PERANAN ORANGTUA DALAM MENCEGAH TERJADINYA
PERKAWINAN USIA MUDA DI DESA INVALIDEN
KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah
OLEH:
Evi C Simanullang
NIM: 1123171008
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Evi C Simanullang. NIM. 1123171008 Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2016. Adapun yang masalah dalam penelitian ini adalah : Apa saja Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.
Teori yang digunakan dalam aspek peranan orangtua adalah teori dari Stepen R. Covey (dalam Dahlan Djawad 2007/470) yaitu Modeling Example of trustworthiness, Monitoring, Organizing, Teaching.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yang menjadi populasi dalam penelitian ini 260 KK (Kepala Keluarga), dan sampel sebanyak 39 0rangtuayag ada di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Untuk pengumpulan data dengan menggunakan penyebaran angket, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan table frekuensi dengan menggunakan rumus: P=F/NX100%.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas penyertaanya dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Peranan Orangtua Dalam
Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa Invaliden Kecamatan
Sumbul Kabupaten Dairi”.
Penulisan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Selama dalam proses
penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semuanya
teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis sampaikan ucapan terima kasih terkhusus kepada orang tua tercinta atas
dukungan semangat serta dukungan moril mulai dari awal perkuliahan sampai
selesainya.
Pada akhir kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai
pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul skripsi ini.
Medan, 11 Agustus 2016
Evi C Simanullang
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
kedua orang tua saya Ayahanda Marolop Simanullang dan Ibunda Rismauli
Tampubolon yang melahirkan saya, membesarkan saya dengan penuh kesabaran,
kasih sayang, serta cinta dan dukungan berupa doa, moril yang telah mencurahkan
keringatnya dalam membekali penulis sejak duduk di bangku pendidikan dasar
hingga sampai penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Semoga pengorbanan
Ayahanda dan Ibunda tidak sia sia.
Penulis juga banyak kendala dalam membuat skripsi, namun semua itu
dapat diatasi karena bantuan yang sangat tulus dari berbagai pihak, terutama
dosen pembimbing skripsi saya yaitu Ibu Dr. Nurlaila, M.Pd yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran dan motivasi atas
kekurangan penulis dari awal penulisan hingga selesai skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan
2. Bapak Dr. Nasrun MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
4. Bapak Dr. Aman Simaremare, MS, selaku Wakil Dekan Bidang Umum
iv
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
6. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan PLS FIP UNIMED dan
sekaligus sebagai Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan-
masukan hingga skripsi ini selesai.
7. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah FIP UNIMED yang sudah banyak membantu hingga skripsi ini
selesai.
8. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd, dan Ibu Sani
Susanti M.Pd selaku dosen penguji penulis yang telah memberikan
bimbingan, saran dan perbaikan skripsi ini dan juga dorongan yang sangat
berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah
membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mendukung dalam
penyusunan skripsi ini, serta pegawai di lingkungan FIP UNIMED.
10.Kakak Surya Indrawati, M.Pd yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian administrasi mahasiswa dalam surat menyurat.
11.Bapak Hisar Matanari selaku Kepala Desa Invaliden Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi yang telah memberikan Izin dan kemudahan penelitian
kepada penulis selama penelitian berlangsung sampai akhir.
12.Abangku Febry Hermanto Simanullang, Kakakku Lenni B Simanullang,
A.Md,KOM, Adik adikku Susy Heriyanti Simanullang, Lies Martadinata
Simanullang dan Edakku Yusnita Situmorang AMK, terima kasih untuk
v
13.Sahabatku Friska Dame Sihotang, Junita Gultom, Masuari Rosalitda,
Poltak Thomas Simanjorang, Fitri Sinaga, Natalia Limbong, Ardi Pratama
Hasibuan, Harry Saksena Sinaga, Jetro Josri Silaban, Koori Sagala,
Hotmarina Sirait, Rina Simangunsong, Mastauli Sidabutar, Rosmei
Marpaung yang telah mendoakan dan menyemangati penulis.
