl Server.Sybex Inc. USA. Sundaram, M.V., Vasudevan, S.K., Ritesh, A. &Santhosh, C. 2015. Aninnovative app

withforlocationfindingwith augmented reality using cloud. Proceedings of 2nd International Symposium on Big Data and Cloud Computing (ISBCC’15), pp.585-589. Procedia Computer Science.

(3)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang analisa implementasi Augmented Reality Marker-less GPS dengan memanfaatkan Mixare untuk memberikan informasi lokasi dengan sudut pandang augmented reality. Bab ini juga membahas tentang data yang digunakan, location based service, POI (point of interest), AR Browser, dan filteryang dilakukan terhadap setiap data lokasi berdasarkan jarak dari posisi pengguna.

3.1. Analisis Masalah

Berdasarkan pada rumusan masalah dari aplikasi augmented reality yang pernah ada sebelumnya dan belum adanya augmented reality berbasis lokasi yang khusus dalam menginformasikan lokasi aset potensial kota . Maka dilakukan rancangan ulang untuk membangun aplikasi yang menginformasikan lokasi dengan memberikan tampilan antarmuka aplikasi augmented reality berbasis lokasi yang mudah dioperasikan sehingga pengguna mendapatkan informasi lokasi yang mereka lihat secara real-time.

3.2. Analisis Sistem

Sistem yang dirancang merupakan sistem aplikasi Mobile Augmented Reality berbasis lokasi untuk memberikan informasi lokasi aset potensial kotadengan menampilkan konten virtual 2D/3D ke dalam realitas nyata sehingga pemberian informasi menjadi real-time.Sistem ini diberi nama aplikasi Medan KulinAR sebagai nama untuk aset

(4)
(5)

Gambar 3.1 Arsitektur Two Tier System Aplikasi

Disisi Frontend terdapat aplikasi Medan KulinAR Mobile yang sudah terinstal dalam perangkat mobile yang digunakan (perangkat android). Aplikasi ini berfungsi sebagai antarmuka antara pengguna dengan sistem (Siebold, 2001). Pengembangan antarmuka sistem, dibangun dengan menggunakan IDE Eclipse, SDK Android, Mixare sebagai library dan jugaengine pemrograman augmented reality dengan bahasa pemrograman java.

(6)

melalui perangkat mobile menggunakan jaringan seluler. GPS receiver yang terdapat dalam perangkat mobile terhubung ke satelit GPS yang berfungsi untuk menentukan posisi pengguna di bumi, sehingga dari informasi ini, informasi lokasi yang disampaikan relevan terhadap wilayah dimana pengguna berada.

Sistem frontend dimulai dengan kamera menangkap realitas nyata yang diarahkan oleh pengguna, lalu GPS mendeteksi koordinat pengguna berada untuk dijadikan sebagai target, lalu akan dicocokkan setiap koordinat pengguna yang terdeteksi dengan koordinat POI yang ada didalam database sistem. Pencocokan dilakukan dengan diambilnya beberapa koordinat POI yang terdekat dengan koordinat pengguna berada. Setelah proses itu selesai, sistem selanjutnya akan melakukan proses positioning dan orientation. Proses ini bertujuan mengatur letak dan posisi dari realitas yang ada di dunia nyata, hal ini bertujuan untuk menentukan letak dan posisi dari konten virtual yang akan ditambahkan ke realitas nyata melalui layar kamera smartphone. Setelah posisi dan orientasi gambar sudah ditentukan, sistem akan melakukan proses rendering untuk menampilkan konten virtual sesuai dengan posisi dan orientasi yang telah diatur oleh sistem. Semua proses tersebut dilakukan oleh Mixare, library dan engine yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini. Adapun Arsitektur Umum Aplikasi Frontend dapat dilihat pada Gambar 3.2.

(7)

Penjelasan dari gambar 3.2. adalah sebagai berikut: 1. Input

Terdapat 2 tahap proses input di dalam sistem ini. Pertama, dilakukan proses menangkap realitas nyata yang diarahkan pengguna menggunakan kamera, kemudian dilanjutkan proses pendeteksian titik koordinat pengguna berada dengan menggunakan perangkat GPS.

2. Proses

a. Scanning

Proses scanning dilakukan oleh GPSsmartphone. GPS akan mendeteksi titik koordinat pengguna berada yang dilakukan secara berulang kali hingga sistem mendapatkan beberapatitik koordinat POI terdekat dengantitik koordinat pengguna berada yang ditangkap oleh GPS. Jika belum ada titik koordinat POI yang cocok, sistem akan memerintahkan GPS untuk terus melakukan proses Scanning, sebaliknya apabila ada beberapa titik koordinat POI yang cocok, sistem akan menghentikan proses Scanning.

b. Comparing

Pada proses comparing, setiap titik koordinat pengguna yang diterima dari hasil scanning akan dicocokkan dengan titik koordinat POI yang ada didatabasesistem. Proses comparing akan terus dilakukan hingga didapat titik koordinat pengguna yang terdekat dan cocok dengan beberapatitik koordinat POI di dalam databasesistem. Apabila sistem belum mendapat titik koordinat penggunayang cocok, proses comparing akan terus dilakukan, dan apabila telah didapat titik koordinat penggunayang cocok, maka sistem akan memerintahkan GPS untuk menghentikan proses scanning, lalu melanjutkan ke proses positioning.

c. Positioning

(8)

posisi kamera terhadap arah pandangan pengguna.Untuk selanjutnya dilakukan penentuan posisi dan orientasi dimana konten virtual akan ditambahkan.

d. Rendering Virtual Content

Setelah ketiga proses diatas selesai dilakukan, sistem akan melakukan proses rendering yaitu proses menampilkan konten virtual dengan menggabungkannya ke dalam realitas nyata. Konten virtual yang ditampilkan pada aplikasi ini adalah objek 2D yang berupa informasi lokasi yang dilihat di realitas nyata.

3. Output

Aplikasi menampilkan konten virtual 2d yang berisikan informasi lokasi yang dilihat melalui layar kamera smartphone.

3.3. Flowchart Sistem

(9)

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Aplikasi Medan KulinAR

Adapun penjelasan dari Gambar 3.3. adalah sebagai berikut : • User membuka aplikasi dan masuk ke halaman utama. • Aplikasi mulai membaca titik koordinat user berada. • Nilai koordinat user kemudian dikirim ke server.

• Di server nilai tersebut dicocokkan dengan database lokasi yang terdekat dengan nilai koordinat user.

• Jika tidak ditemukan kecocokan maka aplikasi akan mengulang program dan memberi tahu bahwa tidak ada lokasi yang terdekat dengan nilai koordinat user.

(10)

• Setelah dilakukan kalibrasi sensor, selanjutnya sistem mulai melakukan rendering atau mengubah data yang di server menjadi beberapa marker augmented reality.

• Marker tersebut berupa objek 2d yang menampilkan keterangan lokasi yang berada di sekitar pengguna dan itu adalah merupakan output terakhir dari sistem tersebut.

3.4. Perancangan Sistem

Perancangan sistem bertujuan untuk menspesifikasikan aspek-aspek teknik yang menjadi solusi dalam perancangan. Pada tahap ini perancangan akan didefinisikan secara detail untuk mengatasi masalah-masalah yang lebih teknik, berkaitan dengan analisis kebutuhan seperti, analisis pengguna, diagram yang menjelaskan aktivitas, usecase, dan juga kegiatanimplementasi seperti perancangan arsitektur sistem dan perancangan basis data.

