SKRIPSI
PENGARUH COLLATERALIZABLE ASSETS, RASIO HUTANG, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
2012-2014
OLEH
NUZRI RACHMAT AL QABRI 110503253
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH COLLATERALIZABLE ASSETS, RASIO HUTANG, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA 2012-2014
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh collateralizable Assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen. Teknik pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data dari jurnal, skripsi, dan buku yang berhubungan dengan penelitian. Tahap kedua adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dalam bentuk laporan keuangan auditan, laporan tahunan dan laporan auditor serta informasi lain yang dibutuhkan melalui media internet dengan cara mendownload laporan tersebut dari website www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Uji parsial menunjukkan hanya dua variabel yaitu collateralizable assets dan reputasi auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan rasio hutang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COLLATERALIZABLE ASSETS, DEBT RATIO AND AUDITOR REPUTATION ON DIVIDEND POLICY OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE PERIOD 2012-2014
Formulation of the problem in this research is the extent to which the influence of collateralizable assets,debt ratio and auditor reputation on dividend policy of manufacturing companies listed in the Stock Exchange. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of collateralizable assets, debt ratio and auditor reputation on dividend policy.
The hypothesis of this study is collateralizable assets, debt ratio and auditor reputation on dividend policy. Secondary data collection techniques in this research is done in two stages. The first stage is to study literature, namely by collecting data from journals, theses, and books related to the research. The second stage is the study of documentation, by collecting the data in the form of audited financial statements, annual report and auditors' report as well as other necessary information via the Internet by downloading the report from the website www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple linear regression.
In the results of this study indicate that simultaneously collateralizable assets, debt ratio and auditor reputation affect dividend policy. Partial test shows only two variables: collateralizable assets, auditor reputation significant effect on the dividend policy, while the debt ratio has no effect on the dividend policy.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu, Puji dan syukur
kepada Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio
Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014”. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan, kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M,Ec., Ak.,CA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak.,CPA. selaku Ketua
Departemen dan Bapak Hotmal Jafar, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra.Mutia Ismail selaku Sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M., A,k, selaku dosen Pembimbing yang
telah mencurahkan pemikiran dan meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan serta motivasi pada penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak dan Ibuk Dra. Nurzaimah, M.M., Ak
selaku dosen Penguji dan pembanding yang telah memberikan saran dan kritik
6. Seluruh Dosen/Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Akuntansi Program S1.
Kedua orang tua saya yang terus memberikan dorongan motivasi, semangat
dan doa yang tidak pernah usai dan juga abang, kakak, adik, teman-teman saya
yang memberikan semangat dan dorongan doa.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan rahmat dan anugerah atas
bantuan, dukungan, dan motivasi yang telah mereka berikan. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Tinjauan Teoritis ... 8
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8
2.1.2 Pengertian Dividen ... 10
2.1.3 Divident Payout Ratio ... 11
2.1.4 Bentuk-bentuk Dividen ... 12
2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 13
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 21
2.3.1 Kerangka Konseptual ... 21
2.3.2 Hipotesis Penelitan ... 22
2.3.2.1 Collateralizable Assets ... 22
2.3.2.2 Rasio Hutang ... 23
2.3.2.3 Reputasi Auditor ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.3 Batasan Operasional ... 26
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 27
3.4.1 Variabel Dependen ... 27
3.4.2 Variabel Independen ... 27
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 37
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38
3.8 Metode Analisis Data ... 38
3.8.1 Uji Asumsi Klasik ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 44
4.2 Analisis statistik Deskriptif ... 44
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 46
4.3.1 Uji Normalitas Data ... 46
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 48
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 51
4.4 Pengujian Hipotesis ... 52
4.4.1 Uji t ... 52
4.4.2 Uji F... 56
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 57
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 62
5.3 Saran... ... 62
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 31
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 44
Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov Sebelum Transformasi ... 48
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 51
Tabel 4.5 Hasil Uji t ... 52
Tabel 4.6 Hasil Uji F ... 56
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21
Gambar 4.1 Histogram Sebelum Transformasi ... 47
Gambar 4.2 PP Plot Sebelum Transformasi ... 47
ABSTRAK
PENGARUH COLLATERALIZABLE ASSETS, RASIO HUTANG, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA 2012-2014
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh collateralizable Assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen. Teknik pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data dari jurnal, skripsi, dan buku yang berhubungan dengan penelitian. Tahap kedua adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dalam bentuk laporan keuangan auditan, laporan tahunan dan laporan auditor serta informasi lain yang dibutuhkan melalui media internet dengan cara mendownload laporan tersebut dari website www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Uji parsial menunjukkan hanya dua variabel yaitu collateralizable assets dan reputasi auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan rasio hutang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COLLATERALIZABLE ASSETS, DEBT RATIO AND AUDITOR REPUTATION ON DIVIDEND POLICY OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE PERIOD 2012-2014
Formulation of the problem in this research is the extent to which the influence of collateralizable assets,debt ratio and auditor reputation on dividend policy of manufacturing companies listed in the Stock Exchange. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of collateralizable assets, debt ratio and auditor reputation on dividend policy.
The hypothesis of this study is collateralizable assets, debt ratio and auditor reputation on dividend policy. Secondary data collection techniques in this research is done in two stages. The first stage is to study literature, namely by collecting data from journals, theses, and books related to the research. The second stage is the study of documentation, by collecting the data in the form of audited financial statements, annual report and auditors' report as well as other necessary information via the Internet by downloading the report from the website www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple linear regression.
