• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK PERMESINAN SMK TRI SAKTI LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK PERMESINAN SMK TRI SAKTI LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK

PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK

PERMESINAN SMK TRI SAKTI LUBUK PAKAM

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

TUMPAL FRENGKI NAINGGOLAN

NIM. 509121041

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Tumpal Frengki Nainggolan : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengelasan Pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah dengan menerapkan model Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Teknik Pengelasan Pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Tri Sakti Lubuk Pakam pada semester gasal pada tahun pelajaran 2016/2017 dengan subjek kelas X TP berjumlah 40 siswa. Penelitian ini merupan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi. Tekhnik pengumpulan data menggunakan tes, wawancara observasi dan evaluasi. Selanjutnya dari hasil pre test nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 45%. Data evaluasi dari post test dari siklus I dengan rata-rata nilai (57,50%). Sedangkan data evaluasi dari post test siklus ke II dengan rata-rata nilai 97,50% berarti ada peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 40%. Dapat disimpulakan bahwa pembelajaran dengan model Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar steknik pengelasan pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam.

(5)

ii

ABSTRACT

Tumpal Frengki Nainggolan : The Application of Learning Model Cooperative Type STAD to Improve Learning Outcomes Technique Welding at Student X SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Essay. Faculty of Engineering, University of Medan, 2016

This study attempts to know whether with applying learning model cooperative type STAD can improve learning outcomes technique welding at student x smk tri sakti lubuk pakam. This study was conducted in SMK trisakti Lubuk Pakam in the odd on academic year 2016/2017 with the subject in class of X Of 40 students. The research is research class consisting of 2 cycles with each cycle consisting 4 stage namely planing, action, observation and evaluation. From the data analysis and accounting is acquired the average value of experimental class is 45 % with standard of deviation is 57,50 % and the average value of control class is 97,50 % with standard of deviation is. Can be concluded with applying learning model cooperative type STAD can improve learning outcomes technique welding at student x Smk Tri Sakti Lubuk Pakam

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kasih dan

karuni-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengelasan Pada Siswa Kelas X Teknik

Permesinan Smk Tri Sakti Lubuk Pakam”.

Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai

pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. HidirEfendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Janter P Simanjuntak,ST, MT, Ph.D, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Prof.Dr.Julaga Situmorang,M.Pd,selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan saran dan kritik dalam Skripsi Penelitian ini.

6. Teristimewa kepada kedua orangtua Op. Pahala Doli dan Op. Pahala Boru

(7)

iv

7. The Big Family Nainggolan Bang Joe/Kak Joe, Lae Ginting/Ka Feby, Bg

Angel/Kak Angel, Bang Gisele/Kak Gisele dan abang terhormat Bg Mona

8. Abanganda Iwan Keling, Virgo Sitorus, Benny Naibaho, Prianto Sinaga,

Septo Madacan Sinaga, Bou Kantin dan terkhusus untuk HMJ TeknikMesin

UNIMED

9. Rekan - rekan seperjuangan 2009 Reguler khususnya Agus si Raja Tuak,

Sahala ”rematik” Sinaga, Legos P Nainggolan ( LEBAH ) The King of

COC, Maju si Supir Lintas, Daud Hutahaean dan Hotlan Manurung tetap

sarjana Laeku

10.Base Camp “Nasomarhepeng”, Ratu Teknik ( my lovely ito ), Raja Batak,

What The Fuck, IGDP ( Abdi si Bibir Hitam ), Harrum Rumapea RR,

Krusher, Aldi/Yen, Benz Rido, Firmando Tumorang

11.Orang tercinta Elisabet Sitorus terima kasih atas dukunganya sayang

Penulis menyadari bahwa Skripsi Penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan Skripsi Penelitian ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga Skripsi Penelitian ini bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan pembaca skripsi penelitian ini pada umumnya

Medan, September 2016 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Hasil Belajar ... 14

3. Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Pengelasan ... 16

4. Pengertian Model Pembelajaran ... 15

(9)

vi

(10)

vii

3. Tes ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

B. Analisis Data ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Daftar Kumpulan Nilai Smk Tri Sakti ... 5

Tabel 2 Implementasi Siklus ... 38

Tabel 3 Hasil Pre Test ... 44

Tabel 4 Hasil Post Test Siklus I ... 45

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 56

Lampiran 2 RPP Siklus I ... 57

Lampiran 3 RPP Siklus II ... 59

Lampiran 4 Soal Pre Test ... 61

Lampiran 5 Jawaban Pre Test ... 62

Lampiran 6 Soal Post Test Siklus I ... 63

Lampiran 7 Jawaban Post Test siklus ... 65

Lampiran 8 Soal Post Test Siklus II ... 66

Lampiran 9 Jawaban Post Test Siklus II ... 68

Lampiran 10 Hasil Pre Test... 69

Lampiran 11 Hasil Post Test Siklus I ... 70

Lampiran 12 Hasil Post Test Siklus II ... 71

Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar ... 72

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

manusia seutuhnya adalah misi pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada

kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa ditanggulangi dengan

paradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya meyampaikan materi kepada siswa

dikelas karena materi yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan

masyarakat. Untuk menghadapi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap

sistem pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas

pendidikan.

