• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

NICA SISWI AYU ADININGRUM NIM. 14.51.2.1.183

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

(2)

ii

PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dalam Bidang Ilmu Akuntansi Syariah

Oleh:

NICA SISWI AYU ADININGRUM NIM. 14.51.2.1.183

Surakarta, 25 Juli 2018

Disetujui dan disahkan oleh: Dosen Pembimbing Skripsi

Usnan, S.E.I., M.EI NIP. 19850919 201403 1 001

(3)

iii

PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dalam Bidang Ilmu Akuntansi Syariah

Oleh:

NICA SISWI AYU ADININGRUM NIM. 14.51.2.1.183

Surakarta, 29 Agustus 2018

Disetujui dan disahkan oleh: Biro Skripsi

Dita Andraeny, M.Si. NIP. 19880628 201403 2 005

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : NICA SISWI AYU ADININGRUM

NIM : 145121183

JURUSAN : AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Menyatakan bahwa penelitian skripsi berjudul “PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo)”

Benar-benar buka merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti sebelumnya. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan plagiasi, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian surat ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 25 Juli 2018

(5)

v Usnan, S.E.I., M.EI

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta NOTA DINAS

Hal : Skripsi

Sdr : Nica Siswi Ayu Adiningrum Kepada Yang Terhormat

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Di Surakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami memutuskan bahwa skripsi saudara Nica Siswi Ayu Adiningrum NIM: 14.51.2.1.183 yang berjudul:

PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN

KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo).

Sudah dapat dimunaqasahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) dalam bidang ilmu Akuntansi Syariah.

Oleh karena itu kami mohon agar skripsi tersebut segera dimunaqasahkan dalam waktu dekat.

Demikian, atas dikabulkannya permohonan ini disampaikan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukoharjo, 25 Juli 2018 Dosen Pembimbing Skripsi

Usnan, S.E.I., M.EI NIP. 19850919 201403 1 001

(6)

vi

PENGESAHAN

PENGARUH MANAJEMEN ZAKAT, TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZISMU Solo)

Oleh:

NICA SISWI AYU ADININGRUM NIM. 14.51.2.1.183

Telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah

Pada hari Senin tanggal 13 bulan Agustus tahun 2018 / 1 Dzulhijjah 1439 H dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Dewan Penguji: Penguji I (Merangkap sebagai ketua sidang) Penguji I

Indriyana Puspitosari, SE.,M.Si.,Ak NIP. 19840126 201403 2 001 Penguji II

Anim Rahmayati, M.Si

NIP. 19841008 201403 2 005 Penguji III

Supriyanto, M.Ud

NIP. 19860306 201503 1 005

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta

Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D NIP. 19561011 198303 1 002

(7)

vii MOTTO

“Pasang niat kuat, berusaha keras dan berdoa khusyuk, lambat laun, apa yang kalian perjuangkan akan berhasil. Ini sunatullah-hukum Tuhan.”

(Ahmad Fuadi)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabilakamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap”

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan penuh cinta, doa, harapan dan ketulusan Melalui usaha dan kerja keras

Karya yang sederhana ini untuk:

Kedua orang tuaku yang selalu mendukungku selama ini dan selalu mendo’akanku disetiap sujud.

Dosen-dosen dan para karyawan IAIN Surakarta yang saya sayangi, serta sahabat-sahabatku Akuntansi Syariah E 2014 yang selalu mendukungku dan memberikan

warna di setiap perjalananku.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur bagai Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen Zakat, Transparansi Laporan Keuangan, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepercayaan Muzakki pada Lembaga Amil Zakat (Studi pada LAZISMU Solo)”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan, bimbingan, dan dorongan serta motivasi dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Marita Kusuma Wardani, S.E., M.Si., Ak., C.A., Ketua Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Usnan, S.E.I., M.E.I., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi. 5. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam

(10)

x

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Reynal Falah, S.Psi, selaku Pimpinan Umum LAZISMU Solo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga tersebut.

8. Bapak Sumadi dan Ibu Any Puji Arianti, terimakasih atas doa, cinta, dan pengorbanan yang tiada habisnya, kasih sayang kalian tidak akan pernah kulupakan. Dan adikku Aditya Arya terimaksih juga atas motivasi dan dukungannya.

9. Sahabatku Deny Suko Prasetyo yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan do’a.

10. Sahabat-sahabatku Dian, Arga, Dida, dan Fika yang telah memberikan warna disetiap langkah selama menempuh studi di IAIN Surakarta.

11. Sahabat-sahabatku Linda, Weni, Pi’id, dan Sonny yang selalu memberikan motivasi, do’a, dan semangat kepada penulis.

12. Sahabat-sahabatku Arum, Nadya, Arni, Retno, Janan, Sulis, Deny, Ali, Rifai, MZ, dan sahabat-sahabatku Aks-E dan teman-teman angkatan 2014 yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.

(11)

xi

Penulis tidak dapat membalas kebaikan karena Allah yang akan membalas kebaikan kalian, doa dan syukur yang terpanjat kepada Allah SWT semoga kebaikan kalian dibalas kebaikan pula olehNya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 25 Juli 2018

(12)

xii ABSTRACT

This study aims to examine the effect of zakat management, transparency of financial statements, and service quality to the trust of muzakki at Lembaga Amil Zakat (LAZ) in LAZISMU Solo. Dependent variable in this research is muzakki trust. While the independent variables are zakah management, transparency of financial statements, and service quality.

The population in this study is muzakki of LAZISMU Solo. The sample method used is accidental sampling, and obtained 89 respondents. The data in this study was taken by using questionnaire distributed to muzakki of LAZISMU Solo.The analytical method used in this study is multiple regression.

The results of this study indicate that zakat management affects the muzakki trust in the Amil Zakat Institution. Transparency of financial reports has a significant effect on the trust of Muzakki at the Amil Zakat Institution. Service quality influences the muzakki trust in the Amil Zakat Institution.

Keywords: zakat management, transparency of financial statements, service quality, muzakki trust

(13)

xiii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, dan kualitas pelayanan terhadap kepercayaan muzakki pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) di LAZISMU Solo. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kepercayaan muzakki. Sedangkan variabel independennya adalah manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, dan kualitas pelayanan.

