• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUTASI BIOMOL KELOMPOK 7.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUTASI BIOMOL KELOMPOK 7.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

REPLIKASI DNA

Dosen Pembimbing : Misbahul Huda, S.Si., M.Kes

Disusun Oleh:

Lidya Yulisa

R.Rindani Putri Amelia Risky Febrianto

(2)

MUTASI

Mutasi gen terjadi sebagai perubahan dalam gen dan timbul secara spontan. Mutasi merupakan sumber utama bentuk gen baru (allele) dan menimbulkan keragaman genetik bagi seleksi alami dan untuk digunakan oleh pemulia tanaman dan hewan dalam menciptakan varietas baru. Tipe mutasi gen ada hubungannya dengan perubahan spontan yang terjadi dalam struktur DNA. Perubahan ini terjadi secara spontan di alam tetapi dapat ditingkatkan oleh mutagen seperti penyinaran energi tinggi dan macam-macam zat kimia. Kebanyakan mutasi yang terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan tidak menguntungkan. Tetapi mutasi buatan yang direncanakan dan terarah telah menghasilkan pengembangan beberapa varietas tanaman yang superior. (Crowder, 2006)

Katalog baru mengenai kelainan warisan mencantumkan lebih dari seribu macam sindrom klinis yang masing-masing jelas dapat dihubungkan dengan pengaruh satu gen abnormal. Hal yang mendasar mengenai apa yang disebut penyakit autosom dominan ialah bahwa sebenarnya semua individu terkena secara klinis adalah heterozigot, mereka membawa satu dosis gen abnormal dari satu orang tua, dan satu dosis alel normal dari orang tua satunya. Kerena kebanyakan gen abnormal yang menghasilkan penyakit dominan semacam ini jarang, maka keadaan homozigot umumnya tidak terlihat. Tetapi diduga bahwa keadaan ini biasanya akan tergambar dengan gangguan klinis yang jauh lebih parah daripada yang terlihat pada heterozigot yang terkena, dan sangat mungkin seringkali mematikan pada awal kehidupan. Pada penyakit autosom resesif individu yang terjangkit secara klinis, seringkali homozigot dan membawa dua gen abnormal, satu berasal dari masing-masing orang tuanya (Harris, 1996).

A. Perubahan Materi Genetik

Materi genetik DNA dan RNA dapat saja mengalami perubahan karena suatu sebab. Berbagai keadaan atau faktor dalam lingkungan memang dapat menimbulkan perubahan DNA maupun RNA.

B. Pengertian Mutasi

(3)

Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan Fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun. Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X (Anonim, 2009).

Mutasi adalah suatu proses dimana suatu gen mengalami perubahan struktur. Gen yang berubah karena mutasi disebut mutan. Mutan adalah sel-sel dari individu yang membawa mutasi tersebut (crowder, 2006). Dalam arti lain mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan kematian (lethal mutation).

(4)

berharga dan merugikan pada kondisi lingkungan sekarang. Mutasi-mutasi yang merugikan cenderung dihilangkan dari suatu populasi atau ditekan pada frekuensi rendah oleh seleksi alam. Sekali-sekali, jika terjadi suatu mutasi yang menguntungkan, daya-daya selektif bertindak untuk meningkatkan frukensinya dalam populasi dengan mengorbankan alel-alel yang kurang baik. Jadi mutasi dapat dipandang sebagai bahanbaku, dan seleksi alam sebagai daya penggerak pada evolusi (Stansfield, 1991). Dalam arti luas, mutasi dihasilkan dari segala macam perubahan keturunan yang menyebabkan perubahan kenampakan fenotipe yang diturunkan. Batasan ini termasuk keragaman kromosom dan position effect maupun mutasi gen (Crowder, 2006). Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis DNA (replikasi). Pada saat tersebut factor mutagenik mempengaruhi pasangan basa nukleutida sehingga tidak berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch). Misalnya triplet DNA cetakan adalah TTA. Namun karena adanya mutagen menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C, bukan dengan T .

