• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ORANGTUA DALAM MENCEGAH TERJADINYA PERKAWINAN USIA MUDA DI DESA INVALIDEN KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN ORANGTUA DALAM MENCEGAH TERJADINYA PERKAWINAN USIA MUDA DI DESA INVALIDEN KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN ORANGTUA DALAM MENCEGAH TERJADINYA

PERKAWINAN USIA MUDA DI DESA INVALIDEN

KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah

OLEH:

Evi C Simanullang

NIM: 1123171008

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Evi C Simanullang. NIM. 1123171008 Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2016. Adapun yang masalah dalam penelitian ini adalah : Apa saja Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.

Teori yang digunakan dalam aspek peranan orangtua adalah teori dari Stepen R. Covey (dalam Dahlan Djawad 2007/470) yaitu Modeling Example of trustworthiness, Monitoring, Organizing, Teaching.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yang menjadi populasi dalam penelitian ini 260 KK (Kepala Keluarga), dan sampel sebanyak 39 0rangtuayag ada di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Untuk pengumpulan data dengan menggunakan penyebaran angket, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan table frekuensi dengan menggunakan rumus: P=F/NX100%.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

atas penyertaanya dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Peranan Orangtua Dalam

Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa Invaliden Kecamatan

Sumbul Kabupaten Dairi”.

Penulisan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Selama dalam proses

penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semuanya

teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis sampaikan ucapan terima kasih terkhusus kepada orang tua tercinta atas

dukungan semangat serta dukungan moril mulai dari awal perkuliahan sampai

selesainya.

Pada akhir kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai

pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul skripsi ini.

Medan, 11 Agustus 2016

Evi C Simanullang

(7)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

kedua orang tua saya Ayahanda Marolop Simanullang dan Ibunda Rismauli

Tampubolon yang melahirkan saya, membesarkan saya dengan penuh kesabaran,

kasih sayang, serta cinta dan dukungan berupa doa, moril yang telah mencurahkan

keringatnya dalam membekali penulis sejak duduk di bangku pendidikan dasar

hingga sampai penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Semoga pengorbanan

Ayahanda dan Ibunda tidak sia sia.

Penulis juga banyak kendala dalam membuat skripsi, namun semua itu

dapat diatasi karena bantuan yang sangat tulus dari berbagai pihak, terutama

dosen pembimbing skripsi saya yaitu Ibu Dr. Nurlaila, M.Pd yang telah

memberikan bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran dan motivasi atas

kekurangan penulis dari awal penulisan hingga selesai skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. Nasrun MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

4. Bapak Dr. Aman Simaremare, MS, selaku Wakil Dekan Bidang Umum

(8)

iv

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

6. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan PLS FIP UNIMED dan

sekaligus sebagai Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan-

masukan hingga skripsi ini selesai.

7. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar

Sekolah FIP UNIMED yang sudah banyak membantu hingga skripsi ini

selesai.

8. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd, dan Ibu Sani

Susanti M.Pd selaku dosen penguji penulis yang telah memberikan

bimbingan, saran dan perbaikan skripsi ini dan juga dorongan yang sangat

berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah

membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mendukung dalam

penyusunan skripsi ini, serta pegawai di lingkungan FIP UNIMED.

10.Kakak Surya Indrawati, M.Pd yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian administrasi mahasiswa dalam surat menyurat.

11.Bapak Hisar Matanari selaku Kepala Desa Invaliden Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi yang telah memberikan Izin dan kemudahan penelitian

kepada penulis selama penelitian berlangsung sampai akhir.

12.Abangku Febry Hermanto Simanullang, Kakakku Lenni B Simanullang,

A.Md,KOM, Adik adikku Susy Heriyanti Simanullang, Lies Martadinata

Simanullang dan Edakku Yusnita Situmorang AMK, terima kasih untuk

(9)

v

13.Sahabatku Friska Dame Sihotang, Junita Gultom, Masuari Rosalitda,

Poltak Thomas Simanjorang, Fitri Sinaga, Natalia Limbong, Ardi Pratama

Hasibuan, Harry Saksena Sinaga, Jetro Josri Silaban, Koori Sagala,

Hotmarina Sirait, Rina Simangunsong, Mastauli Sidabutar, Rosmei

Marpaung yang telah mendoakan dan menyemangati penulis.

