• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Pembawa Acara(Studi Deskriptif Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Di Metro TV Terhadap Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Pembawa Acara(Studi Deskriptif Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Di Metro TV Terhadap Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utar"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH OPRAH WINFREY DALAM ACARA THE OPRAH WINFREY SHOW TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI PEMBAWA ACARA (STUDI DESKRIPTIF PENGARUH OPRAH WINFREY DALAM ACARA THE

OPRAH WINFREY SHOW DI METRO TV TERHADAP MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA (UMSU) MENJADI

PEMBAWA ACARA)

DISUSUN OLEH :

NADIA CHAIRINAL D

040904077

PROGRAM STUDI : PUBLIC RELATIONS

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH :

NAMA : NADIA CHAIRINAL D

NIM : 040904077

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : PENGARUH OPRAH WINFREY DALAM ACARA

THE OPRAH WINFREY SHOW TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI PEMBAWA

ACARA(STUDI DESKRIPTIF PENGARUH OPRAH WINFREY DALAM ACARA THE OPRAH WINFREY SHOW DI METRO TV TERHADAP MINAT

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA (UMSU) MENJADI

PEMBAWA ACARA)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Dra. Lusiana A. Lubis, MA, Ph.D Dra. Fatma Wardy Lbs, MA NIP 19670405 199003 2002 NIP 19620828 198601 2001

DEKAN FISIP USU

(3)

ABSTRAKSI

Acara The Oprah Winfrey Show tercatat menempati rating teratas sebagai acara talkshow paling fenomenal dan terkenal di Amerika. Acara ini pertama kali ditayangkan secara nasional di televisi Amerika Serikat pada September 1986 di 108 televisi. Topik pertama yang dihadirkannya adalah ‘How to Marry the Man/Woman of Your Choice’. Meskipun ada yang meragukan bahwa acara ini akan mampu meraih perhatian public, namun ternyata keraguan itu tidak beralasan. Oprah mencatat sukses, dalam waktu singkat penonton acara ini meningkat pesat, hingga mematahkan acara talkshow lainnya yang telah bertahan lebih dari 20 tahun menjadi tontonan popular di Amerika.

Adapun tujuan dari peneliti memilih penelitian ini, yaitu “Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa UMSU Menjadi Pembawa Acara”, yaitu untuk mengetahui peranan Oprah Winfrey sebagai pembawa acara talkshow The Oprah Winfrey Show dalam menumbuhkan minat mahasiswa UMSU untuk menjadi pembawa acara.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

Banyak hal yang telah penulis pelajari dan penulis terima selama mengerjakan tugas akhir ini. Semoga semuanya dapat penulis manfaatkan di kemudian hari dengan sebaik-baiknya.

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis juga telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril, materil, spiritual, informasi, maupun dari segi administrasi. Sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis tercinta, Ir. Syahrial Dalimunthe dan Ir. Ellyza Chairina M.Si yang doanya tiada henti bagi penulis dan dorongannya selalu menjadi motifasi penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. Serta kepada kedua adik penulis, Dzulfiqar Ammario Dalimunthe dan Tammam Abdul Hadi Dalimunthe atas dukungannya selama ini.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Kepada bang Haris Wijaya S.Sos M.Kom, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan dan pengalaman yang tak ternilai di studio MataHati yang sangat berharga dan tidak akan penulis lupakan.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun memberikan banyak ilmu kepada penulis.

6. Kepada segenap keluarga besar penulis, terutama Nenek penulis Hj. T. Luthfah, Hj. Hindun dan Hj. Nurjannah yang terus mendoakan dan memberikan dukungan spiritual yang sangat berarti bagi penulis.

7. Tapi Tenera Sari Srg, Afriyanti Eka Sari, Atina Mardathila Lbs, A. Michiko Vanda Lbs, Liya Zadora Srg, Indra Adyatya Pranata, Meirisa Asnita, terima kasih atas semua kenangan , pertemanan dan persahabatan yang indah selama di Ilmu Komunikasi.

8. Kepada Kak Icut, Kak Ros, Royua, Maya, Sonita dan Rizki Amelia atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis di saat-saat akhir, tidak ada balasan yang penulis rasa mampu diberikan kepada kalian semua. Terima Kasih.

9. Kepada kakak, abang-abang dan teman penulis, Siska Widyarini, Teguh Iman, Muhammad Rizal Ginting, Rudi Indrawan dan Wahyu Sugeng, terima kasih telah berbagi canda tawa, pengalaman, ilmu dan semua kenangan indah yang tidak akan pernah penulis lupakan.

(6)

...sosok yang mengaliri cawan hidupku, teman yang terhanyut arus waktu, mekar mendewasa, masih kusimpan suara tawa kita....

11. Kepada seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2004, Feby, Iid, Dae, Melly, Nisa, Nita, Adit, Eric, Arif, Rangga Novio, seluruh Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua pertemanan selama di Ilmu Komunikasi FISIP USU.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan dengan tangan terbuka penulis akan menerima kritik dan saran untuk menjadi perbaikan.

Akhir kata, terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menjalani hingga menyelesaikan tugas akhir ini, semoga Allah SWT menghitungnya sebagai amal baik dan melimpahkan rahmatNya kepada kita semua. Amiin. Harapan penulis, semoga laporan yang disajikan ini dapat bermanfaat dalam menambah khasanah pengetahuan kita semua.

