• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi:

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP

TINGGINYA ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TAHUN 2010

(

Studi Kasus Pada Anak SMP yang Tidak Melanjutkan ke SMA di Kelurahan Kenangan,

Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang )

Disusun Oleh :

Arizaldi Ahnan Lubis

( 110901062 )

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan,

Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang”, berawal dari ketertarikan penulis terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana di Kelurahan Kenangan pada masyarakat yang merupakan masyarakat yang beragam dari yang miskin hingga kaya, pengganguran mencapai 42,6% dari jumlah penduduk. Kerena pengaruh lingkungan yang buruk juga mempengaruhi tingkat pendidikan yang rendah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai gejala-gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang putus sekolah pada tahun 2010 dengan mengambil sampel dari jumlah populasi dengan cara pengambilan arisan yaitu 108 responden. Dalam hal ini peneliti memilih sampel yaitu anak yang tidak melanjutkan sekolah dari SMP menuju SMA tahun 2010 yang berada di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana 108 responden tersebut merupakan sampel dalam penelitian ini, hal ini karena dalam penelitian ini teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik pengambilan arisan.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, atas segala

limpahan rahmad dan hidayahn-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang” disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Secara

ringkas skripsi ini mendeskripsikan tentang pengaruh tempat tinggal dengan anak putus

sekolah dan mengakibatkan minimnya pegetahuan dan meningkatnya pemgangguran.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini

tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat,

doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penghargaan yang

tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua

orangtua tercinta Ayah saya Alm Drs. Bastari Lubis dan Ibu saya Yusmita yang telah

melahirkan dan membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan

kesabaran, inilah yang dapat saya berikan sebagai tanda ucapan terimakasih dan tanda bakti

saya.

Dalam penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku ketua Departemen Sosiologi dan sebagai

anggota penguji skripsi saya yang telah memberikan masukan-masukan dalam

(4)

3. Ibu Dra. Linda Elida M,Si selaku dosen wali skripsi yang telah bersedia membimbing

penulis hingga menyelesaikan perkulihaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

4. Drs. Muba Simanihuruk, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Prof. Rizabuana Ismail M.Phill, P,hd selaku Anggota penguji menjadi penguji skripsi

ini dan telah memberi masukan-masukan dalam perbaikan skripsi ini..

6. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni Khairifa dan Kak Betty yang telah cukup

banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi.

7. Ayah Saya. Alm Drs Bastari Lubis dan Ibu Yusmita yang saya sayangi, cintai dan

sangat saya hormati, yang telah mencurahkan kasih sayangnya tiada terhingga dan

tiada batasnya kepada saya, selalu memberikan doa dan nasehat, dan mendidik saya

serta dukungan moril maupun materil kepada saya selama perkuliahan.

8. Saudara dan saudari saya, Arista Syukri Lubis S,T , Sri Yunita S,pd. M,pd, Arifianda

Lubis S,Psi dan Arifan hadi Lubis yang saya sayangi yang selalu memberikan doa dan

nasehat, serta keponakan saya Rasyid Fikri Lubis.

9. Keluarga besar saya yang saya sayangi yang selalu memberikan doa dan semangat.

10.Saudara-saudara dan sahabat-sahabat baik penulis yang senantiasa bekerja sama

selama perkuliahan, Hizbul Wathan (Sos 11), Ramadona Herman (Sos 11), dan Deny

(Pol 11) yang selalu memberi dukungan dan doanya.

11.Teman-teman satu PKL saya (Wahyudi (Sos 11), Victor (Sos 11), Gretty (Sos 11),

Dewi (Sos 11), Yusni (Sos 11), Winda (Sos 11), Indah (Sos 11), Joan (Sos 11), dan

Kak Winda (Sos 09), yang telah memberi warna baru kepada saya selama perkuliahan

(5)

12.Teman-teman Sosiologi 2010, terkhusus Ismi andari (Sos 11), Noviani (Sos 11), Siti

Aisyah (Sos 11), Putri (Sos 11), Safrillah (Sos 11), Doddy (Sos 11), Syamsul (Sos

11), Hendrik (Sos 11), John (Sos 11), Rahman (Sos 11), Samuel (Sos 11) dan

teman-teman Sosiologi 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimakasih atas

kebersamaannya selama perkuliahan.

13. Teman-teman seperjuangan dengan saya selama bimbingan skripsi, Ramadona (Sos

11), Wawan ( Sos 11), Emil (Sos 11), Siti Khadijah (Sos 11), dan Rency (Sos 11) dan

Balqis ( Sos 11 ).

14.Bang Reza (Sos 08), Dan Sahrul ( Sos 08 ) yang telah banyak membantu dalam

berdiskusi dan selalu ikut dalam kegiatan Ganbare.

15.Terima kasih juga kepada teman-teman sepermainan yang ada di lingkungan rumah

yang memberikan arti kesabaran dalam tahap penyususan skripsi.

16.Bapak Camat dan bapak Kepala Lingkungan yang telah memberikan informasi yang

sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, serta atas waktu dan kesediaan yang

telah diberikan kepada peneliti.

17.Para Responden yang telah banyak membantu memberikan informasi yang sangat

dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, serta atas waktu dan kesediaan para

responden.

Penulis merasa bahwa dalam penulisan skripsi masih terdapat berbagai kekurangan

dan keterbatasan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran-saran yang

sifatnya membangun demi perbaikan tulisan ini. Saya sebagai penulis bukanlah orang yang

hebat tetapi saya ingin belajar dari orang-orang yang hebat, saya adalah orang biasa tetapi

saya ingin menjadi orang yang luar biasa, Terima kasih untuk semua dukungan dan doa serta

(6)

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, harapan saya agar tulisan ini dapat

berguna bagi pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Medan, Agustus 2015

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... 1

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI... 6

BAB I PENDAHULUAN ... 10

1.1 Latar Belakang ... 10

1.2 Pembatasan Masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 12

1.4 Tujuan Penelitian ... 13

1.5 Manfaat Penelitian ... 13

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 13

1.5.2 Manfaat Praktis ... 13

1.5 Hipotesis ... 14

1.6 Operasional Variabel ... 16

1.8 Bagan Operasional Variabel ... 17

BAB II KERANGKA TEORI ... 18

2.1 Anak ... 18

2.2 Pendidikan... 19

2.3 Putus Sekolah ... 19

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Putus Sekolah ... 20

2.5 Teori Struktural Fungsional ... 23

2.6 Kerangka Konsep ... 24

(8)