14.Anak kost Jalan Pardamean No 98 Pancing, Icha Aritonang, Irma

Plorentina, Lestari Tarigan dll, terima kasih sudah mendengarkan keluh

kesahku selama pengerjaan skripsi ini dan telah memberikanku semangat.

15.Seluruh Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah baik Reguler maupun

Ekstensi terkhusus Reguler 2012 yang telah memberikan semangat dan

dukungan dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

saya ucapkan terima kasih.

Medan, 11 Agustus 2016

(10)

vi

RIWAYAT HIDUP

1. Latar Belakang Keluarga

a. Nama : Evi C Simanullang

b. Tempat Tanggal Lahir : Invaliden 20 Mei 1994

c. Nama Ayah : Marolop Simanullang

d. Nama Ibu : Risma Tampubolon

e. Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Petani

Ibu : Petani

f. Jumlah Saudara : 5 (Lima) Bersaudara

g. Anak Ke : 3 (Ketiga)

h. Alamat Orang Tua : Jl. Sm. Raja No 46 Desa

Invaliden Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi

2. Riwayat Pendidikan

a. Sekolah Dasar : SD No 030333 Sumbul

Tahun 2000-2006

b. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 03 Sumbul

Tahun 2006-2009

c. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 01 Sumbul

(11)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis ... 10

2.1.1 Peranan Orangtua ... 10

2.1.1.1 Pengertian Peranan ... 10

2.1.1.2 Pengertian Orangtua ... 13

2.1.2 Perkawinan Usia Muda ... 16

2.1.2.1 Pengertian Perkawinan ... 16

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Perkawinan ... 17

2.1.2.3 Syarat Perkawinan ... 19

2.1.2.4 Pengertian Perkawinan Usia Muda ... 20

2.1.2.5 Faktor-Faktor Penyebab Perkawinan Usia Muda ... 22

2.1.2.6 Dampak/akibat Perkawinan Usia Muda ... 26

2.1.2.7 Usaha-Usaha Yang Di Lakukan Untuk Mencegah Perkawinan Usia Muda ... 28

(12)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Populasi Dan Sampel ... 37

3.2.1 Populasi ... 37

3.2.2 Sampel ... 37

3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 38

3.3.1 Variabel Penelitian ... 38

3.3.2 Defenisi Operasional ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5 Teknik Analisis Data ... 40

3.6 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.1.1 Letak Geografhis Dan Keadaan Penduduk ... 43

4.1.1.1 Letak Geografhis ... 43

4.1.1.2 Keadaan Penduduk ... 44

4.2 Hasil Penelitian Melalui Penyebaran Angket ... 48

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 108

Daftar Pustaka ... 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran I Angket Penelitian

Lampiran II Alternatif Jawaban Responden

Lampiran III Data Responden

Lampiran IV Surat Izin Penelitian

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen penelitian ... 40

Tabel 3.2 Waktu Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Komposisi penduduk menurut jenis kelamin ... 44

Tabel 4.2 Komposisi penduduk menurut agama ... 45

Tabel 4.3 Sumber utama penghasilan penduduk ... 46

Tabel 4.4 Mengajarkan kepada anak cara bertingkah laku yang baik dan benar ... 48

Tabel 4.5 Tidak melakukan pertengkaran di depan anak ... 49

Tabel 4.6 Berkomunikasi dengan anak ... 50

Tabel 4.7 Memantau pergaulan anak ... 51

Tabel 4.8 Menyisihkan waktu bersama anak ... 52

Tabel 4.9 Mengawasi aktifitas anak ... 53

Tabel 4.10 Mengajarkan anak tentang nilai-nilai agama ... 54

Tabel 4.11 Mengajarkan cara bertatakrama terhadap anak ... 55

Tabel 4.12 Memahami perkembangan anak atau mengikuti perkembangan anak ... 56

Tabel 4.13 Memperhatikan, mengamati semua perilaku anak agar tidak melanggar peraturan di rumah maupun diluar lingkungan keluarga ... 57

Tabel 4.14 Mendengar curhatan anak ... 58

Tabel 4.15 Menjelaskan tentang pendidikan seks terhadap anak... 59

Tabel 4.16 Mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya , lebih mengutamakan kebutuhan anaknya ... 60

Tabel 4.17 Memantau perkembangan akademin anak, seperti meminta anak untuk memeriksa nilai ulangan-ulangan dan tugas mereka ... 61