In the results of this study indicate that simultaneously collateralizable assets, debt ratio and auditor reputation affect dividend policy. Partial test shows only two variables: collateralizable assets, auditor reputation significant effect on the dividend policy, while the debt ratio has no effect on the dividend policy.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu dari tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kekayaan
pemilik saham yang dapat berupa pengembalian dalam bentuk dividen maupun
capital gain. Capital gain adalah keuntungan modal yang diperoleh dari selisih
harga beli dan harga jual saham, sedangkan dividen adalah porsi laba bersih yang
dibagikan oleh perusahaan kepada para pemilik saham. Besarnya jumlah dividen
yang didistribusikan tergantung pada laba yang diperoleh dan kebijakan dividen
yang telah ditetapkan perusahaan.
Kebijakan dividen melibatkan dua pihak yang berkepentingan, yaitu
kepentingan para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan
manajemen perusahaan dengan laba ditahannya. Hal ini dapat berujung pada
masalah potensial yaitu masalah biaya agensi.
Masalah agensi dianggap sebagai salah satu masalah utama antara
manajemen dan pemilik saham. Menurut Jensen dan Meckling (1976), pemisahan
fungsi kepemilikan dengan fungsi manajerial membentuk suatu hubungan
keagenan, yaitu hubungan seseorang atau lebih (principal) yang mempekerjakan
orang lain (agent) untuk melakukan suatu pekerjaan, sesuai dengan kepentingan
principal, dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan
pemilik saham dan manajer. Dividen digunakan oleh manajer sebagai alat untuk
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan kepada para investor untuk
mengatasi masalah ini.
Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menentukan berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen dan
berapa laba yang akan diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba
ditahan. Pembagian dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk
mendistribusikan kemakmuran kepada para pemilik saham (Santoso, 2012).
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemilik saham
tergantung pada kebijakan dividen tiap - tiap perusahaan dan dilakukan
berdasarakan pertimbangan berbagai faktor. Beberapa faktor yang menjadi fokus
penelitian ini yaitu : corporate governance, likuiditas dan collateralizable assets.
Corporate governance diduga dapat mempengaruhi kebijakan dividen.
Untuk menghindari conflict of interest diantara pihak manajemen dan pemilik
saham, corporate governance digunakan sebagai sistem dan struktur yang
mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilik suatu perusahaan. Selain
itu, corperate governance dapat menjadi kontrol yang lebih kuat dalam
mengendalikan dan memonitor manajemen agar memiliki kinerja yang efisien
sehingga dapat berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hal ini
dikarenakan penerapan corporate governance menuntut adanya perlindungan
terhadap hak - hak pemilik saham, baik pemilik saham mayoritas maupun
Selain corporate governance, kebijakan dividen juga dapat dipengaruhi
oleh likuiditas perusahaan. Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan
untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam kaitannya dengan
kebijakan pembagian dividen, likuditas adalah kemampuan perusahaan
membayarkan dividen kepada para pemilik saham karena untuk membayar
dividen diperlukan ketersediaan dana dalam hal ini adalah kas yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan yang telah mencatatkan profit yang tinggi belum tentu
dapat membayarkan dividen kepada para pemilik saham karena tidak adanya dana
untuk memdistribusikan dividen. Dalam hal ini, likuiditas merupakan sumber
pendanaan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Marlina dan Clara (2009)
mengungkapkan peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemilik saham termasuk dividen yang akan
diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada
pembagian dividen.
Selain corporate governance dan likuiditas, collateralizable assets diduga
dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Collateralizable assets adalah aset
perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. Kreditor seringkali
meminta jaminan berupa aset ketika memberi pinjaman kepada perusahaan.
Menurut Wahyudi (dalam Latiefasari,2011), tingginya collateralizable assets
yang dimiliki perusahaan akan mengurangi conflict of interest antara pemegang
saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam
Berbagai penelitian untuk mengetahui apa yang membuat manajer
membagikan dividen pada para pemilik saham sudah pernah dilakukan oleh
peneliti - peneliti sebelumnya. Wicaksana (2012) meneliti apakah variable cash
ratio, debt to equity ratio, dan return on asset berpengaruh terhadap dividend
payout ratio pada perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa variable cash
ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variable
debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout
ratio.
Suharli (2004) meneliti apakah variable return on Investment, fixed assets,
dan current ratio sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa current ratio dapat
digunakan sebagai variabel penguat (variabel mederator) karena memberi hasil
positif dan signifikan. Dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang
dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan.
Jauhari (2002) dalam penelitiannya menggunakan variabel independen
size (LTA), Insider Ownership (INS), Fokus Perusahaan (FS), Free Cash Flow
(FCF), jumlah pemegang saham biasa (LCSHR) dan Growth (GROW) sebagai
variable moderating. Hasil dalam penelitian tersebut yaitu Variabel FS dan LTA
memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel
LCSHR dan INS memiliki pengaruh positif tidak signifikan. Dan variabel FCF
Penelitian - penelitian mengenai faktor - faktor yang membuat manajemen
mendistribusikan dividen sebenarnya telah banyak dilakukan di Indonesia. Namun
demikian, penelitian yang menguji corporate governance sebagai faktor untuk
mempengaruhi kebijakan dividen masih terbatas jumlahnya. Variabel corporate
governance yang ditambahkan dalam penelitian ini yaitu reputasi auditor.
