DI SMA NEGERI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
YOHANNA FEBRIYANTI NIM. 8146174046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
YOHANNA FEBRIYANTI. Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Pengetahuan dan Sikap Peduli Lingkungan Hidup Siswa di SMA Negeri Kota Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh program Adiwiyata terhadap pengetahuan lingkungan hidup siswa SMA Negeri di Kota Medan; (2) Pengaruh program Adiwiyata terhadap sikap peduli lingkungan hidup siswa SMA Negeri di Kota Medan; (3) Perbandingan pengetahuan lingkungan hidup siswa antara SMA Adiwiyata dengan SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan; (4) Perbandingan sikap peduli lingkungan hidup siswa antara SMA Adiwiyata dengan SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel penelitian sebanyak 384 siswa yaitu 192 siswa sekolah Adiwiyata dan 192 siswa sekolah bukan Adiwiyata. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pengetahuan lingkungan, angket sikap peduli lingkungan, lembar observasi, dan wawancara. Teknik analisis menggunakan uji-t Independent Sample t-test dengan bantuan program SPSS 21.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap pengetahuan lingkungan hidup siswa di SMA Negeri Kota Medan; (2) Terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap sikap peduli lingkungan hidup siswa di SMA Negeri Kota Medan; (3) Pengetahuan lingkungan hidup siswa SMA Adiwiyata lebih tinggi dibandingkan dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan; (4) Sikap peduli lingkungan hidup siswa SMA Adiwiyata lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan. Selain itu hasil penelitan juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbandingan yang signifikan pengetahuan lingkungan hidup antara siswa SMA Adiwiyata dengan siswa SMA bukan Adiwiyata (thitung = 1,53, p = 0,127), namun terdapat perbandingan yang signifikan sikap peduli lingkungan hidup antara siswa SMA Adiwiyata dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan (thitung = 17,613, p = 0,000).
ABSTRACT
YOHANNA FEBRIYANTI. Influence Adiwiyata Knowledge and Attitude Toward Environmental Care Students at Public SMA in Medan. Thesis. Medan: Graduate Program of UNIMED, 2016.
Singer study aims to find out for review: (1) Adiwiyata program effect against environmental Sciences Senior High School students in Medan; (2) Adiwiyata program effect against environmental concern student attitude SMA in Medan; (3) Environmental sciences student comparison between the Adiwiyata SMA and not Adiwiyata in Medan; (4) Position comparison between student environmental concern Adiwiyata SMA and not Adiwiyata in Medan. Methods used hearts singer research is a descriptive study with sample of 384 students namely Adiwiyata 192 school students and 192 school students not Adiwiyata. The research instrument used is the test for environmental science, environmental care attitude questionnaires, observation sheets, and interview. Mechanical analysis using t-test of independent sample t-test with assistance SPSS 21.0 for Windows program. Results showed: (1) There is influence Adiwiyata against environmental science students in Senior High School Medan; (2) There is influence Adiwiyata against attitude environmental care students at SMA in Medan; (3) Environmental science high school students Adiwiyata compared with more high school students not Adiwiyata in Medan; (4) Attitude environmental concern high school students Adiwiyata better than with high school students not Adiwiyata in Medan. In addition also research findings indicate that there are significant comparison the environmental knowledge between the Adiwiyata high school students high school students not Adiwiyata (t = 1.53, p = 0.127), but are comparison significantly attitude between environmental concern high school students Adiwiyata with high school students not Adiwiyata in Medan (t = 17,613, p = 0.000).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberi rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Pengetahuan dan Sikap Peduli Lingkungan Hidup Siswa di SMA Negeri Kota Medan” yang disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Shalawat dan salam diberikan kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai
pembawa rahmat bagi alam semesta.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu dan menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Syarifuddin,
M.Sc., Ph.D., dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang
tak henti-hentinya memberikan penghargaan dan bimbingan kepada penulis sejak
awal penulisan sampai selesainya tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Rer.nat.
Binari Manurung, M.Si., Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., dan Ibu Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si., selaku narasumber dan tim penguji yang telah memberi
kritik dan saran untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Kepada Ibu Dr. Martina
Restuatu, M.Si., dan Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc., selaku validator ahli
instrumen, yang telah banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan
instrumen penelitian. Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada seluruh
dosen, staf administrasi, teman-teman, dan seluruh keluarga besar Program Studi
Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik
bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Kirnaya isi tesis ini dapat
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan dapat bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya. Amin.