14.Anak kost Jalan Pardamean No 98 Pancing, Icha Aritonang, Irma
Plorentina, Lestari Tarigan dll, terima kasih sudah mendengarkan keluh
kesahku selama pengerjaan skripsi ini dan telah memberikanku semangat.
15.Seluruh Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah baik Reguler maupun
Ekstensi terkhusus Reguler 2012 yang telah memberikan semangat dan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu
penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
saya ucapkan terima kasih.
Medan, 11 Agustus 2016
vi
RIWAYAT HIDUP
1. Latar Belakang Keluarga
a. Nama : Evi C Simanullang
b. Tempat Tanggal Lahir : Invaliden 20 Mei 1994
c. Nama Ayah : Marolop Simanullang
d. Nama Ibu : Risma Tampubolon
e. Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Petani
Ibu : Petani
f. Jumlah Saudara : 5 (Lima) Bersaudara
g. Anak Ke : 3 (Ketiga)
h. Alamat Orang Tua : Jl. Sm. Raja No 46 Desa
Invaliden Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi
2. Riwayat Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SD No 030333 Sumbul
Tahun 2000-2006
b. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 03 Sumbul
Tahun 2006-2009
c. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 01 Sumbul
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Penelitian ... 8
1.6 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis ... 10
2.1.1 Peranan Orangtua ... 10
2.1.1.1 Pengertian Peranan ... 10
2.1.1.2 Pengertian Orangtua ... 13
2.1.2 Perkawinan Usia Muda ... 16
2.1.2.1 Pengertian Perkawinan ... 16
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Perkawinan ... 17
2.1.2.3 Syarat Perkawinan ... 19
2.1.2.4 Pengertian Perkawinan Usia Muda ... 20
2.1.2.5 Faktor-Faktor Penyebab Perkawinan Usia Muda ... 22
2.1.2.6 Dampak/akibat Perkawinan Usia Muda ... 26
2.1.2.7 Usaha-Usaha Yang Di Lakukan Untuk Mencegah Perkawinan Usia Muda ... 28
viii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 37
3.2 Populasi Dan Sampel ... 37
3.2.1 Populasi ... 37
3.2.2 Sampel ... 37
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 38
3.3.1 Variabel Penelitian ... 38
3.3.2 Defenisi Operasional ... 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.5 Teknik Analisis Data ... 40
3.6 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43
4.1.1 Letak Geografhis Dan Keadaan Penduduk ... 43
4.1.1.1 Letak Geografhis ... 43
4.1.1.2 Keadaan Penduduk ... 44
4.2 Hasil Penelitian Melalui Penyebaran Angket ... 48
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 108
Daftar Pustaka ... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran I Angket Penelitian
Lampiran II Alternatif Jawaban Responden
Lampiran III Data Responden
Lampiran IV Surat Izin Penelitian
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen penelitian ... 40
Tabel 3.2 Waktu Penelitian ... 42
Tabel 4.1 Komposisi penduduk menurut jenis kelamin ... 44
Tabel 4.2 Komposisi penduduk menurut agama ... 45
Tabel 4.3 Sumber utama penghasilan penduduk ... 46
Tabel 4.4 Mengajarkan kepada anak cara bertingkah laku yang baik dan benar ... 48
Tabel 4.5 Tidak melakukan pertengkaran di depan anak ... 49
Tabel 4.6 Berkomunikasi dengan anak ... 50
Tabel 4.7 Memantau pergaulan anak ... 51
Tabel 4.8 Menyisihkan waktu bersama anak ... 52
Tabel 4.9 Mengawasi aktifitas anak ... 53
Tabel 4.10 Mengajarkan anak tentang nilai-nilai agama ... 54
Tabel 4.11 Mengajarkan cara bertatakrama terhadap anak ... 55
Tabel 4.12 Memahami perkembangan anak atau mengikuti perkembangan anak ... 56
Tabel 4.13 Memperhatikan, mengamati semua perilaku anak agar tidak melanggar peraturan di rumah maupun diluar lingkungan keluarga ... 57
