SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014
OLEH
GABRIELLA TIARULI PARDOSI 130522134
PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun
sebagai skripsi guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat ijin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2015 Yang Membuat Pernyataan,
NIM: 130522134
i ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2010 – 2014, berjumlah 31 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 13 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan model regresi berganda dan moderated regression
analysis (MRA) dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara simultan struktur modal dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND PROFITABILITY ON FIRM VALUE WITH GROWTH’S FIRM AS A MODERATING VARIABLE
AT CONSUMER GOODS INDUSTRY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the influence of capital structure and profitability on firm value with growth’s firm as a moderating variable at consumer goods industry listed on The Indonesia Stock Exchange.
The population of this study is all consumer goods industry which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2010 to 2014, amount to 31 companies. Sample choice by using purposive sampling method, amount to 13 companies. The analysis data used is multiple regression techniques and Moderated Regression Analysis (MRA) by level significant alpha 5%.
The results of this study shows that by parsial capital structure has no influence to firm value and profitability has a positive significantly influence to firm value, but by simultan capital structure and profitability have a positive significantly influence to firm value. Interaction of growth’s firm and capital structure has a negative significantly influence to firm value, but interaction of growth’s firm and profitability has a positive significantly influence to firm value.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai
dengan kasih setia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.” Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta
(Parjuangan Pardosi dan Orlenta P. Lubis) dan kedua adik saya (Zefanya Pardosi
dan Suci Lestari) yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis
untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik selama ini, bahkan selama
perkuliahan, terlebih dalam penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen
iv
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M.,
Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak., CA. selaku Dosen
Pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan, koreksi, dan
masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA,
Ak. dan Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding dan
Dosen Penguji penulis yang banyak membantu dan memberikan masukan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman dan sahabat penulis Indah, Citra, Novitasari, Parasian, Lesmarto,
Healthy, Mahmudan, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan
dukungan, motivasi, kerjasama, saran, dan waktu hingga terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat
membangun untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian
terutama penulis.
Medan, Oktober 2015
NIM. 130522134
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Struktur Modal ... 9
2.1.2 Profitabilitas ... 13
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan ... 15
2.1.4 Nilai Perusahaan ... 15
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
2.3 Kerangka Konseptual ... 25
2.4 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Desain Penelitian ... 28
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.3 Variabel Penelitian ... 29
3.3.1 Klasifikasi Variabel ... 29
3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 30
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.6 Model dan Teknik Analisis Data ... 33
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 34
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Data Penelitian ... 39
4.2 Hasil Penelitian ... 39
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 39
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 48
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 20
3.1 Proses Pengambilan Sampel 28
3.2 Definisi Operasional 30
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson 35
4.1 Hasil Statistik Deskriptif 38
4.2 Hasil Kolmogrov-Smirnov 42
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 43
4.4 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Korelasi 44
4.5 Hasil Uji Autokorelasi 44
4.6 Hasil Uji Glejser 46
4.7 Koefisien Determinasi 47
4.8 Hasil Uji F 48
4.9 Hasil Uji t 49
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Data Nilai Perusahaan 6
2.1 Kerangka Konseptual 25
4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas 42
4.2 Kurva Normal Probability Plot 42
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Sampel 65
2 Data Variabel Peneltian 66
3 Data Hasil Pengolahan SPSS 68
4 Nilai t tabel, F tabel, Durbin Watson 74
i ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2010 – 2014, berjumlah 31 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 13 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan model regresi berganda dan moderated regression
analysis (MRA) dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara simultan struktur modal dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND PROFITABILITY ON FIRM VALUE WITH GROWTH’S FIRM AS A MODERATING VARIABLE
AT CONSUMER GOODS INDUSTRY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the influence of capital structure and profitability on firm value with growth’s firm as a moderating variable at consumer goods industry listed on The Indonesia Stock Exchange.
The population of this study is all consumer goods industry which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2010 to 2014, amount to 31 companies. Sample choice by using purposive sampling method, amount to 13 companies. The analysis data used is multiple regression techniques and Moderated Regression Analysis (MRA) by level significant alpha 5%.
