31
Jurnal RENOVASI
Rekayasa dan Inovasi Teknik Sipil
p-ISSN : 2443-3187 e-ISSN : 2961-9599 Vol. 8, No.1 (April 2023)
ANALISIS DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI SUB DAS OPAK HULU
MENGGUNAKAN METODE ARITMATIKA, POLIGON THIESSEN, NORMAL, LOG NORMAL, LOG PEARSON III DAN GUMBEL
Anisa Wulandari1*, Ahmad Mashadi1, Dewi Sulistyorini1
1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
*coressponding author : Annisawawlandari@gmail.com
Received : 21 Februari 2023 Available online : 6 April 2023
This is an open access article under the CC-BY license
Abstrak
Indonesia yang beriklim tropis dan terletak pada garis katulistiwa, membuat Indonesia mengalami penguapan air yang begitu besar sehingga mengakibatkan tingginnya curah hujan di Indonesia. Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan debit banjir rencana adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai (DAS) di saat yang sama. Untuk menghitung banjir rencana diperlukan data curah hujan dalam bentuk jam dan diperlukan data curah hujan selama 10 tahun.
Penelitian ini menggunakan 6 metode yaitu aritmatika, poligon thiessen, normal, log normal, log pearson III, dan gumbell. Untuk mendapatkan hasil dari beberapa metode analisis yang telah disebutkan maka digunakan peta wilayah sub DAS Opak hulu dan data curah hujan tahunan 2009 sampai 2018 di beberapa stasiun curah hujan yang berada di wilayah sub DAS opak hulu. Dari hasil analisis didapatkan data hujan wilayah selama sepuluh tahun di sub DAS pak adalah pada tahun 2017 sebesar 177, 61mm/bulan, dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 27, 67mm/bulan pada metode Aritmatika, sedangkan metode Poligon Thiessen diperoleh hujan wilayah terbesar adalah pada tahun 2017 sebesar 190,94mm/bulan dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 1, 64mm/bulan.
Distribusi yang sesuai dengan data perhitungan curah hujan di Sub DAS Opak Hulu dengan mengunakan Metode Normal mendapatkan nilai Cs sebesar 0, 157 dan Ck 3, 017. Dilanjutkan dengan pengujian distribusi metode Normal dengan pengujian Chi Kuadrat dan Uji Smirnov Kolmogorof mendapatkan hasil sesuai dengan syarat yaitu nilai X2 hitung < X2 Kritis dan Δp max < Δp kritis. Nilai dari pengujian Chi kuadrat adalah 0,4 < 1, 90 pada Uji Smirnov Kolmogorof 0,11 < 0,41.
Kata kunci : DAS Opak, Analisis Curah Hujan, Gumble, Aritmatika
1. PENDAHULUAN
Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah daratanya merupakan satu kesatuan menggunakan anak-anak sungai dimana DAS sendiri mempunyai fungsi diantaranya untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yg berasal asal curah hujan menuju
danau dan laut. Daerah sirkulasi sungai (DAS) mempunyai sub DAS yang terbentuk secara alamiah berasal proses turunya air hujan kemudian terjadi peresapan atau mengalir melalui cabang sirkulasi sungai. Sub DAS berfungsi mendapatkan air hujan dan mengalirkanya melalui anak sungai ke sungai primer.
32
Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi data curah hujan di Sub DAS Opak Hulu mengunakan metode Aritmatika, Poligon Thiessen, Normal, Log Normal, Log Pearson III, Gumbel, serta untuk mengetahui metode yang valid untuk analisis distribusi curah hujan yang terjadi di Sub DAS Opak Hulu.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Opak Hulu yang terletak di daerah Sleman dan Bantul Provinsi Yogyakarta dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Pada Sub DAS Opak Hulu memiliki luas sekitar 14.679,18 ha Peta Sub DAS Opak Hulu.
