Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygine (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati
di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang
SKRIPSI
Oleh :
WAHYU WULANDARI
NIM. 201010420311086
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHAN
i
Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygine (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati
di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
WAHYU WULANDARI
NIM. 201010420311086
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv
SURAT PERYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wahyu Wulandari
NIM : 201010420311086
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygiene
(Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian
Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati di Pondok
Pesantren Nurul Ulum Malang.
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima atas perbuatan saya.
Malang, Mei 2014
Yang membuat pernyataan
Wahyu Wulandari
v
Jadilah diri seperti air putih
vi
Puji Syukur kepada Allah SWT karena berkat atas Rahmat dan Hidayah-Nya wulan mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini
tepat waktu..
Terimakasih banyak sekali buat Ibuk & Bapak ku yang selalu memberi dukungan serta doa kepada wulan.. Sehat selalu, panjang umur,
banyak rejeki dan I Love You sangatt :D
Untuk Dosen Pembimbing & Penguji wulan, Bu Tri Lestari, Bu Sri Sunaringsih, Bu Ledy Martha dan Bu Reni Ilmiasih, Terimakasih
atas arahan, bimbingan dan saran yang selalu diberikan hingga terwujudnya skripsi dan gelar S.Kep ini bu ..
Buat Mas Rudi & mas Nur ku yang aku sayangi hehee.. :D
Buat Adekku, Tian.. cepet lulus sekolah yaa..
Buat Ahmad Sulhan, S.Kep terimakasih atas semangat yang selalu diberikan .. muakasihh lohh yaa..
Teman-teman genk (Diah & Harum, makasih buat tumpangan kamar kos disaat aku lelah :D, Nia yang selalu menemani aku mulai studi
pendahuluan sampai semhas.. makaassihhhh banyaakkkk bangett beb :D.. Kim & Tati, orang polos dan sedikit aneh menurutku, tapi lucu dan unik sekali.. hahaa, Iwud pembuat onar : D) kalian semua
“mmuuaacchh…”
Teman-teman kelas PSIK 2010 B (iunt, Ila, firda, ifa, nika, aisyah, pepeb, tody, riyan, andre, umar, dul, ita, risa, rea, mely, dannn.. semuanya) terimakasih atas semuanyaa yang udah dikasih dari kalian,
tetap GANBATE!!! Love youuu .. :*
Dan buat Teman-Teman PSIK 2010 dan semuanyaaa…..
TERIMAKASIHHH …
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Tingkat Kecemasan dan
Perilaku Vulva Hygiene (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan
(Fluor Albus) pada Santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep)
pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan tulus kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo., M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Tri Lestari Handayani., M.Kep., Sp. Mat. selaku Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.
4. Sri Sunaringsih Ika W., SKM., MPH. selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Kedua Orang tua dan semua keluarga saya, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moral, material, spiritual, kepada saya selama
menempuh pendidikan.
6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.
7. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2010.
viii
Penulis menyadari bahwa penyusun tugas akhir skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini
bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Malang, Mei 2014
ix ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT KECEMASAN DAN PERILAKU VULVA HYGIENE (PERAWATAN ORGAN REPRODUKSI) TERHADAP
KEJADIAN KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN
NURUL ULUM MALANG
Wahyu Wulandari1, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat2, Sri Sunaringsih Ika Wardoyo., SKM., MPH3
Latar Belakang Pondok pesantren merupakan wadah santriwati untuk menimba ilmu pendidikan formal dan non-formal. Pada hakikatnya berbagai macam perubahan lingkungan yang dialami santriwati akan menimbulkan dampak, seperti perubahan secara psikis yakni peningkatan tingkat kecemasan serta perubahan perilaku vulva hygiene, dimana hal tersebut dapat menggangu kesehatan organ reproduksi sehingga menimbulkan keputihan (fluor albus).
