• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I (ayat I) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sekolah merupakan lembaga pendidikan untuk mengembangkan potensi seseorang secara optimal. Kemajuan bangsa dihasilkan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan pada sekolah dasar sangat menentukan langkah kedepan seseorang dalam melanjutkan jenjang pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerjasama secara maksimal, penuh tanggung jawab, dan loyalitas yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(2)

teknologi informasi pada masa sekarang ini, diperlukan adanya peningkatan kemampuan dalam berbagai bidang, salah satunya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/Sains. Depdiknas dalam Susana (2006) mengung-kapkan bahwa pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar langsung pada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, oleh karena itu pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat.

(3)

Berdasarkan prasurvei yang dilakukan peneliti pada pembelajaran IPA kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur ditemukan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran. Diketahui bahwa guru belum menyesuaikan metode yang tepat pada materi yang diajarkan. Selain itu, pembelajaran masih terpaku pada buku (text book), jika siswa bertanya guru langsung menjawab dan belum memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawabnya, guru menja-wab sendiri pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA Kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur masih bersifat guru sentris (teacher centre).

Penelusuran lebih lanjut, diketahui hasil belajar IPA siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 juga kurang maksimal. Nilai yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1: Nilai Siswa dalam Pelajaran IPA.

Nilai Frekuensi Keterangan

75 sebanyak 11 dari 26 siswa (42,31%) telah tuntas sedangkan 15 siswa (57,69%) belum tuntas.

(4)

Bertolak dari paparan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA di kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur belum berlangsung seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan dan perubahan dalam proses pembelajaran. Dengan melihat kelebihan dan potensi yang dimiliki, guru dapat melakukan perbaikan dan perubahan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V A dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Menurut Rakhmat (2006: 213) guru harus dapat mengadakan perubahan, dari yang membosan-kan menjadi kelas yang menyenangmembosan-kan. Salah satunya adalah merubah metode mengajar yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, mencapai aktivitas dan hasil belajar secara maksimal, dan dapat mengembang-kan kemampuan berpikir kritisnya.

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Guru belum menyesuaikan metode yang tepat pada materi yang diajarkan. 2. Guru cenderung masih mendominasi dalam proses pembelajaran (guru

sentris).

3. Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengalami dan memperoleh sendiri pengetahuan yang didapat, maka siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

4. Masih kurangnya tingkat pemahaman guru dalam penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur. 5. Rendahnya persentase ketercapaian KKM pada pembelajaran IPA yang di

tetapkan oleh SD Negeri 10 Metro Timur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro

(6)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan aktivitas siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur pada

pembelajaran IPA melalui metode eksperimen.

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur pada pembelajaran IPA melalui metode eksperimen.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini bermanfaat bagi:

1. Siswa, berguna untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep IPA sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Guru, diharapkan dengan adanya penelitian ini guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode yang dijalankan, sehingga di kemudian hari dapat memberikan metode yang lain demi kesempurnaan dalam pembelajaran IPA. Selain itu juga dengan penelitian ini diharapkan dapat menigkatkan kinerja dan profesionalisme guru dan mahir dalam melaksanakan PTK. 3. Sekolah, hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan rujukan

sebagai inovasi kegiatan pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa baik untuk mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya.

4. Dinas Pendidikan dan Pengawas Pembina, dapat sebagai acuan untuk program pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja guru.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Eksperimen

Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai arti penting karena selain memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan aktivitas secara langsung.

Menurut Farida dalam Adiningtyas (2006) metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi pengalaman belajar langsung dan melibatkan aktivitas pada siswa. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan. Kegiatan penemuan ini dilakukan sebelum siswa mengetahui atau mempelajari suatu konsep atau teori, dengan tujuan siswa yang dituntut untuk menemukan konsep atau teori tersebut (Poedjiadi dalam Susana, 2006).

