• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAGEMENT STUDY OF PLYWOOD BY GENDER EQUALITY IN CV KOTA AGUNG KECAMATAN TEGINENENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAGEMENT STUDY OF PLYWOOD BY GENDER EQUALITY IN CV KOTA AGUNG KECAMATAN TEGINENENG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

MANAGEMENT STUDY OF PLYWOOD BY GENDER EQUALITY IN CV KOTA AGUNG KECAMATAN TEGINENENG

By

Elen Puspita I, Hari Kaskoyo 2, Indra Gumay Febryano 2

Gender equality is women and men have a status and have the same condition in the fulfillment of their rights as human beings and realize the ability to play an active role in development. Looking at the number of employees almost equally in number between male employees and female employees in business management plywood industry, where various types of job specifications that can be done by employees of both men and women according to his ability, so this causes the difference between the employee performed the role of men and women either in providing products, employee performance and also wages obtained. Based on these differences it is doing research on "Gender Equality In Plywood Business Management in the CV Kota Agung District Tegineneng." This study aims to: (1) studying the role of gender in the plywood business management in the CV Kota Agung District Tegineneng, (2) Determine the work done by gender specification. This research method of data collection using simple random sampling (simple random sample). The method of analysis used descriptive qualitative and quantitative significance comparisons were performed using T test results indicated that: (1) There are differences in gender roles that occur in the CV Kota Agung events, especially in plywood production, but there were no differences in the distribution working hours, wages, allowances and justice being provided by the company, (2) Based on the results of T test conducted between employee roles of men and women did not differ significantly in conducting the business management of the CV Kota Agung.

Keywords: Gender equality, CV Kota Agung, Employees.

(2)

ABSTRAK

KAJIAN PENGELOLAAN USAHA KAYU LAPIS BERDASARKAN KESETARAAN GENDER DI CV KOTA AGUNG

KECAMATAN TEGINENENG

Oleh

Elen PuspitaI, Hari Kaskoyo2, Indra Gumay Febryano2

Kesetaraan gender adalah perempuan dan laki-laki memiliki status serta memiliki kondisi yang sama dalam pemenuhan hak-haknya sebagai manusia dan

mewujudkan kemampuannya untuk berperan aktif dalam pembangunan. Melihat jumlah karyawan yang hampir sama rata jumlahnya antara karyawan laki-laki dan karyawan perempuan dalam pengelolaan usaha industri kayu lapis, dimana

berbagai jenis spesifikasi pekerjaan yang dapat dilakukan oleh karyawan laki-laki dan perempuan sesuai dengan kemampuannya, sehingga hal ini menyebabkan adanya perbedaan peranan yang dilakukan antara karyawan laki-laki dan perempuan baik dalam menghasilkan produk, kinerja karyawan dan juga upah yang didapat. Berdasarkan perbedaan tersebut maka dilakukannya penelitian

mengenai “Kesetaraan Gender Pada Pengelolaan Usaha Kayu Lapis di CV Kota

Agung Kecamatan Tegineneng”. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengkaji peran gender dalam pengelolaan usaha kayu lapis di CV Kota Agung Kecamatan Tegineneng, (2) Mengetahui spesifikasi kerja yang dilakukan gender. Data diambil dengan menggunakan metode pengambilan data simple random sampling (sampel acak sederhana). Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif kemudian dilakukan perbandingan secara signifikasi kuantitatif dengan menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat

perbedaan peran gender yang terjadi pada CV Kota Agung khususnya pada kegiatan produksi kayu lapis, namun tidak terdapat adanya perbedaan dalam pembagian waktu kerja, upah, tunjangan dan keadilan yang diberikan dari perusahaan, (2) Berdasarkan hasil uji T, peran yang dilakukan antara karyawan laki-laki dan perempuan tidak berbeda nyata dalam melakukan kegiatan pengelolaan usaha CV Kota Agung.

Kata kunci: Kesetaraan gender, CV Kota Agung, Karyawan.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, bertujuan menyelenggarakan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berspektif gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka kementrian Kehutanan bertanggung jawab

membangun sistem pembangunan kehutanan yang responsif gender.

Secara konkrit, Kementrian Kehutanan harus dengan sengaja dan terencana, mengimplementasikan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender, artinya kementrian kehutanan harus memastikan laki-laki dan perempuan yang ada di dalam bidang kehutanan mempunyai peran, mendapatkan akses, manfaat dan melakukan kontrol yang adil dalam pembangunan kehutanan.

