BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi
untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,
pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan
otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,
gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor
risiko NPB (Tuceret al,2009).
Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin
memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80%
mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup
mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai
orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang
bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal penyebab nyeri
punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih lanjut. (Secer et al, 2010)
Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus
intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan sekitar
2% pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja beton
Finlandia berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki, dan
sebanyak 60% dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan mengalami nyeri
pinggang. Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian, prevalensi seumur
Penelitian yang dilakukan oleh Benita naude (2008) mengenai nyeri
punggung bawah pada pekerja rumah sakit Tshwane di Afrika Selatan
menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di pekerja rumah sakit
adalah 47%. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah jenis kelamin wanita dan
keikutsertaan pekerja dalam aktivitas fisik. Tidak ada pengaruh dari penyakit
penyerta dalam resiko nyeri punggung bawah.
Sebanyak 31,25% perawat RSUD Purbalingga melakukan sikap dan posisi
kerja yang beresiko cedera muskuloskeletal. Perawat yang mengalami nyeri
punggung bawah sebanyak 18,75 %. Terdapat hubungan antara usia dan masa
kerja dengan nyeri punggung bawah (Fathoniet al, 2012)
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk memberikan
masukan pada pihak yg terlibat dalam menangani masalah nyeri punggung bawah
pada perawat agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai dan tepat agar
gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian
adalah: Apakah yang menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah pada perawat
di RSUD dr.Pirngadi Medan?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah pada perawat di
RSUD dr.Pirngadi Medan.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui prevalensi kejadian nyeri punggung bawah berdasarkan
kebiasaan, beban, dan jenis pekerjaan pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
2. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, jumlah jam
bekerja, dan beban kerja dalam sehari pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Diharapkan dapat memberi masukan pada Rumah Sakit tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah pada
perawat sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menyusun
langkah-langkah strategi dalam mencegah terjadinya nyeri punggung bawah yang
diakibatkan oleh lama bekerja dan tingkat beban pekerjaan melalui
pengembangan kurikulum yang memperhatikan dampak pada kesehatan.
2. Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi pada
masyarakat dan khususnya pada perawat tentang faktor-faktor yang paling
berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah sehingga dapat
diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.
3. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan
mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti
ABSTRAK
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari. Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80% mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah, khususnya pada perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan dan mengetahui prevalensi dan karakteristik dari nyeri punggung bawah.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 90 orang yang terdiri dari perawat ruang rawat jalan, perawat ruang rawat inap, dan perawat ruang rawat intensif yang masing-masing berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor resiko yang dapat menimbulkan nyeri punggung bawah adalah usia dewasa akhir menuju lansia (41-60 tahun) yang berjumlah 26 orang (63,4%), jenis kelamin perempuan yang berjumlah 37 orang (90,2%), aktivitas sehari-hari yang berulang dan dilakukan dalam waktu yang lama seperti duduk (51,2%), berdiri (75,6%), dan berjalan (56,1%) yang masing-masing terjadi selama 2-4 jam selama jam kerja, dan pekerjaan yang mengangkat beban berat selama jam kerja yaitu berjumlah 35 orang dari 41 orang (85,4%).
ABSTRACT
Low back pain (LBP) is one of the most common musculoskeletal disorders in daily life. It is estimated that 15% to 20% of adults may have lower back pain attacks in one year, and 50% to 80% experienced at least one episode of low back pain during their lifetime.
The aim of this reasearch is to seek risk factors that contribute to low back pain in nurses at Dr. Pirngadi General Hospital and to address the prevalence and characteristics of low back pain.
This research is a descriptive-analytical study conducted to 90 nurses from OPD, IPD and ICU. Data were collected by questionnaire filled by respondents directly from researcher.
This study shows that most nurses suffering low back pain were woman (90.2%) between 41-60 years old (63.4%) with daily constant activities such as sitting (51.2%), standing (75.6%) and walking (56.1%). Each activities were implemented 2-4 hours during working hours. heavy lifting (85.4%) were performed during working hours.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi
untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,
pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan
otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,
gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor
risiko NPB (Tuceret al,2009).
Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin
memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80%
mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup
mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai
orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang
bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal penyebab nyeri
punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih lanjut. (Secer et al, 2010)
Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus
intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan sekitar
2% pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja beton
Finlandia berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki, dan
sebanyak 60% dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan mengalami nyeri
pinggang. Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian, prevalensi seumur
Penelitian yang dilakukan oleh Benita naude (2008) mengenai nyeri
punggung bawah pada pekerja rumah sakit Tshwane di Afrika Selatan
menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di pekerja rumah sakit
adalah 47%. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah jenis kelamin wanita dan
keikutsertaan pekerja dalam aktivitas fisik. Tidak ada pengaruh dari penyakit
penyerta dalam resiko nyeri punggung bawah.
Sebanyak 31,25% perawat RSUD Purbalingga melakukan sikap dan posisi
kerja yang beresiko cedera muskuloskeletal. Perawat yang mengalami nyeri
punggung bawah sebanyak 18,75 %. Terdapat hubungan antara usia dan masa
kerja dengan nyeri punggung bawah (Fathoniet al, 2012)
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk memberikan
masukan pada pihak yg terlibat dalam menangani masalah nyeri punggung bawah
pada perawat agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai dan tepat agar
gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian
adalah: Apakah yang menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah pada perawat
di RSUD dr.Pirngadi Medan?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah pada perawat di
RSUD dr.Pirngadi Medan.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui prevalensi kejadian nyeri punggung bawah berdasarkan
kebiasaan, beban, dan jenis pekerjaan pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
2. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, jumlah jam
bekerja, dan beban kerja dalam sehari pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Diharapkan dapat memberi masukan pada Rumah Sakit tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah pada
perawat sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menyusun
langkah-langkah strategi dalam mencegah terjadinya nyeri punggung bawah yang
diakibatkan oleh lama bekerja dan tingkat beban pekerjaan melalui
pengembangan kurikulum yang memperhatikan dampak pada kesehatan.
2. Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi pada
masyarakat dan khususnya pada perawat tentang faktor-faktor yang paling
berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah sehingga dapat
diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.
3. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan
mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Punggung Bawah
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar
terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus
intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale
anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,
kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat
otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra
antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (Haldeman et al, 2002).
