• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI OBJEK WISATA SALIB KASIH TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KECAMATAN SIATAS BARITA KABUPATEN TAPANULI UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI OBJEK WISATA SALIB KASIH TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KECAMATAN SIATAS BARITA KABUPATEN TAPANULI UTARA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI OBJEK WISATA SALIB KASIH TERHADAP

PENDAPATAN MASYARAKAT DAN PENDAPATAN

ASLI DAERAH DI KECAMATAN SIATAS BARITA

KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan

Oleh :

KRISTINA MARLINA S. HUTAGALUNG

NIM. 3123131032

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

vi ABSTRAK

Kristina Marlina S. Hutagalung, Nim 3123131032, Kontribusi Objek Wisata Salib Kasih Terhadap Pendapatan Masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah di Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) dampak yang ditimbulkan Objek wisata Salib Kasih terhadap pendapatan masyarakat (pedagang) di sekitar objek wisata (2) kontribusi Objek Wisata Salib Kasih dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Tapanuli Utara.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga dari obyek wisata Salib Kasih. Serta penulis menetapkan responden sebanyak 30 orang sebagai sumber data untuk memperoleh pendapatan masyarakat yaitu masyarakat sekitar kawasan objek wisata yang memiliki aktivitas secara langsung dengan objek wisata yaitu berdagang. Pengambilan responden dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan komunikasi langsung alat yang digunakan wawancara dan observasi, dan komunikasi tidak langsung alat yang digunakan yaitu kuisioner, dan studi dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisa data deskriptif kualitatif.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus oleh karena

limpahan kasih dan berkat-Nya serta telah melapangkan hati dan pikiran, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Kontribusi Objek

Wisata Salib Kasih Terhadap Pendapatan Masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah

di Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan

hati serta cinta kasih yang mendalam penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

kepada orangtuaku Pdt. Kaminter Hutagalung S,Th yang terkasih Tiurlan

Simanjuntak. Terimakasih untuk kelapangan hati dan ketulusan cinta, kasih dan

sayang yang kalian curahkan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami

rintangan, namun karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat

diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

(7)

iv

4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Geografi Universitas Negeri Medan, sekaligus dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran kepada penulis

5. Bapak Dr.Sugiharto M,Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberi bimbingan dan motivasi kepada penulis.

6. Bapak Dr. Darwin P. Lubis M,Si selaku dosen pembimbing akademik

sekaligus dosen penguji yang telah banyak membimbing penulis selama

mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi hingga selesai.

7. Bapak/IbuDosen Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan

yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu selama perkuliahan.

8. Bapak Hayat Siagian selaku tatausaha Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan dukungan kepada

penulis.

9. Teristimewa buat kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan kasihi

Bapak Pdt. Kaminter Hutagalung S.Th dan ibu Tiurlan Simanjuntak.

10. Teman-teman terbaik B.Reguler 2012 selama mengikuti perkuliahan

terkhusus “Chunky Bar”

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pembaca terkhusus bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ...25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

(9)

viii

BAB IV DESKRPISI WILAYAH PENELITIAN

A. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian ...31

B. Kondisi Non Fisik Wilayah Penelitian ...36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...41

B. Pembahasan ...49

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ...60

DAFTAR PUSTAKA ...61

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Klasifikasi Kriteria Kontribusi ... 29

2. Luas Wilayah Menurut Dusun di Desa Simorangkir Julu Tahun 2015 ...34

3. Luas Wilayah Menurut Penggunaaan Lahan Di Desa Simorangkir Julu Tahun

2015 ... 35

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun di Desa Simorangkir Julu Tahun 2015