Penelitian ini menggunakan data peta wilayah Sub DAS Opak Hulu dan data curah hujan tahunan 2009 sampai 2018 di beberapa Stasiun Curah Hujan yang berada di Wilayah Sub DAS Opak Hulu.
Langkah yang dilakukan setelah data curah hujan dan peta DAS diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak adalah melakukan perhitungan data curah hujan dengan mencari hujan wilayah menggunakan metode Aritmatika dan Poligon Thenssen kemudian untuk perhitungan mencari nilai curah hujan mengunakan periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun mengunakan metode Normal, Log Normal, Log Pearson III dan Gumbel.
Metode Rerata Aritmatika (Aljabar)
Metode aljabar digunakan untuk mencari rerata suatu stasiun hujan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Stasiun hujan di sutau DAS [1]
Pada metode ini pengukiran dilakukan di beberapa setasiun dalam waktu yang bersamaan dan dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk menghitung rerata curah hujan
pada suatu daerah. Stasiun hujan yang digunakan biasanya berada di suatu DAS maupun sub DAS.
Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan oleh persamaan 1.
𝑃 =𝑃1+𝑃2+𝑃3𝑛 (1)
Dengan:
P : Hujan rerata Kawasan P1, P2, P3,…,Pn : Hujan di stasiun 1, 2, 3,…, n n : Jumlah stasiun
Metode Poligon Thiessen
Metode Poligon Thiessen ini memperhitungkan bobot dari masing - masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Metode ini digunakan apabila terjadi jika penyebaran stasiun hujan tidak merata.
Pada DAS hujan yang terjadi dianggap sama oleh karena itu pada suatu stasiun sudah mewakili luasan daerah tersebut. Gambaran dari metode Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Metode Poligon Thiessen [1]
Pada perhitungan metode poligon Thienssen pada persamaan 2 seperti di bawah ini:
𝑝 =𝐴1𝑃1+𝐴2𝑃2+⋯+𝐴𝑛𝑃𝑛
𝐴1+𝐴2+⋯𝐴𝑛 (2)
Dengan:
P : Hujan rerata kawasan P1, P2,.., Pn : Hujan pada stasiun
A1, A2,.., An : Luas daerah stasiun 1, 2, ., n Analisis Data Hujan
Uji Validasi Data
Program yang digunakan untuk mengecek validasi data adalah dengan program RAPS. Dengan ketentuan jika Q/n kurang dari angka kritis pada tahun tersebut maka data tersebut tidak dapat
33
dipercaya. Uji validasi mengunakan persamaan sebagai berikut :
𝑠𝑘∗∗= ∑𝑘𝑖=1(𝑥ᵢ − 𝑋 ) (3)
𝑠𝑘∗∗= 0 (4)
𝑠𝑘∗∗= 𝑠𝑘∗
𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣 (5)
𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣= √∑(𝑥𝑖−𝑋)𝑛 2 (6)
Dengan:
xᵢ : Hujan tahunan , X : Rerata hujan tahunan, 𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣 : Deviasi standar
n : Jumlah data
Untuk menganalisis nilai kritik menggunakan Tabel 3.1 dengan syarat (Q_maks < Q_Tabel) dan (R_maks
< R_Tabel). Nilai kritik Q dan R ditunjuk-an dalam Tabel 1. nilai kritik Q dan R [2-4]:
Tabel 1. Nilai Kritik Q dan R [4]
Analisis Distribusi Frekuensi dan Hujan Periode Ulang
Distribusi Normal
Pada Distribusi Normal pada perhitungan dipengeruhi oleh nilai variable reduksi Gauss, seperti yang di jelaskan pada Tabel 2. [5-7]:
Tabel 2. Tabel nilai variable reduksi Gauss
Berikut rumus yang digunakan dalam perhitungan Distribusi Normal untuk mencari hujan periode ulang:
𝑋𝑡= x + 𝐾𝑡S (7)
Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang X : Nilai hujan maksimum rata- rata S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi Distribusi Log Normal
Pada distribusi ini metode yang digunakan hampir sama dengan metode Normal yang membedakan adalah pada metode Log Normal digunakan nilai logaritma [5-7].