C. Sebab-sebab Mutasi

Secara umum penyebab mutasi adalah keadaan atau faktor-faktor lingkungan, di samping keadaan atau faktor internal materi genetik. Terdapat dua macam mutasi yakni mutasi spontan dan mutasi terinduksi. Mutasi spontan adalah mutasi yang terjadi tanpa sebab-sebab yang jelas sedangkan mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi karena pemaparan makhluk hidup pada penyebab mutasi semacam radiasi pengion, radiasi ultraviolet, dan berbagai senyawa kimia. Berikut merupakan penjelasan sebab-sebab mutasi:

1. Keadaan atau faktor internal materi genetik

Keadaan atau faktor internal materi genetik yang dapat menjadi sebab terjadinya mutasi spontan antara lain:

a. Kesalahan pada replikasi DNA, misalnya yang terkait dengan tautomerisme

(sebagai akibat perubahan posisi sesuatu proton yang mengubah sesuatu sifat kimia molekul).

b. Penggelembungan unting disaat replikasi, perubahan kimia tertentu secara

(5)

unting baru, sebaliknya jika penggelembungan terjadi pada unting baru, maka akan terjadi adisi pada unting baru tersebut.

c. Depurinasi dan deaminasi yang merupakan peristiwa kimia yang dapat

menyebabkan mutasi. Pada depurinasi, suatu purin tersingkir dari DNA karena terputusnya ikatan kimia antara purin dan gula deoksiribosa. Sedangkan pada deaminasi, suatu gugus amino tersingkir dari basa. Dalam peristiwa depurinasi, jika tersingkirnya purin itu tidak diperbaiki maka disaat replikasi tidak terbentuk pasangan basa komplementer yang lazim.

d. Perpindahan atau transposisi elemen transposable. Peristiwa ini terjadi karena

terjadi insersi dalam gen.

e. Gen mutator merupakan gen-gen yang ekspresinya mempengaruhi mempengaruhi

frekuensi mutasi gen-gen lain.

2. Keadaan atau faktor dalam lingkugan sebagai sebab mutasi

Radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi pengion berenergi tinggi. Berkenaan dengan radiasi pengion diketahui bahwa perubahan tekanan oksigen dan suhu, jika berhubungan dengan proses penyinaran juga dapat mengubah mutasi secara signifikan. Tekanan oksigen yang rendah dapat menurunkan mutasi. Oksigen dapat memperbesar efek penyinaran, tetapi hanya selama penyinaran. Oksien meperlihatkan efek yang lebih rendah pada kondisi penyinaran tinggi dibandingkan pada kondisi penyinaran moderat. Sinar UV tidak meninduksi ionisasai melainkan mengiatkan atom-atom yang dijumpai. Dalam molekul DNA, senyawa yang paling digiatkan adalah purin dan pirimidin, karena kedua macam seneyawa itu meyerap cahaya pada panjang gelombang 254-260 nm yang merupakan rentang panjang gelombang sinar UV. Hasil penelitian in vitro membuktikan baha pirimidin dan timin sangat kuat menyerap sinar UV pada panjang gelombang 254 nm ,sehingga menjadi sangat reaktif. Dua produk hasil penyerapan UV adalah hidrat pirimidin dan dimer pirimidin. Efek utama dari radiasi UV adalah dimerisasi timin yang menimbulkan suatu mutasi tidak langsung dalam dua cara yaitu:

1) Dimer timin mengganggu heix ganda DNA serta mengambat replikasi DNA secaa

akurat.

2) Kesalahan yang kadag-kadangterjadi selama proses sel memperbaiki DNA yang

(6)

Suhu diketahui menyebabkan terjadinya peristiwa terjadinya poliploidi. Selain faktor radiasi dan suhu, perlakuan dengan tekanan hidrostatik juga dapat menginduksi terjadinya mutasi.

3. Penyebab Mutasi dalam Lingkungan yang Bersifat Kimiawi

Penyebab mutasi dalam lingkungan kimiawi disebut sebagai mutagen kimiawi. Mutagen kimiawi dapat dipilah menjadi tiga kelompok yaitu: analog basa, agen pengubah basa (basa modifying agent), dan agen penyela (intercalating agent). a. Analog Basa

Senyawa-senyawa yang tergolong analog basa adalah yang memiliki struktur molekul yang sangat mirip dengan yang dimiliki basa pada umumnya terdapat pada DNA. Dua contoh analog basa tersebut adalah 5-Bromourasil (5BU) dan 2-aminopurin (2-AP).