3.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 27

3.3.1 Populasi ... 27

3.3.2 Sampel... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.4.1 Data Primer ... 40

3.4.2 Data Sekunder ... 40

3.5 Analisis Data ... 41

3.5.1 Tabel Tunggal ... 41

3.5.2 Tabel Silang ... 41

3.5.2 Uji Hipotesa ... 42

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ... 43

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 43

4.1.1 Keadaan Geografis Desa ... 43

4.1.2 Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaannya ... 45

4.1.2.1 Sarana dan Prasarana Desa ... 45

4.2 Hasil Penelitian dan Analisis data ... 50

4.2.1 Karakteristik Responden ... 50

4.2.2 Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal sebagai Penyebab Tingginya Anak Putus Sekolah ... 51

4.2.2.1 Keadaan Tempat Tinggal ... 53

4.2.2.2 Pekerjaan yang Ada ... 56

4.2.2.3 Tingkat Pengangguran ... 65

4.3 Analisis Data ... 73

4.3.1 Uji Korelasi ... 73

4.3.2.1 Uji Statistik Korelasi Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah ... 74

4.3.3 Pengaruh Lingkungan Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah ... 75

(9)

4.3.6 Tingkat Pengangguran ... 78

4.3.7 Tingginya Anak Putus Sekolah ... 79

4.3.8 Pengaruh Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal terhadap Tingginya Anak Putus Sekolah ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

(10)

ABSTRAK

Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan,

Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang”, berawal dari ketertarikan penulis terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana di Kelurahan Kenangan pada masyarakat yang merupakan masyarakat yang beragam dari yang miskin hingga kaya, pengganguran mencapai 42,6% dari jumlah penduduk. Kerena pengaruh lingkungan yang buruk juga mempengaruhi tingkat pendidikan yang rendah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai gejala-gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang putus sekolah pada tahun 2010 dengan mengambil sampel dari jumlah populasi dengan cara pengambilan arisan yaitu 108 responden. Dalam hal ini peneliti memilih sampel yaitu anak yang tidak melanjutkan sekolah dari SMP menuju SMA tahun 2010 yang berada di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana 108 responden tersebut merupakan sampel dalam penelitian ini, hal ini karena dalam penelitian ini teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik pengambilan arisan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penduduk Indonesia saat ini berjumlah 240 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk

sebesar 1,49% per tahun.Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

Seperti yang dilansir oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

memprediksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah

305,6 juta jiwa. Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia

produktif lebih besar dari pada jumlah penduduk non-produktif, dan akan menjadikan usia

produktif mejadi tonggak dari usia yang tidak produktif. Pada tahun 2025 nanti anak-anak

yang sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif harus segera mempersiapkan diri agar

mampu bersaingmeraih kesempatan kerja, Artinya mulai sekarang, anak-anak harus lebih

meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdsan spiritual secara

optimal.

(http://www.antaranews.com/berita/432287/indonesia-harus-manfaatkan-bonus-demografi-2025-2035).

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk membangun suatu

Negara.Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara

keseluruhan. Setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan baik secara

formal, informal maupun non-formal sebagaimana terdapat dalam pembukaaan Undang-

Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan Pemerintah Republik Indonesia

adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”, kalimat tersebut berimplikasi bahwa setiap warga

(12)

golongan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan

bermutu.Secara Nasional, tujuan pendidikan diletakkan pada tiga pilar yaitu; pemerataan

kesempatan , peningkatan mutu dan daya saing serta penguatan tata kelola. Pilar peemerataan

kesempatan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui

penciptaan dan peningkatan layanan pendidikan kepada seluruh warga Negara.

Masalah sumber daya manusia yang tidak berkualitas didukung dengan pernyataan

dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang mengatakan bahwa angka putus sekolah di

negara Indonesia termasuk tinggi. Setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah biaya

pendidikan yang mahal dan keterbatasan ekonomi orang tuanya. (http://edukasi.kompasiana.c

om/2013/12/24/tinginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia-622368.html).

Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

merupakan kelurahan yang didiami oleh berbagai jenis ras, agama dan beragam latar

belakang memiliki jumlah penduduk berkisar 26.624 jiwa (Data Kecamatan Percut Sei Tuan,

tahun 2010. Kelurahan Kenangan merupakan bagian dari Kecamatan Percut Sei Tuan yang

mempunyai penduduk yang lebih banyak dari pada Kecamatan yang lain, jumlah penduduk

Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 396.656 Jiwa atau 21,49% dari jumlah penduduk

Kabaupaten Deli Serdang. Perumnas mandala dulunya mempunyai hanya satu Kelurahan

yaitu kelurahan Kenangan, namun setelah terjadi perluasan daerah yang memungkinkan

terbentuknya Kelurahan Baru, yaitu Kelurahan Kenangan Baru. Masing-masing kelurahan

memiliki 6-8 lingkungan, yang tiap lingkungannya dipegang oleh Kepling (Kepala

Lingkungan). Perumnas mandala merupakan daerah yang sangat kompleks, karena

banyaknya ditemukan ormas-ormas dan organisasi-orgaisasi. Dengan beragam dan

banyaknya ormas-ormas sering memicu terjadinya konflik antar ormas dan sering sampai

(13)

masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan tempat terjadinya konflik, karea sering

terjadiya konflik tersebut membuat masyarakat memiliki stigma yang negatif yang

menganggap bahwa daerah Perumnas Mandala khususnya merupakan sarang kriminal.

Pendidikan di kelurahan ini meupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat,

karena dengan didukungnya fasilitas seperti; TK(Taman Kanak-Kanak), sekolah dan wadah

nformal lainnya. Namun dikelurahan ini termasuk dearah yang memiliki angka putus sekolah

yang tinggi dibandingkan dengan keluarahan yang lainnya. Permasalahan tingginya tingkat

anak putus sekolah terjadi pada anak di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan,

Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Wilayah ini sangat banyak ditemukan

anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah baik itu melanjutkan ke SMP, ataupun

melanjutkan ke jenjang SMA. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak di

Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli

Serdang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya salah satunya faktor ekonomi

keluarga dan mengganggap bahwa pendidikan tidak teramat perlu sehingga anak-anak

memilih tidak melanjutkan sekolah karena menyadari biaya sekolah yang mahal dan

mempuyai persepsi bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi kalau saat ini saja sudah bisa

menghasilkan uang, dan mendapat pekerjaan. Lingkungan sosial yang berda di wilayah ini

mendukung para anak-anak agara tidak melanjutkan sekolah.Diantaranya lingkungan tempat

tinggal yang paling sangat mempengaruhi anak-anak untuk tidak melanjutkan sekolah.

Mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh yang berpenghasilan jauh dibawah Upah

Minumum Regional ( UMR ) itu semua karena mereka berkaca pada teman mereka yang ada

di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang bayak tidak tamat sekolah namun sampai

sekarang mereka dapat bekerja dan menghasilkan uang sendiri daripada harus bergantung dan

(14)

Grafik Tingkat Persentase (%) Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang

(Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Deli Serdang, Tahun

2010)

Persentase Angka Putus Sekolah naik di Kabupaten Deli Serdang dari tahun ajaran

2005/2006 – tahun ajaran 2009/2010 dibawah 1%, baik untuk tingkat sekolah dasar, menengah pertama maupun menengah atas/kejuruan. Bahkan pada tahun ajaran 2009/2010,

persentase Angka Putus Sekolah turun secara signifikan.Hal ini menggambarkan bahwa

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mencapai keberhasilan dalam usahanya mengurangi

jumlah siswa yang putus sekolah.