Reputasi auditor merupakan salah satu bagian dari mekanisme corporate
governance ( Al - Shabibi dan Ramesh, 2011). Informasi reputasi auditor
merupakan tipe dari perusahaan audit apakah perusahaan audit yang bersangkutan
adalah salah satu dari perusahaan audit big four atau perusahaan audit lainnya.
Manajemen perusahaan yang mengelola perusahaan cenderung lebih menguasai
informasi mengenai kondisi internal perusahaan jika dibandingkan dengan para
pemilik saham. Kondisi semacam ini adalah informasi asimetris. Oleh karena itu,
diperlukan perusahaan - perusahaan audit yang independen, mempunyai
integritas, dan telah memiliki reputasi yang baik untuk mengatasi informasi
asimetris ini.
Mayoritas penelitian terdahulu masih menggunakan variable - variabel
rasio perusahaan seperti rasio kas, rasio hutang, profitabilitas, dan lain – lain
untuk mempengaruhi kebijakan dividen. Berdasarkan penjelasan pada latar
belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,
permasalahan penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
- Apakah collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dari peneliti ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh collateralizable assets terhadap kebijakan dividen perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh rasio hutang terhadap kebijakan dividen
perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor terhadap kebijakan dividen
perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen. 2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
sumber referensi pengetahuan dan bahan lanjut bagi penelitian yang
3. Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan
pertimbangan mengenai kebijakan dividen sehingga para investor
dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
melakukan investasi
4. Bagi para auditor independen, hasil penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi
auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam
penetapan kebijakan dividen terhadap pemegang saham.
5. Bagi para manajemen perusahaan, hasil penelitian dapat menjadi
referensi bagi penentuan kebijakan-kebijakan perusahan serta dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori agensi merupakan salah satu dari teori yang penting dalam kebijakan
dividen. Menurut Jensen dan Meckling (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011)
mendefinisikan hubungan agensi sebagai : “sebuah kontrak satu orang atau
lebih (principal) yang berhubungan dengan pihak lain (agent) untuk mewakili
principal yang melibatkan pendelegasian otoritas pengambilan keputusan kepada agen.” Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya pemisahan antara
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menyebabkan konflik. Konflik
tersebut dikarenakan principal yang diwakili oleh share holder dan agent yang
direpresentasikan oleh manajer dan direksi memiliki perbedaan kepentingan.
Keinginan, motivasi dan kepentingan yang tidak sama antara manajemen dan
pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak
merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung
melakukan kecurangan akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola
perusahaan yang baik yang berperan sebagai efektivitas mekanisme yang
bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada
mekanisme legal yang mencegah dilakukannya ekspropriarsi atas pemegang
Jiraporn et al. (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menjelaskan bahwa
tujuan utama dari tata kelola perusahaan adalah untuk mencapai keseimbangan
diantara investor dan manajemen. Mereka menekankan bahwa perusahaan
yang mempunyai tim tata kelola perusahaan yang berkualifikasi dan
berkualitas akan berhasil mengendalikan biaya agensi dan dapat
menguranginya.
Jika perusahaan mempunyai tim tata kelola perusahaan yang baik,
perusahaan dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Pernyataan ini
konsisten dengan Jensen (dalam Al Shahibi dan Ramesh, 2011) yang
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tim tata kelola yang lemah
memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mendistribusikan dividen
kepada para pemilik saham. Hal ini disebabkan manajer akan menyimpan kas
dan membelanjakannya yang akan memberikan manfaat untuk tujuan mereka
sendiri.
Michaely dan Roberts (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menyatakan
bahwa para pemilik saham akan mengharapkan dividen jika perusahaan
memiliki tata kelola yang kuat. Al-Najjar dan Hussainey (dalam Al Shabibi
dan Ramesh, 2011) menyatakan bahwa salah satu dari konflik agensi di antara
manajer dan pemilik saham adalah level hutang. Mereka berpendapat bahwa
investor ingin menjaga level hutang dalam level terendah. Sebagai hasilnya,
lebih banyak lagi dividen yang diharapkan oleh pemilik saham jika
Jiraporn (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menguji biaya agensi
sebagai faktor penjelas untuk kebijakan dividen. Dia menemukan bahwa 12
perusahaan yang memberikan hak yang terbatas kepada pemilik saham
cenderung menghadapi masalah agensi. Hal ini dikarenakan manajer
mengeksploitasi kelemahan pemilik saham dan membuat keputusan yang
sesuai dengan tujuan mereka sendiri. Di sisi lain, Kowalewski et al. (dalam Al
Shabibi dan Ramesh , 2011) menemukan hubungan positif di antara biaya
agensi dengan pembayaran dividen (dividend payout).
Biaya agensi dapat dihilangkan dengan membayar dividen kepada pemilik
saham. Jika perusahaan membayar dividen, arus kas bebas akanberkurang di
tangan manajer. Oleh karena itu, manajer tidak memiliki kas
untukmenggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.