Metode Desain penelitian menggunakan Cross Sectional dengan variabel independen adalah tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene, sedangkan variabel dependen adalah kejadian keputihan. Teknik sampling menggunakan total sampling, dengan populasi 205 santriwati pada usia 16 – 19 tahun. Instrument yang digunakan adalah kuisioner dan ceklist. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil Uji analisa data antara pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene
terhadap kejadian keputihan, didapatkan nilai koefisiensi pada tingkat kecemasan sebesar 0,196, dengan nilai arah positif, dan nilai koefisiensi pada perilaku vulva hygiene
sebesar -0,198 dengan arah negatif, dan nilai signifikasi pada masing-masing variabel < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan responden mayoritas memiliki tingkat kecemasan sedang dan perilaku vulva hygiene buruk, perilaku didominasi dengan kurangnya penggantian celana dalam minimal 2 kali sehari.
Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kecemasan dan perilaku
vulva hygiene terhadap kejadian keputihan, dengan perilaku vulva hygiene memiliki arah negatif, artinya semakin buruk perilaku vulva hygiene maka kejadian keputihan akan semakin tinggi, dan tingkat kecemasan memiliki arah positif, artinya semakin rendah tingkat kecemasan responden maka kejadian keputihan akan semakin rendah pula.
Kata Kunci : Kecemasan, Perilaku Vulva Hygiene, Keputihan.
x
ABSTRACT
EFFECTS OF ANXIETY LEVEL AND VULVA HYGIENE BEHAVIORAL TOWARDS INCIDENCE OF VAGINAL DISCHARGE (FLUOR ALBUS)
ON FEMALE STUDENTS IN BOARDING SCHOOL NURUL ULUM MALANG
Wahyu Wulandari1, Tri Lestari Handyani, M.Kep., Sp.Mat2, Sri Sunaringsih Ika Wardoyo., SKM., MPH3
Background boarding school is a place for the female students studying formal and non-formal education. In essence the various kinds of environmental changes by female students will have an impact for their the psychological conditions felt that increased their levels of anxiety and vulva hygiene behavior change, where it can affect the health of their reproductive organs in which causing vaginal discharge (fluor albus).
Method this study using a cross sectional study design with the independent variable are the level of anxiety and vulva hygiene behavior, while the dependent variable method is the incidence of vaginal discharge. Sampling technique using total sampling, with a population of 205 female students at the range of 16-19 years old. Instrument used were a questionnaire and checklist. Analysis data used was multiple logistic regression.
Results of the data analysis between levels of anxiety and vulva hygiene behavioral to incidence of vaginal discharge a coefficient values obtained a positive direction in anxiety levels at 0.196, while a coefficient value of vulva hygiene behavioral at -0.198 with a negative direction, and the value of their significance in each variable are <0.05. The results showed the majority of respondents had a moderate level of anxiety and bad vulva hygiene behavioral, it caused by replacement of underwear less than 2 times a day.
Conclusion There is a significant effect between the level of anxiety and behavioral vulva hygiene to the incidence of vaginal discharge, in which the worse level of vulva hygiene behavioral will affect on increasing the incidence of vaginal discharge, on the other hand, the lower level of anxiety will decrease significanthy the incidence of vaginal discharge
Keywords: Anxiety, Behavior Vulva Hygiene, Vaginal Discharge.