The results of this study shows that by parsial capital structure has no influence to firm value and profitability has a positive significantly influence to firm value, but by simultan capital structure and profitability have a positive significantly influence to firm value. Interaction of growth’s firm and capital structure has a negative significantly influence to firm value, but interaction of growth’s firm and profitability has a positive significantly influence to firm value.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan
kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan.
Maksimalisasi kekayaan pemegang saham tercermin dalam harga saham. Harga
saham yang meningkat merupakan cerminan dari peningkatan nilai perusahaan.
Oleh karena itu, manajer harus berfokus pada kebijakan dan keputusan keuangan
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Jika pemegang saham puas akan
keputusan keuangan perusahaan, maka pemegang saham tetap mempertahankan
saham mereka atau membeli lebih banyak saham. Permintaan saham meningkat
maka otomatis harga saham juga ikut meningkat, namun sebaliknya jika
keputusan keuangan yang dibuat tidak baik maka pemegang saham akan bertindak
menjual sahamnya sehingga dapat menurunkan harga saham.
Nilai perusahaan adalah nilai atau jumlah uang yang akan diterima apabila
perusahaan tersebut dijual (Sadalia, 2010). Teori pendekatan Modigliani dan
Miller (MM) menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur
modal, dengan kondisi tidak adanya pajak dan faktor-faktor ketidaksempurnaan
pasar lainnya. MM beragumen bahwa risiko total untuk semua pemegang
sekuritas perusahaan tidak berubah dengan adanya perubahan dalam struktur
modal. Oleh karena itu, nilai total perusahaan haruslah sama, terlepas dari bauran
2
bagaimanapun cara membagi struktur modal perusahaan antara utang dan ekuitas,
selalu terdapat konservasi atas nilai investasi. Nilai investasi total perusahaan
tergantung pada profitabilitas dan risiko yang mendasarinya sehingga nilai
perusahaan tidak berubah sejalan dengan perubahan dalam struktur modal
perusahaan. Dukungan atas pendapat ini terletak pada pemikiran bahwa para
investor dapat menggantikan leverage keuangan pribadi dengan leverage
keuangan perusahaan (Wachowicz, 2007). Teori MM menyatakan bahwa nilai
perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih (EBIT) atau laba sebelum
bunga dan pajak dengan tingkat kapitalisasi yang konstan sesuai dengan tingkat
risiko perusahaan sehingga nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang sama
dengan nilai perusahaan yang mempunyai hutang.
Trade-off theory menyatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut,
penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan
keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan financial
distress dan agency problem. Titik balik tersebut disebut struktur modal yang
optimal. Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi
meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga
saham tersebut. Oleh karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada
keseimbangan antara risk dan return yang memaksimumkan harga saham
3
Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan
jangka panjang (utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa)
yang digunakan perusahaan (Warsono, 2003). Sumber-sumber pembiayaan ini
akan digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional, membiayai asset, dan
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga manajer harus
mampu menentukan kebijakan struktur modal yang baik bagi perusahaan.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan
tingkat pengembalian, dimana menggunakan lebih banyak utang berarti
memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham, dan menggunakan lebih
banyak utang juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang
tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi
dalam pengelolaan kewajiban dan modal (Sugiono, 2009). Profitabilitas memiliki
pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan karena profit yang
tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat
memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham
yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. Akan tetapi
selain itu profitabilitas juga bisa menurunkan nilai perusahaan, hal ini dapat
terjadi karena di dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan akan
meningkatkan kegiatan operasionalnya sehingga biaya yang ditimbulkan dari
4
Pertumbuhan merupakan seberapa jauh perusahaan dapat menempatkan diri
dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri
yang sama (Machfoedz, 1996). Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan
cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan,
menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya
peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati
keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra
hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi
rentan terhadap adanya isu negatif. Beberapa hal perlu mendapat perhatian
penting karena dapat merupakan sumber berita negatif yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan
membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen.
Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk
secara optimal memberikan kontribusinya. Pertumbuhan perusahaan agar berjalan
cepat, maka dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki
pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya (Susanto,
1997).