Tabel 4.18 Mendidik anak dengan memberikan ketrampilan ... 62

Tabel 4.19 Membatasi waktu bermain anak di luar rumah ... 63

Tabel 4.20 Kesulitan-kesulitan dalam mendidik anak ... 64

Tabel 4.21 Melarang anak untuk tidak sembarangan bergaul ... 65

(14)

x

Tabel 4.23 Mencukupi semua kebutuhan anak ... 67

Tabel 4.24 Berangggapan apabila dengan cepat menikahkan anak maka jumlah tanggungan akan berkurang tanpa memikirkan masa depan anak ... 68

Tabel 4.25 Menanamkan nilai dan norma social agar anak tidak terjebak dalam perilaku negatif ... 69

Tabel 4.26 Melarang anak terlalu sering menggunakan gadget ... 70

Tabel 4.27 Mendengar istilah perkawinan usia muda ... 71

Tabel 4.28 Beranggapan bahwa perkawinan usia muda itu harus dicegah ... 72

Tabel 4.29 Mengikuti penyuluhan tentang perkawinan usia muda ... 73

Tabel 4.30 Beranggapan bahwa salah satu pemicu terjadinya perkawinan usia muda adalah karena faktor dari pergaulan anak tersebut... 74

Tabel 4.31 Berpikir tidak mengawinkan anak di usia muda ... 75

Tabel 4.32 Beranggapan apabila dengan cepat menikahkan anak maka akan segera mendapat cucu tanpa memikirkan anak ... 76

Tabel 4.33 Mengalami hambatan dalam mencegah terjadinya perkawinan usia muda ... 77

Tabel 4.34 Memberitahu anak bahwa dampak dari perkawinan usia muda dapat melahirkan bayi prematur ... 78

Tabel 4.35 Memberitahu kepada anak bahwa dampak yang paling fatal dalam melangsungkan perkawinan usia muda dapat membahayakan biologis anak karena belum matang ... 79

Tabel 4.36 Memberitahu anak bahwa apabila melakukan perkawinan di usia muda dapat meningkatkan kasus perceraian, di karenakan karena pasangan masih labil sehingga dengan mudah mengambil sebuah keputusan tanpa dipikirkan matang-matang ... 80

Tabel 4.37 Setelah bapak/ibu memberitahu anak mengenai dampak perkawinan usia muda banyak anak yang tidak percaya? ... 81

(15)

xi

menentukan pilihannya ... 82

Tabel 4.39 Peranan orangtua sebagai Modelling ... 83

Tabel 4.40 Peranan orangtua sebagai Monitoring ... 84

Tabel 4.41 Peranan orangtua sebagai Organizing ... 85

Tabel 4.42 Peranan orangtua sebagai Teaching ... 86

Tabel 4.43 Mengikuti Perkembangan anak ... 87

Tabel 4.44 Menjelaskan tentang pendidikan seks ... 88

Tabel 4.45 Komunikasi yang baik terhadap anak ... 89

Tabel 4.46 Memberikan bimbingan, perhatian terhadap anak ... 91

Tabel 4.47 Mengutamakan masa depan anak ... 92

Tabel 4.48 Hambatan Dalam Mencegah Perkawinan Usia Mu ... 93

(16)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 36

Gambar 2 Mengajarkan kepada anak cara bertingkah laku yang baik dan benar ... 48

Gambar 3 Tidak melakukan pertengkaran di depan anak ... 49

Gambar 4 Berkomunikasi dengan anak ... 50

Gambar 5 Memantau pergaulan anak ... 51

Gambar 6 Menyisihkan waktu bersama anak ... 52

Gambar 7 Mengawasi aktifitas anak ... 53

Gambar 8 Mengajarkan anak tentang nilai-nilai agama ... 54

Gambar 9 Mengajarkan cara bertatakrama terhadap anak ... 55

Gambar 10 Memahami perkembangan anak atau mengikuti perkembangan anak ... 56

Gambar 11 Memperhatikan, mengamati semua perilaku anak agar tidak melanggar peraturan di rumah maupun diluar lingkungan keluarga ... 57

Gambar 12 Mendengar curhatan anak ... 58

Gambar 13 Menjelaskan tentang pendidikan seks terhadap anak... 59

Gambar 14 Mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya , lebih mengutamakan kebutuhan anaknya ... 60