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul. ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... iv
Motto ... v
Persembahan ... vi
Kata Pengantar ... vii
Abstrak ... ix
Abstract ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Bagan ... xv
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Gambar ... xvii
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian. ... 7
1.3.1 Tujuan Umum ... 7
1.3.2 Tujuan Khusus ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.4.1 Bagi Peneliti ... 8
1.4.2 Bagi Santriwati ... 8
1.4.3 Bagi Pondok Pesantren ... 8
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan ... 8
1.5 Keaslian Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan ... 12
2.1.1 Definisi Kecemasan ... 12
2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan ... 13
2.1.3 Respon Kecemasan Dan Tingkat Kecemasan ... 14
2.1.4 Mekanisme Koping ... 15
2.1.5 Respon Tubuh Terhadap Kecemasan ... 16
xii
2.1.7 Gejala Klinis Kecemasan ... 19
2.1.8 Interpretasi Stimulasi oleh Otak ... 20
2.1.9 Reaksi Neuroendokrin ... 21
2.1.10Penatalaksanaan Cemas ... 25
2.1.11 Penilaian Kecemasan ... 27
2.2 Konsep Perilaku Kesehatan ... 29
2.2.1 Definisi Perilaku Kesehatan ... 29
2.2.2 Jenis Perilaku Berdasarkan Segmentasi Sasaran Dan Tatanan ... 30
2.2.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja ... 32
2.3 Konsep Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 33
2.3.1 Definisi Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 33
2.3.2 Tujuan Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene)... 34
2.3.3 Anatomi Organ Reproduksi Wanita ... 34
2.3.4 Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 36
2.3.5 Manfaat Merawat Organ Reproduksi ... 37
2.3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 37
2.3.7 Pembentukan Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 38
2.3.8 Aspek-Aspek Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 38
2.4 Konsep Keputihan (Flor albus) ... 39
2.4.1 Definisi Keputihan (Flor albus) ... 39
2.4.2 Jenis Keputihan ... 40
2.4.3 Klasifikasi Keputihan ... 41
2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputihan ... 42
2.4.5 Faktor Predisposisi ... 44
2.4.6 Etiologi ... 44
2.4.7 Penyebab Keputihan Patofisiologis ... 45
2.4.8 Gejala Klinis ... 50
2.4.9 Patogenesis ... 51
2.4.10 Diagnosis Keputihan Patologis ... 54
2.4.11 Komplikasi ... 54
2.4.12Pemeriksaan Diagnostik ... 56
2.4.13Penatalaksanaan ... 57
2.5 Konsep Pondok Pesantren Dan Santriwati ... 61
2.5.1 Definisi Pondok Pesantren ... 61
2.5.2 Unsur-unsur Pondok Pesantren ... 62
2.5.3 Indikator Tatanan Pondok Pesantren ... 62
2.5.4 Definisi Santriwati ... 63
xiii
2.6 Pengaruh Tingkat Kecemasan terhadap Kejadian Keputihan ... 65
2.7 Pengaruh Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) Terhadap Kejadian Keputihan ... 66
2.8 Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) terhadap Kejadian Keputihan ... 67
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 70
3.2 Hipotesis Penelitian ... 72
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 73
4.2 Kerangka Kerja ... 73
4.3 Populasi, Tehnik Sampling ... 75
4.3.1 Populasi ... 75
4.3.2 Tehnik Sampling ... 75
4.4 Variabel Penelitian ... 75
4.4.1 Variabel Bebas (Independen) ... 75
4.4.2 Variabel Tergantung (Dependen) ... 76
4.5 Definisi Operasional ... 76
4.6 Instrument Penelitian ... 77
4.7 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 79
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 82
4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 83
4.10 Analisis dan Pengelolahan Data ... 83
4.11 Etika Penelitian ... 86
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 89
5.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pendidikan ... 90
5.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan ... 91
5.4 Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Vulva Hygiene ... 92
5.5 Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian Keputihan ... 94
5.6 Pengujian Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Kejadian Keputihan ... 95
5.7 Pengujian Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan ... 96
xiv BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 99 6.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pendidikan ... 101 6.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat
Kecemasan ... 102 6.4 Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Vulva Hygiene ... 103 6.5 Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian Keputihan ... 105 6.6 Pengujian Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Kejadian
Keputihan ... 105 6.7 Pengujian Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene dan Kejadian
Keputihan ... 108 6.8 Analisis Pengaruh Kombinasi dan Daya Pengaruh Tingkat
Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian
Keputihan ... 109 6.9 Keterbatasan penelitian ... 113 6.10 Implikasi Keperawatan ... 114
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan ... 117 7.2 Saran ... 118
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian……..………. 72
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.7 Penilaian Kecemasan Menurut HARS ………...29
Tabel 2.4.9 Pemeriksaan Diagnostik………..……….………..57
Tabel 4.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian………...………76
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….89
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan……...90
Tabel 5.4 Hasil Ceklist Perilaku Vulva Hygiene responden ………...93
Tabel 5.5 Hasil Kuisioner Tingkat Kecemasan………95
Tabel 5.6 Pengaruh Tingkat Kecemasan Terhadap Kejadian Keputihan …………..95 Tabel 5.7 Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene Terhadap Kejadian Keputihan ……... 96
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.2.3 Anatomi Organ Reproduksi Wanita ………....34
5.3 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan………….91
5.4 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Vulva Hygiene……….92
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden……….124
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden……… …………...125
Lampiran 3 Lembar Kuisioner………...126
Lampiran 4 Lembar Uji Validitas dan Uji Realiabilitas ………...134
Lampiran 5 Lembar Hasil Data Responden………...136
Lampiran 6 Lembar Hasil Analisis Data Uji Regresi Logistik Dan Uji Regresi Logistik Ganda ………...………...148
Lampiran 7 Lembar Surat Studi Pendahuluan………158
Lampiran 8 Lembar Surat Keterangan Peneltian………159
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Bimbingan………160
Lampiran 10 Dokumentasi……….162
xix
DAFTAR PUSTAKA
Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: Aplus.