(8)

mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan metode ini memiliki tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih dalam cara berpikir ilmiah (scientific thinking).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang sesuai untuk pembelajaran IPA karena dapat melibatkan aktivitas siswa secara langsung dengan cara melakukan percobaan untuk menemukan konsep atau teori, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya dengan indikator kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Setiap metode pembelajaran selalu memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan metode eksperimen. Berikut ini beberapa tujuan metode eksperimen menurut Abimanyu (2008: 7.17), yaitu: (1) siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya; (2) siswa mampu berpikir sistematis; (3) siswa mampu menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan; dan (4) siswa mampu menuliskan kesimpulan dari data yang telah diambil.

(9)

sebelum ia mencari kebenarannya sendiri; (2) siswa akan lebih aktif berpikir dan berbuat; (3) siswa dapat menemukan pengalaman dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan; (4) siswa akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal jika ia mencari sendiri kebenarannya. Namun, selain kelebihan-kelebihan tersebut, metode eksperimen juga memiliki kekurangan sepeti yang diungkapkan oleh Djamarah (2006: 85) yaitu: (1) metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi; (2) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal; (3) metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan; dan (4) setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk menemukan konsep-konsep terhadap apa yang dipelajari. Di bawah ini dikemukakan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang diadaptasi dari Abimanyu (2008: 7.19) adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Persiapan

a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen.

(10)

d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS). 2. Kegiatan Pelaksanaan eksperimen

a. Kegiatan Pembukaan a) Melakukan apersepsi.

b) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengung-kapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

c) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti

a) Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan atau siswa diberi permasalahan yang harus dijawab melalui eksperimen.

b) Membagikan LKS kepada masing-masing siswa.

c) Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru.

d) Guru memantau pelaksanaan eksperimen dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

e) Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan. c. Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa untuk merangkum/menyimpulkan hasil eksperimen.

b) Guru mengadakan evaluasi hasil.

(11)

B. Hakikat Belajar

Belajar tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Karena dengan belajar akan diperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, walaupun dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain untuk mengubah perilakunya. Dan belajar juga memiliki keuntungan baik untuk individu pembelajar itu sendiri maupun untuk masyarakat luas.

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pemben-tukan pengetahuan. Pembenpemben-tukan ini harus dilakukan oleh si pelajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari (Budiningsih, 2005: 58). Bruner dalam Trianto (2009: 20) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasar-kan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme belajar bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memroses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengala-man yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.

(12)

Geoch dalam Hadis (2008: 60) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam performansi sebagai hasil dari praktik. Hamalik (2007: 36) juga mengemukakan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Seiring dengan pendapat tersebut, Sagala (2010: 37) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam membangun atau mengkonstruk suatu pengetahuan baru melalui interaksi dengan lingkungannya baik melalui suatu kegiatan eksperimen ataupun observasi yang menyebabkan adanya perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan cara berpikir seseorang tersebut.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar siswa, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat. Setiap orang yang belajar harus beraktivitas, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan terjadi secara maksimal. Budiningsih (2005: 59) mengemukakan pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

(13)

belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Dan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pangajaran. Hal ini sejalan dengan Sanjaya (2006: 132) yang mengatakan bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara fisik maupun psikis ketika proses pembelajaran berlangsung yang terjadi secara sengaja yang di dalamnya terdapat perubahan tingkah laku dalam seluruh aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotor.

D. Kinerja Guru

(14)

bermutu, ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelasaikan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Sowiyah (2010: 157) bahwa kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru.

Menurut Suharsaputra, (2010) kinerja guru adalah prilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang Guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut. Senada dengan pendapat tersebut Suryo (1997: 19) mengemukakan kinerja guru adalah kesangupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.

(15)

dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru. Kategori tingkat keberhasilan kinerja guru, digunakan pedoman yang diadaptasi dari Purwanto (2008: 102), bila nilai kinerja 86≤ nilai ≤100%, maka kategori sangat baik, bila nilai 76%≤

nilai <86% maka dikategorikan baik, bila nilai 60%≤ nilai <76% maka

dikategorikan cukup, bila nilai 55%≤ nilai <60% maka kategori kurang, dan <55% maka dikategorikan kurang sekali.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian kinerja guru di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

(16)

deskriptor. Skala penilaian untuk deskriptor yang berjenjang, skala penilaian-nya mengikuti jenjang deskriptor tersebut. Sedangkan observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun situasi buatan. Dalam lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak dinilai, di mana penilai dapat memberikan catatan atau penilaian mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek yang dinilai. Penilaian dapat diberikan dalam bentuk

tanda cek (√).

Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru dalam mengajar paling cocok dinilai dengan skala nilai karena instrumen tersebut terdapat deskriptor dari setiap indikator yang dinilai sehingga dapat memudah-kan peneliti dalam mengamati kinerja guru.

E. Hasil Belajar

Setelah belajar, tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana mereka dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran dimana siswa dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan siswa.

(17)

Sudjana dalam Kunandar (2010: 276) yang mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu tes yang tersusun secara terencana, bentuk tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuaatan. Kemudian Depdikbud dalam Sesiria (2005: 12) juga berpendapat bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam Sudjana (2010: 23) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: (1) ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi; (2) ranah afektif, yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima (reciving/attending), menjawab atau mereaksi (responding), menilai (valuing,), organisasi, internalisasi nilai/pembentukan pola; dan (3) ranah psikomotor, meliputi gerakan refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan terbimbing, kemampuan perseptual (termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif, motoris), dan gerakan-gerakan skill.

(18)

F. Pembelajaran IPA SD

Mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan, termasuk juga di sekolah dasar. Menurut Iskandar (1997: 2) IPA merupakan singkatan kata-kata ”Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan kata-kata Inggris ”natural science” secara singkat disebut ”science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut dengan ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.

B.

Trianto (2010: 136) berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti obervasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Kemudian Abdullah (1998: 18) mengemukakan bahwa IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait

(19)

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, dan melalui proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan kehidupan nyata dan pemberian pengalaman pada siswa dalam belajar. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran IPA yang diajarkan di sekolah harus membekali siswa tentang berbagai cara untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu dengan tujuan membantu siswa memahami alam secara mendalam.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu Action Research yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2008: 1.3). Dalam penelitian ini peneliti bukan hanya memecah-kan persoalan di kelasnya saja, tetapi juga berupaya meningkatmemecah-kan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta berupaya meningkatkan kepemilikan profesio-nalisme guru melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Wardhani (2008: 1.4) mengatakan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

(21)

Alur penelitian dapat diperhatikan dalam gambar di bawah ini:

Siklus I

Siklus I

Siklus II

Gambar 1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Adopsi dari Arikunto, 2006: 74)

B. Setting Penelitian

1. Tempat: SD Negeri 10 Metro Timur, Jalan Raya Stadion Tejosari, 24 Tejo Agung, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

(22)

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri 10 Metro Timur. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur pada semester genap. Jumlah siswa seluruhnya adalah 26 orang siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik tes dan non tes (observasi).

1. Teknik tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data tentang hasil belajar siswa.

2. Teknik non tes (observasi) merupakan prosedur atau cara pengumpulan data untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran.

E. Alat Pengumpul Data

Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:

(23)

2. Lembar observasi kinerja guru, instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru selama proses pembelajaran. 3. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai

hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen.

Tabel 2: Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data.

No Jenis data-data Instrumen

1. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi

2. Kinerja guru selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi

3. Hasil belajar siswa Tes Akhir

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi.

a. Aktivitas belajar siswa

Nilai aktivitas siswa dan guru dihitung dengan rumus: Keterangan:

NP = Persentase aktivitas yang dicari. R = Skor yang diperoleh.

SM = Skor maksimum 100% = Bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 102) NP =

SM R

(24)

Kategori tingkat keaktifan siswa, digunakan pedoman Memes dalam Sayuti (2010: 17), bila nilai persentase aktivitas siswa (NP) ≥ 75%, maka kategori aktif, bila 59,5% ≤ NP < 75%, maka dikategorikan cukup aktif, bila nilai NP < 59,5% maka dikategorikan kurang aktif.

b. Kinerja Guru

(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 102)

Kategori tingkat keberhasilan kinerja guru, digunakan pedoman Purwanto (2008: 102), bila nilai kinerja 86≤ NP ≤100%, maka kategori sangat baik, bila nilai 76%≤ NP <86% maka dikategorikan baik, bila nilai 60%≤ NP <76% maka dikategorikan cukup, bila nilai 55%≤ NP <60% maka kategori kurang, dan NP <55% maka dikategorikan kurang sekali.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kualitas atau hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

a. Nilai hasil belajar siswa secara individual diperoleh dengan rumus:

b. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus:

NP = SM

R

(25)

Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal dalam (%),

yaitu ≥ 80% (sangat tiggi), 60-79% (tinggi), 40-59 (sedang), 20-39% (rendah), <20% (sangat rendah), (Adaptasi dari Aqib, 2009: 41).

