• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JAMUR ENDOPITIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao. L) DI POLIBAG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH JAMUR ENDOPITIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao. L) DI POLIBAG."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Hotdiaman Damanik NIM 4121220004 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di P. Siantar pada tanggal 23 Oktober 1993. Ayah bernama Julianer Damanik dan Ibu bernama Mesteriana Purba. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 094144 Kec. Silaukahean dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Silaukahen dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Silaukahean dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, Penulis diterima di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Kegiatan di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu. Penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sungei Putih (Sungei Putih Research Center) Medan Sumatera Utara. Selama kuliah penulis bergabung dalam beberapa komunitas/organisasai mahasiswa diantaranya Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi (HMJ-Bio),

Komunitas Sekolah Masyarakat Terpadu (SMART) yang bergerak dalam bidang pengabdian masyarakat. Dan IKBKB (Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi). Penulis juga aktif sebagai relawan di Komunitas seperti SMART (Sekolah Masyarakat Terpadu ) yaitu komunitas peduli kemerataan pendidikan anak di Indonesia.

(4)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menumpahkan kasih karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktunya. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Teobroma cacao.L) di Polibag”. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa, para sivitas akademik

dan masyarakat. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, karenanya penulis mengharapkan saran berupa ide dan kritik yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik.

Dalam kesempatan ini , penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

Bapak Drs. Nusyrwan, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendukung, membimbing sertamelatih sayamenjadi peneliti yang jujur. Terimakasih kepada Ibu Dr. Tumiur Gultom, SP, MP, Bapak Ahmad Shafwan S. Pulungan S.Pd, M.Si, Ir. Herkules Abdullah, MS. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan sertakritikan yang sangatmembangun dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA beserta staf, kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Endang S. Gultom, S.Si, M.Si Apt. selaku ketua dan sekretaris Jurusan Biologi. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku kepala Laboratorium Biologi. Terimakasih kembali kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat dan motivasi kepada penulis selama berada di bangku perkuliahan. Terimakasih kepada semua Dosen di Jurusan Biologi yang telah banyak membimbing saya selama perkuliahan.

Terimakasih yang teristimewa untuk keluarga tercinta yaitu Ayahanda Julianer Damanik dan Ibunda Mesteriana Purba atas kasih sayang serta dukungan materi, moral dan doa yang diberikan setiap hari. Terimakasih kepada adik-adik

(5)

pikiran. Terimahkasih jugauntuk sahabat-sahabat Nondik B 2012 terkasih Lamhot, Ozi,, Azum, Mirwin, Nyongot, Nisfa, Ajeng, Lely, Pritty, Ye, Cymel, Quist, Siska, Kem, Mona, Rince, Rinco, Neng Hasni, dan Fahmi. Terimakasih untuk semua teman-teman di rumah hewan , Lamhot, Rozy, Azum, Topik, Zebulon, Aris, Rahmad dan josua. Teimakasih buat semua-teman Jurusan Biologi. Terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penulis selama masa penelitian dan penyelesaian skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkansecara rinci.

Penulis telah berupaya maksimal dalam penyusunan skripsi ini, namun

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kiranya skripsi ini bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2016

(6)

iii

PENGARUH JAMUR ENDOPITIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DI POLIBAG