Berikut research gap yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian Kusumajaya (2011) dan
Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan penggunaan hutang yang masih
5
bagi investor bahwa kebijakan pendanaan oleh perusahaan mempengaruhi nilai
perusahaan. Namun Azwir (2014), Safrida (2008), dan Meythi (2012) menyatakan
bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap struktur modal, dimana
manajer belum mampu menetapkan kebijakan struktur modal optimal dikarenakan
manajer cenderung lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan
daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan.
Penelitian Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan ROE
menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya
potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen
perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikan
permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan
harga saham tersebut di pasar modal. Namun Apriada (2013) menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dimana dalam
meningkatkan profitabilitas maka perusahaan akan lebih meningkatkan biaya
dalam kegiatan operasional.
Penelitian Kusumajaya (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Setiap adanya
peningkatan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan suatu sinyal
yang positif bagi investor, pertumbuhan aset yang positif juga memberikan arti
6
Meythi (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan, dimana semakin besar tingkat pertumbuhan
perusahaan, maka semakin tinggi biaya yang diperlukan untuk investasi.
Berikut ini disajikan data rata-rata nilai PBV perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi periode 2010-2014.
Gambar 1.1
Data Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Periode 2010-2014
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan gambar 1.1, data menunjukkan bahwa nilai rata-rata PBV pada
tahun 2010 sebesar 5.44, naik menjadi 6.03 di tahun 2011 kemudian naik kembali
menjadi 6.24 di tahun 2012. Pada tahun 2013 nilai rata-rata PBV tetap mengalami
kenaikan menjadi 7.07 namun pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat
drastis menjadi 3.56. Hal ini dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2010-2014,
nilai perusahaan cenderung mengalami kenaikan. Penurunan drastis yang terjadi
tahun 2014 disebabkan karena pelemahan rupiah terhadap dollar AS membebani 0,00
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00
2010 2011 2012 2013 2014
7
kinerja perusahaan yang bergantung pada penggunaan bahan baku impor dan
pembiayaan yang berasal dari pinjaman asing. Hal ini mengakibatkan perusahaan
harus menaikkan harga jual yang berdampak pada daya beli masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh
Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal
berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah struktur modal dan profitabilitas berpengaruh
8
2. Untuk mengetahui apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan
struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk mengetahui apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan
profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi dan
akademis, yaitu:
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi calon
investor dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
manajemen keuangan dalam membuat keputusan terhadap kebijakan
stuktur modal, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan sehingga
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Struktur Modal
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur
keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari segenap pos yang
termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan, sedangkan struktur
modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka
panjang (utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa)
yang digunakan perusahaan (Warsono, 2003).
Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah
satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan.
Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran
atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen sedemikian rupa, sehingga
mampu memaksimumkan harga saham perusahaan, meminimumkan biaya
modal dan akhirnya memaksimumkan nilai perusahaan.
Manajer keuangan akan melakukan berbagai keputusan untuk
meningkatkan nilai perusahaan, diantaranya adalah keputusan investasi dan
keputusan pendanaan. Setelah melakukan keputusan investasi manajer
keuangan akan berpikir bahwa keputusan investasi tersebut akan
10
dengan modal sendiri atau malah kombinasinya, sehingga diperlukan teori
struktur modal untuk menetapkan keputusan yang tepat.
Beberapa teori struktur modal yang dapat memudahkan perumusan
suatu kebijakan struktur keuangan yang lebih baik dan mencapai struktur
modal yang optimal sebagai berikut:
1. Teori Pendekatan Tradisional
Penganut pendekatan ini berpendapat bahwa dalam keadaan pasar
modal sempurna dan tidak ada pajak, struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Biaya modal sendiri dengan menggunakan
utang tentunya lebih besar daripada tidak menggunakan utang, karena
risikonya lebih besar. Biaya modal sendiri makin besar yang akan
meningkatkan harga saham dan akan mempengaruhi nilai perusahaan
(Sawir, 2004). Pendekatan tradisional berasumsi bahwa terdapat
struktur modal optimal dan pihak manajemen dapat meningkatkan nilai
total perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan secara
hati-hati. Pendekatan ini menyarankan bahwa perusahaan awalnya dapat
menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai totalnya melalui
kenaikan leverage. Jadi pendekatan tradisional mengandung arti bahwa
biaya modal tergantung pada struktur modal perusahaan, dan terdapat
struktur modal yang optimal (Wachowicz, 2007).
