• Tidak ada hasil yang ditemukan

kenangan pengalaman mengajar VI cairo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kenangan pengalaman mengajar VI cairo"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

KENANGAN VI CAIRO ALUMNI 2015

Aku sengaja menulis ini untuk berbagi pengalaman dengan guru Sekolah Dasar yang lain. Ini merupakan pengalamanku saat tahun pelajaran 2014 / 2015 mengajar di Kelas VI cairo. Aku sungguh bangga dengan mereka, banyak sekali perubahan yang lebih baik saat ini di kelas VII SMP. Hampir 50 % lebih anakku melanjutkan ke SMPI Mentari Indonesia. Saat aku berkunjung ke SMP, semua kompak berteriak memanggil namaku “ Bu rachmah sambal melambaikan tangan , kita kangen bu “ tak terasa air mata mengalir di pipi. Walaupun aku bukan wali kelasnya mereka masih sayang. I Love my Student’s …

Siswa kelas VI cairo berjumlah 23 siswa, 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Saat tahun pelajaran Juli 2014 bertemu dengan mereka sungguh kaget, sebelumnya di saat mereka kelas III saya pernah menjadi wali kelasnya hanya saja ada beberapa siswa pindahan. Sungguh kaget mereka sangat anak-anak sekali, antara siswa laki-laki dan perempuan tiada hari tanpa berantem bahkan ada anak perempuan yang membalas dengan pukulan. Perkataan dan sikap mereka pun belum baik. Banyak guru bidang studi yang malas mengajar di kelas VI Cairo karena kewalahan dengan sikap mereka. Mohon maaf sebelumnya sebagian besar kemampuan kognitif mereka pun kurang

Di saat itu saya berpikir keras, sungguh berbeda dengan angkatan sebelumnya yang lebih mudah. Ini merupakan tantangan buatku sebagai guru. Pada rapat awal tahun saya menjelaskan kepada orang tua bahwa semester 1, langkah pertama yang akan saya ubah adalah karakter mereka kemandirian dan tanggung jawab harus tuntas. Di mohon orang tua mau bekerja sama agar penanaman karakter itu berhasil. Saya katakana kepada orang tua, menurut guru yang lain saya adalah guru yang galak, apakah bapak dan ibu keberatan saya mengajar di kelas VI Cairo ? Alhamdulillah jawaban orang tua kompak sangat mendukung.

Langkah pertama yang saya ubah adalah posisi tempat duduk yang tadinya perorangan menjadi kelompok dengan sistem kocok arisan dengan membuat aturan kelas terlebih dahulu sesuai dengan kesepakatan antara saya dan anak-anak. Awalnya satu kelompok terdiri anak perempuan dan laki-laki ataupun anak perempuan ataupun anak laki-laki semua. Yang satu kelompoknya terdapat anak laki-laki dan anak perempuan setiap saat berantem dan pastinya anak perempuan nangis bahkan bercerita dengan orang tuanya sehingga orang tuanya pun keberatan dengan sistem yang saya pilih. Akhirnya setelah saya jelaskan orang tuanya mengerti. Mayoritas siswa saya adalah anak yang sangat aktif baik laki-laki maupun perempuan. Akhirnya setiap pembelajaran pun saya menggunakan sistem cooperative learning baik dengan kuis ataupun tugas yang berkelompok lainnya. Itu yang membuat lambat laun mereka kompak.

(2)

Aturan kelas pun selalu diingatkan setiap mau belajar , memang sih kedengarannya seperti anak TK> Alhamdulillah membuat mereka berubah. Perkataan yang selalu saya ucapkan. “ teman-teman hari ini kita belajar …… yang ada di atas meja adalah aalat tulis dan buku saja, simpan yang lainnya di dalam tasmu, silakan bangi yang ingin ke toilet maupun minum dan lihat area belajarmu apakah bersih agar kita nyaman dalam belajar “ ataupun perkataaan setelah selesai belajar “ ayo teman-teman rapihkan area belajarmu dengan baik serta simpan semua perlengakapan belajarmu “

Dari segi tanggung jawab amatlah kurang , apalagi untuk solat fardhu dan belajar. Akhirnya setiap pagi saat morningcircle setiap siswa selalu saya tanyakan apakah semalam belajar ? solat isya ? tidur jam berapa ? bangun pagi jam berapa ? apakah solat subuh ? .