Tabel 4.14 Mendengar curhatan anak ... 58
Tabel 4.15 Menjelaskan tentang pendidikan seks terhadap anak... 59
Tabel 4.16 Mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya , lebih mengutamakan kebutuhan anaknya ... 60
Tabel 4.17 Memantau perkembangan akademin anak, seperti meminta anak untuk memeriksa nilai ulangan-ulangan dan tugas mereka ... 61
Tabel 4.18 Mendidik anak dengan memberikan ketrampilan ... 62
Tabel 4.19 Membatasi waktu bermain anak di luar rumah ... 63
Tabel 4.20 Kesulitan-kesulitan dalam mendidik anak ... 64
Tabel 4.21 Melarang anak untuk tidak sembarangan bergaul ... 65
x
Tabel 4.23 Mencukupi semua kebutuhan anak ... 67
Tabel 4.24 Berangggapan apabila dengan cepat menikahkan anak maka jumlah tanggungan akan berkurang tanpa memikirkan masa depan anak ... 68
Tabel 4.25 Menanamkan nilai dan norma social agar anak tidak terjebak dalam perilaku negatif ... 69
Tabel 4.26 Melarang anak terlalu sering menggunakan gadget ... 70
Tabel 4.27 Mendengar istilah perkawinan usia muda ... 71
Tabel 4.28 Beranggapan bahwa perkawinan usia muda itu harus dicegah ... 72
Tabel 4.29 Mengikuti penyuluhan tentang perkawinan usia muda ... 73
Tabel 4.30 Beranggapan bahwa salah satu pemicu terjadinya perkawinan usia muda adalah karena faktor dari pergaulan anak tersebut... 74
Tabel 4.31 Berpikir tidak mengawinkan anak di usia muda ... 75
Tabel 4.32 Beranggapan apabila dengan cepat menikahkan anak maka akan segera mendapat cucu tanpa memikirkan anak ... 76
Tabel 4.33 Mengalami hambatan dalam mencegah terjadinya perkawinan usia muda ... 77
Tabel 4.34 Memberitahu anak bahwa dampak dari perkawinan usia muda dapat melahirkan bayi prematur ... 78
Tabel 4.35 Memberitahu kepada anak bahwa dampak yang paling fatal dalam melangsungkan perkawinan usia muda dapat membahayakan biologis anak karena belum matang ... 79
Tabel 4.36 Memberitahu anak bahwa apabila melakukan perkawinan di usia muda dapat meningkatkan kasus perceraian, di karenakan karena pasangan masih labil sehingga dengan mudah mengambil sebuah keputusan tanpa dipikirkan matang-matang ... 80
Tabel 4.37 Setelah bapak/ibu memberitahu anak mengenai dampak perkawinan usia muda banyak anak yang tidak percaya? ... 81
xi
menentukan pilihannya ... 82
Tabel 4.39 Peranan orangtua sebagai Modelling ... 83
Tabel 4.40 Peranan orangtua sebagai Monitoring ... 84
Tabel 4.41 Peranan orangtua sebagai Organizing ... 85
Tabel 4.42 Peranan orangtua sebagai Teaching ... 86
Tabel 4.43 Mengikuti Perkembangan anak ... 87
Tabel 4.44 Menjelaskan tentang pendidikan seks ... 88
Tabel 4.45 Komunikasi yang baik terhadap anak ... 89
Tabel 4.46 Memberikan bimbingan, perhatian terhadap anak ... 91
Tabel 4.47 Mengutamakan masa depan anak ... 92
Tabel 4.48 Hambatan Dalam Mencegah Perkawinan Usia Mu ... 93
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 36
Gambar 2 Mengajarkan kepada anak cara bertingkah laku yang baik dan benar ... 48
Gambar 3 Tidak melakukan pertengkaran di depan anak ... 49
Gambar 4 Berkomunikasi dengan anak ... 50
Gambar 5 Memantau pergaulan anak ... 51
Gambar 6 Menyisihkan waktu bersama anak ... 52
Gambar 7 Mengawasi aktifitas anak ... 53
Gambar 8 Mengajarkan anak tentang nilai-nilai agama ... 54
Gambar 9 Mengajarkan cara bertatakrama terhadap anak ... 55
Gambar 10 Memahami perkembangan anak atau mengikuti perkembangan anak ... 56
Gambar 11 Memperhatikan, mengamati semua perilaku anak agar tidak melanggar peraturan di rumah maupun diluar lingkungan keluarga ... 57
Gambar 12 Mendengar curhatan anak ... 58
Gambar 13 Menjelaskan tentang pendidikan seks terhadap anak... 59