2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (dikenal
11
terpengaruh oleh struktur modal dengan asumsi bahwa tidak ada pajak,
biaya kebangkrutan, individu dan perusahaan dapat meminjam atau
meminjamkan pada tingkat bunga pasar yang sama, tidak ada biaya
transaksi atau hambatan untuk memperoleh informasi. Kenaikan utang
pada struktur modal akan menaikkan ROE (return on equity) sekaligus
menaikkan pula risiko investor. Dengan kata lain, nilai perusahaan yang
menggunakan utang sama dengan nilai perusahaan tanpa utang
(Mardiyanto, 2009).
3. Teori Trade-Off
Myers (2001) mengungkapkan bahwa perusahaan akan berhutang
sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak (tax
shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan
(financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress)
adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan
biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya
kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan
struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain
pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan
(financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar
dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan
utang. Sejauh manfaat lebih besar, penambahan hutang masih
diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah
12
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal adalah
sebagai berikut (Warsono, 2003):
1. Laju pertumbuhan dan kemantapan penjualan di masa yang akan
datang, yaitu semakin tinggi pertumbuhan dan semakin stabil penjualan
di masa yang akan datang, kecenderungan meleverage semakin besar.
2. Struktur kompetitif dalam industri, yaitu semakin kompetitif persaingan
dalam industrinya, semakin kecil kecenderungan untuk menggunakan
utang jangka panjang dalam struktur modalnya.
3. Susunan asset dari perusahaan sendiri, yaitu perusahaan yang sebagian
besar asetnya berupa asset tetap biasanya lebih banyak menggunakan
modal sendiri dalam struktur modalnya.
4. Risiko bisnis yang dihadapi perusahaan, yaitu semakin tinggi risiko
bisnis yang dihadapi perusahaan, semakin rendah kecenderungan untuk
mengadakan leverage.
5. Status kendali dari para pemilik dan manajemen, yaitu bertambahnya
saham biasa yang beredar maka kendali para pemilik semakin
berkurang.
6. Sikap para kreditor modal terhadap industri dan perusahaan, yaitu
semakin baik persepsi para kreditor terhadap industry dan perusahaan,
maka semakin mudah perusahaan untuk mendapatkan utang.
7. Posisi pajak perusahaan, yaitu bunga mengurangi pengeluaran pajak,
sehingga semakin besar tariff pajak yang diberlakukan terhadap
13
8. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan modal
dalam kondisi yang tidak baik, yaitu dalam kondisi uang ketat dalam
perekonomian, atau jika perusahaan mengalami kesulitan operasi,
pemasok modal lebih menyukai untuk memnyediakan dana bagi
perusahaan dengan kondisi baik.
9. Konservatisme atau agresivisme manajerial, yaitu manajer perusahaan
yang agresif cenderung untuk menggunakan utang dalam usaha untuk
mendorong laba sehingga hal ini dapat mempengaruhi manajer dalam
menentukan struktur modal sasaran.
Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan DER (debt
to equity ratio). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya (Sawir, 2004). DER merupakan perbandingan antara hutang
dan ekuitas. Secara matematis, DER dapat diformulakan sebagai berikut:
���= ���������
�����������× 100%
Semakin tinggi DER mengindikasikan bahwa dengan struktur modal
tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa
semakin tinggi (Warsono, 2003).
2.1.2 Profitabilitas
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang
14
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan
efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal (Sugiono, 2009).
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan return on equity
(ROE). Return on Equity adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap
modal sendiri. Return on Equity dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
�������������� = ���������ℎ������ℎ�����
������������ × 100%
ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang
sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang
berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas
adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan
semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Wachowicz,
2007).
Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti
terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.
Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai
perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang
bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan
15 2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam
hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara pemegang
saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai
sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan
perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan
perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi.
Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin
besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi
lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur
dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D
cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono,
2001).
2.1.4 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai atau jumlah uang yang akan diterima
apabila perusahaan tersebut dijual (Sadalia, 2010). Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan
dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan
16
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan ekuitas
perusahaan yang beredar (Keown, 2004).
Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk
memperkirakan nilai perusahaan sebagai (Keown, 2004) berikut:
1. Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham
yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity, yaitu agio
saham (paid-up capital in excess of par value) dan laba ditahan
(retained earning).
2. Nilai Appraisal
Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan
appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan
appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan
dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi
dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan
yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going
concern dari suatu perusahaan.
Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan
bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode
17
tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya
alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi.
Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan.
Nilai perusahaan yang berdasarkan penilaian independen (appraiser
independent) juga akan menghasilkan pengurangan goodwill dengan
meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal.
3. Nilai Pasar Saham
Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal
adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu
bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan
secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun
berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang
paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar.
Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis
berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan
dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi.
4. Nilai “Chop-Shop”
Pendekatan “Chop-Shop” mengkonseptualisasikan praktik penekanan
untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan. Pendekatan ini
menekankan nilai perusahaan dengan berbagai segmen bisnis.
Pendekatan “chop-shop” secara aktual adalah proses
mengidentifikasikan berbagai segmen bisnis perusahaan dan
18
industri tersebut, kemudian mengkalkulasikan nilai pasar “teoritis”
setiap rasio kapitalisasi, dan terakhir merata-ratakan nilai pasar teoritis
untuk menentukan nilai “chop-shop” perusahaan.
5. Nilai Arus Kas
Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat
mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang
menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal
kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari
merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham,
yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai
intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut
pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di
pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price book
value (PBV). Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau PBV,
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi
mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar
saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan
19
saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001), secara
sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio
pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar
saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi PBV berarti pasar percaya
akan prospek perusahaan tersebut. PBV dirumuskan dalam bentuk sebagai
berikut:
��� = ���������������������ℎ��
��������������������ℎ�� � 100%
PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :
a. Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat
diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya
dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book
value sebagai perbandingan.
b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan
yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.
c. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai
dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi
20 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh
Meythi (2012) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating”.
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan nilai perusahaan
[image:33.595.106.518.289.753.2]yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Safrida (2008) Dependen: Nilai Perusahaan
Independen: Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Secara parsial struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara simultan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Apriada (2013)
Dependen: Nilai Perusahaan
Independen: Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal, dan Profitabilitas
21
Azwir (2014) Dependen: Nilai
Perusahaan Independen: Strktur Modal Moderating: Pertumbuhan Perusahaan
Struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan
pertumbuhan perusahaan sebagai variabel
moderating.
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Meythi (2012) Dependen: Nilai Perusahaan Independen: Struktur Modal Moderating: Pertumbuhan Perusahaan
Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak dapat mempengaruhi struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Kusumajaya (2011)
Dependen: Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Independen: Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan.
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hermuningsih (2013) Dependen: Nilai Perusahaan Independen: Profitabilitas, Growth Opportunity, dan Struktur Modal
22
Sumber: Berbagai Jurnal
Safrida (2008) melakukan pengujian untuk melihat pengaruh struktur modal
dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan
diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR), struktur modal diproksikan
dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pertumbuhan perusahaan diproksikan
dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perioda
penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, berjumlah 151 perusahaan.
Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling berjumlah 45
perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linier
sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linier berganda untuk menguji
secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%. Hasil penelitian
membuktikan bahwa secara parsial struktur modal berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara
negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan
membuktikan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Apriada (2013) meneliti dengan judul pengaruh struktur kepemilikan saham,
struktur modal, dan profitabilitas pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan
diproksikan dengan Price to Book Ratio (PBV), struktur modal diproksikan
dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas diproksikan dengan Return
23
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria yang telah
ditentukan dan diperoleh jumlah sempel sebanyak 82 perusahaan. Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan manejerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Struktur
modal mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Meythi (2012) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating. Nilai
perusahaan diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR), struktur modal
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode penelitian 2008-2012. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling
dan diperoleh sampel sebesar 19 perusahaan. Analisis data dengan menggunakan
moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel struktur modal dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak dapat
mempengaruhi struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Kusumajaya (2011) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal dan
pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Nilai
24
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas diproksikan dengan
Return on Equity (ROE), dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan
perubahan total aktiva (PTA). Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur
yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun penelitian 2006 sampai
dengan 2009. Metode penentuan sampel dengan metode purposive sampling,
sebanyak 27 perusahaan manufaktur. Analisi data menggunakan analisis jalur
(path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Azwir (2014) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating. Nilai
perusahaan diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR), struktur modal
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012 sebanyak 29 perusahaan. Sampel dipilih dengan
metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebesar 22 perusahaan. Analisis
data dengan menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan
25
perusahaan. Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating.