Medan, April 2011 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 06

I.5.1.1. Komunikasi ... 06

I.10. Metodologi Penelitian ... 17

BAB II. Uraian Teoritis ... 22

II.1. Komunikasi ... 22

II.2. Komunikasi Massa ... 25

II.3. Teori S – O – R ... 28

II.4. Evektivitas Pembawa Acara ... 31

(8)

II.6. Minat Menjadi Pembawa Acara ... 34

II.6.1. Minat ... 34

II.6.2. Pembawa Acara ... 36

BAB III. Metode Penelitian ... 38

III.1. Metode Penelitian ... 38

III.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 38

III.3. Metode Pengukuran ... 38

III.3.1. Operasional Variabel ... 38

III.3.2. Definisi Operasional ... 39

III.4. Metode Sampling ... 41

III.4.1. Populasi ... 41

III.4.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 41

III.5. Metode Pengumpulan Data ... 43

III.6. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV. Hasil Dan Pembahasan ... 45

IV.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

IV.1.1. Sekilas Tentang Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)... 45

IV.1.2. Sejarah Singkat Metro TV ... 46

IV.1.3. Sejarah Singkat Tayangan The Oprah Winfrey Show ... 47

IV.1.4. Sejarah Singkat Oprah Winfrey ... 48

IV.2. Analisa Dan Interpretasi Data ... 50

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 51

BAB V. Penutup ... 65

V.1. Kesimpulan ... 65

V.2. Saran ... 66

(9)

ABSTRAKSI

Acara The Oprah Winfrey Show tercatat menempati rating teratas sebagai acara talkshow paling fenomenal dan terkenal di Amerika. Acara ini pertama kali ditayangkan secara nasional di televisi Amerika Serikat pada September 1986 di 108 televisi. Topik pertama yang dihadirkannya adalah ‘How to Marry the Man/Woman of Your Choice’. Meskipun ada yang meragukan bahwa acara ini akan mampu meraih perhatian public, namun ternyata keraguan itu tidak beralasan. Oprah mencatat sukses, dalam waktu singkat penonton acara ini meningkat pesat, hingga mematahkan acara talkshow lainnya yang telah bertahan lebih dari 20 tahun menjadi tontonan popular di Amerika.

Adapun tujuan dari peneliti memilih penelitian ini, yaitu “Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa UMSU Menjadi Pembawa Acara”, yaitu untuk mengetahui peranan Oprah Winfrey sebagai pembawa acara talkshow The Oprah Winfrey Show dalam menumbuhkan minat mahasiswa UMSU untuk menjadi pembawa acara.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Acara The Oprah Winfrey Show tercatat menempati rating teratas sebagai acara talkshow paling fenomenal dan terkenal di Amerika. Acara ini pertama kali ditayangkan secara nasional di televisi Amerika Serikat pada September 1986 di 108 televisi. Topik pertama yang dihadirkannya adalah ‘How to Marry the Man/Woman of Your Choice’. Meskipun ada yang meragukan bahwa acara ini akan mampu meraih perhatian public, namun ternyata keraguan itu tidak beralasan. Oprah mencatat sukses, dalam waktu singkat penonton acara ini meningkat pesat, hingga mematahkan acara talkshow lainnya yang telah bertahan lebih dari 20 tahun menjadi tontonan popular di Amerika.

Selama bertahun-tahun Oprah menampilkan berbagai topik, sampai akhirnya pada tahun 1995 ia membuat kejutan ketika dalam satu pertunjukan talkshownya ia mengaku telah menjadi korban kejahatan seksual secara incest. Kejadian tersebut kemudian menjadi karakteristik umum dari acara yang dibawakannya, yakni menampilkan secara paralel antara pengalaman-pengalaman para tamu acara dan kehidupan pribadi Oprah. Teknik mengaitkan isu-isu yang ada dan kehidupannya, menjadi trademark pertunjukan Oprah.

(11)

memberikan berita atau mengupas suatu permasalahan secara lebih lengkap dan lebih aktual dibandingkan televisi-televisi swasta lain di Indonesia. Dengan citra penampilan yang seperti inilah Metro TV dianggap sesuai menyajikan acara The Oprah Winfrey Show, yang dikenal sering mengangkat permasalahan-permasalahan hidup yang umum terjadi pada kehidupan sehari-hari. Informasi-informasi yang disajikan dalam acara The Oprah Winfrey Show juga dianggap dapat berguna bagi khalayak Metro TV.

Apa yang membuat orang menonton Oprah Winfrey merupakan faktor penting susksesnya Oprah. Oprah menampilkan sesuatu yang berbeda di televisi. Bukan hanya menampilkan suatu tema atau topik acara mentah-mentah di talkshownya, tapi ia juga mengaitkan setiap permasalahan dengan dirinya sendiri. Bahkan tak jarang ia mengangkat tema atau topik acara berdasarkan pengalaman pribadinya. Tanpa malu-malu, ia mengungkapkan tentang penganiayaan yang dialaminya semasa kecil, berdiskusi tentang kehamilannya ketika remaja, sampai pada keputusan melakukan aborsi, juga pengakuan bahwa ia pernah mengkonsumsi kokain. Kejujuran dan keberanian Oprah mengungkapkan hal-hal yang semula berada di wilayah pribadi menjadi konsumsi publik, mendapat simpati penonton.

(12)

Dalam talkshownya, Oprah menampilkan berbagai tema atau topik. Semua permasalahan, berbagai cerita tentang kehidupan, konflik, kisah sukses, remaja prestasi, gaya hidup, hiburan(film dan lagu) sampai masalah politik. Semua dapat dibahas Oprah dengan lugas, menampilkan bintang tamu yang fenomenal dan berinteraksi dengan penontonnya di studio. Dengan fakta dan kondisi tersebut, secara sekilas dapat dilihat bahwa tayangan The Oprah Winfrey Show dan pembawa acaranya Oprah Winfrey memiliki berbagai faktor positif untuk menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa.

Di Indonesia sendiri, mahasiswa dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap berbagai hal dan isu-isu. Sehingga, mahasiswa akan mencari informasi dari berbagai sumber mengenai isu-isu yang ada. Dengan adanya tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV, tentunya akan menarik perhatian mahasiswa. Sebagai salah satu sumber informasi, ataupun sebagai pembentuk persepsi bagi mahasiswa melalui berbagai pemikiran-pemikiran Oprah Winfrey. Pada mahasiswa yang mengambil jurusan Ilmu Komunikasi khususnya, tayangan The Oprah Winfrey Show dapat membantu atau menjadi motovasi mahasiswa dalam mengembangkan dan menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di bidang Ilmu komunikasi.