𝑋𝑡 = 10𝑙𝑜𝑔𝑥+ 𝐾𝑡S (8) Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang (mm/hari) X : Nilai hujan maksimum rata- rata S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi Distribusi Log Pearson III
Berikut ini merupakan rumus untuk mencari hujan periode ulang dengan metode distribusi Log Pearson III [5-7].
𝑋𝑡 = 10𝑙𝑜𝑔𝑥+ 𝐾𝑆 (9)
Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang (mm/hari) X : Nilai hujan maksimum rata- rata S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi Distribusi Gumble
Perhitungan curah hujan rencana menurut Gumble ini mengunakan rumus perhitungan sebagai berikut [8-10]:
𝑋𝑇 = 𝑥 + 𝑠𝐾 (10)
Dengan:
XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahun
X : Harga rata-rata sample data curah hujan (curah hujan harian maksi-mum)
S : Simpangan baku (standar deviasi) data semple curah
34
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Validasi Hujan Menghitung Hujan Tahunan
Langkah untuk meghitung hujan rerata dengan menjumlahkan nilai rata- rata setiap stasiun hujan.
Contoh perhitungan pada tahun 2009 :
∑ 𝑋2009= 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛
∑ 𝑋2009= 2074 + 0 + 955,7 + 2295, +743 + 0 + 0
∑ 𝑋2009= 6032,70
Untuk perhitungan ditahun berikutnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perhitungan Hujan Tahunan
Bronggang Angin- angin Ngawen Beran Kemput Pelataran Prumpung
2009 2075 0 955,7 2259 743 0 0 6032,70
2010 270,7 0 0 627 0 0 0 897,70
2011 3096 2528,4 0 2530 344 0 1429 9927,40
2012 2410 1660,11 389,8 2974 1567 77,51 1634 10712,42
2013 2666 3115,4 1535 2643 2681 808,1 2905 16353,50
2014 0 1150,6 495,3 2692 2783 2014 1671 10805,90
2015 2257 1916,7 1147 2550 2664 2176 2442 15152,70
2016 3015 2270,4 1605 4517 4518 2838 3919 22682,40
2017 2964 2726,6 1344 3700 3640 2143 3338 19855,60
2018 2174 1709,4 867,4 2010 2679 1879 2380 13698,80
Tahun StasiunHujan/ mm
Hujan Tahunan
Dengan data N=10
0,00
√𝑛 < 𝑄
√𝑛
0,00
√10 < 𝑄
√𝑛
0,00 < 1,05...90%
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠
√𝑛 < 𝑅
√𝑛
3,76
√10 < 𝑄
√𝑛
1,19 < 1,21...90%
Dari perhitungan uji validasi menggunakan metode RAPS diperoleh nilai (𝑄𝑚𝑎𝑘𝑠) lebih kecil daripada nilai (𝑄𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙) sebesar 0,00 < 1,05...90% dan
(𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠) lebih kecil dari nilai (𝑅𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙) sebesar 1,19 <
1,21...90% sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data yang diperoleh valid hasil perhitumgan Q dan R.
3.2 Perhitungan Hujan Wilayah Metode Aritmatika
Pada nilai curah hujan harian maksimum yang sudah diperoleh dari masing - masing stasiun curah hujan langkah selanjutnya adalah dengan menghitung total rata-rata hujan maksimum menggunakan metode aritmatika dengan menjumlahkan seluruh nilai hujan harian maksimum dari stasiun curah hujan dan dibagi banyaknya stasiun curah hujan.