3.4.1. Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem

Aplikasi AR ini merupakan aplikasi Augmented Realityberbasis lokasi yang bertujuan untuk menyajikan informasi lokasi dengan cara lebih menarik dan real-time. Oleh karena itu dibutuhkan analisis kebutuhan fungsional yang dimaksudkan agar dapat mengatasi ketidaksesuaian antara aplikasi yang dirancang dengan kebutuhan pengguna. Adapun kebutuhan sistem yang diperlukan antara lain :

1. Memberikan visualiasi informasi POIaset potesial kota melalui objek marker augmentedreality terdekat yang berada di sekitar pengguna. 2. Informasi POI aset potensial dapat diperbaharui sesuai kebutuhan user. 3. Menampilkan informasi POI aset potensial kota yang dibutuhkan oleh

masyarakat secara lengkap dan terperinci.

(11)

3.4.2. Analisa Pengguna

Aplikasi AR ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber informasi lokasi aset potensial bagi masyarakat maupun turis mancanegara. Dan juga sebagai media promosi untuk para pemilik tempat yang ingin tempatnya dapat diketahui oleh para turis.

3.4.3. Analisis Batasan Sistem

Aplikasi AR ini memiliki beberapa batasan-batasan yaitu:

1. Pembangunan aplikasi ini memanfaatkan salah satu library dan engine untuk pembangunan aplikasi Augmented Realityyaitu Mixare.

2. Aplikasi dibangun menggunakan sistem two tier dengan aplikasi frontend sebagai client dan aplikasi backend sebagai server.

3. Aplikasi frontend difungsikan untuk user sebagai penyaji informasi tempat dengan teknologi augmented reality.

4. Aplikasi backend difungsikan sebagai pembaharuan atau update informasi lokasi yang dilaksanakan oleh admin dan pengguna.

Tujuan dari penentuan batasan-batasan diatas adalah agar aplikasi yang dibangun lebih efektif dan jelas fungsi dan tujuannya.

3.4.4. Analisis Kebutuhan Data

(12)

a. Tabel user

Tabel 3.1 Struktur Tabel user

Field Name Data Type Size Desc

id_user Integer 11 Primary Key

username Varchar 50

password Varchar 50

b. Tabel category

Tabel 3.2 Struktur Tabel category

Field Name Data Type Size Desc

id_category Integer 11 Primary Key

category Varchar 50

image Varchar 100

c. Tabel location

Tabel 3.3 Struktur Tabel location

Field Name Data Type Size Desc

id_location Integer 11 Primary Key

id_kategori Integer 11

name Varchar 250

longitude Double latitude Double description Text

address Varchar 100

image_url Text

3.4.5. Analisis Spesifikasi Sistem

Adapun spesifikasi sistem yang dibutuhkan antara lain :

(13)

Sedangkan disisi server atau backend akan dikembangkan web service jenis REST APIyang merupakan sumber data dari aplikasi frontend.

2. Konektivitas antara aplikasi Medan KulinARpada platform android ini dengan aplikasi backend di server menggunakan koneksi protocol HTTP dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada dalam perangkat(smartphone). 3. Spesifikasi sistem disisi frontend yaitu :

a. Perangkat yang digunakan harus bisa digunakan dimana saja dan kapan saja selama perangkat(smartphone) memiliki jaringan internet.

b. Agar aplikasi dapat berjalan dengan maksimal, sebaiknya berada dalam cakupan line of sight agar data yang diterima relevan dengan lokasi pengguna berada. Cakupan line of sight yang baik yaitu ketika berada di lingkungan terbuka atau tidak berada di ruangan tertutup.

c. Perangkat harus mempunyai gps, sensor akselerometer, dan kompas digital.

4. Spesifikasi sistem di backend yaitu:

a. Sistem dapat memfasilitasi pengelolahan konten informasi.

b. Sistem dapat memfasilitasi Admin untuk melakukan tambah, ubah, dan hapus konten informasi lokasi.

3.4.6. Pemodelan Sistem

Sistem dimodelkan dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language). Tahap-tahap pemodelan dalam analisis tersebut antara lain Use Case Diagram dan Activity Diagram.

Pemodelan sistem berfungsi untuk menentukan fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem pada aplikasi serta menentukan kelas yang dibutuhkan untuk realisasi fungsi-fungsi sistem yang telah dianalisis sebelumnya dan mendeskripsikannya kedalam bentuk diagram.

a. Use Case Diagram

(14)

pengguna sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebauh sistem dipakai. Usecase terdiri dari tiga bagian yaitu definisi actor, definisi use case, dan scenario use case. Adapun diagram use case dari aplikasi Medan KulinAR dapat dilihat pada gambar 3.4 dan 3.5.

Gambar 3.4Usecase Sistem Frontend Aplikasi

(15)

1) Definisi Aktor

Definisi Aktor berfungsi untuk mendeskripsikan peran aktor dalam sistem ini. Definisi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.

No. Aktor Deskripsi

Ak-01 User Merupakan aktor yang berperan dalam penggunaan aplikasi Medan KulinAR untuk mendapatkan lokasi dengan tampilanaugmented reality beserta dengan informasi lokasi tersebut.

Ak-02 Admin Merupakan aktor yang berperan dalam mengatur dan mengelola data informasi dalam database melalui CMS berbasis web

Tabel 3.4 Definisi Aktor

2) Definisi Use Case

Definisi Use Case berfungsi untuk menjelaskan proses yang terdapat pada setiap use case. Definisi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5

Frontend Usecase

No. Nama Use Case Deskripsi

Ucf-01 View AR Fungsi utama yang menampilkan lokasi dengan tampilan augmented reality.

(16)

Ucf-03 List Location Suatu fungsi atau menu untuk menampilkan informasi lokasi dalam bentuk list atau daftar.

Ucf-04 Map View Suatu fungsi atau menu untuk menampilkan letak lokasi dalam peta.

Ucf-06 Category Suatu pengaturan untuk memilih kategori konten yang akan ditampilkan.

Ucf-07 Radius Suatu pengaturan untuk memilih jarak antara user dengan konten yang akan ditampilkan.

Backend Usecase

No. Nama Use Case Deskripsi

Ucb-01 Login Fungsi untuk proses auntentifikasi hak akses kepada admin atau backend user.

Ucb-02 Manage Category

Fungsi untuk mengelola kategori lokasipada aplikasi yang dilakukan oleh

admin seperti fungsi CRUD

(create,update and delete). Ucb-03 Manage

Location

Fungsi untuk mengelola data tempat pada aplikasi yang dilakukan oleh user seperti fungsi CRUD (create,update and delete). Dan fungsi untuk pendaftaran dan pembaharuan data tempat yang dilakukan oleh backend user.

(17)

3) ScenarioUse Case

ScenarioUse Case berfungsi untuk menunjukkan lebih rinci penjelasan setiap bagian proses yang terdapat pada use case. Di dalam skenario use case akan tergambar jelas, dimana user memberikan perintah pada setiap bagian dan respon apa saja yang diberikan oleh sistem kepada user setelah user meberikan perintah pada setiap bagian-bagian use case. Berikut adalah tabel-tabel yang menjelaskan skenario usecase.