Gambar 15 Memantau perkembangan akademin anak, seperti meminta anak untuk memeriksa nilai ulangan-ulangan dan tugas mereka ... 61

Gambar 16 Mendidik anak dengan memberikan ketrampilan ... 62

Gambar 17 Membatasi waktu bermain anak di luar rumah ... 63

Gambar 18 Kesulitan-kesulitan dalam mendidik anak ... 64

Gambar 19 Melarang anak untuk tidak sembarangan bergaul ... 65

Gambar 20 Memberikan peraturan terhadap anak tidak boleh pacaran selama duduk di bangku sekolah ... 66

Gambar 21 Mencukupi semua kebutuhan anak ... 67

(17)

xiii

Gambar 23 Menanamkan nilai dan norma social agar anak tidak terjebak

dalam perilaku negatif ... 69

Gambar 24 Melarang anak terlalu sering menggunakan gadget ... 70

Gambar 25 Mendengar istilah perkawinan usia muda ... 71

Gambar 26 Beranggapan bahwa perkawinan usia muda itu harus dicegah ... 72

Gambar 27 Mengikuti penyuluhan tentang perkawinan usia muda ... 73

Gambar 28 Beranggapan bahwa salah satu pemicu terjadinya perkawinan usia muda adalah karena faktor dari pergaulan anak tersebut... 74

Gambar 29 Berpikir tidak mengawinkan anak di usia muda ... 75

Gambar 30 Beranggapan apabila dengan cepat menikahkan anak maka akan segera mendapat cucu tanpa memikirkan anak ... 76

Gambar 31 Mengalami hambatan dalam mencegah terjadinya perkawinan usia muda ... 77

Gambar 32 Memberitahu anak bahwa dampak dari perkawinan usia muda dapat melahirkan bayi prematur ... 78

Gambar 33 Memberitahu kepada anak bahwa dampak yang paling fatal dalam melangsungkan perkawinan usia muda dapat membahayakan biologis anak karena belum matang ... 79

Gambar 34 Memberitahu anak bahwa apabila melakukan perkawinan di usia muda dapat meningkatkan kasus perceraian, di karenakan karena pasangan masih labil sehingga dengan mudah mengambil sebuah keputusan tanpa dipikirkan matang-matang ... 80

Gambar 35 Setelah bapak/ibu memberitahu anak mengenai dampak perkawinan usia muda banyak anak yang tidak percaya? ... 81

Gambar 36 Meminta kepada bapak/ibu untuk segera menikah, lalu bapak/ibu melarangnya atau membiarkan anak menentukan pilihannya ... 82

Gambar 37 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Modelling ... 84

Gambar 38 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Monitoring ... 85

(18)

xiv

Gambar 40 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Teaching ... 87

Gambar 41 Grafik Histogram Mengikuti Perkembangan anak ... 88

Gambar 42 Grafik Histogram Menjelaskan tentang pendidikan seks ... 89

Gambar 43 Grafik Histogram Komunikasi yang baik terhadap anak ... 90

Gambar 44 Grafik Histogram Memberikan bimbingan, perhatian terhadap anak... 91

Gambar 45 Grafik Histogram Mengutamakan masa depan anak ... 92

Gambar 46 Grafik Histogram Hambatan Dalam Mencegah Perkawinan Usia Muda ... 94

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup

dengan manusia lain. Dalam kehidupan bermasyarakat hampir semua manusia

hidup terikat dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk

hidup dan berkembang. Kehidupan antar sesama manusia akan berlangsung

dalam berbagai bentuk komunikasi dan interaksi. Dalam kehidupan ini terjadi

interaksi dan interaksi ini manusia saling mengenal satu sama lain, hubungan

dan interaksi antara sesama akhirnya melahirkan rasa simpatik pada lawan

jenisnya. Rasa simpatik inilah yang mengantar manusia kejenjang perkawinan,

dimana dengan adanya perkawinan ini manusia dapat melanjutkan

kehidupannya dan meneruskan keturunanya.

Menurut Dariyo (2003:7) perkawinan merupakan ikatan kudus

antara pasangan dari seorang laki-laki dan perempuan yang telah menginjak atau

dianggap telah memiliki umur cukup dewasa. Pernikahan dianggap sebagai

ikatan kudus (holly realitionship) karena hubungan pasangan antara seorang laki

laki dan seorang perempuan telah diakui secara sah dalam hukum agama.

Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang sangat penting, karena dengan

perkawinan manusia itu telah melaksanakan kodratnya sebagai mahluk Tuhan

yang berkembang biak serta dapat memperoleh keseimbangan secara fisik

maupun rohani dalam hidupnya. Banyak yang memiliki prinsip menikah sekali

seumur hidup, namun ada juga yang tidak memegang teguh prinsip seperti itu.

(20)

2

Dalam kehidupan bermasyarakat perkawinan bukanlah hal yang bersifat

sementara tetapi seumur hidup. Namun tidak semua orang dapat memahami

hakekat dan tujuan dari perkawinan seutuhnya yaitu menciptakan kebahagiaan

yang sejati dalam hidup berumah tangga.

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan adalah

ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

melangsungkan pernikahan haruslah benar-benar siap mental dan fisik. Siap

mental adalah dapat menerima kenyataan hidup yang dihadapi seperti saling

mengerti, saling menghormati, sedangkan yang dimaksud siap fisik adalah

keadaan tubuh dan jasmani yang mencakup usia. Mencakup usia berarti sudah

memenuhi usia minimal dalam melangsungkan suatu perkawinan. Namun tidak

semua orang melangsungkan perkawinan sesuai dengan usia yang sudah

ditetapkan dimana mereka belum menginjak usia dewasa akan tetapi sudah

melangsungkan perkawinan, itulah yang disebut dengan perkawinan usia muda.

Maka untuk mencegah perkawinan di usia muda tersebut peranan orangtua

sangat diperlukan karena orangtualah yang paling dekat dengan anak.

Menurut Lumongga Lubis (2003) dalam buku Psikologi Kespro

dikatakan bahwa di Indonesia perkawinan muda berkisar 12-20 % yang

dilakukan oleh pasangan baru. Biasanya perkawinan usia muda dilakukan pada

pasangan usia rata-rata umurnya antara 16-20 tahun. Secara nasional pernikahan

usia muda dengan usia pengantin di bawah usia 16 tahun sebanyak 26,95% .

(21)

3

masih terdapat 4,8% perempuan di Indonesia yang menyatakan telah menikah

10-14 tahun, sedangkan untuk perempuan yang menikah pada usia 15-19 tahun

yaitu sebanyak 41,9%. Hal ini menunjukkan masih banyaknya masyarakat yang

mempraktikkan perkawinan usia muda .

Usia muda didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak

ke masa dewasa. Batasan usia muda berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya

setempat. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan

dari segi program pelayanan, definisi yang digunakan oleh Departemen

Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.

Sementara itu menurut (BKKBN, 2005) batasan usia muda adalah 10-21 tahun.

Maka dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa untuk melangsungkan

suatu perkawinan harus menginjak usia 20 tahun.

Dalam melangsungkan perkawinan, batas usia sangatlah penting karena

didalam perkawinan mengkehendaki kematangan psikologis dan biologis

seseorang. Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan

meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung

jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri. Dengan perkawinan

pada usia yang terlalu muda akan sulit memperoleh keturunan yang berkualitas,

karena pada usia yang terlalu muda, kedewasaan ibu baik secara psikologis dan

biologis akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia

reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun (Maryanti dan Septikasari,2009).

Pernikahan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan

(22)

4

pernikahan usia muda lebih tampak nyata pada remaja putri dibandingkan

remaja laki-laki. Dampak nyata dari pernikahan usia muda adalah terjadinya

abortus atau keguguran karena secara fisiologis organ reproduksi (khususnya

rahim) belum sempurna. Meningkatnya kasus perceraian pada pernikahan usia

muda karena umumnya para pasangan usia muda keadaan psikologisnya belum

matang, sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam

pernikahan.

Memasuki suatu perkawinan dituntut untuk melibatkan diri secara

emosional atau batin, namun dalam perkawinan yang dilangsungkan pada usia

muda akan memiliki banyak kendala, baik kendala yang datang dari eksternal

maupun internal. Manusia yang melangsungkan perkawinan pada usia muda

biasanya masih menonjolkan sikap labil, egois, dan lain sebagainya yang akan

menyebabkan konflik dalam berumah tangga pada usia muda. Dan apabila

sudah memiliki keturunan, pengetahuan dalam hal mengurus anak kurang

karena belum saatnya dalam mengurus anak baik dalam pemenuhan ekonomi

keluarga, membina, mendidik anak. Perbuatan orangtua dalam sehari-hari pun

sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak.

