Skripsi:
PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP
TINGGINYA ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TAHUN 2010
(
Studi Kasus Pada Anak SMP yang Tidak Melanjutkan ke SMA di Kelurahan Kenangan,Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang )
Disusun Oleh :
Arizaldi Ahnan Lubis
( 110901062 )DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang”, berawal dari ketertarikan penulis terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana di Kelurahan Kenangan pada masyarakat yang merupakan masyarakat yang beragam dari yang miskin hingga kaya, pengganguran mencapai 42,6% dari jumlah penduduk. Kerena pengaruh lingkungan yang buruk juga mempengaruhi tingkat pendidikan yang rendah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai gejala-gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang putus sekolah pada tahun 2010 dengan mengambil sampel dari jumlah populasi dengan cara pengambilan arisan yaitu 108 responden. Dalam hal ini peneliti memilih sampel yaitu anak yang tidak melanjutkan sekolah dari SMP menuju SMA tahun 2010 yang berada di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana 108 responden tersebut merupakan sampel dalam penelitian ini, hal ini karena dalam penelitian ini teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik pengambilan arisan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, atas segala
limpahan rahmad dan hidayahn-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang” disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Secara
ringkas skripsi ini mendeskripsikan tentang pengaruh tempat tinggal dengan anak putus
sekolah dan mengakibatkan minimnya pegetahuan dan meningkatnya pemgangguran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini
tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat,
doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penghargaan yang
tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua
orangtua tercinta Ayah saya Alm Drs. Bastari Lubis dan Ibu saya Yusmita yang telah
melahirkan dan membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran, inilah yang dapat saya berikan sebagai tanda ucapan terimakasih dan tanda bakti
saya.
Dalam penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku ketua Departemen Sosiologi dan sebagai
anggota penguji skripsi saya yang telah memberikan masukan-masukan dalam
3. Ibu Dra. Linda Elida M,Si selaku dosen wali skripsi yang telah bersedia membimbing
penulis hingga menyelesaikan perkulihaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
4. Drs. Muba Simanihuruk, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Prof. Rizabuana Ismail M.Phill, P,hd selaku Anggota penguji menjadi penguji skripsi
ini dan telah memberi masukan-masukan dalam perbaikan skripsi ini..
6. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni Khairifa dan Kak Betty yang telah cukup
banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi.
7. Ayah Saya. Alm Drs Bastari Lubis dan Ibu Yusmita yang saya sayangi, cintai dan
sangat saya hormati, yang telah mencurahkan kasih sayangnya tiada terhingga dan
tiada batasnya kepada saya, selalu memberikan doa dan nasehat, dan mendidik saya
serta dukungan moril maupun materil kepada saya selama perkuliahan.
8. Saudara dan saudari saya, Arista Syukri Lubis S,T , Sri Yunita S,pd. M,pd, Arifianda
Lubis S,Psi dan Arifan hadi Lubis yang saya sayangi yang selalu memberikan doa dan
nasehat, serta keponakan saya Rasyid Fikri Lubis.
9. Keluarga besar saya yang saya sayangi yang selalu memberikan doa dan semangat.
10.Saudara-saudara dan sahabat-sahabat baik penulis yang senantiasa bekerja sama
selama perkuliahan, Hizbul Wathan (Sos 11), Ramadona Herman (Sos 11), dan Deny
(Pol 11) yang selalu memberi dukungan dan doanya.
11.Teman-teman satu PKL saya (Wahyudi (Sos 11), Victor (Sos 11), Gretty (Sos 11),
Dewi (Sos 11), Yusni (Sos 11), Winda (Sos 11), Indah (Sos 11), Joan (Sos 11), dan
Kak Winda (Sos 09), yang telah memberi warna baru kepada saya selama perkuliahan
12.Teman-teman Sosiologi 2010, terkhusus Ismi andari (Sos 11), Noviani (Sos 11), Siti
Aisyah (Sos 11), Putri (Sos 11), Safrillah (Sos 11), Doddy (Sos 11), Syamsul (Sos
11), Hendrik (Sos 11), John (Sos 11), Rahman (Sos 11), Samuel (Sos 11) dan
teman-teman Sosiologi 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimakasih atas
kebersamaannya selama perkuliahan.
13. Teman-teman seperjuangan dengan saya selama bimbingan skripsi, Ramadona (Sos
11), Wawan ( Sos 11), Emil (Sos 11), Siti Khadijah (Sos 11), dan Rency (Sos 11) dan
Balqis ( Sos 11 ).
14.Bang Reza (Sos 08), Dan Sahrul ( Sos 08 ) yang telah banyak membantu dalam
berdiskusi dan selalu ikut dalam kegiatan Ganbare.
15.Terima kasih juga kepada teman-teman sepermainan yang ada di lingkungan rumah
yang memberikan arti kesabaran dalam tahap penyususan skripsi.
16.Bapak Camat dan bapak Kepala Lingkungan yang telah memberikan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, serta atas waktu dan kesediaan yang
telah diberikan kepada peneliti.
17.Para Responden yang telah banyak membantu memberikan informasi yang sangat
dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, serta atas waktu dan kesediaan para
responden.