(4)

2

dalam pembangunan (Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, 2002). Tanpa disadari, biasanya secara sosial perempuan dan laki-laki memiliki status dan kondisi yang berbeda dalam pemenuhan hak maupun kewjibannya untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan, sehingga menimbulkan banyak terjadinya kesenjangan gender. Seperti halnya pada industri hasil hutan kayu, partisipasi perempuan masih sangat kurang, dimana sebenarnya perempuan merupakan aset pembangunan yang potensial dan dapat diperhitungkan apabila diberdayakan dengan memegang peran dan posisi yang strategis, sehingga kecenderungan melaksanakan kemitrasejajaran gender relatif besar (Anonim, 2005).

Jumlah pekerja perempuan dari tahun ketahun meningkat cukup tajam. Tahun 2004 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pekerja perempuan

berjumlah 33.141.000 orang dari total sekitar 93.722.000 pekerja Indonesia. Kaum perempuan bekerja pada berbagai jenis pekerjaan, baik di sektor informal maupun di sektor formal (Adisu, E dan Jehani, 2007).

Namun demikian, eksistensi sektor industri memberikan alternatif dalam membuka kesempatan kerja perempuan yang akhirnya mampu

(5)

3

Alasan dipilihnya CV Kota Agung sebagai tempat penelitian adalah industri ini merupakan industri yang masih bertahan dan terus berkiprah atau berkembang. Industri ini merupakan industri skala kecil menengah yang mapan, dimana jumlah karyawannya lebih dari 20 orang (BPS, 1993 dalam Priyadi dan Astuti, 2003) sehingga masih banyak topik yang dapat dijadikan sebagai penelitian dan salah satu contoh adalah isu tentang peran gender.

Di CV Kota Agung berdasarkan data sekunder yang bersumber dari industri tersebut, jumlah karyawannya pada tahun 2010 yaitu sebanyak 131 orang karyawan, yang terdiri dari 62 karyawan laki-laki dan 69 karyawan

perempuan. Industri CV Kota Agung telah mengalami penurunan jumlah karyawan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 280 karyawan menjadi 131 karyawan, dikarenakan CV Kota Agung mengalami krisis bahan baku dan krisis keuangan global.

Jumlah karyawan yang hampir sama rata antara karyawan laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan usaha industri kayu lapis, dimana berbagai jenis spesifikasi pekerjaan yang dapat dilakukan oleh karyawan laki-laki dan perempuan sesuai dengan kemampuannya, menyebabkan adanya perbedaan peranan yang dilakukan antara karyawan laki-laki dan perempuan baik dalam menghasilkan produk, kinerja karyawan dan juga upah yang didapat. Berdasarkan perbedaan tersebut maka dilakukannya penelitian mengenai

“Kesetaraan Gender Pada Pengelolaan Usaha Kayu Lapis di CV Kota

(6)

4

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengkaji peran gender dalam pengelolaan usaha kayu lapis di CV Kota Agung Kecamatan Tegineneng

2. Mengetahui spesifikasi kerja yang dilakukan gender

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi bagi pemerintah daerah Kabupaten Pesawaran dan instansi terkait untuk melakukan suatu kesetaraan gender.

2. Sebagai masukan untuk merumuskan pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam pengarusutamaan gender yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di industri khususnya industri perkayuan.

3. Dapat memberikan kemampuan dan kepekaan bagi karyawan CV Kota Agung tentang bagaimana kiprah perempuan memiliki peran ganda serta sebagai masukan dalam upaya mendapatkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

(7)

5

D. Kerangka Pemikiran

Industri CV Kota Agung merupakan industri yang bergerak di bidang usaha pengolahan hasil hutan kayu lapis (plywood) yang berada di Kecamatan Tegineneng. Industri tersebut merupakan salah satu mata pencaharian sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar industri dengan bekerja sebagai buruh/ karyawan. Berdasarkan kondisi tersebut, dimana CV Kota Agung merupakan industri hasil hutan kayu yang mempekerjakan sejumlah karyawan laki-laki maupun perempuan yang berada di sekitar CV Kota Agung untuk bekerja sebagai buruh/ karyawan, sahingga diperlukan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pembagian jenis pekerjaan dan posisi karyawan. Berdasarkan peran gender yang dilakukan dalam

pengelolaan usaha plywood agar mempengaruhi keberhasilan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender maka dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode penelitian survei, wawancara dan penyebaran kuisioner yang ditujukan kepada karyawan CV Kota Agung.

Dengan dilakukannya penelitian mengenai peran dan posisi gender berdasarkan spesifikasi pekerjaannya, maka dampak peran gender seperti penyetaraan hak dan kewajiban pada setiap karyawan yang sangat penting dalam pengelolaan kayu lapis di CV Kota Agung dapat diketahui.

