• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PADA MATA DIKLAT PROSES DASAR PENGECORAN LOGAM KELAS X SMK SWASTAYAYASAN WANITA KERETA API (YWKA) MEDAN T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PADA MATA DIKLAT PROSES DASAR PENGECORAN LOGAM KELAS X SMK SWASTAYAYASAN WANITA KERETA API (YWKA) MEDAN T.A 2016/2017."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PADA MATA DIKLAT PROSES DASAR PENGECORAN LOGAM

KELAS X SMK SWASTAYAYASAN WANITA KERETA API (YWKA) MEDAN T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DESMAN PRANATA BARUS NIM. 5113121014

JURUSAN PENDIDIKANTEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii ABSTRAK

DesmanPranataBarus : “Penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction Pada Mata Diklat Proses dasarPengecoranLogamKelas X SMK SWASTA YAYASAN WANITA KERETA API(YWKA) Medan T.A 2016/2017”. Skripsi, FakultasTeknikUniversitasNegeri Medan. 2016.

Penelitianinibertujuanuntukmeningkatkanhasilbelajarmatapelajaran Proses DasarPengecoranlogampadasiswakelas X Program KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medanmelalui model pembelajarankooperatiftipeExplicit Instruction.Penelitianinimerupakanpenelitiantindakankelas yang dilakukanpada semester ganjiltahunajaran 2016/2017 denganjumlahsiswa 32 orang.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dengan observasi, dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil evaluasi proses dan hasil pada setiap pembelajaran dan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, ditemukan pada siklus I nilai rata-rata pretest siswa 51,00, lalu pada pelaksanaan posttest meningkat menjadi 69,9.Kemudiansetelahdilakukantindakanperbaikan model pembelajarankooperatiftipeExplicit Instructionpada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rataposttest siswa,nilai rata-rata posttest meningkat menjadi 83,7.Demikianhalnyadenganketuntasanbelajarsiswasiklus I sebanyak 17 orang siswa (53,12%) dinyatakantuntasdansetelahdilakukantindakanperbaikansiklus II sebanyak 26 orang siswa (81,25%) yang dinyatakantelahtuntas, sedangkan 6 orang siswa (18,75%) belumtuntas. Hasilobservasiaktivitassiswapadasiklus I dengan rata-rata 61,25% siswatergolongcukupaktif, dansetelahdilakukantindakanperbaikansiklus II diperoleh rata-rata 85,0% siswatergolongaktif.

Dengandemikiandarihasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwapenerapan model pembelajarankooperatiftipeExplicit

Instructiondapatmeningkatkanhasilbelajarmatadiklat Proses DasarPengecoranLogampadasiswakelas X Program KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medan T.A 2016/2017.

(5)

iv ABSTRACT

DesmanPranataBarus : “Use of Explicit Instruction Learning Model In Training Eye basis Metal Casting Process Class X SMK YAYASAN WANITA KERETA API Medan T.A 2015/2016”.Thesis, Faculty of Engineering, University of Medan. 2016.

This research aims to improve learning outcomes subject the basic process of metal casting in class X SMK Engineering Program Machining Private SMK YWKA Medan through cooperative learning Type Explicit Instruction. This research is a classroom action research conducted in the first semester of the academic year 2016/2017 the number of students 32.This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of stages of planning (planning), action (acting), observations (observating) and reflection (reflecting). The technique of collecting data through observation and achievement test.Based on the evaluation process and results in each learning and is based on success criteria that have been established in this study, it was found in the first cycle the average value of 51.00 student pretest and posttest on implementation increased to 69.9. Then, after the corrective actions Explicit Instruction cooperative learning model in the second cycle an increase in the average value posttest students, the average value increased to 83.7 posttest. Likewise with mastery learning students the first cycle were 17 students (53.12%) declared complete and corrective action after the second cycle a total of 26 students (81.25%) stated have been completed, while 6 students (18.75%) was not finished. Results of observation of student activity in the first cycle with an average of 61.25% of the students is quite active, and after the second cycle corrective action gained an average of 85.0% of students classified as active. Thus the results of this study concluded that the implementation of cooperative learning model of Explicit Instruction can improve learning the training basic process of metal casting in class X SMK Machinery Engineering Program Private YWKA Medan T.A 2016/2017.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran

Explicit Intruction Pada Mata Diklat Proses Dasar Pengecoran Logam Kelas X

SMK SWASTA YAYASAN YANITA KERETA API(YWKA) MEDAN T.A

2016/2017”

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

Penulis sangat menyadari bahwa banyak pihak-pihak yang membantu penulis

dalam menyelesaikan Skripsi ini. Terutama kepada Bapak Prof. Selamat

Triono,M.Sc,Ph.D yang telah banyak memberikan saran serta membimbing saya

dalam menulisSkripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof.Dr.HarunSitompul M.Pd selaku dekan FT

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku WakilDekan I

3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua jurusan Teknik Mesin

4. Bapak Drs. SelamatRiadi, MT selakusekretarisjurusanTeknikMesin

5. Bapak Janter P. Siamnjuntak,ST.MT.Ph.D selaku ketua program studi

Teknik Mesin

(7)

vi

. Teristimewa kepada Ayahanda alm.N.Barus dan Ibunda A.Siregar yang

telah memberikan dorongan serta dukungan dalam doa dan materi hingga

penyelesaian Skripsi ini.

. Sahabat-sahabat saya Robert Hamonangan Siregar, S.Pd, Agus Gunawan

Galingging,S.Pd, Juanda Situmorang,S.Pd, Daniel Carlos Sinaga,S,Pd,

Ridwan Pulungan, S.Pd, serta seluruh teman-teman yang telah banyak

memberikan motivasi serta bantuan dalam penulisan Skripsi ini.

Atas segala bantuan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya

selain doa, semoga Bapa di surga memberi Kasih dan BerkatNya dalam hidup

mereka.

Akhirnya penulis berharap kiranya Skripsi yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha peningkatan

mutu pendidikan dimasa yang akan datang, Amin.

Meda , Ag Pe i

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGAKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 7

1.Pengertian Model Pembelajaran ... 7

2. Jenis Model Pembelajaran ... 9

3. Model Pembelajaran Pendidikan Kejuruan ... 9

(9)

viii

4. Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 13

a. Langkah-langkah Model Explicit Instruction ... 15

5. Hasil Belajar Proses Dasar Pengecoran Logam ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 28

C. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

1. Subjek Penelitian ... 30

2. Objek Penelitian ... 30

C. Defenisi Operasional dan Objek Penelitian ... 30

1. Defenisi Operasional ... 30

2. Variabel Penelitian ... 31

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Test ... 32

2. Observasi ... 34

F. Prosedur Penelitian ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 44

(10)

ix

2. AktifitasBelajar ... 46

BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PelaksanaanPenelitian ... 48

1. TahapPraTindakan ... 48

2. TindakandanHasilPembelajaranSiklus I ... 50

a. TindakandanHasilPembelajaranSiklus I ... 50

b. HasilPembelajaranSiklus I ... 52

c. TahapRefleksidanPerencanaanUlang ... 58

3. TindakandanhasilpelajaranSiklus II... 62

a. TindakandanHasilPembelajaranSiklus II... 62

b. HasilPembelajaranSiklus II 65 c. TahapRefleksiSiklus II ... 70

1). HasilBelajar ... 70

2). AktifitasBelajar ... 71

B. PembahasanPenelitian... 73

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tahap-Tahapan Model Explicit Instruction ... 17

Tabel 2 Kisi-kisiLembar test ... 33

Tabel 3Kisi-kisiLembar test ... 34

Tabel 4 Format ObservasiSiswa ... 35

Tabel 5RekapitulasiHasil pretest ... 48

Tabel 6DaftarKelulusanSiswaBerdasarkan pretest ... 49

Tabel 7RekapitulasiHasil posttest siswaSikilus I ... 53

Tabel 8KelulusanSiswaBerdasarkanNilai posttest Siklus I ... 54

Tabel 9PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanPertamaSiklus I... 55