Contoh perhitungan untuk tahun 2009:
𝑃2009=𝑝1+𝑝2+𝑝3+⋯+𝑝𝑛 𝑛
𝑃2009= 68,14 mm
Kemudian dengan menggunakan persamaan (1) digunakan untuk mencari rata-rata hujan harian maksimum di tahun selanjutnya. Untuk Hasil Perhitungan ditahun berikutnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Metode Poligon Thiessen
Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung nilai hujan wilayah dengan mengunakan metode Poligon Thiessen dengan mencari terlebih dulu luasan pada tiap-tiap stasiun curah hujan. Untuk mendapatkan luasan dengan menggunakan aplikasi google eart.
Tabel 4. Hasil Luas masing-masing stasiun
35
3.3 Perhitungan Nilai Curah Hujan periode 2, 5, 10, 20, 100 di Sub DAS Opak Hulu
Metode Gumble
Menghitung jumlah curah hujan lokasi penelitian dengan rumus:
𝑋 = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋𝑛
𝑋 = 36,93 + 27,67 + 48,192,43 + 90,03 + 132,57 + 165,64 + 119,93 + 177,61 + 90,23
= 981,23
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5. Rumus untuk menghitung curah hujan tahunan rata-rata (X) adalah sebagai berikut:
𝑋̅ =1
𝑛∑(𝑋) 𝑋̅ = 1
10∑(981,23) =98,12
Perbedaan antara jumlah hujan yang turun dan jumlah rata-rata hujan yang turun selama satu tahun kalender (𝑋 − 𝑋̅) dengan persamaan sebagai berikut:
𝑋 − 𝑋̅ = 36,93 − 98,12 = −61,19
Perhitungan tahun berikutnya dapat dilihat pada Tabel 5. Hitung kuadrat selisih jumlah curah hujan antara total tahun berjalan dan rata-rata tahunan (𝑋 − 𝑋̅)² dengan persamaan sebagai berikut:
(𝑋 − 𝑋̅)2= −61,192= 3744,58
Perhitungan ditahun berikutnya sesuai pada Tabel 5.
Dengan menggunakan rumus berikut, dapatkan nilai simpangan baku rata-rata:
𝑆𝑥 = √∑(𝑥𝑖−𝑥̅)²
𝑛−1
𝑆𝑥 = √∑(23900,59)²
10−1 𝑆𝑥= 5,53
Menentukan besarnya nilai reduksi Variant (Yt) dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulang tertentu ( PUH ) 2,5,10,20,,50. Hubungan antara periode ulang T dengan Yt dapat dilihat pada Tabel 5.
Menentukan besarnya nilai rata-rata dari reduksi variant (mean of reduce variate, Yn) berdasarkan tabel 5. Nilai Yn tergantung dari jumlah data penelitian yaitu 10, sehingga Yn sebesar 0,4952.
Menentukan besarnya Sn. Nilai Sn tergantung dari jumlah data diperoleh dari Tabel 5. Hubungan Sampel (n) dengan Yn dan Sn yaitu 0,9496
Menentukan besarnya nilai 𝑎1 = 𝑆𝑛𝑆 sehingga mendapatkan nilai sebesar 54,268.Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan nilai b dengan persamaan 𝑏 = 𝑥̅ −𝑦𝑛 𝑆
𝑠𝑛. Berikut contoh perhitungan mencari nilai b:
𝑏 = 98,12 − 0,4952 x 51,53
0,9496 𝑏 = 71,250
Selanjutnya menentukan nilai Koefisien Variasi (Cv) dengan persamaan sebagai berikut :
𝐶𝑣 = 𝑆
𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑣 =51,53
98,12 𝐶𝑣 = 0, 525
Menentukan nilai koefisien kemencengan (Cs) dengan rumus dan contoh perhitungan sebagai berikut :
𝐶𝑠 = ( 𝑋𝑖 − 𝑋)3𝑛 ( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )𝑆³ 𝐶𝑠 = 156688,56 𝑥 10
( 10 − 1 )( 10 − 2 ) 51,53³ 𝐶𝑠 = 0, 159
Menentukan nilai koefisien kurtosis Ck, dengan mengunakan rumus:
𝐶𝑘 = (( 𝑋𝑖 − 𝑋)4 (𝑛 ²)) ( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )( 𝑛 − 3 )𝑆⁴ 𝐶𝑘 = 107219194,26 𝑥 10²
( 10 − 1 )( 10 − 2 )( 10 − 3 ) 51, 53⁴ 𝐶𝑘 = 3, 017
Untuk nilai Ck, Cv dan Cs dapat di lihat pada Tabel 5.