G. Prosedur Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah:

a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen.

b) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen.

c) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen. d) Menyusun silabus.

e) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, dan kompetensi dasar mendeskripsi-kan sifat-sifat cahaya

f) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam eksperimen.

(26)

h) Menyiapkan instrumen penilaian.

b. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Penerapannya mengacu pada RPP dan skenario yang telah dibuat secara kolaboratif antara peneliti bersama dengan guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

a) Kegiatan Pembukaan 1) Melakukan apersepsi.

2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

b) Kegiatan Inti

1) Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan atau siswa diberi permasalahan yang harus dijawab melalui eksperimen.

2) Membagikan LKS kepada masing-masing siswa.

(27)

4) Guru memantau pelaksanaan eksperimen dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

5) Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.

c) Kegiatan Penutup

1) Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan hasil eksperimen.

2) Guru mengadakan evaluasi hasil.

3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.

d. Refleksi

(28)

berikutnya dengan membuat rencana tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II ini kegiatan dibuat dengan membuat rencana pembe-lajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus I, yang membedakan adalah kompetensi dasar. Pada siklus ini Kompetensi Dasar yang diajarkan adalah membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

b. Tindakan

Pada siklus II ini dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama dengan siklus I berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi.

c. Observasi

(29)

d. Refleksi

Peneliti melaksanakan refleksi terhadap siklus ke II dan menganalisisnya untuk menentukan kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat disimpulkan:

1. Penggunaan metode eksperimen dalam proses pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil pembahasan setiap siklus diperoleh rata-rata siklus I (74,54%) dan siklus II (88,05%). Hasil rekapitulasi, peningkatan terhitung dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 13,51%.

(31)

Dari hasil yang diperoleh peneliti dari apa yang telah diungkapkan sebelumnya, maka dapat menjawab hipotesis penelitian ini, dimana pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

B. Saran

1. Kepada siswa, agar selalu membaca materi sebelum melakukan eksperimen agar tidak mengalami kesulitan ketika melakukan eksperimen. 2. Kepada guru, agar eksperimen dapat berjalan dengan baik dan waktu dapat digunakan secara maksimal untuk kegiatan eksperimen maka guru harus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung (LKS, alat dan bahan eksperimen, dll) sebelum kegiatan eksperimen dilakukan.

3. Kepada sekolah, agar mengembangkan metode eksperimen dan menjadikannya sebagai inovasi dalam pengajaran sehingga dapat diterapkan pada oleh guru-guru pada semua mata pelajaran sehinggga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

4. Kepada Dinas Pendidikan, agar dapat memberikan pelatihan-pelatihan terhadap sekolah/guru terhadap penggunaan metode eksperimen ataupun metode-metode lain sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dasar. 5. Kepada peneliti, pembelajaran dengan metode eksperimen dilakukan pada

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Aly. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara. Jakarta

Abimanyu, Soli. 2008. Strategi Pembelajaran. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta Adiningtyas, Lutfi. 2009. Penerapan Metode Eksperimen Pokok Bahasan Benda

Padat, Cair, Dan Gas Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sambiroto Kunduran Blora Tahun 2008/2009. Online. http.//digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/p/index/assoc/HASH4b5c.dir/doc.pdf (diakses 27/01/2011)

Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitin Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta ---. 2007.Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta

---. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Depdiknas. Jakarta

Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta Hadis, Abdul. 2008. Psikologi dalam Pendidikan. Alfabeta. Bandung

Hamalik, Oemar . 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta Iskandar, Srini. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud. Jakarta Kunandar. 2010. Layanan Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

(33)

---. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Rajawali Pers. Jakarta

Martiningsih. 2007. Macam-Macam Metode Pembelajaran. Online.

http.//martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metode-pembelajaran.html. (diakses 19/11/2010).