Hotdiaman Damanik (4121220004)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mikroorganisme jamur endopitik untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kakao. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi, fisiologi dan rumah kaca Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada bulan Mei sampai Agustus 2016, menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu M0 (Kontrol), M1 (Trichoderma koningi 100 gram), M2 (Trichoderma koningi 200 garam), M3 (Aspergillus niger 100 gram) dan M4 (Aspergillus niger 200 gram). Dengan menggunakan ANAVA (Analisys Of Variance) hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur endopitik berpengaruh nyata terhadap semua parameter kecuali parameter diameter batang. Hasil terbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman adalah Trichoderma koningi 200 garam yaitu 41,06 cm. Untuk diameter batang yang terbaik adalah Trichoderma koningi 100 gram yaitu 0,83 mm. Untuk diameter tanaman memang tidak berpengaruh nyata karena jamur endopitik belum maksimal menghasilkan senyawa atau hormon yang berasal dari jamur tersebut akibat waktu penelitian yang pendek. Hasil terbaik untuk jumlah daun adalah Aspergillus niger 200 garam yaitu 14,333 helai. Hasil terbaik untuk luas daun adalah Aspergillus niger 200 gram yaitu 82,888 cm. Hasil terbaik untuk panjang akar adalah Trichoderma koningi 200 garam yaitu 27,6 cm. Hasil terbaik untuk jumlah cabang akar adalah Aspergillus niger 200 gram yaitu 2 cabang akar. Hasil terbaik untuk bobot basah bagian bawah adalah Trichoderma koningi 200 gram yaitu 9,113 gram. Hasil terbaik untuk bobot kering bagian bawah adalah Trichoderma koningi 200 gram yaitu 2,453 gram. Sedangkan hasil terbaik untuk bobot basah bagian atas adalah Aspergillus niger 200 gram yaitu 28,033 gram. Dan hasil terbaik untuk bobot kering bagian atas adalah Aspergillus niger 200 gram yaitu 8,033 gram. Selain berpotensi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kakao, juga berpotensi sebagai pupuk biologis dan sebagai pengendali hayati untuk tanaman.

(7)

Effect Of The fungal Endopitic On Plant Growth Of Cacao (Theobroma cacao L.) in PolyBag

Hotdiaman Damanik (4121220004)

ABSTRACK

The aims of study is to explore the fungal microorganisms endopitic to accelerate the growth of the cocoa plant. This research was conducted in the Laboratory of Microbiology, Physiology and greenhouse State University of Medan (UNIMED) from May to August 2016, using non factorial completely randomized design with 5 treatments and 5 replications. The treatment used is M0 (Control), M1 (Trichoderma koningi 100 grams), M2 (Trichoderma koningi 200 grams), M3 (Aspergillus niger 100 grams) and M4 (Aspergillus niger 200 grams). The result of ANOVA (Analisys Of Variance) showed that the fungus endopitic have significant effect on all parameters except the parameters of stem diameter. The best results for high growth plant is Trichoderma koningi 200 grams which is 41.06 cm. For best stem diameter is Trichoderma koningi 100 grams which is 0.83 mm. For the diameter of the plant didn’t show significant effect because fungal endopitik can’t maximized to produce compounds or hormones because the time of research is too short. The best results for the number of leaves is Aspergillus niger 200 grams that is 14.333 pieces. The best results for leaf area is Aspergillus niger 200 grams is 82.888 cm. The best results for the length of the root is Trichoderma koningi 200 grams is 27.6 cm. The best results for a number of branches of the root is Aspergillus niger 200 grams is 2 branch roots. The best results for the bottom of the wet weight is 200 grams which Trichoderma koningi 9.113 grams. The best results for the bottom of the dry weight is 200 grams which Trichoderma koningi 2,453 grams. While the best results for the top of the wet weight is Aspergillus niger 200 grams is 28.033 grams. And the best results for the top of the dry weight is Aspergillus niger 200 grams is 8,033 grams. Besides the potential to accelerate the growth of the cocoa plant, also has potential as a biological fertilizer and as a biological control for the plant.

(8)

vii 2.1.4. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao(Theobroma cacao L) 13

2.1.4.1. Iklim 13

2.1.4.2. Tanah 14

2.1.5. Manfaat dan Nilai Ekonomi Tumbuhan Tanaman Kakao 15

2.2. Mikroorganisme Endopitik 16

2.2.1. Hubungan Mikroorganisme Endopitik dengan Tumbuhan Inang 17

2.2.1.1. Keuntungan Bagi Cendawan Endofit 17

2.2.1.2. Keuntungan Bagi Tumbuhan Inang 18

2.2.1.3. Mekanisme Jamur Endopitik Menghasilkan Hormon Pertumbuhan 18

2.2.2. Trichoderma koningi 19

2.2.2.1. Morfologi Trichoderma koningi 19

2.2.2.2.Peran Trichoderma koningi Terhadap Pertumbuhan Tanaman 20

2.2.3. Aspergilus niger 21

2.2.3.1. Morfologi Aspergillus niger 21

2.2.3.2. Peran Aspergillus niger Terhadap Pertumbuhan Tanaman 22

(9)