Penulis merasa bahwa dalam penulisan skripsi masih terdapat berbagai kekurangan
dan keterbatasan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran-saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan tulisan ini. Saya sebagai penulis bukanlah orang yang
hebat tetapi saya ingin belajar dari orang-orang yang hebat, saya adalah orang biasa tetapi
saya ingin menjadi orang yang luar biasa, Terima kasih untuk semua dukungan dan doa serta
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, harapan saya agar tulisan ini dapat
berguna bagi pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Medan, Agustus 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... 1
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI... 6
BAB I PENDAHULUAN ... 10
1.1 Latar Belakang ... 10
1.2 Pembatasan Masalah ... 10
1.3 Rumusan Masalah ... 12
1.4 Tujuan Penelitian ... 13
1.5 Manfaat Penelitian ... 13
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 13
1.5.2 Manfaat Praktis ... 13
1.5 Hipotesis ... 14
1.6 Operasional Variabel ... 16
1.8 Bagan Operasional Variabel ... 17
BAB II KERANGKA TEORI ... 18
2.1 Anak ... 18
2.2 Pendidikan... 19
2.3 Putus Sekolah ... 19
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Putus Sekolah ... 20
2.5 Teori Struktural Fungsional ... 23
2.6 Kerangka Konsep ... 24
3.2 Lokasi Penelitian ... 26
3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 27
3.3.1 Populasi ... 27
3.3.2 Sampel... 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.4.1 Data Primer ... 40
3.4.2 Data Sekunder ... 40
3.5 Analisis Data ... 41
3.5.1 Tabel Tunggal ... 41
3.5.2 Tabel Silang ... 41
3.5.2 Uji Hipotesa ... 42
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ... 43
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 43
4.1.1 Keadaan Geografis Desa ... 43
4.1.2 Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaannya ... 45
4.1.2.1 Sarana dan Prasarana Desa ... 45
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis data ... 50
4.2.1 Karakteristik Responden ... 50
4.2.2 Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal sebagai Penyebab Tingginya Anak Putus Sekolah ... 51
4.2.2.1 Keadaan Tempat Tinggal ... 53
4.2.2.2 Pekerjaan yang Ada ... 56
4.2.2.3 Tingkat Pengangguran ... 65
4.3 Analisis Data ... 73
4.3.1 Uji Korelasi ... 73
4.3.2.1 Uji Statistik Korelasi Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah ... 74
4.3.3 Pengaruh Lingkungan Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah ... 75
4.3.6 Tingkat Pengangguran ... 78
4.3.7 Tingginya Anak Putus Sekolah ... 79
4.3.8 Pengaruh Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal terhadap Tingginya Anak Putus Sekolah ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
ABSTRAK
Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang”, berawal dari ketertarikan penulis terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana di Kelurahan Kenangan pada masyarakat yang merupakan masyarakat yang beragam dari yang miskin hingga kaya, pengganguran mencapai 42,6% dari jumlah penduduk. Kerena pengaruh lingkungan yang buruk juga mempengaruhi tingkat pendidikan yang rendah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai gejala-gejala atau fenomena. Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang putus sekolah pada tahun 2010 dengan mengambil sampel dari jumlah populasi dengan cara pengambilan arisan yaitu 108 responden. Dalam hal ini peneliti memilih sampel yaitu anak yang tidak melanjutkan sekolah dari SMP menuju SMA tahun 2010 yang berada di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana 108 responden tersebut merupakan sampel dalam penelitian ini, hal ini karena dalam penelitian ini teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik pengambilan arisan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penduduk Indonesia saat ini berjumlah 240 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,49% per tahun.Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Seperti yang dilansir oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
memprediksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah
305,6 juta jiwa. Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia
produktif lebih besar dari pada jumlah penduduk non-produktif, dan akan menjadikan usia
produktif mejadi tonggak dari usia yang tidak produktif. Pada tahun 2025 nanti anak-anak
yang sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif harus segera mempersiapkan diri agar
mampu bersaingmeraih kesempatan kerja, Artinya mulai sekarang, anak-anak harus lebih
meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdsan spiritual secara
optimal.
(http://www.antaranews.com/berita/432287/indonesia-harus-manfaatkan-bonus-demografi-2025-2035).
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk membangun suatu
Negara.Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara
keseluruhan. Setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan baik secara
formal, informal maupun non-formal sebagaimana terdapat dalam pembukaaan Undang-
Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan Pemerintah Republik Indonesia
adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”, kalimat tersebut berimplikasi bahwa setiap warga
golongan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan
bermutu.Secara Nasional, tujuan pendidikan diletakkan pada tiga pilar yaitu; pemerataan
kesempatan , peningkatan mutu dan daya saing serta penguatan tata kelola. Pilar peemerataan
kesempatan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui
penciptaan dan peningkatan layanan pendidikan kepada seluruh warga Negara.
Masalah sumber daya manusia yang tidak berkualitas didukung dengan pernyataan
dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang mengatakan bahwa angka putus sekolah di
negara Indonesia termasuk tinggi. Setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah biaya
pendidikan yang mahal dan keterbatasan ekonomi orang tuanya. (http://edukasi.kompasiana.c
om/2013/12/24/tinginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia-622368.html).
Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
merupakan kelurahan yang didiami oleh berbagai jenis ras, agama dan beragam latar
belakang memiliki jumlah penduduk berkisar 26.624 jiwa (Data Kecamatan Percut Sei Tuan,
tahun 2010. Kelurahan Kenangan merupakan bagian dari Kecamatan Percut Sei Tuan yang
mempunyai penduduk yang lebih banyak dari pada Kecamatan yang lain, jumlah penduduk
Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 396.656 Jiwa atau 21,49% dari jumlah penduduk
Kabaupaten Deli Serdang. Perumnas mandala dulunya mempunyai hanya satu Kelurahan
yaitu kelurahan Kenangan, namun setelah terjadi perluasan daerah yang memungkinkan
terbentuknya Kelurahan Baru, yaitu Kelurahan Kenangan Baru. Masing-masing kelurahan
memiliki 6-8 lingkungan, yang tiap lingkungannya dipegang oleh Kepling (Kepala
Lingkungan). Perumnas mandala merupakan daerah yang sangat kompleks, karena
banyaknya ditemukan ormas-ormas dan organisasi-orgaisasi. Dengan beragam dan
banyaknya ormas-ormas sering memicu terjadinya konflik antar ormas dan sering sampai
masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan tempat terjadinya konflik, karea sering
terjadiya konflik tersebut membuat masyarakat memiliki stigma yang negatif yang
menganggap bahwa daerah Perumnas Mandala khususnya merupakan sarang kriminal.
Pendidikan di kelurahan ini meupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat,
karena dengan didukungnya fasilitas seperti; TK(Taman Kanak-Kanak), sekolah dan wadah
nformal lainnya. Namun dikelurahan ini termasuk dearah yang memiliki angka putus sekolah
yang tinggi dibandingkan dengan keluarahan yang lainnya. Permasalahan tingginya tingkat
anak putus sekolah terjadi pada anak di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Wilayah ini sangat banyak ditemukan
anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah baik itu melanjutkan ke SMP, ataupun
melanjutkan ke jenjang SMA. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak di
Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya salah satunya faktor ekonomi
keluarga dan mengganggap bahwa pendidikan tidak teramat perlu sehingga anak-anak
memilih tidak melanjutkan sekolah karena menyadari biaya sekolah yang mahal dan
mempuyai persepsi bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi kalau saat ini saja sudah bisa
menghasilkan uang, dan mendapat pekerjaan. Lingkungan sosial yang berda di wilayah ini
mendukung para anak-anak agara tidak melanjutkan sekolah.Diantaranya lingkungan tempat
tinggal yang paling sangat mempengaruhi anak-anak untuk tidak melanjutkan sekolah.
Mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh yang berpenghasilan jauh dibawah Upah
Minumum Regional ( UMR ) itu semua karena mereka berkaca pada teman mereka yang ada
di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang bayak tidak tamat sekolah namun sampai
sekarang mereka dapat bekerja dan menghasilkan uang sendiri daripada harus bergantung dan
Grafik Tingkat Persentase (%) Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang
(Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Deli Serdang, Tahun
2010)
Persentase Angka Putus Sekolah naik di Kabupaten Deli Serdang dari tahun ajaran
2005/2006 – tahun ajaran 2009/2010 dibawah 1%, baik untuk tingkat sekolah dasar, menengah pertama maupun menengah atas/kejuruan. Bahkan pada tahun ajaran 2009/2010,
persentase Angka Putus Sekolah turun secara signifikan.Hal ini menggambarkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mencapai keberhasilan dalam usahanya mengurangi
jumlah siswa yang putus sekolah.
Selain data diatas juga diperoleh data pendukung lainnya berdasarkan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010sebagai berikut:
(Data BPS Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2010)
Putus Sekolah Mengenal pendidikan belum pernah sekolah
Putus sekolah 11,52% Mengenal
Pendidikan 87,31%
Dapat dilihat pada diagram diatas masih dijumpai 1,17% dari jumlah penduduk
yang tidak/belum pernah sekolah, dan 87,31% masih dan pernah duduk di bangku sekolah
dan sebanyak 11,52% sudah tidak sekolah lagi. Angka anak putus sekolah khususnya di
Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang. Diperkirakan penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 sebanyak 1.845.615
jiwa, maka 11,52% dari jumlah penduduk adalah berkisar 212.615 merupakan anak yang
putus sekolah pada tingkat pendidikan SMP dan SMA, dan 1% dari angka putus sekolah
Kabupaten Deli Serdang berkisar 2.127 anak dan Berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan
Percut Sei Tuan yang mencapai 21,49% dari jumlah penduduk Kab. Deli Serdang, maka
jumlah anak putus sekolah di Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 458 anak putus sekolah.
Tabel Jumlah Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Pendidikan SMP dan SMA Kecamatanm Percut Sei Tuan Pada Tahun 2012
No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Jumlah Putus
Sekolah ( Anak )
1 Kel. Bandar Khalipah 18.784 10
2 Kel. Bandar Klippa 9.674 23
3 Kel. Cinta Rakyat 7.694 -
4 Kel. Kenangan 26.624 150
5 Kel. Kenangan Baru 24.101 32
6 Kel. Lau Dendang 8.086 14
7 Kel. Medan Estate 10.377 -
8 Kel. Percut 9.718 23
9 Kel. Sei Rotan 10.747 4
10 Kel. Sumber Rejo Timur 10.514 8
11 Kel. Sampali 15.355 -
12 Kel. Tembung 24.832 59
14 Desa Bandar Setia 7.516 11
15 Desa Cinta Damai 4.843 16
16 Desa Kolam 6.968 27
17 Desa Pematang Lalang 9.718 14
18 Desa Saentis 9.087 23
19 Desa Tanjung Rejo 6.983 18
20 Desa Tanjung Selamat 3.599 22
Jumlah 235.352 Jiwa 458 Anak
Dapat dilihat bahwa terdapat 12 Kelurahan dan 8 Desa di Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan Kenangan memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan
26.624 Jiwa dan juga memiliki jumlah anak putus sekolah terbanyak dengan jumlah sekitar
150 Anak, dan disusl oleh Kelurahan Tembung dengan jumlah penduduknya 24.832 Jiwa
dengan jumlah anak putus sekolah sekitar 59 Anak. Dan jumlah penduduk terendah Desa
Tanjung Selamat yang jumlah pendudukya 3.599 Jiwa.
Lingkungan tempat tinggal merupakan suasana dimana si anak lebih banyak
berinteraksi dan belajar, baik itu dengan keluarga, teman bermain maupun dengan
masyarakat lainnya. Apalagi pada lokasi penelitian ini merupakan daerah yang sering
dianggap orang luar tidak baik, atau memiliki stigma yang negatif dari orang yang tinggal di
luar daerah tersebut. Adapun fungsi sosial lingkungan adalah; melestarikan budaya, sebagai
sarana untuk berinterkasi dengan orang lain.adanya interaksi tersebut secara langsung
akanmempengaruhi pada psikologi anak, baik dalam berpikir maupun bertindak. Tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah membentuk norma yang berdampak pada anak-anak.
Lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif dan adanya persepsi masyarakat sekitar,
bahwa orang yang sekolahnya tinggipun masih banyak yang menjadi pengangguran yang
sebagai salah satu faktor yang menjadikan minat anak untuk tidak melanjutkan sekolah ke
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keteram
pilan manusia yang menjadi keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan baik
itupendidikan secara formal, informal, non-formal sehingga menjadi manusia yang berbudaya
tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan salah satu faktor mencapai kemakmuran suatu negara, sebagaimana
diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2) menegaskan bahwa setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membianyainya.Ayat
(3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sisten
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang Undang. Pendidikan
merupakan sektor yang memang perlu diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak
masyarakat, dan sangat terkait dengan pembangunan sumber daya manusia di masa depan.
Lembaga yang berada di daerah tersebut juga dapat menjadi penunjang sarana pendidikan.
Kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan pentingnya sekolah barangkali sudah
tumbuh sejak lama di negeri ini. Namun, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan,
rendahnya prestasi siswa, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan , kurangnya
pemerataan kesempatan pemerataan kesempatan pendidikan. Selain itu, kondisi ekonomi
yang memburuk, sempitnya lapangan kerja yang tersedia, membuat sebagian keluarga
dinegeri ini tidak mampu menyekolahkan anak mereka sebagaimana mestinya yang berakibat
pada banyaknya remaja yang tidak melanjutkan sekolah.
Anak-anak di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang, memiliki banyak pilihan ketika mereka memutuskan putus
sekolah baik ke jenjang SMP maupun jenjang SMA, seperti bekerja sebagai buruh kasar
hidup. Selain hal-hal tersebut penganggunran bisa menjadi sebuah pilihan ketika mereka
memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.Anak-anak yang putus sekolah yang menjadi
pengagguran, seperti yang kita ketahuijuga rawan untuk dipegaruhi dari lingkungan tempat
tinggal mereka. Mereka rawan untuk melekukan kenakalan-kenakalan, yakni melakukan
perbuatan penyimpangan tingkah laku oleh anak-anak, berupa pelanggaran hukum,
pelanggaran norma agama, maupun pelanggaran norma sosial yang berlaku di masyarakat
seperti mencuri, mencopet, .merampok, konsumsi minuman keras, perjudian,pecandu
norkoba bahkan sampai menjadi kurir yang berperan dalam pendistribusian narkoba. Padahal
idealnya masa ini adalah suatu periode kehidupan dimana putus kapasitas untuk memperoleh
dan menggunakan pengetahuan secara efisien, karena dalamperiode ini anak-anak yanbg
dapat dikatakan sebagai remaja ini, merupakan proses pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan. (http://eprints.uny.ac.id/BAB%201%20-%2008104241012.pdf).