Gambar 14 Mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya , lebih mengutamakan kebutuhan anaknya ... 60
Gambar 15 Memantau perkembangan akademin anak, seperti meminta anak untuk memeriksa nilai ulangan-ulangan dan tugas mereka ... 61
Gambar 16 Mendidik anak dengan memberikan ketrampilan ... 62
Gambar 17 Membatasi waktu bermain anak di luar rumah ... 63
Gambar 18 Kesulitan-kesulitan dalam mendidik anak ... 64
Gambar 19 Melarang anak untuk tidak sembarangan bergaul ... 65
Gambar 20 Memberikan peraturan terhadap anak tidak boleh pacaran selama duduk di bangku sekolah ... 66
Gambar 21 Mencukupi semua kebutuhan anak ... 67
xiii
Gambar 23 Menanamkan nilai dan norma social agar anak tidak terjebak
dalam perilaku negatif ... 69
Gambar 24 Melarang anak terlalu sering menggunakan gadget ... 70
Gambar 25 Mendengar istilah perkawinan usia muda ... 71
Gambar 26 Beranggapan bahwa perkawinan usia muda itu harus dicegah ... 72
Gambar 27 Mengikuti penyuluhan tentang perkawinan usia muda ... 73
Gambar 28 Beranggapan bahwa salah satu pemicu terjadinya perkawinan usia muda adalah karena faktor dari pergaulan anak tersebut... 74
Gambar 29 Berpikir tidak mengawinkan anak di usia muda ... 75
Gambar 30 Beranggapan apabila dengan cepat menikahkan anak maka akan segera mendapat cucu tanpa memikirkan anak ... 76
Gambar 31 Mengalami hambatan dalam mencegah terjadinya perkawinan usia muda ... 77
Gambar 32 Memberitahu anak bahwa dampak dari perkawinan usia muda dapat melahirkan bayi prematur ... 78
Gambar 33 Memberitahu kepada anak bahwa dampak yang paling fatal dalam melangsungkan perkawinan usia muda dapat membahayakan biologis anak karena belum matang ... 79
Gambar 34 Memberitahu anak bahwa apabila melakukan perkawinan di usia muda dapat meningkatkan kasus perceraian, di karenakan karena pasangan masih labil sehingga dengan mudah mengambil sebuah keputusan tanpa dipikirkan matang-matang ... 80
Gambar 35 Setelah bapak/ibu memberitahu anak mengenai dampak perkawinan usia muda banyak anak yang tidak percaya? ... 81
Gambar 36 Meminta kepada bapak/ibu untuk segera menikah, lalu bapak/ibu melarangnya atau membiarkan anak menentukan pilihannya ... 82
Gambar 37 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Modelling ... 84
Gambar 38 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Monitoring ... 85
xiv
Gambar 40 Grafik Histogram Peranan orangtua sebagai Teaching ... 87
Gambar 41 Grafik Histogram Mengikuti Perkembangan anak ... 88
Gambar 42 Grafik Histogram Menjelaskan tentang pendidikan seks ... 89
Gambar 43 Grafik Histogram Komunikasi yang baik terhadap anak ... 90
Gambar 44 Grafik Histogram Memberikan bimbingan, perhatian terhadap anak... 91
Gambar 45 Grafik Histogram Mengutamakan masa depan anak ... 92
Gambar 46 Grafik Histogram Hambatan Dalam Mencegah Perkawinan Usia Muda ... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,
dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup
dengan manusia lain. Dalam kehidupan bermasyarakat hampir semua manusia
hidup terikat dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk
hidup dan berkembang. Kehidupan antar sesama manusia akan berlangsung
dalam berbagai bentuk komunikasi dan interaksi. Dalam kehidupan ini terjadi
interaksi dan interaksi ini manusia saling mengenal satu sama lain, hubungan
dan interaksi antara sesama akhirnya melahirkan rasa simpatik pada lawan
jenisnya. Rasa simpatik inilah yang mengantar manusia kejenjang perkawinan,
dimana dengan adanya perkawinan ini manusia dapat melanjutkan
kehidupannya dan meneruskan keturunanya.