Menurut Haldeman et al (2002), Diskus intervertebralis baik anulus
fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri,dan
yang merupakan bagian peka nyeri adalah:
Lig. Longitudinale anterior
Lig. Longitudinale posterior
Corpus vertebra dan periosteumnya
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum.
Fasia dan otot
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring
(Haldeman et al, 2002)
Gambar 2.2 Anatomi Tulang Belakang
Sumber:macrobiostudent.blogspot.com
2.2 Nyeri Punggung Bawah
2.2.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada daerah punggung bawah yang
berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis, ligamentum di
antara tulang belakang dengan diskus, medula spinalis, dan saraf otot punggung
bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen atau kulit yang menutupi area
lumbar (Medicine dictionary,2012)
Sedangkan menurut Kravitz (2009) nyeri punggung bawah mengacu pada
pertama ke tulang vertebra sacral pertama. Ini adalah area tulang belakang dimana
bentuk kurvalordotic. Yang paling sering menyebabkan nyeri pinggang adalah di segmen lumbal 4 dan 5.
Gambar 2.3 Nyeri Punggung Bawah
Sumber : Advance Spine Care, 2010
2.2.2 Faktor Risiko a. Umur
Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur.
Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa
saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada
kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor
etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.Biasanya
nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden
tertinggi dijumpai pada dekade kelima.Bahkan keluhan nyeri pinggang ini
b . Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan
nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada
wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus
menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan
tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang.
c. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya
nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang. Tinggi
badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior
maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.
d.Pekerjaan
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban
berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab
serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli
pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban
berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan nyeri
pinggang.3
e.Aktivitas / Olahraga
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering
tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran
yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau
menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau
menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak
menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat
tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri
langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah,
seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.Selain sikap
tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat
seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari,
melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam
sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan
lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya nyeri
pinggang.(Adelia,Rizma.,2007)
f. Posisi Tubuh
Posisi lumbar yang berisiko menyebabkan terjadinya nyeri punggung
bawah ialah fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban yang berat dengan
tangan yang terbentang. Beban aksial pada jangka pendek ditahan oleh serat
kolagen annular di diskus. Beban aksial yang lebih lama akan memberi tekanan
pada fibrosis annular dan meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika
annulus dan lempeng ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi , daya
kompresi dari otot dan beban muatan dapat meingkatkan tekanan intradiskus yang
melebihi kekuatan annulus, sehingga menyebabkan robeknya annulus dan
gangguan diskus (Hillus et all, 2010)
2.2.3 Etiologi
Etiologilow back painmenurut Adelia Rizma (2007) dapat berupa :
1. Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan
osteoartritis. Perubahan pada vertebrata lumbosakral dapat terjadi pada
arkus dan prosesus artikularis serta ligamen yang menguhubungkan antar
2. Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul sebagain
penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentak atau spondilitis ankilopoetika dengan keluhan sakit
punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku
3. Osteoporosis, pada orang tua dan jompo terutama menyerang kaum
wanita. Sakit bersifat pegal, tajam dan radikuler
4. Kelainan kongenital, yang diperlihatkan foto rontgen polos dari vertebra
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP.dan dapat
menyerupai HNP.
5. Gangguan sirkulasi, seperti aneurisma aorta abdominalis dapat
menyebabkan LBP yang hebat. Gangguan sirkulasi lain seperti trombosis
aorta terminalis, dengan gejala nyeri yang menjalar sampai bokong,
belakang paha dan tungkai kedua sisi
6. Tumor, dapat berupa tumor jinak seperti osteoma, Paget’s disease,
osteoblastoma, hemangioma, neurioma, meningioma, atau tumor ganas
seperti mieloma multipel, maupun sekunder
7. Infeksi akut, yang disebkam oleh kuman piogenik seperti streptococcus
atau staphylococcus, atau infeksi kronik seperti spondilitis tuberkulosis
dan osteomielitis
8. Psikoneuritik, seperti histeria, depresi, malingering.
2.2.4 Patogenesis
Ada beberapa mekanisme yang telah diajukan mengenai proses
perkembangan nyeri punggung dan kelumpuhan yang bisa digunakan untuk
menentukan apakah proses patologis yang terlihat pada gambaran radiologis
berhubungan dengan gejala yang dialami pasien.
Nyeri pada bagian manapun memerlukan perlepasan dari agen-agen
inflamasi yang menstimulasi reseptor nyeri dan menyebabkan sensasi nyeri pada
jaringan, tulang belakang merupakan struktur yang unik karena memiliki banyak
jaringan di sekitarnya yang dapat memicu nyeri. Inflamasi pada sendi tulang
menyebabkan nyeri pada punggung bawah. Jaringan-jaringan ini memberikan
respon terhadap nyeri dengan melepaskan beberapa agen kimia seperti bradikinin,
prostalglandin dan leukotrin. Agen-agen kimia ini mengaktifkan ujung saraf dan
menyebabkan impuls yang menjalar ke korda spinalis. Saraf-saraf nosiseptif yang
teraktivasi akan melepaskan neuropeptida, dimana yang paling banyak adalah
substansi P. Neuropeptida ini bekerja pada pembuluh darah, menyebabkan
ekstravasasi, dan menstimulasi sel mast untuk melepas histamin dan melebarkan
pembuluh darah. Sel mast juga melepaskan leukotrin dan agen-agen inflamasi
lainnya yang menarik leukosit dan monosit. Proses tersebut menghasilkan
gejala-gejala inflamasi seperti pembengkakan jaringan, kongesti vaskular, dan stimulasi
ujung-ujung saraf bebas.
Impuls nyeri tersebut dihasilkan oleh jaringan tulang belakang yang
mengalami inflamasi. Korda spinalis dan otak memiliki mekanisme khusus dalam
memodifikasi nyeri yang berasal dari daerah jaringan spinal. Di korda spinalis,
impuls nyeri terkonversi pada neuron yang juga menjadi reseptor sensoris. Hal ini
menyebabkan perubahan derajat sensasi nyeri yang ditransmisikan ke otak
melalui proses yang disebut gate control system. Impuls nyeri selanjutnya akan masuk ke proses yang kompleks dan berlangsung pada berbagai tingakatan sistem
saraf pusat. Otak akan mengeluarkan substansi kimiawi yang merespon nyeri
yang disebut endorfin. Endorfin merupakan analgesik alami yang dapat
menghambat respon terhadap nyeri melalui serotonorgic pathway
(Haldeman,2002)
2.2.5 Klasifikasi
1. NPB akut
Nyeri akut yang berpangkal pada tulang, yaitu : metastasis vertebra,
osteoporosis,osteomyelitis vertebra, fraktur
Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu : syndroma
2. NPB kronis
Nyeri Nosiseptif somatis, misal : peoses degeneratif pada spina dan atau
diskus, spondilolisthesis, syndroma nyeri myofacial
Nyeri Nosiseptif viseral, misal : nyeri rujukan dari organ pelvis, rongga
retroperitoneal,kandung empedu, kelenjar pangkreas.