Selain data diatas juga diperoleh data pendukung lainnya berdasarkan Badan Pusat

Statistik Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010sebagai berikut:

(Data BPS Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2010)

Putus Sekolah Mengenal pendidikan belum pernah sekolah

Putus sekolah 11,52% Mengenal

Pendidikan 87,31%

(15)

Dapat dilihat pada diagram diatas masih dijumpai 1,17% dari jumlah penduduk

yang tidak/belum pernah sekolah, dan 87,31% masih dan pernah duduk di bangku sekolah

dan sebanyak 11,52% sudah tidak sekolah lagi. Angka anak putus sekolah khususnya di

Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang. Diperkirakan penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 sebanyak 1.845.615

jiwa, maka 11,52% dari jumlah penduduk adalah berkisar 212.615 merupakan anak yang

putus sekolah pada tingkat pendidikan SMP dan SMA, dan 1% dari angka putus sekolah

Kabupaten Deli Serdang berkisar 2.127 anak dan Berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan

Percut Sei Tuan yang mencapai 21,49% dari jumlah penduduk Kab. Deli Serdang, maka

jumlah anak putus sekolah di Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 458 anak putus sekolah.

Tabel Jumlah Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Pendidikan SMP dan SMA Kecamatanm Percut Sei Tuan Pada Tahun 2012

No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Jumlah Putus

Sekolah ( Anak )

1 Kel. Bandar Khalipah 18.784 10

2 Kel. Bandar Klippa 9.674 23

3 Kel. Cinta Rakyat 7.694 -

4 Kel. Kenangan 26.624 150

5 Kel. Kenangan Baru 24.101 32

6 Kel. Lau Dendang 8.086 14

7 Kel. Medan Estate 10.377 -

8 Kel. Percut 9.718 23

9 Kel. Sei Rotan 10.747 4

10 Kel. Sumber Rejo Timur 10.514 8

11 Kel. Sampali 15.355 -

12 Kel. Tembung 24.832 59

(16)

14 Desa Bandar Setia 7.516 11

15 Desa Cinta Damai 4.843 16

16 Desa Kolam 6.968 27

17 Desa Pematang Lalang 9.718 14

18 Desa Saentis 9.087 23

19 Desa Tanjung Rejo 6.983 18

20 Desa Tanjung Selamat 3.599 22

Jumlah 235.352 Jiwa 458 Anak

Dapat dilihat bahwa terdapat 12 Kelurahan dan 8 Desa di Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan Kenangan memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan

26.624 Jiwa dan juga memiliki jumlah anak putus sekolah terbanyak dengan jumlah sekitar

150 Anak, dan disusl oleh Kelurahan Tembung dengan jumlah penduduknya 24.832 Jiwa

dengan jumlah anak putus sekolah sekitar 59 Anak. Dan jumlah penduduk terendah Desa

Tanjung Selamat yang jumlah pendudukya 3.599 Jiwa.

Lingkungan tempat tinggal merupakan suasana dimana si anak lebih banyak

berinteraksi dan belajar, baik itu dengan keluarga, teman bermain maupun dengan

masyarakat lainnya. Apalagi pada lokasi penelitian ini merupakan daerah yang sering

dianggap orang luar tidak baik, atau memiliki stigma yang negatif dari orang yang tinggal di

luar daerah tersebut. Adapun fungsi sosial lingkungan adalah; melestarikan budaya, sebagai

sarana untuk berinterkasi dengan orang lain.adanya interaksi tersebut secara langsung

akanmempengaruhi pada psikologi anak, baik dalam berpikir maupun bertindak. Tingkat

pendidikan masyarakat yang rendah membentuk norma yang berdampak pada anak-anak.

Lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif dan adanya persepsi masyarakat sekitar,

bahwa orang yang sekolahnya tinggipun masih banyak yang menjadi pengangguran yang

sebagai salah satu faktor yang menjadikan minat anak untuk tidak melanjutkan sekolah ke

(17)

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keteram

pilan manusia yang menjadi keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan baik

itupendidikan secara formal, informal, non-formal sehingga menjadi manusia yang berbudaya

tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

Pendidikan merupakan salah satu faktor mencapai kemakmuran suatu negara, sebagaimana

diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan

bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2) menegaskan bahwa setiap

warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membianyainya.Ayat

(3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sisten

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang Undang. Pendidikan

merupakan sektor yang memang perlu diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak

masyarakat, dan sangat terkait dengan pembangunan sumber daya manusia di masa depan.

Lembaga yang berada di daerah tersebut juga dapat menjadi penunjang sarana pendidikan.

Kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan pentingnya sekolah barangkali sudah

tumbuh sejak lama di negeri ini. Namun, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan,

rendahnya prestasi siswa, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan , kurangnya

pemerataan kesempatan pemerataan kesempatan pendidikan. Selain itu, kondisi ekonomi

yang memburuk, sempitnya lapangan kerja yang tersedia, membuat sebagian keluarga

dinegeri ini tidak mampu menyekolahkan anak mereka sebagaimana mestinya yang berakibat

pada banyaknya remaja yang tidak melanjutkan sekolah.

Anak-anak di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei

Tuan, Kabupaten Deli Serdang, memiliki banyak pilihan ketika mereka memutuskan putus

sekolah baik ke jenjang SMP maupun jenjang SMA, seperti bekerja sebagai buruh kasar

(18)

hidup. Selain hal-hal tersebut penganggunran bisa menjadi sebuah pilihan ketika mereka

memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.Anak-anak yang putus sekolah yang menjadi

pengagguran, seperti yang kita ketahuijuga rawan untuk dipegaruhi dari lingkungan tempat

tinggal mereka. Mereka rawan untuk melekukan kenakalan-kenakalan, yakni melakukan

perbuatan penyimpangan tingkah laku oleh anak-anak, berupa pelanggaran hukum,

pelanggaran norma agama, maupun pelanggaran norma sosial yang berlaku di masyarakat

seperti mencuri, mencopet, .merampok, konsumsi minuman keras, perjudian,pecandu

norkoba bahkan sampai menjadi kurir yang berperan dalam pendistribusian narkoba. Padahal

idealnya masa ini adalah suatu periode kehidupan dimana putus kapasitas untuk memperoleh

dan menggunakan pengetahuan secara efisien, karena dalamperiode ini anak-anak yanbg

dapat dikatakan sebagai remaja ini, merupakan proses pertumbuhan otak mencapai

kesempurnaan. (http://eprints.uny.ac.id/BAB%201%20-%2008104241012.pdf).