BAB III METODE PENELITIAN 24

4.1.1. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Tinggi Tanaman Kakao 32 4.1.2. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Diameter Tanaman Kakao 33 4.1.3. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Jumlah Daun Tanaman Kakao 35 4.1.4. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Luas Daun Tanaman Kakao 36 4.1.5. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Panjang Akar 38 4.1.6. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Jumlah Cabang Akar 39 4.1.7. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Bobot Basah Bagian Bawah 40 4.1.8. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Bobot Kering Bagian Bawah 42 4.1.9. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Bobot Basah Bagian Atas 43 4.1.10. Pengaruh Jamur Endopitik Terhadap Bobot Kering Bagian Atas 45

4.2. Pembahasan 47

4.2.1. Tinggi Tanaman Kakao 47

(10)

ix

4.2.3. Jumlah Daun Tanaman 49

4.2.4. Luas Daun Tanaman 49

4.2.5. Panjang Akar 50

4.2.6. Jumlah Cabang Akar 51

4.2.7. Bobot Basah Bagian Atas 51

4.2.8. Bobot Kering Bagian Atas 52

4.2.9. Bobot Basah Bagian Bawah 52

4.2.10. Bobot Kering Bagian Bawah 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Morfologi Akar Kakao (Theobroma cacao L) 7

Gambar 2.2. Morfologi Batang Kakao (Theobroma cacao L) 8

Gambar 2.3. Morfologi Daun Kakao (Theobroma cacao L) 9

Gambar 2.4. Morfologi Bunga Kakao (Theobroma cacao L) 10

Gambar 2.5. Morfologi Buah Kakao (Theobroma cacao L) 11

Gambar 2.6. Morfologi Biji Kakao (Theobroma cacao L) 12

Gambar 2.7. Morfologi Trichoderma sp 20

Gambar 2.8. Morfologi Aspergillus niger 22

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi Pulp Biji Kakao 12

Tabel 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao 15

Tabel 3.1. Tabel ANAVA 30

(13)

LAMPIRAN

Uji Statistik Anova Halaman

1. Anova Tinggi Tanaman 58

2. Anova Diameter Tanaman 61

3. Anova Jumlah Daun Tanaman 64

4. Anova Luas Daun Tanaman 67

5. Anova Panjang Akar Tanaman 70

6. Anova Jumlah Cabang Akar Tanaman 73

7. Anova Bobot Basah Bagian Bawah Tanaman 76

8. Anova Bobot Kering Bagian Bawah Tanaman 80

9. Anova Bobot Basah Bagian Atas Tanaman 83

10.Anova Bobot Kering Bagian Atas Tanaman 86

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan budidaya kakao di Indonesia dilakukan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya alam, memenuhi konsumsi dan sebagai penghasil devisa dengan tujuan meningkatkan pendapatan produsen. Tanaman kakao termasuk tanaman tropis dan dikenal oleh masyarakat Indonesia pertama kali pada tahun 1780. Semula nilai komersialnya belum begitu diutamakan bagi

penanamnya. Dan untuk mengembangkan ekspor non-migas, komoditas pertanian yang mempunyai prospek baik terus ditingkatkan. Salah satu yang diharapkan dapat membantu meningkatkan devisa negara adalah kakao. Lahan penanamannya setiap tahun, terus ditingkatkan sebab biji coklat mengandung lemak mencapai 50 - 60% dari berat biji, biji kakao bisa dibuat menjadi berbagai macam produk makanan, bahkan juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan sabun, parfum, obat-obatan, dan bahan dasar pembuatan kosmetik (Spilane, 2005).

(15)

tersebar di daerah-daerah Maluku, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan Irian Jaya. (Siregar dkk, 2006).