Nyeri neuropatik, misal : spinal stenosis, neoplasma (tumor)
Nyeri Psikogenik, misal : histeris, depresi
3. Failed Low Back Syndrome
Nyeri berkepanjangan pasca terapi, secara khusus diartikan sebagai nyeri
berkepanjangan pasca bedah atau komplikasi pembedahan
4. Non cancer chronic back syndrome
Nyeri yang disebabkan oleh sebab organik yang berkaitan dengan kesan nyeri
yang abnormal (Ehrlich.,2003)
2.2.6 Gejala Klinis
Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. Nyeri punggung bawah dapat
bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar. Nyeri juga dapat bersifat
dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab dan jenis nyeri.terdapat
berbagai jenis nyeri punggung:
Nyeri lokal,terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah,nyeri jenis ini paling sering terjadi.Penyebabnya biasa karena terkilir atau keseleo
atau cedera lainnya.Nyeri biasanya menetap,atau terkadang hilang
timbul.Nyeri lokal dapat berkurang atau bertambah dengan perubahan
posisi. Punggung bawah dapat sakit saat dipegang, dapat terjadi spasme
otot.
Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari
punggung bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam,
biasanya hanya mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tungkai.
menjalar biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf,
misalnya karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang. Batuk,
bersin, mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar tetap lurus
dapat memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan berat pada
pangkal saraf, atau jika korda spinalis tertekan, maka akan timbul rasa
seperti ditusuk jarum, atau bahkan mati rasa dan hilangnya fungsi
pengendalian berkemih dan pencernaan (inkontinensia).
Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab nyeri sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung, nyeri
dirasakan pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah
cenderung bersifat sakit dan dalam, dan sulit untuk menentukan lokasi
asal nyeri. Pergerakan tidak memperberat nyeri
tersebut.(Cianflocco,2013)
2.2.7 Diagnosis
Ketika rasa sakit yang parah dan tidak hilang dalam waktu 6 sampai 12 minggu,
diagnosis tambahan menjadi lebih penting untuk menentukan perawatan lebih
lanjut. Alat diagnostik mencakup:
X-ray:memberikan informasi pada tulang belakang,digunakan untuk
menguji ketidakstabilan tulang belakang,tumor dan patah tulang
CT scan:Menangkap penampang gambar cakram tulang dan tulang
belakang,dapat digunakan untuk memeriksa herniated disc atau spinal
stenosis
Myelogram. Memungkinkan identifikasi masalah dalam tulang belakang, sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna kontras
menerangi tulang belakang sebelum x-ray atau CT-scan
MRI scan. Menampilkan rinci penampang komponen tulang belakang.
Berguna untuk menilai masalah dengan cakram lumbar dan akar saraf,
serta mengesampingkan penyebab nyeri punggung bawah seperti infeksi
Biasanya spesialis tulang belakang akan memiliki gambaran yang baik dari
penyebab nyeri pasien dari gejala-gejala pasien dan pemeriksaan fisik, dan akan
menggunakan tes diagnostik di atas untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi
diagnosis dan / atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari
gejala-gejala pasien (Ullrich.,2012)
2.2.8 Diagnosis Banding
Diagnosa banding LPB, diantaranya :
Cedera tendon achilles Nyeri coccygeal
Kompresi lumbal akibat fraktur
Penyakit degeneratif diskus intervertebralis Spondylosis lumbal
Spondylolisthesis (Hills et al, 2010)
2.2.9 Penatalaksanaan
Jika penyebab spesifik terjadinya nyeri punggung bawah dapat
diketahui,maka perlu diatasi penyebab tersebut.Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk penyebab nyeri muskuloskeletal.Tetapi terdapat beberapa tindakan
yang dapat membantu,biasanya tindakan ini juga dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri akibat penekanan tulang belakang tindakan ini meliputi: perbaiki
aktifitas,menggunakan obat pereda nyeri,kompres hangat atau dingin pada daerah
nyeri,dan olahraga.
Untuk nyeri punggung bawah yang baru terjadi,penanganan dimulai
dengan mencegah aktivitas yang memberi stressor pada tulang belakang,misalnya
mengangkat benda berat dan membungkuk.
Penggunaan Acetaminophen terkadang dianjurkan untuk mengatasi
nyeri.Jika terdapat peradangan maka dapat digunakan obat NSAID yang dapat
mengatasi nyeri dan peradangan.jika keduanya tidak dapatmengatasi nyeri yang
Pemakaian relaksan otot seperti cyclobenzaprine, diazepam, atau
methocarbamol, terkadang diperlukan untuk mengatasi spasme otot, tapi
kegunaannya sendiri masih kontroversial. Obat obat ini tidak danjurkan oleh
orang tua,karena lebih sering memberi efek samping.(Cianflocco.,2013)
2.2.10 Pencegahan
Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah
dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk meregangkan
dan mengencangkan otot sangat membantu.
Aerobik, berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh secara
menyeluruh dan juga memperkuat otot otot. Latihan tertentu dapat meregangkan
dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung sehingga dapat
menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa orang,latihan peregangan dapat
menambah nyeri punggung,untuk itu latihan perlu dilakukan secara
hati-hati.Secara umum,olahraga yang menimbulkan atau menambah nyeri harus
dihentikan.(Cianflocco.,2013)
2.2.11 Prognosis
Prognosis LBP baik pada tipe mekanik. Setelah 1 bulan pengobatan, 35%
pasien dilaporkan membaik, dan 85% pasien membaik setelah 3 bulan.