Anak-anak yang putus sekolah ini sering kali dipandang sebelah mata oleh
masyarakat awam.Penilaian masyarakat menyebabkan masyarakat anak-anak yang putus
sekolah ini mempunyai konsep diri yang rendah. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai mengenai Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal
Terhadap Tingginya Tingkat Anak Putus Sekolah Pada Usia Anak SMP dan SMA dengan
tujuan untuk melakukan identifikasi dari pengaruh lingkungan tempat tinggal anak terhadap
putus sekolah.
1.2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh
peneliti, khususnya waktu, tenaga, dan kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian
sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam. Pembatsan
yang diteliti), pendekatan penelitian, tempat penelitian, subjek penelitian, subjek, instrumen,
dan hasil penelitian.
Adapun pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap
tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
2. Penelitian merupakan penelitian survey dan berdasarkan teori-teori yang relevan
dengan variabel-variabel penelitian. Hasil penelitian sangat bergantung sepenuhnya
kepada jawaban dari responden.
3. Sampel penelitian terdiri dari anak-anak yang tidak bersekolah lagi pada tingkat SMP
dan SMA di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang.
1.3. Rumusan Masalah
Berkaca dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis berusaha
untuk mencari tahu pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya tingkat anak
putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang., maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah ada hubungan antara lingkungan tempat tinggal dengan tingginya tingkat anak
putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat anak putus sekolah di di
Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukankan
sebelumnya, maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkugan tempat tinggal terhadap tingginya
tingkat anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat anak putus
sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1.5.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang
lebih tentang pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus
sekolah yang kemudian bermanfaat dalam pengembangan ilmu sosiologi khususnya dalam
menghadapi persaingan kerja kedepannya.
1.5.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah terkait khususnya di
Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang maupun pemerintah pusat untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa
yang ada di wilayah sekitar tersebut untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji keberadaannya. Arikunto
(2006:71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final , masih harus
dibuktikan kebenarannya atau hipotesis adalah jawaban sementara. Hipotesis dapat juga
dikatakan suatu kesimpulan sementara suatu hubungan variabel hingga hipotesis dapat
dikatakan sebagai suatu prediksi yang melekat pada variabel yang bersangkutan.
Secara etimologis istilah hipotesis berasal darbahasa latin, yang terdiri dari dua kata,
hipo yang berarti sementara, sedangkan theses yang berasrti peryataan. Secara sederhana
hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan sementara. Kerlinger (1997), mengatakan bahwa
hipotesis adalah suatu pernyataan sementarayang menyatakan hubungan antara dua atau lebih
variabel (Siagiaan, 2011 : 147).
Secara teknis , hipotesis dapat didefenisiskan sebagai pernyataan mengenai populasi
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat pada populasi yang
bersangkutan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdari Hipotesis dua arah yaitu,
Hipotesis alternative dan Hipotesis nol. Hipotetsis alternative ( Ha ) benar jika hipotesis
terbukti kebenarannya.
Ho :Tidak adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus
sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan,
Kabupaten Deli serdang.
Ha :Adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus
sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan,
1.7. Operasional Variabel
Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria operasi yang
lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki
rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan
penelitian dilapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang menggambarkan
tentang apa yang harus diamati (Silalahi, 2009: 120).
Defenisi operasional adalah spesikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau
memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan balasan atau arti sebuah
variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel
tersebut (Sarwono, 2006 : 12). Variabel merupakan segala Sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1995: 72).
Dalam penelitian ini dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variabel (X)
dan variabel terikat atau dependent variabel (Y). Variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi.
A. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (X) adalah segala jenis, faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa
variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang
berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1991: 57).
Variabel bebas dalam penelitian ini pengaruh lingkungan tempat tinggal di Perumnas
Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan, Kabupaten Deli serdang,
meliputi :
a. Lingkungan keluarga
B. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat ( Y ) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau
muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain
(Nanawi, 1991: 157).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah putus sekolah, yang meliputi:
a. Kurangnya minat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anak
Sosiologi memandang anak merupakan bagian dari masyarakat. Dimana bagian dari
masyarakat. Dimana keberadaan anak sebagai bagian dari yang berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya , baik dengan keluarga, komunitas, atau pada masyaraakat pada
umumnya. Sosiologi menjelaskan tugas atau peran anak pada masa perkembangannya. Child
(anak) adalah seorang yang menurut hukum punya usia tertentu sehingga hak dan
kewajibannya dianggap terbatas pula. (Hartini : 1992).
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang anak usia terletak pada skala 0 – 21 tahun. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anakyang menyatakan bahwa anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih didalam kandungan.
Anak putus sekolah adalah keadaan di mana anak mengalami keterlantaran karena
sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses
tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak. Putus sekolah dipandang sebagai masalah pendidikan dan sosial yang amat serius
selama beberapa dekade terakhir ini.Dengan meninggalkan sekolah sebelum lulus, banyak
individu putus sekolah yang tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya menjadi terbatas sepanjang hidupnya sebagai orang
dewasa kelak. Menurut Departemen Pendidikan di Amerika Serikat (MC Millen Kaufman,
dan Whitener, 1996) mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak
tamat menyelesaikan program belajarnya
(http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/anak-putus-sekolah.html).
2.2. Pendidikan
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses perubahan dalam mengartikan
makna dari peristiwa yang terjadi. Pengalaman bisa didapat dari pergaulan dengan orang
dewasa, orang yang labih muda, dan mungkin juga terjadi secara sengaja yan terstruktur
untuk menghasilkan masyarakat yang berkesinambungan. Proses ini melibatkan pegawasan
dan perkembangan dari orang yang dewasa maupun kelompok dimana dia hidup. ( dalam
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, 2007 ).
Pendidikan di persepsikan oleh Durkheim sebagai satu kesatuan yang utuh dari masyarakat
secara keseluruhan. Durkheim juga memandang bahwa pendidikan sebagai “ social thing “
yang mengungkapkan bahwa pendidikan bukanlah satu bentuk, tapi bermacam-macam.
Seberapa banyaknya perbedaan lingkungan di kalangan masyarakat itu sendiri, dengan
demikian akan menentukan tipe-tipe pendidikan yag diselenggarakan. Pendidikan juga
merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri dan kesadaran sosial.