Medan, Juni 2016
Penulis,
Yohanna Febriyanti
DAFTAR ISI
1.2Identifikasi Masalah 7
1.3Batasan Masalah 7
1.4Rumusan Masalah 8
1.5Tujuan Penelitian 8
1.6Manfaat Penelitian 9
Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup 10
2.2 Adiwiyata 18
2.3 Sekolah Berwawasan Lingkungan 23
2.4 Taksonomi Pengetahuan 25
2.5 Sikap Peduli Lingkungan 29
2.6 Penelitian yang Relevan 42
2.7 Kerangka Berpikir 43
2.8 Hipotesis 45
Bab III. METODE PENELITIAN 46
3.1 Jenis Penelitian 46
3.2 waktu dan Tempat Penelitian 46
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 47
3.4 Sumber Data dan Variabel Penelitian 47
3.5 Teknik Pengumpulan 48
3.6 Instrumen Penelitian 53
3.7 Teknik Analisis Data 55
Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56
4.1 Data Hasil Pembahasan 56
4.2 Pembahasan 56
Bab V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 64
5.1 Simpulan 64
5.2 Implikasi 64
5.3 Saran 65
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Domain Kognitif 27
Tabel 2.2. Domain Afektif 28
Tabel 2.3. Domain Psikomotorik 29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Instrumen Tes Pengetahuan Lingkungan 73 Lampiran 2. Angket Sikap Peduli Lingkungan 83
Lampiran 3. Lembar Observasi 85
Lampiran 4. Lembar Wawancara 88
Lampiran 5. Deskrptif Data 89
Lampiran 6. HasilUji Normalitas Data 92
Lampiran 7. Homogenitas 94
Lampiran 8. Hasil Analisis uji-t 95
Lampiran 9. Hasil persentase observasi 96
Lampiran 10. Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin 98
1
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk
meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan merupakan sarana yang penting
dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari
pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan.
Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi lingkungan
yang rusak menjadi baik dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan
waktu, proses, dan sumber daya. Atas dasar itulah pendidikan lingkungan sedini
mungkin perlu diupayakan agar dapat meminimalisasi kerusakan-kerusakan
lingkungan. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi sumberdaya
alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka mengubah perilaku
menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan.
Harus diakui bahwa sampai dengan saat ini kepedulian terhadap
lingkungan hanya dimiliki segelintir individu. Banyak masyarakat yang belum
peduli dengan permasalahan lingkungan secara sungguh-sungguh. Cukup banyak
ditemukan penanganan masalahan lingkungan masih sebatas retorika dan
administratif sehingga belum terwujud dalam tindakan nyata yang memadai.
Kalaupun ada aksi yang dilaksanakan, terkadang masih sebatas seremonial yang
2
Upaya mencegah seakan tidak pernah tersentuh oleh banyak individu.
Perencanaan pencegahan lebih banyak terlupakan, kalaupun ada, terkesan
dilakukan seadanya. Program yang disiapkan lebih terkonsentrasi pada
penanggulangan dampak bencana, bukan tindakan preventif terhadap
kemungkinan terjadinya bencana. Ironisnya, masalah pencegahan ini pada banyak
daerah juga tidak kunjung menjadi perhatian. Studi terhadap kemungkinan
terjadinya bencana dan langkah-langkah pencegahan munculnya permasalahan
lingkungan seharusnya telah dilakukan sebelum bencana tersebut benar-benar
melanda kehidupan (Hamzah, 2010).
Kondisi di Indonesia secara umum sudah mengalami tingkat pencemaran
lingkungan yang tinggi. Tentunya hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Keadaan ini menimbulkan
pertanyaan, bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat dalam melestarikan fungsi linkungannya. Jawabannya mungkin tepat
yaitu dimulai melalui pendidikan lingkungan hidup, dengan pendidikan
lingkungan yang dimulai dari sekolah diharapkan kesadaran tentang pelestarian
lingkungan hidup juga mendasar ketika siswa ini suatu saat menjadi pembuat
keputusan di negara ini, maka akan membuat keputusan dengan
mempertimbangkan keseimbangan lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup tidak hanya diberikan pada kegiatan formal
saja, akan tetapi dapat juga diberikan pada jalur non-formal seperti kegiatan
3
pendidikan tentang alam dan lingkungan, melalui jalur formal (SD, SMP, dan
SMA) maupun jalur non-formal untuk meningkatkan kecintaan masyarakat
terhadap alam, lingkungan dan orang lain.