Populasi dalam penelitian ini adalah muzakki LAZISMU Solo. Metode sampel yang digunakan adalah accidental sampling, dan didapat sebanyak 89 responden. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada muzakki LAZISMU Solo. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen zakat berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada Lembaga Amil Zakat. Transparansi laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan muzakki pada Lembaga Amil Zakat. kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada Lembaga Amil Zakat.

Kata kunci : manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, kualitas pelayanan, kepercayaan muzakki

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ... iv

HALAMAN NOTA DINAS ... v

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASAH ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRACT... xii

ABSTRAK ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 10 1.3. Batasan Masalah ... 10 1.4. Rumusan Masalah ... 11 1.5. Tujuan Penelitian ... 11 1.6. Manfaat Penelitian ... 11

(15)

xv

1.7. Jadwal Penelitian ... 12

1.8. Sistematika Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori ... 15

2.1.1. Kepercayaan Muzakki ... 15

2.1.2. Manajemen Zakat... 16

2.1.3. Transparansi Laporan Keuangan ... 19

2.1.4. Kualitas Pelayanan ... 25

2.1.5. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) ... 28

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

2.3. Kerangka Berpikir ... 31

2.4. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ... 34

3.2. Jenis Penelitian ... 34

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 34

3.4. Data dan Sumber Data ... 36

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.6. Variabel Penelitian ... 37

3.7. Definisi Operasional Variabel ... 38

3.8. Uji Instrumen Penelitian ... 39

3.8.1. Uji Validitas ... 39

(16)

xvi

3.9. Teknik Analisis Data ... 40

3.9.1. Statistika Deskriptif ... 40

3.9.2. Uji Asumsi Klasik ... 41

3.9.3. Uji Ketepatan Model ... 42

3.9.4. Uji Regresi Linear Berganda ... 43

3.9.5. Uji Hipotesis ... 44

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian ... 45

4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data ... 50

4.2.1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 50

4.2.2. Analisis Statistika Deskriptif ... 55

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 56

4.2.4. Uji Ketepatan Model ... 59

4.2.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 61

4.2.6. Uji Hipotesis (Uji t) ... 63

4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 65

4.3.1. Pengaruh Manajemen Zakat terhadap Kepercayaan Muzakki ... 65

4.3.2. Pengaruh Transparansi Laporan Keuangan terhadap Kepercayaan Muzakki ... 66

4.3.3. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepercayaan Muzakki ... 68

(17)

xvii BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 70 5.2. Keterbatasan Penelitian ... 71 5.3. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN ... 77

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Laporan Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat Lazismu Solo ... 5

Tabel 2.1. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 38

Tabel 3.2. Kriteria Reliabilitas Kuesioner... 40

Tabel 4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 45

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Manajemen Zakat ... 50

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi Laporan Keuangan ... 51

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ... 51

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Muzakki ... 52

Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Manajemen Zakat ... 53

Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Transparansi Laporan Keuangan ... 53

Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan ... 54

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepercayaan Muzakki ... 54

Tabel 4.10. Hasil Statistika Deskriptif Masing-Masing Variabel ... 55

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinieritas ... 58

(19)

xix

Tabel 4.14. Hasil Uji Signifikansi ... 60

Tabel 4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 61

Tabel 4.16. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 62

Tabel 4.17. Hasil Uji t ... 63

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran 31

Gambar 4. 1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 46 Gambar 4. 2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia 47 Gambar 4. 3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan 47

Gambar 4. 4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Gaji 48

Gambar 4. 5 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Zakat 49 Gambar 4. 6 Pengelompokan Responden Berdasarkan Frekuensi Pembayaran 49

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Jadwal Penelitian ... 78

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian ... 79

Lampiran 3: Surat Keterangan Penelitian ... 83

Lampiran 4: Tabulasi Variabel Manajemen Zakat ... 84

Lampiran 5: Tabulasi Variabel Transparansi Laporan Keuangan ... 86

Lampiran 6: Tabulasi Variabel Kualitas Pelayanan ... 88

Lampiran 7: Tabulasi Variabel Kepercayaan Muzakki ... 90

Lampiran 8: Hasil Output Pengujian SPSS ... 92

(22)

1.1.Latar Belakang

Zakat mempunyai potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Jika dilihat dari pertumbuhannya dalam beberapa waktu terakhir, zakat mengalami pertumbuhan yang pesat. Akan tetapi pertumbuhan zakat tersebut masih jauh dari potensi zakat sebenarnya. Menurut Kahf dalam Outlook Zakat Indonesia 2018, total potensi zakat di negara-negara anggota OIC berkisar 1,8- 4,34 persen dari total PDB. Jika potensi zakat ini dikalikan dengan PDB harga berlaku tahun 2010 dari negara-negara anggota OIC, maka potensi zakat di dunia mencapai USD 600 miliar (Beik dalam Outlook Zakat Indonesia, 2018).

Terdapat beberapa studi yang membahas mengenai potensi zakat di Indonesia. Pertama, studi PIRAC menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia cenderung meningkat dari setiap tahunnya. Berdasarkan survey pada 10 kota besar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi rata-rata zakat per muzakki mencapai Rp 684.550,00 pada tahun 2007, meningkat dari sebelumnya yaitu Rp 416.000,00 pada tahun 2004 (Outlook Zakat Indonesia, 2017).

Kedua, PEBS FEUI menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari populasi muslim Indonesia dengan asumsi 95 persen muzakki yang membayar zakat, maka dapat diproyeksikan potensi penghimpuna mencapai Rp 12,7 triliun (Indonesia Economic Outlook, 2010 dalam Outlook Zakat Indonesia, 2018). Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa potensi zakat mencapai Rp 19,3 triliun (Outlook Zakat Indonesia, 2017).

(23)

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Firdaus et al (2012) dalam Outlook Zakat Indonesia 2018, menyebutkan bahwa potensi zakat nasional tahun 2011 mencapai angka 3,4 persen dari total PDB atau dalam artian lain potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 217 triliun. Jumlah ini meliputi potensi penerimaan zakat dari berbagai area, seperti zakat rumah tangga, perusahaan swasta, BUMN, serta deposito dan tabungan (Outlook Zakat Indonesia, 2017).

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh BAZNAS, potensi zakat nasional pada tahun 2015 sudah mencapai Rp 286 triliun. Angka ini dihasilkan dengan menggunakan metode eksplorasi yang mempertimbangkan pertumbuhan PDB pada tahun-tahun sebelumnya (Outlook Zakat Indonesia, 2017).