Mazrawul. 2010. Pengertian Metode Inkuiri dan Demonstrasi dalam Pembelajaran Sekolah.Online.http.//mazrawul84.wordpress.com/2010/04/ 19/pengertian-metode-inkuiri-dan-metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran-sekolah/.html. (diakses 20/01/2011)

Nasar. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual. Grasindo. Jakarta Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Rosdakarya. Bandung

Rakhmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI PRESS. Bandung Roestiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengejar. Rineka Cipta. Jakarta Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Rustaman, Nuryani. 2010. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. PT. Kencana. Jakarta

Sayuti, Rumi. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen pada Matapelajaran IPA di Kelas V SD NEGERI 03 Varia Agung Tahun Pelajaran 2009/2010 (Skripsi). Unila. Bandar Lampung Sesiria, Rofiana. 2005. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Matematika Melalui Metode Pemecahan Masalah (Skripsi). Unila. Bandar Lampung

Sowiyah. 2010. Pengembangan Kompetensi Guru SD. Lembaga Penelitian Universitas lampung. Bandar Lampung

(34)

Suharsaputra, Uhar. 2010. Pengembangan Kinerja guru. Online. http.//uharsputra. wordpress.com/pendidikan/pengembangan-kinerja-guru (diakses 7/11/2011) Suryo, Subroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta Susana, Sri. 2006. Bimbingan belajar ipa dengan metode Eksperimen pada Siswa

Kelas VI SD NEGERI Purwoyoso 01Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Tahun Pelajaran 2005 2006. Online. ttp.//digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/

skripsi / archives/HASH01f3/b93d733c.dir/doc.pdf (diakses 27/01/2011) Suyoso. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. IKIP. Yogyakarta

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya. Jakarta

---. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksra. Jakarta.

Wardhani, IGAK., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Unversitas Terbuka. Jakarta

(35)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA

KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

Oleh

DWI SUGITO

Pembelajaran IPA di kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur belum berlangsung seperti yang diharapkan. Guru belum menyesuaikan metode yang tepat pada materi yang diajarkan, pembelajaran masih terpaku pada buku (text book) dan masih bersifat guru sentris (teacher centred) sehingga diduga menjadi penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan aktivitas siswa kelas V A; dan (2) peningkatan hasil belajar siswa kelas V A pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen.

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Daur dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), melaksanakan tindakan (action), mengobservasi hasil tindakan (observing), dan melakukan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Alat pengumpul data berupa lembar observasi dan alat tes. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan alat tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Hal ini dilihat dari peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa berada pada kategori cukup aktif yaitu 74,54% menjadi kategori aktif pada siklus II yaitu 88,05%, peningkatan sebesar 13,51%. Hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus I yaitu sebesar 69,23% dan siklus II 88,46%, peningkatannya sebesar 19,23%.

(36)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA

KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

(Skripsi)

Oleh

DWI SUGITO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(37)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA

KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

Oleh

DWI SUGITO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurususan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pagelaran, Pringsewu pada tanggal 12 November 1988, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Prayitno dan Ibu Surati.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 02 Gedung Meneng Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Abadi Perkasa Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 4 Metro Kota Metro diselesaikan pada tahun 2007.

(39)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Spriral Penelitian Tindakan Kelas ... 21

2. Mengamati kotak cahaya ... 34

3. Mengamati ketembusan benda terhadap cahaya ... 35

4. Mengamati perambatan cahaya ... 36

5. Siswa melakukan eksperimen cahaya menembus benda bening ... 238

6. Siswa melakukan eksperimen cahaya merambat lurus ... 238

7. Siswa melakukan eksperimen bayangan yang dibentuk cermin ... 239

8. Siswa melakukan eksperimen pembiasan cahaya ... 239

9. Siswa melakukan eksperimen membuat lup sederhana ... 240

10. Siswa melakukan eksperimen cahaya putih terdiri dari berbagai warna ... 240

(40)

DAFTAR ISI

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Profil SD Negeri 10 Metro Timur ... 30