Tabel 10PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanKeduaSiklus I ... 56

Tabel 11DaftarNilaiSiswaberdasarkanKategoriKelulusan ... 65

Tabel 12 KelulusanSiswaBerdasarkanNilai posttest ... 66

Tabel 13PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanPertamaSiklus II ... 67

Tabel 14PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanKeduaSiklus II ... 68

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 84

Lampiran 2Rencana Program Pembelajaran 85 Lampiran 3Surat PernyataanGuru ...110

Lampiran 4Surat PenugasDosenPembimbing ...111

Lampiran 5Permohonan JudulSkripsi ...112

Lampiran 6PermohonanizinObservasi ...113

Lampiran 7Surat IzinObservasi...114

Lampiran 8PermohonanIzinPenelitian ...115

Lampiran 9Surat IzinPenelitian...116

Lampiran 10 LembarBimbinganSkripsi ...117

Lampiran 11LembarPerbaikanSkripsi ...118

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

mutu hidup seseorang. Namun, pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk

mengembangkan pribadi semata melainkan juga dasar dari pembangunan suatu

negara.Dalam hal ini lembaga-lembaga pendidikan sangat diperlukan dalam

mendukung perkembangan dalam suatu negara.

Peran lembaga pendidikan sangat penting guna menyokong dan membantu

terbentuknya sumber daya yang pontensial.Didalam pendidikan terdapat lembaga

pendidikan Formal dan lembaga pendidikan Non formal. Dalam meningkatkan

hasil belajar, Pendidikan melalui lembaga formal merupakan cara yang sangat

tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru

khususnya pada mata diklat Proses dasarPengecoran Logam. Guru merupakan

unsur dalam proses belajar mengajar yang dituntut memiliki kemampuan segala

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran dikelas. Guru memegang

peranan penting dalam keberhasilan siswanya, walaupun sebaik apapun kurikulum

yang disajikan, sarana prasarana terpenuhi, tetapi bila guru belum berkualitas

maka proses belajar mengajar belum dikatakan baik. Oleh karena itu guru bukan

hanya mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar

dan menggunakan kesadaran dirinya untuk mengadakan perubahan-perubahan dan

perbaikan dalam proses pembelajaran. SMK masih memerlukan media

(15)

2

Dengan pengembangan program studi di SMK Swasta ayasan anita Kreta

pi K Medan, menyebabkan tuntutan media pembelajaran yang mengacu

pada teknologi industri aplikatif sangat tinggi. Pengembangan program studi yang

dilakukan belum diikuti dengan pengembangan media pembelajaran yang

aplikatif terhadap dunia ndustri.

erdasarkan hasil pengamatan penulis dengan guru mata diklat Proses

Dasar Pengecoran Logam dikelas Teknik Permesinan SMK S . K

Medan T. , bahwa hasil belajar yang ditunjukkan siswa pada mata

diklat Teknologi Mekanik kurang memuaskan. Kecenderungan siswa selalu pasif

dalam menerima pelajaran yang disampaikan, dan jika dilihat dari antusias siswa

dalam mata diklat proses dasar Pengecoran Logam ternyata kurang.Mereka

cenderung kurang peduli terhadap materi yang disampaikan oleh guru tersebut

sehingga ketika guru mengadakan ulangan banyak siswa yang tidak dapat

menjawab soal yang di ujikan. al ini diduga terjadi karena guru kurang

menggunakan variasi dalam mengajar. Guru kurang peka terhadap faktor

penyebab kesulitan siswa dan guru kurang menggunakan pendekatan

pembelajaran dalam proses pembelajaran konvensional ceramah, tanya jawab,

dan latihan tugas dimana proses pembelajaran lebih berfokus kepada guru dan

kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa cenderung

pasif. agi siswa hal ini menjadi ruang gerak terbatas, siswa hanya terbiasa

mendengarkan, mencatat kemudian menghafal tanpa ada minat untuk

memahami. khirnya siswa cenderung menyimpan segala kesulitan yang ditemui

(16)

erdasarkan observasi melalui analisis dokumen buku raport dan

wawancara dengan guru mata diklat yang dilakukan oleh penulis di SMK S .