(8)

6

tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dengan cara tidak adanya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dilihat dari jenis pekerjaan, waktu kerja, upah, fasilitas,

[image:8.595.127.498.252.689.2]

tunjangan dan keadilan yang didapat pada kedua karyawan tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka bagan kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian TenagaBulanan

1. General Manager 2. Sekretaris 3. Manajer Produksi 4. QC Rotary 5. QC Jemur 6. QC Hotpress 7. Manajer Armada 8. Manajer Keuangan 9. Manajer Mekanik 10. Manajer Personalia 11. Security

Tenaga Borongan

1. Log Rotary

2. Log Rotary Spindels 3. Pemotongan 4. Jemur

Tenaga Harian

1. Cross Cut 2. Pengeleman 3. Hotpress 4. Fine Bandsaw 5. Bor

6. Copy Shaper 7. Grinda 8. Sampah

(9)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan peran gender pada jenis pekerjaan yang terjadi pada CV Kota Agung khususnya pada kegiatan produksi kayu lapis, dimana telah disesuaikan berdasarkan kodrat yang ada bahwa peran laki-laki biasanaya lebih bersifat maskulin dan melakukan pekerjaan yang berat sedangkan peran perempuan lebih bersifat feminim dengan melakukan pekerjaan yang lebih membutuhkan keuletan dan ketekunan, namun tidak terdapat adanya perbedaan dalam pembagian waktu kerja, fasilitas, upah, tunjangan dan keadilan yang diberikan dari perusahaan karena telah sesuai dan setara dalam pembagiannya sesuai dengan jenis pekerjaan dan kedudukan yang ditempati. Secara umum dapat dikatakan bahwa di CV Kota agung tidak terjadi perbedaan peran gender atau dikatakan telah setara.

2. Berdasarkan hasil perhitungan signifikasi yang telah dilakukan melalui uji T yang dilakukan oleh karyawan laki-laki dan perempuan pada

industri CV Kota Agung mendapatkan nilai signifikasi yaitu ≥ 0,05

(10)

84

karyawan laki-laki dan perempuan tidak berbeda nyata dalam melakukan kegiatan pengelolaan usaha industri CV Kota Agung.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan oleh peneliti kepada perusahaan adalah:

1. Perusahaan dapat meningkatkan kedudukan karyawan wanitanya yang telah lama bekerja dengan baik, tekun dan jujur dalam mengelola usaha produksi kayu lapis sehingga dapat lebih memacu karyawannya dalam mengelola usaha produksi agar lebih baik.

2. Status kepegawaian sebaiknya diperjelas dengan adanya kontrak dan sertifikasi pekerja (apakah tenaga kerja bulanan, harian atau borongan), dan juga mendapatkan haknya dalam bekerja maupun setelah berhenti sebagai karyawan.

3. Perusahaan sebaiknya memberikan cuti waktu lebih kepada karyawan perempuan, hal ini disebabkan karena secara biologis perempuan dan laki-laki memiliki sifat berbeda, sehingga diperlukannya cuti dalam hal-hal tertentu seperti cuti hamil, cuti bulanan atau menstruasi.

4. Perusahaan membuat secara tertulis tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ketentuan tanggung jawab dan peran yang harus dilakukan oleh setiap karyawan dalam melakukan kegiatan usaha produksi agar lebih jelas dan efisien.

Gambar

Gambar 1.  Kerangka pemikiran penelitian

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KOTA BONTANG UNIT LAYANAN

Sehubungan dengan evaluasi Dokumen Penawaran Saudara untuk pekerjaan PENGURUKAN LAPANGAN SUKOMULYO, maka bersama ini diharap kehadirannya besok pada :. Membawa dokumen asli

Pada hari ini SENIN Tanggal DUA PULUH Bulan JUNI Tahun DUA RIBU ENAM BELAS, Pokja II Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Barito Timur yang ditetapkan dengan Surat Keputusan

merupakan pengalaman karena dari hasil klarifikasi yang dilakukan ke PPK pekerjaan tersebut, diperoleh informasi bahwa pekerjaan yang dilaksanakan pada

Untuk melihat pengaruh variabel atau konstruk mana yang lebih besar, cukup dilihat pada hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel Coefficients a di Output hasil SPSS.

Apakah anda pernah mendapatkan layanan informasi bimbingan karier dari guru BK. atau konselor anda

Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan efektifitas hasil belajar pada siswa kelas VII terkait dengan penerapan multimedia pembelajaran interaktif perangkat keras

identifikasi dini mengenai masalah perkembangan yang dapat menunjang pada?. kemampuan Balita dimasa perkembangan berikutnya, terutama