• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menjelaskan, bahwa Pendidikan dalah usaha dsar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktivitas mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional tersebut dalam konteks persekolahan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran.

(2)

Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip sistematis dan sistemik. Sistematis berarti secara runtut, terarah dan terukur, mulai jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara berkesinambungan. Sistemik berarti mempertimbangan berbagai faktor yang berkaitan, yaitu tujuan yang mencakup semua aspek perkembangan peserta didik (pengetahuan, sikap, dan keterampilan), karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar yang meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur, kondisi lingkungan serta hal-hal lain yang menghambat atau menunjang terlaksananya pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Dalam Bab IV Pasal 19 ayat (1) SNP ditentukan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam proses pembelajaran ditentukan pula agar pendidik memberikan keteladanan.

(3)

minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar (Sd/Madrasah ibtidaiyah (Mi):

1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

(4)
[image:4.612.133.477.379.528.2]

Berdasarkan dari hasil nilai siswa pada ulangan semester ganjil pada mata pelajaran matematika di kelas VI SDN 1 Parerejo terlihat bahwa dari aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang aktif, keaktifan siswa masih dibawah KKM (4 aspek atau 66,67% dari 6 kriteria aktivitas siswa) sehingga nilai yang dihasilkan siswa masih dibawah KKM (56). Para siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar diagram lambang/gambar, diagram batang dan diagram lingkaran. Ini terlihat pada waktu ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan hasil rata-rata 50,29.

Tabel 1.1 Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE

(%)

1 35 – 44 7 20

2 45 – 54 18 51,43

3 55 – 64 6 17,14

4 65 – 74 3 8,57

5 75 - …. 1 2,86

JUMLAH 35 100

Sumber: Hasil rekapitulasi nilai siswa mata pelajaran matematika kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

(5)

KelasVI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu

Nilai

Aktivitas Kategori Jumlah Siswa Persentase Nilai ≥

60 Aktif 10 28,57%

Nilai ≤

50 Belum Aktif 25 71,43%

Jumlah 35 100%

Sumber: Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VI semester II tahun ajaran 2011/2012

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa, dari siswa yang hadir pada pembelajaran matematika hanya 10 siswa (28,57%) yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 25 siswa (71,43%) belum menunjukan keaktifan secara klasikal pada kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu belum mencapai kriteria yang diinginkan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di SDN 1 Parerejo yaitu mencapai 4 aspek (66,67%) dari 6 kriteria aktivitas belajar.

[image:5.612.133.435.127.247.2]
(6)

Dengan demikian, selama proses pembelajaran berlangsung siswa hanya mendengar penjelasan guru, dan jika ada kegiatan, pada waktu kegiatan, yang dilakukan siswa hanya mencatat apa yang diterapkan dan ditulis oleh guru

dipapan tulis. Mengenai masalah tersebut atau permasalahan diatasi solusinya dengan menggunakan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar Matemaika

kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan gading Rejo Kabupaten Pringsewu. 1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul, sebagai berikut :

1. Rendahnya penggunaan media, menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan bersifat monoton sehingga aktivitas siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran secara khusus pada mata pelajaran Matematika.

3. Hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran Matematika yang nilai rata-ratanya 50,29 masih dibawah KKM.

4. Penyajian materi kurang menarik bagi siswa.

(7)

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan media grafis pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan akivitas belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten pringsewu?.

2. Apakah dengan menggunakan media grafis pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten pringsewu?.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktifitas belajar siswa melalui penggunaan media grafis pada pembelajaran Matematika di kelas V1 (Enam) SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo kabupaten Pringsewu.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Siswa

1. Aktifitas belajar meningkat, siswa menjadi lebih aktif dan dapat merasakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, mudah

2. dipahami, mengasyikan, dan mencerdaskan dengan menggunakan media grafis.

3. Dengan menggunakan media grafis dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar. 4. Hasil belajar siswa meningkat dan siswa mampu menyerap lebih lama materi

yang telah dipelajari siswa kelas VI (Enam) SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo kabupaten Pringsewu.

b. Bagi Guru

Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendekatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media grafis, sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan guru dapat dikuasai siswa.

