PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PADA MATA DIKLAT PROSES DASAR PENGECORAN LOGAM
KELAS X SMK SWASTAYAYASAN WANITA KERETA API (YWKA) MEDAN T.A 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
DESMAN PRANATA BARUS NIM. 5113121014
JURUSAN PENDIDIKANTEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
iii ABSTRAK
DesmanPranataBarus : “Penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction Pada Mata Diklat Proses dasarPengecoranLogamKelas X SMK SWASTA YAYASAN WANITA KERETA API(YWKA) Medan T.A 2016/2017”. Skripsi, FakultasTeknikUniversitasNegeri Medan. 2016.
Penelitianinibertujuanuntukmeningkatkanhasilbelajarmatapelajaran Proses DasarPengecoranlogampadasiswakelas X Program KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medanmelalui model pembelajarankooperatiftipeExplicit Instruction.Penelitianinimerupakanpenelitiantindakankelas yang dilakukanpada semester ganjiltahunajaran 2016/2017 denganjumlahsiswa 32 orang.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dengan observasi, dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil evaluasi proses dan hasil pada setiap pembelajaran dan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, ditemukan pada siklus I nilai rata-rata pretest siswa 51,00, lalu pada pelaksanaan posttest meningkat menjadi 69,9.Kemudiansetelahdilakukantindakanperbaikan model pembelajarankooperatiftipeExplicit Instructionpada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rataposttest siswa,nilai rata-rata posttest meningkat menjadi 83,7.Demikianhalnyadenganketuntasanbelajarsiswasiklus I sebanyak 17 orang siswa (53,12%) dinyatakantuntasdansetelahdilakukantindakanperbaikansiklus II sebanyak 26 orang siswa (81,25%) yang dinyatakantelahtuntas, sedangkan 6 orang siswa (18,75%) belumtuntas. Hasilobservasiaktivitassiswapadasiklus I dengan rata-rata 61,25% siswatergolongcukupaktif, dansetelahdilakukantindakanperbaikansiklus II diperoleh rata-rata 85,0% siswatergolongaktif.
Dengandemikiandarihasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwapenerapan model pembelajarankooperatiftipeExplicit
Instructiondapatmeningkatkanhasilbelajarmatadiklat Proses DasarPengecoranLogampadasiswakelas X Program KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medan T.A 2016/2017.
iv ABSTRACT
DesmanPranataBarus : “Use of Explicit Instruction Learning Model In Training Eye basis Metal Casting Process Class X SMK YAYASAN WANITA KERETA API Medan T.A 2015/2016”.Thesis, Faculty of Engineering, University of Medan. 2016.
This research aims to improve learning outcomes subject the basic process of metal casting in class X SMK Engineering Program Machining Private SMK YWKA Medan through cooperative learning Type Explicit Instruction. This research is a classroom action research conducted in the first semester of the academic year 2016/2017 the number of students 32.This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of stages of planning (planning), action (acting), observations (observating) and reflection (reflecting). The technique of collecting data through observation and achievement test.Based on the evaluation process and results in each learning and is based on success criteria that have been established in this study, it was found in the first cycle the average value of 51.00 student pretest and posttest on implementation increased to 69.9. Then, after the corrective actions Explicit Instruction cooperative learning model in the second cycle an increase in the average value posttest students, the average value increased to 83.7 posttest. Likewise with mastery learning students the first cycle were 17 students (53.12%) declared complete and corrective action after the second cycle a total of 26 students (81.25%) stated have been completed, while 6 students (18.75%) was not finished. Results of observation of student activity in the first cycle with an average of 61.25% of the students is quite active, and after the second cycle corrective action gained an average of 85.0% of students classified as active. Thus the results of this study concluded that the implementation of cooperative learning model of Explicit Instruction can improve learning the training basic process of metal casting in class X SMK Machinery Engineering Program Private YWKA Medan T.A 2016/2017.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran
Explicit Intruction Pada Mata Diklat Proses Dasar Pengecoran Logam Kelas X
SMK SWASTA YAYASAN YANITA KERETA API(YWKA) MEDAN T.A
2016/2017”
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
Penulis sangat menyadari bahwa banyak pihak-pihak yang membantu penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini. Terutama kepada Bapak Prof. Selamat
Triono,M.Sc,Ph.D yang telah banyak memberikan saran serta membimbing saya
dalam menulisSkripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof.Dr.HarunSitompul M.Pd selaku dekan FT
2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku WakilDekan I
3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua jurusan Teknik Mesin
4. Bapak Drs. SelamatRiadi, MT selakusekretarisjurusanTeknikMesin
5. Bapak Janter P. Siamnjuntak,ST.MT.Ph.D selaku ketua program studi
Teknik Mesin
vi
. Teristimewa kepada Ayahanda alm.N.Barus dan Ibunda A.Siregar yang
telah memberikan dorongan serta dukungan dalam doa dan materi hingga
penyelesaian Skripsi ini.