Dilaporkan tingkat kekumatan LBP mencapai 62% pada tahun pertama. Setelah 2
KERANGK
3.1. Kerangka Kon
Berdasarkan t
adalah :
Vari
3.2. Definisi Operasi 1. Usia
Definisi : Rent
(Kamus Besar Indone
Cara pengukuran : Wa
Alat ukur : Kue
Hasil Pengukuran : <
26
41
>
Skala pengukuran : O
BAB 3
GKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIO
onsep
n tujuan penelitian di atas, kerangka konsep
ariable Independent Variable
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
rasional
Rentang waktu dimulai saat awal kelahiran sam
ndonesia,2008).
Wawancara
Kuesioner
< 25 tahun
26 - 40 tahun
41 - 60 tahun
> 60 tahun
Ordinal Usia Jenis kelamin Olahraga IMT Lama duduk Lama berdiri Lama berjalan Beban kerja Nyeri Pung IONAL
konsep penelitian ini
able Dependent
ian
2. Jenis Kelamin
Definisi : Ciri tertentu responden sesuai yang tertulis pada kuesioner
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Laki-laki dan Perempuan
Skala pengkuran : Nominal
3. Olahraga
Definisi : Kegiatan fisik yang dilakukan oleh responden
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Aktifitas ringan (berjalan >15menit),aktifitas sedang (berlari
>15 menit),aktifitas berat (olahraga >15 menit),tidak pernah
olahraga
Skala pengkuran : Ordinal
4. IMT
Definisi : Pengukuran status gizi seseorang melalui rati antara tinggi
badan (TB) dan berat badan
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Nilai pengukuran IMT
5. Lama Duduk
Definisi : Lamanya responden duduk pada saat jam kerja dalam sehari
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : <1 jam
2 – 4 jam
5– 6 jam
>6 jam
Skala pengkuran : Ordinal
6. Lama Berdiri
Definisi : Lamanya responden berdiri pada saat jam kerja dalam sehari
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : : <1 jam
2 – 4 jam
5– 6 jam
>6 jam
Skala pengkuran :ordinal
7. Lama Berjalan
Definisi : Lamanya responden berjalan pada saat jam kerja dalam sehari
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : : <1 jam
2 – 4 jam
5– 6 jam
>6 jam
8. Beban Kerja
Definisi : Apakah responden sering mengangkat benda yang berat
selama waktu kerja
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Ya atau tidak
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian berbentuk
deskriptif analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study) untuk mengetahui prevalensi nyeri punggung bawah pada perawat.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Medan.Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2013.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat jalan,perawat
ruang rawat inap,dan perawat intensif di RSUD Dr.pirngadi Medan
4.3.2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proporsional random sampling yaitu teknik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran di dalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap
oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, sampel dibagi dalam 3 bagian yaitu perawat ruang rawat
jalan, perawat ruang rawat inap, dan perawat intensif. Pengambilan sampel
didasarkan pada :
1. Kriteria inklusi,yaitu:
a. Bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi responden pada
penelitian ini
2. Kriteria eksklusi,yaitu :
a. Responden tidak bersedia mengisi kuesioner
Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan
rumus deskriptif kategorikal, yaitu:
݊ = ܰ
1 +ܰ(݀ଶ)
Keterangan:
N = besar sampel minimum
n = jumlah populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,1)
ܰ = 725
1 + 725 (0.1)ଶ
= 725
8.25= 87.8
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 87.8 orang. Pada
penelitian ini sampel yang digunakan adalah 90 orang, dengan pembagian :
1. Perawat ruang rawat jalan: 30 orang
2. Perawat ruang rawat inap : 30 orang
3. Perawat intensif : 30 orang
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari bagian
Keperawatan RSUD Dr.Pirngadi Medan,berupa jumlah perawat yang bekerja di
RSUD Dr.Pirngadi Medan .
4.4.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan Nyeri punggung bawah. Kuesioner ini
akan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi
“product momment” dan uji Cronbarch (cronbach alpha) dengan menggunakan programStatistical Product and Service Solutions(SPSS).
Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang
hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas
kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 10 subjek.
Setelah kuesioner valid, peneliti akan membagikan kuesioner pada subjek
penelitian yang telah menyetujui informed consent. Apabila jumlah subjek penelitian sudah mencapai jumlah yang diinginkan, maka pencarian subjek
dihentikan.
4.5. Pengolahan Dan Analisis Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
SPSS. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dalam bentuk persentase
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang diisi oleh sampel penelitian tanpa dibawa pulang.
Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga didapat hasil
penelitian seperti dipaparkan dibawah ini.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.Pirngadi Medan yang berlokasi di
Jalan Prof. H. M. Yamin S.H. No.47 Pengambilan data dilakukan di ruangan
bagian keperawatan lantai II.RSUD ini milik pemerintah kota Medan yang
merupakan rumah sakit pendidikan dan terakreditasi B. Rumah sakit ini
diresmikan pada tanggal 11 Agustus 1928 dan merupakan salah satu rumah sakit
rujukan di kota Medan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang
sudah termasuk kriteria inklusi dan eksklusi di RSUD dr.Pirngadi Medan yang
berjumlah 90 orang, dengan karakteristik sbb:
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi (n) Persentase (%)
< 25 3 3,3
26 – 40 26 28,9
41 – 60 61 67,8
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
umur 26-40 sebanyak 26 orang (28,9%), dan kelompok umur < 25 sebanyak 3
orang (3,3%).
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 16 17,8
Perempuan 74 82,2
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah
terbanyak adalah perempuan sebanyak 74 orang (82,2%) dan laki-laki sebanyak
16 orang (17,8%).
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan IMT
IMT Frekuensi (n) Persentase (%)
Underweight Normal
Overweight Obese
0
42
41
7
0
46,7
45,6
7,8
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada IMT adalah yang normal yaitu sebanyak 42 orang (46,7%), overweight sebanyak 41 orang (45,6%), obese sebanyak 7 orang (7,8%).
Tabel 5.5. Distrubusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
(jam)
Duduk Berdiri Berjalan
N % N % N %
0-1 41 45,6 38 42,2 42 46,7
2-4 44 48,9 51 56,7 47 52,2
5-6 5 5,6 1 1,1 1 1,1
Tabel 5.6. Distrubusi Responden Berdasarkan Mengangkat Beban
Mengangkat beban Frekuensi (n) Persentase (%)
Ya 62 68,9
tidak 28 31,1
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa responden yang duduk selama
2-4 jam adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 44 orang (48,9%). Untuk
responden yang berdiri, paling banyak selama 2-4 jam yaitu sebanyak 51 orang
(56,7%). Sedangkan untuk yang berjalan, paling banyak selama 2-4 jam yaitu
sebanyak 47 orang (52,2%).
Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada yang mengangkat beban yaitu sebanyak 62 orang (68,9%) dan yang tidak
mengangkat beban sebanyak 28 orang (31,1%).
Tabel 5.7. Distrubusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan
Sedang
57
23
63,3
25,6
Berat 10 11,1
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada aktivitas fisik ringan yaitu sebanyak 57 orang (63,3%), sedang 23 orang
5.1.3. Hasil Analisis Data
Hasil uji terhadap gambaran faktor risiko nyeri punggung bawah pada
pekerja kantoran di Kantor Pemerintah Kota Medan yang dilakukan dengan
[image:30.595.107.489.257.365.2]menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi NPB Responden Nyeri Punggung
Bawah
Frekuensi (n) Persentase (%)
NPB 41 45,6
tidak NPB 49 54,4
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa dari 90 responden yang
merupakan perawat di RSUD dr.Pirngadi sebanyak 41 orang (45,6%) mengalami
NPB, sedangkan 49 orang (54,4%) tidak mengalami NPB.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui
bagaimana gambaran faktor risiko NPB berdasarkan faktor demografi (umur,
jenis kelamin, IMT, kelompok perawat) dan faktor gaya hidup (merokok, aktivitas
fisik, pekerjaan).
Tabel 5.9. Hubungan Antara Umur dengan Kejadian NPB
Umur
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total P
F % F % F %
<25 0 0% 3 3,3% 3 3,3%
26-40 15 18,7% 11 12,2% 26 28,9% 0,567
41-60 26 28,9% 35 38,9% 61 67,8%
[image:30.595.108.518.563.721.2]Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 26 orang (28,9%) pada kelompok umur 41-60
tahun. Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 35
[image:31.595.107.527.232.366.2]orang (38,9%) pada kelompok umur 41-60 tahun.
Tabel 5.10. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kejadian NPB
Jenis kelamin
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total P
F % F % F %
Laki-laki 4 4,4% 12 13,3% 16 17,8% 0,059
Perempuan 37 41,1% 37 41,1% 74 82,2%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 37 orang (41,1%) pada jenis kelamin perempuan.
Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 37 orang
(41,1%) pada jenis kelamin perempuan.
Tabel 5.11. Hubungan Antara IMT dengan Kejadian NPB
IMT
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total P
F % F % F %
Normal 22 24,4% 20 22,2% 42 46,7%
Overweight Obese 16 3 17,8% 3,3% 25 4 27,8% 4,4% 41 7 45,6% 7,8% 0,267
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 22 orang (24,4%) pada IMT yang normal. Dari
[image:31.595.107.520.501.660.2]Tabel 5.12. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Kejadian NPB Pekerjaan
(jam)
NPB
Ya Tidak P
F % F %
Duduk
0-2 15 16,7 26 28,9
2-4 21 23,3 23 25,6 0,041
5-6 5 5,6 0 0
Berdiri
0-2 9 10 29 32,2
2-4 31 34,4 20 22,2 0,001
5-6 1 1,1 0 0
Berjalan
0-2 17 18,9 25 27,8
2-4 23 25,6 24 26,7 0,317
5-6 1 1,1 0 0
Jumlah 41 100 49 100
Tabel 5.13. Hubungan Antara Mengangkat Beban dengan Kejadian NPB
Mengangkat beban
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total P
F % F % F %
Ya 35 38,9% 27 30% 62 68,9% 0,002
Tidak 6 6,7% 22 24,4% 28 31,1%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya pada orang yang melakukan aktifitas fisik berulang
dan dilakukan dalam waktu yang lama yaitu 21 orang (23,3%) pada responden
[image:32.595.107.519.507.639.2](34,4%) dan berjalan selama 2-4 jam yaitu sebanyak 23 orang (25,6%) semua
dilakukan saat jam kerja.
Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami NPB,
proporsi terbesarnya yaitu 35 orang (38,9%) pada yang mengangkat beban. Dari
49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 27 orang (30%)
[image:33.595.81.547.274.428.2]pada yang mengangkat beban.
Tabel 5.14. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian NPB
Aktivitas fisik
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total P
F % F % F %
Ringan Sedang Berat 26 9 6 28,9% 10,0% 6,7% 31 14 4 34,4% 15,6% 4,4% 57 23 10 63,3% 25,6% 11,1% 0,832
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 26 orang (28,9%) pada yang sering melakukan
aktifitas ringan. Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya
yaitu 31 orang (3,4%) pada yang sering melakukan aktifitas ringan.
Tabel 5.15. Hubungan Antara Kelompok Perawat dengan Kejadian NPB
Kelompok Perawat
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total P
F % F % F %
Perawat Jaga Perawat Inap Perawat Intensif 3 22 16 3,3% 24,4% 17,8% 27 8 14 30.0% 8,9% 15,6% 30 30 30 33,3% 33,3% 33,3% 0,001
[image:33.595.79.545.568.722.2]Berdasarkan tabel 5.16. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 22 orang (24,4%) pada perawat ruang rawat inap.
Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 27 orang
(30,0%) pada perawat ruang rawat jaga.
5.2. Pembahasan
5.2.1. Prevalensi
Pada penelitian ini didapatkan dari 90 jumlah perawat di RSUD
dr.Pirngadi yang menjadi responden yang menderita nyeri punggung bawah
adalah sebanyak 41 Orang (45,6%). Dalam penelitian serupa pada perawat di
RSUD Purbalingga dilaporkan bahwa dari 32 orang perawat, 6 orang yang
mengalami NPB (18,75%) (Fathoni dkk.,2009).
5.2.2. Faktor Demografi
5.2.2.1. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Umur
Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 41 perawat yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya adalah yang berumur 41-60 tahun yaitu sebesar 26
orang (63.4%), diikuti kelompok umur 26-40 tahun sebesar 15 orang (36.5%).
Hasil yang dilaporkan oleh Pratiwi dkk., (2009) menyatakan bahwa umur tidak
berhubungan dengan kejadian NPB, dimana jumlah penderita NPB berusia diatas
40 tahun (43,3%) tidak jauh berbeda dengan jumlah penderita yang berusia <40
tahun (56,7%). Penelitian Kwon et al (2006) yang melaporkan bahwa kejadian NPB terbesar pada kelompok umur 40-50 tahun yaitu sebesar 40%. Menurut hasil
penelitian Secer et al., (2011), NPB akan timbul mulai umur 20-24 tahun dan mencapai puncaknya saat berumur lebih dari 40 tahun. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap kejadian nyeri punggung
bawah.