Pendidikan lingkungan hidup menurut konvensi UNESCO (1997) dalam
Sudaryanti (2009), merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan
suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi,
komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun
kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan
lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya
masalah-masalah lingkungan hidup yang baru. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik
pengertian bahwasanya pendidikan lingkungan hidup selayaknya didapatkan oleh
setiap lapisan masyarakat, sehingga akan timbul pemahaman yang baik seterusnya
akan tumbuh kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup di sekitarnya.
Banyak yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan,
diantaranya yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat
tentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima
informasi yang bermanfaat bagi dirinya (Hermawan, 2000). Selanjutnya Neolaka
(2007) menambahkan ada 4 faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan,
yaitu faktor ketidaktahuan, faktor kemiskinan, faktor kemanusiaan, dan faktor
4
kelestarian lingkungan, dimana dengan pendidikan tersebut, akan muncul
pemahaman, kebiasaan, dan pelaksanaan. Hal ini ditegaskan juga oleh ahli yang
menyatakan sikap seseorang terhadap sesuatu hal akan positif apabila didukung
dengan pengetahuan atau pemahaman yang baik tentang hal tersebut
(Kusumawati, 2006).
Sebenarnya pendidikan lingkungan hidup direalisasikan di Indonesia
sejak Tahun 1991 diseluruh jenjang pendidikan di Indonesia (Yustina, 2006).
Namun, dampak dan hasil pendidikan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan
di lembaga-lembaga pendidikan belum banyak terlihat, baik pada masyarakat
maupun lingkungan (Hamzah, 2004).
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) jangan berupa teori
saja, akan tetapi harus benar-benar dipraktekkan dan dicerminkan dalam
kehidupannya sehari-hari, agar tertanam kesadaran dan kecintaan terhadap
lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup sudah lama diajarkan di
sekolah-sekolah, akan tetapi dampak dan hasil pendidikan lingkungan hidup yang telah
dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan belum banyak terlihat, baik pada
masyarakat maupun lingkungan (Hamzah, 2004). Indikasinya bahwa pendidikan
lingkungan hidup yang diajarkan di sekolah lebih banyak pada teori, tatanan ide,
dan instrumental, sehingga untuk tatanan praktis dan pelaksanaannya kurang,
terutama tatanan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan lingkungan hidup dijadikan solusi, karena dengan pendidikan
5
pendidikan lingkungan hidup di Indonesia diberlakukan dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi dalam bentuk Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH), Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Sekolah
Berbudaya Lingkungan (SBL), sekolah hijau (Green School) dan yang sekarang
digalakkan berupa sekolah Adiwiyata, yang dikembangkan pemerintah melalui
kerjasama kementrian lingkungan hidup dan kementrian pendidikan nasional.
Adiwiyata merupakan program sekolah berwawasan lingkungan, program
Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup
dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap
warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat
serta menghindari dampak lingkungan yang negatif (KNLH, 2010). Program
Adiwiyata diharapkan dapat mengubah pola pikir generasi terhadap pentingnya
keseimbangan lingkungan, sehingga apabila generasi sudah memahami dan
mengerti tentang konsep keseimbangan lingkungan.
Program ini sudah berjalan di beberapa sekolah di Sumatera Utara, namun
yang menjadi persoalan apakah ada manfaatnya terkhusus bagi siswa, dan
bagaimana siswa itu dalam kesehariannya terhadap lingkungan. Jika memang
bermanfaat dan dapat menciptakan generasi pelestari lingkungan, mengapa tidak
segera seluruh sekolah mendapatkan dan melaksanakan program tersebut. Hal
inilah yang belum pernah diteliti dalam upaya mendapatkan jawaban dalam
6
dipelajari bukan “mengetahui” dalam artian studi kasus dan studi lapangan harus
diperbanyak (Bappeda Yogjakarta, 2007).
Hiswari (1997) menyatakan bahwa tingkat pemahaman pengetahuan
materi lingkungan hidup hasil proses belajar mengajar lingkungan hidup
memberikan kontribusi berarti dengan sikap siswa terhadap lingkungan hidup.
Wantania (1998) mengemukakan ada hubungan yang cukup bermakna antara
tingkat pengetahuan materi lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap
pelesatarian lingkungan. Dengan alasan itulah peneliti mencoba menindaklanjuti
penelitian sebelumnya dengan melihat pengaruh program Adiwiyata yang sedang
dan telah diikuti oleh beberapa sekolah apakah benar-benar bermanfaat bagi siswa
tersebut dalam melestarikan lingkungan sekitarnya ditinjau dari ranah kognitif dan
7
1. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
2. Program perencanaan penanggulangan bencana yang kurang diberdayakan.
3. Menurunnya kualitas lingkungan karena rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang lingkungan.
4. Dampak dan hasil pendidikan lingkungan hidup belum banyak direalisasikan.
5. Pendidikan lingkungan hidup yang masih berupa teori saja.
6. Pemberdayaan program Adiwiyata pada beberapa sekolah dengan gelar
sekolah Adiwiyata yang masih belum terpenuhi.