Sehubungan dengan peningkatan kebutuhan kakao maka diperlukan upaya dalam peningkatan pengusahaan kakao yang lebih produktif. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jamur endopitik. Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan. Mikroba endofit dapat diisolasi dari jaringan akar, batang dan daun, dan yang paling umum ditemukan adalah dari jenis fungi (Prihatiningtias dan Wahyuningsih, 2006). Sriwati at al., (2011) telah mengisolasi dan mengidentifikasi beberapa cendawan Trichoderma

yang berasosiasi pada tanaman kakao dan salah satu di antaranya yang telah diidentifikasi secara molekuler adalah Trichoderma virens (Sriwati at al., 2011).

Spesies Trichoderma adalah cendawan yang hidup bebas, umum ditemui pada ekosistem tanah dan akar. Sampai saat ini, dasar tentang bagaimana Trichoderma memberikan efek menguntungkan pada pertumbuhan dan

perkembangan tanaman masih terus diteliti. Beberapa strain Trichoderma memberikan pengaruh penting dalam perkembangan dan produktivitas tanaman (Harman, 2006). Akhir-akhir ini, Trichoderma dikenal dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan juga berperan sebagai pengendalian hayati dalam tanah (Chang et al., 1986;. Yedidia et al., 2001).

Respons dari aplikasi T. harzianum adalah dengan meningkatnya persentase perkecambahan, tinggi tanaman, dan bobot kering serta waktu perkecambahan yang lebih singkat pada tanaman sayuran (Baker et al., 2004), (Paulitz et al., 1986) dan lebih awal berbunga serta meningkatkan jumlah kumpulan bunga pada Vinca minor L, dan petunia (Petunia hybrid Vilm). (Beker et al., 2004) melaporkan bahwa aplikasi Trichoderma sangat tepat dilakukan pada

tanah karena dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

(16)

3

perannya dalam merangsang pertumbuhan tanaman yang dikorelasikan dengan cendawan. Mekanisme sinyal Trichoderma spesies meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman di laporkan oleh Hexon et al., 2009, melalui respons benih Arabidopsis yang diinokulasi dengan dua spesies Trichoderma. Trichoderma atroviride (sebelumnya dikenal sebagai Trichoderma harzianum)

dan Trichoderma virens, ditemukan bahwa kedua cendawan tersebut merangsang pertumbuhan kecambah Arabidopsis dalam kondisi axenic. Rangsangan pertumbuhan tanaman yang disebabkan oleh cendawan yang berkorelasi dengan pembentukan produktif akar lateral, oleh T. Viren menunjukkan peran cendawan

Trichoderma sangat penting dalam memberikan sinyal auksin dan merangsang

pertumbuhan tanaman..

Jamur Aspegillus niger juga mempunyai kemampuan menguraikan senyawa selulosa menjadi senyawa karbon sederhana yang dibutuhkan oleh mikroba tanah sebagai sumber karbon (C). Jamur Aspergillus niger mempunyai aktivitas selulase 0,127 unit/ml. Jamur ini juga dapat melarutkan batuan Posphat menjadi senyawa Posphatorganic serta mampu menghasilkan hormon IAA (Subowo 2010). Worosuryani et al (2006) melaporkan bahwa jamur Penicillium sp, Trichoderma sp dan Aspergillus sp dapat memacu pertumbuhan tanaman.

Jamur-jamur ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman ketimun. Yadav et al (2011) melaporkan bahwa Aspergillus niger mampu mengasilkan IAA (Indole Acetic Acid) tertinggi dibandingkan dengan isolat jamur lainnya yaitu sebesar 85 μg mL dan memberikan pengaruh yang paling signifikan pada peningkatan beberapa parameter pertumbuhan tanaman Cicer arietinum yaitu panjang tunas, panjang akar, berat kering tunas dan berat kering akar.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang

(17)

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh jamur endopitik yaitu Trichoderma sp dan Aspergilus niger terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao

L.).

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh jamur endopitik terhadap pertumbuhan tanaman kakao. (Theobroma cacao L.).

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamur endopitik terhadap pertumbuhan tanaman kakao. (Theobroma cacao L.).