Andrianto, Petrus. (1993). Kesehatan Wanita Haid Problema Wanita Dahulu, Kini dan Masa Depan. Jakarta: Arcan.
Amiruddin, D. (2003). Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. Jogjakarta: LKIS. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta.
Atkinson, R.L., Atkinson, C.R., & Hilgard, E.R. (1999). Pengantar Psikologi jilid 1 Cetakan VI. Alih Bahasa: Nurjanah Taufik dan Rukmini Bahara. Jakarta: Erlangga.
___________. (2014). Gambar Anatomi Organ Reproduksi Wanita. Online.
https://www.google.com/search?biw=1366&bih=704&tbm=isch&sa=1&q=anatomi
+organ+reproduksi&btnG= . Diakses tanggal 24 Januari 2014.
Benson, Ralph C. & Martin L. Pernoll. (2009). Buku Saku Obstetri & Ginekologi, Edisi 9. Jakarta: EGC.
Burns,D. (1998). Terapi Kognitif: Pendekatan Baru Bagi Penangaanan Depresi. Jakarta: Airlangga.
Blackburns & Davidson. (1994). Terapi Kognitif untuk Depresi dan Kecemasan. Terjemah: Rusda Koto Sutadi. Semarang: IKIP Semarang Press.
Calhoun, Acoccela. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Alih Bahasa: R.S. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.
Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemah: Kartini Kartono. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Coleman, Vernon. (2000). Persoalan Kewanitaan: Dari A sampai Z. Jakarta : Arcan. Clayton, Caroline. (1986). Keputihan dan Infeksi Jamur dan Kandida Lain. Jakarta: Arcan. Depkes RI. (2006). Pedoman Umum Pos Kesehatan Pondok Pesantren (POSKESTREN).
Jakarta : Depkes.
Dinkes Kota Malang. (2011). Pusat Promosi Kesehatan. Malang: Dinas Kesehatan. Djuanda, Adhi dkk. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
Donatilla. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri 4 Semarang. Universitas Diponegoro Semarang.
xx
Greenberg, L.S. (2002). Emotion-Focused Therapyfor Depression.Washington DC: American Psychological Assosiation.
Hasanah, Nisa Uswatun. (2013). Hubungan Kecemasan Saat Menghadapi Ujian Dengan Kejadian Keputihan Pada Santriwati Madrasah Aliyah Kelas Akhir Pondok Pesantren Al Mukmin Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hawari, D. (2007). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Alimut, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
Jones, D.L. (2005). Setiap Wanita. Jakarta: Delaprata Publisin.
Kaplan, H.I & Sandock, B.J. (1997). Sinopsis Psikiatri Jilid 2, ed.7. Jakarta: Binapura Aksara.
Khazanah, (2007). Definisi santri. Online.
http://oase.malhikdua.com/2011/05/23/santri-dalam-definisi/. Di akses tanggal 14 Oktober 2013.
Kumalasari, Intan. (2004). Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta: Salemba Medika.
Lazarus, R.S. (2004). Stress, Appraisal and Coping. New York: Spranger.
Madyaning, Eky. (2013). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Kebersihan Genitalia
Terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri Di Smpn 1 Dau Malang.
Manoe, I.. M.S. M, Rauf, S, Usmany,H. (1999). Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi. Ujung pandang: Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas Kedokteran UNHAS RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.
Mansjoer, Arif. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakartra: EGC.
Manuaba, Sri Dewi Suryasaputra (dkk). (2009). Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta: EGC.