Tabel 3.6 Skenario Use case ViewAR

Identifikasi

Nama Use case View AR

Aktor User

Deskripsi Use case yang menampilkan lokasi

POI dengan tampilan augmented reality

Pre-condition Aplikasi telah dibuka/berjalan Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

User menekan tombol View POI AR Camera

Langkah 2:

Sistem menampilkan daftar POI lokasi dengan tampilan augmented reality

Langkah 3:

User memilih POI lokasi

Langkah 4:

Sistem menampilkan informasi tempat

(18)

Tabel 3.7 Skenario Use case About

Identifikasi

Nama Use case About

Aktor User

Deskripsi Use case yang menjelaskan proses

buka menu about

Pre-condition Aplikasi telah dibuka/berjalan Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

User menekan tombol about

Langkah 2:

Sistem menampilkan menu about Post Condition Tampilan menu About

Tabel 3.8 Skenario Use case List Location

Identifikasi

Nama Use case List Location

Aktor User

Deskripsi Use case yang menampilkan lokasi

POI dengan tampilan list Pre-condition Aplikasi telah dibuka/berjalan

(19)

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

User menekan tombol View POI List

Langkah 2:

Sistem menampilkan daftar POI lokasi dengan tampilan list Langkah 3:

User memilih POI lokasi

Langkah 4:

Sistem menampilkan informasi tempat

Post Condition Tampilan Info POI Lokasi

Tabel 3.9 Skenario Use case Map View

Identifikasi

Nama Use case Map View

Aktor User

Deskripsi Use case yang menampilkan lokasi

POI di dalam peta digital Pre-condition Aplikasi telah dibuka/berjalan

Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

User menekan tombol Map View

Langkah 2:

Sistem menampilkan lokasi di dalam peta

Langkah 3:

User memilih POI lokasi

Langkah 4:

(20)

Post Condition Tampilan Info POI Lokasi

Tabel 3.10 Skenario Use case Category

Identifikasi

Nama Use case Category

Aktor User

Deskripsi Use case yang mengatur pilihan

daftar konten sesuai kategori Pre-condition Aplikasi telah dibuka/berjalan

Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

User menekan tombol Category

Langkah 2:

Sistem menampilkan pilihan kategori

Langkah 3:

User memilih kategori

Langkah 4:

Sistem menyaring tampilan konten sesuai kategori yang dipilih

Post Condition Tampilan AR Camera

Tabel 3.11 Skenario Use case Radius

Identifikasi

(21)

Aktor User

Deskripsi Use case yang mengatur pilihan

daftar konten sesuai jarak user dengan lokasi sekitar

Pre-condition Aplikasi telah dibuka/berjalan Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

User menekan tombol Radius

Langkah 2:

Sistem menampilkan bar radius Langkah 3:

User mengatur radius

Langkah 4:

Sistem menyaring tampilan konten sesuai radius yang diatur

Post Condition Tampilan AR Camera

Tabel 3.12 Skenario Use case Login

Identifikasi

Nama Use case Login

Aktor Admin

Deskripsi Use case yang menjelaskan proses

masuk ke dalam sistem olah data POI

Pre-condition Menampilkan halaman Login

(22)

Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

Mengisi field username dan password pada halaman login administrator

Langkah 2:

Melakukan autentifikasi kesamaan username dan password

Post Condition Tampilan halaman utama

pengolahan aplikasi dan data POI

Tabel 3.13 Skenario Use case Manage Category

Identifikasi

Nama Use case Manage Category

Aktor Admin

Deskripsi Menampilkan dan mengelola

seluruh kategori lokasi

Pre-condition Menampilkan halaman utama web Medan KulinAR

Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

Memilih POI pada menu navigasi atau memilih olah data kategori pada halaman utama

Langkah 2:

(23)

Post Condition Tampilan olah data POI

Tabel 3.14 Skenario Use case Manage Location

Identifikasi

Nama Use case Manage Location

Aktor Admin

Deskripsi Menampilkan dan mengelola

seluruh data POI

Pre-condition Menampilkan halaman utama web Medan KulinAR

Typical course of event

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Langkah 1:

Memilih POI pada menu navigasi atau memilih olah data POI pada halaman utama

Langkah 2:

Menampilkan halaman olah data POI

Post Condition Tampilan olah data POI

b. Activity Diagram

(24)

berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Adapun diagram aktivitas untuk sistem diantara lain.

1) Activity Diagram View AR

Diagram aktivitas ini menjelaskan aktivitas sistem aplikasi dalam menjalankan kamera dan gps untuk memulai proses scanning LLA (Longitude and Latitude) target atau titik koordinat user. Diagram aktivitas View AR dapat dilihat pada Gambar 3.6.

(25)

2) Activity DiagramList Location

Diagram aktivitas ini menjelaskan aktivitas sistem aplikasi dalam menampilkan informasi tempat dengan tampilan list. Diagram aktivitas List Location dapat dilihat pada Gambar 3.7.

(26)

3) Activity DiagramAbout

Diagram aktivitas ini menjelaskan aktivitas sistem aplikasi dalam menampilkan aboutyang berisikan deskripsi aplikasi. Diagram aktivitas About dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Diagram aktivitas About

4) Activity DiagramMap View

(27)

Gambar 3.9 Diagram aktivitas Map View

3.5. Perancangan User Interface

(28)

3.5.1. Antar Muka Frontend Application

Agar dapat memudahkan proses pembuatan aplikasi maka terlebih dahulu membuat rancangan desain tampilannya. Pada perancangan antar muka frontend application ini meliputi tampilan halaman utama, augmented reality View, List View,

Map View, About, dan Help.

a. User Interface Halaman Utama

Gambar 3.10 Desain UI Halaman Utama

b. User Interface AR View

(29)

c. User Interface AR View dengan menampilkan menu

Gambar 3.12 Desain UI AR View + Menu

d. User Interface List View

(30)
[image:30.595.234.405.144.417.2]

e. User Interface Map View

Gambar 3.14 Desain UI Map View

f. User Interface About

[image:30.595.188.449.487.660.2]
(31)

3.5.2. Antar Muka Backend Application

Berbeda dengan frontend application yang memiliki rancangan yang begitu kompleks, backend application hanya meliputi rancangan antar muka saja yaitu terdiri dari

halaman login, menu administrator dan halaman tambah dan ubah data.

[image:31.595.130.497.208.438.2]

a. User Interface Login Admin

Gambar 3.16 Desain UI Login Admin

[image:31.595.116.489.463.715.2]

b. User Interface Halaman Tambah dan Ubah Data POI

(32)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini membahas hasil yang didapatkan dari implementasi penggunaan perangkat GPS untuk menampilkan informasi objek lokasi secara real-time dengan teknologi Augmented Reality dan pengujian sistem sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibahas pada Bab 3.

3.6. Implementasi Sistem

Pada tahap ini, penggunaan perangkat GPS akan diimplementasikan ke dalam sistem

menggunakan bahasa pemrograman mobile sesuai dengan perancangan yang telah

dilakukan.

4.1.1. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem adalah sebagai berikut:

1. Prosesor Intel Core i3-2330M CPU 2.2 GHz. 2. Kapasitas harddisk 500 GB.

3. Memori 3.00 RAM DDR3.

4. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows 7 Ultimate 5. Eclipse 1.4.1 Juno.

6. Android Development Toolkit 23.0.6

7. Smartphone (RAM 2GB, 4.4.2 Kitkat, GPS, Kompas, dan Akselerometer) 8. Appache / xampp

9. MySql 5 10. PHP 5.4

(33)

4.1.2. Implementasi dan Mekanisme Penggunaan Aplikasi

[image:33.595.262.371.234.363.2]

Sebelum membuka aplikasi, diharuskan pengguna mengaktifkan koneksi internet dan sensor GPS untuk bisa mengambil data dari server . Pada saat aplikasi dibuka, aplikasi akan menampilkan halaman splash screen terlebih dahulu. Halaman splash screen ini dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Halaman Splash Screen

Setelah halaman splash screen, maka user akan ditujukan pada halaman utama. Pada halaman ini akan langsung memunculkan tampilan kamera dengan teknologi augmented reality beserta terdapat 5 pilihan menu yang dapat kita pilih, yaitu menu Category, List View, Map View, Radius dan About. Halaman utama dapat dilihat pada Gambar 4.2.