Menurut Dariyo (2003:7) perkawinan merupakan ikatan kudus
antara pasangan dari seorang laki-laki dan perempuan yang telah menginjak atau
dianggap telah memiliki umur cukup dewasa. Pernikahan dianggap sebagai
ikatan kudus (holly realitionship) karena hubungan pasangan antara seorang laki
laki dan seorang perempuan telah diakui secara sah dalam hukum agama.
Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang sangat penting, karena dengan
perkawinan manusia itu telah melaksanakan kodratnya sebagai mahluk Tuhan
yang berkembang biak serta dapat memperoleh keseimbangan secara fisik
maupun rohani dalam hidupnya. Banyak yang memiliki prinsip menikah sekali
seumur hidup, namun ada juga yang tidak memegang teguh prinsip seperti itu.
2
Dalam kehidupan bermasyarakat perkawinan bukanlah hal yang bersifat
sementara tetapi seumur hidup. Namun tidak semua orang dapat memahami
hakekat dan tujuan dari perkawinan seutuhnya yaitu menciptakan kebahagiaan
yang sejati dalam hidup berumah tangga.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan adalah
ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak
melangsungkan pernikahan haruslah benar-benar siap mental dan fisik. Siap
mental adalah dapat menerima kenyataan hidup yang dihadapi seperti saling
mengerti, saling menghormati, sedangkan yang dimaksud siap fisik adalah
keadaan tubuh dan jasmani yang mencakup usia. Mencakup usia berarti sudah
memenuhi usia minimal dalam melangsungkan suatu perkawinan. Namun tidak
semua orang melangsungkan perkawinan sesuai dengan usia yang sudah
ditetapkan dimana mereka belum menginjak usia dewasa akan tetapi sudah
melangsungkan perkawinan, itulah yang disebut dengan perkawinan usia muda.
Maka untuk mencegah perkawinan di usia muda tersebut peranan orangtua
sangat diperlukan karena orangtualah yang paling dekat dengan anak.
Menurut Lumongga Lubis (2003) dalam buku Psikologi Kespro
dikatakan bahwa di Indonesia perkawinan muda berkisar 12-20 % yang
dilakukan oleh pasangan baru. Biasanya perkawinan usia muda dilakukan pada
pasangan usia rata-rata umurnya antara 16-20 tahun. Secara nasional pernikahan
usia muda dengan usia pengantin di bawah usia 16 tahun sebanyak 26,95% .
3
masih terdapat 4,8% perempuan di Indonesia yang menyatakan telah menikah
10-14 tahun, sedangkan untuk perempuan yang menikah pada usia 15-19 tahun
yaitu sebanyak 41,9%. Hal ini menunjukkan masih banyaknya masyarakat yang
mempraktikkan perkawinan usia muda .
Usia muda didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Batasan usia muda berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan
dari segi program pelayanan, definisi yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu menurut (BKKBN, 2005) batasan usia muda adalah 10-21 tahun.
Maka dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa untuk melangsungkan
suatu perkawinan harus menginjak usia 20 tahun.
Dalam melangsungkan perkawinan, batas usia sangatlah penting karena
didalam perkawinan mengkehendaki kematangan psikologis dan biologis
seseorang. Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan
meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung
jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri. Dengan perkawinan
pada usia yang terlalu muda akan sulit memperoleh keturunan yang berkualitas,
karena pada usia yang terlalu muda, kedewasaan ibu baik secara psikologis dan
biologis akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia
reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun (Maryanti dan Septikasari,2009).
Pernikahan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan
4
pernikahan usia muda lebih tampak nyata pada remaja putri dibandingkan
remaja laki-laki. Dampak nyata dari pernikahan usia muda adalah terjadinya
abortus atau keguguran karena secara fisiologis organ reproduksi (khususnya
rahim) belum sempurna. Meningkatnya kasus perceraian pada pernikahan usia
muda karena umumnya para pasangan usia muda keadaan psikologisnya belum
matang, sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam
pernikahan.