Sosiologi pendidikan merupakan kajian bagaimana institusi dan kekuatan sosial yang
mempengaruhi proses dan outcome pendidikan dan begitu pula sebaliknya. Pendidikan
seperti dikatakan Sargent (1994) merupakan instrumen untuk mengatasi kesenjangan,
mencapai derajat kesetaraan yang tinggi dan mencapai tingkat kesejahteraan yang baik bagi
siapa saja. Pembelajaran memiliki semangat dan motivasi mengejar aspirasi menuju
kemajuan dan usaha menjadi manusia yang terbaik.
2.3. Putus Sekolah
Putus sekolah adalah suatu keadaan dimana murid tidak dapat menyelesaikan program
Whitener, 1996 dalam www.makalahcentre.blogspot.com, diakses 3 september 2014, pukul
21:00 Wib ). Putus sekolah juga bisa dikatakan sebagai seseorang yang telah masuk dalam
sebuah lembaga pendidikan untuik belajar dan menerima pelajaran tetapi tidak sampai tamat
atau lulus sehingga mereka berhenti atau keluar dari sekolah. Dalam kamus istilah pendidkan
yang dimaksud dengan siswa yang putus sekolah adalah siswa yang putus sekolah karena
satu atau alasan lain meninggalkan sekolah yang telah ditentukan ( 1997 : 290).
Ary H. Gunawan dalam bukunya ( 2010 ) menulis putus sekolah merupakan predikat
yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang
pendidkan, sehingga tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak
dapat melanjutkan studinya ke jenjang berikutnya.
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah
1. Faktor ekonomi menjadi faktor penyebab yang paling dominan putus sekolah. Kenyataan
itu dapat dilihat dari tingginya angka rakyat miskin di Indonesia yang anaknya tidak
bersekolah atau putus sekolah karena tidak ada biaya, kurangnya minat untuk meraih
pendidikan/ mengenyam pendidikan dari anak itu sendiri, karena faktor lingkungan baik itu
pergaulan sehari-hari dengan teman sebaya maupun lingkungantempat tinggalnay, kurangnya
motivasi dan pengawasan orang tua yang disebabkan karena orang tua tidak pernah
mengenyam pendidikan dan tidak memahami arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan
bangsa, dan bernegara juga merupakan penyebab kasus anak putus sekolah.Anak putus
sekolah juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internalnya yaitu faktor dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi
sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya,
2. Kurangnya minat anak untuk bersekolah yang menyebabkan anak putus sekolah bukan
hanya disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga
tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau
melanjutkan sekolah. adapun yang menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah
adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga
karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan
adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang.
3.Kondisi lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan. Oleh sebab itu seharusnya lingkungan
tempat tinggal anak ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina kepribadian
anak-anak kearah yang lebih positif.
4. Pandangan masyarakat terhadap pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
anak dalam menempuh pendidikan di bangku sekolah.Pandangan masyarakat yang maju
tentu berbeda dengan masyarakat yang keterbelakangan dan tradisional, masyarakat yang
maju tentu pendidikan mereka maju pula, demikian pula anak-anak mereka akan menjadi
bertambah maju pula pendidikannya dibanding dengan orang tua mereka.Maju mundurnya
suatu masyarakat, bangsa dan negara juga ditentukan dengan maju mundurnya pendidikan
yang dilaksanakan.
Pada umumnya masyarakat yang terbelakang atau dengan kata lain masyarakat tradisional
mereka kurang memahami arti pentingnya pendidikan, sehingga kebanyakan anak-nakan
mereka tidak sekolah dan kalau sekolah kebanyakan putus di tengah jalan.
Hal tersebut bisa terjadi karena mereka beranggapan sekolah sangat sulit, merasa tidak
mampu, mempengaruhi, buang waktu banyak, lebih baik bekerja sejak anak-anak ajakan
anggapan mereka tujuan akhir dari sekolah adalah untuk menjadi pegawai negeri, hal ini
tentu karena kurang memahami arti, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional.
Padahal fungsi pendidikan nasional bukan demikian, hal ini sebagaimana tergambar
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, pasal 3, “pendidikan nasio
nal berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan upaya tujuan nasional.”
Demikian juga tujuan pendidikan nasional bukan seperti anggapan masyarakat
tradisional, yang mana tujuan pendidikan nasional sebagaimanan juga yang termuat dalam
Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pasal 4.“Pendidikan nasional b
erfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk terbentuknya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab”. (
http://siunyupunyacerita.blogspot.com/2013/03/hal-hal-yang-menjadi-faktor-penyebab.html).
Lingkungan sosial baik secara langsung atau tidak mempengaruhi cara berpikir
individu. Kerap kali pengaruh tersebut tidak disadari oleh individu tersebut, demikian halnya
dengan masyarakat yang kurang menyadari pengaruh lingkungan terhadap cara berpikir dan
bertingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari tidak terkecuali dalam hal pendidikan. Dan
juga mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pendidikan.Selain karena mahalnya
biaya pendidkan, masyarakat juga kurang memahami pentingnya pendidikan.Di samping
faktor biaya, pengetahuan masyarakat terhadap pendidikan tergolong rendah.Para orangtua
2.5. Teori Struktural Fungsional
Dasar dari teori struktural fungsional Robert K Merton yaitu, bahwa masyarakat
terintegrasi atas dasar kesepakatan dari pada anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan
tertentu dan mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan sehingga masyarakat dapat
dipandang suatu sistem fungsional yang terintegrasi secara keseimbangan. Dalam teori
struktural fungsional masyarakat merupakan sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau
sub-sistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan
yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup. Teoritis fungsional umumnya membatasi diri
untuk menganalisis masyarakat sebagai satu kesatuan, tapi Merton menjelaskan bahwa
analisis juga dapat dilakukan terhadap sebuah organisasi, institusi, atau kelompok.