Dari beberapa penjelasan tersebut bahwa melangsungkan perkawinan

muda itu sangatlah berdampak buruk maka terhadap berbagai pihak. Dalam

mencegah perkawinan usia muda tersebut sangat dibutuhkan pentingnya

peranan orangtua untuk mencegah anak untuk melakukan perkawinan usia

muda, tentu dengan tujuan agar anak tidak dengan mudah mengambil keputusan

untuk melakukan perkawinan usia muda, serta anak juga harus diberi pedoman

(23)

5

dan apa dampak yang timbul. Karena orangtua berfungsi untuk memberikan

motivator, fasilitator dan mediator. Sebagai motivator, orang tua harus

senantiasa memberikan motivasi/dorongan terhadap anaknya. Karena orangtua

lah yang bertanggung jawab penuh atas anak.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi bahwa masih terdapat anak yang berusia

dibawah 20 tahun melakukan perkawinan usia muda, dimana jumlah anak yang

melakukan perkawinan usia muda lebih kurang dari satu orang setiap tahunnya.

Dimana usia ideal untuk seorang perempuan melakukan perkawinan adalah usia

20 tahun, dan untuk laki-laki adalah usia 25 tahun. Namun kenyataannya di

Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi masih dijumpai anak yang

melakukan perkawinan usia muda. Terdapat anak yang melangsungkan

perkawinan usia muda namun beberapa bulan kemudian sang suami langsung

meniggalkan istrinya ataupun bercerai, kasus perceraian pada pernikahan usia

muda karena para pasangan usia muda keadaan psikologisnya belum matang,

sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam pernikahan.

Mengingat banyaknya dampak buruk yang terjadi apabila melakukan

perkawinan usia muda maka perkawinan usia muda itu harus dicegah. Dimana

untuk mencegah perkawinan usia muda itu membutuhkan bantuan semua pihak,

namun yang paling utama atau yang paling dekat dengan anak adalah Orangtua.

Maka untuk mencegah perkawinan usia muda itu peranan orangtua sangat

diperlukan karena orangtualah yang paling utama yang bertanggung jawab atas

anak, dimana orangtua berfungsi untuk memberikan motivator, fasilitator dan

(24)

6

Sebagai motivator, orang tua harus senantiasa memberikan

motivasi/dorongan terhadap anaknya. Namun Di Desa Invaliden Kecamatan

Sumbul Kabupaten Dairi belum semua orangtua berperan aktif dalam

memberikan motivator, fasilitator, dan mediator terlihat dari bahwa anak yang

melakukan perkawinan usia muda karena kurangnya perhatian dari orangtua

sehingga anak bebas melakukan hal apa saja termasuk dalam hal bergaul,

sehingga si anak salah dalam bergaul dan terjadilah hamil diluar nikah, maka

untuk menutupi aib tersebut orangtua dengan cepat menikahkan anaknya

walaupun belum cukup umur. Namun ada juga orangtua yang beranggapan

bahwa dengan cepat menikahkan anaknya jumlah tanggunganya akan berkurang

tanpa memikirkan resiko yang diterima oleh anak tersebut. Dalam suatu

keluarga orangtua sangat berperan penting dalam mengikuti perkembangan anak

karena orangtualah yang mampu membina anak tersebut dalam perkembangan

nya, termasuk dalam hal bergaul, bertingkah laku, berkomunikasi dan lain

sebagainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji

permasalahan ini dengan melakukan penelitian dengan judul “Peranan Orangtua

Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi”.

(25)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari masalah yang

dihadapi, sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang masalah

yang sudah di lakukan observasi awal di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah

yang diteliti, maka selanjutnya akan diuraikan masalah yang di identifikasi,

antara lain:

1. Kurangnya perhatian dari orangtua sehingga anak bebas melakukan hal apa

saja termasuk dalam hal bergaul, sehingga si anak salah dalam bergaul

2. Terjadinya hamil diluar nikah, maka untuk menutupi aib tersebut orangtua

dengan cepat menikahkan anaknya walaupun belum cukup umur

3. Banyaknya dampak buruk yang timbul apabila melakukan perkawinan usia

muda

4. Orangtua dengan cepat menikahkan anaknya, terlihat dari beberapa orangtua

yang beranggapan bahwa dengan segera menikahkan anaknya

tanggungannya akan berkurang

5. Masih terdapat anak melakukan perkawinan usia muda dibawah umur 20

tahun, dimana usia ideal untuk seorang perempuan melakukan perkawinan

adalah usia 20 tahun dan untuk seorang laki-laki adalah 25 tahun

6. Terjadinya kasus perceraian kasus perceraian pada pernikahan usia muda

karena para pasangan usia muda keadaan psikologisnya belum matang,

sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam

(26)

8

1.3Batasan Masalah

Pembatasan penelitian dilakukan dalam setiap penelitian agar

masalahnya lebih terarah, terinci dan jelas. Karena dengan memberi pembatasan

masalah akan mempermudah sasaran yang dicapai, mengingat waktu dan

kemampuan peneliti permasalahan perlu dibatasi agar tampak fokus masalah

yang akan diteliti serta mengarahkan pandangan pada pembahasan ataupun

permasalahan. Banyaknya hal terkait dengan terjadinya perkawinan usia muda

maka penelitian ini difokuskan dan dibatasi pada batasan masalah yaitu pada

Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa

Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah

dapat dirumuskan adalah, “Apa sajakah Peranan Orangtua Dalam Mencegah

Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi ?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Peranan Orangtua

Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi”.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian yang terlaksana dengan baik dapat menghasilkan informasi

yang akurat, rinci dan aktual sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti secara

pribadi, maupun orang lain, terutama pihak yang terkait dengan lingkungan

(27)

9

Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang teori maupun sudut

pandang praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah acuan, wawasan dan

pengetahuan mengenai peranan orangtua dalam mencegah terjadinya

perkawinan usia muda

2. Manfaat Praktis

a. Dapat menjadi bahan masukan kepada siapa saja yang

berkepentingan, baik bagi pemerintah, orangtua dan masyarakat

b. Bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta wawasan penulis

dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

c. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan

masyarakat, orangtua, anak untuk mengetahui bagaimana dampak

perkawinan usia muda agar tidak melakukan perkawinan usia muda

d. Dapat menambah refrensi bagi peneliti berikutnya mengenai persepsi

orangtua tentang perkawinan usia muda dan sebagai bahan acuan atau

perbandingan bagi peneliti

e. Sebagai bahan acuan masukan bagi mahasiswa jurusan pendidikan

luar sekolah untuk menyusun suatu program penelitian dengan ruang

(28)

106

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi mengenai Peranan Orangtua Dalam

Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda dapat disimpulkan bahwa

Peranan orangtua sebagai Modeling di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi dapat dikatakan sudah berperan, hal ini sesuai dengan

rumusan masalah untuk mengetahui apa sajakah peranan orangtua dalam

mencegah terjadinya perkawinan usia muda. Hal ini diketahui dari

jawaban responden yaitu sebanyak 60,25%. Peranan orangtua sebagai

Mentoring di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi dapat

dikatakan sudah berperan, hal ini sesuai dengan rumusan masalah untuk

mengetahui apa sajakah peranan orangtua dalam mencegah terjadinya

perkawinan usia muda. Hal ini diketahui dari jawaban responden yaitu

sebanyak 67,94%. Peranan orangtua sebagai Organizing di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi dapat dikatakan sudah berperan, hal

ini sesuai dengan rumusan masalah untuk mengetahui apa sajakah peranan

orangtua dalam mencegah terjadinya perkawinan usia muda. Hal ini

diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 58,97%. Peranan

orangtua sebagai Teaching di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi dapat dikatakan sudah berperan, hal ini sesuai dengan

rumusan masalah untuk mengetahui apa sajakah peranan orangtua dalam

(29)

107

mencegah terjadinya perkawinan usia muda. Hal ini diketahui dari

jawaban responden yaitu sebanyak 74,35%.