5-bromourasil adalah sutu analog timin. Proses mutasi yang terjadi adalah posisi gugus 5 ditempati oleh gugus brom, padahal sebelumnya ditempati oleh gugus metal (CH3). Keberadaan gugus bro mini menyebabkan terubahnya distribusi muatan serta meningkatkan peluang perubahan tautomerik. ). 5-BU ini menginduksi mutasi melalui peralihan antara kedua bentukan 5-BU, sesaat setelah analog basa itu diinkorporasikan dalam bentuk keto (bentuk normal), maka analog basa itu berpasangan dengan adenine. Selanjutnya jika bentuk keto 5-BU beralh ke bentuk enol (bnetuk yang jarang) selama replikasi, maka analog basa ini akan berpasangan dengan guanine, dan pada proses replikasi berikut dari pasangan G-5 BU akan muncul pasangan G-C dan ukan A-T. dalam hal ini sudah terjadi suatu mutasi transisi dari A-T menjadi G-C Ke dua adalah mutagen 2 aminopurin (2AP) adalah 5 BU. 2AP memiliki dua bentuk yaitu bentuk amino (bentuk normal ) serta bentuk imino (bentuk yang jarang) pada bentuk amino 2AP berperan sebagai adenine dan berpasangan dengan timin. Pada bentuk imino, 2 AP berpasangan dengan guanine dan berpasangan dengan sitosin. Selanjutnya 2 AP menginduksi mutasi transisi, yaitu AC menjadi GC atau GC menjadi AT tergantug bentuknya (amino transisi yaitu AC). Seperti pada 5 BU, 2 AP juga menginduksi mutasi transisi, yaitu A-C menjadi G-C atau G-C menjadi A-T, tergantung bentuknya apakah dalam bentuk amino ataukah amini). Berkenaan dengan mutasi transisi yang diinduksi oleh analog basa tersebut 2 AP dapat mengubah kembali mutan yang diinduksi oleh 5 BU, demikian pula sebaliknya.

(7)

Senyawa yang tergolong agen pengubah basa yaitu mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia basa. Yang termasuk kelompok ini adalah agen demiasi (diaminating agen), agen hidroksilasi (hydroxylation agent) serta agen alkilasi (alkylating agent).

Asam nitrit (HNO2) menyingkirkan gugus amino (-NH2) dari basa guanine, sitosin dan adenine. Perlakuan dengan asam nitrit atas guanine menghasilkan xarthin yang berperilaku layaknya guanine sehingga tidak ada mutasi yang terjadi. Perlakuan asam nitrit dengan sitosin menghasilkan urasil yang berpasangan dengan adenine sehingga terjadi mutasi transisi (selama replikasi) C G menjadi T A. di lain pihak akibat adanya perlakuan asam nitrit, adenine berubah menjadi xypoxantin yang lebih berpeluang berpasangan dengan sitosin dibanding dengan timin dan sebagai akibatnya terjadi mutasi transisi A T menjadi G C. Kerja dari kelompok agen pengubah basa atau base modifying agent Sebagai agen hydroksilasi, mutagen hydroxylamine NH2OH bereaksi khusus dengan sitosin, mengubahnya dengan menambah gugus hidroksil (OH), sehingga terbentuk hidroxylaminosytosine yang hanya berpasangan dengan adenine, dan sebagai akibatnya terjadi mutasi transisi C G menjadi T A. mutan yang terbentuk dapat pulih karena pengaruh mutasi yang diinduksi oleh mutgen lain seperti 5 BU, 2 AP, maupun asam nitrit.

Agen alkilasi MMS (Methilethane Sulfonate) mengintriduksi gugus alkil misal ( -CH3-CH2-CH3) ke dalam basa dalam sejumlah posisi. Dalam hal ini agen alkilasi menyebabkan perubahan pada basa yang berakibat terbentuknya pasangan yang tidak lazim.

c. Agen Interkalasi

(8)

pasangan basa, mutasi rangka juga dapat dikerenakan karena delesi satu pasang basa.

Hal yang diakibatkan dari adanya mutasi rangka adalah semua asam amino yang dikode sesudah titik mutasi dapat dikatakan menyimpang sehingga protein yang dihasilkan bersifat nonfungsional. Dampak mutasi rangka dapat diperbaiki melalui perlakuan dengan agen-agen interkalasi.

Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mutagen kimiawi yang pertama terhadap DNA yang sedang bereplikasi maupun yang sedang tidak bereplikasi. Kelompok mutagen kimiawi yang ke dua adalah hanya berpengaruh terhadap DNA yang sedanga bereplikasi contohnya analog basa.