Fungsional struktural awal memusatkan perhatian pada fungsi satu struktural sosial
atau pada fungsi institusi sosial tertentu. Menurut Merton analisis cenderung
mencampuradukan motif subjektif individual dengan fungsi struktur atau institusi. Perhatian
analisis struktur fungsional harusnya memusatkan fungsi sosial ketimbang pada motif
individual. Menurut Merton, fungsi didefenisikan sebagai “ konsekuensi-konsekuensi yang
dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tertentu”
(1949/1968:105). Adaptasi dan penyesuaian diri mempunyai akibat positif, dan negatif. Maka
dari itu Merton megembangkan gagasan tentang disfungsi. Bila dikaitkan dengan penelitian
ini, dapat diketahui bahwa terdapat disfungsi dalam sistem karena lingkungan dapat
berpengaruh terhadap anak, seperti di atas adanya akibat negatif dari adaptasi lingkungan
tempat tinggal. Karena dalam penelitian ini menyinggung tentang banyaknya anak putus
sekolah yang mengakibatkan sistem tidak berjalan sebagaimna tujuan akhir dari teori
2.6. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah analisis secara teoritis mengenai hubungan antar
variabel-variabel yag hendak diteliti. Kerangka konsep penelitian merupakan landasan berpikir bagi
peneliti, yang digunakan sebagai pemandu berjalannya penelitian. Hubungan tersebut
hendaknya dilukiskan dalam alur pendidikan berbentuk diagram. Berdasarkan deskripsi
eoritis tentang pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka nak putus
sekolah, maka dapat dibangun kerangka konseptual penelitian, sebagai berikut:
Secara ringkas ada dua komponen utama dalam kerangka konseptual penelitian ini,
yang pertama (a) Lintkungan Tempat Tinggal, dan (b) Putus sekolah.
Kerangka konseptual penelitian ini, menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal, di
identifikasi dapat mempengaruhi anak tidak bersekolah. Artinya, anak yang terlalu sering
bermain di lingkungannya dapat menjadi pemicu putus sekolah. Dengan demikian terdapat
pengaruh dan hubungan yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya
angka anak putus sekolah.
Dapat peneliti gambarkan dalam diagram hubugan antar variabel yang diteliti, sebagai
berikut:
Diagram 1.1 Kerangka Konsep Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap
Tingginya Angka Anak Putus Sekolah Lingkungan Tempat Tinggal
Keluarga
Teman bermain
Teman sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai gejala-gejala atau fenomena.
Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di
Perumnas Mandala II , Kelurahan Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang.
Penelitian deskriptif dengan cara melakukan survei dan meyebar kuesioner kepada
masing-masing responden. Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan
menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan
dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perumnas Mandala II , Kelurahan Kenangan , Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi
tersebut karenapeneliti melihat banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang
selanjutnya.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki karakteristik
Populasi dalam penelitian ini merupakan anak-anak di Perumnas Mandala II , Kelurahan
Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, dengan unit analisis 150
anak. Jumlah populasi sangat banyak sehingga membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang
sangat banyak juga.Untuk itu peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini yang sesuai
dengan karakter populasi.
Secara sederhana populasi dapat diartikan sekumpulan objek, benda, peristiwa atau
individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan penelitian ini dapat dipahami
bahwa mengenal populasi merupakan langkah awal dan penting dalam proses penelitian.
Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau objek yang memiliki cirri
atau sifat yang sama. Tidak harus namun diantara mereka harus ada persamaan ( Siagiaan,
2011 : 155 ).
Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah anak-anak yang berada di
Perumnas Mandala II , Kelurahan Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang.
Tabel 3.1
Daftar Nama-nama Anak Putus Sekolah Tahun 2010 di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan
NO NAMA ALAMAT JENIS
KELAMIN
(L/P)
UMUR
(tahun)
PEKERJAAN
1 M. Rasyid Jl. Pelikan I no. 287 L 19 Pengangguran
2 Ilyas Maulana Jl. Pelikan I no. 289 L 20 Pengangguran
3 Ezra Nababan Jl. Pelikan I no. 250 P 19 Pengangguran
4 Ricki yohanes S Jl. Pelikan II no. 80 L 19 Pengangguran
5 Abdul Rahman S Jl. Pelikan I no. 246 L 19 Buruh
6 Alex Nainggolan Jl. Pelikan XVI no. 95 L 20 Bangunan
7 M. Ipan Jl. Pelikan VII no. 34 L 20 Pengangguran
8 Joko Ariono Jl. Pelikan IX no. 60 L 19 Wiraswasta
124 Pada Mulia Lbs Jl. Kiwi XIX no. 345 L 20 Pegawai Toko
Sumber: Hasil survei Kepala Lingkungan di Perumnas Mandala , Kelurahan Kenangan,
Kecamatan Percut Sei Tuan
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebahagian dari populasi yang diambil datanya dengan menggunakan
cara-cara tertentu.Sampel merupakan bagian dari yang diteliti, karena itu sampel maka
sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi bukan terhadap populasi itu
dimiliki oleh populasi tersebut. Sejalan dengan Slamet (2006:44) adapun keuntungan
mengambil sampel bagi penelitian populasi adalah pengambilan semapel yang representatif
dari populasi adalah menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi, yang
memungkinkan setiap individu berpeluang menjadi sampel penelitian.Sampel random
dilakukan karena populasi dianggap seragam (homogen).Metode penetuan sampel dengan
cara menulis semua biodata di dalam kertas, dan memilih 108 sampel dari jumlah populasi
atau dengan cara menarik arisan.
Dengan metode ini menggunakan tabel Krejcie – Morgan dengan tingkat kesalahan
5%. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 108anak (Usman,2003).
Dari sampel yang ditetapkan, untuk dapat mewakili populasi penelitian maka populasi
mempunyai peluang yang sama untuk mewakili sampel.
Tabel penetuan jumlah sampel dari populasi dengan taraf kesalahan 5%.
150 108 500 217
160 113 550 226
Tabel: Krejcie, R.V and Morgan D. W
Keterangan : N adalah Populasi
S adalah Sampel
Metode menentukan sampel dengan menggunakan pengambilan sampel acak
sederhana, yaitu dengan menggunakan cara menuliskan semua biodata populasi seperti
arisan, dan memilih 108 nama yang akan menjadi responden, metode ini juga sering disebut
dengan Simple Random Sampling.
Setelah menggunakan pengambilan sampel secara acak dengan cara arisan, dapatlah
108 nama yang akan dijadikan responden. Nantinya nama-nama tersebut akan diberikan
kuesioner sesuai degan judul penelitian.
Tabel 3.2
Daftar Nama-nama Responden Anak Putus Sekolah Tahun 2010 di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan
NO NAMA ALAMAT
JENIS KELAMIN
(L/P)
UMUR
(tahun) PEKERJAAN
72 Abdi syahputra Jl. Kiwi X no. 174 L 20 Bangunan
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Anakyang sudah putus sekolahtahun 2010 Perumnas Mandala II , Kelurahan
Kenangan , Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
b. Anak yang putus sekolah di lingkungan sekitar.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data pada penelitian diperoleh dengan
menggunakan teknik sebagai berikut :
Dengan demikian, instrument penelitian disini adalah alat-alat yang digunakan dalam rangka
studi lapangan yang dalam penelitian sosial adalah:
1. Data Primer
a. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang
berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh
b. Observasi, yaitu pengamatann yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh
dan pengumpulan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti hanya berperan
sebagai pengamat.