[image:33.595.170.465.571.734.2]
(34)
[image:34.595.153.481.206.399.2]

Untuk memulai melakukan pemindaian lokasi dengan teknologi augmented reality kita bisa langsung eksekusi di halaman utama. Pada halaman utama akan menerima data dari server berupa AR Marker tempat sesuai dengan kategori tempat yang kita pilih. Untuk memilih kategori tempat kita bisa langsung pilih menu kategori yang ada pada halaman utama.

Gambar 4.3 Menu Kategori

Setelah melakukan pemilihan kategori, maka aplikasi akan memanggil data koordinat ke server sesuai dengan kategori yang kita pilih. Selanjutnya aplikasi akan menerima data koordinat lokasi dari server dan langsung dikonversikan menjadi berupa marker augmented realitydi gambar 4.4.

[image:34.595.152.483.521.708.2]
(35)
[image:35.595.244.389.186.406.2]

Marker AR tersebut menjadi media informasi yang kita butuhkan dalam pengenalan tempat sekitar kita. Data tersebut didapat dari web server yang bisa setiap saat di update oleh admin. Setiap marker bisa diklik untuk memperoleh informasi tempat yang lebih terperinci. Saat diklik maka marker akan memunculkan halaman deskripsi seperti gambar 4.5.

Gambar 4.5 POI Detail

Selain menampilkan dalam bentuk augmented reality, aplikasi juga menampilkan dalam bentuk list view dan map view seperti pad a gambar 4.6 dan 4.7.

[image:35.595.252.382.498.738.2]
(36)
[image:36.595.247.386.83.348.2]

Gambar 4.7 Map View

Untuk marker yang ditampilkan bisa diatur sesuai radius antar user dan lokasi sekitar di menu radius pada halaman utama.

Gambar 4.8 Radius Set

[image:36.595.107.526.398.636.2]
(37)
[image:37.595.242.391.101.361.2]

Gambar 4.9. Halaman About

3.7. Pengujian Kinerja Sistem

Pengujian sistem dilakukan untuk menguji komponen-komponen yang telah dirancang dan diimplementasikan kedalam sistem. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan masing-masing komponen telah berfungsi dengan baik sesuai yang diinginkan. Untuk menguji sistem digunakan teknik blackbox testing, yaitu pengujian dilakukan pada interface tanpa melihat coding.

4.2.1.Pengujian Kinerja Interface

Setelah perancangan interface diimplementasikan, selanjutnya akan dilakukan pengujian menggunakan blackbox testing. Adapun rencana pengujian sistem dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rencana Pengujian Aplikasi No. Komponen Sistem Yang Diuji Butir Uji

[image:37.595.116.556.677.735.2]
(38)

2 Menu Kategori Pengujian tampilan dan tombol 3 Menu List View Pengujian tampilan dan tombol 4 Menu Map View Pengujian tampilan dan tombol 5 Menu Radius Level Pengujian tampilan dan tombol 6 Menu About Pengujian tampilan dan tombol

Adapun hasil pengujian dari rencana pengujian pada Tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

[image:38.595.122.550.84.233.2]

1. Hasil pengujian Halaman Utama

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Halaman Utama No. Target

pengujian Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Status

1. Uji Tampilan Halaman Utama Menampilan AR Kamera dan tombol-tombol menu Menampilan AR Kamera dan tombol-tombol menu Berhasil

2 Uji pemilihan Menu Kategori Menuju halaman kategori Menuju halaman kategori Berhasil

3 Uji pemilihan Menu List View Menuju halaman List View Menuju halaman List View Berhasil

4 Uji pemilihan Menu Map View Menuju halaman Map View Menuju halaman Map View Berhasil

(39)

Level 6 Uji pemilihan

Menu About Menuju halaman About Menuju halaman About Berhasil

[image:39.595.123.522.84.166.2]

2. Hasil pengujian Menu Kategori

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Menu Kategori No. Target

pengujian Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Status

1. Uji Tampilan Halaman Kategori

Menampilkan pop-up menu pilihan

kategori

Menampilkan pop-up menu pilihan kategori

Berhasil

2 Uji pemilihan Kategori Menampilkan hasil kategori yang dipilih Menampilkan hasil kategori yang dipilih Berhasil

[image:39.595.116.521.180.445.2]

3. Hasil pengujian Menu List View

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Menu List View No. Target

pengujian Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Status

1. Uji Tampilan Halaman List View Menampilkan list lokasi-lokasi berdasarkan kategori yang dipilih Menampilkan list lokasi-lokasi berdasarkan kategori yang dipilih Berhasil

2 Uji pemilihan list lokasi

Menampilkan detail lokasi yang

dipilih

Menampilkan detail lokasi yang

dipilih

(40)
[image:40.595.122.519.159.433.2]

4. Hasil pengujian Menu Map View

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Menu Map View No. Target

pengujian Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Status

1. Uji Tampilan Halaman Map

View

Menampilkan dalam peta digital

lokasi-lokasi berdasarkan kategori yang

dipilih

Menampilkan dalam peta digital

lokasi-lokasi berdasarkan kategori yang

dipilih

Berhasil

2 Uji pemilihan marker pada peta Menampilkan keterangan lokasi yang dipilih Menampilkan keterangan lokasi yang dipilih Berhasil

[image:40.595.124.518.515.753.2]

5. Hasil pengujian Menu Radius Level

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Menu Radius Level No. Target

pengujian Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Status

1. Uji Tampilan Halaman Radius Level

Menampilkan Bar Radius Level untuk

mengatur radius lokasi sekitar

Menampilkan Bar Radius Level untuk

mengatur radius lokasi sekitar

Berhasil

2 Uji pemilihan jarakpada radius level

Menampilkan lokasi berdasarkan

jarak yang dipilih

Menampilkan lokasi berdasarkan

jarak yang dipilih

(41)
[image:41.595.121.520.180.362.2]

6. Hasil pengujian Menu About

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Menu About No. Target

pengujian Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Status

1. Uji Tampilan Halaman About

Menampilkan cara penggunaan aplikasi dan nama

pengembang aplikasi

Menampilkan cara penggunaan aplikasi dan nama

pengembang aplikasi

Berhasil

4.2.2 Pengujian Augmented Reality menggunakan perangkat GPS

Data input yang digunakan pada aplikasi ini ialah titik koordinat lokasi yang dideteksi melalui perangkat GPS Smartphone yang tersimpan didalam web server dan diolah menjadi sebuah marker augmented reality di dalam aplikasi Medan KulinAR.

(42)
[image:42.595.131.521.85.566.2]

Tabel 4.8 Hasil Uji Augmented Reality berdasarkan kategori konten No. Target

Pengujian

Hasil Uji Status

1. Menampilkan marker AR

kategori ATM

Berhasil

2. Menampilkan marker AR

kategori Kuliner

Berhasil

3. Menampilkan marker AR

kategori Supermarket

(43)
[image:43.595.131.521.88.570.2]

Tabel 4.9 Hasil Uji Augmented Reality berdasarkan jarak pengguna dengan lokasi No. Target

Pengujian

Hasil Uji Status

1. Menampilkan marker AR

>1km

Berhasil

2. Menampilkan marker AR

<500m

Berhasil

3. Menampilkan marker AR

<100m

(44)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan dari metode yang diajukanuntuk menampilkan informasi objek lokasi secara real-time dengan teknologi Augmented Realitypada bagian 5.1., serta pada bagian 5.2. akan dibahas saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pengujian sistem augmented

realitypada pencarian destinasi menggunakan perangkat GPS adalah sebagai

berikut:

1. Implementasi augmented reality dapat memudahkan masyarakat dalam menemukan lokasi aset potensial yang ada di sekitarnya pada kota Medan. Hal ini dikarenakan aplikasi pencarian lokasi ini dapat menyajikan informasi tentang letak atau posisi lokasi aset potensial kotasecara lebih nyata dan dinamis sesuai dengan letak sebenarnya berdasarkan arah pandangan pengguna.