K Medan, kegagalan pada Tahun jaran pembelajaran tersebut

jika terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar Proses Dasar Perlakuan Logam siswa

yaitu, dari siswa % siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan yang

telah ditetapkan.

Memperhatikan masalah diatas maka sudah selayaknya dalam pengajaran

Proses Dasar Pengecoran Logam dilakukan suatu inovasi.Dalam hal ini guru

selaku tenaga pendidik harus mampu mengubah metode pengajaran konvensional

dengan menerapkan model pembelajaran. Salah satu alternatif pengembangan

model pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran kooperatif nstruksi

langsung tipe Explicit Instrucction karena model pembelajaran ini menempatkan

siswa sebagai bagian dari suatu sistem yang bekerja sama serta pengajaran

langsung dari guru dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.

Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif instruksi langsung yaitu

explicit Instruction. Strategi ini dikenal dengan model pembelajaran langsung

pada elemen interaksi pembelajaran instruksi langsung yang saat ini menjadi salah

satu faktor ampuh dalam meningkatkan respon siswa terhadap pertanyaan.

Pendekatan ini melibatkan pengajar maupun siswa secara maksimum dalam

mengajar maupun belajar sehingga memungkinkan siswa lebih bersemangat

dalam belajar khususnya untuk mata diklat Proses Dasar Pengecoran

Logam.Dengan model ini siswa diberi peluang untuk berdiskusi yang juga diberi

(17)

kelompok. nteraksi ini memungkinkan proses penerimaan dan pemahaman siswa

semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.

Keberhasilan belajar menurut model ini bukan semata-mata ditentukan oleh

individu secara utuh, melainkan hasilnya akan semakin baik apabila dilakukan

bersama-sama dalam kelompok kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

Jadi, selain belajar dari guru, siswa juga belajar dari teman sebaya, yang

memungkinkan proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah

dan cepat terhadap materi yang dipelajari khususnya diklat Proses dasar

Pengecoran Logam.

Model Explicit Instruction merupakan salah satu model pembelajaran yang

menekankanpada pendekatan guru dan siswa secara personal sehingga siswa dapat

lebih mengerti tentang materi yang diajarkan dengan adanya bimbingan dariguru.

Model Explicit Instruction atau model pembelajaran langsung khusus dirancang

untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi

selangkah. al ini dapat lebih mendekatkan siswa dengan guru secara intern

sehingga siswa tidak malu lagi dalam bertanya tentang hal yang belum mereka

pahami. Model pembelajaran Explicit Instruction yang menyampaikan materinya

bersifat algoritma-prosedural, langkah demi langkah sangatsesuai untuk materi

diklat Porses dasar Pengecoran Logam yang berupa praktikum dan diharapkan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Untuk melihat sejauh mana pembelajaran Explicit Intruction dapat

(18)

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Model

Pembelajaran Explicit Intruction Pada Mata Diklat Proses Dasar Pengecoran

Logam Kelas X SMK SW. YWKA MEDAN T.A 2016/2017”

B. Ident f kas Masalah

erdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah

yang relevan dengan penelitian ini adalah:

. asil belajar yang dicapai siswa di SMK Swasta K Medan pada

Mata Diklat Proses Dasar Pengecoran Logam masih rendah.

. Tidak tercapainya nilai standar Kriteria Kelulusan Minimum yang

telah ditetapkan yaitu 7, tujuh koma lima di SMK S ST

K Medan.

. Selama proses belajar mengajar berlangsung siswa cenderung kurang

aktif dan masih adanya siswa takut bertanya pada guru.

. Model pembelajaran yang selama ini digunakan belum dapat

meningkatkan hasil belajar pada Mata diklat Proses Dassar Pengecoran

Logam.