B. Prosedur Penelitian ... 31

(41)

b. Pelaksanaan ... 34

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 49

2. Siklus II ... 51

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 64

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 65

3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(42)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Siswa dalam Pelajaran IPA ... 3

2. Jenis Data dan Alat Pengumpulan Data ... 23

3. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ... 41

4. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 44

5. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 45

6. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 46

7. Hasil Belajar Siklus I ... 47

8. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 56

9. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ... 58

10. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ... 60

11. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ... 61

12. Hasil Belajar Siklus II ... 62

13. Rerata Capaian Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 64

14. Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 65

(43)

MOTO

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang

(44)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Supriyadi, M. Pd.

Sekretaris : Dr. Hj. Sowiyah, M. Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Alben Ambarita, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si NIP 196003151985031003

(45)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

Ayahanda, Ibunda, kedua adikku tercinta

yang selalu memberikan doa, semangat,

dan dukungan serta kasih sayang.

Intan Sari Dewi yang selalu memberi

dan menjadi semangat & motivasi.

Thanks for all.

Teman

teman PGSD

07, jangan lupakan

perjuangan dan kebersamaan kita selama ini.

Saudara-saudaraku di tempat kost yang

selalu menemani dalam suka dan duka.

(46)

Judul Sripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

Nama Mahasiswa : Dwi Sugito Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053023

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Supriyadi, M. Pd Dr. Hj. Sowiyah, M. Pd

NIP 195910121985031002 NIP196007251984032001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(47)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Kelas V A SD Negeri 10 Metro Timur telah diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, doa, dan saran-saran yang membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku ketua program studi PGSD.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro yang senantiasa memberi bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. 6. Bapak Drs. Supriyadi, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah banyak membantu,

(48)

menyelesaikan skripsi dengan baik.

8. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., selaku pembahas yang telah banyak memberi arahan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

9. Bapak Drs. A. Sudirman, S. Pd., M. H., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu, membimbing dan memberikan saran terhadap pengajuan judul skripsi.

10.Ibu Syaihati Yakuf Senawi, selaku Kepala SD Ngeri 10 Metro Timur yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. 11.Ibu Siti Rohana, S. Pd., selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri 10 Metro Timur

yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

12.Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi.

13.Keluarga besar yang selalu memberikan doa dan motivasi serta dukungan moriil maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman dekat dan keluargaku satu tempat kost yang selalu memberi bantuan, dukungan, motivasi dan doa, dan selalu menemani dalam suka maupun duka.

15.Teman-teman satu angkatan (2007) terima kasih atas bantuan, dukungan, dan doa yang telah diberikan.

16.Seluruh rekan-rekan mahasiswa FKIP Unila khususnya mahaiswa S1 PGSD UPP Metro yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(49)

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis,

(50)

Gambar

Tabel 1: Nilai Siswa dalam Pelajaran IPA.
Gambar 1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Adopsi dari Arikunto, 2006: 74)
Tabel 2: Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data.

Referensi

Dokumen terkait

Instalasi jaringan LAN menggunakan router Cisco memiliki beberapa kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan efektifitas kinerjanya, namun masih

Artinya adalah jika secara keseluruhan variabel bebas dalam penelitian ini bernilai sama dengan nol, maka besarnya nilai variabel terikat dalam hal ini Niat Beli

Hasil penelitian ini mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen malaysia untuk menggunakan layanan Mobile Banking dan penelitian ini menemukan bahwa

dapat dibuat dengan akta pelepasan atau penyerahan tanah hak pengelolaan oleh. notaris atau dengan surat pernyataan pelepasan atau penyerahan tanah

Pemberitaan Solopos dan Joglosemar tentang dugaan terorisme di UMS pada tanggal 19-27 Mei 2010 ada satu pemberitaan yang berbeda yaitu pada pemberitaan

Perbaikan proposal dan penyusunan RIP tersebut adalah persiapan untuk negosiasi pembiayaan (costing negotiation) yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2014. Kegiatan

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, kami mengundang saudara untuk melakukan pembuktian dokumen kualifikasi, maka diharapkan kehadiran Direktur/Pimpinan

Non-Examples dengan Permainan Terka Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester Genap