Namun, potensi zakat di Indonesia yang digambarkan oleh berbagai studi tersebut belum didukung oleh pencapaian dalam penghimpunan dana zakat di lapangan. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan yang cukup tinggi antara potensi zakat dengan penghimpunan dana zakatnya. Dilihat dari data aktual penghimpunan zakat, infaq dan sedekah nasional oleh OPZ resmi pada tahun 2015 yang baru mencapai Rp 3,7 triliun atau kurang dari 1,3 persen potensinya (Outlook Zakat Indonesia, 2017). Dan data aktual pada tahun 2016 penghimpunan ZIS baru mencapai sekitar Rp 5 triliun, artinya realisasi penghimpunan masih jauh dari potensinya (Outlook Zakat Indonesia, 2018).

Kesenjangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, masih rendahnya kesadaran wajib zakat (muzakki), rendahnya kepercayaan terhadap BAZ atau LAZ, dan perilaku muzakki yang masih berorientasi jangka pendek, desentralisasi, dan interpersonal. Kedua, basis zakat yang tergali masih

(24)

terkonsentrasi pada jenis zakat tertentu, yaitu zakat fitrah dan profesi. Ketiga, masih rendahnya intensif bagi wajib zakat untuk membayar zakat.khususnya terkait zakat sebagai pengurang pajak sehingga wajib zakat tidak terkena beban ganda (Indonesia Economic Outlook 2010 dalam Outlook Zakat Indonesia, 2017). Adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat karena dinilai lembaga zakat yang belum profesional. Beberapa lembaga zakat di sebagian daerah hanya menerima pengumpulan zakat dan tidak melakukan gerakan yang aktif dan progresif. Maka penting untuk mengatur positioning lembaga zakat, baik lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah untuk memaksimalkan peran penguatan manajemen lembaga (Outlook Zakat Indonesia, 2018).

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh PIRAC pada tahun 2007 yang melibatkan beberapa responden menunjukan hasil bahwa responden yang menyalurkan zakatnya ke BAZ sebesar 6% sedangkan responden yang menyalurkan ke LAZ hanya sebesar 1,2%. Sedangkan responden yang memilih menyalurkan zakatnya ke masjid-masjid disekitar tempat tinggalnya besarnya 59%. Alasan banyak responden yang lebih memilih menyalurkan zakatnya ke masjid-masjid disekitar tempat tinggalnya karena zakat tersebut dapat segera didistribusikan kepada mustahik terutama mustahik disekitar tempat tinggalnya (Bachmid dan Natsir, 2015).

Pada era modern saat ini, pengelolaan zakat diupayakan dan dirumuskan dengan baik agar dikelola secara maksimal. Seiring dengan berkembangnya lembaga pengelola zakat, para pengelola zakat turut merumuskan dan mengembangkan pengelolaan zakat dengan sistem manajemen agar tercapai

(25)

pendistribusian zakat yang merata di Indonesia. Fungsi-fungsi manajemen tersebut meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pengimplementasian (directing/leading), pengawasan dan pengendalian (controlling) (Sule dan Saefullah, 2005).

Pengelolaan zakat di Indonesia yang diatur dalam UU No.23 Tahun 2011 memaparkan bahwa pengelolaan zakat meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Dengan demikian lembaga pengelola zakat baik Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen tersebut agar potensi zakat menjadi sumber dana yang potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengetaskan kemiskinan.

Peran lembaga pengelola zakat di Indonesia belum optimal dengan ditandai adanya permasalahan dalam pengelolaan zakat. Terdapat tiga masalah besar yang dihadapi oleh lembaga pengelola zakat. Pertama, masalah mengenai kelembagaan, dimana sebagian besar lembaga pengelola zakat masih dikatakan baru mengingat lembaga pengelola zakat berkembang belum lama ini. Lembaga pengelola zakat yang masih baru akan cenderung untuk mencari dan menentukan bentuk dan struktur kelembagaan yang akan diterapkan dalam lembaganya (Widodo dan Kustiawan 2001).

Kedua, masalah mengenai sumber daya manusia (SDM), kualitas sumber daya manusia pengelola zakat masih tergolong rendah karena sebagian besar pengelola zakat tidak menjadikan mengelola zakat sebagai pekerjaan utamanya

(26)

atau pilihan karir namun sebagai pekerjaan sampingan sehingga pengelola zakat hanya untuk mengisi waktu luang saja. Ketiga, masalah mengenai sistem, masih banyak pengelola zakat yang tidak bisa memahami pentingnya suatu sistem dalam kinerja suatu organisasi (Widodo dan Kustiawan, 2001).

Lembaga pengelolaan zakat seharusnya lebih amanah dan jelas dalam penyaluran dan transparan dengan mempublikasikan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui dana zakat yang telah tersalurkan benar-benar tepat sasaran sehingga masyarakat mempercayakan zakatnya pada lembaga pengelola zakat (Bukhari, 2014). Adanya lembaga pengelola zakat diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengumpulan dan pengalokasian dana zakat untuk mencapai target yang telah ditentukan

Tabel 1.1

Laporan Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat Lazismu Solo Bulan Juli-September 2017

Penerimaan Dana Zakat Total Penerimaan zakat bulan

Juli-September 2017 Rp 71.461.512.01

Pemanfaatan Dana Zakat Total Fakir miskin-pendidikan Rp 1.300.000,00 Fakir miskin-kesehatan Rp 400.000,00 Fakir miskin-konsumtif Rp 2.400.000,00 Ibnu sabil Rp 788.000,00 Sabilillah Rp 1.600.000,00 Amil Rp 16.692.000,00

Sumber: Data diolah, 2018

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terdapat adanya kesenjangan pemanfaatan dana zakat yang disalurkan kepada fakir miskin, Ibnu Sabil, dan Sabilillah jika

(27)

dibandingkan dengan pemanfaatan dana zakat untuk amil. Besarnya dana yang menjadi hak pengelola harus dilakukan dengan dasar perhitungan yang ditetapkan sebesar 1/8 bagian atau 12,5% dan dengan dasar perhitungan secukupnya (Widodo dan Kustiawan, 2001).

Dasar perhitungan secukupnya pengelola zakat harus memberikan batasan yang jelas sehingga pengelola zakat tidak mempunyai kekurangan atau kelebihan dana untuk pengelola. Dalam perhitungan yang secukupnya dalam menentukan jumlah dana yang menjadi bagian dari pengelola zakat tidak melebihi 1/8 bagian atau 12,5% dari zakat yang diterima (Widodo dan Kustiawan, 2001).