C. Batasan Masalah

erdasarkan indetifikasi masalah diatas, dan untuk menghindari

pembahasan yang terlalu luas maka penulis membatasi masalah dalam penulisan

proposal ini yaitu hasil belajar Proses dasar Penecoran Logam pada meteri pokok

menjelaskan mengenal proses pengecoran logamdi kelas Teknik Permesinan

SMK S ST K Medan dengan menerepkan model pembelajaran Explicit

(19)

D. Rumusan Masalah

erdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaranExplicit

Intruction dapat meningkatkan hasil belajar Proses dasar Pengecoran Logam

siswa pada materi pokok menjelaskan mengenal proses pengecoran logamdi kelas

Teknik Permesinan SMK S ST K Medan T. 7?

E. Tu uan Penel t an

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa pada mata diklat Proses dasarPengecoran Logam kelas Teknik

Permesinan pada materi pokok Menjelaskan Mengenal Proses Pengecoran Logam

Dengan cara pengecoran di SMK S ST K Medan melalui model

pembelajaran Explicit Instruction.

F. Manfaat Penel t an

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

terlibat :

. agi penulis, untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis

dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada saat mengajar nantinya.

. Sebagian bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru dalam

menerapkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk lebih

mengaktifkan siswa dalam belajar Proses dasar Pengecoran Logam.

. agi peneliti selanjutnya, sebagai bahan reverensi sumbangan pikiran

(20)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkansebagaiberikut :

1. Penerapan model pembelajarankooperatiftipeExplicit

Instructiondapatmeningkatkanhasilbelajarsiswamatadiklat Proses

DasarPengecoranLogampadasiswakelas X Program

KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medan.

2. Penerapan model pembelajarankooperatiftipeExplicit

Instructiondapatmeningkatkanaktivitasbelajarsiswamatadiklat Proses

DasarPengecoranLogampadasiswakelas X Program

KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medan.

3. Dari hasilpenelitian yang dilakukanpadasiklus I diperolehhasil:

a. Nilai rata-rata pretestsiswapadasiklus I sebesar 51,00 , jumlahsiswa

yang tuntasbelajarsebanyak 2 orang denganpersentase 6,25%.

b. Nilai rata-rata posttestsiswapadasiklus I sebesar 69,6 , jumlahsiswa

yang tuntasbelajarsebanyak 17 orang denganpersentase 53,12%.

c. Nilai rata-rata aktivitassiswapadasiklus I sebesar 72,03 ,

jumlahsiswa yang tuntassebanyak 22 orang denganpersentase

56,25%.

(21)

80

a. Nilai rata-rata posttestsiswapadasiklus II sebesar 83,7 meningkat

14,1 darisiklus I, jumlahsiswa yang tuntasbelajarsebanyak 17 orang

denganpersentase 81,25% meningkat 25,% darisiklus I.

b. Nilai rata-rata aktivitassiswapadasiklus II sebesar 85,0 meningkat

72,03 darisiklus I, jumlahsiswa yang tuntassebanyak 26 orang

denganpersentase 87,5% meningkat 30,76% darisiklus I.

B. Saran

Setelahmelihathasilpenelitian, pembahasandankesimpulanmaka

penelitimemberikan saran sebagaiberikut :

. BagiKepala SMK SWASTA YWKA Medan

Karenakegiataninisangatbermanfaatkhususnyabagisekolah,

makadiharapkanmendukungpelaksanaansecaraberkesinambungansebagaireferensi

yang dapatdigunakanoleh guru matapelajaran lain.

. Bagi Guru

Dalamkegiatanbelajarmengajar guru diharapkanmenjadikan model

pembelajaranKooperatiftipeExplicit

Instructionsebagaisuatualternatifdalammatadiklat Proses

DasarPengecoranLogamuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswa. Guru

diharapkanmampumenjadifasilitator yang

terus-menerusmembimbingsiswadalammembangunsendiripengetahuan yang

melaluiprosedurtahapan demi

(22)

81

3. BagiMahasiswa

Model pembelajaranKooperatiftipeExplicit

Instructionmengkombinasikankeunggulan model pembelajarankooperatifdan

model pembelajaran individual, model

pembelajaraninidirancanguntukmengatasikesulitanbelajarsiswa.merupakan suatu

pendekatan atau model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan

belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif sehingga

agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara

menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran dengan pola selangkah demi

selangkah.