. Sahabat-sahabat saya Robert Hamonangan Siregar, S.Pd, Agus Gunawan
Galingging,S.Pd, Juanda Situmorang,S.Pd, Daniel Carlos Sinaga,S,Pd,
Ridwan Pulungan, S.Pd, serta seluruh teman-teman yang telah banyak
memberikan motivasi serta bantuan dalam penulisan Skripsi ini.
Atas segala bantuan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya
selain doa, semoga Bapa di surga memberi Kasih dan BerkatNya dalam hidup
mereka.
Akhirnya penulis berharap kiranya Skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha peningkatan
mutu pendidikan dimasa yang akan datang, Amin.
Meda , Ag Pe i
vii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGAKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 7
1.Pengertian Model Pembelajaran ... 7
2. Jenis Model Pembelajaran ... 9
3. Model Pembelajaran Pendidikan Kejuruan ... 9
viii
4. Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 13
a. Langkah-langkah Model Explicit Instruction ... 15
5. Hasil Belajar Proses Dasar Pengecoran Logam ... 23
B. Penelitian yang Relevan ... 26
C. Kerangka Berfikir ... 28
C. Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 30
1. Subjek Penelitian ... 30
2. Objek Penelitian ... 30
C. Defenisi Operasional dan Objek Penelitian ... 30
1. Defenisi Operasional ... 30
2. Variabel Penelitian ... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
1. Populasi ... 31
2. Sampel Penelitian ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
1. Test ... 32
2. Observasi ... 34
F. Prosedur Penelitian ... 37
G. Teknik Analisis Data ... 44
ix
2. AktifitasBelajar ... 46
BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PelaksanaanPenelitian ... 48
1. TahapPraTindakan ... 48
2. TindakandanHasilPembelajaranSiklus I ... 50
a. TindakandanHasilPembelajaranSiklus I ... 50
b. HasilPembelajaranSiklus I ... 52
c. TahapRefleksidanPerencanaanUlang ... 58
3. TindakandanhasilpelajaranSiklus II... 62
a. TindakandanHasilPembelajaranSiklus II... 62
b. HasilPembelajaranSiklus II 65 c. TahapRefleksiSiklus II ... 70
1). HasilBelajar ... 70
2). AktifitasBelajar ... 71
B. PembahasanPenelitian... 73
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tahap-Tahapan Model Explicit Instruction ... 17
Tabel 2 Kisi-kisiLembar test ... 33
Tabel 3Kisi-kisiLembar test ... 34
Tabel 4 Format ObservasiSiswa ... 35
Tabel 5RekapitulasiHasil pretest ... 48
Tabel 6DaftarKelulusanSiswaBerdasarkan pretest ... 49
Tabel 7RekapitulasiHasil posttest siswaSikilus I ... 53
Tabel 8KelulusanSiswaBerdasarkanNilai posttest Siklus I ... 54
Tabel 9PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanPertamaSiklus I... 55
Tabel 10PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanKeduaSiklus I ... 56
Tabel 11DaftarNilaiSiswaberdasarkanKategoriKelulusan ... 65
Tabel 12 KelulusanSiswaBerdasarkanNilai posttest ... 66
Tabel 13PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanPertamaSiklus II ... 67
Tabel 14PerolehanNilaiAktifitaspadaPertemuanKeduaSiklus II ... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 84
Lampiran 2Rencana Program Pembelajaran 85 Lampiran 3Surat PernyataanGuru ...110
Lampiran 4Surat PenugasDosenPembimbing ...111
Lampiran 5Permohonan JudulSkripsi ...112
Lampiran 6PermohonanizinObservasi ...113
Lampiran 7Surat IzinObservasi...114
Lampiran 8PermohonanIzinPenelitian ...115
Lampiran 9Surat IzinPenelitian...116
Lampiran 10 LembarBimbinganSkripsi ...117
Lampiran 11LembarPerbaikanSkripsi ...118
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan
mutu hidup seseorang. Namun, pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk
mengembangkan pribadi semata melainkan juga dasar dari pembangunan suatu
negara.Dalam hal ini lembaga-lembaga pendidikan sangat diperlukan dalam
mendukung perkembangan dalam suatu negara.