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh jamur endopitik terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

(18)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian terhadap pertumbuhan tanaman Kakao (Theobroma cacao. L) dapat disimpulkan bahwa

1. Aplikasi jamur endopitik berpengaruh nyata terhadap Tinggi Tanaman, yang paling tinggi terdapat pada Trichoderma koningi yaitu 41,060 cm, Jumlah Daun yang paling banyak terdapat pada perlakuan Aspergillus niger yaitu 14,333 helai, Luas Daun yang paling luas terdapat pada

perlakuan Aspergillus Niger yaitu 82,888 cm³, panjang akar yang paling panjang terdapat pada perlakuan Trichoderma yaitu 27,600 cm, jumlah cabang akar yang paling banyak akarnya adalah Aspergillus niger yaitu rata-rata 2 cabang akar, berat basah bagian bawah yang paling tinggi beratnya terdapat pada Trichoderma yaitu 9,113 gram, berat kering bagian bawah yang paling berat terdapat pada trichoderma yaitu 2,453 gram,

berat basah bagian atas yang paling berat adalah Aspergillus niger yaitu 28,033 gram, dan berat kering bagian atas yang paling berat adalah perlakuan Aspergillus niger yaitu 8,033 gram.

2. Pemberian jamur endopitik tidak berpengaruh nyata terhadap diameter tanaman kakao (Theobroma cacao. L).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dapat di kemukakan menyangkut hasil yang lebih maksimal.

1. Sebaiknya peneliti memperpanjang waktu penelitian, guna untuk mendapat hasil penelitian yang lebih baik dan palit.

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdoelrachman. 2003. Budidaya Coklat. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta.

Afoakwa, E. O.2010.Chocolate Science and Technology. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.

Amani. 2008. Biofungisida Trichoderma harzianum. http://www.amani.or.id. Diakses 27 Juni 2015.

Atkinson, C., Banks, M., France, C., & McFadden, C. 2010. The Chocolate and Coffee Bible.London: Anness Publishing Ltd.

Buckley MJ, Booth MC, Rolls ET, Gaffan D. 2001. Selective perceptual

impairments after perirhinal cortex ablation. J Neurosci.

Carrol G, 2002. Fungal Endophytes in Stems and Leaves From Laten Pathogen To Mutualistic Symbiont. L,colory, \t,t. Oe. No. I treb., t966J, pp. l-e

Damanik, M.M.B., Bachtiar E.H., Fauzi, Sarifuddin, dan Hamidah H., 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Universitas Negeri Malang.

Djatmiko, B. dan T. Wahyudi, 1986. Aspek Pengolahan dan Mutu Coklat Lindak dan Mulia. Balai Penelitian Perkebunan Jember, Jawa Timur..

Frazier, W. C.dan D. C. Westhoff. 2004. Food Microbiology. New York: McGraw.

Gandjar, I., Robert A.S., Karin V.D., Ariyanti O., dan Iman S., 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Gray, William M. 2004. Interdependency of Brassinosteroid and Auxin Signaling in Arabidopsis. J. Plant Biology.

Haryadi & Supriyanto, 1991. Bahan Ajaran Pengolahan Kakao Menjadi Bahan Pangan. Yogyakarta : Pau Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.

Herlina, L dan Dewi P. 2010. Penggunaan Kompos Aktif Trichoderma harzianum Dalam Meningkatkan PertumbuhanTanaman Cabai. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Iswanto, A., Soenaryo, dan Soedarsono. 2006. Pemilihan pohon induk kakao

(20)

56

Koesriningroem, R. dan S. Setyati. 1979. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Langsa, Y.; B. Ruruk. 2007. Kakao Nasional. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Palu.

Maningsih, G. dan I. Anas. 1996. Peranan Aspergillus niger dan Bahan Organik dalam Transformasi P Anorganik Tanah. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. Badan Litbang Pertanian. Puslittanah.

Napitupulu, L.A. dan K. Pamin. 1995. Kemajuan teknik pembiakan vegetatif pada

kakao. Pelita Perkebunan.

Nugroho, P. S. 2010. Karakterisasi Biologi Isolat-isolat Rigidoporus microporus Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) Asal Cilacap. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Petrini, O., Sieber, T.N., Toti, L. And Viret, O. (1992). Ecology, metabolite produktion, and supstrate utilization in endophytic fungi. Natural Toxins 1: 185-196.