Penyebab masih rendahnya realisasi zakat salah satunya adalah kegagalan dalam pengelolaan zakat pada masa lalu yang membuat masyarakat tidak percaya terhadap lembaga pengelola zakat sehingga masyarakat lebih memilih menyalurkan zakatnya secara langsung pada yang berhak menerima. Lembaga pengelola zakat baik lembaga pengelola zakat yang dikelola oleh pemerintah atau BAZNAS maupun lembaga pengelolaan zakat yang dikelola non pemerintah atau LAZ harus meningkatkan kapasitas organisasi dan transparansinya agar potensi zakat dapat direalisasikan sepenuhnya dan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat (Firmansyah, 2013).

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 dijelaskan bahwa setiap lembaga pengelola zakat baik Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) wajib melaporkan setiap dana yang dihimpun, dikelola, maupun yang disalurkan dalam bentuk laporan guna memenuhi kebutuhan

(28)

muzakki dan masyarakat umum yang ingin mengetahui laporan keuangan maupun bentuk pertanggungjawaban suatu lembaga.

Selain manajemen zakat dan transparansi laporan keuangan, kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor penting suatu lembaga dalam mencapai keberhasilannya. Sebagai organisasi yang mengelola dana masyarakat, kredibilitas dari lembaga zakat juga tunduk pada persepsi muzakki terhadap pelayanan yang diberikan oleh lembaga zakat tersebut. Kualitas pelayanan merupakan hasil dari organisasi atau lembaga itu dikelola. Oleh karena itu, pembayar zakat (muzakki) dan penerima zakat (mustahik) penting untuk untuk memastikan bahwa lembaga zakat akan menjadi lembaga yang dapat dipercaya untuk mengelola dana zakat (Wahab, Zainol, dan Bakar, 2017).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tidtichumremporn et al. (2010) bahwa kualitas pelayanan dari sebuah jasa tidak dapat dikesampingkan karena kualitas pelayanan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif lembaga tersebut dalam memperoleh nasabah dan kepuasan nasabah. Jika suatu lembaga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasanya maka akan berdampak pada kepercayaan pengguna jasa tersebut.

Lembaga pengelola zakat yang amanah dan memberikan pelayanan yang baik akan menimbulkan rasa puas oleh masyarakat dimana hal tersebut dapat membuat masyarakat lebih mempercayai lembaga pengelola tersebut. Namun, masih ditemui beberapa lembaga amil zakat yang belum memperhatikan muzakki yang telah membayarkan zakatnya pada lembaga tersebut sehingga muzakki masih enggan untuk untuk menetap pada lembaga pengelola zakat yang berkaitan dan

(29)

cenderung berpindah-pindah lembaga pengelola zakat (Sutomo, Najib, dan Djodar, 2017).

Kualitas pelayanan adalah suatu bentuk penilaian tingkat layanan jasa yang diberikan oleh lembaga terhadap masyarakat. Kualitas pelayanan dalam lembaga pengelola zakat diartikan sebagai kepuasaan muzakki terhadap produk, pengelolaan zakat, dan sikap pengelola zakat yang diberikan oleh lembaga pengelola zakat kepada muzakki. Jika muzakki merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh lembaga pengelola zakat maka akan timbul rasa puas oleh muzakki, dan dari rasa puas itu akan tumbuh rasa percaya pada lembaga pengelola zakat (Pramana dan Rastini, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasim dan Romdhon (2014) menunjukkan bahwa kelima LAZ dalam penelitiannya menunjukkan kategori baik dalam transparansi karena adanya pemberian informasi yang up to date kepada masyarakat, empat LAZ dalam pengelolaan zakat berkategori baik sedangkan satu LAZ berkategori cukup baik namun secara keseluruhan berkategori baik karena didukung dengan banyaknya program-program yang akan dilakukan LAZ tersebut, dan sikap yang dilakukan oleh pengelola zakat menunjukkan kategori baik dilihat dari meningkatnya jumlah muzakki yang membayarkan zakatnya pada LAZ.

Dalam penelitian Mustafa, Mohamad, dan Adnan (2013) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif perception of board capital, disclosure practices, dan

stakeholder management terhadap kepercayaan muzakki. Sedangkan nature of zakat institutions berpengaruh negatif terhadap kepercayaan muzakki.

(30)

Penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Rastini (2016) menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan nasabah pada Bank Mandiri Cabang Veteran yang ada di Denpasar Bali.

Penelitian mengenai tingkat kepercayaan muzakki pada lembaga pengelola zakat dapat dikatakan masih jarang diteliti. Hal tersebut dibuktikan dengan kurangnya referensi peneliti dan sulitnya mendapatkan referensi mengenai kepercayaan muzakki pada lembaga pengelola zakat pada penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasim dan Romdhon (2014) dengan menambahkan variabel kualitas pelayanan.

Berdasarkan uraian diatas mengenai fenomena yang terjadi di lapangan bahwa belum optimalnya lembaga pengelola zakat dalam manajemen zakatnya yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; masih terdapat lembaga pengelola zakat yang belum transparan mengenai laporan keuangan; dan masih kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga pengelolaan zakat serta kurangnya referensi penelitian terdahulu yang menyebabkan kurangan kepercayaan muzakki terhadap lembaga pengelola zakat, peneliti ingin menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Manajemen Zakat, Transparansi Laporan Keuangan, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepercayaan Muzakki pada Lembaga Amil Zakat (Studi pada LAZISMU Solo)”.

(31)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Adanya kesenjangan antara potensi zakat dan realisasinya karena masih rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat yang dinilai belum profesional dalam pengelolaan zakat karena beberapa lembaga zakat di sebagian daerah hanya menerima pengumpulan zakat dan tidak melakukan gerakan yang aktif dan progresif.

2. Kegagalan dalam pengelolaan zakat di masa lalu menyisakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat sehingga masyarakat mempertahankan pola menyalurkan zakat secara tradisional yaitu menyalurkan zakat langsung kepada yang berhak menerima.

1.3.Batasan Masalah

Batasan masalah ini dibuat agar penelitian tidak menyimpang dari sasaran penelitian, dan dapat diketahui sejauh mana hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Faktor yang mempengaruhi kepercayaan muzakki diteliti dengan variabel manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, dan kualitas pelayanan. 2. Lembaga Amil Zakat yang diteliti dalam penelitian ini hanya LAZISMU

(32)

1.4.Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah manajemen zakat berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada LAZISMU Solo ?