Hermuningsih (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh
profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q, struktur modal diproksikan
dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas diproksikan dengan Return
on Equity (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik
di Indonesia dengan periode penelitian 2006-2010. Sampel dipilih dengan
menggunakan metoda purposive sampling dan diperoleh 150 perusahaan. Teknik
pengujian data adalah dengan menggunakan pendekatan Structural Equation
Model (SEM) untuk menganalisis pengaruh langsung atau tidak langsung variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan (t-hitung = 2,945 dan p = 0,001). Struktur modal juga memiliki
pengaruh langsung yang positif dan siginifikan terhadap nilai perusahaan (t-hitung
= 4,138 dan nilai p = 0,000).
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan
faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam masalah masalah tersebut. Kerangka
konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
H2
Struktur Modal (X1) Nilai
Perusahaan (Y) Pertumbuhan
26 H1
H3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di
bawah titik optimal maka penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai
perusahaan, sebaliknya jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka
penggunaan hutang dapat menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
diasumsikan bahwa posisi struktur modal masih berada dibawah titik optimal,
maka ada hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
oleh perusahaan saat menjalankan operasinya. Para pemegang saham selalu
menginginkan keuntungan dari investasi yang mereka tanamkan pada perusahaan.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar
kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang saham
sehingga berdampak pada peningkatan .permintaan sahaam. Permintaan saham
yang meningkat dapat meningkatkan harga saham sehingga dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
Tingkat pertumbuhan mencerminkan produktivitas perusahaan. Tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih dinikmati investor dibandingkan tingkat pertumbuhan
Profitabilitas (X2)
27 yang stagnan apalagi rendah, karena tingkat pertumbuhan yang tinggi memiliki prospek yang cerah dalam kelangsungan hidup perusahaan sehingga investor beranggapan bahwa perusahaan memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi
sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan modal, hal ini akan
berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dikatakan sementara karena,
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.
H1: Struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
baik secara simultan maupun secara parsial.
H2: Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
H3: Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh
28 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sehingga desain penelitian
yang digunakan adalah desain kausal. Desain kausal berguna untuk mengukur
hubungan antara variabel riset, atau untuk menganalisis bagaimana pengaruh
suatu variabel terhadap variabel lainnya.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 31
peusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk
memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
2. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
menerbitkan laporan keuangan auditan dari tahun 2010-2014 secara
berturut-turut.
3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memiliki
nilai perubahan aktiva yang positif dalam laporan keuangan periode
29
4. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak
[image:42.595.130.509.200.518.2]mengalami kerugian selama periode penelitian dari tahun 2010-2014.
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel
No Karakteristik Sampel Jumlah
1 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar dari tahun 2010-2014 di Bursa Efek Indonesia
31
2 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak menerbitkan laporan keuangan auditan dari tahun 2010-2014
(3)
3 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak memiliki nilai perubahan aktiva yang positif dalam laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2010-2014
(8)
4 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang mengalami kerugian selama periode penelitian dari tahun 2010-2014
(7)
Jumlah Sampel Penelitian 13
Sumber : Lihat Lampiran 1
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu, variabel
independen, variabel dependen, dan variabel moderating. Variabel
independen merupakan variabel yang mempengaruhi suatu variabel
dependen, sedangkan variabel dipenden dipengaruhi oleh variabel
30
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur
modal dan profitabilitas, sedangkan variabel dependennya adalah nilai
perusahaan, dan variabel moderatingnya adalah pertumbuhan perusahaan.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel 3.3.2.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai atau jumlah uang yang akan
diterima apabila perusahaan tersebut dijual (Sadalia, 2010). Nilai
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Price Book Value.