... 37

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Simorangkir Julu

Tahun 2015 ... 38

6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Simorangkir

Julu Tahun 2015... 40

7. Tingkat Pendapatan Masyarakat (Pedagang) Di Sekitar Objek Salib Kasih 43

8. Jumlah Pengunjung Objek Wisata Salib Kasih Tahun 2015 ... 44

9. Biaya retribusi ke objek wisata Salib Kasih ... 45

10.Penerimaan Retribusi Objek Wisata Salib Kasih Tahun 2015 ... 46

11. Penerimaan Jasa Perparkiran (Rupiah) pada objek wisata Salib Kasih Tahun

2015 ... 47

12. Realisasi Penerimaan Pendapatan Retribusi Tahun 2011 – 2015 ... 47

13. Kontribusi Pendapatan Retribusi Obyek Wisata Salib Kasih terhadap

Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara 2011-2015 ... 48

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Bagan Skema Kerangka Berpikir ... 24

2. Peta Kabupaten Tapanuli Utara ... 32

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Lembar Wawancara ... 63

2. Lembar Kuisioner ... 64

3. Analisis Pendapatan Masyarakat ... 66

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

Dengan adanya pariwisata, maka suatu negara atau lebih khusus lagi

pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada, akan mendapatkan

pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Yuwana ( 2010) mengatakan

pariwisata juga merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu.

Alasannya, karena aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat

meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi,

berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik

tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Dengan meningkatnya waktu

luang sebagai akibat lebih singkatnya hari kerja dan didukung oleh

meningkatnya penghasilan maka aktivitas kepariwisataan akan semakin

meningkat.

Pariwisata di Indonesia saat ini telah tumbuh dan berkembang seiring

berjalannya waktu kehidupan manusia yang serba ingin tahu mengenai segala

sesuatu hal, peristiwa dan situasi yang terjadi dalam berbagai bidang dengan

aspek kehidupan dan lingkungannya. Spillane (1994) Rasa ingin tahu tersebut

dapat menambah informasi dan pengetahuan yang luas. Berbagai upaya dapat

dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan industri pariwisata diantaranya

pengadaan sarana akomodasi yang memadai, promosi, kemudahan

perjalanan, penambahan dan pengembangan pariwisata serta mengupayakan

(14)

2

Di Sumatra Utara terdapat beberapa objek wisata yang dapat menarik

wisatawan untuk berkunjung ke Sumatra Utara. Salah satunya adalah objek

wisata yang mengedepankan faktor sejarah dan agama yaitu objek wisata

Salib Kasih di Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara. Secara

geografis Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai beberapa keunggulan.

Untuk kategori wisatawan mancanegara daerah ini dekat dengan Danau Toba

dan Pulau Samosir yang merupakan destinasi wisatawan mancanegara dari

negara-negara tetangga maupun Eropa. Sementara untuk wisatawan domestik,

keindahan alam serta faktor iklim yang begitu sejuk menjadikan Kabupaten

Tapanuli Utara, khususnya objek wisata Salib Kasih yang terletak di daerah

pegunungan potensial sebagai tujuan wisata domestik. Selain dijadikan

sebagai objek wisata keagamaan, objek wisata Salib kasih juga sama halnya

dengan berbagai objek wisata lainnya yang ada di Indonesia, yaitu sebagai

wahana perputaran dan pertumbuhan ekonomi. Dolok Siatas Barita yang

menjadi lokasi objek wisata Salib Kasih sangat mudah dijangkau dan

jaraknya sekitar 30 menit dari kota Tarutung. Salib Kasih biasanya ramai

dikunjungi pada hari libur umum, libur sekolah, dan akhir pekan, seperti

Sabtu dan Minggu. Para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Salib

Kasih dapat menikmati keindahan alam pegunungan yang masih alami dan

terpelihara kelestariannya.

Latar belakang berdirinya Objek wisata Salib Kasih adalah untuk

mengenang misi pelayanan Nommensen di Tanah Batak yaitu yang dimulai

pada tahun 1863 sampai 1918. Pada tahun 1985, gereja yang saat ini sudah

(15)

3

bekerja sama dengan gereja Nortstand Jerman pertama kali telah mendirikan

sebuah salib berukuran kecil di atas sebuah batu yang diyakini merupakan

tempat pertama kalinya Nommensen beristirahat di Siatas Barita, keberadaan

salib kecil tersebut yang kemudian menjadi awal mula didirikannya salib

yang sekarang berukuran besar yang dikenal dengan Salib Kasih di daerah

tersebut. Pada bulan Oktober 1993, pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli

Utara yang pada waktu itu dipimpin oleh Bupati Lundu Panjaitan memprakarsai

pembangunan monumen Salib Kasih setinggi 31 meter di puncak Dolok

Siatasbarita.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menyadari bahwa sektor

pariwisata bukan lah merupakan sektor pengembang terbesar dalam

peningkatan pendapatan daerah tetapi berpotensi meningkatkan PAD.

Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai potensi dibidang pariwisata yang

cukup besar untuk dikembangkan dengan terdapatnya berbagai objek wisata.

Salah satu objek wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah objek

wisata Salib Kasih. Berbagai promosi sebagai objek wisata religi telah

dilakukan pemerintah daerah. Upaya untuk mengembangkan wisata Salib

Kasih sampai sekarang ini terus berlanjut. Dalam mempromosikan wisata

Salib Kasih, pemerintah setempat menjadikan brand Kota Tarutung sebagai

Kota Wisata Rohani.

Usaha menumbuh kembangkan industri pariwisata di Indonesia yang

didukung dengan UU No. 9 Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa

“Keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan,

(16)

4

hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta

lingkungan, serta melestarikan alam dan budaya setempat”.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

otonomi daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas dalam

menyelenggarakan semua urusan pemerintah mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Menurut

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah

satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan

pemerintah daerah. Maka dari itu Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli

Utara melaksanakan pemungutan pajak daerah dan Retribusi Daerah yang

tertuai dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara.

Jenis retribusi yang akan diambil oleh peneliti dalam penelitian ini

(17)

5

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah

penelitian yang diajukan, antara lain: Melihat potensi objek wisata;

pengembangan wilayah secara fisik (seperti munculnya bangunan hotel,

cottage, restoran, saranan dan prasarana transportasi dan lain sebagainya),

Perkembangan masyarakat secara sosial, budaya, dan ekonomi;serta

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah, maka masalahnya dibatasi pada

kontribusi dari objek wisata Salib Kasih terhadap pendapatan masyarakat

dalam hal ini pedagang di sekitar objek wisata dan terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kabupaten Tapanuli Utara.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan Objek Wisata Salib Kasih terhadap

pendapatan masyarakat (pedagang) di sekitar objek wisata ?

2. Bagaimana kontribusi Objek Wisata Salib Kasih dalam meningkatkan

(18)

6

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Dampak yang ditimbulkan Objek wisata Salib Kasih terhadap pendapatan

masyarakat (pedagang) di sekitar objek wisata

2. Kontribusi Objek Wisata Salib Kasih dalam meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Tapanuli Utara

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang terkait seperti Pemerintah dalam

merumuskan konsep pengelolaan objek wisata untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah dan hasil pendapatan masyarakat yang berdagang

disekitar kawasan objek wisata

2. Menambah wawasan penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam bentuk

(19)

58 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan para pedagang mengungkapkan

mereka merasakan dampak keberadaan objek wisata Salib Kasih terhadap

pendapatan mereka. Para pedagang juga mengungkapkan hal utama yang

mempengaruhi pertambahan pendapatan mereka adalah jumlah wisatawan

yang berkunjung setiap hari.Dari analisis data yang dilakukan terhadap 30

responden yang memiliki aktivitas wisata di objek wisata yakni berdagang

diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat yang menjadi responden dalam

penelitian ini menyatakan bahwa dampak objek wisata Salib Kasih terhadap

pendapatan mereka berada pada kriteria Cukup berdampak.