Kemampuan seorang pembawa acara dalam menguasai acara yang dibawakannya memang tergantung dari pengetahuan dari dalam dirinya sendiri. Namun selain itu, seorang pembawa acara juga harus memperhatikan hal lainnya. Ia tidak hanya harus menguasai acara yang dibawakannya, tetapi juga harus mampu menguasai penonton, menarik hati dan membuat penonton merasa tertarik.

(13)

mahasiwa/i nya. Dalam hal pendidikan, maupun dalam gaya hidup mereka, tentunya akan berbeda dengan mahasiswa/i yang kuliah di universitas umum lainnya. Dengan adanya tayangan The Oprah Winfrey Show dan Oprah Winfrey sebagai pembawa acaranya, apakah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) termotivasi untuk menjadi sosok pembawa acara atau master of ceremony?

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Pengaruh Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menjadi Pembawa Acara (Studi Deskriptif Tentang Pengaruh Oprah Winfrey Pada Tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV Terhadap Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Menjadi Pembawa Acara).

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan/diuraikan oleh penulis, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Sejauhmanakah pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara”.

1.3.Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan dan menghindari terjadinya pengembangan permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan dalam penelitian ini, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut :

(14)

2. Penelitian terhadap minat menjadi pembawa acara dilakukan terbatas pada perhatian, persepsi, kebutuhan dan motivasi mahasiswa.

3. Penelitian merupakan studi deskriptif, yaitu terbatas hanya untuk mengetahui pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan The Oprah Winfrey Show terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.

1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan pembawa acara talkshow di televisi dalam menarik perhatian khalayak.

2. Untuk mengetahui peranan pembawa acara dalam menumbuhkan minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.

3. Untuk mengetahui pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan talkshow The Oprah Winfrey Show di Metro TV terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

(15)

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi praktisi dunia media massa dan kalangan pemerhati media.

3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai peranan media massa dalam masyarakat, terutama wawasan dalam dunia pertelevisian dan khususnya pembawa acara dalam suatu program televisi.

1.5.Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat konsep-konsep teoritis yang menjadi landasan untuk memperoleh perspektif ilmiah dalam perumusan hipotesis atau jawaban atas pertanyaan penelitian yang sedang dilaksanakan (Ruslan 2006:266). Dengan adanya kerangaka teoritis tersebut, maka penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian.

Pada penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah tentang komunikasi, komunikasi massa, televisi, pembawa acara serta teori S-O-R .

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

1.5.1.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1990:9).

(16)

meliputi lima unsur pokok yaitu :Komunikator, Pesan, Media, Komunikan dan Efek. Disini Lasswell melihat bahwa suatu proses komunikasi selalu mempunyai efek dan pengaruh (Cangara, 2004:40).

Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate). Sedangkan menurut Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2004:62).

Sementara menurut Shannon dan Weaver (1949) (Cangara, 2004:19) gambaran komunikasi lebih diperluas lagi dengan definisi bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

1.5.1.2. Komunikasi Massa

(17)

Sementara menurut Mulyana (2004:75) komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).

Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2004:36).

Komunikasi massa juga memiliki ciri sendiri, sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, mapupun dari segi kebutuhan. Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa adalah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar.

(18)

1.5.2. Televisi

Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940-an. Sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat Perang Dunia Kedua. Para reporter televisi, yang umumnya sebelumnya adalah reporter radio melakukan pemberitaan intensif sehingga mendesak peran radio. Namun berita masih penting bagi radio, meskipun karakternya berubah. Karena sifatnya yang menarik mata, sebagian besar siaran televisi adalah non berita. Namun peran televisi sebagai media berita terus berkembang. Banyak siaran televisi yang sangat diminati karena cepat, lugas dan lengkap dalam meliput sesuatu.

Popularitas televisi terus menggeser kedudukan radio. Keduanya sama-sama ada di ruang keluarga, sehingga keduanya tidak pernah dihidupkan bersamaan. Hanya satu saja yang dihidupkan, dan itu biasanya adalah televisi. Umumnya orang lebih lama menonton televisi daripada mendengarkan radio. Sejak adanya televisi, radio lebih sering didengar di luar rumah, misalnya di mobil dalam perjalanan, atau tengah melakukan sesuatu. Menonton televisi biasanya dilakukan secara penuh, sementara mendengarkan radio bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain. Karena terdesak oleh kedudukan televisi, radio kini lebih selektif terhadap khalayaknya. Kini, kebanyakan radio hanya melayani kalangan tertentu saja, misalnya kalangan remaja penggemar musik. Hal ini diungkapkan oleh William L.Rivers, Jay W.Jensen dan Theodore Peterson dalam buku mereka, Media Massa dan Masyarakat Modern.

(19)

infotainment. Apalagi pada masa sekarang ini, tayangan sinetron di Indonesia lebih menjurus pada hal-hal negatif, berbau kekerasan dan pornografi, juga khayalan yang berlebihan.

1.5.3. Pembawa Acara

Pada dasarnya pembawa acara layaknya pimpinan orkestra. Ia harus menguasai alat musik dari orkestra yang dimainkan kelompoknya. Tidak harus bisa memainkannya secara sempurna, namun setidaknya tahu bagaimana memfungsikannya, tahu jenis bunyinya dan tahu efek yang ditimbulkan bunyi itu.

Begitu juga dengan pembawa acara, yang dapat diartikan sebagai orang yang membawa sebuah acara untuk disaksikan oleh khalayak. Pembawa acara atau presenter bisa dikatakan merupakan seorang pemimpin dalam sebuah acara. Ia yang menggiring peserta acara untuk mencapai tujuan acara. Ia yang berkuasa atas acara yang dibawakannya. Seorang pembawa acara, harus berusaha keras, mulai dari awal sampai akhir acara, agar acara yang dibawakannya tidak akan keluar dari jalur tema yang sudah ditetapkan.

Sebelumnya, pembawa acara dikenal dengan sebutan master of ceremony (MC). Ada lagi istilah host, yang dapat diartikan sebagai tuan rumah. Jadi host dalam acara-acara adalah dia yang memerankan diri sebagai tuan rumah. Ia yang mempersilahkan orang masuk, mempersilahkan duduk, menyediakan hidangan, mengarahkan pembicaraan, dan mengendalikan orang-orang itu sampai pada saat ia menghendaki mereka pergi.