Memasuki suatu perkawinan dituntut untuk melibatkan diri secara
emosional atau batin, namun dalam perkawinan yang dilangsungkan pada usia
muda akan memiliki banyak kendala, baik kendala yang datang dari eksternal
maupun internal. Manusia yang melangsungkan perkawinan pada usia muda
biasanya masih menonjolkan sikap labil, egois, dan lain sebagainya yang akan
menyebabkan konflik dalam berumah tangga pada usia muda. Dan apabila
sudah memiliki keturunan, pengetahuan dalam hal mengurus anak kurang
karena belum saatnya dalam mengurus anak baik dalam pemenuhan ekonomi
keluarga, membina, mendidik anak. Perbuatan orangtua dalam sehari-hari pun
sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak.
Dari beberapa penjelasan tersebut bahwa melangsungkan perkawinan
muda itu sangatlah berdampak buruk maka terhadap berbagai pihak. Dalam
mencegah perkawinan usia muda tersebut sangat dibutuhkan pentingnya
peranan orangtua untuk mencegah anak untuk melakukan perkawinan usia
muda, tentu dengan tujuan agar anak tidak dengan mudah mengambil keputusan
untuk melakukan perkawinan usia muda, serta anak juga harus diberi pedoman
5
dan apa dampak yang timbul. Karena orangtua berfungsi untuk memberikan
motivator, fasilitator dan mediator. Sebagai motivator, orang tua harus
senantiasa memberikan motivasi/dorongan terhadap anaknya. Karena orangtua
lah yang bertanggung jawab penuh atas anak.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi bahwa masih terdapat anak yang berusia
dibawah 20 tahun melakukan perkawinan usia muda, dimana jumlah anak yang
melakukan perkawinan usia muda lebih kurang dari satu orang setiap tahunnya.
Dimana usia ideal untuk seorang perempuan melakukan perkawinan adalah usia
20 tahun, dan untuk laki-laki adalah usia 25 tahun. Namun kenyataannya di
Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi masih dijumpai anak yang
melakukan perkawinan usia muda. Terdapat anak yang melangsungkan
perkawinan usia muda namun beberapa bulan kemudian sang suami langsung
meniggalkan istrinya ataupun bercerai, kasus perceraian pada pernikahan usia
muda karena para pasangan usia muda keadaan psikologisnya belum matang,
sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam pernikahan.
Mengingat banyaknya dampak buruk yang terjadi apabila melakukan
perkawinan usia muda maka perkawinan usia muda itu harus dicegah. Dimana
untuk mencegah perkawinan usia muda itu membutuhkan bantuan semua pihak,
namun yang paling utama atau yang paling dekat dengan anak adalah Orangtua.
Maka untuk mencegah perkawinan usia muda itu peranan orangtua sangat
diperlukan karena orangtualah yang paling utama yang bertanggung jawab atas
anak, dimana orangtua berfungsi untuk memberikan motivator, fasilitator dan
6
Sebagai motivator, orang tua harus senantiasa memberikan
motivasi/dorongan terhadap anaknya. Namun Di Desa Invaliden Kecamatan
Sumbul Kabupaten Dairi belum semua orangtua berperan aktif dalam
memberikan motivator, fasilitator, dan mediator terlihat dari bahwa anak yang
melakukan perkawinan usia muda karena kurangnya perhatian dari orangtua
sehingga anak bebas melakukan hal apa saja termasuk dalam hal bergaul,
sehingga si anak salah dalam bergaul dan terjadilah hamil diluar nikah, maka
untuk menutupi aib tersebut orangtua dengan cepat menikahkan anaknya
walaupun belum cukup umur. Namun ada juga orangtua yang beranggapan
bahwa dengan cepat menikahkan anaknya jumlah tanggunganya akan berkurang
tanpa memikirkan resiko yang diterima oleh anak tersebut. Dalam suatu
keluarga orangtua sangat berperan penting dalam mengikuti perkembangan anak
karena orangtualah yang mampu membina anak tersebut dalam perkembangan
nya, termasuk dalam hal bergaul, bertingkah laku, berkomunikasi dan lain
sebagainya.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji
permasalahan ini dengan melakukan penelitian dengan judul “Peranan Orangtua
Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi”.