2. Data Sekunder
a. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut
masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar,
dan tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.
3.5. Teknik Analisis Data
Singarimbun dalam (Nawawi, 1994: 263) mengatakan analisa data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu
dengan menggunakan beberapa analisis yaitu:
Analisa tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi.Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan
sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Nawawi, 1994: 226).
2. Analisis Tabel Silang
Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu
memiliki memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah
variabel tersebut positif atau negatif (Nawawi, 1994: 273).
3. Uji Hipotesa
Uji hipotesa adalah pengujian dan statistic untuk mengetahui data hipotesis yang
diajukan dapat diterima atauditolak.Untuk mengetahui hubungan diantara kedua variabel
yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh
Spearman. Kriyantono dalam (Jonathan, 2006: 174) mengatakan teknik data setiap data dari
variabel-variabel yag diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil samapai
terbesar (diranking).
Keterangan:
Rs ( Rho ) = Koefisien Korelasi rank order
Angka 1 = Angka satu, yaitu bilangan konstan
Angka 6 = Angka enam, yaitu bilangan konstan
d = Perbedaan antara pasangan jenjang
= Sigma atau jumlah
Untuk melihat tinggi rendahnya korelasi, digunakan skala Guilford (dalam Sugiyono, 1994:
149) sebagai berikut:
0,00 – 0,199 = Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,399 = Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,599 = Hubunhan yang cukup berarti 0,60 – 0,799 = Hubungan yang tinggi, kuat
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis Desa
Kelurahan Kenangan ini merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Percut Sei Tuan . Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan bagian dari Kabupaten Deli
Serdang dengan memiliki 12 kelurahan dan 8 Desa antara lain;
Tabel 4.1
No. Desa/Kelurahan Luas ( Km² ) Jumlah Penduduk Kepadatan ( Km²)
1 Amplas 3.10 8.916 2.876
2 Kenangan 1.27 23.464 18.476
3 Tembung 5.35 53.207 9.945
4 Sumber Rejo Timur 4.16 26.239 6.307
5 Sei Rotan 5.16 26.823 5.198
6 Bandar Klippa 18.48 36.705 1.986
7 Bandar Khalifah 7.25 40.720 5.617
8 Medan State 6.90 16.261 2.357
9 Laut Dendang 1.70 15.842 9.319
10 Sampali 23.93 29.211 1.221
11 Bandar Setia 3.50 21.661 6.189
12 Kolam 5.98 15.325 2.563
14 Cinta Rakyat 1.48 13.538 9.147
15 Cinta Damai 11.76 5.025 427
16 Pematang Lalang 20.10 1.678 83
17 Percut 10.63 14.151 1.331
18 Tanjung Rejo 19.00 9.848 518
19 Tanjung Selamat 16.32 3.595 220
20 Kenangan Baru 0.72 24.105 33.479
Jumlah 190.79 405.434 2.125
Sumber : Kantor Camat Percut Sei Tuan
Penelitin ini berlokasi di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Perut Sei Tuan, Kabupaten
Deli Serdang. Keluahan ini memiliki angka putus sekolah yang tinggi pada tingkat SMP
menuju SMA, dilihat dari keadaan lingkungan sekitar banyak ditemukan sekolah-sekolah
atau wadah sebagai sarana pendidikan, namun mengapa pada kelurahan ini masih tinggi
putus sekolah. Dari keadaan geografis kelurahan ini merupakan daerah yang berdekatan
dengan pusat kota, atau sarana hiburan dan lainnya. Keadaan lingkungan tempat tinggal yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab tingginya angka anak putus sekolah, dapat dilihat
bahwa kebisaan para anak-anak yang putus sekolah maupun yang masih bersekolah yaitu
berkumpul di warung-warung atau di persimpangan gang, banyak hal yang dapat terjadi jika
para anak-anak kumpul dalam satu perkumpulan. Dalam penelitian ini putus sekolah
merupakan salah satu akibat dari berkumpul dengan teman sebaya.
Dalam kelurahan ini dapat dijumpai hampir setiap persimpangan gang akan dijumpai
anak-anak berkumpul bahkan sampai larut malam dan bahkan hampir setiap hari begadang
hanya untuk berkumpul dengan teman-teman. Dalam pergaulan dengan teman sebaya semua
hal yang dibicarakan hingga menghabiskan waktu yang lama. Peneliti dapat mengatakan
yang sering dilakukan oleh anak-anak yang bertempat tinggal di Kelurahan Kenangan.
Kelurahan Kenangan meruapakan Kelurahan yang luas di anatara Kelurahan yang ada di
Kecamatan Percut Sei Tuan. Di Kelurahan ini memiliki banyak ormas-ormas yang para
anggotanya merupakan mayoritas anak-anak yang putus sekolah, mereka masuk ke dalam
ormas karena dalam ormas tersebut sering sekali menjadi wadah tempat bagi mereka
mendapat kerjaan, seperti; Petugas parkir, keamanan dan lain-lain. Namun kelurahan
Kenangan menjadi daerah yang rawan dimasuki oleh orang dari luar pada tahun 90-an ,
karena di daerah ini dulunya sering terjadi perang anatara ormas-ormas untuk
memperebutkan daerah kekuasaan karena kejadian yang sering terjadi timbulnya sebutan
kepada Kelurahan kenangan khususnya Perumnas Mandala.
4.1.2 Luas Wilayah Desa/Kelurahan menurut Penggunaannya
Adapun penyebaran luas wilayah Kelurahan Kenangan ,Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang menurut penggunaannya adalah wilayah pemukiman seluas 1.27
Km² dengn umlah penduduk 23.464 jiwa dengan kepadatan 18.476 Km² , perkantoran, sarana
pendidikan, sarana peribadatan, dan lain sebagainya.
