1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Sekolah Dasar (SD), KTSP 2006 salah satu program pembelajarannya adalah Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu materi penting diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari–hari dan memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dan memiliki tujuan untuk memberi bekal siswa memilki kemampuan atau kompetensi dalam membaca, menyimak, dan memaknai sebuah arti dari bacaan untuk kemudian dijadikan penalaran sebagai informasi yang baru. Guru kelas rendah seperti guru kelas 2 SD memegang peranan penting karena dalam kegiatan pembelajaran guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat dan memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan tanggapan, sehingga dapat menunjukan proses pembelajaran yang interaktif.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 2 SD seharusnya menjadi salah satu pelajaran yang disenangi siswa, sehingga tidak lagi ditemukan masalah-masalah atau kegagalan dalam proses belajar mengajar dan terlebih untuk hasil belajar Bahasa Indonesia. Namun peneliti masih menemukan masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 2 SD N kopeng 02 kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
kurang aktif ketika siswa diminta untuk menulis di papan tulis siswa masih merasa malu untuk menulis di depan guru dan teman-temanya, siswa juga kurang antusias dan merasa malas ketika diminta untuk menyalin di buku tugas masing-masing, siswa sebagian besar juga merasa malas ketika menyalin atau menulis tulisan tegak bersambung dengan alasannya sulit dalam penulisannya, hal ini menjadikan siswa kurang tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia terlebih untuk kegiatan menulis permulaan dengan kalimat sederhana dan memperhatikan mekanime penulisan seperti kerapian penulisan, kelengakapan huruf dalam menulis sebuah kalimat. Rendahnya minat menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa salah satu faktornya ialah karena banyak yang menganggap sebagai pelajaran yang kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa disekolah.
Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan proses pembelajaran di Kelas 2 SD N Kopeng 02 terlihat masih terpusat pada guru saja. Hal ini terlihat pada saat guru membacakan sebuah materi dan menyuruh siswa menulis dalam buku tulis atau menyalin dalam buku tulis, siswa justru hanya diam dan hanya sebagian siswa yang menyalin pada buku tulisnya. Selain itu peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung. Pada saat guru memberi kesempatan untuk menulis atau menyalin dibuku tulis supaya bisa dipelajari dirumah ada beberapa siswa yang bermain dan berbicara dengan temannya. Selain itu penggunaan media gambar yang dapat dilakukan analisis sederhana yang dapat menarik untuk menulis juga belum digunakan oleh guru dengan maksimal.
dalam belajar karena orang tua siswa menyerahkan tanggungjawab sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk mendidik anaknya.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas 2 pada saat jam istirahat. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti siswa kurang minat dalam aspek menulis karena guru saat menyampaikan materi terlebih kurang mengajarkan untuk ditulis dalam buku tulis supaya bisa diingat-ingat dan bisa dipelajari di rumah dan siswa merasa malu untuk mencoba untuk menulis dipapan tulis.
Dari hasil wawancara guru kelas, pada hari Jumat tanggal 23 Januari 2015 pukul 08.45 WIB dengan guru kelas 2 SD Kopeng 02 ibu Ning Susana, S.Pd.SD didapat Nilai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥65, dari nilai KKM yang sudah ditentukan siswa yang terdiri dari 30 siswa yang mencapai (KKM) 12 siswa (36%) dan yang belum lulus KKM ada 18 siswa (54%). Permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siswa kelas 2 SD tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya faktor mengajar dari guru yang masih konvensional atau hanya ceramah saja hal ini sejalan dengan isu berdasarkan surat
kabar yang berasal dari (Http//kompas.edukasi.com.) 21 Desember 2010 oleh
gurunya juga masih konvensional. Tidak perlu pembelajaran yang kreatif karena gurunya masih gaptek. Tidak mungkin menjadi professional kalau gurunya masih amatiran.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas yang terdapat di kelas 2 SD N kopeng 02, maka peneliti memilih model pembelajaran Example Non – Examples melalui permainan terka gambar. Menurut Huda (2013:234) pembelajaran Example Non – Examples adalah strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran, strategi ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan yang termuat dalam contoh–contoh gambar yang disajikan. Menurut Hamdayama (2014:101)
Model pembelajaran Example Non–Examples memiliki kelebihan daripada model
yang lainnya yaitu : a) siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, karena dalam kegiatan pembelajaran akan menggunakan media gambar; b) siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa gambar. Jadi, dalam pembelajaran yang berlangsung siswa tidak merasa jenuh atau bosan karena hanya membaca tulisan – tulisan saja, namun disini dalam model pembelajaran Example Non – Examples akan disiapkan media berupa gambar, terlebih objek yang akan diteliti yaitu kelas rendah yang seharusnya dalam pembelajaran harus dengan hal yang kongkret dan bisa diwaliki dengan gambar; c) siswa berlatih untuk memberi pendapatnya. Dalam pembelajaran siswa ikut berperan aktif melalui mengemukakan pendapatnya berdasarkan analisis gambar yang telah disediakan oleh guru, siswa juga berlatih untuk mencari informasi yang banyak terkait gambar yang disediakan.
Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun ajaran 2014/2015”.
1.2. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi bahwa masalah yang dihadapi siswa Kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah:
a. Sebanyak 18 siswa dari 30 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.
(KKM ≥ 65)
b. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa rendah karena dalam proses pembelajaran siswa
pasif.
c. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran.
d. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
e. Minat siswa dalam menulis kurang.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka diperlukan pembatasan masalah untuk lebih fokus dalam permasalahanya. Maka dalam penelitian ini batasan masalah siswa Kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu:
a. Objek yang diteliti siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang semester genap tahun ajaran 2014/2015.
b. Model pembelajaran Model Pembelajaran Example Non-Examples melalui
Permainan Terka Gambar, hal ini mengingat dalam model ini bisa berbantu media gambar dalam memperjelas materi yang disampaikan.
c. Aspek yang diukur hanya aspek kognitif berupa hasil belajar Bahasa Indonesia.
d. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia (KD siklus 1 yaitu 8.1
bahasa tulis dan KD siklus II yaitu 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi)
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples melalui
Permainan Terka Gambar dalam meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015?
b. Apakah peningkatan proses pembelajaran melalaui Model Pembelajaran Example
Non-Examples dengan Permainan Terka Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2014/2015 ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menerapkan Model Pembelajaran Example Non-Examples melalui Permainan
Terka Gambar untuk meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2014/2015.
b. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui peningkatan proses
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Example Non-Examples
1.6. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian pada kelas 2 SD N Kopeng 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2014/2015 ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis antara lain:
1.6.1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
dan pengetahuan untuk mengembangkan model pembelajaran Example Non –
Examples melalui permainan terka gambar di dalam dunia pendidikan, selain itu juga dapat memperbaiki kekurangan dalam pembelajaran sebelumnya yang belum
menggunakan model Example Non – Examples.
1.6.2. Manfaat Praktis 1.6.2.1. Bagi Guru
Guru menjadi lebih terampil dalam menerapkan model pembelajaran Example
Non-Examples yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar dan mengidentifikasi kemampuan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1.6.2.2. Bagi Siswa
Hasil belajar Bahasa Indonesia dan semangat siswa dapat meningkat dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non-Examples melalui Permainan Terka
Gambarkarena pembelajaran mudah dilaksanakan dan menarik.
1.6.2.3. Bagi Sekolah
Model pembelajaran Example Non-Examples melalui Permainan Terka