2. Apakah transparansi laporan keuangan berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada LAZISMU Solo ?

3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada LAZISMU Solo ?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh manajemen zakat terhadap kepercayaan muzakki pada LAZISMU Solo.

2. Untuk mengetahui pengaruh transparansi laporan keuangan terhadap kepercayaan muzakki pada LAZISMU Solo.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepercayaan muzakki pada LAZISMU Solo.

1.6.Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

(33)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sembangan ilmu dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi LAZISMU Solo

Penelitian ini dapat dijadikan petunjuk bagi lembaga pengelola zakat agar dalam mengelola zakat dilakukan dengan baik dan dapat mengurangi keraguan muzakki dalam menyalurkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat sehingga muzakki percaya pada lembaga pengelola zakat untuk menyalurkan zakat agar tidak ada lagi muzakki yang menyalurkan zakatnya langsung pada yang berhak menerimanya karena hal itu dinilai kurang efektif. Sedangkan bagi muzakki diharapkan dapat mempercayakan dana zakat yang akan dikeluarkan pada lembaga pengelola zakat dan tidak menyalurkannya langsung kepada yang berhak menerima.

3. Akademisi

Bagi mahasiswa/i Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dalam mengetahui lebih dalam mengenai manajemen pengelolaan zakat yang baik dan transparansi laporan keuangan.

1.7.Jadwal Penelitian Terlampir

1.8.Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan hasil penelitian ini peneliti membagi pembahasan menjadi lima bab. Dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai penjelasan yang

(34)

berhubungan dengan bab tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan sistematika penulisan hasil penelitian ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori umum yang berhubungan dengan penelitian yaitu tentang lembaga pengelola zakat, manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, dan sikap pengelola. Selain itu bab ini juga memuat tentang Hasil Penelitian yang Relevan, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang Waktu dan Wilayah Penelitian, Jenis Penelitian, Data (Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel) dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, Definisi Operasional serta Teknik Analisis Data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang Gambaran Umum Penelitian, Pengujian dan Hasil Anailsis Data serta Pembahasan Hasil Analisis data (Pembuktian Hipotesis).

(35)

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi uraian tentang Kesimpulan, Keterbatasn Penelitian dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(36)

2.1.1. Kepercayaan Muzakki

Kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku konsumen. Sikap itu mempengaruhi kepercayaan dan kepercayaan dipengaruhi oleh sikap (Swastha dan Irawan, 2003). Kepercayaan diartikan sebagai ketersediaan untuk bergantung pada pihak lain yang telah dipercaya (Moorman et al., 1993). Kepercayaan atau keyakinan dapat diartikan pula sebagai penyedia jasa yang dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan serta kemampuan atau keyakinan mitra pertukaran untuk menjalin hubungan jangka panjang untuk menghasilkan kerja yang positif (Crosby et al., dalam Fian dan Yuniati, 2016).

Kepercayaan adalah kemampuan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan kepadanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan orang-orang yang lebih dapat ia percaya daripada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).

Kepercayaan konsumen (Consumer Beliefs) adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang obyek, atribut, dan manfaatnya (Sunarto, 2009). Obyek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki

(37)

keprcayaan dan sikap. Sedangkan atribut merupakan karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh obyek. Dan manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen.

Sehingga kepercayaan muzakki dapat diartikan sebagai bentuk penilaian dan pengetahuan muzakki mengenai apa yang telah diberikan oleh lembaga pengelolaan zakat kepada muzakki sehingga muzakki dapat merasakan manfaatnya.

Terdapat beberapa elemen penting dari kepercayaan (Barnes, 2008), yaitu : 1. Kepercayaan merupakan perkembangan dan pengalaman dan tindakan masa

lalu.

2. Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

3. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam resiko. 4. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner.

2.1.2. Manajemen Zakat

Zakat merupakan kewajiban bagi kaum muslim yang kekayaannya telah memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang waktu setahun (haul). Zakat merupakan suatu perwujudan untuk pemerataan keadilan dalam ekonomi dan kesejahteraan umat. Oleh karena itu zakat harus dihimpun dan dikelola dengan baik agar dapat disalurkan tepat pada yang benar-bernar berhak menerimanya (Atabik, 2015).

Manajemen zakat yang berbasis manajemen ini dapat dilakukan dengan asumsi dasar bahwa semua aktivitas yang terkait dengan zakat dilakukan secara

(38)

professional. Pengelolaan zakat secara professional perlu dilakukan dengan saling berkaitan antara berbagai aktivitas yang terkait dengan zakat. Dalam UU No. 23 Tahun 2011 dijelaskan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan serta pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Dalam membangun manajemen untuk mengelola zakat dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pengimplementasian (directing/leading), serta pengawasan dan pengendalian (controlling) (Sule dan Saefullah, 2005).

Menurut Terry (1978) penjelasan fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi yang vital yang bukan hanya tugas dari seorang pemimpin namun juga melibatkan setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mencapinya. Secara sederhana perencanaan dapat disimpulkan bahwa suatu proses perumusan tentang apayang akan dilakukan dan bagaimana pelaksanaannya.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan langkah selanjutnya setelah fungsi perencanaan dalam suatu organisasi dibuat.

(39)

Sehingga pengorganisasian merupakan suatu proses pengaturan keseluruhan sumber daya dalam sebuah organisasi. Pengaturan itu mencakup pembagian tugas, alat-alat, sumber daya manusia, wewenang dan lainnya untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan merupakan tindakan untuk mengusahakan agar seluruh anggota berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perecanaan dan usaha-usaha suatu organisasi. Agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan maka dibutuhkan cara atau strategi seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya. Hal ini untuk menghindari anggota-anggotanya tidak melaksanakan tugas dengan terpaksa dan dibawah tekanan namun atas dasar kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai anggota.

4. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)

Fungsi pengawasan dinilai sangat penting, karena pada dasarnya jika fungsi pengawasan tidak berjalan dengan baik maka fungsi-fungsi lainnya juga tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien. Pengawasan tidak hanya terjadi pada saat pelaksanaan namun juga pada saat perenanaan dan pengorganisasian. Pada dasrnya dalam fungsi pengawasan terdapat pula proses pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh kegiatan tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai.