Ma’rufi. I. (2005). Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan Terhadap Prevalensi Penyakit Skabies. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2, No. 1. Juli 2005. hal : 11-18.
xxi
Notoatmojo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugraheni. (2008). Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri terhadap Timbulnya Skabies
(Gudik) pada Santriwati di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Online.
http://etd.eprints.ums.ac.id/889/1/J210040035.pdf. Diakses: 10 Mei 2011.
Nursai. D, (2007). elib.unikom.ac.id/download.php?id=15402. Online. Diakses 28 Oktober 2013.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. PKBI dan BKKBN. (2009). Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta:PKBI.
Potter, PA. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4, Vol.1. Jakarta : EGC
Preist.R. (1994). Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Stress dan Depresi. Alih Bahasa: Dahara. Yogyakarta: Bina Aksara.
Puspitaningrum, Dewi. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perawatan Organ Reproduksi Genetalia Eksternal Pada Anak Usia 10-11 Tahun yang Memngalami Menarche Dini di Sekolah Dasar Kota Semaranng. Semarang: Unismus.
Santoso,dkk. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Keterampilan Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Ibu Rumah Tangga (Studi Di Desa Sawahjono Warungasem Batang).
Sari, Rita Purnama. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri dengan Kejadian Keputihan di Kelas XII SMAN 1 Seunuddon Kab. Aceh Utara tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, 32-35. Aceh: STIKES
U’Budiyah Banda Aceh.
Sari, Tiara Permata. (2013). Tingkat Kecemasan Remaja Putri Kelas X dalam Menghadapi Keputihan di SMAN Gondangrejo tahun 2013. Surakarta: STIKES Kusuma Husada.
Setiabudi, R. (2005). Farmakologi dan Terapi Ed.5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI.
Setyadi (dkk). (2013).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Fluor Albus pada Remaja Putri di SMKN 3 Sukabumi Periode 2011/2012. The Journal of Midwifery, 12- 24-32.
Sianturi. (2001). Keputihan Suatu Kenyataan Dibalik Suatu Kemelut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Smet, B. (2006). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
xxii
Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010.
Stuart,G.W. dan Sudden,S.S. (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. The CV. Mosby Company, St.Louis.
Sukamto, M.M. (2004). Al-Quran Sebuah Inspirasi. Surabaya: Risalah Gusti. Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Tarwoto. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ed.4. Jakarta: Salemba Medika.
Taylor,S.E. (1995). Health Psychology. New York: inc. McGraw-Hill.
Qomaryah,Siti (dkk). (2011). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Kebersihan Genetalia dengan Kejadian Fluor Albus (Keputihan) pada Remaja Putri. Universitas Negri Gresik.
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.
Wirapraja, Aristha Dwi, dkk.(2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Mandi, Cuci Dan Kakus dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Yang Tinggal di Sekitar Sungai Bedadung Desa Gumelar Kecamatan Balung-Jember.
Fakultas Kedokteran Univertas Brawijaya.
Wulandari, Vicky Febry,dkk. (2012). Pemahaman Siswa Mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Layanan Informasi. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 31 No. 4. Bandung: UPI.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang paling kritis bagi perkembangannya
dan mendapatkan kendala. Pada masa remaja kendala utama yang dihadapi
adalah perubahan yang sangat pesat secara fisik maupun psikologinya,
sehingga remaja memerlukan perhatian khusus dalam menjaga kesehatannya
terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012).
Remaja yang mengalami perubahan ini kadang-kadang menimbulkan
rasa cemas, takut, malu, merasa dirinya menjadi lain dan remaja pun bingung,
karena mereka tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dan tidak
mendapat informasi yang memadai. Pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi sangat penting diberikan pada remaja sejak dini untuk
mempersiapkan remaja tersebut dalam menghadapi masa pubertas (Santrock,
2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari
kecemasan, baik secara fisik maupun psikologis, dimana kecemasan yang
ditimbulkan dapat berakibat buruk pada kesehatan reproduksi, salah satunya
adalah keluarnya cairan dari liang vagina yang disebut dengan keputihan (fluor
albus) (Hawari, 2011).
Hasil survei penelitian yang dilakukan oleh Kasnani (2006)
menjelaskan bahwa wanita memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terutama
pada saat menghadapi menarche dan gangguan reproduksi, seperti keputihan.