Menentukan nilai curah hujan dengan periode ulang T tahun (periode Ulang Hujan (PUH 2,5,10,20,50) dalam mm (𝑋𝑇). Berikut contoh perhitungan PUH ( 2 ):
36
Hasil perhitungan nilai curah hujan dengan periode ulang tahun (𝑋𝑇) 2 tahun menghasilkan nilai sebesar 91,155. Nilai (𝑋𝑇) dapat di lihat di tabel 5 untuk hasil perhitungan simpangan baku dan 𝑋𝑇 dapat di lihat pada Table 5 dan 6.
Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku Metode Gumbel
Tabel 6. Perhitungan nilai Curah Hujan PUH (2, 5, 10, 20,, 50, 100) Metode Gumbel
Tahun Yn Sn YT K S X XT/ mm
2 0,5 0,9496 0,3668 -0,135215 51,53 98,12 91,152 5 0,5 0,9496 1,5004 1,058551 51,53 98,12 152,667 10 0,5 0,9496 2,251 1,848989 51,53 98,12 193,398 20 0,5 0,9496 2,9709 2,607098 51,53 98,12 232,464 50 0,5 0,9496 3,9028 3,588458 51,53 98,12 283,033 100 0,5 0,9496 4,6012 4,318871 51,53 98,12 320,671
Distribusi Normal
Pada metode Distribusi Normal untuk menghitung nilai hujan rencana dengan Langkah - langkah untuk mendapaatkan nilai Xt dengan menggunakan persamaan seperti berikut:
Mencari nilai x dengan persamaan 𝑥 = ∑ 𝑋𝑛𝑖𝑛 𝑖
𝑥 = 98,123
Mencari nilai standar deviasi dengan persamaan
𝑆 = √∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑛−1𝑖 𝑋) ^2 𝑆 = 51,533
selanjutnya menentukan nilai Koefisiem Variasi (Cv) dengan persamaan sebagai berikut :
𝐶𝑣 = 𝑆
𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑣 = 0, 525
Menentukan nilai koefisien kemencengan (Cs) dengan rumus dan contoh perhitungan sebagai berikut :
𝐶𝑠 = ( 𝑋𝑖 − 𝑋)3𝑛 ( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )𝑆³ 𝐶𝑠 = 0, 159
Menentukan nilai koefisien kurtosis Ck, dengan mengunakan rumus:
𝐶𝑘 = (( 𝑋𝑖 − 𝑋)4 (𝑛 ²)) ( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )( 𝑛 − 3 )𝑆4 𝐶𝑘 = 3, 017
Untuk nilai Ck, Cv dan Cs dapat di lihat pada Tabel 5.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai Variable Reduksi Gauss dari setelah mendapatkan nilai dari variable Reduksi Gauss kemudian menghitung nilai curah hujan rencana untuk berbagai periode ulang dengan persamaan 𝑋𝑡 = 𝑋̅ + 𝐾𝑡𝑆. Untuk Perhitungan periode hujan rencana 5,10,20,50 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Curah Hujan PUH 2,5,10,20,50 Metode Distribusi Normal
Tahun K X S XT/ mm
2 0 98,12 51,53 98,12
5 0,84 98,12 51,53 141,4052 10 1,28 98,12 51,53 164,0784 20 1,64 98,12 51,53 182,6292 50 2,05 98,12 51,53 203,7565 100 2,33 98,12 51,53 218,1849 Distribusi Log Normal
Dalam perhitugan dengan mengunakan metode Log Normal ini sama dengan perhitungan dengan mengunakan metode Normal hanya saja pada metode ini nilai hujan maksimum diubah menjadi logaritma.