7
1.2 Identifikasi Masalah
Setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari masalah yang
dihadapi, sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang masalah
yang sudah di lakukan observasi awal di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah
yang diteliti, maka selanjutnya akan diuraikan masalah yang di identifikasi,
antara lain:
1. Kurangnya perhatian dari orangtua sehingga anak bebas melakukan hal apa
saja termasuk dalam hal bergaul, sehingga si anak salah dalam bergaul
2. Terjadinya hamil diluar nikah, maka untuk menutupi aib tersebut orangtua
dengan cepat menikahkan anaknya walaupun belum cukup umur
3. Banyaknya dampak buruk yang timbul apabila melakukan perkawinan usia
muda
4. Orangtua dengan cepat menikahkan anaknya, terlihat dari beberapa orangtua
yang beranggapan bahwa dengan segera menikahkan anaknya
tanggungannya akan berkurang
5. Masih terdapat anak melakukan perkawinan usia muda dibawah umur 20
tahun, dimana usia ideal untuk seorang perempuan melakukan perkawinan
adalah usia 20 tahun dan untuk seorang laki-laki adalah 25 tahun
6. Terjadinya kasus perceraian kasus perceraian pada pernikahan usia muda
karena para pasangan usia muda keadaan psikologisnya belum matang,
sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam
8
1.3Batasan Masalah
Pembatasan penelitian dilakukan dalam setiap penelitian agar
masalahnya lebih terarah, terinci dan jelas. Karena dengan memberi pembatasan
masalah akan mempermudah sasaran yang dicapai, mengingat waktu dan
kemampuan peneliti permasalahan perlu dibatasi agar tampak fokus masalah
yang akan diteliti serta mengarahkan pandangan pada pembahasan ataupun
permasalahan. Banyaknya hal terkait dengan terjadinya perkawinan usia muda
maka penelitian ini difokuskan dan dibatasi pada batasan masalah yaitu pada
Peranan Orangtua Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda Di Desa
Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah
dapat dirumuskan adalah, “Apa sajakah Peranan Orangtua Dalam Mencegah
Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi ?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Peranan Orangtua
Dalam Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi”.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian yang terlaksana dengan baik dapat menghasilkan informasi
yang akurat, rinci dan aktual sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti secara
pribadi, maupun orang lain, terutama pihak yang terkait dengan lingkungan
9
Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang teori maupun sudut
pandang praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah acuan, wawasan dan
pengetahuan mengenai peranan orangtua dalam mencegah terjadinya
perkawinan usia muda
2. Manfaat Praktis
a. Dapat menjadi bahan masukan kepada siapa saja yang
berkepentingan, baik bagi pemerintah, orangtua dan masyarakat
b. Bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta wawasan penulis
dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.
c. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat, orangtua, anak untuk mengetahui bagaimana dampak
perkawinan usia muda agar tidak melakukan perkawinan usia muda
d. Dapat menambah refrensi bagi peneliti berikutnya mengenai persepsi
orangtua tentang perkawinan usia muda dan sebagai bahan acuan atau
perbandingan bagi peneliti
e. Sebagai bahan acuan masukan bagi mahasiswa jurusan pendidikan
luar sekolah untuk menyusun suatu program penelitian dengan ruang
106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi mengenai Peranan Orangtua Dalam
Mencegah Terjadinya Perkawinan Usia Muda dapat disimpulkan bahwa
Peranan orangtua sebagai Modeling di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi dapat dikatakan sudah berperan, hal ini sesuai dengan
rumusan masalah untuk mengetahui apa sajakah peranan orangtua dalam
mencegah terjadinya perkawinan usia muda. Hal ini diketahui dari
jawaban responden yaitu sebanyak 60,25%. Peranan orangtua sebagai
Mentoring di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi dapat
dikatakan sudah berperan, hal ini sesuai dengan rumusan masalah untuk
mengetahui apa sajakah peranan orangtua dalam mencegah terjadinya
perkawinan usia muda. Hal ini diketahui dari jawaban responden yaitu
sebanyak 67,94%. Peranan orangtua sebagai Organizing di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi dapat dikatakan sudah berperan, hal
ini sesuai dengan rumusan masalah untuk mengetahui apa sajakah peranan
orangtua dalam mencegah terjadinya perkawinan usia muda. Hal ini
diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 58,97%. Peranan
orangtua sebagai Teaching di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi dapat dikatakan sudah berperan, hal ini sesuai dengan
rumusan masalah untuk mengetahui apa sajakah peranan orangtua dalam
107
mencegah terjadinya perkawinan usia muda. Hal ini diketahui dari
jawaban responden yaitu sebanyak 74,35%.