(9)

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI

SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

Oleh YULI FITRIYANI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan Media Grafis di kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun ajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Prosedur yang digunakan pada setiap siklus adalah: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan, (3) Observasi (4) Refleksi. Teknik Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan tes untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini didapat dari : (1) analisis data kualitatif tentang aktivitas persiswa, siswa dikatakan aktif jika mendapat poin 4 dari 6 aspek aktivitas belajar dan aktivitas perkelas dikatakan aktif jika 66,67% dari siswa yang hadir sudah aktif (2) Analisis data kuantitatif Hasil belajar persiswa dikatakan tuntas jika rata-rata nilai dari 2 pertemuan dalam satu siklus lebih besar dari nilai KKM (56) dan hasil belajar perkelas di katakana tuntas jika 75% dari siswa yang hadir nilainya mencapai KKM (56)

Hasil Penelitian menunjukan bahwa penggunaan Media Grafis pada pembelajaran Matematika efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat : (1) Aktivitas Belajar siswa mengalami peningkatan dari62,85% di siklus 1 menjadi 89,05% di siklus 2, (2)Hasil belajar siswa mengalami peningatan dari rata-rata 55,71 pada siklus 1 menjadi 73,43 di sikus 2.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

2.1.1 Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar Behavioristik mendifinisikan bahwa, belajar merupakan

perubahan prilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berprilaku yang baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan atau pendewasaan semata.

Skiner dalam Winataputra (2008:2.24) sebagai tokoh belajar Operant Conditioning berpendapat bahwa belajar terdiri dari stimulus yang diskriminatif (discriminative stimulus) dan penguatan (positif dan negatif serta hukuman) untuk menghasilkan perubahan prilaku yang dapat diamati, sedangkan prilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.

Fontana, Gagne dalam Winataputra (2008:1.8) menyatakan, bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Menurut Gagne dalam Ruminiati (2008:1.8) ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi. (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantic, pembangkitan kembali, respond an penguatan. (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.

(11)

informasi dan pengalaman saja, tetapi juga terjadi perstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk mengakomodasi informasi dan pengalaman baru.

2.1.2 Teori Belajar Kognitif

Menurut teori belajar kognitif, belajar diartikan sebagai proses interaksional seseorang memperoleh pemahaman baru atau struktur kognitif dan mengubah hal-hal yang lama.

Bruner dalam Winataputra (2008:3.18) berpendapat bahwa, belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur informasi yang kuat, siswa haruf aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang telah ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan guru saja.

Gagne dalam Winataputra (2008:3.30) mendefinisikan bahwa, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru.

Ausubel dalam Winataputra (2008:3.20) berpendapat bahwa, belajar adalah pada dasarnya seseorang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan, pengetahuan baru, dengan sedikit banyak mengubah struktur kognitif bukan melalui penemuan karena konsep-konsep, prinsip, dan ide-ide yang disajikan pada siswa akan diterima oleh siswadan dapat juga konsep ini ditemukan oleh siswa.

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

(12)

terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini (Winataputra, 2008).

Teori Piaget dalam Winataputra (2008:6.8) berpendapat bahwa, seseorang akan melakukan proses adaptasi ketika belajar, yaitu melalui asimilasi dengan cara mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimilki, atau melalui proses akomodasi terhadap pengetahuan baru , dengan sedikit banyak

mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki.

Vygotsky dalam Winataputra (2008:6.9) berpendapat bahwa, pengetahuan dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan membangun bersama makna pengetahuan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang mengacu pada perubahan perilaku dan potensi individu baik perubahan yang positif atau negatif dalam kemampun yang bertahan lama. Belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru tetapi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lama untuk mengakomodasi informasi dan pengalaman baru dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

2.2 Proses Pembelajaran Matematika

2.2.1 Proses Pembelajaran

Menurut corey dalam Ruminiati (2008:1.14) Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk

(13)

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Nurani dalam Ruminiati (2008:1.14) mengemukakan bahwa, konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran.

Menurut Sagala dalam Ruminiati (2008:1.15), pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka menmpermudah siswa mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku

Model Pembelajaran dengan pendekatan proses

Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan (Ruminiati, 2008)

Menurut Sagala dalam Ruminiati (2008:1.12) dalam pendekatan proses ini yang dapat dilakukan siswa antara lain: mengamati segala yang timbul,

mengklasifikasikan, mengukur besaran- besarannya, mencari hubungan konsep-konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.

Model Pembelajaran dengan pendekaan induktif .