Anak-anak yang putus sekolah ini sering kali dipandang sebelah mata oleh

masyarakat awam.Penilaian masyarakat menyebabkan masyarakat anak-anak yang putus

sekolah ini mempunyai konsep diri yang rendah. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai mengenai Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal

Terhadap Tingginya Tingkat Anak Putus Sekolah Pada Usia Anak SMP dan SMA dengan

tujuan untuk melakukan identifikasi dari pengaruh lingkungan tempat tinggal anak terhadap

putus sekolah.

1.2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh

peneliti, khususnya waktu, tenaga, dan kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian

sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam. Pembatsan

(19)

yang diteliti), pendekatan penelitian, tempat penelitian, subjek penelitian, subjek, instrumen,

dan hasil penelitian.

Adapun pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap

tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan,

Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

2. Penelitian merupakan penelitian survey dan berdasarkan teori-teori yang relevan

dengan variabel-variabel penelitian. Hasil penelitian sangat bergantung sepenuhnya

kepada jawaban dari responden.

3. Sampel penelitian terdiri dari anak-anak yang tidak bersekolah lagi pada tingkat SMP

dan SMA di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Rumusan Masalah

Berkaca dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis berusaha

untuk mencari tahu pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya tingkat anak

putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang., maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada hubungan antara lingkungan tempat tinggal dengan tingginya tingkat anak

putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei

Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat anak putus sekolah di di

Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

(20)

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukankan

sebelumnya, maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkugan tempat tinggal terhadap tingginya

tingkat anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan

Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat anak putus

sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1.5.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang

lebih tentang pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus

sekolah yang kemudian bermanfaat dalam pengembangan ilmu sosiologi khususnya dalam

menghadapi persaingan kerja kedepannya.

1.5.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah terkait khususnya di

Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli

Serdang maupun pemerintah pusat untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa

yang ada di wilayah sekitar tersebut untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan

(21)

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji keberadaannya. Arikunto

(2006:71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final , masih harus

dibuktikan kebenarannya atau hipotesis adalah jawaban sementara. Hipotesis dapat juga

dikatakan suatu kesimpulan sementara suatu hubungan variabel hingga hipotesis dapat

dikatakan sebagai suatu prediksi yang melekat pada variabel yang bersangkutan.

Secara etimologis istilah hipotesis berasal darbahasa latin, yang terdiri dari dua kata,

hipo yang berarti sementara, sedangkan theses yang berasrti peryataan. Secara sederhana

hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan sementara. Kerlinger (1997), mengatakan bahwa

hipotesis adalah suatu pernyataan sementarayang menyatakan hubungan antara dua atau lebih

variabel (Siagiaan, 2011 : 147).

Secara teknis , hipotesis dapat didefenisiskan sebagai pernyataan mengenai populasi

yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.

Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat pada populasi yang

bersangkutan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdari Hipotesis dua arah yaitu,

Hipotesis alternative dan Hipotesis nol. Hipotetsis alternative ( Ha ) benar jika hipotesis

terbukti kebenarannya.

Ho :Tidak adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus

sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan,

Kabupaten Deli serdang.

Ha :Adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus

sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan,

(22)

1.7. Operasional Variabel

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria operasi yang

lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki

rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan

penelitian dilapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang menggambarkan

tentang apa yang harus diamati (Silalahi, 2009: 120).

Defenisi operasional adalah spesikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau

memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan balasan atau arti sebuah

variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel

tersebut (Sarwono, 2006 : 12). Variabel merupakan segala Sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang

berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1995: 72).

Dalam penelitian ini dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variabel (X)

dan variabel terikat atau dependent variabel (Y). Variabel bebas yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi.

A. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (X) adalah segala jenis, faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa

variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang

berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1991: 57).

Variabel bebas dalam penelitian ini pengaruh lingkungan tempat tinggal di Perumnas

Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan, Kabupaten Deli serdang,

meliputi :

a. Lingkungan keluarga

(23)

B. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat ( Y ) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau

muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain

(Nanawi, 1991: 157).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah putus sekolah, yang meliputi:

a. Kurangnya minat

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anak

Sosiologi memandang anak merupakan bagian dari masyarakat. Dimana bagian dari

masyarakat. Dimana keberadaan anak sebagai bagian dari yang berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya , baik dengan keluarga, komunitas, atau pada masyaraakat pada

umumnya. Sosiologi menjelaskan tugas atau peran anak pada masa perkembangannya. Child

(anak) adalah seorang yang menurut hukum punya usia tertentu sehingga hak dan

kewajibannya dianggap terbatas pula. (Hartini : 1992).

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang anak usia terletak pada skala 0 – 21 tahun. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anakyang menyatakan bahwa anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk

anak yang masih didalam kandungan.

Anak putus sekolah adalah keadaan di mana anak mengalami keterlantaran karena

sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses

tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan

yang layak. Putus sekolah dipandang sebagai masalah pendidikan dan sosial yang amat serius

selama beberapa dekade terakhir ini.Dengan meninggalkan sekolah sebelum lulus, banyak

individu putus sekolah yang tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya menjadi terbatas sepanjang hidupnya sebagai orang

dewasa kelak. Menurut Departemen Pendidikan di Amerika Serikat (MC Millen Kaufman,

dan Whitener, 1996) mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak

(25)

tamat menyelesaikan program belajarnya

(http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/anak-putus-sekolah.html).

2.2. Pendidikan

Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses perubahan dalam mengartikan

makna dari peristiwa yang terjadi. Pengalaman bisa didapat dari pergaulan dengan orang

dewasa, orang yang labih muda, dan mungkin juga terjadi secara sengaja yan terstruktur

untuk menghasilkan masyarakat yang berkesinambungan. Proses ini melibatkan pegawasan

dan perkembangan dari orang yang dewasa maupun kelompok dimana dia hidup. ( dalam

Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, 2007 ).

Pendidikan di persepsikan oleh Durkheim sebagai satu kesatuan yang utuh dari masyarakat

secara keseluruhan. Durkheim juga memandang bahwa pendidikan sebagai “ social thing “

yang mengungkapkan bahwa pendidikan bukanlah satu bentuk, tapi bermacam-macam.

Seberapa banyaknya perbedaan lingkungan di kalangan masyarakat itu sendiri, dengan

demikian akan menentukan tipe-tipe pendidikan yag diselenggarakan. Pendidikan juga

merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri dan kesadaran sosial.

Sosiologi pendidikan merupakan kajian bagaimana institusi dan kekuatan sosial yang

mempengaruhi proses dan outcome pendidikan dan begitu pula sebaliknya. Pendidikan

seperti dikatakan Sargent (1994) merupakan instrumen untuk mengatasi kesenjangan,

mencapai derajat kesetaraan yang tinggi dan mencapai tingkat kesejahteraan yang baik bagi

siapa saja. Pembelajaran memiliki semangat dan motivasi mengejar aspirasi menuju

kemajuan dan usaha menjadi manusia yang terbaik.