Pengawasan didefinisikan sebagai proses mengikuti perkembangan kegiatan untuk menjamin jalannya pekerjaan, dengan demikian dapat selesai secara sempurna sebagaimana yang direncanakan sebelumnya, dengan mengoreksi beberapa pemikiran yang saling berhubungan.

(40)

Tujuan dari pengelolaan zakat adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menemukan zakat sesuai dengan ketentuan agama.

2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata kegiatan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

2.1.3. Transparansi Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas perusahaan. Adanya tuntutan terhadap akuntabilitas publik menyebabkan implikasi bagi manajemen perusahaan untuk memberikan informasi kepada publik salah satunya adalah mengenai informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Informasi keuangan memiliki fungsi untuk memberikan dasar pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan terutama bagi stakeholder yang membutuhkan informasi yang handal dan relevan (Mardiasmo, 2004).

Alasan perlunya dibuat laporan keuangan yaitu jika dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi manajerial dan organisasi. Sedangkan untuk pihak eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (Mardiasmo, 2004).

Beberapa organisasi sektor publik dan sektor swasta juga mensyaratkan dibuatnya laporan keuangan yang telah diaudit untuk memberikan jaminan keandalan dan dapat dipercayainya laporan keuangan serta menjamin telah dilakukankannya true and fair presentation. Selain itu, laporan keuangan perlu

(41)

dilampiri pengungkapan (disclosure) mengenai informasi-informasi yang dapat memperngaruhi keputusan (Mardiasmo, 2004). Laporan keuangan dibuat dengan tujuan dan fungsi sebagai berikut :

1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak pihak otoritas bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting)

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Laporan keuangan juga digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkan dengan kinerja organisasi lain. Selain itu laporan keuangan juga memberikan informasi kepada pihak eksternal mengenai informasi biaya atas barang dan jasa yang diterimanya dan memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)

Laporan keuangan memiliki fungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan juga memiliki fungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan data.

(42)

4. Kelangsungan Organisasi (viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan penyediaan barang atau jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

5. Hubungan Masyarakat (public relation)

Laporang keuangan memiliki fungsi memberikan kesempatan kepada suatu organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, serta masyarakat. Jadi laporan keuangan dalam hal ini sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of fact and figures)

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara mendalam.

Financial Accounting Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan

Statement of Financial Accounting Concept No. 4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan kuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting by nonbusiness organizations). Berikut ini adalah tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC No. 4 :

1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.

(43)

2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.

3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia, serta pemakai dan calon pemakai dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggungjawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.

4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.

5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi serta bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.

6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.

(44)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba tersebut menyatakan bahwa tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.

Pada dasarnya setiap pengguna atau pembaca laporan keuangan organisasi nirlaba mempunyai kepentingan yang sama yaitu untuk menilai :

1. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.

2. Cara manajemen melaksanakan tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerja.

Secara rinci, tujuan laporan keuangan dari organisasi nirlaba adalah menyajikan informasi mengenai :

1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.

2. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.

3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.

4. Cara suatu organisasi mendapatkan danmembelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.

(45)

5. Usaha jasa suatu organisasi.

Secara umum laporan keuangan Organisasi pengelola Zakat (OPZ) dibuat dengan tujuan sebagi berikut :

1. Menyajikan informasi apakah OPZ dalam melakukan kegiatannya telah sesuai dengan ketentuan syari’ah Islam.

2. Untuk menilai manajemen OPZ dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

3. Untuk menilai pelayanan atau program yang diberikan oleh OPZ dan kemampuannya untuk terus memberikan pelayanan atau program tersebut.

Dari penjelasan diatas bahwa sangat penting suatu OPZ sesuai dengan syari’ah Islam dalam pelaksanaannya. Dengan demikian adanya Dewan Syari’ah di suatu OPZ memegang peran yang cukup penting. Idealnya suatu OPZ harus dilakukan yang namanya audit syari’ah, yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak internal audit (atau komisi pengawas) maupun eksternal auditor untuk menilai semua aktivitas OPZ terhadap kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip dan ketentuan syari’ah Islam. Oleh karena itu sudah seharusnya akkuntansi OPZ memiliki karakterristik sebagai berikut :

1. Ketaatan Pada Prinsip-Prinsip dan Ketentuan Syari’ah Islam

Dalam hal ini, akuntansi setidaknya harus mampu untuk memisahkan transaksi-transaksi haram (misal: riba) maupun syabhat agar tidak tercampur dengan transaksi-transaksi lainnya. Termasuk bagaimana penggunaan dari dana tersebut.

(46)

2. Keterikatan Pada Keadilan

Akuntansi harus dapat mencerminkan nilai-nilai keadilan, sehingga setiap pihak yang terlibat mendapatkan hak-haknya sebagaimana mestinya.

3. Menghasilkan Pelaporan yang Berkualitas

Pelaporan yang berkualitas adalah yang memenuhi syarat-syarat seperti dapat dipahami, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat diuji kebenarannya (auditable).

2.1.4. Kualitas Pelayanan

Pelayanan secara umum kerap dihubungkan dengan jasa. Jasa dipandang sebagai suatu fenomena yang sulit didefinisikan karena jasa memiliki banyak sekali arti, yaitu mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Berikut ini adalah pengertian jasa dari beberapa ahli :

A service is any activity of benefit that one party can offer to another that is essentially intangiable and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to aphysical product (Kotler, 1995).

A service is an activity or series of activities of more or less in tangible nature that normally, but not necessarily, take place in interactions between the customer and service employess and/or physical resources or good and/or system of the service provider, which are provided as solutions to customer problem (Granroos, 1990).

Service is all economic activities whose output is not a physical product or contruction is generally consumed at that time it is produced, and provides added value in forms (such ad convenience, amusement, confort or health)

(Zeithaml et al., 1996).

Dari penjelasan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang pada umumnya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah, seperti hiburan,

(47)

kenyamanan, kesenangan, dll atau pemecah masalah yang dihadapi oleh konsumen.

Sedangkan definisi jasa menurut Kotler (2003) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apa pun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Karakteristik produk jasa menurut Griffin (1996) dalam adalah sebagai berikut :

1. Intangibility (tidak berwujud), yaitu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kepuasan, kenikmatan, atau kenyamanan.

2. Unstorability (tidak dapat disimpan), bahwa jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga dengan inseparability (tidak dapat dipisahkan) karena pada umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.