D. Jenis-jenis Mutasi

1. Menurut Kejadiannya

a. Mutasi Alami atau mutasi spontan

Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun dari internal organisme itu sendiri secara kebetulan, dan jarang terjadi. Contoh , mutagen alam adalah sinar kosmis, radioktif alam dan sinar ultraviolet.

b. Mutasi Buatan

Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi dengan campur tangan manusia atau terjadi akibat paparan dari sesuatu yang jelas. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja di usahakan oleh manusia dengan zat kimia, sinar X, radiasi dan sebagainya. Sehingga di sebut juga mutasi induksi.

2. Berdasarkan Macam Sel yang Bermutasi a. Mutasi somatik

Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik yaitu terjadi pada sel-sel tubuh atau soma, mutasi ini kurang mempunyai arti genetis. Mutasi somatik dapat diturunkan dan dapat pula tidakditurunkan.

b. Mutasi germinal atau gametik

Mutasi gametik ataugerminal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, atau sel-sel kelamin. karena terjadinya di sel-sel gamet, sehingga dapat diwariskan.

3. Berdasarkan Arah Mutasinya a. Mutasi maju atau Forward mutations

(9)

Yaitu peristiwa mutasi yang dapat mengembalikan dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.

4. Berdasarkan Bagian Bermutasi

Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dibedakan menjadi mutasi DNA, mutasi gen dan mutasikromosom.

1. Mutasi DNA

Mutasi DNA terdiri atas :

a. Mutasi transisi, yaitu suatu pergantian basa purin dengan basa purin lain atau

pergantian basa pirimidin dengan basa pirimidin lain; atau disebut juga pergantian suatu pasangan basa purin-pirimidin dengan pasangan purin-pirimidin lain. b. Mutasi tranversi, yaitu suatu pergantian antara purin dengan pirimidin pada posisi

yang sama.

c. Insersi, yaitu penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen.

d. Delesi, yaitu pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen.

2. Mutasi Gen

Mutasi gen merupakan perubahan yang terjadi pada nukleutida DNA yang membawa pesan suatu gen tertentu. Mutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik. Mutasi titik (point mutation) merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal. Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi dalam lingkup gen. Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA. Jenis-jenis mutasi gen adalah sebagai berikut: a. Mutasi salah arti (missens mutation), yaitu perubahan suatu kode genetic

(umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino terkait (pada polipeptida) berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan tranversi.

b. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen

(10)

mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi.

c. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino

tertentu menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun insersi. Mutasi perubahan rangka baca (frameshift mutation), yaitu mutasi yang terjadi karena delesi atau insersi satu atau lebih pasang basa dalam satu gen sehingga ribosom membaca kodon tidak lengkap. Akibatnya akan menghasilkan fenotip mutan.

3. Mutasi kromosom (aberasi)

Mutasi kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan struktur kromosom atau perubahan jumlah kromosom. Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi besar/ gross mutation atau aberasi. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada mitosis. Pada prinsipnya, mutasi kromosom digolongkan rnenjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Mutasi Kromosom Akibat Perubahan Jumlah Kromosom

Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genorn disebut aneuploid.

1) Euploid (eu = benar; ploid = unit) yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan

pada jumlah n. Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin, pada umumnya bersifat diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom). Organismee yang kehilangan I set kromosomnya sehingga memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya disebut monoploid. Sedang organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid.

Mutasi poliploid ada dua yaitu:

a) Autopoliploid yang terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena kesalahan

meiosis dan terjadi pada krornosom homolog, misalnya semangka tak berbiji. b) AlopoIiploid yang terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang

(11)

2) Aneuploid (an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit) yaitu jenis mutasi dimana terjadi

perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini tidak melibatkan seluruh genom yang berubah, melainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Mutasi ini disebut juga dengan istilah aneusomik. Contohnya adalah sindrom Down. Penyebab mutasi ini adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindle ke sentromer) dan nondisjunction (gagal berpisah).

Macam-macam aneusomik antara lain sebagai berikut:

a) Monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom, misalnya

Sindrom Turner pada manusia dimana jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin (22AA+X0).

b) Nullisomik (2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom.

c) Trisomik (2n + 1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, misalnya

Sindrom Klinefelter pada manusia dengan kariotipe 22AA+XXY dan Sindrom Jacobs (22AA+XYY).

d) Tetrasomik (2n + 2); yaitu mutasi karena kelebihan dua kromosom.

b. Mutasi Kromosom Akibat Perubahan Struktur Kromosom

Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut juga dengan istilah aberasi. Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Delesi atau defisiensi

Delesi adalah mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Penghilangan dapat terjadi pada segmen panjang lengan kromosom seperti yang dilaporkan pada tanaman gandum. Tergantung pada gen dan tingkat ploidi, defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau menurunkan viabilitas. Pada tanaman defisiensi yang ditimbulkan oleh perlakuan bahan mutagen (radiasi) sering ditunjukkan dengan munculnya mutasi klorofil. Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat diamati pada stadia muda (seedling stag), yaitu dengan adanya perubahan warna pada daun tanaman.