Prastowo dan Roshetko, 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman.

Prawoto, A. 1991. Stomata dan Palisade Kakao Kaitannya Dengan Vigor Kultivar. Pelita Perkebunan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Rao, 1980. Diversity and Disimilarity Coefficients : A Unified Approach. THEORETICAL POPULATION BIOLOGY 21,24-43.

Salisbury, F.B., and Cleon W.R., 1995, Fisiologi Tumbuhan, Bandung; ITB. Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.

Jakarta.

Siregar, Tumpal., Slamet Riyadi., Laeli Nuraeni. 2009. Budidaya, pengolahan, dan pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, dkk, 2006. Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Spillane, J.J., 2005. Komoditi Kakao Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Kanisius, Yogyakarta.

(21)

Sunanto, Hatta. 2002. Cokelat Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius Yogyakarta.

Sunanto, H 2002. Cokelat. Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Aspek Ekonominya. Kanisius. Yogyakarta.

Susanto, FX. 2004. Tanaman Kakao : Budidaya dan pengolahan Hasil. Kanisius. Yokyakarta.

Susanto, 2007. Corporate Social Responsibility. Gapprin. Jakarta.

Strobel, G.A. 1996. Endophytic Fungi : New sources for Old and new Pharmaceuticals. Pharmaceutical News. Vol 3, No.6. pp.7-9.

Syamsulbahri, 2006. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadja Mada Press, Yogyakarta.

Tanimoto, E. 2005. Regulation of Root Growth by Plant Hormones-Roles for Auxin and Gibberellin. J. Critical Reviews in Plant Sciences

Thakuria et al., 2004 D. Thakuria, N.C. Talukdar, C. Goswami, S. Hazarika, R.C. Boro, M.R. Khan Characterization and screening of bacteria from rhizosphere of rice grown in acidic soils of Assam

Tjitrosoepomo, S., 2005. Budidaya Cacao, Kansius. Yogyakarta.

Viskil, H.J., 2000. Cocoa, Kumpulan Skripsi. Konferensi Coklat Nasional, Medan.

Wahyudi, T., T.R Pangabean., dan Pujianto. 2008. Panduan Lengkap Kakao Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wardojo. 1991. Beberapa Persyaratan Dasar Untuk Meningkatkan Mutu Biji Kakao di Indonesia. Pusat Penelitian Jember.

Gambar

Gambar 2.1. Morfologi Akar Kakao (Theobroma cacao Gambar 2.2. Morfologi Batang Kakao (L) Theobroma cacao L)
Tabel 2.1. Tabel 2.2.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak hanya seorang anak yang diharapkan oleh Wanita Muda Belia itu, sejak awal pernikahannya ia juga telah mengharapkan mempunyai seorang suami yang dapat menjadi

Sewajarnya penggunaan konsep wasatiyyah ini perlu diperluaskan dan menjadi panduan dalam pembuatan keputusan dalam kalangan pelabur Muslim agar aktiviti pelaburan tersebut bukan

Pada kasus eks buruh perkebunan Kolonial Belanda di Bali Barat yang terdiri dari tiga etnis berbeda yakni Bali, Madura dan Jawa, catatan diri di masa lalu tidak menjadi dominasi

Akan tetapi indikator tersebut relevan dijadikan sebagai ukuran dasar pengelolaan hutan lestari untuk aspek produksi karena indikator tersebut merupakan

Hasil pada parameter jumlah cluster dan jumlah bunga memiliki nilai kemiripan yaitu 53,34 dengan 7 pohon memiliki kemiripan dengan pohon induk Arumanis-143 dan 7

Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi AI yang tidak bersamaan dengan vaksin ND ini yang dilakukan saat ayam masih memiliki maternal antibodi yang tinggi (ayam berumur <

persimpangan Jl. Maulana Yusuf, dan Jl. Diponegoro sebagai penunjuk arah jalan. Penempatan dan dimensi rambu pada jalur pedestrian harus disesuaikan dengan spesifikasi