3. Customization (kustomisasi) merupakan jasa yang sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan, seperti jasa asuransi dan kesehatan.

Produk jasa satu dengan yang lainnya berbeda-beda, oleh karena itu dalam sektor ini pengklasifiksian produk jasa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, didasarkan pada tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Kedua, jasa diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur (Griffin, 1996)

(48)

Pada tingkat kontak konsumen, jasa dibedakan ke dalam kelompok sistem kontak tinggi dan kontak rendah. Pada kelompok sistem kontak tinggi konsumen harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa, seperti jasa pendidikan, rumah sakit, dan transportasi. Sedangkan pada kelompok sistem kontak rendah, konsumen tidak harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa, contohnya jasa reparasi mobil dan perbankan (Lupiyoadi, 2013).

Jasa yang diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dengan operasi manufaktur yaitu dengan membagi jasa menjadi tiga kelompok, jasa murni (pure service), jasa semimanufaktur (quasimanufakcuring service), dan jasa campuran (mixed service). Jasa murni adalah jasa yang tergolong kontak tinggi dan tanpa persediaan, hal ini sangat berbeda dengan manufaktur, misalnya jasa tukang cukur dan ahli bedah memberikan perlakuan khusus dan memberikan pelayanan jasa pada saat konsumen berada ditempat (Lupiyoadi, 2013).

Jasa semimanufaktur adalah jasa yang tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan, dan konsumen tidak harus menjadi bagian dalam produksi jasa, contohnya jasa asuransi, jasa perbankan, kantor pos, dll. Sedangkan jasa campuran merupakan kelompok jasa yang tergolong kontak menengah ( moderate-contact), yaitu gabungan dari jasa murni dan jasa semimanufaktur, misalnya jasa bengkel, pemadam kebakaran, dry cleaning, dll (Lupiyoadi, 2013).

Kualitas adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inhern dalam memenuhi persyaratan, yaitu kebutuhan atau harapan yang dinyatakan biasanya tersirat atau wajib. Sedangkan pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

(49)

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan (Gronroos, 1990) Jadi, Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Wyckof dalam Nur’anini dan Rasyid, 2015).

Salah satu pendekatan kualitas yang banyak dijadikan sebagai acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Bery (1988). Adanya SERVQUAL berdasarkan adanya perbandingan antar dua faktor utama, yaitu persepsi dari konsumen/pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan/diinginkan oleh konsumen/pelanggan (expected service).

2.1.5. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ)

Organisasi pengelolaan zakat adalah suatu institusi yangbergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah. Menurut UU No.23 Tahun 2011 pengelolaan zakatadalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Terdapat dua organisasi pengelola zakat yang ada di Indonesia, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dikelola oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang telah dikukuhkan oleh pemerintah.

Sebagai organisasi nirlaba, organisasi pengelola zakat memiliki karakteristik seperti organisasi nirlaba lainnya, yaitu :

(50)

1. Sumber daya (baik dana maupun barang) berasal dari para donaturyang mempercayakannya kepada lembaga. Para donator tersebut tidak mengharapkan keuntungan kembali secara materidari OPZ.

2. Menghasilkan berbagai jasa dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. 3. Kepemilikan OPZ tidak seperti lazimnya organisasi bisnis. Biasanya terdapat

pendiri, yaitu orang-orang yang bersepakat untuk mendirikan OPZ tersebut pada awalnya. Pada hakekatnya, OPZ bukan miik pendiri namun milik umat. Hal ini dikarenakan sumber daya organisasi terutama berasal dari masyarakat. Namun ada yang membedakan karakteristik lembaga pengelola zakat dengan lembaga nirlaba lainnya, yaitu :

1. Terikat dengan Aturan dan Prinsip-Prinsip Syari’ah Islam.

Yang dimaksud dengan terikat dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu dikarenakan dana-dana yang menjadi sumber utama OPZ telah ada aturannya dalam Al-Qur’an dan Hadis (Widodo dan Kustiawan, 2001). Firman Allah dalam QS. Taubah ayat 60:

Artinya : Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah : 60) 2. Sumber dana utama yaitu dana zakat, infaq, shadaqah, dan waqaf.

(51)

2.3. Hasil Penelitian yang Relevan Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relevan

No Peneliti Variabel Hasil

1. Nasim dan Romdhon (2014) V.Dependen: Kepercayaan Muzakki V. Independen: 1. Transparansi Laporan Keuangan 2. Pengelolaan Zakat 3. Sikap Pengelola 1. Transparansi laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan muzakki 2. Pengelolaan zakat berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan muzakki 3. Sikap pengelola berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan muzakki 2. Mustafa, Mohamad, dan Adnan (2013) V. Dependen: Kepercayaan Muzakki V. Independen: 1. Board Capital 2. Disclosure Practices 3. Stakeholder Management 4. The Model Of Zakat Institutions

1. Hubungan positif antara

perceptionof board capital, disclosure

practices, dan stakeholder management terhadap kepercayaan pembayar zakat.

2. Nature of zakat

institutions tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pembayar zakat 3. Pramana dan Rastini (2016) V. Dependen: Loyalitas Nasabah Bank V. Intervening: Kepercayaan Muzakki V. Independen: Kualitas Pelayanan 1. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan nasabah. 2. Kualitas pelayanan

berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. 3. Adanya pengaruh positif

dan signifikan kepercayaan nasabah terhadap loyalitas nasabah. 4. Kualitas pelayanan Tabel berlanjut…

(52)

No Peneliti Variabel Hasil berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah melalui kepercayaan nasabah. 2.4. Kerangka Berfikir

Pada kerangka berfikir dijelaskan secara logis hubungan antar variabel yang saling berkatian dalam penelitian. Maka model kerangka berfikir digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.5. Hipotesis

2.5.1. Pengaruh Manajemen Zakat terhadap Kepercayaan Muzakki

Manajemen zakat di zaman modern ini diupayakan dan dirumuskan sedemikian rupa agar dapat dikelola dengan baik. Zakat yang dikelola dengan baik dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengawasan dan pengendalian diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan muzakki terhadap lembaga pengelolaan zakat (Atabik, 2015).

Manajemen Zakat (X1) Transparansi Laporan Keuangan (X2) Kualitas Pelayanan (X3) Kepercayaan Muzakki (Y) Lanjutan tabel 2.1

(53)

Penelitian yang dilakukan oleh Nasim dan Romdhon (2014) menyatakan bahwa pengelolaan zakat berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepercayaan muzakki.