Kecemasan yang dialami wanita pada reproduksi memiliki prevalensi sebesar
2
maupun psikologis. Dampak psikologis yang ditimbulkan dapat berpengaruh
pada sistem reproduksi, hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan
hormon gonadotropin sebagai respon tubuh menghadapi kecemasan, dan
hormon tersebut dapat menimbulkan keputihan (Isaacs, 2005).
Tim BKKBN (2009, dalam buku Dinkes, 2011), menjelaskan bahwa
kesehatan reproduksi sangat berkaitan erat dengan kualitas hidup manusia di
masa mendatang. Remaja terkadang tidak nyaman apabila menceritakan
mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitasnya, namun karena faktor
keingintahuannya maka mereka berusaha mencari informasi dari sumber yang
tidak jelas, seperti teman atau media massa yang tidak resmi membahas hal
tersebut, sehingga orang tua disini memiliki peranan penting untuk mengatasi
masalah tersebut (Wulandari, 2012).
Data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia
15-24 tahun, sebanyak 24% berperilaku buruk mengenai vulva hygiene, hal ini
merupakan penyebab terjadinya keputihan (Sari, 2012). Kesehatan reproduksi
sangat penting untuk dipahami bagi kehidupan seseorang, salah satunya
dengan melakukan perawatan organ reproduksi. Reproduksi yang sehat paling
tidak dimulai sejak usia remaja, dimana remaja harus dipersiapkan baik
psikologis, sikap dan perilakunya mengenai perawatan organ reproduksi
karena wanita pada masa ini rentan terhadap berbagai macam masalah
kesehatan reproduksi (Puspitaningrum, 2012).
Perawatan organ reproduksi memiliki berbagai macam cara salah
satunya dengan melakukan tindakan perawatan organ reproduksi (vulva
hygiene) dengan benar. Vulva sebagai salah satu organ reproduksi wanita
3
yang berdekatan tersebut memudahkan kuman penyakit seperti jamur,
bakteri, parasit maupun virus mudah masuk kedalam liang vagina (Djuanda,
2008). Perilaku wanita untuk merawat organ reproduksi adalah hal yang
sangat penting karena memiliki banyak dampak yang ditimbulkan, salah
satunya yaitu munculnya penyakit infeksi keputihan (fluor albus) (Sainturi,
2001).
Keputihan secara umum adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari
vagina yang disertai oleh perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar pada mulut
vagina dan disertai bau busuk dan rasa nyeri saat berkemih dan bersenggama
(Sianturi, 2001). Wanita mengalami keputihan (fluor albus) umumnya para usia
reproduktif. Situs organisasi kanker dunia menyebutkan 75% dari seluruh
wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur
hidup, selanjutnya sebanyak 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali
atau lebih (Kumalasari, 2004).
Hasil penelitian Muliarini (2009, dalam Fadillah, 2012), pada wanita
yang pernah mengalami keputihan di Kota Malang dengan responden yang
dilibatkan sejumlah 180 orang. Hasil yang didapatkan keputihan ini bisa
karena 25%-50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosi dan 5%-15%
trichomoniasi.
Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan
keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, yang memiliki peran
penting dalam pengembangan sumberdaya manusia. Para santri dan para
pengelola diharapkan tidak hanya mampu dalam membangun moral dan
4
masalah kesehatan, yang mampu membentuk para santri dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat (Depkes RI,2006).
Perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren merupakan
suatu hal yang dapat digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit, namun
dalam menerapkan praktek perilaku hidup bersih dan sehat tidak mudah bagi
mereka yang tidak terbiasa. Di pondok pesantren masih sering ditemukan
berbagai jenis penyakit, baik penyakit menular berbasis lingkungan dan
berbasis perilaku (Nugraheni, 2008).
Kehidupan di lingkungan pondok pesantren pada umumnya masih
memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait, baik dalam aspek akses
pelayanan kesehatan dan perilaku sehat (Depkes RI, 2006). Hasil wawancara
yang dilakukan dengan Ustadzah Sita (2013) selaku pengurus di pondok
pesantren Nurul Ulum Malang, menjelaskan bahwa santriwati belum pernah
mendapatkan keilmuan secara khusus bagaimana merawat dan menjaga
kesehatan reproduksi, terutama dalam menanggani keputihan, dan tidak
adanya akses informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik.
Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 30 September
2013 sampai 2 Oktober 2013 di 3 pondok pesantren di Kota Malang, dengan
hasil Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang sebanyak 41 responden dari
296 santriwati menunjukkan 31 orang (75%) mengalami keputihan dan hanya
12 orang (30%) yang memahami tentang menjaga kebersihan alat reproduksi.
Penelitian lainnya yang berada di pondok Pesantren An-Nur Malang
sebanyak 25 responden dari 125 santriwati menunjukkan bahwa 13 orang
(52%) mengalami keputihan. Pada Pondok Pesantren Tinggi Luhur Malang
5
(55%) mengalami keputihan dan 10 orang (44%) sudah memahami tentang
menjaga kebersihan alat reproduksi.
Hasil lain yang didapatkan oleh peneliti mengenai tingkat kecemasan
menemukan bahwa santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang,
memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi yakni sebesar 64% dari 175
santriwati, hal ini disebabkan karena adanya ketakutan pada saat menghadapi
ujian, serta sedikitnya waktu luang yang didapatkan, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi disebabkan karena banyaknya materi keilmuan yang harus
dipahami, perubahan lingkungan baru (adaptasi), dan cemas jauh dari
keluarga.
Penangganan masalah keputihan dapat dilakukan melalui perawatan
vulva hygiene yang baik, perubahan tingkah laku, pengobatan psikologis,
menggunakan alat pelindung, pemakain obat atau cara profilaksis sesuai dosis.
Peningkatan perilaku vulva hygiene yang semakin baik dan penurunan tingkat
kecemasan, akan mampu membantu meningkatkan derajat kesehatan
reproduksi remaja (Clayton, 1986; Jones, 2005; Sianturi,2001; Andrianto,
1993).
Hidayat (2004), menjelaskan bahwa ada beberapa elemen peran
perawat professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator,
collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal process. Perawat
memiliki peranan penting untuk mengetahui perilaku merawat organ
reproduksi yang dilakukan santriwati, agar perawat diantaranya dapat
memberikan informasi apabila terdapat gangguan kesehatan reproduksi
6
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti
menjadikan dasar melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat kecemasan
dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian
keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum
Malang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan santriwati di Pondok Pesantren
Nurul Ulum Malang.
2. Bagaimana gambaran perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)
santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.
3. Bagaimana gambaran kejadian keputihan pada santriwati di Pondok
Pesantren Nurul Ulum Malang.
4. Adakah pengaruh tingkat kecemasan terhadap kejadian keputihan pada
santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.
5. Adakah pengaruh perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)
terhadap kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul
Ulum Malang.
6. Adakah pengaruh kombinasi antara tingkat kecemasan dan perilaku vulva
hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan pada
santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.
7. Berapakah daya pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene
7
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat
kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap
kejadian keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul
Ulum Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mendiskripsikan gambaran tingkat kecemasan pada santriwati di pondok
Pesantren Nurul Ulum Malang.
2. Mendiskripsikan gambaran perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)
pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.
3. Mendiskripsikan gambaran kejadian keputihan yang dialami santriwati
Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.
4. Menganalisis pengaruh tingkat kecemasan terhadap kejadian keputihan (fluor
albus).
5. Menganalisis pengaruh perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)
terhadap kejadian keputihan (fluor albus).
6. Menganalisis pengaruh kombinasi tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene
(perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus).
7. Menganalisis daya pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene
8
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam
melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan
khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.
1.4.2 Bagi Santriwati
Para santriwati dapat mengetahui bagaimana cara perawatan organ
reproduksi serta bagaimana penangganan jika mengalami keputihan, serta
dapat menanamkan kebiasan berperilaku hidup sehat dalam menjaga
kesehatan reproduksi sehingga dapat terbebas dari penyakit.
1.4.3 Bagi Pondok Pesantren
Sebagai referensi di kepustakaan pondok pesantren dalam bidang
kesehatan terutama bagi santriwati mengenai kesehatan reproduksi.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian berikutnya dan
dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu keperawatan tentang perilaku
vulva hygiene (perawatan organ reproduksi), khususnya untuk mencegah
terjadinya keputihan. Serta sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan
jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM
untuk menilai efektifitas dari sistem pembelajaran.