PBV adalah rasio antara harga pasar per lembar saham dengan nilai
buku per lembar saham. PBV dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
3.3.2.2 Struktur Modal
Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang
dimiliki perusahaan terhadap total ekuitas. Struktur modal diukur
dengan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio adalah
rasio yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2004). Struktur
modal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
���= ���������������������ℎ��
31 3.3.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Indikator profitabilitas dalam penelitian ini adalah
Return on Equity (ROE). Return on Equity adalah rasio laba bersih
setelah pajak terhadap modal sendiri. Return on Equity dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3.3.2.4 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan
perubahan total aktiva. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada periode sekarang dengan
periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya.
Perubahan total aktiva diukur dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
������ℎ������������� = ������������− ������������−1
������������−1
× 100%
��������������= ���������ℎ������ℎ�����
������������ × 100%
��� = ���������
32 Tabel 3.2
Definisi Operasional Nama
Variabel Definisi Parameter
Skala Pengukuran Variabel Variabel Dependen Nilai Perusahaan (Y) Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham
���
���������������������ℎ�� ��������������������ℎ��
Rasio
Nama
Variabel Definisi Parameter
Skala Pengukuran Variabel Variabel Independen Struktur Modal (X1)
Profitabilitas (X2)
Perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap
total ekuitas perusahaan
Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri ��� ��������� ����������� ��� ���������ℎ������ℎ����� ������������ Rasio Rasio Variabel Moderating
Selisih total aktiva yang dimiliki oleh
33
Pertumbuhan
Perusahaan (Z)
perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya
terhadap total aktiva periode sebelumnya
�����������
������������− ������������−1 ������������−1
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan
waktu penelitian adalah periode tahun 2010-2014.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh atau
mengumpulkan data. Data bisa diperoleh melalui teknik wawancara, pengamatan,
kuisioner dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data yang
diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain.
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data
sekunder diperoleh dari media internet dengan mengunduh laporan keuangan yang
tersedia pada situs
3.6 Model dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan uji interaksi atau yang
sering disebut dengan moderated regression analysis (MRA). MRA merupakan
aplikasi khusus regresi liner berganda dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi atau perkalian antara dua atau lebih variabel
34
Persamaan regresi berganda yang pertama:
�= �+����+����+�
Persamaan regresi berganda yang kedua (MRA):
�= �+����+���+����∗�+�
Persamaan regresi berganda yang ketiga (MRA):
�= �+����+���+����∗�+�
Keterangan:
Y : Price book value sebagai proksi nilai perusahaan
� : Konstanta
b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi berganda
X1 : Debt to equity ratio sebagai proksi struktur modal
X2 : Return on equity sebagai proksi profitabilitas
Z : Perubahan total aktiva sebagai proksi pertumbuhan
perusahaan
X1*Z : Interaksi antara debt to equity ratio dan perubahan total
aktiva
X2*Z : Interaksi antara return on equity dan perubahan total
aktiva
e : Standar Error
Variabel perkalian antara X1 dan Z, X2 dan Z merupakan variabel
35
hubungan X1 dan Z, serta pengaruh moderating variabel Z terhadap hubungan X2
dan Z.
Pengujian asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengujian dengan menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hal ini
dimaksudkan agar model regresi dapat menghasilkan penduga (estimator) yang
tidak bias. Model regresi akan menghasilkan penduga yang tidak bias jika
memenuhi asumsi klasik, antara lain normalitas data, bebas multikolinieritas,
bebas autokorelasi, dan bebas heteroskedastisitas.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal,
yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell-shaped). Data
yang ‘baik’ adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan (Santoso, 2010).
Uji normalitas bisa dilakukan dengan grafik normal P-P of
regression residual dan melihat besaran Kolmogorov-Smirnov. Jika
data menyebar disekitar garis diagonal pada grafik normal P-P of
regression residual dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, tetapi jika sebaliknya
data menyebar jauh berarti tidak memenuhi asumsi normalitas. Jika
36
0,05, maka data berdistribusi normal, dan jika angka signifikansi
(SIG) lebih kecil dari 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah di
dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen.
Metoda yang dapat digunakan untuk menguji terjadinya
multikolinieritas dapat dilihat dari matrik korelasi variabel-variabel
bebas. Pada matrik korelasi, jika antar variabel bebas terdapat
korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Selain itu dapat juga
dilihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Batas dari
nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10 (Santoso, 2010).