Selanjutnya Kontribusi objek wisata Salib Kasih terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Tapanuli Utara berada pada kriteria Sangat Kurang

pada rentang waktu 5 tahun (2011-2015). kontribusi objek wisata Salib

Kasih terhadap Pendapatan Asli Daerah cenderung berubah-ubah namun tetap

saja dampak nya terhadap PAD masih sangat kecil. Diperoleh bahwa

kontribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Tahun

2011-2015 semuanya berada pada kriteria Sangat Kurang, yakni masing-masing

0,22%, 0,15%, 0,17%, 0,1%, dan 0,01%

Tingginya Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tapanuli Utara

menyebabkan dampak dari Kontribusi objek wisata terhadap PAD kabupaten

Tapanuli Utara dalam kurun 5 tahun terakhir berada pada kriteria sangat

(20)

59

mendominasi pendapatan Asli Daerah di kabupaten ini pada tahun 2011

adalah sektor Pendapatan Pajak Daerah yaitu dari jumlah keseluruhan PAD

yaitu Rp. 23.104.103.678 sebanyak Rp. 6.931.231.104 atau sekitar 30%

pendapatan pajak daerah berkontribusi terhadap PAD. Kemudian pada tahun

2012 sektor yang paling mendominasi dalam kontribusi PAD Kabupaten

Tapauli Utara adalah hasil retribusi daerah yaitu dimana dari Rp.

34.023.120.252 hasil retribusi daerah berkontribusi sebanyak Rp.

16.448.581.542 atau sekitar 48,34 % terhadap keseluruhan PAD dimana

retribusi Objek wisata Salib Kasih juga merupakan bagian dari hasil retribusi

daerah namun kontribusi objek wisata salib kasih terhadap hasil retribusi

daerah adalah Rp. 53.500.000 atau sekitar 0,32%. Kemudian di tahun 2013

sektor yang paling mendominasi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor hasil retribusi daerah juga sama

halnya seperti tahun 2012 yakni Rp. 20.473.012.860 dari keseluruhan PAD

Rp. 37.669.480.761 atau sekitar 54,34% dari keseluruhan PAD. Pada tahun

2014 sektor yang paling mendominasi kontribusi terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Tapanuli Utara adalah sama halnya dengan tahun 2012

dan 2013 yaitu dari sektor hasil retribusi daerah yaitu sebesar Rp

36.162.112.657 dari keseluruhan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2014

yaitu Rp. 63.699.097.398 atau sekitar 56.77% dari keseluruhan PAD.Terakhir

di tahun 2015 sektor yang paling mendominasi kontribusi terhadap PAD

kabupaten Tapanuli Utara adalah Pendapatan Pajak Daerah yakni Rp.

82.861.214.087 dari keseluruhan jumlah PAD pada tahun 2015 yakni Rp.

(21)

60

Akibat sangat tingginya PAD pada tahun ini maka pada tahun ini pula

kontribusi objek wisata Salib Kasih yang paling kecil dibanding 4 tahun

sebelumnya.

B. Saran

Dari penjelasan diatas, peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu

agar pemerintah lebih memberikan perhatian pada fasilitas yang digunakan

oleh para pedagang dalam berdagang. Dengan semakin baiknya fasilitas yang

tersedia maka akan menarik minat wisatawan dalam menikmatinya, dan

secara tidak langsung akan menambah penhasilan masyarakat yang berprofesi

sebagai pedagang.

Untuk Kontribusi objek wisata Salib Kasih terhadap PAD Tapanuli

Utara perlu ditingkatkan, yakni melalui pungutan yang dikenakan juga harus

melihat kondisi sekarang ini artinya tarif yang dikenakan tidak terlalu rendah

dan tidak terlalu tinggi . Dan untuk lebih menarik minat wisatawan sebaiknya

dilakukan pembaharuan-pembaharuan atau pembangunan yang lebih luas

lagi, dan melengkapi beberapa fasilitas yang dibutuhkan sehingga

pengunjung lebih tertarik untuk mengunjungi wisata ini, yang nantinya akan

berdampak juga pada penerimaan jumlah kontribusi retribusi objek wisata

Salib Kasih terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tapanuli Utara.

Maka dari itu pemerintah harus menaikkan target penerimaan retribusi untuk

obyek wisata ini tiap tahun seiring dengan naiknya jumlah pengunjung dan

(22)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dany. 2006. Ilmu Pariwisata.Jakarta.Pradnya Paramita

Halim, Abdul. 2004. Hukum Administrasi Pemerintah Di Daerah. Jakarta : Sinar

Grafika Sukahar.