Awalnya banyak siswa yang tidak solat isya dan subuh, Alhamdulillah lambat laun hamper 98 % mereka solat tanpa disuruh. Setiap pagi pun mereka mengisi jurnal di selembar kertas, biasanya yang saya tanyakan adalah bagaimana perasaanmu pada hari ini ? kebaikan apa di pagi hari yang sudah kamu lakukan ?

Untuk tugas yang jarang mereka kerjakan biasanya saya berikan pemahaman sebab akibat dengan menunjukkan ke mereka buku nilai jadi benar-benar transparan. Pada awalnya jarang mengerjakan tugas akhirnya semakin meningkat siswa yang mengerjakan tugas.

Komunikasi dengan orang tua pun secara intensif, setiap hari anak-anak yang tidak mengerjakan tugas selalu saya sms atau wa ataupun BBM. Mungkin orang tuanya bosan dengan saya karena setiap hari selalu memberitahukan perkembangan mereka.

Di Semester 1 , Alhamdulillah mengalami perubahan dari segi karakter, namun dari segi nilai masih tidak ada perubahan. Akhirnya saya lakukan usaha dengan memanggil satu persatu orang tua untuk menanyakan pelajaran apa yang anak sukai , apakah sama penilaian saya dengan orang tuanya. Akhirnya saya sampaikan ke orang tua, tingkatkan pelajaran yang anak sukai yang tidak di sukai jangan di paksa serta mengembangkan bakat anak.

Setiap belajar menggunakan stopwatch semua diukur dengan waktu, alhamdulillah ada perubahan. Walaupun memang tidak signifikan. Menerapakan sistem kredit point di semester 2 untuk pembelajaran membuat motivasi mereka mengalami peningkatan.

Tak lupa setiap solat selalu mendoakan mereka, selalu yang saya tekankan pada mereka adalah “ teman-teman perkataan itu adalah doa jadi kalua berbicara yang baik –baik aja, siapa tahu aja ucapan kalian langsung diamini oleh Malaikat dan Patuh kepada orang tua karena itu kunci kesuksesan ingat ya … doa orang tua itu pasti di kabulkan karena Ridha Allah adalah Ridha orang tua “

Referensi

Dokumen terkait

kebun yang dijadikan lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paket teknologi pengendalian PBK yang diintroduksikan mampu menurunkan tingkat dan intensitas

Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan, disebut alergen.3 Paparan berulang oleh alergen

Jika Tuan Puan memilih untuk fokus pada satu produk seperti ahli team saya, saya sarankan fokus pada post testimoni dan gambar promosi dan gambar yang boleh orang repost... HAK

a. berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri; b. memberikan nilai tambah pada komoditas unggulan wilayah; c. tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan

Formulasi pengelepasan terkendali I didapatkan dengan mencampurkan larutan shellak 2,5% dengan 10 mL karbofuran 5% (dari bahan aktif karbofuran dengan kemurnian 95%) lalu

Pada umumnya nilai kapasitansi dari komponen ini tidak akan berubah apabila dirancang di suatu sistem bila frekuensi yang melaluinya lebih kecil atau sama dengan

Melalui hasil estimasi inner weight konstruk interaksi kepemimpinan transformasional dan budaya market menggunakan bantuan software Smart PLS diperoleh nilai

Dengan meningkatnya berat jenis pada batuan yang makin dalam letaknya, maka kadar besi  juga akan semakin meningkat, sehingga pada selubung bumi mempunyai kemungkinan