Waqit Farisman (126726)
Prananda Nur Fauzi (126724)
Efilia Agus Anggraini (126712)
Khoirun Ni’mah (126672)
Yuyun Indira P. S. (126719)
Novi Aidawati(126717
)
PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
KURIKULUM 2013
(PTP)
Oleh
Kelompok :
Model pembelajaran tematik terpadu (PTP)
atau integrated thematic instruction (ITI)
dikembangkan pertama kali pada awal tahun
1970-an.
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6)
menyatakan bahwa pembelajaran tematik
merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran,
serta pemikiran yang kreatif dengan
menggunakan tema
.Landasan Filosofis
Progresivisme
Konstruktivisme
Humanisme
Progresivisme
Konstruktivisme
Humanisme
Landasan Psikologis
Psikologi
perkembangan
Psikologi belajar
Psikologi
perkembangan
Psikologi belajar
Landasan
Yuridis
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan
Mutu Pendidikan
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan
Mutu Pendidikan
Berdasarkan Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013, prinsip-prinsip pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut ini:
Tema hendaknya tidak terlalu luas dan dapat dengan
mudah digunakan untuk memadukan banyak bidang studi, mata pelajaran, atau disiplin ilmu.
Tema yang dipilih dapat memberikan bekal bagi peserta
didik untuk belajar lebih lanjut.
Tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
Tema harus mampu mewadahi sebagian besar minat
anak,
Tema harus mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar .
Tema yang dipilih sesuai dengan kurikulum yang berlaku . Tema yang dipilih sesuai dengan ketersediaan sumber
belajar.
Ada sepuluh elemen yang terlait dengan hal ini dan
perlu ditingkatkan oleh guru.
Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah
berpikir reflektif.
Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang
bermakna.
Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
Bergerak memacu pembelajaran (
Movement to
Enhance Learning
).
Membuka pilihan-pilihan
Optimasi waktu secara tepat
Kolaborasi
Umpan balik segera
Ketuntasan atau aplikasi
1.
Suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan.
2.
Menggunakan kelompok
kerjasama, kolaborasi, kelompok
belajar, dan strategi pemecahan
konflik yang mendorong peserta
didik untuk memecahkan masalah
3.
Mengoptimasi lingkungan belajar
sebagai kunci kelas yang ramah
otak (
brain-friendly classroom
).
4.
Peserta didik secara cepat dan tepat
waktu mampu memproses informasi.
Proses itu tidak hanya menyentuh
dimensi kuantitas dan kualitas
mengeksplorasi konsep-konsep baru dan
membantu peserta didik
mengembangkan pengetahuan secara
siap.
5.
Proses pembelajaran di kelas mendorong
peserta didik berada dalam format ramah
otak.
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi
untuk memberikan kemudahan bagi peserta
didik dalam memahami dan mendalami
konsep materi yang tergabung dalam tema
serta dapat menambah semangat belajar,
karena materi yang dipelajari merupakan
materi yang nyata (konstektual) dan
bermakna bagi peserta didik.
Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu.
Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan.
Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata.
Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.
Guru dapat menghemat waktu.
Budi pekerti dan moral peserta didik dapat
ditumbuhkembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Menurut Robin Fogarty (1991) dalam Modul Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013, ada sepuluh model PTP
sebagai berikut:
Model Penggalan (
Fragmented Model
)
Model Keterhubungan (
Connected Model)
Model Sarang (
Nested Model)
Model Urutan (
Sequenced Model)
Model Berbagi (
Shared/Participative Model)
Model Jaring Laba-Laba (
Webbed Model)
Model Galur (
Threaded Model
Model Celupan (
Immersed Model)
Model Jejaring (
Networked Model)
Model Terpadu (
Integrated Model
)
Peserta didik memerlukan peluang
tambahan (
additional opportunities
) untuk
menggunakan talentanya,
Menyediakan waktu bersama yang lain
untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis.
Relevan untuk mengakomodasi kualitatif
lingkungan belajar.
Menginspirasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar.
Memiliki perbedaan kualitatif (
qualitatively
different
) dengan model pembelajaran lain.
Memberikan pengalaman dan kegiatan
belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak;
Menyenangkan karena bertolak dari minat
dan kebutuhan anak;
Hasil belajar dapat bertahan lama karena
lebih berkesan dan bermakna
Mengembangkan keterampilan berpikir
anak sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi;
Menumbuhkan keterampilan sosial dalam
bekerja sama;
Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain,
dalam arti respek terhadap gagasan orang
lain;
Menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui dalam lingkungan
anak.
Tema dalam pembelajaran tematik memiliki peran
antara lain:
Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada
satu tema atau topik tertentu.
Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan
Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih
baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan
pengalaman pribadi siswa.
Siswa lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas.
Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa
berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
Guru dapat menghemat waktu
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pembelajaran tematik, yaitu:
1.
Pembelajaran tematik dimaksudkan agar
pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih
bermakna dan utuh.
2.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
perlu mempertimbangkan alokasi waktu
untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan
yang tersedia di lingkungan.
3.
Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.
No Komponen I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 PPKN 5 6 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 IPA - - - 3 3 3
6 IPS - - - 3 3 3
Kelompok B
7 Seni Budaya & Prakarya
(termasuk muatan lokal*) 4 4 4 4 4 4
8 Pend. Jasmani, OR & Kes
(termasuk muatan lokal). 4 4 4 4 4 4
Jumlah 30 32 34 36 36 36
STRUKTUR KURIKULUM SD
Catatan:
1. Muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah
7/16/2012 20 Puskurbuk
LANGKAH-LANGKAH
LANGKAH-LANGKAH
PENENTUANTEMA
PENENTUANTEMA
PEMETAAN KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR
DAN INDIKATOR DALAM TEMA
PENETAPAN JARINGAN
TEMA
Penjelasan Prof. Sudarwan tentang
pendekatan scientific bahwa pendekatan ini
bercirikan penonjolan dimensi pengamatan,
penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran.
Dengan demikian, proses pembelajaran
harus dilaksanakan dengan dipandu
nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Kekurangan yang ditimbulkannya
yaitu:
Guru dituntut memiliki
keterampilan yang tinggi
Tidak setiap guru mampu
mengintegrasikan kurikulum
dengan konsep-konsep yang ada
dalam mata pelajaran secara
tepat.
Implikasi Bagi Guru
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Terhadap Sarana,
Prasarana, Sumber Belajar dan
Media
Implikasi terhadap Pengaturan
Ruangan
Implikasi terhadap Pemilihan
Metode
Watch This Video And Check
It Out!!!