4.1.2.1 Sarana dan Prasarana Desa / Kelurahan
a. Sarana Pendidikan
Keluraha Kenangan memiliki 11 unit sarana pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan masyarakat Kelurahan Kenangan yaitu sarana pendidikan formal, dan. Sarana
pendidikan formal yang tersedia di kelurahan ini sebanyak empat sekolah yaitu terdiri dari
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara
terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Data Sarana Pendidikan Formal Kelurahan Kenangan
No Uraian Jumlah
1 TK dan PAUD 2 unit
2 SD 6 unit
3 SMP 2 unit
4 SMA/SMK 1 unit
Jumlah 11 unit
Sumber : Profil Kelurahan Kenangan 2013
Dengan banyaknya sarana-sarana pendidikan di Kelurahan Kenangan, namun angka
putus sekolah sanagat besar disini. Adanya wadah pendidikan seperti sekolah tidak menjadi
penyebab anak tidak melanjutkan sekolah., karena sekolah di kelurahan ini sudah cukup
mendorong agar jarak tidak menjadi masalah.
b. Sarana Peribadatan
Kelurahan Kenangan memiliki sarana peribadatan untuk memenuhi kebutuhan
rohaniah masyarakat sebanyak 14 unit yaitu Mushola dan gereja di Kelurahan Kenangan ini
tidak ada membedakan mana gereja Kristen Katholik dan gereja Kristen Protestan sebab
kebanyakan mereka mengatakan bahwa agamanya adalah Kristen. Secara terperinci dapat
Tabel 4.3
Data Sarana Peribadatan Kelurahan Kenangan
No Jenis Sarana Ibadah Jumlah
1 Mesjid/Mushola 8 unit
2 Gereja 6 unit
Jumlah 14 unit
Sumber : Profil Kelurahan Kenangan 2013
Adanya tempat peribadatan di Kelurahan ini, tidak menurunkan banyaknya anak
putus sekolah. Malah anak yang tidak sekolah juga sering masuk ke rumah peribadatan,
namun tidak juga menyadarkan mereka betapa pentingnya sekolah untuk mereka.
c. Sarana Transportasi dan Komunikasi
Kelurahan Kenangan berada pada wilayah dekat dengan wilayah perkotaan , sehingga
memiliki sarana perhubungan atau transportasi yaitu sarana transportasi yang baik.Jenis
prasarana perhubungan darat yang ada di Kelurahan ini terdiri dari jalan aspal, jalan
bebatuan, dan jembatan. Sarana transportasi darat yang ada di kelurahan ini terdiri dari
kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, kendaraan umum roda empat (bus/angkutan kota,
mobil pick up, dan becak.
Kemudahan komunikasi di Kelurahan ini didukung dengan sarana saluran
telekomunikasi didapat dari jaringan telepon selular. Jaringan telepon seluler yang memiliki
sinyal baik di Kelurahan Kenangan adalah telkomsel, indosat, esia, tri, xl dan lainnya.
d. Sarana Olahraga
Masyarakat di Kelurahan Kenangan aktif dalam kegiatan olah raga. Kegiatan olahraga yang
dilakukan masyarakat tersebut seperti olah raga sepak bola, bermain bulu tangkis dll.
Sarana olahraga seharusnya menjadi wadah agar anak-anak yang putus sekolah juga
berbaur dan saling beriteraksi dengan yang masih sekolah. Agar yang bersekolah memberi
dampak positif dan mengubah pandangan mereka yang beranggapan sekolah tidak begitu
penting.
e. Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Deli Serdang berjumlah 26.624 orang, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 12.081 orang dan
perempuan berjumlah 14.543 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 289
KK.Penduduk di kelurahan ini terdiri dari warga Negara Indonesia atau penduduk pribumi
dan non pribumi. Secara terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data Kepadatan Penduduk Kelurahan Kenangan
No Keterangan Jumlah
1 Laki-laki 12.081 jiwa
2 Perempuan 14.543 jiwa
Jumlah 26.624 jiwa
f. Perekonomian
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kenangan terdiri dari beragam jenis
pekerjaan. Mulai dari pegawai negeri, ABRI, pegawai swasta, pedagang, dan lain sebagainya.
Adapun struktur mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kenangan yaitu :
Tabel 4.5
Data Struktur Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Kenangan
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani
2 Nelayan
3 Pengrajin industri rumah tangga 60 Orang
4 Pedagang 2.617 Orang
5 Bidan 4 Orang
6 Buruh Tani
7 Pemilik usaha di bidang jasa 134 Orang
8 PNS 1.447 Orang
9 Karyawan Swasta 1.654 Orang
10 Pensiunan 1.491 Orang
11 Wiraswasta lainnya 153 Orang
13 Konstruksi 58 Orang
Jumlah Orang
Sumber : Profil Kelurahan Kenangan 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian petani, nelayan dan buruh tani
tidak ada karena di Kelurahan Kenangan tidak ada lahan dan laut. Dan mata pencaharian
yang hanya bisa dimasukkan oleh para anak yang putus sekolah adalah perajin, pedagang dan
wiraswasta dan kerja yang lainnya yang dapat menghasilkan uang.
4.2. Hasil Penelitian dan Analisis Data
Data diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesioner) kepada
remaja putus sekolah baik remaja yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMA maupun putus
sekolah ketika telah menempuh jenjang pendidikan SMA yang telah ditetapkan sebagai
responden yaitu sebanyak 108 orang responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya
untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan
jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah interpretasi langsung berdasarkan
data dan informasi yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang dianalisa pada bab ini
adalah sebagai berikut :
4.2.1. Karakteristik Responden
Tabel 4.6
Katakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kategori Frekuensi ( f ) Persentasi
1 Laki-Laki 90 orang 83,3%
Jumlah 108 orang 100%
Sumber : Kuesioner, Mei 2015
Pengambilan responden dilakukan dengan snowball sampling yaitu teknik sampling
dimana responden awal dipilih berdasarkan kriteria penelitian. Kemudian mereka diminta
untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga di peroleh lagi
responden yang selanjutnya. Berdasarkan dalam Tabel 4.6 persentasi responden berdasarkan
jenis kelamin yaitu sebanyak 90 % laki-laki dan 0,5 % perempuan.
Pada saat melakukan penelitian, menurut pemerintah setempat bahwa jumlah remaja
putus sekolah di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang
hampir sama antara laki-laki dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh pergaulan teman
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Terutama bagi remaja laki-laki yang banyak
terlihat berkumpul pada setiap simpang-simpang jalan yang berkrlompok-kelompok. Bukan
hanya remaja putus sekolah yang ikut di dalamnya, akan tetapi para pelajar SMA yang sering
membolos juga sering ikut berkumpul di tempat itu pada jam-jam belajar sekolah. Sedangkan
jumlah remaja putus sekolah SMA yang berjenis kelamin perempuan putus sekolah karena
mereka merasa jarak sekolah yang jauh membuat mereka lebih memilih di rumah daripada
harus menempuh jarak sekolah yang jauh setiap hari.
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Umur F Presentasi
1 18 tahun 15 13,9%
2 19 tahun 44 40,8%