(45)

5.2. Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan penambahan lokasiyang diinformasikan,tidak hanya terbatas pada satu kota saja.

(46)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan penggunaan perangkat GPSuntuk menampilkan informasi lokasi secara real-time dengan teknologi Augmented Reality

2.1. Context Aware

Context-Aware adalah penggunaan context untuk menyediakan informasi dan layanan

yang task-relevant secara interaktif antara user dan elemen yang berada di sekitar

lingkungan. Sebuah sistem merupakan Context-Aware jika sistem tersebut

menggunakan contextuntuk menyediakan informasi dan layanan yang relevan

kepada user, dimana relevansi tergantung pada kegiatan user (Abowd et al., 1999).

Taksonomi fitur Context-Aware yaitu:

a. Contextual sensing

Kemampuan mendeteksi informasi kontekstual dan menyampaikannya

kepada user, dengan kata lain meningkatkan sistem sensor user.

b. Contextual adaptation

Kemampuan mendeteksi atau memodifikasi layanan secara otomatis, berdasar

pada konteks saat ini.

c. Contextual resources discovery

Memberikan kemampuan kepada aplikasi Context-Aware untuk mencari dan

memberdayakan sumber daya dan layanan yang relevan terhadap konteks user.

d. Contextual augmentation

Kemampuan mengasosiasikan data digital dengan konteks yang dimiliki

oleh user. User bisa melihat data ketika berada pada sebuah konteks yang

(47)

Mekanisme inti dari Context-Awareness yaitu (Abowdet al.,1999):

a. Identity awareness (Who)

Kewaspadaan lingkungan terhadap identitas user. Yang termasuk kategori ini

adalah profiluser, personalisasi, dan model user.

b. Location awareness(Where)

Kapasitas lingkungan dalam mengenali lokasi pada ruangan terbuka atau

tertutup.

c. Mobility awareness (When)

Kapasitas lingkungan dalam penggunaan sistem terdistribusi dan komunikasi

mobile untuk mengenali perubahan lokasi user ke lokasi yang lain.

d. Activity awareness (What)

Kewaspadaan lingkungan dalam hal sensitifitas dan responsifitas pada aktifitas

keseharian user

2.2. Augmented Reality

Augmented Realityadalah konsep pelapisan konten visual (seperti grafik) di atas

pemandangan dunia nyata seperti yang terlihat melalui sebuah kamera. AR mentransformasi perangkat mobile ke dalam sesuatu yang digambarkan sebagai suatu cermin ajaib sehingga akan terjadi interaksi dengan dunia nyata (Wahyutamaet al.,2013).

(48)
[image:48.595.110.517.148.326.2]

lingkungan nyata. Oleh karena itu, AR hanya sebagai tambahan realitas dan bukan menggantikannya (Azuma, 1997).

Gambar 2.1. Diagram Ilustrasi Augmented Reality

Augmented reality dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan ada

tidaknya penggunaan marker yaitu: marker dan markerless (Geroimenko, 2012). Marker dapat berupa foto sebuah objek nyata atau gambar buatan dengan pola unik. Marker AR erat kaitannya dengan pengenalan pola yang mengkalkulasikan posisi, orientasi, dan skala dari objek AR. Sedangkan metode markerless yaitu metode pelacakan AR yang menggunakan objek di dunia nyata sebagai marker atau tanpa menggunakan marker buatan.

2.2.1. Augmented Reality Browser

Augmented RealityBrowser adalah pengganti dari Web browser di dunia nyata, melapisi konten multimedia interaktif di dunia fisik atau objek yang mereka lihat(Langlotz et al., 2014). Fungsi inti dari AR browser hanya untuk menampilkan sebagian besar penjelasan informasi tekstual yang teregistrasi ke dalam objek atau tempat-tempat di dunia nyata. Hal ini meningkatkan informasi objek dunia nyata dengan menambah informasi digital (Kinikar et al. 2013). Ada dua jenis pendekatan AR browser yaitu

(49)

2.2.2. Markerless Augmented Reality

Salah satu dari metode Augmented Reality yang saat ini sedang berkembang adalah metode Markerles Augmented Reality, dengan metode ini pengguna tidak perlu lagi mecetak sebuah marker untuk menampilkan elemen-elemen digital. Dalam hal ini, marker yang dikenali berbentuk posisi perangkat, arah, maupun lokasi. Ketika aplikasi AR ini mengenali tanda yang sudah dikenali, biasanya akan memvisualisasikan video maupun gambar. Total Immersion dan Qualcomm adalah salah satu perusahaan yang mengembangkan Augmented Reality dengan berbagai macam teknik Markerless Tracking diantaranya adalah Face Tracking, 3D Object Tracking, Motion Tracking dan GPS Based Tracking (Akbar, 2012).

a. Face Tracking

Dengan menggunakan algoritma yang mereka kembangkan, komputer dapat mengenali wajah manusia secara umum dengan cara mengenali posisi mata, hidung, dan mulut manusia, kemudian akan mengabaikan objek-objek lain di sekitarnya seperti pohon, rumah, dan benda-benda lainnya. Teknik ini pernah digunakan di Indonesia pada Pekan Raya Jakarta 2010 dan ToyStory 3 Event.

b. 3D Object Tracking

Berbeda dengan Face Tracking yang hanya mengenali wajah manusia secara umum, teknik 3D Object Tracking dapat mengenali semua bentuk benda yang ada disekitar, seperti mobil, meja, televisi, dan lain-lain.

c. Motion Tracking

(50)

d. GPS Based Tracking

Pengembangan teknik ini lebih diarahkan pada smartphone, karena teknologi GPS dan kompas yang tertanam pada smartphone tersebut. Dengan memanfaatkan fitur GPS yang berfungsi sebagai penentu lokasi pengguna pada saat itu berada sehingga lokasi terdekat yang ingin dituju dapat dilihat melalui implementasi augmented reality. Teknik ini berguna sebagai pemandu selayaknya fungsi GPS, namun dilengkapi dengan marker informasi arah yang dituju. Dalam implementasinya, teknik ini mengharuskan tersambungnya koneksi GPS dan kebutuhan paket data yang ada pada smartphone, karena data-data lokasi yang dimiliki GPS memiliki akses langsung dari satelit agar cepat mendeteksi wilayah yang telah dijadikan sebuah objek marker informasi pada Augmented Reality. Akses internet memiliki fungsi sebagai pemanggilan data-data berupa latitude, longitude, serta informasi yang mendukung setiap lokasi yang disimpan pada server sehingga beban ukuran aplikasi dapat diminimalisir. Teknik GPS based tracking sebenarnya membutuhkan peran kompas dan akselerometer sebagai pengatur ukuran layar secara horizontal dan vertikal agar marker lokasi dapat dilihat ketika kamera handset berada posisi yang sesuai dengan lokasi tersebut. Namun ketika handset tidak berada dalam sudut pandang lokasi tersebut maka marker tersebut tidak akan tampak (Kim, Y. & Kim, W., 2014).

2.2.3. Kebutuhan Dasar Augmented Reality

(51)

2.3. GPS, Location Based Service dan POI

[image:51.595.110.459.337.530.2]

Location Based Service adalah salah satu bentuk layanan yang didasarkan pada posisi pelanggan berada di saat ini. Kadangkala, user/pelanggan sendiri tidak mengetahui di mana dia berada. Oleh karena itu sistem yang akan bekerja untuk membantu pelanggan menentukan posisinya saat ini. Selanjutnya setelah posisi tersebut diketahui, data tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memungkinkan pelanggan untuk mengakses segala informasi yang terkait dengan posisinya saat ini melalui GPS. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi radio di seluruh dunia yang memanfaatkan 24 satelit beserta stasiun bumi. Melalui sistem ini , bumi dibagi menjadi kotak–kotak dengan masing-masing memiliki alamat yang unik sehingga dapat mengidentifikasikan dengan tepat setiap lokasi tersebut (Bain, 2006).