Macam-macam delesi antara lain:

a) Delesi terminal, ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.

b) Delesi intertitial, ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom

c) Delesi cincin, ialah delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga

(12)

d) Delesi loop, ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom

lainnya. 2) Duplikasi

Mutasi karena kelebihan segmen kromosom. Mutasi ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain (homolognya) yang tetap normal. Duplikasi menampilkan cara peningkatan jumlah gen pada kondisi diploid. Duplikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti: pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah, penyimpangan dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase pembelahan sel), rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi, sebagai konsekuensi dari inversi heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan mutagen. Beberapa kejadian duplikasi telah dilaporkan dapat meningkatkan viabilitas tanaman. Pengaruh radiasi terhadap duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada bermacam jenis tanaman seperti jagung, kapas, dan barley.

3) Translokasi

Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom non homolog.

Macam-macam translokasi antara lain sebagai berikut: a) Translokasi homozigot (resiprok)

Translokasi homo zigot ialah translokasi yang mengalami pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua kromosom non homolog.

b) Translokasi heterozigot (non resiprok)

Translokasi heterozigot ialah translokasi yang hanya mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom nonhomolog.

c) Translokasi Robertson

(13)

pada kromosom yang lain sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda dengan kromosom aslinya. Translokasi dapat terjadi baik di dalam satu kromosom (intrachromosome) maupun antar kromosom (interchromosome). Translokasi sering mengarah pada ketidakseimbangan gamet sehingga dapat menyebabkan kemandulan (sterility) karena terbentuknya chromatids dengan duplikasi dan penghapusan. Alhasil, pemasangan dan pemisahan gamet jadi tidak teratur sehingga kondisi ini menyebabkan terbentuknya tanaman aneuploidi. Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman Aegilops umbellulata dan Triticum aestivum yang menghasilkan mutan tanaman tahan penyakit.

4) Inversi

Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi dan segmen yang patah tersebut berotasi 180o dan menyatu kembali. Kejadian bila centromere berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut pericentric, sedangkan bila centromere berada di luar kromosom yang terinversi disebut paracentric. Inversi pericentric berhubungan dengan duplikasi atau penghapusan chromatid yang dapat menyebabkan aborsi gamet atau pengurangan frequensi rekombinasi gamet. Perubahan ini akan ditandai dengan adanya aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada tanaman jagung dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau diinduksi dengan bahan mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman heterosigot dijumpai lebih rendah pada kejadian inversi daripada translokasi.

Macam-macam inversi antara lain sebagai berikut.

a) Inversi parasentrik; teriadi pada kromosom yang tidak bersentromer.

b) lnversi perisentrik; terjadi pada kromosom yang bersentromer.

5) Isokromosom

(14)

peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan.

6) Katenasi

Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, salinq bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.

E. Mutasi Acak

Mutasi sering dikatakan sebagai kejadian yang bersifat kebetulan, tidak terarah, serta acak (ayala, dkk, 1984). Sekalipun sifat-sifat kejadian mutasi seperti tersebut dipandang sinonim, tetapi sekurang-kurangnya terdapat tiga makna yang berbeda.

1. Mutasi adalah kejadian kebetulan karena merupakan pengecualian yang jarang

terhadap keteraturan proses replikasi DNA.

2. Mutasi adalah kejadian kebetulan atau acak, karena tidak ada cara untuk

mengetahui apakah suatu gen tertentu akan bermutasi pada suatu sel tertentu atau suatu generasi tertentu. Untuk suatu gen kita dapat meramalkan individu mana yang akan mengalami mutasi dan mana yang tidak mengalami mutasi pada suatu individu, akan tetapi hal ini bukan menyatakan secara tak langsung bahwa tidak ada keteraturan pada proses mutasi.

3. Mutasi adalah kejadian kebetulan, tidak terarah atau karena tidak diarahkan untuk

kepentingan adaptasi. Dalam hal ini mutasi terjadi begitu saja, tanpa memperhatikan apakah muatan yang terbentuk adaptif atau tidak adaptif terhadap lingkungan makhluk hidup. Bahwa mutasi terjadi begitu saja dan tidak di arahkan untuk kepentingan adaptasi, Hal itu sudah dibuktikan oleh J. Dan EW. M Lederberg yang menggunakan tekhnik replica-plating untuk membuktikan bahwa mutasi terjadi bukan untuk kepentingan adaptasi.