(14)

tersebut siswa diharapkan mampu menyusun suatu kesimpulan dibawah bimbingan guru. Menurut Purwanto dalam Ruminiati (2008:1.11), kebenaran kesimpulan yang disusun secara induktif ini ditentukan tepat tidaknya (atau representative tidaknya) contoh yang dipilih biasanya, semakin banyak contoh yang diberikan semakin besar pula tingka kebenaran kesimpulannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran

adalah dimana lingkungan dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik yang berperan sebagai komunikan dan guru sebagai pendidik atau komunikator, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan bahan ajar yang merupakan pesan yang akan dipelajari, sehingga terjadi pembelajaran yang bervariasi dan siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman dan dengan contoh-contoh kongkrit yang mudah dipahami siswa.

.2.2 Pembelajaran Matematika

Dalam Proses pembelajaran matematika, Bruner dalam Muhsetyo, (2008:1.6) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berfikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan keterkaitan (relations).

Kekuatan matematika antara lain terdiri dari kemampuan untukPembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang di pelajari.

(15)

Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) Keterlibatan aktif pesera didik, (5) keterkaitan dengan peserta didilk sehari-hari, dan (6) Pengembangan dan pemahaman penalaran matematis (Muhsetyo, 2008)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada

peserta didik. Pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika yang menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal. Menggunakan matematisasi horizontal dimana siswa diajarkan untuk merumuskan masalah nyata dalam bahasa matematika. Kemudian melalui matematisasi vertikal siswa membentuk konsep atau aspek matematikanya. Dengan menggunakan metode induktif akan lebih bagus, karena anak pada usia SD masih dalam tingkat perkembangan kongkrit sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang di pelajari.

2.3 Aktivitas Belajar

(16)

“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Dan aktivias merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar” (Sadiman, 2001:93).

Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Seiring dengan itu Djamarah (2002) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik,

sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.

Proses pembelajaran tidak akan berhasil begitu saja tanpa diimbangi aktivitas belajar, karena keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh intraksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa belajar, makin banyak pengalaman belajar yang diperoleh siswa dan tujuan pembelajaran lebih banyak yang tercapai.

Selama kegiatan pembelajaran, guru tidaka hanya harus memperhatikan aktifitas fisik siswa tetapi juga harus memperhatikan aktivitas mental. Karena aktivitas mental dan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan sehingga keduanya akan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Sekolah sebagai salah satu pusat kegiatan belajar merupakan karena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dilakukan oleh siswa disekolah.

Paul B Diedrich dalam Hamalik (2001:172) menggolongkan aktivitas siswa kedalam 8 jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut

(17)

b. Kegiatan lisan, meliputi kegiatan: menyatakan suatu fakta atau prinsip, menggabungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c. Kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan: mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu permainan

d. Kegiatan menulis, meliputi kegiatan: menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, menulis cerita, dan mengisi angket.

e. Kegiatan mengambar, meliputi kegiatan: menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.

f. Kegiatan metrik, meliputi kegiatan: melakukan percobaan, melaksanakan pameran, dan menbuat model.

g. Kegiatan mental, meliputi kegiatan: mengingat, memecahkan masalah, menganalisa, dan membuat keputusan/kesimpulan.

h. Kegiatan emosional, meliputi kegiatan: minat, bersemangat, berani, tenang dan gugup.

(18)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik). Dengan pembelajaran mengunakan media grafis siswa dituntut harus lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Adapun aktivitas siswa yang diamati selama proses belajar dalam penelitian ini meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi,

mengerjakan soal latihan, membuat/menggambar diagram.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan peneliti. Berikut merupakan format yang digunakan Peneliti dalam menilai aktivitas

belajar siswa selama penelitian berlangsung.

NO NAMA SISWA A B AKTIVITAS BELAJAR C D E F Y T Y T Y T Y T Y T Y T

Keterangan:

A. Memperhatikan penjelasan guru B. Bertanya pada guru

C. Menjawab pertanyaan guru

D. Bekerja sama dalam kelompok secara aktif. E. ketepatan menyelesaikan tugas

(19)

2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah dilakukan pembelajaran. Hasil belajar yang diharapkan bukan hanya penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengalami perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan prilaku (psikomotor) yang dicapai siswa setelah pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran dan dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti tetapi mungkin juga hanya dapat diamati karena perubahan tingkah laku. Sehubungan dengan hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (2002) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Menurut Nana Sudjana (2006) menyatakan bahwa, hasil belajar adalah suatu akibat dari suatu proses belajar dengan menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang tersusun secara terencana. Sedangkan pendapat lain bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Menurut Hamalik (2009:30) hasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tau menjadi tau, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom menyatakan bahwa, hasil belajar dalam

(20)

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu: menerima, menjawab atau reaksi menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai. 3. Ranah Psikomotor

Meliputi ketrampilan motoriok, manipulasi benda-benda, koordinasi, neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Untuk melihat hasil belajar dilakukan penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. “ Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang bertujuan unuk menjamin tercapainya kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

(21)

siswa dilakukan penilaian dengan menggunakan tes tertulis setelah proses pembelajaran berlangsung.