(20)

mengikuti. Seperti dalam hal pintar berbicara, seorang pembawa acara sudah pasti dituntut untuk dapat lugas berbicara di depan umum, karena hal ini tentu akan mempengaruhi situasi acara yang akan dibawakan. Bayangkan apabila seorang pembawa acara berbicara dengan gagap dan tersendat-sendat, acara akan menjadi kaku dan tidak menarik.

Selanjutnya dalam hal penampilan, seorang pembawa acara yang berpenampilan menarik dan bertubuh ideal tentu akan menjadi nilai tambah. Namun kembali lagi pada faktor pengetahuan, penampilan menarik akan dijadikan nomor dua apabila pengetahuannya kurang. Sebaliknya, walaupun penampilannya kurang menarik akan tertutupi dengan pengetahuan yang luas dan kemampuannya membawakan acara.

1.5.4. Minat Menjadi Pembawa Acara

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, minat merupakan kesenangan atau kecenderungan seseorang terhadap suatu hal yang terarah secara intensif kepada objek yang dianggap penting (Poerwadarminta, 1985:650).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disebutkan bahwa minat menjadi pembawa acara adalah kecenderungan dan keinginan untuk menjadi seorang pembawa acara yang di dorong oleh suatu motivasi tertentu, dalam hal ini motivasinya adalah penampilan Oprah Winfrey pada acara The Oprah Winfrey Show.

1.5.5. Teori S – O - R

(21)

dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertenu. Pada awalnya, teori ini berasal dari psikologi yang dikemukakan oleh De Fluer yaitu berangkat dari asumsi bahwa setiap orang dapat memfragmasikan stimulus yang diterima dan dibentuk. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Teori ini kemudian diadopsi oleh ilmu komunikasi.

Dalam teori ini bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan yang mempunyai unsure pesan (stimulus), komunikan (organism), dan efek (respon). Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : stimulus (pesan), organism (penerima pesan) dan respon (efek).

Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Dalam masyarakat, prinsip stimulus respon ini mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu bukan ditujukan pada orang per orang. Kemudian sejumlah besar individu ini akan merespon pesan informasi itu.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin juga ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah

Stimulus Organism

 Perhatian  Pengertian  Penerimaan

(22)

yang nantinya akan melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaaan untuk merubah sikap.

Model teori inilah yang nantinya akan dipakai dalam penelitian “Pengaruh Oprah Winfrey pada tayangan talkshow The Oprah Winfrey Show di Metro TV terhadap minat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara”.

1.6.Kerangka Konsep

Kerangka merupakan hasil pemikiran yang rasional berupa uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada suatu rumusan. Sedangkan konsep menurut Nawawi (1993:33) adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian sosial.

Kerangka konsep diperlukan, agar dapat variabel-variabel yang penting dapat didefinisikan secara jelas. Ada dua variable dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Oprah Winfrey sebagai pembawa acara talkshow The Oprah Winfrey Show.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

(23)

1.7.Model Teoritis

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan dalam kerangka konsep, maka dapat dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut :

1.8.Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dijelaskan diatas, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut :

Variabel Bebas (X)

Pengaruh pembawa acara The Oprah Winfrey Show

Variabel Terikat (Y)

Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)

(24)

1.9. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X)

Pengaruh pembawa acara The Oprah Winfrey Show. Indikatornya :

a. Penampilan Oprah Winfrey

Merupakan tampilan secara umum, seperti pakaian dan tata rambut, dari Oprah Winfrey pada saat membawakan acara.

b. Gaya berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam membawakan acara. Merupakan cara berbicara atau cara berkomunikasi Oprah Winfrey pada saat membawakan acara.

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Pengaruh pembawa acara The Oprah Winfrey Show.

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi pembawa acara.

a. Penampilan Oprah Winfrey

b. Gaya

berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam membawakan acara c. Gaya

berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam berhubungan dengan penonton.

d. Gerakan & bahasa tubuh Oprah Winfrey.

a. Perhatian terhadap pembawa acara

b. Ketertarikan melihat dan memperhatikan sosok pembawa acara. c. Minat untuk menjadi

(25)

c. Gaya berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam berhubungan dengan penonton.

Merupakan cara berbicara atau cara berkomunikasi Oprah Winfrey pada saat berinteraksi dengan penonton yang hadir di acaranya.

d. Gerakan & bahasa tubuh Oprah Winfrey.

Merupakan gerakan-gerakan atau bahasa tubuh yang dilakukan atau ditunjukkan oleh Oprah Winfrey pada saat membawakan acara.

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.

Indikatornya :

a. Perhatian terhadap pembawa acara.

Yaitu gejala yang timbul dari suatu keadaan sehingga mahasiswa memberikan suatu respon dengan memberi perhatian pada sosok pembawa acara secara umum

b. Ketertarikan melihat dan memperhatikan sosok pembawa acara.

Yaitu suatu gejala menaruh minat atau merasa suka, ingin, melihat sosok pembawa acara.

c. Minat untuk menjadi pembawa acara.

(26)

1.10. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang merupakan pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1993:63).

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai dari bulan Oktober 2008 – Desember 2008.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara stambuk 2005.