2. Peranan Orangtua dalam mencegah perkawinan usia muda dalam

mengikuti perkembangan anak di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi Kurang berperan, hal tersebut diketahui dari jawaban

responden yaitu sebanyak 44,43%. Peranan orangtua dalam mencegah

perkawinan usia muda tentang pendidikan seks di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi berperan, hal tersebut diketahui dari

jawaban responden yaitu sebanyak 51,28%. Peranan orangtua dalam

mencegah perkawinan usia muda tentang komunikasi yang baik terhadap

anak di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi kurang

berperan, hal tersebut diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak

37,58%. Peranan orangtua dalam mencegah perkawinan usia muda tentang

memberikan bimbingan, perhatian, terhadap anak di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Berperan, hal tersebut diketahui dari

jawaban yaitu sebanyak 51,28%. Peranan orangtua dalam mencegah

perkawinan usia muda tentang mengutamakan masa depan anak di Desa

Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Kurang Berperan, hal

tersebut diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 37,58%.

Peranan orangtua dalam mencegah perkawinan usia muda tentang

hambatan dalam mencegah perkawinan usia muda di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi kurang berperan, hal tersebut

diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 44,71%. Peranan

(30)

108

anak mengenai dampak dari perkawinan usia muda di Desa Invaliden

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi kurang berperan, hal tersebut

diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 43,58%.

B. Saran

Berdasarkan pengamatan peneliti dalam melakukan penelitian, penulis

ingin mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Kepada Orangtua

1.1Kepada para orangtua agar tetap melaksanakan perannya sebagai

orangtua, karena orangtua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi

anak, oleh karena itu, maka peranan “modeling, mentoring, organizing,

teaching sangat penting terhadap anak

1.2Hendaknya orangtua memahami dan mengikuti perkembangan anak, agar

anak tidak salah dalam pergaulan anak

1.3Memberikan perhatian yang sepenuhnya terhadap anak.

2. Kepada Masyarakat

2.1Agar semua masyarakat mampu memberikan pengajaran kepada

(31)

109

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmadi, Abu dan Nur Ubbiyati. 2003. Ilmu Pendidikan: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta

Beoroe. G. 2008. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Dariyo, Agous. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan. Penerbit Ghalia Indonesia

Kulsum Umi, Jauhar Mohammad. 2014. Pengantar Psikologi Sosial. jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta

Lestari Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Lubis, Lumongga .2013. Psikologi Kespro.Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Miharso, Mantep. 2004. Pendidikan Keluarga Qur’ani. Yogyakarta. Safria Insani Press

Rahman Abdul Agus. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Riyadi Agus. 2013. Bimbingan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 1996. Jakarta. Bumi Aksara

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset

(32)

110

Sumber Jurnal Online

Wibowo. 2012. Syarat-syarat Sahnya Suatu Perkawinan. Jurnal Hukum, (online), Jilid 2 No. 1, dalam ( http://www.jurnal hukum.com, diakses 22 maret 2016)

Sumber Internet

Melia Auhasi. 2011. Faktor-Faktor Penyebab Perkawinan Muda. (online), dalam (http://www.scribd.com, diakses 22 maret 2016)

Sumber Skripsi

Nuraini, 2011. Faktor-faktor penyebab Tejadinya Perkawinan Usia Muda. Medan. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi Tidak dipublikasikan

Seira Valentina. 2009. Peranan Orangtua Dalam Mengembangkan Religiusitas anak. Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret. Skripsi tidak dipublikasikan

Gambar

Tabel 4.39
Gambar 40 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Teaching  ................. 87

Referensi

Dokumen terkait

 Membuat kliping hasil pengelompokkan jenis dan ukuran unsur rupa (warna bidang, tekstur dan bentuk) pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar..  Membuat karya gambar

Berdasarkan data (Tabel 10), penyimpanan semen cair pada pengamatan jam ke 32 menggunakan pengencer MIII menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa menggunakan teknik

Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan wali kelas IV sebagai mitra peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut didapatkan hasil

[r]

Perlakuan pemberian pakan alami cacing sutera (Tubifex sp), dengan dosis yang berbeda pada benih ikan lele sangkuriang ( Clarias sp), menunjukkan pertumbuhan rata

tetraetil ortosilikat (TEOS) dan besi (III) nitrat sebagai prekursor diikuti dengan perlakuan termal pada temperature 500"C. Karakterisasi dilakukan dengan

Dari hasil analisis perolehan nilai UKL keseluruhan pada Pekan Raya Biologi (PRB) 2016 untuk kemampuan siswa SMA dalam menyelesaikan soal Uji Kompetensi Laboratorium

Lähtökohtana tutkimuksellemme oli huoli lasten ja nuorten lukuharrastuksen vähenemisestä, mikä on johtanut lasten ja nuorten lukutaitotasojen välisen kui- lun