Peran lembaga pendidikan sangat penting guna menyokong dan membantu
terbentuknya sumber daya yang pontensial.Didalam pendidikan terdapat lembaga
pendidikan Formal dan lembaga pendidikan Non formal. Dalam meningkatkan
hasil belajar, Pendidikan melalui lembaga formal merupakan cara yang sangat
tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru
khususnya pada mata diklat Proses dasarPengecoran Logam. Guru merupakan
unsur dalam proses belajar mengajar yang dituntut memiliki kemampuan segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran dikelas. Guru memegang
peranan penting dalam keberhasilan siswanya, walaupun sebaik apapun kurikulum
yang disajikan, sarana prasarana terpenuhi, tetapi bila guru belum berkualitas
maka proses belajar mengajar belum dikatakan baik. Oleh karena itu guru bukan
hanya mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar
dan menggunakan kesadaran dirinya untuk mengadakan perubahan-perubahan dan
perbaikan dalam proses pembelajaran. SMK masih memerlukan media
2
Dengan pengembangan program studi di SMK Swasta ayasan anita Kreta
pi K Medan, menyebabkan tuntutan media pembelajaran yang mengacu
pada teknologi industri aplikatif sangat tinggi. Pengembangan program studi yang
dilakukan belum diikuti dengan pengembangan media pembelajaran yang
aplikatif terhadap dunia ndustri.
erdasarkan hasil pengamatan penulis dengan guru mata diklat Proses
Dasar Pengecoran Logam dikelas Teknik Permesinan SMK S . K
Medan T. , bahwa hasil belajar yang ditunjukkan siswa pada mata
diklat Teknologi Mekanik kurang memuaskan. Kecenderungan siswa selalu pasif
dalam menerima pelajaran yang disampaikan, dan jika dilihat dari antusias siswa
dalam mata diklat proses dasar Pengecoran Logam ternyata kurang.Mereka
cenderung kurang peduli terhadap materi yang disampaikan oleh guru tersebut
sehingga ketika guru mengadakan ulangan banyak siswa yang tidak dapat
menjawab soal yang di ujikan. al ini diduga terjadi karena guru kurang
menggunakan variasi dalam mengajar. Guru kurang peka terhadap faktor
penyebab kesulitan siswa dan guru kurang menggunakan pendekatan
pembelajaran dalam proses pembelajaran konvensional ceramah, tanya jawab,
dan latihan tugas dimana proses pembelajaran lebih berfokus kepada guru dan
kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa cenderung
pasif. agi siswa hal ini menjadi ruang gerak terbatas, siswa hanya terbiasa
mendengarkan, mencatat kemudian menghafal tanpa ada minat untuk
memahami. khirnya siswa cenderung menyimpan segala kesulitan yang ditemui
erdasarkan observasi melalui analisis dokumen buku raport dan
wawancara dengan guru mata diklat yang dilakukan oleh penulis di SMK S .
K Medan, kegagalan pada Tahun jaran pembelajaran tersebut
jika terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar Proses Dasar Perlakuan Logam siswa
yaitu, dari siswa % siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan yang
telah ditetapkan.
Memperhatikan masalah diatas maka sudah selayaknya dalam pengajaran
Proses Dasar Pengecoran Logam dilakukan suatu inovasi.Dalam hal ini guru
selaku tenaga pendidik harus mampu mengubah metode pengajaran konvensional
dengan menerapkan model pembelajaran. Salah satu alternatif pengembangan
model pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran kooperatif nstruksi
langsung tipe Explicit Instrucction karena model pembelajaran ini menempatkan
siswa sebagai bagian dari suatu sistem yang bekerja sama serta pengajaran
langsung dari guru dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.
Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif instruksi langsung yaitu
explicit Instruction. Strategi ini dikenal dengan model pembelajaran langsung
pada elemen interaksi pembelajaran instruksi langsung yang saat ini menjadi salah
satu faktor ampuh dalam meningkatkan respon siswa terhadap pertanyaan.
Pendekatan ini melibatkan pengajar maupun siswa secara maksimum dalam
mengajar maupun belajar sehingga memungkinkan siswa lebih bersemangat
dalam belajar khususnya untuk mata diklat Proses Dasar Pengecoran
Logam.Dengan model ini siswa diberi peluang untuk berdiskusi yang juga diberi
kelompok. nteraksi ini memungkinkan proses penerimaan dan pemahaman siswa
semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.