2.3. Putus Sekolah

Putus sekolah adalah suatu keadaan dimana murid tidak dapat menyelesaikan program

(26)

Whitener, 1996 dalam www.makalahcentre.blogspot.com, diakses 3 september 2014, pukul

21:00 Wib ). Putus sekolah juga bisa dikatakan sebagai seseorang yang telah masuk dalam

sebuah lembaga pendidikan untuik belajar dan menerima pelajaran tetapi tidak sampai tamat

atau lulus sehingga mereka berhenti atau keluar dari sekolah. Dalam kamus istilah pendidkan

yang dimaksud dengan siswa yang putus sekolah adalah siswa yang putus sekolah karena

satu atau alasan lain meninggalkan sekolah yang telah ditentukan ( 1997 : 290).

Ary H. Gunawan dalam bukunya ( 2010 ) menulis putus sekolah merupakan predikat

yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang

pendidkan, sehingga tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak

dapat melanjutkan studinya ke jenjang berikutnya.

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah

1. Faktor ekonomi menjadi faktor penyebab yang paling dominan putus sekolah. Kenyataan

itu dapat dilihat dari tingginya angka rakyat miskin di Indonesia yang anaknya tidak

bersekolah atau putus sekolah karena tidak ada biaya, kurangnya minat untuk meraih

pendidikan/ mengenyam pendidikan dari anak itu sendiri, karena faktor lingkungan baik itu

pergaulan sehari-hari dengan teman sebaya maupun lingkungantempat tinggalnay, kurangnya

motivasi dan pengawasan orang tua yang disebabkan karena orang tua tidak pernah

mengenyam pendidikan dan tidak memahami arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan

bangsa, dan bernegara juga merupakan penyebab kasus anak putus sekolah.Anak putus

sekolah juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internalnya yaitu faktor dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi

sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya,

(27)

2. Kurangnya minat anak untuk bersekolah yang menyebabkan anak putus sekolah bukan

hanya disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga

tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau

melanjutkan sekolah. adapun yang menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah

adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga

karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan

adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang.

3.Kondisi lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan. Oleh sebab itu seharusnya lingkungan

tempat tinggal anak ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina kepribadian

anak-anak kearah yang lebih positif.

4. Pandangan masyarakat terhadap pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

anak dalam menempuh pendidikan di bangku sekolah.Pandangan masyarakat yang maju

tentu berbeda dengan masyarakat yang keterbelakangan dan tradisional, masyarakat yang

maju tentu pendidikan mereka maju pula, demikian pula anak-anak mereka akan menjadi

bertambah maju pula pendidikannya dibanding dengan orang tua mereka.Maju mundurnya

suatu masyarakat, bangsa dan negara juga ditentukan dengan maju mundurnya pendidikan

yang dilaksanakan.

Pada umumnya masyarakat yang terbelakang atau dengan kata lain masyarakat tradisional

mereka kurang memahami arti pentingnya pendidikan, sehingga kebanyakan anak-nakan

mereka tidak sekolah dan kalau sekolah kebanyakan putus di tengah jalan.

Hal tersebut bisa terjadi karena mereka beranggapan sekolah sangat sulit, merasa tidak

mampu, mempengaruhi, buang waktu banyak, lebih baik bekerja sejak anak-anak ajakan

(28)

anggapan mereka tujuan akhir dari sekolah adalah untuk menjadi pegawai negeri, hal ini

tentu karena kurang memahami arti, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional.

Padahal fungsi pendidikan nasional bukan demikian, hal ini sebagaimana tergambar

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, pasal 3, “pendidikan nasio

nal berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan

martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan upaya tujuan nasional.”

Demikian juga tujuan pendidikan nasional bukan seperti anggapan masyarakat

tradisional, yang mana tujuan pendidikan nasional sebagaimanan juga yang termuat dalam

Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pasal 4.“Pendidikan nasional b

erfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk terbentuknya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang

demokratis serta bertanggung jawab”. (

http://siunyupunyacerita.blogspot.com/2013/03/hal-hal-yang-menjadi-faktor-penyebab.html).

Lingkungan sosial baik secara langsung atau tidak mempengaruhi cara berpikir

individu. Kerap kali pengaruh tersebut tidak disadari oleh individu tersebut, demikian halnya

dengan masyarakat yang kurang menyadari pengaruh lingkungan terhadap cara berpikir dan

bertingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari tidak terkecuali dalam hal pendidikan. Dan

juga mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pendidikan.Selain karena mahalnya

biaya pendidkan, masyarakat juga kurang memahami pentingnya pendidikan.Di samping

faktor biaya, pengetahuan masyarakat terhadap pendidikan tergolong rendah.Para orangtua

(29)

2.5. Teori Struktural Fungsional

Dasar dari teori struktural fungsional Robert K Merton yaitu, bahwa masyarakat

terintegrasi atas dasar kesepakatan dari pada anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan

tertentu dan mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan sehingga masyarakat dapat

dipandang suatu sistem fungsional yang terintegrasi secara keseimbangan. Dalam teori

struktural fungsional masyarakat merupakan sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau

sub-sistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan

yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup. Teoritis fungsional umumnya membatasi diri

untuk menganalisis masyarakat sebagai satu kesatuan, tapi Merton menjelaskan bahwa

analisis juga dapat dilakukan terhadap sebuah organisasi, institusi, atau kelompok.

Fungsional struktural awal memusatkan perhatian pada fungsi satu struktural sosial

atau pada fungsi institusi sosial tertentu. Menurut Merton analisis cenderung

mencampuradukan motif subjektif individual dengan fungsi struktur atau institusi. Perhatian

analisis struktur fungsional harusnya memusatkan fungsi sosial ketimbang pada motif

individual. Menurut Merton, fungsi didefenisikan sebagai “ konsekuensi-konsekuensi yang

dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tertentu”

(1949/1968:105). Adaptasi dan penyesuaian diri mempunyai akibat positif, dan negatif. Maka

dari itu Merton megembangkan gagasan tentang disfungsi. Bila dikaitkan dengan penelitian

ini, dapat diketahui bahwa terdapat disfungsi dalam sistem karena lingkungan dapat

berpengaruh terhadap anak, seperti di atas adanya akibat negatif dari adaptasi lingkungan

tempat tinggal. Karena dalam penelitian ini menyinggung tentang banyaknya anak putus

sekolah yang mengakibatkan sistem tidak berjalan sebagaimna tujuan akhir dari teori

(30)

2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah analisis secara teoritis mengenai hubungan antar

variabel-variabel yag hendak diteliti. Kerangka konsep penelitian merupakan landasan berpikir bagi

peneliti, yang digunakan sebagai pemandu berjalannya penelitian. Hubungan tersebut

hendaknya dilukiskan dalam alur pendidikan berbentuk diagram. Berdasarkan deskripsi

eoritis tentang pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka nak putus

sekolah, maka dapat dibangun kerangka konseptual penelitian, sebagai berikut:

Secara ringkas ada dua komponen utama dalam kerangka konseptual penelitian ini,

yang pertama (a) Lintkungan Tempat Tinggal, dan (b) Putus sekolah.