Perbedaan dari hasil penelitian penelitian ini dapat diakibatkan oleh onset
NPB yang diderita pasien pada usia yang lebih muda dari waktu dilakukannya
5.2.2.2. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 41 perawat yang
mengalami NPB, proporsi terbesarnya adalah perempuan yaitu sebesar 37 orang
(90.3%) dan 4 orang (9.7%) adalah laki-laki. Pada peneltian di RSUD Purbalingga
yang dilakukan Fathoni dkk.,(2009) didapatkan jumlah perawat perempuan lebih
banyak mengalami NPB (56,25%) dibandingan jumlah perawat laki-laki
(43,75%). Hasil dari penelitian penelitian ini cenderung melaporkan bahwa
jumlah perawat perempuan lebih banyak mengalami NPB daripada laki-laki,hal
ini dapat diakibatkan oleh distribusi jumlah perawat perempuan yang umumnya
lebih banyak. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak
berpengaruh terhadap kejadian nyeri punggung bawah.
5.2.2.3. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan IMT
Pada penelitian ini diketahui bahwa penderita NPB yang termasuk
kategori IMT normal yaitu sebanyak 22 orang (53.6%), IMToverweightsebanyak 16 orang (39%), dan IMT obese sebanyak 3 orang (3,3%). Menurut Andrusaitis et al (2006) tidak ada hubungan antara tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh terhadap kejadian nyeri punggung bawah. Penelitian lain oleh
Samara dkk., (2005) juga melaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara IMT dengan kejadian NPB. Akan tetapi Steenstraet al (2005) menyatakan bahwa IMT menjadi faktor yang mempengaruhi prognosis dari nyeri punggung
bawah. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa IMT tidak berpengaruh terhadap
kejadian nyeri punggung bawah.
5.2.3. Faktor Gaya Hidup
5.2.3.1. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan lama duduk,berdiri,dan berjalan
Pada penelitian ini didapati bahwa penderita NPB kerap melakukan
aktifitas berulang dan dalam jangka waktu lama seperti duduk 2-4 jam yaitu 21
(2010) terhadap 55 pekerja yang mengalami NPB, terdapat 29 orang (52,7%)
yang duduk, 15 orang (27,3%) berdiri, dan 11 orang (20%) berjalan.
Menurut penelitian Perdani dan Husni (2010), orang yang melakukan
posisi tubuh duduk yang berulang dan dalam jangka waktu yang lama berisiko
mendapat 6,01 kali untuk timbulnya nyeri punggung bawah. Selain itu menurut
penelitian Tana (2009), posisi kerja yang lebih banyak duduk merupakan posisi
yang lebih berisiko dibandingkan dengan posisi kerja yang lebih banyak berdiri.
Menurut penelitian Schneider et al. (2005) dari 3488 orang responden
yang berusia 18 sampai 69 tahun ditemukan bahwa duduk dalam waktu yang lama
memiliki kemungkinan besar terkena nyeri punggung bawah. Samara (2005)
dalam peneltiannya menyatakan bahwa duduk statis antara 91 sampai 300 menit
terbukti merupakan faktor resiko terjadinya NPB.dengan OR sebesar 2,35.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa hanya lama duduk dan lama berdiri
yang berpengaruh terhadap kejadian nyeri punggung bawah.
5.2.3.2. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Aktifitas Fisik
Pada penelitian ini diketahui bahwa penderita NPB yang termasuk
kategori terbanyak adalah yang hanya melakukan aktifitas ringan yaitu 26 orang
(63,4%). Menurut Kwon et al (2006), tingkatan aktifitas fisik mempengaruhi
perkembangan nyeri punggung bawah.orang yang berolahraga 3-4 kali seminggu
dan 5-6 kali seminggu memiliki kemungkinan yang lebih kecil menderita nyeri
punggung bawah daripada orang yang berolahraga 1-2 kali seminggu atau tidak
sama sekali. Basuki (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebiasaan
olahraga teratur akan mengurangi resiko kejadian NPB. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa aktifitas fisik tidak berpengaruh terhadap kejadian nyeri
punggung bawah.
5.2.3.3. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Mengangkat Beban
Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata penderita NPB sering
mengangkat beban berat selama bekerja (85,3%). Temuan pada penelitian ini
beban yang diangkat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian
NPB. Perbedaan dalam hasil ini dapat diakibatkan oleh persentase sampel pada
penelitian ini yang sebagian besar memiliki beban kerja yang sama. Terjadinya
NPB kemungkinan besar lebih disebabkan oleh postur dan posisi tubuh yang
kurang tepat saat bekerja dan mengangkat beban. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa mengangkat beban tidak berpengaruh terhadap kejadian nyeri punggung
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Sebanyak 41 orang (45,6%) perawat di RSUD dr.pirngadi Medan
dikategorikan mengalami NPB.
2. Sebanyak 26 orang (63.4%) yang menderita NPB berada pada
kelompok umur 41-60 tahun.
3. Sebanyak 37 dari 41 penderita NPB berjenis kelamin perempuan
(90.2%)
4.
5. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh, 22 dari 41 penderita NPB memiliki
berat badan normal (53.6%)
6. Berdasarkan pekerjaan sehari-hari, 21 (51,2%) dari 41 sampel duduk
selama 2-4 jam, 31 (75,6%) berdiri selama 2-4 jam dan 23 (56,1%)
berjalan selama 2-4 jam selama jam kerja
7. Berdasarkan beban kerja, 35 (85,3%) dari 41 penderita NPB
mengangkat beban berat selama jam kerja
8. Berdasarkan aktivitas fisik, 26 (63,4%) dari 41 orang sering
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran
tersebut yaitu:
1. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya perawat
tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan NPB, maka diharapkan
pemberian informasi oleh pihak terkait, misalnya pada bagian
keperawatan rumah sakit.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih baik dalam menyusun
parameter penilaian dan meningkatkan jumlah sampel penelitian, serta
mengkaji variable-variabel lainnya untuk mendapatkan informasi yang
lebih baik dan lebih akurat.