Sumber : Biro Data Informasi UMSU

Fakultas Jumlah 1. Agama Islam 103

2. Ekonomi 785

3. Hukum 356

4. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 607 5. Pertanian 35 6. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 148

7. Teknik 114

(27)

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengancara-cara tertentu. Sampel ini dilakukan apabila jumlah populasi terlalu besar, maka ditetapkan sample penelitian. Berdasarkan populasi yang ada, maka pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Rakhmat, 1998:82) yaitu :

n =

Dari rumus Taro Yamane tersebut, maka besar sample yang diambil dalam penelitian ini adalah :

(28)

Karena jumlah populasi yang akan menjadi sampel terbagi atas beberapa departemen yang berbeda, maka pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel proporsional stratifikasi, dengan rumus sebagai berikut :

n =

N n n

...(Nazir, 1985:365)

Keterangan : n1 = jumlah mahasiswa tiap fakultas n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

Sebagai contoh adalah sample untuk fakultas Agama Islam :

n =

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diperoleh jumlah data sample sebagai berikut :

(29)

Untuk menarik sampel penelitian dilakukan melalui teknik porposive sampling yaitu sampel sengaja ditentukan sesuai kebutuhan penelitian. Adapun kriteria tersebut adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang mengetahui atau pernah menonton sosok Oprah Winfrey sebagai pembawa acara The Oprah Winfrey Show, minimal 2(dua) kali.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Yakni data yang dikumpulkan dari lapangan, data primer terbagi atas : a. Observasi/Pengamatan

Yaitu dengan mengadakan suatu pengamatan melalui indera penglihatan dengan menentukan objek yang diamati. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV.

b. Angket/Kuesioner

(30)

2. Data Sekunder

Yakni data yang tidak diperoleh langsung dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan dengan mencari dan mendapatkan informasi yang menunjang dan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti melalui penelitian kepustakaan (library research). Data ini didapat melalui buku-buku referensi, majalah, kamus, bahan perkuliahan, tulisan atau karangan ilmiah, dan sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan masalah yang akan diteliti.

5. Teknik Analisis Data

(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1.Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya.

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

organis.

Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiaw digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pad

Bentuk

(32)

penyiaran. Komunikasi dapat berupa komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompo dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut

Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

(33)

Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut:

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bisa dimengerti kedua pihak.

2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui

Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

(34)

nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers. Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika.

II.2.Komunikasi Massa

Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat.

Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.

Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.

Massa sendiri artinya orang banyak atau sekumpulan orang kelompok, kerumunan, publik.

William R. Rivers dkk. membedakan antara communication dan communications. Communication adalah proses berkomunikasi. Communications adalah perangkat teknis yang digunakan dalam proses komunikasi, contoh: genderang, asap, butir batu, telegram, telepon, materi cetak, siaran, dan film.

(35)

mendukung proses komunikasi, contoh: kode morse, telegram, terompet, kertas, pulpen, alat cetak, film, pemancar siara radio/TV.

Menurut William R. Rivers Komunikasi Massa dapat diartikan dalam dua cara:

1. Komunikasi oleh media. 2. Komunikasi untuk massa.

Namun, Komunikasi Massa tidak berarti komunikasi untuk setiap orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak; demikian pula, khalayak pun memilih-milih media.

Karakteristik Komunikasi Massa menurut William R. Rivers: 1. Satu arah.

1. Selalu ada proses seleksi media memilih khalayak. 2. Menjangkau khalayak luas.

3. Membidik sasaran tertentu, segmentasi.

4. Dilakukan oleh institusi sosial (lembaga media/pers); media dan masyarakat saling memberi pengaruh/interaksi.

Lengkapnya, karakteristik Komunikasi Massa menurut para pakar komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.

(36)

4. Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.

5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication).

6. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.

Karakteristik Media Massa:

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak. 2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Memahami komunikasi massa tidak akan terlepas dari media massa, karena objek kajian terbesar adalah pada peran dan pengaruh yang dimainkan media massa. Di bawah ini akan diuraikan faktor-faktor yang mendasar dari media massa:

(37)

menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media di atur oleh masyarakat.

2. Media massa merupakan sumber kekuatan- alat kontrol, manajemen, inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai penganti kekuatan atau sumber daya lainnya.

3. Media merupakan forum atau agen yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

II.3.Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.

(38)

simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

Pesan (stimulus, S)

Komunikan (organism, O)

Efek (Response, R)

Proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

(39)

• Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

• Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

• Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

(40)

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan system dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien.

II.4.Efektivitas Pembawa Acara

(41)

komentar atau informasi tanpa naskah.

Dalam menjalankan tugasnya, pembawa acara berbicara di depan khalayak umum. Berbicara di depan umum ini mudah-mudah susah. Dikatakan mudah karena setiap hari kita berbicara. Dikatakan susah karena tidak semua orang berani melakukannya karena dipengaruhi oleh rasa takut dan malu. Jika sudah berpengalaman kedua rasa tersebut akan hilang sehingga tidak menjadikan demam panggung dan acara pun berjalan lancar.

Selain itu, pembawa acara juga merupakan produk zaman elektronik yang pekerjaannya melakukan komunikasi antar manusia. Sebagai komunikator, pembawa acara diserahi tugas untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (public service) dengan menyampaikan informasi yang menjadi kebutuhan orang banyak.

Tugas seorang pembawa acara adalah dapat membawakan acara dengan baik dan berharap dapat dinikmati oleh semua orang yang menonton. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembawa acara ialah bagaimana dia dapat menggiring penonton untuk dapat lebih tertarik lagi dan bahkan berpartisipasi dalam acara yang sedang dipandunya. Keterampilan berkomunikasi menjadi salah satu kunci sukses dari seorang pembawa acara agar mudah dikenal oleh masyarakat luas. Untuk itulah wawasan seorang pembawa acara harus luas agar dapat mengetahui apa yang menjadi ketertarikan bagi para penontonnya.

(42)

berkarakter, maka bisa jadi acara tersebut segera ditinggalkan pemirsanya. Untuk itu, pertimbangan pemilihan seorang host tidak didasarkan pada kecantikan dan popularitasnya, tetapi juga integritas dan karakternya. Sering kita lihat acara di televisi berganti-ganti host, karena masalah karakter.

II.5.Talkshow

Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun ditempat lain.

Sebagai sebuah proses dialog, talk show akan memperhatikan masalah efisiensi dan akurasi, pada aspek: kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan even evaluasi audiens.

Definisi talk show menurut Farlex (2005) dalam The Free Dictionaryeadalah sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar.

(43)

maka acara ini dapat disebut talkshow. Pembawa acara bias juga dibantu oleh pewawancara untuk melakukan wawancara dengan narasumber.