2.4 Media Grafis

2.4.1 Pengertian Media Grafis

Koyo K dan Zulkarimen Nst. dalam Hidayati (2009:7.4) mendefinisikan bahwa, “media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya. ” Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang dapat memperlancar pemahaman (misalnya elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya proses informasi.(Arsyad,2011:91).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, media grafis adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai alat menyalurkan pesan kepada siswa yang dibuat untuk menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat belajar lebih baik dan meningkatkan performan ssuai dengan tujuan yang dicapai.

2.4.2 Fungsi Media Grafis

(22)

terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang disampakain menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual (Arsyad,2011:107)

2.4.3 Karakteristik media grafis

Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecaoan, maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Media grafis termasuk media dua dimensi sehingga hanya dapat dilihat dari bagian depannya saja, media visual diam sehingga hanya dapat diterima melalui indra mata.

(23)

2.4.4 Macam-macam Media Grafis

a. Diagram

Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja diperlihatkan.

Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagng di guru maupun.

Diagram yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Diagram Lambang atau diagram gambar

Diagram lambang adalah suatu diagram yang merupakan penyajian data yang brbentuk menmggunakan lambing-lambang. Lambang-lambang yang digunakan harus sesuai dengan objek yang diteliti. Misalnya data yang digunakan mengenai jumlah siswa, maka lambing yang digunakan gambar orang.

Langkah-langkah dalam membuat diagram lambing adalah:

a. Kita buat tiga buah kolom, dengan ketentuan sebagai berikut: Kolom pertama berisi nama-nama kategori, kolom kedua berisi lambang yang

digunakan, kolom ketiga berisi frekuensinya. b. Dibawah diagram diberi catatan berisi satu lambang (digambaran)

mewakili sejumlah objek tertentu. Biangan yang dipakai untuk satu lambang ini hendaknya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. c. Tulis nama kategori pertama dan gambarkan lambangnya pada kolom

(24)

d. Banyaknya lambang yang digambarkan tidak sama dengan banyaknya yang ada tetapi kalau dikalikan dengan bilangan yang mewakili satu lambang

e. tersebut sama dengan freuensinya. Dengan demikian kemungkinan ada lambang yang digambarkan secara tidak utuh.

f. Untuk kategori lainnya dapat dilakukan seperti pada kategori pertama

g. Dibagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam pencarian diagram. Nomor itu meliputi bab berapa materin itu sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya disertai penjelasan mengenai datanya. (Herrhyanto, 2008:3.7)

2. Diagram Batang.

Diagram batang adalah diagram berdasarkan data berbentuk kategori. Langkah-langkah dalam membuat diagram batang adalah:

a. Buat dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam sumbu datar biasanya ditulis bilangan frekuensinya. Dalam pembagian skalanya pada masing-masing sumbu tidak selalu mengambil skala yang sama.

b. Masing-masing nama kategori untuk batangnya, berupa empat persegi panjang dengan tingginya sesuai frekuensi. Lebar batang antara nama

c. kategori harus sama. Jarak antara batang yang satu dengan batang yang lainnya juga harus sama.

d. Untuk masing-masing batang tersebut diberi warana yang sama atau diarsir dengan corak yang sama

(25)

sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya disertai penjelasan datanya (Herrhyanto, 2008:3.3)

3. Diagram Lingkaran

Diagram Lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan data kedalam lingkaran, dengan lingkarannya dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan pengklasifikasian datanya. Dalam menggambarkan diagram

lingkaran, data yang digunakan berupa nama-nama kategori yang masing-masing mempunyai nilai frekuensinya.

Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah:

a. Ubah nilai data absolute kedalam bentuk persentase untuk masing-masing kategori.

b. Ubah nilai data dalam bentuk persentase kedalam satuan derajat untuk masing-masing kategori.

c. Buat sebuh lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran lingkarannya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.

d. Masukkan kategori yang pertama dengan menggunakan busur derajat. Untuk

ini harus dimulai ari titik yang tertinggi.

e. Masukkan kategori-kategori lainnya kedalam lingkaran yang sesuai dengan arah jarum jam.

f. Kemudian untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi corak atau warna yang berbeda.

(26)

tersendiri yang terletak diluar lingkaran disertai dengan corak atau warna yang sesuai seperti dalam lingkaran. (Herrhyanto, 2008:3.5)

2.5.5 Kelemahan dan kelebihan media grafis

a. Kelemahan media grafis

1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk

grafis yang lebih kompleks.

2. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

3. Tidak dapat menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja.

4. Tidak menampilkan unsur audio dan motion

b. Kelebihan media grafis

Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.

1. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian

siswa.

2. Pembuatannya mudah dan harganya murah.

3. Bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh. 4. Dapat menyampaikan rangkuman.

5. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

6. Tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, 7. Sedikit memerlukan informasi tambahan.

8. Dapat membandingkan suatu perubahan.

(27)

2.5.6 Prinsip-prinsip Media Grafis

Prinsip-prinsip media grafis menurut Sudjana dan Rivai (2005:20-25) sebagai berikut:

1. Prinsip kesederhanaan

Dalam prinsip ini tata letak (lay out) harus jelas antara latar depan dan latar belakang unsur. Prinsip kesederhanaan ini meliputi kesederhanaan dalam pemakaian kata-kata sederhana, gambar dan warna.

2. Prinsip keterpaduan

Maksud dari prinsip ini adalah artikel adanya hubungan tiap bagian 3. sehingga secara keseluruhan tampak keterkaitannya, baik dalam kata

maupun gambar yang ada.

4. Prinsip Penekanan

Prinsip ini digunakan untuk memberikan penekanan yang dapat memperkuat titik perhatian siswa, misalnya penggunaan huruf huruf tebal.

5. Keseimbangan

Keseimbangan ini meliputi komposisi yang simetris dan komposisi yang asimetris. Misalnya, keseimbangan antara gambar dengan tulisan.

6. Garis

Fungsi garis adalah untuk menghubungkan berbagai unsur visual dan penekanan-penekanan.

7. Bentuk

(28)

keluar dari kaidah bentuk aslinya

8. Tekstur

Unsur visual yang memungkinkan timbul suatu kesan kasar atau halusnya permukaan. Tekstur akan memberikan kesan 3 dimensi

9. Ruang

Merupakan unsur visual yang penting dalam merancang media pengajaran. Ruang terbuka yang mengelilingi unsur-unsur visual dan kata-kata, akan menghindarkan kesan berdesakan.

10.Warna

Warna memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi prinsip-prinsip lainnya. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan kesan pemisah,

penekanan dan keterpaduan.

2.5.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Mengunakan Media Grafis

Media bernilai praktis bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran langkah-langkah pembelajarnya yaitu:

a. Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam bentuk media grafis yang berbentuk gambar Diagram.

b. Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan.

(29)

d. Mendemostrasikan dan menjelaskan masing-masing gambar diagram

sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa. e. Guru meminta para siswa secara berkelompok untuk mencari data sendiri dan

menyajikan/menulis data tersebut kedalam diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran.

f. Siswa secara berkelompok menyampaikan hasil diskusi dengan membaca data

yang disajikan kedalam diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran.

g. Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media yang telah disiapkan sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi target harapannya.

h. Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindak lanjuti dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materi pelajaran matematika.

2.6 Kerangka pikir

(30)

Pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar karna siswa harus mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan materi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru dan siswa dituntut kerja kelompok (berdiskusi) , kemudian siswa harus mengerjakan soal tes yaitu menyajikan data ke gambar diagram dengan menggunakan media grafis,

sehingga siswa dapat berinteraksi dan beraktivitas dengan baik.

Dalam pembelajaran menggunakan media grafis, siswa dikelompokan menjadi 7 kelompok dengan anggota 5 orang. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka. Untuk memastikan bahwa setiap kelompok telah menguasai pelajaran, semua siswa menggerjakan tugas tentang materi itu, pada saat mengerjakan tugas mereka tidak boleh saling membantu. Hasil tugas yang dikerjakan siswa melalui tes tertulis dan hasil penilaian performansi merupakan umpan balik bagi guru dan merupakan puncak harapan siswa.