Seiring dengan kemajuan zaman, maka perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dan Teknologi (IPTEK) memegang peranan yang besar. Abad 21 ditandai oleh

pesatnya perkembangan teknologi dan sains, terutama teknologi informasi dan

komunikasi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang semakin pesat

dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan

diberbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat

sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus

dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang

(14)

2

Bangsa Indonesia menyadari bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk

menghasilkan manusia yang terampil, produktif, inisiatif dan kreatif karena

nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh setiap manusia seperti keimanan dan ketaqwaan,

ahlak, disiplin dan etos kerja serta nilai-nilai instrument seperti penguasaan

IPTEK dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan unsur pembentukan

kemajuan dan kemandirian bangsa dapat tumbuh dan berkembang melalui

pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia No. 20

tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah Menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja

tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam

bidang industri, perdagangan dan jasa serta mampu berusaha sendiri dalam

membuka lapangan kerja, guna meningkatkan produksi dan perluasan lapangan

kerja.

Melalui sekolah menengah kejuruan (SMK) diharapkan dapat dihasilkan

tenaga kerja yang terampil dan berkualitas serta menguasai bidang yang

(15)

3

dapat terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa sekolah menengah kejuruan

dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang

diterimanya di sekolah, karena setiap mata pelajaran saling mempengaruhi dan

saling mendukung pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, perkembangan

sikap dan kepribadiannya.

Sesuai dengan tujuan tersebut, di SMK siswa diberikan berbagai mata

pelajaran yang digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: mata pelajaran normatif,

adaftif, dan produktif. Dari ketiga mata pelajaran tersebut, mata pelajaran

produktif adalah mata pelajaran keahlian yang berhubungan langsung dengan

pengetahuan dan keterampilan siswa yang disesuaikan dengan tuntutan dunia

industri.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga

pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan

meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP, 2006) SMK bertujuan

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya.

Dalam Garis-Garis Besar Program Pendidikan Dan Pelatihan (GBPP)

kurikulum 1999 bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian

Teknik Permesinan sebagai bagian dari pendidikan menengah kejuruan

(16)

4

1. Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional dalam

lingkup keahlian Teknik Permesinan.

2. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan

diri dalam lingkup Teknik Permesinan.

3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha

dan industri pada saat ini maupun yang akan datang dalam lingkup Teknik

Permesinan.

4. Menjadi warga negara produktif, adaftif, dan kreatif.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa lulusan sekolah menengah

kejuruan (SMK) diutamakan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan

bidangnya. Karena itu siswa dibekali dengan materi pelajaran produktif yang

berkaitan langsung dengan keterampilan siswa dan berkaitan dengan dunia

industri.

Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

demikian pesat sekarang ini, sehingga perlu antisipasi oleh guru untuk

menyikapinya. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah mengaitkan

materi yang diajarkan dengan penerapan dalam kehidupan masyarakat umumnya

dan masyarakat sekitar siswa khususnya.

Teknik Pengelasan adalah salah satu mata pelajaran produktif yang

diberikan di SMK, dimana materi yang diajarkan berkaitan tentang proses-proses

penyambungan benda (besi). Dari survey yang dilakukan di lapangan dengan

mendengar penjelasan guru bidang studi diketahui bahwasanya hasil belajar siswa

(17)

5

Kemendikbud, untuk mata diklat produktif yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang

diperoleh siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas

X untuk kompetensi dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan pada Tahun

Ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Perolehan Nilai Hasil Belajar Teknik Pengelasan Kelas X Program

Dengan demikaian dapat dipahami bahwa hasil belajar siswa kurang

memuaskan. Hal itu dikarenakan proses pembelajaran yang menggunakan metode

ceramah dan diskusi belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih spesifik

lagi bahwa proses pembelajaran masih cenderung didominasi oleh guru sehingga

di dalam belajar, siswa terlihat masih kurang bisa menerima penjelasan dari guru.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa model pembelajaran dalam proses

belajar mengajar sangat mempengaruhi semangat dan hasil belajar siswa. Guru

yang mengajar dengan model pe mbelajaran yang kurang menarik dapat

menyebabkan siswa menjadi bosan, pasif dan tidak kreatif. Oleh karena itu guru

dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan

(18)

6

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan

tersebut adalah dengan menciptakan suasana hasil belajar yang langsung

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang

merupakan model pembelajaran student centered adalah model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division). Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut lebih aktif dan agresif