2. Peranan Orangtua dalam mencegah perkawinan usia muda dalam
mengikuti perkembangan anak di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi Kurang berperan, hal tersebut diketahui dari jawaban
responden yaitu sebanyak 44,43%. Peranan orangtua dalam mencegah
perkawinan usia muda tentang pendidikan seks di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi berperan, hal tersebut diketahui dari
jawaban responden yaitu sebanyak 51,28%. Peranan orangtua dalam
mencegah perkawinan usia muda tentang komunikasi yang baik terhadap
anak di Desa Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi kurang
berperan, hal tersebut diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak
37,58%. Peranan orangtua dalam mencegah perkawinan usia muda tentang
memberikan bimbingan, perhatian, terhadap anak di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Berperan, hal tersebut diketahui dari
jawaban yaitu sebanyak 51,28%. Peranan orangtua dalam mencegah
perkawinan usia muda tentang mengutamakan masa depan anak di Desa
Invaliden Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Kurang Berperan, hal
tersebut diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 37,58%.
Peranan orangtua dalam mencegah perkawinan usia muda tentang
hambatan dalam mencegah perkawinan usia muda di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi kurang berperan, hal tersebut
diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 44,71%. Peranan
108
anak mengenai dampak dari perkawinan usia muda di Desa Invaliden
Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi kurang berperan, hal tersebut
diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 43,58%.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti dalam melakukan penelitian, penulis
ingin mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Orangtua
1.1Kepada para orangtua agar tetap melaksanakan perannya sebagai
orangtua, karena orangtua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi
anak, oleh karena itu, maka peranan “modeling, mentoring, organizing,
teaching sangat penting terhadap anak
1.2Hendaknya orangtua memahami dan mengikuti perkembangan anak, agar
anak tidak salah dalam pergaulan anak
1.3Memberikan perhatian yang sepenuhnya terhadap anak.
2. Kepada Masyarakat
2.1Agar semua masyarakat mampu memberikan pengajaran kepada
109
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ahmadi, Abu dan Nur Ubbiyati. 2003. Ilmu Pendidikan: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsini. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta
Beoroe. G. 2008. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Dariyo, Agous. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan. Penerbit Ghalia Indonesia
Kulsum Umi, Jauhar Mohammad. 2014. Pengantar Psikologi Sosial. jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta
Lestari Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Lubis, Lumongga .2013. Psikologi Kespro.Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Miharso, Mantep. 2004. Pendidikan Keluarga Qur’ani. Yogyakarta. Safria Insani Press
Rahman Abdul Agus. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Riyadi Agus. 2013. Bimbingan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 1996. Jakarta. Bumi Aksara
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset
110
Sumber Jurnal Online
Wibowo. 2012. Syarat-syarat Sahnya Suatu Perkawinan. Jurnal Hukum, (online), Jilid 2 No. 1, dalam ( http://www.jurnal hukum.com, diakses 22 maret 2016)
Sumber Internet
Melia Auhasi. 2011. Faktor-Faktor Penyebab Perkawinan Muda. (online), dalam (http://www.scribd.com, diakses 22 maret 2016)
Sumber Skripsi
Nuraini, 2011. Faktor-faktor penyebab Tejadinya Perkawinan Usia Muda. Medan. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi Tidak dipublikasikan
Seira Valentina. 2009. Peranan Orangtua Dalam Mengembangkan Religiusitas anak. Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret. Skripsi tidak dipublikasikan