F. Laju Mutasi

Laju mutasi adalah peluang terjadinya mutasi pada sebuah gen dalam satu generasi atau dalam pembentukan satu gamet. Pengukuran laju mutasi penting untuk dilakukan di dalam genetika populasi, studi evolusi, dan analisis pengaruh mutagen lingkungan. Mutasi spontan biasanya merupakan peristiwa yang sangat jarang terjadi sehingga untuk memperkirakan peluang kejadiannya diperlukan populasi yang sangat besar dengan teknik tertentu.

(15)

1. Laju mutasi (mutation rate) yaitu, menggambarkan peluang sesuatu macam mutasi tertentu sebagai suatu fungsi dari waktu,

2. Frekuensi mutasi (mutation frequency) yaitu, jumlah kejadian sesuatu macam

mutasi tertentu pada suatu macam populasi sel atau populasi individu.

Pada umumnya laju mutasi yang teramati rendah, tetapi beberapa gen jelas terlihat sering bermutasi daripada yang lainnya (yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan mutasi spontan yang dikemukakan oleh Gardner). Dikatakan bahwa mutasi spontan jarang terjadi, sekalipun frekuansi yang teramati berbeda dari gen ke gen maupun dari makhluk hidup ke makhluk hidup. Laju mutasi gen-gen tertentu pada berbagai makhluk hidup, sedangkan frekuensi mutasi spontan di lokus-lokus tertentu pada berbagai makhluk hidup.

Dalam hal ini tersirat bahwa kesimpulan tentang laju mutasi yang teramati rendah serta mutasi spontan yang jarang terjadi itu didasarkan pada mutasi yang dampaknya teramati (terdeteksi), dan sama sekali tidak termasuk mutasi yang dampaknya tidak teramati (tidak terdeteksi), apalagi mutasi yang sudah sempat diperbaiki.

Menurut Gardner dkk, mengatakan bahwa pengukuran frekuensi muatasi ke depan ( forward mutation) berkisar 10-8 hingga 10-10 muatasi yang dapat terdeteksi

per pasangan nucleotide per generasi, demikian pula untuk makhluk hidup eukariotik, perkiraan mutasi ke depan berkisar sekitar 10-7 hingga 10-9 mutasi yang

dapat terdeteksi per pasangan nucleotide per generasi.

Seperti yang telah dikemukakan bahwa laju mutasi secara individual memang rendah. Akan tetapi, jika diperhatikan kenyataan bahwa tiap individu makhluk hidup mempunyai banyak gen, dan tiap spesies tersusun dari banyak individu, maka (dalam batas mutasi yang terdeteksi sekalipun) sebenarnya mutasi merupakan peristiwa yang biasa, tidak jarang.

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

 http://biologimediacentre.com/mutasi

Referensi

Dokumen terkait

Ditemukan mutasi gen TBX1 pada TAB me- rupakan mutasi spontan, maka merupakan risiko untuk terjadi TAB pada generasi berikutnya. Meng- ingat mutasi yang ditemukan adalah

Peristiwa mutasi di atas merupakan mutasi insersi yaitu terjadi penambahan/penyisipan satu basa nitrogen U pada gen, sehingga menghasilkan kodon UGA yang merupakan kodon stop

Mutasi adalah peristiwa perubahan susunan materi genetik (gen atau kromosom) pada suatu organisme dan sifat yang dihasilkan akan diturunkan dari satu generasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miokard infark prematur yang terjadi karena homocystein disebabkan oleh adanya mutasi gen C677T MTHFR. Sampel darah diambil dari

Sekali lagi kasus mutasi gen kenapa bisa mengarah ke terjadinya variasi individu jawabnya karena terjadi suatu reaksi fusi antara mutagen kimia dengan basa nitrogen yang ada

Hal ini disebabkan karena susunan kromosom yang mengandung banyak gen, sehingga jika terjadi mutasi pada kromosom akan menimbulkan perubahan fenotipe yang lebih besar,

Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan bermakna manifestasi klinis antara SNRS dengan mutasi gen NPHS2 (412C→T, 419delG) dan SNRS tanpa mutasi gen tersebut, karena

Dulikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti: pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah, penyimpangan dari mekanisme crossing-over