Proses

Pembelajaran/tindakan

Media Grafis: -Diagram Gambar -Diagram Batang -DiagramLingkaran

Aktivitas Belajar:

-Memperhatikan penjelasan guru -Bertanya pada guru

-Menjawab pertanyaan guru -Bekerja sama dalam kelompok secara aktif.

-Ketepatan menyelesaikan tugas -Ketepatan

membuat/menggambar diagram

Hasil Belajar:

(31)

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan pada penelitian ini, yaitu jika proses pembelajaran matematika di kelas VI menggunakan media grafis dan dengan langkah-langkah yang tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI (Enam) SDN I Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Merupakan slah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

keprofesionalan guru. Dalam pelaksanaannya guru perlu melakukan segala

langkah penelitian ini secara bersama-sama (kolaboratif) dari awal hingga akhir.

Ciri khas peneliti ini ialah adanya masalah pembelajaran dan tindakan untuk

memecahkan masalah ini. Penelitian tindakan sebenarnya dapat dilakukan oleh

guru atau dosen sendiri-sendiri atau seperti dalam pelatihan ini, guru dan dosen

dapat saling berkolaborasi. Tahapan penelitian dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi refleksi yang dapat diulang sebagai siklus. Refleksi

merupakan pemaknaan dari hasil tindakan yang dilakukan dalam rangka

memecahkan masalah.

Penelitian yang dilakukan dalam laporan ini berupa penelitian

pengembangan media dan tindakan dengan menggunakan metode kerja

kelompok/diskusi.

3.2 Subjek Penelitian

1) Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah:

(33)

b. Waktu Penelitian : Bulan maret sampai dengan bulan mei 2012

c. Kelas : VI (enam)

d. Jumlah Siswa : 35 siswa terdiri dari 24 orang perempuan dan

a. 11 orang laki-laki

e. Mata Pelajaran/Standar Kompetensi

f. Matematika: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data

g. Tahun Pelajaran : 2011/2012

2) Lokasi/Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Parerejo, Jalan Raya Parerejo Pekon

Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.

3.3 Aspek yang Diamati

Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah :

a. Aspek Siswa :

1. Melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan

aplikasinya dalam penyelesaian mengerjakan soal.

2. Perilaku atau aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang

meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan guru, berdiskusi, mengerjakan soal latihan, membuat/menggambar

diagram.

(34)

b. Aspek Guru :

Kemampuan guru dalam merencanakan, menyusun, dan melaksanakan proses

pembelajaran dengan menggunakan media grafis.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu:

Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar.

Tes, Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

Metode penelitian yang digunakan adalah meminta bantuan teman sejawat

yang bertugas sebagai observer dan mengisi lembar observasi tentang Penilaian

Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar pada saat berlangsungnya proses pembeajaran.

Sehingga Peneliti bias melihat hasil dari penggunaan metode pembelajaran yang

dipakai dalam proses pembelajaran tersebut.

3.5 Prosedur Penilaian

Metode yang digunakan Daam Pengambilan Kesimpulan Peneliti ini

adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) merupakn ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks keas yang

dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang

dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat

berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK

(35)

sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru

secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota

melakukan kunjungan antar kelas.

Tujuan PTK sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajarn yang dilaksanakan

guru demi ercapainya tujuan pembelajaran.

2. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajarn

dikelas agar pembelajaran bermutu.

3. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan

masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa

dan kelas yang diajarnya.

4. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi

pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang apat

dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.

5. Mecobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi bru dalam pembelajaran

untuk meningkatkan mutu pembelajaran elain kemampuan inovatif guru.

6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis

penelitian agar pembelajaran dapat tertumpu pada realitas empiris kelas,

bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Prosedur Pelaksanaan PTK

1. Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok,

yaitu: (1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai

(36)

pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih an merumuskan

masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pertanyaan sesuai dengan masalah

dan cara pemecahannya, (4) menretapkan tujuan masalah PTK sesuai dengan

masalah yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun perspektif, konsep, dan

perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6)

menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini

dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan

cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrument yang diperlukan

untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis

data PTK.

2. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) didalam kelas. Dalam kegiatan ini

diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai

dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan

pula pengamatan dan refleksi, baik pelaksanaan tindakan, pengamatan

maupun rtefleksi apat dilakukan secara beriringan, bukan bersamaan. Semua

hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan

sebaik-baiknya.

3. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus

disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis

data ini di paparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan

(37)

4. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan

menganalsis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan

hasill hasil PTK. Paparan hasil-hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi

masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teortis. Inilah

Laporan PTK.

Prosedur peneltian ini akan dilakukan melalui 2 (dua) siklus, setiap siklus

dilakukan selama 2 x 35 menit yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pngamatan/obsrvasi, dan refleksi.

Siklus I

Siklus II

Refleksi

Observasi Rencana

Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Refleksi

Observasi Rencana

Tindakan

Pelaksanaan

(38)

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Tahap perncanaan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah

pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan

dan penilaian.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.

d. Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media grafis

e. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.

f. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario

pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pemblajaran dengan

mengunakan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(39)

b. Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media grafis dan menjelaskan cara membuat media grafis tersebut

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota

kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai

semua anggota kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu

e. Memberi evaluasi. f. Kesimpulan.

3) Observasi

Observasi dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran oleh guru

dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya atau dengan teman sejawat

untuk mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja

guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, yang dilakukan

oleh observer mengenai a). Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru (b).

keaktifan siswa dalam bertanya pada guru. (c). Kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan guru. (d) Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi

dalam kelompok. (e) kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas

(40)

4) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang

didiskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk

mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa

dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan

mengunakan diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran sudah

meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan

sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus kedua

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti menyusun rencana tindakan

siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan dalam

proses perencanaan meliputi :

a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara,

dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah

pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan

dan penilaian.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(41)

d. Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media grafis

e. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.

f. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario

pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pemblajaran dengan

mengunakan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

heterogen.

b. Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media grafis dan menjelaskan cara membuat media grafis tersebut.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya

sampai semua anggota kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu.

(42)

3) Observasi

Observasi dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran oleh guru

dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya atau dengan teman sejawat

untuk mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja

guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, yang dilakukan

oleh observer mengenai, (a) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru (b).

keaktifan siswa dalam bertanya pada guru. (c). Kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan guru. (d) Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi

dalam kelompok. (e) kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas

soal.

4)Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang

didiskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk

mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa

dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan

mengunakan diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran sudah

meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan

sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Apabila hasil yang

telah dicapai siswa sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan Standar

(43)

3.6 Data Penelitian

Data penelitian dalam proposal penelitian ini terdiri dari:

1) Data Kualitatif

Merupakan data hasil observasi yang terjadi didalam kelas pada siklus 1,

siklus 2 yang terdiri dari aktivitas siswa. Data aktivitas tersebut diambil dengan

memperhatikan perilaku” menyimpang” dari siswa.

2) Data Kuantitatif

Yaitu data diperoleh dari pemahaman siswa berapa nilai tes yang diberikan

akhir siklus 1 dan siklus 2

3.7 Analisis Data

Kegiatan analisa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Kualitatif

1. Aktivitas Belajar Persiswa

Setiap peserta didik diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap

pertemuan dengan mendapat point 1 (satu) pada lembar observasi yang telah

disediakan, jika peserta didik melakukan aktivitas sesuai dengan indikator atau

kriteria yang telah ditentukan dalam aktivitas pembelajaran. Peserta didik

dikatakan aktif jika mencapai lebih atau sama dengan 4 aspek (66,67%) dari 6

indikator atau kriteria aktivitas siswa yang telah ditetapkan dalam pembelajaran.

Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan peserta didik

(44)

Menentukan persentase siswa untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan

rumus sebagai berikut:

NABS = ∑x N

Keterangan : NABS : Nilai aktif belajar siswa

∑x : Jumlah nilai yang didapat siswa

n : Nilai skala tertinggi

2. Aktivitas Belajar Siswa Perkelas

Aktivitas belajar siswa perkelas dinyatakan tuntas jika 66,67% siswa yang

hadir sudah aktif.