2.1.2 Pengertian Dividen
Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para
pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Dividen akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha yang
akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila
dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan
deviden. Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah
pendapatan yang dihasilkan dari pembagian deviden, dimana perusahaan
menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang
Dividen merupakan hak pemegang saham, untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan
dalam bentuk dividen, semua pemegang saham mendapatkan haknya yang
sama. Namun demikian, pembagian dividen untuk pemegang saham preferen
lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa (Latiefasari,
2011).
2.1.3 Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio adalah persentase dari laba yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio
merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share
pada periode yang bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share
terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividen yang
dibagikan maka semakin besar pula dividend payout ratio. Pembagian dividen
yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout
ratio lebih besar dari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout
ratio, laba yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat
target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan laba.
Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan
hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan
Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan internal waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung, maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun (Latiefasari, 2011).
2.1.4 Bentuk-Bentuk Dividen
Menurut Kieso dan Weygant (2002), dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang perlu diperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen.
b. Dividen Aset
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aset yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva lain.
c. Dividen Hutang
Dividen Hutang timbul apabila saldo laba yang dibagi tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sehingga perusahaan akan mengeluarkan script dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
d. Dividen Likuiditas
Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.
e. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut. Pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
a. Tanggal Pengumuman
Yaitu tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian divisi.
b. Tanggal Cum Dividen
Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
c. Tanggal Pencatatan Dalam Daftar Pemegang Saham
Tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham.
d. Tanggal ex. Dividen
Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, jangka waktunya adalah 4 hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.
e. Tanggal Pembayaran
Tanggal dimana pemegang saham dapat mengambil dividen sesuai dengan dividen yang diumumkan oleh emiten
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Beberapa faktor dapat membuat manajemen mendistribusikan dividen
kepada para pemilik saham, diantaranya :
a. Collateralizable Assets
Collateralizable Assets adalah aset perusahaan yang dapat digunakan
sebagai jaminan pinjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva
ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan.
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merepresentasikan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi semua kewajibannya. Oleh karena itu, semakin besar DER ,
dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayarkan oleh
perusahaan.
c. Reputasi Auditor
Di dalam literatur akuntansi konvensional, industri audit terbagi menjadi
dua struktur pasar, yaitu the big four yang merepresentasikan perusahaan audit
besar dan sebagai proksi untuk kualitas audit yang bagus dan sejumlah
perusahaan audit yang relatif kecil. Yang termasuk the big four diantaranya
adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG dan
PricewaterhouseCoopers. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan
jika dibandingkan dengan perusahaan audit yang lain karena memiliki
keunggulan keahlian teknis, jangkauan global, sumber daya yang melimpah
(Lian Kee dan Patel,2010).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Al Shahibi dan Ramesh (2011) meneliti apakah board size, board
independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang,
growth, resiko, tipe industri, dan tangibility mempengaruhi kebijakan dividen
pada perusahaan non finansial di Inggris Raya tahun 2007. Hasil penelitian
menunjukkan variable board independence, ukuran perusahaan,
profitabilitas,reputasi auditor dan resiko berpegaruh secara positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Suharli (2004) meneliti apakah variable return on Investment , fixed
assets, dan current ratio sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap
membagikan dividen pada tahun 2002-2003. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat
(variabel mederator) karena memberi hasil positif dan signifikan. Dari kedua
variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan
jumlah pembagian dividen perusahaan.
Wicaksana (2012) meneliti apakah variable cash ratio, debt to equity
ratio, dan return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode
pengamatan 2005-2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa variable cash
ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan
variable debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividend payout ratio.
Jauhari (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah size
(LTA), Insider Ownership (INS), Fokus Perusahaan (FS), Free Cash Flow
(FCF), jumlah pemegang saham biasa (LCSHR) dan Growth (GROW) sebagai
variabel moderating. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1993-1999.
Pengambilan sample digunakan metode purposive sampling. Metode analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian
tersebut yaitu Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan
positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh
negatif tidak signifikan.
Mahardini (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kebijakan Utang dan Resiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen ”.
Penelitian ini mengembangkan model persamaan regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh interdependensi pada kedua variabel. Hasil penelitian
menunjukkan uji F adalah kebijakan utang dan risiko perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan
uji T adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kebijakan dividen.
Darminto (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
signifikansi pengaruh dari variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan
struktur kepemilikan saham, terhadap kebijakan dividen perusahaan industry
manufaktur yang go public di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan dalam kelompok industri manufaktur yang telah go public
, dan membayarkan dividen secara kontinyu pada tahun 2002 sampai tahun
2005 sesuai dengan klasifikasi dalam Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas,
likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial variabel
profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan, sedangkan variabel
likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan
Kusuma (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji
pengaruh informasi asimetris terhadap kebijakan dividen dengan
menggunakan teori packing order. Sampel yang digunakan adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di dalam Jakarta Stock Exchange dalam periode
2000-2004. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa dividen berhubungan
negatif dengan level informasi asimetris.
Ipaktri (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari bukti
empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas
dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun
2006 sampai dengan 2010. Hasil uji secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen kas. Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan
bahwa semua variabel independen (kepemilikan manajerial, profitabilitas,
likuiditas dan arus kas bebas) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen kas.