1.5 Keaslian Penelitian
Sari (2013) pernah melakukan penelitian dengan judul Tingkat
Kecemasan Remaja Putri Kelas X dalam Menghadapi Keputihan di SMAN
9
responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 80,5% dan 9
responden (12,5%) mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi
keputihan.
Qomariyah, dkk (2011) telah melakukan penelitian dengan judul
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kebersihan Genitalia Dengan
Kejadian Fluor Albus (Keputihan) Pada Remaja Putri, didapatkan hasil
penelitian bahwa dari 36 responden, didapatkan hasil uji statistic non
parametrik, korelasi spearmans rho tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 didapatkan
hasil r = 0,000 artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan
genetalia dengan kejadian fluor albus (keputihan) pada remaja putri. Sedangkan
nilai korelasi r=0,752 artinya ada derajat hubungan yang kuat antara
pengetahuan tentang kebersihan genetalia dengan kejadian keputihan (fluor
albus) pada remaja putri.
Solikhah, dkk (2010) dalam penelitiannya menjelaskan tentang
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Perilaku
Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Diri Di Desa Bandung Kecamatan
Kebumen Kabupaten Kebumen, dari hasil penelitian ini menunjukan
koefisien korelasi antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan
perilaku menjaga diri terhadap keputihan sebesar 0,697. Angka koefisien
korelasi adalah 0,697 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,000 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel sangat
signifikan, artinya hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan
perilaku menjaga diri terhadap keputihan sangat cukup. Koefisien korelasi
10
remaja putri dengan tingkat pengetahuan tentang keputihan yang baik akan
memiliki perilaku yang baik juga dalam menjaga diri terhadap keputihan.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Santoso, dkk (2011) dengan judul
Hubungan antara pengetahuan dan keterampilan vulva hygiene dengan kejadian
keputihan pada ibu rumah tangga (studi di desa Sawahjono Warungasem
Batang), dari hasil penelitian dijelaskan bahwa prosentase kejadian keputihan
tertinggi dialami pada ibu rumah tangga yang berpengetahuan kurang, yaitu
sebesar 94,4%. Dari uji korelasi didapatkan nilai x2= 37,002 dengan nilai p=
0,000. Presentasi tertinggi dialami pada ibu rumah tangga dengan ketrampilan
kurang yaitu sebanyak 100%. Dari uji korelasi didapatkan nilai x2= 37,004 dan
nilai r=0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan vulva hygiene dengan kejadian keputihan.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Donatilla (2011) Hubungan
Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna
Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri 4 Semarang, dengan
hasil ada hubungan antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna
dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r < 0,05).
Sedangkan tidak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia
eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r =
1,00). Dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga
kebersihan genitalia eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r = 1,00).
Analisis multivariat tidak dilakukan karena hubungan bermakna hanya
11
Penelitian lain yang membahas mengenai keputihan dilakukan oleh
Madyaning (2013) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang
Kebersihan Genitalia Terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja
Putri Di Smpn 1 Dau Malang, dengan hasil uji korelasi didapatkan nilai p < 0,05,
sehingga dari penelitian ini terdapat pengaruh positif penyuluhan kesehatan
tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada
remaja putri di SMPN 1 Dau Malang.
Fitriasari (2013), telah melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Pemakaian Intra Uterine Device Dengan Kejadian Leukorea Di Polindes Annisa
Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian
didapatkan hubungan antara pemakaian Intra Uterine Device (IUD) dengan
kejadian leukorea dibuktikan dengan t hitung > t tabel (5,792 > 3,84).
Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan dan perilaku vulva
hygiene (perawatan organ reproduksi) sebagai variabel independen dan
kejadian keputihan sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian
disini adalah pada bulan Februari 2014 di Pondok pesantren Nurul Ulum
Malang. Subjek yang dipilih peneliti adalah santriwati, dimana telah dijelaskan
dalam latar belakang bahwa kemungkinan besar kejadian keputihan pada
santriwati disebakan oleh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene yang