Perbedaan paling penting antara talkshow dan wawancara berita adalah talkshow bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan dan jam tayangnya fleksibel. Dua komponen yang selalu ada dalam program tlakshow adalah obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan.

II.6.Minat Menjadi Pembawa Acara

II.6.1.Minat

Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut. Minat erat hubungannya dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegiatan itu

Minat juga erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan tersebut.

(44)

Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai ke taraf ini antara lain adalah: mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri.

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Aiken mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina. Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf).

(45)

Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

II.6.2.Pembawa Acara

Pembawa acara adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara, maka harus mampu menciptakan suasana akrab, tertib dan semarak. Seorang pembawa acara harus berusaha agar acaranya berjalan dengan lancer dan menarik sehingga acara tersebut dapat dinikmati dan memberikan kesenangan bagi penontonnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kunci suksesnya suatu acara berada di tangan pembawa acara.

Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis.

Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara. Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi dan informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan (Wikipedia, 2008:1).

(46)

gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian kesuksesan sebuah acara berada di tangan pembawa acara.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang data tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.

III.2.Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Oktober 2008 – Desember 2008 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jl.Muchtar Basri Medan.

III.3.Metode Pengukuran

III.3.1.Operasional Variabel

(48)

Tabel 3.1. Operasional Variabel

III.3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsure penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variable (Singarimbun,1995:46). Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lan yang ingin melakukan hal yang sama.

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X)

Pengaruh pembawa acara The Oprah Winfrey Show. Indikatornya :

a. Penampilan Oprah Winfrey

Merupakan tampilan secara umum, seperti pakaian dan tata rambut, dari Oprah Winfrey pada saat membawakan acara.

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Pengaruh pembawa acara The Oprah Winfrey Show.

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi pembawa acara.

a. Penampilan Oprah Winfrey

b. Gaya

berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam membawakan acara c. Gaya

berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam berhubungan dengan penonton.

d. Gerakan & bahasa tubuh Oprah Winfrey.

d. Perhatian terhadap pembawa acara

e. Ketertarikan melihat dan memperhatikan sosok pembawa acara. f. Minat untuk menjadi

(49)

b. Gaya berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam membawakan acara. Merupakan cara berbicara atau cara berkomunikasi Oprah Winfrey pada saat membawakan acara.

c. Gaya berbicara(vokalisasi) Oprah Winfrey dalam berhubungan dengan penonton.

Merupakan cara berbicara atau cara berkomunikasi Oprah Winfrey pada saat berinteraksi dengan penonton yang hadir di acaranya.

d. Gerakan & bahasa tubuh Oprah Winfrey.

Merupakan gerakan-gerakan atau bahasa tubuh yang dilakukan atau ditunjukkan oleh Oprah Winfrey pada saat membawakan acara.

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjadi pembawa acara.

Indikatornya :

a. Perhatian terhadap pembawa acara.

Yaitu gejala yang timbul dari suatu keadaan sehingga mahasiswa memberikan suatu respon dengan memberi perhatian pada sosok pembawa acara secara umum

b. Ketertarikan melihat dan memperhatikan sosok pembawa acara.

Yaitu suatu gejala menaruh minat atau merasa suka, ingin, melihat sosok pembawa acara.

c. Minat untuk menjadi pembawa acara.

(50)

III.4. Metode Sampling

III.4.1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi,1993:141).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara stambuk 2005. Adapun yang menjadi alasan peneliti dalam memilih populasi tersebut karena Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) merupakas salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Sumatera Utara.

Tabel 3.2. Jumlah Mahasiswa S1

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Stambuk 2005

Sumber : Biro Data Informasi UMSU

III.4.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengancara-cara tertentu. Sampel ini dilakukan apabila jumlah populasi terlalu besar, maka ditetapkan sample penelitian. Berdasarkan populasi yang ada, maka pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Rakhmat, 1998:82) yaitu :

Fakultas Jumlah 1. Agama Islam 103 2. Ekonomi 785

3. Hukum 356

4. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 607 5. Pertanian 35 6. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 148

7. Teknik 114

(51)

n =

Dari rumus Taro Yamane tersebut, maka besar sample yang diambil dalam penelitian ini adalah :

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang.

Karena jumlah populasi yang akan menjadi sampel terbagi atas beberapa departemen yang berbeda, maka pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel proporsional stratifikasi, dengan rumus sebagai berikut :

n =

N n n

...(Nazir, 1985:365)

Keterangan : n1 = jumlah mahasiswa tiap fakultas n = jumlah sampel

(52)

Sebagai contoh adalah sample untuk fakultas Agama Islam :

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diperoleh jumlah data sample sebagai berikut :

Tabel 3.3. Jumlah Sampel Per Jurusan/Departemen

III.5. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Yakni data yang dikumpulkan dari lapangan, data primer terbagi atas : a. Observasi/Pengamatan

Yaitu dengan mengadakan suatu pengamatan melalui indera penglihatan dengan menentukan objek yang diamati. Observasi yang dilakukan dalam

(53)

penelitian ini adalah pengamatan terhadap tayangan The Oprah Winfrey Show di Metro TV.

b. Angket/Kuesioner

Yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan (angket/kuesioner) tertulis kepada responden penelitian untuk diisi. Dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, melalui sejumlah daftar pertanyaan yang terdapat di dalam angket.

2. Data Sekunder

Yakni data yang tidak diperoleh langsung dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan dengan mencari dan mendapatkan informasi yang menunjang dan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti melalui penelitian kepustakaan (library research). Data ini didapat melalui buku-buku referensi, majalah, kamus, bahan perkuliahan, tulisan atau karangan ilmiah, dan sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan masalah yang akan diteliti.

III.6.Teknik Analisis Data

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

IV.1.1.Sekilas Tentang Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 29 Februari 1957 atas prakarsa beberapa tokoh ulama Muhammadiyah diantara H.M. Bustami Ibrahim, D. Diyar Karim, Rustam Thayib, M. Nur Haitami, Kadarrudin Pasaribu, Dr. Darwis Datuk Batu Besar, H. Syaiful U.A., Abdul Mu’thi dan Baharuddin Latif.