Gambar 2.2. Sistem kerja Location Based Service

(52)

2.4. Android

Android adalah sekumpulan perangkat lunak yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi utama berbasis linux untuk telepon seluler. Telpon seluler yang dimaksud adalah seperti smartphone dan tablet PC. Android sendiri bersifat open source atau merupakan platform yang bersifat terbuka dan yang pertama kali memisahkan antara hardware dengan software yang berjalan diatasnya. Hal ini dapat membuat device yang berbeda dapat menjalankan suatu aplikasi yang sama dan dapat membangun ekosistem yang lebih kaya untuk para developer dan konsumen (Gozali, 2012).

Beberapa fitur ungggulan yang terdapat dalam sistem operasi android(Speckmann, 2008) adalah :

• Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.

• Dalvik mesin virtual: mesin virtual yang dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.

• Grafik: grafis di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL. • SQLite: untuk penyimpanan data.

• Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

2.5. Web Service

Web service adalah salah satu bentuk sistem perangkat lunak yang didesain

untuk mendukung interaksi mesinkemesin melalui jaringan.Web servicememiliki interface yang dideskripsikan dalam format yang dapat dibaca oleh mesin. Jenis web service dapat dibagi menjadi dua, yaitu REST dan SOAP (Booth et al., 2004).

a. REST

(53)

link-link yang disediakan sama halnya dengan mengganti state dari halaman web. Begitu pula REST bekerja, dengan bernavigasi melalui link-link HTTP untuk melakukan aktivitas tertentu, seakan-akan terjadi perpindahan state satu sama lain. Perintah HTTP yang bisa digunakan adalah fungsi GET, POST, PUT atau DELETE. Balasan yang dikirimkan adalah dalam bentuk XML sederhana tanpa ada protokol pemaketan data, sehingga informasi yang diterima lebih mudah dibaca dan diparsing disisi client.

b. SOAP

Simple Object Access Protokol (SOAP) SOAP adalah protokol untuk saling bertukar pesan dalam format XML antar komputer di dalam jaringan, biasanya menggunakan HTTP/HTTPS [6]. Web servicedalam skripsi ini menggunakan SOAP sebagai protokol pengiriman pesannya. Dalam menjalankan tugasnya, SOAP menggunakan struktur XML tertentu dalam pengirimkan request kepada web service.

2.6. Model Client Server

Secara umum, model atau bentuk dari client/server dapat dibagi menjadi beberapa bagian, namun dari garis besarnya terdiri dari dua bagian, yaitu model two-tier dan model three-tier.

Model Two Tier

(54)

a. Frontend (Client Tier)

Frontend atau lapisan antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Lapisan ini berfungsi untuk menangani interaksi pengguna dengan aplikasi.

b. Backend (Data Source Tier)

[image:54.595.159.475.262.442.2]

Backend atau lapisan penyimpanan data ditempatkan pada mesin server. Lapisan ini berfungsi untuk menyediakan data bagi lapisan client.

Gambar 2.3.Two Tier Architecture

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai location based augmented reality sudah beberapa kali dilakukan dengan konten dan konteks yang berbeda-beda.

(55)

Penelitian yang dilakukan oleh Sundaram membahas penggunaan Cloud di dalam Augmented Reality berbasis web. Pengguna Cloud tersebut difungsikan untuk menyimpan database yang berisikan tag informasi lokasi untuk membantu dalam bidang pariwisata dan navigasi. (Sundaramet al. 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Han dari Universitas Nasional Sunchon Korea membahas sistem augmented reality yang diimplementasikan untuk visualisasi warisan situs budaya dengan memanfaat koordinat lokasi.Dalam penelitian ini, situs budaya tersebut di modelkan ke dalam bentuk 3D yang divisualkan melalui kamera ponsel dari lokasi situs budaya yang sebenarnya. Sehingga membuat situs yang telah punah dalam satu lokasi menjadi hidup lagi dalam bentuk visual 3D augmented reality. (Han et al. 2013).

[image:55.595.112.509.449.750.2]

Penelitian yang dilakukan oleh Leeladevi membahas sistem augmented reality yang diimplementasikan untuk identifikasi lokasi yang berada di dalam ruangan tertutup. Marker yang digunakan untuk identifikasinya adalah berubah QRCode dan RFID, sehingga pengguna bisa mengetahui informasi lokasi yang ada di dalam ruangan tertutup. (Leeladeviet al. 2014).Rangkuman dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No. Peneliti

(Tahun)

Judul Keterangan

1. Shiddiqi& Hendrianto

(2012)

Augmented Reality on Android Operating System

Based Device for Mosque Finder

Fungsi objektif:

Menampilkan pencarian mesjid dalam pandangan augmented reality

Batasannya:

Rumah ibadah Mesjid

2. Sundaram et al. (2015)

An Innovative App with for Location

Finding with Augmented

Reality using CLOUD

Fungsi objektif:

Mengetahui lokasi dalam

tampilanaugmented realityberbasis web

Batasannya:

(56)

3. Han et al. (2013)

Cultural Heritage

Sites Visualization

System Based on

Outdoor

Augmented Reality

Fungsi objektif:

Visualisasi 3D objek warisan situs budaya yang sudah punah dalam lokasi tertentu

Batasannya:

Hanya visual 3D warisan situs budaya dalam satu lokasi

4. Leeladevi et al. (2014)

Indoor Location Identification with

Better Outlook through Augmented

Reality

Fungsi objektif:

Identifikasi lokasi yang ada dalam ruangan tertutup

Batasannya:

(57)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya aset potensial kota, setiap kota yang memiliki beragam aset potensial dituntut untuk lebih memperkenalkan aset potensial yang dimilikinya. Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara, memiliki berbagai aset potensial yang belum banyak diketahui masyarakat di Kota Medan, maupun di luar kota Medan. Aset itu sendiri meliputi sarana, pra-sarana, orang, komunitas, organisasi, adat istiadat, atau kumpulan hubungan yang mempengaruhi ciri dan cara hidup di Medan. Hanya saja, kurangnya informasi mengenai aset-aset tersebut berimbas pada berkurangnya nilai sosial, budaya dan ekonomi yang dimiliki. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi yang dapat membantu dalam mencari dan menginformasikan aset-aset potensial yang ada di Kota Medan.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadikan teknologi informasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Sehingga tidak heran untuk melakukan kegiatan sehari-hari, kita membutuhkan sebuah alat bantu komunikasi mobile yang bisa digunakan kapanpun dan dimanapun. Perkembangan mobile phone pada saat ini semakin condong ke arah smartphone.Hal ini dikarenakan smartphone memiliki fitur pada mobile phone yang dilengkapi dengan dukungan perangkat keras yang lebih modern seperti gps, sensor akselerometer, dan kompas digital sehingga mendukung untuk bekerja lebih kompleks.

(58)

terdapat pengguna yang kebingungan mencari lokasi aset potensial yang berada di sekitarnya dikarenakan informasi yang diberikan kurang jelas dan interaktif.

Augmented Reality(AR) adalah sebuah teknologi baru yang menggabungkan antara apa yang nyata dan apa yang dihasilkan komputer dengan meningkatkan apa yang kita lihat, cium, dengar, dan rasakan (Agrawal et al., 2015). Pada umumnya, aplikasi yang menerapkan teknologi AR bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengguna dengan lebih jelas, real time, dan interaktif. Pemanfaatan teknologi AR banyak digunakan pada bidang edukasi, kesehatan, militer, iklan, hiburan, dan navigasi dan juga pada bidang navigasi, sepertipada beberapa perusahaan seperti Layar, Wikitude, dan Metaio. Teknologi AR memungkinkan untuk mempermudah pengguna dalam mengenali dan mengetahui informasi lokasi aset potensial di sekitarnya secara lebih nyata dan menarik.