3.6.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada
periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada
37 a. Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar
dari nol berarti ada autukorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
[image:50.595.142.521.571.691.2]d. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terlatak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak Ada Autokorelasi Positif Tolak 0 < d < dL Tidak Ada Autokorelasi Positif No Decision dL ≤ d ≤ dU Tidak Ada Autokorelasi Negatif Tolak 4 - dL < d < 4 Tidak Ada Autokorelasi Negatif No Decision 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL Tidak Ada Autokorelasi Positif
dan Negatif Tidak Tolak dU < d < 4 - dU
Sumber : Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, 2006
38
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Didalam penelitian ini untuk
mendeteksi adanya gejala heterokedastisitas digunakan uji Glejser.
Apabila nilai sig > 0,05, maka data tersebut bebas dari
heterokedastisitas (Ghozali, 2006).
3.6.2 Pengujian Hipotesis
3.6. 2.1 Uji secara parsial (Uji - t)
Uji - t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap
variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2006). Uji - t dilakukan
untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:
a. Jika thitung < ttabel dan nilai sig > α 0.05, maka H1
ditolak.
b. Jika thitung > ttabel dan nilai sig < α 0.05, maka H1
diterima.
3.6.2.2 Uji secara simultan (Uji – F)
Uji - F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
39
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan
ketentuan:
a. Jika Fhitung < Ftabel dan nilai sig > α 0.05, maka H1
ditolak.
b. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai sig < α 0.05, maka H1
diterima.
3.6. 2.3 Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan model uji interaksi yang sering disebut moderated regression
analysis (MRA) . Pengujian asumsi klasik dan pengujian MRA dilakukan dengan
menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science). Adapun
perangkat lunak SPSS yang digunakan adalah SPSS Statistics 16.0.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
yang sesuai kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan
kriteria sampel, terdapat 13 perusahaan setiap tahun dengan jumlah pengamatan 5
tahun sehingga jumlah data pengamatan sebanyak 65 data. Data diperoleh dari
laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui
situs
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan deskriptif).
Variabel penelitian ini terdiri dari struktur modal dan profitabilitas
40
variabel terikat (dependent variabel) serta pertumbuhan perusahaan sebagai
variabel moderating.
Statistik deskriptif dari variabel bebas dan terikat pada sampel
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi selama periode 2010-2014
[image:54.595.144.512.294.438.2]disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV 65 .39 10.48 3.1860 2.31306
DER 65 .16 2.34 .6731 .44575
ROE 65 .01 .53 .1209 .06844
PTA 65 .02 .64 .1874 .15238
Valid N (listwise) 65
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data penelitian ada sebesar 65
perusahaan, dari 65 perusahaan ini nilai perusahaan, yang diukur dengan
PBV, terkecil (minimum) adalah 0,39 yang diperoleh perusahaan Kedaung
Indah Can Tbk. pada tahun 2011 dan nilai PBV terbesar (maximum) adalah
10,48 yang diperoleh perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk. pada tahun
2012 . Rata-rata nilai PBV dari 65 perusahaan adalah 3,1860 dengan standar
deviasi sebesar 2,31306. Nilai standar deviasi nilai PBV dibawah nilai
rata-rata yang berarti menggambarkan bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata-rata-rata.
Variabel penelitian struktur modal yang diukur dengan DER, memiliki
nilai minimum sebesar 0,16 yang diperoleh Mandom Indonesia Tbk. pada
41
Pilar Sejahtera Food Tbk. pada tahun 2010. Rata-rata nilai DER dari 65
perusahaan adalah 0,6731 dengan standar deviasi sebesar 0,44575. Nilai
standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata menggambarkan bahwa data
tersebar disekitar nilai rata-rata. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai
rata-rata menggambarkan bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata.
Rata-rata sebesar 0,67 menunjukkan bahwa 65 perusahaan sampel masih banyak
menggunakan ekuitas sebagai sumber pendanaan.
Variabel penelitian profitabilitas yang diukur dengan ROE, memiliki
nilai minimum sebesar 0,01 yang diperoleh perusahaan Kedaung Indah Can
Tbk. pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 0,53 yang diperoleh
perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pada tahun 2010. Rata-rata
nilai ROE dari 65 perusahaan adalah 0,1