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa dituntut untuk saling berbaur dengan

siswa yang lain dalam satu kelompok kecil untuk dapat saling bertukar pikiran,

pendapat dan berdiskusi bersama. Hal ini akan menjadikan siswa itu menjadi yang

lebih serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model

pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifias

siswa, model pembelajaran ini juga model pembelajaran yang efektif , dimana

terdapat lima komponen utama dalam pelaksanaannya yakni penyajian kelas,

belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok sehingga

peserta didik dapat berperan secaa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat

meningkatkan minat dan kreatifitas siswa. Menurut Tutuhatunewa (2004:28),

bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan memperhatikan adanya

perbedaan kemampuan akademis. Selain itu siswa saling membantu dalam

memahami konsep, berdiskusi dan menyelesaikan soal dan tugas-tugas yang

(19)

7

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya di SMK Tri Sakti

Lubuk Pakam.

Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis bekeinginan melakukan

penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengelasan pada Siswa

Kelas X Teknik Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam”.

B. Identifikasi Masalah

Melihat situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah :

1. Siswa kurang termotivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar

karena guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah dan

diskusi. Sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang

disampaikan guru sehingga hasil belajar siswa belum mencapai kriteria

yang digunakan

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran teori pengelasan salah

satu dasar mata pelajaran teknik pengelasansehingga menyebabkan

hasil belajar pada mata pelajaran teknik pengelasan maasih rendah

3. Hasil belajar siswa rendah untuk mata pelajaran teknik pengelasan.

Standar ketuntasan minimal yang diterapkan oleh pihak sekolah SMK

Tri Sakti Lubuk Pakam adalah 7,00. Data yang diperoleh dari DKN

tersebut kurang dan tidak melebihi standar ketuntasan minimal dan

(20)

8

4. Metode ceramah dan diskusi yang diterapkan belum mampu

meningkatkan hasil belajar siswa

5. Cara belajar yang berpusat pada guru

C. Pembatasan Masalah.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan

diatas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X

program keahlian Teknik Permesinan pada mata pelajaran Teknik Pengelasan di

SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai

berikut :

1. Hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran teknik pengelasan.

Standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh pihak sekolah SMK

Tri Sakti Lubuk Pakam adalah 7,0. Data yang diperoleh dari DKN

tidak melebihi standar ketuntasan minimal 7,0 dan belum mencapai

nilai ketuntasan minimal

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran teknik pengelasan

sehingga menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik

(21)

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik pengelasan pada

kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan siswa kelas X Teknik

Permesinan SMK Tri Sakti Lubuk Pakam ?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran teknik pengelasan

2. Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk

menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan.

3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu

mempetanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok

(22)

10

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan

hasil belajar di SMK Tri Sakti 1 Lubuk Pakam.

2. Sebagai informasi bagi guru/ mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik peserta didik.

3. Sebagai bahan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Sedangkan manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menambah khasanah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang

berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta

pengaruhnya terhadap hasil belajar Teknik Pengelasan.

2. Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan

efisien.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk

(23)
(24)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan, maka

telah diperoleh data yang telah diolah, dan hasil dari pengolahan data tersebut

dapat dilihat dari hasil pre test belajar siswa sebelum tindakan dengan nilai

rata-rata 60,25%. Setelah diterapkan model pembelajaran STAD diperoleh data dari

evaluasi post test siklus I dengan rata-rata nilai (68,75%). Sedangkan data

evaluasi dari post test siklus ke II dengan rata-rata nilai 78,25% berarti ada

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9,5%. Maka penerapan model

pembelajaran Student Teams Achievement Divicion (STAD) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa X SMK Tri Sakti Lubuk Pakam. Model pembelajaran Student

Teams Achievement Divicion (STAD) efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran teknik pengelasan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan kepada guru, khususnya

guru bidang studi Teknik Pengelasan dapat menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divicion (STAD) untuk

(25)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anar P Pardede (2012) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Penggunaaan Alat Ukur Kelas X Semester II SMK Swasta Era Utama Pancurbatu T.A 2011/2012 “.

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode- pembelajaran/

http://diasdiari.blogspot.ae/2014/02/pengertian-pembelajaran-stad-menurut.html?m=1 (Diakses tanggal 09 mei 2016)

Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Mujiono dan Dimiyati. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory Research and Practice. London,Ter. Narulita Yusron, Bandung : Penerbit Nusa Media

Sudjana (2009:22) “Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Winkel, W. S. (2002). Psikologi belajar Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 1    Daftar Kumpulan Nilai Smk Tri Sakti .......................................
Tabel 1. Perolehan  Nilai  Hasil  Belajar  Teknik Pengelasan  Kelas  X Program

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan berpikir Matematika

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

[r]