37
Tabel 8. Hasil Perhitungan Metode Log Normal
Curah Hujan Harian
Log Xi (Log Xi- Log Xr )^2
(Log Xi- Log Xr )^3
(Log Xi- Log Xr )^4 27,67 1,442009 0,232113 -0,111828 0,053876 36,93 1,567379 0,127029 -0,045274 0,016136 48,19 1,682957 0,058001 -0,013968 0,003364 90,03 1,954387 0,000936 0,000029 0,000001 90,23 1,955351 0,000996 0,000031 0,000001 92,43 1,965813 0,001766 0,000074 0,000003 119,93 2,078928 0,024068 0,003734 0,000579 132,57 2,122445 0,039464 0,007840 0,001557 165,64 2,219165 0,087246 0,025770 0,007612 177,61 2,249467 0,106066 0,034543 0,011250 jumlah 19,2379 0,677684102 -0,099049 0,094380308 Log Xr 1,92379
S Log X 0,274405 Cs -0,01819 Ck 3,302792 Cv -1,64938
Tabel 9. Hasil Curah Hujan PUH 2,5,10,20,50 Metode Log Normal
PUH KT Log XT XT
2 0 1,924 83,905
5 0,84 2,154 142,656
10 1,28 2,275 188,377 20 1,64 2,374 236,491 50 2,05 2,486 306,423 100 2,33 2,563 365,725 jumlah 13,776 1323,578 rata- rata 0,178 270,118 Log Pearson III
Hasil perhitungan untuk Periode Ulang Hujan 2, 5, 10, 25, 50, 100 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perhitungan nilai Curah Hujan PUH 2, 5, 10, 25, 50, 100 Metode Log Pearson III PUH KT Curah Hujan Harian Maksimum
Untuk Berbagai Periode Ulang
2 2,381 84,070
5 2,577 142,902
10 0,000 188,356
20 5,154 327,234
25 0,000 377,653
50 377,653 305,297
100 2,313 361,712
Analisis Distribusi Curah Hujan
Pada perhitungan dengan mengunakan Metode Gumble, Log Normal, Normal dan Log Pearson III telah mendapatkan nilai Koefisien Varian (Cv), Koefisien Skrew (Cs) dan Koefisien Kuartosis (Ck) pada nilai tersebut digunakan untuk mengecek analisis curah hujan. Hasil dari perhitungan seperti Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Perhitungan Cv, Ck dan Cs Nama
Sebaran Syarat
Hasil
Perhitungan Keterangan Gumbel Cs=1,14 Cs = 0, 159
Kurang Memenuhi Ck = 5,4 Ck = 3, 017
Kurang Memenuhi Log
Pearson III
Cs = 0 Cs = -0, 018
Tidak Memenuhi Cv=0,05 Cv = -1, 649
Tidak Memenuhi Normal Cs = 0 Cs = 0, 157 Memenuhi Ck = 3 Ck = 3, 017 Memenuhi Log
Normal
Cs=
0,1482 Cs = -0, 018
Kurang Memenuhi Cv = 0,06 Cv = -1, 649
Tidak Memenuhi Kesimpulan dari tabel 11 dari metode Gumble, Log Normal, Normal dan Log Pearson III untuk menghitung analisis curah hujan metode yang memenuhi syarat adalah Metode Normal.
3.5 Hasil Perbandingan Metode
Pada perhitungan nilai Curah hujan dengan mengunakan metode Aritmatika, Poligon Thissen, Normal, Log Normal, Log pearson III dan Gumble mempunyai nilai masing – masing yang berbeda.
Pada nilai Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov Kolmogorof juga mempunyai nilai yang berbeda, Tabel 11 perbandingan nilai distribusi, Tabel 14 perbandingan nilai rerata curah hujan, dan Tabel 15 menunjukan hasil daujian distribusi yang sesuai dengan perhitungan data.