Latiefasari (2011) melakukan penelitian apakah current ratio, DER,
growth, collateralizable assets , dan ROE berpengaruh terhadap DPR pada
2005- 2009. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Growth berpengaruh
positif signifikan terhadap DPR. Variabel collateralizable assets berpengaruh
negatif signifikan terhadap DPR. Sedangkan CR, ROE dan DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Variabel Independen Model Analisis Hasil Penelitian
1 Al Shahibi
dan Ramesh (2011) Board size, board independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang, growth, resiko, tipe industri, dan tangibility Regresi Linear Berganda
Board independence, ukuran perusahaan, profitabilitas, reputasi auditor, dan resiko berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen . Sedangkan, level hutang, growth, tipe industri, dan tangibility tidak menunjukkan hasil signifikan.
2 Suharli
(2004)
Return on Investment , fixed assets, dan Current ratio.
Regresi
Linear
Berganda
Current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat (variable mederator) karena memberi hasil positif dan signifikan. -
perusahaan.
3 Wicaksana
(2012)
Cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset
Regresi
Linear
Berganda
Variable
cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap dividend payout ratio
4 Jauhari(2002) Size (LTA), Insider Ownership (INS), Fokus Perusahaan (FS), Free Cash Flow (FCF), jumlah Pemegang saham biasa (LCSHR) dan Growth (GROW) sebagai Variable modera
Regresi
Linear
Berganda
Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel LCSHR dan INS memiliki pengaruh positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh negatif tidak signifikan.
5 Mahardini
(2009) Kebijakan utang dan risiko perusahaan Regresi Berganda
Uji F menunjukkan kebijakan utang dan risiko perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada kebijakan
dividen, sedangkan uji t adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel kebijakan dividen.
6 Darminto Profitabilitas, likuiditas,
dan struktur kepemilikan saham,
Linear kepemilikan saham secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial, 24 variabel profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan,
sedangkan variabel likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
7 Kusuma
(2006) Informasi Asimetris Regresi Tobit Dividen berhubungan negatif dengan level informasi asimetris
8 Ipaktri (2010) Kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas
Regresi Linier Berganda
Uji secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.
9 Latiefasari
(2011)
Current ratio, DER, growth, collateralizable assets, dan ROE
Regresi Berganda
Growth berpengaruh positif
. assets berpengaruh negatif signifikan terhadap
DPR.CR,ROE dan DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap DPR.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual
Terdapat beberapa faktor yang memicu manajer untuk memutuskan besar
kecilnya dividen yang akan didistribusikan kepada para pemilik saham.
Penilitian ini mecoba meneliti faktor– faktor yang bersumber dari informasi
laporan keuangan perusahaan. Variabel collateralizable assets, rasio hutang,
dan reputasi auditor diduga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah
[image:32.595.107.506.111.242.2]dividen yang akan didistribusikan.
Gambar 2.1 menunjukkan kerangka konseptual yang akan digunakan
[image:32.595.119.469.533.754.2]dalam penelitian ini.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H1
H2
H3 Collateralizable
Assets (X1)
Rasio Hutang (X2)
Reputasi Auditor (X3)
2.3.2 Hipotesis Penelitian 2.3.2.1 Collateralizable Assets
Collateralizable assets digunakan sebagai proksi untuk teori biaya
agensi yang timbul dari konflik antara pemegang saham dan pemegang
obligasi Perusahaan dengan collateralizable assets yang tinggi memiliki
masalah agensi yang rendah antara pemegang saham dan pemegang obligasi.
Hal ini dikarenakan perusahaan dengan collateralizable assets yang tinggi
dapat menggunakan asset tersebut sebagai jaminan untuk hutang. Perusahaan
cenderung kurang mengandalkan laba ditahan dalam kegiatan pendanaannya
sehingga kecil kemungkinan pemegang obligasi akan membatasi kebijakan
dividen perusahaan (Santoso, 2012). Tingginya collateralizable assets yang
dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang
saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam
jumlah besar. Sebaliknya, semakin rendah collateralizable assets yang
dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang
saham dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk
membiayai dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut
piutang mereka tidak akan terbayar (Latiefasari, 2011). Semakin besar
collateralizable assets, semakin kecil pula dividen yang akan dibagikan.
Hipotesis yang berkaitan dengan collateralizable assets adalah sebagai
berikut:
2.3.2.2 Rasio Hutang
Rasio Hutang menunjukkan total hutang sebagai persentase pendanaan
pemilik saham. Menurut Al-Najjar dan Hussainey (dalam Al Shabibi dan
Ramesh,2011), rasio hutang mengukur seberapa jauh sebuah perusahaan didanai
oleh pendanaan eksternal. Hutang perusahaan adalah salah satu alasan yang
menentukan apakah sebuah perusahaan akan membayar dividen atau tidak.
Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu
perusahaan, semakin besar pula kewajibannya. Pada perusahaan yang mempunyai
rasio hutang yang tinggi, perusahaan lebih berhati-hati dalam menentukan tingkat
pembayaran dividen, karena perusahaan yang mempunyai hutang yang tinggi
membuat perusahaan rawan likuidasi atau gagal memenuhi pembayaran hutang
perusahaan (Nugroho, 2011). Hal itu membuat manajer lebih mengalokasikan
dana perusahaan ke pembayaran hutang daripada pembayaran dividen. Terlebih
perusahaan yang mempunyai hutang cenderung mempunyai perjanjian hutang
yang mengatur tentang pembatasan dividen.
Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung memiliki agency
cost rendah. Eksistensi hutang akan membuat kontrol maupun proses pengawasan
terhadap para manajer tidak hanya dilakukan oleh para pemilik saham, melainkan
juga kreditor. Hal ini akan mengurangi ketergantungan para pemilik saham
terhadap dividen sebagai salah satu mekanisme untuk mengatasi konflik keagenan
(Santoso, 2012). Hipotesis yang berkaitan dengan rasio hutang adalah sebagai
berikut :
2.3.2.3 Reputasi Auditor
Reputasi auditor merupakan tipe dari perusahaan audit apakah perusahaan
audit yang bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit big four atau
perusahaan audit lainnya. Perusahaan audit yang tergabung dalam big four dapat
meningkatkan kualitas mekanisme pengawasan internal kliennya dibandingkan
dengan auditor non big four. Lang dan Lundholm (dalam Al Shabibi dan Ramesh,
2011) menguji kualitas pengungkapan dengan mengukur hubungan antara
informasi asimetris dan kualitas auditor. Informasi asimetris ini dapat berujung
pada masalah agency cost karena timbul dari ketidaksamaan informasi yang
dimiliki manajemen dengan informasi yang diterima para pemilik saham. Audit
merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang
terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak
luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna
laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan
berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan
keuangan suatu perusahaan.
Lang and Lundholm (dalam Al Shabibi dan Rameh, 2011) menemukan
bahwa semakin baik kualitas auditor, jumlah informasi asimetris yang diberikan
kepada para pemilik saham oleh manajer berkurang. Hal ini disebabkan para
investor memperoleh informasi yang cukup dari laporan tahunan yang dianalisa
oleh para auditor. Dalam penelitian ini, kualitas pengungkapan laporan keuangan
diukur dengan reputasi auditor. Glosten dan Milgrom (dalam Al Shabibi dan
mengakibatkan para pemilik saham meminta kualitas pengungkapan. Informasi
asimetris ini dapat berujung pada kecurangan yang dilakukan oleh pihak
manajemen karena sifat oportunistik manajemen yang berusaha meningkatkan
kesejahteraan sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Zhou dan Elder (dalam
Antonia, 2008) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh
KAP yang reputable memiliki kecenderungan tidak melakukan kecurangan
sebelum proses IPO dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang diaudit
oleh KAP belum memiliki reputasi. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor
merupakan penghalang bagi perusahaan untuk melakukan kecurangan. Jika
kecurangan manajemen dapat diminimalisir, maka manajemen akan memberikan
kinerja yang baik yang dapat berujung pada pemaksimalan laba. Rasio
pembayaran dividen tergantung pada laba tahun berjalan perusahaan.
Dalam penelitian ini, perusahaan audit big four yang dilibatkan adalah
Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG dan PricewaterhouseCoopers.
Hipotesis untuk tipe audit adalah sebagai berikut :
H3. Terdapat hubungan positif antara reputasi auditor dan kebijakan dividen.
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal atau hubungan yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Berdasarkan bentuk hubungan antara variabelnya penelitian ini adalah
hubungan sebab akibat (Sugiono, 2006:10).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau
dokumen – dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang didapat dari www.idx.co.id. 3.3 Batasan Operasional
Dengan dasar pertimbangan efisiensi, waktu, serta pengetahuan peneliti,
maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan
diteliti, yang di antaranya :
1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Peneliti dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2012 – 2014.
3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Collateralizable Assets,
Rasio Hutang yang diproksikan dalam Debt Equity Ratio, dan Reputasi
Auditor.
4. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen yang
3.4 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel 3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas (Sekaran, 2003).
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan
Dividen yang proksikan sebagai Dividend Payout Ratio (DPR). Dalam hal ini, DPR diukur dengan cara sebagai berikut :
Dividend Payout Ratio = Dividend Per Share
Earning Per Share
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu
menjelaskan varians dalam variabel terikat (Sekaran,2003). Variabel dalam
peneltian ini adalah sebagai berikut :
1. Collateralizable Assets
Collateralizable assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan
sebagai jaminan peminjaman. Variabel ini diukur dengan membandingkan fixed
assets terhadap total assets. Collateralizable assets dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Collateralizable Assets = Fixed Assets Total Assets 2. Debt to Equity Ratio
untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya. DER dapat dirumuskan sebagai berikut :
DER = Total Kewajiban Total Ekuitas Pemilik Saham
3. Reputasi Auditor
Reputasi auditor adalah tipe dari perusahaan audit apakah perusahaan
audit yang bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit Big Four atau
perusahaan audit lainnya. Dalam penelitian ini, perusahaan audit Big four
yang dilibatkan adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG
dan PricewaterhouseCoopers. Reputasi auditor direpresentasikan dengan
variable dummy. 1 adalah ketika perusahaan diaudit oleh salah satu dari
perusahaan audit Big Four dan 0 adalah ketika perusahaan diaudit oleh
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis
Variabel
Nama Variabel
Definisi Variabel Indikator Skala
Dependen Kebijakan Dividen (Y) Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share pada periode yang bersangkutan
DPR= DPS
EPS
Rasio
Independen Collateraliza ble Assets (X1) Aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman Collateralizable Assets = FixedAssets Total Assets Rasio
Independen Rasio Hutang (X2) Perbandingan antara total kewajiban dengan totfal ekuitas yang menunjukkan kemampuan ekuitas perusahaan untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya DER = Total Kewajiban
Total Ekuitas
Pemilik Saham
Rasio
Independen Reputasi Auditor (X3)
Tipe dari
perusahaan audit apakah
perusahaan audit
Big Four dan Non Big Four
yang
bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit Big Four atau perusahaan audit lainnya.