H1 : manajemen zakat berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki.

2.5.2. Pengaruh Transparansi Laporan Keuangan terhadap Kepercayaan Muzakki

Transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal-balik antara lembaga pengelolaan zakat dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Seluruh masyarakat memiliki kesempatan memperoleh akses informasi yang terkait dengan lembaga pengelolaan zakat, sehingga semakin terbuka suatu lembaga atau perusahaan maka semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga atau perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Nasim dan Romdhon (2014), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa transparansi laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan muzakki. Penelitian yang dilakukan oleh Mustafa, Mohamad, dan Adnan (2013) pengungkapan berpengaruh positif terhadap kepercayaan pembayar zakat.

H2 : transparansi laporan keuangan berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki.

2.5.3. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepercayaan Muzakki

Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian terhadap tingkat layanan yang diberikan oleh suatu lembaga atau perusahaan. Apabila masyarakat

(54)

mengharapkan suatu pelayanan pada tingkat tertentu dan yang dirasakannya pelayanan yang lebih tinggi dari apa yang diharapkannya dan masyarakat tersebut tetap menggunakan produk atau pelayanan tersebut berarti masyarakat tersebut dapat dikatakan percaya terhadap suatu lembaga atau perusahaan (Stefabus, 2008 dalam Pramana dan Rastini 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Rastini (2016) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan nasabah.

(55)

Waktu yang digunakan pada penelitian ini yaitu dimulai bulan Februari 2018 sampai selesai. Adapun wilayah penelitiannya dilakukan di LAZISMU Solo, yang beralamat di Jalan Teuku Umar Nomor 5 Keprabon Surakarta.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) yang dapat dianalisis menggunakan statistik.

3.3. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 61).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh muzakki yang ada di LAZISMU Solo yang berjumlah 789 muzakki.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena adanya keterbatasan dana, tenaga dan

(56)

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2012: 62).

Pengambilan sampel merupakan pengambilan sejumlah elemen dari seluruh populasi yang ada. Pengambilan sampel ini menggunakan Rumus Slovin. Adapun sampel dalam penelitian in adalah sejumlah 89 berdasarkan perhitungan berikut ini:  dibulatkan menjadi 89

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan pada pengambilan sampel penelitian ini adalah menggunakan sampling insidental. Sampling insidental adalah sebuah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan kebetulan/insidental, artinya siapa saja orang yang bertemu peneliti dapat digunakan sebagai sampel dengan catatatan bahwa peneliti melihat orang tersebut layak digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2012).

(57)

3.4. Data dan Sumber Data 3.4.1. Data

Penelitian ini menggunakan data perimer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan (Siregar, 2016: 128).

3.4.2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan berhubungan dengan kepercayaan muzakki, sehingga harus dilakukan pengumpulan data dengan cara menyebar kuesioner kepada muzakki. Sumber data dalam penelitian ini adalah muzakki yang terdaftar di LAZISMU Solo.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket/kuesioner yang disebar kepada responden. Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan menganalisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Siregar, 2016: 132). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan kepada muzakki di LAZISMU Solo dengan skala likert 1 sampai 5.

Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu obyek atau fenomena tertentu. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari

(58)

variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan indikator dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur, dan sub indikator tersebut yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan/pernyataan yang perlu dijawab oleh responden (Siregar, 2016: 138).

3.6. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu besaran yang dapat berubah maupun diubah sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen.

3.6.1. Variabel Dependen

Pada penelitian ini variabel depennya adalah kepercayaan muzakki. Variabel dependen keberadaanya dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Penelitian ini akan menyelidi variabel-varial apa saja yang berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu kepercayaan muzakki pada Lembaga Amil Zakat.

3.6.2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, dan kualitas pelayanan. Ketiga variabel tersebut diposisikan sebagai variabel bebas. Variabel-variabel tersebut akan diteliti pengaruhnya terhadap variabel dependen (terikat).

(59)

3.7. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Pengertian Indikator Skala

Kepercayaan Muzakki (Y)

Kepercayaan adalah keinginan suatu pihak untuk menjadi

pasrah/menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan suatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. (Mayer, 1995) 1. Keyakinan terhadap kredibilitas lembaga zakat 2. Keyakinan terhadap profesionalisme lembaga zakat 3. Lembaga zakat sesuai dengan prinsip syariah (Mustafa,Mohamad, Adnan,2013) Menggunakan skala likert (nominal) dari 1 sampai 5 Manajemen Zakat (X1) Dalam UU No.23 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pengelola zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanan dan pengordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat (UU No. 23 2011). 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasi-an (Organizing) 3. Pelaksanaan (Actuating) 4. Pengawasan dan pengendalian (Controlling) (Sule dan Saefullah, 2005) Menggunakan skala likert (nominal) dari 1 sampai 5 Transparansi Laporan Keuangan (X2) Transparansi adalah pemberian informasi kepada masyarakat dengan alasan bahwa masyarakat juga berhak untuk mengetahui kemana 1. Invormativeness (informatif) 2. Disclosure (pengungkapan) (Mardiasmo, 2009) Menggunakan skala likert (nominal) dari 1 sampai 5 Tabel berlanjut…

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran
Tabel 4. 13  Hasil Uji Glesjer
Tabel 4. 14  Hasil Uji Signifikansi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengungkapkan dimensi dalam PPD yang terjadi umumnya dipicu oleh analisis harga yang berkaitan dengan pengalaman pembelian sebelumnya serta kesadaran

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Seperti pada penelitian Maulida (2005), penambahan tepung tulang ikan tuna 20% memiliki nilai hedonik yang sangat rendah terhadap parameter tekstur dari pada

Kertas kerja ini hanya tertumpu kepada tulisan ketatanegaraan bercirikan sejarah yang dihasilkan di pusat penulisan Johor-Riau seperti Sulalat al-Sala tin, Peringatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang melayani berpengaruh positif terhadap motivasi pegawai Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Tengah, kompensasi

Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun pada tanggal 1 Januari 2010 dan atau yang memenuhi

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah dalam aplikasi SPSE. Dokumen Perusahaan/Kualifikasi yang dibawa harus sesuai dengan yang

Mereka merasa harus memberikan segala sesuatu yang dapat menyenangkan dan membahagiakan orang lain sehingga mereka bertahan dan akhirnya merasa nyaman dengan hidupnya