Kerangka konseptual penelitian ini, menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal, di

identifikasi dapat mempengaruhi anak tidak bersekolah. Artinya, anak yang terlalu sering

bermain di lingkungannya dapat menjadi pemicu putus sekolah. Dengan demikian terdapat

pengaruh dan hubungan yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya

angka anak putus sekolah.

Dapat peneliti gambarkan dalam diagram hubugan antar variabel yang diteliti, sebagai

berikut:

Diagram 1.1 Kerangka Konsep Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap

Tingginya Angka Anak Putus Sekolah Lingkungan Tempat Tinggal

 Keluarga

 Teman bermain

 Teman sekolah

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai gejala-gejala atau fenomena.

Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di

Perumnas Mandala II , Kelurahan Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli

Serdang.

Penelitian deskriptif dengan cara melakukan survei dan meyebar kuesioner kepada

masing-masing responden. Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan

menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan

dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perumnas Mandala II , Kelurahan Kenangan , Kecamatan

Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi

tersebut karenapeneliti melihat banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang

selanjutnya.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki karakteristik

(32)

Populasi dalam penelitian ini merupakan anak-anak di Perumnas Mandala II , Kelurahan

Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, dengan unit analisis 150

anak. Jumlah populasi sangat banyak sehingga membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang

sangat banyak juga.Untuk itu peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini yang sesuai

dengan karakter populasi.

Secara sederhana populasi dapat diartikan sekumpulan objek, benda, peristiwa atau

individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan penelitian ini dapat dipahami

bahwa mengenal populasi merupakan langkah awal dan penting dalam proses penelitian.

Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau objek yang memiliki cirri

atau sifat yang sama. Tidak harus namun diantara mereka harus ada persamaan ( Siagiaan,

2011 : 155 ).

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah anak-anak yang berada di

Perumnas Mandala II , Kelurahan Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel 3.1

Daftar Nama-nama Anak Putus Sekolah Tahun 2010 di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan

NO NAMA ALAMAT JENIS

KELAMIN

(L/P)

UMUR

(tahun)

PEKERJAAN

1 M. Rasyid Jl. Pelikan I no. 287 L 19 Pengangguran

2 Ilyas Maulana Jl. Pelikan I no. 289 L 20 Pengangguran

3 Ezra Nababan Jl. Pelikan I no. 250 P 19 Pengangguran

4 Ricki yohanes S Jl. Pelikan II no. 80 L 19 Pengangguran

5 Abdul Rahman S Jl. Pelikan I no. 246 L 19 Buruh

6 Alex Nainggolan Jl. Pelikan XVI no. 95 L 20 Bangunan

7 M. Ipan Jl. Pelikan VII no. 34 L 20 Pengangguran

8 Joko Ariono Jl. Pelikan IX no. 60 L 19 Wiraswasta

(33)
(34)
(35)
(36)

124 Pada Mulia Lbs Jl. Kiwi XIX no. 345 L 20 Pegawai Toko

Sumber: Hasil survei Kepala Lingkungan di Perumnas Mandala , Kelurahan Kenangan,

Kecamatan Percut Sei Tuan

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebahagian dari populasi yang diambil datanya dengan menggunakan

cara-cara tertentu.Sampel merupakan bagian dari yang diteliti, karena itu sampel maka

sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi bukan terhadap populasi itu

(37)

dimiliki oleh populasi tersebut. Sejalan dengan Slamet (2006:44) adapun keuntungan

mengambil sampel bagi penelitian populasi adalah pengambilan semapel yang representatif

dari populasi adalah menghemat waktu, tenaga dan biaya.

Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi, yang

memungkinkan setiap individu berpeluang menjadi sampel penelitian.Sampel random

dilakukan karena populasi dianggap seragam (homogen).Metode penetuan sampel dengan

cara menulis semua biodata di dalam kertas, dan memilih 108 sampel dari jumlah populasi

atau dengan cara menarik arisan.

Dengan metode ini menggunakan tabel Krejcie – Morgan dengan tingkat kesalahan

5%. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 108anak (Usman,2003).

Dari sampel yang ditetapkan, untuk dapat mewakili populasi penelitian maka populasi

mempunyai peluang yang sama untuk mewakili sampel.

Tabel penetuan jumlah sampel dari populasi dengan taraf kesalahan 5%.

(38)

150 108 500 217

160 113 550 226

Tabel: Krejcie, R.V and Morgan D. W

Keterangan : N adalah Populasi

S adalah Sampel

Metode menentukan sampel dengan menggunakan pengambilan sampel acak

sederhana, yaitu dengan menggunakan cara menuliskan semua biodata populasi seperti

arisan, dan memilih 108 nama yang akan menjadi responden, metode ini juga sering disebut

dengan Simple Random Sampling.

Setelah menggunakan pengambilan sampel secara acak dengan cara arisan, dapatlah

108 nama yang akan dijadikan responden. Nantinya nama-nama tersebut akan diberikan

kuesioner sesuai degan judul penelitian.

Tabel 3.2

Daftar Nama-nama Responden Anak Putus Sekolah Tahun 2010 di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan

NO NAMA ALAMAT

JENIS KELAMIN

(L/P)

UMUR

(tahun) PEKERJAAN

(39)
(40)

72 Abdi syahputra Jl. Kiwi X no. 174 L 20 Bangunan

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Anakyang sudah putus sekolahtahun 2010 Perumnas Mandala II , Kelurahan

Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

b. Anak yang putus sekolah di lingkungan sekitar.

(41)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data pada penelitian diperoleh dengan

menggunakan teknik sebagai berikut :

Dengan demikian, instrument penelitian disini adalah alat-alat yang digunakan dalam rangka

studi lapangan yang dalam penelitian sosial adalah:

1. Data Primer

a. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang

berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh

b. Observasi, yaitu pengamatann yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh

dan pengumpulan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti hanya berperan

sebagai pengamat.

2. Data Sekunder

a. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut

masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar,

dan tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

3.5. Teknik Analisis Data

Singarimbun dalam (Nawawi, 1994: 263) mengatakan analisa data adalah proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Data

yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu

dengan menggunakan beberapa analisis yaitu:

(42)

Analisa tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan

membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar

frekuensi.Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan

sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Nawawi, 1994: 226).

2. Analisis Tabel Silang

Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu

memiliki memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah

variabel tersebut positif atau negatif (Nawawi, 1994: 273).

3. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian dan statistic untuk mengetahui data hipotesis yang

diajukan dapat diterima atauditolak.Untuk mengetahui hubungan diantara kedua variabel

yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh

Spearman. Kriyantono dalam (Jonathan, 2006: 174) mengatakan teknik data setiap data dari

variabel-variabel yag diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil samapai

terbesar (diranking).

Keterangan:

Rs ( Rho ) = Koefisien Korelasi rank order

Angka 1 = Angka satu, yaitu bilangan konstan

Angka 6 = Angka enam, yaitu bilangan konstan

d = Perbedaan antara pasangan jenjang

= Sigma atau jumlah

(43)

Untuk melihat tinggi rendahnya korelasi, digunakan skala Guilford (dalam Sugiyono, 1994:

149) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,399 = Hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,599 = Hubunhan yang cukup berarti 0,60 – 0,799 = Hubungan yang tinggi, kuat

(44)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis Desa

Kelurahan Kenangan ini merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan

Percut Sei Tuan . Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan bagian dari Kabupaten Deli

Serdang dengan memiliki 12 kelurahan dan 8 Desa antara lain;

Tabel 4.1

No. Desa/Kelurahan Luas ( Km² ) Jumlah Penduduk Kepadatan ( Km²)

1 Amplas 3.10 8.916 2.876

2 Kenangan 1.27 23.464 18.476

3 Tembung 5.35 53.207 9.945

4 Sumber Rejo Timur 4.16 26.239 6.307

5 Sei Rotan 5.16 26.823 5.198

6 Bandar Klippa 18.48 36.705 1.986

7 Bandar Khalifah 7.25 40.720 5.617

8 Medan State 6.90 16.261 2.357

9 Laut Dendang 1.70 15.842 9.319

10 Sampali 23.93 29.211 1.221

11 Bandar Setia 3.50 21.661 6.189

12 Kolam 5.98 15.325 2.563

(45)

14 Cinta Rakyat 1.48 13.538 9.147

15 Cinta Damai 11.76 5.025 427

16 Pematang Lalang 20.10 1.678 83

17 Percut 10.63 14.151 1.331

18 Tanjung Rejo 19.00 9.848 518

19 Tanjung Selamat 16.32 3.595 220

20 Kenangan Baru 0.72 24.105 33.479

Jumlah 190.79 405.434 2.125

Sumber : Kantor Camat Percut Sei Tuan

Penelitin ini berlokasi di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Perut Sei Tuan, Kabupaten

Deli Serdang. Keluahan ini memiliki angka putus sekolah yang tinggi pada tingkat SMP

menuju SMA, dilihat dari keadaan lingkungan sekitar banyak ditemukan sekolah-sekolah

atau wadah sebagai sarana pendidikan, namun mengapa pada kelurahan ini masih tinggi

putus sekolah. Dari keadaan geografis kelurahan ini merupakan daerah yang berdekatan

dengan pusat kota, atau sarana hiburan dan lainnya. Keadaan lingkungan tempat tinggal yang

mempengaruhi atau menjadi penyebab tingginya angka anak putus sekolah, dapat dilihat

bahwa kebisaan para anak-anak yang putus sekolah maupun yang masih bersekolah yaitu

berkumpul di warung-warung atau di persimpangan gang, banyak hal yang dapat terjadi jika

para anak-anak kumpul dalam satu perkumpulan. Dalam penelitian ini putus sekolah

merupakan salah satu akibat dari berkumpul dengan teman sebaya.

Dalam kelurahan ini dapat dijumpai hampir setiap persimpangan gang akan dijumpai

anak-anak berkumpul bahkan sampai larut malam dan bahkan hampir setiap hari begadang

hanya untuk berkumpul dengan teman-teman. Dalam pergaulan dengan teman sebaya semua

hal yang dibicarakan hingga menghabiskan waktu yang lama. Peneliti dapat mengatakan

(46)

yang sering dilakukan oleh anak-anak yang bertempat tinggal di Kelurahan Kenangan.

Kelurahan Kenangan meruapakan Kelurahan yang luas di anatara Kelurahan yang ada di

Kecamatan Percut Sei Tuan. Di Kelurahan ini memiliki banyak ormas-ormas yang para

anggotanya merupakan mayoritas anak-anak yang putus sekolah, mereka masuk ke dalam

ormas karena dalam ormas tersebut sering sekali menjadi wadah tempat bagi mereka

mendapat kerjaan, seperti; Petugas parkir, keamanan dan lain-lain. Namun kelurahan

Kenangan menjadi daerah yang rawan dimasuki oleh orang dari luar pada tahun 90-an ,

karena di daerah ini dulunya sering terjadi perang anatara ormas-ormas untuk

memperebutkan daerah kekuasaan karena kejadian yang sering terjadi timbulnya sebutan

kepada Kelurahan kenangan khususnya Perumnas Mandala.

4.1.2 Luas Wilayah Desa/Kelurahan menurut Penggunaannya

Adapun penyebaran luas wilayah Kelurahan Kenangan ,Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang menurut penggunaannya adalah wilayah pemukiman seluas 1.27

Km² dengn umlah penduduk 23.464 jiwa dengan kepadatan 18.476 Km² , perkantoran, sarana

pendidikan, sarana peribadatan, dan lain sebagainya.

4.1.2.1 Sarana dan Prasarana Desa / Kelurahan

a. Sarana Pendidikan

Keluraha Kenangan memiliki 11 unit sarana pendidikan untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan masyarakat Kelurahan Kenangan yaitu sarana pendidikan formal, dan. Sarana

pendidikan formal yang tersedia di kelurahan ini sebanyak empat sekolah yaitu terdiri dari

(47)

dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara

terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Sarana Pendidikan Formal Kelurahan Kenangan

No Uraian Jumlah

1 TK dan PAUD 2 unit

2 SD 6 unit

3 SMP 2 unit

4 SMA/SMK 1 unit

Jumlah 11 unit

Sumber : Profil Kelurahan Kenangan 2013

Dengan banyaknya sarana-sarana pendidikan di Kelurahan Kenangan, namun angka

putus sekolah sanagat besar disini. Adanya wadah pendidikan seperti sekolah tidak menjadi

penyebab anak tidak melanjutkan sekolah., karena sekolah di kelurahan ini sudah cukup

mendorong agar jarak tidak menjadi masalah.

b. Sarana Peribadatan

Kelurahan Kenangan memiliki sarana peribadatan untuk memenuhi kebutuhan

rohaniah masyarakat sebanyak 14 unit yaitu Mushola dan gereja di Kelurahan Kenangan ini

tidak ada membedakan mana gereja Kristen Katholik dan gereja Kristen Protestan sebab

kebanyakan mereka mengatakan bahwa agamanya adalah Kristen. Secara terperinci dapat

(48)