3. Bagi responden diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor resiko dari
NPB yang terkait dengan pekerjaan sehingga dapat melakukan upaya
DAFTAR PUSTAKA
Adelia, R., 2007.Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/ [Accesed 5 Mei 2013]
Advance Spine Care, 2010.Low Back Pain. Available from:
http://www.advancedspinecare.info/lowbackpain.html [Accesed 7 Mei 2013]
Basuki K., 2009.Faktor Resiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator Tambang Perusahaan Nickel di Sulawesi Selatan. Makassar: Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
Benita, N., 2008.Factors Associated with Low Back Pain in Hospital Employees. Johannesburg: University of the Witwatersrand.
Cianflocco, A.J., 2013.Low back pain. Available from:
http://www.merckmanuals.com/home/bone_joint_and_muscle_disorders/l ow_back_and_neck_pain/low_back_pain.html [Accesed 7 Mei 2013]
Ehrlich G.E., 2003.Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 81: 671-676.
Fathoni,H.et al,2012.Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada perawat RSUD Purbalingga.Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas Soedirman,Jawa Tengah
Fitria,R., 2012. Nyeri Punggung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Available from:
http://www.macrobiostudent.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013] Haldeman, S.D.et al,2002. An Atlas of BACK PAIN. USA: The Parthenon
Publishing Group.
Hills, E.C. 2012.Mechanical Low Back Pain.Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview [Accesed 10 Mei 2013]
Kwon M.A., Shim W.S., Kim M.H, Gwak M.S., Hahm T.S., Kim A.S., Kim C.S., Chai Y.L.L., Park J.H., Cho H.S., Kim T.H., 2006.A Correlation Between Low Back Pain and Associated Factors :a Study Involving 722 Patients who had Undergone Physical Examination. Korea: Journal of Korean Medicine
Medical dictionary,2013.Low back pain research.available from:
Samara D., 2005.Lama dan Sikap Duduk sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Pinggang Bawah.Jakarta: Jurnal Kedokteran Trisakti
Secer, M.et al., 2010.Nonspecific Low Back Pain in a Group of Young Adult Men.Turkish Neurosurgery (21) 2: 135-139
Silitonga,R,2013.Struktur Organ Manusia dan Fungsinya.available from: http//www.rolionard.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]
Tucer, B.et al.,2009.Risk Factors For Low Back Pain and Its Relation with Pain Related Disability and Depression in a Turkish Sample.Turkish
Neurosurgery (19) 4: 327-332
Ullrich P.F., Jr., MD, 2012.Diagnosing Lower Back Pain. Available from: http://www.spine-health.com/conditions/lower-back-pain/diagnosing-lower-back-pain [Accesed 5 Mei 2013]
Wheeler,A.H.2013.Low Back Pain and Sciatica.Available from:
Nama : M.Aulia Erizal
Tempat/Tanggal Lahir : Jayapura / 13 November 1992
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kutilang No. 11 Sei Sikambing B Medan Sunggal
Riwayat Pendidikan : 1. SD Percobaan Negeri Medan
2. SMP Kemala Bhayangkari I Medan
3. SMA Negeri 1 Medan
Riwayat Organisasi : 1. Anggota SCORA FK USU
2. Sekretaris Divisi Logistik SCOPH FK USU
3.Koordinator Seksi Sepak Bola Porseni FK USU 2012
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya, M.Aulia Erizal saat ini saya sedang menjalani program pendidikan Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor Resiko Penyebab Nyeri Punggung Bawah Pada Perawat di RSUD Dr.Pirngadi Medan”.
Untuk kepentingan penelitian ini, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden. Peneltian ini merupakan penelitian sosial, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan kepada pasien. Hasil pemeriksaan dan jawaban tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan lain dan akan tetap dirahasiakan.
Jika selama penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas, maka pihak yang berwenang dapat menghubungi saya, M.aulia Erizal ke nomor: 087868800138
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari pihak manapun.atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden saya ucapkan terima kasih
Medan………..2013
Hormat Saya,
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ...
Umur :...
Jenis Kelamin :...
Alamat : ...
...
Pekerjaan : ...
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh M.Aulia Erizal, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang berjudul“Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada Perawat di RSUD dr.Pirngadi Medan”.
Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat
negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian ini.
Medan ,...2013
Responden
Pengukuran Tubuh
1. Berat Badan :
2. Tinggi Badan :
3. BMI :
Usia
Termasuk dalam katergori manakah usia anda :
a. < 25 tahun b. 26 - 40 tahun c. 41- 60 tahun d. > 60 tahun
Jenis Kelamin:
a. Laki-laki b. Perempuan
Aktifitas fisik
Manakah yang merupakan kebiasaan anda sehari-hari ?
Berjalan kaki selama 15 menit Ya Tidak
Berlari lebih dari 15 menit Ya Tidak
Berolahraga selama 15 menit Ya Tidak
Tidak Berolahraga Ya Tidak
Seberapa sering anda berolahraga ?
b. Ruang rawat inap c. Ruangan intensif
Sudah berapa lama anda bekerja sebagai perawat?
Selama bekerja, berapa lamakah anda duduk ?...menit/jam
Selama bekerja, berapa lamakah anda berdiri ?...menit/jam
Selama bekerja, berapa lamakah anda berjalan ?...menit/jam
Apakah anda terbiasa mengangkat barang saat bekerja ?
a. Ya b. Tidak
Jika YA, apakah yang anda angkat ? (Jawaban dapat lebih dari 1)
1. File 2. Buku 3. Furniture 4. Pasien
5. Lain-lain, sebutkan : ________________
Kondisi Kesehatan
Apakah anda memiliki :
Diabetes Ya Tidak
Hipertensi Ya Tidak
Arthritis Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jika YA, sebutkan
d. >12 hari
Apakah cuti sakit anda dikarenakan nyeri punggung bawah ?
a. Ya b. Tidak
Apakah anda merokok ?
a. Ya b. Tidak
Jika YA, berapa banyak anda merokok dalam sehari?...batang
Jika YA, berapa lama anda sudah merokok?
Apakah saat ini ada merasakan nyeri punggung bawah ?
a. Ya b. Tidak
Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?
a. Ya b. Tidak
Jika Ya, apakah yang anda lakukan ?
Berkonsultasi dengan dokter Ya Tidak
Konsumsi analgesik Ya Tidak
Fisioterapi Ya Tidak
Lain-lain, sebutkan :
_________________________________________________________
Apakah anda pernah mengalami nyeri punggung bawah selama hidup anda ?
a. Ya b. Tidak
Jika Ya, apakah yang anda lakukan ?
