• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA DISTRIBUSI CURAH HUJAN RANCANGAN BERBAGAI KALA ULANG PADA SUB DAS LESTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA DISTRIBUSI CURAH HUJAN RANCANGAN BERBAGAI KALA ULANG PADA SUB DAS LESTI"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

POLA DISTRIBUSI CURAH HUJAN RANCANGANBERBAGAI KALA

ULANGPADA SUB DAS LESTI

Oleh: Nazillah Mansyur Haji Daud ( 04520030 ) Civil Engineering

Dibuat: 2008-07-25 , dengan 3 file(s).

Keywords: Curah Hujan Rancangan, Waktu Kejadian Hujan, Pola Distribusi Hujan.

Setiap daerah pengaliran sungai (DPS) mempunyai kondisi spesifik yang berbeda. Dengan kondisi spesifik yang berbeda, setiap daerah mempunyai variasi besarnya intensitas curah hujan dan waktu kejadiannya. Adanya variasi intensitas hujan dan waktu kejadinnya mengakibatkan distribusi curah hujan tidak sama untuk setiap daerah pengaliran sungai. Di dalam berbagai analisis curah hujan rencana, waktu kejadian hujan sering dianggap sama antara tinggi hujan rancangan kala ulang kecil maupun kala ulang besar, sehingga perlu dilakukan penelitian mencari hubungan antara tinggi curah hujan rancangan berbagai kala ulang dengan waktu kejadiannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya curah hujan rancangan berbagai kala ulang, mendapatkan waktu kejadian hujan yang dominan pada setiap kala ulang yang diambil, mencari hubungan antara tinggi curah hujan rancangan berbagai kala ulang dengan waktu kejadiannya, dan mengetahui pola distribusi curah hujan yang sesuai pada Sub DAS Lesti.

Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya waktu kejadian hujan ada yang mempunyai nilai yang sama dan ada yang tidak. Besarnya waktu kejadian hujan dominan yang sesuai dengan curah hujan rancangan kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun berturut-turut adalah 5 jam, 5 jam, 6 jam, 11 jam, 11 jam, 11 jam, dan 11 jam. Pola distribusi hujan mononobe memiliki perbedaan dengan pola distribusi hujan dari pendekatan pola amatan, pada pendekatan mononabe hujan akan berawal dari intensitas yang tinggi dan akhirnya melemah lalu berhenti dengan nilai R2 berturut-turut sesuai kala ulangnya adalah 0.489, 0.510, 0.024, 0.514, 0.514, 0.514, 0.662, sedangkan pada pendekatan pola amatan di dapat

bahwa hujan berawal dari intensitas yang sedang dilanjutkan dengan intensitas yang tinggi dan akhinya melemah lalu berhenti dengan nilai R2 berturut-turut sesuai kaal ulangnya adalah 0.599, 0.802, 0.417, 0.480, 0.480, 0.480, 0.513.

Hasil penelitian ini sangat prematur untuk dapat disimpulkan secara umum, mengingat lokasi penelitian hanya pada Sub DAS Lesti dengan jumlah stasiun yang terbatas. Untuk itu perlu coba dikembangkan pada DPS lain dengan karakteristik berbeda serta disarankan untuk

menggumpulkan data deret berkala yang lebih panjang.

All river flow region (daerah pengaliran sungai – DPS) has different specific condition. By the various specific condition, all region has intensity of the rain fall design and time of the event. The various rain fall intensity and time of the event caused the rain fall distribution was not same for every river flow region. In all rain fall plan analysis, rain event often considered same in its average height whether in small time repeat design or big repeat design so that there needed a research to find the relation between the height of rain fall design in every time repeat with the time event.

(2)

height design in various time repeat as the time event and find out the rain-fall distribution pattern which fit with sub-river flow region Lesti.

The research showed that some time events had the same value and some of them were not. The dominant time event fit with rain-fall design in two years repeat, 5 years, 10 years, 25 years, 50 years, 200 years in a row were 5 hours, 5 hours, 6 hours, 11 hours, 11 hours, and 11 hours. Rain distribution pattern mononobe had difference with rain distribution pattern from monitoring approach pattern and then got weaken and stop with R2 values in serial according to the time repeat were 0.489, 0.510, 0.024, 0.514, 0.514, 0.514, 0.662, while in monitoring pattern approach, there could be concluded that the rain came from medium intensity continued with high intensity, get weaken and then stopped with serial R2 value according to the time repeat were 0.599, 0.802, 0.417, 0.480, 0.480, 0.480, 0.513.

Referensi

Dokumen terkait

a) Periode pengumpulan; pada tahapan ini dikumpulkan data sebanyak mungkin dengan berbagai instrument yang memungkinkan dilakukan seperti, wawancara dengan menggunakan

pendapatan daerah melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi, penyusunan rencana pendapatan asli daerah, bagi hasil dan lain-lain pendapatan daerah yang sah,

Berdasarkan penilaian tersebut, maka dinyatakan bahwa produk tersebut layak digunakan dengan direvisi sebagai model pembelajaran discovery learning yang dapat digunakan

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif Alat pengumpulan datanya adalah panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi Dari hasil penelitian diperoleh

Dilakukan uji kesamaan rata-rata hasil pre-test terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal siswa antara kelas

Sebelum memutuskan apakah juri tersebut dapat atau tidak dapat lagi menjadi juri, Dewan Juri dan Pusat Prestasi Nasional untuk mengambil langkah apakah masalah dapat

Getaran yang timbul pada saat roket terbang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik, sehingga dalam merancang sebuah roket perlu diuji sampai sejauh mana

Ada tiga proses besar dalam pembuatan aplikasi ini yaitu, proses pembuatan Laporan Realisasi Anggaran, proses Analisis Laporan Realisasi Anggaran Mengacu Pada SNI