Cikal bakal UMSU bermula dari lahirnya Fakultas Falsafah dan Hukum Islam Muhammadiyah (FAFHIM) yang kemudian berkembang menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Sumatera Utara pada tahun 1968, dengan mengasuh 3 falkultas yakni : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah (FIAD), dan Fakultas Syariah. Pada awalnya berdirinya FIP UMSU merupakan cabang/kelas jauh dari FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kemudian tahun 1974 memisahkan diri dan berdiri sendiri. Sedangkan FIAD yang bercabang ke Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat berdiri sendiri dengan mengubah nama menjadi Fakultas Ushuluddin.

(55)

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mempunyai visi untuk menjadi pusat keunggulan dalam penyelengaraan dan pengembangan keislaman, ilmu pengetahuan dan profesionalitas, kesenian dan teknologi berwawasan global.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara juga mempunya misi sebagai berikut :

• Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian dan pembinaan nilai-nilai hidup islami.

• Mengembangkan kebebasan befikir ilmiah yang dijiwai dengan semangat ketauhidan.

• Mengembangkan jiwa kemandirian dalam berbagai ilmu pengetahuan, keahlian/ketrampilan, teknologi dan seni.

• Menyelenggarakan kegiatan dakwah islam sebagai bagian integral dari tujuan Muhammadiyah.

Saat ini UMSU mengasuh 7(tujuh) fakultas yang terdiri dari 23 program studi. Setiap fakultas menawarkan program studi yang disesuaikan dengan standar kurikulum nasional dan pengembangan kurikulum lokal. Penyusunannya dilakukan sesuai dengan Visi UMSU yang berwawasan global.

IV.1.2.Sejarah Singkat Metro TV

(56)

dengan 280 orang karyawan, saat ini MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi.

Stasiun TV ini pada awalnya memilik sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya. Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam menayangkan program sinetron. Metro TV juga menayangkan siaran internasional seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki

IV.1.3.Sejarah Singkat Tayangan The Oprah Winfrey Show

The Oprah Winfrey Show (sering hanya disebut sebagai Oprah) adalah talk show Amerika, host dan diproduksi oleh perusahaan senama Oprah Winfrey, dan merupakan talk show rating tertinggi dalam sejarah televisi Amerika. Acara ini sangat berpengaruh, dan banyak topik yang menembus ke dalam kesadaran pop-budaya Amerika. Oprah mengubah acaranya menjadi satu dengan sebuah gambar pengalaman yang positif, menguatkan secara rohani dengan menampilkan klub buku, wawancara selebritis, segmen pengembangan diri, dan peristiwa dunia.

(57)

Pad dipromosikan sebagai pendamping pemandu acara bincang-bincang pagi (talk show) yang bernama People Are Talking (Orang–orang Mulai Berbicara). Kemudian Ia diminta untuk menjadi pemandu acara setengah jam di A.M. Chicago yang ditayangkan WLS-TV. Dan kemudian di ambil alih oleh Oprah pada 8 September 1986 dengan format dan acara yang berbeda.

Acara A.M. Chicago mengudara pada waktu yang sama dengan acar menurunkan Phill dan takhtanya. Dalam waktu singkat dia menjadi bintang di 120 kota besar di seluruh Amerika.

Selama 10 tahun pertama di udara, The Oprah Winfrey Show bersaing dengan acara talkshow standar yang lain, yang berfokus pada cara mencari seorang pria, bertahan pada seorang pria, mencari tahu apakah pria itu selingkuh, bantuan untuk memutuskan pasangan, dan lain-lain.

Salah satu episode The Oprah Winfrey Show yang paling spektakuler adalah pada September 2004 ketika Oprah merayakan hari jadi ke-19 tahun acara tersebut. Dalam episode itu, ia menhadiahi mobil bermerek Pontiac kepada 276 penonton yang memenuhi studio. Mereka diseleksi berdasarkan surat-surat yang masuk dari teman maupun saudara-saudara mereka, yang menceritakan betapa inginnya orang-orang itu memiliki mobil.

(58)

pita raksasa berwarna merah. Mary Henige dari Pontiac mengumumkan, seluruh pajak mobil itu ditanggung oleh Pontiac.

IV.1.4. Sejarah Singkat Oprah Winfrey

Oprah Gail Winfrey, lahir d yang namanya melambung setelah membawakan sebuah acara bincang-bincang yang sangat populer,

Orangtuanya Oprah Winfrey bermaksud menamainya Orpah, seperti yang terdapat di dalam Alkitab, tetapi sang bidan yang mencatat kelahiran itu tidak dapat mengeja dengan baik, sehingga namanya menjadi Oprah Winfrey.

Ia dibesarkan di sebuah perternakan oleh neneknya yang keras, Hattie Mae, selama enam tahun. Ketika berusia enam tahun, ibunya, Vernita, mendapatkan pekerjaan sebagai Oprah kembali dari neneknya. Di Milwaukee, ia harus tinggal dalam satu kamar bersama ibu dan dua saudara tiri, laki – laki dan perempuan. Setiap hari Vernita meninggalkan anak-anak itu pagi-pagi sekali dan baru pulang pada malam hari, sehingga ia tidak punya waktu untuk keluarganya.

(59)

sanggup tinggal bersama ayahnya, ia akan mengubah hidupnya, ia akan menunjukan siapa dia yang sebenarnya.

Pada umur 14 tahun, Oprah tinggal bersama ayahnya, tiri nya, Oprah tidak bisa mentoleransi sikap negatif Oprah atau nilai sekolahnya yang buruk. Oprah memperoleh nilai – nilai C di Milwaukee, tetapi hanya nilai A yang bisa diterima oleh ayahnya. Awalnya, Oprah benci pada aturan tegas dan harapan tinggi mereka. Tapi, ternyata justru itulah yang ia perlukan, orangtua yang membuat peraturan dan menerapkannya dengan tegas, tapi juga memberikan cinta dan perhatian yang diinginkannya. Oprah pun bangkit. Tidak saja nilai sekolahnya yang meroket, Oprah juga jadi lebih ramah dan

Pada usia 16 tahun, Oprah menempuh perjalanan ke menjadi pembicara di suatu pertamanya di dunia pertunjukan sebagai bahkan membayarnya $100 per minggu, yang terhitung besar buat siswa sekolah menengah pada tahun 1970-an.Pada usianya yang ke-19, ia ditemukan oleh sebuah stasiun televisi d

(60)

Purple tahun 1985 . Ia dinominasikan dalam Academy Award untuk Aktris Pendukung Terbaik.