Keberhasilan belajar menurut model ini bukan semata-mata ditentukan oleh
individu secara utuh, melainkan hasilnya akan semakin baik apabila dilakukan
bersama-sama dalam kelompok kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
Jadi, selain belajar dari guru, siswa juga belajar dari teman sebaya, yang
memungkinkan proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah
dan cepat terhadap materi yang dipelajari khususnya diklat Proses dasar
Pengecoran Logam.
Model Explicit Instruction merupakan salah satu model pembelajaran yang
menekankanpada pendekatan guru dan siswa secara personal sehingga siswa dapat
lebih mengerti tentang materi yang diajarkan dengan adanya bimbingan dariguru.
Model Explicit Instruction atau model pembelajaran langsung khusus dirancang
untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi
selangkah. al ini dapat lebih mendekatkan siswa dengan guru secara intern
sehingga siswa tidak malu lagi dalam bertanya tentang hal yang belum mereka
pahami. Model pembelajaran Explicit Instruction yang menyampaikan materinya
bersifat algoritma-prosedural, langkah demi langkah sangatsesuai untuk materi
diklat Porses dasar Pengecoran Logam yang berupa praktikum dan diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk melihat sejauh mana pembelajaran Explicit Intruction dapat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Model
Pembelajaran Explicit Intruction Pada Mata Diklat Proses Dasar Pengecoran
Logam Kelas X SMK SW. YWKA MEDAN T.A 2016/2017”
B. Ident f kas Masalah
erdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang relevan dengan penelitian ini adalah:
. asil belajar yang dicapai siswa di SMK Swasta K Medan pada
Mata Diklat Proses Dasar Pengecoran Logam masih rendah.
. Tidak tercapainya nilai standar Kriteria Kelulusan Minimum yang
telah ditetapkan yaitu 7, tujuh koma lima di SMK S ST
K Medan.
. Selama proses belajar mengajar berlangsung siswa cenderung kurang
aktif dan masih adanya siswa takut bertanya pada guru.
. Model pembelajaran yang selama ini digunakan belum dapat
meningkatkan hasil belajar pada Mata diklat Proses Dassar Pengecoran
Logam.
C. Batasan Masalah
erdasarkan indetifikasi masalah diatas, dan untuk menghindari
pembahasan yang terlalu luas maka penulis membatasi masalah dalam penulisan
proposal ini yaitu hasil belajar Proses dasar Penecoran Logam pada meteri pokok
menjelaskan mengenal proses pengecoran logamdi kelas Teknik Permesinan
SMK S ST K Medan dengan menerepkan model pembelajaran Explicit
D. Rumusan Masalah
erdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaranExplicit
Intruction dapat meningkatkan hasil belajar Proses dasar Pengecoran Logam
siswa pada materi pokok menjelaskan mengenal proses pengecoran logamdi kelas
Teknik Permesinan SMK S ST K Medan T. 7?
E. Tu uan Penel t an
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada mata diklat Proses dasarPengecoran Logam kelas Teknik
Permesinan pada materi pokok Menjelaskan Mengenal Proses Pengecoran Logam
Dengan cara pengecoran di SMK S ST K Medan melalui model
pembelajaran Explicit Instruction.
F. Manfaat Penel t an
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat :
. agi penulis, untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis
dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada saat mengajar nantinya.
. Sebagian bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru dalam
menerapkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk lebih
mengaktifkan siswa dalam belajar Proses dasar Pengecoran Logam.
. agi peneliti selanjutnya, sebagai bahan reverensi sumbangan pikiran
79 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkansebagaiberikut :
1. Penerapan model pembelajarankooperatiftipeExplicit
Instructiondapatmeningkatkanhasilbelajarsiswamatadiklat Proses
DasarPengecoranLogampadasiswakelas X Program
KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medan.
2. Penerapan model pembelajarankooperatiftipeExplicit
Instructiondapatmeningkatkanaktivitasbelajarsiswamatadiklat Proses
DasarPengecoranLogampadasiswakelas X Program
KeahlianTeknikPermesinan SMK SWASTA YWKA Medan.
3. Dari hasilpenelitian yang dilakukanpadasiklus I diperolehhasil:
a. Nilai rata-rata pretestsiswapadasiklus I sebesar 51,00 , jumlahsiswa
yang tuntasbelajarsebanyak 2 orang denganpersentase 6,25%.
b. Nilai rata-rata posttestsiswapadasiklus I sebesar 69,6 , jumlahsiswa
yang tuntasbelajarsebanyak 17 orang denganpersentase 53,12%.
c. Nilai rata-rata aktivitassiswapadasiklus I sebesar 72,03 ,
jumlahsiswa yang tuntassebanyak 22 orang denganpersentase
56,25%.