Tabel 4.3

Data Sarana Peribadatan Kelurahan Kenangan

No Jenis Sarana Ibadah Jumlah

1 Mesjid/Mushola 8 unit

2 Gereja 6 unit

Jumlah 14 unit

Sumber : Profil Kelurahan Kenangan 2013

Adanya tempat peribadatan di Kelurahan ini, tidak menurunkan banyaknya anak

putus sekolah. Malah anak yang tidak sekolah juga sering masuk ke rumah peribadatan,

namun tidak juga menyadarkan mereka betapa pentingnya sekolah untuk mereka.

c. Sarana Transportasi dan Komunikasi

Kelurahan Kenangan berada pada wilayah dekat dengan wilayah perkotaan , sehingga

memiliki sarana perhubungan atau transportasi yaitu sarana transportasi yang baik.Jenis

prasarana perhubungan darat yang ada di Kelurahan ini terdiri dari jalan aspal, jalan

bebatuan, dan jembatan. Sarana transportasi darat yang ada di kelurahan ini terdiri dari

kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, kendaraan umum roda empat (bus/angkutan kota,

mobil pick up, dan becak.

Kemudahan komunikasi di Kelurahan ini didukung dengan sarana saluran

telekomunikasi didapat dari jaringan telepon selular. Jaringan telepon seluler yang memiliki

sinyal baik di Kelurahan Kenangan adalah telkomsel, indosat, esia, tri, xl dan lainnya.

d. Sarana Olahraga

(49)

Masyarakat di Kelurahan Kenangan aktif dalam kegiatan olah raga. Kegiatan olahraga yang

dilakukan masyarakat tersebut seperti olah raga sepak bola, bermain bulu tangkis dll.

Sarana olahraga seharusnya menjadi wadah agar anak-anak yang putus sekolah juga

berbaur dan saling beriteraksi dengan yang masih sekolah. Agar yang bersekolah memberi

dampak positif dan mengubah pandangan mereka yang beranggapan sekolah tidak begitu

penting.

e. Penduduk

Jumlah penduduk di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Deli Serdang berjumlah 26.624 orang, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 12.081 orang dan

perempuan berjumlah 14.543 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 289

KK.Penduduk di kelurahan ini terdiri dari warga Negara Indonesia atau penduduk pribumi

dan non pribumi. Secara terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data Kepadatan Penduduk Kelurahan Kenangan

No Keterangan Jumlah

1 Laki-laki 12.081 jiwa

2 Perempuan 14.543 jiwa

Jumlah 26.624 jiwa

(50)

f. Perekonomian

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kenangan terdiri dari beragam jenis

pekerjaan. Mulai dari pegawai negeri, ABRI, pegawai swasta, pedagang, dan lain sebagainya.

Adapun struktur mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kenangan yaitu :

Tabel 4.5

Data Struktur Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Kenangan

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani

2 Nelayan

3 Pengrajin industri rumah tangga 60 Orang

4 Pedagang 2.617 Orang

5 Bidan 4 Orang

6 Buruh Tani

7 Pemilik usaha di bidang jasa 134 Orang

8 PNS 1.447 Orang

9 Karyawan Swasta 1.654 Orang

10 Pensiunan 1.491 Orang

11 Wiraswasta lainnya 153 Orang

(51)

13 Konstruksi 58 Orang

Jumlah Orang

Sumber : Profil Kelurahan Kenangan 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian petani, nelayan dan buruh tani

tidak ada karena di Kelurahan Kenangan tidak ada lahan dan laut. Dan mata pencaharian

yang hanya bisa dimasukkan oleh para anak yang putus sekolah adalah perajin, pedagang dan

wiraswasta dan kerja yang lainnya yang dapat menghasilkan uang.

4.2. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Data diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesioner) kepada

remaja putus sekolah baik remaja yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMA maupun putus

sekolah ketika telah menempuh jenjang pendidikan SMA yang telah ditetapkan sebagai

responden yaitu sebanyak 108 orang responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya

untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan

jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah interpretasi langsung berdasarkan

data dan informasi yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang dianalisa pada bab ini

adalah sebagai berikut :

4.2.1. Karakteristik Responden

Tabel 4.6

Katakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kategori Frekuensi ( f ) Persentasi

1 Laki-Laki 90 orang 83,3%

(52)

Jumlah 108 orang 100%

Sumber : Kuesioner, Mei 2015

Pengambilan responden dilakukan dengan snowball sampling yaitu teknik sampling

dimana responden awal dipilih berdasarkan kriteria penelitian. Kemudian mereka diminta

untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga di peroleh lagi

responden yang selanjutnya. Berdasarkan dalam Tabel 4.6 persentasi responden berdasarkan

jenis kelamin yaitu sebanyak 90 % laki-laki dan 0,5 % perempuan.

Pada saat melakukan penelitian, menurut pemerintah setempat bahwa jumlah remaja

putus sekolah di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

hampir sama antara laki-laki dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh pergaulan teman

yang saling mempengaruhi satu sama lain. Terutama bagi remaja laki-laki yang banyak

terlihat berkumpul pada setiap simpang-simpang jalan yang berkrlompok-kelompok. Bukan

hanya remaja putus sekolah yang ikut di dalamnya, akan tetapi para pelajar SMA yang sering

membolos juga sering ikut berkumpul di tempat itu pada jam-jam belajar sekolah. Sedangkan

jumlah remaja putus sekolah SMA yang berjenis kelamin perempuan putus sekolah karena

mereka merasa jarak sekolah yang jauh membuat mereka lebih memilih di rumah daripada

harus menempuh jarak sekolah yang jauh setiap hari.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Umur F Presentasi

1 18 tahun 15 13,9%

2 19 tahun 44 40,8%

Gambar

Grafik Tingkat Persentase (%) Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang
Tabel Jumlah Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Pendidikan SMP dan SMA
Tabel 3.1
Tabel penetuan jumlah sampel dari populasi dengan taraf kesalahan 5%.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.faktor resiko komponen lingkungan sekolah tersebut salah satunya adalah

Dari tabel skor adaptasi psikososial wanita menopause baik pekerja maupun bukan pekerja tentang konsep diri terlihat bahwa kedua kelompok responden sama- sama memiliki konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan kesehatan lingkungan (perencanaan, pelatihan dan pengawasan) di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas

[r]

sekolah sebagai lingkungan kedua tempat pendidikan anak. Mengajarkan ilmu pengetahuan merupakan tugas utama bagi setiap guru, termasuk guru bidang studi agama Islam di

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar kondisi lingkungan sekolah dasar yang ada di dua puluh enam sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas

Lingkungan sekolah yang sehat seperti : pelayanan kesehatan yang memadai, pengendalian penyakit menular, pengaturan personal hygiene siswa, program yang baik dari

Karakteristik responden kedua kelompok penelitian tidak dikontrol (tidak sama), dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik usia, pendidikan dan