1.3Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sekolah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang sudah mendapat predikat sekolah Adiwiyata dan yang belum
mendapatkan predikat Adiwiyata di kota Medan.
2. Penilaian yang diuji dalam penelitian ini adalah dari segi pengetahuan dan
8
1. Apakah terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap pengetahuan
lingkungan hidup siswa SMA Negeri di Kota Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap sikap peduli
lingkungan hidup siswa SMA Negeri di Kota Medan?
3. Apakah pengetahuan lingkungan hidup siswa SMA dengan program
Adiwiyata lebih tinggi dibandingkan dengan SMA yang bukan Adiwiyata di
Kota Medan?
4. Apakah sikap peduli lingkungan hidup siswa SMA dengan program
Adiwiyata lebih baik dibandingkan dengan SMA yang bukan Adiwiyata di
Kota Medan?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh program Adiwiyata terhadap pengetahuan lingkungan
hidup siswa SMA Negeri di Kota Medan.
2. Mengetahui pengaruh program Adiwiyata terhadap sikap peduli lingkungan
hidup siswa SMA Negeri di Kota Medan.
3. Mengetahui perbandingan pengetahuan lingkungan hidup siswa antara SMA
Adiwiyata dengan SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan.
4. Mengetahui perbandingan sikap peduli lingkungan hidup siswa antara SMA
9
1. Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sumbangan
pemikiran dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan pengetahuan dan sikap
peduli lingkungan hidup sejak dini.
2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi seluruh warga sekolah baik kepala sekolah, guru, siswa,
pegawai, dan petugas kebersihan sekolah yang sudah mendapat gelar program
67 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian analisis data, maka dapat
diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Secara signifikan tidak terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap
pengetahuan lingkungan hidup siswa di SMA Negeri Kota Medan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan program Adiwiyata terhadap sikap peduli
lingkungan hidup siswa di SMA Negeri Kota Medan.
3. Pengetahuan lingkungan hidup siswa SMA Adiwiyata lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan.
4. Sikap peduli lingkungan hidup siswa SMA Adiwiyata lebih baik
dibandingkan dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di Kota Medan.
5.2 Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan telah ditemukan beberapa
implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian. Implikasi tersebut antara lain
sebagai berikut: Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa
pengetahuan lingkungan siswa pada sekolah Adiwiyata tidak berbeda signifikan
dengan pengetahuan lingkungan siswa sekolah bukan Adiwiyata yaitu dengan
taraf signifikan p = 0,127. Sedangkan untuk sikap peduli lingkungan siswa pada
sekolah Adiwiyata berbeda signifikan dengan sikap peduli lingkungan siswa
68 sekolah bukan Adiwiyata (72,75%). Hal ini berkaitan dengan hasil wawancara
kepada beberapa responden dari sekolah Adiwiyata yang menyatakan bahwa
selain karena sekolah sudah menjalankan program Adiwiyata namun terdapat
faktor lain yang membuat sikap siswa menjadi lebih peduli kepada lingkungan
sekolah dikarenakan adanya sanksi. Sanksi berupa dikenakan denda bagi siswa
yang membuang sampah sembarangan ataupun bagi kelas yang kotor. Sedangkan
siswa yang kurang kepeduliannya terhadap lingkungan dikarenakan kurangnya
sarana prasarana yang mendukung dan sosialisasi dari sekolah tentang pentingnya
menjaga lingkungan. Berdasarkan hal tersebut didapatlah kesimpulan bahwa
program Adiwiyata ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan lingkungan siswa sehingga setiap sekolah dirasa perlu memberikan
pendidikan pengetahaun yang lebih maksimal dengan berbagai cara seperti
mengadakan sosialisasi ataupun memberikan mata pelajaran khusus tentang
lingkungan hidup.
5.3 Saran
Berdasarkan temuan penelitian maka disarankan:
1. Siswa harus lebih peduli dengan lingkungan sekitar, dengan adanya sikap
peduli terhadap lingkungan pasti juga akan menambah pengetahuan tentang
lingkungan itu sendiri. Seharusnya sikap peduli ditumbuhkan dari dalam diri
dengan penuh kesadaran bukan karena adanya faktor lain seperti karena
adanya pemberian sanksi ataupun sarana pendukung. Seharusnya meskipun
69 siswa di sekolah Adiwiyata namun seharusnya menjadi tanggungjawab
seluruh siswa. Dalam menjaga kelestarian dan pengelolaan lingkungan juga
seharusnya menjadi tanggungjawab semua pihak, baik guru maupun warga
sekolah lainnya.