80
a. Nilai rata-rata posttestsiswapadasiklus II sebesar 83,7 meningkat
14,1 darisiklus I, jumlahsiswa yang tuntasbelajarsebanyak 17 orang
denganpersentase 81,25% meningkat 25,% darisiklus I.
b. Nilai rata-rata aktivitassiswapadasiklus II sebesar 85,0 meningkat
72,03 darisiklus I, jumlahsiswa yang tuntassebanyak 26 orang
denganpersentase 87,5% meningkat 30,76% darisiklus I.
B. Saran
Setelahmelihathasilpenelitian, pembahasandankesimpulanmaka
penelitimemberikan saran sebagaiberikut :
. BagiKepala SMK SWASTA YWKA Medan
Karenakegiataninisangatbermanfaatkhususnyabagisekolah,
makadiharapkanmendukungpelaksanaansecaraberkesinambungansebagaireferensi
yang dapatdigunakanoleh guru matapelajaran lain.
. Bagi Guru
Dalamkegiatanbelajarmengajar guru diharapkanmenjadikan model
pembelajaranKooperatiftipeExplicit
Instructionsebagaisuatualternatifdalammatadiklat Proses
DasarPengecoranLogamuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswa. Guru
diharapkanmampumenjadifasilitator yang
terus-menerusmembimbingsiswadalammembangunsendiripengetahuan yang
melaluiprosedurtahapan demi
81
3. BagiMahasiswa
Model pembelajaranKooperatiftipeExplicit
Instructionmengkombinasikankeunggulan model pembelajarankooperatifdan
model pembelajaran individual, model
pembelajaraninidirancanguntukmengatasikesulitanbelajarsiswa.merupakan suatu
pendekatan atau model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif sehingga
agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara
menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran dengan pola selangkah demi
selangkah.
Olehkarenaitukegiatanpembelajarannyalebihbanyakdigunakanuntukpemec
ahanmasalahdiharapkansiswadapatmenggalikemampuanindividu yang
dimilikidanmengembangkan rasa
kepercayaandiri.Dengandemikiansiswadiharapkanmemilikikeaktifanbelajar yang
tinggi di
dalammenerimasuatumateripelajarandengankonseppembelajaranKooperatiftipeEx
82
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk (2010). PenelitianTindakanKelasUntuk Guru. Bandung:
YramaWidya
Arikunto, (2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek. Jakarta:
RinekaCipta, PenelittianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara
Bruce dan Weil Sudrajat,(2011:3) ,Tahapanatausintaks model explicit instruction
CiciSulistianidanArifS(2015)Penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction
UntukMeningkatkanPrestasiBelajarPerawatanBateraiSiswaKelas X TkrSmkNegeri 1 Puring
Dimyati, Mudjiono, (2006. PengertianHasilBelajarSiswa. Malang: BMT
Hamzah.(2004). Model Pembelajaran. Jakarta: NurulJannah
Huda. Miftaful.(2013). Model-model PengajarandanPembelajaran. Malang:
PustakaBelajar
Kagan,
(2009).PeningkatanHasilBelajarAkuntansiMelaluiPembelajaranlansungde
ngan explicit Instruction
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1208137145.pdf.diakses November2009
Kunandar, (2008).KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: PenerbitBumiAksara
Lewin.(dalamKunandar, 2008:42) menyatakan
“penelitiantindakankelasadalahrangkaian yang terdiridari 4 (empat),
Nurhadi.(2005). Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo
NurulHijriah. (2015)
UpayaMeningkatkanHasilBelajarMatematikaMelaluiPenggunaan Media
ManipulatifPadaPesertaDidikKelasIvSdn 2Kereng
BangkiraiTahunPelajaran 2014/2015, LaporanPenelitian.
Panjaitan, Kaisar. (2010).
MerancangButirSoaldanInstrumenuntukPenelitian.Gorontalo: NurulJannah
83
PadaPraktekPemasanganInstalasiListrikPeneranganBangunanSederhanaKe las X Titl Di Smk N 3 SingarajaGunaMeningkatkanHasil
BelajarSiswa
SlavinTrianto(2011) mengemukakantujuhlangkahdalamsintaksexplicit instruction.
Suprijono, Agus. (2009). Learning. Yogyakarta: PustakaBelajar
Suroto. (2014) Penggunaan Model Pembelajaran Explicit
InstructiondengantrainerPlcuntukMeningkatkanPrestasiBelajarMerakitSist
emPlc, LaporanPenelitian.
Syah, Muhibbin. (2007). PsikologiPendidikandenganPendekatanBaru. Bandung: RosdaKarya