Menentukan persentase aktivitas belajar siswa perkelas :

P = f x 100% N

Keterangan :

P : persentase aktivitas belajar

f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya (jumlah siswa yang aktif)

[image:44.612.133.394.573.654.2]

N : Jumlah siswa (soedjiono,2009)

Tabel 3.2 Kategori Rentang Aktivitas siswa

Rentang % Kategori

60 – 100 Aktif

(45)

Selanjutnya seluruh data yang dipersentase, dianalisis dibuat abstraksi rangkuman

inti hasil analisis, kemudian persentase yang diperoleh di interperstasikan dngan

menghubungkan antara aspek dalam bentuk deskripsi ringkas untuk tiap-tiap

tindakan, kemudian dikategorisasikan.

b. Analisis Data Kuantitatif

1. Hasil Belajar Persiswa

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan

pembelajaran dengan menggunakan Media Grafis dalam setiap soal mendapatkan

nilai 2 jika benar dan nilai 1 jika jawaban belum lengkap dikatakan tuntas hasil

belajarnya jika mendapat nilai diatas KKM (56), maka diambil dari rata-rata tes

yang diperoleh setiap akhir pertemuan. (khotimah,2009)

X = ∑X ∑N Ketrangan:

X :Nilai rata-rata

∑X : Jumlah semua nilai siswa

∑N : Jumlah pertemuan

2. Hasil Belajar Perkelas

Hasil belajar siswa perkelas dinyatakan tuntas jika 21 dari 35 siswa atau

75% nilai dalam pembelajaran matematika mencapai nilai KKM.

Penilaian Ketuntasan Belajar (Persentase)

P = ∑ siswa yang tuntas x 100%

(46)

3.8 Indikator Keberhasilan PTK

Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata pengamatan

aktivitas, dimana siswa tertarik dan aktif bertanya tentang materi yang diberikan

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 1 Parerejo semester 2 tahun

pelajaran 2011/2012. Secara deskripsi diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan

hasil persentase 62,85% di siklus 1 mengalami peningkatan menjadi

89,05% disiklus 2.

2. Pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan

hasil rata-rata nilai 55,71 di siklus 1 mengalami peningkatan menjadi

73,43 disiklus 2.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan maka disarankan:

1. Guru

a. Dalam Pembelajaran Matematika sebaiknya menggunakan media

(48)

dengan media lainnya yang sesuai dengan materi pelajaran, agar

mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran matematika menggunakan media grafis yang akan

diterapkan hendaknya dipahami dengan baik , mulai dari karateristik

media, kesesuaian dengan materi pembelajaran, langkah-langkah

kegiatanya sampai pada cara mengevaluasinya sehingga hasil belajar

siswa meningkat.

c. Di dalam pembelajaran guru hendaknya lebih mengoptimalkan peran

dan tugasnya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

2. Siswa

a. Siswa hendaknya melibatkan diri pada setiap kegiatan pembelajaran

matematika dengan menggunakan media grafis secara optimal, agar

tidak merasa jenuh dalam pembelajaran serta dapat dengan cepat

memahami materi pembelajaran.

b. Siswa hendaknya bersemangat ketika akan dilaksanakan

pembelajaran matematika dengan menggunakan mrdia grafis , karena

akan mendapatkan pengetahuan baru dalam menemukan cara yang

efektif dalam belajar terutama pada mata pelajaran matematika.

3. Kepala Sekolah

a. Sebaiknya Kepala Sekolah memfasilitasi pembelajaran dengan

menyediakan Media media pembelajaran seperti Media Grafis

b. Kepala Sekolah segera mensosialisasikan pembelajaran Matematika

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu  Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012
Tabel 1.2 Data Persentase Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siswa
Tabel 3.2 Kategori Rentang Aktivitas siswa

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui total momen perpindahan material yang terjadi dari layout awal dan alternatif perbaikan tata letak pabrik.. Untuk mengetahui layout yang dapat memberikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan kiambang jenis ducweeds dan azola dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan efisiensi pakan ikan

Oleh karena itu untuk menganalisis dampak deformasi dan mengetahui kinerja crashworthiness dari komponen badan pesawat tersebut, maka dalam penelitian ini penulis

Februari 2oL5, terhitung mulai tanggal 4 Februari 2015 telah nyata melaksanakan tugas sebagai Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan (EKP) Fakultas Ekonomi {FE)

Pada model penyebaran AIDS terdapat beberapa proses penyederhanaan pesamaan diferensial model aslinya untuk memudahkan dalam proses transformasi untuk mendapatkan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, (1) Terdapat pengaruh positif sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMA Nageri 5 Surakarta Tahun 2013,

LAMPIRAN 1 Data Biaya Aktual Distribusi Unit Sepeda Motor Jabodetabek LAMPIRAN 2 Data Permintaan Selama 1 Bulan di Zona Jakarta Pusat LAMPIRAN 3 Data Permintaan Selama 1 Bulan

Penerbitan publikasi Statistik Daerah Kecamatan Marpoyan Damai 2014 dimaksud untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di kecamatan seperti