Penerapan Augmented Reality dalam pengenalan lokasi telah dilakukan sejak tahun 1997. Feiner mengembangkan sistem informasi lingkungan kampus berbasis AR. Perangkat keras yang digunakan terdiri atas backpack computer, handheldcomputer, headworn display, dan beberapa sensor untuk menentukan

orientasi dan posisi. Dengan menggunakan perangkat-perangkat tersebut, pengguna dapat melihat label nama virtual dari gedung-gedung yang sedang ia lihat. (Feiner et al., 1997). Dan adapun juga Penelitian yang dilakukan oleh Hardiansyah membahas kombinasi kemampuan komputansi mobile, kemampuan imaging, bermacam sensor dan akses network untuk membuat alat bantu navigasi pejalan kaki. Hasil penelitianini memanfaatkan kemampuan dan fasilitas yang telah ada untuk membangun sebuah aplikasi yang membantu pengguna untuk mengenali daerah di sekitarnya (Hardiansyah et al., 2012).

(59)

1.2. Rumusan Masalah

Selama ini masyarakat lebih sering menggunakan aplikasi pemetaan dalam memandu pencarian lokasiaset potensial yang mereka inginkan. Dengan aplikasi pemetaan tersebut,masyararakat dapat mengetahui informasi lokasi aset potensial yang berada disekitarnya. Namun,aplikasi tersebut hanya menyajikan informasinya melalui peta digital saja dan tidak langsung berinteraksi langsung dengan dunia nyata. Hal ini menyebabkan masyarakat masih kebingungan dalam mencari lokasi aset potensial yang berada di sekitarnya dikarenakan informasi yang diberikan kurang jelas dan tidak dinamis. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatanuntuk menyelesaikan permasalahan ini yaitu denganmembantupengguna dalammemperoleh informasimengenailokasi aset potensial terdekat yang diinginkansecara real-timedan dinamis berdasarkan arah pandangan pengguna melalui kamera.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untukmenkonversikan pencarian pada pemetaanlokasiaset potensialyang diinginkan pengguna menggunakan perangkatGPSberdasarkan arah pandangan pengguna melalui kamera dengan mengimplementasikan teknologi augmented realitysehingga memudahkan pengguna dalam mengetahui lokasi secara nyata di lingkungan mobile.

1.4. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu dibuat batasan masalah yaitu:

1. Implementasi aplikasi Augmented Reality ini hanya pada lingkungan mobile berbasis Android.

2. Informasi lokasi aset potensial yang ditampilkan pada penelitian ini hanya aset potensial yang ada di kota Medan.

(60)

1.5. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi Pengguna

a. Sistem dapat digunakan sebagai media informasi pengenalan aset potensial pada kota-kota besar.

b. Sebagai media promosi.

c. Sebagai referensi dalam pengembangan di bidang augmented reality.

2. Bagi Penulis

a. Menambah pengalaman dan pengetahuan praktis dari keadaan sebenarnya dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang didapat dari perkuliahan.

b. Mengembangkan teknologi augmented reality dalam menyampaikan informasi.

1.6. Metodologi Penelitian

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Dilakukannya tahap ini dengan guna untuk mencari, menggali dan mempelajari informasi yang berhubungan dengan augmented reality, gps, location based service, dan data lokasi. Informasi didapat melalui buku-buku referensi atau sumber- sumber yang berkaitan dengan hal tersebut, baik dari textbook maupun internet .

b. Analisis Sistem

(61)

c. Perancangan Sistem

Dalam tahap ini dilakukanperancangan arsitektur, pengumpulan data, pelatihan, dan perancangan antarmuka untuk menyelesaikan hal yang ditemukan pada tahap analisis.

d. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan implementasi dari analisis dan perancangan yang telah dilakukan ke dalam kode program.

e. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk memastikan hasil perancangan aplikasi dapat berjalan sesuai dengan teori dan tujuan dari penelitian. Jika ditemukan kesalahan maka akan dilakukan perbaikan terhadap aplikasi.

f. Dokumentasi dan Penyusunan Laporan

Setelah aplikasi diuji dan dapat digunakan secara baik, maka akan dilakukan pembuatan laporan hasil analisis dan implementasi yang bertujuan untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil penelitian dalam bentuk skripsi.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari lima bagian utama sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang dari penelitian yang dilaksanakan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang diperlukan untuk memahami permasalahan yang dibahas pada penelitian ini. Teori-teori yang berhubungan dengan Augmented Reality, GPS, Location Based Service, dan Markerless AR akan dibahas pada bab ini.

Bab 3: Analisis dan Perancangan

(62)

perangkat GPS dalam menampilkan informasi lokasimelalui tampilan real-time Augmented Reality.

Bab 4: Implementasi dan Pengujian

Bab ini berisi pembahasan tentang implementasi dari perancangan yang telah dijabarkan pada bab 3. Selain itu, hasil yang didapatkan dari pengujian yang dilakukan terhadap implementasi yang dilakukan juga dijabarkan pada bab ini.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

(63)

ABSTRAK

Setiap kota yang memiliki beragam aset potensial dituntut untuk lebih memperkenalkan aset potensial yang dimilikinya. Kota Medan memiliki aset potensial yang meliputi sarana, pra-sarana, orang, komunitas, organisasi, adat istiadat kumpulan hubungan yang mempengaruhi ciri dan cara hidup di Medan. Beragamnya aset potensial yang tersebar menyebabkan hanya sebagian yang benar-benar diketahui oleh masyarakat Kota Medan. Sebagian aset tidak diketahui bukan karena kualitasnya kurang bagus, akan tetapi kurang terlihat oleh masyarakat luas. Saat ini telah banyak bermunculan aplikasi smartphone yang menyediakan fasilitas pencarian dan pemetaan lokasi. Dan fasilitas ini sangat mungkin digunakan untuk pencarian lokasi aset potensial kota.Namun, informasi yang disajikan kepada pengguna hanya berupa data teks dan peta digital saja, sehingga masih terdapat pengguna yang kebingungan mencari lokasi aset potensial yang berada di sekitarnya dikarenakan informasi yang diberikan kurang jelas dan tidak dinamis. Penelitian ini mengimplementasikan Augmented Reality (AR) untukaplikasi pencarian lokasi aset potensial kota

menggunakan perangkat GPS yang menjadikan koordinat smartphone pengguna sebagai marker. Teknologi AR memungkinkan disisipkannya sebuah informasi ke dalam pandangan dunia nyata, sehingga informasi yang diberikan lebih nyata dan lebih mudah untuk dicerna. Implementasi AR pada aplikasi ini dapat memudahkan masyarakat dalam mengetahui dan menemukan lokasi aset potensial secara lebih nyata dan dinamis sesuai dengan letak sebenarnya berdasarkan arah pandangan pengguna melalui kamera.

(64)

AUGMENTED REALITY FORPOTENTIAL ASSET OF MEDAN CITY FINDING USING GPS

ABSTRACT

Every city that has a variety of potential assets needs to introduce its places. Medan city has a potential assets which includes facility, pre-means, people, communities, organizations, customs collection of relationships that affect the characteristics and way of life in Medan. The variety of potential assets spread meant that only a truly known by the people of Medan. Most of the assets is not known is not because the quality is not good, but less visible to the general public. Recently, there are many applications on smartphones that provide location finding and mapping facilities.And this facility very likely be used to finding the location of potential asset town. However, the information presented to the user still in the form of text data and digital maps, so that there are users who are still frantically looking for the location of potential assets nearby due to the unclear and static given information. This study implements Augmented Reality (AR) for location of potential assets finding using GPS which make the coordinate of user's smartphone as a marker. AR Technology allows information to combined with the real world, so that the information provided more tangible and easier to digest. The implementation of AR in this application can help tourists to find location of potential assets more real and dynamic in accordance with the actual position based on the direction of user's view on camera.