Berkonsultasi dengan dokter Ya Tidak
Konsumsi analgesik Ya Tidak
Fisioterapi Ya Tidak
Lain-lain, sebutkan :
Ya 46 tidak Obese 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 49 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 43 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam sedang Tidak Perawat Inap Perempuan 41-60 Ya 49 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 0-2 jam sedang Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 50 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam berat Berat Perawat Inap Laki-laki 41-60
Ya 46 tidak Normoweight 2-4 jam 0-2 jam 2-4 jam ringan Tidak Perawat Inap Perempuan 41-60 Ya 30 tidak Normoweight 4-6 jam 0-2 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 26-40 Ya 40 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam sedang Berat Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 49 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 40 tidak Overweight 0-2 jam 0-2 jam 4-6 jam ringan Tidak Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 46 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 52 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 50 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 0-2 jam sedang Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 53 tidak Overweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam berat Berat Perawat Inap Perempuan 41-60
Ya 33 tidak Overweight 4-6 jam 0-2 jam 0-2 jam sedang Berat Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 39 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam berat Berat Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 32 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 32 tidak Overweight 4-6 jam 2-4 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 27 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam berat Berat Perawat Inap Perempuan 26-40
Ya 47 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60 Ya 45 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Inap Perempuan 41-60 Ya 44 tidak Overweight 4-6 jam 0-2 jam 0-2 jam sedang Berat Perawat Intensif Laki-laki 41-60
Ya 48 tidak Obese 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam sedang Berat Perawat Intensif Perempuan 41-60
Ya 54 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Intensif Perempuan 41-60 Ya 46 tidak Normoweight 0-2 jam 2-4 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Intensif Perempuan 41-60 Ya 34 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Tidak Perawat Intensif Perempuan 26-40
Ya 49 tidak Obese 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Intensif Perempuan 41-60
Ya 47 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam sedang Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60
Ya 43 tidak Normoweight 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam berat Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60
Ya 59 tidak Overweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60
Tidak 55 tidak Overweight 0-2 jam 0-2 jam 2-4 jam ringan Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 52 tidak Normoweight 2-4 jam 2-4 jam 0-2 jam sedang Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 49 tidak Overweight 0-2 jam 0-2 jam 2-4 jam sedang Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 44 tidak Normoweight 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 56 tidak Overweight 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam ringan Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60
Tidak 55 ya Normoweight 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam sedang Tidak Perawat Jaga Laki-laki 41-60
Tidak 41 tidak Normoweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam berat Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 43 tidak Overweight 2-4 jam 0-2 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 55 tidak Overweight 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam sedang Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 52 tidak Overweight 2-4 jam 0-2 jam 2-4 jam sedang Berat Perawat Jaga Laki-laki 41-60
Tidak 47 tidak Obese 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam ringan Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60
Tidak 48 tidak Normoweight 2-4 jam 0-2 jam 2-4 jam ringan Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 45 tidak Normoweight 0-2 jam 2-4 jam 2-4 jam sedang Berat Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 51 tidak Overweight 2-4 jam 0-2 jam 0-2 jam sedang Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60 Tidak 53 tidak Overweight 2-4 jam 2-4 jam 0-2 jam sedang Tidak Perawat Jaga Perempuan 41-60
Tidak 47 ya Overweight 2-4 jam 2-4 jam 2-4 jam berat Berat Perawat Jaga Laki-laki 41-60
LBP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 41 45.6 45.6 45.6
Tidak 49 54.4 54.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 4.266a 2 .118
Likelihood Ratio 5.397 2 .067
Linear-by-Linear Association .027 1 .870
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,37.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .017 .104 .163 .871c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .061 .106 .574 .567c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
IMT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Normoweight 42 46.7 46.7 46.7
Overweight 41 45.6 45.6 92.2
Overweight 41 45.6 45.6 92.2
Obese 7 7.8 7.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 1.515a 2 .469
Likelihood Ratio 1.518 2 .468
Linear-by-Linear Association 1.052 1 .305
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3,19.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .109 .105 1.026 .308c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .118 .105 1.118 .267c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lama duduk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-2 jam 41 45.6 45.6 45.6
2-4 jam 44 48.9 48.9 94.4
Likelihood Ratio 9.298 2 .010
Linear-by-Linear Association 5.168 1 .023
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2,28.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.241 .097 -2.329 .022c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.216 .102 -2.072 .041c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lama Berdiri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-2 jam 38 42.2 42.2 42.2
2-4 jam 51 56.7 56.7 98.9
4-6 jam 1 1.1 1.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 13.293a 2 .001
Likelihood Ratio 14.141 2 .001
Linear-by-Linear Association 13.143 1 .000
Likelihood Ratio 14.141 2 .001
Linear-by-Linear Association 13.143 1 .000
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,46.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.384 .093 -3.905 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.383 .094 -3.885 .000c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lama Berjalan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-2 jam 42 46.7 46.7 46.7
2-4 jam 47 52.2 52.2 98.9
4-6 jam 1 1.1 1.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 1.849a 2 .397
Likelihood Ratio 2.229 2 .328
Linear-by-Linear Association 1.175 1 .278
Likelihood Ratio 2.229 2 .328
Linear-by-Linear Association 1.175 1 .278
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,46.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.115 .104 -1.085 .281c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.107 .105 -1.006 .317c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Aktifitas Fisik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ringan 57 63.3 63.3 63.3
sedang 23 25.6 25.6 88.9
berat 10 11.1 11.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 1.224a 2 .542
Likelihood Ratio 1.226 2 .542
Linear-by-Linear Association .187 1 .665
Likelihood Ratio 1.226 2 .542
Linear-by-Linear Association .187 1 .665
N of Valid Cases 90
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4,56.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.046 .106 -.430 .668c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.023 .106 -.212 .832c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Beban Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Berat 62 68.9 68.9 68.9
Tidak 28 31.1 31.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 9.539a 1 .002
Continuity Correctionb 8.180 1 .004
Likelihood Ratio 10.043 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .002
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .326 .094 3.230 .002c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .326 .094 3.230 .002c
N of Valid Cases 90
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Perawat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perawat Jaga 30 33.3 33.3 33.3
Perawat Inap 30 33.3 33.3 66.7
Perawat Intensif 30 33.3 33.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Val