Pada tahun 1986 Winfrey meluncurkan program nasional sindikasi bertajuk Oprah Winfrey Show yang disiarkan di 120 saluran televisi serta mendapat perhatian sekitar 10 juta penonton. Program ini menghasilkan keuntungan $ 125.000.000 pada akhir tahun pertama, Winfrey menerima $ 30 juta. Dia segera mendapat hak kepemilikan program dari ABC, gambar di bawah kontrol perusahaan produksi barunya, Harpo Productions ('Oprah' dieja terbalik).

IV.2. Analisa dan Interpretasi Data

Berikut ini merupakan uraian data hasil penelitian yang dilakukakn mengenai Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Pembawa Acara. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus Taro Yamane diperoleh sebanyak 96 responden. Data yang terkumpul dari 96 buah kuesioner yang telah tersebar dan masih berupa data mentah yang harus diolah dan dianalisa agar dapat diambil suatu kesimpulan.

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari 96 responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Penomoran Kuesioner. Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal (01 - 96).

2. Editing. Peneliti Mengedit jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan.

(61)

IV.3. Analisa Tabel Tunggal

Tabel 1 sampai dengan tabel 20 berikut adalah mengemukakan data variabel penelitian dan penganalisaan dalam bentuk tabel tunggal melalui data deskriptif yaitu membagi variabel-variabel secara kategoris dan analisa melalui frekuensi dan persentase.

Dari jumlah responden yang telah ditetapkan pada Bab I sebanyak 96 orang, semua responden menyerahkan kuesioner yang penulis sebarkan. Untuk mengetahui hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Lama Menonton Dalam Satu Minggu

NO PENILAIAN F %

(62)

Responden yang menonton selama hanya lima hingga sepuluh jam perminggu sebesar 31 responden (32,3%). Dan yang menonton kurang dari lima jam perminggu ialah sebesar 20 responden (20,8%).

Tabel 4.2

Frekuensi Menonton The Oprah Winfrey Show

NO PENILAIAN F %

1 2 3 4

Tiap Sabtu - Minggu Tiap Sabtu

(63)

Tabel 4.3

Waktu Dalam Menonton The Oprah Winfrey Show

NO PENILAIAN F %

1 2 3 4

60 Menit (Keseluruhan) 30 – 50 Menit

15 – 30 Menit

Kurang Dari 15 Menit

38

Tabel 4.3 menunjukkan lama responden menonton tayangan The Oprah Winfrey Show. Sebanyak 38 responden (39,6%) menonton tayangan The Oprah Winfrey Show secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Sementara 21 responden (21,9%) menonton tayangan The Oprah Winfrey Show selama 30 – 50 menit dari keseluruhan tayangan. Kemudian 17 responden (17,7%) menonton tayangan The Oprah Winfrey Show selama 15 -30 menit dari keseluruhan tayangan. Sedangkan 20 responden (20,8%) hanya menonton tayangan The Oprah Winfrey Show selama kurang dari 15 menit saja.

(64)

TABEL 4.4

KEAHLIAN OPRAH WINFREY DALAM MEMBUKA/MENUTUP ACARA THE OPRAH WINFREY SHOW

NO PENILAIAN F %

Tabel 4.4 menunjukkan keahlian Oprah Winfrey dalam membuka atau menutup acara The Oprah Winfrey Show. Jumlah responden yang menganggap Oprah melakukannya dengan sangat baik adalah 45 responden (46,9%). Sedangkan yang menganggap Oprah melakukannya dengan baik adalah 25 responden (26%).

Kemudian yang menganggap Oprah melakukannya kurang baik adalah 23 responden (24%). Sedangkan yang menganggap Oprah tidak baik dalam membuka atau menutup acaranya sebanyak 3 responden (33.1%).

(65)

TABEL 4.5

KEAHLIAN OPRAH WINFREY DALAM MENGOLAH KATA-KATA DALAM ACARA THE OPRAH WINFREY SHOW

NO PENILAIAN F %

Tabel 4.5 menunjukkan keahlian Oprah Winfrey dalam mengolah kata-kata dalam acara The Oprah Winfrey Show. Sebanyak 41 responden (42,8%) menyatakan bahwa Oprah melakukannya dengan sangat baik. Sedangkan 37 responden (38,5%) menyatakan bahwa Oprah melakukannya dengan baik. Kemudian 15 responden (15,6%) menyatakan Oprah kurang baik melakukannya. Sedangkan 3 responden (3,1%) menyatakan Oprah melakukannya dengan tidak baik.

Gambar

Tabel 3.1. Operasional Variabel
Tabel 3.2. Jumlah Mahasiswa S1  Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Stambuk 2005
Tabel 4.1 Lama Menonton Dalam Satu Minggu
Tabel 4.2 menunjukkan seberapa sering responden menonton tayangan The
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana responsivitas Pemerintah Kota Surakarta terhadap perlindungan anak menuju Solo sebagai Kota Layak Anak (KLA) dan

The image above shows the situation whenDeadpool mocks the Taskmaster. He mocks the Taskmaster because the word Taskmaster is funny. The he o p ises to Veggie-Master and

In addition, Chizuko also struggled from class and race discrimination from the fellow Japanese itinerant, Kaoru and from white people from United States,

2004 Mesin Pencampur (Mixer) Bahan Pembuat Roti untuk Wirausaha Baru Produsen Roti Bakar Bandung. Industri Produsen Roti Bakar

[r]

[r]

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana kedudukan objek perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor, Apakah pengalihan hak dalam

[r]