3. Kepada pihak sekolah seharusnya mengadakan sosialisasi tentang pentingnya
menjaga lingkungan sekolah dan senantiasa menjaga kebersihan dan keasrian
sekolah bukan hanya demi mengejar predikat Adiwiyata melainkan karena
kesadaran tantang betapa pentingnya melestarikan lingkungan hidup.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih jauh
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap peduli lingkungan siswa
70
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani, J.M. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: DIVA Press.
Asy’ari, M. 2006. Penerapan Peendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bahar, H. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: PT
Waca Utama Pramesti.
Bappeda Kota Yogjakarta. 2007. Jurnal Penelitian. Bappeda.Yogjakarta.
Barlia, L. 2006. Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar (PLAS)
untuk Guru dan Calon Guru SD).Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.
Depdiknas. 2006. Panduan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Desfandi, Mirza. 2015. Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan
Melalui Program Adiwiyata. SOSIO DIDAKTIKA Social Science
Education Journal, Vol: 2 (1).
Dwidjoseputro. 1987. Manusia dengan Lingkungan. Jakarta: Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Pengajaran.
Hadiwinarto. 2010. Penajaman Penilaian Karakter dan Budi Pekerti. Solo: PT
Bahana Media Wirayuda.
Hamzah, S. 2004. Pengembangan Model Bahan Ajar PLH Berbasis Lokal dalam
Mata Pelajaran IPS. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Hamzah, S. 2010. Revitalisasi Pendidikan Lingkungan Sebagai Sebuah
Keharusan yang tak Terelakkan. FKIP Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Haryanto. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: FIP UNY Hendro.
Hermawan. 2000. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Prestasi dengan
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pemeliharaan dan Kebersihan
71
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. ISBN 978-602-17001-1-2.
Hiswari, U.T. 1997. Korelasi Antara Pendidikan Lingkungan dengan Sikap Siswa
terhadap Lingkungan Hidup. Universitas Indonesia: Jakarta.
Indrawati. 2010. Sains Teknologi Masyarakat untuk Guru SD. PPPPTK IPA.
Irwan, Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Jinan, I. 2014. Perancangan Identitas Dan Media Promosi Smp Negeri 3 Bogor
Sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional. Jurnal Penelitian. Universitas Telkom Bandung.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2010. Panduan Adiwiyata. Jakarta.
KNLH.
Kesuma, D. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kusumawati, D. A. dan Ambarwati. 2008. Hubungan Antara Pendidikan dan
Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). UMS. Surakarta.
Mukminin, A. 2014. Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Di
Sekolah Adiwiyata Mandiri. Jurnal Ta’dib Vol. XIX, No. 02. IAIN
Jambi.
Mulyana, R. 2009. Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan. Jurnal Tabularasa PPs Unimed. Vol. 6 No.2.
Medan.
Masruri, M.S. 2002. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: UNY Press.
Mushlich. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Mustakin, B. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas
Menuju Indonesia Bermartabat. Yogyakarta: Samudra Biru.
Nahadi. 2014. Implementasi Model Pembelajaran Lingkungan Hidup Berbasis
72 Neolaka, A. 2007. Kesadaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Rahmah, Yanti. 2013. Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi Pada Sdn
Manukan Kulon Iii/540 Kota Surabaya). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 753-757.
Rusyan, A. Tabrani, dkk. 2003. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta Timur: PT
Intimedia Ciptanusantara.
Salim, E. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Samani, M. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Saragih, A. A. 2012. Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Kognitif Afektif
Dan Psikomotorik Lingkungan Hidup Siswa Sekolah Dasar Di Kota
Medan. Tesis. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Satrosupeno, S. 1984. Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta: Depdikbud.
Soemarwoto, O. 2008. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta: Djambatan.
Sudaryanti dan Sigit,D.K. 2009. Pengembangan Model Bahan Ajar PLH Berbasis
Lokal dalam Mata Pelajaran IPS. Universitas Negri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasi
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Wantania, C.L. 1998. Hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap
siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan (survei tentang pendidikan
lingkungan pada siswa SLTP di Jakarta). Universitas Indonesia. Jakarta.
Yustina. 2006. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dan Persepsi, Sikap dan Minat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru SD di Kota
Pekanbaru. Jurnal Biogenesis. Vol.2.