38
Tabel 14. Perbandingan Hasil Perhitungan Hujan Wilayah
Tabel 15. Perbandingan Nilai Curah Hujan Rencana (PUH 2,5,10,20,50)
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
• Analisis metode Aritmatika dan Poligon Thiessen untuk mencari nilai hujan wilayah yang mana hujan wilayah terbesar pada tahun 2017 sebesar 177,61mm/bulan, dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 27,67mm/bulan,
• Analisis metode Poligon Thiessen diperoleh hujan wilayah terbesar adalah pada tahun 2017 sebesar 190,94mm/bulan dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 39, 22mm/bulan.
• Distribusi yang sesuai dengan data perhitungan curah hujan di Sub DAS Opak Hulu dengan mengunakan Metode Normal mendapatkan nilai Cs sebesar 0,157 dan Ck 3,017.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Di Area, A. D. C. H., Aritmatika, M. M. M., & Poligon, D., 2017, Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan.
[2] Ferdian P., 2016, Analisa Distribusi Curah Hujan DI Area Merapi Menggunakan Metode Aritmatika Atau Rata- Rata Aljabar Dan Poligon Thiessen, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang:
Semarang.
[3] Fikri, A. M., & Mutaqin, A. K., 2022, Penerapan Model Pembangkit Curah Hujan Stokastik Untuk Simulasi Curah Hujan Harian Di Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Kertajati Jawa Barat, In Bandung Conference Series: Statistics (Vol.
2, No. 2, Pp. 79-86).
[4] Ginting, S., 2022, Pengembangan Kurva Distribusi Hujan Sintetis Di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jurnal Sumber Daya Air, 18(1), 13-25.
[5] Hartati, G., 2021, Analisis Kebutuhan Air Bersih Pada Jaringan Distribusi Air Dengan Metode Aritmatik, Jurnal Ilmu Sipil (Jalusi), 5(1), 19-27.
[6] Hasibuan, R. D., Surbakti, H., & Sitepu, R, 2015, Analisis Pasang Surut Dengan Menggunakan Metode Least Square Dan Penentuan Periode Ulang Pasang Surut Dengan Metode Gumbel Di Perairan Boom Baru Dan Tanjung Buyut, Maspari Journal:
Marine Science Research, 7(1), 35-48.
[7] Jarwinda, J., 2021, Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Menggunakan Distribusi Gumbel Untuk Wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Journal Of Science, Technology, And Visual Culture, 1(1), 51-54.
[8] Karim, M., Labdul, B. Y., & Husnan, R., 2021, Analisis Pola Distribusi Dan Intensitas Curah Hujan Di Das Bolango Bone, Composite Journal, 1(1), 1-8.
[9] Manik, T. K., Rosadi, B., & Nurhayati, E., 2014, Mengkaji Dampak Perubahan Iklim Terhadap Distribusi Curah Hujan Lokal Di Propinsi Lampung.
[10] Ramadani, M. M. N., 2018, Analisa Debit Air Menggunakan Metode Log Person Type Iii Dan Metode Gumbel Berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) Di Sub Das Martapura, Jurnal Rekayasa Sipil, 1(2), 165-175.
1 2009 2 2010 3 2011 4 2012 5 2013 6 2014 7 2015 8 2016 9 2017 10 2018
190,94 103,35 106,61 140,14 109,49 132,57
165,64 119,93 177,61 90,23
Pol i gon Th i e s s e n No Tah u n
70,37 92,08 92,50 Hu jan wi l ayah (m m )
39,22 61,89 Ari tm ati k a
36,93 27,67 48,19 92,43 90,03
Gumble Normal Log Normal Log Person III
2 91,152 98,120 83,905 84,070
5 152,667 141,405 142,656 142,902 10 193,398 164,078 188,377 188,356 20 232,464 182,629 236,491 327,234 50 283,033 203,757 306,423 305,297 100 320,671 218,185 365,725 361,712
PUH Hujan wilayah (mm)