Winardi. 1996. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Tarsito

Samuelson, AP. 1970. Economic An Duetory Analisa. Yogyakarta: Penerbit

Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada

Yandianto. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S

I Gde Pitana daan I Ketut.2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta :ANDI

Kertapraja, Koswara. 2010. Pemerintah Daerah. Jakarta : Inner

Mardiasmo. 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia. Jakarta : UI

Press.

Musanef. 2005. Manajemen Usaha Pariwisata Di Indonesia. Jakarta :

Gunung Agung

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survay. Jakarta : LP3ES

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Andi

H,Moh.Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara

Nyoman S. Penditt. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarata : PT Pradnya Paramita.

Samsuridjal, D. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta : PT. Mutiara

Sumber Widya.

Husein,Umar. 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis. Jakarta :

Rajawali.

M. Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuntitatif. Jakarta : Kencana

Nyoman,S.Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (sebuah Pengantar Perdana). Jakarta :

PT Pradnya Paramitha

Leiper, P. 1990. Tourism Management. RMIT, Collingwood, Victoria.

Lonely Planet. 23 November 2013

Sedarmayanti. 2014. Membangun dan Mengembangkan Kebudayaan dan Industri

Pariwisata. Bandung : PT. Refika Aditama

Boediono, 1982. Ekonmomi Mikro. Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi

(23)

62

Saragih. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan daerah. Jakarta : Gahalia

Raymond. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Salemba Empat

Halim. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat

Kadjatmiko, 2002. Dinamika Sumber Keuangan bagi Daerah dalam Rangka

Otonomi Daerah, Prosiding Workshop International Implementasi

Desentralisasi Fiskal sebagai Upaya Memberdayakan Daerah dalam

Membiayai Pembangunan Daerah

Wahab salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : Pradnya Paramita

Yoeti. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : Rineka Cipta

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). 1993-1998 & Kabinet Pembangunan

VI

Kepemendagri Nomor 29 Tahun 2002. Tentang Pedoman Pengurusan,

pertanggungjawaban Dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara

Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Pelaksanaan

Tata Usaha Keuangan Daerah Dan Penyusunan Perhitungan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah. Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1979. Tentang Penyerahan Sebagian

Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kepariwisataan Kepala Daerah

Tingkat 1 Jakarta

Undang- undang Republik Indonesia nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwistaan

Undang- undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2009 pajak dan retribusi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Gambar

Grafika Sukahar.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas mengenai fenomena yang terjadi di lapangan bahwa belum optimalnya lembaga pengelola zakat dalam manajemen zakatnya yang meliputi kegiatan

Letak geografis Desa Ngesingan di dataran tinggi yang mempunyai tanah yang subur dan rumput yang hijau sehinga memungkinkan masyarakat Pujon untuk beternak ada pun jenis

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI PENGIDAP HIV YANG DIDAMPINGI OLEH USAHA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT/COMMUNITY DEVELOPMENT (UPKM – CD) BETHESDA

Indonesia secara geografis merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut melebihi luas daratannya, dengan kekayaan alam yang melimpah yang terkandung di

Bahwa Pasal 1 butir 5 dan Pasal 26 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 yang membatasi dan melarang gabungan partai politik mencalonkan lebih dari satu pasangan calon

Kinerja guru IPS bersertifikasi profesi dalam penguasaan kompetensi sosial sesudah sertifikasi di Kabupaten Lombok Utara berdasarkan penila- ian kepala sekolah berada

1) Merumuskan program KKN berdasarkan kebutuhan riil masyarakat. Dengan merencanakan program kerja yang dibutuhkan masyarakat, maka ada peluang besar program yang direncanakan

Perpindahan kamera yang halus seperti pada sistem perangkat lunak ini akan menyebabkan karakter pemain tidak terlihat untuk beberapa waktu. Untuk mengatasi hal ini