3.5 Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun penelitian yaitu tahun 2012
sampai dengan 2014 yaitu sejumlah 130 perusahaan.
Sampel dapat dikatakan baik apabila sampel tersebut memenuhi dua
kriteria yaitu presisi dan akurat. Sampel yang diharapkan memiliki presisi tinggi
yaitu sampel yang mempunyai tingkat kesalahan pengambilan sampel yang
rendah (Erlina, 2011:83). Secara umum, ada dua metode pengambilan sampling
yaitu (Erlina, 2011:85) :
1. Probability sampling; yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Metode probabilitas dibedakan atas : (1) simple random sampling dan (2) complex random sampling.
2. Non probability sampling; yaitu tidak setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk terpilih sebagai sampel penelitian. Metode non probability terdiri dari metode : (1) convience, (2) purposive yang terdiri dari jugjement dan quota, dan (3) snowball.
Metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
2. Variabel independen dan dependen terdapat di laporan keuangan.
3. Menyertakan laporan keuangan yang telah diaudit KAP selama tahun
[image:42.595.110.517.186.741.2]2012-2014.
Tabel 3.2 Daftar Populasi
No Nama Perusahaan Kode
Kriteria Pengambil
an Sampel Sampel 1 2 3
1 Akasha Wira international Tbk. ADES √ - - 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA √ - -
3 Cahya Kalbar Tbk. CEKA √ - -
4 Davomas Abadi Tbk. DAVO √ - -
5 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG √ - - 6 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP √ √ -
7 Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA √ √ √ 1
8 Mayora Indah Tbk. MYOR √ - -
9 Astra International Tbk ASII √ √ √ 2
10 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI √ - - 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN √ - -
12 Sekar Laut Tbk. SKLT √ - -
13 Siantar Top Tbk. STTP √ - -
14 Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ √ - -
15 Astra Auto Part Tbk. AUTO √ √ √ 3
16 Indofarma (Persero) Tbk. INAF √ √ -
18 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN √ - -
19 Merck Tbk. MERK √ √ √ 4
20 Pyridam Farma Tbk PYFA √ - -
21 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI √ - - 22 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. SQBI √ - -
23 Delta Jakarta Tbk. DLTA √ - -
24 Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA √ - - 25 Ekadharma International Tbk. EKAD √ - - 26 Bantoel International Investama Tbk. RMBA √ - - 27 Kedaung Setia Industrial Tbk. KDSI √ - -
28 Kedaung Indag Can Tbk. KICI √ - -
29 Langgeng Makmur Industry Tbk. LMPI √ √ -
30 Martina Berto Tbk. MBTO √ - -
31 Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW √ √ √ 5
32 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR √ - -
33 Gudang Garam Tbk. GGRM √ - -
34 Gajah Tunggal Tbk. GJTL √ - -
35 Holcim Indonesia SMCB √ √ √ 6
36 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP √ √ √ 7 37 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF √ - -
38 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP √ √ √ 8 39 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk. IKAI √ - -
40 Keramik Indonesia Assosiasi Tbk. KIAS √ - -
42 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO √ - - 43 Alaska Industrindo Tbk. ALKA √ - - 44 Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI √ - - 45 Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON √ - -
46 Citra Turbindo Tbk. CTBN √ - -
47 Gunawa Dianjaya Steel Tbk. GDST √ - - 48 Indal Aluminium Industry Tbk. INAI √ - -
49 Itamaraya Tbk. ITMA √ - -
50 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk. JKSW √ - -
51 Jaya Pari Steel Tbk. JPRS √ - -
52 Krakatau Steek Tbk. KRAS √ √ √ 9
53 Japfar Comfeed Indonesia Tbk. JPFA √ √ √ 10 54 Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF √ √ √ 11 55 Hanson International Tbk. MYRX √ - -
56 Kalbe Farma Tbk. KLBF √ - -
57 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO √ - -
58 Lion Metal Works Tbk. LION √ - -
59 Barito Pasific Tbk. BRPT √ - -
60 Budi Acid Jaya Tbk. BUDI √ - -
61 Dulta Pertiwi Nusantara DPNS √ - -
62 Lionmesh Prima Tbk. LMSH √ - -
66 Indo Argo Asia Corporindo Tbk. SRSN √ - -
67 Indo Acitama Tbk. TPIA √ - -
68 Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC √ - -
69 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU √ - -
70 Argha Karya Prima Industry Tbk. AKPI √ - - 71 Asiaplast Industries Tbk. APLI √ - -
72 Berlina Tbk. BRNA √ - -
73 Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI √ - -
74 Champion Pasific Indonesia Tbk. IGAR √ √ √ 12 75 Indopoly Swakarsa Industry Tbk. IPOL √ - -
76 Sekawan Intipratama Tbk. SIAP √ - -
77 Siwani Makmur Tbk. SIMA √ - -
78 Trias Sentosa Tbk. TRST √ - -
79 Yana Prima Hasta Persada Tbk. YPAS √ - - 80 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA √ - -
81 Mustika Ratu Tbk. MRAT √ - -
82 Malindo Feedmill Tbk. MAIN √ - -
83 Siearad Produce Tbk. SIPD √ - -
84 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI - - - 85 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT √ - -
86 Alkindo Naratama Tbk. ALDO √ - -
87 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI √ - - 88 Indah Kiat Pulp & paper Tbk. INKP √ - -
90 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI √ - - 91 Surabaya Agung Industri Pulp &
Kertas Tbk.