Olehkarenaitukegiatanpembelajarannyalebihbanyakdigunakanuntukpemec

ahanmasalahdiharapkansiswadapatmenggalikemampuanindividu yang

dimilikidanmengembangkan rasa

kepercayaandiri.Dengandemikiansiswadiharapkanmemilikikeaktifanbelajar yang

tinggi di

dalammenerimasuatumateripelajarandengankonseppembelajaranKooperatiftipeEx

(23)

82

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk (2010). PenelitianTindakanKelasUntuk Guru. Bandung:

YramaWidya

Arikunto, (2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek. Jakarta:

RinekaCipta, PenelittianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara

Bruce dan Weil Sudrajat,(2011:3) ,Tahapanatausintaks model explicit instruction

CiciSulistianidanArifS(2015)Penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction

UntukMeningkatkanPrestasiBelajarPerawatanBateraiSiswaKelas X TkrSmkNegeri 1 Puring

Dimyati, Mudjiono, (2006. PengertianHasilBelajarSiswa. Malang: BMT

Hamzah.(2004). Model Pembelajaran. Jakarta: NurulJannah

Huda. Miftaful.(2013). Model-model PengajarandanPembelajaran. Malang:

PustakaBelajar

Kagan,

(2009).PeningkatanHasilBelajarAkuntansiMelaluiPembelajaranlansungde

ngan explicit Instruction

jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1208137145.pdf.diakses November2009

Kunandar, (2008).KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: PenerbitBumiAksara

Lewin.(dalamKunandar, 2008:42) menyatakan

“penelitiantindakankelasadalahrangkaian yang terdiridari 4 (empat),

Nurhadi.(2005). Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo

NurulHijriah. (2015)

UpayaMeningkatkanHasilBelajarMatematikaMelaluiPenggunaan Media

ManipulatifPadaPesertaDidikKelasIvSdn 2Kereng

BangkiraiTahunPelajaran 2014/2015, LaporanPenelitian.

Panjaitan, Kaisar. (2010).

MerancangButirSoaldanInstrumenuntukPenelitian.Gorontalo: NurulJannah

(24)

83

PadaPraktekPemasanganInstalasiListrikPeneranganBangunanSederhanaKe las X Titl Di Smk N 3 SingarajaGunaMeningkatkanHasil

BelajarSiswa

SlavinTrianto(2011) mengemukakantujuhlangkahdalamsintaksexplicit instruction.

Suprijono, Agus. (2009). Learning. Yogyakarta: PustakaBelajar

Suroto. (2014) Penggunaan Model Pembelajaran Explicit

InstructiondengantrainerPlcuntukMeningkatkanPrestasiBelajarMerakitSist

emPlc, LaporanPenelitian.

Syah, Muhibbin. (2007). PsikologiPendidikandenganPendekatanBaru. Bandung: RosdaKarya

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret beserta seluruh karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

Abstrak – Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa kompetensi guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan.

The third, whether the tourism destination is in Java Island or outside Java Island, as well as domestic or overseas, mostly respondents chose to pay their cost by using

Hasil análisis statistik dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0.005 ( p <0,05) dan menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan tingkat

Syeikh Al-Albani katakan, ada kelainan dalam sanad keduanya yang diriwayatkan oleh Musa bin Ayub, ia adalah Abu Amran an-Nashibi al-Anthaki, ia berkata, “Telah

S1 Psikologi III/a 1 Subbid Anjak Penanganan Kekerasan Anak pada Bidang Data & Anjak. Penanganan Kekerasan Anak Asdep Penanganan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pusat penelitian kajian pembangunan lembaga penelitian Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang kerjasama dengan Bank

Biaya ini meliputi biaya sebelum proyek dibangun, biaya pembangunan proyek, hingga biaya proyek tersebut dioperasikan sampai umur rencana teknik proyek pemadam kebakaran