(65)

AUGMENTED REALITY PADA PENCARIAN ASET POTENSIAL KOTA MEDAN MENGGUNAKAN GPS

SKRIPSI

Nugroho Syahputra 111402071

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(66)

AUGMENTED REALITY PADA PENCARIAN ASET POTENSIAL KOTA MEDAN MENGGUNAKAN GPS

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Teknologi Informasi

NUGROHO SYAHPUTRA 111402071

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(67)

PERSETUJUAN

Judul : AUGMENTED REALITY PADA PENCARIAN

ASET POTENSIAL KOTA MEDAN MENGGUNAKAN GPS

Kategori : SKRIPSI

Nama : NUGROHO SYAHPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa : 111402071

Program Studi : S1 TEKNOLOGI INFORMASI Departemen : TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Muhammad Anggia Muchtar, ST., MM.IT M Fadly Syahputra, B.Sc., M.Sc.,IT NIP. 19800110 200801 1 010 NIP. 19830129 200912 1 003

Diketahui/disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,

(68)

PERNYATAAN

AUGMENTED REALITY PADA PENCARIAN ASET POTENSIAL KOTA MEDAN MENGGUNAKAN GPS

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 28 Nopember 2015

(69)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Informasi.

Pertama, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga penulis, Ayahanda Syaiful Bahri, Ibunda Dra. Ratna Wati Manao, dan Adik penulis Rahmad Syahputra, beserta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, motivasi, serta doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak M Fadly Syahputra, B.Sc., M.Sc.,IT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Muhammad Anggia Muchtar, ST., MM.IT selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penelitian serta penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc., M.Sc selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Teknologi Informasi, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, dan seluruh dosen serta staff pegawai di lingkungan Program Studi S1 Teknologi Informasi, yang telah membantu dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

(70)
(71)

ABSTRAK

Setiap kota yang memiliki beragam aset potensial dituntut untuk lebih memperkenalkan aset potensial yang dimilikinya. Kota Medan memiliki aset potensial yang meliputi sarana, pra-sarana, orang, komunitas, organisasi, adat istiadat kumpulan hubungan yang mempengaruhi ciri dan cara hidup di Medan. Beragamnya aset potensial yang tersebar menyebabkan hanya sebagian yang benar-benar diketahui oleh masyarakat Kota Medan. Sebagian aset tidak diketahui bukan karena kualitasnya kurang bagus, akan tetapi kurang terlihat oleh masyarakat luas. Saat ini telah banyak bermunculan aplikasi smartphone yang menyediakan fasilitas pencarian dan pemetaan lokasi. Dan fasilitas ini sangat mungkin digunakan untuk pencarian lokasi aset potensial kota.Namun, informasi yang disajikan kepada pengguna hanya berupa data teks dan peta digital saja, sehingga masih terdapat pengguna yang kebingungan mencari lokasi aset potensial yang berada di sekitarnya dikarenakan informasi yang diberikan kurang jelas dan tidak dinamis. Penelitian ini mengimplementasikan Augmented Reality (AR) untukaplikasi pencarian lokasi aset potensial kota

menggunakan perangkat GPS yang menjadikan koordinat smartphone pengguna sebagai marker. Teknologi AR memungkinkan disisipkannya sebuah informasi ke dalam pandangan dunia nyata, sehingga informasi yang diberikan lebih nyata dan lebih mudah untuk dicerna. Implementasi AR pada aplikasi ini dapat memudahkan masyarakat dalam mengetahui dan menemukan lokasi aset potensial secara lebih nyata dan dinamis sesuai dengan letak sebenarnya berdasarkan arah pandangan pengguna melalui kamera.

(72)

AUGMENTED REALITY FORPOTENTIAL ASSET OF MEDAN CITY FINDING USING GPS

ABSTRACT

Every city that has a variety of potential assets needs to introduce its places. Medan city has a potential assets which includes facility, pre-means, people, communities, organizations, customs collection of relationships that affect the characteristics and way of life in Medan. The variety of potential assets spread meant that only a truly known by the people of Medan. Most of the assets is not known is not because the quality is not good, but less visible to the general public. Recently, there are many applications on smartphones that provide location finding and mapping facilities.And this facility very likely be used to finding the location of potential asset town. However, the information presented to the user still in the form of text data and digital maps, so that there are users who are still frantically looking for the location of potential assets nearby due to the unclear and static given information. This study implements Augmented Reality (AR) for location of potential assets finding using GPS which make the coordinate of user's smartphone as a marker. AR Technology allows information to combined with the real world, so that the information provided more tangible and easier to digest. The implementation of AR in this application can help tourists to find location of potential assets more real and dynamic in accordance with the actual position based on the direction of user's view on camera.

(73)

DAFTAR ISI

Hal.

PERSETUJUAN iii

PERNYATAAN iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Batasan Masalah 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 7

2.1Context Aware 7

2.2Augmented Reality 8

2.2.1 Augmented Reality Browser 9

2.2.2 Markerless Augmented Reality 9 2.2.3 Kebutuhan Dasar Augmented Reality 11 2.3GPS, Location Based Service dan POI 11

2.4 Android 12

2.5Web Service 13

2.6Model Client/Server 14

(74)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 17

3.1 Analisis Masalah 17

3.2 Analisis Sistem 17

3.3 Flowchart Sistem 21

3.4 Perancangan Sistem 23

3.4.1 Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem 23

3.4.2 Analisa Pengguna 24

3.4.3 Analisis Batasan Sistem 24

3.4.4 Analisis Kebutuhan Data 24

3.4.5 Analisis Spesifikasi Sistem 25

3.4.6 Pemodelan Sistem 26

3.5 Perancangan User Interface 40

3.5.1 Antar Muka Frontend Application 41 3.5.2 Antar Muka Backend Application 44

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 45

4.1 Implementasi Sistem 45

4.1.1 Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak

yang digunakan 45

4.1.2 Implementasi dan Mekanisme Penggunaan Aplikasi 46

4.2 Pengujian Kinerja Sistem 51

4.2.1 Pengujian Kinerja Interface 51 4.2.2 Pengujian Augmented Reality GPS Tracking pada

Aplikasi 55

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 57

5.1 Kesimpul

Gambar

Gambar 3.5 Usecase Sistem Backend Aplikasi
Tabel 3.6 Skenario Use case ViewAR
Tabel 3.8 Skenario Use case List Location
Tabel 3.9 Skenario Use case Map View
+7

Referensi

Dokumen terkait

sistem penilaian indeks kinerja prasarana fisik untuk saluran pembawa Daerah Irigasi Bisok Bokah yang semula memiliki 3 bagian kriteria menjadi 4 bagian kriteria penilaian,

A technique for automated face detection and its pose estimation using single image is developed. The algorithm includes: face detection, facial features

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis pengaruh kepemimpinan secara parsial terhadap disiplin kerja guru di SMPN 2 Pasarkemis 2) menganalisis pengaruh

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan bahwa baik persepsi siswa atas kompetensi sosial guru maupun minat belajar memberikan pengaruh positif dan

Rencana Kinerja Tahunan ini disusun berdasarkan pada Rencana Strategis (RENSTRA) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangka Tahun 2015-2019 serta Indikator Kinerja

Batik Teyeng yaitu nama batik yang diproduksi dengan melalui tahap peneyengan (tahap pemberian noda bekas besi berkarat pada kain. Teyeng yang artinya karat atau