SAIP √ - -
92 Suparma Tbk. SPMA √ - -
93 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM √ - -
94 Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL √ √ √ 13 95 Supreme Cable Manufacturing and
Commerce Tbk.
SCCO √ - -
96 Semen Gresik Tbk. SMGR √ √ √ 14
97 Selamat Sempurna Tbk. SMSM √ - -
98 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS √ - - 99 Indomobil Sukses International Tbk. IMAS √ - -
100 Indospring Tbk. INDS √ - -
101 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN √ - -
102 Mandom Indonesia Tbk. TCID √ √ -
103 Nipress Tbk. NIPS √ - -
104 Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS √ - - 105 Tempo Scan Pasific Tbk. TSPC √ - - 106 Polychem Indonesia Tbk. ADMG √ - -
107 Argo Pantes Tbk ARGO √ - -
108 Centex Tbk – Saham Seri B. CNTB √ - -
109 Centex Tbk. CNTX √ - -
110 Eratex Djaya Tbk. ERTX √ - -
113 Indo Rama Synthetic Tbk. INDR √ - - 114 Karwell Indonesia Tbk. KARW √ - - 115 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX √ - - 116 Pan Asia Filament Inti Tbk. PAFI √ - -
117 Pan Brothers Tbk. PBRX √ - -
118 Asia Pasific Fibers Tbk. POLY √ - - 119 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY √ - - 120 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM √ - - 121 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT √ - -
122 Unitex Tbk. UNTX √ - -
123 Primarindo Asia Infrastructure Tbk. BIMA √ - - 124 Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM √ - -
125 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI √ - -
126 Jembo Cable Company Tbk. JECC √ - - 127 KMI Wire and Cable Tbk KBLI √ - -
128 Kabelindo Murni Tbk. KBLM √ - -
129 Unilever Indonesia UNVR √ - -
130 Voksel Electric Tbk. VOKS √ - -
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan kriteria diatas, maka dari 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 14 perusahaan ( Tabel 3.1 ) yang memenuhi
kriteria yang telah dikemukakan diatas dengan 42 unit analisis (14 x3 tahun).
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 2 ASII Astra International Tbk 3 AUTO Astra Auto Part Tbk.
4 MERK Merck Tbk.
5 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
6 SMCB Holcim Indonesia
7 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 8 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
9 KRAS Krakatau Steek Tbk.
10 JPFA Japfar Comfeed Indonesia Tbk. 11 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk. 12 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk. 13 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk.
14 SMGR Semen Gresik Tbk.
3.6 Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber publikasi baik
media cetak maupun elektronik.
Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan
diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory ( ICMD) dan laporan
keuangan dan tahunan yang terdapat pada BEI.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan, yaitu jenis data
sekunder, maka metode pengumpulan yang akan digunakan adalah dengan
menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi.
Metode studi pustaka adalah suatu metode yang dilakukan dengan
menggunakan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan subyek yang dibahas dalam penelitian. Sedangkan
dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengolah data sekunder berupa laporan tahunan.
3.8 Metode Analisis Data
Mengacu pada kerangka pemikiran yang telah dijabarkan, metode analisis
yang akan digunakan adalah regresi linear beganda untuk menjelaskan output
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Suatu model dapat
diakatakan baik sebagai alat prediksi ketika mempunyai sifat best linier unbiased
estimator. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis regresi, perlu dilakukan uji
asumsi klasik. Analisis tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut.
3.8.1 Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan unutk menguji apakah dalam model regresi,
Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal atau yang normal. Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak, histogram yang membanding
kan antara observasi data dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Selain itu alat uji yang bisa digunakan adalah metode uji Kolmogorov-Smirnov.
Uji Kolmogorov-Smirnov adalah metode yang umum digunakan unutk menguji
normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Variabel
memiliki tingkat signifikan diatas 0,05) maka semua data terdistribusi secara
normal.
Namun demikian dengan melihat histogram saja hal ini bisa menyesatkan
khususnya unutk sample yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan
melihat Normal Probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. “Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya “(Ghozali,
2006).
B. Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna
antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
digunakan untuk mendeteksi adanya multikolineritas. Salah satunya adalah
dengan cara mengamati nilai Variance inflation Factor (VIF) dan Tolerence.
Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari Tolerence adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih
besar dari 10 dan nilai Tolerence kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinieritas.
Bila ada variabel independen yang terkena multikolinieritas, maka signifikan
secara statistic, maka variabel independen dalam model regresi tersebut tidak
mengalami heteroskedasitas.
C. Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksaaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskeditas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskesditas atau tidak heteroskedasitas.
Cara mendeteksi adalah dengan melihat grafik scatterplot. Pada output
yang dihasilkan, jika titik titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini
mengindikasikan terjadinya heteroskedasitas, tetapi apabila titik titik pada grafik
scatterplot menyebar diatas dan dibawah angka 0, maka hal ini mengindikasikan
tidak terjadi heteroskedasitas.
Cara lain untuk mendeteksinya dengan cara uji park. Uji